kerangka acuan analisis dampak lingkungan kelompok 1

Upload: armanfebri

Post on 02-Jun-2018

307 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    1/44

    Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan(KA-ANDAL)

    MAKASSAR NEW PORT (MNP)

    Kelompok 1

    Agi Prakas Erahman 1106138876

    Desy Evriyani 1106139191

    Filda Citranti 1106139273

    Rizka Yuliani 1106139752

    Senditia Dilang 1106139815

    Universitas Indonesia

    Teknik Sipil

    2012

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    2/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    3/44

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang telah membuat segalanya jadi

    mudah, sehingga kami dapat menyelesaikan Kerangka Acuan ini tepat pada

    waktunya.

    Kerangka Acuan Makassar New Port merupakan salah satu syarat untuk

    dapat membangun konstruksi MNP yang telah memiliki izin AMDAL.

    Penyusunan Kerangka Acuan ini tidak lepas dari bantuan moril maupun

    materil dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini kami sampaikan

    banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan

    Kerangka Acuan ini.

    Namun demikian kami menyadari, walaupun sudah berusaha semaksimal

    mungkin,Kerangka Acuan ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena

    itu demi kesempurnaan, saran serta kritik membangun selalu kami harapkan.

    Dengan mengucap syukur, semoga Kerangka Acuan ini bermanfaat bagi semua

    pihak dikemudian hari.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    4/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    5/44

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Kota Makassar sebagai kota metropolitan yang juga merupakan ibukota Provinsi

    Sulawesi Selatan semakin tumbuh pesat perekonomiannya pada setiap sektor didukung

    dengan lokasinya yang strategis mengakibatkan mobilitas usaha yang tinggi sehingga iklim

    bisnis mudah tercipta. Munculnya perusahaan-perusahaan di Kota Makassar menjadi

    gambaran betapa pesatnya pertumbuhan bisnis di Kota Makassar baik itu perusahaan luar

    yang memperluas jangkauan bisnisnya atau perusahaanperusahaan yang didirikan oleh para

    pengusaha lokal asal makassar sendiri.Pertumbuhan bisnis yang begitu pesat memberikan

    dampak yang positif terhadap pembangunan ataupun pertumbuhan ekonomi tidak hanya

    didaerah namun juga nasional. Dampak postif yang paling terasa bagi masyarakat adalah

    seperti tersedianya banyak lapangan kerja.

    Untuk menunjang perekonomian Kota Makasar, maka Pemda merencanakan

    pembangunan Makassar New Port (MNP) . New Port ini merupakan salah satu penunjangdalam perekonomian Nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan. Jika

    ditinjau dari aspek social ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, perluasan

    kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan pemerintah, peningkatan penerimaan devisa

    meningkatkan kewirausahaan Nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah.

    Makassar New Port akan dibangun dengan luas lahan sekitar 450 hektar, dengan

    demikian sebagai komitmen untuk tetap menjagan kelestarian lingkungan hidung maka MNP

    ini harus memiliki izin AMDAL. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup pasal 18 ayat 1, menyatakan bahwa setiap rencana usaha

    dan/atau kegiatan yamg mempunyai dampak besar dan penting wajib dilakukan kajian

    AMDAL. Kajian AMDAL tersebut perlu dilakukan guna mengurangi dampak negatif yang

    ditimbulkan dari operasional kegiatan terutama pencemaran udara yang diperkirakan punya

    pengaruh buruk terhadap kesehatan.

    Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat yang berkeadilan dan berprikemanusiaan. Ketersediaan sumberdaya alam dalammeningkatkan pembangunan sangat terbatas dan tidak merata, sedangkan permintaan

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    6/44

    sumberdaya alam terus meningkat, akibat peningkatan pembangunan untuk memenuhi

    kebutuhan penduduk.

    Dalam rangka upaya mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat

    pembangunan maka, perlu dilakukan perencanaan pembangunan yang dilandasi prinsip

    pembangunan berkelanjutan. Prinsip pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan

    memadukan kemampuan lingkungan, sumber daya alam dan teknologi ke dalam proses

    pembangunan untuk menjamin generasi masa ini dan generasi masa mendatang.

    Dengan memperhatikan potensi sumber daya alam wilayah pesisir tersebut haruslah

    didukung oleh pengelolaan pemenfaatan sumber daya alam dan jasa-jasa

    lingkungan ( environmental services ) yang terdapat di kawasan pesisir, dengan melakukan

    penilaian menyeluruh ( comprehensive assessment ) tentang kawasan pesisir berserta sumber

    daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di dalamnya menentukan tujuan dan sasaran

    pemanfaatan dan kemudian merencanakan serta mengelola segenap kegiatan pemanfaatannya,

    guna mencapai pembangunan yang optimal dan berkelanjutanecara menyeluruh dan terpadu.

    Pengelolaan wilayah pesisir ini juga sangat dipengaruhi oleh pemberlakukan Undang-

    Undang (UU) No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang pada beberapa pasalnya

    berkaitan dengan masalah wilayah pesisir dan laut. UU ini diharapkan segera diikuti denganketentuan seperti Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur pelaksanaannya, sehingga

    pengelolaan ataupun pemanfaatan laut tidak semakin kacau. Dalam UU itu disebutkan,

    pemerintah daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang tersedia di wilayah

    masing-masing, dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan (Pasal 10 UU 22/1999) sehingga pengelolaan sumber daya

    alam yang diserahkan ke pemerintah daerah, bisa menimbulkan harapan baru untuk

    pengelolaan kawasan pesisir yang lebih baik. Sebaliknya tanpa persiapan dan pembangunan

    institusi, UU itu bisa menjadi bencana karena akan terjadi eksploitasi yang memperparah

    kerusakan.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    7/44

    1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

    1.2.1. Tujuan

    Tujuan dari rencana kegiatan pembangunan apartemen dan town house Sherwood adalah

    sebagai berikut :

    a) Untuk menunjang perekonomian Kota Makasar

    b) Sebagai sarana transportasi laut di wilayah timur

    1.2.2. Manfaat

    Manfaat dari rencana kegiatan pembangunan apartemen dan town house Sherwood

    adalah sebagai berikut :

    a) Meningkatan perekonomi kota Makassar dan sekitarnya.

    b) Merupakan jalur perdagangan kawasan timur

    1.3 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU

    Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum studi Analisis Mengenai

    Dampak Lingkungan (AMDAL) ini adalah:

    1) Undang-undang

    No. Nomor Peraturan Perihal Kegiatan

    1Undang-undang No.21

    tahun 2004

    Keamanan Hayati Atas

    Konvensi Tentang

    Keanekaragaman Hayati

    2Undang-Undang No.17

    Tahun 2008Pelayaran

    3Undang-undang No. 7

    tahun 2004Sumber Daya Air

    4Undang-Undang No. 32

    Tahun 2009

    Perlindungan Dan

    Pengelolaan Lingkungan

    Hidup

    2) Peraturan Pemerintah

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    8/44

    No. Nomor Peraturan Perihal Keterangan

    1

    Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia No. 5

    Tahun 2012

    PP No.5 Tahun 2012

    tentang jenis rencana

    usaha kena wajib amdal

    2

    Peraturan Pemerintah RI

    No 21 Tahun 2010 Angkutan Perairan

    3

    Peraturan Pemerintah

    Republik Indonesia No.

    74 tahun 2001

    Pengelolaan Bahan

    Berbahaya dan Beracun

    4Peraturan Pemerintah RI

    No 61 Tahun 2009 Kepelabuhan

    3) Peraturan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    9/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    10/44

    8

    Peraturan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Nomor

    08 Tahun 2006

    Pedoman Penyusunan

    Analisis Mengenai Dampak

    Lingkungan Hidup

    9

    Peraturan Menteri

    Perhubungan No 22 Tahun

    2006

    10

    Keputusan Menteri

    Perhubungan No 2 Tahun

    2004 Rencana Induk PelabuhanMakassar

    11

    Peraturan Menteri

    Perhubungan No. 52 Tahun

    2001 Pengerukan dan Reklamasi

    4) Keputusan Kepala Bapedal

    No. Nomor Peraturan Perihal Keterangan

    1

    Keputusan Kepala

    Badan Pengendalian

    Dampak Lingkungan

    No.KEP-299/11/2006

    Pedoman Teknis Kajian

    Aspek Sosiak Dalam

    Penyusunan AMDAL.

    2

    Keputusan Kepala

    Bapedal No. 9 Tahun

    2000

    Pedoman Penyusunan

    Analisis Mengenai

    Dampak Lingkungan

    Hidup

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    11/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    12/44

    BAB II

    RUANG LINGKUP STUDI

    2.1 LINGKUP RENCANA KEGIATAN2.1.1 Status Studi AMDAL

    Studi AMDAL dilakukan setelah pemrakarsa kegiatan selesai melakukan

    studi kelayakan teknis dan ekonomis. Saat ini status studi AMDAL PT. Pelindo

    IV pada proyek pambangunan New Port Makassar di Laut Utara kota Makassar,

    Sulawesi Selatan.Dalam rangka memulai kegiatan tahap pengurusan perizinan,

    konsultasi public dan melakukan kajian analisis mengenai dampak lingkungan

    (AMDAL).

    2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan

    Lokasi proyek New Port Makassar PT. Pelindo IV secara administratif

    berada di wilayah Laut Utara Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan (gambar 2.1)

    Gambar 2.1 Lokasi pembangunan New Port Makassar

    Rencana pembangunan New Port Makassar di lokasi ini adalah bagian darisatu kesatuan yang tidak terpisahkan terhadap rencana pemerintah Kota Sulawesi

    Selatan untuk memperluas pelabuhan Makassar yang semakin sempit, karena

    semakin tingginya arus lalu lintas perairan di daerah ini. Proyek ini direncanakan

    dimulai pada awal tahun 2013.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    13/44

    2.2 LINGKUP RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

    2.2.1 Komponen Lingkungan Kimia Fisik

    1) Iklim

    Berdasarkan data yang tercatat di Stasion Klimatologi Panakukkang

    Makassar diperoleh bahwa curah hujan rata-rata tahunan di Kota Makassar dan

    sekitarnya selama tahun 2004 adalah berkisar 224,7 mm/tahun dengan 12,1

    hari rata-ratahujan. Curah hujan tertinggi dicapai pada bulan Februari dengan

    rata-rata 691 mm/bulan dan tidak ada hujan pada bulan Agustus. Seperti di

    wilayah Kota Makassar secara umum maka pola iklim dipengaruhi oleh dua

    musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari

    bulan Nopember sampai April dan musim kemarau dari bulan Mei sampai

    Oktober.

    Temperatur udara rata-rata yang tercatat di stasiun Metereologi dan

    Geofisika Panakkukang Kota Makassar dari tahun 2003 adalah 27,6 C dan

    pada tahun 2004 adalah 27,4 C. Dari stasiun Metereologi dan Geofisika yang

    sama, didapat angka kelembaban udara rata-rata sepanjang tahun 2004 sebesar

    82 %. Angka kelembaban udara terkecil pada bulan Agustus dan September

    70% dan terbesar pada bulan Februari 91%. Penyinaran matahari rata-rata

    harian di Kota Makassar dan sekitarnya tercatat sebesar 75%. Penyinaran

    matahari tertinggi tercatat sebesar 94% yang terjadi pada bulan Oktober dan

    terendah 40% pada bulan Februari, dengan kecepatan angin antara 5 hingga 30

    knot.

    2) Topografi Kawasan

    Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di

    persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di

    Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesiadan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah

    kota Makassar berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang

    selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan

    laut. Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0

    - 5 derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang

    bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan

    kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    14/44

    Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah

    perairan kurang lebih 100 Km.

    Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan

    memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan

    yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo,

    Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

    Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni

    sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten

    Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan

    Selat Makassar.

    Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis Makassar,

    memberi penjelasan bahwa secara geografis, kota Makassar memang sangat

    strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun politik. Dari sisi

    ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang tentunya akan lebih

    efisien dibandingkan daerah lain. Memang selama ini kebijakan makro

    pemerintah yang seolah-olah menjadikan Surabaya sebagai home base

    pengelolaan produk-produk draft kawasan Timur Indonesia, membuat

    Makassar kurang dikembangkan secara optimal. Padahal dengan

    mengembangkan Makassar, otomatis akan sangat berpengaruh terhadap

    peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan Timur Indonesia dan

    percepatan pembangunan. Dengan demikian, dilihat dari sisi letak dan kondisi

    geografis - Makassar memiliki keunggulan komparatif dibanding wilayah lain

    di kawasan Timur Indonesia. Saat ini Kota Makassar dijadikan inti

    pengembangan wilayah terpadu Mamminasata.

    Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari tanah

    inceptisol dan tanah ultisol. Jenis tanah inceptisol terdapat hampir di seluruh

    wilayah Kota Makassar, merupakan tanah yang tergolong sebagai tanah muda

    dengan tingkat perkembangan lemah yang dicirikan oleh horison penciri

    kambik. Tanah ini terbentuk dari berbagai macam bahan induk, yaitu aluvium

    (fluviatil dan marin), batu pasir, batu liat, dan batu gamping.

    Penyebaran tanah ini terutama di daerah dataran antara perbukitan,

    tanggul sungai, rawa belakang sungai, dataran aluvial, sebagian dataran

    struktural berelief datar, landform struktural/ tektonik, dan dataran/ perbukitanvolkanik. Kadang-kadang berada pada kondisi tergenang untuk selang waktu

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    15/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    16/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    17/44

    2003 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Baku Mutu Tingkat

    Kebisingan yang berlaku di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 230

    g/Nm3 untuk waktu pemaparan 24 jam.

    2.2.2 Komponen Lingkungan Biologi

    1) Ekosistem Laut

    Proyek New Port Makassar, menempati lokasi area laut dengan cara

    reklamasi. Pada tahun 2009, sebuah lembaga berhasil mengidentifikasi biota

    biota di pesisir dan laut kota Makassar di area proyek New Port Makassar..

    Lembaga tersebut menemukan khususnya di sekitar lokasi 34 jenis ikan

    karang, 14 jenis mangrove, serta 6 jenis lamun. Dari penelitian ini juga

    didapatkan bahwa kondisi terumbu karang tergolong sedang dengan jumlah

    karang hidup 36%.

    Keanekaragaman ikan ditemukan khususnya di kondisi terumbu karang

    yang sedang atau tidak rusak. Beberapa jenis ikan karang yang ditemukan:ikan

    badut, ikan lepu, ikan barakuda, ikan baronang, botana, Kepe strip delapan,

    Kepe coklat,kepe monyong zebra, kambingan, Platak asli, Brown Kelly ,

    Brajanata, keling kalong, Kenari biasa, Kerapu layar, Dokter ular bibir merah,

    Dokter neon, Zebra ekor hitam, Bluester Biasa, Betok hijau.

    Terumbu karang merupakan rumah bagi hewan-hewan laut, utamanya

    ikan. Manfaat lain terumbu karang adalah penahan ombak dan area wisata

    dengan keindahan bentuk dan warna yang memukau. Kawasan terumbu

    karang yang indah tidak dibentuk dalam waktu yang singkat. Salah satu jenis

    karang yaitu karang bercabang atau Acropora hanya tumbuh 2,1 3,9 cm per

    tahun. Lamanya pertumbuhannya membuat kita sebagai penikmat

    keindahannya harus waspada saat berenang (menyelam & snorkling); jangan

    sampai mematahkan karang. Jangkar kapal sering menjadi ancaman kerusakan

    terumbu, karena itu sebaiknya harus dibuang di daerah yang tidak ada

    terumbunya.

    2) Ekosistem Darat

    Area yang akan dibangun pada proyek pembangunan New Port

    Makassar ini menempati sebagian kecil ekosistem darat eksisting. Rona

    lingkungan awal pada ekosistem darat yang akan dibangun New PortMakassar berupa daerah kawasan industri dengan kawasan pemukiman.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    18/44

    Kawasan industri ini termasuk dalam kawasan berikat untuk memudahkan

    distribusi barang ke pelabuhan eksisting

    Area pembangunan New Port Makassar juga menempati kawasan

    pemukiman merupakan kawasan pemukiman nelayan. Di area tersebut

    terdapat pelabuhan kecil. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan nelayan yang

    masih digunakan di tengah maraknya pembangunan di Kota Makassar.

    2.2.3. Komponen Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya

    Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan

    jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam propinsi di Sulawesi, dari

    wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah

    utara ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar

    berada koordinat 1191827,97 1193231,03 Bujur Timur dan 50030,18

    5146,49 Lintang Selatan dengan ketinggian yang bervariasi antara 0 25

    meter dari permukaan laut, dengan suhu udara antara 20C sampai dengan 32C.

    Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5

    derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang bermuara

    di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas

    wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan

    dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang

    lebih 100 Km. Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan

    memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang

    berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah,

    Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

    Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni

    sebelah utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten

    Maros, sebelah selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat

    Makassar.Kota Makassar merupakan Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan.

    1. Kependudukan

    Jumlah penduduk sekitar 1.173.107 jiwa (keadaan Desember

    2005). Jumlah penduduk laki-laki 578.416 jiwa, jumlah penduduk perempuan

    594.691 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk 6.525 jiwa/km2 , laju pertumbuhan

    penduduk (tahun 2004 s/d 2005) 1,22 %, laju pertumbuhan ekonomi 1,22 %.

    Pada area lokasi Proyek New Port Makassar terdapat pemukiman.Terdapat 4.577 jiwa penduduk di area tersebut. Sebagian besar bermata

    http://karaengisla.wordpress.com/wp-admin/http://karaengisla.wordpress.com/wp-admin/
  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    19/44

    pencaharian sebagai nelayan. Terdapat pelabuhan kecil untuk nelayan. Lokasi

    proyek juga menempati beberapa pulau yang akan disatukan dengan cara

    reklamasi laut. Pada pulau yang akan dibangun, terdapat juga perkampungan

    nelayan.

    Zona darat Proyek New Port Makassar juga menempati kawasan

    industri. Terdapat setidaknya puluhan industri / pabrik besar di zona tersebut.

    Beberapa penduduk Makassar bergantung pada mata pencaharian sebagai

    buruh pabrik di kawasan industri tersebut. Mata pencaharian lain yang terdapat

    pada kawasan industri adalah perusahaan ekspedisi pengiriman barang, hal ini

    terkait dengan kawasan berikat yang menyatu dengan pelabuhan eksisting.

    2. Lalu Lintas

    Pada selatan zona darat lokasi proyek terdapat Jalan Tol dalam kota

    Makassar yang menjadi batas dari pemukiman yang lebih luas sekaligus

    merupakan batas kawasan industri. Jalan tol ini sendiri merupakan salah satu

    akses keluar masuk dari kawasan pelabuhan eksisting.

    3. Tata Guna Lahan

    Penggunaan tanah di zona darat lokasi proyek sekitar 73,33%

    diperuntukkan bagi untuk kawasan industri, sisanya sekitar 25% merupakan

    kawasan pemukiman nelayan dan kawasan komersial sebagai perusahaan

    ekspedisi barang. Bangunan yang ada di wilayah ini sebagian besar sudah

    merupakan bangunan permanen dan sebagian kecil merupakan bangunan semi

    permanen maupun sementara ( temporary ).

    2.3 PELINGKUPAN

    2.3.1. Proses Pelingkupan

    1) Identifikasi Dampak PotensialTahap Prakonstruksi

    1. Perubahan interaksi sosial

    Pada tahap prakonstruksi ini terdapat kegiatan Survey, Sosialisasi

    Kegiatan Proyek, Pembebasan Lahan yang memicu perubahan interaksi

    sosial terhadap kegiatan Pembangunan New Port Makassar. Sosialisasi

    rencana kegiatan pembangunan MNP kepada masyarakat, prioritas

    pengadaan tenaga kerja lokal, peningkatan aktivitas perekonomian lokaldiperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada sikap penerimaan

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    20/44

    dan dukungan masyarakat terhadap kegiatan ini. Sikap penolakan pun

    dapat terjadi pada proyek New Port Makassar ini. Proses kegiatan yang

    menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air, gangguan sanitasi

    lingkungan, menurunnya pendapatan serta tingkat kesehatan masyarakat

    dikhawatirkan memicu sikap penolakan dan penentangan masyarakat

    terhadap kegiatan pembangunan MNP . Hal ini dapat diatasi melalui

    berbagai upaya persuasif disertai dengan upaya lain yang dapat

    meminimalisir berbagai dampak yang diprakirakan akan memicu sikan

    penolakan dan pertentengan masyarakat tersebut.

    2. Perubahan Tata Guna Lahan dan Bentang Alam

    Pengurusan perijinan dan perencanaan teknis proyek dimana sosialisasi

    dan koordinasi menjangkau pihak-pihak terkait telah berdampak

    terhadap penyesuaian peruntukan lahan dan intensitas bangunan

    berdasarkan rencana tata ruang wilayah Kota Makassar. Bentang alam

    akan mengalami perubahan sebagai dampak dari kegiatan penyiapan

    lahan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan merubah kondisi bentang alam

    yang semula berupa areal datar dan pantai berpasir menjadi areal dengan

    bangunan. Proses pengurugan yang dilakukan pada saat penyiapan lahan

    diprakirakan dapat mengubah komposisi pantai serta struktur lautan.

    Sebab material urugan diambil dari laut. Perbaikan bentang alam dapat

    dilakukan secara bertahap melalui program penghijauan di sekitar tapak

    proyek menggunakan vegetasi yang sesuai serta penahanan arus

    gelombang serta penggunaan teknologi pengurugan yang ramah

    lingkungan.

    3. Tingkat kepadatan lalu lintas

    Mobilisasi material dan alat sebagai tahapan persiapan proyek

    menimbulkan perubahan terhadap tingkat kepadatan lalu lintas. Jalan

    akses menuju lokasi proyek didominasi dengan jalan pemukiman dan

    jalan industri serta Jalan Tol Kota Makassar

    4. Kesempatan kerja, tingkat pengangguran & perubahan mata pencaharian

    Proyek New Port Makassar tentunya membutuhkan banyaknya tenaga

    kerja. Tahapan persiapan mobilisasi tenaga kerja mempengaruhi tingkat

    pengangguran dan persebaran mata pencaharian di Kota Makassar.5. Tingkat perekonomian lokal dan daerah

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    21/44

    Mobilisasi peralatan dan material menyebabkan perubahan lalu lintas di

    pelabuhan eksisting untuk reklamasi laut. Perubahan tingkat lalu lintas

    pelabuhan eksisting menyebabkan perubahan ekonomi daerah. Selain

    ekonomi daerah, tingkat perekonomian lokal pun dipengaruhi oleh

    Pembangunan New Port Makassar ini. Kegiatan Pembangunan

    Pelabuhan Kontainer oleh Dinas Perhubungan Kota Makassar kerjasama

    dengan Kontraktor akan meningkatkan aktivitas perekonomian.

    Penerimaan tenaga kerja kegiatan pembangunan MNP dari masyarakat

    lokal diperkirakan akan menimbulkan dampak penting pada peningkatan

    partisipasi kerja dan pendapatan masyarakat. Setelah kegiatan

    pertambangan berakhir, masyarakat lokal yang dipekerjakan ini akan

    mengalami pemutusan hubungan kerja, namun dengan membaiknya

    aksesibiltas di daerah ini diharapkan masyarakat akan mampu

    menciptakan lapangan kerja lain. Hal-hal di atas diprakirakan akan

    menimbulkan dampak penting pada peningkatan aktifitas perekonomian

    lokal di wilayah ini.

    6. Perubahan iklim mikro

    Kegiatan penyiapan lahan diprakirakan dapat menimbulkan dampak

    negatif terhadap iklim mikro. Dampak tersebut berupa peningkatan suhu

    udara yang menimbulkan terjadinya efek pemanasan pada areal shipyard

    dan daerah sekitarnya. Disamping itu, terjadi penurunan kelembaban

    uara pada tapak proyek akibat hilangnya fungsi vegetasi sebagai

    pengatur iklim mikro. Efek pemanasan dapat meningkat ketika

    dilakukan mobilisasi alat dan material karena bertambahnya emisi yang

    berasal dari sarana angkut yang digunakan pada kegiatan tersebut.

    Perubahan iklim mikro juga akan terjadi ketika dilalukan pembangunan

    lepas pantai. Seiring dengan hilangnya fungsi vegetasi yang terdapat di

    areal tersebut. Kondisi mikro diperkirakan membaik kembali setelah

    dilakukan penghijauan kembali.

    7. Intrusi Air Laut

    Intrusi air laut diprakirakan dapat terjadi karena perubahan vegetasi

    pantai yang memiliki fungsi hidrologis. Hal ini terjadi akibat dari

    kegiaatan penyiapan lahan, pembuatan base camp , pembangunan prasarana dan sarana. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    22/44

    hal tersebut diantaranya adalah melakukan penanaman kembali vegetasi

    secara terpada mulai dari tahap konstruksi sampai pasca operasi.

    8. Laju Abrasi

    Laju abrasi pantai diprakirakan akan berubah sebagai dampak dari

    kegiatan penyiapan lahan, pembangunan base camp . Hilangnya vegetasi

    yang dapat mengikat air merupakan salah satu faktor peningkatan abrasi.

    Disamping itu, abrasi juga dapat dipicu oleh perubahan permukaan tapak

    proyek yang berbatasan langsung dengan laut. Perubahan yang terjadi

    diprakirakan tidak dapat menahan kekuatan gelombang jika tidak

    dilakukan upaya pencegahan dengan teknologi tertentu. Tingkat abrasi

    diharapkan akan menurun dengan adanya kegiatan penghijauan secara

    terpadu serta pembuatan dinding penahan gelombang.

    9. Sanitasi Lingkungan

    Keberadaan tata guna lahan berpengaruh terhadap kondisi sanitasi

    lingkungan. Kegiatan kegiatan yang akan dilakukan seperti penyiapan

    lahan, pembuatan direksi keet , mobilisasi alat dan material,

    pemabangunan dermaga, pembangunan fasilitas pelabuhan diprakirakan

    akan menimbulkan dampak penting pada perubahan kondisi sanitasi

    lingkungan di sekitar areal usaha.

    Tahap Konstruksi

    1. Volume produksi limbah padat/sampah

    Pembangunan New Port Makassar tentunya mempengaruhi tingkat

    volume produksi sampah. Tingkat volume sampah yang dipengaruhi

    adalah dari jenis berupa limbah atau sampah konstruksi.

    2. Tingkat keanekaragaman biota lautPada tahapan konstruksi Proyek New Port Makassar terdapat tahapan

    reklamasi laut. Reklamasi laut adalah proses pengurugan laut menjadi

    sebuah daratan. Tentunya, hal ini mempengaruhi akan tingkat

    kenekaragaman biota laut baik flora maupun fauna. Dampak yang terjadi

    berupa perubahan indeks keanekaragaman plankton dan benthos, serta

    terganggunya habitat nekton/ikan. Jika tidak dilakukan upaya

    pengendalian maka dampak buruk selanjutnya dapat terjadi, yaitu

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    23/44

    gangguan kesehatan terhadap masyarakat yang mengkonsumsi ikan,

    serta penurunan pendapatan nelayan di sekitar tapak proyek.

    3. Produksi perikanan

    Reklamasi laut juga mempengaruhi tingkat produksi perikanan.

    Penutupan pelabuhan kecil nelayan dan perubahan mata pencaharian

    masyarakat, yaitu nelayan akan mempengaruhi tingkat produksi

    perikanan.

    4. Kualitas air laut

    Selain reklamasi pantai, pada Proyek New Port Makassar terdapat

    pekerjaan pemancangan pondasi tiang. Pemancangan pondasi tiang dan

    reklamasi pantai akan mempengaruhi kulitas air laut. Hal ini dikarenaka

    terdapat kontak langsung dengan air laut.

    5. Tingkat kebisingan

    Pekerjaan pemancangan pondasi tiang menghasilkan suatu besaran

    tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan dipengaruhi jarak sumber dan

    pendengar. Semakin jauh dari objek pendengar akan tingkat kebisingan

    akan semakin tinggi begitu pula sebaiknya.

    6. Kualitas udara

    Reklamasi pantai dengan material berupa pasir akan menghasilkan debu-

    debu sebagai dampak sampingnya. Keberadaan debu hasil reklamasi

    pantai ini akan mempengaruhi kualitas udara di sekitar Proyek New Port

    Makassar ini.

    7. Kualitas air tanah

    Proyek New Port Makassar memerlukan area untuk penumpukan bahan

    berupa material pondasi tiang pancang dan besi. Apabila terkena cuaca

    hujan dan air karat yang dihasilkan yang meresap ke dalam tanah akan

    mempengaruhi kualitas air tanah. Perubahan kualitas air laut berasal dari

    limbah yang berupa limbah padatan B3 maupun non B3, limbah cair dan

    partikel logam yang berasal dari kegiatan-kegiatan di atas.

    8. Tingkat Kecelakaan kerja

    Pada proses pra konstruksi, konstruksi dan tahap operasional beresiko

    menimbulkan suatu kecelakaan dalam bekerja bagi karyawan sehingga

    untuk meminimalisasi tingkat kecelakaan bagi pekerja perlumemperhatikan prosedur keselamatan kerja bagi karyawan.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    24/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    25/44

    2. Aksesibilitas

    Dengan beroperasinya New Port Makassar akan mempengaruhi

    aksesibilitas dari dan menuju ke Makassar. Aksesibilitas ini akan

    berdampak sistemik pada tingkat pendapatan daerah.

    3. Tingkat Pengangguran

    Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan proyek, tentunya kembali

    akan mempengaruhi tingkat pengagguran. Akan tetapi beroperasinya

    New Port Makassar juga akan mempengaruhi tingkat pengagguran

    tersebut. Tenntunya hal ini kemungkinan akan membawa peningkatan

    atau penurunan tingkat pengagguran.

    4. Laju Pertumbuhan Penduduk

    Dseperti yang telah dijelaskan diatas, beroperasinya New Port Makassar

    akan mempengaruhi aksesibilitas dari dan menuju Kota Makassar.

    Aksesibilitas ini akan mempengaruhi laju urbanisasi. Laju urbanisasi

    akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk yang membawa

    dampak sistemik terhadap sektor-sektor ekonomi yang ada di Kota

    Makassar.

    5. Tingkat Kepadatan Lalu Lintas

    Dengan berakhirnya kegiatan pembangunan New Prot Makassar, maka

    terdapat kegiatan demobilisasi alat-alat dan material sisa proyek. Dengan

    lalu lalang kendaraan demobilisasi akan mempengaruhi tingkat

    kepadatan lalu lintas. Tingkat kepadatan lalu lintas ini juga dipengaruhi

    saat tahap operasional pelabuhan. Tahap operasional pelabuhan yang

    akan mempengaruhi aksesibilitas terhadap orang yang melakukan

    urbanisasi ke Kota Makassar yang akan mempengaruhi laju

    pertumbuhan penduduk. Laju petumbuhan penduduk akan

    mempengaruhi tingkat kepadatan lalu lintas pada Kota Makassar.

    Pada proses pelingkupan ini digunakan metode matriks identifikasi untuk

    membantu dalam proses pelingkupannyanya. Matriks ini disusun sesuai dengan

    urutan kegiatan dalam pembangunan New Port Makassar serta kemungkinan

    dampak yang ditimbulkan. Berikut matriks identifikasi dalam proses pelingkupan

    KA-ANDAL Proyek New Port Makassar.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    26/44

    Matriks identifikasiProyek New Port Makassar

    2) Evalusi Dampak PotensialTahap Prakonstruksi

    1. Perubahan interaksi sosial

    Perubahan interaksi sosial, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    berkaitan pula dengan adanya keseluruhan tahap pembangunan New Port

    Makassar.

    2. Perubahan Tata Guna Lahan dan Bentang Alam

    Perubahan fungsi dan tata guna lahan, tidak dikaji lebih lanjut dalamANDAL karena sudah sesuai dengan rencana tata ruang.

    3. Tingkat kepadatan lalu lintas

    Tingkat perubahan interaksi sosial, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL

    karena berkaitan pula dengan meningkatnya aktivitas kendaraan di sekitar

    lokasi serta berkaitan pula dengan debu yang dihasilkan selama konstruksi

    berlangsung

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    FISIK KIMIA

    Iklim Mikro x xKualitas Udara

    Kualitas Air Laut x x x xBentang Alam x xFisiografi Pulau x xArus xBIOLOGI

    Biota Laut x x x x xBiota Darat x x x x xSOSIAL BUDAYA

    Kesempatan Kerja x x xSikap Masyarakat x xHasil Tangkapan Laut x x x xInteraksi Sosial x x x

    Keterangan :1 Survey 9 Piling Activity2 Sosialisasi kegiatan proyek 10 H-Beam3 Perencanaan 11 Penulangan4 Pembebasan Lahan 12 Pengecoran5 Pe ngad aan J as a/ Pe le lan gan 13 P re cast sl ab6 Persiapan 14 Fender7 Pe mbe rsihan Lahan 15 De mobi lisasi alat, tenaga ke rj a, mate rial sisa8 Reklamasi 16 Operasional

    PASCAKONSTRUKSI

    RENCANA KEGIATAN

    KOMPONENPRAKONSTRUKSI KONSTRUKSI

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    27/44

    4. Kesempatan kerja, tingkat pengangguran & perubahan mata pencaharian

    Kesempatan kerja, tingkat pengangguran & perubahan mata pencaharian

    akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan dengan penyerapan

    tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan di Proyek New Port Makassar.

    5. Tingkat perekonomian lokal dan daerah

    Tingkat perekonomian lokal & daerah, akan dikaji lebih lanjut dalam

    ANDAL karena berkaitan dampak lanjutan dari kesempatan kerja, tingkat

    pengagguran dan perubahan mata pencaharian dan peningkatan aktivitas

    lalu lintas sekitar pelabuhan eksisting.

    6. Perubahan iklim mikro

    Perubahan iklim mikro akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    berkaitan pula dengan akibat mobilisasi material dan alat.

    7. Laju Abrasi

    Laju Abrasi tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena rona

    lingkungan awal yaitu berupa vegetasi pantai yang berkaitan abrasi tidak

    terlihat sehingga diperkirakan tidak menimbukan dampak.

    8. Sanitasi Lingkungan

    Sanitasi lingkungan akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    berkaitan kegiatan persiapan yang berdampak pada tahapan selanjutnya

    konstruksi.

    9. Intrusi Air Laut

    Intrusi air laut tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena rona

    lingkungan awal yaitu berupa vegetasi pantai yang berkaitan intrusi air laut

    tidak terdapat lagi sehingga diperkirakan tidak menimbukan dampak

    potensial.

    Tahap konstruksi

    1. Volume produksi limbah padat/sampah

    Volume produksi limbah padat/sampah akan dikaji lebih lanjut dalam

    ANDAL karena berkaitan keseluruhan limbah yang dihasilkan selama masa

    tahapan proyek

    2. Tingkat keanekaragaman biota laut

    Tingkat keanekaragaman biota laut akan dikaji lebih lanjut dalam ANDALkarena berkaitan kegiatan reklamasi laut dan pemancangan tiang pondasi.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    28/44

    3. Produksi perikanan

    Produksi perikanan akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan

    kegiatan reklamasi laut dan pemancangan tiang pondasi.

    4. Kualitas air laut

    Kualitas air laut akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan

    kegiatan reklamasi laut dan pemancangan tiang pondasi.

    5. Tingkat kebisingan

    Tingkat kebisingan tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    sumber kebisingan karena adanya kegiatan pemancangan berada dalam

    jarak yang jauh yaitu dengan kawasan pemukiman sehigga diperkirakan

    tidak membawa dampak yang signifikan.

    6. Kualitas udara

    Kualitas udara akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan

    keseluruhan kegiatan reklamasi laut yang menimbulkan partikel-partikel

    debu.

    7. Kualitas air tanah

    Kualitas air tanah tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    dampak penumpukan material berupa tiang pancang dan besi yang terkena

    cuaca hujan tidak akan menimbulkan dampak yang signifikan akibat lokasi

    penumpukan jaraknya yang jauh dari pemukiman.

    8. Tingkat Getaran

    Tingkat Getaran akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena timbulnya

    getaran akan berdampak pada penurunan tanah dan pondasi shingga

    dampaknya berkelanjutan terhadap perubahan tingkat keselamatan kerja.

    9. Tingkat sedimentasiTingkat sedimentasi akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    berkaitan dengan timbulan sampah yang dihasilkan akibat keseluruhan

    kegiatan proyek.

    10. Intensitas Banjir

    Intensitas Banjir akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena lokasi

    proyek yang mengharuskan adanya kegiatan reklamasi pantai.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    29/44

    Tahap Pasca Konstruksi & Operasi

    1. Tingkat Penerimaan Asli Daerah (PAD)

    Tingkat Penerimaan Asli Daerah (PAD) akan dikaji lebih lanjut dalam

    ANDAL karena berkaitan dengan beroperasinya New Port Makassar.

    2. Aksesibilitas

    Aksesibilitas akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan

    dengan beroperasinya New Port Makassar.

    3. Tingkat Pengangguran

    Tingkat Pengangguran akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    berkaitan dengan beroperasinya New Port Makassar dan kegiatan

    demobilisasi tenaga kerja.

    4. Laju Pertumbuhan Penduduk

    Laju Pertumbuhan Penduduk dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

    berkaitan dengan dampak lanjutan dari aksesibilitas akibat beroperasinya

    New Port Makassar

    5. Tingkat Kepadatan Lalu Lintas

    Tingkat Kepadatan Lalu Lintas akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL

    karena berkaitan kegiatan demobilisasi tenaga kerja dan dampak lanjutan

    dari laju pertumbuhan penduduk yang diakibatkan beroperasinya New Port

    Makassar.

    3) Prioritas Dampak Penting Hipotetik (Isu-Isu Pokok)

    Kegiatan prioritas dampak penting hipotetik dilakukan untuk mendapatkan

    prioritas dampak penting hipotetik. Kajian mengenai prioritas dampak penting

    hipotetik pada konteks kegiatan pembangunan galangan kapal dipusatkan pada

    kegiatan usaha yang diprakirakan akan menimbulkan dampak penting

    terhadap perubahan kondisi lingkungan di lokasi dan di sekitar lokasi proyek.

    Prioritas dampak penting hipotetik yang muncul dalam kegiatan ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Perubahan Bentang Alam

    Kegiatan pada tahap konstruksi dan operasi seperti penyiapan lahan

    dan pembangunan prasarana dan sarana berimplikasi pada perubahan

    bentang alam di tapak proyek. Abrasi akibat penyiapan lahan dan pembuatan jalan secara langsung dapat merubah bentang alam. Demikian

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    30/44

    halnya dengan banjir yang diprakirakan terjadi akibat drainase yang buruk

    dan hilangnya vegetasi juga dapat menimbulkan perubahan bentang alam.

    Upaya penghijauan yang dilakukan secara terpadu diharapkan dapat

    memperbaiki kondisi bentang alam. dampak penting hipotetik yang

    membentuk isu pokok adalah Bentag alam, abrasi dan banjir.

    2. Keanekaragaman dan Produktivitas Hayati

    Baik kegiatan pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasi

    akan menyebabkan perubahan pada keanekaragaman dan produktivitas

    hayati. Upaya penghijauan serta upaya untuk mematuhi prosedur kerja

    yang benar diharapkan dapat menimalisir perubahan kondisi

    keanekaragaman dan produktivitas hayati dan mengarah pada kondisi yang

    membaik. Dampak penting hipotetik yang membentuk isu pokok ini adalah

    Iklim Mikro, Kualitas Udara, Kualitas Perairan Darat dan laut,

    Keanekaragaman Vegetasi, Habitat Satwa, Keanekaragaman Satwa dan

    Biota Air.

    3. Dinamika Sosial

    Perubahan kependudukan dan meningkatnya aksesibilitas akan

    menimbulkan perubahan dinamika sosial dalam masyarakat. Disamping

    itu, berbagai kegiatan pembangunan galangan kapal juga akan

    menimbulkan sikap dukungan-penerimaan dan/atau sikap penolakan-

    pertentangan juga berpengaruh terhadap perubahan dinamika sosial.

    Dampak penting hipotetik pembentuk isu pokok perubahan dinamika

    sosial adalah aksesibilitas, kependudukan, sikap penerimaan dan dukungan

    dan sikap penolakan dan pertentangan

    4. Perubahan Perekonomian Daerah

    Perekonomian daerah Kota Makassar diprakirakan akan mengalami

    perubahan seiring dengan adanya pembangunan MNP. Terbukanya

    kesempatan kerja yang berimplikasi pada peningkatan pendapatan

    masyarakat serta pajak dan munculnya usaha-usaha/mata pencaharian lain

    yang dengan adanya kegiatanMNP selanjutnya dapat meningkatkan PAD.

    Dampak penting hipotetik pembentuk isu pokok adalah kesempatan kerja,

    pendapatan masyarakat, peningkatan pendapatan asli daerah dan

    perekonomian lokal Secara ringkas, seluruh kegiatan pelingkupan yangdilakukan disajikan pada skema di bawah ini. Proses pelingkupan dimulai

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    31/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    32/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    33/44

    BAB III

    METODE STUDI

    3.1 METODA PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

    3.1.1 Komponen Fisik Kimia

    Pertimbangan jumlah dan lokasi sampling bagi masing-masing aspek pengamatan

    komponen fisk kimia diuraikan sebagai berikut:

    a. Iklim

    Data-data iklim di atas digunakan sebagai data penunjang dalam menganalisis

    dampak dan akan dikumpulkan melalui stasiun terdekat sebagai data sekunder.

    Khusus untuk arah angin diadakan pula crosscheck dengan arah angin yang ada di

    lapangan untuk melihat arah angin dominan

    b. Kualitas Udara dan Kebisingan

    Data kualitas udara dan kebisingan akan dikumpulkan melalui pengukuran

    langsung di lapangan dan pengambilan contoh udara dianalisis di laboratorium

    sesuai SNI. Lokasi pengambilan contoh ditetapkan berdasarkan pertimbangan-

    pertimbangan berikut:

    - Lokasi pengambilan sampel berada di dekat lokasi rencana kegiatan yang berpotensial menurunkan kualitas udara dan menimbulkan kebisingan;

    - Kemungkinan telah terjadi penurunan kualitas udara ambien dan

    peningkatan intensitas kebisingan terhadap daerah sensitif yang seharusnya

    memerlukan udara dan suasana tenang;

    - Arah angin dominan di sekitar lokasi proyek.

    Berdasarkan pertimbangan tersebut dia atas, maka ditetapkan lokasi pengukuran

    kualitas udara dan kebisingan di 4 (tiga) lokasi pengukuran, yaitu:- Lokasi 1 (UI)/(K1) di dalam lokasi proyek;

    - Lokasi 2 (U2)/(K2) di pemukiman penduduk terdekat (sebelah barat lokasi

    proyek);

    - Lokasi 3 (U3)/(K3) di pemukiman penduduk tersebut terdekat (sebelah

    timur lokasi proyek);

    - Lokasi 4 (U4)/(K4) di pemukiman terdekat (sebelah selatan lokasi proyek)

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    34/44

    c. Kualitas Air

    Kualitas air ang akan dianalisis adalah air permukaan dan air tanah.

    - Kualitas Air Permukaan, diambil pada saluran drainase jalan yang berada di

    sisi selatan dan barat lokasi kegiatan.

    AP 1 = Air Permukaan sebelum lokasi proyek

    AP 2 = Air Permukaan sesudah lokasi proyek

    - Kualitas Air Tanah

    AT 1 = Air Tanah yang berada di dalam lokasi proyek

    AT 2 = Air Tanah di pemukiman penduduk terdekat dengan lokasi proyek

    (sebelah selatan lokasi proyek).

    Dasar penentuan lokasi pengambilan sampel air permukaan adalah:

    - Merupakan badan air yang berada di dekat lokasi proyek yang diperkirakan

    akan terkena dampak pembangunan dan pengoperasian proyek.

    - Pemanfaatan badan air sebagai penerima limpasan air hujan dan penerima

    buangan limbah terolah, dimana kemungkinan terdapat zat-zat pencemar

    yang terbawa limpasan air hujan dan air buangan tersebut.

    Dasar penentuan lokasi pengambilan sampel air tanah adalah:

    - Merupakan seumber air bersih bagi kegiatan yang bersangkutan dan/atau

    kegiatan lain yang berada di sekitar lokasi proyek, yang diperkirakan akan

    terkena dampak pembangunan dan pengoperasian proyek.

    - Pemanfaatan air tanah sebagai sumber kebutuhan air bersih warga dan/atau

    kegiatan sekitar, yang diperkirakan terkena beban pencemaran buangan air

    kotor domestik dari kegiatan proyek.

    Adapun baku mutu yang digunakan untuk analisis kualitas air permukaan pada

    sistem aliran Kali Sunter adalah baku mutu kualitas air permukaan Golongan C

    dengan peruntukan perikanan dan peternakan sesuai Keputusan Gubernur KDKI

    Jakarta No.582 Tahun 1995.

    3.1.2 Komponen Biologi

    Lokasi sampling flora dan fauna dilakukan pada 4 (tiga) lokasi:

    - Lokasi pertama (B1) di area laut lokasi proyek;

    - Lokasi kedua (B2) di area darat lokasi proyek

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    35/44

    Penentuan titik sampling tersebut didasarkan atas pertimbangan:

    - Distribusi lokasi kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap

    komponen biologi;

    - Distribusi komponen lingkungan biologi (tipe habitat) di sekitar lokasi proyek

    yang diperkirakan akan terkena dampak kegiatan proyek;

    - Data yang akan diperoleh dapat mewakili keanekaragaman komponen lingkungan

    biologi di sekitar lokasi proyek dan relevan dengan studi analisis dampak

    lingkungan

    Analisis Data:

    Pengumpulan data flora dan fauna dilakukan dengan metode inventarisasi atau

    pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan penduduk setempat. Evaluasi

    terhadap data flora dan fauna dilakukan secara deskriptif.

    3.1.3 Komponen Sosekbud dan Lingkungan Binaan

    a. Bidang Sosial Ekonomi Budaya

    Kajian terhadap lingkungan sosial-ekonomi-budaya akan dilakukan terutama

    terhadap pemukiman dan kegiatan terdekat dari tapak proyek pembangunan New

    Port Makassar, yang semuanya berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Kajian

    dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan, baik data sekunder maupun data

    primer.

    Data primer akan dikumpulkan melalui observasi/pengamtan langsung ke

    wilayah studi, pengisian kuisioner oleh responden, dan melalui dialog maupun

    wawancara dengan tokoh masyarakat/Dewan kelurahan.

    Untuk pengisian kuesioner dan wawancara, sampling akan diambil secara

    purposive random terhadap warga yang bermukim diMakassar

    Data sekunder dikumpulkan dari Pemerintah Kota Makassar. Data primer

    maupun sekunder yang akan dikumpulkan meliputi bidang kependudukan, sosial-

    ekonomi dan sosial-budaya.

    b. Bidang Lingkungan Binaan & Tata Ruang

    Pengkajian tata ruang akan dilakukan baik pada lingkup tapak proyek, maupun

    sekitar tapak proyek. Selain akan dilakukan observasi lapangan, pengkajian tata

    ruang juga akan dilakukan terhadap Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah (RRTRW).

    Aspek-aspek tata ruang yang akan dikaji meliputi tata guna lahan, pemukiman dan

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    36/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    37/44

    parameter lingkungan yang sifatnya sulit dipahami dengan pendekatan formal. Metoda

    pendekatan yang digunakan dalam model formal maupun informal adalah:

    - Analogi

    Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari dampak lingkungan yang timbul

    akibat kegiatan sejenis yang telah berlangsung pada areal tertentu di tempat yang

    sama dan atau di tempat lain yang kondisi lingkungannya identik dengan kondisi

    wilayah studi sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

    memprakirakan dampak di wilayah studi. Pendekatan ini digunakan untuk

    memperkirakan dampak banjir, lalu lintas serta dampak pada komponen sosekbud

    dan lingkungan binaan seperti kamtibnas, kesempatan kerja dan peluang

    berusaha, estetika sanitasi lingkungan, kesehatan masyarakat maupun persepsimasyarakat.

    - Penilaian para ahli

    Dalam pendekatan ini, hubungan dampak terhadap komponen/ subkomponen/

    parameter lingkungan ditetapkan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman para

    ahli yang tergabung dalam tim studi ini. Pendekatan ini digunakan untuk

    memperkirakan dampak biologi, kualitas udara dan kualitas air.

    - Model matematika

    Dalam metoda ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan dampak

    kegiatan terhadap komponen/ subkomponen/ parameter lingkungan tertentu

    dirumuskan secara matematis. Pendekatan ini digunakan untuk memprakirakan

    dampak limpasan air hujan dan rasio volume kendaraan per kapasitas jalan.

    a) Perhitungan Air Limpasan *):

    Debit Puncak

    Untuk menghitung debit puncak rencana dalam suatu wilayah pengaliran atau

    catchment area digunakan Metode Rasional yang dinyatakan dengan rumus

    sebagai berikut:

    Q = 0.278. C. I. A

    Dimana:

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    38/44

    Q = debit puncak rencana (m 3/detik)

    C = koefisien run off (sesuai dengan jenis tutupan lahan)

    I = intensitas curah hujan (mm/jam)

    A = area tangkapan (Km 2)

    0.278 adalah angka konversi untuk merubah satuan I (mm/jam) dan A (Km 2)

    menjadi m 3/detik.

    Waktu Konsentrasi (t c)

    Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari

    titik terjauh suatu catchment area menuju titik tujuan. Besar waktu konsentrasi

    dengan satuan menit dihitung dengan rumus:

    t c = t o + t d

    Dimana:

    to = waktu pengaliran air pada permukaan tanah (dapat dianalisa dengan gambar)

    td = waktu pengaliran dalam saluran, besarnya dapat dianalisa dengan rumus:

    t d =

    Dimana:

    L = panjang saluran (m)

    V = kecepatan aliran (m/detik)

    Dimensi dan Kapasitas Saluran

    Rumus yang digunakan untuk menghitung debit dalam saluran adalah rumus

    Manning:

    Q =

    Dimana:

    Q = debit limpasan (m 3/detik)

    A = luas penampang basah saluran (m 2)

    R = jari-jari hidrolis saluran (m)

    S = kemiringan saluran

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    39/44

    n = koefisien kekasaran Manning

    b) Perhitungan Lalu Lintas:

    Analisis data transportasi dilakukan dengan melihat perbandingan atau rasio

    volume satuan mobil penumpang dengan kapasitas badan jalan di sekitar lokasi

    proyek. Parameter yang digunakan adalah V/C.

    Volume Lalu Lintas:

    Digunakan suatu satuan yang biasa dipakai dalam perencanaan lalu lintas yang

    disebut Satuan Mobil Penumpang (SMP).

    Kapasitas Lalu Lintas:

    Rumus yang digunakan untuk menghitung kapasitas jalan kota berdasarkan

    Kapasitas Jalan Indonesia adalah sebagai berikut:

    C = C o x F w x F sp x F sf x F cs

    Dimana:

    C = kapasitas (SMP/jam)Co = kapasitas dasar

    Fw = faktor penyesuaian lebar jalan

    Fsp = faktor penyesuaian arah lalu lintas

    Fsf = faktor penyesuaian gesekan samping dan kerb

    Fcs = faktor ukuran kota

    Selain itu, metoda prakiraan dampak dilakukan pula dengan cara membandingkandengan baku mutu lingkungan yang berlaku yang bersumber dari:

    - SK Gubernur Sulawesi Selatan No. 382 tahun 2002 tentang Penetapan

    Peruntukan dan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair

    di Wilayah Sulawesi Selatan.

    - SK Gubernur Sulawesi Selatan No. 351 tahun 2001 tentang Penetapan Kriteria

    Kualitas Udara Ambient dan Kebisingan dalam wilayah Makassar.

    -

    Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No, 79 tahun 2005 tentang Pengelolaan AirLimbah Domestik di Propinsi Sulawesi Selatan.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    40/44

    Adapun penentuan sifat penting dampak dilakukan dengan mengacu pada kriteria

    dampak penting menurut Penjelasan Pasal 15 ayat (1) UU No. 23 tahun 1997 dan Pasal

    2 dan Pasal 3 PP No.27 tahun 1999, serta berdasarkan Keputusan Kepala Badan

    Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-056 tahun 1994 tanggal 18 Maret 1994

    yang ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

    a. Jumlah Manusia yang akan terkena dampak;

    b. Luas wilayah persebaran dampak;

    c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

    d. Banyaknya komponen lingkungan yang akan terkena dampak;

    e. Sifat kumulatif dampak;

    f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

    Prakiraan dampak penting dilakukan dengan mempertimbangkan:

    a. Kemampuan lingkungan (dari rona awal) dalam menetralisir dampak;

    b. Kemungkinan adanya netralisasi atau akumulasi antara dampak yang satu dengan

    dampak lainnya dengan cara diskusi di antara anggota tim studi ANDAL;

    c. Ciri dampak penting, yaitu dampak penting yang terjadi tersebut positif atau

    negatif. Lamanya dampak tersebut berlangsung, serta ada atau tidaknya hubungan

    timbal balik antara dampak yang satu dengan yang lainnya, baik sinergis maupunantagonis.

    3.3 METODA EVALUASI DAMPAK PENTING

    Metode evaluasi dampak penting, yaitu metoda yang membantu menyimpulkan

    hasil kajian untuk keperluan 1) keputusan kelayakan lingkungan dan 2) arahan untuk

    penyusunan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (RKL-RPL).

    Semua prakiraan dampak penting ditinjau secara holistik agar pola keterkaitan dan

    hubungan sebab-akibat terlihat nyata. Untuk keputusan kelayakan lingkungan, hasil

    prakiraan dampak dari berbagai alternatif yang dikaji harus dibandingkan satu-sama-

    lainnya sehingga pemilihan metode evaluasi menggunakan bagan alir, karena banyak

    dampak yang harus mencakup metode evaluasi antar-alternatif yang saling berkaitan.

    Evaluasi dampak penting dilakukan dengan cara melihat hasil yang diperoleh dari

    metode perkiraan dampak. Selanjutnya dilakukan penelaahan lanjutan mengenai asal

    usul, latar belakang munculnya dampak serta aspek kepentingan pelaksaan proyek.Hubungan sebab akibat yang terjadi diantara dampak primer, sekunder, dan seterusnya

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    41/44

    akan digambarkan sesuai dengan hasil yang diperoleh dari perkiraan dampak. Dari hasil

    evaluasi ini akan diperoleh pemahaman yang mendasar tentang kaitan munculnya

    dampak penting dengan pelaksanaan kegiatan proyek.

    Berdasarkan kajian butir di atas, maka akan dilakukan evaluasi dampak penting

    yang terjadi akibat rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini akan memberikan gambaran

    yang jelas tentang semua dampak penting yang akan terjadi di dalam pelaksanaan

    pembangunan pengembangan New Port Makassar.

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    42/44

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    43/44

    BAB IV

    PELAKSANAAN STUDI

    4.1.PEMRAKARSA

    Nama Pemrakarsa : PT. Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo)

    Alamat : Jl. Sukarno No. 1 Makassar

    Telp. : 0411-316549 ; Fax : 0411-313513

    4.2.PENYUSUNAN STUDI AMDAL

    Pelaksanaan Studi AMDAL Kegiatan Proyek Makassar New Port (MNP) adalah Badan

    Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Sulawesi Selatan yang beralamat Jl.

    Jenderal Urip Sumoharjo No.269 Makassar 90245 Telp: (0411) 449979 Fax: (0411)

    449979 . Tim Studi Amdal ini terdiri dari beberapa orang tenaga ahli yang berpengalaman

    di bidang ilmunya masing-masing dijelaskan pada Tabel 4.1 .

    Tabel 4.1. Tim Studi AMDAL

    No Jabatan / Keahlian Nama

    1 Koordinator Dr. Undang Kurnia, MSc

    2 Ahli Planologi Dr. Benny M Chaik

    3 Ahli Hidrologi Dr.Ir. Udin Hasanuddin

    4 Ahli Kimia Fisik Ir. Gatot Wahyu

    5 Ahli Geologi Ir. Khairul Anam

    6 Ahli Teknik

    Lingkungan

    Dr. Agus Purnomo

    7 Ahli Lingkungan Dr. Pityo Budiono

    8 Ahli Biologi Senin, S.Pi

    9 Ahli Sosial Ekonomi

    dan Budaya

    Dr. Priyatmoko

    10 Tenaga Pendukung Waluyo

  • 8/10/2019 Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan KELOMPOK 1

    44/44

    4.3.BIAYA STUDI AMDAL

    Biaya studi mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

    a. Biaya Renumerasi (40%) Biaya tenaga ahli dan nara sumber (25%) Biaya staf penunjang, administrasi, dan keuangan (15%)

    b. Biaya Reimbusement (60%) Biaya survei lapangan; peralatan; transportasi (15%) Baya Analisis Laboratorium (20%) Biaya Produksi Laporan (15%) Biaya lain-lain (10%)

    4.4.WAKTU STUDIPenyusunan laporan studi AMDAL Kegiatan Proyek Makassar New Port ini akan

    diselesaikan dalam waktu 6 bulan dengan rincian alokasi waktu yang diperlihatkan

    dalam Tabel 4.2.

    Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Studi Amdal Kegiatan Proyek Makassar New Port

    No. Kegiatan

    Bulan

    I II III IV V VI

    1 Persiapan X

    2 Pengumpulan Data XXXXX

    3 Penulisan KA ANDAL XXXX

    4 Sidang KA ANDAL X

    5 Perbaikan Laporan XXXXX

    6 Laporan Final KA ANDAL X

    7 Analisis dan sintesis XXXXXXX

    8

    Penulisan ANDAL, RKL-

    RPL XXXXXXX XXXXXXX

    9Sidang ANDAL, RKL-RPL

    X

    10 Perbaikan Laporan XXXXXXX

    11

    Laporan Final ANDAL,

    RKL/RPL X