plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_full.pdf · antidot...

85
DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS HALAMAN SAMPUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Brian Handoko Suciadi NIM : 04 8114 139 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF

KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

HALAMAN SAMPUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Brian Handoko Suciadi

NIM : 04 8114 139

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

ii

DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF

KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Brian Handoko Suciadi

NIM : 04 8114 139

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

iii

DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF

KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang diajukan oleh :

Brian Handoko Suciadi

NIM : 048114139

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Ipang Djunarko, S.Si., Apt

Tanggal, 14 Juli 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

iv

Pengesahan Skripsi Berjudul

DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF

KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

Oleh :

Brian Handoko Suciadi NIM : 048114139

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada Tanggal 15 Agustus 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dedicated to :

My God -Jesus Christ-,

Papi, Mami, Albert, Ivone,Saudara-Saudaraku,

Almamaterku,

And everyone’s who know’s Brian

Kalian

memiliki takdir kepastian,

untuk merasakan derita dan kepedihan.

Jika

hati kalian masih tergetar oleh rasa takjub

menyaksikan kegaiban yang terjadi dalam kehidupan.

maka

pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan,

daripada kesenangan....

Selalu berikan yang terindah untuk persahabatan,

Jika

Dia harus tahu musim surutmu,

Biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.

Sebab apa makna persahabatan jika

Sekedar mengisi waktu senggang?

Carilah ia untuk bersama menghidupi

Sang waktu....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

vi

PRAKATA

Tiba saatnya bagi penulis untuk memanjatkan puji syukur kepada Bapa

di surga dan Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya

membuat penulis mampu untuk menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Dosis

Efektif Kombinasi Natrium Tiosulfat Sebagai Antidot Dan Diazepam Sebagai

Terapi Suportif Keracunan Sianida Akut Pada Mencit Jantan Galur Swiss”.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu Farmasi (S. Farm.), program Studi

Ilmu Farmasi Fakultas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sekaligus untuk menambah

kasanah pengetahuan dalam dunia kesehatan pada umumnya, dan dunia

kefarmasian pada khususnya.

Rasa terimakasihpun pantas penulis haturkan kepada pihak-pihak yang

telah mendukung terwujudnya skripsi ini. Dukungan baik secara langsung

maupun tak langsung yang mereka berikan akan sangat bermanfaat bagi penulis.

Adapun ucapan terimakasih yang tulus hendak penulis haturkan kepada :

1. Bapa kami yang ada di surga yang telah mengutus Yesus Kristus untuk ke

dunia dan menebus dosa-dosa manusia dan mengajari kita akan cinta kasih.

2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Ipang Djunarko, S.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

segala waktu dan kesabarannya dalam mendampingi penulis dari awal

penelitian hingga selesainya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

vii

4. Mas Pardjiman, Mas Heru, Mas Kayat selaku Laboran Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang bersedia membantu dan menemani penulis selama

melakukan penelitian.

5. Pak Agus (Laboran Farmakologi) Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,

atas bantuannya dalam menyediakan hewan uji.

6. Papi dan Mami yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada

penulis. Terimakasih atas kebebasan yang diberikan Papi dan Mami hingga

membuat penulis menjadi bertanggung jawab dan dewasa.

7. Oh Albert yang telah memperhatikan penulis selama di Yogyakarta.

8. Ivone atas dukungan, kasih sayang, kebahagian, kesedihan, dan semua yang

telah Ivone berikan untuk mewarnai hidup penulis.

9. Lidia Kristalia yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.

10. Cin Frengky Cuwondo atas kebersamaanya dalam menghadapi cobaan selama

masa kuliah dan atas bantuan selama kuliah.

11. Andrew Arief Sudarmono yang selalu menolong dan direpotkan oleh penulis.

12. Libertus Tintus yang selalu bersedia untuk menemani penulis.

13. Fandy kurniwan yang telah bersama penulis melewati masa SMU dan kuliah.

14. Teman-teman yang telah bersama-sama penulis melewati masa-masa kuliah

(Stefani, Cendani, Chika, Novi, Nike, Tice, Rizky, Feri Ds, Liza) terimakasih

atas dukunganya.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung

untuk terwujudnya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

viii

Segala kesempurnaan adalah milik Tuhan, dan manusia hanya bisa

berusaha. Maka penulis mengucapkan kata maaf apabila ada kesalahan dan kata-

kata yang kurang berkenan di hati pembaca. Dari sini penulis sadar kritik dan

saran sangat berguna agar karya ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Akhir

kata, semoga karya ini berguna bagi perkembangan dunia kesehatan pada

umumnya dan dunia kefarmasian pada khususnya.

Penulis

Brian Handoko Suciadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar

pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Agustus 2008

Penulis,

Brian Handoko Suciadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Brian Handoko Suciadi

Nomor Mahasiswa : 04 8114 139

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Uni-

versitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-

ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 27 Agustus 2008

Yang menyatakan

(Brian Handoko Suciadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

x

DOSIS EFEKTIF KOMBINASI NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI

ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF

KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

Intisari

Sianida merupakan senyawa racun yang dapat menyebabkan kematian dan kasus keracunan sianida banyak dijumpai dalam masyarakat. Natrium tiosulfat adalah salah satu antidotum untuk sianida, tetapi berapa kisaran dosis efektif jika dikombinasikan dengan diazepam sebagai terapi suportif belum banyak diteliti. Oleh karena itu itu perlu diketahui kisaran dosis efektif untuk kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kisaran dosis kombinasi na trium tiosulfat sebagai antidot dan diazepam sebagai terapi suportif yang efektif untuk menangani keracunan sianida akut pada mencit

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Empat puluh dua ekor mencit jantan dibagi menjadi 7 kelompok sama banyak yang terdiri dari : kelompok I diberi bahan pelarut yang digunakan yaitu aquades 25 mg/KgBB peroral, kelompok II diberi larutan diazepam dosis 2 mg/kgBB dan Natrium tiosulfat (Na2S2O3) dosis 22.96 mg/kgBB diberikan secara intraperitoneal (i.p), kelompok III diberi larutan KCN dosis 26 mg/kgBB peroral sebagai kontrol positif racun, Kelompok IV-VII diberi larutan KCN secara per oral (p.o) kemudian diberi antidot kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam dengan peringkat dosis berturut-turut : 0.468 mg/kgBB, 3.279 mg/kgBB, 22.960 mg/kgBB dan 160.720 mg/kgBB dan untuk diazepam dengan hanya menggunakan 1 peringkat dosis yaitu 2 mg/kgBB secara intraperitoneal.

Dari hasil penelitian dosis efektif kombinasi untuk natrium tiosulfat dan diazepam adalah 160.720 mg/kgBB untuk natrium tiosulfat dan 2 mg/kgBB untuk dosis diazepam.

Kata kunci : Antidotum, natrium tiosulfat, sianida, diazepam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xi

EFECTIVE DOSAGE COMBINATION OF SODIUM TIOSULPHATE AS

ANTIDOT DIAZEPAM AS THERAPY SUPORTIF FOR ACUTE

POISONING CIANIDE IN MALE MICE SWISS STRAIN

Abstract

Cyanide is a toxic compound that can cause death. There are many poisoned-Cyanide cases in the society. Sodium thiosulphate is one of antidotum for Cyanide, however, how much approximation dosage that is effective to be combined with diazepam supportive therapy has not been studied. Therefo re, the approximation of effective dosage to combine with sodium thiosulphate and Diazepam need to be recognize. The purpose of this experiment is to find range of the combination dosage of sodium tiosulphate and diazepam which is effective to prevent the acute toxicity of cyanide in mice.

This research is pure experimental research with complete random design of one direction model. Twenty four male white mice were divided into equal seven groups consisted of: first group was given with solution of aquades 25mg/kgBB per oral, second group was given with Diazepam solution by 2 mg/kgBB dosage and Tiosulfat Natrium (Na2S2O3) by 22.96 mg/kgBB dosage per oral as positive control of toxic, group IV-VII was given with KCN solution of KCN per oral (p.o) then antidote of Diazepam and Tiosuflat combination by 0.468 mg/kgBB, 3.279 mg/kgBB, 22.960 mg/kgBB, and 160.720 mg/kgBB dosages respectively, while diazepam used one level of dosage, 2 mg/kgBB intraperitoneally.

The result of the research, the combination effective dosage for Tiosulfat Natrium and Diazepam are 160.720 mg/kgBB and 2 mg/kgBB, respectively. Key words : Antidotum, Tiosulfat Natrium, Cyanide, Diazepam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................i

HALAMAN JUDUL................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v

PRAKATA..............................................................................................................vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................ix

DAFTAR ISI............................................................................................................x

INTISARI .................................................................................................................x

ABSTRACT ..............................................................................................................xi

DAFTAR TABEL..................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvii

BAB I. PENGANTAR .............................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1

1. Permasalahan.............................................................................................4

2. Keaslian penelitian....................................................................................4

3. Manfaat penelitian.....................................................................................4

B. Tujuan Penelitian..........................................................................................5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA......................................................................7

A. Penanganan Keracunan................................................................................7

B. Penanganan Umum pada Pasien Keracunan................................................8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xiii

C. Dasar Terapi Antidot ..................................................................................12

D. Asam Sianida..............................................................................................13

E. Asas Umum Toksikologi dari Sianida .......................................................14

F. Antidotum Sianida......................................................................................19

G. Natrium Thiosulfat .....................................................................................25

H. Diazepam....................................................................................................26

I. Landasan Teori...........................................................................................28

J. Hipotesis .....................................................................................................29

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................30

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................30

K. Variabel dan Definisi Operasional.............................................................30

1. Variabel utama ........................................................................................30

2. Variabel pengacau...................................................................................31

3. Definisi operasional.................................................................................31

L. Bahan Penelitian.........................................................................................31

M. Alat dan Instrumen Penelitian....................................................................34

N. Tata Cara Penelitian...................................................................................36

O. Analisis Hasil .............................................................................................37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................38

A. Kisaran Dosis Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam sebagai

Antidotum Sianida......................................................................................38

B. Hubungan Kombinasi Antara Natrium Tiosulfat dan Diazepam dengan

Efek Penawar racun....................................................................................54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xiv

C. Sifat Tterbalikkan Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam pada

Keracunan Sianida......................................................................................57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................60

A. Kesimpulan.................................................................................................60

B. Saran...........................................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................61

BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Hasil pengamatan gejala efek toksik sianida terhadap 7

kelompok perlakuan. ................................................................ 39

Tabel II. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek

toksik jantung berdebar. ........................................................... 42

Tabel III. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek

toksik hilang kesadaran............................................................ 44

Tabel IV. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek

toksik gagal nafas. .................................................................... 47

Tabel V. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek

toksik kejang.. .......................................................................... 50

Tabel VI. Hasil perbandingan pengamatan ge jala efek toksik mati. ........ 52

Tabel VII. Hasil perbandingan pengamatan gejala efek toksik sianida

terhadap kelompok kontrol....................................................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penggantian sianida dari sitrokrom a3 oksidase oleh methemoglobin 21

Gambar 2. Struktur Kimia 4-DMAP (4-dimethylaminophenol)............................23

Gambar 3. Pengubahan sianmethemoglobin menjadi tiosianat oleh rodanase dan

tiosulfat .................................................................................................24

Gambar 4. (dimethyl-5,6-benzimadazolyl) hydroxocobamide ..............................26

Gambar 5. Dicobalt-EDTA ....................................................................................27

Gambar 6. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa jantung berdebar

akibat keracunan sianida. .....................................................................43

Gambar 7. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa hilang kesadaran

akibat keracunan sianida. .....................................................................45

Gambar 8. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa gagal nafas akibat

keracunan sianida. ................................................................................48

Gambar 9. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa kejang akibat

keracunan sianida. ................................................................................51

Gambar 10.Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa mati akibat

keracunan sianida. ................................................................................53

Gambar 11.Pengubahan cyanmethemoglobin menjadi tiosianat oleh rodhanase

dan tiosulfat (Cyanide Toxicity Review, 2003) ...................................56

Gambar12 Kurva hipotesis yang melukiskan hubungan antara kadar racun di

dalam darah atau di tempat aksi lawan waktu strategi terapi keracunan

mempercepat eliminasi........................................................................ 57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida

(dalam detik)....................................................................................65

Lampiran 2. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol

aquades (dalam detik) ......................................................................65

Lampiran 3. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol natrium

tiosulfat 22.96 mg/kg + diazepam 2 mg/kg (dalam detik) ...............65

Lampiran 4. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida

(dalam detik)....................................................................................66

Lampiran 5. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida

(dalam detik)....................................................................................66

Lampiran 6. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida

(dalam detik)....................................................................................66

Lampiran 7. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida

(dalam detik)....................................................................................67

Lampiran 8. Hasil analisis data menggunakan statistik .......................................68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

1

BAB I.

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Sianida merupakan senyawa racun yang dapat menyebabkan kematian dan

kasus keracunan sianida banyak dijumpai dalam masyarakat. Sianida terkandung

di dalam makanan seperti ketela pohon, kacang koro, daun salam, cherry, dan

keluarga kacang-kacangan lainnya seperti kacang almond. Sianida selain didalam

makanan yang mengandung karbon dan nitrogen seperti plastik juga terdapat

dalam bahan kimia yang digunakan dalam proses pertambangan, sisa pembakaran

produk sintesis seperti plastik, rokok, perokok pasif mengandung 0,06 µg/ml

sianida di dalam darah sedangkan perokok aktif mengandung 0,17µg/ml sianida

didalam darah. (Utama,2006). Sianida digunakan untuk elektroplating, metalurgi,

produksi zat kimia, pengembangan fotografi, pembuatan plastik dan beberapa

proses pertambangan (Anonim, 2000).

Sianida merupakan racun yang mengganggu kesehatan serta mengurangi

bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh dan bekerja cepat. Sianida yang berbentuk

gas tak berbau dan tak berwarna yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen

khlorida (CNCl) sedangkan yang berbentuk kristal yaitu sodium sianida (NaCN)

atau potasium khlorida (KCN). Yang dapat menyebabkan keracunan tidak hanya

sianida secara langsung tetapi dapat pula bentuk asam dan garamnya, seperti asam

hidrosianik sekitar 2.500–5.000 mg.min/m3 dan sianogen klorida sekitar 11.000

mg.min/m3 (Utama, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

2

Masuknya sianida ke dalam tubuh melewati saluran pencernaan, saluran

pernafasan, kulit dan mata. Sianida yang masuk ke dalam tubuh jika masih dalam

jumlah yang kecil maka sianida akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman

dan diekskresikan melalui urin dan juga sianida dapat berikatan dengan vitamin

B12. Tetapi jika jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh dalam dosis yang

besar, tubuh tidak akan mampu untuk mengubah sianida menjadi tiosianat

maupun mengikatnya dengan vitamin B12 (Utama, 2006).

Jalur terpenting dari pengeluaran sianida ini adalah dari pembentukan

tiosianat (SCN-) yang diekresikan melalui urin. Tiosianat ini dibentuk secara

langsung sebagai hasil katalisis dari enzim rhodanese dan secara indirek sebagai

reaksi spontan antara sianida dan sulfur persulfida (Utama, 2006). Reaksi ini

membutuhkan sumber utama yaitu sulfur sulfan namun jumlahnya dalam tubuh

terbatas maka natrium tiosulfat dapat digunakan sebagai antidot dalam keracunan

sianida karena natrium tiosulfat dapat berfungsi sebagai pemasok sulfur. Natriun

tiosulfat merupakan antidot pilihan jika diagnosisnya belum tentu jelas karena

keracunan sianida atau bukan, seperti dalam kasus yang disebabkan oleh asap

rokok (Meredith, 1993).

Sianida menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling

terpengaruh adalah jantung dan otak. Gejala yang paling cepat muncul setelah

keracunan sianida adalah iritasi pada lidah dan membran mukus serta suara darah

yang tidak teratur jika masuk melewati mulut. Gejala dan tanda awal yang terjadi

setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida adalah kecemasan, sakit

kepala, mual, bingung, vertigo, dan hypernoea, yang diikuti dengan dyspnea,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

3

sianosis (kebiruan), hipotensi, bradikardi, dan sinus atau aritmia AV nodus. Dalam

keracunan stadium kedua, tampak kecemasan berlebihan, koma, dan terjadi

konvulsi, kejang, nafas tersengal-sengal, kolaps kardiovaskular, kulit menjadi

dingin, berkeringat, dan lembab. Nadi menjadi lemah dan lebih cepat. Tanda

terakhir dari toksisitas sianida meliputi hipotensi, aritmia kompleks, gagal

jantung, udem pada paru-paru dan kematian (Utama, 2006).

Diazepam merupakan golongan benzodiazepin yang mempunyai efek

ansiolitik atau sedativa. Obat ansiokitik akan mengurangi ansietas, menimbulkan

ketenangan tanpa mempengauhi fungsi motorik dan mental. Diazepam dapat

digunakan untuk pasien depresi kususnya yang berisiko untuk bunuh diri, untuk

pasien dengan sejarah ketergantungan obat. Kejang demam dan spasma otot. Efek

samping mengantuk, kelemhan otot, depresi pernafasan, gangguan mental. Dan

kontraindikasi dengan depresi pernafasan, gangguan hati berat, kondisis fobia dan

obsesi (Anonim, 2001).

Dari kasus yang terjadi serta penjelasan akan bahaya sianida bagi manusia

maka diperlukan tindakan untuk mengatasi keracunan sianida salah satunya

dengan pemberian natrium tiosulfat sebagai antidotum yang dikemudian

dikombinasikan dengan diazepam sebagai terapi suportif untuk kejang yang

terdapat dalam keracunan sianida. Dengan pemberian terapi suportif diharapkan

dapat membantu untuk meningkatkan efek antidot tersebut dan diazepam

digunakan untuk menekan efek kejang, terjadi pada keracunan sianida, yang

menyebabkan masalah pada saluran nafas. Untuk itu diperlukan penelitian untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

4

mengetahui dosis efektif kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam untuk

mengatasi keracunan sianida.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul permasalahan

untuk diteliti :

a. Berapa besar atau kisaran dosis natrium thiosulfat dan diazepam sebagai

kombinasi antidot untuk keracunan sianida pada mencit?

b. Apakah meningkatnya dosis natrium tiosulfat sebagai kombinasi dengan

diazepam dapat meningkatkan efek penawaran racun pada keracunan sianida

pada mencit?

c. Bagaimana wujud fungsional dan sifat terbalik natrium tiosulfat dan diazepam

pada keracunan sianida pada mencit?

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang Potensi Natrium Tiosulfat

sebagai Antidot Keracunan Sianida telah dilakukan oleh Sudarmono, 2008.

Dengan hasil pada dosis 160,720 mg/kg BB mencit sebagai dosis efektif. Tetapi

penelitian akan Potensi Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam Sebagai

Antidot Terhadap Keracunan Sianida Akut Pada Mencit Jantan Galur Swiss

belum pernah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

5

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan tentang

kombinasi natrium thiosulfat dan diazepam sebagai antidotum keracunan

sianida.

b. Manfaat metodologis

Penelitian ini dapat memberi informasi tentang berapa kisaran dosis

antidotum efektif untuk keracunan sianida dengan gejala klinis kejang-kejang

pada mencit.

c. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui berapa besar dosis

efektif dari kombinasi natrium thiosulfat dan diazepam yang dapat digunakan

pada manusia.

B. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui seberapa besar kisaran dosis kombinasi natrium tiosulfat dan

diazepam yang efektif untuk keracunan sianida pada mencit.

2. Mengetahui kekerabatan antara dosis kombinasi natrium tiosulfat dan

diazepam dengan efek penawaran racun pada keracunan sianida pada mencit.

3. Mengetahui wujud fungsional dan sifat terbalikkan natrium tiosulfat dan

diazepam pada keracunan sianida pada mencit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Penanganan Keracunan

Pada umumnya para pakar sependapat bahwa penanganan keracunan

bahan berbahaya akut, dibagi dalam tiga tahap tindakan, yakni : tindakan terapi

suportif, penyidikan jenis racun penyebab, dan terapi antidot (Donatus, 1997).

1. Terapi suportif

Pada dasarnya merupakan tindakan pertolongan pertama, ditujukan untuk

memperbaiki kondisi dan menyelamatkan jiwa penderita. Tindakan ini akan

memelihara fungsi vital seperti pernafasan dan peredaran darah, sehingga

penderita selamat serta menjadi lebih mudah dan kooperatif untuk menjalani

terapi antidot berikutnya. Memperhatikan tujuan dan fungsi terapinya, jelas bahwa

terapi suportif harus dilakukan dengan cepat atau sesegera mungkin

(Donatus,1997).

Termasuk dalam tindakan suportif meliputi:

a. Jauhkan penderita dari sumber racun.

b. Periksa tanda vital dan bersihkan jalan nafas. Bila penderita memakai

gigi palsu, harus dilepas.

c. Periksa pulsus dan pupil.

d. Berikan pernafasan buatan dan/atau oksigen, serta bila perlu pijit luar

jantung dan siapkan infus.

e. Bila penderita kejang dapat diberi antikejang, dan bila tekanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

7

darahnya turun atau dehidrasi dapat diberi infus elektrolik (Donatus,

1997)

2. Penyidikan jenis racun penyebab

Merupakan tindakan penting yang ditujukan untuk menentukan pilihan

tindakan terapi antidot. Tindakan ini dilakukan dengan cara :

a. Wawancara dengan penderita atau penghantar.

b. Pemeriksaan gejala-gejala keracunan yang ada secara sistematis.

c. Pemeriksaan wadah dan sisa bahan penyebab yang dicurigai,

muntahan, air kencing, atau darah penderita. Pengiriman bahan yang

diperoleh pada butir c ke laboratorium (Donatus, 1997).

3. Terapi antidot

Merupakan tata cara yang secara khusus ditujukan untuk membatasi

intensitas (kekuatan) efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek toksik yang

ditimbulkannya, sehingga bermanfat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih

lanjut. Berarti, sasaran terapi antidot adalah pengurangan intensitas efek

toksik.(Donatus,1997).

Seperti telah diungkapkan, keberacunan (intensitas efek toksik) suatu

bahan berbahaya di antaranya ditentukan oleh keberadaan bahan berbahaya di

tempat kerja yang melebihi harga KTM-nya lebih lanjut, keadaan ini bergantung

pada keefektifan absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi bahan berbahaya

terkait.

Perlu diperhatikan strategi terapi antidot mana yang akan diambil,

sepenuhnya bergantung pada pengetahuan atau informasi tentang rentang waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

8

antara saat pemejanan bahan berbahaya, saat timbulnya gejala-gejala toksik, dan

saat penderita siap menjalankan terapi. Karena pengetahuan ini diperlukan untuuk

memprakirakan dominasi tahapan nasib bahan berbahaya di dalam tubuh. Misal

bahan berbahaya diprakirakan sudah terabsorpsi sempurna, maka tindakan

penghambatan absorpsi sudah tidak diperlukan. Dalam hal ini, mungkin yang

diperlukan penghambatan distribusi atau peningkatan eliminasinya. Masalahnya

sekarang, bagaimana tata cara pelaksanaan masing-masing strategi tersebut?

(Donatus, 1997).

Pada dasarnya, ketiga strategi dasar terapi antidot tersebut dapat

dikerjakan dengan metode yang tak khas atau metode yang khas. Dimaksud

dengan metode tak khas ialah metode umum yang dapat diterapkan terhadap

sebagian besar zat beracun. Metode khas ialah metode yang hanya digunakan bila

zat beracunnya telah tersidik jati dirinya serta zat antidotnya tersedia (Donatus,

1997).

B. Penanganan Umum pada Pasien Keracunan

Dibagian unit gawat darurat, pemeriksaan fisik pada pasien keracunan

diawali dengan ABC (Airway, Breathing, Circulation). Pemeriksaan pada jalan

nafas (airway) seharusnya tidak hanya pada faktor- faktor indicating gross airway

compromise (stridor, snoring, vomitus, dll) tapi juga pemeriksaan spesifik pada

gag reflek. Pemeriksaan pada pernafasan (breathing) tidak hanya meliputi

kecepatan pernafasan tapi juga kualitas dari pernafasan, nafas yang pendek,

mencerminkan perlu adanya tambahan ventilator secepat mungkin, nafas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

9

dalam mencerminkan adanya hipoksemia atau asidosis metabolit. Pemeriksaan

sirkulasi (circulation) meliputi pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah dan

untuk kasus keracunan yang serius perlu dilakukan monitoring secara terus

menerus melalui elektrokardiograf (Tintinalli, 1996).

1. Saluran nafas

a. Pemeriksaan. Faktor yang paling umum menyebabkan kematian dari

overdosis obat atau keracunan adalah hilangnya refleks perlindungan saluran

nafas yang berlanjut menjadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan karena

lidah yang melembek/melunak, pengeluaran isi lambung melalui paru, atau

terhentinya respirasi (Olson, 2007).

1) Pasien yang masih sadar dan dapat berbicara sepertinya masih

memiliki refleks jalan nafas yang baik tapi harus dimonitor dengan

seksama karena keracunan yang parah dapat menyebabkan kehilangan

kontrol jalan nafas dengan cepat (Olson, 2007).

2) Pasien yang lemas dan “obtunded”, muntah atau reflek batuk dapat

merupakan indikasi tidak langsung dari kemampuan pasien untuk

melindungi saluran nafas. Jika ada sedikit keragu-raguan maka cara

yang paling baik adalah menggunakan endotracheal intubation (Olson,

2007).

d. Terapi. Betulkan posisi saluran nafas dan gunakan endotracheal intubation

jika diperlukan segera gunakan nalokson atau flumazenil pada pasien

keracunan opioid atau bensodiazepin dan hindari penggunaan endotracheal

intubation (Olson, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

10

2. Menurut Olson (2007) pernafasan sama dengan masalah pada saluran nafas,

kesulitan bernafas juga merupakan penyebab utama kematian pada pasien

overdosis obat atau keracunan pasien dapat memiliki satu atau lebih

komplikasi, yaitu : kerusakan ventilator, hipoksia, atau bronkospasma

a. Hipoksia

1) Pemeriksaan. Hipoksia dapat disebabkan oleh kondisi seperti berikut:

kurangnya oksigen di udara; gangguan pada absorpsi oksigen oleh

paru (misalnya, karena pneumonia, atau udem pada paru); hipoksia

seluler (misalnya, karena keracunan karbon monoksida,

methemoglobinemia, keracunan sianida, dan keracunan hidrogen

sulfida) (Olson, 2007).

2) Komplikasi. Hipoksia dapat menyebabkan kerusakan otak dan aritmia

pada jantung (Olson, 2007).

3) Diagnosis lain : kesalahan sampling; bakteri atau virus pneumonia;

adanya luka memar pada paru; akut infark miokardial (Olson, 2007).

4) Terapi : menghilangkan hipoksia, pemberian tambahan oksigen

diperlukan disesuaikan dengan pO2 arteri intubation dan ventilator

mungkin diberikan; terapi pneumonia, sputum diperiksa, dan

diperlukan terapi antibiotik jika benar; terapi udem paru, menghindari

pemberian cairan yang berlebihan dan pemberian tambahan oksigen

untuk menjaga pO2 minimal 60-70 mmHg (Olson, 2007).

3. Penggantian status mental

a. Koma dan pingsan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

11

1) Pemeriksaan. Penurunan tingkat kesadaran merupakan komplikasi

umum yang paling serius dari overdosis obat atau keracunan: koma

dan pingsan merupakan akibat adanya depresi pada sistem otak, yang

disebabkan karena agen antikolinergik, obat-obat simpatolitik,

depresan, atau toksin yang menyebabkan hipoksia seluler. Koma

kadang-kadang merupakan suatu gejala setelah obat atau toksin

menyebabkan hilang kesadaran, koma mungkin juga disebabkan oleh

adanya luka pada otak dengan infark atau perdarahan di otak (Olson,

2007).

2) Komplikasi koma sering ditandai dengan depresi respiratori yang

merupakan penyebab utama kematian. Kondisi lain yang dapat

menandai atau bersamaan dengan koma meliputi hipotensi,

hipotermia, hipertermia dan rhabdomyolisis (Olson, 2007).

3) Diagnosis lain : trauma di kepala atau perdarahan di intracranial;

ketidaknormalan jumlah glukosa, natrium atau elektrolit lain didalam

darah; hipoksia; hipotiroid; kerusakan hati atau ginjal; hipertermi atau

hipotermi (Olson, 2007).

4) Terapi : pertahankan jalur nafas dan penggunaan ventilator jika perlu

pemberian oksigen tambahan; berikan dekstrosa, tiamin, dan

nalokson; normalkan suhu tubuh; jika ada kemungkinan trauma pada

sistem saraf pusat atau kecelakaan pada pembuluh darah otak, perlu

adanya CT Scan; jika diduga meningitis atau ensepalitis, perlu adanya

terapi antibiotik (Olson, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

12

b. Kejang

1) Pemeriksaan. Kejang merupakan penyebab utama kematian pada

overdosis obat atau keracunan. Umumnya kejang biasanya menjadi

hilang kesadaran, sering juga bersamaan dengan lidah yang tergigit

dan pengekuaran urin berlebihan (Olson, 2007).

2) Komplikasi. Kejang dapat menyebabkan masalah pada saluran nafas,

dapat juga menyebabkan asidosis, hipertermia, rhabdomyolysis, dan

kerusakan otak (Olson, 2007).

3) Diagnosis lain : adanya gangguan metabolisme yang serius (misal

hipoglikemia, hiponatremia, hipokalemia, atau hipoksia); trauma

pada kepala; epilepsi idiopathik; penarikan alkohol atau obat

hipnotik sedatif; hipertermia; infeksi pada susunan saraf pusat;

febrile kejang pada anak-anak (Olson, 2007).

4) Terapi : pertahankan saluran nafas tetap terbuka dan jika perlu,

gunakan ventilator berikan oksigen tambahan; berikan nalokson jika

kejang dapat menyebabkan hipoksia; perlu pemeriksaan apakah

terjadi hipoglikemia dan berikan dekstrosa dan tiamin jika koma;

gunakan satu atau lebih antikonvulsan (misal : diazepam, lorazepam,

midazdam, fenobarbital, propofol dan fenitoin); segera periksa

temperatur melalui rectal atau belakang telinga dan turunkan

temperatur secara cepat jika diatas 400C; gunakan antidot spesifik jika

tersedia (piridoksin, untuk keracunan INH, pralidoksim atau atropin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

13

atau keduanya untuk keracunan insektisida organofosfat atau

karbamat) (Olson, 2007).

C. Dasar Terapi Antidot

Keberadaan racun di dalam tubuh sangat bergantung pada waktu dan

keefektifan translokasi. Karena itu, penanganan keracunan harus dilakukan

dengan cepat dan tepat. Kecepatan dan ketetapan merupakan prasyarat utama

penatalaksanaan keracunan. Kecepatan diperlukan untuk mengatasi dan

mengurangi berbagai gejala yang mungkin akan memperburuk kondisi si

penderita, sehingga akibat yang fatal seperti kematian dapat dicegah sedini

mungkin. Jadi, pada dasarnya terapi keracunan ditunjukkan untuk memperbaiki

kondisi si penderita, kemudian diikuti dengan membatasi penyebaran racun dalam

tubuh serta meningkatkan pengakhiran aksi racun (Donatus,2001).

D. Asam Sianida

Sianida merupakan senyawa racun yang dapat mengganggu kesehatan

serta mengurangi bioavailabilitas nutrien di dalam tubuh. Sianida sering dijumpai

di dalam kacang almond, daun salam, ceri, ubi. Di dalam koro atau tanaman dari

keluarga kacang-kacangan dan ketela pohon (Utama, 2006).

Sianida merupakan racun yang kuat dan bekerja sangat cepat. Toksisitas

dari tanaman yang mengandung sianida tergantung dari tempat tumbuh dan pupuk

yang digunakan. Beberapa bagian dari tanaman dapat lebih berbahaya daripada

bagian yang lainnya. Seluruh bagian dari tanaman ketela pohon berbahaya, tapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

14

daun dan kulit akar merupakan bagian yang paling berbahaya. Racun dapat

dihilangkan dengan pencucian dan perebusan (Henry, 1997). Sianida merupakan

senyawa kimia yang toksik dan memiliki beragam kegunaan, termasuk sintesis

senyawa kimia, analisis laboratorium, dan pembuatan logam. Nitril alifatik

(acrylonitrile dan propionitrile) digunakan dalam produksi plastic yang kemudian

dimetabolisme menjadi sianida. Obat vasodilator seperti nitroprusida melepaskan

sianida pada saat terkena cahaya ataupun pada saat metabolisme. Sianida yang

berasal dari alam (amigdalin dan glikosida sinogenik lainnya) dapat ditemukan

dalam biji aprikot, singkong, dan banyak tanaman lainnya, beberapa diantaranya

dapat berguna, tergantung pada keperluan ethnobotanikal. Acetonitrile, sebuah

komponen pada perekat besi, dapat menyebabkan kematian pada anak-anak

(Olson, 2007).

Sianida merupakan racun yang bekerja cepat. Sianida yang berbentuk gas

tak berbau dan tak berwarna, yaitu hidrogen sianida (HCN) atau sianogen khlorida

(CNCl) sedangkan yang berbentuk kristal adalah sodium sianida (NaCN) atau

potasium khlorida (KCN) (Utama, 2006).

Menurut Olson (2007) dosis toksik pada siainida adalah Ingesti pada

orang dewasa sebanyak 200 mg sodium atau potassium sianida dapat berakibat

fatal dan menurut Henry (1997) penanganan pada keracunan sianida yang parah

adalah dengan tindakan suportif umum, dapat menyelamatkan. Selalu berikan

oksigen pada pasien keracunan sianida. Jika antidot tidak tersedia, keracunan

parah oleh sianida kadang dapat tertolong dengan terapi suportif dan pemberian

oksigen. Tekanan darah yang menurun dapat diatasi dengan pemberian cairan

tubuh dan dopamin secara intravena.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

15

E. Asas Umum Toksikologi dari Sianida

Pada umumnya, para pakar sependapat bahwa tindakan pertama yang

sebaiknya dilakukan atas penderita keracunan akut zat kimia ialah terapi suportif,

yakni memelihara fungsi vital seperti pernafasan dan sirkulasi. Tindakan

selanjutnya yang umum dilakukan meliputi upaya membatasi penyebaran racun

dan meningkatkan pengakhiran aksi racun (Donatus, 2001).

Akibat racun sianida tergantung pada jumlah paparan dan cara masuk

tubuh, lewat pernapasan atau pencernaan. Racun ini menghambat sel tubuh

mendapatkan oksigen sehingga yang paling terpengaruh adalah jantung dan otak.

Paparan dalam jumlah kecil mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah,

sakit kepala, mual dan muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam

jumlah besar menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung

melambat, kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban

meninggal (Utama, 2006).

1. Kondisi pemejanan

a. Jenis pemejanan : akut dan kronis

b. Jalur pemejanan : inhalasi, mata, dan saluran pencernaan

c. Lama, kekerapan : akut atau berulang

d. Takaran atau dosis :

1) Dosis letal dari sianida adalah : asam hidrosianik sekitar 2,500–5,000

mg.min/m3, dan untuk sianogen klorida sekitar 11,000 mg.min/m3. (Meredith,

1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

16

2) Terpapar hidrogen sianida meskipun dalam tingkat rendah (150-200

ppm) dapat berakibat fatal. Tingkat udara yang diperkirakan dapat membahyakan

hidup atau kesehatan adalah 50 ppm. Batasan HCN yang direkomendasikan pada

daerah kerja adalah 4.7 ppm (5 mg/m3 untuk garam sianida). HCN juga dapat

diabsorpsi melalui kulit (Olson, 2007).

3) Ingesti pada orang dewasa sebanyak 200 mg sodium atau potassium

sianida dapat berakibat fatal. Larutan dari garam sianida dapat diabsorpsi melalui

kulit (Olson, 2007).

4) Keracunan sianida akut biasanya jarang terjadi dengan infusi nitroprusida

(pada kecepatan infuse yang normal) atau setelah ingesti dari amigdalin (Olson,

2007).

e. Saat pemejanan : makanan, rokok, lingkungan industri, bunuh diri,

kesengajaan (Meredith, 1993).

2. Mekanisme efek toksik

Sianida merupakan inhibitor nonspesifik enzim, meliputi asam suksinat

dehidrognase, superoksida dismutase, karbonat anhidrase, sitokrom oksidase, dan

lain sebagainya. Sianida memiliki afinitas tinggi terhadap ion besi pada sitokrom

oksidase, metalloenzim respirasi oksidatif akhir pada mitokondria. Fungsinya

dalam rantai transport elektron dalam mitokondria, mengubah produk katabolisme

glukosa menjadi ATP. Enzim ini merupakan katalis utama yang berperan pada

penggunaan oksigen di jaringan. Sianida menyebabkan hipoksia seluler dengan

menghambat sitokrom oksidase pada bagan sitokrom a3 dari rantai transport

elektron. Ion hidrogen yang secara normal akan bergabung dengan oksigen pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

17

ujung rantai tidak lagi tergabung (incorporated). Hasilnya, selain persediaan

oksigen kurang, oksigen tidak bisa digunakan, dan molekul ATP tidak lagi

dibentuk. Ion hidrogen incorporated terakumulasi sehingga menyebabkan

acidemia (Meredith, 1993).

Sianida dapat menyebabkan sesak pada bagian dada; berikatan dengan

sitokrom oksidase, dan kemudian memblok penggunaan oksigen secara aerob.

Sianida yang tidak berikatan akan akan didetoksifikasi melalui metabolisme

menjadi tiosianat yang merupakan senyawa yang lebih nontoksik yang akan

diekskresikan melalui urin (Olson, 2007). Hiperlaktemia terjadi pada keracunan

sianida karena kegagalan metabolisme energi aerob. Selama kondisi aerob, ketika

rantai transport elektron berfungsi, laktat diubah menjadi piruvat oleh laktat

dehidrogenase mitokondria. Pada proses ini, laktat menyumbangkan gugus

hidrogen yang akan mereduksi nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) menjadi

NADH. Piruvat kemudian masuk dalam siklus asam trikarboksilat dengan

menghasilkan ATP. Ketika sitokrom a3 dalam rantai transport elektron dihambat

oleh sianida, terdapat kekurangan relatif NAD dan dominasi NADH,

menunjukkan reaksi balik, sebagai contoh : piruvat dirubah menjadi laktat

(Meredith, 1993).

3. Wujud efek toksik

Setelah terpejan sianida, gejala yang paling cepat muncul adalah iritasi

pada lidah dan membran mukus serta suara desir darah yang tidak teratur. Gejala

dan tanda awal yang terjadi setelah menghirup HCN atau menelan garam sianida

adalah kecemasan, sakit kepala, mual, bingung, vertigo, dan hypernoea, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

18

diikuti dengan dyspnoea, sianosis, hipotensi, bradikardi, dan sinus atau aritmea

AV nodus (Meredith, 1993).

Dalam keracunan stadium kedua, tampak kecemasan berlebihan, koma,

dan terjadi konvulsi, kejang, nafas tersengal-sengal, kolaps kardiovaskular, kulit

menjadi dingin, berkeringat, dan lembab. Nadi menjadi lemah dan lebih cepat.

Tanda terakhr dari toksisitas sianida meliputi hipotensi, aritmia kompleks, gagal

jantung, udem pada paru-paru dan kematian (Meredith, 1993).

Warna merah terang pada kulit atau tidak terjadinya sianosis, jarang

terjadi dalam keracunan sianida. Secara teoritis tanda ini dapat dijelaskan dengan

adanya kandungan yang tinggi dari oksihemoglobin, dalam venus return, tetapi

dalam keracunan berat, gagal jantung dapat dicegah. Kadang-kadang sianosis

dapat dikenali apabila pasien memiliki bintik merah muda terang (Meredith,

1993).

Onset yang terjadi secara tiba-tiba dari efek toksik yang pendek setelah

pemaparan sianida merupakan tanda awal dari keracunan sianida. Symptomnya

termasuk sakit kepala, mual, dyspnea, dan kebingungan. Syncope, koma, respirasi

agonal, dan gangguan kardiovaskular terjadi dengan cepat setelah pemaparan

yang berat (Olson, 2007).

4. Sifat efek toksik

Terbalikkan (reversible) dan tidak terbalikkan (irreversible) (Meredith,

1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

19

5. Diagnosis

Diagnosis dilakukan berdasarkan pada riwayat pemaparan atau

tampaknya gejala dan tanda keracunan. Asidosis laktat parah biasanya terjadi

dengan pemaparan yang signifikan. Tingkat saturasi oksigen vena dapat

memperlihatkan penghambatan konsumsi oksigen selular. Cara klasik dengan

mengenali bau kacang almond boleh digunakan ataupun tidak, karena vairiasi

genetik dalam kemampuan untuk mengenali baunya (Olson, 2007).

F. Antidotum Sianida

Menurut (Meredith, 1993) Antidotum sianida diklasifikasikan menjadi 3

kelompok utama sesuai dengan meaknisme aksi utamanya, yaitu : pembentukan

methemoglobin, detoksifikasi dengan sulfur untuk membentuk ion tiosianat yang

lebih tidak toksik dan kombinasi langsung.

1. Pembentukan methemoglobin

Methemoglobin sengaja diproduksi untuk bersaing dengan sianida di

tempat ikatan pada sistem sitokrom oksidase. Sianida mempunyai ikatan khusus

dengan ion besi pada sistem sitrokrom oksidase, sianida dalam jumlah yang cukup

besar akan berikatan dengan ion besi pada senyawa lain, seperti methemoglobin.

Jika produksi methemoglobin cukup maka gejala keracunan sianida dapat teratasi.

Methemoglobinemia dapat diproduksi dengan pemberian amil nitrit secara

inhalasi dan kemudian pemberian natrium nitrit secara intravena. Kira-kira 30%

methemoglobinemia dianggap optimum dan jumlahnya dijaga agar tetap di bawah

40% senyawa lain seperti 4-DMAP dapat memproduksi methemoglobin secara

lebih cepat (Meredith, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

20

Apabila methemoglobin tidak dapat mengangkut cukup oksigen maka

molekul hemoglobin menjadi tidak berfungsi. Produksi methemoglobinemia lebih

dari 50% dapat berpotensi fatal. Methemoglobinemia yang berlebih dapat

dibalikkan dengan metilen biru, terapi yang digunakan pada methemoglobinemia,

dapat menyebabkan terlepasnya kembali ion sianida mengakibatkan keracunan

sianida. Sianida bergabung dengan methemoglobin membentuk

sianmethemoglobin. Sianmethemoglobin berwarna merah cerah, berlawanan

dengan methemoglobin yang berwarna coklat (Meredith, 1993).

Gambar 1. Penggantian sianida dari sitrokrom a3 oksidase oleh methemoglobin

a. Peralatan antidotum sianida. Sekarang ini, Amerika Serikat

mendukung penggunaan kombinasi nitrit dan tiosulfat untuk pengobatan pada

keracunan sianida. Natrium nitrit (10ml pada larutan 3 %) digunakan secara

intravena dan dilanjutkan dengan pemberian natrium tiosulfat (50ml pada larutan

25 %) secara intravena. Natrium nitrit seharusnya diberikan 2,5-5 ml permenit

hingga 2-3 menit. Natrium tiosulfat harus diberikan secara cepat setelah natrium

nitrit dengan dosis 12,5mg pada larutan 25 % hingga 10 menit (Meredith, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

21

b. Amil nitrit. Hanya dapat memproduksi kira-kira 5 % methemoglobin

dan tidak cukup untuk digunakan sebagai terapi tunggal. Dosis amil nitrit yang

dapat meningkatkan produksi methemoglobin sering berhubungan dengan

terjadinya hipotensi. Sebenarnya, amil nitrit telah dihapus di Amerika Serikat

karena pembentukan methemoglobin yang tidak dapat diprediksi dan

berhubungan dengan vasodilatasi yang dapat menyebabkan hipotensi. amil nitrat

juga dapat menyebabkan vasodilatasi yang dapat membalikkan efek awal sianida

yang dapat menyebabkan vasokonstriksi (Meredith, 1993).

c. Natrium nitrit. Merupakan obat yang paling sering digunakan untuk

keracunan sianida. Dosis awal standart adalah 3 % larutan natrium nitrit 10ml,

memerlukan waktu kira-kira 12menit untuk membentuk kira-kira 40%

methemoglobin. Dosis awal untuk natrium tiosulfat adalah 50ml. Penggunaan

natrium nitrat tidak tanpa risiko karena bila berlebihan dapat mengakibatkan

methemoglobinemia yang dapat menyebabkan hipoksia atau hipotensi. Untuk itu

maka jumlah methemoglobin harus dikontrol. Penggunaan natrium nitrit tidak

direkomendasikan untuk pasien yang memiliki kekurangan glukosa-6-fosfat

dehidrogenase (G6DP) dalam sel darah merahnya karena dapat menyebabkan

reaksi hemolisis yang serius (Meredith, 1993).

d. 4-DMAP. Merupakan senyawa pembentuk methemoglobin dengan

efek yang cepat saat melawan sianida. 4-DMAP merupakan antidot yang lebih

cepat dari pada nitrat dan toksisitasnya lebih rendah. Pada manusia, injeksi

intravena dengan dosis 3 mg/kg dapat memproduksi 15 % methemoglobin dalam

waktu 1 menit (Meredith, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

22

Gambar 2. 4-DMAP (4-dimethylaminophenol)

4-DMAP harus digunakan dengan tiosulfat untuk mengubah ikatan

sianida dengan methemoglobin menjadi tiosianat. 4-DMAP dapat menyebabkan

nekrosis pada area yang diinjeksi setelah pemberian secara IM dan dapat

menyebabkan nyeri, demam, dan meningkatkan enzim-enzim otot. Terapi

menggunakan 4-DMAP dapat menyebabkan hemolisis meskipun pada dosis

terapi, tetapi lebih sering terjadi pada pengobatan yang overdosis. Pengobatan

dengan 4-DMAP dikontraindikasikan pada pasien yang kekurangan G6DP

(Meredith, 1993).

Senyawa lain yang juga merupakan pembentuk methemoglobin adalah p-

aminoheptanoilfenon (PAHP), p-aminopropiofenon (PAPP), dan p-

aminooktanoilfenon (PAOP). PAHP merupakan fenon yang paling aman.

Senyawa-senyawa tersebut mengurangi jumlah sianida dalam sel darah merah.

Efek PAPP secara khusus dapat meningkat dengan adanya tiosulfat (Meredith,

1993).

2. Detoksifikasi sulfur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

23

Gambar 3. Pengubahan sianmethemoglobin menjadi tiosianat oleh rodanase dan tiosulfat

Setelah methemoglobin dapat mengurangi gejala yang ditimbulkan pada

keracunan sianida, sianida dapat diubah menjadi tiosianat dengan menggunakan

natrium tiosulfat. Pada proses kedua membutuhkan donor sulfur agar rodanase

dapat mengubah sianmethemoglobin menjadi tiosianat karena donor sulfur

endogen biasanya terbatas. Ion tiosianat kemudian diekskresikan melalui ginjal

(Meredith, 1993).

3. Kombinasi langsung

Ada 2 macam mekanisme yang berbeda dari kombinasi langsung dengan

sianida yang sering digunakan, yaitu kombinasi dengan senyawa kobalt dan

kombinasi dengan hidrokobalamin (Meredith, 1993).

a. Hidroksikobalamin (vitamin B12a). Merupakan prekursor dari

sianokobalamin (vitamin B12). Penggunaan hidroksikobalamin sebagai

pencegahan pada pemberian natrium nitroprusid jangka panjang sama efektifnya

untuk pengobatan pada keracunan sianida akut selama lebih dari 40 tahun.

Senyawa ini bereaksi langsung dengan sianida dan tidak bereaksi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

24

hemoglobin untuk membentuk methemoglobin (Meredith, 1993).

Hidroksikobalamin bekerja baik pada celah intravaskular maupun di

dalam sel untuk menyerang sianida. Hal ini berlawanan dengan methemoglobin

yang hanya bekerja sebagai antidot pada celah vaskular. Pemberian natrium

tiosulfat meningkatkan kemampuan hidroksikobalamin untuk mendetoksifikasi

keracunan sianida (Meredith, 1993).

Sianokobalamin adalah kombinasi hidrosikobalamin dan sianida. Dosis

minimal sebesar 2,5 gram pada dewasa diperlukan untuk menetralkan dosis letal

sianida. Hidroksikobalamin tidak menimbulkan komplikasi yang serius. Beberapa

pasien dapat mengalami urtikaria, tapi sangat jarang. Hidroksikobalamin tidak

menurunkan tekanan darah atau menurunkan kemampuan darah untuk

mengangkut oksigen. Takikardi dan hipertensi dapat terjadi pada dosis terapi yang

tinggi. Munculnya warna merah muda pada membran mukosa, kulit, dan urin

terjadi pada kebanyakan pasien segera setelah pemberian hidroksokobalamin.

Warna ini akan hilang setelah 24-48 jam setelah obat diekskresikan melalui urin

(Meredith, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

25

Gambar 4. (dimethyl-5,6-benzimadazolyl) hydroxocobamide

b. Dikobalt-EDTA. Bentuk garam dari kobalt bersifat efektif untuk

mengikat sianida. Kobalt-EDTA lebih efektif sebagai antidot sianida

dibandingkan dengan kombinasi nitrat-tiosulfat. Senyawa ini mengkelat sianida

menjadi kobaltisianida. Efek samping dari dikobalt-EDTA adalah reaksi

anafilaksis, yang dapat muncul sebagai urtikaria, angiodema pada wajah, leher,

dan saluran nafas, dispnea, dan hipotensi. Dikobalt-EDTA juga dapat

menyebabkan hipertensi dan dapat menyebabkan disritmia jika tidak ada sianida

saat pemberian dikobalt-EDTA. Pemberian obat ini dapat menyebabkan kematian

dan toksisitas berat dari kobalt terlihat setelah pasien sembuh dari keracunan

sianida (Meredith, 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

26

Gambar 5. Dicobalt-EDTA

G. Natrium Thiosulfat

Berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar.

Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih

dari 33°C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah

larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Anonim, 1995).

Natrium tiosulfat merupakan donor sulfur yang dapat meningkatkan

perubahan sianida menjadi tiosianat, yang kurang toksik oleh enzim sulfur

transferase, rodanase. Tidak seperti nitrit, tiosulfat tidak bersifat toksik dan dapat

diberikan secara empiris untuk orang yang diduga keracunan sianida (Olson,

1994).

Rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah mengubahnya

menjadi tiosianat oleh rhodanase, walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti

beta-merkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga digunakan. Reaksi ini

memerlukan sumber sulfan sulfur, tetapi penyedia substansi ini terbatas.

Keracunan sianida merupakan proses mitokondrial dan penyaluran intravena

sulfur hanya akan masuk ka mitokondria secara perlahan. Natrium tiosulfat

mungkin muncul sendiri pada kasus keparahan ringan sampai sedang, sebaiknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

27

diberikan bersama antidot lain dalam kasus keracunan parah. Ini juga merupakan

pilihan antidot saat diagnosis intoksikasi sianida tidak terjadi, misalnya pada

kasus penghirupan asap rokok. Natrium tiosulfat diasumsikan secara intrinsik

nontoksik tetapi produk detoksifikasi yang dibentuk dari sianida, tiosianat dapat

menyebabkan toksisitas pada pasien dengan kerusakan ginjal. Pemberian natrium

tiosulfat 12,5 g i.v. biasanya diberikan secara empirik jika diagnosis tidak jelas

(Meredith, 1993).

Na-tiosulfat merupakan komponen kedua dari antidot sianida kit. Antidot

ini dibarikan sebanyak 50 ml dalam 25 % larutan. Tiosianat memberikan efek

samping seperti gagal ginjal, nyeri perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada

SSP. Dosis untuk anak-anak didasarkan pada berat badan (Meredith, 1993).

H. Diazepam

Diazepam merupakan golongan benzodiazepin yang mempunyai efek

ansiolitik atau sedativa. Obat ansiokitik akan mengurangi ansietas, menimbulkan

ketenangan tanpa mempengauhi fungsi motorik dan mental. Diazepam dapat

digunakan untuk pasien depresi kususnya yang berisiko untuk bunuh diri, untuk

pasien dengan sejarah ketergantungan obat. Kejang demam dan spasma otot. Efek

samping mengantuk, kelemasan otot, depresi pernafasan, gangguan mental. Dan

kontraindikasi dengan depresi pernafasan, gangguan hati berat, kondisis fobia dan

obsesi (Anonim, 2001). Efek samping pada pernafasan adalah apnea, asthma,

menurunkan dalam kecepatan bernafas (Lacy, 2006). Dosis: oral: ansietas 2 mg 3

kali/hari, dinaikkan bila perlu sampai 15-30 mg/hari dalam dosis terbagi. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

28

usia lanjut dosis setengahnya. Insomia yang disertai ansietas 5-15 mg sebelum

tidur. Injeksi i.m. atau i.v. lambat ( kedalam vena yang besar dengan kecepatan

tidak lebih dari 5 mg/menit) untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan

panik akut, dan putus alkohol akut: 10 mg diulangi bila perlu setelah tidak kurang

dari 4 jam. Dengan melalui rektal sebagai larutan untuk ansietas akut dan agitasi :

10 mg (usia lanjut 5 mg) diulangi setelah lima menit bila perlu. Untuk ansietas

apabila pemberian oral tidak dapat dilakukan obat diberikan melalui rektum

sebagai supositoria : 10-30 mg (dosis lebih tinggi terbagi) (Anonim, 2001).

Menurut Tornberg (2006) dosis diazepam yang digunakan untuk efek sedatif pada

mencit sebesar 2 mg/kg BB mencit.

Benzodiazepin (BZD) mempunyai efek ansiolitik, hipnotik, relaksan otot,

antikonvulsan, dan amnesik yang diduga disebabkan terutama oleh penguatan

inhibisi yang diperantai asam ?-aminobutirat (GABA) pada sistem saraf pusat

(Neal, 2005). Kerja benzodiazepin terutama merupakan potensiasi inhibisi neuron

dengan asam gamma–amino-butirat (GABA) sebagai mediator. Pendapat ini

ditunjang oleh hasil elektrofisiologik dan perilaku hewan coba yang menunjukkan

adanya penghambatan efek benzodiazepin oleh antagonis GABA, seperti

bikukulin atau penghambat sintesis GABA misalnya tiosemikarbisad. GABA dan

benzodiazepin yang aktif secara klinik terikat secara selektif dengan reseptor

GABA/benzodiazepin/chlorida ionofor kompleks. Pengikatan ini akan

menyebabkan pembukaan kanal Cl-. Membran sel saraf secara normal tidak

permeabel terhadap ion klorida, meningkatkan potensial elektrik sepanjang

membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi. Kemungkinan terbukanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

29

kanal klorida sangat ditingkatkan oleh terikatnya GABA pada reseptor kompleks

tersebut. Benzodiazepin sendiri tidak dapat membuka kanal klorida dan

menghambat neuron. Sehingga benzodiazepin merupakan depresan yang relatif

aman, sebab depresi neuron yang memerlukan transmitor bersifat self limiting

(Tanu, 1995).

Benzodiazepin tetap ada dalam tubuh untuk jangka waktu yang sangat

lama dan akan hilang melalui biotransformasi. Karena produk perantara, sebagian,

mungkin menjadi aktif secara farmakologi dan sebagian dikeluarkan dengan lebih

pelan daripada senyawa induk, metabilites akan mengakumulasi dengan

pemberian dosis reguler yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi yang

siginifikas terhadap efek akhir. Biotransformasi mulai pada substituent di cincin

diazepine (diazepam: N-dealkylation; midazolam: hydroxylation dari kelompok

metil pada cincin imidazole) atau pada diazepine dari cincin itu sendiri.

Hydroxylation midazolam dengan cepat terhapus diikuti dengan glucuronidation

(t1/2 ~ 2 h). N-demethyldiazepam (nordazepam) ini aktif secara biologis dan

menjalani hydroxylation pada cincin diazepine. Produk yang telah di-hydroxylate

(oxazepam) ini aktif secara farmakologi. Berdasarkan pada setengan dari umurnya

yang panjang, diazepam (t1/2 ~ 32 h) dan metabolit-nya, nordazepam (t1/2 50-

90), dihilangkan perlahan-lahan dan mengakumulasi selama pemasukan yang

berulang (Lüllmann, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

30

I. Landasan Teori

Sianida menyebabkan hipoksia seluler dengan menghambat sitokrom

oksidase pada bagan sitokrom a3 dari rantai transport elektron. Ion hidrogen yang

secara normal akan bergabung dengan oksigen pada ujung rantai tidak lagi

tergabung (incorporated). Hasilnya, selain persediaan oksigen kurang, oksigen

tidak bisa digunakan, dan molekul ATP tidak lagi dibentuk. Ion hidrogen

incorporated terakumulasi sehingga menyebabkan acidemia. Untuk keracunan

sianida dapat diberikan natrium tiosulfat karena natrium tiosulfat merupakan

donor sulfur yang mengkonversi sianida menjadi bentuk yang lebih nontoksik,

tiosianat, dengan enzim sulfurtransferase, yaitu rhodanase.

Diazepam merupakan golongan benzodiazepin yang mempunyai efek

ansiolitik atau sedativa. Obat ansiokitik akan mengurangi ansietas, menimbulkan

ketenangan tanpa mempengauhi fungs i motorik dan mental. Diharapkan dengan

diberi diazepam sebagai terapi suportif akan mengurangi gejala kejang pada

keracunan sianida sehingga dapat membantu menigkatkan kemampuan natrium

tiosulfat sebagai antidot pada keracunan siainida.

J. Hipotesis

Meningkatnya dosis natrium tiosulfat yang dikombinasikan dengan

diazepam dapat meningkatkan kemampuan menawarkan racun pada sianida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian uji antidotum kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam pada

kasus keracunan akut-oral sianida pada mencit jantan galur swiss termasuk jenis

penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Dalam penelitian uji antidot kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam

pada kasus keracunan akut-oral sianida pada mencit jantan galur swiss

mempunyai variabel utama dan pengacau.

1. Variabel utama

Variabel utama dalam penelitian adalah dosis natrium tiosulfat pada

mencit.

Variabel utama dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Variabel bebas : dosis natrium tiosulfat, sejumlah mg natrium tiosulfat tiap kg

berat badan mencit.

b. Variabel tergantung : waktu kembalinya kondisi mencit ke keadaan semula dari

gejala efek toksik yang timbul dalam detik.

Kriteria uji antidot yang dapat ditunjukkan dengan jumlah hewan uji yang

kembali ke kondisi normal setelah pemejanan racun dan antidotnya, gejala-gejala

toksik, dan mekanisme kematian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

32

2. Variabel pengacau

a. Terkendali :

1) Umur : 60-90 hari ( 2- 3 bulan )

2) Berat badan : 20- 30 gram

3) Jenis kelamin : Jantan

4) Galur : Swiss

5) Jalur pemberian : Oral (sianida), i.p (natrium thiosulfat), i.p

(diazepam)

6) Frekuensi pemberian : Satu kali

b. Tak terkendali : jumlah asupan makanan dan minuman yang diberikan untuk

hewan uji.

3. Definisi Operasional

a. Kondisi semula mencit adalah keadaan mencit yang sehat sebelum pemejanan

sianida.

b. Gejala efek toksik yang timbul adalah munculnya kejang, hilang kesadaran,

jantung berdebar, gagal nafas, dan mati setelah pemejanan sianida.

C. Bahan Penelitian

Bahan atau materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Racun yang dipejankan adalah larutan potassium sianida (KCNS) (E.Merck,

Darmstadt, Germany). Bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bahan antidot yang digunakan adalah natrium tiosulfat (E.Merck, Darmstadt,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

33

Germany) dan diazepam (Indofarma). Bahan tersebut diperoleh dari

Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

3. Bahan pelarut adalah aquades dan aquabides yang diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan yang

diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan penelitian (UPHP), Fakultas

Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

D. Alat dan Instrumen Penelitian

Peralatan dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Neraca atau timbangan elektrik (Mettler Toledo Tipe AB 204, Switzerland)

2. Alat-alat gelas

3. Jarum tuberkulin (preparat oral) yang digunakan untuk pemberian larutan

sianida secara per-oral

4. Spuit intraperitonial

E. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan larutan dan penetapan dosis KCNS

Larutan KCNS 0,104% b/v dibuat dengan cara melarutkan 0,104 gram

KCNS ditambah aquades hingga 100 ml. Dosis KCNS dipilih berdasarkan dosis

letal oral KCNS yang sudah dikonversikan ke dosis letal oral mencit yaitu sebesar

26 mg/kg BB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

34

2. Pembuatan larutan dan penetapan dosis natrium thiosulfat

Larutan natrium thiosulfat 0.643% b/v (dosis 160.720 mg/kg BB) dibuat

dengan cara melarutkan 642.72 mg natrium thiosulfat ditambah aquades hingga

1000 ml. Dosis natrium thiosulfat dipilih berdasarkan hasil orientasi yang sudah

pernah dilakukan yaitu sebesar 1125 mg/kg BB. Dosis 1125 mg/kg BB

diturunkan dengan faktor perkalian 7 kalinya, maka diperoleh dosis 160.72 mg/kg

BB, 22.96 mg/kgBB.,3.279 mg/kgBB dan 0,468 mg/kgBB

3. Pembuatan larutan dan penetapan dosis diazepam

Larutan diazepam 0,001% b/v dibuat dengan cara melarutkan 5 mg/ml

diazepam ditambah aquabides hingga 50 ml. Dosis diazepam dipilih berdasarkan

jurnal yang diperoleh penulis dengan judul KCC2-deficient mice show reduce

sensivity diazepam, but normal alkohol-induced motor impairment, gaboxadol-

induced sedation, and neurosteroid induced-hypnosis yaitu sebesar 2 mg/Kg BB.

4. Pengelompokkan hewan uji

Hewan uji sebanyak 42 ekor dikelompokkan secara acak menjadi 7

kelompok, kelompok I diberi bahan pelarut yang digunakan yaitu aquades,

kelompok II diberi larutan natrium tiosulfat dosis 22.96 mg/kg BB sebagai kontrol

antidotum dan kelompok III diberi larutan sianida, Kelompok IV diberi perlakuan

sianida dosis 26 mg/kg BB dan secara cepat diberikan antidotum natrium tiosulfat

dosis 0.468 mg/kg BB dan diazepam 2mg/kg BB, kelompok V diberi perlakuan

sianida dosis 26 mg/kg BB dan secara cepat diberikan antidotum natrium tiosulfat

dosis 3.279 mg/kg BB dan diazepam 2 mg/kg BB, kelompok VI diberi perlakuan

sianida dosis 26 mg/kg BB dan secara cepat diberikan antidotum natrium tiosulfat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

35

dosis 22.96 mg/kg BB dan diazepam 2 mg/kg BB, kelompok VII diberi perlakuan

sianida dosis 26 mg/kg BB dan secara cepat diberikan antidotum natrium tiosulfat

dosis 160.72 mg/kg BB dan diazepam 2mg/kg BB. Pada kelompok VII

merupakan kelompok yang diberi dosis tertinggi antidotum natrium tiosulfat

sehingga diharapkan seluruh hewan uji dalam kelompok VII hidup.

5. Penanganan hewan uji

Hewan uji yang akan digunakan dalam penelitian diletakkan dalam wadah

yang telah diberi sekam serta makanan dan minuman. Untuk hewan uji yang

sudah mendapatkan perlakuan dan masih hidup diletakkan di wadah yang berbeda

dari hewan uji yang belum mendapatkan perlakuan.

6. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dari waktu pemberian antidotum natrium tiosulfat

dan diazepam waktu dimulai hingga 3 jam pengamatan. Jika hewan uji hingga 3

jam pengamatan tidak mengalami kematian maka pengamatan dilanjutkan hingga

1 x 24 jam dari waktu pemberian antidotum. Kriteria klinik pengamatan meliputi :

a. pengamatan fisik terhadap gejala-gejala toksik. Pengamatan dilakukan

mulai dari timbulnya gejala efek toksik yang berupa jantung berdebar,

hilang kesadaran, gagal nafas, kejang, dan mati setelah pemejanan KCN.

b. Kematian hewan uji pada masing-masing kelompok.

F. Analisis Hasil

1. Uji penyebaran data menggunakan metode Shapiro-Wilk untuk melihat

kenormalannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

36

2. Uji adanya perbedaan data tiap kelompok menggunakan metode Kruskal

Wallis.

3. Uji adanya perbedaan yang bermakna atau perbedaan yang tidak bermakna

tiap kelompok menggunakan metoda Mann Whitney.

4. Pada uji statistik, Hnull berbunyi : mean waktu (dalam detik) timbulnya gejala

akibat keracunan sianida akut mulai dari jantung berdebar, hilang kesadaran,

gagal nafas, kejang, dan mati antar kelompok perlakuan tidak berbeda.

5. Secara kualitatif diamati dosis yang memiliki persentase kehidupan sebesar

100% untuk menentukan dosis efektifnya.

6. Pengamatan persentase kehidupan tiap kelompok perlakuan secara kualitatif

untuk melihat hubungan antara dosis kombinasi natrium tiosulfat dan natrium

nitrit dengan efek penawaran racun dan sifat terbalikkan natrium tiosulfat dan

natrium nitrit pada keracunan sianida pada mencit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kisaran Dosis Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam sebagai

Antidotum Sianida

Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk mencari kisaran dosis efektif

kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam yang mempunyai potensi sebagai

antidotum sianida. Dosis intraperitoneal natrium tiosulfat yang dipilih sebagai

antidotum sianida diberikan sesaat setelah pemberian diazepam secara

intraperitoneal 2 mg/KgBB berurutan sebesar : 0.468 mg/KgBB, 3.279 mg/KgBB,

22.960 mg/KgBB dan 160.720 mg/KgBB (kelompok perlakuan). Dan pemberian

diazepam sebesar 2 mg/kgBB diberikan sesaat setelah pemberian sianida secara

oral.

Dari hasil pengamatan yang tertera pada tabel I. Untuk jantung berdebar,

dilihat dari nilai X ± SE kontrol sianida berbeda tidak bermakna dibandingkan

dengan kontrol aquades dan kontrol tiosulfat 22m96 mg/kgBB + diazepam 2

mg/kgBB. Kontrol aquades digunakan sebagai kontrol negatif yang berfungsi

sebagai pembanding bahwa aquades hanya sebagai pelarut sianida dan tidak

mempengaruhi efek toksik arau menimbulkan efek toksik. Untuk gejala toksik

yang lainnya seperti hilang kesadaran, gagal nafas, kejang, dan mati dari hasil

pengamatan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna sianida dengan

kelompok kontrol negatif secara statistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

38

Tabel I. Hasil pengamatan gejala efek toksik sianida terhadap 7 kelompok perlakuan

Ket : (a) = berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif (pelarut/aquades)

(b) = berbeda bermakna terhadap kontrol negatif (pelarut/aquades) (*) = diadaptasi dari penelitian Sudarmono (2008)

Hal yang diamati (dalam detik) Jantung berdebar

Hilang kesadaran

Gagal nafas Kejang Mati Kelompok

X ± SE X ± SE X ± SE X ± SE X ± SE

% angka

hidup N=6

% angka

hidup N=6*

Kontrol aquades (kelompok I)

tidak terjadi

tidak terjadi tidak terjadi

tidak terjadi 86400 ± 0

100%

100%

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) + diazepam (2 mg/KgBB)

(kelompok II)

tidak terjadi

96.67 ± 75.71(a)

(tidak terjadi)

tidak terjadi

Tidak mati

100%

100%

Kontrol sianida (26 mg/KgBB) (kelompok III)

terjadi sangat cepat

77.50 ± 17.61(b)

157.50 ± 30.45(b)

258.33 ± 74.05(b)

321.17 ± 85.09(b)

0%

0% Sianida +

Tiosulfat (0,468 mg/KgBB) + diazepam (2 mg/KgBB)

(kelompok IV)

59.67 ± 17.98(b)

117.83 ± 17.45(b)

374.33 ± 174.21(a)

45.83 ± 29.17(a)

15105.83 ± 14259.51(b)

16,67%

0%

Sianida + Tiosulfat (3.279

mg/KgBB) + diazepam (2 mg/KgBB

(kelompok V)

82.17 ± 36.17(b)

89.17 ± 11.12(b)

1011.67 ± 256.07(b)

139.83 ± 69.40(b)

1379.17 ± 271.19(b)

0%

33,33%

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) + diazepam (2 mg/KgBB

(kelompok VI)

31.33 ± 8.17(b)

80.00 ± 7.51(b)

161.33 ± 125.05(a)

56.83 ± 25.94(a)

43520.83 ± 19176.41(a)

50%

33,33%

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) + diazepam (2 mg/KgBB

(kelompok VII)

26.50 ± 3.03(b)

115.83 ± 31.99(b)

tidak terjadi 20.17 ± 20.17(a)

Tidak mati

100%

100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

39

Pemberian antidot yang dikombinasikan dengan terapi suportif lebih baik

dibandingkan pemberian antidot saja pada dosis 22.960 mg/kgBB. Hal ini

dibuktikan dari data perlakuan yang telah dilakukan oleh Sudarmono (2008)

dimana kematian, salah satu hal yang diamati, pada tabel II pada kelompok VI

memiliki jumlah kematian yang lebih banyak daripada pemberian antidot yang

dikombinasikan dengan terapi suportif yaitu diazepam. Tetapi pada kelompok V

data yang dimiliki oleh penelitian sudarmono lebih baik dengan % angka hidup

lebih besar dari data penulis. Dan pada kelompok IV, % angka kehidupan pada

penelitian Sudarmono lebih besar dari penulis. Pada dasarnya merupakan tindakan

pertolongan pertama, ditujukan untuk memperbaiki kondisi dan menyelamatkan

jiwa penderita (Donatus,2007). Pada dosis 22.960 mg/kgBB memperlihatkan

terapi suportif menggunakan diazepam pada keracunan sianida dapat dilakukan

karena pada penelitian dengan dosis 22.960 mg/kgBB yang dikombinasikan

dengan diazepam menyelamatkan jiwa lebih banyak daripada dosis 22.960

mg/kgBB yang tidak diberi terapi suportif.

Pada kelompok perlakuan kontrol positif yaitu kombinasi natrium

tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB tidak ditemukan

adanya gejala jantung berdebar. Jika dibandingkan dengan kontrol aquades

hasilnya menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna, dari hasil pengamatan

tersebut dapat disimpulankan bahwa untuk kasus jantung berdebar, dosis kontrol

aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan

diazepam dosis 2 mg/KgBB tidak memberikan hasil yang berbeda dengan sianida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

40

Untuk jantung berbedar, semua kelompok perlakuan berbeda bermakna

jika dibandingkan dengan kontrol aquades, kontrol sianida dan kontrol kombinasi

natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB yang

tertera pada tabel II. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jantung berdebar yang

seharusnya muncul pada kontrol sianida tidak teramati. Jantung berdebar pada

keracunan sianida disebabkan karena pada keracunan sianida terjadi kegagalan

pembentukan ATP. Dengan penurunan ATP tersebut menyebabkan peningkatan

konsentrasi Na+ didalam sel dimana menghambat pengeluaran Ca2+. Dengan

adanya peningkatan konsentrasi Ca2+ didalam sel meningkatkan kontraksi otot

jantung. Peningkatan kontraksi otot jantung menyebabkan jantung berdebar.

Dari gambar grafik X ± SE untuk gejala efek toksik berupa jantung

berdebar menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan adanya peningkatan

dosis natrium tiosulfat.

Untuk kasus hilang kesadaran, kontrol sianida secara statistik berbeda

bermakna jika dibandingkan dengan kontrol aquades dan kontrol kombinasi

natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB. Dari

sini dapat disimpulkan keracunan sianida dapat menimbulkan efek hilang

kesadaran. Kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan

diazepam dosis 2 mg/KgBB berbeda tidak bermakna dengan kelompok perlakuan

hal tersebut disebabkan kombinasi natrium tiosulfat yaitu diazepam yang

memiliki efek sedatif sehingga tiap kelompok perlakuan mengalami efek hilang

kesadaran dengan waktu yang hampir sama (dapat dilihat pada gambar 6) .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

41

Tabel II. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek toksik jantung berdebar

Kelompok Kontrol aquades

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (0,468

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (3.279

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB) Kontrol aquades

BTB BTB BB BB BB BB

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BTB BB BB BB BB

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

BTB BTB BB BB BB BB

Sianida + Tiosulfat

(0,468 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BB BB BB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat

(3.279 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BB BB BB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BB BB BB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BB BB BB BTB BTB BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

42

Tiosulfat 160.72mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 22.96mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

Tiosulfat 3.279mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 0.468mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

kontrol sianida26mg/kg BB

kontrol tiosulfat22.96

mg/kgBB+diazepam 2mg/kgBB

kontrol aqudes

perlakuan

150.00

100.00

50.00

0.00

Mea

nw

aktu

_tim

bu

lnya

_jan

tun

g_b

erd

ebar

_dal

am_d

etik

Error bars: +/- 2.00 SE

Gambar 6. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa jantung berdebar akibat keracunan sianida

Dilihat pada tabel III kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960

mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB berbeda bermakna jika dibandingkan

dengan kontrol sianida, sehingga dapat disimpulkan bahwa hilang kesadaran yang

disebabkan diazepam berbeda dengan yang disebabkan oleh sianida dan juga

perbedaan ini dapat dilihat jika hilang kesadaran pada kontrol kombinasi natrium

tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB bersifat

terbalikan karena kembali kekondisi semula sedangkan kontrol sianida bersifat

tidak terbalikan karena tidak kembali kekondisi semula. Pada keracunan sianida

terjadinya hilang kesadaran diawali dengan munculnya hipoksia yang kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

43

Tabel III. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek toksik hilang kesadaran

Kelompok Kontrol aquades

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (0,468

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (3.279

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB) Kontrol aquades

BTB BB BB BB BB BB

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BB BTB BTB BTB BB

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

BB BB BTB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (0,468

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BB BTB BTB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (3.279

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BB BTB BTB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BB BTB BTB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BB BB BTB BTB BTB BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

44

Tiosulfat 160.72mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

Tiosulfat 22.96mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

Tiosulfat 3.279mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 0.468mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

kontrol sianida26mg/kg BB

kontrol tiosulfat22.96

mg/kgBB+diazepam 2mg/kgBB

kontrol aqudes

perlakuan

200.00

100.00

0.00

-100.00

Mea

nw

aktu

_tim

buln

ya_h

ilang

_kes

adar

an_d

alam

_det

ik

Error bars: +/- 2.00 SE

Gambar 7. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa hilang kesadaran akibat keracunan sianida

menyebabkan hiperlaktemia. Hiperlaktemia ini terjadi karena kegagalan

metabolisme energi secara aerob. Hiperlaktemia berarti terjadi peningkatan

perubahan asam piruvat menjadi asam laktat, dimana peningkatan asam laktat

mengakibatkan timbulnya manifestasi lemas dan jika keadaan ini terjadi secara

terus menerus maka dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.

Untuk gejala gagal nafas akibat keracunan sianida. Dilihat dari statistik

pada tabel IV, kontrol sianida berbeda bermakna dengan kelompok kontrol

aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan

diazepam dosis 2 mg/KgBB hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sianida dapat

menimbulkan gejala gagal nafas. Terjadinya gagal nafas ini diakibatkan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

45

terjadi hipoksia pada tingkat sel. Hipoksia ini terjadi karena terhambatnya rantai

transport elektron dari sitokrom oksidase ke molekul oksigen pada bagian

sitokrom a3 pada mitokondria.Untuk gejala gagal nafas kelompok IV, VI, dan VII

berbeda tidak bermakna dengan kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium

tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa kombinasi antidot natrium tioslufat dan diazepam dapat

mengurangi gejala gagal nafas yang disebabkan oleh sianida. Tetapi untuk dosis

yang dapat untuk mengurangi gejala gagal nafas sulit diprediksi karena kelompok

IV berbeda tidak bermakna dengan kontrol sianida, kelompok V berbeda

bermakna dengan kontrol sianida, kontrol aquades, dan kontrol kombinasi

natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB. Pada

gambar 3 tampak jelas sulitnya untuk memprediksi dosis yang dapat mengurangi

gejala gagal nafas. Namun pada kelompok VII dapat dinyatakan dapat

mengurangi gejala gagal nafas karena secara statistik, kelompok VII berbeda tidak

bermakna pada kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfa t dosis

22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB dan berbeda bermakna dengan

kontrol sianida. Sulit diprediksinya dosis yang dapat mengurangi gejala gagal

nafas dapat disebabkan karena efek samping atau kontraindikasi diazepam

terhadap depresi pernafasan yang dapat memperlambat pada kecepatan dalam

pernafasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

46

Tabel IV. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek toksik gagal nafas

Kelompok Kontrol aquades

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (0,468

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (3.279

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB) Kontrol aquades

BTB BB BTB BB BTB BTB

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BB BTB BB BTB BTB

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

BTB BB BTB BB BTB BB

Sianida + Tiosulfat

(0,468 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BTB BTB BTB BB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat

(3.279 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BB BB BB BB BB BB

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BTB BTB BTB BB BTB

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BTB BB BTB BB BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

47

Tiosulfat 160.72mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 22.96mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 3.279mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

Tiosulfat 0.468mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

kontrol sianida26mg/kg BB

kontrol tiosulfat22.96

mg/kgBB+diazepam 2mg/kgBB

kontrol aqudes

perlakuan

1600.00

1400.00

1200.00

1000.00

800.00

600.00

400.00

200.00

0.00

-200.00

Mea

n w

aktu

_tim

buln

ya_g

agal

_naf

as_d

alam

_det

ik

Error bars: +/- 2.00 SE

Gambar 8. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa gagal nafas akibat keracunan sianida.

Gejala efek toksik keracunan sianida yang berikutnya adalah kejang.

Dari tabel V secara statistik kontrol sianida berbeda bermakna dengan kontrol

aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan

diazepam dosis 2 mg/KgBB. Hal ini menunjukan bahwa keracunan sianida dapat

menimbulkan kejang. Kejang ini terjadi karena sianida menghambat transfer

elektron pada rantai transfer elektron didalam mitokondria sehingga menyebabkan

kegagalan sintesis ATP. ATP digunakan untuk menggerakan transporter ion

seperti Na+, K+-ATPase dalam membran plasma, Ca2+-ATPase didalam plasma

dan membran retikulum endoplasma, dan H+-ATPase dalam membran lisosom.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

48

Karena ATP tidak terbentuk maka terjadi penumpukan Na+ di dalam sel sehingga

menyebabkan depolarisasi terus menerus.

Pada kasus gejala efek toksik kejang tercantum pada gambar 4, hasil

waktu munculnya gejala efek toksik berupa kejang ditemukan hampir semua

kelompok kecuali pada kelompok kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium

tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB. Tetapi secara

statistik bahwa hanya kelompok kontrol sianida dan kelompok IV yang berbeda

bermakna dengan kelompok kontrol aquades dan kelompok kontrol kombinasi

natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa antidot kombinasi natrium tiosulfat dan

diazepam dapat menurunkan gejala efek toksik kejang. Diazepam pada kombinasi

antidot tersebut membantu mengurangi kejang yang disebabkan keracunan sianida

karena efek terapi dari diazepam salah satunya adalah memiliki efek

antikonvulsan. Pada penelitian ini masih mengalami gejala kejang meskipun

sudah diberi diazepam, hal tersebut dapat terjadi karena sianida diberi sebelum

diazepam dengan demikian tubuh mengabsorpsi sianida terlebih dahulu sebelum

efek diazepam bekerja.

Untuk gejala terakhir yang muncul dari keracunan sianida adalah mati.

Dari tabel VI, terlihat bahwa kontrol sianida berbeda bermakna dengan kelompok

I dan kelompok II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sianida berpotensi

menimbulkan kematian. Pada kelompok IV dan kelompok V menunjukkan

perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol aquades dan kelompok

kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/KgBB dan diazepam dosis 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

49

mg/KgBB, hal ini menunjukkan bahwa dosis antidot kelompok IV dan kelompok

V tidak berpotensi mengurangi kematian akibat keracunan sianida.

Tabel V. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala e fek toksik kejang

Kelompok Kontrol aquades

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB))

Sianida + Tiosulfat (0,468

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (3.279

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB) Kontrol aquades

BTB BB BTB BB BTB BTB

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BB BTB BB BTB BTB

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

BTB BB BB BTB BB BB

Sianida + Tiosulfat

(0,468 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BB BTB BB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat

(3.279 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BB BB BTB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BTB BB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BTB BB BTB BTB BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

50

Tiosulfat 160.72mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 22.96mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 3.279mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 0.468mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

kontrol sianida26mg/kg BB

kontrol tiosulfat22.96

mg/kgBB+diazepam 2mg/kgBB

kontrol aqudes

perlakuan

600.00

400.00

200.00

0.00

-200.00

Me

an

wa

ktu

_ti

mb

uln

ya

_k

eja

ng

_d

ala

m_

de

tik

Error bars: +/- 2.00 SE

Gambar 9. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa kejang akibat keracunan sianida

Dosis Antidot pada kelompok VI dan VII berpotensi untuk mengurangi

kematian akibat keracunan sianida karena hal tersebut tertera pada tabel VI

dimana kelompok VI dan VII berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol

aquades dan kelompok kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960

mg/KgBB dan diazepam dosis 2 mg/KgBB. Tetapi kelompok VI potensi

mencegah kematian tidak sebaik kelompok VII karena terdapat 3 hewan uji yang

mati dari 6 hewan uji yang diamati, hal ini diperjelas dengan gambar 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

51

Tabel VI. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efe k toksik mati

Kelompok Kontrol aquades

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat

(0,468 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat

(3.279 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB) Kontrol aquades

BTB BB BB BB BTB BTB

Kontrol Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BB BB BB BB BB

Kontrol sianida

(26 mg/KgBB)

BB BB BB BB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat

(0,468 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB)

BB BB BB BTB BTB BB

Sianida + Tiosulfat

(3.279 mg/KgBB)

+ Diazepam

(2 mg/KgBB

BB BB BB BTB BTB BB

Sianida + Tiosulfat (22.960

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BB BTB BTB BTB BTB

Sianida + Tiosulfat (160.720

mg/KgBB) +

Diazepam (2

mg/KgBB)

BTB BB BTB BB BB BTB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

52

Tiosulfat 160.72mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

Tiosulfat 22.96mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 3.279mg/kg BB +Diazepam 2mg/kg BB

Tiosulfat 0.468mg/kg BB +Diazepam 2

mg/kg BB

kontrol sianida26mg/kg BB

kontrol tiosulfat22.96

mg/kgBB+diazepam 2mg/kgBB

kontrol aqudes

perlakuan

100000.00

80000.00

60000.00

40000.00

20000.00

0.00

-20000.00

Mea

n w

aktu

_tim

bu

lnya

_mat

i_d

alam

_det

ik

Error bars: +/- 2.00 SE

Gambar 10. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa kematian akibat keracunan sianida.

Dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa kombinasi natrium tiosulfat

dan diazepam dapat digunakan untuk antidotum pada keracunan sianida dosis 26

mg/kg BB. Pada antidot natrium tiosulfat dosis 22.960 mg/Kg BB yang

dikombinasikan dengan diazepam dosis 2 mg/Kg BB berpotensi mengurangi

gejala yang paling parah pada keracunan sianida yaitu kematian walaupun tidak

seoptimal pada antidot natrium tiosulfat dosis 160.72mg/Kg BB yang

dikombinasikan dengan diazepam 2 mg/Kg BB sehingga untuk dosis efektif untuk

keracunan sianida pada penelitian ini adalah natrium tiosulfat dosis 160.72mg/Kg

BB yang dikombinasikan dengan diazepam 2 mg/Kg BB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

53

B. Hubungan Dosis Kombinasi antara Natrium Tiosulfat dan Diazepam

dengan Efek Penawaran Racun

Penelitian menggunakan 4 peringkat dosis natrium tiosulfat yaitu 0.468

mg/kgBB, 3.279 mg/kgBB, 22.960 mg/kgBB, dan 160.720 mg/kgBB dan dosis

diazepam 2 mg/kgBB mencit. Pada tabel I terlihat bahwa dengan meningkatnya

dosis natrium tiosulfat yang dikombinasikan dengan diazepam maka akan

meningkatkan persentase kehidupan akan tetapi pada peringkat dosis dari 0.468

mg/kgBB ke 3.279 mg/kgBB terjadi penurunan oleh karena itu dilakukan analisis

statistik untuk melihat perbedaan tersebut. Berdasarkan analis statitik hasil dari

kedua peringkat dosis tersebut berbeda tidak bermakna dan dari hasil statistik

pada tabel VII menunjukkan semakin besar peringkat dosis pada natrium tiosulfat

akan berbeda tidak bermakna pada kontrol aquades sehingga meningkatnya

peringkat dosis natrium tiosulfat yang dikombinasikan dengan diazepam akan

menigkatkan keefektifan dalam menawarkan racun sianida. Dari perbandingan

denganpenelitian Sudarmono (2008) seperti pada tabel I, maka hasil dari

kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam dikatakan lebih baik pada dosis 22.960

mg/KgBB karena sudah menunjukkan persentase kehidupan sebesar 50%

sedangkan penelitian Sudarmono (2008) persentase kehidupan sebesar 33.33%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

54

Tabel VII. Hasil perbandingan pengamatan gejala efek toksik sianida terhadap kelompok kontrol.

Keterangan dari tabel IX : Kelompok I : kontrol negatif (pelarut/aquades) Kelompok II : kontrol positif (natrium tiosulfat 22.960 mg/KgBB + diazepam 2 mg/KgBB) Kelompok III : kontrol sianida dosis 26 mg/KgBB Kelompok IV : sianida + natrium tiosulfat 0.468 mg/KgBB + diazepam 2 mg/KgBB Kelompok V : sianida + natrium tiosulfat 3.279 mg/KgBB + diazepam 2 mg/KgBB Kelompok VI : sianida + natrium tiosulfat 22.960 mg/KgBB + diazepam 2 mg/KgBB Kelompok VII : sianida + natrium tiosulfat 160.720 mg/KgBB + diazepam 2 mg/KgBB

Jantung berdebar Hilang kesadaran Gagal nafas Kejang Mati Kelompok I II III I II III I II III I II III I II III

I BTB BTB BTB BB BTB BB BTB BB BTB BB II BTB BTB BTB BB BTB BB BTB BB BTB BB III BTB BTB BTB BB BB BB BB BB BB BB IV BB BB BB BB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BB BB BB V BB BB BB BB BTB BTB BB BB BB BB BB BB BB BB BB VI BB BB BB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BTB BB VII BB BB BB BTB BTB BTB BTB BTB BB BTB BTB BB BTB BTB BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

55

Gambar 11. Pengubahan cyanmethemoglobin menjadi tiosianat oleh rodhanase dan tiosulfat (Cyanide Toxicity Review, 2003) Mekanisme aktivitas antidotum Rhodanese

Na2S2O3 + CN- --> SCN- + Na2SO3.

Dari gambar 11 rute utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah

mengubahnya menjadi tiosianat oleh rhodanese, walaupun sulfurtransferase yang

lain, seperti beta-merkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga digunakan. Reaksi

ini memerlukan sumber sulfan sulfur, tetapi penyedia endogen substansi ini

terbatas. Keracunan sianida merupakan proses mitokondrial dan penyaluran

intravena sulfur hanya akan masuk ke mitokondria secara perlahan. Sehingga

dengan meningkatnya dosis pada natirum tiosulfat akan meningkatkan jumlah

sulfan sulfur yang dibutuhkan untuk mengubah sianida menjadi tiosianat dan

jumlah sianida dalam tubuh yang dieleminasi akan meningkat.

Diazepam memiliki efek antikonvulsan yang disebabkan oleh penguatan

inhibisi yang diperantai asam ?-animobutirat (GABA) pada sistem saraf pusat

sehingga gejala kejang yang ditimbulkan oleh efek keracunan sianida dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

56

ditekan dan akan memperbaiki kondisi dan menyelamatkan jiwa penderita.

Diazepam merupakan terapi suportif karena menurut Donatus (1997) salah satu

tindakan terapi suportif adalah memberikan antikejang bila penderita mengalami

kejang.

C. Sifat Terbalikkan Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam pada

Keracunan Sianida

Gambar 12. Kurva hipotesis yang melukiskan hubungan antara kadar racun di dalam darah atau di tempat aksi lawan waktu strategi terapi keracunan mempercepat eliminasi. (Donatus, 1997)

Dilihat dari gambar 12 potensi natrium tiosulfat dosis 160.720 mg/KgBB

intraperitoneal pada mencit merupakan salah satu metode mempercepat eliminasi.

Proses eliminasi terdiri atas proses ekskresi dan metabolisme. Natrium tiosulfat

bekerja dengan mempercepat perubahan sianida dengan bantuan rhodanase

menjadi tiosianat [SCN]- yang bersifat kurang toksik dan tiosianat berbentuk ion

sehingga dapat lebih mudah untuk diekskresikan. Mudahnya tiosianat untuk

diekskresi dapat mempercepat keluarnya sianida dari tubuh. garis putus-putus

yang terdapat pada gamabr 12 menunjukkan keadaan sebelum adanya percepatan

kadar

waktu

KTM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

57

eliminasi. Setelah eliminasi dipercepat maka waktu eliminasinya menjadi lebih

cepat (kurva bergeser ke kiri) dan toksisitasnya juga menjadi berkurang (daerah di

atas KTM menjadi lebih kecil). Dan menurut (Olson,2007) bahwa kejang dapat

menyebabkan masalah pada saluran nafas, dengan adanya diazepam sebagai

antiejang masalah pada saluran nafas dapat diminimalkan. Sehingga kombinasi

antara natrium tiosulfat dengan diazepam dapat dijadikan pilihan antidot untuk

keracunan sianida.

Pada penelitian ini gejala efek toksik pada beberapa kelompok hewan uji

banyak yang tidak teramati, hal ini bisa disebabkan oleh karena terjadi kematian

yang begitu cepat pada hewan uji tanpa memperlihatkan tanda-tanda gejala

keracunan sianida, atau ada beberapa kelompok yang masih bertahan hidup

hingga waktu pengamatan selesai selama 24 jam. Indikator keterbalikkan efek

toksik sebagai upaya penyelamatan subyek uji mencit dari keracunan merupakan

salah satu keberhasilan kombinasi antidotum natrium tiosulfat dosis 160.720

mg/KgBB dan diazepam dengan pemberian secara intraperitonial sebagai antidot

sianida. sesuai sifatnya saat kadar racun sianida habis, reseptor kembali, artinya

apabila sianida dosis 26 mg/KgBB dalam tubuh sudah menurun bahkan sudah

habis, maka reseptor yang mulanya berikatan dengan sianida akan kembali ke

reseptor semula dan berfungsi seperti semula. Sifat terbalikkan yang diperlihatkan

mendukung keberhasilan terapi keracunan sianida.

Diazepam memiliki efek samping pada pernafasan yaitu menurunkan

kecepatan bernafas sehingga perlu diketahui dosis yang tepat untuk digunakan

sebagai terapi suportif pada keracunan sianida. Dosis efektif untuk diazepam juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

58

perlu diteliti lebih lanjut karena masih terdapat gejala kejang pada keracunan

sianida meskipun sudah diberi diazepam. Pada penelitian ini memiliki

keterbatasan yaitu tidak diukur durasi pada gejala-gejala keracunan sianida

khususnya gejala kejang, sehingga tidak diketahui tindakan terapi suportif dengan

pemberian diazepam memperbaiki kondisi durasi pada kejang atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data, analisis statistik dan evaluasi hasil penelitian yang

telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa potensi kombinasi natrium

tiosulfat dan diazepam sebagai antidotum keracunan sianida pada mencit jantan

galur Swiss adalah :

1. Dosis kombinasi yang efektif sebagai antidot keracunan sianida adalah

natrium tiosulfat 160.720 mg/KgBB dan diazepam 2 mg/KgBB.

2. Peningkatan kombinasi dosis natrium tiosulfat dan diazepam akan

meningkatkan keefektifan menawarkan racun pada keracunan sianida.

3. Wujud fungsional dari pemberian antidot adalah kembalinya fungsi- fungsi

fisiologi pada hewan uji. Sifat dari pemberian antidot adalah terbalikan.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut akan :

1. Uji dosis efektif diazepam sebagai terapi suportif pada keracunan sianida,

mengingat bahwa diazepam memiliki efek samping pada pernafasan dan juga

masi terjadi gejala kejang karena keracunan sianida pada penelitian ini.

2. Uji kombinasi dengan antikejang lain yang tidak memiliki efek samping pada

pernafasan untuk melihat perbedaan pada keracunan sianida sebagai terapi

suportif gejala kejang dengan antikejang yang memiliki efek samping pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

60

pernafasan dan juga perlu dilakukan pengamatan durasi gejala-gejala pada

penelitian kasus keracunan sianida untuk melihat antikejang yang diberikan

mengurangi durasi atau tidak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

61

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1987a, Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-Instruksional Sistem Pernafasan dan Sistem Kardiovaskular, diterjemahkan oleh Andy Santosa Augustinus, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anonim, 1987b, Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-Instruksional Sistem Perkemihan dan Sistem Pencernaan, diterjemahkan oleh Andy Santosa Augustinus, Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Anonim, 1995a, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Anonim, 1995b, Farmakope Indonesia IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2000, Gali Data : Sianida, http://www.minergynews.com/forum.shtml, diakses pada

Anonim, 2001, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, CV Sagung Seto, Jakarta

ATSDR (1997) Toxicological profile for cyanide. Atlanta, GA, US Department of Health and Human Services, Public Health Service, Agency for Toxic Substances and Disease Registry.

Donatus, I.A., 1997,Penanganan dan Pertolongan Pertama Keracunan Bahan Berbahaya, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Donatus, I.A., 2001, Toksikologi Dasar, Laboratotium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

62

Henry, J.A., H.M., Wiseman, 1997, Management of Poisoning : A handbook for health care workers, World Health Organization, Geneva

Kerns, W., Isom, G., Kirk, M. A., 2002, Goldfrank’s Toxicologic Emergencies Chapter 98, 7th edition, Mc Grow-Hill, USA

Lacy, C. F., 2006, Drug Information Handbook, 14th Edition, 452-453, Lexi-Comp inc, Ohio

Lüllmann, 2000, Color Atlas of Pharmacology, 2nd edition, revised and

expanded, Thieme, New York

Meredith, T.J., 1993, Antidots for Poisoning by Cyanide, http://www.inchem.org/, diakses pada 5 Februari 2007

Naughton, M., 1974, Acute cyanide poisoning, In http://www.inchem.org/documents/antidot/antidot/ant02.htm, antidots for Poisoning by Cyanide, Diakses tanggal 28 September 2007

Neal, M. J., 2006, At a glance Farmakologi Medis, edisi ke-lima, 54-55, penerbit Erlangga, Jakarta

Olson, K. R., 1994, Poisoning and Drug Overdose, 2nd edition, 145-147, Prentice-Hall International Inc., USA

Simeonova, F.P., 2004. Concise International Chemical Assessment Document 61, Hydrogen Cyanide and Cyanides: human health aspects. UNEP-ILO-WHO, Geneva.http://www.inchem.org, diakses tanggal 28 September 2007

Sudarmono, A.A., 2008, Efek Peningkatan Dosis Natrium Tiosulfat Sebagai Antidotum Untuk Keracunan Sianida Pada Mencit Jantan Galur Swiss, Laporan Penelitian, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

63

Takano, T., Miyzaki, Y., Nashimoto, I., & Kobayashi, K., 1980, Effect of hyperbaric oxygen on cyanide intoxication: in situ, changes in intracellular oxidation reduction, In http://www.inchem.org/documents/antidot/antidot/ant02.htm, antidots for Poisoning by Cyanide, Diakses tanggal 28 September 2007

Tanu, I., 1995, Farmakologi dan Terapi edisi 4, Fakultas Kedokteran-Universitas

Indonesia, Jakarta

Tintinalli, Judith. E., 1996, Emergency Medicine : A comprehensive study guide, 4th Ed., Mc Graw Hill, United States of America

Tornberg, J., Segerstråle, M., Kulesskaya, N.,1, Voikar, V., Taira, T., and Airaksinen, M., S., 2006, KCC2-Deficient Mice Show Reduced Sensitivity to Diazepam, but Normal Alcohol-Induced Motor Impairment, Gaboxadol-Induced Sedation, and Neurosteroid-Induced Hypnosis, University of Helsinki, Helsinki, Finland. http://www.Nature.Com/npp/journal/ V32/ n4/full/1301195a.html diakses tanggal 21 April 2008

Utama,H.W, 2006, Keracunan Sianida, http://klikharry.wordpress.com/about/, diakses pada 5 Februari 2007

Vick, J.A. & Froelich, H.L., 1985, Studies on cyanide poisoning, In http://www.inchem.org/documents/antidot/antidot/ant02.htm, antidots for Poisoning by Cyanide, Diakses tanggal 28 September 2007

Weger, N., 1968, [Aminophenols as antidots to prussic acid], Inhttp://www.inchem.org/documents/antidot/antidot/ant02.htm, antidots for Poisoning by Cyanide, Diakses tanggal 28 September 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

64

Lampiran 1. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida (dalam detik)

Sianida

mencit jantung

berdebar hilang kesadaran gagal nafas kejang mati I 0.00 96.00 166.00 178.00 211.00 II 0.00 114.00 141.00 133.00 190.00 III 0.00 60.00 86.00 93.00 120.00 IV 0.00 116.00 120.00 180.00 240.00 V 0.00 79.00 132.00 546.00 626.00 VI 0.00 0.00 300.00 420.00 540.00

rata-rata 0.00 77.50 157.50 258.33 321.17 SD 0.00 43.52 74.59 181.40 208.43 SE 0.00 17.77 30.45 74.06 85.09

Lampiran 2. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol aquades (dalam detik)

Aquades

mencit jantung berdebar hilang kesadaran gagal nafas kejang mati

I 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 II 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 III 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 IV 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 V 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 VI 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00

rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 SD 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 SE 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Lampiran 3. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol natrium tiosulfat 22.96 mg/kg + diazepam 2 mg/kg (dalam detik)

Na-tiosulfat 22.96 mg/kg + diazepam 2 mg/kg

mencit Jantung berdebar hilang kesadaran gagal nafas kejang mati

I 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 II 0.00 117.00 0.00 0.00 86400.00 III 0.00 463.00 0.00 0.00 86400.00 IV 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 V 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 VI 0.00 0.00 0.00 0.00 86400.00

rata-rata 0.00 96..67 0.00 0.00 86400.00 SD 0.00 185.46 0.00 0.00 0.00 SE 0.00 75.71 0.00 0.00 0.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

65

Lampiran 4. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida (dalam detik)

Sianida+ Na-tiosulfat 0,468 mg/kg + diazepam 2 mg/kg mencit jantung berdebar hilang kesadaran gagal nafas kejang mati

I 20.00 121.00 0.00 0.00 417.00 II 119.00 128.00 0.00 0.00 0.00 III 55.00 83.00 631.00 150.00 880.00 IV 0.00 63.00 0.00 125.00 568.00 V 78.00 191.00 651.00 0.00 968.00 VI 86.00 111.00 964.00 0.00 1402.00

rata-rata 59.67 77.50 374.33 45.83 15105.83 SD 44.05 43.52 426.73 29.16 34928.54 SE 17.98 75.71 174.21 181.39 14259.51

Lampiran 5. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida (dalam detik)

Sianida+Na -tiosulfat 3,279 mg/kg + diazepam 2 mg/kg

mencit jantung berdebar hilang kesadaran gagal nafas Kejang Mati

I 35.00 83.00 453.00 453.00 1360.00 II 0.00 44.00 253.00 61.00 563.00 III 108.00 95.00 1090.00 0.00 1981.00 IV 0.00 113.00 2114.00 169.00 2244.00 V 228.00 80.00 896.00 156.00 1408.00 VI 122.00 100.00 1048.00 0.00 724.00

rata-rata 982.17 89.17 1011.17 139.83 1379.17 SD 88.59 27.25 627.25 170.00 664.29 SE 36.17 11.12 256.07 69.40 271.19

Lampiran 6. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida (dalam detik)

Sianida+Na -tiosulfat 22,96 mg/kg + diazepam 2 mg/kg

mencit Jantung berdebar hilang kesadaran

Gagal nafas kejang Mati

I 40.00 114.00 0.00 0.00 86400.00 II 60.00 86.00 0.00 0.00 86400.00 III 21.00 72.00 0.00 132.00 86400.00 IV 31.00 76.00 0.00 117.00 400.00 V 36.00 70.00 764.00 92.00 1092.00 VI 0.00 62.00 203.00 0.00 433.00

rata-rata 31.33 80.00 161.33 56.83 43520.83 SD 20.03 18.41 306.31 63.55 46972.42 SE 8.17 7.51 125.05 25.94 19176.41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

66

Lampiran 7. Hasil pengamatan gejala efek toksik pada kelompok kontrol sianida (dalam detik)

Sianida+Na -tiosulfat 160,72 mg/kg + diazepam 2 mg/kg

mencit jantung berdebar hilang kesadaran gagal nafas kejang Mati

I 26.00 230.00 0.00 0.00 86400.00 II 28.00 0.00 0.00 0.00 86400.00 III 23.00 138.00 0.00 0.00 86400.00 IV 24.00 98.00 0.00 0.00 86400.00 V 40.00 156.00 0.00 0.00 86400.00 VI 18.00 73.00 0.00 121.00 86400.00

rata-rata 26.50 115.83 0.00 20.17 86400.00 SD 7.42 78.36 0.00 49.39 0.00 SE 3.03 31.99 0.00 20.17 0.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2388/2/048114139_Full.pdf · ANTIDOT DAN DIAZEPAM SEBAGAI TERAPI SUPORTIF KERACUNAN SIANIDA AKUT PADA MENCIT JANTAN GALUR

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul ”Dosis efektif

Kombinasi Natrium Diazepam Sebagai Antidot Dan

Diazepam Sebagai Terapi Suportif Keracunan Sianida

Akut Pada Mencit Jantan Galur Swiss” memiliki nama

lengkap Brian Handoko Suciadi, merupakan anak kedua

dari pasangan Bambang Handoko dan Any Yuliasih.

Awal pendidikannya ditempuh di TK Rimbani

Balapulang (1991-1992). Kemudian penulis menempuh

pendidikannya di SD Negeri 2 Balapulang (1992-1998);

SMP Pius Tegal (1998-2001). Masa SMA ditempuhnya di SMA De Britto

Yogyakarta (2001-2004). Setelah lulus dari pendidikan di tingkat SMA, penulis

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta (2004-2008).

Selama menjalani pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, penulis banyak mengikuti kegiatan non akademis,

diantaranya : UKF Sepakbola, UKF Basket, koordinator Sie Perlengkapan Titrasi,

Sie P3K Titrasi, Sie keamaan PP, Sie Perlengkapan Pelepasan Wisuda, dan

berbagai kegiatan lainnya yang masih dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mendapatkan juara II dalam lomba sepakbola

PEC Cup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI