konsep bermain untuk tumbang anak

16
Konsep Bermain Untuk Tumbang anak 2.1. DEFINISI BERMAIN Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara . (Wong, 2000). Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya . (Miller dan Keong, 1983). Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh kesenangan. (Foster, 1989). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.” 2.2. FUNGSI BERMAIN PADA ANAK Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain

Upload: suba

Post on 25-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

vfdhggf

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

Konsep Bermain Untuk Tumbang anak

2.1. DEFINISI BERMAINBermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan

bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain , anak akan berkata-

kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan

mengenal waktu, jarak, serta suara .  (Wong, 2000).

Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dalam dirinya

yang tidak disadarinya .  (Miller dan Keong, 1983).

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan memperoleh

kesenangan.  (Foster, 1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah:

     “Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain

sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak, belajar

berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal

dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

2.2.  FUNGSI BERMAIN PADA ANAK

            Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan

merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak seperti

halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang

perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan

kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Soetjiningsih, 1995).

Sebelum memberikan berbagai jenis permainan pada anak, maka orang tua seharusnya

mengetahui maksud dan tujuan permainan pada anak yang akan diberikan, agar diketahui

perkembangan anak lebih lanjut,mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh

kembang yang membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa kritis,optimal

dan sensitif.

Page 2: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

            Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak

diantaranya :

1.      Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan

pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam

sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual melalui

rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat.Hal tersebut dapat

dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di

kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu

yang baru dilihatnya.Demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang

melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih cepat berkembang

dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2.      Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada

saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak,

mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan

khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat

benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan

meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.

3.      Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia bayi

anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang

dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah

mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main

berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang

ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman

sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.

Page 3: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

4.      Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar

menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan

digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,

seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5.      Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh dan

merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling

berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6.      Mempunyai Nilai Terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan

ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

7.      Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat

dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika

berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan

yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

2.3. KECENDERUNGAN UMUM SELAMA ANAK-ANAK

            Dalam bermain kita mengenal beberapa sifat bermain pada anak, diantaranya bersifat

aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang berbeda,

dikatakan bermain aktif  jika anak berperan secara aktif dalam permainan, selalu memberikan

rangsangan dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain tersebut adalah pasif, maka anak

akan memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan orang lingkungan yang

memberikan respons secara aktif. Melihat hal tersebut kita dapat mengenal macam-macam dari

permainan diantaranya:

Page 4: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

Berdasarkan isinya :

a.      Bermain Afektif Sosial

Bermain ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhungan dengan orang lain

hal ini dapat dilakukan seperti orang tua memeluk adanya sambil berbicara, bersandung

kemudian anak memberikan respons seperti tersenyum tertawa, bergembira, dan lain-lain. Sifat

dari bermain ini adalah orang lain yang berperan aktif dan anak hanya berespons terhadap

simulasi sehingga akan memberikan kesenangan dan kepuasan bagi anak.

b.      Bermain Bersenang-senang

Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga

anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain ini adalah

tergantung dari stimulasi yang diberikan pada anak, mengingat sifat dari bermain ini hanya

memberikan kesenangan pada anak tapa memperdulikan kehadiran orang lain, seperti bermain

boneka-bonekaan, binatang-binatangan,  dan lain-lain.

c.       Bermain Keterampilan

Bermain ini menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan keterampilan anak yang

diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil dalam sebagai hal. Sifat permainan ini adalah

sifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti

bermain dalam bongkar pasang gambar, disni anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam

meletakkan gambar yang telahdi bongkar, kemudian bermain latihan memakai baju dan lain-lain.

d.      Bermain Dramtik

Macam bermain ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpura-pura dalam

berpeilaku seperti anak memperankan sebagai orang dewasa, seorang ibu dan guru dalam

kehidupan sehari-hari. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan

sesuatu. Permainan dramatic ini dapat dilakukan apabila anak sudah mampu berkomunikasi dan

mengenal kehidupan social.

Page 5: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

e.       Bermain Menyelidiki

Macam bermain ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam

menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan seperti mengocok untuk mengetahui

isinya dan permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari

orang lain agar selalu bertambah dalam kemampuan kecerdasan anak.

f.       Bermain Konstruksi

Bermain ini bertujuan untuk menyusun sesuatu pbjek permainan agar menjadi sebuah

konstruksi yang benar seperti permainan menyusun balok. Sifat dari permainan ini adalah aktif di

mana anak selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permaianan dan akan dapat

membangun kecerdasan pada anak.

Berdasarkan jenis permainan :

a.      Permainan

Permainan ini dapat dilakukan secara sendiri atau bersama temannya dengan

menggunakan beberapa peraturan permainan seperti permainan ular tangga. Sifatnya adalah

aktif, anak akan memberikan respons kepada temannya sesuai dengan jenis permaianan dan akan

berfungsi memberikan kesenangan yang dapat mengembangkan perkembangan emosi pada anak.

b.      Permainan yang hanya memperhatikan saja (unoccupied behaviour)

Pada saat tertentu, anak sering terlibat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-jinjit,

bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada di sekelilingnya. Anak

melamun, sibuk dengan bajunya atau benda lain. Jadi sebenarnya anak tidak memainkan alat

permainan tertentu dan situasi atau objek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat

permainan. Anak memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik perhatiannya. Peran

ini berbeda dibandingkan dengan onlooker, dimana anak aktif mengamati aktivitas anak lain.

Page 6: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

Berdasarkan karakteristik sosial :

a.      Solitary Play

Di mulai dari bayi bayi (toddler) dan merupakan jenis permainan sendiri atau independent

walaupun ada orang lain di sekitarnya. Hal ini karena keterbatasan sosial, ketrampilan fisik dan

kognitif. Sifatnya adalah aktif akan tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang, karena dilakukan

sendiri dalam perkembangan mental pada anak, kemudian dapat membantu untuk menciptakan

kemandirian pada anak.

b.       Pararel Play

Bermain secara sendiri tetapi di tengah-tengah anak lain yang sedang bermain akan tetapi tidak

ikut dalam kegiatan orang lain. Sifat dari bermain ini adalah anak aktif secara sendiri tetapi

masih masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan

tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.

c.       Associative Play

Permainan kelompok dengan tanpa tujuan kelompok. Yang mulai dari usia toddler dan

dilanjutkan sampai usia prasekolah dan merupakan permainan dimana anak dalam kelompok

dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisir secara formal.

d.      Cooperative Play

Suatu permainan yang terorganisir dalam kelompok, ada tujuan kelompok dan ada memimpin

yang di mulai dari usia prasekolah. Permainan ini dilakukan pada usia sekolah dan remaja.

e.       Onlooker Play

 Anak melihat atau mengobservasi permainan orang lain tetapi tidak ikut bermain, walaupun

anak dapat menanyakan permainan itu dan biasanya dimulai pada usia toddler.

f.       Therapeutic Play

Page 7: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan fisik dan

psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat membantu mengurangi stres, memberikan instruksi

dan perbaikan kemampuan fisiologis (Vessey & Mohan, 1990 dikutip oleh Supartini, 2004).

Permainan dengan menggunakan alat-alat medik dapat menurunkan kecemasan dan untuk

pengajaran perawatan diri pada anak-anak. Pengajaran dengan melalui permainan dan harus

diawasi seperti: menggunakan boneka sebagai alat peraga untuk melakukan kegiatan bermain

seperti memperagakan dan melakukan gambar-gambar seperti pasang gips, injeksi, memasang

infus dan sebagainya.

2.4. PEDOMAN UNTUK KEAMANAN BERMAIN

Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka

diperlukan hal-hal seperti:

a.      Ekstra energi

Untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil kemungkinan untuk

melakukan permainan.

b.      Waktu

Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang diberikan

dapat optimal.

c.       Alat permainan

 Untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan anak

serta memiliki unsur edukatif bagi anak.

d.      Ruang untuk bermain

Bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.

e.       Pengetahuan cara bermain

Dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih

berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.

f.       Teman bermain

Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan membantu anak dalam

menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan

orangtua dan anak menjadi lebih akrab.

Page 8: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

Ada juga yang disebut dengan Alat Permainan Edukatif (APE). APE Merupakan alat

permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal dan perkembangan

anak,dimana melalui alat permainan ini anak akan selalu dapat mengembangkan kemampuan

fisiknya,bahasa,kemampuan kognitifnya,dan adaptasi sosialnya.Dalam mencapai fungsi

perkembangan secara optimal,maka alat permainan ini harus aman,ukurannya sesuai dengan usia

anak,modelnya jelas,menarik,sederhana,dan tidak mudah rusak.

            Dalam penggunaan alat permainan edukatif ini banyak dijumpai pada masyarakat kurang

memahami jenis permainan karena banyak orang tua membeli permainan tanpa memperdulikan

jenis kegunaan yang mampu mengembangkan aspek tersebut,sehingga terkadang harganya

mahal,tidak sesuai dengan umur anak dan tipe permainannya sama.

            Untuk mengetahui alat permainan edukatif,ada beberapa contoh jenis permainan yang

dapat mengembangkan secara edukatif seperti : permainan sepeda roda tiga atau dua,bola,mainan

yang ditarik dan didorong jenis ini mempunyai pendidikan dalam pertumbuhan fisik atau

motorik kasar,kemudian alat permainan gunting,pensil,bola,balok,lilin jenis alat ini dapat

digunakan dalam mengembangkan motorik halus, alat permainan buku bergambar, buku cerita,

puzzle, boneka , pensil warna, radio dan lain-lain, ini dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan kognitif atau kecerdasan anak, alat permainan seperti buku gambar, buku cerita,

majalah, radio, tape dan televise tersebut dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan

bahasa, alat permainan seperti gelas plastic, sendok, baju, sepatu, kaos kaki semuanya dapat

digunakan dalam mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri dan alat permainan seperti

kotak, bola dan tali, dapat digunakan secara bersama dapat dilakukan untuk mengembangkan

tingkah laku social.

            Selain menggunakan alat permainan secara edukatif, harus ada peran orang tua atau

pembimbing dalam bermain yang memiliki kemampuan tentang jenis alat permainan dan

kegunaannya, sabar dalam bermain, tidak memaksakan, mampu mengkaji kebutuhan bermain

seperti kapan harus berhenti dan kapan harus dimulai, memberikan kesempatan untuk mandiri.

2.5. KARAKTERISTIK BERMAIN (USIA BAYI-PRASEKOLAH)

            Dalam bermain pada anak tidaklah sama dalam setiap usia tumbuh kembang melainkan

berbeda, hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas-

tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memperhatikan tugas

Page 9: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

masing-masing umur tumbuh kembang. Adapun karakteristik dalam setiap tahap usia tumbuh

kembang anak:

a.      Usia 0-1 tahun

Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya reflex, melatih kerja

sama antara mata dan tangan, mata dan telinga dalam berkoordinasi,  melatih mencari objek yang

ada tetapi tidak kelihatan, melatih mengenal asal suara, kepekaan perabaan,  keterampilan

dengan gerakan yang berulang, sehingga fungsi bermain pada usia ini sudah dapat memperbaiki

pertumbuhan dan perkembangan.

Jenis permainan ini permainan yang dianjurkan pada usia ini antara lain: benda

(permainan) aman yang dapat dimasukkan kedalam mulut, gambar bentuk muka, boneka orang 

dan binatang, alat permaianan yang dapat digoyang dan menimbulkan suara, alat permaian 

berupa selimut, boneka, dan lai-lain.

b.      Usia 1-2 tahun

Jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini pada dasarya bertujuan untuk

melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, melatih

anak melakukan kegiatan sehari-hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu

membedakannya. Jenis permainan ini seperti semua alat permainan yang dapat didorong dan di

tarik, berupa alat rumah tangga, balok-balok, buku bergambar, kertas, pensil berwarna, dan lain-

lain.

c.       Usia 3-6 tahun

Pada usia 3-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitasnya dan

sosialisasi sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan

menyamakan dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan,

menumbuhkan sportifitas, mengembangkan koordinasi motorik, menegembangkan dan

mengontrol emosi, motorik kasar dan halus, memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu

pengetahuan dan memperkenalkan suasana kompetensi serta gotong royong. Sehingga jenis

permainan yang dapat dighunakamn pada anak usia ini seperti benda-benda sekitar rumah, buku

gambar, majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk belajar melipat, gunting, dan air.

Page 10: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

2.6. TERAPI BERMAIN PADA ANAK YANG DIHOSPITALISASI

Setiap anak meskipun sedang dalam perawatan tetap membutuhkan aktivitas bermain.

Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas perkembangan

secara normal dan membangun koping terhadap stres, ketakutan, kecemasan, frustasi dan marah

terhadap penyakit dari hospitalisasi (Mott, 1999).

Bermain juga menyediakan kebebasan untuk mengekspresikan emosi dan memberikan

perlindungan anak terhadap stres, sebab bermain membantu anak menanggulangi pengalaman

yang tidak menyenangkan, pengobatan dan prosedur invasif. Dengan demikian diharapkan

respon anak terhadap hospitalisasi berupa perilaku agresif, regresi dapat berkurang sehingga

anak lebih kooperatif dalam menjalani perawatan di rumah sakit.

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain dilaksanakan di suatu rumah

sakit, antara lain:

a). Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

b). Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

c). Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

d). Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh

e). Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur

medis

f). Memberi peralihan dan relaksasi

g). Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing

h). Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan perasaan,

i). Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif terhadap orang

lain

 j). Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

 k). Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong ,1996).

PRINSIP BERMAIN DI RS :

1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.

Page 11: Konsep Bermain Untuk Tumbang Anak

3. Kelompok umur yg sama.

4. Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan

5. Semua alat permaianan dpt dicuci

6. Melibatkan ortu.

DAFTAR PUSTAKA

-          Perry, A,G & Potter, P.A. 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC.

-          Perry,A,G.& Potter,P.A. 1999.Fundamental Keperawatan,buku kedokteran.Jakarta:EGC

-          Alimul Hidayat, A.Aziz.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.Jakarta:salemba medika.

-          Soetjiningsih (1998), Tumbuh Kembang Anak,EGC,Jakarta.

-          Soetjiningsih.2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:Idai

-          Wong,D.L (1995), Nursing Care of Instants and Children,St. Louis Mosby.