kerangka acuan kerja bidang humas dan...

54
1 KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasi

Upload: others

Post on 26-Dec-2019

44 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

1

KERANGKA ACUAN KERJA

Bidang Humas dan Publikasi

Page 2: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

2

DAFTAR IS I

Page 3: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

3

PENDAHULUAN 4

PEMAHAMAN HUMAS dan PUBLIKASI 10

MEKANISME KERJA HUMAS dan PUBLIKASI 26

Page 4: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i4

PENDAHULUAN

Indonesiana merupakan inisiatif baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dihadirkan sehubungan dengan disahkannya UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan (UU 5/2017). Modul ini memberikan gambaran umum tentang inisiatif baru tersebut, mulai dari latar belakang, maksud, landasan hukum, bentuk kegiatan, tujuan, hingga mekanisme kerja, pola pendanaan dan manfaatnya.

LatarBelakang

Kegiatan budaya mendapat sorotan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik kes-ejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial, maupun kesejahteraan psikolo-gis, di mana-mana, baik negara maju maupun negara berkembang. Upaya memajukan kebudayaan mulai diyakini bermanfaat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan hanya lebih sejahtera melainkan juga lebih sejahtera secara berkelanjutan. Dengan kata lain, upaya memajukan kebu-

dayaan mulai dipahami sebagai bagian inti dari pembangunan berkelanjutan.

Indonesia dikaruniai keanekar-agaman budaya. Keanekaragaman tersebut seringkali dipandang sebagai kekayaan. Namun, seringkali pula, kekayaan tersebut dirumuskan sebagai kekayaan daerah, bahkan ada upaya untuk menilainya secara finansial. Dalam kerangka pemban-gunan berkelanjutan, kekayaan ini seharusnya dilihat sebagai kekayaan budaya dan kekayaan budaya selalu terbentuk dalam hubungan yang tidak mengutamakan untung rugi. Ada per-bedaan mendasar antara manfaat dan keuntungan (finansial), seperti yang diperlihatkan banyak studi ekonomi budaya.

Perbedaan ini mempengaruhi kerja budaya, yaitu kegiatan budaya yang dilakukan secara khusus untuk men-ingkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerja budaya inilah yang diurus dalam Indonesiana.

Page 5: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 5

LandasanHukum

UU 5/2017 mengelaborasi mandat UUD 1945, khususnya pasal 32 ayat 1: “Negara memajukan kebu-dayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam meme-lihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

UU 5/2017, pasal 1 butir 1, menjelas-kan: “Kebudayaan nasional Indonesia adalah keseluruhan proses dan hasil interaksi antar-Kebudayaan yang hidup dan berkembang di Indonesia.”

Penekanannya ada pada interaksi antar-Kebudayaan. Negara harus hadir dalam interaksi ini, bukan dalam arti mengontrol ataupun hanya memfasilitasi, melainkan betul-betul ada (exist). Karena Negara terdiri atas Pemerintah dan Warga Negara, sementara hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan warga negara belum ditatakelola dengan standar yang umum dalam bidang kebudayaan, maka agar Negara betul-betul ada diperlukan penguatan hubungan tersebut.

Agar efektif, penguatan hubungan dalam bidang kebudayaan tersebut perlu dilakukan dengan fokus tertentu.

Fokus tersebut dapat dijelaskan dengan memperhatikan UU 5/2017 pasal 5 dan pasal 24. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Pasal 5, merumuskan: “Obyek Pemajuan Kebudayaan meliputi a) tradisi lisan, b) manuskrip, c) adat istiadat, d) ritus, e) pengetahuan tradisional, f) teknologi tradisional, g) seni, h) bahasa, i) permainan rakyat, dan j) olahraga tradisional.”

Pasal 24, ayat 4 butir d, merumuskan: “Pemeliharaan Obyek Pemajuan Kebudayaan dilakukan dengan cara … meng-hidupkan dan menjaga ekosistem Kebudayaan untuk setiap Objek Pemajuan Kebudayaan.”

Dari rumusan kedua pasal ini dapat kita simpulkan fokus penguatan hubu-ngan pemerintah pusat - pemerintah daerah - warga negara adalah eko-sistem Objek Pemajuan Kebudayaan (e-OPK).

Page 6: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i6

Ekosistem Obyek Pemajuan Kebudayaan

Menuju peraturan pelaksanaan UU 5/2017, e-OPK dapat dipahami sebagai tata interaksi antar unsur dalam siklus kehidupan sebuah Objek Pemajuan Kebudayaan. Tata interaksi tersebut dapat digambarkan secara sederhana seperti berikut ini:

Siklus kehidupan Objek Pemajuan Kebudayaan terdiri atas fase kreasi, produksi, distribusi, dan kon-sumsi. Masing-masing fase memiliki pemangku kepentingan dan satu pemangku kepentingan dapat hadir di lebih dari satu fase.

Siklus kehidupan ini diperluas men-jadi e-OPK dengan mengelaborasi hubungan antara konsumsi dan kreasi, yaitu dengan menempatkan pengguna sebagai warga negara yang meng-konsumsi dan mengapresiasi Objek

Pemajuan Kebudayaan; apresiasi terse-but mempengaruhi dan dipengaruhi pendidikan; sedangkan pendidikan mempengaruhi dan dipengaruhi kreasi Objek Pemajuan Kebudayaan.

Pemangku kepentingan setiap fase memiliki akses dan dapat memper-kaya Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu.

Penguatan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dengan warga negara dalam bidang kebudayaan dikatakan efektif bila mampu menghidupkan dan menjaga ekosistem satu atau lebih dari satu Objek Pemajuan Kebudayaan.

Page 7: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 7

Page 8: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i8

PEMAHAMAN HUMAS DAN PUBLIKASI

Glosarium

Segmentasi PasarSwastha & Handoko (1997)

mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar yang bersifat heterogen ke dalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen. Sedangkan definisi yang diberikan oleh Pride & Ferrel (1995)  mengata-kan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan peri-laku pembeli.

Di lain pihak Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelom-pok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memi-liki kebutuhan produk yang serupa.

Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan mel-akukan segmentasi pasar, pemasaran

akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:

1. SegmentasiGeografis Pembagian berdasarkan

wilayah: Negara, Provinsi, Kota, Desa, dll.

2. SegmentasiDemografis Segmentasi ini dilakukan

dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok ber-dasarkan variabel demografis seperti: usia, jenis kelamin, pen-dapatan, pendidikan, pekerjaan, geografis. 

3. SegmentasiPsikografis Segmentasi ini dilakukan

dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, latar belakang, dan lain-lain.

Page 9: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 9

Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsu-men ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.

Target AudiensAdalah sekumpulan individu

sebagai potensi yang akan kita jadikan target penjualan.

Dalam menentukan target har-uslah tepat,  sehingga target audiens yang dituju semakin jelas dan fokus. Semakin jelas mengetahui  target audiens yang dituju,  dengan mudah kita dapat menentukan strategi yang sesuai sehingga menarik perhatian target Audiens yang dituju.

Dalam jaringan periklanan konsumen merupakan target audiens yang harus dicermati dengan seksama

karena kepada merekalah iklan itu dikomunikasikan. Terdapat perbedaan kelompok konsumen sehingga konsep iklan pun seharusnya berbeda untuk kelompok konsumen yang berbeda.

Cara memperlakukan target audiens adalah dengan consumer insight, merebut hati dengan komu-nikasi yang tepat, dengan beberapa cara;

1. In-depth Selalu ingin tahu apa yang

dilakukan target audiens, kebi-asaan mereka  menggunakan produk yang kita iklankan, keputusan yang mempengaruhi mereka sehingga membeli produk kita, dll, sehingga kita benar-benar mengenali target kita.

2. Focus group discussion Memilih responden yang bias

mewakili target, melakukan wawancara in depth dengan mereka.

Page 10: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i10

lan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beber-apa komponen.  Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning ter-letak pada persepsi yang diciptakan dari    persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusa-haan terhadap pelanggan.

Brand positioning menurut Gelder (2005) : “Brand positioning as a way of demonstrating a brand’s advantage over and differentiation from its com-petition”.

Maka definisi brand positioning menurut Gelder adalah suatu cara untuk mendemonstrasikan atau menampilkan keunggulan dari suatu merek dan juga perbedaan dari para pesaing lainnya. Artinya suatu brand harus mampu menampilkan keunggulan dan per-bedaannya agar mendapatkan posisi yang tepat di masyarakat.

Pendekatan yang sebenarnya dari sebuah posisi merek di pasar tergantung pada bagaimana meng-komunikasikan manfaat dan atribut produk kepada sasaran publikasi/komunikasi ataupun pengguna dengan tujuan untuk menciptakan perbedaan

Brand Positioning Menurut Kotler (1997: 262): “Posi-

tioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”.

Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain posi-tioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan pen-awaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.

Positioning adalah  dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komu-nikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik adalah fokus utama positioning.    Keberhasi-

Page 11: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 11

dari para pesaing. Brand positioning sangatlah penting bagi suatu peru-sahaan dalam proses branding, agar suatu perusahaan dapat mengetahui target pasar seperti apa yang akan dituju dan dengan demikian produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat ditempatkan dengan akurat dan tepat sasaran. Dengan begitu maka tujuan utama dan kegiatan publikasi/komunikasi dapat tepat sasaran.

Begitu pula dengan Indonesiana atau festival daerah yang akan men-jadi sebuah ekosistem pemajuan kebudayaan, harus jelas posisi dari Indonesiana dan festival daerah seh-ingga sasaran publikasi/komunikasi dengan mudah mengerti apakah Indo-nesiana dan festival daerah tersebut dan apakah dampak positifnya sasaran komunikasi tersebut.

Differensiasi Kegiatan menciptakan seperang-

kat perbedaan yang berarti untuk membedakan tawaran perusahaan dengan tawaran yang diberikan oleh para pesaing.

Syarat-Syarat Differensiasi- Dinilai penting oleh konsumen

(important)

- Dapat dibedakan dengan penawaran perusahaan lain (distinctive)

- Unggul dalam memperoleh manfaat yang sama (superior)

- Dapat dikomunikasikan dan tampak (communicable)

- Sulit untuk ditiru oleh pesaing (preemptive)

- Pembeli mampu membayar perbedaan yang ditawarkan (affordable)

- Perusahaan mampu memper-oleh laba (profitable).

Brand Essence Apa itu brand essence? Brand

essence adalah sebuah kalimat yang mengkomunikasikan sifat dasar dari nama merek (dalam bahasan ini adalah Indonesiana atau nama festival) dibuat oleh sebuah entitas.  Brand essence mengkomunikasikan manfaat unik yang disediakan oleh produk sebuah merek.

Perbedaan antara brand position-ing dengan brand essence

Brand positioning memuat alasan mengapa sasaran publikasi/komu-nikasi mau membeli/menggunakan

Page 12: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i12

produk  (melihat dari sisi kosumen), jika dalam Indonesiana adalah alasan sasa-ran komunikasi untuk terlibat dalam Indonesiana.

Dalam Brand Positioning sangat jelas siapa target komunikasi yang mau disasar, hal apa yang menjadi pembeda antara Indonesiana dengan kegiatan sejenis lainnya dalam katagori yang sama, alasan sasaran komuni-kasi untuk yakin bahwa Indonesiana adalah sebuah kegiatan kebudayaan yang diinginkannya.  Sedangkan brand essence merupakan soul of the brand 

(melihat dari sisi emosional brand), memuat nilai-nilai yang ingin disam-paikan oleh sebuah brand dengan tujuan untuk memperkuat positioning yang dibangun.

Beberapa contoh brand yang memiliki brand positioning dan brand essence;

Page 13: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 13

Brand AwarenessMenurut Aaker yang dikutip dalam

buku The Power of Brand karya Freddy Rangkuti (2009:39), kesadaran merek adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau meng-ingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

Dari penjelasan diatas maka dapat digambarkan skema brand recognition (mengenali) dan brand recall (mengin-gat kembali) sebagai komponen yang berperan dalam pembentukan brand awareness (kesadaran bermerek). Hal ini juga dikemukakan dalam jurnal

karya Xue Li yang berjudul How Brand Knowledge Influences Consumers Purchase Intentions (2004:41) terbitan ProQuest, yang menjelaskan bahwa brand awareness dipengaruhi oleh 2 komponen; brand recognition dan brand recall.

Pengertian tentang brand recogni-tion dan brand recall yang tertulis dalam buku karya Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Simanjuntak yang berjudul Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Sasaran pub-likasi/komunikasi (2004:55-56), yaitu :

a. Brand Recognition adalah tingkatan mengenali dan

Page 14: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i14

pengingatan kembali sebuah merek dengan bantuan.

b. Brand Recall adalah tingkatan pengingatan kembali sebuah merek tanpa menggunakan bantuan.

Jurnal yang berjudul “The effectt of advertising on brand awareness and percieved quality: an emperical investigation using panel data” karya C.Robert Clark, Ulrich Doreazselki dan Michaela Draganska (2009:227) ter-bitan ProQuest mengatakan bahwa sasaran publikasi/komunikasi suka menyamakan antara brand awareness dengan preferensi. Sasaran publikasi/komunikasi biasanya lebih memilih sesuatu yang dianggap paling familiar dengannya, dan ketika sasaran pub-likasi/komunikasi sudah merasa aware terhadap suatu brand belum tentu sasaran publikasi/komunikasi memiliki preferensi terhadap brand tersebut.

Dan Jurnal karya Nazia Yaseen, Mariam Tahira, Amir Gulzar, Ayesha Anwar dengan judul “Impact of Brand Awarenes, Percieved Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and Purchase Intention:

A reseller’s View” (2011:833) terbitan ProQuest. Menyatakan bahwa belum ada signifikansi antara brand aware-ness dengan brand loyalty. Hasil dari jurnal ini mengatakan bahwa brand awareness, percieved quality, dan loy-alty mempunyai pengaruh terhadap purchase intention (keputusan untuk membeli). Dalam kaitannya dengan brand awareness wisatawan menun-jukkan bahwa kunjungan wisatawan ke destinasi wisata salah satunya dipen-garuhi oleh faktor brand awareness.

Oleh karena itu, brand awareness merupakan salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi keingi-nan wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi wisata. Dalam kaitan-nya dengan Indonesiana dan festival kebudayaan, perlu dibangun brand awareness yang baik agar tercipta keinginan dari semua pihak yang terkait untuk terlibat aktif dengan kesadaran sendiri.

Page 15: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 15

Pengertian Humas

Hubungan masyarakat atau lebih sering disingkat humas adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperda-lam kepercayaan publik terhadap suatu individu atau organisasi.

Humas juga adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menun-jukkan bahwa hubungan masyarakat dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komu-nikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi.

Posisi humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh suatu manajemen organisasi. Sasaran humas adalah publik internal dan eksternal, dimana secara oper-asional humas bertugas membina hubungan harmonis antara organi-sasi dengan publiknya dan mencegah timbulnya rintangan psikologis yang mungkin terjadi di antara keduanya.

Peran humas dalam sebuah organ-isasi sangatlah penting. Dalam riset tentang kegiatan humas (public rela-

tions), ada dua peran besar yang secara konsisten muncul dalam kegiatan humas yaitu peran sebagai teknisi dan manajemen. Peran sebagai teknisi mewakili seni dari humas sep-erti menulis, mengedit, mengambil foto, menangani produksi komunikasi, membuat acara spesial, dan melakukan kontak telepon dengan media. Peran sebagai manajemen berfokus pada kegiatan yang membantu organisasi dalam mengidentifikasi dan memecah-kan masalah terkait humas.

Manajemen humas melaksanakan peran, sebagai pemberi penjelasan, yaitu orang yang bekerja sebagai kon-sultan untuk mendefinisikan masalah, menyarankan pilihan, dan meman-tau implementasi kebijakan. Kedua, sebagai fasilitator komunikasi, yaitu orang yang berada pada batas antara organisasi dengan lingkungannya yang menjaga agar komunikasi dua arah tetap berlangsung.

Kehumasan sebagai departemen dianalogikan sebagai media organ-isasi, pusat informasi keluar dan kedalam (menangani pers, mengelola media, majalah, mendokumentasikan kegiatan-kegiatan organisasi), kepan-jangan tangan pimpinan dalam

Page 16: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i16

Mengingat kebutuhannya yang sangat tinggi, tentunya profesionalisme sumber daya kehumasan dituntut untuk menguasai kemampuan tulis menu-lis dalam jurnalistik dan kepenulisan.Dengan begitu, fungsi kehumasan menjadi lebih efektif karena tujuan dan sasaran serta kinerja organisasi dapat terinformasikan dengan baik.

Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia akan mengakibatkan tidak efektifnya fungsi kehumasan dalam bidang jurnalistik. Untuk men-dukung kegiatan kehumasan, sudah seharusnya setiap sumber daya manusia kehumasan perlu dibekali pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam bidang jurnalistik dan kepenulisan. Paling tidak, beberapa materi yang perlu dikuasai diantaranya teknik reportase dan penulisan berita, kiat menulis artikel dan feature, teknik wawancara, bahasa jurnalistik, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan jur-nalistik atau kemampuan tulis-menulis.

Dengan mempunyai kemampuan tulis menulis diharapkan sumber daya manusia kehumasan dapat mendukung kegiatan kehumasan institusi seperti mampu menulis siaran pers, adverto-rial, newsletter, majalah internal, opini, artikel hingga company profile.

hal komunikasi, dan sebagainya. Departemen kehumasan secara logika harus jelas pengorganisasiannya. Pengorganisasian berbicara tentang struktur organisasi, deskripsi kerja, tanggung jawab dan wewenangnya serta sistem kerjanya.

Kehumasan dan humas pada dasarnya dua hal yang saling terkait akan tetapi lebih rincinya, kehumasan lebih bersifat sebagai kelembagaan sedang humas lebih bersifat indivual. Misalkan dalam tatanan pemerintah maka kehumasan bisa dicontohkan dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi maka humas diidentikkan dengan juru bicara.

Kegiatan kehumasan didominasi oleh aktivitas tulis menulis dibanding kegiatan-kegiatan lainnya. Sekitar 70 persen kegiatan humas merupakan aktivitas tulis menulis, selebihnya mer-upakan aktivitas-aktivitas lainnya.

Dominannya kegiatan tulis menulis dalam aktivitas kehumasan setidaknya terlihat dari beragamnya produk ter-tulis kehumasan yang ditujukan untuk meningkatkan citra organisasi. Sebut saja bulletin, majalah internal, news-letter, opini, artikel.

Page 17: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 17

Pengertian Komunikasidan Publikasi

Secara harafiah komunikasi yang berasal dari bahasa Latin yaitu ‘Communicatio’ yang berarti ‘membuat sama’. Dapat dikatakan bahwa komu-nikasi merupakan suatu proses upaya membangun pengertian antara yang satu dengan yang lainnya, agar ter-jadi kesamaan pemahaman mengenai suatu hal. Dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar’ karangan Dedy Mulyana, Bernard Berelson dan Gary A. Steiner menyatakan bahwa komuni-kasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan semacamnya. Hal yang ditransmisikan dapat berupa simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan semacamnya.

Pengertian Media Sosial

Media sosial adalah media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berb-agi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media daring yang mendukung

interaksi sosial dan media sosial meng-gunakan teknologi berbasis web dan aplikasi yang mengubah komunikasi satu arah pada media konvensional menjadi dialog interaktif.

Embrio media sosial yang kita kenal hari ini telah hadir sejak internet pertama kali menjadi produk massal, dalam bentuk yang sederhana namun memiliki konsepsi yang sama. Mailing list group dan web forum adalah 2 bentuk umum pada periode awal inter-net, dimana para pengguna bertukar informasi dalam bentuk teks, visual hingga tautan.

Dan hari ini kita mengenal platform media sosial dalam berbagai bentuk; Facebook, merajai penggunaan media sosial dunia, diikuti Instagram, Twitter, Path, Flickr, Tumblr, dan masih banyak lagi. Apa pun bentuknya, satu hal utama yang menjadi esensi dari media sosial; berbagi informasi - dengan berbagai bentuk konten.

Kemudahan (simplicity) dalam berb-agi informasi menjadi landasan dari media sosial. Bagaimana satu tombol 'berbagi' menciptakan percepatan persebaran informasi di dunia maya. Kemudahan ini bertautan dengan karakter konten yang kita bagikan.

Page 18: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i18

Tiap-tiap produk media sosial yang ada hari ini memiliki karakteristik yang berbeda dan cenderung spesifik. Facebook memberikan kita kesem-patan untuk memuat konten dengan teks panjang, serupa microblogging. Instagram berpusat pada visual shar-ing, Twitter fokus pada info singkat, dan seterusnya. Mengetahui karakter tiap produk media sosial akan membantu kita dalam membangun strategi penye-baran konten yang efektif - mengacu pada tiap produknya.

Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konven-sional, seperti:

1. Kesederhanaan Dalam sebuah produksi media kon-

vensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi dan keterampilan distribusi yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah digu-nakan, bahkan untuk orang dengan pengetahuan teknologi mendasar pun dapat menggunakannya.

2. Membangun Hubungan Media sosial menawarkan kes-

empatan tak tertandingi untuk berinteraksi dengan audiens dan membangun hubungan. Sebuah

organisasi mendapatkan sebuah umpan balik langsung, ide, pengu-jian dan mengelola layanan dengan cepat, sedangkan media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.

3. Jangkauan Global Media tradisional dapat menjang-

kau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, seseorang dapat mengkomu-nikasikan informasi dalam sekejap, tanpa batas lokasi geografis. Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.

4. Terukur Dengan sistem penelusuran yang

mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga seseoarng langsung dapat mengetahui efektif-itas promosi dan komunikasi. Tidak demikian dengan media konven-sional yang membutuhkan waktu yang lama.

Page 19: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 19

Pengertian Konten danInfrasturktur Digital

Media Baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemu-nculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai media baru adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipu-lasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Secara sederhana media baru adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalam-nya adalah web, blog, online social network, online forum dan lain-lain yang menggunakan teknologi kom-puter sebagai medianya.

Menurut Everett M. Rogers, mer-angkumkan perkembangan media komunikasi ke dalam empat era. Pertama, era komunikasi tulisan, Kedua, era komunikasi cetak, Ketiga, era telekomunikasi, dan Keempat, era komunikasi interaktif. Media baru adalah media yang berkembang pada era komunikasi interaktif.

Menurut Ron Rice, definisi media baru adalah media teknologi komu-nikasi yang melibatkan komputer

di dalamnya (baik mainframe, PC, Notebook, tablet hingga seluar pintar) yang memfasilitasi penggunanya untuk berinteraksi antar sesama peng-guna ataupun dengan informasi yang diinginkan.

Sementara menurut McQuail, media baru adalah tempat dimana seluruh pesan komunikasi terdesen-tralisasi; distribusi pesan lewat satelit, meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer, keterlibatan audi-ens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat.

Beberapa karakter penting dalam media baru yang penting untuk dipa-hami adalah;

1. Interaktivitas Karakteristik kedua dari media

baru adalah interaktif atau inter-aktivitas. Maksudnya, pada media baru memungkinkan semua orang, termasuk pembaca yang awam sekalipun dapat terlibat langsung dalam proses diskusi atau saling mengomentari sebuah berita atau sebuah komentar dari seseorang tertentu di dalam suatu berita tersebut. Tidak peduli apakah Anda seorang ahli atau bukan, tidak

Page 20: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i20

peduli apa profesi Anda, dan tidak peduli apakah Anda sudah dewasa atau belum, ruang untuk terlibat dalam diskusi sangat luas karena terdapat fitur semacam komentar yang menyediakan akses untuk berinteraksi dengan media ataupun dengan orang lain.

2. Virtual Media baru merupakan media

virtual. Maksudnya, objek atau-pun benda-benda yang kita klik, kita lihat dan seterusnya di media baru tidak memiliki objek fisik sebagaimana media massa konven-sional seperti majalah, koran, dan lain sebagainya. Identitas kita pun bisa dengan mudah kita buat, ketika kita ingin berkomentar pada media tersebut. Dengan virtualisasi, kita dapat terhubung dan mengakses segalanya dengan mudah di dunia media baru.

3. Terhubung Ciri khas berikutnya adalah ter-

hubung, yang berarti baik konten ataupun pengguna di media baru dapat saling terhubung dengan media lain yang ada di internet. Misalnya, akun email yang ter-koneksi dengan fitur media lain, atau akun sosial media yang dapat digunakan untuk berlangganan di

salah satu media massa online, dan lain sebagainya. Dengan demikian pengguna dapat menggunakan satu akun email untuk terhubung ke berbagai jenis media dan melaku-kan aktivitas komentar, membaca, berlangganan, dan lain sebagainya.

4. Individualitas Karakteristik berikutnya dari media

baru adalah adanya individualitas, yang berarti hampir semua orang bertindak atas kemauannya sendiri. Tidak ada yang memaksa kita untuk berlangganan koran misalnya, dan tidak ada pula yang memaksa kita untuk tidak berkomentar. Selain itu, individualitas juga menunjukkan adanya kecenderungan pengguna media baru untuk menunjukkan pada dunia luas mengenai dirinya, tentang jati dirinya, tentang diri mereka.

5. Diversifikasikonten Media baru juga menghadirkan

sebuah variasi konten yang sangat luas. Tidak hanya berita berupa teks, akan tetapi berita berupa video reportase, gambar, infografis, live broadcast dan lain sebagainya dapat diakses secara langsung tanpa perlu berpindah-pindah dari satu situs, misalnya. Oleh karena itu setiap orang dapat menggunakan media baru untuk melakukan banyak hal.

Page 21: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 21

Target SasaranKomunikasi

Page 22: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i22

Tantangan Humas, Komunikasi dan Publikasi untuk Indonesiana

Pemerintah Daerah

1. Perlu kejelasan mengenai peta peran antara tim Indonesiana dan Pemerintah Daerah, UPT (Unit Pelaksana Teknis), Dinas Kebudayaan terkait.

2. Perlu Sosialisasi mengenai manfaat jika terlibat dalam Indonesiana

Sejauh manakah keterlibatan komunitas dalam program Indonesiana

Informasi mengenai jalur keterlibatan dalam Indonesiana

Komunitas Seni & Budaya

Pelaku Seni & Budaya

Penjelasan mengenai substansi Indonesiana, dan partisipasi seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesiana

Internal

Penjelasan mengenai Indonesiana, terutama dari sisi Substansi, Transparansi, dan tolok ukur keberhasilan

Jurnalis / Media Massa

Kekhawatiran adanya muatan-muatan politik. apakah relevansi Indonesiana bagi publik, terutama anak muda. adakah ruang yang cukup lebar untuk anak muda terlibat

Publik

Apakah ada kepentingan politik di balik kegiatan ini, dan bagaimana lembaga nirlaba dapat terlibat secara aktif

Lembaga Nirlaba

SasaranPublikasi & Komunikasi

TantanganPublikasi & Komunikasi

Page 23: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 23

Maksud

Maksud kegiatan kehumasan dan Komunikasi-Publikasi yang paling nyata adalah sebagai upaya untuk menjelaskan kepada sasaran komu-nikasi mengenai Indonesiana karena substansi Indonesiana sebagai plat-form cukup abstrak bagi sebagian besar para pemangku kepentingan maka dibutuhkan strategi komunikasi dan kehumasan yang terstruktur baik , waktu implementasi yang cukup serta narasi yang tepat sasaran. Selain itu salah satu keberhasilan Indonesiana adalah tumbuhnya keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan, maka kegiatan kehumasan dan komunika-si-publikasi sangatlah dibutuhkan agar menarik minat para pemangku kepent-ingan untuk secara suka rela terlibat.

Tujuan

1. Menciptakan pengertian tentang Indonesiana sesuai dengan substansi Indonesiana yang telah disetujui oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Membangun persepsi yang benar mengenai Indonesiana di kalangan sasaran komunikasi.

3. Menyampaikan manfaat Indonesiana bagi masyarakat.

4. Menumbuhkan dan mengembangkan penerimaan yang baik dari sasaran komunikasi mengenai Indonesiana, baik sasaran internal maupun ekesternal.

5. Membangun apresiasi terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam pemajuan kebudayaan dan menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya

6. Menciptakan keberpihakan media dan jurnalis terhadap pemajuan kebudayaan yang diinisiasi oleh Dirjen Kebudayaan.

7. Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik Indonesiana.

Page 24: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i24

MUATAN PESAN STRATEGIS YANG HARUS DIPUBLIKASIKAN

STRATEGIC FORMAT DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI

KHALAYAK SASARAN TUJUAN UTAMA HUMAS & PUBLIKASI

INSIGHT KHALAYAK SASARAN (TANTANGAN HP)

Strategi Utama (Tematik) Komunikasi Dan Publikasi Untuk Indonesiana

Page 25: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 25

MUATAN PESAN STRATEGIS YANG HARUS DIPUBLIKASIKAN

STRATEGIC FORMAT DALAM KEGIATAN KOMUNIKASI

KHALAYAK SASARAN TUJUAN UTAMA HUMAS & PUBLIKASI

INSIGHT KHALAYAK SASARAN (TANTANGAN HP)

Page 26: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i26

Strategi KehumasanUntuk Indonesiana

Page 27: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 27

Strategi TaktikKomunikasi

Strategi Utama Branding(Membangun Citra Positif)

Indonesiana memiliki begitu banyak sasaran komunikasi berikut tan-tangan komunikasi yang harus dijawab dengan baik agar tercipta penerimaan dari sasaran komunikasi dan pada akh-irnya mereka dengan suka rela dan penuh kegembiraan terlibat secara aktif dalam pembangunan platform budaya ini. Semangat gotong royong harus tercermin dengan sangat kuat dalam semua kegiatan publikasi Indonesiana.

Sehubungan dengan hal terse-but maka strategi taktik branding Indonesiana menjadi sangat pent-ing. Gambar segitiga di atas adalah skema taktif branding yang dilakukan untuk Indonesiana, dengan penjelasan sebagai berikut.;

1. Strategi dasar taktik branding Indonesiana tercantum pada bagian bawah segitiga yaitu “Arti Penting” (Salience) : Sebuah taktik fondasi brand-ing yaitu sosialisasi logo dan penjelasan mengenai

RESONANSI(Resonance)

ARTI PENTING(Sallence)

PERASAAN(Feelings)

PERTIMBANGAN(Judgement)

PERFORMANCE(Kinerja)

PENCITRAAN(Imagery)

Page 28: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i28

Indonesiana sebagai sebuah platform kebudayaan sebuah bentuk konkrit perwujudan UU no 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Sosialisasi arti pent-ing menjadi landasan awal bagi ini adalah semua kegiatan publikasi dan kehumasan Indonesiana.

2. Pencitraan (imagery) adalah upaya mengkomunikasikan sikap, gaya dan karakter dari semua personil yang terlibat dalam Indonesiana, dalam bahasa komunikasi adalah tone & manners. Semangat Gotong-royong untuk memba-ngun ekosistem kebudayaan senantiasa dilandasi dengan sikap saling menghargai, toleransi, keberpihakan dan dukungan.

3. Dalam strategi branding Indonesiana harus mampu memperlihatkan kinerja seluruh pihak-pihak yang terkait. Kinerja yang sebaiknya disampaikan kepada sasaran publikasi adalah proses berlangsungnya pemban-gunan ekosistem kebudayaan.

4. Pertimbangan (Judgement) adalah sebuah taktik branding yang mengangkat sisi kredibilitas Indonesiana, dalam hal ini meng-gunakan kendaraaan Kementerian

Pendidikan dan Kebududayaan (Kemdikbud). Dalam taktik ini peran Kemdikbud harus sangat nyata sebagai fasilitator pemben-tukan ekosistem kebudayaan di daerah.

5. Perasaan (Feels) yang dimak-sudkan melalui strategi taktik bramding diharapkan sasaran komunikasi paham betul men-genai Indonesiana dan tanpa pertimbangan yang panjang. Mereka menentukan menjadi bagian pembentukan eksositem kebudyaan.

6. Resonansi, karena telah terjalin hubungan yang positif dengan sasaran publikasi maka, sasaran publikasi secara sukarela akan melakukan penyebaran berita mengenai Indonesiana. Kegiatan penyebaran ilmiah (organic) atau dengan kata lain disebut words of mouth inilah yang dibutuhkan oleh Indonesiana.

Page 29: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 29

Strategi MembangunKeterlibatan Publik

Tantangan internal utama bagi Indonesiana adalah untuk memperluas pengertian mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholder). Dengan memberikan definisi yang jelas tentang Indonesiana dan apa yang ingin dicapai oleh inisiatif pemban-gunan platform Indonesiana melalui peningkatan keterlibatan komunitas budaya, masyarakat terutama anak muda, dan pemerintah daerah akan dapat meningkatkan pemahaman dan rasa kepemilikan inisiatif ini di seluruh pemangku kepentingan di semua lini.

Hal ini merupakan  langkah yang sangat penting bagi Indonesiana. Upaya pemajuan kebudayaan ini sep-ertinya masih harus difokuskan pada upaya memastikan komitmen yang kuat terlebih dahulu di seluruh bagian dalam Kemdikbud dan semua tingkat pemerintahan. Walaupun sejumlah bagian kementrian pendidikan telah sering berkolaborasi dengan komu-nitas budaya, tokoh kebudayaan, maupun masyarakat sipil sebagai mitra yang relevan, namun hal ini tidak menjamin bagian internal Kemdikbud memiliki pemahaman yang baik ten-tang substansi Indonesiana . Selain itu, Kemdikbud juga seringkali tidak memi-liki pola maupun strategi interaksi yang

jelas dalam membangun komunikasi dengan publik.

Padahal, ada begitu banyak keun-tungan yang bisa didapatkan dari peningkatan kegiatan komunikasi pemerintah dengan masyarakat dalam mengkampanyekan kegiatan-kegia-tan pemajuan kebudayaan. Untuk itu, langkah pertama yang dapat dilakukan adalah:

1. Usaha untuk peningkatan kapasitas dari para pejabat di Kemdikbud dalam memproses informasi yang dikumpulkan pada kegiatan konsultasi publik seperti forum diskusi atau rembug bersama.

2. Kemudian kapasitas peja-bat Kemdikbud di dalam melaporkan kembali kinerja Indonesiana kepada publik.

Selain itu, upaya yang lebih jauh di dalam melakukan kegiatan-kegiatan komunikasi – seperti diskusi terbuka dengan jurnalis, anak muda, tokoh mas-yarakat. Hal ini sangat diperlukan untuk mengkampanyekan nilai-nilai keterbu-kaan Kemdikbud dan partisipasi publik di dalam seluruh kegiatan Indonesiana. Terutama perlu untuk diyakini besama,

Page 30: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i30

Perluasan Ruang PublikDalam Perancangan danPengawasan Pelayanan Publik

Bersamaan dengan strategi komu-nikasi dalam berinteraksi dengan publik, Kemdikbud juga perlu untuk mempertimbangkan cara untuk men-gubah pola pandang dari pendekatan komunikasi satu arah ke arah interaksi yang lebih komprehensif, termasuk penyusunan bersama (co-creation) program pengembangan festival yang melibatkan ekosistem. Memperluas peran publik dan masyarakat sipil dalam pengambilan keputusan dan aksi Kemdikbud dalam proses imple-mentasi Indonesiana. Selain itu perlu juga memperluas peran masyarakat di sekitar festival yang terpilih, dari hanya sekedar obyek kebiijakan Kemdikbud, kearah publik yang lebih bertanggung jawab dalam proses penyelenggaraan sebuah festival.

Bergerak dari pandangan tra-disional dimana publik dipersepsikan hanya sebagai penerima keuntungan

bahwa partisipasi publik memiliki dampak yang baik bagi keberlangsun-gan-kesinambungan Indonesiana. Komunikasi yang lebih baik tentunya akan semakin memperbesar dukungan program pemajuan kebudyaan ini.

dari pelayanan publik menuju pandan-gan bahwa publik adalah konsumen dari kebijakan publik, – atau bahkan masukan publik dapat menjadi petun-juk berharga untuk kebaikan pelayanan publik – membutuhkan pemahaman di semua lini Kemdikbud khususnya Dirjen Kebudayaan.

Strategi MembangunExperience

Hal yang paling diperhatikan oleh sasaran publikasi ketika sedang berbe-lanja produk atau memakai jasa yang ditawarkan bukanlah sekedar kualitas dari produk atau jasa itu saja. Namun juga tentang seberapa menyenang-kannya pengalaman yang mereka dapatkan dari produk tersebut.

Hal ini juga berlaku untuk Indone-siana, meskipun Indonesiana bukanlah sebuah produk dagang namun kebutu-han akan keterlibatan publik sangatlah besar dalam menentukan kesuksesan Indonesiana. Customer Experience (Pengalaman Pelanggan, di dalam Indonesiana disebut sasaran publikasi) adalah suatu hal penting yang harus diperhatikan selaku pemilik sebuah brand.

Studi yang dilakukan oleh Oracle menunjukan bahwa 74% sasaran pub-

Page 31: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 31

likasi akan setia dan rela terlibat atau bahkan secara suka rela menyebar-kan berita mengenai brand yang kita miliki semata-mata karena mereka memiliki Customer Experience yang menyenangkan. Customer Experience dilakukan melalui interaksi antara pemi-lik brand dengan sasaran publikasinya. Untuk Indonesiana strategi mencip-takan Customer Experience dibawah ini:

1. Memberikan perhatian Hal yang perlu diperhatikan oleh

Tim Indonesiana adalah bagaimana dapat selalu memberikan perhatian kepada para pemangku kepentin-gan (stakeholder). Observasi dan mencari informasi secara rinci ten-tang apa yang dibutuhkan oleh sasaran publikasi adalah sebuah kewajiban. Misalnya, identifikasi sasaran publikasi bagi masing-mas-ing festival. Semakin baik pelayanan dan interaksi tim Indonesiana dengan semua sasaran publikasi, juga akan meningkatkan customer experience yang mereka rasakan.

2. Selalu mendengarkan Pengalaman terbaik bukan selalu

mengenai betapa cepat dan tepat pertanyaan atau keluhan dari sasa-ran komunikasi di jawab, namun juga tentang bagaimana tim Indonesiana

dapat selalu mendengarkan perma-salahan yang dihadapi pemangku kepentingan di lapangan. Sasaran publikasi akan berbicara menge-nai pola kerjasama, ketidak cocokan visi festival atau satuan budaya yang terpilih, tentunya bukan hanya hal baik yang akan didengar.

Saat pemangku kepentingan men-gatakan hal yang mereka tidak sukai tentang Indonesiana, tim Indonesiana harus rela selalu den-garkan semua yang mereka katakan. Dengan mendengarkan semua keluhan, para pemangku kepentin-gan akan merasa dilebih dihormati. Selain itu, akan ditemukan hal-hal yang menjadi kekurangan Indone-siana, tentunya itu dapat membantu untuk berkembang.

3. Berusaha menyelaraskan kepentingan daerah dan visi Indonesiana

Terkadang permintaan pemangku kepentingan memang sulit dipa-hami, namun coba untuk mengerti sampai celah-celahnya. Serta saat mereka bertanya, usahakan untuk selalu menjawab dengan cepat, dengan begitu maka kredibilitas dari tim Indonesiana akan dengan mudah diakui.

Page 32: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i32

Itulah tadi 3 cara yang dirancang dari Tim Humas & Publikasi Indonesi-ana untuk membangun Experience bagi Indonesiana.

Strategi Utama Konten Digital dan Media Sosial

Menurut data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016, pengguna inter-net di Indonesia sejumlah 132,7 juta dengan mayoritas rentang usia peng-guna 24 - 35 tahun. 89.7 % dari total keseluruhan pengguna adalah maha-siswa, mengakses melalui perangkat mobile dan komputer hibrid (termasuk kategori tablet) dengan motivasi utama untuk mendapatkan kabar terbaru dari tiap-tiap jenis ketertarikan hobi dan pekerjaan.

Jenis konten yang paling banyak diakses adalah media sosial, yang kemudian menjadi hub untuk menel-isik jenis konten lain seperti berita dan niaga. Facebook tetap ada di peringkat pertama dengan pengguna sekitar 70 juta orang, diikuti Instagram kemudian Twitter.

Di sisi lain, konten audio-visual (termasuk motion graphic) adalah jenis konten yang paling mendapat-

kan respon pengguna internet, diikuti konten still image (foto dan grafis). Sedangkan untuk konten teks, pan-jang teks sampai dengan 200 kata adalah jenis konten yang paling banyak dikonsumsi.

Meninjau data-data di atas, strategi kerja konten digital dan media sosial dibangun dengan pendekatan:

1. Aksesibilitas Bagaimana konten informasi serta

kanalnya bisa diakses oleh peng-guna secara maksimal. Artinya, konten dibuat berdasarkan kepent-ingan (calon) konsumen dan dihantarkan melalui kanal-kanal yang dapat menggapai publik yang dituju. Kanal-kanal ini bisa didapa-tkan melalui kerja sama dengan content agregator platform.

2. Share-abilitas Indonesiana akan memproduksi

konten-konten yang dapat dise-barkan ulang dan reproduksi oleh publik. Konten terkait pengeta-huan seni budaya Indonesia dalam bentuk aktivitas keseharian, fenom-ena kebudayaan hingga perayaan dan ritual yang dapat memancing keingintahuan pembaca.

Page 33: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 33

S — Specific | M — Measurable | A — Attainable | R — Realistic | T — Timely.

Kedua poin tersebut dipertemukan dalam bentuk konten cerita. Konten dengan pendekatan cerita dapat memunculkan empati dari audiens yang diharapkan akan melahirkan ket-erikatan (engagement). Metode untuk merancang capaian strategi pemasa-ran daring - SMART yang terdiri dari 5 elemen, yaitu:

1. Specific Teknik marketing yang efektif

mengedepankan kejelasan ekpek-tasi, signifikan dengan kebutuhan audiens, bisa dideskripsikan, fokus pada satu tujuan, serta memiliki potensi yang berkelanjutan.

2. Attainable Semua butuh waktu. Anda tidak

bisa menilai kesuksesan strategi dalam waktu satu malam. Proses adalah ujian terbesar bagi strategi pemasaran daring. Elemen attain-able mengajarkan kita agar tetap berada di jalur, meski data statistik menunjukkan penurunan performa.

3. Measurable Apapun teknik pemasaran daring

yang dipakai, pastikan perkemban-gan bisa dimonitor. Tanpanya, kita akan kesulitan mengukur efek dari strategi yang sedang dijalankan.

4. Realistic Jujurlah pada diri sendiri. Menelaah

kondisi dan ketersediaan sumber daya di organisasi Anda. Bila kondisi saat ini memungkinkan, berjalanlah lebih cepat dibanding sebelumnya untuk memenuhi target.

5. Time-based goals Target waktu membantu kita ber-

tindak lebih agresif, reaktif, dan optimis. Elemen Time-based goals mengajarkan kita merasa sensitif terhadap waktu.

Metode ini memberikan kesempa-tan untuk mengenal sumber daya yang dimiliki, berpikir realistis, tetap konsis-ten, dan lebih menghargai proses.

Page 34: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i34

Strategi Saluran Komunikasi

Saluran Komunikasi Konvensional(media konvensional)

Perencanaan saluran media mer-upakan kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan publikasi, sering kali terjadi iklan dan promosi menjadi kegiatan penghamburan dana namun tidak memberikan hasil yang dihara-pkan. Perencanaan saluran media yang dipersiapkan secara baik akan menghasilkan komunikasi yang efek-tif sehingga pesan yang disampaikan akan mendapat perhatian lebih besar dari sasaran publikasi. Bagian ini akan menjawab pertanyaan seperti jenis media apa yang akan dipilih, seber-apa sering suatu iklan harus muncul di sebuah media dan seterusnya.

Apakah perencanaan saluran media itu? Menurut Georgen dan Michael Belch (2001), perenecanaan saluran media (media planning) adalah the series of decision involved in deliver-ing the promotional messange to the prospective and  or of the product or brand yang artinya serangkaian

keputusan yang terlibat dalam men-yampaikan pesan promosi kepada sasaran publikasi. Dengan demikian, menurut definisi tersebut perencanaan saluran media adalah suatu proses untuk mengambil sejumlah keputusan. Perencanaan saluran media menjadi panduan bagi seleksi media. Sebelum membuat perencanaan saluran media maka diperlukan terlebih dahulu peren-canaan tujuan media maka diperlukan terlebih dahulu perencanan tujuan media (media objectives) yang spesifik dan strategi media (rencana tindakan) yang spesifik pula yang dirancang untuk mencapai tujuan. Jika tujuan dan strategi media telah dirumuskan, maka informasi ini dapat digunakan dalam perencanaan media.

Perencanaan menjadi penting untuk memperoleh efisiensi dan efek-tivitas kegiatan publikasi. Perencanaan juga dapat memperkirakan hasil suatu kegiatan. Khusus dalam bidang pub-likasi, perencanan akan membantu mengarahkan kegiatan sehingga diperoleh efisiensi dan efektifitas yang diharapkan. Perencanaan publikasi juga

Page 35: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 35

menjadi pengarah akan tindakan yang dilakukan. Karena dalam perencanaan telah ditentukan langkah-langkah yang dilakukan. Langkah pertama mengar-ahkan langkah ke dua dan seterusnya.

Perenecanaan saluran media yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan komunikasi yang efek-tif sehingga pesan yang disampaikan akan mendapat perhatian besar dari sasaran publikasi.

Proses perenecanaan saluran media bukanlah suatu hal mudah. Dalam hal terdapat sejumlah pemilihan media, seperti televisi, surat kabar, radio, majalah  termasuk media ruang sep-erti poster, spanduk, billboard dan sebagainya. Berbagai macam bentuk media pendukung  lainnya seperti media interaktif, media peraga (dis-play) juga harus dipertimbangkan dalam perencanaan saluran media. Pada umumnya, sebuah entitas meng-gunakan lebih dari satu media untuk berpromosi kecuali anggaran media yang bersangkutan kecil. Penggunaan media ini disebabkan beberapa alasan:

1. Media yang berbeda memiliki cara penyampaian pesan yang berbeda.

2. Penggunaan satu media tunggal

jarang sekali mampu menjang-kau setiap individu yang menjadi target audiens.

3. Strategi media seringkali meminta penggunaan lebih dari satu media.

Dalam kaitan dengan Indonesiana, maka strategi penentuan saluran media yang akan digunakan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

JangkauanPersentasi audiens sasaran yang

diekspos sekurang-kurangnya satu kali dengan pesan pemasang iklan selama jangkauan waktu tertentu (biasanya empat minggu) disebut jangkauan. Dengan kata lain jangkauan merep-resentasikan jumlah sasaran publikasi yang menerima pesan satu kali atau lebih selama priode waktu empat minggu.

Ada beberapa faktor yang menen-tukan jangkauan, secara umum, jika suatu jadwal media menggunakan media ganda dan bukan media tung-gal, maka lebih banyak orang yang akan dijangkau. Pada umumnya, semakin banyak media yang digu-nakan, semakin besar kesempatan suatu pesan publikasi sampai kepada orang-orang yang perilaku medianya

Page 36: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i36

berbeda. Faktor berikutnya adalah jumlah dan keragaman sarana media yang digunakan. Lalu, jangkauan dapat ditingkatakan dengan membedakan bagian-bagaian dari yang digunakan.

FrekuensiFrekuansi merupakan jumlah

waktu secara rata-rata dalam periode empat minggu di mana para sasaran diaran publikasi terekspos kepada sarana media (melihat. membaca, atau mendengar) yang termasuk dalam jadwal media tertentu disebut sebagai frekuensi rata-rata (atau hanya frekuensi).

BobotTujuan ketiga dari perumusan ren-

cana media adalah menentukan berapa bobot periklanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan publikasi. Groos Rating Points (GRPs), merupakan ind-ikator jumlah bobot kotor, atau hanya bobot (weight), yang dapat disam-paikan jadwal publikasi tertentu. Istilah gross adalah kuncinya. Jumlah GRPs menunjukkan gross coverage atau duplicated audience yang diekspos terhadap jadwal periklanan tertentu.

KontinuitasTujuan umum keempat yang harus

dipenuhi oleh perencana saluran media adalah waktu pemasang pesan

publikasi. Isu dasarnya adalah: harus-kah anggaran media didistribusikan secara merata selama priode kampa-nye publikasi; haruskah anggaran itu dihabiskan dalam priode yang terkon-sentrasi untuk mencapai pengaruh yang paling banyak; atau apakah beberapa jadwal lain di antara kedua ekstrim ini harus digunakan?

Strategi saluran media untuk Indonesiana mengambil pendekatan pulsing atau periode publikasi dibagi dalam kurun waktu beberapa burst (beberapa periode waktu tertentu), bukan menggunakan pendekatan continuity (sepanjang waktu), hal ini dengan pemikiran efesiensi dana yang tersedia.

Tujuan Perencanan Media Tujuan perenecanaan saluran

media adalah untuk menentukan sasaran media, karena tidak ada satu media khusus yang dapat memenuhi semua sasaran suatu rencana media. Yang sering terjadi adalah beberapa media menawarkan keuntungan-keun-tungan yang harus dimanfaatkan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perenecanaan saluran media bahwa pesan-pesan akan disampaikan melalui serangkaian media.

Perencanaan saluran media yang tepat dimaksudkan untuk mencapai

Page 37: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 37

sasaran komunikasi secara maksimal dengan biaya yang minimum. Peng-gunaan media harus sesuai dengan kebutuhan kreatif publikasi yang ber-sangkutan mengenai naskah/narasi, gambar, dll.

Saluran KomunikasiDigital

Kanal digital utama Indonesiana berupa website. Pembangunan website Indonesiana ditujukan pada aspek-as-pek seperti kemudahan akses, kualitas konten, kemudahan pengguna, kemu-dahan pengelolaan konten, pencarian informasi, dan sebagainya.

Website Indonesiana diharapkan dapat menjadi referensi dan tolok ukur bagi semua website festival yang dike-lola oleh para pemangku kepentingan di berbagai wilayah di Indonesia. Maka dari itu, website Indonesiana dibangun dengan menekankan pada desain yang baik secara kualitas tampilan maupun kegunaan.

Perancangan website Indonesiana serta website pendukung Festival dibangun dengan mengikuti identitas brand yang telah disepakati sebelum-

nya oleh Komite Indonesiana. Rancangan yang ditawarkan ini harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh Komite Indonesiana, sebelum diimplementasikan ke tahapan selanjutnya, yakni pembuatan website.

Struktur dan rancang bangun website Indonesiana disesuaikan dengan kebutu-han publikasi Indonesiana: navigasi yang jelas, desain yang menarik dan ringan diakses, informasi yang selalu terbaru-kan, fungsi pencarian yang baik, termasuk juga didalamnya adalah pelaporan data statistik terkait para pengunjung website.

Data yang dikelola untuk ditampilkan pada website Indonesiana adalah data Teks, Gambar, Foto, dan Video, yang kesemuanya telah disetujui oleh Komite Indonesiana.

Pembangunan website akan dilakukan dengan menggunakan teknologi web-site dinamis, yaitu bahasa Pemrograman PHP, HTML, CSS, serta Jquery. Adapun untuk penyimpanan data, akan memakai teknologi database opensource yaitu MySql.

Pembuatan website Indonesiana dan website pendukung festival juga mencakup rencana backup dan restore, sebagai jaminan bahwa data yang dike-lola dalam website Indonesiana tidak akan hilang.

Page 38: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i38

Cakupan layanan pembuatan web-site ini juga meliputi pembelian hosting dan pembelian domain.

Struktur Website

Website Indonesiana dan web-site pendukung festival memiliki fitur bilingual, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Struktur website Indonesiana:1. Home page

2. Static pages: Tentang Indonesiana, F.A.Q, Laman Kontak, Panitia, Cara Terlibat dalam Program

3. Dynamic Pages: Kabar Berita, Festival yang didukung, Channel Video, Galeri Foto

4. Functions: Subscribe email, In site search, Analytics

5. Custom Content Management System with remote administration

Struktur website Pendukung Festival:1. Home page

2. Static pages: Tentang Festival, F.A.Q, Laman Kontak, Tim Panitia

3. Dynamic Pages: Kabar Berita, Program Festival, Channel Video, Galeri Foto

4. Functions: In site search, Analytics

5. Custom Content Management System with remote administration

SaluranKomunikasiMedia Sosial

Langkah Sosial Media Marketing di Indonesia yaitu mengetahui dimana mayoritas audiens berada. Riset yang dilakukan, media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan Line. Media sosial akan sangat membantu dalam mempub-likasikan Indonesiana sebagai salah satu program baru yang dibentuk oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dan Kebudayaan dalam mengembangkan festival seni dan budaya diseluruh pen-juru Indonesia agar memiliki standar kualitas yang merata.

Terlebih lagi, fun fact, 95% dari semua pengguna internet di Indonesia menggunakan media sosial. Artinya bila Anda bertemu seseorang yang memakai smartphone di jalan dan dia sedang memakai internet, hampir bisa dipastikan kalau orang tersebut meng-gunakan media sosial juga.

Page 39: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 39

Strategi Sosial Media Marketing

Dalam Dunia Sosial Media Marketing ada beberapa poin penting yang harus Anda perhatikan dalam menyusun strategi, yaitu:

Target Audiens: Anda pasti memiliki bayangan

siapa yang akan anda tuju dalam men-jalankan Sosial Media Marketing. Hal ini sangat penting untuk diperhitungkan, karena akan mempengaruhi pendeka-tan dan jenis promosi yang akan Anda lakukan.

Mengenal Target Audiens Lebih Dalam:

Hal ini adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan di semua jenis strategi marketing, bukan hanya di Sosial Media Marketing. Sebuah brand yang dapat menganalisa dan mendalami target konsumen mereka tentu akan lebih mengerti tentang perilaku, kesukaan, hobi, dan hal lainnya mengenai mereka. Hal ini memungkinkan brand untuk membuat kampanye yang lebih dapat diterima oleh target konsumen.

Penciptaan Branding yang Tepat:Hal ini adalah salah satu langkah

awal yang diharus dilakukan dengan baik agar strategi Anda dapat berjalan

dengan lancar. Branding sendiri bisa berarti identitas diri, dan itu berarti bagaimana Anda memperkenalkan identitas diri Anda kepada calon kon-sumen. Hal ini meliputi pengenalan logo kepada publik, mencari cara agar publik mengenal logo dari brand Anda, serta mampu mengaitkan logo Anda dengan produk yang Anda tawar-kan. Penciptaan logo yang baik dapat dimulai dengan cara fokus ke tujuan Anda, dengan begitu logo Anda akan mencerminkan brand.

Memilih Media Sosial yang Digunakan:

Bergantung dari target pasar Anda, hal tersebut akan menentukan media sosial yang akan Anda gunakan. Sebagai contoh, mayoritas pengguna Instagram adalah masyarakat dengan rentang umur 12-45 tahun, dengan yang terbanyak pada usia 17-30. Sedangkan Facebook mempunyai pengguna yang lebih umum dengan rentang umur yang lebih merata. Hal ini bukan berarti kalau kita harus menekuni media sosial dengan jumlah pengguna yang terbanyak, karena hal tersebut akan membuat kita lebih sulit untuk menggapai calon konsumen.

Page 40: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i40

Mekanisme Kerja

Mekanisme KerjaKomunikasi dan Publikasi

Langkah 1:Menentukan Sasaran PublikasiPertanyaan penting yang harus dijawab pada tahap penentuan sasaran publikasi adalah:

- Identifikasisasaranpublikasi. Identifikasi sasaran publikasi

berada, tingkat pusat, daerah atau nasional.

- Seberapa besar jumlah sasaran publikasi?

Sejauh mana pengetahuan sasaran publikasi terhadap Indonesiana/festival yang akan diadakan.

Langkah 2:Menentukan Tantangan Publikasi

- Identifikasipotensitanggapan dari sasaran publikasi yang harus dijawab melalui publikasi.

- Identifikasitingkatketidak-pahaman sasaran publikasi terhadap Indonesiana/festival yang akan dikomunikasikan.

- Mengukur tingkat kompleksitas dari penjelasan mengenai substansi Indonesiana/Festival yang akan dipublikasikan.

Langkah 3:Menentukan Tujuan Publikasi Pertanyaan penting yang harus dijawab terkait dengan penentuan tujuan publikasi

Langkah 4:Menentukan Strategi MediaPertanyaan yang harus dijawab pada tahap ini adalah:

- Media apa yang harus digunakan dan berapa banyak?

- Bagaimana pembagian antara penggunaan media satu arah dan media dua arah?

- Bagaimana konsentrasi media diperlukan dalam bauran media?

- Bagaimana melakukan penjadwalan media?

- Media apa yang paling tepat dari aspek kreatif?

- Bagaimana dengan perhitungan biaya publikasi?

MEKANISME KERJA HUMAS DAN PUBLIKASI

Page 41: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 41

Mekanisme KerjaSosial Media

Langkah 1:PemetaanObservasi jenis informasi yang akan didistribusikan melalui berbagai kanal media sosial resmi Indonesiana. Dari proses observasi akan muncul kategorisasi informasi yang selanjutnya akan dibuat klasifikasi dan prioritas.

Langkah 2:Perencanaan Editorial

- Membuat perencanaan editorial yang mencakup:

- Penentuan frekuensi publikasi.- Penentuan jadwal harian,

mingguan, dan bulanan.- Penentuan pola konten.

Langkah 3:Produksi Materi

Memproduksi materi dalam bentuk teks, visual, dan audio-visual yang relevan dengan konten yang telah disusun.

Langkah 4:Publikasi Dan Pemasaran

Publikasi berkala sesuai dengan perencanaan editorial yang telah disusun, sekaligus pemasaran konten baik secara organik maupun melalui fitur advetorial kanal media sosial.

Langkah 5:Observasi, Komunikasi, Evaluasi

Observasi berkala dari konten yang dipublikasi dan pasarkan, termasuk melakukan respon atas tanggapan publik. Data-data statistik bulanan dianalisis untuk mengetahui tren perkembangan respon dan untuk mendapatkan retensi publik yang lebih baik.

Page 42: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i42

Mekanisme KerjaDigital

Langkah 1: Pembuatan Desain Infrastruktur & Konten

Website sebagai backbone utama infrastruktur komunikasi digital didesain untuk menjawab kebutuhan distribusi informasi yang lengkap dan komprehensif, sehingga semua dasar dari kebutuhan komunikasi digital mengenai Indonesiana bisa terjawab. Desain konten akan mengikuti perilaku yang disyaratkan untuk mendapatkan hasil maksimal dalam penyaluran informasi.

Langkah 2:Produksi Infrastruktur & Konten

Produksi infrastruktur kanal digital, dalam hal ini website Indonesiana, mengacu pada keaktualitasan teknologi yang berlaku umum saat ini. Bagaimana website mampu bekerja dengan baik dalam 2 bentuk utama; desktop dan mobile browser. Begitu pula dengan panel administrator yang user friendly, sehingga dapat digunakan oleh individu yang belum berpengalaman

dalam bidang TI sekalipun. Konten diproduksi berkala untuk menjawab kebutuhan pembaharuan, sehingga pengunjung dapat menelusuri proses dari program Indonesiana secara menyeluruh.

Langkah 3:Pemantauan & Pengelolaan

Kanal website yang sudah berjalan harus dipantau secara berkala untuk menghindari gangguan teknis. Dalam perjalanannya, sangat mungkin kanal serta konten mengalami pengembangan fitur yang membutuhkan pengelolaan yang sistemik dan berkelanjutan.

Page 43: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 43

Mekanisme Indikator Pencapaian Utama

Mekanisme Indikator Pencapaian Utama Humas

Secara konvensional indikator pencapaian Humas dapat dilakukan dengan menghitung nilai (value) media yang dicapai setelah dilakukan sebuah kegiatan kehumasan. Seberapa banyak media yang memuat berita menge-nai kegiatan kehumasan yang telah dilakukan.

Adapun value media tersebut dapat dihitung dengan sebuah skema perhitungan tertentu untuk menentu-kan seberapa besar nilai Rupiah yang dihasilkan dari kegiatan kehumasan tersebut meskipun konten kehumasan berhasil tampil di media  daring  ter-kemuka, tidak ada gunanya bila konten tersebut tidak banyak mendapat like dan share. Itu berarti sasaran pub-likasi tidak tertarik terhadap konten tersebut, atau mungkin pesan gagal mencapai sasaran kehumasan yang diinginkan. Dengan mengukur metrik share dari tulisan, kita bisa memahami seberapa tinggi popularitas konten kehumasan yang ditampilkan oleh Indonesiana. Pada prinsipnya untuk mencapai keberhasilan dalam mana-jemen humas diperlukan beberapa hal

yang mendukung, seperti perencanaan yang matang, pemberian informasi secara jelas kepada publik internal dan eksternal, pelaksanaan yang terarah sesuai rencana, serta pemantauan dan pengevaluasian hasil sebagai bentuk pemberian feedback.

Mekanisme Indikator Pencapaian Utama Komunikasi dan Publikasi

Berbagai teknik untuk mengukur pencapaian komunikasi dan publikasi telah berkembang selama bertahun-ta-hun. Hal ini terjadi karena komunikasi dan publikasi melaksanakan berbagai fungsi, karena itu diperlukan berb-agai metode untuk menguji berbagai indikator efektivitas komunikasi dan publikasi;

1. Risetkomunikasidanpublikasipenting untuk dilakukan agar dapat memahami dengan lebih baik seberapa efektif komunikasi dan publikasi yang telah dilakukan memberikan dampak pema-haman dan persepsi terhadap Indonesiana.

Page 44: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i44

2.Risetpesan:a Menguji efektivitas pesan yang

disampaikan.b Adanya pengaruh komunikasi dan

publikasi Indonesiana terhadap atensi sasaran publikasi.

c. Adanya pengaruh komunikasi dan publikasi Indonesiana terhadap minat sasaran publikasi.

d. Adanya pengaruh komunikasi dan publikasi Indonesiana terhadap keinginan sasaran publikasi.

e. Adanya pengaruh komunikasi dan publikasi Indonesiana terhadap aksi sasaran publikasi.

Mekanisme Indikator Pencapaian Utama Sosial Media

Keterlibatan di media sosial menga-cu pada setiap kali pengguna bereaksi terhadap konten. Ada banyak kemun-gkinan terkait pengguna yang terlibat, terutama antara platform. Tapi ada beberapa kegiatan pemersatu di antara

mereka – memberikan likes, memberi-kan shares, dan memberikan komentar (tetapi mereka dapat diberi nama ber-beda tergantung pada platform-nya). Reaksi yang berbeda menuntut jumlah upaya yang berbeda. Semakin besar upaya, tingkat keterlibatannya sema-kin tinggi.

Namun, indikator keterlibatan yang baik seharusnya tidak hanya mencak-up jumlah dari kegiatan yang berbeda, yang akan memberikan representasi miring dari tingkat keberhasilan komu-nikasi yang dibuat.

Kita dapat menggunakan Interactivity Index untuk Facebook dan Activity Index untuk platform Sosial Media lainnya – Twitter, YouTube, dan Instagram.

Di Facebook, mereka adalah pengguna yang dengan cara apapun aktif di laman selama periode waktu tertentu. Baik itu menyukai, member-ikan komentar, membagikan konten laman, menambahkan postingan atau bagian dari media, itu semua dihitung sebagai aktivitas. Untuk Twitter, peng-guna yang terlibat adalah orang-orang yang mendapatkan mention oleh

Page 45: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 45

profil atau mendapatkan re-tweeted. Untuk YouTube, memberikan thumbs up, thumbs down, atau mengomen-tari video akan dihitung. Dan untuk Instagram – ialah pengguna yang men-gomentari atau menyukai postingan.

Mengetahui semua metrik terse-but akan membantu untuk memahami bagaimana orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dan meningkatkan strategi Media Sosial.1. Eksposure Untuk mengetahui terpaan (expo-

sure) yang menunjukkan sejauh mana perusahaan, merek atau organisasi Anda berhasil men-ciptakan eksposur isi dan pesan melalui saluran media sosial.

2. Keterlibatan(engagement) Untuk mencari tahu tentang siapa,

bagaimana dan di mana orang berinteraksi dengan konten atau terlibat dengan organisasi Anda.

3. Pengaruh(influence) Pengetahui sejauh mana pengaruh

(influence) dengan memahami sejauh mana eksposur dan ket-erlibatan konten media sosial

organisasi Anda mempengaruhi persepsi dan sikap audiens.

4. Aksi(action) Untuk mengetahui tentang tindakan

-- jika ada – yang dilakukan target pasar Anda sebagai hasil dari upaya media sosial organisasi Anda.

5. Konversi Untuk melacak konversi smedia

sosial dapat menggunakan tools google analytic, Namun sebelumn-ya harus menentukan jenis konversi yang ingin dilacak. Anda dapat menentukan jenis konversi seper-ti langganan newsletter, dowload e-book dan yang lainnya. Dalam google analytic tools untuk melihat data konversi tersebut dapat meli-hat dengan klik menu reporting > Acquisition > sosial > conversion.

6. Setparameteryangdigunakan Salah satu yang umum digunakan

sebagai parameter keberhasilan dalam strategi pemasaran dengan media sosial adalah banyaknya visitor yang mengunjungi website dari media sosial. Contohnya , bila kita menggunakan facebook Ads

Page 46: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i46

dan mendapatkan fans sebanyak 150.00, tetapi tidak ada yang men-gakses tautan yang di share atau membeli produk yang ditawarkan. Bila hal tersebut terjadi, maka tinda-kan evaluasi dan perbaikan strategi yang digunakan harus segera dilakukan.

7. Evaluasiberkelanjutan Periksa data hasil pengukuran

secara terus menerus dan berke-lanjutan. Ini akan membantu untuk menentukan langkah-langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Lakukan evaluasi hasil pengukuran minimal 1 bulan sekali, sehing-ga jika terjadi celah dapat segera dilakukan perbaikan dan mengh-indarkan dari masalah.

Mekanisme Indikator Pencapaian Utama Konten Digital

Pada dasarnya, mekanisme ind-ikator pencapaian konten digital akan bertautan erat dengan media sosial karena saling terhubung. Analisis Web dan pengetahuan umum tentang key performance indicators pemasaran digital (KPI) telah datang jauh sejak hari-hari ketika orang mengukur “hit” dari sebuah situs. Alat seperti Google Analytics atau Omniture, menyediakan

fitur pelaporan pemasaran digital yang mudah diakses bagi profesional pemasaran.

Taktik yang digunakan dalam mengukur situs web tidak selalu diterjemahkan ke dalam pengukuran pemasaran konten. Untuk kanal sep-erti blog, eNewsletters, media sosial, atau format apa pun yang dipilih, dapat diukur melalui beberapa cara;

CAKUPAN 1.UniqueVisitor

UV adalah ukuran paling standar untuk mengetahui berapa banyak orang yang telah melihat konten dalam jangka waktu tertentu. KPI ini menyediakan dasar yang baik untuk membandingkan berbagai bentuk konten dan tren dari waktu ke waktu.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kunjungan unik adalah sama. Misalnya, kunjungan unik ke beranda mungkin jauh lebih ber-harga untuk tujuan perolehan prospek daripada kunjungan unik ke blog - teru-tama jika kunjungan itu menghabiskan lebih banyak waktu dengan konten.

2.GeografiMemahami di mana konten dibaca

penting untuk memahami di mana harus mengalokasikan lebih banyak anggaran dan sumber daya berdasar-

Page 47: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 47

kan keberadaan audiens. Google Analytics memberikan detail tingkat laman dari informasi geografis tersebut, yang pada gilirannya membantu pema-sar konten mengoptimalkan untuk lokasi geografis (atau geos) yang paling penting bagi kepentingan mereka.

3.PenggunaperangkatmobileSangat bagus jika Anda tahu berapa

banyak kunjungan unik (atau pemba-ca) yang didapat konten Anda. Tapi bagaimana mereka membaca konten Anda? Apakah 50 persennya ada di perangkat mobile, seperti yang dis-arankan oleh riset konsumsi konten terbaru? Mengetahui hal ini akan mem-bantuk untuk optimalisasi teknolosgi yang digunakan.

Memahami tren tentang bagaimana konten dikirimkan ke perangkat yang berbeda adalah kunci untuk menentu-kan cara mengoptimalkan konten Anda dan desainnya (yaitu desain responsif) untuk publikasi mendatang.

ENGAGEMENT4.RasioPantulan/waktuyangdihabiskan(Bouncerates)

Sasaran yang jelas (dan salah satu yang penting bagi keterlibatan) adalah tidak kehilangan pembaca karena tidak terpenuhinya harapan mereka tentang

apa yang mereka kunjungi. KPI tingkat bouncing yang tinggi mungkin berar-ti hanya itu. Ukuran lain yang serupa adalah seberapa banyak waktu yang dihabiskan audiens untuk mengkon-sumsikonten. Jadi bagaimana jika kita memiliki 15.000 tampilan unik jika waktu rata-rata yang dihabiskan adalah 12 detik untuk 30 halaman? Baik bouncing rates dan metrik waktu yang dihabiskan merupakan indikator awal yang baik tentang bagaimana melibat-kan lalu-lintas ke konten.

5.Tampilanhalaman(Pageviews)Ini adalah KPI pemasaran dasar lain-

nya yang sering diabaikan. Memahami korelasi antara Unique Visitor (UV) dan tampilan halaman (PV) adalah hal yang penting. Tampilan halaman / banyak UV yang tinggi merupakan pertanda baik bahwa audiens telah terlibat - dan cukup sering berarti bahwa mereka kembali secara teratur ke konten. Lebih lanjut, dengan konten digital, ini adalah ukuran yang baik tentang seberapa jauh dalam publikasi yang mungkin mereka dapatkan. Apakah mereka membaca empat halaman sebelum mengundurkan diri? Apakah 90 persen pengunjung berhenti sebelum halaman tujuh? Jawaban untuk jenis pertanyaan ini akan membantu kita memahami cara mengembangkan konten masa depan yang diinginkan audiens.

Page 48: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i48

MEKANISME PENGUATAN PEMAJUAN KEBUDAYAAN MELALUI HUMAS DAN PUBLIKASI

IDENTIFIKASI POSITIONINGFESTIVAL per DAERAH

FORMULASI BRANDING/ IDENTITAS

PENENTUAN FESTIVAL

SURVEY

Menyusun StrategiDigital Communication

Menyusun StrategiPublikasi Dan Kehumasan

Menyusun StrategiPengelolaan Komunitas

pendampingan

Page 49: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 49

TINJAUAN PELAKSANAAN DAN KEMUNGKINAN, PENGEMBANGAN HUMAS DAN PUBLIKASIBAGI INDONESIANA 2019

Berlandaskan dari fungsi humas dan publikasi, yaitu:

- Informing, adanya kegiatan humas dan publikasi membuat sasaran publikasi sadar (aware) akan sebuah gerakan, himbauan, merek baru, mendidik sasaran publikasi tentang berbagai keuntungan fungsion-al maupun emosional terhadap gerakan, jasa dan produk yang dipub-likasikan. Melalui kegiatan humas dan publikasi akan terwujud penciptaan citra jasa, produk atau merek yang positif.

- Persuading, kegiatan humas dan publikasi yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) sasaran publikasi untuk mencoba produk dan jasa atau terlibat ke dalam kegia-tan yang ditawarkan dalam hal ini Indonesiana.

- Reminding, kegiatan humas dan pub-likasi menjaga agar Indonesiana tetap segar dalam ingatan para sasaran publikasi.

- Adding value, kegiatan humas dan publikasi memberi nilai tambah pada Indonesiana dengan mempengaruhi persepsi sasaran publikasi.

Adapun peran kegiatan humas dan pub-likasi antara lain :

- Membangun awareness sasaran publikasi

- Mereposisi Indonesiana/festival dengan membangun/mengubah persepsi atau perilaku sasaran publikasi.

Semua teori komunikasi menampilkan asumsi bahwa kegiatan humas dan pub-

Page 50: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i50

likasi mampu mempengaruhi derajat perubahan pengetahuan, perilaku, kepercayaan sasaran publikasi.

Menurut pakar komunikasi kegia-tan humas dan publikasi dapat sangat memungkinkan mempengaruhi ses-eorang untuk melakukan sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebel-umnya. Kegiatan humas dan publikasi juga dipercaya mampu meningkatkan meningkatkan keterlibatan (involve-ment) sasaran publikasi terhadap jasa/produk yang dipublikasikan.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas membuktikan bahwa posisi humas dan publikasi adalah sangat penting bagi festival-festival yang akan masuk dalam platform Indonesiana di tahun 2019. Oleh karena itu, perencanaan

humas dan publikasi harus dimulai sejak sebuah festival akan dirancang baik dari sisi substansi maupun dari sisi teknis.

Sekuat apapun substansi yang dimiliki oleh sebuah festival tidak akan mampu menciptakan relevansi yang kuat dengan sasarannya jika tidak dipublikasikan dengan baik dan benar. Baik dan benar di sini dalam lingkup: pemilihan pesan dari sebuah festival harus sesuai dengan minat dan kebu-tuhan sasaran publikasi, bukan hanya mengedepankan “keunikan” festival saja. Menciptakan festival yang unik adalah sah, namun keunikan tersebut harus dapat diterima dan digemari oleh khalayak sasaran.

Page 51: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 51

Page 52: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i52

CATATAN:

Page 53: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

w w w . i n d o n e s i a n a . o r . i d 53

Page 54: KERANGKA ACUAN KERJA Bidang Humas dan Publikasiplatformindonesiana.id/assets/doc/41830KAK_Bidang_Humas_dan_Publikasi.pdf · 8 Kerangka Acuan Kerja Bidang Humas dan Publikasi PEMAHAMAN

K e r a n g k a A c u a n K e r j a B i d a n g H u m a s d a n P u b l i k a s i54

Kesekretariatan IndonesianaDirektorat Jenderal Kebudayaan

Kompleks Kementerian Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia

Gedung E Lt. 6

Jl. Jenderal Sudirman, SenayanJakarta, Indonesia 10270

© 2018www.indonesiana.or.id