keracunan sianida

6
Laporan Praktikum ke-6 Hari/tanggal:Kamis/15 Oktober 2009 Toksikologi Veteriner Waktu :10.00 – 13.00 WIB KERACUNAN SIANIDA Disusun oleh : Rachmat Ayu D. H B04062153 1. Corry Marchelinda B04062542 2. Ardhinta Irawan B04062641 3. Bakhtiar Hidayat H B04062864 4. Ken Tami Palupi B04062909 5. Rahmawati Dwi P B04062992 6. Mayang Sani B04063317 7.

Upload: bakhtiar-hidayat-harahap

Post on 19-Jun-2015

3.286 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: keracunan sianida

Laporan Praktikum ke-6 Hari/tanggal:Kamis/15 Oktober 2009Toksikologi Veteriner Waktu :10.00 – 13.00 WIB

KERACUNAN SIANIDA

Disusun oleh :

Rachmat Ayu D. H B04062153 1.

Corry Marchelinda B04062542 2.

Ardhinta Irawan B04062641 3.

Bakhtiar Hidayat H B04062864 4.

Ken Tami Palupi B04062909 5.

Rahmawati Dwi P B04062992 6.

Mayang Sani B04063317 7.

BAGIAN FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGIDEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: keracunan sianida

PENDAHULUAN

Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan. Efek dari sianida ini sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Hidrogen sianida disebut juga formonitrile, sedang dalam bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan asam hidrosianik. Hidrogen sianida adalah cairan tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. Bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan. Bentuk lain ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih.

Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggan. Sianida juga ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Selain itu juga dapat ditemukan pada beberapa produk sintetik. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam seperti natrium, kalium atau kalsium sianida. Gejala yang ditimbulkan oleh zat kimia sianida ini bermacam-macam; mulai dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar kencang, selalu berkeringat sampai korban tidak sadar dan apabila tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian. Penatalaksaan dari korban keracunan ini harus cepat, karena prognosis dari terapi yang diberikan juga sangat tergantung dari lamanya kontak dengan zat toksik tersebut.

Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah, penglihatan, paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih dimata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernafasan. Gas sianida sangat berbahaya apabila terpapar dalam konsentrasi tinggi. Hanya dalam jangka waktu 15 detik tubuh akan merespon dengan hiperpnea, 15 detik setelah itu sesorang akan kehilangan kesadarannya. 3 menit kemudian akan mengalami apnea yang dalam jangka waktu 5-8 menit akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat karena hipoksia dan berakhir dengan kematian. Dalam konsentrasi rendah, efek dari sianida baru muncul sekitar 15-30 menit kemudian, sehingga masih bisa diselamatkan dengan pemberian antidotum.Tanda awal dari keracunan sianida adalah hiperpnea sementara, nyeri kepala, dispnea, kecemasan, perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah, berkeringat banyak, warna kulit kemerahan, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul.

Tanda akhir sebagai ciri adanya penekanan terhadap CNS adalah koma dan dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, koma penekanan pada pusat pernafasan, gagal nafas sampai henti jantung, tetapi gejala ini tidak spesifik bagi mereka yang keracunan sianida sehingga menyulitkan penyelidikan apabila penderita tidak mempunyai riwayat terpapar sianida. Karena efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan dari oksigen, maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat warna merah terang pada arteri dan vena retina karena rendahnya penghantaran oksigen untuk jaringan. Peningkatan kadar oksigen pada pembuluh darah vena akan mengakibatkan timbulnya warna kulit seperti “cherry-red”, tetapi tanda ini tidak selalu ada.

Secara fisik sianida tidak berwarna atau bening, dengan bentuk larutan(soluble) serta mudah dicampur dengan zat lain. Sifat fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh sianida adalah rasa pahit, iritan kulit, mukos, bau khas, vasokonstriktor, dan dapat berikatan dengan logam bebas seperti Co,Cu,Fe. Sianida dapat diabsorpsi dengan baik melalui kulit, mukosa saluran cerna dan inhalasi. Hal itu yang menyebabkan larisnya sianida dalam penyalahgunaanya sebagai racun pembunuh. Maka dalam peredarannya penggunaan sianida sangat diawasi oleh pemerintah, agar tidak disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Page 3: keracunan sianida

HASIL PERCOBAAN

Percobaan I. Kelinci

Kelinci normal → diberi KCN → menimbulkan efek(sesak nafas) → diberi antidota (NaNO2 1% dan Na2S2O3 5%) → kelinci kembali normal

Percobaan II. Identifikasi sianida

Tabung +/- Keterangan1 - Tidak ada endapan coklat2 + Terdapat endapan coklat3 + Terdapat endapan coklat4 + * Terbentuk warna biru

+ : kertas pikrat menjadi merah bata- : kertas pikrat tidak berubah warna+* : terjadi perubahan warna larutan setelah ditambah HCl pekat

Gambar hasil uji identifikasi sianidaKertas pikrat berubah warna dari kuning menjadi merah bata karena terjadi reaksi antara asam pikrat 1% + Na2S2O3 10% dari kertas tersebut dengan sianida.

PEMBAHASAN

Pada percobaan, kelinci yang disuntik sediaan KCN 1% mengalami sesak nafas. Efek utama yang dihasilkan oleh sianida adalah mempengaruhi pernapasan, di mana oksigen dalam darah terikat oleh senyawa sianida dan terganggunya sistem pernapasan. Mekanisme kerja dari racun sianida yaitu menghambat oksidasi glukosa dalam sel dengan membentuk kompleks stabil dengan sitokrom oksidase.Pengaruh lain yang disebabkan oleh keracunan sianida adalah muntah dan mengganggu penglihatan.

Pemberian antidota NaNO2 1% dan Na2S2O3 5% dapat menghubungkan kembali proses respirasi sel yang telah terputus akibat pengaruh dari senyawa sianida. Pemberian antidota yang terlambat dapat menyebabkan kematian pada kelinci.

Senyawa sianida dapat hilang oleh proses pemanasan. Sianida dapat dikurangi toksisitasnya agar tidak membahayakan kesehatan, yaitu dengan mengikat asam amino yang mengandung unsur S, seperti metionin dan sistein yang terdapat pada protein. Di dalam tubuh, sianida langsung dinetralkan oleh sulphur (S) sehingga terbentuk ion tiosianat (CNS). Namun pembentukan CNS ini akan mempengaruhi penyerapan iodium oleh kelenjar tiroid.

Percobaan selanjutnya dilakukan untuk mengetahui kandungan sianida yang tampak pada perubahan kertas pikrat dari kuning menjadi merah bata dari empat buah tabung yang masing-masing diisi dengan zat yang berbeda. tabung pertama diisi dengan

Page 4: keracunan sianida

aquadest sebagai kontrol negatif, kemudian tabung kedua diisi dengan daun singkong yang telah ditumbuk, tabung ketiga diisi dengan KCN 1% + HCl, kemudian tabung keempat diisi dengan sianida yang diisi sampel hewan (NaCN / KCN + 1ml NaOH 50% + 3 tetes FeSo4 10% + 3 tetes FeCl310%) dan semua tabung tersebut dipanaskan selama beberapa menit lalu didinginkan.

Tabung pertama yang berisi aquadest tidak menunjukan perubahan warna pada kertas pikrat. Tabung kedua yang berisi daun singkong yang telah ditumbuk merubah kertas pikrat yang berwarna kuning menjadi warna merah bata. Hal tersebut menunjukan bahwa daun singkong mengandung sianida. Karena kertas pikrat mengandung asam pikrat yang merupakan senyawa kimia berbentuk Kristal kuning. Senyawa bersifat eksplosif terbentuk karena reaksi antara fenol dan asam nitrat hingga menghasilkan 2,4,6- trinitrofenol atau 1-hidroxy-2,4,6-trinitrobenzena. Asam pikrat akan bereaksi dengan KCN maka akan terbentuk HCN yang menghasilkan endapan merah bata.

Kemudian tabung ketiga yang berisi KCN 1% + HCl juga merubah kertas pikrat yang berwarna kuning menjadi warna merah bata tetapi intensitas warna merah bata yang ditimbulkan lebih pekat di banding tabung kedua yang berisi dengan daun singkong yang telah ditumbuk. Karena konsentrasi sianida dalam singkong lebih sedikit serta pada tabung ketiga reaksi pikrat dengan KCN lebih kuat terbentuk. Untuk tabung keempat ditambah dengan HCl pekat sampai semua endapan larut. Reaksinya adalah NaCN + NaOH → HCN + Na2O2HCN + FeSO4 + H2SO4 + Fe(CN)2 4Fe(CN)2 + FeCl3(katalisator) → dipanaskan → endapan coklat Fe(OH)3 Fe4(Fe[CN}6)3 → Ferri heksa sianoferat biru berlin, hal tersebut merupakan indikasi sianida yang terikat pada besi.

SIMPULAN

Keracunan sianida dapat diamati dengan adanya gangguan sistem pernapasan, seperti sesak nafas. Keracunan ini dapat diatasi dengan pemberian antidota yang tepat karena keterlambatan pemberian antidota dapat menyebabkan kematian. Identifikasi adanya sianida dalam tanaman dapat diamati dengan perubahan kertas pikrat menjadi warna merah. Sedangkan identifikasi sianida pada sampel hewan diamati dengan terjadinya perubahan warna menjadi biru berlin setelah ditambah dengan HCl pekat.

DAFTAR PUSTAKA

Donatus, A.Imono.2001.Toksikologi Dasar.Jogjakarta:Universitas Gajah MadaLu, Frank C. Toksikologi Dasar: asas, organ sasaran, dan penilaian risiko. Penerjemah

Edi Nugroho. Jakarta: UI-Press. 1995.[ Anonim ] http://klikharry.wordpress.com/2006/12/14/keracunan-sianida/ (12 Oktober

2009 )