kelenjar tiroid

Upload: doni

Post on 10-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Supial Arterial Arterial tiroidea superior, yaitu salah satu cabang arteri karotis eksterna, masuk ke dalam lobus superior kelenjar tiroid, bercabang menjadi cabang anterior dan posterior serta beranastomosis dengan cabang asenden ateri tiroidea inferior. Karena kutub superior tiroid sempit, ligase arteri ini mudah dilakukan. Arteri tiroidea inferior merupakan salah satu cabang dari trunkus tiroservikalis, memasuki sisi ke kelenjar dengan bercabang menjadi 4 sampai 5 cabang yang memasuki kelenjar pada level yang berbeda (tidak berna-benar ke kutub inferior). Arteri tiroidea inferior biasanya diligasi berjauhan dari kelenjar untuk menghindari kerusakan nervus laringeus rekuren. Ligase arteri ini pada pangkat kedua sisi dapat menyebabkan hipoparatiroidesme yang menetap. Dengan demikian, praktik terkini adalah untuk mengidentifikasi dan meligasi cabang cabang arteri tiroidea inferior (3 4) secara terpisah. Arteri tiroidea ima adalah cabang dari masing-masing trunkus brakiosefalika atau cabang langsung dari aorta dan memasuki bagian bawah isthmus pada sekitar 2 sampai 3% kasus. Drainase Venosa Vena tiroidea superior bermuara ke dalam kutub atas dan memasuki vena jurgularis interna. Vena tersebut mengikuti arterinya. Vena tiroidea media, yang pendek dan lebar serta bermuara kedalam vena jurgularis interna Vena tiroidea inferior membentuk pleksus yang bermuara kedalam vena inominata. Vena-vena ini tidak menyertai arterinya. Vena Kocker jarang ditemukan (vena diantara vena tiroidea media dengan vena tiroidea inferior).

Nervus dalam Hubungan topografi dengan kelenjar tiroid 1. Nervus laringeus superior. Nervus vagus membari cabang menjadi nervus laringeus superior, yang terpisah pada basis kranii dan bercabang menjadi dua cabang. Nervus laringeus interna yang lebih besar bersifat sensorik pada laring supraglotis. Nervus laringeus eksterna yang lebih kecil berjalan berdekatan dengan pembuluh darah tiroidea superior dan menginervasi krikotiroid. Saraf ini menjauhi pembuluh darahnya didekat kutub aas tiroid. Dengan demikian, selama tiroidektomi, pedikel atas sebaliknya siligasi sedekat mungkin dengan tiroid. 2. Nervus Laringeus Rekuren (RLN) adalah salah satu cabang vagus, mengelilingi di sekitar limentum arteriosum pada sisi kiri dan arteria subklavia pada sisi kanan serta berjalan pada sulkus trakeoesofagus.

FISIOLOGI Tri iodotironin (T3) dan tiroksin (T4) adalah hormone yang disekresi oleh kelenjar tiroid. Kebuthan diet iodium per hari adalah atau sumber iodium adalh susu, produk susu formula dan makanan laut termasuk ikan. Tahapan yang terlibat dalam sintesis hormone ini 1. Penangkapan iodium dari darah ke dalam tirosit merupakan tahap pertama dalam pembentukan T3 dan T4. Tiosianat dan perklorat memblokade tahap ini. 2. Oksidasi iodide menjadi iodium anorganik: Tahap ini memerlukan enzim peroksidase. Obat-obatan yang memblokade tahap ini (tio-amida) adalah sulfomida, PAS (Asam para-aminosalisilat), carbimazole dan propiltiourasil. 3. Pembentukan iodotirosin Iodium + Tirosin = MIT (Monoiodotirosin) dan Diiodotirosin (DIT). Tahap ini dihambat oleh obat-obatan golongan tiourea, yaitu Carbimazole. 4. Reaksi berpasangan (coupling reactions) Pasangan dua molekul DIT menghasilkan T4 dan satu molekuk DIT dan MIT menghasilkan T3. Tahap ini diblokade oleh carbimazole. 5. Hidrolisis Hormon bergaung dengan globulin membentuk suatu koloid tiroglobulin. Tiroglobulin disimpan dalam kelenjar tiroid dan dilepaskan selama diperlukan oleh proses hidrolisis. T3 merupakan hormone fisiologik yang penting dan bekerja cepat (beberapa jam). T4 adalah hormone yang bekerja lamban dan memerlukan waktu sekiat 4-14 gari untuk berkerja. PEMERIKSAAN FISIK Inpeksi 1. Lokasi pembekakan berada di leher anterior, yang meluas dari satu sternomastoideus ke sternomastoideus sisi lainnya, kea rah vertical dari insura suprasternalis ke akrtilago tiroid. 2. Ukuran dan bentuk harus disebutkan3. Permukaan : Pembengkakan tiroid dapat mempunyai jenis permukaan berikut ini a. Adenoma struma pubertas, penyakit gravesb. Karsinoma tiroid c. Tiroid multinodular 4. Tepi biasanya bulat. 5. Pembengkakan bergerak ke atas dengan menelan karena alas an-alasan berikut ini (Kotak Kunci) : Tiroid diselimuti dengan faisa pre-trakea yang memadat membentuk ligamentum disebelah postermedial yang dikenal dengan.Ligamentum Berry adalah ligamentum yang berpasangan yang melekat diatas kartilago krikoid. Slama menelan, kartilago krikoid bergerak ke atas dan bersamaan dengannya, kelenjar tiroid juga bergerak ke atas (Berikan pasien segelas air dan periksa adanya gerakan dengan menelan). Jika terdapat restriksi gerakan, hal ini dapat disebabkan oleh Keganasan yang disertai fiksasi trakea Struma retrosternal Struma yang berukusan besar karena ukurannya Operasi sebelumnya 6. Gerakan dengan menjulurkan lidah memberi kesan ke arah kista tiroglusus. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan bilamana terdapat nodul atau kista di daerah isthmus kelenjar tiroid. Pemeriksaan ini tidak memiliki relevansi pada kasus struma multi-nodossa atau pembengkakan tiroid yang lain.

Palpasi Palpasi sebaiknya dikerjakan dari belakang 1. Ukuran, bentuk permukaan dan tepinya sebaiknya dikonfirmasikan. Peningkatakan temperatur local merupakan salah satu struma toksik. Permukaan nodular yang sangat besar dilukiskan sebagai permukaan boselasi (bernodul-nodul). 2. Konsistensi Penyakit graves, struma koloid Adenoma, struma multinodosa Karsinoma, klasifikasi pada struma multinodosa3. Gerakan dengan menelan dikonfirmasikan dengan cara memegang kelenjar tiroid. 4. Mobilitas intrinsic kelenjar sangat terhambat pada karsinoma karena terdapat infiltrasi ke dalam trakea. 5. Pemeriksaan kontraksi strenomastoideus dilakukan dimana hanya pada satu lobus membesar. Pada situasi ini pemeriksa mempertahankan tangannya disampung dagu, berhadapan sisi lesi dan menyuruh pasien untuk mendorong tangannya terhadp tahanan. Jika kelenja menjadi kurang menonjol (perti pada pembengkakan tiroid), hal ini menandakan pembengkakan terletak di sebelah dalam otot sternokleidomastoideus).6. Pemeriksaan dagu (pemeriksaan fiksasi leher) lazimnya dikerjakan pada struma multinodosa, dimana kedua lobus membesar. Pasien disuruh menekuk dagu kebawah terhadap resistensi. Hal ini menimbulkan kontraksi otot sternokleidomastoideus serta otot-otot strap dan kelenjar menjadi kurang menonjol 7. Pemeriksaan khusus atau metode pemeriksaan kelenjar tiroid :a. Metode Crile diindikasikan bilamana terdapat nodul yang meragukan. Ibu jari tangan dipertahankan di area nodul yang dicurigai dan pasien disuruh untuk menelan. Nodul dinilai lebih baik dengan pemeriksaan ini. b. Metode Lahey dari pemeriksaan tiroid dapat dikerjakan dari depan serta dari belakang. Agar lobus dekstra dapat dipalpasi, dorong kelenja ke samping kanan dan raba nodul pada sisi posteromedial kelenjar. Lobus menjadi lebih menonjol dan dengan demikian nodul akan dinilai lebih jelas.c. Metode Pizzillo diindikasikan pada pasien gemuk terutama untuk pasien yang mempunyai leher yang pendek. Pasien disuruh mendekapkan tangan dan menekan oksiputnya dengan kepala dalam posisi eksistensi. Kelenjar tiroid tampak lebih menonol dan dengan demikian palpasi menjadi semakin baik. d. Pemeriksaan Kocker ; jika kompresi yang lembut pada lateral menimbulkan stridor, hasil pemeriksaan ini dinilai positif. Hal ini disebabkan oleh Struma multinodosa yang berlangsung lama yang menyebabkan trakeomalasia dan karsinoma yang disertai denga infiltrasi dapat mengakibatkan stridor. 8. Posisi trakea : Pada kasus nodul soliter yang terbatas pada satu lobus, trakea mengalami deviasi ke sisi yang berlawanan. Bagaimanapun pada kasus struma multinodusa, trakea tidak selalu mengalami deviasi karena pembesaran kedua lobus berlangsung simetris. 9. Palpasi kelenjar limfe pada leher. Jika kelenjar limfe positif, hal ini menandakan adanya karsinoma tiroid papilar.