kecerdasan emosi, stres kerja, dan kinerja guru sma …

14
142 KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA A.A.Anwar Prabu Mangkunegara dan Mela Puspitasari Universitas Mercu Buana email: [email protected] Abstrak Peneltian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kecerdasan emosi guru dan stres kerja terhadap kinerja guru. Metode pengujian validitas instrumen menggunakan pendekatan korelasi product moment dengan ketentuan kevalidan instrumen apabila nilai r hitung > nilai r table . Metode pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus korelasi Alpha Cronbach, dengan ketentuan nilai Alpha Cronbach > 0,6. Teknik sampling digunakan teknik klaster dengan penentuan sampel secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh terhadap kinerja guru, stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru, tetapi secara simultan (bersama-sama) kecerdasan emosi dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja guru. Kata kunci: kecerdasan emosi, kinerja guru, stres kerja THE EMOTIONAL INTELLIGENT, WORKING STRESS, AND PERFORMANCE OF SENIOR HIGH SCHOOL TEACHER Abstract This study was aimed at explaining the influences of the emotional intellegence and working stress on the teacher performance. The methods used in the testing instrument (questionnaire of emotional quotients, work stress and teacher performance) were product moment approach and the provisions of validity of the instrument when the value of r count > value of r table. The methods of testing the reliability of the instrument were Alpha Cronbach formula with the provisions of Alpha Cronbach Value > 0.6. The sampling technique was purposive cluster. The results showed that emotional intelligence influences on the teacher performance. The partial test show that working stress had no influence on the teacher performance but simultaneously emotional intelligence and working stress influence on the teacher performance. Keywords: emotional intellegence, teacher performance, working stress PENDAHULUAN Upaya meningkatkan kualitas pen- didikan terus menerus dilakukan antara lain kualitas lulusan, kualitas guru, kualitas ke- pala sekolah, sarana prasarana, pengelolaan sekolah, proses belajar mengajar dan lain sebagainya belum menunjukkan pening- katan yang berarti. Kualitas pendidikan di Indonesia masih berada di bawah rata- rata negara berkembang lainnya. Hasil survei World Competitiveness Year Book tahun 1997-2007 menunjukkan bahwa dari 47 negara yang disurvai, pada tahun 1997 Indonesia berada pada urutan 39, pada tahun 1999, berada pada urutan 46. Tahun 2002, dari 49 negara yang disurvai, Indonesia berada pada urutan 47, dan pada 2007 dari 55 negara yang disurvai, Indonesia menempati posisi ke-53. Menurut laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB, UNESCO, tahun 2005 posisi Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara berkembang di Asia Pasifik. Selain itu, menurut

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

142

KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara dan Mela PuspitasariUniversitas Mercu Buana

email: [email protected]

AbstrakPeneltian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kecerdasan emosi guru dan stres kerja

terhadap kinerja guru. Metode pengujian validitas instrumen menggunakan pendekatan korelasiproduct moment dengan ketentuan kevalidan instrumen apabila nilai r

hitung > nilai r

table. Metode

pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus korelasi Alpha Cronbach, dengan ketentuannilai Alpha Cronbach > 0,6. Teknik sampling digunakan teknik klaster dengan penentuan sampelsecara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh terhadap kinerjaguru, stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja guru, tetapi secara simultan (bersama-sama)kecerdasan emosi dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.

Kata kunci: kecerdasan emosi, kinerja guru, stres kerja

THE EMOTIONAL INTELLIGENT, WORKING STRESS,AND PERFORMANCE OF SENIOR HIGH SCHOOL TEACHER

AbstractThis study was aimed at explaining the infl uences of the emotional intellegence and working

stress on the teacher performance. The methods used in the testing instrument (questionnaire ofemotional quotients, work stress and teacher performance) were product moment approach and theprovisions of validity of the instrument when the value of r count > value of r table. The methods oftesting the reliability of the instrument were Alpha Cronbach formula with the provisions of AlphaCronbach Value > 0.6. The sampling technique was purposive cluster. The results showed thatemotional intelligence infl uences on the teacher performance. The partial test show that workingstress had no infl uence on the teacher performance but simultaneously emotional intelligence andworking stress infl uence on the teacher performance.

Keywords: emotional intellegence, teacher performance, working stress

PENDAHULUANUpaya meningkatkan kualitas pen-

didikan terus menerus dilakukan antara lainkualitas lulusan, kualitas guru, kualitas ke-pala sekolah, sarana prasarana, pengelolaansekolah, proses belajar mengajar dan lainsebagainya belum menunjukkan pening-katan yang berarti. Kualitas pendidikandi Indonesia masih berada di bawah rata-rata negara berkembang lainnya. Hasilsurvei World Competitiveness Year Booktahun 1997-2007 menunjukkan bahwa

dari 47 negara yang disurvai, pada tahun1997 Indonesia berada pada urutan 39,pada tahun 1999, berada pada urutan 46.Tahun 2002, dari 49 negara yang disurvai,Indonesia berada pada urutan 47, danpada 2007 dari 55 negara yang disurvai,Indonesia menempati posisi ke-53.

Menurut laporan monitoring globalyang dikeluarkan lembaga PBB, UNESCO,tahun 2005 posisi Indonesia menempatiperingkat 10 dari 14 negara berkembangdi Asia Pasifik. Selain itu, menurut

Page 2: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

143

laporan United Nations DevelopmentProgramme (UNDP) , kualitas SDMIndonesia menempati urutan 109 dari 177negara di dunia. Menurut The Politicaland Economic Risk Consultancy (PERC)yang merupakan lembaga konsultan dariHongkong menyatakan kualitas pendidikandi Indonesia sangat rendah, di antara 12negara Asia yang diteliti, Indonesia satutingkat di bawah Vietnam.

Upaya meningkatkan mutu pendidik-an ditentukan kondisi sumber daya manusiayang terlibat dalam proses pendidikan. Gurumerupakan salah satu faktor penentu tinggirendahnya mutu pendidikan. Rendahnyakualitas guru antara lain karena rendahnyakinerja. Menilai kinerja guru tidak terlepasdari menilai proses kegiatan pembelajaran.Hasil penilaian kinerja guru di SMANegeri Kota Tangerang belum sesuaistandar sebagaimana yang tercantum dalamPeraturan Menteri Pendidikan.

Berikut ini data rata-rata persentasehasil supervisi guru di SMA Negeri danSwasta pada semua mata pelajaran yang

dilakukan di SMA Kota Tangerang Selatanyang tertera pada Tabel 1.

Pada tahun 2005, isu mengenai pro-fesionalisme guru gencar dibicarakan diIndonesia. Guru profesional yang dibuk-tikan dengan kompetensi yang dimilikinyaakan mendorong terwujudnya proses danproduk kinerja yang dapat menunjangpeningkatan kualitas pendidikan. Halini sesuai dengan hasil penelitian Kande(2011) yang menyimpulkan bahwa “tingkatpendidikan guru, pengetahuan tentangstandar pendidikan, dukungan sesamaguru, gaya kepemimpinan kepala sekolah,dan lingkungan fi sik sekolah berpengaruhpositif terhadap kinerja guru”. Begitu pulahasil penelitian Suparwoto, dkk. (2011)menunjukkan bahwa “aspek terpentingdari kompetensi profesional ditunjukkanoleh para guru sekolah dasar dan sekolahmenengah pertama.

Aspek pedagogis, pribadi, dan sosialmemiliki peranan paling penting bagiguru sekolah menengah atas”. Guruyang kompeten dapat dibuktikan dengan

Tabel 1. Hasil Supervisi Guru SMA Negeri Kota Tangerang SelatanNo Uraian Kegiatan Persentase Keterangan1 Penyusuan Silabus dan

Rancangan PelaksanaanPembelajaran ( RPP )

51,36 Belum menyusun secara lengkap dansesuai Permen No 22 Tahun 2006 TentangStandar Isi

2 Kegiatan Proses BelajarMengajar (PBM)

68,49 Belum melaksanakan kegiatan Eksplorasi,Elaborasi dan Konfi rmasi sesuai PermenNo 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

3 Pengelolaan Kelas 82,19 Metode pembelajaran masih dominanceramah dan guru sebagai satu-satunyasumber belajar

4 Pengelolaan waktu 53,43 Belum mengelola waktu pembelajaran dikelas secara sistematis dan proporsional

5 Penilaian ProsesPembelajaran

54, 79 Belum memenuhi Permen No 20 Tahun2007 Tentang Standar Penilaian

Sumber : Pengawas Pembina SMA Gugus 04 Tangerang Selatan Tahun 2012

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...

Page 3: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

144

perolehan sertifi kasi guru berikut tunjanganprofesi yang memadai menurut ukuranIndonesia. Kompetensi guru tersebutmencakup kompetensi pedagogik, kom-petensi profesional, kompetensi sosial, dankompetensi kepribadian.

Uji Kompetensi tahun 2012 yangdiselenggarakan pada bulan Februaritahun 2012 yang diikuti oleh guru dariseluruh Indonesia sebanyak 281.016orang dan hasilnya telah diumumkan padatanggal 16 Maret oleh Menteri Pendidikandan Kebudayaan Bapak Muhamad Nuhdiperoleh nilai rata-rata 42,25. Hal inimengindikasikan bahwa kompetensi gurumasih rendah.

Permasalahan guru juga adalah tidaksesuainya kualifi kasi akademik guru denganmata pelajaran yang diampu. Kualifi kasiakademik sebagaimana yang dimaksudadalah tingkat pendidikan minimal yangharus dipenuhi oleh seorang pendidik yangdibuktikan dengan ijazah dan atau sertifi katkeahlian yang relevan sesuai ketentuanperundang-undangan yang berlaku. Dibeberapa sekolah antara lain di SMAN 2,SMAN 4, SMAN 5 Kota Tangerang Selatanmasih dijumpai guru memiliki kualifi kasiakademik yang tidak sesuai dengan matapelajaran yang diampu, misalnya guru yangberijazah Ekonomi mengajar mata pelajaransejarah.

Permasalahan yang berasal dari dalamdiri anak didik, banyaknya pekerjaanyang harus dilakukan dan diselesaikanoleh seorang guru, adanya konfl ik peran,hubungan dengan rekan kerja, perubahankurikulum yang cepat, serta rutinitaspekerjaan yang sama setiap harinya,merupakan faktor-faktor yang dapat memicutimbulnya stres kerja pada guru. Gejalastres kerja ditandai dengan munculnyagejala tidak sabaran dalam menghadapisiswa di kelas, lekas marah, bersikapapatis, sering tidak masuk kerja (rata-rata

kehadiran kurang dari 90%) dan sebagainyayang pada akhirnya dapat berdampak padakinerja guru.

Tugas profesi guru di masa depansangat berat, bukan saja harus memilikisejumlah kompetensi akademis semisalpenguasaan materi pelajaran, kepiawaiandalam merancang, mengelola, danmengevaluasi pembelajaran denganberbagai metode mutakhir, serta terampildalam menggunakan alat peraga danmedia pembelajaran, melainkan juga iaharus memiliki kematangan dan ketegarankepribadian. Salah satu aspek yangberkaitan dengan kematangan dan ketegarankepribadian adalah kecerdasan emosi(Emotional Intelligence) atau EmotionalQuotient (EQ).

Cooper & Sawaf (2000) memberikandefinisi kecerdasan emosional sebagaikemampuan merasakan, memahami dansecara efektif merupakan daya dan kepekaanemosional. Kecerdasan ini berkaitan antaralain dengan kemampuan seseorang (guru)dalam mengelola emosi terhadap diri danorang lain, memotivasi diri menghadapikesulitan dan meraih kesuksesan hidup,memiliki empati, kasih sayang, cinta kasihyang tulus, dan mampu berkomunikasisecara santun dengan orang lain dalam halini antara lain dengan peserta didik.

Hal ini sesuai pula dengan pendapatColeman dalam Mahyuddi & Noordi (2012)yang menyatakan bahwa “kecerdasan emosiitu merupakan kemampuan seorang gurumengatur kehidupan emosinya, menjagakeselarasan emosi dan pengungkapannyamelalui kesadaran diri, pengendalian diri,motivasi dalam diri, empati dan kesadaransosial.”

Begitu pula Nwadinigwe dan Azuka,(2012) menyatakan hasil penelitiannyabahwa “Pengembangan ketrampilanemosional memberikan kontr ibusiakademik dan pengembangan karier”.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 142-155

Page 4: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

145

Kolachina (2014) menyatakan bahwaguru harus menyadari bahwa pengajarankecerdasan emosional harus fokus sebagaistrategi untuk pengembangan siswa. Hal inikarena kecerdasan emosi guru berhubungandengan kemampuan mengelola emosi danmembangun hubungan dengan siswa danlingkungan sekolah.

Kontraversi antara kondisi ideal yangharus dijalani guru sesuai harapan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan NasionalNo. 20 Tahun 2003 dengan kenyataanyang terjadi di lapangan merupakan suatuhal yang perlu dan patut untuk dicermatisecara mendalam tentang faktor penyebabmunculnya dilema tersebut, sebab hanyadengan memahami faktor yang berpengaruhterhadap kinerja guru maka dapat dicarikanalternatif pemecahannya sehingga faktortersebut bukan menjadi hambatan bagipeningkatan kinerja guru melainkanmampu meningkatkan dan mendorongkinerja guru kearah yang lebih baik sebabkinerja sebagai suatu sikap dan perilakudapat meningkat dari waktu ke waktu.

Banyak faktor yang mempengaruhikinerja guru. Untuk itu, faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja guru dipandangperlu untuk dipelajari, ditelaah dan dikajisecara mendalam agar dapat memberikangambaran yang jelas faktor yang lebihberperan dan urgen yang mempengaruhikinerja guru.

Berdasarkan permasalahan pada latarbelakang masalah, penulis telah menelitiPengaruh Kecerdasan Emosi dan Streskerja terhadap Kinerja guru SMA Negeri diwilayah Kota Tangerang Selatan. Peneltianini bertujuan untuk mengetahui bagaimanapengaruh kecerdasan emosi guru dan streskerja terhadap kinerja guru SMA NegeriKota Tangerang Selatan. Dengan diketahuiseberapa besar pengaruhnya, diharapkandapat memberi manfaat memaksimalkankinerja guru dengan meminimalisasi

faktor-faktor yang dapat menurunkankinerja guru.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan metodesurvei. Menurut Kerlinger (2000: 660),penelitian ini digunakan untuk mengkajipopulasi besar maupun kecil, tetapidata yang dipelajari adalah data denganmenyeleksi serta mengkaji dari populasiuntuk menemukan indensi, distribusi, daninterelasi relatif dari variabel-variabelsosiologis dan psikologis.

Di dalam konteks penelitian ini, surveidilakukan untuk mengkaji pengaruh duavariabel bebas (kecerdasan emosional danstres guru) dan satu variabel terikat (kinerja)pada guru SMA Negeri TangeranganSelatan. Variabel bebas telah diuji terbebasdari gejala multikolinieritas. Hal ini sesuaidengan pendapat Santosa & Ashari (2005).

Guna memperjelas batasan variabelyang diteliti, maka diberikan definisioperasional variabel berikut: Kecerdasanemosi Guru adalah kemampuan inter-personal dan intrapersonal guru untukmengadakan respon atau t indakanberdasarkan hati nurani dalam menghadapisituasi dan tekanan tertentu baik yangberasal dari diri sendiri maupun lingkungan.Dalam penelitian ini kecerdasan emosiguru diukur dari pemahaman emosi diri(self awareness), pengendalian diri danpengelolaan emosi (self management),motivasi diri (self motivation), empati dankepedulian terhadap perasaan orang lain(social awareness), dan membina hubungan(relationship management).

Stres kerja adalah perasaan yangdialami guru yang diakibatkan oleh situasi,tindakan, atau peristiwa yang menekan yangberasal dari faktor lingkungan,organisasidan individu dalam menghadapi tugas dantanggung jawabnya di dalam pekerjaan

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...

Page 5: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

146

dan berakibat pada fisilogis, psikologisdan perilaku. Dalam penelitian ini streskerja guru diukur dari dimensi menghadapikondisi lingkungan sekolah (fisik dannon fi sik), kondisi organisasi sekolah dandimensi kondisi psikologis dan ekonomiguru.

Kinerja Guru adalah prestasi kerjaguru secara kualitas dan kuantitas dalammelaksanakan tugasnya yang didasarkanpada kompetensi pedagogik, kompetensiprofesional, kompetensi kepribadian dankompetensi sosialnya. Dalam penelitianini, kompetensi pedagogik mencakuppenguasaan guru terhadap karakteristikpeserta didik, menguasai tori belajardan prinsip-prinsip pembelajaran,pengembangan kurikulum, kegiatanpembelajaran, pengembangan potensipeserta didik, komunikasi dengan pesertadidik, penilaian dan evaluasi pembelajaran.

Kompetensi kepribadian mencakupbertindak sesuai dengan norma agama,hukum, sosial dan budaya, menunjukkanpribadi yang dewasa dan matang, etoskerja, tanggung jawab dan bangga menjadiguru. Kompetensi sosial mencakupbersikap inklusif, objektif dan tidak dis-kriminatif, komunikasi dengan sesamaguru, tenaga kependidikan, peserta didik

dan masyarakat. Kompetensi profesionalmencakup penguasaan materi, struktur,konsep dan pola pikir keilmuan yangmendukung mata pelajaran yang diampu,dan mengembangkan keprofesionalanmelalui tindakan refl ektif.

Sampel dalam penelitian ini adalahguru di seluruh SMA Negeri Kota TangerangSelatan. Jumlah guru di SMA NegeriTangerang Selatan berjumlah 196 yangpengambilannya dilakukan teknik clustersampling yang diwakili guru-guru SMANegeri 2, SMA Negeri 4, SMA Negeri5 dan SMA Negeri 11 Kota Tangerangdilaksanakan mulai tanggal 5 Maret sampai12 Juli 2012 dengan tujuan menganalisisdan mengkaji tentang kecerdasan emosi danstres guru dalam pencapaian kinerjanya.

HASIL DAN PEMBAHASANData statistik deskriptif yang diperoleh

dari hasil kuesioner secara berturut-turutdideskripsikan sebarannya. Data-data yangdimaksud yaitu Kecerdasan Emosi Guru(X1), Stres Kerja (X2), dan Kinerja guru(Y). Deskripsi data dimaksud di antaranyaadalah nilai rata-rata, distribusi frekuensiyang disajikan dalam bentuk Tabel 2, 3,dan 4.

Tabel 2. Deskripsi Data Variabel Kecerdasan Emosi untuk Rata-rata Seluruh Kategori

Variabel Dimensi PernyataanRata-RataDimensi

Rata-RataVariabel

KecerdasanEmosi Guru

(X1)

Self Awareness (pengenalanemosi diri)

1,2,3,4 3,66 4,08

Self Management(pengelolaan emosi diri)

5,6,7,8,9,10 4,17

Motivation (memotivasi diri) 11,12,13,14,15 4,09Social Awareness (empaty) 16,17,18,19,20,21 4,19Relationship Management(membina hubungan)

22,23,24,25,26 4,19

Sumber: Data primer yang diolah 2012

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 142-155

Page 6: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

147

Tabel 3. Deskripsi Data Variabel Stres Kerja untuk Rata-rata Seluruh Kategori

Variabel Dimensi PernyataanRata-RataDimensi

Rata-RataVariabel

Stres Kerja(X2)

Faktor Lingkungan 27,28 2,47 2,13Beban Kerja 29,30,31,32,33 2,54Kesempatan PengembanganKarir

34,35,36 1,85

Masalah Peran 37,38,39,40,41 1,96Struktur dan Sistem Organisasi 42,43,44 2,19Hubungan Interpersonal 45,46,47,48 2,28Masalah pribadi/individu 49,50,51,52 1,69

Sumber: Data primer yang diolah 2012

Tabel 2 menunjukkan bahwa kecer-dasan emosi guru tergolong baik. Adapundimensi kecerdasan emosi yang palingdominan dari guru adalah dimensikesadaran sosial (empati) dan membinahubungan dengan sesama guru, dan siswa.Dimensi kecerdasan emosi yang perluditingkatkan adalah dimensi pengenalanemosi diri (self awareness). Artinya guruperlu memperhatikan emosi diri danpengendalian dirinya agar mampu bersikapobjektif dan secara wajar dalam mereaksiterhadap aktivitas lingkungan sekolahnya.Secara keseluruhan dapat dinyatakan bah-wa Guru SMA Negeri Kota TangerangSelatan memiliki kecerdasan emosi.

Tabel 3 menunjukkan bahwa faktorlingkungan, beban kerja, hubungan inter-personal, struktur, dan sistem organisasi

sekolah tidaklah menimbulkan streskerja bagi guru. Namun pada dimensikesempatan pengembangan karir, danpermasalahan pribadi ternyata sebagianguru merasa yang menjadi penyebab streskerja. Kesempatan pengembangan karirbagi guru menjadi tantangan tersendirikarena guru harus memiliki sertifikasi,dan melanjutkan program studi jenjang S2.Guru yang memiliki permasalahan pribadidialami hanya beberapa orang saja. Secarakeseluruhan dapat dinyatakan bahwa GuruSMA Negeri Kota Tangerang Selatan tidakmengalami stres kerja (relatif rendah streskerjanya).

Tabel 4 menunjukkan bahwa dimensikompetensi pedagogik yang meliputiantara lain kemampuan mengenal sifat dankarakteristik peserta didik, menggunakan

Tabel 4. Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru untuk Rata-rata Seluruh Kategori

Variabel Dimensi PernyataanRata-RataDimensi

Rata-RataVariabel

Kinerja Guru(Y)

Kompetensi Pedagogik 53 s.d 68 4,15 4,09Kompetensi Kepribadian 69 sd 76 4,26Kompetensi Sosial 77 s.d 79 3,69Kompetensi Profesional 80 s.d 84 3,85

Sumber: Data primer yang diolah 2012

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...

Page 7: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

148

berbagai strategi dan metode dalam pem-belajaran, menyampaikan materi denganjelas dan sesuai tujuan pembelajaran,menyusun perangkat pembelajaran,menyusun alat penilaian, menganalisishasil penilaian dan melaksanakan tindaklanjut, menggunakan tekhnologi informasidalam pembelajaran serta mampu mem-buat suasana belajar menyenangkan disekolahnya. Begitu pula guru memilikikompetensi kepribadian yang meliputiantara lain mampu membina kerjasama danmenghargai teman sejawat, disiplin dalampenyelesaian tugas, menjadi tauladan, danrasa bangga menjadi guru.

Kompetensi sosial dan profesional gurucukup baik. Artinya sebagian besar gurumemiliki keaktifan di lingkungan sekolahdan di lingkungan masyarakat serta memilikikemampuan menjalin komunikasi denganorang tua peserta didik. Begitu pula gururelatif memiliki kemampuan menganalisisstandar kompetensi dan kompetensi materipembelajaran, mampu melakukan peneliti-an tindakan kelas, melakukan evaluasi/refl eksi diri serta memiliki jurnal penilaianproses pembelaran. Secara keseluruhandapat dinyatakan bahwa Guru SMA NegeriKota Tangerang Selatan berkinerja relatiftinggi.

Kondisi kecerdasan emosi guru ter-golong baik dan tingkat stres kerja gururelatif rendah dan guru SMA Negeri diWilayah Tangerang Selatan memiliki kiner-ja yang tergolong relatif tinggi. Kecerdasanemosi guru SMA Negeri di Kota TangerangSelatan tergolong baik. Hal ini dianalisisberdasarkan lima aspek, yaitu kesadarandiri, pengendalian dan pengolahan diri,motivasi diri, kesadaran sosial, membangunhubungan.

Secara umum guru SMA Negeridi Kota Tangerang Selatan mengalamistres kerja relatif rendah. Stres kerjaguru tersebut dianalisis berdasarkan tiga

aspek, yaitu kondisi lingkungan kerja,kondisi organisasi sekolah dan kondisipermasalahan individu guru. Begitu pulaguru SMA Negeri di Kota Tangerang Selatanmemiliki kinerja yang tergolong tinggi.Kinerja guru tersebut dianalisis berdasarkanempat aspek, yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi sosialdan kompetensi profesional guru.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwasecara simultan kecerdasan emosi guru danstres kerja mempengaruhi kinerja guru.Koefi sien determinasi adalah 0,508. Iniartinya 50,8% pencapaian kinerja guruditentukan oleh kecerdasan emosi dan streskerja dengan nilai F hitung sebesar 101,550.Adapun nilai F tabel dengan menggunakantaraf signifi kansi 5% dan derajat kebebasansebesar 193 dengan F table sebesar 3,04.Oleh karena F hitung (101,550) > F tabel(3,04). Maka Ho ditolak atau Ha diterima.Hal ini disajikan pada Tabel 5.

Hasil perhitungan sebagaimana dalamTabel 2, nilai koefisien korelasinya (r)sebesar 0,508. Koefi sien korelasi bernilaipositif mencerminkan bahwa kecerdasanemosi dan stres kerja secara bersama-samamempunyai hubungan positif dengan kiner-ja guru, sehingga semakin kuat kecerdasanemosi dan semakin rendahnya stres kerjaguru, maka semakin tinggi kinerja guru.

Koefi sien determinasi yang menun-jukkan kontribusi kecerdasan emosi danstres kerja secara bersama-sama terhadapkinerja guru adalah 0,508. Artinya 50,8%variasi perubahan pada kinerja guruditentukan oleh kecerdasan emosi dan streskerja guru. Melalui penggunaan ketentuandi atas, maka berdasarkan hasil perhitungandiketahui nilai F

hitung sebesar 101,550.

Adapun nilai Ftabel

dengan menggunakantaraf signifi kan 5% dan degree of freedomsebesar 193 adalah 3,04. Oleh karena F

hitung

(101,550) > Ftabel

(3,04) maka Ho3 ditolakatau Ha3 diterima.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 142-155

Page 8: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

149

Tabel 5. Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Stres Kerja terhadap Kinerja Guru

VariabelUnstandardized

Coeffi cientsStandardizedCoeffi cients t Sig Keterangan

Constant 27,003 0,001 signifi kanKecerdasan Emosi Guru 1,011 0,710 14,124 0,000 signifi kanStres Kerja -0,065 -0,066 -1,314 0,190 tidak signifi kan

Sumber: Data primer diolah (2012)

Dimanar = 0,716 r2 = 0,508F

hitung= 101,550 F

tabel =3,02

Sig F = 0,000

Model persamaan regresi linier ber-ganda Y = 27,003+1,011 X1-0,065 X2.Bertolak dari persamaan regresi tersebutdiketahui nilai konstantanya sebesar27,003. Secara matematis, nilai konstantatersebut menyatakan bahwa pada saatvariabel kecerdasan emosi dan stres kerjaguru bernilai 0, maka kinerja guru menurunsebesar 27,003. Berdasarkan persamaantersebut juga diketahui masing-masingkoefi sien regresinya bernilai (0,710 dan –0,066), sehingga menggambarkan adanyapengaruh kecerdasan emosi dan stres kerjaterhadap kinerja guru. Hasil ini berartibahwa setiap kenaikan satu skor variabelkecerdasan emosi menyebabkan kenaikankinerja guru sebesar 0,710 dan kenaikan satuskor variabel stres kerja guru menurunkankinerja guru 0.066 pada konstanta 27,003.Oleh karenanya dapat terlihat sumbangankecerdasan emosi dan stres kerja secarasimultan terhadap kinerja guru SMA Negeridi Kota Tangerang selatan.

Berdasarkan hasil analisis korelasiantardimensi dapat diketahui bahwa varia-bel kecerdasan emosi baik pada dimensiSelf awareness /kesadaran diri, SelfManagement/pengendalian dan pengolah-an diri, self motivation/memotivasi diri,Social awareness/kesadaran sosial dan

Relationship management/membangunhubungan kerja berkorelasi dengan kiner-ja guru. Dari kelima dimensi tersebutdimensi motivasi diri memiliki korelasiyang lebih kuat dengan dimensi kompetensipedagogik dan kompetensi kepribadian.Kompetensi pedagogik adalah kemam-puan merencanakan program pembelajar-an, mengelola proses pembelajaran danmelakukan penilaian serta penguasaankarakteristik siswa; sedangkan kompe-tensi kepribadian berhubungan dengan etoskerja, tanggung jawab yang tinggi, pribadiyang dewasa dan mampu bertindak sesuainorma lingkungan sekolah.

Kecerdasan emosi guru ditunjukkanoleh motivasi diri, empati dan mampumenjalin hubungan jelas mempunyaihubungan yang kuat dengan kompetensipedagogik. Artinya jika guru mampuberempati dan menjalin hubungan yangbaik, maka kepribadian guru relatif dewasamental. Motivasi diri yang kuat jugamempunyai hubugan yang kuat denganpedagogik. Artinya dengan motivasiyang tinggi seorang guru akan mampumelaksanakan proses pembelajaran denganbaik.

Guru sebagai pengajar dan pendidikdalam melaksanakan tugasnya harus

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...

Page 9: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

150

mampu menjadi pribadi yang dapat ditirudan dijadikan sebagai fi gur tauladan danpanutan baik bagi peserta didik, orang tuapeserta didik maupun masyarakat. Memilikikesadaran sosial (berempati) terhadappeserta didik dan rekan kerja. Empati berartijuga mampu perspektif orang lain yaitupeserta didik, sehingga memahami letakkesulitan peserta didik dalam menerimapelajaran, mampu menyesuaikan metodebelajar yang cocok bagi peserta didik.

Mampu menjalin hubungan salingpercaya serta mampu menyelaraskan diridengan berbagai tipe individu (pesertadidik. dan rekan kerja) sehingga dapatterjalin hubugan yang harmonis dansinergis. Hubungan yang harmonis akanmenciptakan suasana belajar mengajaryang nyaman. Mampu memotivasi diriakan menimbulkan semangat dan gairahuntuk berkarya, untuk bekerja dengansebaik-baiknya, mampu memotivasi pesertadidik agar dapat belajar dengan baik,mampu memotivasi peserta didik untukmeraih prestasi belajar setinggi-tingginya.Dengan demikian dapat dinyatakan bahwakecerdasan emosi berkorelasi kuat secarasignifi kan dengan kinerja guru.

Temuan dari penelitian ini menunjuk-kan bahwa kecerdasan emosi berpengaruhpositif dan signifi kan terhadap kinerja guruSMA Negeri di Kota Tangerang Selatanterutama pada dimensi motivasi diri. Olehkarena itu untuk mengoptimalkan kinerjaguru di lingkungan Dinas pendidikanKota Tangerang Selatan, maka pengambilkebijakan di tingkat sekolah maupun ditingkat Dinas Pendidikan untuk mem-pertimbangkan dan memperhatikankecerdasan emosi guru terutama dimensimotivasi tersebut. Hasil penelitian inijuga didukung oleh hasil penelitian yangdilakukan oleh Hidayati, Purwanto, &Yuwono (2007) yang yang menyimpul-kan bahwa kecerdasan emosi berpengaruh

terhadap kinerja. Penelitian Yanto (2011)juga menyimpulkan bahwa ada pengaruhyang signifi kan kecerdasan emosi terhadapkinerja guru.

Kecerdasan emosi merupakan kon-disi mental yang dimiliki seseorang yangbersifat gradasi dalam arti setiap orangmempunyai tingkat yang berbeda-beda.Hal ini sejalan dengan pendapat Agustian(2008) bahwa kecerdasan emosi adalahkemampuan untuk merasa yang terletakpada kejujuran terhadap suara hati. WilliamJames dalam (Khodijah, 2006) menyatakanbahwa emosi sebagai keadaan budi ro-hani yang berhubungan dengan kondisidirinya. Hal ini sesuai dengan pendapatGoleman (2002) bahwa menyatakan bahwakoordinasi suasana hati merupakan inti darihubungan sosial yang baik. Bila seseorangpandai menyesuaikan diri dengan suasanahati individu yang lain, orang tersebutmemiliki tingkat emosionalitas yang baikdan akan lebih mudah menyesuaikan diridalam pergaulan sosial dan lingkungansekolahnya.

Hakikat kinerja guru sebagai hasilkerja yang dicapai oleh individu secarakualitas dan kuantitas yang disesuaikandengan peran atau tugas guru dalam suatuorganisasi sekolah SMA pada suatu periodetertentu, yang dihubungkan dengansuatu nilai atau atau standar tertentu dariorganisasi dimana individu tersebut bekerja.Hal tersebut sebagaimana dinyatakan olehWirawan (2008) bahwa kinerja adalahkeluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pe-kerjaan atau suatu profesi dalam waktutertentu. Begitu pula Mangkunegara (2005)menyatakan bahwa kinerja karyawanmerupakan hasil kerja secara kualitasdan kuantitas yang dicapai oleh seorangkaryawan dalam melaksanakan tugasnyasesuai dengan tanggung jawab yangdiberikan kepadanya.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 142-155

Page 10: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

151

Adapun pengertian kinerja gurumenurut Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 35 Tahun 2010 prosesdan hasil kerja yang dicapai guru dalammelaksanakan tugasnya yang meliputimerencanakan, melaksanakan dan menilaihasil pembelajaran, membimbing danmelatih peserta didik. Kinerja guru di-realisasikan oleh kompetensi, Riduwan(2007). Kompetensi guru (teacher com-petency) dikemukakan oleh Jhonson yangdikutip Usman (2002) yaitu ”The ability ofa teacher to responsibility perform his orher duties appropriately.” Usman (2002)mendefi nisikan kompetensi seorang guruadalah ”Kemampuan dan kewenangan gurudalam melaksanakan profesi keguruannya.”

Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 menyatakan bahwa pendidik(guru) harus memiliki kual if ikasiakademik dan kompetensi sebagai agenpembelajaran. Kompetensi yang dimaksudadalah kompetensi pedagogik, kompetensikepribadian, kompetensi professionaldan kompetensi sosial. Pelaksanaan tugasutama guru tidak dapat dipisahkan darikemampuan seorang guru dalam penguasaanpengetahuan, penerapan pengetahuan danketrampilan sebagai kompetensi yangdibutuhkan sesuai amanat Peraturan MenteriPendidikan Nasional Nomor 16 tahun2007 tentang Kualifi kasi Akademik danKompetensi Guru.

Pelaksanaan tugas utama guruberhubungan dengan orang lain dalam halini adalah peserta didik, rekan kerja, orangtua peserta didik dan masyarakat sekitar.Hubungan yang baik akan melahirkansuasana dan lingkungan belajar mengajarmenjadi kondusif. Kecerdasan emosi yangmemiliki lima dimensi yakni pemahamanemosi diri, pengelolaan emosi diri, motivasidiri, empati dan membina hubunganmempunyai keterkaitan yang kuat dengankinerja guru. Hasil analisis membuktikan

bahwa kelima dimensi kecerdasan emositerutama motivasi diri, empati dan mem-bina hubungan mempunyai hubungan yangkuat dengan dimensi-dimensi kinerja gurupada kompetensi pedagogik dan kom-petensi kepribadian.

Kompetensi pedagogik meliputi pe-nguasaan karakteristik peserta didik, teoridan prinsip pembelajaran yang mendidik,pengembangan kurikulum dan potensipeserta didik, komunikasi dengan pesertadidik. Kompetensi kepribadian yangmeliputi bertindak sesuai dengan normaagama, hukum, sosial dan budaya nasional,menunjukkan pribadi yang dewasa danmatang serta etos kerja, tanggung jawabyang tinggi dan rasa bangga menjadi guru.

Motivasi diri yang kuat akan mampumengembangan kurikulum dan potensipeserta didik, mempunyai etos kerja dantanggung jawab yang tinggi dan rasa banggasebagai guru. Empati yang kuat akan mam-pu menguasai karakteristik peserta didikdan menguasai prinsip pembelajaran yangmendidik. Mampu menjalin hubungan akanmeningkatkan hubungan dan komunikasiyang baik dengan peserta didik.

Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan oleh peneliti dan didukung olehhasil peneliti terdahulu serta teori teoriyang mendukung,maka dalam pembahasanini dapat disimpulkan bahwa terdapatpengaruh antara kecerdasan emosi terhadapkinerja guru.

Berdasarkan hasil analisis antaradimensi stres kerja dengan kinerja gurudiketahui hanya pada dimensi faktor kon-disi lingkungan sekolah yang mencakuppenggunaan teknologi dan perubahankurikulum yang memiliki korelasi negatifdengan kinerja guru. Artinya jika gurumengalami stres kerja maka akan berakibatpada penurunan kinerja, tetapi sebaliknyajika stres kerja guru relatif rendah; makaguru mampu mencapai kinerjanya.

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...

Page 11: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

152

Hasil penelitian menunjukkan korelasiyang sangat rendah terhadap kinerja gurudengan nilai korelasi hanya -0,096. Hal inikarena hasil penelitian menunjukkan bahwafaktor lingkungan, beban kerja, hubunganinterpersonal, struktur dan sistem organi-sasi sekolah tidaklah menimbulkan streskerja bagi guru. Hal ini sesuai pendapatWiley (2000) yang menyatakan bahwafaktor stres guru meliputi faktor ekstraorganisasi, faktor organisasi, faktor terkaitdengan kerja dan faktor individual.

Pada dimensi kesempatan pengem-bangan karir, dan permasalahan pribaditernyata sebagian guru merasa yang men-jadi penyebab stres kerja. Kesempatanpengembangan karir bagi guru menjaditantangan tersendiri karena guru harusmemiliki sertifikasi, dan melanjutkanprogram studi jengang S2; sedangkanguru yang memiliki permasalahan pribadidialami hanya beberapa guru saja. Secarakeseluruhan dapat dinyatakan bahwa GuruSMA Negeri Kota Tangerang Selatan tidakmengalami stres kerja (relatif rendah streskerjanya).

Dari analisis deskripsi variabel streskerja dapat dinyatakan bahwa tingkatstres kerja guru rendah, oleh karenanyahal tersebut memperkecil pengaruhnyaterhadap kinerja guru. Guru yang mampumengendalikan stres dan memilikikecerdasan emosinya baik, maka gurutersebut akan mampu mencapai kinerjatinggi. Secara psikologis, stres kerja yangterkendali akan membantu guru untukmengerahkan segala sumber daya dalammemenuhi berbagai persyaratan ataukebutuhan pekerjaan. Namun bila stresmenjadi terlalu besar, memungkinkan gurudapat bermasalah dalam melaksanakantugasnya sebagai guru.

Temuan dari hasil penelitian ini me-nunjukkan bahwa stres kerja memberikanpengaruh negatif yang tidak signifikan

terhadap kinerja guru-guru SMA Negeri diKota Tangerang Selatan. Artinya stres kerjayang dialami guru tidak mengakibatkanpenurunan kinerja. Jenis stres yang dialamiguru SMA Negeri Tangerang Selatan adalaheustres yaitu stres yang bersifat sehat,positif dan konstruktif.

Hasil temuan pada penelitian ini jugamenunjukkan bahwa guru-guru di SMANegeri di Kota Tangerang Selatan memilikitingkat stres yang rendah atau jarangmerasakan stres dalam bekerja. oleh karenaitu kinerja para guru di SMA Negeri KotaTangerang Selatan rata-rata baik.

Pengertian stres menurut Cooper dalamUmam (2010) bahwa stres merupakankeadaan (situasi, tindakan atau peristiwa)yang bersifat menekan yang menimbulkantanggapan atau respon. Suatu tindakan,situasi atau peristiwa dapat menghasilkanstress bila hal tersebut dipersepsikan olehindividu sebagai sumber ancaman, haltersebut sebagaimana dinyatakan olehIvancevich, Konopaske, & Matteson(2007). Stres mempunyai potensi untukmendorong atau mengganggu pelaksanaankerja, tergantung seberapa besar tingkatstres.

Robbins (2003) menggambarkan ada-nya hubungan yang terbalik antara stresdan kinerja. Artinya bila stres kerja rendahmaka kinerja akan tinggi dan sebaliknya.Stres juga tidak selamanya berakibatnegatip atau berakibat buruk. Hal tersebutseperti dinyatakan oleh Quick & Quick(1984) bahwa ada stres yang bersifatsehat, positif dan konstruktif yang disebuteustress.

Hasil temuan pada penelitian inimenunjukkan bahwa hanya pada dimensifaktor kondisi lingkungan sekolah yaitukemajuan teknologi dan perubahankebijakan birokrasi yang memberikanpengaruh yang signifi kan. Artinya dimensilain pada stres kerja tidak memberikan

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 142-155

Page 12: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

153

pengaruh yang signifi kan terhadap kinerjaguru. Para guru SMA Negeri di KotaTangerang Selatan mengalami stres relatifrendah dan kinerja mereka relatif tinggi.

Temuan dalam penelitian ini me-nunjukkan bahwa kecerdasan emosidan stres kerja berpengaruh signifikansecara bersama-sama terhadap kinerjaguru SMAN di Kota Tangerang Selatan.Artinya walaupun secara parsial streskerja tidak mempengaruhi kinerja namunsecara bersama dengan kecerdasan emosiakan mempengaruhi kinerja. Dengan katalain stres kerja yang dialami guru tidakberpengaruh terhadap kinerja sebab gurumempunyai kecerdasan emosi yang baiksehingga mampu mengelola stres kerjadengan baik. Penelitian yang dilakukan olehOktalya (2011) mendukung hasil penemuanpeneliti bahwa stres kerja secara simultanmempunyai pengaruh terhadap kinerjakaryawan.

Hakekat kecerdasan emosi memilikieksistensi yang sangat luas dan dalam,karena dimensi kecerdasan emosi mem-punyai kaitan dengan sifat-sifat Allah. SifatAllah tersebut tersirat dalam Asmaul Husnayakni Al Baathin (Maha Gaib), Al Maalik(Maha Menguasai), Ash Shabuur (MahaSabar), Al Baaits (Maha Membangkitkan),Al Muhyi (Maha Menghidupkan), AlMubdi (Maha Memulai), As Saamii (MahaMembuka), Al Lathif (Maha Lembut), AlFattaah (Maha Membuka), dan Al Baasith(Maha Melapangkan).

Aktifi tas kecerdasan emosi juga seringdihubungkan dengan kalbu atau jiwa.Hal ini para guru didalam pelaksanaantugasnya selain mencerdaskan bangsajuga menyandang amanat yang memilikidimensi nilai yang lebih luas dan agungyakni tugas ketuhanan, kerasulan dankemanusiaan. Di dalam melaksanakantugas tersebut tentunya tidak terlepasdari aktivitas kalbu atau jiwa. Sebab

seorang guru bukan hanya mengajar tetapijuga mendidik dan membentuk karakter.Proses pembelajaran dan pendidikanserta pembentukan karakter bukan hanyadilakukan dengan ilmu pengetahuan tetapijuga harus dilakukan dengan jiwa. Guruhadir dikelas membimbing para pesertadidik harus dengan segenap jiwa raganyaartinya buhan hanya raga yang hadirtetapi juga hatinya (kalbunya). Dengandemikian tujuan pendidikan nasionalyakni berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang berimandan bertakwa serta berakhlak mulia akantercapai.

Secara psikologis, Stres dapat dialamioleh siapapun dalam bekerja dan dimana-pun ia bekerja. Tingkatan atau besarnyastress bisa rendah, sedang atau tinggi.Stres yang rendah tidak akan mengganggupelaksanaan pekerjaan bahkan stress dapatmendorong seseorang untuk bersemangatmencapai kinerja yang lebih baik, dalamhal ini stress yang sehat. Sebagaimanadigambarkan oleh Robbins (2003) terdapathubungan terbalik antara stres dan kinerja.

Kinerja guru adalah hasil kerja gurudisekolah dalam usaha mendidik, membinadan membimbing serta melatih siswayang dilandasi oleh ketrampilan mengajar,kompetensi, kestabilan emosi, tanggungjawab dan semangat juang yang tinggiakan menghasilkan kinerja yang tinggi danpada akhirnya akan menghasilkan prestasibelajar peserta didik yang baik sesuaidengan tuntutan masyarakat dan orangtua juga sejalan dengan tujuan pendidikannasional. Hal ini sesuai dengan penelitian Cai & Lin (2006) bahwa “evaluasi kinerjaguru harus berdasarkan landasan teoritisdan kinerja guru membangun pencapaianprestasi siswa”.

Stres dapat dialami oleh siapapundalam bekerja, tidak terkecuali guru.Tingkatan atau besarnya stres bisa rendah,

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...

Page 13: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

154

sedang atau tinggi. Stres yang rendah tidakakan mengganggu pelaksanaan pekerjaanbahkan stress dapat mendorong seseoranguntuk bersemangat mencapai kinerja yanglebih baik, dalam hal ini stres yang sehat.Oleh karenanya bila kecerdasan emosi gurubaik akan mampu mengatasi atau menge-lola stres kerja, sehingga kecerdasan emosidan stres kerja secara simultan/bersama-sama berpengaruh signifikan terhadapkinerja guru.

SIMPULANHasil penelitian ini memberikan

simpulan bahwa dengan kecerdasan emosiyang baik dan guru mengalami streskerja yang rendah, maka guru semakinmampu mencapai kinerja tinggi. Pertama,kecerdasan emosi guru berpengaruh positifdan signifikan terhadap kinerja guruSMA Negeri Kota Tangerang Selatan.Artinya guru yang memiliki kecerdasanemosi baik akan mampu memotivasi diri,mempunyai empati dan mampu membinahubungan yang baik antarwarga sekolah,maka guru mampu mencapai kinerjanya.Kedua, stres kerja tidak berpengaruhterhadap kinerja guru SMA Negeri KotaTangerang Selatan. Artinya guru yangmampu mencapai kinerja tinggi karenaguru tersebut tidak mengalami stres dalambekerja (guru mampu mengendalikanstres kerja). Ketiga, kecerdasan emosidan stres kerja berpengaruh positif dansignifi kan secara bersama-sama terhadapkinerja guru SMA Negeri Kota TangerangSelatan. Artinya guru yang memilikikecerdasan emosi yang baik dan mampumengelola stress dalam bekerja akanmampu mencapai kinerja tinggi.

DAFTAR PUSTAKAAgustian, A.G. 2008. Rahasia Sukses

Membangun Kecerdasan Emosi danSpiritual: ESQ Way 165. Jakarta: Arga.

Cai, Y., & Lin, C. 2006. "Theory andPractice on Teacher PerformanceEvaluation". Frontier of Education inChina, 1(1), 29-39.

Cooper, R., & Sawaf. 2002. Executive EQ.(Terj.: Alex Tri Kuntoro Widodo).Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. 2002. Emotional Intelegency.(Terj.: T. Hermaya). Jakarta: GramediaPustaka Utama.

Hidayati, R., Purwanto, & Yuwono. 2008."Korelasi Kecerdasan Emosi dan StresKerja pada Kinerja Karyawan". JurnalIlmiah Psikologi, 2(1), 91-96.

Ivancevich, J.M., Konopaske, R., &Matteson, M.T. 2007. Perilaku danManajemen Organisasi. Edisi Ketujuh.(Terj.: Gina Gania). Jakarta: GeloraAksara Pratama.

Kande, F.A. 2011. "Faktor-Faktor YangBerhubungan dengan Kinerja GuruSMA/MA di Kabupaten Alor". JurnalKependidikan, 41(2), 175-184.

Khodijah, N. 2006. Psikologi Belajar.Palembang: IAIN Raden Fatah Press.

Kolachina, A. 2014. ”Impact of Emo-tional Intelligence on AcademicAchievements of Expatriate CollegeStudents in Dubai”. International Jour-nal of Social Science and HumanitiesResearch, 2(2), 97-103.

Kerlinger. F.N. 2000. Asas-asas PenelitianBehavior. Yogyakarta: FE Press.

Mahyuddi, E., & Noordi. 2012. ” EmotionalIntelligence, Achievement Motivationand Academic Achievement AmongStudents of the Public and PrivateHigher Institutions”. InternationalJournal of Diversity in Organizations,Communities and Nations, 9, 135-144.

Mangkunegara, A.A.A.P. 2005. EvaluasiKinerja SDM . Bandung: RefikaAditama.

JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 45, Nomor 2, November 2015, Halaman 142-155

Page 14: KECERDASAN EMOSI, STRES KERJA, DAN KINERJA GURU SMA …

155

Nwadinigwe, I.P., & Azuka-Obieke, U.2012. "The Impact of EmotionalIntelligence on Academic Achieve-ment of Senior Secondary SchoolStudents in Lagos Nigeria". Journalof Emerging Trends in Educati-onal Research and Policy Studies(JETERAPS), 3(4), 395-401.

Oktalya, D. 2011. "Pengaruh Stres Kerjadan Kepemimpinan Terhadap Motivasidan Kinerja Karyawan PT JamsostekKanwil V Jateng dan DIY". Thesis.Tidak Diterbitkan . UniversitasDiponegoro Semarang.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun2005 tentang Standar NasionalPendidikan.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007tentang Kualifikasi Akademik danKompetensi Guru.

Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006Tentang Standar Isi Untuk SatuanPendidikan Dasar Dan Menengah.

Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010Tentang Petunjuk Teknis PelaksanaanJabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya.

Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007tentang Standar Proses.

Quick, J .C. , & Quick, J .D. 1984.Organizational Stress And PreventiveManagement. USA:McGraw-Hill Inc.

Riduwan. 2007. Metode dan TekhnikMenyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi.(Terj.: Tim Indeks). Jakarta: IndeksKelompok Gramedia.

Santosa, P.B., & Ashari. 2005. AnalisisStatistika dengan Microsoft Exel danSPSS. Yogjakarta: Andi.

Suparwoto, S., Prasetya, Z.K., Mundilarto,Sukardjo, & Prodjosantosa, A.K. 2011."Evaluasi Kinerja Guru IPA Pasca-sertifikasi". Jurnal Kependidikan,43(2), 54-68.

Umam, K. 2010.Perilaku Organisasi.Bandung: Pustaka Setia.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005tentang Guru dan Dosen.

Usman, M.U. 2003. Menjadi Guru Profe-sional. Bandung: Remaja RosdaKarya.

Wiley, C. 2000. "Synthesis of Researchon The Causes, Effert, and ReductionStrategies of Teacher Stress" .Journal of Instructional Psycology,27(2), 80.

Wirawan. 2008. Evaluasi Kinerja SumberDaya Manusia. Jakarta: SalembaEmpat.

Yanto. 2011. "Pengaruh KecerdasanEmosional dan Motivasi Kerja ter-hadap Kinerja Guru SMAN TangerangSelatan". Thesis. Tidak Diterbitkan.Universitas Mercubuana Jakarta.

A.A. Anwar P.M. dan Mela P.: Kecerdasan Emosi Guru...