lo septi dinda yunita

19
ANATOMI RESPIRASI SISTEM RESPIRASI MANUSIA Pulmo (Paru – paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam system respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2 membran yaitu membran viseral dan membran parietal.Pulmo terbagi menjadi pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri). Pulmo Dextra pulmo dextra terdiri dari 3 lobus, yaitu : a) Lobus superior b) Lobus madius c) Lobus inferior Lobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis, sedangkan yang memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan terdapat struktur – struktur dibawah ini: a) Bronkus pinsipalis dan cabang lobus superior disebelah belakang atas hilus b) Arteri pulmonalis disebelah depan atas hilus c) Arteri bronkialis d) Noduli limpatici bronkopulmonalis Pulmo Sinistra Pulmo sinistra terdiri dari 2 lobus, yaitu: a) Lobus superior b) Lobus inferior Lobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri terdapat struktur – struktur : a) 2 bronkus lobaris di sebelah belakang hilus b) Arteri pulmonalis disebelah atas hilus c) 2 vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilus d) Arteri bronkialis e) Noduli lympatici bronkopulmonalis Setiap pulmo mendapat suplai darah dari satu arteri pulmonalis (langsung dari ventrikel kanan) yang kemudian bercabang menjadi arteri lobaris dan arteri segmentalis untuk memperdarahi masing – masing lobus dan segmen. Pembuluh darah balik melalui 2 vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri,serta di persyarafi oleh nervous vagus dan trunkus simpatikus. Pulmo dilapisi oleh membrane tipis dan transparan yang disebut

Upload: septiana-putrining-suci-adi

Post on 17-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fightingg

TRANSCRIPT

ANATOMI RESPIRASI SISTEM RESPIRASI MANUSIAPulmo (Paru paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam system respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2 membran yaitu membran viseral dan membran parietal.Pulmo terbagi menjadi pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri).1. Pulmo Dextra pulmo dextra terdiri dari 3 lobus, yaitu :1. a) Lobus superior1. b) Lobus madius1. c) Lobus inferior1. Lobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis, sedangkan yang memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan terdapat struktur struktur dibawah ini:1. a) Bronkus pinsipalis dan cabang lobus superior disebelah belakang atas hilus1. b) Arteri pulmonalis disebelah depan atas hilus1. c) Arteri bronkialis1. d) Noduli limpatici bronkopulmonalis1. Pulmo SinistraPulmo sinistra terdiri dari 2 lobus, yaitu:a) Lobus superiorb) Lobus inferiorLobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri terdapat struktur struktur :a) 2 bronkus lobaris di sebelah belakang hilusb) Arteri pulmonalis disebelah atas hilusc) 2 vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilusd) Arteri bronkialise) Noduli lympatici bronkopulmonalisSetiap pulmo mendapat suplai darah dari satu arteri pulmonalis (langsung dari ventrikel kanan) yang kemudian bercabang menjadi arteri lobaris dan arteri segmentalis untuk memperdarahi masing masing lobus dan segmen. Pembuluh darah balik melalui 2 vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri,serta di persyarafi oleh nervous vagus dan trunkus simpatikus.Pulmo dilapisi oleh membrane tipis dan transparan yang disebut pleura. Pleura mempunyai 2 lapisan yaitu lapisan visceral di bagian dalam dan lapisan parietal di bagian luar. Pleura visceral benar benar dekat denganorgan paru sedangkan pleura prietalis menutupi permukaan dalam dinding dada. Kedua lapisan ini melanjutkan diri ke hilus paru. Diantara kedua lapisan ini terdapat ruang yang normalnya berisi cairan sebagai pelumas, agar kedua lapisan tersebut bisa bergerak dengan mudah. Bila terdapat banyak cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Hal ini merupakan suatu hal patologis, bila cairan berupa pus (nanah) disebut empiema. Jika rongga pleura berisi udara misalnya akibat tertusuk benda tajam, keadaan ini disebut pneumotorax.Sistem respirasi manusia terdiri dari bagian superior dan bagian inferior. Bagian superior yaitu hidung dan faring, sedangkan bagian inferior yaitu laring, trakea, bronkus dan alveolus.

System respirasi bagian atas:Hidung/nasalnasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru, sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Nasal terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot otot dan kulit, serta dilapisi oleh membrane mukosa. Nasal eksternal berbentuk piramid dengan bagian bagiannya dari atas ke bawah :1. Pangkal hidung (bridge)2. Dorsum nasi3. Puncak hidung4. Ala nasi5. Kolumela6. Lubang hidung (nares anterior)Batas atas nasal eksternal melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :1. Superior : os frontal, os nasal, os maksila1. Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago alaris minorBagian nasal internal adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Nasal internal terletak pada inferior tulang tengkorak dan daerah superior bagian mulut. Nasal internal bagian anterior bergabung dengan nasal eksternal , sedangkan bagian posterior nasal berhubungan dengan faring. Pada anterior ronga nasal bagian dalam disebut vestibulum yang di lapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi. Dinding samping bagian dalam dibentuk oleh etmoid, maxillae, lacrimal, palatine, dan tulang konka nasal inferior. FaringFaring terletak antara internal nares sampai kartilago krikoid dan memiliki panjang kurang kebih 13 cm dan berfungsi sebagai saluran respirasi dan saluran pencernaan. Faring terdiri dari:1. Nasofaring adalah faring yang berbatasan dengan rongga hidung. Nasofaring mempunyai 4 saluran (2 saluran ke internal nares dan 2 saluran ke tuba eustachius). Nasofaring adalah tempat bertukarnya partikel udara melalui tuba eustachius untuk keseimbangan tekanan udara faring dan telinga tengah.1. Orofaring adalah faring yang berbatasan dengan mulut. Terletak dibelakang rongga mulut dekat soft palate.1. Laringofaring adalah faring yang berbatasan dengan laring. Letaknya dimulai dari hyo id bone ke esophagus dan laring.

System respirasi bagian bawah:

Laring

Laring sering disebut sebagai kotak suara. Laring menghubungkan laringofaring dengan trakea. Terletak pada cervical ke 4 6. Dindingnya terdiri dari 9 kartilago yaitu: v 3 kartilago tunggal yaitu: a) kartilago tyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adams apple) b) kartilago epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan c) dan kartilago cricoid. : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid) v 3 kartilago berpasangan yaitu:a) kartilago arytenoids : berperan penting dalam menghasilkan suara karena mengandung pita suara.b) kartilago cuneiformc) kartilago corniculate.

Trakea

Trakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari otot polos dan cincin kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 20 tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago cricoid kebawah sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni. Disini trakea membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus principalis), sedangkan titik percabangannya disebut carina.

BronkusBronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada ICS ke V dan terbagi menjadi bronkus primary kanan dan bronkus primary kiri oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek batuk). Bronkus primary kanan terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior, medial, inferior). Sedangkan bronkus primary kiri terdiri dari 2 bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus sekunder ini bercabang lagi menjadi bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang. Cabang bronkus tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan bercabang cabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus bercabang semakin kecil menjaid ductus alveolus dan akhirnya berakhir di alveolus.AlveolusAlveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Alveolus berada dalam alveoli yang dilapisi oleh epitel squamosa. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan. Dinding alveoli terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu:1. Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gas1. Tipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga permukaan antara sel dan udara tetap lembab.

KONTROL PERNAPASANPengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan oleh sistem persyarafan, mekanisme kimia, dan mekanisme non kimia (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 2008). Sistem syaraf secara normal mengatur kecepatan ventilasi alveolus hampir sama dengan permintaan tubuh, sehingga tekanan O2 darah arteri (PO2) dan tekanan CO2 (PCO2) hampir tidak berubah bahkan selama latihan sedang sampai berat dan kebanyakan stress pernapasan lainnya (Fisiologi Kedokteran, 2005).1. Pengendalian Pernapasan Oleh Sistem PersarafanPengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks cerebri, medulla oblongata, dan pons.a. Korteks CerebriBerperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada saat bicara atau makan.b. Medulla oblongataTerletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan. Pada kedua oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory Group (DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group (VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua kelompok neuron ini berperan dalam pengaturan irama pernapasan. DRG terdiri dari neuron yang mengatur serabut lower motor neuron yang mensyarafi otot-otot inspirasi seperti otot intercosta interna dan diafragma untuk gerakan inspirasi dan sebagian kecil neuron akan berjalan ke kelompok ventral. Pada saat pernapasan kuat, terjadi peningkatan aktivitas neuron di DRG yang kemudian menstimulasi untuk mengaktifkan otot-otot asesoris inspirasi, setelah inspirasi selesai secara otomatis terjadi ekspirasi dengan menstimulasi otot-otot asesoris.Kelompol ventral (VRG) terdiri dari neuron inspirasi dan neuron ekspirasi. Pada saat pernafasan tenang atau normal kelompok ventral tidak aktif, tetapi jika kebutuhan ventilasi meningkat, neuron inspirasi pada kelompok ventral diaktifkan melalui rangsangan kelompok dorsal. Impuls dari neuron inspirasi kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang mensyarafi otot inspirasi tambahan melalui N IX dan N X. Impuls dari neuron ekspirasi kelompok ventral akan menyebabkan kontraksi otot-otot ekspirasi untuk ekspirasi aktif.c. PonsPada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat pnumotaksis. Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah. Fungsi pusat apneutik adalah untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi. Sedangkan pusat pneumotaksis terletak di pons bagian atas. Impuls dari pusat pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses inspirasi dan ekspirasi berjalan secara teratur pula.2. Kendali KimiaBanyak faktor yang mempengaruhi laju dan kedalaman pernapasan yang sudah diset oleh pusat pernapasan, yaitu adanya perubahan kadar oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen dalam darah arteri. Perubahan tersebut menimbulkan perubahan kimia dan menimbulkan respon dari sensor yang disebut kemoreseptor. Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem arteri.a. Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah arteri, cairan serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan merespon peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan.b. Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen, peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasan menjadi meningkat.3. Pengaturan Oleh Mekanisme Non KimiawiBeberapa faktor non kimiawi yang mempengaruhi pengatuan pernapasan di antaranya : pengaruh baroreseptor, peningkatan suhu tubuh, hormon epineprin, refleks hering-breuer.a. Baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel dan pembuluh darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnya tekanan darah arteri dibawah tekanan arteri rata-rata akan menstimulasi pernapasan.b. Peningkatan suhu tubuh, misalnya karena demam atau olahraga maka secara otomatis tubuh akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan cara meningkatkan ventilasi.c. Hormon epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkan rangsangan simpatis yang juga akan merangsang pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi.d. Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saat inspirasi mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalam otot polos paru untuk menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikian refleks ini mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat aktifitas berat.

Gambar : Otak sebagai pusat kendali pernapasanProses dari sistem pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa tahap, yaitu :

1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru

2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernapasan luar

3. Transportasi gas melalui darah

4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut pernapasan dalam Volume dan Kapasitas ParuMetode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru paru, suatu proses yang disebut spinometer.Udara dalam paru dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas, yang merupakan rata rata pada laki laki dewasa muda.Volume Paru :1. Volume tidal, adalah volume udara yang diinspirasikan atau diekspirasi setiap kali bernafas normal;besarnya kira kira 500 mililiter pada laki laki dewasa.2. Volume cadangan inspirasi, adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat; biasanya mencapai 3000 mililiter.3. Volume cadangan ekspirasi, adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal; jumlah normalnya adalah sekitar 1100 mililiter.4. Volume residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat; volume ini besarnya kira kira 1200 mililiter.Kapasitas Paru :1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup seseorang dimulai pada tingkat ekspirasi normal,dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekskresi normal (kira kira 2300 mililiter)3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak banyaknya. (kira kira 4600 mililiter)4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira kira 5800 mililiter); jumlah ini samadengan kapasitas vital ditambah dengan volume residu.Volume pernapasan SemenitVolume pernapasan semenit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam saluran pernapasan tiap menit; volume pernapasan semenit ini sama dengan volume tidal dikalikan dengan frekuensi pernapasan permenit. Volume tidal normal kira kira 500 mililiter, dan frekuensi pernapasan normal kira kira 12 kali per menit. Oleh karena itu, rata rata volume pernapasan semenit sekitar 6 liter/menit. Seseorang dapat hidup untuk waktu yang singkat dengan volume pernapasan semenit serendah 1,5 liter/menit dan dengan frekuensi pernapasan 2 sampai 4 kali per menit.

Faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi gas melalui membran pernapasan :1. Ketebalan membranContohnya akibat cairan edema dalam ruang interstisial membran dan di dalam alveoli sehingga gas gas pernapasan kemudian harus berdifusi tidak hanya melalui membran tetapi juga melalui cairan ini. Demikian juga beberapa penyakit paru yang menyebabkan fibrosis paru, dapat menambah ketebalan beberapa bagian membran pernapasan. Karena kecepatan difusi melalui membran berbanding terbalik dengan ketebalan membran lebih dari dua sampai tiga kali normal dapat menghalangi pertukaran gas secara bermakna.2. Luas permukaan membran pernapasanMisalnya, pengangkatan satu paru seluruhnya mengurangi luas pemukaan total sampai setengah dari normal. Juga, pada emfisema, beberapa alveoli bersatu, dengan penghancuran sebagian dinding alveolus. Oleh karena itu, ruangan alveolus baru yang terbentuk jauh lebih besar daripada alveoli yang asli, tetapi jumlah total permukaan membran pernapasan sering kaliberkurang sampai lima kali lipat akibat hilangnya alveolus. Bila jumlah total permukan berkurang sampai mencapai sepertiga hingga seperempat dari normal, pertukaran gas melalui membran tersebut sangat terganggu.3. Koefisien difusiUntuk memindahkan setiap gas melalui membran pernapasan bergantung kepada kelarutan gas dalam membran dan berbanding terbalik dengan akar pangkat dua berat molekul gas.Kecepatan difusi dalam membran pernapasan hampir sama dengan kecepatannya dalam air. Oleh karena itu, untuk perbedaan tekanan tertentu, karbondioksida berdifusi kira kira 20kali lebih cepat dari oksigen. Oksigen berdifusi 20 kali lebih cepat dari nitrogen.4. Perbedaan tekananDi antara kedua sisi membran pernapasan adalah perbedaan antara tekanan parsial gas dalam alveoli dan tekanan parsial gas dalam darah kapiler paru. Tekanan parsial menyatakan suatu ukuran jumlah total molekul gas tertentu yang membentur suatu satuan luas permukaan membran alveolus pada satu satuan waktu, dan tekanan gas dalam darah menyatakan jumlah molekul yang berusaha keluar dari darah dlam arah yang berlawanan.Bila tekanan parsial gas dalam alveoli lebih besar daripada tekanan gas dalam darah, seperti pada oksigen, terjadi difusi dari alveoli menuju ke dalam darah. Bila tekanan parsial gas dalam darah lebih besar daripada tekanan parsial gas dalam alveoli, seperti pada karbondioksida, terjadi difusi dari darah menuju ke dalam alveoli.

HISTOLOGI SISTEM URINARIAGINJAL

Gambar: Ilustrasi nefron

Ginjal merupakan organ ekskresi utama tubuh manusia. Unit struktural dan fungsional ginjal disebut nefron. Setiap ginjal memiliki 1 hingga 1,4 juta nefron fungsional. Nefron tersusun atas bagian-bagian yang berfungsi langsung dalam pembentukan urin. Adapun bagian-bagian nefron, yaitu: korpus renalis, tubulus kontortus proksimal, ansa henle segmen tebal dan tipis, tubulus kontortus distal, dan duktus koligens.

Ginjal dibungkus oleh kapsul jaringan lemak dan jaringan ikat padat kolagen (kapsula fibrosa). Struktur tersebut disebut sebagai kapsula ginjal. Di sebelah dalam kapsula ginjal, terdapat bagian korteks dan di sebelah dalam korteks terdapat medulla. Korteks berisi korpus renalis atau korpus malphigi yang merupakan kesatuan dari glomerulus dan kapsula Bowman. Selain itu juga terdapat tubulus kontortus dan arteri atau vena yang mendarahinya. Di medulla, dapat ditemukan struktur duktus namun tidak terdapat jaringan glomerulus. Dengan adanya perbedaan khas tersebut, secara mikroskopis, ginjal dapat dibedakan dengan jelas mana bagian korteks dan mana bagian medullanya.

Gambar:. Histologi ginjal, a) korteks b) medulla

Korteks ginjal mengandung korpus renalis yang merupakan permulaan dari setiap nefron. Korpus renalis mengandung kapiler glomerulus yang diselubungi oleh dua lapis epitel yang disebut kapsula Bowman. Lapisan dalam kapsul atau lapisan visceral kapsula Bowman menyelimuti kapiler glomerulus. Pada lapisan ini terdapat podosit, yaitu sel yang memiliki prosesus primer dan sekunder yang menyelimuti kapiler glomerulus dengan saling bersilangan. Sementara itu, lapisan parietal di sebelah luarnya, yang tersusun dari epitel selapis skuamosa, membulat dan membentuk rongga di antara keduanya yang disebut rongga urin atau rongga kapsular. Di sinilah hasil ultrafiltrat ditampung untuk selanjutnya diteruskan ke tubulus kontortus proksimal. Korpus renalis memiliki dua kutub yaitu kutub vaskular dan kutub tubular. Kutub vaskular berarti kutub tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen. Daerah ini ditandai dengan adanya struktur makula densa, yaitu sel reseptor berbentuk palisade di dinding tubulus kontortus distal yang dekat dengan glomerulus. Di daerah ini juga dapat ditemukan sel jukstaglomerular atau sel granular yang merupakan modifikasi dari otot polos dinding arteriol aferen. Makula densa, sel jukstaglomerular, dan kumpulan sel mesangial ekstraglomerular membentuk aparatus jukstaglomerular. Struktur ini berfungsi dalam pengaturan volume dan tekanan darah.

Struktur nefron berikutnya adalah tubulus-tubulus yang berperan dalam proses reabsorpsi. Berikut ini merupakan ciri khas penampakan mikroskopis dari masing-masing tubulus.

Tubulus kontortus proksimal :Epitel selapis kuboid dengan brush border sehingga batas sel dengan lumen tampak tidak jelas,Batas antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel tetangga,Sitoplasma asidofilik dan granular,Jarak antar inti sel jauh ,Ditemukan di jaringan korteks. Ansa henle segmen tebal pars desendens :Epitel selapis kuboid dengan brush border sehingga batas sel dengan lumen tampak tidak jelas,Batas antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel tetangga,Sitoplasma asidofilik dan granular,Jarak antar inti sel jauh,Ditemukan di jaringan medulla .Ansa henle segmen tipis :Epitel selapis skuamosa, mirip dengan kapiler namun tidak memiliki sel darah pada lumennya,Tidak dapat dibedakan antara asendens dan desendens

Ansa henle segmen tebal pars asendens : Epitel selapis kuboid tanpa brush border sehingga batas sel dengan lumen tampak cukup jelas dibanding tubulus kontortus proksimal , Batas antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel tetangga, Sitoplasma terlihat lebih pucat, Jarak antar inti sel lebih rapat dibanding tubulus kontortus proksimal, Ditemukan di jaringan medulla

Tubulus kontortus distal :Epitel selapis kuboid tanpa brush border sehingga batas sel dengan lumen tampak cukup jelas dibanding tubulus kontortus proksimal,Batas antar sel juga tidak jelas karena membran sel lateral berinterdigitasi dengan sel tetangga,Sitoplasma terlihat lebih pucat,Jarak antar inti sel lebih rapat dibanding tubulus kontortus proksimal,Ditemukan di jaringan korteks Duktus koligens,Epitel selapis kuboid dengan batas antar sel atau membran sel yang jelas

Gambar:. Tubulus ginjalSetelah melalui serangkaian traktus pada nefron, urin akan bermuara pada duktus papilaris Bellini di bagian apeks dari piramid medula. Adapun struktur dari duktus papilaris Bellini ini adalah dindingnya merupakan epitel selapis silindris dengan batas cukup jelas. Urin yang melewati traktus tersebut kemudian akan ditampung di calyx minor untuk selanjutnya dialirkan ke calyx mayor, pelvis renalis, dan ureter. Ketiga struktur ini disusun oleh sel epitel transisional yang khas dengan sel payungnya.

2.2. URETER

Manusia memiliki sepasang ureter yang menghubungkan ginjal dengan vesica urinaria. Saluran ini memiliki lapisan mukosa yang melipat ke arah dalam dengan jenis epitel transisional. Berbatasan dengan lamina propria, terdapat struktur lapisan muskularis berupa otot polos yang lebih tebal dari mukosa. Otot polos ini terdiri atas dua lapis pada ureter proksimal (sirkular dan longitudinal) serta tiga lapis pada ureter distal (longitudinal, sirkular, dan longitudinal). Bagian terluarnya juga dapat ditemukan tunika adventisia.

Gambar: Ureter2.3 VESICA URINARIAVesica urinaria atau kantung kemih merupakan organ penampung urin sementara sebelum dikeluarkan atau berkemih. Organ ini memiliki tiga lapisan otot polos yang cukup tebal dan tidak tersusun rapi seperti di ureter karena susunannya beranastomosis. Otot ini disebut m. detrusor. Epitel permukaannya adalah transisional dengan enam lapis sel, lebih tebal dibandingkan ureter.

Gambar: Vesica urinaria

2.4 URETRAUretra merupakan traktus fibromuskular yang membawa urin dari vesica urinaria keluar tubuh. Epitelnya tidak hanya satu jenis. Pada wanita, yang panjangnya sekitar 4 5 cm, dinding uretra tersusun atas epitel transisional di bagian proksimal dan epitel berlapis skuamosa di bagian luarnya. Pada pria yang memiliki uretra lebih panjang dari wanita dapat ditemukan epitel berlapis kolumnar.IV. REFERENSI

1. Mescher AL. Junqueiras basic histology text & atlas. 13th ed. China: McGraw-Hill; 2013. p. 415-18.2. Eroschenko VP. diFiores atlas of histology with functional correlations. 11th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. p. 355-26.3. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of anatomy & physiology. 9th ed. San Francisco: Pearson Education; 2012. p. 960-3.