keputusan direktur jenderal bea dan cukai...

35
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang Impor, perlu adanya suatu petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor; b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Petunjuk Umum Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3984); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612); 3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3613); 4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 527/KMK.04/2002 dan 819/MPP/Kep/12/2002 tentang Tertib Administrasi Importir; 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor yang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/ 2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang Impor; 6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.04/2002 tentang Registrasi Importir; 7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.04/2002 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/1993 tentang Penunjukan Bank sebagai Bank Persepsi dalam Rangka Pengelolaan Setoran Penerimaan Negara; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR.

Upload: trinhmien

Post on 05-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAINOMOR KEP - 07/BC/2003

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang :

a. bahwa sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002yangtelah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002 tentang Perubahan atasKeputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang Impor,perlu adanya suatu petunjuk pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a, dipandang perlu untuk menetapkan KeputusanDirektur Jenderal tentang Petunjuk Umum Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Impor;

Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262),sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3984);

2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612);

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3613);

4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 527/KMK.04/2002dan 819/MPP/Kep/12/2002 tentang Tertib Administrasi Importir;

5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Imporyang telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 548/KMK.04/2002 tentang Perubahan atasKeputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/ 2002 tentang Tatalaksana Kepabeanan di bidang Impor;

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.04/2002 tentang Registrasi Importir;7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 547/KMK.04/2002 tentang Perubahan Keempat atas Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 5/KMK.01/1993 tentang Penunjukan Bank sebagai Bank Persepsi dalam Rangka PengelolaanSetoran Penerimaan Negara;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANAKEPABEANAN DI BIDANG IMPOR.

Page 2: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:

1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.2. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.4. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban

pabean.5. Pejabat adalah Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas

tertentu berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995.6. Importir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mengimpor.7. Pengangkut adalah orang, kuasanya, atau yang bertanggung jawab atas pengoperasian sarana pengangkut

yang nyata-nyata mengangkut barang atau orang.8. Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pengurusan

pemenuhan Kewajiban Pabean untuk dan atas nama pemilik barang.9. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) adalah Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran barang yang diimpor

untuk dipakai atau diimpor sementara (BC 2.0).10. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (PIBT) adalah Pemberitahuan Pabean untuk pengeluaran barang

tertentu yang diimpor untuk dipakai atau diimpor sementara yaitu barang pindahan, barang impor sementarayang dibawa penumpang, barang impor melalui jasa titipan, barang penumpang yang datang tidak bersamapenumpang dan barang impor tertentu lainnya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal (BC 2.1).

11. Bukti Pembayaran adalah surat yang menunjukkan bahwa pembayaran atas suatu pungutan negara telahdilakukan, yaitu Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (SSPCP) atau Bukti PembayaranPabean, Cukai dan Dalam Rangka Impor (BPPCP).

12. Customs Respons (Cusres) adalah Dokumen UN/EDIFACT yang dikirim oleh Direktorat Jenderal sebagai responterhadap dokumen yang telah diterima sebelumnyaDokumen pelengkap pabean adalah semua dokumen yangdigunakan sebagai pelengkap Pemberitahuan Pabean, misalnya Invoice, Packing List, Bill of Lading/Airway Billdan dokumen lainnya yang dipersyaratkan.

13. Nomor Pendaftaran adalah nomor yang diberikan oleh Kantor Pabean sebagai pengesahan PIB sebagaiDokumen Pabean.

14. Penyerahan pemberitahuan secara elektronik adalah penyerahan data Pemberitahuan Pabean denganmempergunakan media disket, hubungan langsung antar komputer, atau melalui sistem Pertukaran DataElektronik.

15. Media Elektronik adalah disket atau hubungan langsung antar komputer.16. PIB Disket adalah PIB yang dilampiri disket yang di dalamnya berisi data PIB.17. Pertukaran Data Elektronik (PDE) adalah alir informasi bisnis antar organisasi secara otomatis, tanpa campur

tangan manusia. Informasi ini terintegrasi danmengalir ke dalam dan keluar suatu organisasi sistem bisnismanajemen.

18. Secara Manual adalah proses pelayanan kepabeanan yang dilaksanakan tanpa menggunakan saranakomputer.

19. Jalur Prioritas adalah fasilitas dalam mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor yang diberikankepada importir yang mempunyai reputasi sangat baik dan memenuhi persyaratan/ kriteria yang ditentukanuntuk mendapatkan pelayanan khusus, sehingga penyelesaian importasinya dapat

20. dilakukan dengan lebih sederhana dan cepat.

Page 3: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

21. Jalur Hijau adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor yang diberikan kepada Importir yangmempunyai reputasi baik dan memenuhi persyaratan/ kriteria yang ditentukan, sehingga terhadapimportasinya hanya dilakukan penelitian dokumen.

22. Jalur Merah adalah mekanisme pelayanan kepabeanan di bidang impor terhadap suatu importasi yangdilakukan melalui penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang.

23. Uraian barang adalah uraian yang meliputi jenis, merk, tipe, ukuran dan atau spesifikasi teknis lainnya yangmempengaruhi nilai pabean dan atau klasifikasi.

24. Hi-Co Scan X-Ray Container Inspection System (selanjutnya disebut Hi-Co Scan) adalah sistem pemeriksaanfisik barang impor dalam peti kemas dengan menggunakan alat Hi-Co Scan X-Ray System.

25. Nota Pemberitahuan adalah nota yang dibuat oleh Pejabat tentang adanya pelanggaran ketentuan larangan/pembatasan impor.

26. Saat kedatangan sarana pengangkut adalah :

a. untuk sarana pengangkut melalui laut pada saat sarana pengangkut tersebut lego jangkar di perairanpelabuhan.

b. untuk sarana pengangkut melalui udara pada saat sarana pengangkut tersebut mendarat di landasanbandar udara.

c. untuk sarana pengangkut melalui darat pada saat sarana pengangkut tersebut tiba di Kantor Pabeantempat pemasukan.

27. Pemeriksaan Mendadak Kepabeanan di Bidang Impor (yang selanjutnya disebut pemeriksaan mendadak)adalah pemeriksaan secara acak terhadap barang-barang impor pada saat akan keluar dari Kawasan Pabeanyang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan.

28. Trucklossing adalah salah satu cara pengeluaran barang impor dari kawasan pabean dengan pembongkaransecara langsung dari kapal ke atas alat angkut darat.

29. Nota Hasil Intelijen (NHI) adalah adalah informasi yang bersumber dari kegiatan intelijen yangmengindikasikan adanya pelanggaran kepabeanan dan atau cukai;

BAB IIKEDATANGAN SARANA PENGANGKUT, PEMBONGKARAN DAN

PENIMBUNAN BARANG IMPOR

Bagian PertamaKedatangan Sarana Pengangkut

Pasal 2

Pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan mengenai Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut atauJadwal Kedatangan Sarana Pengangkut kepada Pejabat di Kantor Pabean tujuan sebelum kedatangansarana pengangkut.

Pasal 3

Pejabat dapat melakukan pemeriksaan atas sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabean.

Pasal 4

Page 4: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(1) Pengangkut wajib menyerahkan Pemberitahuan Pabean berupa Manifest (BC.1.1) mengenai barang impor

yang diangkutnya kepada Pejabat di Kantor Pabean tujuan.

(2) Selain Manifest sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pengangkut wajib menyerahkan pemberitahuan

kepada Pejabat di Kantor Pabean berupa:

a. daftar penumpang dan atau awak sarana pengangkut,

b. daftar bekal kapal,

c. stowage plan,

d. daftar senjata api, dan

e. daftar obat-obatan termasuk narkotika yang digunakan untuk kepentingan pengobatan.

(3) Untuk sarana pengangkut yang datang dari luar Daerah Pabean melalui darat, Pengangkut wajib

menyerahkan Pemberitahuan berupa Daftar Barang Impor yang diangkutnya, kepada Pejabat di Kantor

Pabean.

(4) Pengangkut wajib membuat manifest secara terpisah untuk barang impor yang akan diangkut terus dan

atau diangkut lanjut tujuan Daerah Pabean Indonesia lainnya dan atau luar Daerah Pabean dan

menyerahkannya bersama-sama dengan manifest sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(5) Dalam hal sarana pengangkut tidak mengangkut barang impor, Pengangkut wajib menyerahkan Manifest

nihil.

(6) Untuk sarana pengangkut yang diimpor untuk dipakai, Pengangkut wajib mencantumkan sarana

pengangkut tersebut dalam Manifest sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Pasal 5

Pengangkut dapat mengajukan perbaikan Manifest sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sepanjangmengenai:

a. nomor, merk, ukuran dan jenis kemasan dan atau petikemas;b. jumlah kemasan dan atau petikemas serta jumlah barang curah;c. barang impor yang dikirim secara konsolidasi dengan cara merinci lebih lanjut pos manifest yang

bersangkutan; dan ataud. nama consignee dan atau notify party apabila terdapat kesalahan penulisan dalam manifest, yang dapat

dibuktikan dengan dokumen pendukung berupa : Bill of Lading (B/L) /Airway Bill (AWB), invoice, packing list,certificate of insurance, dan lain sebagainya.

Page 5: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

Pasal 6

Tatalaksana Penyerahan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut dan Pemberitahuan Pabean berupaManifest dilaksanakan sesuai Keputusan Direktur Jenderal tentang Tatalaksana Penyerahan danPenatausahaan Pemberitahuan Pabean berupa Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut, KedatanganBarang Impor dan Keberangkatan Barang Ekspor.

Bagian KeduaPembongkaran dan Penimbunan Barang Impor

Pasal 7

(1) Pemberitahuan mengenai Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut atau Jadwal Kedatangan Sarana

Pengangkut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang telah diterima oleh Pejabat di Kantor Pabean

merupakan persetujuan pembongkaran barang impor.

(2) Kepala Kantor Pabean atau pejabat yang ditunjuknya dapat menangguhkan atau membatalkan

persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam hal terdapat larangan pemasukan barang

impor dari instansi teknis.

Pasal 8

(1) Pembongkaran barang impor dilaksanakan di :

a. Kawasan Pabean; atau

b. Tempat lain setelah mendapat ijin dari Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat tersebut.

(2) Paling lama 24 (dua puluh empat) jam setelah selesai pembongkaran barang impor sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1), Pengangkut wajib menyampaikan daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah

barang curah yang telah dibongkar kepada Pejabat di Kantor Pabean.

(3) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara manual atau melalui

media elektronik.

(4) Pejabat dapat melakukan pengawasan atas pembongkaran barang impor sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1).

Pasal 9

Page 6: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(1) Pengangkut yang tidak dapat mempertanggungjawabkan terjadinya kekurangan bongkar atas jumlah

kemasan atau peti kemas atau barang curah yang diberitahukan, diwajibkan untuk melunasi Bea Masuk,

Cukai dan PDRI yang seharusnya dibayar berikut sanksi administrasi berupa denda.

(2) Pengangkut yang membongkar kemasan atau peti kemas atau barang curah lebih banyak dari yang

diberitahukan, dikenakan sanksi administrasi berupa denda.

Pasal 10

1) Penimbunan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya dapat dilaksanakan di :

a. Tempat Penimbunan Sementara (TPS); atau

b. Gudang atau lapangan penimbunan milik importir setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor

Pabean yang mengawasi tempat tersebut.

2) Paling lama 12 (dua belas) jam setelah selesai penimbunan, Pengusaha tempat sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf a wajib menyampaikan daftar kemasan atau peti kemas atau jumlah barang curah

yang telah ditimbun kepada Pejabat di Kantor Pabean yang mengawasi tempat tersebut.

3) Penyerahan pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara manual atau melalui

media elektronik.

Pasal 11

Pengusaha Tempat Penimbunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) yang tidak dapatmempertanggungjawabkan barang yang seharusnya berada di tempat penimbunannya wajib melunasi BeaMasuk, Cukai, dan PDRI yang seharusnya dibayar berikut sanksi administrasi berupa denda sebagaimanadiatur dalam pasal 43 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.

Pasal 12

Tatakerja pengawasan pembongkaran barang impor di Kawasan Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal8 ayat (1) huruf a dan penimbunan barang impor di TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)huruf a adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal ini.

BAB IIIPENGELUARAN BARANG IMPOR

Bagian Pertama

Page 7: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

Pengeluaran Barang Impor dari Kawasan Pabean

Pasal 13

Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dilakukan dengan tujuan:

a. diimpor untuk dipakai;b. diimpor sementara;c. ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat;d. diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara di Kawasan Pabean lainnya;e. diangkut terus;f. diangkut lanjut; ataug. diekspor kembali.

Bagian KeduaPengeluaran Barang Impor untuk Dipakai

Paragraf 1Dokumen Pemberitahuan

Pasal 14

(1) Pengeluaran barang impor dengan tujuan untuk dipakai dari Kawasan Pabean dilakukan dengan

menggunakan Pemberitahuan Pabean berupa:

a. Pemberitahuan Impor Barang (PIB);

b. Pemberitahuan Impor Barang Tertentu (PIBT);

c. Customs Declaration (BC 2.2) untuk barang penumpang dan awak sarana pengangkut;

d. Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) untuk barang impor melalui PT (Persero) Pos Indonesia;

atau

e. Pemberitahuan Lintas Batas untuk barang impor pelintas batas.

(2) Terhadap barang impor yang akan dikeluarkan dari Kawasan Pabean dengan tujuan diimpor untuk

dipakai, Importir/PPJK menyiapkan PIB berdasarkan dokumen pelengkap pabean dan menghitung sendiri

Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang harus dibayar.

(3) Terhadap barang impor tertentu yang akan dikeluarkan dari Kawasan Pabean dengan tujuan diimpor

untuk dipakai, Importir/PPJK mengajukan PIBT kepada Pejabat di Kantor Pabean.

Page 8: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(4) Tatakerja pengeluaran barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, d dan e dari Kawasan

Pabean dengan tujuan diimpor untuk dipakai, ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal tersendiri.

Pasal 15

(1) Pengajuan PIB ke Kantor Pabean dapat dilakukan untuk setiap pengimporan atau secara berkala dalam

periode tertentu.

(2) Pengajuan PIB dapat dilakukan secara manual atau melalui media elektronik.

(3) Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pengiriman data PIB dilakukan

melalui komputer yang on-line dengan sistem PDE Kepabeanan.

(4) PIB dan bukti pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI diserahkan kepada Pejabat di Kantor Pabean

tempat pengeluaran barang.

(5) Pengajuan PIB sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan sebelum barang impor yang

bersangkutan tiba di pelabuhan tujuan.

(6) Apabila pada saat pengeluaran barang impor dari kawasan pabean dengan PIB terdapat selisih kurang

dari jumlah yang diberitahukan (eksep), penyelesaian barang eksep tersebut dilakukan dengan

menggunakan PIB semula.

Paragraf 2Pembayaran Bea Masuk

Pasal 16

(1) Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI dapat dilakukan di Bank Devisa Persepsi atau Kantor Pabean,

dengan cara:

a. pembayaran biasa; atau

b. pembayaran berkala.

Page 9: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(2) Untuk Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pembayaran Bea Masuk, Cukai,

dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi yang on-line dengan sistem PDE Kepabeanan yang sekota/

sewilayah kerja dengan Kantor Pabean yang bersangkutan.

(3) Untuk Kantor Pabean yang belum menerapkan sistem PDE Kepabeanan, pembayaran Bea Masuk, Cukai,

dan PDRI dilakukan di Bank Devisa Persepsi yang sekota/sewilayah kerja dengan Kantor Pabean yang

bersangkutan.

(4) Pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI di Kantor Pabean hanya dapat dilakukan apabila di tempat

tersebut tidak ada Bank Devisa Persepsi.

(5) Terhadap pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang dilakukan oleh importir, maka:

a. Bank Devisa Persepsi memberikan bukti pembayaran dengan memberikan nomor serta tanggal

pembayaran pada bukti pembayaran dimaksud dan mengirimkan credit advice melalui sistem PDE

Kepabeanan ke Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2); atau

b. Bank Devisa Persepsi atau Kantor Pabean memberikan bukti pembayaran dan memberikan nomor serta

tanggal pembayaran pada bukti pembayaran dimaksud.

(6) Pembayaran Berkala adalah cara pembayaran Bea Masuk, Cukai, dan PDRI yang dilakukan secara periodik

dan hanya diberikan kepada Importir yang mendapatkan fasilitas Jalur Prioritas.

Paragraf 3Penetapan Jalur

Pasal 17

(1) Berdasarkan kriteria yang ditentukan, Pejabat menetapkan jalur pengeluaran barang impor yang terdiri

dari Jalur Merah, Jalur Hijau dan Jalur Prioritas.

(2) Kriteria penetapan jalur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah:

a. Jalur Merah

Page 10: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

1. Importir baru;

2. Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi;

3. Barang impor sementara;

4. Barang Operasional Perminyakan (BOP) golongan II;

5. Barang re-impor;

6. Terkena pemeriksaan acak;

7. Barang impor tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah;

8. Barang impor yang termasuk dalam komoditi berisiko tinggi dan/ atau berasal dari negara yang berisiko

tinggi.

b. Jalur Hijau

Importir dan importasi yang tidak termasuk dalam kriteria sebagaimana dimaksud dalam butir a.

c. Jalur Prioritas

Importir yang ditetapkan sebagai Importir Jalur Prioritas.

(3) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menentukan bentuk pemeriksaan pabean, yaitu:

a. Jalur Merah dilakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang;

b. Jalur Hijau hanya dilakukan penelitian dokumen;

c. Jalur Prioritas tidak dilakukan Pemeriksaan Pabean sebagaimana yang dilakukan terhadap jalur merah

atau hijau.

Paragraf 4Pemeriksaan Pabean

Pasal 18

(1) Barang impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) hanya dapat dikeluarkan dari Kawasan

Pabean atau dari tempat lain yang berada di bawah pengawasan Kantor Pabean setelah dilakukan

pemeriksaan pabean dan diberikan persetujuan pengeluaran barang oleh Pejabat.

Page 11: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(2) Pemeriksaan pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi penelitian dokumen dan

pemeriksaan fisik barang.

(3) Pemeriksaan fisik barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan secara selektif.

(4) Terhadap barang yang diimpor oleh Importir yang termasuk dalam kategori risiko tinggi dilakukan

pemeriksaan pabean secara mendalam untuk mengetahui kebenaran fisik barang, klasifikasi, dan nilai

pabean serta persyaratan importasi dari instansi teknis.

(5) Barang impor berupa Barang Kena Cukai yang wajib dilekati Tanda Pelunasan atau Pengawasan Cukai,

hanya dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean atau tempat lain yang berada di bawah pengawasan

pabean setelah kewajiban pelekatan tersebut dipenuhi.

(6) Petunjuk teknis pemeriksaan fisik barang impor diatur lebih lanjut dengan Surat Edaran Direktur Jenderal

tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan Fisik Barang Impor.

Pasal 19

(1) Untuk pengamanan hak keuangan negara dan menjamin dipenuhinya ketentuan impor yang berlaku,

Pejabat melakukan penelitian terhadap:

a. PIB untuk mengetahui kebenaran klasifikasi barang dan Nilai Pabean yang diberitahukan;

b. PIBT untuk menetapkan klasifikasi barang dan Nilai Pabean.

(2) Penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a diselesaikan dalam jangka waktu paling lama

30 (tiga puluh) hari sejak tanggal pendaftaran PIB.

(3) Pejabat dapat melakukan verifikasi terhadap PIB atau PIBT sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang

telah diberikan persetujuan pengeluaran barang.

(4) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) merupakan salah satu kriteria untuk pelaksanaan

audit di bidang kepabeanan.

Paragraf 5Tatakerja Penyelesaian Barang Impor

Pasal 20

Page 12: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(1) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB secara elektronik melalui jaringan PDE Kepabeanan

adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal ini.

(2) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB secara elektronik melalui media disket adalah

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal ini.

(3) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB secara manual adalah sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal ini.

(4) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan menggunakan PIBT adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal ini, kecuali yang pengeluarannya dilakukan

melalui Perusahaan Jasa Titipan diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal tersendiri.

(5) Tatakerja penyelesaian barang impor dengan PIB eksep adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran

VI Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KetigaPengeluaran Barang Impor Sementara

Pasal 21

(1) Pengeluaran barang impor sementara dari Kawasan Pabean dilakukan dengan menggunakan PIB dan

dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan atau jaminan.

(2) Pengeluaran barang impor sementara yang dibawa oleh penumpang, dilakukan dengan menggunakan

PIBT dan dokumen pelengkap pabean serta bukti pembayaran dan atau jaminan.

(3) Pemberitahuan Pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) diserahkan oleh importir

kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pengeluaran barang.

(4) Besarnya jaminan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) adalah :

a. jumlah Bea Masuk, Cukai dan PDRI ditambah jaminan sanksi administrasi berupa denda sebesar Bea

Masuk, dalam hal barang impor sementara mendapat fasilitas pembebasan Bea Masuk, Cukai dan PDRI.

Page 13: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

b. selisih antara Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang harus dibayar dengan Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang

telah dibayar ditambah jaminan sanksi administrasi berupa denda sebesar Bea Masuk, dalam hal

mendapat fasilitas keringanan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI.

(5) Terhadap barang impor sementara dilakukan pemeriksaan fisik barang.

(6) Dalam hal hasil pemeriksaan fisik barang kedapatan jumlah dan atau jenis barang tidak sesuai dengan

pemberitahuan dalam PIB atau PIBT, Importir wajib mengajukan permohonan perbaikan persetujuan

impor sementara dan penyesuaian jaminan dan atau jumlah Bea Masuk, Cukai dan PDRI yang harus

dibayar.

Pasal 22

Barang impor sementara yang akan dipindahkan dari lokasi pengawasan Kantor Pabean ke lokasipengawasan Kantor Pabean lainnya, wajib mendapat ijin dari:

a. Direktur Jenderal dalam hal Kantor Pabean tujuan berada di Kantor Wilayah lain;b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal Kantor Pabean tujuan berada di Kantor Wilayah yang sama.

Pasal 23

(1) Importir wajib mengekspor kembali barang impor sementara, paling lama pada tanggal berakhirnya ijin

impor sementara, dengan menyerahkan Pemberitahuan Ekspor Barang (BC 3.0) kepada Pejabat di Kantor

Pabean.

(2) Terhadap barang impor sementara yang diekspor kembali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan pemeriksaan fisik.

Bagian KeempatPengeluaran Barang Impor Untuk Ditimbun Di

Tempat Penimbunan Berikat

Pasal 24

(1) Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dengan tujuan untuk ditimbun di Tempat Penimbunan

Berikat dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean yang diajukan kepada Pejabat di Kantor

Pabean yang mengawasi Tempat Penimbunan Berikat.

Page 14: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(2) Persetujuan pengeluaran barang diberikan oleh Pejabat di Kantor Pabean Tempat Pembongkaran/

Penimbunan barang apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang

tercantum dalam Pemberitahuan Pabean dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan kedapatan

sesuai.

(3) Tatakerja pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean melalui Perusahaan Jasa Titipan untuk tujuan

Tempat Penimbunan Berikat diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal tersendiri.

(4) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk ditimbun di Tempat Penimbunan Berikat adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran VII huruf A Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KelimaPengeluaran Barang Impor Untuk Diangkut Ke

Tempat Penimbunan Sementara Di Kawasan Pabean Lainnya

Pasal 25

(1) Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dengan tujuan untuk diangkut ke TPS di Kawasan Pabean

lainnya dilakukan dengan menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC 1.2.).

(2) Importir menyerahkan BC 1.2 dan jaminan Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat di Kantor Pabean

yang mengawasi Kawasan Pabean tempat pembongkaran barang.

(3) Persetujuan pengeluaran dan atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2) apabila jumlah, jenis, nomor, merk serta ukuran kemasan atau peti kemas yang tercantum

dalam BC 1.2 kedapatan sesuai dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.

(4) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diangkut ke TPS di Kawasan Pabean lainnya adalah

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII huruf B Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KeenamPengeluaran Barang Impor Untuk Diangkut Lanjut

Pasal 26

(1) Pengeluaran barang impor dari Kawasan Pabean dengan tujuan untuk diangkut lanjut dilakukan dengan

menggunakan Pemberitahuan Pabean (BC 1.2) yang diajukan oleh Pengangkut kepada Pejabat di Kantor

Pabean yang mengawasi Kawasan Pabean tempat pembongkaran barang.

Page 15: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(2) Persetujuan pengeluaran dan atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang

tercantum dalam BC 1.2 kedapatan sesuai dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan.

(3) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diangkut lanjut adalah sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran VII huruf C Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KetujuhPengeluaran Barang Impor Untuk Diekspor Kembali

Pasal 27

(1) Terhadap barang impor yang masih berada di dalam Kawasan Pabean dapat diekspor kembali apabila:

a. tidak sesuai pesanan;

b. tidak boleh diimpor karena adanya perubahan peraturan;

c. salah kirim;

d. rusak; atau

e. tidak dapat memenuhi persyaratan impor dari instansi teknis.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku apabila untuk barang tersebut telah

diajukan PIB dan telah dilakukan pemeriksaan fisik barang dengan hasil kedapatan jumlah dan atau jenis

barang tidak sesuai.

(3) Importir mengajukan permohonan reekspor kepada Kepala Kantor Pabean dengan menyebutkan alasan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4) Berdasarkan persetujuan Kepala Kantor Pabean, Importir atau Pengangkut mengisi dan menyerahkan

Pemberitahuan Ekspor Barang (BC 3.0) kepada Pejabat di Kantor Pabean tempat pemuatan.

(5) Persetujuan pengeluaran dan atau pemuatan barang diberikan oleh Pejabat sebagaimana dimaksud

dalam ayat (4) apabila jumlah, jenis, nomor, merek serta ukuran kemasan atau peti kemas yang

tercantum dalam BC 3.0 dengan kemasan atau peti kemas yang bersangkutan kedapatan sesuai.

Page 16: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(6) Tatakerja pengeluaran barang impor untuk diekspor kembali adalah sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran VII huruf D Keputusan Direktur Jenderal ini.

BAB IVPENEGAHAN, PEMERIKSAAN MENDADAK (SPOT CHECK),

NOTA HASIL INTELIJEN DAN PEMERIKSAAN MELALUIHI-CO SCAN

Bagian PertamaPenegahan Barang Impor

Pasal 28

(1) Pejabat wajib melakukan penegahan terhadap :

a. barang impor yang berada di Kawasan Pabean yang akan dikeluarkan ke peredaran bebas tanpa

memenuhi Kewajiban Pabean;

b. barang impor yang dikeluarkan dari Kawasan Pabean yang berdasarkan petunjuk yang cukup belum

memenuhi sebagian atau seluruh Kewajiban Pabeannya;

c. barang impor yang telah mendapatkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) yang terkena NHI;

d. barang impor yang berdasarkan hasil pemeriksaan mendadak kedapatan tidak sesuai.

(2) Penegahan tidak dapat dilakukan terhadap :

a. paket atau barang yang disegel oleh penegak hukum lain atau dinas pos;

b. barang yang diduga merupakan hasil pelanggaran hak atas kekayaan intelektual yang tidak dimaksudkan

untuk tujuan komersial berupa :

1. barang bawaan penumpang;

2. barang awak sarana pengangkut;

3. barang pelintas batas;

4. barang kiriman melalui pos atau jasa titipan.

(3) Pemeriksaan fisik barang impor yang ditegah dilaksanakan oleh Pejabat yang melakukan pengawasan.

Page 17: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(4) Tatakerja penegahan barang impor adalah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal

tentang Penegahan Barang Impor.

Bagian KeduaPemeriksaan Mendadak

Pasal 29

(1) Terhadap barang impor yang telah mendapat SPPB, dapat dilakukan pemeriksaan mendadak pada saat

pengeluaran barang tersebut.

(2) Terhadap barang impor dengan tujuan diangkut terus, diangkut lanjut, ditimbun di tempat penimbunan

berikat dan diangkut ke tempat penimbunan sementara di Kawasan Pabean lainnya, dapat dilakukan

pemeriksaan mendadak pada saat pengeluaran barang tersebut.

(3) Pemeriksaan mendadak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) dilakukan secara insidental

oleh petugas yang melakukan pemeriksaan mendadak.

(4) Dalam hal berdasarkan hasil Pemeriksaan Mendadak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) perlu

pemeriksaan lanjutan, pemeriksaan fisik barang impor dilakukan oleh Pejabat yang melakukan

pengawasan.

(5) Tatakerja Pemeriksaan Mendadak adalah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Bersama Direktur

Jenderal dan Inspektur Jenderal Departemen Keuangan tentang Pemeriksaan Mendadak.

Bagian KetigaNota Hasil Intelijen

Pasal 30

(1) Pejabat dapat menerbitkan NHI terhadap barang impor yang berdasarkan hasil analisa intelijen atau

informasi lainnya terdapat kecurigaan atas suatu importasi.

(2) Barang impor yang dikenai NHI sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diproses dengan cara sebagai

berikut:

a. Terhadap PIB Jalur Hijau dilakukan pemeriksaan fisik oleh Pejabat yang melakukan pengawasan; atau

Page 18: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

b. Terhadap PIB Jalur merah pemeriksaan fisik dilakukan oleh Pejabat Pemeriksa Barang bersama dengan

Pejabat yang melakukan pengawasan.

(3) Pemeriksaan fisik terhadap barang impor yang terkena NHI dan telah diterbitkan SPPB, dapat dilakukan

di Kawasan Pabean atau tempat lain setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.

(4) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3):

a. dalam hal terdapat unsur tindak pidana, proses penyelesaiannya dilakukan oleh Pejabat yang melakukan

pengawasan;

b. dalam hal tidak terdapat unsur tindak pidana, proses penyelesaiannya dilakukan sesuai ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.

(5) Tatakerja penerbitan, pendistribusian dan penyelesaian Nota Hasil Intelijen adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal tentang Nota Hasil Intelijen.

Bagian KeempatPemeriksaan Melalui Hi-Co Scan

Pasal 31

(1) Untuk Kantor Pabean yang mengoperasikan Hi-Co Scan, pemeriksaan fisik barang dapat dilakukan melalui

Hi-Co Scan.

(2) Pemeriksaan melalui Hi-Co Scan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan terhadap :

a. barang impor dengan PIB Jalur Hijau yang ditetapkan secara acak oleh komputer;

b. barang impor eksep; atau

c. barang impor lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pabean.

(3) Dikecualikan dari pemeriksaan melalui Hi-Co Scan :

Page 19: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

a. barang impor peka cahaya (photo sensitive);

b. barang impor yang mengandung zat radioaktif;

c. barang impor eks Less Container Load (LCL)/Container Freight Station (CFS);

d. barang impor sementara dan re-impor.

BAB VKEMUDAHAN-KEMUDAHAN

Bagian PertamaJalur Prioritas

Pasal 32

(1) Jalur Prioritas diberikan kepada importir yang memenuhi persyaratan tertentu.

(2) Untuk mendapatkan Jalur Prioritas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Importir mengajukan

permohonan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor Wilayah.

(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yaitu :

a. bidang usaha (nature of business) yang jelas;

b. tidak pernah menyalahgunakan fasilitas di bidang kepabeanan selama satu tahun terakhir;

c. tidak pernah memberitahukan jumlah dan jenis barang serta nilai pabean yang berbeda dengan yang

diimpor selama satu tahun terakhir;

d. telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut tidak pernah

mendapatkan opini disclaimer atau adverse; dan

e. tidak mempunyai tunggakan utang berupa kekurangan pembayaran Bea Masuk kepada Direktorat

Jenderal.

(4) Tatakerja untuk mendapatkan fasilitas Jalur Prioritas adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran

VIII huruf A butir 1 Keputusan Direktur Jenderal ini.

Pasal 33

Page 20: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(1) Terhadap barang impor dengan PIB Jalur Prioritas tidak dilakukan pemeriksaan fisik barang kecuali

terhadap barang impor sementara, re-impor dan barang yang ditetapkan pemerintah.

(2) Pemeriksaan fisik barang terhadap importasi dengan PIB Jalur Prioritas dapat dilakukan di lokasi importir.

(3) Pengeluaran barang impor dengan PIB Jalur Prioritas dapat dilakukan dengan Trucklossing.

Pasal 34

(1) Importir Jalur Prioritas wajib memenuhi perijinan yang diwajibkan oleh instansi teknis sebelum mengirim

data atau mengajukan PIB.

(2) Importir Jalur Prioritas wajib menandatangani Surat Pernyataan.

(3) Isi dan bentuk Surat Pernyataan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah sebagaimana ditetapkan

dalam Lampiran VIII huruf A butir 2 Keputusan Direktur Jenderal ini.

Pasal 35

(1) Importir Jalur Prioritas yang mengimpor bahan baku, bahan penolong dan atau barang modal dapat

diberikan kemudahan pembayaran berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (6).

(2) Untuk mendapatkan kemudahan pembayaran berkala sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Importir

wajib menyerahkan jaminan.

(3) Bea Masuk, Cukai dan PDRI wajib dilunasi paling lama pada setiap akhir bulan setelah bulan pendaftaran

PIB, dengan ketentuan :

a. dalam hal akhir bulan tersebut jatuh pada hari Minggu atau hari libur resmi, pembayaran dilakukan pada

hari kerja sebelumnya;

b. dalam hal akhir bulan tersebut jatuh pada akhir tahun anggaran, pembayaran dilakukan pada tanggal 20,

dan apabila tanggal tersebut jatuh pada hari minggu atau hari libur nasional maka pembayaran dilakukan

pada hari kerja sebelum tanggal tersebut.

Pasal 36

Page 21: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(1) Untuk memastikan dipatuhinya peraturan perundang-undangan yang berlaku, terhadap importir Jalur

Prioritas dilakukan audit kepabeanan.

(2) Audit Kepabeanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara periodik.

Pasal 37

(1) Importir Jalur Prioritas yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran berkala sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 35, selain wajib melunasi kewajibannya dikenakan juga:

a. sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6) Undang-undang Nomor

10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; dan

b. pencabutan fasilitas pembayaran berkala untuk dan atas nama Importir yang bersangkutan selama 6

(enam) bulan terhitung sejak tanggal jatuh tempo.

(2) Importir Jalur Prioritas selain dikenakan sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku,

dikenakan juga sanksi berupa:

a. pencabutan pelayanan Jalur Prioritas selama 1 (satu) tahun dalam hal melanggar salah satu ketentuan

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3);

b. pencabutan pelayanan Jalur Prioritas secara tetap dalam hal kedapatan melakukan tindak pidana di

bidang Kepabeanan dan atau Cukai.

Bagian KeduaPemberitahuan Pendahuluan (Prenotification)

Pasal 38

(1) Importir yang mendapat fasilitas Jalur Prioritas dapat mengajukan PIB sebelum kedatangan sarana

pengangkut.

Page 22: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(2) Importir lain dari yang dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat mengajukan PIB sebelum kedatangan

sarana pengangkut setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean.

(3) Untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Importir mengajukan

permohonan dengan melampirkan copy atau faks AWB dan atau House AWB (HAWB), B/L dan atau House

B/L (HB/L) dari barang impor yang bersangkutan yang telah ditandasahkan oleh Pengangkut.

(4) Pelayanan PIB sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2) dilaksanakan menurut ketentuan

penyelesaian barang impor dengan tujuan untuk dipakai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20

Keputusan Direktur Jenderal ini.

(5) Tatakerja pemberitahuan pendahuluan adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf B

Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KetigaPelayanan Segera

Pasal 39

(1) Untuk mendapatkan pelayanan segera, Importir menyerahkan Dokumen Pelengkap Pabean disertai

jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI kepada Pejabat di Kantor Pabean.

(2) Pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diberikan terhadap importasi :

a. organ tubuh manusia antara lain ginjal, kornea mata, atau darah;

b. jenazah dan abu jenazah;

c. barang yang dapat merusak lingkungan antara lain bahan yang mengandung radiasi;

d. binatang hidup;

e. tumbuhan hidup;

f. surat kabar, majalah yang peka waktu;

g. barang berupa dokumen yang diurus oleh perusahaan jasa titipan;

h. barang lainnya yang mendapat ijin dari Direktur Jenderal yang karena sifatnya memerlukan pelayanan

segera.

Page 23: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(3) Untuk menyelesaikan importasi dengan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

Importir wajib menyerahkan PIB definitif sesuai tatakerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dengan

mendapatkan penetapan Jalur Hijau tanpa diterbitkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB),

dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengeluaran barang impor.

(4) Pelayanan segera terhadap barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c, d, atau e hanya

dapat diberikan apabila telah mendapatkan ijin dariinstansi teknis.

(5) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak dipenuhi:

a. jaminan dicairkan;

b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6)Undang-

undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; dan

c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk dan atas nama Importir yang

bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah 6 (enam) bulan sejak importir menyelesaikan

kewajibannya.

(6) Tatakerja pengeluaran barang impor dengan pelayanan segera adalah sebagaimana ditetapkan dalam

Lampiran VIII huruf C Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KeempatPengeluaran Barang Impor Dengan Penangguhan

Pembayaran Bea Masuk, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor

Pasal 40

(1) Kepala Kantor Pabean dapat memberikan persetujuan pengeluaran barang impor dengan penangguhan

pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI terhadap barang impor :

a. untuk pembangunan proyek yang mendesak;

b. untuk keperluan penanggulangan keadaan darurat misalnya bencana alam;

Page 24: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

c. yang akan memperoleh fasilitas pembebasan atau keringanan Bea Masuk dan atau PDRI sebelum

keputusannya diterbitkan.

(2) Untuk pengeluaran barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Importir menyerahkan kepada

Pejabat di Kantor Pabean:

a. PIB dengan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI; atau

b. Dokumen Pelengkap Pabean dengan jaminan sebesar Bea Masuk, Cukai dan PDRI.

(3) Penangguhan pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan

paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran PIB atau Dokumen Pelengkap

Pabean.

(4) Untuk menyelesaikan importasi dengan penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Importir

wajib menyerahkan PIB definitif sesuai tatakerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dengan

mendapatkan penetapan Jalur Hijau tanpa diterbitkan SPPB dalam waktu paling lama pada tanggal jatuh

tempo pemberian penangguhan.

(5) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak dipenuhi:

a. jaminan dicairkan;

b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6)Undang-

undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; dan

c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk dan atas nama Importir yang

bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah 6 (enam) bulan sejak importir menyelesaikan

kewajibannya.

(6) Tatakerja pengeluaran barang impor dengan penangguhan Bea Masuk, Cukai dan PDRI adalah

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf D Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KelimaPembongkaran dan Penimbunan Barang Impor

Page 25: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

di Tempat Lain Selain di Kawasan Pabean danTempat Penimbunan Sementara

Pasal 41

(1) Pembongkaran dan penimbunan barang impor dapat dilakukan ditempat lain selain di Kawasan Pabean

dan TPS setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Pabean.

(2) Persetujuan pembongkaran dan penimbunan barang impor ditempat lain selain di Kawasan Pabean dan

TPS sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan dalam hal:

a. keadaan darurat (force majeur);

b. sifat barang yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibongkar atau ditimbun di

Kawasan Pabean;

c. tidak dapat dilakukan pembongkaran karena kendala teknis;

d. kongesti yang dinyatakan secara tertulis oleh Pengusaha Pelabuhan;

e. tempat tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan pembongkaran dan atau penimbunan;

f. alasan lainnya berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean.

(3) Tatakerja pembongkaran dan penimbunan barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf E Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KeenamPemeriksaan Barang Impor di Gudang

atau Lapangan Penimbunan Milik Importir

Pasal 42

(1) Pemeriksaan barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik Importir dapat dilakukan setelah

mendapat persetujuan Kepala Kantor Pabean.

(2) Persetujuan pemeriksaan barang impor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekaligus merupakan ijin

untuk menimbun barang impor di gudang atau lapangan penimbunan milik Importir yang bersangkutan.

(3) Penyelesaian pemeriksaan barang impor dilakukan sesuai tatakerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal

20 Keputusan Direktur Jenderal ini.

Page 26: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(4) Tatakerja penimbunan barang impor untuk pemeriksaan fisik barang di gudang atau lapangan

penimbunan milik Importir adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf F Keputusan

Direktur Jenderal ini.

Bagian Ketujuh

Pemeriksaan Pendahuluan dan Pengambilan Contoh untuk Pembuatan Pemberitahuan Impor Barang

Pasal 43

(1) Pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk pembuatan PIB dapat dilakukan dalam hal

Importir tidak dapat menetapkan sendiri klasifikasi dan atau penghitungan nilai pabean sebagai dasar

untuk penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI, karena uraian barang dan atau rincian nilai pabean yang

tercantum dalam dokumen pelengkap pabean tidak jelas.

(2) Untuk mendapatkan persetujuan pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh, Importir

mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean.

(3) Tatakerja pemeriksaan pendahuluan dan pengambilan contoh untuk pembuatan PIB adalah sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf G Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KedelapanPemberitahuan Impor Barang Berkala

Pasal 44

(1) Kepala Kantor Pabean dapat memberikan kemudahan dengan PIB Berkala untuk penyelesaian barang

impor yang telah dikeluarkan terlebih dahulu dengan menggunakan Dokumen Pelengkap Pabean dan

jaminan dalam periode paling lama 30 (tiga puluh) hari.

(2) Kemudahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan kepada Importir yang mengimpor barang:

a. yang diimpor dalam frekuensi impor yang tinggi serta perlu segera digunakan;

b. yang diimpor melalui saluran pipa atau jaringan transmisi; atau

c. yang berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal dapat diberikan kemudahan PIB Berkala.

Page 27: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(3) Importir wajib menyerahkan PIB Berkala beserta bukti pembayaran Bea Masuk, Cukai dan PDRI atas

seluruh importasi pada periode bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak

tanggal jatuh tempo sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(4) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak dipenuhi:

a. jaminan dicairkan;

b. importir dikenai sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6)Undang-

undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan; dan

c. kemudahan pelayanan segera sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk dan atas nama Importir yang

bersangkutan hanya dapat diberikan lagi setelah 6 (enam) bulan sejak importir menyelesaikan

kewajibannya.

(5) Tatakerja PIB berkala adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf H Keputusan Direktur

Jenderal ini.

Bagian KesembilanPengemas Yang Dipakai Berulangkali (Returnable Package)

Pasal 45

(1) Importir dapat mempergunakan pengemas yang dipakai berulangkali dalam pelaksanaan importasinya.

(2) Ijin pemasukan dan pengeluaran pengemas yang dipakai berulangkali ke dan dari daerah pabean

diberikan oleh Kepala Kantor Pabean dan berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan setiap tahunnya

dapat diperpanjang atas permohonan importir.

(3) Terhadap pengemas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang berasal dari impor yang tidak

dipergunakan sesuai dengan ijin yang diberikan, importir wajib mengekspor dalam jangka waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal teguran dari Kepala Kantor Pabean.

(4) Importir yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) wajib membayar

Bea masuk dan PDRI serta dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen)

dari Bea Masuk yang seharusnya dibayar.

Page 28: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(5) Pelaksanaan dan tatakerja importasi yang mempergunakan pengemas yang dipakai berulangkali adalah

sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VIII huruf I Keputusan Direktur Jenderal ini.

BAB VILAIN-LAIN

Bagian PertamaPenatausahaan

Pasal 46

Kegiatan penatausahaan dalam Keputusan Direktur Jenderal ini diatur lebih lanjut dalam Surat EdaranDirektur Jenderal tentang Penatausahaan Dokumen, Barang, dan Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor.

Bagian KeduaNilai Dasar Penghitungan Bea Masuk

Pasal 47

(1) Untuk penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI dipergunakan Nilai Dasar Penghitungan Bea Masuk

(NDPBM) yang berlaku:

a. dalam hal PIB bayar atau jaminan, pada saat dilakukannya pembayaran atau diserahkan jaminan Bea

Masuk, Cukai dan PDRI;

b. dalam hal PIB bebas, pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean;

c. dalam hal Pembayaran Berkala, pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor Pabean.

(2) NDPBM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan

yang diterbitkan secara berkala.

(3) Dalam hal terdapat jenis valuta asing yang tidak ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), NDPBM yang dipergunakan adalah nilai konversi valuta asing

tersebut dengan salah satu valuta asing yang tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan tentang NDPBM.

Bagian KetigaKlasifikasi dan Pembebanan Barang Impor

Pasal 48

Page 29: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(1) Penetapan klasifikasi dan pembebanan barang impor serta pemberlakuan ketentuan impor lainnya untuk

penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI berpedoman pada Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI).

(2) Penetapan klasifikasi dan pembebanan barang impor dapat dilakukan sebelum penyerahan

Pemberitahuan Pabean (Pre Entry Classification) atas permohonan Importir yang bersangkutan.

(3) Penetapan klasifikasi dan pembebanan barang impor serta pemberlakuan ketentuan impor lainnya kecuali

NDPBM didasarkan pada ketentuan yang berlaku pada saat PIB mendapat nomor pendaftaran di Kantor

Pabean yang bersangkutan.

Bagian KeempatNilai Pabean

Pasal 49

(1) Nilai Pabean yang dijadikan dasar penghitungan Bea Masuk, Cukai dan PDRI dinyatakan dalam Rupiah

sebagai hasil perkalian NDPBM dengan nilai CIF dalam valuta asing.

(2) Penetapan Nilai Pabean didasarkan pada ketentuan yang berlaku pada saat PIB mendapat nomor

pendaftaran.

(3) Nilai Pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibulatkan dalam rupiah penuh dengan cara

menghilangkan bagian dari satuan rupiah.

(4) Tatakerja penelitian dan penetapan Nilai Pabean adalah sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan

Direktur Jenderal tentang Penetapan Nilai Pabean.

Bagian KelimaBea Masuk, Cukai, Pajak Dalam Rangka Impor dan Bunga

Pasal 50

(1) Bea Masuk yang harus dibayar adalah:

a. hasil perkalian Nilai Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 dengan persentase (%) tarif

pembebanan Bea Masuk (tarif advalorum); atau

Page 30: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

b. hasil perkalian jumlah satuan barang dengan tarif pembebanan Bea Masuk per satuan yang ditetapkan

(tarif spesifik).

(2) Cukai yang harus dibayar adalah :

a. hasil perkalian harga dasar (jumlah Nilai Pabean dan Bea Masuk) dengan tarif Cukai; atau

b. hasil perkalian Harga Jual Eceran Barang Kena Cukai (BKC) dengan tarif Cukai; atau

c. hasil perkalian jumlah BKC dengan tarif Cukai.

(3) PPN, PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor yang harus dibayar adalah hasil perkalian persentase (%) tarif PPN,

PPnBM dan PPh Pasal 22 Impor dengan hasil penjumlahan Nilai Pabean dan Bea Masuk serta Cukai yang

benar-benar dibayar.

(4) Bea Masuk, Cukai, PDRI dan bunga dihitung untuk setiap jenis barang impor yang tercantum dalam PIB

dan dibulatkan dalam Rupiah penuh dengan cara menghilangkan bagian dari satuan Rupiah.

Bagian KeenamSanksi Administrasi Berupa Denda

Pasal 51

(1) Penetapan sanksi administrasi berupa denda atas pelanggaran ketentuan kepabeanan yang terjadi di

Kantor Pabean dilaksanakan atas nama Direktur Jenderal oleh Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang

ditunjuknya.

(2) Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk menetapkan besarnya sanksi administrasi berupa denda

dengan menerbitkan Surat Penetapan.

(3) Perhitungan persentase (%) denda dari kesalahan pemberitahuan jumlah, jenis, dan atau nilai pabean

didasarkan atas jumlah kekurangan pembayaran Bea Masuk yang seharusnya dibayar dibagi dengan

jumlah pembayaran Bea Masuk yang telah dibayar dari seluruh barang impor yang dikenai sanksi

administrasi dalam satu PIB.

Page 31: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(4) Penghitungan denda dalam hal terdapat kesalahan yang mengakibatkan kekurangan pembayaran Bea

Masuk didasarkan pada perkalian persentase (%) denda dengan jumlah kekurangan pembayaran Bea

Masuk dari kesalahan pemberitahuan jumlah, jenis, dan atau Nilai Pabean.

(5) Untuk barang impor dengan tarif atau tarif akhir Bea Masuk 0% (nol persen), sanksi administrasi berupa

denda sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta Rupiah) hanya dikenakan satu kali saja untuk satu PIB.

(6) Contoh penghitungan sanksi administrasi berupa denda sesuai dengan Lampiran IX Keputusan Direktur

Jenderal ini.

(7) Jika dalam satu PIB terdapat kelebihan bayar dalam satu pos dan kekurangan bayar dalam Pos yang lain,

kelebihan bayar dapat dikompensasikan untuk membayar kekurangan bayar sepanjang masih dalam

mata anggaran penerimaan yang sama.

Bagian KetujuhJangka Waktu Pelayanan

Pasal 52

(1) Kepastian jangka waktu pelayanan penyelesaian barang impor untuk dipakai :

a. Pelayanan PIB sampai dengan penetapan jalur pengeluaran barang impor dalam waktu paling lama 4

(empat) jam kerja sejak penerimaan PIB.

b. Dalam hal ditetapkan Jalur Merah, pelaksanaan pemeriksaan harus sudah dimulai dalam waktu paling

lama 12 (dua belas) jam kerja sejak penerimaan PIB, dan SPPB harus diterbitkan paling lama dalam

waktu 48 (empat puluh delapan) jam kerja sejak penerimaan PIB, kecuali untuk hal-hal tertentu.

c. Penetapan klasifikasi barang, pembebanan dan Nilai Pabean harus dilakukan paling lama dalam waktu 30

(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran PIB.

(2) Pengendalian terhadap pelaksanaan jangka waktu pelayanan dilakukan oleh Kepala Kantor Pabean atau

Pejabat yang ditunjuknya untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja Pejabat dan atau unit kerja

yang menangani pelayanan kepabeanan.

(3) Ketentuan lebih lanjut tentang jangka waktu pelayanan diatur dalam Lampiran X Direktur Jenderal

Keputusan ini.

Page 32: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

Bagian KedelapanKetentuan Jam Kerja Kantor Pabean

Pasal 53

(1) Jam kerja Kantor Pabean diberlakukan sesuai Keputusan Menteri Keuangan tentang jam kerja kantor-

kantor di lingkungan Departemen Keuangan.

(2) Kantor Pabean memberikan pelayanan selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari terhadap kegiatan:

a. penanganan manifest;

b. pemeriksaan sarana pengangkut;

c. pemantauan kegiatan pembongkaran, pemuatan dan penimbunan barang;

d. pengeluaran barang yang telah mendapat persetujuan pengeluaran;

e. penanganan barang penumpang, awak sarana pengangkut dan barang impor yang mendapat fasilitas

pelayanan segera.

(3) Kepala Kantor Pabean mengatur penempatan petugas yang melayani kegiatan sebagaimana dimaksud

dalam ayat (2).

Bagian KesembilanPengeluaran Barang Re-Impor

Pasal 54

(1) Barang re-impor adalah barang ekspor yang diimpor kembali, karena:

a. tidak laku dijual; tidak memenuhi kontrak pembelian; tidak memenuhi standar mutu atau tidak memenuhi

ketentuan impor di negara tujuan ekspor atau sebab lainnya;

b. telah selesai dilakukan perbaikan, pengerjaan atau pengujian di luar Daerah Pabean;

c. telah selesai digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan di luar Daerah Pabean;

d. telah selesai digunakan untuk keperluan pameran, pertunjukan atau perlombaan di luar Daerah Pabean.

Page 33: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

(2) Penyelesaian barang re-impor dengan PIB dilaksanakan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20 dan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal tentang Penyelesaian Barang Re-impor.

Bagian KesepuluhPengeluaran Barang yang Dikirim dari Satu Kawasan Pabean ke Kawasan

Pabean Lainnya Yang PengangkutannyaMelalui Luar Daerah Pabean

Pasal 55

(1) Kepala Kantor Pabean yang mengawasi tempat pemuatan barang dapat memberikan persetujuan

pengiriman barang dari Kawasan Pabean ke Kawasan Pabean lainnya yang pengangkutannya dilakukan

melalui luar Daerah Pabean, dengan syarat :

a. Pengangkut atau pemilik barang mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean;

b. dilakukan pemeriksaan fisik barang;

c. dilakukan penyegelan terhadap kemasan dan atau petikemas;

d. dilakukan pengawasan pemuatan.

(2) Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean di pelabuhan

tujuan, dengan syarat :

a. barang dimaksud telah dicantumkan dalam manifest (BC 1.1);

b. Pengangkut atau pemilik barang mengajukan permohonan dilampiri Berita Acara Penyegelan, Laporan

Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Pengawasan Pemuatan kepada Kepala Kantor Pabean yang

mengawasi tempat pembongkaran;

c. dalam hal barang dimaksud berasal dari pelabuhan bebas dan atau kawasan berikat di Daerah Pabean,

pengangkut atau pemilik barang wajib melampirkan copy PIB yang telah dilegalisir oleh Pejabat di Kantor

Pabean yang mengawasi tempat pemuatan barang;

d. dilakukan pemeriksaan terhadap segel yang diterakan oleh Pejabat di Kantor Pabean tempat pemuatan

barang;

Page 34: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

e. dapat dilakukan pemeriksan fisik barang.

(3) Tatakerja pengiriman dan pengeluaran barang yang berasal dari satu Kawasan Pabean tujuan Kawasan

Pabean lainnya yang pengangkutannya melalui luar Daerah Pabean, adalah sebagaimana ditetapkan

dalam Lampiran XI Keputusan Direktur Jenderal ini.

Bagian KesebelasPembatalan PIB

Pasal 56

(1) PIB dibatalkan apabila berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 27 barang impor harus

diselesaikan dengan reekspor.

(2) PIB yang diajukan di Kantor Pabean yang telah menerapkan sistem PDE Kepabeanan hanya dapat

dibatalkan dalam hal:

a. salah kirim yaitu data PIB dikirim ke Kantor Pabean lain dari Kantor Pabean tempat barang dibongkar;

b. pengiriman data PIB dari importasi yang sama dilakukan lebih dari satu kali.

(3) Pembatalan PIB dilakukan dengan persetujuan Kepala Kantor Pabean berdasarkan permohonan importir.

BAB VIIPENUTUP

Pasal 57

Dengan berlakunya Keputusan Direktur Jenderal ini, maka :

a. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-15/BC/1999 tanggal 24 Maret 1999;b. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-83/BC/1999 tanggal 31 Desember 1999; danc. Peraturan-peraturan lain yang bertentangan dengan Keputusan Direktur Jenderal ini, dinyatakan tidak berlaku

lagi.

Pasal 58

Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal 1 April 2003. Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Page 35: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI …bctemas.beacukai.go.id/wp-content/uploads/2014/03/kepbc-07-2003... · Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (P PJK) ... Nota Pemberitahuan

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 31 Januari 2003DIREKTUR JENDERAL,

ttd.

EDDY ABDURRACHMANNIP 060044459