kelainan letak lintang

24
KELAINAN LETAK LINTANG Oleh : RIRI YULISYAH FITRI WIDYA SYAFDIANA

Upload: riri-yulisyah-fitri

Post on 11-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

letak lintang pada kehamilan

TRANSCRIPT

KELAINAN LETAK LINTANG

Oleh :RIRI YULISYAH FITRIWIDYA SYAFDIANA

A.PENGERTIANLETAK

LINTANG

Letak lintang adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 °.biasanya yang paling rendah adalah bahu,maka dalam hal ini disebut shoulder presentation.

Letak lintang dapat dibagi menjadi 2 macam, yang dibagi berdasarkan:a.Letak kepala 1.Kepala anak bisa di sebelah kiri ibu 2. Kepala anak bisa di sebelah kanan ibub.Letak punggung 1.Jika punggung terletak di sebelah depan ibu, disebut dorso-anterior 2.Jika punggung terletak di sebelah belakang ibu, disebut dorso-posterior 3. Jika punggung terletak di sebelah atas ibu, disebut dorso-superior 4. Jika punggung terletak di sebelah bawah ibu, disebut dorso-inferior

Letak lintang suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di bawah (dorsoinferior).

B.ETIOLOGI

PENYEBAB

kelemahan otot uterus

abdomen.

Kelainan letak paling sering terjadi pada wanita paritas tinggi (grande multipara). Faktor lain yang mendukung terjadinya letak lintang adalah plasenta previa, selain itu juga ada beberapa faktor yang mendukung terjadinya letak lintang yaitu: kehamilan ganda, polihidramnion, abnormalitas uterus, pengkerutan pelvis,uterus yang besar.  

C.DIAGNOSIS1.Inspeksi Perut membuncit kesamping Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan.2. Palpasi. Leopold I tidak ditemukan bagian bayi di daerah fundus

uteri Leopold II Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di

kiri. Leopold III

Kemungkinan Pada bagian terbawah perut ibu teraba kosong.

Leopold IV  Tidak dapat di lakukan

3.auskultasi Denyut jantung janin setinggi pusat kanan

atau kiri.4.Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) a)Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.b) Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.

c) Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada dengan klavikula. d)Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

5.Foto Rontgen Tampak janin dalam letak lintang.

4.MEKANISME PERSALINANAnak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil (prematur), sudah mati dan menjadi lembek atau bila panggul luas. Beberapa cara janin lahir spontana. Evolutio spontanea (1) Menurut DENMAN Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong,

perut, dada, dan akhirnya kepala. (2). Menurut DOUGLAS Bahu diikuti oleh dada, perut, bokong dan

akhirnya kepala.

b. Conduplicatio corpore Kepala dan perut berlipat bersama – sama

lahir memasuki panggul. Kadang – kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong, namun hal ini jarang terjadi. Kalau letak lintang dibiarkan, maka bahu akan masuk ke dalam panggul, turun makin lama makin dalam sampai rongga panggul terisi sepenuhnya oleh badan janin. Bagian korpus uteri mengecil sedang SBR meregang. Hal ini disebut Letak Lintang Kasep = Neglected Transverse Lie

Adanya letak lintang kasep dapat diketahui bila ada ruptura uteri mengancam; bila tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri terjepit antara janin dan panggul serta dengan narkosa yang dalam tetap sulit merubah letak janin.

Bila tidak cepat diberikan pertolongan, akan terjadi ruptura uteri dan janin sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam rongga perut. 

Pada letak lintang biasanya

• Ketuban cepat pecah

• Pembukaan lambat jalannya

• Partus jadi lebih lama

• Tangan menumbung (20-50%)

• Tali pusat menumbung (10%)

E.KOMPLIKASILetak lintang merupakan

keadaan malpresentasi yang

paling berat dan dapat

menimbulkan berbagai

komplikasi pada ibu dan janin.

Komplikasi akan bertambah berat jika kasus letak lintang telambat

didiagnosa

Pada ibu, dapat terjadi dehidrasi, pireksia, sepsis, perdarahan antepartum, perdarahan pos partum, ruptur uteri, kerusakan organ abdominal hingga kematian ibu.

Pada janin, dapat terjadi prematuritas, bayi lahir dengan apgar skor yang rendah, prolapsus umbilikus, maserasi, asfiksia hingga kematian janin .

F.PENATALAKSANAANApabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang, sebaiknya

diusahakan menjadi presentasi kepala dengan versi luar

Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan

teliti ada atau tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul,

atau plasenta previa, sebab dapat membahayakan janin dan

meskipun versi luar berhasil, janin mungkin akan memutar

kembali.

Untuk mencegah janin memutar kembali,

ibu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan prognosis dan penanganannya.

3)Pada primigravida versi ekstraksi sulit dilakukan. Pertolongan persalinan letak lintang pada

multipara bergantung kepada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang bersangkutan baik, tidak didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan melarang ibu meneran atau bangun.

Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesaria. Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung tekanan dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesaria. Dalam hal ini, persalinan dapat diawasi untuk beberapa waktu guna mengetahui apakah pembukaan terjadi dengan lancar atau tidak. Versi ekstraksi dapat dilakukan pula pada kehamilan kembar, apabila setelah bayi pertama lahir, ditemukan bayi kedua berada dalam letak lintang.

Pada letak lintang kasep, bagian janin terendah tidak dapat didorong ke atas, dan tangan pemeriksa yang dimasukkan ke dalam uterus tertekan antara tubuh janin dan dinding uterus. Demikian pula ditemukan lingkaran Bandl yang tinggi. Berhubung adanya bahaya ruptur uteri, letak lintang kasep merupakan kontraindikasi mutlak melakukan versi ekstraksi. Bila janin masih hidup, hendaknya dilakukan seksio sesaria dengan segera

Versi dalam merupakan alternatif lain pada kasus letak lintang. Versi dalam merupakan metode dimana salah satu tangan penolong masuk melalui serviks yang telah membuka dan menarik salah satu atau kedua tungkai janin ke arah bawah. Umumnya versi dalam dilakukan pada kasus janin letak lintang yang telah meninggal di dalam kandungan dengan pembukaan serviks lengkap.

Namun, dalam keadaan tertentu, misalnya pada daerah-daerah terpencil, jika dilakukan oleh penolong yang kompeten dan berpengalaman, versi dalam dapat dilakukan untuk kasus janin letak lintang yang masih hidup untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat ruptur uteri. Namun, pada kasus letak lintang dengan ruptur uteri mengancam, korioamnionitis dan risiko perdarahan akibat manipulasi uterus, maka pilihan utama tetaplah seksio sesaria.

G.PROGNOSISMeskipun letak lintang dapat diubah menjadi presentasi kepala, tetapi kelainan – kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menimbulkan kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu maupun janinnya.a)Bagi ibu Bahaya yang mengancam adalah ruptura

uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstraksi. Partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.

 

b) Bagi janin

Angka kematian tinggi (25 – 49 %), yang dapat disebabkan oleh :1. Prolasus funiculi2.Trauma partus

3. Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus

4.Ketuban pecah dini 

   

TERIMA KASIH