komik dalam perkembangannya dan peranannya di dalam upaya peningkatan minat baca remaja pubertas

33
KOMIK DALAM PERKEMBANGANNYA DAN PERANANNYA DI DALAM PENINGKATAN MINAT BACA REMAJA PUBERTAS Oleh Dian Kristyanto Abstrak Membaca merupakan suatu budaya masyarakat yang mulai terpinggirkan dengan adanya perkembangan teknologi informasi. Masyarakat cenderung memilih sesuatu yang praktis sebagai media mencari informasi. Membaca juga merupakan sebuah aktifitas untuk mengisi waktu luang, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan remaja pubertas (remaja usia dini) yang menjadikan aktifitas membaca sebagai kegiatan mengisi waktu luang dan menjadi trend. Bahan bacaan yang dipilih juga memiliki sisi kepopuleran yang saat ini sedang merebah dikalangan masyarakat remaja, yaitu buku popular yang memiliki bobot ringan serta imajinatif seperti novel dan komik. Akan tetapi aktifitas yang dilakukan oleh remaja tersebut tidak mempengaruhi rendahnya minat baca di kalangan masyarakat Indonesia. Sehingga menimbulkan keironian yang memunculkan sebuah pertanyaan apakah trend membaca komik di kalangan remaja memberikan dampak positif bagi minat baca remaja ataukah hanya sekedar trend yang sewaktu-waktu bisa hilang karena pergantian trend yang lain. Keyword : minat baca, komik, pubertas, remaja novel. PENDAHULUAN

Upload: di-tiano

Post on 03-Aug-2015

391 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

KOMIK DALAM PERKEMBANGANNYA DAN PERANANNYA DI DALAM

PENINGKATAN MINAT BACA REMAJA PUBERTAS

Oleh Dian Kristyanto

Abstrak

Membaca merupakan suatu budaya masyarakat yang mulai terpinggirkan dengan

adanya perkembangan teknologi informasi. Masyarakat cenderung memilih sesuatu

yang praktis sebagai media mencari informasi. Membaca juga merupakan sebuah

aktifitas untuk mengisi waktu luang, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan remaja pubertas

(remaja usia dini) yang menjadikan aktifitas membaca sebagai kegiatan mengisi waktu

luang dan menjadi trend. Bahan bacaan yang dipilih juga memiliki sisi kepopuleran

yang saat ini sedang merebah dikalangan masyarakat remaja, yaitu buku popular yang

memiliki bobot ringan serta imajinatif seperti novel dan komik. Akan tetapi aktifitas yang

dilakukan oleh remaja tersebut tidak mempengaruhi rendahnya minat baca di kalangan

masyarakat Indonesia. Sehingga menimbulkan keironian yang memunculkan sebuah

pertanyaan apakah trend membaca komik di kalangan remaja memberikan dampak

positif bagi minat baca remaja ataukah hanya sekedar trend yang sewaktu-waktu bisa

hilang karena pergantian trend yang lain.

Keyword : minat baca, komik, pubertas, remaja novel.

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Membaca merupakan suatu budaya masyarakat yang mulai tergusur dengan

adanya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi. Masyarakat

cenderung memilih cara yang praktis dalam mencari dan memilih informasi.

Kecenderungan membaca masyarakat dewasa ini terbukti dengan lebih

konsumtifnya masyarakat terhadap penggunaan Handphone dan laptop dari pada

menggunakan buku sebagai media membaca dan memuaskan dahaga pikiran akan

pengetahuan. Selain handphone, pada saat sekarang ini masyarakat juga disajikan

Page 2: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

media baru dari teknologi informasi, media tersebut tidak lain adalah internet yang

dapat memberikan informasi secara cepat dan instan kepada masyarakat. Internet

sudah menjadi media primer di masyarakat, penggunaannya juga beragam dan

pengguna internet juga dari semua tingakatan masyarakat.

Dengan semakin banyaknya penggunaan media yang dihasilkan dari teknologi

informasi, membuat kondisi baca masyarakat juga berubah. Minat baca masyarakat

terbilang masih rendah, hal ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) pada 2006, yang menyebutkan bahwa masyarakat lebih suka

memilih menonton TV (85,9%), mendengarkan radio (40,3%) sedangkan membaca

koran (23,5%). (www.bps.go.id). Dari data yang ada dapat diambil pengertian bahwa

masyarakat kita cenderung memilih membudayakan mendengar dan melihat media

daripada harus membaca.

Dampak dari penggunaan internet juga sudah merambah kalangan remaja usia

dini (pubertas), dimana setiap aktifitas yang dikerjakan cenderung dihabiskan dengan

penggunaan internet dan handphone sebagai media komunikasi. Untuk keperluan

membaca buku, remaja usia pubertas juga memiliki pilihan sendiri dalam mengakses

dan menggunakan buku sesuai dengan ketertarikannya. Hal inilah yang membuat

remaja Indonesia memiliki tingkat ketertarikan akan membaca menjadi rendah

dibandingkan dengan remaja dari negara lain. International Association for

Evaluation of Educational (IEA) tahun 1992, dalam risetnya tentang kemampuan

membaca pada anak sekolah dasar kelas IV di 30 negara di dunia. Riset tersebut

menghasilkan putusan bahwa Indonesia menempati urutan ke -29. Dari data tersebut

dapat mewakilkan sebuah kesimpulan bahwa minat membaca masyarakat kita,

khususnya di kalangan remaja usia dini masih sangat rendah dibandingkan dengan

negara lainnya. Pernyataan diatas diperkuat dengan yang dikemukakan Mudjito

(1993) dalam Sugihartati (2010 : 5) yang menyatakan bahwa saat ini sebagian besar

anak Indonesia baru sampai pada taraf gemar mendengarkan dan menonton. Minat

baca anak Indonesia tergolong masih rendah di dunia. Diperkirakan hanya sekitar

10% anak Indonesia tergolong kelompok gemar membaca. Sementara lainnya

sekitar 90% masih enggan dan belum memiliki budaya gemar membaca, hal tersebut

Page 3: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

dikarenakan factor lingkungan yang tidak mendukung atau karena kesulitan

mengakses buku-buku yang dapat mereka baca.

Selain lebih konsumtif dalam pemakaian teknologi informasi, remaja pubertas

juga lebih suka dalam membaca buku yang memiliki bobot informasi yang ringan dan

rekreatif. Buku-buku fiksi lebih sering dibaca daripada buku jenis non-fiksi. Buku fiksi

lebih sering di konsumsi oleh remaja pubertas karena memiliki tingkat isi informasi

yang ringan dan juga dapat mewakili daya imajinasi remaja pubertas terhadap

dunianya. Kecenderungan remaja lebih memilih untuk membaca buku dengan bobot

bacaan yang ringan karena lebih inovatif dan popular. Selain itu juga factor semakin

banyaknya berbagai toko buku dengan skala besar yang menjual buku-buku bacaan,

komik maupun novel dengan dikemas secara menarik sehingga membuat

masyarakat khususnya remaja menjadi lebih aktif dalam mengikuti trend membaca

buku fiksi. Meskipun masih dalam tataran minat membacanya masih rendah di

kalangan remaja, akan tetapi dari hasil observasi diketahui cukup banyak diantara

mereka ternyata merupakan remaja penggemar bacaan, setiap bulannya

menyisihkan cukup banyak dana untuk membeli buku, novel ataupun komik dan

memiliki koleksi dengan jumlah mencapai ratusan bahkan ribuan buku (Surya, 8 Juni

2008).

Dunia perbukuan Indonesia memang sangat berkembang pesat. Jumlah buku

yang diterbitkan semakin bertambah, hal ini terlihat dari beberapa toko buku besar

seperti gramedia, dan gunung agung mampu menerbitkan 12.000 judul buku baru

dalam setahun. Dengan rata-rata cetak untuk satu judulnya 3000 eksemplar maka

setidaknya para penerbit Indonesia mampu menghasilkan 36.000.000 eksemplar

buku dalam setahun. Namun disatu sisi pertumbuhan daya cetak koleksi buku yang

dihasilkan penerbit tidak diimbangi dengan peningkatan minat baca masyarakat. Dari

hasil temuan UNDP tentang minat baca masyarakat Indonesia menjelaskan bahwa

posisi Indonesia soal minat baca berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain,

Malta dan Suriname. Sementara untuk kawasan asia tenggara Indonesia hanya

unggul dari Kamboja dan Laos yang masing-masing berada di urutan ke 100. Dari

data yang terhimpun, sangat jelas sekali bahwa masyarakat kita ini tergolong

masyarakat yang kurang peduli dengan keberadaan buku, padahal sering terdengar

Page 4: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

bahwa Indonesia adalah Negara yang besar, namun untuk urusan membaca

Indonesia merupakan Negara yang kecil.

Seperti yang sudah dijelaskan di paragraph sebelumnya, buku yang sering lebih

diminati oleh kalangan remaja adalah komik. Komik merupakan bacaan bergambar

yang lebih cenderung rekreatif akan tetapi mengandung berbagai muatan pesan

yang memiliki daya tarik bagi kalangan anak-anak remaja usia dini. Pengguna komik

dikalangan remaja sekolah sudah mencapai 90% (Meier, 1978 dalam Franz dan

Meier, 1986:67). Itu berarti dapat dikatakan bahwa tingkat membaca remaja sudah

mulai ada, akan tetapi efek sampingnya adalah informasi yang mereka dapatkan

hanyalah informasi yang bersifat rekreatif saja tanpa diimbangi dengan membaca

buku lainnya yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan sebagainya.

1.2Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan dan akan dibahas dalam artikel ini adalah

:

a. Bagaimana perkembangan komik di era teknologi informasi seperti sekarang

ini.

b. Bagaimana peranan dan pengaruh komik terhadap kebiasaan baca remaja

pubertas.

1.3Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari pembuatan artikel ini antara lain adalah :

a. Mengetahui perkembangan komik dari masa ke masa sampai pada era

teknologi informasi seperti saat ini.

b. Mengetahui seberapa besar peran dan pengaruh komik terhadap minat baca

remaja usia pubertas.

Sementara manfaat dari pembuatan artikel ini mengetahui manfaat komik dalam

meningkatkan budaya baca remaja pubertas, serta sebagai media baca dan

pembelajaran baru yang lebih efektif dan komunikatif.

Page 5: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

PEMBAHASAN

1. Komik Dalam Perkembangnya

Komik adalah buku atau majalah yang memuat comic strip, sementara comic

strip itu sendiri di definisikan sebagai deretan gambar di surat kabar, majalah dll.,

yang berkaitan dengan cerita lucu atau suatu petualangan (Collins English

Dictionary and Thesaurus, 1992-1993) dalam (Tandjoeng, 2006). Sementara itu

menurut Scott Mcloud komik didefisinikan dalam beberapa macan yaitu :

a. Gambar-gambar serta lambing-lambang lain yang berdekatan, bersebelahan

(juxtapose) dalam urutan tertentu untuk menyampaikan informasi dan

mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.

b. Tokoh-tokoh pahlawan super berkostum warna cerah melawan penjahat yang

ingin menguasai dunia dengan segala tindakan kekarasan yang sensasional.

c. Kelinci, tikus dan beruang lucu berdansa dengan riang.

d. Sesuatu yang merusak mental remaja Negara kita.

Komik juga diartikan sebagai serangkaian gambar visual yang ditata dalam suatu

sekuens (urutan) digabung dengan teks untuk menyampaikan beberapa ide

lengkap (Sugihartati, 2010 :57). Dari penjelasan diatas dapat ditarik simpulan

bahwa komik adalah suatu gambaran yang dituangkan secara visual atau

bergambar denga teks pendukung yang ditujukan untuk mengkomunikasikan

informasi yang termuat dalam ide cerita dari rangkaian alurnya.

Komik sendiri memiliki sejarah yang sangat panjang dalam perkembangannya.

Berikut ini pembahasan tentang sejarah komik dari masa ke masa, antara lain

sebagai berikut :

a. Zaman pra sejarah

Komik pada zaman pra sejarah di temukan di eropa barat, yaitu di Negara

perancis tepatnya di gua Lascaux. Lukiskan pada dinding-dinding gua

Page 6: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

tersebut dibuat untuk menggambarkan seekor binatang dan menceritakan

perburuan pada masa purba.

b. Pada Zaman bangsa Sumeria

Komik juga ditemukan pada peradaban sumeria dan menjadi sebuah

kebudayaan disana. Keberadaan komik dapat dilihat dari peninggalan bangsa

sumeria yaitu pada menara Ziggurat. Dimana pada dinding-dinding menara

dilukiskan dengan gambar-gambar yang disusun melingkar dari bawa ke atas

sehingga menyerupai tatanan anak tanggal yang berbentuk spiral.

c. Pada zaman Mesir

Komik di zaman mesir dapat ditemukan [ada dinding-dinding bangsa mesir,

dimana gambar-gambar ini disusun secara zig xag dan berceritakan tentang

kehidupan sehari-hari masyarakat mesir. Gambar-gambar tersebut

mengalami perubahan sehingga kemudian dirangkai dalam bentuk tulisan

dari tanah dan akhirnya berubah sebagai huruf Hieroglyph (hafiz).

d. Pada Zaman Yunani dan Romawi

Pada zaman ini komik dapat ditemukan di kota Parthenon Athena, Yunani.

Gambar tersebut dibuat untuk mengabadikan berbagai tokoh di zaman

yunani

e. Pada masa modern

Komik diawal zaman modern muncul setelah mesin cetak ditemukan oleh

Johannes Guttenberg pada abad XVII. Sedangkan yang pada saat itu

mmendapat sebutan sebagai bapak komik adalah Rudolphe Topffer. Karyan

yang beliau ciptakan adalah komik bergambar satiris pada pertengahan tahun

1800. Pada pembuatan komik saat itu juga sudah menggunakan kata-kata

sehingga saling selaras dan mendukung alur cerita dari komik tersebut. Pada

era modern saat itu, komik mulai mengalami perkembangan, banyak Negara

yang mulai membuat komik berdasarkan cirinya masing-masing, sehingga

genre komik pada saat itu mengalami banyak variasi gambar dan cerita.

Berikut ini perkembangan komik modern yang dibuat di Negara-negara

pencipta komik di era modern antara lain :

Page 7: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

Komik Amerika modern

Komik di era amerika modern melaluiu berbagai pembagian zaman

sebagai berikut :

The early year-pre-golden age (1896-1937)

Sejak akhir abad XIX, comic strip telah berkembang di Amerika

dan pertama kali muncul dengan judul “Yellow Kid” yang dibuat

oleh Richard Felton Outcault. Kemudian disusul dengan “Mr.

Jack yang dibuat oleh James Swinnerton. Pada tahun 1897,

Rudolph Dirk membuat “Katzenjammer Kids” yang dimuat pada

Journal American. Memasuki tahun 1930, komik mulai

mengalami perubahan. Komik digambarkan secara realis

dengan tokoh dewasa. Kemudian pada tahun 1934 muncul

komik superhero Amerika yang pertama.

Pada tahun 1935, kemudiann muncul perusahaan penerbit

dengan nama National Allied Publication (DC Comics) yang

kemudian menerbitkan buku komik dengan nama New Fun.

Kemunculan DC Comics kemudian diikuti oleh perusahaan lain,

salah satunya adalah Walt Disney’s Comic and Stories. Pada

tahun 1938 muncul komik dengan judul The Panthom yang

dibuat oleh Lee Falk. Komik ini merupakan tokoh pahlawan

pertama yang memakai kostum khusus.

The golden age (1938-1945)

Pada massa ini industry komik di amerika dimanjakan dengan

munculnya komik superhero Superman pada tahun 1938.

Kemunculan superman juga kemudian diikuti oleh superhero

lainnya yaitu pada tahun 1939 muncul komik Batman yang

dibuat oleh Bob Kane. Pada tahun ini juga mulai muncul

superhero lainnya seperti Blue Beetle, Wonder man dan

Amazing man.

Page 8: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

Pada tahun 1940 jua muncul komik superhero lain seperti The

Shield, G-Man Extraordinary, Captain Marvel, The Flash,

Hawkman, The Spirit, The shadow, The sandman dan The

Spectre. Selain itu juga muncul Robin yang kemudian menjadi

partner Batman. Semua tokoh dalam komik tersebut adalah

dibuat sebagai superhero patriotic. Pada tahun 1941 barulah

muncul superhero yang menjadi symbol patriotic bangsa

Amerika, superhero tersebut adalah Captain America yang

diciptakan oleh Joe Simon dan Jack Kirby.

The post golden era (1945-1950)

Pada masa ini perkembangan komik tidak sehebat masa

sebelumnya. Akan tetapi yang terjadi adalah genre komik

mengalami perubahan. Komik pada masa ini berbau sains

seperti Real Fact dan Treasuse Chest Comics, dimana komik ini

muncuk karena adanya temuai bom atom pada saat itu. Selain

itu terdapat genre lain seperti roman, koboi, horror dan

kriminalitas, akan tetapi perubahan tersebut justru mengalami

masa sulit, akibat dari banyaknya yang menentang isi cerita

komik tersebut yang berisikan unsure sadisme.

The pre-silver Era (1950-1956)

Pada era ini popularitas komik superhero menjadi hilang karena

digeser oleh komik bergenre horror dan petualangan. Pada

masa ini muncul komik Snoopy yang diciptakan oleh Charlie

Brown.

The silver era (1956-1969)

Pada masa ini banyak perusahaan komik yang gulung tikar.

Salah satunya adalah perusahaan komik terkenal Marvel yang

mengakibatkan seluruh asetnya di jual kepada pihak lain. Pada

tahun 1961 terjadi perubahan yang sangat mencolok, dimana

Perusahaan Marvel berhasil membujuk penulis-penulis DC

Comics untuk bergabung di perusahaan Marvel. Kemudian dari

Page 9: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

penulis-penulis tersebutlah muncul kelompok superhero dengan

nama Fantastic Four, disusul dengan Hulk, Thor, Ant Man dan

Spiderman yang semuanya merupakan produksi dari Marvel.

Sampai pada tahun 1964 muncul superhero lainnya yaitu

Daredevil serta X-Men.

The post-silver era (1969-1979)

Pada tahun 1970 marvel memunculkan komik Conan the

Barbarian sebagai pengganti komik superheronya. Pada masa

ini juga komik memiliki fungsi lain, yaitu mendukung kampanye

anti narkoba.

The grim and griffty era (1979-1986)

Pada tahun 1984 muncul komik dengan judul Teenage Mutant

Ninja Turtles yang kemudian dirilis dalam serial televise. Selain

itu juga pada tahun 1986 tokoh Batman dimunculkan dengan

nuansa gelap dan sangat realistis.

The Gimmick era (1986-1992)

Pada tahun 1991 Marvel memunculkan X-Forrce dan X-Men

yang kemudian mendapatkan respon banyak dari masyarakat.

Komik X-Men akhirnya diterbitkan dalam 5 versi.

The image era (1992-1996)

Pada tahun 1992, beberapa komikus Marvel mengundurkan diri

dan membentuk Image Comics. Perusahaan ini menerbitkan

komik pertamanya dengan judul The Spawn. Image Comics

juga melopori penerbitan komik dengan gaya gambar antara

gaya amerika dan gaya manga dalam komik yang

diterbitkannya dan pelopornya adalah Joe Maduirera.

Komik Jepang (Manga)

Page 10: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

Sekitar abad VI-VII menjadi awal sejarah komik di jepang. Para

biarawan Budha membuat lukisan-lukisan yang menggambarkan

berbagai kisah yang menggunakan berbagai symbol untuk menandai

perubahan waktu. Salah satu cerita yang terkenal pada masa itu

adalah “Choujuugiga” yang menggambarkan binatang-binatang yang

bertingkah lau seperti manusia. Pada abad XIII lukisan juga dibuat

pada dinding-dinding kuil. Dimana menggambarkan kisah-kisah yang

bertemakan keagamaan dan fauna. Pada gambar-gambar tersebut

memiliki kemiripan dengan manga modern.. ada juga lukisan yang

menggambarkan adegan-adegan dalam berbagai kisah sastra,

misalnya adegan Genji Monogatari. Kisah Genji akhirnya merupakan

novel pertama di dunia yang ditulis pleh seorang dayang istana yang

bernaman Murasaki Shkibu.

Istilah Manga pertama kali dipopulerkan oleh Katsushika Hokusai,

seorang seniman ukiyo-e (woodblock printing) pada tahun 1814.

Hokusai menggunakan kata “manga” untuk menyebut karya-karyanya

dan mengartikan manga sebagai “gambar asal-asalan”. Kata manga

sendiri berasal dari kata “man” yang berarti “dengan sendirinya” dan

kata “ga” yang berarti “gambar” secara sederhana manga kemudian

diartikan sebagai “komik jepang”. Mangan dibuat dengan banyak

versinya, antara lain ada terdapat dua jenies mangan yang dibuat di

jepang yaitu Shounen manga adalah manga yang dibuat khusus untuk

laki-laki, sementara ceritanya dibuat cukup menarik yaitu berkisar

tentang sesuatu hal yang disukai lelaki seperti olahraga dan

petualangan. Manga yang selanjutnya adalah Shouju Manga adalah

manga yang diterbitkan khusus untuk anak perempuan saja, dibuat

dalam bentuk yang sederhana dan bergenre humor.

Komik Indonesia

Page 11: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

Komik di Indonesia banyak dipengaruhi oleh unsure budha, hindu dan

islam. Hal tersebut dapat ditemukan pada gua Leang-Leng di Sulawesi

selatan yang terdapat gambar babi hutan di dinding-dinding gua.

Selain itu juga terdapat pada candi-candi sekitar abad 18, dimana

banyak ditemukan gambar-gambar kuno yang disertai dengan teks

bahasa arab dan bahasa jawa yang dipakai dalam penyebaran agama

islam. Komik pertama muncul sejalan dengan adanya media massa

berbahasa melayu cina dimasa pendudukan belanda. Saat itu terdapat

cerita bergambar Put On karya Kho wan Gie tahun 1930 di harian Sin

Po. Pada masa pendudukan jepang tahun 1942 muncul komik dengan

cerita legenda Roro Mendut yang dibuat oleh B. Margono. Setelah itu

pada tahun 1948 diharian Kedaulatan Rakyar memuat komik

Pangeran Diponegoro dan Joko Tingkir, serta cerita tentang kisah

kependudukan jepang oleh Abdul salam.

Pada tahun 1960an mulai berkembang komik genre fantasi

petualangan yang kemudian dilanjutkan dengan lahirnya cerita silat

pada tahun 1968. Selain itu juga muncul beberapa genre lain seperti

wayang, fantasi, roman sejarah maupun roman petualangan

(sandhora) dan silat romantic (Mutiara). Pada tahun 1970-1980an

banyak bermunculan komik fantasi yang ada di Indonesia, dimana

komik tersebut dipengaruhi oleh masuknya komik superhero Amerika

terbitan Marvel Comics, DC Comics dll. Selain itu muncul komik

dengan genre fantasi mistis yang pada saat itu terkenal dengan

judulnya Si Buta dari gua hantu.

Komik Indonesia mengalami penurunan di tahun 1990an, dimana

komik-komik dari luar mulai gencar masuk ke Indonesia. Menurut

Noor Cholis dalam (Tandjoeng, 2006), komik Indonesia sebagian

besar hanyalah merupakan khotbah bergambar, penuh petuah dan

pesan yang ingin disampaikan terlalu hitam putih penuh dengan

semangat local yang dibuat buat sehingga menimbulkan kesan risih

bagi pembaca dewasa dan membosankan bagi anak-anak.

Page 12: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

Anak-anak muda tahuan 1990an tumbuh bersama kejayaan

kapitalisme, budaya global serta informasi yang begitu derasnya dari

berbagai media. Timbul regenerasi komik local yang menghasilkan

generasi yang betul-betul baru dan tidak sama sekali mewarisi gaya

komik local sebelumnya. Komikus-komikus muda cenderung

menerima pengaruh dari style komik Jepang dan

Amerika. Meski tidak semua mengadopsi gaya tersebut, tapi pilihan

terhadap gaya

Jepang atau Amerika nampak pada komikus atau studio komik yang

lebih berorientasi pada kondisi pasar sekarang. Kebingungan

terhadap komik yang mencerminkan gaya Indonesia bisa dipahami,

mengingat komik dengan gayaIndonesia jaman 60 dan 70-an sudah

lama mati tanpa sempat melakukan regenerasi. Hampir 20 tahun

publik komik kita tidak mengenal komik Indonesia lagi hingga generasi

90-an ini muncul. Hingga era 90-an berakhir, wajah komik kita masih

menjadi perdebatan.

Semestinya persoalan identitas komik Indonesia tidaklah identik

dengan mitos dan simbol-simbol yang telah dikonstruksi oleh masa

lalu. Ketika dunia makin global, pertemuan antar elemen-elemen

budaya melalui teknologi komunikasi tidak terbendung hingga ruang

untuk mengkonstruksi identitas baru pun makin terbuka, dan selalu

tetap terbuka untuk direkonstruksi atau pun didekonstruksi, mungkin

nanti kita tidak perlu lagi istilah komik Indonesia, Jepang, Amerika

atau Eropa.

2. Komik Dalam Peranannya Meningkatkan Minat Baca Remaja Pubertas

Banyak sekali istilah ataupun definisi yang digunakan dalam menggambarkan

arti membaca. Banyak studi yang dilakukan untuk menjelaskan makna dari

aktivitas membaca bagi semua kalangan. Seperti yang diungkapkan Wang dkk

(2006) dalam Sugihartati (2010:10) yang menjelaskan bahwa membaca pada

dasarnya adalah aktifitas yang popular dan terbuka bagi siapa saja, karena buku

Page 13: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

tersedia luas di toko, perpustakaan atau meminjam ke teman dan orang lain.

Memang membaca merupakan hak semua orang dan tidak ada yang membatasi

aktivitas tersebut. Membaca juga sudah menjadi trend dikalangan masyarakat

terutama yang ada di lingkungan perkotaan. Membaca sudah menjadi gaya

hidup yang tidak akan dilupakan sebagian masyarakat kota.

Gaya hidup merupakan cara manusia memberikan makna pada dunia

kehidupannya, membutuhkan medium dan ruang untuk mengekspresikan makna

tersebut yaitu ruang bahasa dan benda-benda yang didalamnya citra mempunyai

peran yang sangat sentral (Sugihartati, 2010 ). Mengekspresikan diri sudah

menjadi hal yang sering dilakukan dewasa ini, salah satunya untuk menunjukkan

kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memberikan makna kepada

sesuatu hal. Untuk itu peran membaca sangat penting disini, dalam kaitannya

untuk memberikan gambaran makna kepada individu terhadap sesuatu hal yang

sedang menjadi trend saat ini. Membaca sering dilakukan oleh semua orang,

namun aktivitas membaca sering dihubungkan dengan remaja. Hal ini

dikarenakan waktu luang dari remaja sangat banyak. Remaja khususnya

tingkatan remaja pubertas masih memiliki waktu yang cukup untuk dihabiskan

dalam membaca, mereka masih bebas dalam memikirkan dunianya karena

belum mengalami masa sulit seperti remaja tingkat atas ataupun individu

dewasa.

a. Remaja Pubertas dan Perilaku Membaca

Aktivitas membaca sebagai sebuah kesenangan mulai meramba di kalangan

remaja pubertas. Membaca juga semakin popular dan menjadi life style bagi

remaja. Banyak sekali pendukung-pendukung yang membuat remaja kota

khususnya menjadikan bahan bacaan sebagai media untuk mengisi waktu

luang. Berbagai hal mempengaruhi remaja untuk membaca, seperti halnya

semakin banyaknya toko buku yang menjual buku-buku popular, munculnya

film-film di bioskop yang diangkat dari cerita novel ataupun komik, pernak-

pernik yang menyajikan aneka gambar dan menarik untuk di koleksi, dimana

pernak-pernik tersebut dibuat mirip dengan koleksi yang dimiliki tokoh dalam

sebuah novel ataupun komik. Hal-hal semacam inilah yang membuat remaja

Page 14: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

semakin ingin mengetahui lebih banyak tentang yang mereka lihat saat ini,

dan salah satu caranya adalah dengan membaca.

Remaja pubertas adalah remaja pada usia 15-17 tahun dan merupakan masa

dimana timbul perhatian subyektif yang besar. Pada masa ini sikap dan sifat

remaja mengalami perubahan yang draktis. Pada masa puber seperti ini,

mereka yang terkena akan jangan sekalian. Mereka tidak segan-segan

mengemukakan kecaman terhadap orang tua, guru atau teman lainnya. Pada

masa ini anak menemukan nilai-nila hidup. pada masa ini anak sebayanya

adalah sangat kuat. Pada masa ini anak mulai menemukan nilai hidup. di

tahun barunya ini seorang remaja beberapa perasaan seperti religious, etis,

estetis, nasionalis didalam dirinya. Untuk itulah dikatakan bahwa remaja pada

usia seperti ini memiliki cara berpikir yang masih labil dan memiliki waktu

luang yang cukup banyak untuk mencari sesuatu yang mereka anggap tepat.

Salah satunya adalah membaca, di kalangan remaja usia pubertas telah

masuk ke dalam dunia mereka bahan bacaan yang sangat inovatif dan

imajinatif sehingga remaja menjadi semakin konsumtif untuk membeli

bacaaan dan membacanya untuk mengisi waktu luang yang kosong.

Di kalangan remaja metropolitan, khususnya yang berasal dari kelas atas,

tampak bahwa membaca bacaan popular sudah menjadi trend dan

merupakan suatu symbol status dalam pergaulan sesame teman. Seperti

yang dijelaskan oleh Sugihartati (2010 :51) yang menjelaskan bahwa bagi

remaja kegiatan membaca bukanlah sekedar kegiatan membaca tulisan dan

memanjakan fantasia tau imajinasi mereka. Akan tetapi kemauan membaca

yang mereka lakukan semata-mata karena bagian dari aktivitas untuk

bersenang-senang. Seoarang remaja usia pubertas tidak semata-mata

mempertanyakan diri sendiri sebagai bentuk pencarian jati diri, akan tetapi

juga ingin mempertunjukkan kepada kelompoknya bahwa mereka masih

memiliki kemampuan dan mampu menjadi bermakna di kelompoknya. Untuk

membuat dirinya bermakna seorang remaja mulai memikirkan untuk

mendapatkan pengetahuan dari luar, dan salah satunya dengan membaca

buku. Bagi remaja usia pubertas yang tidak ingin merasa ketinggalan, mereka

Page 15: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

cenderung akan membeli dan membaca buku-buku popular. Aktivitas seperti

itu akhirnya menjadi budaya dalam kehidupan remaja dan mampu menjadi

sesuatu kegiatan yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang mereka.

Selain itu membaca bagi kalangan remaja pubertas yang tengah mencari

identitas dan jati diri mampu menuntun mereka untuk mendapatkan sesuatu

hal yang positif, dimana mereka bisa mengaktualisasikan diri mereka,

mengembangkan performance tentunya dengan semakin banyak membaca

dan yang berikutnya adalah remaja mampu beradaptasi dengan

perkembangan yang terjadi dikalangan masyarakat yang lambat laun menjadi

modern, dimana teknologi informasi sudah menjadi bagian dari aktivitas

sehari-hari mereka.

b. Komik dan Peningkatan Minat Baca Remaja

Komik seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan terdahulu

merupakan suatu lukisan/gambaran yang memuat berbagai pesan dalam alur

cerita yang dikemas dalam bentuk yang inovatif. Keberadaan komik juga

menjadi suatu fenomena tersendiri di area perbukuan Indonesia karena

penjualan komik sangat laku di pasaran. Dimana komoditas pembelian

tentunya didominasi oleh remaja yang memang sedang masuk ke dalam

budaya trend membaca komik popular. Kompas (30 Nopember 2008)

menjelaskan bahwa jumlah pembaca buku khususnya peminat komik di

Indonesia meningkat baik dari segi pembaca maupun komikusnya. Memang

tidak dapat dipungkiri bahwa komik sudah membanjiri toko buku yang ada

dimana sasaran utamanya adalah remaja yang memiliki kegemaran dalam

membaca komik. Sangat mudah sekali bagi remaja dalam menemukan komik

kesayangannya di toko buku yang tersedia. Komik seperti manga dengan

tokoh-tokoh yang lucu dan keren membuat remaja dapat menghabiskan

waktu berjam-jam dan menguras alokasi mereka hanya untuk membeli

sebuah komik.

Akan tetapi seiring dengan memboomingnya peredaran komik di kalangan

remaja belum tentu mempengaruhi kemampuan dan minat membaca pada

semua orang terutama remaja. Membaca untuk kesenangan yang sudah

Page 16: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

diadopsi oleh remaja pada umumnya merupakan hanya sebuah aktifitas

untuk mengisi kekosongan remaja. Padahal membaca sesungguhnya bukan

sekedar untuk kesenangan dan justru tidak memberikan dampak yang

signifikan dalam upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Membaca harus disertai dengan aktifitas belajar remaja dalam mencari dan

memahami setiap kata yang mereka baca sehingga aktivitas membaca akan

menjadi lebih bermanfaat untuk pengembangan pikiran remaja. Tilaar (1999)

dalam Sugihartati (2010:3) menganggap bahwa membaca adalah fondasi

proses belajar. Masyarakat yang gemar membaca akan menjadi masyarakat

yang gemar membaca yang kemudian akan melahirkan masyarakat belajar

sehingga muncullah masyarakat ilmu pengetahuan yang berbasis pada

pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Namun berbanding dengan peningkatan sector penjualan buku, di Indonesia

ternyata persoalan membaca ataupun perilaku membaca masih menjadi topic

hangat yang masih belum dapat terselesaikan. Badan Penelitian dan

Pengembangan Depdiknaas menunjukkan bahwa kemahiran membaca pada

anak usia 15 tahun di Indonesia memprihatinkan. Sekitar 37,6% hanya bisa

membaca tanpa dapat menangkap maknanya dan 24,8% hanya bisa

mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan (Kompas,

2 juli 2003). Sungguh sangat ironis bila data yang ada menunjukkan bahwa

tingkat membaca yang baik di kalangan remaja pubertas di masyarakat

masih terbilang rendah. Padahal tingkat konsumtif remaja akan bacaan

popular seperti komik dan novel meningkat jumlahnya dan menjadikannya

sebagai suatu trend membaca, akan tetapi hal tersebut tidak cukup untuk

mengatakan bahwa tingkat membaca remaja masih tinggi, karena yang

menjadi focus area adalah remaja perkotaan yang memiliki tingkatan gaya

hidup yang cenderung berubah mengikuti trend yang ada. Sedangkan untuk

remaja diluar kota sendiri masih memiliki tingkat membaca yang jauh lebih

sedikit dari pada di perkotaan.

Banyak factor yang mempengaruhi tingkat membaca remaja masih rendah di

Negara ini, beberapa factor tersebut seperti halnya (1) kemampuan ekonomi

Page 17: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

masyarakat yang rendah sehingga sangat sedikit masyarakat yang mampu

menjangkau harga buku yang baik, (2) kurangnya perhatian dari orang tua

akan pembudayaan gemar membaca di lingkungan keluarga. Pada saat

sekarang ini dimana setiap aktivitas mulai menggunakan bantuan alat

teknologi informasi, memberikan kecenderungan bagi orang tua dalam

memilihkan hadiah untuk anaknya. Orang tua era sekarang lebih senang

membelikan anak mereka mainan Game watch dari pada membelikan anak

satu buah buku. Kebiasaan seperti inilah yang membuat remaja menjadi lebih

suka bermain dengan alat teknologi informasi dari pada harus membaca.

Selain itu juga timbul kesan dari orang tua yang menganggap bahwa tugas

mendidik anak untuk dapat membaca merupakan tugas yang harus diambil

oleh tenaga pendidik.

Studi yang dilakukan oleh Sugihartati (1999) tentang alokasi pemanfaatan

waktu luang untuk membaca yang focus obyek penelitiannya adalah remaja

usia dini di perkotaan menemukan bahwa sebagian besar anak (72%)

melakukan kegiatan membaca rata-rata kurang dari 7 jam per minggunya.

Dari 100 anak yang diteliti hanya 24% yang mengaku membaca buku 1-2 jam

per harinya. Bagi remaja membaca buku merupakan sesuatu hal yang

menjenuhkan, berbeda dengan bermain ataupun nonton televise yang dapat

menghabiskan waktu berjam-jam.

Dari penjelasan diatas dapat dipaparkan bahwa tingkat membaca anak di

usia remaja awal belum menunjukkan peningkatan yang baik. Cenderung

mengalami pasang surut karena aktivitas membaca di kalangan remaja

masih sebatas mengikuti trend yang berkembang di tengah masyakarat.

Sementara itu kegiatan membaca remaja akan bahan bacaan popular seperti

novel dan komik belumlah memberikan dampak yang positif bagi pola baca

remaja Indonesia. Komik merupakan bagian dari trend yang beredar karena

adanya factor-faktor pendukung seperti adanya pemutaran film baru ataupun

penjualan souvenir yang menyerupai tokoh dalam komik. Faktor tersebut

yang membuat adanya peningkatan jumlah pembelian komik di kalangan

remaja. Selain itu juga, membaca komik hanya dianggap sebagai suatu

Page 18: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

aktifitas untuk mengisi waktu luang remaja, sehingga menjadikan aktifitas

tersebut seakan tidak memiliki dampak positif bagi remaja, hanya sebuah

fantasi dan imajinasi yang ditimbulkan dari membaca komik.

c. Strategi Menumbuhkan Minat Baca Remaja

Budaya baca yang masih sangat rendah di masyarakat Indonesia memang

memberikan kesan bahwa, kebiasaan ini tidak mampu diatasi karena sudah

menjadi budaya paten di masyarakat. Budaya membaca masyarakat sudah

tergeser dengan budaya menonton ataupun mendengar, apalagi pada saat

sekarang ini masyarakat diberikan media-media yang mendukung budaya

menonton menjadi semakin tumbuh di masyarakat. Apalagi dengan tontonan-

tontonan yang dikemas secara menarik dan memberikan informasi yang

membius masyarakat untuk lebih konsumtif sehingga membuat aktifitas

menonton menggeser aktivitas membaca di masyarakat. Banyak strategi

yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat baca pada anak misalnya

dengan mengajak remaja bercerita dengan media buku bacaan, dari bercerita

itulah akan di hasilkan manfaat yang baik seperti (1) Meningkatkan "mental

alertness", daya tangkap, kreativitas, dan logika berpikir.

(2) Meningkatkan wawasan pengetahuan. (3) Menanamkan nilai positif,

seperti empati, solidaritas, toleransi, dan tolong menolong.

(4) Membentuk karakter positif. (5) Membangun hubungan emosional hangat

dengan orangtua (koneksi dengan anak).

Selain strategi diatas yang mengajak remaja untuk bercerita, Sani B.

Hermawan juga memaparkan strategi untuk meningkatkan minat baca pada

remaja tingkat sekolah antara lain sebagai berikut :

1. Ajak anak ke toko buku, biarkan ia memilih sendiri buku yang ia inginkan.

Tentunya dengan batasan yang Anda dan dia sepakati bersama.

2. Ciptakan "perpustakaan" keluarga. Tak perlu terlalu mewah atau megah.

Cukup dibuat nyaman dan memungkinkan keluarga untuk mencari buku

yang disukai tanpa kesulitan, supaya bisa dibaca kembali.

Page 19: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

3. Hilangkan penghambat, seperti games, televisi, komputer, atau perangkat

yang bisa mengalihkan keinginan anak untuk membaca.

4. Ajarkan si anak untuk menyisihkan uang jajannya agar bisa digunakan

untuk membeli buku.

5. Berikan ide kepada anak untuk membentuk kelompok teman yang bisa

saling menukar buku bacaan.

6. Saat tahu si anak akan pergi ke tempat jauh atau yang berisiko

membuatnya menghabiskan waktu menunggu lama, seperti saat

berkunjung ke dokter, bawakan ia buku bacaan.

7. Ciptakan kebiasaan untuk mendiskusikan tentang topik yang dibaca

bersama-sama. (Kompas, 2 februari 2011)

Selain yang dikemukan diatas terdapat strategi lain ataupun factor

pendukung untuk meningkatkan minata baca pada remaja seperti : (1)

meningkatkan peranan orang tua dalam mendukung proses belajar remaja,

tentunya berkaitan dengan minat baca. Orang tua harus mampu

menumbuhkan cinta membaca di lingkungan internal keluarga, sehingga

akan menciptakan sebuah budaya baca yang dapat memberikan dampak

positif bagi perkembangan anak. Selain itu juga pengawasan dan perhatian

orang tua juga harus ada, khususnya dalam hal membimbing anak untuk

memilih bahan bacaan yang tepat. (2). Mengajak anak untuk berkunjung ke

perpustakaan setiap minggunya sehingga akan membiasakan anak usia

remaja untuk meluangkan waktunya pergi ke perpustakaan untuk membaca.

Serta memberikan wawasan terhadap akan pentingnya perpustakaan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan anak. (3) mengoptimalkan peran

perpustakaan sekolah dalam memberikan bahan bacaan yang tepat. Bahan

bacaan yang inovatif namun juga rekreatif untuk remaja, sehingga asupan

informasi yang diterimah anak menjadi seimbang dengan kebutuhan yang

anak tersebut butuhkan. Perpustakaan juga harus memberikan fasilitas dan

layanan yang menarik sekaligus nyaman kepada remaja sekolah khususnya

memfasiltasi anak dalam mengembangkan minat baca anak, tentunya salah

satu caranya dengan mengadakan buku-buku baru yang menunjang

Page 20: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

pendidikannya serta bacaan ringan yang memberikan daya imajinaasi

sekaligus mendidik bagi remaja sekolah. (4) peranan guru juga harus

disertakan karena guru adalah pendidik bagi anak terutama di sekolah.

Mereka harus memberikan pengertian tentang pentingnya membaca untuk

kelangsungan hidup anak ke depan, sekaligus memberikan kurikulum

pengajaran yang lebih menekankan anak untuk membaca. (5) kontribusi

media massa juga berperan disini, tentunya dalam memberikan informasi

yang relevan bagi anak. Media massa harus ikut berperan aktif dalam

peningkatan minat baca remaja, memberikan gambaran baik secara teks

maupun visual kepada remaja tentang dampak positif membaca dan

perpustakaan.(6) factor pemenerintah juga berpengaruh, khususnya dalam

memberikan kebijakan tentang pendistribusian buku yang merata ke seluruh

penjuru Indonesia serta memberikan jaminan bawah buku yang dipasok

memiliki nilai informasi yang baik serta secara ekonomis dapat sesuai

dengan tingkah ekonomi masyarakat Indonesia. Selain itu juga dukungan

pemerintah dalam hal peningkatan pendidikan serta pembangunan

masyarakat Indonesia.

Faktor yang disebutkan diatas semoga mampu memberikan dampak yang

baik bagi perkembangan minat baca di Indonesia, sehingga Negara ini

menjadi Negara yang besar dengan bangsa yang cerdas dan berbudaya

baca sehingga mampu membangun Negara ini dengan pengetahuan yang

lebih baik lagi.

KESIMPULAN

Minat baca yang ada di masyarakat masih terbilang sangat rendah, hal ini dapat

dilihat dari berbagai survey ataupun kajian yang membahas masalah minat baca di

Page 21: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

negeri ini. Walaupun penyebaran informasi yang semakin pesat dan jumlah

pendistribusian buku yang semakin banyak belum mampu mengurangi rendahnya

minat baca bangsa ini. Adanya berbagai factor yang mempengaruhi rendahnya minat

baca masyarakat belum diimbangi dengan adanya peningkatan layanan maupun

fasilitas yang memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam bidang pendidikan

khususnya budaya baca itu sendiri. Perkembangan dunia perbukuan juga masih belum

mampu untuk mengatasi masalah minat baca. Membaca koleksi popular semacam

komik dan novel hanya menjadi trend di kalangan remaja dan menjadi suatu bentuk

aktifitas dalam mengisi waktu luang. Akan tetapi trend tersebut dapat sewaktu-waktu

hilang karena adanya pergeseran trend lain yang akan merambah remaja Indonesia.

Akan tetapi masyarakat tidak perlu berkecil hati, karena setiap masalah pasti aka

ada jalan keluarnya. Namun kita juga harus berbenah dan sadar bahwa betapa

pentingnya membaca bagi kehidupan kita nanti. Kita harus mulai membangun

diri kita dengan segera dan memulainya dengan membiasakan untuk membaca

baik di level keluarga bahkan sampai tingkatan masyarakat luas.

Page 22: Komik Dalam Perkembangannya Dan Peranannya Di Dalam Upaya Peningkatan Minat Baca Remaja Pubertas

DAFTAR PUSTAKA

Sholeh, Asrorun Ni’am, 2008. Perpustakaan Jendela Peradaban. Depok : Elsas

Soesilowindradini, …. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya : Usaha

Nasional

Sugihartati, Rahma. 2010. Membaca Gaya Hidup dan Kapitalisme : Kajian Tentang

Reading for Pleasure dari Perspektif Cultural Studies. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Unduh di Internet

http://female.kompas.com/read/2011/02/02/15090272/

Menumbuhkan.Minat.Baca.Anak.Usia.Sekolah.. Diakses pada tanggal 05 Oktober

2011 Pukul 22.00 WIB

http://www.lib.uin-suka.ac.id/ragam-artikel/220-menumbuhkan-minat-baca-sejak-

dini.html. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2011 Pukul 22.00 WIB

http://www.scribd.com/doc/32031005/Upaya-Menumbuhkan-Minat-Baca-Anak-di-Era-

Digitalisasi.. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2011 Pukul 22.00 WIB

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?

page=20&submit.x=9&submit.y=21&qual=high&submitval=next&fname=

%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fjdkv%2F2006%2Fjiunkpe-ns-s1-2006-42402044-4727-

hari_akhir-chapter2.pdf. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2011 Pukul 22.00 WIB.