kehamilan dan tumor mamma

Upload: yuritsa-leonard

Post on 02-Jun-2018

280 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    1/29

    1

    BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI Referat

    FAKULTAS KEDOKTERAN Agustus 2014

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    KEHAMILAN DAN TUMOR MAMMA

    OLEH:

    Yuritsa Leonard Liong

    C 111 09 267

    RESIDEN:

    dr. Edwin Budipramana

    SUPERVISOR:

    dr. Lenny Lisal, Sp.OG

    DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    PADA BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    2/29

    2

    LEMBAR PENGESAHAN

    Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

    Nama : Yuritsa Leonard Liong

    NIM : C11109267

    Telah menyelesaikan tugas referat pada Bagian Obstetri dan Ginekologi

    Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

    Makassar, Agustus 2014

    Supervisor Pembimbing

    dr. Lenny Lisal, Sp.OG dr. Edwin Budipramana

    Mengetahui

    Koordinator Pendidikan Mahasiswa

    Bagian Obstetri dan Ginekologi

    Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

    Dr. dr. Sharvianty Arifuddin, Sp. OG (K)

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    3/29

    3

    SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT

    Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

    Nama : Yuritsa Leonard Liong

    NIM : C11109267

    Benar telah membacakan referat dengan judul Kehamilan dan Tumor

    Mamma pada:

    Hari/Tanggal : Jumat, 22 Agustus 2014

    Tempat : Gedung Pinang Lt II RS Wahidin Sudirohusodo

    Supervisor/Konsulen : dr. Lenny Lisal, Sp.OG

    Pembimbing : dr. Edwin Budipramana

    Minggu dibacakan : Minggu IX

    Nilai :

    Dengan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya dan digunakan

    sebagaimana mestinya.

    Makassar, Agustus 2014

    Supervisor Pembimbing

    dr. Lenny Lisal, Sp.OG dr. Edwin Budipramana

    Mengetahui

    Koordinator Pendidikan Mahasiswa

    Bagian Obstetri dan Ginekologi

    Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

    Dr.dr. Sharvianty Arifuddin, Sp. OG (K)

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    4/29

    4

    DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFERAT

    Nama : Yuritsa Leonard Liong

    NIM : C11109267

    Hari/Tanggal : Jumat, 22 Agustus 2014

    Judul Referat : Kehamilan dan Tumor Mamma

    Tempat : Gedung Pinang Lt II RS Wahidin Sudirohusodo

    No Nama Minggu Tanda Tangan

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    5/29

    5

    No Nama Minggu Tanda Tangan

    Supervisor Pembimbing

    dr. Lenny Lisal, Sp.OG dr. Edwin Budipramana

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    6/29

    6

    KEHAMILAN DAN TUMOR MAMMA

    I. PENDAHULUAN

    Payudara adalah organ fisiologi seksual wanita yang dipengaruhi oleh

    steroid hormon dari menarke hingga menopause. Selama kehamilan dan laktasi,

    payudara wanita mengalami beberapa perubahan fisiologi. Perubahan ini

    ditujukan untuk bermacam hormon, yang dapat menyebabkan hiperplasia vaskuler

    dan hiperplastik lobulus. Perubahan ini dapat mengaburkan interpretasi dari

    pemeriksaan fisis dan pemeriksaan radiologi pada payudara. Terdapat berbagai

    penyakit yang dapat terjadi oleh karena pengaruh estrogen dan progesteron terus-

    menerus. Penyakit pada payudara dikategorikan jinak dan ganas. [1]

    Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering dijumpai pada

    wanita dan merupakan keganasan penyebab kematian terbanyak pada wanita.

    Kanker payudara juga merupakan kanker yang terbanyak ditemukan pada wanita

    hamil dan menyusui, dengan angka kejadian 1 kasus dalam 3.000 kehamilan,3-6

    peneliti lain menyebutkan 3 dalam 10.000 kehamilan, 2 dan 3% dari seluruh

    penderita kanker payudara merupakan wanita hamil. Sekitar 7% wanita penderita

    kanker payudara akan mengalami kehamilan. Kanker payudara pada kehamilan

    paling banyak ditemukan pada wanita yang menunda kehamilan pada usia

    mencapai 30 sampai 40 tahunan. Usia terbanyak kanker payudara dalam

    kehamilan pada 3238 tahun. [2, 3]

    Kanker payudara pada kehamilan sering ditemukan pada stadium lanjut.

    Ribeiro dan Palmer tahun 2008 melaporkan dari 88 pasien kanker payudara dalam

    kehamilan, 19 pasien inoperabel, 69 pasien yang operable didapatkan 89% KGB

    (Kelenjar Getah Bening) positif pada aksila ipsilateral. Holleb dan Farrow tahun

    2002 melaporkan 72% KGB aksila positif dari 117 pasien, dibandingkan dengan

    hanya 40 50% KGB aksilla positif pada wanita kanker payudara yang tidak

    hamil.[2]

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    7/29

    7

    II. ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARA

    2.1 Anatomi

    Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini merupakan kelenjar kulit atau

    apendiks kulit yang terletak di fasia pektoralis. Kelenjar mammae wanita sebagian

    besar terletak di anterior otot pektoralis mayor, sebagian kecil dari bagian latero

    inferiornya terletak di depan otot seratus anterior. Batas superior, inferior terletak

    antara sela iga ke 2-6 atau 3-7, batas medial adalah linea parasternal, batas lateral

    adalah linea aksilaris anterior, kadang kala mencapai linea aksilaris media.[4, 5]

    Gambar 1.

    Potongan sagital mammae dan dinding dada sebelah depan (Dikutip dari kepustakaan[6]

    Mammae terdiri dari berbagai struktur yaitu parenkim epitelial, lemak,

    pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot dan fascia. Parenkim epitelial

    dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus yang masing-masing mempunyai saluran

    tersendiri untuk mengalirkan produknya dan bermuara pada puting susu. Tiap

    lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 asini

    grup. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari mammae.[4]

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    8/29

    8

    Vaskularisasi

    Aliran darah kulit payudara tergantung pada pleksus subdermal, yang

    terhubung dengan pembuluh darah dalam (deeper vessel) yang mensuplai darah

    ke parenkim payudara. Suplai darah berasal dari perforator dari arteri mammaria

    interna , Arteri thoracalis lateralis, Arteri thorakodorsalis, Perforator arteri

    interkostalis dan Arteri thorakoacromialis. [4]

    Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena:

    1. Cabang-cabang perforantes v.mammaria interna, merupakan vena terbasar

    yang mengalirkan darah dari payudara.

    2. Cabang v.aksilaris: v.thorako-akromialis, v.thorakalis lateralis &

    v.thorakodorsalis.

    3.

    Vena-vena kecil yang bermuara pada v.interkostalis yang bermuara pada

    v.vertebralis, kemudian bermuara pada v.azygos.[5]

    Sistem Limfatik

    Penyaliran limfatik dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagianlagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan

    adapula yang penyaliran ke kelenjar interpektoralis. Di aksilla terdapat rata-rata

    50 buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis.

    Saluran limfa dari seluruh payudara menyalir ke kelompok anterior aksilla,

    kelompok sentral aksilla, kelenjar aksilla bagian dalam, yang lewat sepanjang

    v.aksillaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam

    di supraklavikuler.[4]

    Surgical level (Bergs level) dari kelenjar getah bening payudara

    dikelompokkan tiga level yaitu [7] :

    Level I (low-axilla): limfonodus lateral ke batas lateral musculus

    pectoralis minor

    Level II (mid-axilla): limfonodus diantara medial dan batas lateral

    musculus pectoralis minor dan limfa nodus interpektoral (Rotters)

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    9/29

    9

    Level III (apical axilla): limfonodus medial ke garis medial

    musculus pectoralis minor.

    Gambar 2

    Struktur limfatik payudara (Dikutip dari kepustakaan [7])

    Inervasi

    Persarafan kulit payudara oleh cabang pleksus servikalis dan N.

    Interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri disarafi oleh saraf simpatik. Juga

    terdapat N. Interkostobrakialis dan N. Kutaneus brakius medialis yang mengurus

    sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf

    ini sukar disingkirkan sehingga sering terjadi mati rasa di daerah tersebut. N.

    Pectoralis yang mengurus M. Pectoralis mayor dan minor, N. Torakodorsalis yang

    mengurus M. Latissimus dorsi, dan N. Torakais longus yang mengurus M.

    Serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi

    aksila. [5]

    2.2 Fisiologi

    Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon.

    Perubahan pertama adalah sejak masa hidup anak melalui pubertas, masa

    fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    10/29

    10

    estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise telah

    menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. (5)

    Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar

    hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari

    sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang

    timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang

    ,menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri.[5]

    Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan

    payudara menjadi besar karena epitel duktus lobulus dan duktus alveolus

    berproliferasi dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis

    anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus,

    mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus dan putting susu.[5]

    Efek Estrogen dan Progesteron

    Selama kehamilan, estrogen dan progesteron disekresikan oleh plasenta,

    seperti korpus luteum. Penelitian histokimia dan fisiologi menunjukkan bahwakedua hormon ini, seperti kebanyakan hormon plasenta yang lain, juga disekresi

    oleh sel-sel sinsisial trofoblas plasenta. [8]

    Menjelang akhir usia kehamilan, pembentukan estrogen plasenta setiap

    hari meningkat menjadi 30 kali kadar produksi ibu yang normal. Selama

    kehamilan, jumlah estrogen yang sangat berlebihan akan menyebabkan perbesaran

    uterus, perbesaran payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara ibu serta

    perbesaran genitalia eksterna wanita.[8]

    Estrogen juga merelaksasi ligamentum pelvis, sehingga persendian

    sakroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini

    akan mempermudah pasase fetus melalui jalan lahir. [8]

    Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara,

    pertumbuhan sistem duktus yang luas, dan deposit lemak pada payudara. Lobulus

    dan alveolus payudara sedikit berkembang di bawah pengaruh estrogen sendiri,

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    11/29

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    12/29

    12

    Fibroadenoma bercampur dengan stroma dan komponen epitel. Sangat jelas,

    fibroadenoma berbatas tegas dan berupa massa elastis. Secara histologis, tampak

    banyak lobus, yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Adenoma laktasi terdiri dari

    asini dan saluran matur yang berisi sekresi yang lebih lembut dari fibroadenoma.

    Adenoma laktasi dapat menghilang secara alami pada akhir kehamilan ataupun

    laktasi. Dapat juga menghilang karena nekrosis, seperti fibroadenoma.

    Kebanyakan adenoma laktasi tidak berulang setelah reseksi komplit. Adenoma

    lactase beriringan dengan lesi ganas sangat jarang terjadi. Dan tidak memiliki

    resiko menjadi kanker payudara. Sangat susah membedakan adenoma laktasi dan

    fibroadenoma melalui gambaran radiologi. Gambaran radiolusen atau area

    hiperekhoik, yang menunjukkan lemak dari payudara, sesuai untuk hyperplasia

    laktasi, dapat dilihat melalui mammogarafi atau USG dan ini bermanfaat untuk

    mendiagnosis.[1, 3]

    Fibroadenoma (adenofibroma) adalah tumor jinak berisi stroma dan

    elemen epithelial. Fibroadenoma muncul pada remaja dan wanita pada usia

    reproduktif, jarang ditemukan sebagai tumor baru pada wanita usia 40 atau 45.Fibroadenoma adalah lesi yang paling sering ditemukan selama kehamilan dan

    periode laktasi. Fibroadenoma dapat terbentuk sebelum kehamilan, meskipun

    banyak instansi yang tidak mendeteksi karena tidak dapat terpalpasi atau inspeksi

    skrining payudara tidak dilakukan pada wanita muda. Ukuran fibroadenoma

    meningkat selama kehamilan karena kesensitivannya terhadap level hormon.

    Gambaran radiologi dari fibroadenoma tidak jauh berbeda pada wanita hamil,

    temuan seperti dilatasi dari ductus lactiferous dan peningkatan aliran darah sangat

    mirip dengan fibroadenoma kompleks. Saat melakukan pemeriksaan Biopsi Jarum

    Halus untuk mendiagnosis fibroadenoma yang terpalpasi, kita harus

    mempertimbangkan perubahan fisiologis sel selama kehamilan.[1]

    Galaktokel adalah satu atau banyak nodul yang mengandung ASI yang

    terbendung. Galaktokel adalah lesi jinak, yang paling banyak terdeteksi beberapa

    minggu atau bulan setelah ibu berhenti menyusui, atau selama menyususi atau

    saat trimester ketiga kehamilan. Apapun yang mengobstruksi sistem duktus

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    13/29

    13

    selama laktasi dapat menyebabkan galaktokel. Secara umum, lesi ini muncul

    karena penghentian laktasi saat ASI mengalami stagnan di duktus. Gejala dapat

    terlambat beberapa bulan setelah penghentian pemberian ASI. Lesi ini sering

    berlokasi di daerah perifer payudara. Terkadang kita temukan perubahan saat

    palpasi, teraba massa keras yang menghasilkan ASI. Aspirasi dapat menjadi alat

    bantu diagnosis dan pengobatan jika lesi ini tidak berulang. Disarankan

    melakukan eksisi jika lesi tetap berulang setelah dilakukan aspirasi .[1, 3]

    3.2 Tumor Ganas Mamma

    a. Epidemiologi

    Berdasarkan National Cancer Institutes Surveillance, epidemiology dan

    statistik hasil akhir dari 2001 hingga 2003, 12.67% wanita mengalami kanker

    payudara selama hidupnya. Resiko ini diartikan satu dari delapan wanita. Usia

    rata-rata penderita kanker payudara pada 2000-2003 adalah 61 tahun dan 12.7%

    wanita berusia antara 20 dan 44. Pada wanita yang terdiagnosis kanker payudara

    saat berusia kurang dari 40 tahun, sekitar 10% akan hamil. Data ini menunjukkanrendahnya insiden dari kehamilan dengan kanker payudara. Faktanya,estimasi

    insidens 1 dalam 3000 kehamilan. Walaupun insiden rendah, kanker payudara

    gestasional adalah salah satu keganasan pada kehamilan yang umum, kedua

    setelah kanker serviks. Beberapa publikasi tentang kanker payudara pada

    kehamilan melaporkan prevalensi 3 dari 10.000 kehamilan, dengan 3%

    terdiagnosis sebagai kanker payudara.[9, 10]

    b. Etiologi

    Penyebab kanker payudara secara pasti belum diketahui. Kehamilan dan

    kanker payudara merupakan dua kondisi biologis yaitu jaringan berupa antigen

    yang ditolerir oleh sistem imun tubuh. Belum ada bukti bahwa kehamilan atau

    masa menyusui merupakan etiologi atau menyebabkan progresivitas kanker

    payudara. Perubahan hormonal selama kehamilan seperti peningkatan

    kortikosteroid sirkulasi akan menyebabkan imunosupresi. Perubahan ini secara

    teoritis mempercepat pertumbuhan tumor, tetapi bukan penyebab utama.

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    14/29

    14

    Diperkirakan kanker payudara telah terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun

    sebelum konsepsi kehamilan.[2]

    c. Patofisiologi

    Carsinoma mammaeberasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi

    pada sistem duktal, mulamula terjadi hiperplasia selsel dengan perkembangan

    selsel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi

    stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal

    sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kirakira

    berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kirakira seperempat dari carsinoma mammae

    telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan penyebaran

    langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.[6]

    Derajat status reseptor hormon negatif secara konsisten meningkat pada

    wanita muda yang hamil dengan kanker mammae. Terdapat beberapa teori. Yang

    pertama yaitu tinginya level sirkulasi hormon estrogen dan progesteron pada

    kehamilan dapat menduduki semua reseptor pengikat hormon; yang kedua

    berhubungan dengan penurunan regulasi reseptor selama kehamilan.[9]

    d. Gambaran Klinis

    Kanker payudara pada kehamilan sulit didiagnosis karena adanya

    pembesaran payudara selama kehamilan dan masa menyusui. Selama kehamilan

    terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron, payudara menjadi kencang

    dan teraba multinodular. Massa pada payudara menjadi sulit diraba dan seringdiragukan dengan hipertrofi payudara. Kelenjar Montgomery di sekitar areola

    menjadi hitam dan areola sendiri akan menjadi lebih gelap. Keterlambatan

    diagnosis dilaporkan 5 sampai 15 bulan sejak keluhan pertama kali sampai

    diagnosis ditegakkan, mengakibatkan stadium klinis saat diagnosis ditegakkan

    lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tidak hamil. Mungkin hal tersebut

    merupakan alasan mengapa kanker payudara pada kehamilan dan laktasi

    memilliki prognosis buruk. Abnormalitas payudara selama kehamilan dapat

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    15/29

    15

    diperiksa dengan sonografi atau mamografi yang dilakukan dengan memakai

    pelindung fetus.[2]

    e. Diagnosis

    Pendekatan diagnosis pada perempuan hamil dengan tumor mamma

    tidaklah berbeda dengan yang tidak hamil. Gejala yang paling umum dari kanker

    payudara adalah adanya massa nyeri yang ditemukan pasien. Meskipun perubahan

    fisiologis yang mencolok terjadi pada payudara selama kehamilan, termasuk

    pembesaran puting dan peningkatan jaringan kelenjar yang menyebabkan

    pembengkakan dan nyeri, kanker payudara harus diskrining selama kehamilan.

    Beberapa massa mamma yang dicurigai selama hamil harus segera disingkirkan

    penyebabnya, bahkan dengan menggunakan ultrasound, aspirasi jarum halus atau

    biopsi.[11]

    Mammografi dilakukan jika ada indikasi. Radiasi pada janin tidak

    membahayakan, terpapar hanya 0,004 cGy. Penting diketahui, mammografi

    dihubungkan dengan nilai negatif palsu 35-40%. MRI sangat membantu untukdiagnosis. Janin harus dilindungi dengan pelindung radiasi di abdomen.[11, 12]

    Pada semua perempuan yang melakukan ultrasound atau mammografi

    karena ada massa yang mencurigakan, tetap tidak terdiagnosis, atau dengan

    perubahan klinik seperti perubahan kulit atau massa yang terfiksir, biopsi harus

    dilakukan. Biopsi core merupakan teknik diagnosis yang ideal. Fine Needle

    Asporation (FNA)untuk sitologi merupakan alternatif lain, tetapi dibutuhkan ahli

    patologi yang berpengalaman terhadap kehamilan dan kanker mamma. FNA dapat

    diandalkan untuk diagnosis karsinoma (hasil positif palsu jarang terjadi), tetapi

    jika massa yang ditemukan negatif, tumor harus dievaluasi dengan biopsy eksisi.

    Sama dengan pasien tidak hamil, 20 persen dari biopsi payudara pasien hamil

    menunjukkan kanker. Tidak terdapat bukti biopsi payudara menimbulkan risiko

    yang bermakna untuk ibu dan bayi sekalipun dengan anestesi umum. Hanya

    terdapat satu kematian janin dari 134 kasus biopsi payudara dengan anestesi

    umum pada wanita hamil karena ketidaktahuan keadaan hamil.[2, 11-13]

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    16/29

    16

    Sekali keganasan terdiagnosis, x-ray thoraks dan pencarian metastasis

    dilakukan. Walaupun CT scan rutin dari tulang dan hepar sangat sensitif dan

    spesifik, sebaiknya tidak dilakukan selama kehamilan karena efek radiasinya.

    MRI adalah pemeriksaan alternatif untuk mendeteksi kelainan hepar. MRI sensitif

    dan memiliki resolusi kontras yang bagus.[11, 12]

    f.

    Klasifikasi Kanker Payudara

    a. Non invasive carcinoma

    a) Ductal carcinoma in situ

    Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk

    pada sel kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan belum

    menyebar. Saluran menjadi tersumbat dan membesar seiring

    bertambahnya sel kanker di dalamnya. Kalsium cenderung terkumpul

    dalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi sebagai

    kalsifikasi terkluster atau tak beraturan (clustered or irregular

    calcifications) atau disebut kalsifikasi mikro (microcalcifications) pada

    hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.

    [6, 7]

    DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya

    massa yang secara jelas terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada

    mammografi. DCIS kadang ditemukan dengan tidak sengaja saat

    dokter melakukan biopsy tumor jinak. Sekitar 20%-30% kejadian

    kanker payudara ditemukan saat dilakukan mamografi. Jika diabaikan

    dan tidak ditangani, DCIS dapat menjadi kanker invasif dengan potensi

    penyebaran ke seluruh tubuh. DCIS muncul dengan dua tipe sel yang

    berbeda, dimana salah satu sel cenderung lebih invasif dari tipe

    satunya. Tipe pertama, dengan perkembangan lebih lambat, terlihat

    lebih kecil dibandingkan sel normal. Sel ini disebut solid, papillary

    atau cribiform. Tipe kedua, disebut comedeonecrosis, sering bersifat

    progresif di awal perkembangannya, terlihat sebagai sel yang lebih

    besar dengan bentuk tak beraturan. [7]

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    17/29

    17

    b)

    Lobular carcinoma in situ

    LCIS terkadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara non-

    invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak

    berkembang melewati dinding lobulus. Mengacu pada National Cancer

    Institute, Amerika Serikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki

    peluang 25% munculnya kanker invasive (lobular atau lebih umum

    sebagai infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya. [14]

    b. Invasive carcinoma

    a)

    Pagets diseasedari papilla mammae

    Pagets disease muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla

    mammae, dapat berupa lesi bertangkai, ulserasi, atau halus. Biopsi papilla

    mammae akan menunjukkan suatu populasi sel yang identik (gambaran

    atau perubahan pagetoid). Tanda patognomonik dari kanker ini adalah

    terdapatnya sel besar pucat dan bervakuola (Paget's cells) dalam deretan

    epitel. [14]

    b)

    Invasive ductal carcinoma

    o Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST)

    Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan

    pada 60% kasus kanker ini mengadakan metastasis (baik mikro

    maupun makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini biasanya

    terdapat pada wanita perimenopause atau postmenopause dekade

    kelima sampai keenam, sebagai massa soliter dan keras. Batasnya

    kurang tegas dan pada potongan meilntang, tampak permukaannya

    membentuk konfigurasi bintang di bagian tengah dengan garis

    berwarna putih kapur atau kuning menyebar ke sekeliling jaringan

    payudara. Sel-sel kanker sering berkumpul dalam kelompok kecil,

    dengan gambaran histologi yang bervariasi. [14]

    o Medullary carcinoma

    Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker

    payudara, berkisar 4% dari seluruh kanker payudara yang invasif

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    18/29

    18

    dan merupakan kanker payudara herediter yang berhubungan

    dengan BRCA-1. Peningkatan ukuran yang cepat dapat terjadi

    sekunder terhadap nekrosis dan perdarahan. 20% kasus ditemukan

    bilateral. Karakterisitik mikroskopik dari medullary carcinoma

    berupa infiltrat limforetikular yang padat terutama terdiri dari sel

    limfosit dan plasma, inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi

    buruk dan mitosis aktif, pola pertumbuhan seperti rantai, dengan

    minimal atau tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar. Sekitar

    50% kanker ini berhubungan dengan DCIS dengan karakteristik

    terdapatnya kanker perifer, dan kurang dari 10% menunjukkan

    reseptor hormon. Wanita dengan kanker ini mempunyai 5-year

    survival rate yang lebih baik dibandingkan NST atau invasive

    lobular carcinoma.[14]

    o Mucinous (colloid) carcinoma

    Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe

    khusus lain dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker

    payudara yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang

    besar dan ditemukan pada wanita yang lebih tua. Karena

    komponen musinnya, sel-sel kanker ini dapat tidak terlihat pada

    pemeriksaan mikroskopik. [14]

    o Papillary carcinoma

    Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker

    payudara sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif.

    Biasanya ditemukan pada wanita dekade ketujuh dan sering

    menyerang wanita non kulit putih. Ukurannya kecil dan jarang

    mencapai diameter 3 cm. [14]

    o Tubular carcinoma

    Tubular carcinomamerupakan tipe khusus lain dari kanker

    payudara sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif.

    Biasanya ditemukan pada wanita perimenopause dan pada periode

    awal menopause.Long-term survival mendekati 100%.[14]

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    19/29

    19

    c) Invasive lobular carcinoma

    Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara.

    Gambaran histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat,

    nucleoli tidak jelas, dan sedikit sitoplasma. Pewarnaan khusus dapat

    mengkonfirmasi adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat

    menggantikan inti (signet-ring cell carcinoma). Seringnya multifokal,

    multisentrik, dan bilateral. Karena pertumbuhannya yang tersembunyi

    sehingga sulit untuk dideteksi. [14]

    3.6Stadium Kanker Payudara [3-6]

    Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak

    dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang

    direkomendasikan oleh UICC (Union for International Cancer Control) atau

    AJCC (American Joint Committee On Cancer).

    Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

    T (Tumor size), ukuran tumor

    Ukuran

    tumor

    Interpretasi

    Tx Tumor primer tidak dapat dinilai

    T0 Tidak ada buktinya adanya tumor

    Tis Lobular carcinoma in situ, ductus carcinoma in situ,

    Pagets disease

    Tmic Adanya mikro invasi 0,1 cm

    T1

    T1a

    T1b

    T1c

    Diameter 2 cm

    Diameter 0,10,5 cm

    Diameter 0,51 cm

    Diameter 12 cm

    T2 Diameter tumor 2-5 cm

    T3 Diameter tumor 5 cm

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    20/29

    20

    T4

    T4a

    T4b

    T4c

    T4d

    Berapa pun diameternya dengan ekstensi ke dinding dada

    atau kulit

    Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis

    Edema (termasuk peau dorange) atau terdapat ulserasi

    atau nodul satelit pada payudara yang sama

    Mencakup kedua hal di atas

    Inflammatory carcinoma

    N (Node), kelenjar getah bening regional (KGB) :

    LymphNode Interpetasi

    Nx Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai (misal sudah

    diangkat sebelumnya)

    N0 Kanker belum menyebar ke limfonodus

    N1 Kanker telah menyebar ke kelenjar aksila ipsilateral dan

    dapat digerakkan

    N2

    N2a

    N2b

    Kanker telah menyebar ke kelenjar aksila ipsilateral,melekat satu sama lain (konglomerasi) atau adanya

    pembesaran kelenjar mamaria interna ipsilateral tanpa

    adanya metastasis ke kelenjar aksila

    Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, terfiksir, atau

    berkonglomerasi dengan struktur sekitar

    Metastasis pada kelenjar mamaria interna ipsilateral tanpa

    metastasis ke kelenjar aksila

    N3

    N3a

    N3b

    N3c

    Kanker telah menyebar ke kelenjar limfe infraklavikularis

    ipsilateral, atau terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria

    interna dan metastasis kelenjar limfe aksilar, atau metastasis

    kelenjar limfe supraklavikula ipsilateral

    Metastasis ke kelenjar infraklavikula ipsilateral

    Metastasis ke kelenjar mamaria interna dan aksila

    Metastasis ke kelenjar supraklavikula

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    21/29

    21

    M (Metastasis), penyebaran jauh :

    Metastase InterpretasiMx Metastasis jauh belum dapat dinilai

    M0 Tidak ada metastase ke organ jauh

    M1 Metastase organ jauh

    Tabel 3

    Setelah masing-masing faktor T,N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut

    kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

    Stadium 0 (T0 N0 M0)

    Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer. Yaitu

    kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-

    kelenjar (lobules) susu pada payudara.

    Gambar 3Karsinoma mammae stadium 0 (Dikutip dari kepustakaan [15])

    Stadium I (T1 N0 M0)

    Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik

    pada pembuluh getah bening. Tumor dengan garis tengah kurang dari 2

    cm dan belum menyebar keluar payudara.

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    22/29

    22

    Gambar 4

    Karsinoma mammae stadium I (Dikutip dari kepustakaan 14)

    Stadium IIA (T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0)

    Pada stadium ini :

    - Tidak ada benjolan yang ditemukan pada payudara, tetapi kanker

    ditemukan pada limfonodi axillaris (kelenjar limfe dibawah lengan);

    atau

    - Benjolan berukuran 2 cm atau lebih kecil dan sudah menyebar ke

    limfonodi axillaris; atau

    - Benjolan lebih besar dari 2 cm tetapi tidak lebih besar dari 5 cm

    (antara 2-5 cm) dan tidak menyebar ke limfonodi axillaris.

    Gambar 5

    Karsinoma mammae stadium IIA (Dikutip dari kepustakaan 14)

    Stadium IIB (T2 N1 M0 / T3 N0 M0)

    Pasien stadium ini, benjolan berukuran :

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    23/29

    23

    - 2-5 cm dan sudah menyebar pada limfonodi axillaris; atau

    - Lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke limfonodi axillaris.

    Gambar 6

    Karsinoma mammae stadium IIB (Dikutip dari kepustakaan 14)

    Stadium IIIA (T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2

    M0)

    Tidak ada benjolan yang ditemukan di payudara. Kanker ditemukan di

    limfonodi axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada

    jaringan lainnya, atau bisa juga ditemukan pada limfonodi sekitar tulang

    dada atau :

    - Benjolan berukuran 2 cm atau lebih kecil. Kanker ditemukan di

    limfonodi axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada

    jaringan lainnya, atau bisa juga ditemukan pada limfonodi sekitar

    tulang dada; atau

    - Benjolan berukuran 2-5 cm. Kanker sudah menyebar ke limfonodi

    axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan

    lainnya, atau kanker mungkin sudah menyebar ke limfonodi sekitar

    tulang dada; atau

    - Benjolan lebih besar dari 5 cm. Kanker sudah menyebar ke limfonodi

    axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan

    lainnya, atau kanker mungkin sudah menyebar ke limfonodi sekitar

    tulang dada.

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    24/29

    24

    Gambar 7

    Karsinoma mammae stadium IIIA (Dikutip dari kepustakaan 14)

    Stadium IIIB (T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0)

    Benjolan bisa sebesar apapun dan kanker :

    - Sudah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara; dan

    - Mungkin sudah menyebar ke limfonodi axillaris yang saling

    berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau kanker

    mungkin sudah menyebar ke limfonodi sekitar tulang dada

    Kanker yang sudah menyebar ke kulit payudara disebut kanker payudara

    inflamatorik (Inflammatory Breast Cancer)

    Gambar 8

    Karsinoma mammae stadium IIIB (Dikutip dari kepustakaan 14)

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    25/29

    25

    Stadium IIIC (Tiap T N3 M0)

    Pada stadium ini, terdapat kanker payudara ataupun benjolan dalam

    berbagai ukuran dan mungkin sudah menyebar ke dinding dada dan/atau

    kulit payudara. Selain itu, kanker juga :

    - Sudah menyebar ke linfonodi diatas atau dibawah tulang leher dan

    - Mungkin sudah menyebar ke limfonodi axillaris atau ke limfonodi di

    sekitar tulang dada.

    Kanker payudara stadium IIIC dibagi menjadi stadium IIIC yang dapat

    dioperasi dan tidak dapat dioperasi.

    Pada stadium IIIC yang dapat dioperasi, kanker :

    Ditemukan dalam sepuluh atau lebih limfonodi axillaris; atau

    Ditemukan dalam limfonodi dibawah tulang leher; atau

    Ditemukan dalam limfonodi axillaris dan limfonodi di sekitar

    tulang dada

    Pada stadium IIIC yang tidak dapat dioperasi, kanker sudah menyebar

    ke limfonodi diatas tulang leher.

    Gambar 9

    Karsinoma mammae stadium IIIC (Dikutip dari kepustakaan 14)

    Stadium IV (Setiap T- Setiap N- M1)

    Kanker sudah menyebar ke organ lain tubuh, yang paling sering

    adalah ke tulang, hati, atau otak.

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    26/29

    26

    Gambar 10

    Karsinoma mammae stadium IIIC (Dikutip dari kepustakaan 14)

    g. Penatalaksanaan

    Secara umum, pengobatan adalah individual, bergantung pada saat kasus

    ditemukan, termasuk umur gestasi, stadium, patologi tumor, reseptor hormon,

    keadaan kelenjar limfe, dan jumlah anak.[12]

    Pembedahan

    Selama trimester pertama, modified radical mastectomymerupakan terapi

    pilihan. Operasi breast conserving (BCS) seperti lumpektomi dengan terapi

    radiasi dihindari karena pajanan radiasi dosis tinggi pada janin. BCS berupa eksisi

    luas lokal pada tumor primer, radiasi seluruh payudara dan diseksi axillari secara

    terpisah dan atau biopsi nodus KGB. Lumpektomi dipertimbangkan aman untuk

    semua trimester, kebutuhan terapi post operatif berupa radiasi untuk melengkapi

    BCS dan memperoleh kontrol lokal yang optimal berupa kontraindikasi selama

    ketiga semester. Trimester pertama dan kedua, terminasi kehamilan terutama pada

    stadium lanjut dan metastasis kelenjar.[2]

    Radiasi

    Radioterapi pada trimester pertama harus dihindari, terutama pada 10-38

    hari awal kehamilan. Pada masa ini, radiasi dapat menyebabkan microencephaly,

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    27/29

    27

    anencephaly, kerusakan mata dan clubfoot. Risiko radiasi tidak berkurang

    walaupun fetus dilindungi dengan pelindung radiasi. Sehubungan dengan periode

    kehamilan, permukaan tubuh ibu mengalami perluasan. Oleh karena itu, kuantitas

    dari radiasi yang diabsorbsi oleh janin bergantung pada perubahan fisiologis ibu.

    Pilihan mengakhiri kehamilan jika radiasi sangat diperlukan, namun tidak ada

    bukti peningkatan survival dengan mengakhiri kehamilan. BCS dapat menjadi

    pilihan terapi setelah trimester ketiga sebab radioterapi dapat diberikan setelah

    bayi lahir.[2]

    Kemoterapi

    Dalam kehamilan, jika pada operasi ditemukan metastasis pada KGB

    aksila dianjurkan kemoterapi. Paparan kemoterapi pada trimester ketiga hanya

    menyebabkan peningkatan insidens perlambatan pertumbuhan intrauterin dan

    persalinan prematur. Efek jangka lama pada neonatus tidak diketahui. Perlu

    diwaspadai abnormalitas neurologi, disfungsi gonad, dan malignansi pasca

    kelahiran. Kebanyakan obat antikanker untuk karsinoma mamma dapat

    menyebabkan teratogenesis dan mutasi yang berhubungan dengan pertumbuhan

    janin terhambat, deformitas dan kelahiran mati. Karena efek teratogeniknya, pada

    trimester pertama, 5 sampai 10 minggu perlu diperhatikan dan aman setelah 13

    minggu. Obat kategori D menurut FDA, seperti cyclofosfamid, fluorouracil dan

    cisplantinum, menyebabkan teratogenesis pada trimester pertama, tetapi jarang

    pada trimester kedua dan ketiga Keputusan pemberian kemoterapi harus

    dijelaskan dengan seksama kepada pasien. Laktasi dihentikan bila mendapat

    kemoterapi.[2]

    h. Prognosis

    Kanker payudara pada kehamilan dan laktasi merupakan kasus jarang

    dijumpai. Penelitian retrospektif kebanyakan hanya melaporkan sedikit pasien

    sehingga sulit dianalisis. Hampir seluruhnya mempertimbangkan kesamaan antara

    laktasi dan kehamilan. Wanita hamil dan menyusui yang didiagnosis lebih awal

    dengan KGB aksila negatif memiliki hasil terapi yang mirip dengan wanita tidak

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    28/29

    28

    hamil. Nugent dan OConnell membandingkan distribusi stadium penyakit kanker

    payudara pada wanita hamil dengan wanita yang lebih muda dari 40 tahun yang

    tidak hamil.[2]

    Kecenderungan menunjukkan stadium penyakit yang lebih tinggi pada

    wanita hamil (74% memiliki kelenjar positif dibandingkan dengan 37% pada

    wanita tidak hamil).[2]

    Sebagian besar bukti mendukung pendapat bahwa kehamilan tidak

    memperburuk penyakit tapi menutupi penyakit sehingga metastasis berlanjut.

    Diperlukan peningkatan kewaspadaan dokter saat pemeriksaan selama kehamilan.

    [2]

    Valentgas mendapatkan bahwa wanita hamil dengan kanker payudara

    invasif stadium I dan II yang diterapi, mempunyai risiko kekambuhan yang lebih

    rendah.4 Petrek mengevaluasi 56 pasien kanker payudara yang hamil dan 166

    pasien kanker payudara yang tidak hamil dan mendapatkan 5 dan 10-year survival

    rate yang sama. Zemlickis et al. Membandingkan 102 pasien hamil dan 269 pasientidak hamil, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan survival rate yang signifi

    kan. Tetapi Tretli et al. berdasarkan penelitian retrospektif pada 20 pasien kanker

    yang hamil mendapatkan survival rate signifi kan lebih buruk pada wanita hamil,

    dengan membandingkan umur dan stadium saat didiagnosis. Hampir semua

    laporan menyebutkan bahwa pasien hamil ditemukan pada stadium lanjut saat

    didiagnosis, namun ditinjau menurut stadiumvpenyakit didapatkan survival rate

    yang sama antara pasien hamil dan pasien yang tidak hamil. [2]

  • 8/11/2019 Kehamilan Dan Tumor Mamma

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ji Hoon Yu, M.J.K., Hyonil Cho, Hyun Ju Liu, Breast Diseases During

    Pregnancy and Lactation.Obstetrics & Gynecology Science, 2013: p. 143-159.

    2. Azamris,Kanker Payudara dalam Kehamilan.CDK, 2013. 40: p. 357-360.

    3. El-Mowafi, D.M.,Management of Breast Cancer During Pregnancy.

    4. R. Sjamsuhidajat, W.D.J.,Buku Ajar Ilmu Bedah. 3 ed. 2010, Jakarta: EGC.

    5. Reksoprodjo, S.,Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. 2002, Jakarta: FKUI.

    6. Price, W., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6 ed. 2006,Jakarta: EGC.

    7. Dirk J. Iglehart, C.M.K., Chapter 32 - Diseases of the Breast, in Sabiston

    Textbook of Surgery, R.D.B. Courtney M. Townsend JR, B. Mark Evers, Editor.

    2006, Elsevier: Philadelphia. p. 867-880.

    8. Anonim,Fisiologi Wanita in Textbook Of Medical Physiology, A.C. Guyton and

    J.E. Hall, Editors. 2008, EGC: Jakarta. p. 1069-1093.

    9. Dawn M Barnes, L.A.N., Pregnancy-Associated Breast Cancer: A Literature

    Review.Elsevier, 2007. 87: p. 417-430.

    10. Michael Helewa, P.L., Diane Provencer, Breast Cancer, Pregnancy and

    Breastfeeding.SOGC, 2002. 111: p. 1-6.

    11. Anonim, Chapter 57: Neoplastic Disease, in Williams Obstetrics, J.C.F. F Gary

    Cunningham, Editor. 2005, Mc Graw Hill: USA.

    12. Pangemanan, W.T.,Penyakit Neoplasma, inIlmu Kebidanan, S. Prawirodihardjo,

    Editor. 2010, BPSP: Jakarta. p. 900-901.

    13. Larry J London, M.B.C., CHAPTER 45Malignant Diseases and Pregnancy., in

    Obstetrics: Normal and Problem Pregnancies, J.R.N. Steven G Gabbe, Joe Leigh

    Simpson, Editor. 2007, Elsevier: Philadelphia.

    14. Anonim, Chapter 16 - The Breast, in Schwartz's Manual Of Surgery, F.C.

    Brunicardi, Editor. 2010, Mc Graw Hill: USA. p. 351-353.

    15. Morrow, M. http://www.asco.org/search/site/breast%2520cancer%2520stage.

    2010 [cited 2014.

    http://www.asco.org/search/site/breast%2520cancer%2520stagehttp://www.asco.org/search/site/breast%2520cancer%2520stagehttp://www.asco.org/search/site/breast%2520cancer%2520stage