kel. 3-vitamin larut lemak

48
VITAMIN LARUT LEMAK Kelompok 3: Cory Serta Damayanti Cyntia Bella Arista Dwi Yulistianti Syafitri Henna Listia Hidayat

Upload: dessy

Post on 04-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

VITAMIN LARUT LEMAK

Kelompok 3:Cory Serta Damayanti

Cyntia Bella AristaDwi Yulistianti SyafitriHenna Listia Hidayat

Page 2: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin Larut Lemak

Vitamin adalah molekul organik yang di dalam tubuh mempunyai fungsi

yang sangat bervariasi. Di dalam tubuh diperlukan dalam jumlah sedikit

(micronutrient). Biasanya tidak disintesis di dalam tubuh, sehingga harus diperoleh

dari makanan.

Berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan menjadi dua kelompok,

yaitu vitamin larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Vitamin larut dalam

lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin larut lemak jika berlebihan tidak

dikeluarkan oleh tubuh, melainkan akan disimpan. Vitamin larut lemak diserap di

dalam usus bersama dengan lemak yang dikonsumsi. Vitamin larut lemak akan

diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan

kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, kemudian

bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati.

Page 3: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin Larut Lemak

Vitamin larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain:

• Tidak terdapat di semua jaringan.

• Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.

• Memiliki bentuk prekusor atau provitamin.

• Menyusun struktur jaringan tubuh.

• Diserap bersama lemak.

• Disimpan bersama lemak dalam tubuh.

• Diekskresi melalui feses.

• Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh

cahaya, oksidasi, dll.

Page 4: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin

Page 5: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin A (Retinol)

Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan

semua retinoid dan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang

mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk

pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup dan kesehatan mata.

Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin).

Provitamin A terdiri dari α, β dan γ- karoten. β- karoten merupakan pigmen

kuning dan salah satu jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam

mengurangi reaksi berantai radikal bebas dalam jaringan.

Di Amerika Serikat, asupan harian yang dianjurkan untuk vitamin A

adalah 0,9 mg untuk laki-laki dan 0,7 mg untuk wanita. Selama menyusui

dianjurkan tambahan 0,4-0,5 mg.

Page 6: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.A

Vitamin A larut dalam lemak dan pelarut

lemak tetapi tidak larut dalam air.

Vitamin A adalah suatu kristal alkohol

berwarna kuning dan larut dalam lemak.

Dalam vitamin A biasanya terdapat dalam

bentuk ester retinil, yaitu terikat dalam asam

lemak rantai panjang.

Vitamin A terdiri dari tiga biomolekul aktif, yaitu retinol (alkohol), retinal (aldehida) dan asam retinoik. Retinol bila

dioksidasi berubah menjadi retinal dan retinal dapat kembali direduksi menjadi retinol. Selanjutnya dapat dioksidasi menjadi

asam retionat.

Vitamin A cukup stabil dalam pemanasan yang

dilakukan dalam pemasakan makanan.

Vitamin A dapat mengalami kerusakan karena oksigen atau

sinar.

Komposisi retinol hanya tedapat dalam bahan

pangan hewani, sedangkan dalam pangan nabati terdapat zat warna

karotenoid.

Page 7: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.A

Struktur Kimia β- karoten

Page 8: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Fungsi Vitamin A

Menjaga kesehatan mata, fungsi vitamin di dalam menjaga kesehatan mata terutama pada retina.

Diferensi sel, vitamin A melindungi kesehatan sel epitel sehingga dapat dipakai untuk mencegah infeksi.

Pertumbuhan dan perkembangan, vitamin A dalam pertumbuhan terutama dalam menyesuaikan pertumbuhan tulang melalui proses remodeling.

Reproduksi, dalam keadaan defisiensi vitamin A, spermatogenesis berhenti/ditahan pada level spermatid dan keadaan sebaliknya akan terjadi bila diberi vitamin A.

Page 9: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sumber Vitamin A

Vitamin A dalam hampir semua bahan makanan nabati dan sayuran

berada dalam bentuk provitamin A, terutama sebagai β-karoten,

sedangkan dalam bahan makanan hewani dalam bentuk retinal (ester).

Retinoid terutama dalam susu, kuning telur, minyak ikan, hati sapi,

kambing, ayam. β- karoten dalam sayuran hijau atau pun yang berwarna

kuning seperti jeruk, labu atau wortel.

Page 10: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Kekurangan&Kelebihan Vit. A

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kelainan seperti

xeropthalmi, rabun senja, keratomalacia, keratosis, keratinisasi dan kulit

bersisik dan mengelupas.

Sedangkan kelebihan vitamin A akan mengakibatkan terjadinya

penimbunan vitamin A dalam tubuh yang akan mengakibatkan nafsu

makan menurun, rambut rontok, kulit menjadi gatal, tulang pada tangan

dan kaki terasa sakit.

Page 11: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin A

Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di

dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ-karoten serta

kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa

tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).

Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif,

kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik,

kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati,

vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinil-

palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat

retinol (PPR) atau retinol-binding protein (RBP), yang disintesis dalam hati.

Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel

jaringan.

Page 12: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin A

Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein

pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke

hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke

usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi

diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam retinoat.

Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi

menjadi retinol dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten

disimpan dalam jaringan adiposa dan yang tidak digunakan oleh tubuh

diekskresikan bersama asam empedu melalui feses.

Page 13: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin A

Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β- karoten 15,15-deoksigenase, β-

karoten tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi

menjadi retinol oleh enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester

dihidrolisis oleh esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol,

sehingga diperlukan garam empedu.

Proses di atas sangat terkontrol, sehingga tidak dimungkinkan produksi vitamin

A dari karoten secara berlebihan. Tidak seluruh karoten dapat dikonversi menjadi

vitamin A, sebagian diserap utuh dan masuk ke dalam sirkulasi, hal ini akan

digunakan tubuh sebagai antioksidan. Beberapa hal yang menyebabkan karoten gagal

dikonversi menjadi vitamin A, antara lain (1) penyerapan tidak sempurna ; (2)

konversi tidak 100%, salah satu sebab adalah diantara karoten lolos ke saluran limfe,

dan (3) pemecahan yang kurang efisien.

Page 14: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin

Page 15: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin D (Calciferol)

Dalam banyak hal, vitamin D tidak memperlihatkan sifat vitamin

sesungguhnya. Tidak dibutuhkan dalam bahan makanan tertentu, kondisi

tertentu dan secara normal tidak dibuat oleh tanaman dan mikroorganisme

dan mekanisme aktivitas esensialnya menyerupai hormon tiroid.

Dari strukturnya, dalam vitamin D dikenal beberapa senyawa,

yakni D1, D2, D3 dan seterusnya. Dua diantaranya adalah penting meskipun

semua memiliki khasiat sebagai antirakitis. Vitamin D2 berasal dari

tumbuhan, sekarang dikenal sebagai ergokalsiferol, dan  Vitamin D3 atau

kolekalsiferol berasal dari hewan. Vitamin D dibentuk dengan bantuan sinar

matahari.

Rekomendasi kebutuhan setiap hari untuk pria dan wanita dewasa, bayi

dan anak-anak adalah 200-400 IU atau 5-10 μg (1μg= 40 IU).

Page 16: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.D

Kolekalsiferol tidak larut dalam air, larut dalam

organik dan minyak tumbuh-tumbuhan.

Cairan aseton akan menyebabkan kolekalsiferol

berbentuk kristal halus putih.

Kolekalsiferol dirusak oleh sinar UV yang berlebihan

dan oleh peroksida dengan adanya asam lemak jenuh

yang tengik.

Bahan pangan campuran yang cukup vitamin E dan

antioksidan bisa melindungi rusaknya vitamin D.

Page 17: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.D

Struktur Kimia Vitamin D2 (ergokalsiferol)

Struktur Kimia Vitamin D3 (kolekalsiferol)

Page 18: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Fungsi Vitamin D

Pemeliharaan kalsium plasma (homeostatis) sehubungan dengan hormon paratiroid.

Metabolisme tulang dalam jangka panjang dan struktur.

Pemeliharaan fungsi-fungsi sel dan syaraf dimana terlibat fluks ion kalsium menyeberangi membran intra dan kestraseluler.

Mengatur penyerapan kalsium dalam usus halus.

Mengatur perbandingan kalsium dan fosfor dalam serum -darah tetap normal.

Page 19: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sumber Vitamin D

Hampir semua vitamin D berasal dari susu atau bahan-bahan makanan

berfortifikasi vitamin D lainnya. Ikan dan kuning telur secara alami

banyak mengandung vitamin D tetapi bahan-bahan mentah hanya

sedikit atau tidak mengandung vitamin D. Senyawa di bawah lapisan

epidermal kulit yang dapat menjadi vitamin D oleh bantuan sinar UV.

Page 20: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Kekurangan&Kelebihan Vit.D

Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kelainan seperti rakhitis yaitu

suatu kelainan tulang akibat kekurangan kalsium dan fosfor. Osteomalasia yaitu

suatu keadaan yang mengakibatkan tulang menjadi lunak dan rapuh, biasanya

terjadi pada orang dewasa. Penebalan dan pembengkakan persendiaan. Gigi

akan lebih mudah rusak, otot mengalami kejang, pertumbuhan tulang tidak

normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

Sedangkan kelebihan vitamin D dapat menyebabkan nafsu makan hilang,

tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan

dehidrasi berlebihan.

Page 21: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin D

Vitamin D dari makanan diserap pada bagian proksimal usus halus. Baik anak-

anak maupun orang dewasa dapat menyerap sampai 80% dari jumlah vitamin D yang

dikonsumsi, tergantung faktor-faktor yang membantu atau menghambat penyerapan.

Penyerapannya dalam intestin membutuhkan adanya asam empedu. Penyerapan

terjadi dalam jejenum dan atau ileum, vitamin tersebut masuk ke dalam mukosa

intestin, diangkut ke dalam hati melalui sistem chylomicron-lymph seperti halnya

dengan trigliserida dan kolesterol.

Setelah diserap, vitamin D digabungkan dengan kilomikron dan diangkut dalam

sistem limfatik. Dari sistem limfatik, vitamin D dilepaskan, dari kilomikron dan

masuk ke saluran darah. Di dalam plasma darah, vitamin D diikat oleh suatu protein

pentransport, yaitu vitamin D-binding protein (DBP) atau globulin yang dibuat oleh

hati agar vitamin tersebut dapat disirkulasikan dalam plasma dan disimpan.

Page 22: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin D

Melalui saluran darah tersebut, vitamin D ditransportasikan ke hati dan oleh

mikrosom/mitokondria hati, vitamin D3 dihidroksilasi pada posisi ke-25, menjadi

kalsidiol (calcidiol, atau 25-hidroksi-kolekalsiferol/ 25-hidroksi vitamin D3) dengan

bantuan enzim 25-D3-hidroksilase. Selanjutnya 25-hidroksi vitamin D3 memasuki

sirkulasi menuju ginjal. Ini adalah bentuk vitamin yang diaktifkan dalam ginjal sebagai

respons terhadap perubahan konsentrasi Ca. Sisanya akan disimpan dalam jaringan

lemak untuk digunakan kemudian. Setelah diaktifkan, vitamin tersebut dimetabolisme

dan dieksresi dari tubuh melalui empedu, sebanyak 3% bisa hilang melalui urin.

Bila kadar kalsium darah rendah, kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon

parathormon yang akan merubah kalsidiol menjadi kalsitriol. Bila kadar kalsium darah

tinggi, kelenjar gondok (tiroid) mengeluarkan hormon kalsitonin (calcitonin) yang akan

mengubah kalsidiol menjadi 24,25-dihidroksi vitamin D3.

Page 23: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin D3 (kolekalsiferol) dibuat dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan proses nonenzimatis,

berkataliskan energi cahaya UV yang membutuhkan pravitamin. Yang akhir ini diaktifkan menjadi D3

(kolekalsiferol) lalu dibebaskan dalam bentuk vitamin D Binding Protein (DBP) Vitamin D3

(kolekalsiferol) dibuat dalam kulit dari 7-dehidrokolesterol dengan proses nonenzimatis,

berkataliskan energi cahaya UV yang membutuhkan pravitamin. Yang akhir ini diaktifkan menjadi D3

(kolekalsiferol) lalu dibebaskan dalam bentuk vitamin D Binding Protein (DBP)

Vitamin D yang berasal dari susu atau bahan makanan penyerapannya terjadi di dalam jejunum dan atau

ileum yang membutuhkan asam empedu masuk ke dalam mukosa intestin lalu dibebaskan melalui

kilomikron dengan pertolongan DBP

Disimpan di dalam hati

Page 24: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sebagian vitamin D yang mencapai hati dalam bentuk 25-hidroksilasi dan dibebaskan ke dalam plasma untuk di

sirkulasi

Sisanya akan disimpan dalam jaringan lemak untuk digunakan.

Diaktifkan di dalam ginjal

Di ekskresi dalam bentuk empedu

Sebagai respons terhadap perubahan

konsentrasi CaDi ekskresikan dalam bentuk urin

Page 25: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Jika konsentrasi kalsium dalam

darah mulai menurun

Terjadi peningkatan pembebasan hormon tiroid

Aktifnya 25-OH vitamin D dalam

ginjal oleh proses hidroksilasi

Membentuk vitamin aktif atau hormon

Memberi tanda pada sel-sel mukosa untuk

meningkatkan penyerapan kalsium

dan fosfat

Adanya aliran Ca++ yang cepat

dari cairan ruang/kompartmen tulang ke

plasma

Memberi tanda pada bagian distal sel-sel tubuli ginjal untuk

meretensi (reasorbsi) lebih banyak kalsium

yang tadinya akan halinga melalui urin.

Jadi pengkatan kalsium plasma terjadi secara

cepat

Page 26: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin

Page 27: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin E (Tokoferol)

Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ

(eta), λ (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E

dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas

tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.

α- tokoferol mempunyai aktivitas sebagai vitamin E sedangkan γ dan

δ- tokoferol mempunyai aktivitas yang besar sebagai antioksidan.

Amerika Serikat menganjurkan asupan vitamin E per harinya adalah

15 mg untuk orang dewasa.

Page 28: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.EVitamin E larut dalam lemak dan sebagian

besar pelarut organik, tetapi tidak larut dalam

air.

Vitamin E murni tidak berbau dan tidak

berwarna.

Bertindak sebagai antioksidan.

Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat

alami.

Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida

bersifat mengoksidasi tokoferol.

Vitamin E terdiri atas struktur cincin 6-kromanol dengan rantai

samping jenuh panjang 16 karbon fitol. Mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai samping.

Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan

untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang

terdapat dalam tepung.

Page 29: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.E

Struktur Kimia Vitamin E

Page 30: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Fungsi Vitamin E

Sebagai antioksidan alami yang menangkal radikal bebas dan molekul oksigen.

Vitamin E membantu memperlama umur hidup sel eritrosit.

Vitamin E mencegah kerusakan lemak dan komponen seluler lainnya (misal protein, DMA) dari kerusakan akibat oksigen dan turunannya (disebut kerusakan oksidatif).

Bisa mencegah kulit kemerahan, bengkak dan kering atau menjaga kesehatan kulit.

Page 31: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Fungsi Vitamin E

Berperan dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat.

Berperan dalam metabolisme asam nukleat dan asam amino bersulfur.

Berperan dalam sintesis vitamin C.

Dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.

Page 32: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sumber Vitamin E

Vitamin E umumnya terdapat pada pangan nabati yang kaya akan

lemak, misalnya minyak sayur, kacang-kacangan (kacang tanah,

hazelnuts, almonds), biji-bijian (biji bunga matahari, pistachio, pine),

dan gandum.

Page 33: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Kekurangan&Kelebihan Vit.E

Kekurangan vitamin E mengakibatkan terjadinya oksidasi asam lemak

berikatan rangkap membentuk peroksida dan hidrogen peroksida, yang bersifat

meracuni sel dan mengakibatkan keracunan sel. Kekurangan vitamin E dapat

menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktivitas seksual menurun, kemandulan,

deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot,

kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.

Sedangkan kelebihan vitamin E yang diberikan dosis tinggi kepada bayi

prematur untuk mengurangi resiko terjadinya retinopati, tidak memperlihatkan

efek samping berarti. Pada orang dewasa, vitamin E dosis tinggi hampir tidak

menimbulkan efek samping, kecuali meningkatnya kebutuhan vitamin K, yang

bisa menyebabkan perdarahan pada orang yang mengkonsumsi obat antikoagulan.

Page 34: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin E

Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi

tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh

usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim

limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh

melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan

lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).

Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap

oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang

diserap. Secara normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2

mg/ml. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat

menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E.

Page 35: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin E

Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan vitamin E bersifat

mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah

seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian,

peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan

vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-tokoferol dalam

plasma. Di dalam hati, α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer

protein).

Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat

teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat

direduksi kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang

lain, misalnya vitamin C dan glutation.

Page 36: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin E

Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ,

antara lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan

dari tubuh bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin

setelah diubah lebih dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton

yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.

Page 37: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin

Page 38: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin K (Phylloquinone)

Vitamin K diperlukan untuk penutupan luka dan sangat penting untuk

menghentikan darah terus keluar saat terluka. Vitamin K juga terlibat

dalam metabolisme protein tulang dan diperlukan untuk pertumbuhan

tulang pada anak-anak dan remaja. Struktur kimia vitamin K terdapat

dalam tiga bentuk berbeda, yaitu filoquinon (vitamin K1), menaquinon

(vitamin K2) dan menadion (vitamin K3).

NAS merekomendasikan kebutuhan untuk orang dewasa yaitu 70-140

μg/hari.

Page 39: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.K

Vitamin K terdapat di alam larut dalam lemak, namun beberapa preparat sintis larut dalam air.

2-Metil-1,4-nafrakuinon yang disebut juga menadion adalah suatu produk

sintesis vitamin K yang bersifat lebih aktif dibanding vitamin K1.

Vitamin K1 atau filoquinon, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan

tumbuh-tumbuhan dan daun hijau.

Vitamin K2 atau menaquinon, yaitu jenis yang dihasilkan oleh jaringan hewan dan bakteri menguntungkan

dalam sistem pencernaan.

Vitamin K3 atau menadion, yaitu vitamin sintetik yang larut dalam air, digunakan

untuk penderita yang mengalami gangguan penyerapan vitamin K dari makanan.

Vitamin K tahan panas tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam

dan alkali.

Page 40: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin K1

Phyloquinon merupakan sebuah keton polisiklik aromatic yang larut lemak dan

stabil pada kelembaban udara. Namun, vitamin K1 dapat mengalami

dekomposisi oleh sinar matahari. Phyloquinon disintesis dari tanaman.

Vitamin K2

Menaquinones memiliki rantai samping yang tergabung dalam sejumlah residu

isoprenoid tak jenuh, yang pada umum nya diberi nama MK-n dimana n adalah

jumlah isoprenoid. Menaquinones dihasilkan oleh bakteri usus (0,3-5 mg, kira-

kira sama dengan jumlah yang disimpan di hati).

Page 41: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Vitamin K3

Menadion adalah vitamin K sintetik yang mempunyai kekuatan biologi dua

kali dibandingkan dengan vitamin K1 dan K2. Vitamin ini biasanya digunakan

sebagai salah satu bahan pada industry makanan hewan. Vitamin sintetik lain

yaitu K4 dan K5 yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur.

Page 42: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sifat Kimiawi Vit.K

Struktur Kimia Vitamin K1 Struktur Kimia Vitamin K2

Struktur Kimia Vitamin K3

Page 43: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Fungsi Vitamin KBerperan dalam proses pembekuan darah. Proses pembekuan darah terdiri dari dua tahap, yaitu 1) protrombin, dengan adanya tromboplastin, kalsium dan faktor-faktor lain diubah menjadi trombin dan 2) fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin.

Terlibat dalam metabolisme tulang dan fungsi ginjal.

Memelihara kadar normal faktor-faktor pembeku darah, yaitu faktor II, VII, IX dan X, yang disintesis di hati.

Berperan dalam sintesis faktor II, yaitu protombin.

Sebagai komponen koenzim dalam proses fosforilasi.

Page 44: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Sumber Vitamin K

Meskipun kebanyakan sumber vitamin K di dalam tubuh adalah hasil

sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun vitamin K juga

terkandung dalam makanan, seperti hati, sayuran berwarna hijau dan

berdaun banyak dan sayuran sejenis kubis/kol dan susu. Vitamin K dalam

konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, susu sapi, teh hijau,

daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang

mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi vitamin ini.

Page 45: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Kekurangan&Kelebihan Vit.K

Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan atau hemoragik,

hipoprotombinemia yaitu suatu keadaan adanya defisiensi protombin

dalam darah.

Kelebihan vitamin K dapat terjadi gejala seperti mual, muntah, anemia,

diare dan ruam kulit. Dapat juga menyebabkan hemolisis sel darah merah,

penyakit kuning dan kerusakan otak.

Page 46: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin K

Penyerapan vitamin K dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi penyerapan lemak, antara lain cukup tidaknya sekresi

empedu dan pankreas yang diperlukan untuk penyerapan vitamin K. Hanya

sekitar 40 -70% vitamin K dalam makanan dapat diserap oleh usus. Setelah

diabsorbsi, vitamin K digabungkan dengan kilomikron, diangkut melalui

saluran limfatik, kemudian melalui saluran darah ditranportasi ke hati.

Sekitar 90% vitamin K yang sampai di hati disimpan dalam bentuk

menaquinone. Dari hati, vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh

yang memerlukan melalui darah. Saat di darah, vitamin K bergabung

dengan VLDL dalam plasma darah.

Page 47: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak

Metabolisme Vitamin K

Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K dimetabolisme menjadi

komponen larut air dan produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya,

vitamin K diekskresikan melalui urin dan feses. Sekitar 20% dari vitamin

K diewkskresikan melalui feses. Pada gangguan penyerapan lemak,

ekskresi vitamin K bisa mencapai 70 -80 %.

Page 48: Kel. 3-Vitamin Larut Lemak