kewirus yunita

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, yang dengan demikian kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Namun sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa serta kemakmuran. Tambahan nilai dan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha yang memiliki keberania untuk menanggung resiko, menghabiskan waktu serta menyediakan berbagai produk barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh wirausaha tidak selalu merupakan barang baru, tetapi harus memiliki nilai baru dan berguna. Kewirausahaan tidak selalu identic dengan perilaku dan watak pengusaha, karena sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang ukan pengusaha. Wirausaha meliputi semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintah. Wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang. Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan, dan memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba. Dalam era globalisasi saat ini, wirausaha mengalami persaiangan yang sangat ketat. Beberapa factor penentu menjadi tantangan tersendiri bagi para entrepreneur di seluruh pelosok dunia. Persaiangan pasar yang mendunia mendorong seorang entrepreneur harus memiliki suatu karya yang kreatif dan inovatif untuk terus mampu bersaing dalam era globalisasi ini. Wirausaha yang kini dapat dipelajari oleh seluruh kalangan, bahkan tidak lagi membutuhkan modal yang relative besar kini seolah-olah menjadi santapan bagi sebagian besar individu dunia untuk mencari nafkah. Namun dalam prakteknya ternyata tidaklah semudah teori wirausaha. Dalam prakteknya seorang wirausahawan tidak menutup kemungkinan jatuh bangun berulang kali dalam memperjuangan bisnis atau usahanya. Diperlukan ketekunana, keuletan, kejujuran, keberanian dalam mengambil

Upload: fitri-mardiyanti-basri

Post on 19-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

VNHJJ

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangDulu, kewirausahaan dianggap hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir, yang dengan demikian kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Namun sekarang, kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai tambah atas barang dan jasa serta kemakmuran. Tambahan nilai dan kemakmuran ini diciptakan oleh individu wirausaha yang memiliki keberania untuk menanggung resiko, menghabiskan waktu serta menyediakan berbagai produk barang dan jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh wirausaha tidak selalu merupakan barang baru, tetapi harus memiliki nilai baru dan berguna.Kewirausahaan tidak selalu identic dengan perilaku dan watak pengusaha, karena sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang ukan pengusaha. Wirausaha meliputi semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintah. Wirausaha adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang. Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisasikan, mengoperasikan, dan memperhitungkan risiko untuk sebuah usaha yang mendatangkan laba.Dalam era globalisasi saat ini, wirausaha mengalami persaiangan yang sangat ketat. Beberapa factor penentu menjadi tantangan tersendiri bagi para entrepreneur di seluruh pelosok dunia. Persaiangan pasar yang mendunia mendorong seorang entrepreneur harus memiliki suatu karya yang kreatif dan inovatif untuk terus mampu bersaing dalam era globalisasi ini. Wirausaha yang kini dapat dipelajari oleh seluruh kalangan, bahkan tidak lagi membutuhkan modal yang relative besar kini seolah-olah menjadi santapan bagi sebagian besar individu dunia untuk mencari nafkah. Namun dalam prakteknya ternyata tidaklah semudah teori wirausaha. Dalam prakteknya seorang wirausahawan tidak menutup kemungkinan jatuh bangun berulang kali dalam memperjuangan bisnis atau usahanya. Diperlukan ketekunana, keuletan, kejujuran, keberanian dalam mengambil risiko tanpa menghilangan pertimbangan-pertimbangan yang matang, dan lain sebagainya harus dimiliki oleh seorang entrepreneur. Oleh sebeb itu;ah kami membuat sebuah makalah yang akan mengupas konsep dasar peluang dan tantangan entrepreneur dalam era globalisasi, juga konsep dasar pendirian lembaga pendidikan sebagai salah satu bidang wirausaha yang menggiurkan di era globalisasi ini. Semoga dengan adanya makalah ini semua pihak yang membaca dapat mengerti dan memahami dengan baik terkait hal yang akan kami bahas ini.

B.Batasan MasalahBatasan masalah pada makalah ini adalah bagaimana seorang entrepreneur menghadapi peluang dan tantangan dalam era globalisasi dan bagaimana konsep dasar dalam pendirian lembaga pendidikan.

C.Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang kami susun sebagai berikut :1.Konsep dasar peluang dan tantangan entrepreneur dalam era globalisasi2.Fenomena bisnis keluarga3.Perbedaan kompetensi dan kesempatan antara entrepreneur pria dan wanita4.Cara membangun competitive advantage organisasi melalui etos kerja5.Konsep dasar pendirian lembaga pendidikan6.Konsep analisis kebutuhan dan studi kelayakan lingkungan7.bentuk regulasi dan culture dunia pendidikan8.Aspek competitive advantage lembaga pendidikan melaluibusiness plan, marketing plan,danhuman resource plan

D.Tujuan PenulisanAda beberapa hal yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca lewat makalah ini. Beberapa diantaranya adalah agar para pembaca memahami betul hal-hal terkait tantangan, peluang, ataupun kesempatan bagi para entrepreneur bagi bisnis atau usaha yang sedang atau yang akan dijalaninya dalam era globalisasi ini. Selain itu kami juga ingin menginformasikan konsep dasar pendirian lembaga pendidikan sebagai salah satu objek wirausaha dalam era globalisasi ini. Semoga makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau dapat memberikan tambahan pemahaman terkait hal-hal tersebut.

E.Metode PenulisanUntuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami mempergunakan metode kepustakaan dan internet . Adapun teknik-teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :1.Teknik browsing internet2.Studi pustaka

F.Sistematika PenulisanPada makalah ini kami memulai penulisan dengan penulisan kata pengantar sebagai ucapan terima kasih dan ucapan syukur kami atas selesainya makalah ini tepat pada waktunya, dilanjutkan dengan daftar isi makalah ini. Kami juga menyertakan latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematikan penulisan pada bab satu, yaitu bab pendahuluan. Kemudian pada bab kedua, bab kajian teori akan membahas seluruh teori-teori terkait topic bahasan dalam makalah ini. Pada bab ketiga akan dipaparkan hasil observasi bidang wirausaha yang sudah kami datangi sebagai objek penelitian makalah ini. Dalam bab ketiga ini, kami juga akan menyertakan pendahuluan yang berisi profil usaha dan sejarah terbentuknya usaha tersebut. Kemudian akan disertakan juga bagaimanamarketing plan, human resource plan,danbusiness managementusaha tersebut juga kendala-kendala yang terjadi saat proses pembuatan usaha tersebut disertai dengan solusinya. Kemudian akan dilanjutkan dengan kesimpulan dan saran.

BAB IIKAJIAN TEORI

I.Konsep Dasar Peluang dan Tantangan Entrepreneur pada Era Globalisasi

Salah satu sifat wirausaha adalah kemampuannya mencermati peluang usaha dengan memanfaatkan kemampuan berfikir kreatif dan inovatif. Selanjutnya mewujudkannya sebagai sarana mencapai kesejahteraan hidup diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Secara umum berbagai hal yang dapat menjadi peluang untuk berwirausaha adalah :a.Produk yang sudah adaProduk yang sudah beredar di pasaran dapat dijadikan sumber untuk berusaha dengan jalan meniru produk tersebut. Tetapi produk yang akan ditawarkan oleh wirausaha harus memiliki perbedaan (walaupun sedikit) dari produk yang ditiru tersebut. Perbedaan tersebut dapat berupa kualitas, kenyamanan, kegunaan dan harga.

b.Pameran dagangPameran dagang umumnya dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menginformasikan produk produk barunya. Anda dapat mencari ide dengan melihat produk produk baru tersebut. Dengan mengunjungi pameran, Anda juga dapat bekerja sama dengan pemilik produk untuk memasarkan produk mereka.

c.Lembaga pemerintahDi Indonesia terdapat beberapa lembaga pemerintah yang memiliki tugas membantu menginformasikan berbagai hal tentang produk dan dunia usaha. Di antara lembaga pemerintahan tersebut, ada yang menawarkan bantuan modal dalam bentuk pinjaman bergulir.

d.Lembaga pendidikanLembaga pendidikan, misalnya perguruan tinggi memiliki misi tidak hanya mengembangkan pendidikan dan pengajaran tetapi juga mengembangkan penelitian dan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Dengan membaca hasil penelitian dan pengabdian pada masyarakat, Anda dapat menemukan ide berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan

Dalam konteks persaingan global yang semakin kompetitif dan terbuka, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap orang akan bersaing dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ia miliki, dan yang unggul lah yang akan memenangkan persaingan. Seseorang yang ingin sukses tidak hanya bergantung pada kemampuan berpikir atau mengandalkan ilmu yang ia miliki, namun juga harus memiliki keterampilan yang kreatif dan inovatif.Tantangan persaian global, pertumbuhan penduduk, pengangguran, tanggungjawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup beserta kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait. Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif, di antaranya melalui proses kreatif dan inovatif berwirausaha. Untuk dapat bersaing di pasar global diperlukan barang dan jasa yang punya daya saing tinggi yang juga hanya bisa dihasilkan oleh sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, yaitu sumber daya manusia yang professional dan terampil.Sumber daya manusia yang berkualitas tinggi tersebut hanya dapat disediakan lewat system pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Pendidikan harus diarahkan menyongsong era ekonomi global yang menciptakan kompetensi dan kesempatan di tingkat global. Ekonomi global memunculkan berbagai peluang pasar di dunia bagi setiap wirausaha. Hal itu mendorong terjadinya globalisasi perdagangan dunia.

Tantangan berwirausahaKetidakmampuan memanajeKurang pengalamanIde untuk membuka usaha seringkali datang karena pola ikut ikutanPengendalian keuangan yang burukLemahnya usaha pemasaranKegagalan mengembangkan perencanaan strategisPertumbuhan tak terkendaliLokasi yang burukPengendalian persediaan yang tidak tepatPenetapan harga yang tidak tepat

A.FenomenaBisnisKeluargaBisnis keluarga adalah salah satu jalan untuk berwirausaha. Bisnis keluarga ditandai dengan keterlibatan dua orang atau lebih sanggota keluarga dalam bisnis tersebut. Lingkup dan luas keterlibatan anggota keluarga dalam operasi dan pemilikan bisnis bervariasi menurut ukuran bisnisnya.Perusahaan keluarga merupakan fenomena tersendiri dalam dunia bisnis. Selain jumlahnya yang sangat banyak, perusahaan keluarga mempunyai andil yang cukup signifikan bagi pendapatan Negara. Menurut hasil penelitian Backard & Dyes dari 15 juta perusahaan besar di Amerika Serikat adalah bisnis atau perusahaan yang didominasi oleh kelompok-kelompok keluarga. Bahkan sampai sekarang, penggerak utama perekonomian dan bisnis di Indonesia masih didominasi perusahaan keluarga (Djatmiko, 2007). Contohnya: AJBS Swalayan, Grup Konimex, Grup Lippo, Grup Sosro, Grup Mustika Ratu.Perusahaan keluarga biasanya bersifat tertutup dan dimiliki secara pribadi, dimana pemilik memiliki kendali total terhadap perusahaan.

Bentuk-bentuk bisnis keluargaEfektif atau tidaknya peran keluarga dalam perusahaan dapat dilihat dari ketiga bentuk bisnis keluarga berikut. Karakter dari ketiga bentuk ini tidak sama. Yaitu:Family owned business(FOB). Pada bentuk FOB keluarga hanya sebagaishareholder, pengelolaan perusahaan diserahkan kepada eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan saudara yang lain tidak ikut mengendalikan perusahaan.Family business(FB). Pada FB, keluarga bertindak sebagaishareholderjuga mengurus perusahaan artinya perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendiri.Business family (BF). Bentuk perusahaan BF keluarga sebagai pemilik perusahaan cenderung menekankan pada hubungan kekerabatan saja.Motivasi orang untuk membuka bisnis bersama keluarga bermacam-macam, ada yang menginginkan bisnis keluarga sebagai sumber penghasilan utama, sementara yang lain hanya untuk sampingan, penyaluran minat dan hobi saja, atau meneruskan usaha keluarga.Kiat Sukses Bisnis Keluarga Faber-Castell yang bertahan selama 8 Generasi atau 250 Tahun menurut Ben Abadi (Indonesias Profit Expert):Mempunyai nilai-nilai dasar yang kuat seperti kerajinan, kerendahhatian, dan ketulusan.Melihat generasi penerus sebagai jalinan dan melihat pertumbuhan sebagai indikasi kelanggengan bisnis keluarga tersebutMenjalankan bisnis keluarga secara professional, transparan, layaknya perusahaan publik.Untuk sukses dalam mengembangkan bisnis keluarga sangat tergantung dengan kepedulian anda untuk tetap melakukan innovasi dan antara pemengang sahan beserta management. Percikan-percikan kecil harus segera dibereskan sebelum menimbulkan ketegangan dalam hubungan berbisnis.

B.Perbedaan kompetensi dan kesempatan antara entrepreneur pria dan wanitaWirausaha adalah sesuatu yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dari orang lain, menciptakan nilai tambah, serta memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lai. Siapapun (baik pria maupun wanita) pasti berani mencoba berbisnis, bila mengetahui beberapa fakta berikut ini :

1.DNA perilaku bisa berubahTakut memulai bisnis, tidak memiliki tantangan, tidak tahu harus berbisnis apa, pertanyaan itu bisa dijawab dengan teori DNA perilaku yang bisa berubah. Jika hanya bergaul di lingkungan pekerja maka akan terbentuk cara berpikir yang hanya mencari aman, mengejar gaji tetap, berusaha naik gaji, mengejar fasilitas, dan akhirnya dapat pension. Selamanya anda akan takut meninggalkan zona nyaman. Kalau anda orang seperti itu, cobalah memperluas pergaulan dengan para pengusaha yang terbiasa berpikir optimis. Sedikit demi sedikit cara berpikir dan perilaku anda bisa berubah, sehingga anda tertantang untuk berbisnis.

2.Mendikte pasarJangan takut memulai usaha. Teori marketing mengatakan mulailah dari pasar. Sedangkan teori kewirausahaan menyarankan, mulailah dari apa yang anda sukai. Jika mengerjakan apa yang anda sukai, anda akan menemukan pasar sendiri, karena anda dapat dengan mudah memodifikasi ide-ide anda. Contohnya adalah mendiang Anita Roddick. Awalnya berbagai produk perawatan tubuh yang diramunya dikomentari tidak ada pasarnya. Namun sebagai aktivis lingkungan, Anita bisa meramalkan perilaku orang kedepan, maka pasar pun bisa didikte olehnya. Contoh lain, Southwest yang membuat penerbangan murah, yang kemudian diikuti oleh perusahaan penerbangan lainnya. Zafira, perusahaan busana muslim yang gencar mengupayakan agar kiblat busana muslim berada di Indonesia, bukan di Arab. Pengusaha harus bisa menerobos cara berpikir konsumen.Manfaatkan kelebihan khas wanita :a)Bisa bernegosiasi secara professional sekaligus luwesb)Mampu mengurus sesuatu dengan detailc)Bisa berperan ganda, karena di lain sisi wanita adalah istri dan ibu

3.Tahan bantingMenjaga gairah bisnis agar tahan banting. Lakukan lompatan-lompatan kecil namun menghasilkan keuntungan. Misalnya, untuk mendirikan salon orang tidak perlu langsung menyewa ruang di mall. Mulailah dari rumah dahulu.

4.Tekan risikoSalah satu kemampuan yang harus dimiliki wirausaha adalah mampu menghadapi risiko.takut boleh saja, karena hal itu membuat orang mau bekerja keras. Namun sebenarnya risiko bisa ditekan dengan :1.Dilarang nekal.mengukur risiko ibarat mengukur dalamnya sungai. Pelajari sungai perlahan-lahan, dengan mencelupkan kaki. Lewati sungai selangkah demi selangkah sambil menambah keberanian, dengan bantua sebuah kayu pengukur kedalaman, sampai akhirnya berani mengambil risiko setelah melewati perhitungan yang matang.2.Memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang luas membuat seorang pengusaha percaya diri. Gali berbagai informasi, ikuti berbagai pelatihan.3.Memilih partner kerja dan pegawai berdasarkan kompetensi. Sahabat sekalipun belum tentu cocok sebagai teman usaha. Jika perlu minta batuan professional untuk menyeleksi dan merekrut pegawai.4.Perluas jejaring. Kita cenderung nyaman dengan orang yang berlatar belakang sama. Sebagai pengusaha, utamakan memperluas jejaring dengan siapa saja dan dari kalangan mana saja,5.Open mindeddan bisa menerima perubahan. Realitas bisnis adalah peburahan.Sumber : Dikutip dari Majalah Femina No. 12/XXXVI.20-26 Maret 2008, hal 45.WANITA SEBAGAI PENGUSAHA : JANGAN TAKUT BERBISNIS (RHENALD KASALI)

C.Cara membangun competitive advantage organisasi melalui etos kerjaMelalui pengamatan terhadap karakteristik masyarakat di bangsa-bangsa yang mereka pandang unggul, para peneliti menyusun daftar tentang ciri-ciri etos kerja yang penting. Misalnya etos kerja Bushido dinilai sebagai faktor penting dibalik kesuksesan ekonomi Jepang di kancah dunia. etos kerja Bushido ini mencuatkan tujuh prinsip, yakni:1. Gi - keputusan yang benar diambil dengan sikap yang benar berdasarkan kebenaran; jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, sebab kematian yang demikian adalah kematian yang terhormat2. Yu - berani dan bersikap kesatria:3. Jin - murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama:4. Re - bersikap santun, bertindak benar:5. Makoto - bersikap tulus yang setulus-tulusnya, bersikap sungguh dengan sesungguh-sungguhnya dan tanpa pamrih:6. Melyo - menjaga kehormatan, martabat dan kemuliaan, serta7. Chugo - mengabdi dan loyal.

http://damdaradamdam.blogspot.com/2012_04_01_archive.htmlhttp://download.portalgaruda.org/article.php?article=113466&val=5187