adolesens pubertas -...

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Usia Remaja 1. Pengertian Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa, masa remaja terduru daru tiga subfase, yaitu: masa remaja awal usia 11-14 tahun, masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun, dan mas remaja akhir usia 18-20 tahun (Wong, D.L., 2008) Potter (2005), remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama individu mengalami perubahan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa, Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin terjadi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang mengalami banyak perubahan baik fisik maupun psikologis. 2. Perkembangan pada Masa Remaja a. Perkembangan Biologis Perubahan fisik pada pubertas tertama merupakan hasil aktivitas hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat,walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama, dari mulai perubahan hormonal saat pubertas yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anteriorsebagai respon terhadap stimulus dari hipotalamus, kematangan seksual, pertumbuhan fisik, dan yang terakhir perubahan fisiologis (fungsi tubuh) sebagai respon terhadap perubahan selama pubertas 6

Upload: hoangkhanh

Post on 01-Apr-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Usia Remaja

1. Pengertian

Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak

dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial, dan

emosional yang cepat pada anak laki-laki untuk mempersiapkan diri

menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

masa remaja terduru daru tiga subfase, yaitu: masa remaja awal usia 11-14

tahun, masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun, dan mas remaja akhir

usia 18-20 tahun (Wong, D.L., 2008)

Potter (2005), remaja atau adolesens adalah periode perkembangan

selama individu mengalami perubahan dari masa kanak- kanak menuju

masa dewasa, Istilah adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis

individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi mungkin

terjadi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah remaja merupakan masa

peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang mengalami banyak

perubahan baik fisik maupun psikologis.

2. Perkembangan pada Masa Remaja

a. Perkembangan Biologis

Perubahan fisik pada pubertas tertama merupakan hasil aktivitas

hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat,walaupun semua aspek

fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama, dari mulai perubahan

hormonal saat pubertas yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis

anteriorsebagai respon terhadap stimulus dari hipotalamus, kematangan

seksual, pertumbuhan fisik, dan yang terakhir perubahan fisiologis

(fungsi tubuh) sebagai respon terhadap perubahan selama pubertas

6

Page 2: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

7

b. Perkembangan Psikososial

Teori psikososial tradisional mengangap bahwa krisis

perkembangan pada remaja menghasilkan terbentuknya identitas, tetapi

pada masa remaja, mereka mulai melihat diriya sebagai individu yang

lain, dimana pada awal pubertas mereka dihadapkan pada krisis identitas

kelompok versus pengasingan diri, fase selanjutnya individu berharap

untuk memperoleh otonomi dari keluarga dan mengembangkan identitas

diri, dan identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan

pembentukan identitas pribadi.

c. Perkembangan Kognitif

Pada tahap ini remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan

aktual, yang merupakan ciri berpikir konkret, mereka juga

memperhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi pada masa

depan. Remaja sekarang mampu berpikir tentang pikiran mereka sendiri

dan pikiran orang lain, mereka ingin tahu pendapat orang lain tentang

mereka sehingga remaja mulai mampu membedakan antara pikiran

orang lain dengan pikiran mereka dan dengan kemampuan tersebut

remaja lebih mudah menerima orang lain dari budaya yang berbeda.

d. Perkembangan Moral

Prinsip yang diberikan oleh orang lain terhadap remaja tidak akan

dilaksanakan sesuai dengan kehendak orang lain, tetapi mereka akan

mengganti seperangkat moral dan nilai sesuai dengan keinginan mereka,

dan ketika prinsip yang lama ditentang dan nilai baru dan mandiri

mereka belum muncul, maka remaja akan mencari peraturan moral yang

memelihara integritas pribadi mereka dan membimbing tingkah laku

mereka, terutama dalam menghadapi tekanan yang kuat untuk

melanggar keyakinan yang lama.

Page 3: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

8

e. Perkembangan Spiritual

Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah yang formal tetapi

mereka melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam kamar

mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap

konsep keberadaan tuhan, membandingkan agama mereka dengan

agama orang lain, sehingga dapat menyebabkan mereka

mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri, tetapi pada akhirnya akan

menimbulkan penguatan terhadap spiritual mereka sendiri

f. Perkembangan Sosial

Remaja menginginkan kematangan penuh pada diri mereka,

sehingga mereka ingin membebaskan diri dari dominasi keluarga dan

menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari wewenang orangtua,

dimana mereka ingin bebas tapi takut untuk mencoba memahami

tanggung jawab yang terkait kemandirian mereka. Penerimaan oleh

teman sebaya, beberapa teman dekat, dan jaminan rasa cinta dari

keluarga yang mendukung, merupakan syarat-syarat untuk proses

kematangan interpersonal (Wong, D.L., 2008).

3. Tugas Perkembangan Remaja

a. Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara

lebih dewasa dengan teman sebaya dengan berbeda jenis kelamin

b. Memperoleh peranan social

c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif

d. Memperoleh kebebasan emosionalnya dari orang tua

e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri

sendiri

Page 4: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

9

f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk perkawinan dan

kehidupan berkeluarga

g. Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral

Salah satu tugas perkembangan remaja adalah memperoleh

peranan social sehingga remaja harus mampu berpikir secara lebih

dewasa dan rasional, serta memiliki pertimbangan yang lebih matang

tetapi pada umumnya remaja belum mencapai kematangan, jadi para

remaja awal dalam menilai benar atau salah terhadap sekitarnya masih

dipengaruhi oleh egosentris, sehingga perlu mendapatkan perhatian

khusus dalam kehidupannya terutama pendidikan dan salah satunya

cara menilai tingkat keberhasilan remaja dalam memenuhi tugas

perkembangannya adalah dengan prestasi belajar disekolah (Rumini,

S. dan Siti, S., 2004).

B. Prestasi Belajar

1. Belajar

a. Pengertian

Belajar adalah bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan

dengan perubahan perilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar

adalah kegiatan yang diharapkan akan membawa perubahan pada diri seseorang

yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, dan

tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan (Sunaryo, 2004).

Belajar adalah usaha memperoleh hal baru dalam tingkah laku

(pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas

kejiwaan sendiri. Pernyataan tersebut tampak jelas bahwa sifat khas dari proses

belajar adalah memperoleh sesuatu yang baru yang dahulu belum ada, sekarang

ada diketahui, yang semula belum diketahui, sekarang diketahui, yang dahulu

belum mengerti, sekarang dimengerti (Notoatmojo,2003). Dijelaskan bahwa

Page 5: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

10

belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada

organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat (Notoatmojo, 2007).

Beberapa definisi belajar diatas dapat dirumuskan bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku akibat dari adanya interaksi dari stimulus dan respon

akibat interaksi antara manusia (individu) dengan lingkungannya, sehingga

memperoleh sesuatu yang baru, baik sesuatu itu yamg bersifat baik maupun

sesuatu yang jelek.

b. Ciri-ciri kegiatan belajar

Kegiatan belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Seseorang dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan dari yang

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat

mengerjakan sesuatu. Belajar mempunyai ciri-ciri,yaitu (Notoatmojo, 2007):

1) Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri

individu tersebut, baik aktual maupaun potensial.

2) Perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku

untuk waktu yang relatif lama.

3) Perubahan itu terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan.

c. Konsep Proses Belajar

Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku yang berasal dari

pengalaman. Hargenhahn dalam Reilly (2002), memandang pembelajaran

sebagai suatu proses yang menjembatani perilaku dan tindakan sebagai variabel

intervensi antara pengalaman tertentu dan perubahan perilaku, yang

digambarkan sebagai berikut:

Page 6: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

11

Skema 2.1 proses perubahan perilaku

Hargenhahn dalam reilly (2002:21)

Skema tersebut menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu

perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman. Ide mengenai pengalaman

pada semua konsep belajar sangat penting karena dapat membedakan perubahan

dalam perilaku yang mungkin merupakan hasil dari pendewasaan atau

pegubahan struktur dan fungsi pada setiap komponen individu (Reilly, 2002).

Teori proses belajar dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar,

yakni teori stimulus-respon yang kurang memperhatikan faktor internal dan

teori transformasi yang memperhitungkan faktor internal. Teori stimulus-respon

ini apa yang terjadi pada diri subjek belajar merupakan rahasia atau biasa

disebut ‘black box’. Belajar adalah mengambil tanggapan-tanggapan dan

mengabungkan tanggapan dengan jalan mengulang-ulang.

Tanggapan tersebut diperoleh melalui pemberian stimulus atau rangsangan.

Teori transformasi yang berlandaskan pada psikologi kognitif seperti yang

dirumuskan oleh Neisser, bahwa proses belajar adalah transformasi dari

masukan (input). Kemudian input tersebut direduksi, diuraikan, disimpan,

ditemukan kembali, dan dimanfaatkan.

Para ahli psikologi kognitif menggunakan faktor eksternal dan internal

dalam mengembangkan teorinya. Mereka berpendapat bahwa kegiatan belajar

merupakan proses yang bersifat internal yang dipengaruhi oleh faktor eksternal,

seperti metode pembelajaran atau pengajaran.

Pengalaman Pembelajaran Perubahan tingkah

laku

Page 7: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

12

Proses belajar tersebut dapat digambarkan

Faktor eksternal

Faktor internal

Skema 2.2 faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi peristiwa belajar

(Sumber Notoatmojo, 2007:41)

d. Proses kegiatan belajar

Belajar adalah suatu proses yang terdiri dari masukan (input) dan hasil

(output). Input berupa subjek belajar, sasaran belajar, atau individu itu

sendiri yang memiliki latar belakang bermacam-macam, sedangkan output

berupa hasil belajar yang terdiri kemampuan baru yang dapat mengubah

pada diri subjek belajar (Sunaryo,2004). Belajar merupakan suatu system

yang terdapat yang terdiri dari input, output dan proses. Proses belajar

dikelompokan menjadi beberapa factor, factor pertama materi atau hal yang

dipelajari, factor kedua lingkungan yang dibagi menjadi dua yaitu

lingkungan fisik dan lingkungan social, pertama lingkungan fisik yaitu yang

antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar.

Lingkungan social yaitu manusia dengan segala interaksinya serta

representasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu lintas, pasar, dan

sebagainya. Faktor ketiga instrumental yang terdiri dari perangkat keras

(hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat- alat peraga, dan perangkat

Persentuhan

(contigultg)

Repetisi

(Repetition)

Penguat

(reinforcement)

Peristiwa belajar

Fakta informasi

(Factual

information)

Ketrampilan

intelektual

(Intellectual

skill)

Strategi-

strategi

(Strategies)

Page 8: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

13

lunak (software) seperti kurikulum (dalam pendidikan formal), pengajar

atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Factor keempat,

kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam kondisi fisiologis

seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indera (terutama pendengaran

dan penglihatan). Kondisi psikologis seperti intelegensi, pengamatan, daya

tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya.

Proses kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 2.3 Proses belajar dan factor- factor yang mempengaruhinya.

(Notoatmojo, 2007:50)

e. Factor-Factor yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya belajar tergantung pada berbagai macam factor.

Adapun factor- factor itu dapat dibedakan menjadi 2 golongan (Purwanto

Ngalim, 2007):

1) Factor individual

Factor individual adalah factor yang nada pada diri organisme atau

seseorang itu sendiri, seperti:

Fasilias

belajar

Bahan

ajar

Input (subyek

belajar)

metode Alat bantu

Proses belajar Output (hasil

belajar)

Page 9: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

14

a) Factor kematangan atau pertumbuhan

Proses belajar harus memperhatikan kematangan atau tingkat

pertumbuhan dari pembelajar atau subjek, sebagai contoh kita tidak

dapat mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk

dibangku sekolah menengah pertama, dikarenakan pertumbuhan

mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu.

b) Factor kecerdasan atau intelejensi

Taraf kecerdasan juga turut memegang peranan penting dalam

kebehasilan belajar, faktanya menunjukan bahwa, meskipun anak yang

berumur 14 tahun keatas pada umumnya telah matang untuk belajar

ilmu pasti, tetapi tidak semua anak pandai dalam ilmu tersebut.

c) Factor latihan

Semakin sering latihan atau mengulangi sesuatu, maka

kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki individu tersebut akan

semakin dikuasai, sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman

yang telah dimilikinya dapat menjadi berkurang atau hilang.

d) Factor motivasi

Motivasi merupakan pendprong bagi suatu organisme (individu)

untuk melakukan sesuatu, sehingga seseorang tidak mungkin berusaha

mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia mengetahui

seberapa penting dan manfaat yang akan dicapai dari belajarnya.

e) Factor pribadi

Setiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadian masing-masing

yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

Sifat-sifat kepribadian yang ada sedikit banyaknya berperan dalam

hasil belajarnya, seperti factor fisik kesehatan, sifat keras hati,

berkemauan keras, tekun dalam usahanya, dan sebagainya.

Page 10: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

15

2) Factor social

Factor social adalah factor yang ada diluar individu meliputi:

a) Factor keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang beraneka macam turut

menentukan keberhasilan belajar remaja, termasuk ada tidaknya

fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar

b) Guru dan mengajar

Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengtahuan yang

dimiliki guru, dan cara guru itu mengajar anak didiknya turut

menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak.

c) Factor alat atau fasilitas pelajaran

Alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar,

dapat membantu dan mempermudah guru (pendidik) dalam proses

belajar mengajar disekolah.

d) Factor motivasi social

Motivasi social dapat timbul pada orang lain di sekitarnya,

seperti teman-teman sekolahnya, tetangga, dan saudara dekat.

Motivasi social ini dapat membangkitkan hasrat dan dorongan

untuk belajar lebih baik. Anak dapat menyadari apa gunanya

belajar dan apa tujuan yang hendak dicapai dengan pelajaran itu.

e) Faktor lingkungan dan kesempatan

Factor lingkungan disini seperti jarak antara rumah dan

sekolah, jika jarak antara rumah dan sekolah jauh yang

memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan

kelelahan pada anak. Untuk factor kesempatan seperti anak tidak

dapat belajar dengan baik dan tidak dapat meningkatkan

Page 11: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

16

belajarnya, akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh

pekerjaan dan pengaruh lingkungan yang buruk.

2. Prestasi belajar

a. Pengertian

Prestasi dari bahasa Belanda “prestatie,” dalam bahasa Indonesia

menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi dalam literature selalu

dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh (Robert

M. Gagne dalam Djiwandono, 2002), bahwa dalam setiap proses akan selalu

terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar

(achievement) seseorang.

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau santri dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan

dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu. Prestasi Belajar adalah proses verbal dari fakta ataupun

proses tingkah laku secara phisik yang berupa memori atau ingatan yang

bersifat mentalistik, ia juga menambahkan, hasil belajar adalah proses

hubungan antara guru-siswa di dalam kelas yang membawa implikasi

terhadap pengembangan diri siswa secara bebas, pembentukan memori

(ingatan) pada siswa, dan pembentukan pemahaman pada siswa. Prestasi

belajar adalah: kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa

dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga

aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi

kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam

ketiga kriteria tersebut (Supadi, 2007).

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat

memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes

Page 12: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

17

tertentu. Proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat dicapai sebagaimana yang diharapkan, maka

perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor

yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri

anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan

sebagainya.

1) Faktor Intern

Faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang

dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi,

bakat, minat dan motivasi

a) Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan atau intelegensi adalah factor yang sangat

mempengaruhi belajar dan juga hasil belajar, apabila intelegensi rendah,

prestasi belajarnya juga rendah.

b) Bakat

Seseorang yang tidak berbakat akan mempengaruhi hasil belajar

yang akan dicapai. Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki

seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan

apa yang dikemukakan oleh Purwanto ngalim bahwa “bakat dalam hal

ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti

kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu. Bakat

Page 13: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

18

adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk

dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang

nyata.Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan

tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.

Pendapat yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa tumbuhnya

keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang

dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi

rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses

belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting

dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang

guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang

tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak

tersebut.

c) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat

adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik

pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang

itu. minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Minat adalah suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah

bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan

pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan

disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah

Page 14: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

19

minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.

Minat membaca yang merupakan salah satu minat belajar yang

mempengaruhi prestasi belajar. Salah satu tempat disekolah yang

menyediakan bahan bacaan adalah perpustakaan. Apabila seseorang

mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus

berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat

tercapai

d) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah

bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian

pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil

jika mempunyai motivasi untuk belajar. Motivasi adalah segala daya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan

sesuatu. Perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi

instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri

seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan

sesuatu pekerjaan belajar., sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan

dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Motivasi yang

diberikan oleh seorang guru harus dengan segala kemampuan yang ada

untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Adanya

dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan

mengapa ia menekuni pelajaran. Membangkitkan motivasi kepada

Page 15: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

20

mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak

sendiri dan belajar secara aktif.

2). Faktor Ekstern

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang

sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman,

keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh

lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan

paksaan kepada individu.

a) Keadaan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah lembaga

pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya

untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar

yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam

keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara

aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari

luar yang menambah motivasi untuk belajar. Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah

anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,

sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah

sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup

keagamaan. Orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan

dimulai dari keluarga. Sekolah merupakan pendidikan lanjutan.

Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal

memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai

pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan

Page 16: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

21

kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian

orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak

dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat

dan keadaan yang baik untuk belajar.

b) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena

itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi: kurikulum, guru/ pengajar,

sarana dan fasilitas, administrasi/ manajemen. Apabila hubungan siswa

dengan keadaan sekolah kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil

belajarnya.

c) Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar anak ada

dua yaitu: lingkungan social dan lingkungan alam. Lingkungan social

adalah dari orang tua, lingkungan masyarakat seperti teman sebaya

dan tetangga juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan

pendidikan. Karena lingkungan masyarakat dapat menimbulkan

kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Jika

anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka

anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila

anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang

berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

Lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak

Page 17: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

22

akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada

( Purwanto, Ngalim., 2007).

c. Ranah Hasil Belajar

Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni

untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid,

misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang

dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan

sebagainya.

Hasil belajar yang dimaksudkan adalah dalam pengertian yang terakhir,

yaitu tes terakhir catur wulan. Oleh karena itu proposisi yang dipakai adalah

sebagai berikut:

1) Hasil belajar murid merupakan ukuran keberhasilan guru dengan

anggapan bahwa fungsi penting guru dalam mengajar adalah untuk

meningkatkan prestasi belajar murid

2) Hasil belajar murid mengukur apa yang telah dicapai murid

3) Hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai

tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di

pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi

pelajaran tertentu.

Pada umumnya, untuk menilai hasil belajar murid, guru dapat

menggunakan bermacam-macam “achievement test,” seperti “oral test,”

“essay test” dan “objective test” atau “short-answer test”. Sedangkan

untuk nilai proses belajar dan hasil belajar murid yang bersifat keterampilan

(skill), tidak dapat dipergunakan hanya dengan tes tertulis atau lisan, tapi

harus dengan ‘performance test’ yang bersifat praktek.

Page 18: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

23

Gagne dalam Djiwandono (2002), hasil belajar dimasukkan dalam lima

kategori yaitu: informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan

kognitif, sikap, keterampilan motorik.

Bloom dalam Djiwandono (2002), mengklasifikasi hasil belajar dalam

tiga ranah yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective

domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain).

1) Ranah kognitif Hasil belajar terdiri dari enam kategori yaitu:

pengetahuan meliputi ingatan akan hal- hal yang pernah dipelajari

dan disimpan dalam ingatan, yang dapat digali bila dibutuhkan,

pemahaman meliputi kemampuan menangkap maksud dari mata

pelajaran, penerapan meliputi kemampuan untuk menggunakan

suatu metode, analisis meliputi kemampuan untuk menyelesaikan

masalah yang kompleks menjadi lebih sederhana, sintesis meliputi

kemampuan untuk membuat suatu yang baru dengan

menggabungkan bagian yang saling terhubung secara bersama-

sama dan evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan

nilai berdasarkan criteria tertentu yang disertai

pertanggungjawaban.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan meliputi kesediaan siswa untuk memperhatikan

rangsangan atau stimulasi yang ada, partisipasi bukan hanya dilihat

dari kehadiran tetapi juga dari keaktifan dalam kegiatan dan yang

menekankan persetujuan tanpa protes, penilaian meliputi

kemampuan dalam menilai yang dinyatakan dengan suatu tindakan

atau perkataan, organisasi meliputi kemampuan dalam

menyelesaikan konflik dengan perbedaan nilai dan membentuk

suatu system nilai yang konsisten dan pembentukan pola hidup

meliputi kemampuan individu dalam menghayati nilai kehidupan

Page 19: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

24

dan menjadi penggangan hidup.

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan tujuh aspek, yakni persepsi

meliputi kemampuan untuk melihat perbedaan pada masing-

masing stimulus berdasarkan pada cirinya, kesiapan meliputi

kemampuan untuk menyiapkan dirinya jika ingin melakukan suatu

kegiatan, gerakan terbimbing meliputi kemampuan untuk

melakukan gerakan sesuai contoh yang diberikan, gerakan yang

terbiasa meliputi kemampuan melakukan gerakan secara lancar

tanpa memperhatikan contoh, gerakan yang kompleks meliputi

kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan secara tepat

dan efisien, penyesuaian pola gerakan meliputi kemampuan untuk

menyesuaikan gerakan sesuai dengan persyaratan, kreativitas

meliputi kemampuan untuk membuat gerakan baru berdasarkan

inisiatif sendiri.

d. Pengukuran prestasi belajar

Pengukuran yang dilakukan dengan memberikan skor yang

dilanjutkan dengan penilaian, penskoran adalah langkah awal dalam

mengolah hasil pekerjaan siswa dan merupakan pengubahan jawaban-

jawaban tes menjadi angka-angka, atau dengan istilah kita mengadakan

kuantifikasi. Penilaian adalah ubahan dari skor, dan sudah dijadikan satu

dengan skor-skor lain serta telah disesuaikan pengaturannya dengan

standar tertentu (Djiwandono, 2002).

Standar yang dipakai oleh sekolah adalah standar yang sudah

ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dengan

menggunakan kurikulum berbasis kompetensi, dimana unsur pentingnya

adalah partisipasi masyarakat, tranparansi dan akuntabilitas public. Atas

dasar itu, laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai

pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orang tua, komite sekolah,

Page 20: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

25

masyarakat dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan

sarana komunikasi dan kerjasama antara sekolah, orang tua, dan

masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik

maupun pengembangan sekolah.

Pelaporan hasil belajar hendaknya merinci hasil belajar peserta

didik berdasarkan criteria yang telah ditentukan dan dikaitkan dengan

penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik,

memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat, menjamin

orang tua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya

bermasalah.

Pelaporan prestasi belajar mempunyai perhitungan sebagai berikut:

Nilai Ulangan Harian 1, 2, dan 3 dijumlah dan rata-rata

Nilai Ulangan Tengah Semester

Nilai Ulangan Akhir Semester

Rumus perhitungan untuk nilai rapor adalah:

Skema 2.4 rumus pengukuran prestasi belajar

Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

A (Sangat baik) 86-100

B (Baik) 71-85

C (Cukup) 56-70

D (Kurang) 41-55

E (Sangat kurang) 40.

(60% × nilai ulangan harian rata-rata) + ( 20% × nilai ulangan tengah

semester) + ( 20% × nilai ulangan akhir sekolah)

Page 21: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

26

C. Minat Membaca di Perpustakaan

1. Minat

a. Pengertian

Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat

merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik.

Fungsinya minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Perbuatan

minat memilih dan mengambil keputusan disebut keputusan hati. Keputusan

hati merupakan perbuatan kemampuan untuk memilih dan mengambil

keputusan dengan ciri-ciri mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya

irasional, berlaku perseorangan pada suatu situasi dan timbul dari lubuk hati.

Proses minat terdiri dari: motif (alasan, dasar, pendorong), perjuangan motif

(sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa motif yang

bersifat luhur dan rendah yang harus dipilih), keputusan untuk bersikap,

bertindak sesuai dengan keputusan (Purwanto,H., 1998).

Kesimpulan dari pengertian minat diatas adalah suatu kecenderungan yang

dimiliki seseorang untuk orang melakukan hal tertentu karena memiliki

ketertarikan dan mempunyai kepentingan pada suatu obyek tertentu yang

dilakukan tanpa paksaan, dan kekuatannya hanya dapat dideteksi apabila sudah

terwujud dalam bentuk perasaan atau sikap.

b. Macam-macam minat

Minat seorang remaja tentu tidak sama, tergantung dari banyak faktor, baik

internal maupun eksternal. Minat yang paling penting dan paling universal bagi

remaja masa kini dapat digolongkan dalam tujuh kategori, yaitu minat rekreasi,

minat sosial, minat pribadi, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat

pada agama dan minat pada simbol status. Beberapa minat rekreasi yang terdapat

dalam diri remaja adalah: bermain dan berolah-raga, bersantai dan mengobrol

dengan teman-teman, bepergian, melakukan suatu hobi, berdansa, membaca,

Page 22: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

27

menonton film dan televisi, mendengarkan radio, kaset dan CD, serta melamun

dikala mereka bosan atau kesepian.Tentang minat sosial remaja, hal ini

dipengaruhi oleh kesempatan yang dimiliki remaja dan kepopulerannya dalam

kelompok. Kritik dan usulan pembaruan, walaupun seringkali kurang bersifat

konstruktif dan tidak praktis, adalah merupakan salah satu contoh dari

perwujudan minat tersebut.

Tentang minat remaja pada simbol status, hal ini dilakukan untuk

menunjukkan bahwa seorang remaja lebih tinggi atau mempunyai status yang

lebih tinggi dalam kelompok. Remaja melakukannya dengan bermacam-macam

cara, antara lain dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan 'obat-

obatan' tertentu dan sebagainya.

Minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka

pada pekerjaan yang diharapkan kelak. Faktor- faktor yang mempengaruhi sikap

remaja terhadap pendidikan adalah: sikap teman sebaya: berorientasi pada sekolah

atau kerja, sikap orang tua terhadap pendidikan anaknya, nilai-nilai yang

menunjukkan keberhasilan atau kegagalan akademis, relevansi dari berbagai mata

pelajaran, sikap terhadap guru, karyawan, kebijakan akademis dan disiplin,

keberhasilan dalam berbagai kegiatan ektra-kurikuler, dan derajat dukungan sosial

diantara teman-teman sekelas. Salah satu minat yang lazim terjadi pada usia

remaja salah satunya adalah minat membaca dimana minta tersebut dapat

memuaskan rasa ingin tahunya (Hurlock,1980).

2. Membaca

a. Pengertian

Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu

penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Kepandaian membaca artinya tidak hanya

menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan

tetapi yang lebih luas daripada itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat

Page 23: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

28

memahami makna dari sesuatu yang dibacanya. Membaca merupakan kegiatan

intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang

positif. Fungsi dari membaca itu sendiri adalah dapat membuka cakrawala

pengetahuan menjadi lebih luas, pengetahuan kita menjadi bertambah banyak

sehingga menjadi manusia yang tidak picik.

Membaca adalah keterampilan pertama yang diajarkan guru kepada peserta

didik di bangku sekolah. Pengertian membaca dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1991:72), adalah sebagai berikut: arti kata kerja (verb) baca atau

membaca adalah (1) melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan

melisankan atau hanya dalam hati); (2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis;

(3) mengucapkan; (4) mengetahui, meramalkan; (5) menduga; memperhitungkan;

memahami. Berdasarkan pengertian membaca tersebut ada 4 hal yang menjadi

syarat agar kita dapat membaca dengan baik yaitu: pemahaman tentang huruf,

pemahaman angka, pemahaman tentang gambar/kode, pemahaman bahasa.

Semua bahan pustaka dalam bentuk apapun pada umumnya berisi keempat

hal tersebut. Huruf, angka dan gambar disusun dalam suatu bahasa tertentu dan

agar lebih menarik perhatian pembacanya biasanya huruf, angka dan gambar

disusun dengan lay out yang menarik, dibuat berwarna-warni, dibuat tebal dan

tipis dan lain sebagainya agar memudahkan pembaca memahami isi/maksud dari

yang tertulis.

Membaca dapat digambarkan sebagai sebuah jendela untuk melihat,

mengetahui, memahami dan menduga masa lalu, masa kini dan masa depan

dunia. Berbagai referensi menyebutkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh

dari membaca adalah : meningkatkan kinerja otak IQ, EQ ,SQ, mengembangkan

daya imajinasi dan kreativitas yang kuat, membuka wawasan dunia yang luas dan

kaya, menimba pengetahuan, berbagi pengalaman hidup dengan tokoh cerita yang

dibaca, mengembangkan keterampilan-keterampilan yang praktis, menumbuhkan

nilai etika dan moral sesama manusia, mengekspresikan emosi dan perasaan yang

Page 24: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

29

dimiliki, menajamkan daya ingat, mengasah intelektual, mempelajari estetika

tulisan dan bahasa, menambah keterampilan berbahasa Indonesia yang baik minat

baca (Laily, 2008).

Kesimpulan yang didapat dari pengertian diatas adalah minat membaca

adalah keinginan yang kuat disertai usaha- usaha seseorang untuk membaca.

Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam

kesediaanya untuk mendapat bahan bacaan dan membaca dengan kesadaran

sendiri.

b. Minat Membaca

1) Pengertian

Minat membaca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha

seseorang untuk membaca (Rahim, 2008). Minat adalah kekuatan yang

tampak dari luar sebagai gerak-gerik yang berkaitan dengan pikiran dan

perasaan yang seseorang untuk melakukan kegiatan membaca atas dasar

mencari suatu untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

2) Aspek minat membaca

Aspek minat membaca adalah suatu hal yang dapat menilai bahwa

seseoarng bermina akan membaca yang meliputi kesenangan membaca,

kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku

bacaan yang pernah dibaca. Membedakan minat baca menjadi dua yaitu:

a) Minat baca spontan: Kegiatan membaca yang dilakukan atas

kemauan, inisiatif pribadi sendiri tanpa terpengaruh dari pihak luar

atau pihak lain.

b) Minat baca terpola ialah kegiatan membaca yang dilakukan sebagai

hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian

tindakan dan program yang terpola, terutama kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

Page 25: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

30

Pintrich & Schunk dalam Wawan (2009), menyebutkan bahwa aspek

minat adalah sebagai berikut:

a) Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity)

Perasaan suka atau tidak suka pada aktivitas membaca yang

menyebabkan seseorang akan tertarik secara keseluruhan dalam

sebuah aktivitas membaca.

b) Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas ( spesifik preference for

or liking the activity)

Seseorang akan memutuskan secara pasti, hal apa yang

disukainya yang menyebabkannya tertarik secara keseluruhan dalam

sebuah aktivitas membaca.

c) Merasa senang dengan aktivitas (enjoymentofactivity)

Seseorang akan memiliki perasaan senang terhadap aktivitas

membaca dan yang berhubungan dengan aktivitas membaca.

d) Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu

(personal importance or significance of the activity to the

individual).

Seseorang akan menganggap bahwa aktivitas membaca yang

diminatinya memiliki nilai lebih dan memiliki arti penting bagi

dirinya.

e) Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choice of or participant in

the activity).

Seseorang yang memiliki minat membaca, tentu saja akan turut

berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

Berdasarkan beberapa penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa aspek

minat membaca adalah: sikap umum terhadap aktivitas membaca, pilihan

Page 26: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

31

spesifik untuk menyukai aktivitas membaca, merasa senang dengan aktivitas

membaca, mendatangkan kepuasan pribadi ketika melakukan aktifitas

membaca, membaca mempunyai memiliki nilai lebih dan memiliki arti

penting bagi seseorang, memperoleh manfaat ketika melakukan aktifitas

membaca, bersifat menetap dengan kata lain tidak bersifat sementara saja,

melakukan aktifitas membaca secara berulang-ulang.

c. Faktor yang mempengaruhi perkembangan minat membaca anak

1) Factor yang mempengaruhi minat membaca menurut Frymeir dalam

Rahim (2008):

a) Pengalaman sebelumnya

Siswa tidak akan mengembangkan minat terhadap sesuatu jika

mereka belum pernah mengalaminya.

b) Konsepsinya tentang diri

Siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya,

sebaliknya siswa akan menerima jika informasi dianggap berguna.

c) Nilai-nilai

Minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran diajarkan oleh

orang yang berwibawa.

d) Mata pelajaran yang bermakna

Informasi yang mudah dipahami oleh anak akan menarik minat

baca mereka.

e) Tingkat keterlibatan tekanan

Jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan

dan kurang tekanan, minat membaca siswa mungkin lebih tinggi

Page 27: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

32

f) Kekompleksitasan materi pelajaran

Siswa yang lebih mampu secara intelektual dan fleksibel secara

psikologis lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks.

2) Kegiatan siswa dalam meningkatkan minat baca:

a) Membentuk kelompok baca siswa disetiap tahun ajaran.

b) Tukar-menukar bahan bacaan milik pribadi antarsiswa sesuai

kebutuhan.

c) Membuat kliping dari media cetak setiap bulan sekali berkelompok

secara periodic.

d) Melakukan kegiatan membaca pada kegiatan ekstrakurikuler dengan

bimbingan pembina pada setiap kegiatan ekstrakurikuler.

Selain dari kegiatan siswa sendiri untuk meningkatkan minat baca,

perpustakaan sebagai fasilitas yang disediakan oleh sekolah juga berperan

untuk meningkatkan minat baca.

3. Perpustakaan

a. Pengertian

Istilah “perpustakaan”( berasal dari kata Sansekerta pustaka ) artinya kitab,

buku. bahasa Inggris, pembaca tentu mengenal istilah library (berasal dari kata

Latin liber atau libri ) artinya buku. Kata Latin tersebut terbentuklah istilah

librarus yang artinya tentang buku. Bahasa Belanda bibliotheek , Jerman

bibliothek , Perancis bibliothrquo, Spanyol bibliotheca, dan Portugal bibliotheca.

Semua istilah itu (berasal dari bahasa Yunani biblia ) artinya tentang buku, kitab.

Istilah-istilah diatas diperoleh batasan perpustakaan merupakan kumpulan

buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya yang digunakan untuk keperluan

studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan Batasan pengertian perpustakaan

tersebut juga merupakan pandangan dari masyarakat tentang perpustakaan.

Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat saat ini maka akan berpengaruh

Page 28: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

33

besar terhadap perkembangan perpustakaan, tentunya ini juga akan mengubah

pengertian perpustakaan. Sehingga International Federation of Library

Association and Institutions mambatasi perpustakaan adalah kumpulan materi

tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam komputer yang

disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai. Batasan tersebut sesuai

dengan fakta saat ini. Perpustakaan tidak hanya berisi buku-buku namun juga

terdapat majalah, jurnal luar negeri dan dalam negeri, koran, peta, floppy disc

program dan CD-ROM (Tarto,2009).

Perpustakaan diartikan dengan kumpulan buku yang tersimpan disuatu

tempat tertentu milik suatu instansi tertentu. Perpustakaan modern masa kini juga

menyediakan video, film, kaset, piringan hitam, dan sebagainya. Pengertian ini

perpustakaan hanya terbatas pada sejumlah bahan pustaka (bahan buku dan non

buku) yang dimiliki oleh suatu lembaga swasta atau pemerintahan (Ensiklopedia

Indonesia dalam H S. Lasa, 2005:49).

Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian perpustakaan adalah suatu

ruangan yang didalamnya terdapat kumpulan buku dan non buku yang dipakai

untuk keperluan studi, bacaan, kenyamanan, atau kesenangan dan yang dipunyai

oleh suatu instansi tertentu baik swasta atau pemerintahan.

b. Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan pusat masyarakat sekolah dalam mencari

sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Selain kinerja pustakawan sekolah serta

koleksi yang baik, aktifitas layanan perlu diberdayakan guna mendukung peran

perpustakaan sekolah. Aktifitas layanan perpustakaan sekolah akan banyak

dipengaruhi oleh aktifitas siswa dalam memanfaatkannya. Sebagai mitra siswa

dalam belajar, perpustakaan sekolah dapat merencanakan user education agar

siswa memahami maksud dan tujuan layanan yang diberikan.

c. Syarat pepustakaan sekolah yang baik

1) Tersedianya ruangan yang cukup luas dengan perlengkapan ruang

baca yang menarik.

Page 29: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

34

2) Tersedia koleksi bahan bacaan yang lengkap khusus untuk

perpustakaan sekolah.

3) Tersedianya pengelola perpustakaan yang terlatih.

d. Kegiatan perpustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa:

1) Membeli/ mengadakan buku setiap setahun sekali dan bahan pustaka

lain yang sesuai dengan kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah.

2) Mengusahakan sumbangan buku dari siswa dan instansi pemerintah

atau swasta diakhir tahun ajaran.

3) Tukar-menukar buku atau bahan pustaka lain.

4) Mengusahakan peminjaman buku antar perpustakaan.

5) Menyelenggarakan pameran buku secara regular disekolah.

6) Memperpanjang jam buka perpustakaan menjelang ujian sekolah

(Rahim, 2008).

e. Manfaat Perpustakaan Sekolah

1) Siswa dapat menguasai sekaligus mengembangkan mata pelajaran yang

diterima dikelas

2) Siswa dapat memperdalam ilmunya secara detail

3) Siswa dapat menghasilkan karya yang bermutu

4) Siswa dapat melengkapi informasi dan pengetahuan

5) Membantu perkembangan kecakapan berbahasa

6) Dapat mengajarkan rasa tanggung jawab dalam meminjam dan menjaga

koleksi dari kerusakan dan kehilangan

7) Membiasakan aktifitas membaca dalam mengisi jam istirahat

8) Membantu siswa mengembangkan sikap-sikap sosial dalam pengalaman

mereka

9) Membantu guru menemukan sumber-sumber pembelajaran (Yudi,1990).

Page 30: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

35

D. KERANGKA TEORI

Skema kerangka teori 2.5

( Purwanto, N., 2007 dan Badan Standar Nasional Pendidikan, 2008)

� Factor yang

mempengaruhi prestasi

belajar :

1. Faktor intern

• Kecerdasan

• Bakat

• Minat membaca

diperpustakaan

• Motivasi

2. Factor extern

• Keadaan keluarga

• Keadaan sekolah

• Keadaan

lingkungan

� Skor dalam prestasi

belajar

A. Sangat baik 86- 100

B. Baik 71- 85

C. Cukup 56-70

D. Kurang 41-55

E. Sangat kurang 40

Page 31: adolesens pubertas - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-devinoviag...menjadi laki-laki dewasa dan anak perempuan sebagai perempuan dewasa,

36

E. KERANGKA KONSEP

Skema 2.6 kerangka konsep

F. Varibel penelitian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, variabel

indenpenden dan variabel dependen. Variabel independent penelitian ini yaitu

minat membaca siswa diperpustakaan sedangkan prestasi belajarnya adalah

variabel dependen.

G. Hipotesis penelitian

Ada hubungan antara minat membaca diperpustakaan dengan prestasi

belajar.

H. Jadwal penelitian

Terlampir

Variabel independen

Minat membaca

diperpustakaan

Variable dependen

Prestasi belajar