iv. pubertas

115
PUBERTY Drh. Cynthia D. Gaina, MTropVSc 5 March 2015

Upload: yohaneskoli

Post on 30-Sep-2015

58 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

defenisi tentang pubertas pada ternak jantan dan betina dari beberapa spesies. berhubungan dengan dunia kedokteran hewan dan erat hubungannya dengan reproduksi. pubertas dipengaruhi dengan aktivitas hipotalamus. ditekankan pada proses spermiogenesis dan oogenesis.

TRANSCRIPT

  • PUBERTY Drh. Cynthia D. Gaina, MTropVSc

    5 March 2015

  • Outline

    Pubertas

    1. Definisi umum pubertas dan sexual maturity.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pubertas.

    3. Spermatogenesis.

    4. Fisiologi semen.

    5. Morfologi spermatozoa dan oosit

    6. Ooogenesis.

  • PUBERTAS & SEXUAL MATURITY

  • Definisi Pubertas

    Hewan Pubertas: Hewan dikatakan telah mencapai pubertas pada saaat mereka telah mampu bereproduksi

    Females: Ketika mampu untuk menghasilkan sel tel telur pada saat ovulasi & bunting

    Males: Ketika mampu memproduksi sejumlah besar spermatozoa fertil yang dapat membuat betina bunting

    Asal Kata Puberty atau Pubertas: dari bahasa latin (pubscere) atau to be covered with hair

    Definisi Pubertas bervariasi tergantung pengarang, when reading check the definition being used eg may use age when behavioural traits are first expressed, age when sperm first appear in the ejaculate, age at first ovulation etc.

  • Merupakan suatu periode kehidupan mahluk jantan dan betina dimana proses-proses reproduksi mulai terjadi yang ditandai oleh kemampuan

    pertama kali menghasilkan benih

    Dasar pubertas

    1. Peningkatan aktivitas gonadotropik 2. Kemampuan gonad dalam steroidogenesis dan gametogenesis

  • Puberty in the Female

    Age at first estrus (heat)

    Age at first ovulation

    Age at which the female can support pregnancy

  • Puberty in the Male

    Age when behavioral traits are expressed

    Age at first ejaculation

    Age when sperm first appear in the ejaculate

    Age when sperm first appear in the urine

    Age when the ejaculate contains a threshold number of sperm

  • Average Age of Puberty (Range)

    Species Male Female

    Bovine 11 mo (7-18) 11 mo (9-24)

    Ovine 7 mo (6-9) 7 mo (4-14)

    Porcine 7 mo (5-8) 6 mo (5-7)

    Equine 14 mo (10-24) 18 mo (12-19)

    Human 13 yr 12 yr

  • CIRI PUBERTAS

    JANTAN

    KOPULASI

    EJAKULASI

    BETINA

    BIRAHI

    OVULASI

  • Puberty and Sexual Maturity

    Hypothalamus control puberty in animals

    The onset of puberty depends on the ability of

    specific hypothalamic neurons to produce GnRH

    in sufficient quantities to promote and support

    gametogenesis

    Two centers in hypothalamus:

    Tonic center

    Surge center

  • Anatomy of Mamalian

    Hypothalamus & Hypophyse

  • Brain-ovarian interactions. The hypothalamus of females contains two functional areas responsible for secretion of GnRH - the tonic (ARC) and surge (POA) centers.

    Follicular growth and luteal function are stimulated by tonic secretions of gonadotropins that occur in response to matched pulses of GnRH. Rate of tonic release of GnRH is modulated by inhibition enacted by follicular estradiol or luteal progesterone.

    A surge release of gonadotropins (positive feedback) is triggered either by estradiol (spontaneous females) or a mechanical stimulus (reflex females). The surge of gonadotropins causes ovulation and luteinization

  • Hypothalamus GnRH Control Centers in the

    Female

    Why does the male

    only have tonic control

    centers develop?

  • Male Brain Development

    Testis

    T

    T E2

    Surge Center

    Does not

    Develop

    Blood Brain

    Barrier

  • Female Brain Development

    Ovary

    E2 E2 E2

    Placenta E2

    Blood Brain

    Barrier

  • Female Brain Development

    Ovary

    E2 E2 E2

    Placenta E2

    aFP + E2

    Surge Center Develops Blood Brain

    Barrier

  • Surge Tonic

    Surge Tonic

    Puberty (Pubertas)

  • Average Age of Puberty (Range)

    Species Male Female

    Bovine 11 mo (7-18) 11 mo (9-24)

    Ovine 7 mo (6-9) 7 mo (4-14)

    Porcine 7 mo (5-8) 6 mo (5-7)

    Equine 14 mo (10-24) 18 mo (12-19)

    Human 13 yr 12 yr

    Canine 9 mo (5 - 12) 12 mo (6 - 24)

    Feline 9 mo (8 - 10) 8 mo (4 -12)

  • Puberty may affected by different factors:

    Genetik/ Keturunan (Heritability)

    Lingkungan/ Iklim (Environmental factors)

    Musim Kawin (Birth month)

    Kondisi Sosial (Social condition)

    Faktor Nutrisi (Nutritional factors)

    Umur & BB (Age and weight)

    Faktor yang mempengaruhi Pubertas

  • Puberty

    Hormonal

    Nutritional

    Genetic

    Environment

  • Role of GnRH Pulses

    Hormonal

  • GnRH Pulses Determine Puberty

    Prepubertal period

    minimal GnRH release

    FSH and LH low

    minimal to no folliculargenesis or spermatogenesis

    Puberty

    increase in the pulse frequency and amplitude of GnRH release

    increase in FSH and LH pulses

    folliculargenesis and spermatogenesis occur

  • Hormonal Changes in the Female

  • Changes in GnRH Secretion With

    Puberty

    Surge Tonic

    Low Amplitude

    and Frequency

  • Changes in GnRH Secretion With Puberty

    Surge Tonic

  • Surge Tonic

    Surge Tonic

  • Surge

    Tonic

  • Hormonal Changes in the Male

  • Influence of Breed on Age of Puberty

    Species Female Male

    Cattle

    Holstein 8.5 9.0Brown Swiss 11.6 8.8Angus 12.4 9.8Hereford 13.0 10.8Brahman 19.0 17.0

    Swine

    Meishan 3.1 3.0Large White 6.3 5.8Yorkshire 7.0 6.5

    Sheep

    Rambouillet 9.2Finish Landrace 8.6

    Average Age at Puberty (Months)

    Genetics

  • Environmental and Social Conditions

    Effect of the Number of Females

    Housed Together

    and

    Exposure to A Male

  • Recommended Age to Breed

    Heifer : 15 months

    Bull : 15 natural mating, 12 months AI

    Filly : 2-3 years

    Colt : 2 years

    Boar : 9 months

  • SPERMATOGENESIS &

    MORFOLOGI SPERMATOZOA

  • Gametogenesis

    Merupakan proses pembentukan gamet, yang terdiri atas:

    a. Spermatogenesis

    Merupakan proses pembentukan sel kelamin jantan.

    Sperma dibentuk di dalam testis, kemudian keluar menuju epididimis untuk mengalami pematangan. Kemudian bergerak

    menuju vas deferens dan tersimpan selama beberapa waktu.

    Sebelum sperma ke luar tubuh melalui uretra, sperma mendapat

    cairan semen dari vesika seminalis, kelenjar prostate, dan kelenjar

    cowper.

  • b. Oogenesis

    Merupakan pembentukan sel telur yang terjadi di ovarium.

    FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis akan merangsang oogenesis.

    Pertumbuhan ovum dan folikel de Graaf dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

    Estrogen akan mengahambat pembentukan FSH dan merangsang hipofisis menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) untuk terjadinya ovulasi.

    Sel folikel berubah menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan progesteron.

    Progesteron menghambat pembentukan LH dan mempengaruhi penebalan dinding uterus, pada saat implementasi. Selain menghasilkan LH, hipofisis

    juga menghasilkan laktogen yang bekerja memelihara perkembangan

    kelenjar mammae.

  • SPERMATOGENESIS Definisi : proses pembentukan spermatozoa dari

    spermatogonium yang terjadi di dalam tubulus

    seminiferus dari testis

    Ada 2 proses :

    - spermatocytogenesis

    - spermiogenesis

  • Spermatogenesis

    Spermatocytogenesis

    - spermatogonium spermatosit I

    spermatosit II spermatid

    - mitosis & meiosis

    - FSH & LH (ICSH)

    - Sel sertoli

    - Sel Leydig

    - Testosteron

  • Spermiogenesis - metamorfosa spermatid spz - inti sel mengumpul di bag. anterior - badan golgi mengumpul di depan inti - terbentuk vacuola berisi : - idiosome (akrosomik granule/proakrosome) - akrosom, cairan vacuola badan golgi pidah ke posterior leher sentriol - mitokhondria - ekor

  • Spermatogonium (2n)

    Sp A Sp B

    Sp A Sp B Sp A Sp B

    Spermatocyt I (2n)

    Spermatocyt II (n) Spermatocyt II (n)

    Spermatid Spermatid Spermatid Spermatid

    (n) (n) (n) (n)

    Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa Spermatozoa

    Mitosis (15 17 hari)

    Miosis (30 32 hari)

    Miosis ( 31 32 hari)

    Metamorfosa

    (40 47 hari)

  • Spermatogenesis pada tubulus

    seminiferus.

  • Tahap Tahap Spermatogenesis : 1. Spermatogonium Merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis.

    Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

    2. Spermatosit Primer

    Merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan.

    Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.

    3. Spermatosit Sekunder

    Merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara

    meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.

    4. Spermatid

    Merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan

    secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.

    5. Sperma

    Merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi

    diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan

    tahap sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.

  • Morfologi spermatozoa

    Sel ukuran kecil, kompak, khas tdk tumbuh dan membagi diri

    Antar spesies beda ukuran dan morfologi

    Morfologi trdr kepala, leher dan ekor

    Spz memiliki pjg kpl 8-10, lbr 4-4,5 dan tebal kpl 1,5

    bagian tengah 1,5 2 kali pjg kpl dg 1

    pjg ekor 35 45 dg 0,4 0,8

    pjg keseluruhan spz 50 - 70

  • Bagian kepala spz

    Inti dg ukuran 1/3 pjg kpl mengandung bhn genetik

    Akrosom: ensim hialuronidase, CPE (Corona penetrating enzime), akrosin penting fertilisasi

  • Bagian leher spermatozoa Mengandung sentriol proksimal pusat gerak utk mengawali

    koordinasi kontraksi selaput fibril

    Mengandung ensim dan lipoid

    Berakhir pd cincin sentriol koordinir rentetan kontraksi serabut fibril

  • Bagian ekor spermatozoa Menyerupai flagelum

    Mitokondria power house

    Kaya akan phospholipid, lesitin, plasmalogen

    Trdpt dua fibril sentral yg dikelilingi oleh sebuah cincin yg trdr 9 psg fibril perifer

  • Membran spermatozoa Trssn 43% lipid (bilayer), 48% protein dan 9% KH

    komposisi lipid trdr fosfolipid, sterol, as lemak, as lemak poli tak jenuh

    Kolesterol brfgs mengatur fluiditas dan permeabilitas membran

    Protein brfgs ensim, reseptor

    KH bfgs ATP, kapasitasi dan RA

  • Fungsi membran spermatozoa

    Perlekatan spz dg ovum

    Transport substrat

    Metabolisme

    Membran kpl sbg penembusan barier ovum

    Membran belakang akrosom sbg kontak pertama dg oolema

    Membran ekor mendptk substrat sbg energi dan menghantar gelombang gerak

  • Fungsi spermatozoa

    Untuk fertilisasi

    - kapasitasi proses peningkatan kemampuan spz

    - migrasi perjalanan spz dlm sal rep betina utk ke tempat fertilisasi

    - pengikatan dan penetrasi diawali pengenalan s/d perlekatan kpl spz dg ovum

  • Barier ovum ada 3 lapis

    Kumulus oophorus dihidrolisa enzim hialuronidase

    Korona radiata ditembus CPE

    Zona pellusida dipenetrasi akrosin

  • Abnormal spermatozoa

    Dibagi dua:

    - Abnormal primer

    - Abnormal sekunder

    Meliputi :

    - Abnormal pada kepala

    - Abnormal pada ekor

  • Abnormal spermatozoa

    Abnormalitas primer: macrocephalic, microcephalic, kpl pendek melebar, kpl pipih memanjang, kpl pyriformis, kpl

    ganda, ekor rangkap, ekor melingkar

    Abnormalitas sekunder: ekor putus, kpl tanpa ekor, bagian tengah melipat, adanya butiran protoplasma

    droplet, akrosom terlepas

  • FISIOLOGI SEMEN

  • Semen: hsl sekresi kelamin jantan scr normal diejakulasikan ke saluran rep. betina pd wkt perkawinan atau ditampung dg berbagai

    cara utk IB

    Semen: spermatozoa + plasma seminalis

    Spermatozoa diproduksi Tubuli Seminiferi

    Plasma seminalis diproduksi epididimis, ampulla, vesicular glands (seminal vesicles), Kel. Prostat, Kel. bulbourethralis

  • Epididimis dan Kel Ass bertanggung jawab atas sekresi Seminal Plasma.

    Seminal Plasma tidak dibutuhkan untuk kesuburan (Fertilitas), akan tetapi cairan ini PENTING untuk kawin alam yang membantu

    proses delivery spermatozoa ketika dibutuhkan.

    Spermatozoa yang dikeluarkan dari cauda epididmis sama fertile nya dengan sperma yang diejakulasikan

  • Testis berfungsi alat reproduksi (spz) dan endokrinologis (hormon)

    TS rete testis vas eferens epididimis vas deferens urethra

    Fgs epididimis: transportasi spz, konsentrasi spz, maturasi dan penyimpanan

  • Semen Semen is made up of fluid and of sperm.

    The Fluid component is produced in various male reproductive organs;

    - The seminal vesicles produces a slightly alkaline fluid which makes up 50% of the semen fluid (it contains citric acid , flavins , fructose and potassium , these substances provide nutritional support for the spermatozoa).

    - The prostate gland contributes an acidic fluid containing acid phosphates , citric acid and proteolitic enzymes (including a clotting enzyme) , which makes up 20% of the semen fluid.

    The rest is contributed by other male reproductive organs, such as the bulb urethral and urethral glands , which produce a fluid important in lubricating the male reproductive system.

  • Morphology

    Normal Morphology

    Abnormal Morphology

  • OOSIT & OOGENESIS

  • Oogenesis

    Proses Pembentukan, perkembangan dan Pematangan dari sebuah sel telur (ovum)

  • Oogenesis

    Merupakan pembentukan sel telur yang terjadi di ovarium.

    FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh hipofisis akan merangsang oogenesis.

    Pertumbuhan ovum dan folikel de Graaf dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.

    Estrogen akan mengahambat pembentukan FSH dan merangsang hipofisis menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) untuk terjadinya ovulasi.

    Sel folikel berubah menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan progesteron.

    Progesteron menghambat pembentukan LH dan mempengaruhi penebalan dinding uterus, pada saat implementasi. Selain menghasilkan LH, hipofisis

    juga menghasilkan laktogen yang bekerja memelihara perkembangan

    kelenjar mammae.

  • - Dalam Oogenesis, terdapat beberapa tahapan perkembangan sel telur yang belum matang

    - Oogenesis: Meiosis proses pada betina dimulai dari an oogonium membentuk a primary oocyte, kemudian a secondary oocyte dan terakhir an ovum.

    - Oogenesis dimulai pada saat setelah fertilisasi dimana PGCs (primordial germ cells) berpindah dari yolk sac (kuning telur) ke gonad. Di sinilah terjadi proliferasi seraca mitosis.

  • -At puberty, between 4 to 10 follicles begin to develop, although only 1-2 are actually released.

    - Surrounding each oocyte is a zona pellucida,

    membrana granulosa, and theca cell layer. - Each oocyte finishes its first meiotic division,

    creating a secondary oocyte and polar body, which serves no further function.

    - It begins the next meiosis cycle and is arrested in its

    second metaphase, at which point it is released from the ovary in ovulation.

    - It will not finish the meiosis cycle until it encounters

    the stimuli of a sperm.

  • Gametogenesis pada hewan betina disebut oogenesis. Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin (gamet) betina atau oosit.

    Proses ini bersamaan dengan proses pembentukan folikel yang dikenal

    dengan folikulogenesis (W-afif-mufida.2012 ).

    Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam

    waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum

    matang sekali waktu (Prayogi, aji. 2012). Oogenesis dimulai dengan

    pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogenia (jamak; oogonium).

    Hal tersebut terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu di ovarium

    (Masitha.2012).

  • Sel induk telur (oogonium) menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel yang menjadi besar ini disebut oosit primer. Akan tetapi,

    dibandingkan spermatogenesis, ada dua perbedaan utama pada

    oogenesis.

    Pertama, sel oosit primer jauh lebih besar karena mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak. Kedua, dua oosit sekunder (hasil pembelahan

    meiosis I) berbeda ukuran dan fungsi. Salah satu sel oosit sekunder

    memiliki ukuran lebih besar. Sel oosit sekunder yang berukuran lebih besar

    ini akan melakukan meiosis II yang hanya akan menghasilkan satu uvum

    (sel telur) yang sehat dan fungsional dan satu badan kutub yang akan

    mengalami degenerasi. Sedangkan sel oosit sekunder yang berukuran

    lebih kecil (badan kutub pertama) juga mengalami degenerasi (mati).

    Dengan demikian, dari total empat sel haploid hanya satu sel haploid saja

    yang fungsional menjadi sel ovum, sedangkan tiga sel lainnya mengalami

    degenerasi (Toelihere, M. R. 1985).

  • Sel telur atau ovum adalah suatu sel khas yang sanggup dibuahi dan selanjutnya dapat menjalani perkembangan embrional. Hampir semua

    ternak mamalia mempunyai ovum yang jauh lebih kecil daripada telur

    unggas karena pertukaran zat makanan dapat berlangsung secara efisien

    di dalam uterus. Namun demikian ovum masih merupakan sel yang

    terbesar di dalam tubuh mamalia disamping sel-sel syaraf dan neuron

    motorik (Toelihere, M. R. 1985).

    Sama halnya dengan spermatogenesis, oogenesis merupakan suatu proses pembentukan ovum, dimana proses pembentukannya terjadi di

    ovarium bagian perifer atau ovarium tepi. Pada ternak mamalia sebelum

    ovulasi sel telur terletak pada satu sisi ovarium terbungkus dari satu masa

    padat sel-sel folikuler yang disebut cumuloophorus. Sel telur yang baru

    diovulasikan dikelilingi oleh lapisan sel granulose (corona radiata)

    (Toelihere, M. R. 1985).

  • 1) Tahap pembentukan sel telur ( proses oogenesis)

    Berikut adalah tahapan pembentukan ovum atau proses berlangsungnya

    oogenesis.

    a) Sel-Sel Kelamin Primordial

    Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum

    kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan).

    Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel

    pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara

    bersama-sama membentuk folikel primordial (Toelihere, M. R. 1985).

    b) Folikel Primordial

    Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 600.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya

    berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak,

    tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu

    folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf

    dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer

    (Toelihere, M. R. 1985).

  • c) Oosit Primer

    Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu

    pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin,

    dan disebut kromosom XX atau XY. Kromosom-kromosom yang lain disebut

    autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-

    gen yang disebut DNA (Toelihere, M. R. 1985).

    d) Pembelahan Meiosis Pertama

    Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami

    pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum

    membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-

    masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang

    lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder

    yang bersifat haploid. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama.

    Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara

    normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini

    menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan

    polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya (Johnson,

    George B. 2003).

  • e. Oosit Sekunder

    Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba fallopi. Bila terjadi fertilisasi, maka akan terjadi proses pembelahan meiosis kedua,

    begitu pula dengan badan polar pertama akan membelah menjadi dua

    badan polar. ke dua yang akhirnya mengalami degenerasi (Rachmawati,

    Faidah, dkk. 2010).

    Bila tidak terjadi fertilisasi atau kepala spermatozoa tidak mampu menembus zona pellucida oosit, maka akan terjadi menstruasi dan siklus

    oogenesis akan terulang kembali. Selama pembelahan miosis II, oosit

    sekunder bersifat haploid dengan 23 kromosom yang selanjutnya disebut

    ootid (Johnson, George B. 2003). Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap

    melebur menjadi satu saat itu juga ootid kemudian mencapai akhirnya yaitu

    ovum yang matang. Dan selanjutnya akan mengalami perkembangan

    embrional.

    Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum

    yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan

    luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi

    (Masitha.2012).

  • Ovary

  • Perbedaan Spermatogenesis dan Oogenesis

    Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma sedangkan oogenesis adalah proses pembentukan ovum.

    Spermatogenesis terjadi di lumen tubulus seminiferus testis sedangkan oogenesis terjadi di ovarium dan berlanjut saat terjadi fertilisasi.

    Proses spermatogenesis baru aktif saat pubertas. Pada jantan sebelum puber, di dalam testis belum terjadi pembentukan sperma walaupun

    terdapat sel spermatogonium sebagai bakal sperma.

    Saat pubertas terjadi peningkatan kadar hormon FSH dan testosteron memicu dimulainya proses spermatogenesis menghasilkan sperma.

    Pada betina, oogenesis sudah dimulai dari periode dalam kandungan (fetal) yaitu perkembangan oogonium menjadi oosit primer di dalam folikel primer

    ovarium (proses meiosis I).

    Setelah lahir proses meiosis I berhenti pada tahap profase I.

    Pada saat puber terjadi proses rekruitmen folikel primer dan akan terpilih satu folikel berisi oosit primer yang melanjutkan meiosis I menjadi 1 oosit

    sekunder setiap bulannya. Oosit sekunder masuk pada meiosis II namun

    berhenti pada tahap metafase II dan akan berlanjut jika terjadi pembuahan

    (fertilisasi). Bila terjadi fertilisasi meiosis II akan komplet sehingga

    dihasilkan ovum.