konsul 1-03052013

6
JUDUL : Pengaruh Persepsi Lama Pengobatan TBC pada Kasus Drop Out Pasien TBC di Malang Kisi – kisi Latar Belakang 1. Definisi TBC - Kuman menginfeksi sepertiga penduduk dunia. - masih menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia, terutama di negara berkembang. - Laporan WHO tahun 2009 prevalensi TB dunia 2. Masalah TB di Indonesia peringkat ke-3 dunia bertahun tahun - tahun 2009 Indonesia turun ke peringkat 5 - diperkirakan insiden kasus baru 228 per 100.000 penduduk - Total prevalensi TB di Indonesia tahun 2009 : jumlah kasus TB kambuh, jumlah pengobatan ulang diluar kasus kambuh. 3. Peningkatan jumlah penderita tuberkulosis di Malang. - Pada tahun 2007 : meningkat sekitar 29% dibanding tahun 2006. - Pada tahun 2011, jumlah penderita mencapai 8.521 orang, meningkat dari tahun 2010. - penderita TB Paru BTA positif pada tahun 2011, menurun dari tahun 2010 (Dinkes Malang, 2012).

Upload: yayank-ambalat

Post on 30-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bvb

TRANSCRIPT

Page 1: konsul 1-03052013

JUDUL : Pengaruh Persepsi Lama Pengobatan TBC pada Kasus Drop Out

Pasien TBC di Malang

Kisi – kisi Latar Belakang

1. Definisi TBC

- Kuman menginfeksi sepertiga penduduk dunia.

- masih menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia, terutama di

negara berkembang.

- Laporan WHO tahun 2009 prevalensi TB dunia

2. Masalah TB di Indonesia peringkat ke-3 dunia bertahun tahun

- tahun 2009 Indonesia turun ke peringkat 5

- diperkirakan insiden kasus baru 228 per 100.000 penduduk

- Total prevalensi TB di Indonesia tahun 2009 : jumlah kasus TB kambuh,

jumlah pengobatan ulang diluar kasus kambuh.

3. Peningkatan jumlah penderita tuberkulosis di Malang.

- Pada tahun 2007 : meningkat sekitar 29% dibanding tahun 2006.

- Pada tahun 2011, jumlah penderita mencapai 8.521 orang, meningkat

dari tahun 2010.

- penderita TB Paru BTA positif pada tahun 2011, menurun dari tahun

2010 (Dinkes Malang, 2012).

4. Masih terdapat penderita TB paru yang gagal menjalani pengobatan secara

lengkap dan teratur.

- Disebabkan oleh banyak faktor, yang paling banyak adalah

ketidakpatuhan penderita dalam menjalani.

- Kepatuhan minum OAT dengan waktu dan dosis yang tepat

- Pengobatan efektif bila pasien mematuhi penggunaan obat.

- pengobatan memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin yaitu 6 – 8

bulan.

Page 2: konsul 1-03052013

- Ketidakpatuhan minum obat menyebabkan angka kesembuhan rendah,

angka kematian tinggi dan kekambuhan meningkat, yang lebih fatal

adalah terjadinya resisten kuman terhadap beberapa OAT.

5. Hal – hal yang mempengaruhi terhadap ketidakpatuhan klien TB dalam

menjalani pengobatan.

- Lama sakit

- efek samping obat,

- riwayat klien yang mengalami drop out karena pendidikan dan

pengetahuan yang kurang.

- malas karena minum obat yang lama.

6. penelitian Herny,dkk menyebutkan bahwa ada beberapa dampak yang

merugikan selama pasien TBC menjalani pengobatan yaitu dampak fisik,

psikologis, sosial, dan finansial.

- Dampak psikologis : kejenuhan, kebosanan, kecemasan, kesedihan

terhadap masalah kesehatan yang dialami.

- jenuh karena minum obat setiap hari, malas minum obat, malas ke

puskesmas, jenuh menunggu lama.

- kondisi ini beresiko terhadap ketaatan klien dalam menjalani pengobatan.

Berdasarkan pemaparan data empiris di atas, peneliti tertarik untuk

mengidentifikasi lebih dalam apakah persepsi pasien TBC terhadap lama

pengobatan dapat mempengaruhi kasus putus obat pasien tersebut atau malah

membuat pasien berupaya untuk mencapai kesembuhan dengan patuh menjalani

pengobatan meskipun dengan waktu pengobatan yang lama.

Page 3: konsul 1-03052013

LATAR BELAKANG

Penyakit Tuberculosis merupakan penyakit yang disebabkan kuman

Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini diperkirakan telah menginfeksi sepertiga

penduduk dunia. Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan

di seluruh belahan dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.

Laporan WHO tahun 2009 menunjukkan prevalensi TB dunia mencapai 9,4 juta

orang dengan proporsi 85% di kawasan Asia dan Afrika. 55% dari prevalensi

ditemukan di Asia (35% ada di India dan Cina) dan 30% di Afrika.

Masalah TB di Indonesia berada pada peringkat ke-3 di dunia selama

bertahun tahun dan pada tahun 2009 dari laporan WHO global TB control 2010,

Indonesia turun ke peringkat 5 dengan jumlah penderita TB sebesar 429 ribu

orang dengan jumlah prevalensi tahunan dari semua kasus TB 224 per

100.000 dan diperkirakan insiden kasus baru 228 per 100.000 penduduk. Total

prevalensi TB di Indonesia tahun 2009 ditemukan sebanyak 294.371 kasus,

dengan kasus TB kambuh Berjumlah 3.709 dan pengobatan ulang diluar kasus

kambuh berjumlah 1.978 penderita.

Di Malang penderita tuberkulosis meningkat. Pada tahun 2007 jumlah

kasus tuberkulosis meningkat sekitar 29 persen dibanding tahun 2006, dari

jumlah penderita tuberkulosis 1.090 kasus menjadi 1.418 kasus pada tahun 2007

(anonymous, 2008 dalam Kumboyono). Pada tahun 2011, jumlah penderita TB

Paru klinis di Kota Malang mencapai 8.521 orang, meningkat dari tahun 2010

yang mencapai 1.670 orang. Demikian juga dengan penderita TB Paru BTA positif

pada tahun 2011 berjumlah 614 orang, menurun dari tahun 2010 yang

berjumlah 695 (Dinkes Malang, 2012).

Kondisi di lapangan masih terdapat penderita TB paru yang gagal menjalani

pengobatan secara lengkap dan teratur. Keadaan ini disebabkan oleh banyak factor,

tetapi yang paling banyak memainkan perannya adalah ketidakpatuhan penderita

dalam menjalani pengobatan (Sukana, et al, 2003 dalam Gendis). Kepatuhan minum

OAT adalah mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter pada waktu dan

dosis yang tepat. Pengobatan hanya akan efektif bila pasien mematuhi aturan dalam

Page 4: konsul 1-03052013

penggunaan obat (Laban, 2008, hal.8 dalam Gendis). Selain itu, masalah

pengobatan penyakit TB paru memerlukan jangka waktu yang lama dan rutin yaitu 6

– 8 bulan. Ketidakpatuhan penderita TB dalam minum obat menyebabkan angka

kesembuhan penderita rendah, angka kematian tinggi dan kekambuhan meningkat

serta yang lebih fatal adalah terjadinya resisten kuman terhadap beberapa OAT atau

multi drug resistence sehingga penyakit TB paru sangat sulit disembuhkan. (Depkes

RI, 2007).

Lama sakit, dan efek samping obat, riwayat klien yang mengalami drop

out karena pendidikan dan pengetahuan yang kurang, serta malas karena

minum obat yang lama. berpengaruh positif yang signifikan terhadap

ketidakpatuhan klien TB dalam menjalani pengobatan.

Dalam penelitian Herny,dkk menyebutkan bahwa ada beberapa dampak

yang merugikan selama pasien TBC menjalani pengobatan yaitu dampak fisik,

psikologis, sosial, dan finansial. Dampak secara psikologis merugikan yang

dirasakan selama menjalani pengobatan adalah kejenuhan, kebosanan,

kecemasan, kesedihan terhadap masalah kesehatan yang dialami. Partisipan

merasakan jenuh karena minum obat setiap hari, malas minum obat, malas ke

puskesmas, jenuh menunggu lama. Pada kenyataannya, kondisi ini beresiko

terhadap ketaatan klien dalam menjalani pengobatan.

Berdasarkan pemaparan data empiris di atas, peneliti tertarik untuk

mengidentifikasi lebih dalam apakah persepsi pasien TBC terhadap lama

pengobatan dapat mempengaruhi kasus putus obat pasien tersebut atau malah

membuat pasien berupaya untuk mencapai kesembuhan dengan patuh menjalani

pengobatan meskipun dengan waktu pengobatan yang lama.