kebutuhan dasar nutrisi
TRANSCRIPT
KEBUTUHAN DASAR NUTRISI
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung,
aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.
( Wartonah, 2006 )
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
( Alimul Hidayat, 2006 ).
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh, enam kategori
zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
(Potter, 2005)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat
lain yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ.
B. Fungsi Nutrisi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua
reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau
katabolic (merusak). Makanan dimakan, dicerna, dan diserap untuk menghasillkan energi
yang diperlukan untuk reaksi ini.
1
Keseimbangan energi
Energi adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energi untuk terus
menerus berhubungan dengan linkungannya.
Keseimbangan energi = Pemasukan energi – pengeluaran energy atau Pemasukan
energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja + energi yang di simpan)
a. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi
makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia.
b. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men-
support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Kebutuhan energi seseorang
ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.Jika nilai pemasukan energi lebih kecil
dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negative, sehingga
cadangan makanan dikeluarkan, hal ini berakibat pada penurunan berat badan.
Sebaliknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran energi maka
terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh
sehingga terjadi peningkatan berat badan.
c. Basal Metabolisme Rate (BMR)
Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat
istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan,
peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal di
pengaruhi oleh: usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan, kelainan endokrin,
suhu lingkungan, keadaan sakit, keadaan hamil, keadaan stress dan ketegangan.
Sistem yang berperan dalam pemenuhan nutrisi adalah system pencernaan
yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan
dimulai dari mulut sampai anus. Sedangkan organ asesoris terdiri atas hati,
kantong empedu, dan pangkreas. Ketiga organ ini membantu terlaksanya system
pencernaan makanan secara kimiawi.
2
Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan,
absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan makanan terdiri dari pemecahan mekanik dengan mengunyah,
mengaduk dan menggabungkan dengan cairan dan reaksi kimia sehingga makanan
berkurang menjadi bentuk yang paling sederhana. Tiap bagian dari sistem
gastrointestinal memiliki fungsi pencernaan dan penyerapan yang penting.
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik
dengan mengunyah. Makanan di campur dengan saliva yang mengandung ptialin (
amilase saliva ), suatu enzim yang bertindak pada zat tepung, untuk memulai
konversinya menjadi maltosa. Protein dan lemak dipecahkan secaraa fisik tetapi
tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi dengan
nutrisi ini. Mengunyah mengurangi partikel-partikel makanan pada ukuran yang
cocok untuk menelan, dan saliva menyediakan lubrikasi untk memudahkan
makanan yang selanjutnya. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan
bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang (peristaltik).
Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi pada pembukaan
atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan memungkunkan
makanan masuk lambung.
Di dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam
hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan
sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara
berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan
menetap di dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam.
Makanan meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa
cair yang disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat
dengan empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus
menerus dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
3
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang daerah ini
terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area
permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, transport
aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan
melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh.
Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis
nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi
yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak,
yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan kecil
di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa otot.
Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrient yang
dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak
digunakan harus disimpan terutama lemak.
e. Eliminasi
Isi usus bergerak melalui segmen usus besar yang bervariasi dengan
peristaltik. Sebagian material bergerak kearah rectum, air diabsorpsi kedalam
mukosa. Material yang lebih panjang tetap tinggal dalam usus besar, lebih banyak
air diabsorpsi dan menjadi lebih keras material padat yang tetap. Feces
mengandung selulosa dan substansi yang berserat sehingga tubuh tidak mampu
mencerna sel yang mengelupas dari dinding intestinal usus, mucus, sekresi
digestif, air dan mikroorganisme.
4
C. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi
sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah tidak dijadikan bahan makanan yany
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap mengonsumsi makanan tersebut
dapat merendahkan derajat mereka.
c. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu
juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan
makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja padahal makanan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapakan.
d. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
e. Status kesehatan
• Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat
5
• Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena
efek samping obat.
f. Faktor Psikologis
• Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat
• Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis.
Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
g. Alkohol dan Obat
• Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alcohol daripada makanan, dan
alcohol menggantikan makanan dan menekan nafsu makan
Alcohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal
Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat gizi esensial
• Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi
zat gizi di dalam intestine
D. Masalah Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung Koroner, Kanker,
Anoreksia Nervosa.
a. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan
asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
• Berat badan 10-20% dibawah normal
6
• Tinggi badan dibawah ideal
• Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
• Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
• Adanya penurunan albumin serum
• Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab :
• Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
• Disfagia karena adanya kelainan persarafan
• Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
• Nafsu makan menurun
b. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan.
Tanda klinis :
• Berat badan lebih dari 10% berat ideal
• Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
• Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
• Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
• Perubahan pola makan
• Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.
7
d. Malnutrusi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi
pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan
asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya
kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva dan lain- lain.
e. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
f. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta
asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung
koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas dan lain-lain.
h. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
i. Anoreksia Nervosa
Gangguan ini merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energy.
8
E. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperwatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian
khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi.
Komponen penting dalam pengkajian kebutuhan nutrisi
1) Anamnesis riwayat diet
a. Food recall 24 jam; pola makan yang lazim dan frekuensi makan
b. Alergi, kegemaran, intoleransi terhadap makanan
c. Riwayat berat badan
2) Kemampuan makan
Bebarapa hal yang perlu dikaji dalam kemampuan makan, antara lain kemampuan
mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3) Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting adalah penentuan tingkat pengetahuan
pasien mengenai nutrisi.
4) Nafsu makan, jumlah asupan
5) Tingkat aktivitas
6) Pengonsumsian obat
7) Penampilan fisik
Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek- aspek
berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami
kebotakan bukan karena factor usia. Daerah di atas kedua pipi dan bawah kedua mata
tidak berwarna gelap. Mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh
darah. Daerah bibir tidak kering, pecah- pecah ataupun mengalami pembengkakan.
Lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka
permukaan. Gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi
gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai di bawah permukaan gigi.
Gigi tidak berlubang dan tidak berwarna. Kulit tubuh halus, tidak bersisik, tidak
timbul bercak kemerahan, atau tidak terjadi perdarahan yang berlebihan. Kuku jari
kuat dan berwarna merah muda.
9
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah kebutuhan nutrisi
adalah
1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, yang berhubungan dengan
• Peningkatan laju metabolik
• Asupan nutrient yang tidak adekuat dalam diet
• Peningkatan kehilangan nutrient melalui cairan gastrointestinal
• Kesulitan mengunyah atau menelan
• Intoleransi makanan
• Kurangnya pengetahuan dasar nutrisi
• Hilangnya nafsu makan
• Mual/ muntah
2. Perubahan nutrisi: lebih dar kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
• Penurunan laju metabolic Asupan nutrient dan kilokalori yang berlebihan dalam diet
• Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat
3. Resiko perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan :
• Peningkatan nafsu makan
• Pola asupan makanan yang disfungsional
• Memusatkan asupan makanan pada malam hari
G. Rencana keperawatan
1. Diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan yang tidak adekuat dalam diet, kesulitan mengunyah atau menelan, hilangnya nafsu
makan, mual/ muntah, kurangnya pengatahuan dasar nutrisi.
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, akan menunjukan
peningkatan berat badan, peningkatan nafsu makan, tidak ada mual dan muntah,
peningkatan pengetahuan tentang makanan bergizi
10
Intervensi keperawatan:
a. Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan
nafsu makan
Rasional: Mengurangi penyabab penurunan nafsu makan
b. Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering
dengan memperhatikan jumlah kalori
Rasional: Makanan kesukaan dapat meningkatkan nafsu makan
c. Menurunkan stress psikologi
Rasional: stress psikologi dapat menuntun nafsu makan
2. Diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhungan dengan
penurunan laju metabolic, asupan nutrient dan kilokalori yang berlebihan dalam diet, latihan
atau aktivitas yang tidak adekuat.
Tujuan Setelah dialakukan tindakan keperawatan pada klien, klien akan menyadari
masalah berat badan, berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yang
terstruktur, berpartisipasi dalam program latihan yang teratur.
Intervensi keperawatan :
a. Hindari makanan yang mengandung lemak
Rasional: Mengurangi penimbunan lemak tubuh
b. Lakukan program olahraga
Rasional: Membakar lemak- lemak tubuh
c. Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
Rasional: Menyesuaikan kebutuhan kalori dan aktivitas
3. Diagnosa keperawatan: Resiko perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan nafsu makan, pola asupan makanan pada malam hari.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien, akan menunjukan
asupan makanan dan cairan melalui oral tidak berlebihan.
Intervensi keperawatan:
a. Pantau adanaya factor resiko kenaikan berat badan
11
Rasional: Mengetahui factor-faktor resiko dan sebagai acuan untuk intervensi
selanjutnya
a. Bantu pasien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan konsisten dengan
tingkat penggunaan energy
Rasional: Membantu menyeimbangkan antara asupan kalori dan energy
yang digunakan, mencegah peninbunan kalori berlebih.
12
TEORI KEPERAWATAN
A. Teori Keperawatan Menurut Hildegard Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan
tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan
dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat,
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses
interpersonal.
Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung
dipengaruhi.Oleh adanya proses interpersonal.
Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan
pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi
tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai
mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai
dengan fase proses interpersonal. Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud
untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi,
membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
1. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat
menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra
kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha sama yang
harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
2. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap
pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area
permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi
yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
13
3. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
4. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga
merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin
klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan
partisipasi aktif klien.
5. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap
manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan
individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat
atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
6. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat
yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan
mudah dilakukan.
Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila
komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi
individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan
penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit
biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus
mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa
kondisi klien semakin membaik.
Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses
interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi
satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara
perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas
klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase orientasi
14
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan
dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara
efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana
perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi pengumpulan data.
2. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat
memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan
untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif
dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
Individu mandiri terpisah dari perawat.
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
3. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini
merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini
perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan
seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini
memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan
dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi
menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya
seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952)
berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan
hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu
dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
15
terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia).
Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk
membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh
sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien
melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa
keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal.
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan
untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk
mengembangkan hubungan interpersonal.
Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya
terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui
tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal
dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada
perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama
mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini
klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat
klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang
efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah
diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien
digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi,
identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument
16
perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual Peplau.
B. Teori Keperawatan Menurut Abdellah Faye
Abdellah menggambarkan orang memiliki, emosional, dan sosiologis kebutuhan
fisik. Kebutuhan ini bisa terbuka, yang terdiri dari sebagian besar kebutuhan fisik, atau
rahasia, seperti emosional, sosiologis dan interpersonal kebutuhan-yang sering
terlewatkan dan dianggap salah. Pasien digambarkan sebagai pembenaran hanya untuk
eksistensi keperawatan. Individu (dan keluarga) adalah penerima keperawatan, dan
kesehatan, atau mencapai itu, tujuan dari pelayanan keperawatan.
Konsep Abdellah kesehatan mungkin didefinisikan sebagai pola dinamis
berfungsi dimana ada interaksi dilanjutkan dengan kekuatan-kekuatan internal dan
eksternal yang hasil yang optimal dalam penggunaan sumber daya yang diperlukan yang
berfungsi untuk mengurangi kerentanan (George, 1990).
Pada pasien-Centered Pendekatan untuk Keperawatan, Abdellah menggambarkan
kesehatan sebagai negara saling eksklusif penyakit. Penekanan harus ditempatkan setelah
pencegahan dan rehabilitasi dengan kesehatan sebagai tujuan seumur hidup. Pendekatan
holistik harus diambil oleh perawat untuk membantu klien mencapai keadaan kesehatan
(George, 1990). Namun untuk secara efektif melakukan layanan ini, perawat harus
secara akurat mengidentifikasi kekurangan atau defisit tentang kesehatan bahwa klien
mengalami. Ini kekurangan atau defisit adalah klien kebutuhan kesehatan.
Meskipun Abdellah tidak memberikan definisi kesehatan, ia berbicara kepada
"kebutuhan kesehatan total" dan "sebuah negara yang sehat pikiran dan tubuh" dalam
deskripsi nya keperawatan sebagai layanan yang komprehensif. Lingkungan secara
implisit didefinisikan oleh Abdellah sebagai rumah atau komunitas dari mana pasien
berasal. Masyarakat termasuk dalam perencanaan optimal pada kesehatan lokal, negara
bagian, nasional dan internasional. Tingkat "Namun", Abdellah menggambarkan lebih
lanjut ide-idenya, fokus pelayanan keperawatan jelas individu. Masyarakat terpadu saat
ia membahas pelaksanaannya. Untuk Abdellah, keperawatan adalah jasa untuk
perorangan, untuk keluarga dan oleh karena itu untuk masyarakat. Tujuan dari
keperawatan menurut Abdellah adalah fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual
berfungsi penuh dari klien yang berkaitan dengan perawatan holistik.
Dia menyatakan keperawatan yang didasarkan pada seni dan ilmu yang cetakan
sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis dari perawat individu menjadi
17
keinginan dan kemampuan untuk membantu orang, sakit atau baik, mengatasi kebutuhan
kesehatan mereka (George, 1990). Ini akan berarti pelayanan keperawatan yang
komprehensif, ini akan mencakup:
1. Menyadari masalah merawat pasien.
2. Menentukan tindakan yang tepat untuk mengambil dalam hal prinsip-prinsip
keperawatan yang relevan.
3. Memberikan perawatan kontinius total kebutuhan kesehatan individu.
4. Memberikan perawatan lanjutan untuk menghilangkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan dan memberikan keamanan langsung bagi individu.
5. Mengatur total rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan individu pasien.
6. Membantu individu untuk menjadi diri lebih mengarahkan dalam mencapai atau
mempertahankan negara yang sehat pikiran dan tubuh.
7. Memerintahkan personil perawat dan keluarga untuk membantu individu lakukan
untuk dirinya sendiri yang ia dapat dengan keterbatasan itu.
8. Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah
emosional.
9. Bekerja dengan bersekutu kesehatan profesional dalam perencanaan untuk kesehatan
yang optimal pada lokal,, nasional dan internasional kebutuhan negara.
10. Melakukan evaluasi dan penelitian untuk meningkatkan teknik keperawatan dan
untuk mengembangkan teknik baru untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan
rakyat
Asuhan keperawatan untuk Abdellah adalah melakukan sesuatu untuk orang atau
memberikan informasi kepada orang tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan,
meningkatkan atau memulihkan-membantu kemampuan diri atau mengurangi penurunan.
Teorinya juga menyatakan bahwa kebutuhan perawat pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan dasar dan keterampilan perawatan khusus, serta keterampilan pengetahuan
dalam psikologi komunikasi, pertumbuhan dan perkembangan sosiologi dan hubungan
interpersonal.
Berikut 11 keterampilan yang seorang perawat harus memiliki, mencakup :
1. Status Pengamatan status kesehatan
2. Keterampilan komunikasi
3. Aplikasi pengetahuan
4. Pengajaran pasien dan keluarga
18
5. Perencanaan dan organisasi kerja
6. Penggunaan bahan-bahan sumber daya
7. Penggunaan sumber daya personil
8. Pemecahan masalah
9. Arah pekerjaan ke orang lain
10. Terapi penggunaan diri
11. Prosedur Perawatan
Perawatan secara luas dikelompokkan ke dalam 21 bidang masalah untuk
panduan perawatan dan mempromosikan penggunaan penghakiman menyusui. Ini
berkaitan dengan psikologis, dan sosial daerah biologis individu.
Faye Abdellah klasifikasi mengusulkan kerangka kerja untuk masalah
keperawatan mengidentifikasi, didasarkan pada gagasan bahwa pada dasarnya
keperawatan berorientasi untuk memenuhi total klien kesehatan individu membutuhkan.
upaya besar untuk membedakan keperawatan dari orientasi obat dan penyakit. Yang
berpusat pada pasien pendekatan Abdellah untuk menyusui dikembangkan induktif dari
praktek dan dianggap sebagai teori kebutuhan manusia. Walaupun itu dimaksudkan
untuk memandu perawatan mereka di rumah sakit, juga memiliki relevansi untuk asuhan
keperawatan dalam pengaturan masyarakat Abdellah jelas mempromosikan citra perawat
yang tidak baik saja dan peduli, tapi juga cerdas, kompeten, dan secara teknis siap untuk
memberikan pelayanan kepada pasien.
Tipologi dari 21 Masalah Keperawatan :
1. Untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan fisik.
2. Untuk mempromosikan kegiatan yang optimal: olahraga, istirahat, dan tidur.
3. Untuk mempromosikan keselamatan melalui pencegahan kecelakaan, cedera, atau
trauma lain dan melalui pencegahan penyebaran infeksi.
4. Untuk menjaga mekanika tubuh yang baik dan benar dan mencegah deformitas.
5. Untuk memudahkan pengurusan suatu pasokan oksigen ke semua sel tubuh.
6. Untuk memudahkan pemeliharaan gizi dari semua sel tubuh.
7. Untuk memudahkan pemeliharaan eliminasi.
8. Untuk memudahkan pemeliharaan dan keseimbangan cairan elektrolit.
9. Untuk mengetahui respon fisiologis tubuh untuk kondisi penyakit patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
19
10. Untuk memudahkan pemeliharaan mekanisme peraturan dan fungsi.
11. Untuk memudahkan pemeliharaan fungsi sensor.
12. Untuk mengidentifikasi dan menerima ekspresi positif dan negatif, perasaan, dan
reaksi.
13. Untuk mengidentifikasi dan menerima keterkaitan emosi dan penyakit organik.
14. Untuk memudahkan pemeliharaan komunikasi verbal dan nonverbal efektif.
15. Untuk mempromosikan pengembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Untuk memudahkan kemajuan menuju pencapaian tujuan rohani pribadi
17. Untuk membuat dan / atau memelihara lingkungan terapeutik.
18. Untuk memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu dengan berbagai, emosional,
dan perkembangan kebutuhan fisik.
19. Untuk menerima tujuan mungkin optimal dalam terang keterbatasan, fisik, dan
emosional.
20. Untuk menggunakan sumber daya masyarakat sebagai bantuan dalam menyelesaikan
masalah yang timbul dari penyakit.
21. Untuk memahami peran masalah sosial sebagai faktor yang mempengaruhi dalam
penyebab penyakit.
Tipologi Abdellah dibagi menjadi tiga bidang:
1. Fisik, sosiologis, dan emosional kebutuhan pasien;
2. Jenis hubungan interpersonal antara perawat dan pasien;
3. Umum unsur perawatan pasien.
Beberapa pernyataan berulang kali dinyatakan oleh Abdellah meskipun mereka tidak
berlabel seperti itu. These Penegasan ini adalah:
1. Masalah keperawatan dan pengobatan tipologi keperawatan adalah prinsip-prinsip
dari praktek keperawatan dan merupakan tubuh yang unik pengetahuan yang
menyusui.
2. Benar identifikasi masalah keperawatan pengaruh perawat penghakiman dalam
memilih langkah-langkah dalam memecahkan masalah pasien.
3. Inti dari keperawatan pasien masalah-masalah klien / yang berfokus pada pasien dan
nya masalah.
20
Praktek Keperawatan
Pertama dan terpenting, tujuan utama Abdellah adalah perbaikan pendidikan
keperawatan. Dia percaya bahwa sebagai perawat meningkatkan pendidikan,
meningkatkan praktek keperawatan juga. Yang penting dampak yang paling organisasi-
teori Abdellah untuk praktek keperawatan adalah bahwa ia membantu mengubah fokus
profesi dari menjadi "penyakit-berpusat" untuk bermanfaat untuk keperawatan praktek
seperti " Pasien berpusat " yang berpusat pada pasien pendekatan dibangun itu harus
membantu membawa struktur dan organisasi untuk apa yang sering menjadi koleksi
teratur keperawatan pengalaman perawatan. Dia dikategorikan keperawatan masalah
berdasarkan kebutuhan individu dan mengembangkan tipologi pengobatan keperawatan
dan tujuan keperawatan yang berfungsi sebagai dasar untuk menentukan dan mengatur
perawatan.
Masalah keperawatan yang dibuat perawat melihat 'masalah pasien dan datang
dengan keperawatan rencana perawatan dan terorganisir dalam cara yang menyeluruh.
Abdellah identifikasi kebutuhan kesehatan sebagai terbuka dan rahasia
membantu perawat dalam mengeksplorasi kondisi membuka tabir tentang klien dan
rencana intervensi yang tepat untuk mengatasinya.
Klien berpusat perawatan menekankan prinsip bahwa setiap tujuan keperawatan
harus diarahkan merawat pasien dan bukan hanya penyakit belaka. Telah dilihat bahwa
jika semua 21 masalah diselidiki, pasien akan cenderung dinilai secara menyeluruh dan
dengan demikian akan membantu perawat menyusun strategi keperawatan yang tepat.
Saat ini, Masalah keperawatan telah diperbarui untuk berfokus pada diagnosis dan
perawatan pasien. Hal ini akhirnya membantu perawat mengembangkan pemikiran kritis
individu-keterampilan mereka menyebabkan peningkatan kepuasan kerja dan lebih sabar
produktif-perawat dan perawat-keluarga interaksi.
Penerapan teori Abdellah dalam praktek keperawatan sangat dikaitkan dengan
pengaruh yang kuat ke-berpusat perawat-pendekatan yang berfokus pada pemecahan
masalah pasien. yang pemecahan masalah proses Abdellah identifikasi masalah, memilih
data yang relevan, merumuskan hipotesis melalui pengumpulan data, dan merevisi
hipotesis berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari data paralel langkah-langkah dari
proses keperawatan penilaian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
(Abdellah dan Levine, 1986; George, 1995). Karena orientasi yang kuat di 21 Masalah
keperawatan, gunakan mereka dalam proses keperawatan terutama untuk mengarahkan
21
perawat, secara tidak langsung, manfaat klien (George, 1995) Jika perawat membantu
klien dalam pertemuan negara-negara tujuan dalam masalah keperawatan, maka klien
akan dipindahkan ke arah yang baik, kesehatan optimal.
Pada akhirnya, itu teori Abdellah membantu perawat berlatih mengatur
administrasi perawatan, strategi keperawatan dan menyediakan basis ilmiah untuk
membuat keputusan. Sebagai teori yang aktif terlibat pada keperawatan dan perawatan
kesehatan internasional, Abdellah memberikan kepercayaan untuk penggunaan model
dan merupakan penganjur menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan praktek.
Pendidikan Keperawatan
Abdellah's teori dan konsep dikembangkan di tahun 1950 untuk menyajikan rekor
klinis yang komprehensif untuk mahasiswa keperawatan, dengan demikian menyediakan
struktur kurikulum keperawatan. Pasien berpusat pendekatan yang didasarkan dari
konsep yang mendukung dan memfasilitasi gerak dari model medis yang digunakan pada
saat itu untuk model keperawatan. Fokus utama dari bukunya, Pasien-Centered
Pendekatan (Abdellah, et al 1960), Adalah tentang pelaksanaan model di Baccalaureat,
tingkat asosiasi dan keperawatan program diploma. Luar biasa Abdellah penelitian,
publikasi dan karya-karya lain dan reputasinya di seluruh dunia telah berperan dalam
mensosialisasikan berpusat pada pasien pendekatan untuk program pendidikan di seluruh
dunia.
Tipologi Abdellah dari 21 Masalah keperawatan adalah panggilan kebangkitan
untuk revisi dan perubahan dari sistem pendidikan keperawatan di era-nya. Profesor dan
pendidik menyadari pentingnya perawatan klien berpusat daripada berfokus pada
intervensi medis. pendidikan Perawatan lalu perlahan-lahan konsentrasi menyimpang
dari konsep medis kompleks,, ke latihan perhatian yang lebih baik untuk klien sebagai
perhatian utama.
Salah satu Abdellah's teori utama keterbatasan itu sangat kuat berpusat orientasi
adalah di sisi lain, itu kontribusi besar terhadap pendidikan keperawatan. Dengan
orientasi ini, teori dapat digunakan untuk mengatur isi mengajar untuk mahasiswa
keperawatan, untuk mengevaluasi kinerja siswa di daerah klinis, atau keduanya (George,
1995).
Penelitian Keperawatan
Penelitian memainkan peran besar dalam pemilihan 21 klasifikasi masalah.
penelitian sebenarnya kekuatan utama dari karyanya. Bahkan, kerangka kerja dia terus
22
merangsang penelitian tentang peran dan tanggung jawab perawat. Sifat yang luas dari
konsep-konsep dalam rangka dia menawarkan kesempatan untuk mengidentifikasi
hubungan yang terarah pada intervensi keperawatan. teori nya terus memandu peneliti
untuk berfokus pada tubuh pengetahuan keperawatan itu sendiri, identifikasi masalah
pasien, organisasi intervensi keperawatan, peningkatan pendidikan keperawatan, dan
struktur kurikulum.
Abdellah sangat percaya gagasan bahwa penelitian keperawatan akan menjadi
faktor kunci dalam membantu perawatan muncul sebagai profesi yang benar. Penelitian
ekstensif dilakukan tentang kebutuhan pasien dan masalah telah menjabat sebagai
landasan untuk pengembangan dari apa yang sekarang dikenal sebagai diagnosis
keperawatan.
Tipologi nya melahirkan penelitian keperawatan lebih dan studi. Konsep yang
tepat dan lurus ke depan sangat, sehingga sederhana dan yang berlaku, dengan demikian,
merangsang disiplin serupa dan penelitian. tipologinya juga digunakan oleh beberapa
institusi klinis dalam membangun garis kepegawaian mereka, yaitu perawatan intensif,
perawatan intermediate, perawatan jangka panjang, perawatan diri dan perawatan unit
rumah. Ini diidentifikasi menurut bagaimana Abdellah ideates kebutuhan pasien dalam
konsep nya perawatan. Sekarang pasien di lembaga medis bervariasi dikategorikan
dengan kebutuhan klien yang sama, selain dengan diagnosa medis dan penyakit. Juga
membantu perawat memberikan perawatan pasien yang lebih baik dan meningkatkan
keterampilan berpikir kritis.
VIROLOGY DASAR
A. Pengertian
23
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis.
Karakteristik Virus:
1. Bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi
di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
2. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas
protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
3. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
4. Virus di katakan sebagai makhluk tak hidup di karenakan ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
B. Sejarah Penemuan
1. Tahun 1196 SM
Virus telah menginfeksi sejak jaman sebelum masehi, terbukti dengan adanya penemuan-
penemuan yaitu laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglyph di Memphis, ibu kota
Mesir kuno (1400SM) yang menunjukkan adanya penyakit poliomyelitis, selain itu, Raja
Firaun Ramses V meninggal pada tahun 1196 SM dan dipercaya meninggal karena terserang
virus Smallpox, menyerang pula Cina pada tahun 1000.
2. Tahun 1798
Edward Jenner menemukan beberapa pemerah susu memiliki kekebalan terhadap virus
pox. Hal tersebut diduga karena Virus Pox yang terdapat pada sapi, melindungi
manusia dari Pox. Penemuan tersebut yang menjadikan penggunaan vaksin.
24
3. Tahun 1880
Louis Pasteur dan Robert Koch mengemukakan suatu "germ theory" yaitu bahwa
mikroorganisme merupakan penyebab penyakit. Pada saat itu juga terkenal Postulat
Koch yang sangat terkenal hingga saat ini yaitu :
a. Agen penyakit harus ada di dalam setiap kasus penyakit
b. Agen harus bisa diisolasi dari inang dan bisa ditumbuhkan secara in vitro
c. Ketika kultur agen muri diinokulasikan ke dalam sel inang sehat yang rentan maka
ia bisa menimbulkan penyakit
d. Agen yang sama bisa di ambil dan diisolasi kembali dari inang yang terinfeksi
tersebut.
Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang
menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak
4. Tahun 1883
Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat
menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah
tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman
tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
5. Tahun 1892-1897
Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah
disaring dengan penyaring bakteri dapat menimbulkan penyakit mosaik.
Menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut
berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut
mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini
dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan
bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi
karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali
25
ditransfer antartanaman. Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan
bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup
pembawa penyakit.
6. Tahun 1898
Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat
melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka
menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
7. Tahun 1935
Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel
penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus
ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop
elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H.
Ruska. Virus yang dikristalkan merupakan Tobacco Mozaic Virus (TMV). Stanley
mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi.
8. Tahun 1911
Peyton Rous menemukan jika ayam yang sehat diinduksi dengan sel tumor dari ayam
yang sakit, maka pada ayam yang sehat tersebut juga akan terkena kanker. Selain itu,
Rous juga mencoba melisis sel tumor dari ayam yang sakit lalu menyaring sari-sarinya
dengan pori-pori yang tidak dapat dilalui oleh bakteri, lalu sari-sari tersebut di
suntikkan dalam sel ayam yang sehat dan ternyata hal tersebut juga dapat
menyebabkan kanker. Rous menyimpulkan kanker disebabkan karena sel virus pada
sel tumor ayam yang sakit yang menginfeksi sel ayam yang sehat. Penemuan tersebut
merupakan penemuan pertama virus onkogenik, yaitu virus yang dapat menyebabkan
tumor. Virus yang ditemukan oleh Rous dinamakan Rous Sarcoma Virus(RSV).
9. Tahun 1933
Dr Richard E Shope menemukan Shope papilloma virus atau cottontail rabbit
papilloma virus (CRPV),merupakan model kanker pertama pada manusia yag
26
disebabkan oleh virus. Dengan percobaan mengambil filtrat dari tumor pada hewan
lalu disuntikkan pada kelinci domestik yang sehat, dan ternyata timbul tumor pada
kelinci tersebut.
10. Tahun 1952
Martha Chase dan Alfred Hershey menemukan bakteriofage. Bakterofage merupakan
virus yang memiliki inang bakteri sehingga hanya dapat bereplikasi di dalam sel
bakteri.
C. Struktur dan Anatomi Virus
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada
bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil
berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar
sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA
untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu,
asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang
terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada
virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3
mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada
virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel
27
inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut.
Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal
infeksi.
Virus cacar air memiliki selubung virus.Kapsid virus sferik menyelubungi genom
virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus
heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan
terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein
yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T,
yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240
protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus
sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung
terlibat dalam penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi
inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.
Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung
protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein
kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula
beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala" kapsid.
Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
D. Macam-Macam Infeksi Virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi
inangnya.ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam
tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
1. Infeksi akut
Merupakan infeksi yang berlangsung dalam janka waktu cepat namun berakibat fatal.
Akibat yang ditimbulkan:
a. Sembuh tanpa kerusakan (total).
28
b. Sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : Polio.
c. Berkelanjut kepada infeksi kronis sehingga mengakibatkan kematian.
2. Infeksi kronis
Merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit
muncul kembali. Contohnya :
a. Silent subclinical infection, seumur hidup: misalnya: CMV atau cytomegalovirus.
b. Periode diam cukup lama sebelum munculnya penyakit, contohnya: HIV.
c. Reaktivitas yang menyebabkan infeksi akut, contohnya; shingles.
d. Penyakit kronis yang berulang, contohnya ; HBV, HCV.
e. Kanker, contohnya: HTLV-1, HPV, HBV, HHV.
E. Replikasi virus
Replikasi virus terdiri atas beberapa tahapan-tahapan yaitu
1. Perlekatan Virus
Merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor
pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul
reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus memerlukan
molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor. Molekul reseptor yang
target pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau residu
karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid. Beberapa virus kompleks
seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu reseptor sehingga
mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.
a. Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda:
1) Molekul immunoglobulin-like superfamily
2) Reseptor terkait membran
3) Saluran dan transporter transmembran
b. Virus beserta reseptor yang dimiliki adalah Human Rhinovirus (HRV).
29
Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).
Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah untuk
mengikatkan sel kepada substratnya. struktur ICAM-1 mirip dengan molekul
imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai protein
supefamily immunoglobulin.
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1
(Leukocite function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV),
fibrinogen, dan PFIE (malaria infected erythocytes). 10 serotipe dari HRV
menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya menggunakan
protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.
c. Poliovirus
Mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga
anggota dari molekul superfamily immunoglobulin. Reseptor ini memiliki tiga
domain yaitu satu berupa variabel dan dua konstan.
d. Virus influenza
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel
virus yaitu hemagglutinin (HA) dan neuraminidase. HA akan berikatan dengan
reseptor virus influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid). Virus
ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang ada pada
rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada
permukaan sel.
Adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza
bisa berikatan dengan banyak tipe sel.
2. Penetrasi
Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada
reseptor di membran sel. Proses ini memerlukan energi Tiga mekanisme yang terlibat:
a. Translokasi partikel virus
30
Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belom
sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam
virus kapsid dan reseptor membran spesifik.
b. Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler
Proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan
masuk virus ke dalam sel. Tidak diperlukan protein virus spesifik selain yang
telah digunakan untuk pengikatan reseptor.
c. Fusi dari envelope dengan membran sel (untuk virus yang berenvelope)
Proses fusi virus berenvelop dengan membran sel baik secara langsung maupun
dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.
Diperlukan adanya protein fusi spesifik dalam envelop virus, misalnya : HA
influenza dan glikoprotein transmembran (TM) Rhinovirus.
3. Pelepasan Mantel
Tahap ini terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya
maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom
virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap
ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan
membran plasma. untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep yang
melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.
Replikasi Genom dan Ekspresi Gen
Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari
virus tersebut. Dalam hal ini, virus dibagi dalam 7 kelompok seperti pengelompokan
(David Baltimore). Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi virus
(akut, kronis, persisten, atau laten).
a. Kelas I : DNA Utas Ganda
Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok :
31
1) Replikasi terjadi di inti dan relatif tergantung kepada faktor-faktor seluler
(Adenoviridae, Polyomaviridae, Herpesviridae)
2) Replikasi terjadi di sitoplasma (Poxviridae). virus ini melibatkan semua
faktor-faktor yang penting untuk transkripsi dan replikasi dari genomnya, dan
kebanyakan tidak tergantung pada perangkat replikasi dari inangnya.
b. Kelas II : DNA Utas Tunggal
Replikasi terjadi di dalam nukleus, melibatkan bentuk utas ganda intermediate
sebagai cetakan untuk sintesis utas tunggal DNA turunannya (Parvoviridae)
c. Kelas III : RNA Utas Ganda
Virusnya memiliki genom yang tersegmentasi. masing-masing segmennya
ditranskripsi secara terpisah untuk menghasilkan monosistronik mRNA
individual. contoh : Reoviridae
d. Kelas IV : RNA Utas Tunggal (+)
Virus dengan polisistronik mRNA dimana kelas ini genom RNA membentuk
mRNA yang ditranslasikan untuk membentuk suatu polyprotein yang dipecah
membentuk protein matang. Contoh : Picornaviridae
e. Kelas V : RNA Utas Tunggal (-)
Genom pada kelas ini dibagi menjadi dua tipe :
1) Genom tidak bersegmen (Rhabdoviridae), Tahap pertama dalam replikasi
adalah transkripsi dari genom RNA utas (-) oleh virion RNA-dependent RNA
polimerase untuk menghasilkan monosistronik mRNA yang juga sebagai
cetakan untuk replikasi genom.
2) Genom bersegmen (Orthomixoviridae), replikasi terjadi di dalam nukleus
dimana monosistronik mRNA untuk masing-masing gen virus dihasilkan oleh
transkriptase virus.
32
f. Kelas VI : RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA Intermediate
Genom Retrovirus RNA utas tunggal (+) bersifat diploid dan tidak dipakai
secara langsung sebagai mRNA tetapi sebagi template untuk reverse transkriptase
menjadi DNA.
g. Kelas VII : DNA Utas Ganda dengan RNA Intermediate
Virus kelompok ini bergantung kepada reverse transkriptase, tetapi berbeda
dengan retrovirus, prosesnya terjadi di dalam partikel virus selama maturasi
(Hepadnaviridae).
4. Perakitan
Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada
bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel
virus. Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana
virus melepaskan diri dari sel. mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang
berbeda-beda. Contoh : proses perakitan Picornavirus, Poxvirus, dan Reovirus terjadi
di sitoplasma, sementara itu proses perakitan Adenovirus , Poliovirus, dan Parvovirus
terjadi di nukleus.
5. Pematangan
Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dimana virus bersifat
infeksius. Pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang
kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan
produk yang matang. Protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam
proses ini.
6. Pelepasan
Semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui dua
mekanisme :
a. Untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang
sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.
33
b. Untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel
melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding. Proses pelepasan partikel
virus kemungkinan bisa merusak sel(Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan
Togavirus) , dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus).
F. Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan
genomik fungsional.
1. Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
a. Virus DNA
b. Virus RNA
c. Virus berselubung
d. Virus non-selubung
2. Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
a. Virus Enterik
b. Virus Respirasi
c. Arbovirus
d. Virus onkogenik
e. Hepatitis virus
3. Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya.
Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
a. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
b. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
34
c. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
d. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
e. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
f. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
g. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
G. Contoh-contoh virus
1. Virus RNA
Virus RNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa RNA, kelompok
yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas III, IV, V, dan VI. Beberapa
contoh familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Retroviridae,
Picornaviridae, Orthomixoviridae, dan Arbovirus.
2. Retroviridae
Retroviridae merupakan virus berbentuk ikosahedral. Virus ini memiliki genom RNA
berjumlah dua buah yang keduanya identik dan memiliki polaritas positif yang
nantinya akan diekspresikan menjadi enzim polimerase yang unik yaitu reverse
traskriptase yang berguna untuk mengubah RNA menjadi DNA. DNA yang
dihasilkan nantinya akan berintegrasi ke dalam DNA sel inang sebagai provirus. Virus
ini termasuk ke dalam virus yang ganas, dapat menyebabkan penekanan sistem
kekebalan tubuh dan juga tumor. yang ganas tersebut disebabkan salah satunya karena
virus ini mudah mengalami mutasi.
Salah satu genus dari famili ini yang paling terkenal adalah genus Lentivirus,
yang contoh spesiesnya adalah HIV 1 dan 2.
3. Picornaviridae
Picornaviridae merupakan berukuran kecil. Virus ini memiliki genom RNA dengan
polaritas positif sehingga termasuk virus kelas IV dalam klasifikasi Baltimore. Virus
dalam famili ini mampu menyebabkan banyak penyakit pada manusia, di antaranya
adalah penyakit polio yang disebabkan oleh Poliovirus dan flu ringan yang
disebabkan oleh Rhinovirus.
35
4. Orthomixoviridae
Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi genetik
RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V
dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khan dari virus ini adalah virus ini memiliki protein
permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan
Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada
sel target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari
infeksi virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu
antibodi terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus.
Virus ini di klasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :
a. Influenza tipe a
Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik
manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia
air(anjing laut dan paus). Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift
dan antigenic shift. Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang
menyandikan protein Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang
ada tidak dapat mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya
endemik musiman. Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus
influenza yang disebabkan karena penggabunggan genetik antara manusia dengan
virus hewan atau dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia.
karena tidak ada atau sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik
dapat terjadi.
b. Influenza tipe B
c. Influenza tipe C
d. Tick-Borne Influenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu.
5. Arboviruses
Arbovirus merupakan singkatan dari ARthropoda-BOrne virus yaitu virus yang
berasal dari kelompok Arthropoda. Arbovirus dibagi menjadi empat famili yaitu :
1. Togaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Rubellavirus.
36
2. Flaviviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hepatitis C virus dan
Denguevirus yang penyebabkan penyakit demam berdarah dengue.
3. Bunyaviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah California encephalitis
virus (CE) yang menyebabkan penyakit encephalitis pada manusia.
4. Reoviridae
contoh virus yang termasuk dalam kelompok ini adalah reovirus yang
menyebabkan Colorado tick fever dan Rotavirus yang menyebabkan diare
epidemik pada anak-anak.
6. Virus DNA
Virus DNA merupakan virus yang memiliki materi genetik berupa DNA, kelompok
yang tergolong dalam kelompok ini adalah virus kelas I, II, VII. Beberapa contoh
familia virus yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Herpesviridae,
Parvoviridae, dan Poxviridae.
7. Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi genetik
DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam klasifikasi
baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat menyebabkan penyakit ganas dan juga
dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi. Herpesviridae terbagi ke
dalam beberapa genus, yaitu :
a. Alpha Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya menyebabkan
penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu juga. infeksi virus ini
bersifat laten persisten disebabkan karena kemampuan genom virus ini untuk
berintergrasi dengan sel inang.jika kondisi inang sedang lemah, maka ada
kemungkinan penyakit dapat muncul kembali pada tempat yang sama.
contoh dari virus ini adalah Herpes simplex tipe 1 dan 2 dan Varicella zoster(VZ)
virus.
37
b. Beta Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya menyebabkan
penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala pada carrier. virus ini
menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan abnormal (penyakit
kongenital).
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus.
c. Gamma Herpesvirus
Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit
limphopoliperatif jinak dan ganas. Contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr
virus.
8. Parvoviridae
Parvoviridae merupakan virus dengan DNA utas tunggal polaritas positif atau negatif
sehingga termasuk dalam kelas II dalam klasifikasi Baltimore. Virus ini tidak
memiliki selubung virus dan merupakan virus manusia yang berukuran paling kecil.
Virus merupakan virus yang tidak sempurna sehingga perlu berasosiasi dengan
adenovirus sehingga sering disebut Adeno-Associated Virus(AAV). Salah satu contoh
kelompok ini adalah virus B-19 yang dapat menyebabkan cacat atau keguguran pada
janin.
9. Poxviridae
Poxviridae merupakan virus dengan materi genetik DNA untai ganda sehingga virus
ini di termasuk dalam kelas I dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini
adalah virus ini memiliki morfologi besar dan kompleks. Virus yang terkenal dalam
kelompok ini adalah Smallpox. Smallpox cukup terkenal karena menimbulkan
pandemik yang sangat besar diseluruh dunia. sekarang virus Smallpox sudah
dimusnahkan.
38
H. Peranan Virus dalam Kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. [14]
Melalui terapi gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi
gen baik (penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada
Purdue's School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia
kesehatan. Dalam temuannva yang dipublikasikan dalam Jurnal Virology, Edisi 15
Desember 2002, David Sanders berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun
demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan.
Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus
secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma
menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis
menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Begitu juga yang terjadi pada
penyakit AIDS (acquired immune deficiency syndrome), yaitu suatu penyakit yang
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh penderita penyakit tersebut disebabkan oleh
virus HIV yang secara khusus menyerang sel darah putih. Tabel berikut ini memuat
beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh virus.
Selain manusia, virus juga menyebabkan kesengsaraan bagi hewan dan tumbuhan.
Tidak sedikit pula kerugian yang diderita peternak atau petani akibat ternaknya yang sakit
atau hasil panennya yang berkurang.
I. Penyakit hewan akibat virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan mulut,
yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit kanker pada ayam
oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis penyakit yang menyerang
anjing, kucing, dan monyet, disebabkan oleh virus rabies.
39
J. Penyakit tumbuhan akibat virus
Penyakit mosaik, yakni jenis penyakit yang menyerang tanaman tembakau.
Penyebabnya adalah tobacco mosaic virus (TMV) Penyakit tungro, yakni jenis penyakit
yang menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus Tungro. Penyakit degenerasi
pembuluh tapis pada jeruk. Penyebabnya adalah virus citrus vein phloem degeneration
(CVPD).
K. Penyakit manusia akibat virus
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek (yang
bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS (yang
disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes simpleks).
Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh papilomavirus (yang
menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan contoh kasus pada manusia
yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan agen-agen infektan. Juga ada beberapa
kontroversi mengenai apakah virus borna, yang sebelumnya diduga sebagai penyebab
penyakit saraf pada kuda, juga bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada
manusia.
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan kekhawatiran
penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat seiring dengan
ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar, yang
telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu menyebabkan
kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah punah akibat wabah, terutama
penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa. Meskipun sebenarnya diragukan dalam
jumlah pastinya, diyakini kematian telah terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara
tidak langsung telah membantu dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup Filovirus
terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg, Jerman, dan ebola.
Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang dalam jumlah besar tampak
seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg menarik perhatian pers dengan
40
terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober 2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi
epidemi terburuk di dalam kehidupan manusia.
L. Diagnosis di Laboratorium
Deteksi, isolasi, hingga analisis suatu virus biasanya melewati proses yang sulit dan
mahal. Karena itu, penelitian penyakit akibat virus membutuhkan fasilitas besar dan
mahal, termasuk juga peralatan yang mahal dan tenaga ahli dari berbagai bidang, misalnya
teknisi, ahli biologi molekular, dan ahli virus. Biasanya proses ini dilakukan oleh lembaga
kenegaraan atau dilakukan secara kerjasama dengan bangsa lain melalui lembaga dunia
seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
M. Pencegahan dan Pengobatan
Karena biasanya memanipulasi mekanisme sel induknya untuk bereproduksi, virus
sangat sulit untuk dibunuh. Metode pengobatan sejauh ini yang dianggap paling efektif
adalah vaksinasi, untuk merangsang kekebalan alami tubuh terhadap proses infeksi, dan
obat-obatan yang mengatasi gejala akibat infeksi virus.
Penyembuhan penyakit akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan
penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan
virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik.
Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu
penyakit disebabkan oleh bakteri atau virus.
41
PARAMYXOVIRUS
A. Pengertian
Paramyxovirus adalah keluarga virus yang memiliki genom RNA utas negatif dan
tidak bersegmen.
B. Karakteristik virus
Karakteristik dari virus ini adalah:
1. Memiliki amplop yang tersusun dari lipoprotein yang menyelibungi nukleokapsid
yang berbentuk heliks
2. Ditemukan pada hewan berdarah panas.
3. Aktivitas neuramidasenya dapat menggumpalkan sel darah merah mamalia dan
burung.
4. Memiliki amplop yang tersusun dari lipoprotein yang menyelibungi nukleokapsid
yang berbentuk heliks
5. Ditemukan pada hewan berdarah panas.
6. Aktivitas neuramidasenya dapat menggumpalkan sel darah merah mamalia dan
burung.
Yang termasuk dalam Paramyxovirus adalah:
1. Respiratory synctivial virus
2. Parainfluenza virus
3. Measles
4. Mumps
C. Struktur Virus
1. Virion : sferis, pleomorfik, berdiameter 150-300 nm ( nukleokapsid heliks, 18 nm ).
2. Komposisi : RNA (1%), protein ( 73% ), lipid ( 20% ), karbohidrat ( 6%).
3. Genom : RNA untai tunggal, linear, tidak bersegmen, negative sense.
4. Protein: 6 protein structural.
5. Selubung mengandung glikoprotein hemalutinin dan glikoprotein fusi.
42
6. Replikasi : sitoplasma.
7. Karakter yang menonjol secara antigek stabil, secara partikel labil tetapi sangat
menular.
D. Macam-macam Paramyxovirus
Dibagi menjadi 3 genus, yaitu:
1. Paramyxovirus yang menyebabkan gangguan pernafasan sinsitial.
2. Mobillivirus yang tidak memiliki neuraminidase.
3. Pneumovirus yang menyebabkan pneumonia pada tikus.
E. Klasifikasi Paramyxovirus
Klasifikasi ini dibagi berdasarkan morfologi, struktur genom, aktivitas protein dan sekuen
genom.
F. Penyakit yang timbul
Penyakit yang disebabkan oleh paramyxovirus pada manusia adalah
1. Respiratory synctivial virus
Penyebab penting penyakit infeksi saluran nafas bawah melebihi semua patogen
mikrobial lain penyebab bronkiolitis dan pneumonia pada bayi < 1 tahun. Dengan
gejala klinis adalah:
a. Batuk, pilek pada orang dewasa
b. Bronkitis demam pada bayi lebih besar.
c. Pneumonia pada bayi.
d. Bronkiolitis pada bayi yang sangat muda.
e. 1/3 anak dengan infeksi RSV menderita komplikasi infeksi telinga tengah.
2. Gondongan ( Mumps atau Parotitis)
Penyakit gondongan ( Mumps atau Parotitis ) adalah suatu penyakit menular dimana
seseorang terinfeksi oleh virus ( paramyxovirus ) yang menyerang kelenjar ludah atau
43
kelenjar parotis di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan
pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.Tersebar diseluruh dunia dan timbul
secara endemic dan epidemik. Cenderung menyerang pada anak-anak yang berumur 2-
12 tahun. Pada orang dewasa infeksi ini bisa menyerang testis ( buah zakar ), sistem
saraf pusat, pancreas, prostat, payudara, dan organ lainnya. beresiko besar untuk
menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau
mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka
yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh. Tidak semua orang yang terinfeksi oleh
paramyxovirus mengalami keluhan bahkan sekitar 30 – 40 % penderita tidak
menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Masa tunas (masa inkubasi) penyakit
gondong sekitar 12 – 24 hari dengan rata-rata 17 – 18 hari. Adapun tanda dan gejala
yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan
sebagai berikut :
a. Pada tahap awal ( 1 -2 hari) penderita gondong mengalami gejala : suhu badan 38,5 –
40o C, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang
saat mengunyah dan ada kalanya disertai kaku rahang ( sulit membuka mulut).
b. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar dibawah telinga ( parotis), yang diawali
dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami
pembengkakan.
c. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.
d. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang ( submandibula) dan
kelenjar dibawah lidah ( sublingual). Pembekakan buah zakar (testis) karena
penyebaran melalui aliran darah.
Pemeriksaan Laboratorium
Di samping leucopenia dengan limfiosiotsis relahive, didapatkan pula kenaikan kadar
amilase dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian
menjadi normal kembali dalam dua minggu.
Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga namun
tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa.
Dokter akan memberikan order untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah.
Sekurang-kurangnya ada tiga uji serum (serologic) untuk membuktikan spesifik mumps
44
antibodi : Complement Fxation antibodies (CF), Hemagglunation Inhibitor antibodies
(HI), Virus Neutralizing antibodies (NT).
3. Parainfluenza virus
Menyebabkan penyakit umum pernafasan pada manusia berbagai usia dan merupakan
pathogen utama dari penyakit saluran nafas berat pada bayi dan anak-anak. Dari ke
empat serotipe virus, hanya 3 pertama yang dapat menyebabkan infeksi berat. Adapun
gejala klinik adalah Rhinitis, Faringitis, Laringotrakebronkhitis. Bronkiolitis,
Pneumonia.
4. Measles
Measles atau campak adalah penyakit akut yang sangat menular ditandai oleh ruam
makulopapular, demam dan gejala pernafasan. Gejala Klinik beberapa penyakit :
a. Demam
b. Bersin, batuk, pilek
c. Mata merah
d. Bercak koplik
e. Konjungtivitis => menjadi fotofobia
f. Ruam yang dimulai dari kepala kemudian menyebar secara progresif ke dada,
badan, dan turun ke anggota gerak.
Pemakaian vaksin virus hidup efektif secara dramatis menurunkan angka kejadian
penyakit.
45
STERILISASI
A. Sejarah
Berkembang nya berbagai disiplin ilmu mempunyai kontribusi yang besar
terhadap evolusi CSSD, perkembangan ilmu kedokteran , keperawatan , mikrobiologi,
sanitasi, kesehatan masyarakat, kimia maupun ilmu menegemen. Perkembangan CSSD di
mulai ketika teori mikroorganisme mulai di kenal pada tahun 1865, di mana pada saat itu
mlai di pahami bahwa alat – alat bedah maupun pakaian bedah perlu di sterilkan sehingga
di perlukan suatu departemen khusus yang mengerjakan fungsi tersebut. Sebelum adanya
CSSD personil yang mengerjakan proses sterilisasi adalah perawat kamar operasi karena
proses tersebut hanya di lakukan di kamar operasi .
Tahun 1924 tercipta peralatan medis yang lebih kompleks sehingga memerlukan
penanganan yang lebih seksama misalnya, pembersihan, packaging sterilisasi,
penyimpanan, maupun distribusinya yang tidak hanya kamar operasi tetapi juga ruangan
lain sehingga di bentuklah CSSD ( Central Sterilization Supply Departement ) .
CSSD pertama kali tercatat di rumah sakit Misericordia, Philadelpia, AS tahun 1924.
Yang kedua adalah rumah sakit St. Joseph di Denver, Colorado Amerika Serikat. Pada
perkembangan awal CSSD, Departement ini di kenal sebagai “Supply, process and
distribution” atau SPD. Misi utama SPD saat itu adalah menyiapkan alat – alat perawatan
pasien secara terencana dan mendistribusikan pada titik pemakaian serta menerima dan
membawa alat – alat kotor untuk di dekontaminasi, di bersihkan, dan dip roses untuk
pemakaian selanjutnya.
B. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah suatu proses yang dapat memindahkan atau menghancurkan
mikroorganisme atau substensi lain yang berbahaya sehingga objek aman untuk
pemakaian selanjutnya.
Tujuan prosedur dekontaminasi adalah
1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan atau permukaan lingkungan.
2. Untuk membuang kotoran yang tampak.
3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat ( mikroorganiseme ).
4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril.
46
5. Untuk melindungi personal dan pasien.
Terdapat 3 tingkat desinfeksi, yaitu:
1. Desinfeksi tingkat tinggi : membunuh semua organisme dengan perkecualian spora.
2. Desinfeksi tingkat sedang ; membunuh bakteri dan jamur kecuali spora.
3. Desinfeksi tingkat rendah : membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora.
Termasuk di dalamnya adalah sterilisasi, dan desinfeksi. Proses Dekontaminasi di
dasarkan pada anggapan bahwa semua alat terkontaminasi dan bisa menyebabkan infeksi.
1. Sterilisasi
Steril adalah suatu keadaan bebas mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi
adalah suatu proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui
cara fisika atau kimia. Sebelum tahun 1933 mesin sterilisasi uap yang ada hanya
mengandalkan titik kendali pada satu parameter yaitu parameter tekanan. Setelah
tahun 1933 di ciptakan mesin sterilisasi uap dengan dua titik kendali yaitu suhu dan
tekanan.
Tahun 1938 Carl Walter menciptakan mesin Washer Sterilizaer yang pertama
berfungsi membersihkan dan mensterilkan alat di kamar operasi . tahun 1957
berkembang di lakukan pemakaian radiasi di mana proses radiasi ini cukup efektif
namun cukup mahal dan terbatas pemakaiannya.
Tahun 1859 oleh C.A. Wurtz menemukan Ethylene Oksida. Tapi pada tahun
1929 baru diketahui bahwa Ethylene Oksida ini memiliki aktifitas bakterisidal yang
sangat efektif dimana keuntungannya adalah membunuh mikroorganisme melalui
mekanisme alkilasi. Oleh Karena itu baik industri alat kesehatan maupun rumah sakit
menggunakan ethylene oksida sebagai sterililan suhu rendah.
Metode sterlilisasi di bedakan atas alat yang di gunakan di antaranya :
a. Sterilisasi uap panas ( Steam Sterilization )
Metode ini menggunakan uap panas dengan mekanisme pembunuhan
mikroorganisme dengan menggunakan kombinasi efek dari uap dan panas dalam
periode tertentu. Untuk barang atau alat yang stabil terhadap suhu tinggi.
47
Suhu 115o C : 30 menit
Suhu 121o C : 20 menit
Suhu 126o C : 15 menit
b. Sterilisasi Gas Etilen Oksid ( Ethylene Okside Sterilization )
Menggunakan Gas etilen Oksid atau kombinasi dengan Gas Inert lain. Parameter
yang di butuhkan dalam membunuh mikroorganisme adalah waktu, temperature,
konsentrasi gas dan kelembapan relatif. Untuk barang atau alat yang tidak tahan
terhadap suhu tinggi.
Suhu 37o C - 55o C = 3,5 jam untuk mesin jenis Steripage
Suhu 37o C - 55o C= 6-8 jam untuk mesin jenis Andersen
c. Sterilisasi Panas Kering ( Dry Heat Sterylization)
Sterilisasi ini digunakan untuk alat-alat yang terbuat dari kaca, memerlukan waktu
suhu yang lebih tinggi dan terjadi pada oven konveksi panas kering.
Suhu >170o C : 1 jam .
Suhu >160o C : 2 jam
Suhu >150o C : 2,5 jam
Suhu >140o C : 3 jam
d. Sterilisasi Plasma ( Plasma Sterilization)
Plasma secara umum didefinisikan sebagai gas terdiri dari elektron, ion-ion,
maupun partikel-partikel neutral. Halilintar merupakan contoh plasma yang terjadi
dialam.
2. Desinfeksi
Desinfeksi adalah suatu tindakan untuk membebaskan, menghancurkan,
membunuh mikroorganisme baik pathogen maupun apatogen, tetapi tidak beserta
sporanya. Benda atau instrument dibersihkan dengan menggunakan campuran zat
kimia cair yang bersifat nonselektif.
Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
a. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
b. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
c. Pembersihan dan dekontaminasi benda sebelumnya.
48
d. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan.
e. Struktur fisik benda.
f. Suhu dan PH dari proses desinfeksi.
Kriteria Desinfeksi yang ideal:
a. Bekerja dengan cepat untuk membunuh mikroorganisme pada suhu kamar
b. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan
kelembaban
c. Tidak toksik pada hewan dan manusia
d. Tidak bersifat korosif
e. Tidak berwarna dan meninggalkan noda
f. Tidak berbau/ baunya disenangi
g. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
h. Larutan stabil
i. Mudah digunakan dan ekonomis
j. Aktivitas berspektrum luas
Terdapat 3 tingkat desinfeksi, yaitu:
a. Desinfeksi tingkat tinggi : membunuh semua organisme dengan perkecualian
spora.
b. Desinfeksi tingkat sedang ; membunuh bakteri dan jamur kecuali spora.
c. Desinfeksi tingkat rendah : membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora.
Desinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan
membunuh mikroorganisme yang terpapar secara langsung.
3. Aseptik/Asepsis
Aseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Teknik aseptik
adalah usaha mempertahankan objek agar bebas dari mikroorganisme.
Asepsis ada 2 macam:
a. Asepsis medis
49
Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran
mikroorganisme.
Misalnya: mencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan
cangkir untuk obat.
b. Asepsi bedah
Teknik steril termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dari suatu daerah.
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan
dianggap steril haruslah steril.
Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam tindakan aseptik/asepsis:
a. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakanggi tempat steril.
b. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang, dengan demikian
objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah kontaminasi diluar
pengawasan.
c. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
d. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah
steril.
e. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya
tidak mengarah pada si petugas.
f. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak
steril.
g. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga
cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.
Antiseptik adalah suatu substansi kimia yang dipakai pada kulit atau selaput lendir
untuk mencegah mikroorganisme dengan menghalangi atau merusakkannya.Istilah
Desinfektan lebh digunakan pada benda mati. Beberapa antisptik mrupakan
germisida yaitu mampu membunuh mikroba dan mencegah atau menunda
pertumbuhn dari mikroba tersebut,. Sedangkan istilah Antibakterial adalah antiseptik
yang dpt digunakan hanya untuk melawan bakeri
50
Macam-macam Desinfektan dan Antiseptik :
1. Garam logam berat
Bbrp logam berat spt air raksa dan perak dalam jumlah yang kecilsaja dapt
membunuh bakteri yang disebut oligodinamik. Namun garam dan logam berat ini
sangat mudah mersuak kulit, memakan alat-alat yang terbuat dari logam, dan
mahal harganya. Tapi orang masih menggunakan merkuroklorida (sublimat)
sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia menggunakan merkurokrom,
metafen atau mertiolat.
2. Zat pewarna
Zat pewarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis,
daya kerjanya selektif pada bakteri gram positif , namun khamir dan jamur telah
dihambat atau dimatikan tergantung pada konsentrasi zat tersebut. Zat pewarna ini
berkombinasi dengan protein untuk mengganggu mekanisme reproduksi sel. Yang
digunakan adalah violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), hijau malakhit dan
hijau cemerlang.
3. Klor dan senyawa klor
Banyak digunakan untuk sterilisasi air minum, persenyawaan klor dengan kapur
atau dengan natrium dipakai untuk mencuci alat makan dan minum.
4. Fenol dan senyawa yang sejenis
Larutan fenol 2-4 % berguna untuk denfektan, kresol atau kreolin lebih baik
khasiatnya daripada fenol. Lisol adalah desinfektan campuran sabun dan kreosol.
Karbon ialah nama lain dari fenol untuk mencampurkan bau-bauan yang sedap
sehingga desinfektan menjadi menarik.
5. Kreosol
Efketif sebagai bakterisida dan kerjanya banyak dirusak oleh adanya bahan
organik. Namun menimbulkan iritasi pada jaringan hidup oleh karena itu
digunakan terutama sebagai desinfektan untuk benda mati. 1% liso (kreosol
dicampur dengan sabun0 telah digunakan pada kulit, tapi konsentrasi yang lebih
tinggi tidak dapat ditolerir.
6. Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl
alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol digunakan terutama karena efek sebagai
pengawet.
51
7. Formaldehida
Desinfektan ini baik digunakan sebagai gas, agen ini efektif pada daerah tertutup
sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair 37% formaldehida dikenal
sebagai formalin.
8. Etilen oksida
Jika digunakan sebagai gaas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh
bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat
senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk
menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang tidak tertutup
rapat. Misalnya untuk mensterilkan tong-tong rempah-rempah tanpa membuka
tong tersebut. Agen ini ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan setelah
sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9. Hydrogen peroksida
Sifat antiseptiknya sedang karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat
tidak stabil tapi sering digunakan untuk membersihkan luka, terutama luka yang
dalam yang bagian dalamnya kemungkinan dimasuki oleh organism aerob.
10. Betapropiolakton
Sifatnya sama dengan etilen oksida, mematikan spora dalam konsentrasi yang
tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri
vegetative. Efeknya cepat, ini diperlukan karena betaprpiolakton dalam larutan
cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga
setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
11. Senyawa Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya
mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa-
senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang
digunakan, pada umumnya efektif pada organism gram positif daripada organism
gram negative.
12. Sabun dan Detergen
Bertindak sebagai agen akti permukaan yaitu menurunkan tegangan permukaan.
Egfek mekanik ini penting karena bakteri bersama minyak dan partikel lain
menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.
52
13. Sulfonamida
Sejak tahun 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang
mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula
tidak merusak jaringan manusia. Terutama bangsa kokkus seperti Stapilococcus
yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus dan
Mengingococcus sangat peka terhadap sulfonamida.
14. Antibiotika
Antibiotik ialah zat-zat yang dihhasilkan oleh mikroorganisme dan zat-zat itu
dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan
mikroorganisme yang lain.
4. Cuci tangan
Yang dimaksud dengan cuci tangan adalah membersihkan tangan dengan
menggunakan sikat dan sabun dibawah air mengalir untuk mengangkat kotoran,
minyak, lotion, dan mikroorganisme dari tangan dan lengan pada anggota tim bedah
yang steril.
Melalui 2 proses yaitu:
a. Proses mekanik (sikat) yang mengangkat kotoran dan mikroorganisme sementara
(transiet microorganism) dengan gesekan.
b. Proses kimiawi mengurangi bakteri kulit yang menetap (resident skin bacteria)
dan mikroorganisme non aktif dengan mikrobisida atau antiseptik.
Dalam mencuci tangan alat yang perlu disiapkan adalah
a. Sebuah bak cuci yang dalam dan cukup lebar untuk mencegah percikan air.
b. Persediaan air yang dapat dikendalikan oleh lutut.
c. Sikat penggosok yang diresapi dengan cairan antiseptic.
d. Pembersih kuku.
e. Plastik sebagai tempat sampah.
Tata cara cuci tangan untuk petugas kamar operasi yang akan bertugas adalah sebagai
berikut;
1. Tidak seorangpun dengan luka terbuka, luka bakar, dan atau lesi kulit lain pada
tangan atau lengan diperbolehkan untuk cuci tangan.
53
2. Lepaskan semua perhiasan.
3. Gulung lengan baju sampai lebih dari 2 inci diatas siku (10-15cm)
4. Gunakan sikat.
5. Buka dan keluarkan pembersih kuku dari dalam kemasan.
6. Dibawah air mengalir, bersihkan bagian bawah kuku jari secara teliti (dalam hal
ini kuku tidak boleh panjang dan tidak diberi cat kuku).
7. Mulailah menyikat telapak tangan, kemudian secara berurutan sikat setiap jari,
diantara jari, dan punggung tangan, Lanjutkan pada seluruh permukaan selama 2
menit dengan perhatian khusus pada kuku jari dan kutikula.
8. Dilanjutkan dengan menyikat lengan keatas damapai sedikit dibawah siku selama
30 detik, jangan kembali ke tangan atau daerah pergelangan tangan yang sudah
selesai disikat.
9. Setelah 30 detik pindahkan sikat dari tangan yang belum disikat ke tangan yang
sudah disikat dan ulangi cara seperti diatas.
10. Setelah langkah ke7 selesai, sikat ulang kedua telapak tangan selama 30 detik.
11. Buang sikat ( tata cara cuci tangan yang lazim menghabiskan waktu sekitar 5,5
menit ).
12. Dengan mnggunakan siku, buka kran air untuk membilas tangan dan lengan kita,
dibawa air yang mengalir, bersihkan satu tangan sampai ke lengan dengan posisi
lengan lebih rendah daari telapak tangan, begitu juga dengan tangan sebelahnya.
13. Matikan air dengan menggunakan siku.
14. Gunakan punggung anda untuk membuka pintu bedah dengan posisi belakang
terlebih dahulu.
Langkah-langkah cara mencuci tangan prosedural adalah
1. Lepaskan semua perhiasan, termasuk cincin dan jam tangan.
2. Basahi tangan dengan air.
3. Gunakan cairan antiseptik sesuai dengan petunjuk.
4. Cuci tangan secara menyeluruh mulai dengan telapak tangan sebanyak 10 kali.
5. Harap perhatikan telapak tangan belakang dan pergelangan tangan sebanyak 10
kali.
6. Gosok sela-sela jari tangan sebanyak 10 kali.
7. Lalu gosok jari-jari tangan sebanyak 10 kali.
54
8. Dilanjutkan dengan menggosok ibu jari sebanyak 10 kali.
9. Lalu dengan menggunakan ujung jari dan ibu jari bersihkan ibu jari bersihkan
telapak tangan dengan cara memutar.
10. Bilas tangan seluruhnya dengan air mengalir.
11. Tutup keran air dengan siku tangan.
12. Keringkan tangan dengan tissue.
55
BALANTIDIUM COLI
Ciliata (Balantidium coli)
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya
golongan ciliata manusia yang pathogen,menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysenteri.
Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di
dalam usus besar manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2 stadium,
yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama, hanya saja
bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya E.histolitica.
1. Morfologi
Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 µm, tubuh tertutup silia pendek,
kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia).
Bagian anterior terdapat cekungan dinamakan peristom
dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun
dibagian posterior memiliki anus (cy;cytoyge). Terdapat 2
inti yang terdiri dari makronukleus (maN;berbentuk
ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil)
yang terdapat pada cekungan makronukleus. Terdapat
vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit,
erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv).
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 µ, dinding dua lapis,
sitoplasma bergranul, terdapat makro & mikronukleus
serta sebuah badan refraktil. Tropozoit hidup dalam
mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah
sekum bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis
dengan perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista
tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk
infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang
dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.
2. Siklus Hidup
56
Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes
alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista infektif
tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau
dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika
lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis:
1) Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air
2) Setelah tertelan, terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus
besar
3) Tropozoit dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri
dengan cara pembelahan binary fission
4) Tropozoit menjadi kista infektif
5) Beberapa tropozoit menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa
kembali ke lumen dan memisahkan diri.
6) Kista matang keluar bersama tinja.
57
3. Reproduksi
Berlangsung secara binary transverse fission (belah diri melintang), yaitu tropozoit
melakukan pembelahan diri dan secara konjugasi, dimana 2 tropozoit membentuk kista
bersama, dan kemudian bertukar material dari inti dan berpisah kembali menjadi 2
tropozoit baru.
4. Patologi dan Gejala Klinis
Pada umumnya balantidiasis tidak menampakkan gejala klinis, dan infeksi pada
manusia terjadi karena makan kista infektif yang tertelan bersama air atau makanan yang
telah tercemar tinja babi atau penderita lainnya. Pada usus besar (utamanya)
menimbulkan ulserasi, sehingga menimbulkan perdarahan dan pembentukan lendir di
tinja penderita. Penderita tidak mengalami demam pada kasus balantidiosis usus besar.
Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak
diri. Invasi berhasil dengan bantuan fermen-fermen sitolitik dan penerobosan secara
mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang
kemudian pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak teratur dengan pinggiran merah
yang menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai
pada ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang
normal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus
yang saling berhubungan.
Pada semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat
gangren. Sediaan histologik menunjukkan daerah-daerah hemoragik, infiltrasi sel bulat,
abses, ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang
58
menyolok kecuali bila ada infeksi bakteri yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada
infeksi yang kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Mukosa mengalami
peradangan merata dan mungkin terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu
membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut
mungkin terdapat tinja yang encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan
nanah. Pada keadaan kronis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh
konstipasi, nyeri pada colon, anemi dan cachexia.
Banyak infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi
dan reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa gejala dan pada infeksi
kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan
kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara eksperimen, menunjukkan kekebalan
bawaan yang tinggi pada manusia.
5. Diagnosis
Secara klinik balantidiasis dapat dikacaukan dengan disentri lain dan demam usus.
Diagnosis tergantung pada berhasilnya menemukan trofozoit dalam tinja encer dan lebih
jarang tergantung pada penemuan kista dalam tinja padat, dan tinja harus diperiksa
beberapa kali, karena pengeluaran parasit dari badan manusia berbeda-beda. Pada
penderita dengan infeksi di daerah sigmoid-rectum, pemakaian sigmoidiskop berguna
untuk mendapatkan bahan pemeriksaan.
Diagnosis laboratorium dapat ditentukan dengan pemeriksaan tinja untuk menemukan
bentuk kista atau tropozoitBalantidium coli.
6. Pengobatan dan Pencegahan
Obat-obatan yang sering digunakan adalah dari golongan diiodohidroksikinolin
(diiodokin), sediaan arsen (karbarson)dan oksitetrasiklin. Pencegahan dilakukan dengan
menghindari pencemaran makanan dan minuman dari tinja penderita atau babi.
7. Epidemiologi
Pada manusia frekuensi Balantidium coli rendah, sedangkan frekuensi pada babi
tinggi berkisar antara 63 - 91%. Babi mengandung Balantidium coli dan Balantidium
suis. Spesies Balantidium coli dapat menular kepada manusia sedangkan Balantidium
suis tidak dapat ditularkan kepada manusia.
59
Bukti epidemiologik yang menyokong pendapat bahwa babi bukan sumber utama
daripada infeksi manusia, dan ini bertentangan dengan pendapat dahulu. Frekuensi
infeksi rendah pada manusia yang bekerja di daerah-daerah yang ada hubungan erat
antara mereka dengan babi dan manusia refrakter terhadap infeksi dengan “strain” babi.
Bila terjadi suatu wabah maka manusia yang menjadi sumber infeksi utama, di mana
penularan terjadi dari tangan ke mulut dan dari makanan yang terkena kontaminasi.
8. Ciri-Ciri Ciliata dan Sporozoa
Berdasarkan alat geraknya protozoa ada berbentuk bulu getar (cilia), kaki semu
(pseudopodia), dan cambuk (flagela), tetapi ada juga yang tidak memiliki alat gerak.
Dengan dasar inilah Protozoa dibedakan menjadi 4 kelas, apa saja yang termasuk dalam
kelas Protozoa? Pada bagian ini akan dibahas Ciliata (Filum Ciliophora), dan Sporozoa
(Filum Sporozoa).
a) Ciliata (Filum Ciliophora)
Amatilah kelompok Ciliata pada Gambar di bawah ini!
Gambar Macam-macam Ciliata
Ciri-ciri khusus apa yang terdapat di dalam kelompok Ciliata? Jika kita amati, ciri yang
ada adalah terdapatnya rambut getar atau disebut “silia” yang terdapat pada seluruh
permukaan tubuhnya, tetapi ada juga yang hanya terdapat pada sebagian tubuhnya. Apa
fungsi dari silia ini? Silia berfungsi untuk bergerak, silia yang terdapat di sekitar rongga-
rongga mulut dapat menimbulkan efek pusaran air yang dapat membantu untuk
mengumpulkan makanan. Sesuai dengan organ tubuhnya, Ciliata hidup di tempat yang
berair seperti sawah, rawa, atau tanah yang becek.
60
Gambar Paramecium
Ciliata mempunyai sel yang memiliki dua nukleus,
yaitu makronukleus dan mikronukleus. Masing-masing nukleus ini mempunyai tugas
sendiri-sendiri, makronukleus mengatur struktur dan metabolisme sel dan mikronukleus
bertugas untuk mengatur aktivitas reproduksi. Contoh yang terkenal dari Ciliata adalah
species Paramecium, amatilah bentuknya pada Gambar paramecium.
Dilihat dari bentuknya, Ciliata berbentuk seperti sandal sehingga dikenal sebagai
“hewan sandal”. Ukuran tubuhnya sekitar 250 milimikron. Seluruh permukaan tubuhnya
ditumbuhi beribu-ribu silia dan pangkalnya menancap pada polikel. Silia berfungsi
sebagai alat gerak maju dan mundur atau berbelok dengan cara menggetarkan silianya.
Lekukan pada permukaan sel seperti yang terlihat pada Gambar paramecium adalah
mulut Paramecium yang disebut sitostoma.
Mulut ini berfungsi sebagai jalan makanan masuk dalam kerongkongan sel
(sitofaring) dan ujung sitostoma membentuk vakuola makanan sehingga makanan dapat
dicerna kemudian diedarkan ke seluruh sel, sari makanannya masuk ke dalam
sitoplasma. Sisa makanannya berbentuk padat dan cair, yang padat dikeluarkan melalui
membran sel, sedangkan sisa makanan yang berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola
berdenyut yang berjumlah dua buah dan letaknya di ujung sel. Bagaimana
cara Paramecium berkembang biak? Pada dasarnya cara Paramecium berkembang biak
sama seperti yang lain, yaitu secara aseksual dengan pembelahan biner melintang dan
secara seksual dengan konjugasi dua sel.
(1) Aseksual
Perhatikan pada Gambar Paramecium berkembang biak dengan pembelahan
biner. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya.
Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh
pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi
61
penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut
identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus, sitoplasma.
Gambar Pembelahan biner pada Paramecium
(2) Seksual
Paramecium juga dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu dengan
cara konjugasi. Tahukah Anda hewan ini tidak dapat dibedakan antara jantan dan betina.
Agar lebih jelas perhatikan Gambar konjugasi paramecium.
Gambar Konjugasi Paramecium
Dua Paramecium saling berdekatan lalu saling menempel. Kemudian terjadi dua
sel saling menempel pada bagian mulut sel. Membran sel pada sel yang saling menempel
tersebut melebar dan terbentuk suatu saluran. Pada bagian masing-masing sel terdapat
mikronukleus diploid (2n) yang membelah secara meiosis menjadi 4 mikronukleus
haploid (n), sedangkan makronukleusnya tidak mengalami perubahan.
Selanjutnya, masing-masing 4 mikronukleus haploid (n), di setiap sel membelah
secara mitosis menjadi 8 mikronukleus (n).8 mikronukleus (n) yang terbentuk, 7
mikronukleus hancur, sehingga setiap sel hanya memiliki 1 mikronukleus dan 1
makronukleus.
62
Mikronukleus membelah secara mitosis menjadi 2 mikronukleus, sedangkan
makronukleus lenyap, sehingga pada masing-masing sel hanya mengandung
mikronukleus. Terjadi saling tukar-menukar mikronukleus, yaitu mikronukleus pindah ke
sel lain dan sebaliknya. Mikronukleus yang saling tukar-menukar tersebut melebur
dengan mikronukleus yang tidak pindah. Jadi, setelah hasil peleburan itu, setiap sel
memiliki mikronukleus diploid.
Setiap sel yang telah memiliki mikronukleus diploid (2n), selnya pisah dan
konjugasi berakhir. Kemudian 1 mikronukleus membelah secara mitosis menghasilkan 2
mikronukleus. Salah satu dari 2 mikronukleus itu tumbuh menjadi makronukleus,
sehingga setiap sel memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
Anggota Ciliata yang hidup bebas, contohnya adalah Stentor yang memiliki
bentuk seperti terompet, pada bagian mulutnya ditumbuhi silia, sedangkan tangkainya
melekat pada substrat. Vorticella berbentuk seperti lonceng bertangkai panjang
dan Didinium sebagai pemangsa Paramecium. Perhatikan Gambar berikut!
(a) Stentor
63
(b) Vorticella
(c) Didinium
Selain hidup bebas, ada juga Paramecium yang hidup sebagai parasit,
misalnya Balantidium coli, yang bersifat parasit pada manusia, yaitu menyebabkan
penyakit diare berdarah yang gejalanya sama dengan penyakit diare. Inang perantara
penyakit ini adalah babi, yaitu melalui makanan/minuman yang tercemar oleh kotoran
babi yang mengandung Balantidium coli.
64
JARINGAN
A. Pengertian Jaringan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Jadi, jaringan hampir dimiliki oleh makhluk hidup bersel banyak (multisluler). Setiap
makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan secara kawin (generatif) ataupun
secara tak kawin (vegetatif) pada perkembangbiakan secara kawin terjadi
percampuran antara sel ovum dan sperma membentuk satu sel zigot. Zigot membelah
terus-menerus sehingga terbentuk embrio, dan embrio berkembang menjadi individu
baru. Sel zigot membelah berkali-kali, mula-mula membentuk sel yang seragam
(blastula). Sel-sel tersebut belum mempunyai fungsi khusus. Pada saat perkembangan
embrio, sel-sel tersebut berkembang menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai
dengan fungsinya. Sel mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang
seragam berubah menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan fungsinya.
Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan
cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk
setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi
("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk
struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumut
dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki
jaringan pembuluh yang jelas.
B. Macam-macam jaringan
1. Jaringan hewan (termasuk manusia)
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan,
termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda:
jaringan epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
Jaringan epitelium.
65
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi permukaan organ
seperti permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang
dilapisinya, sebagai organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
Fungsi jaringan epitelium yakni:
a. Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap sari-sari makanan
b. Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma
c. Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat
d. Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh
e. Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di bawahnya
f. Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang dari luar
g. Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat pernapasan
h. Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu dalam pergerakan
g. Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan
keringat jika tubuh kepanasan
Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :
a. Epitel pipih berlapis tunggal, antara lain terdapat pada pembuluh darah,
pembuluh limfa, selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada
ginjal. Fungsinya terkait dengan proses difusi dan filtrasi atau penyaringan.
b. Epitel pipih berlapis banyak, Misalnya jaringan yang melapisi rongga mulut,
epidermis, esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait dengan
proteksi atau perlindungan.
c. Epitel kubus berlapis tunggal, Misalnya sel epitel yang melapisi permukaan
dalam lensa mata, permukaan ovary atau indung telur, saluran nefron ginjal.
d. Epitel Kubus Berlapis banyak, Misalnya, epitel yang membentuk saluran
kelenjar minyak dan kelenjar keringat pada kulit
e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal Misalnya, jaringan yang melapisi
permukaan dalam lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran
pernapasan bagian atas. Fungsinya berhubungan dengan sekresi, adsorbsi dan
proteksi
66
f. Epitel Silindris Berlapis Banyak Terdapat pada saluran ekskresi kelenjar
ludah dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran
pernapasan. Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi
dan gerakan zat yang melewati permukaan.
h. Epitel Transisional Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat
digolongkan berdasarkan bentuknya. Bila jaringan menggelembung,
bentuknya berubah. Biasanya membrane dasarnya tidak jelas.
Jaringan pengikat.
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk mengikat jaringan dan alat
tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.
Jaringan otot.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda yaitu otot licin yang dapat
ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada
rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan di jantung.
Jaringan saraf.
adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur aktivitas otot dan organ serta
menerima dan meneruskan rangsangan.
Jaringan penyokong
adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang
yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi tubuh,dan
menguatkan bentuk tubuh
Jaringan Embrional
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-selnya senantiasa embelah.
Jaringan ini merupakan hasil pemebalahan sel zigot. Pada tahap awal
terbentknya embrio, sel-sel penyusunnya mempunyai bentuk sama. Namun
dalam perkembangan selanjutnya sel-sel tersebut akan membelah dan
mengalami perubahan bentuk , proses ini disebut spesialisasi. Hasil spesialisasi
ini antara lain, lapisan jaringan embrional. Embrio hewan ada yang terdiri atas
dua lapisan (disebut diploblastik), yaitu ectoderm (lapisan luar) dan entoderm
(lapisan dalam). Contoh; Coelenterata. Ada yang terdiri tiga lapisan (disebut
triploblastik). Tiga lapisan ini tersebut adalah ekstoderm (lapisan luar),
67
mesoderm (lapisan tengah) dan entoderm (lapisan dalam).Contoh ; cacing
tanah, siput, arthropoda dan chordate.
2. Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan relatif lebih homogen daripada jaringan hewan.
Tumbuhan tidak memiliki kemampuan lokomosi (berpindah)/bergerak secara aktif
sebagaimana hewan. Meskipun demikian, banyak sel-sel baru terbentuk untuk
berbagai jaringan sebagai kompensasi banyaknya sel-sel yang mati, yang menjadi
pasif karena berperan sebagai sel-sel penyimpan cadangan energi (misalnya pada
buah atau umbi) atau metabolit sekunder, dan untuk mengisi jaringan baru karena
tumbuhan selalu bertambah massanya, khususnya bagi tumbuhan tahunan.
Jaringan yang aktif memperbanyak diri dan tidak memiliki fungsi khusus disebut
jaringan meristematik, sementara jaringan yang telah mantap dengan fungsinya
disebut jaringan tetap/permanen.
a. Jaringan meristematik
Jaringan meristematik terdiri dari sel-sel meristem, suatu analog dari
sel-sel punca (stem cells) hewan. Jaringan ini dapat ditemukan pada titik-titik
tumbuh di ujung batang dan akar (disebut meristem pucuk/ujung/apikal), di
bawah kulit kayu (sebagai kambium gabus maupun kambium pembuluh,
disebut meristem tepi/lateral), dan di tepi ruas atau buku, serta pada pangkal
tangkai daun (meristem antara/interkalar). Jaringan ini, terutama meristem
ujung, mudah diinduksi untuk diperbanyak secara in vitro. Dalam jargon
kultur jaringan, sel-sel ini dikatakan bersifat embrionik ("dapat membentuk
embrio"). Jaringan meristematik juga terbentuk apabila ada bagian tumbuhan
yang terbuka, misalnya karena terluka. Mobilisasi beberapa fitohormon,
biasanya auksin dan sitokinin, akan memicu terbentuknya sel-sel meristem
yang membentuk semacam jaringan tidak terdiferensiasi yang disebut kalus.
b. Jaringan permanen
Jaringan permanen dikategorikan menjadi tiga kelompok utama: epidermis
(jaringan pelindung, terdiri dari sel-sel yang menyusun lapisan luar daun dan
bagian-bagian tumbuhan yang masih muda), jaringan pengangkut (menyusun
xilem dan floem), dan jaringan dasar (mencakup parenkim, klorenkim,
kolenkim, dan sklerenkim).
Epidermis melindungi bagian dalam organ sehingga tidak bersentuhan
langsung dengan pengaruh keadaan di luar organ. Epidermis dapat dilindungi
68
oleh lapisan tipis di bagian luar yang dikenal sebagai kutikula. Dapat juga
ditemukan lapisan malam (wax). Sel-sel epidermis biasanya berbentuk segi
empat apabila dilihat dari samping, berjajar homogen. Namun demikian,
epidermis dapat mengalami perubahan menjadi sel-sel penutup atau sel
penjaga stomata beserta beberapa sel tetangga, trikoma (miang atau rambut
daun/batang), duri, serta rambut kelenjar. Berdasarkan struktur dan
fungsinya, jaringan permanen dibedakan menjadi berikut ini:
1) Jaringan penutup atau pelindung,
Epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan tubuh tumbuhan yang
terletak paling luar. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh
tumbuhan mulai dari akar, batang, hingga daun. Biasanya epidermis
hanya terdiri dari selapis sel yang berbentuk pipih dan rapat. Fungsi
jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya
serta sebagai tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun
terdapat di permukaan atas dan permukaan bawah daun. Jaringan
epidermis daun tidak mempunyai kloroplas kecuali pada bagian sel
penutup stomata. Pada permukaan atas daun, dinding luar epidermis
ada yang membentuk lapisan tebal yang disebut lapisan kutikula
misalnya daun keladi dan daun pisang; ada yang berbulu halus
misalnya daun durian. Stomata atau mulut daun merupakan
modifikasi epidermis yang berfungsi untuk pertukaran gas. Jaringan
epidermis batang ada yang membentuk lapisan tebal (lapisan
kutikula) atau membentuk rambut (trikoma) sebagai alat
perlindungan. Jaringan epidermis akar ada yang menjadi rambut
akar. Rambut akar berfungsi menyerap air dan garam mineral.
Jaringan gabus
Jaringan gabus (periderma) dibentuk oleh cambium gabus. Jaringan
gabus yang terbentuk akan menggantikan epidermis. Jaringan gabus
tersusun atas sel-sel yang telah mati. Gabus yang terbentuk pada
pohon gabus dimanfaatkan sebagi sumbat botol.
69
2) Jaringan pengisi (parenkima)
Di antara jaringan epidermis dan empulur terdapat jaringan
parenkima. Jaringan parenkima disebut pula jaringan dasar karena
menjadi tempat bagi jaringan lain. Jaringan parenkima tersusun atas sel
bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang
antar sel. Pada umumnya sel parenkima seragam, mempunyai dinding
sel tipis, dan merupakan sel hidup. Di dalam jaringan parenkima ini
terdapat jaringan penguat, xylem, floem, dan cambium. Pada daun,
jaringan parenkima membentuk mesofil daun. Mesofil daun tersusun
atas jaringan pagar dan jaringan bunga karang. Jaringan pagar (palisade)
tersusun berjajar seperti pagar. Jaringan bunga karang berbentuk tidak
teratur sehingga menimbulkan rongga antarsel. Jaringan pagar dan bunga
karang berfungsi sebagai tempat fotosintetis. Beberapa parenkima batang
dan akar ada yang berfungsi untuk menyimpan tepung sebagai cadangan
makanan.
3) Jaringan penguat
Tumbuhan mempunyai jaringan penguat atau penunjang. Ada dua
macam jaringan penguat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu
kolenkima dan sklerenkima.
Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup, dinding selnya
mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Kolenkima pada
umumnya terletak dibawah epidermis batang, tangkai daun, tangkai
bunga dan ibu tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar.
Kolenkima berbeda dengan parenkim karena dinding sel kolenkim
menebal. Penebalan dinding kolenkima tidak merata diseluruh sel,
misalnya hanya pada sudut-sudut sel sehingga disebut kolenkima
sudut. Pada jaringan kolenkima tidak terdapat ruang antarsel. Jaringan
kolenkima berfungsi sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda
yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan basah (herba).
70
Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri dari sel-sel mati yang dindingnya
sangat tebal, kuat dan mengandung lignin. Jaringan sklerenkima
berfungsi sebagai penguat. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi
menjadi dua, yaitu serat dan sel batu. Serat atau serabut sklerenkima
berbentuk seperti benang panjang. Sel batu atau sklereid bermacam-
macam bentuknya. Disebut sel batu karena dinding selnya keras,
misalnya pada tempurung kelapa.
4) Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.
Jaringan ini berfungsi untuk mengangkut air, garam mineral, dan hasil
fotosintesis. Sel-sel jaringan pengangkut berupa pembuluh atau seperti
pipa, sehingga jaringan ini disebut jaringan pembuluh. Xilem dan floem
berdampingan membentuk ikatan berkas pembuluh. Jaringan pengangkut
terdiri dari jaringan pembuluh kayu (xylem) dan jaringan pembuluh tapis
(floem). Pada tumbuhan dikotil, xylem berada di sebelah dalam dan
floem berada di sebelah luar. Xilem tersusun dari sel-sel memanjang
yang telah mati. Dinding selnya mengeras dan tersusun dari selulosa.
Xilem merupakan bagian dari kayu. Sel-sel tersebut bersambung
membentuk pembuluh inilah yang berfungsi mengangkut air dan garam
mineral dari akar ke daun. Jaringan pengangkut yang lain adalah
pembuluh tapis (floem). Floem terdiri dari sel-sel hidup dan berdinding
tipis. Floem merupakan bagian dari kulit kayu. Fungsinya adalah untuk
mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut floem atau
serat yang mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan
sebagai tali dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria nivea), linen (Linum
usitatissimum), dan jute (Corchorus capsularis).
5) Jaringan Kambium
Pada tumbuhan dikotil, cambium terletak diantara jaringan xylem
dan floem. Kambium terdiri dari sederetan sel-sel yang hidup dan selalu
71
membelah. Pembelahan sel cambium kearah dalam menghasilkan xylem
dan kearah floem menghasilkan floem. Kegiatan cambium menyebabkan
tumbuh tumbuhan bertambah besar. Pada musim penghujan kegiatan
cambium tinggi, sedangkan pada musim kemarau rendah. Karena itu
terbentuk lingkaran tahun pada batang tumbuhan dikotil, missal pada
batang jati, nangka, mahoni.
6) Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.
Jaringan ini berfungsi untuk mengangkut air, garam mineral, dan hasil
fotosintesis. Sel-sel jaringan pengangkut berupa pembuluh atau seperti
pipa, sehingga jaringan ini disebut jaringan pembuluh. Xilem dan floem
berdampingan membentuk ikatan berkas pembuluh. Jaringan pengangkut
terdiri dari jaringan pembuluh kayu (xylem) dan jaringan pembuluh tapis
(floem). Pada tumbuhan dikotil, xylem berada di sebelah dalam dan
floem berada di sebelah luar. Xilem tersusun dari sel-sel memanjang
yang telah mati. Dinding selnya mengeras dan tersusun dari selulosa.
Xilem merupakan bagian dari kayu. Sel-sel tersebut bersambung
membentuk pembuluh inilah yang berfungsi mengangkut air dan garam
mineral dari akar ke daun. Jaringan pengangkut yang lain adalah
pembuluh tapis (floem). Floem terdiri dari sel-sel hidup dan berdinding
tipis. Floem merupakan bagian dari kulit kayu. Fungsinya adalah untuk
mengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut floem atau
serat yang mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan
sebagai tali dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria nivea), linen (Linum
usitatissimum), dan jute (Corchorus capsularis).
C. Jenis – jenis akar
Berdasarkan jenisnya, akar tumbuhan terbagi menjadi tiga jenis , yaitu jenis akar tunggang , jenis akar serabut dan jenis akar adventif.
1. Jenis Akar Tunggang TumbuhanJenis akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan Jenis akar serabut dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada Jenis akar tunggang terdiri atas sebuah akar
72
besar dengan beberapa cabang dan ranting akar. Akar berasal dari perkembangan akar primer biji yang berkecambah.
2. Jenis Akar Serabut Tumbuhan Sementara pada jenis akar serabut, terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang ke semuanya memiliki ukuran sama. Sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak banyaknya, cabang tidak menjadi besar, dan akar primer selanjutnya mengecil, bentuknya mirip benang-benang.
Gambar 1.
3. Jenis Akar Adventif Tumbuhan
Sedangkan jenis perakaran adventif, merupakan akar yang tumbuh dari setiap bagian tubuh tanaman dan bukan akar primer. Misalnya akar yang keluar dari umbi batang, akar yang keluar dari batang (cangkokan).
Gambar 2. Akar liar (adventitious)
pada tanaman jagung
Selain menjulur dari dasar tunas, akar tumbuhan juga dapat keluar dari permukaan tanah. Akar demikian bisa muncul dari batang ataupun daun. Kita dapat menyebut akar yang
73
tumbuh pada bagian yang tidak semestinya ini dengan nama akar liar atau adventitious (lihat Gambar 2.). Akar liar berfungsi sebagai penyangga dan penyokong batang tumbuhan yang menjulang tinggi. Sebagai contoh ialah akar tanaman jagung yang tumbuh dari batangnya.
D. Struktur & Jaringan Penyusun Akar Pada Tumbuhan Secara Morfologi Dan Anatomi
Secara morfologis ( dipotong membujur ) Struktur dan Jaringan akar terdiri atas : leher akar (pangkal akar), batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung akar (kaliptra).
Gambar 3. Akar dan bagian-bagiannya
Bagian akar yang secara langsung terhubung dengan batang disebut leher akar. Sementara bagian yang berada di antara leher dan ujung akar dinamakan batang akar. Selanjutnya, akar juga memiliki bagian menonjol pada batang yang membentuk cabang akar. Selain itu, ada juga akar halus bercabang-cabang yang disebut serabut akar. Lalu, akar juga memiliki bagian yang mengalami diferensiasi pada jaringan epidermisnya. Bagian ini dinamakan rambut akar. Sementara, bagian ujung akar yang berfungsi sebagai pelindung mesistem saat akar memanjang menembus tanah disebut tudung akar.
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra (tudung akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal. Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim.
74
Gambar 4Struktur morfologi akar
Secara anatomi ( dipotong melintang ) Struktur dan jaringan penyusun akar tumbuhan sebagai berikut :
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut rambut akar berfungsi memperluas bidang penyerapan.2) Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapislapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringanjaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
Gambar 5.
Pita Kaspari pada sel endodermis. Sel endodermis dengan penebalan gabus ini sulit ditembus oleh air.
75
3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita kaspari. Pita kaspari ini tidak tembus air dan zat-zat terlarut lainnya. Air dan zat-zat terlarut yang melewati endodermis harus melalui protoplasma yang melekat pada pita kaspari dan melalui dinding sel yang letaknya sejajar dengan silinder pusat. (Gambar 2.13 pita kaspari) .Pada lapisan endodermis juga ditemui lapisan yang mengalami penebalan zat gabus. Penebalan tersebut membentuk huruf U, sehingga disebut sel U. Sel ini bersifat impermiabel sehingga tidak dapat dilalui air. Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang terletak segaris dengan xilem yang dindingnya tidak menebal, yang disebut sel penerus air. Jadi Endodermis merupakan pemisah antara korteks dengan stele serta berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke silinder pusat..
4) Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas pengangkutan terdapat di antara stele.Jaringan penyusun anatomi akar secara umum.
Gambar 6.Struktur jaringan penyusun akar tumbuhan Dikotil dan akar tumbuhan Monokotil yang
diamati secara melintangD. Fungsi Akar Tumbuhan
Adapun fungsi akar pada tumbuhan secara umum sebagai berikut.1) Sebagai penyokong Batang Tumbuhan 2) tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah.3) Menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar.4) Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon.5) Pada tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) akar berperan untuk pernapasan.6) Alat perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tertentu.
76
TINGKAT KESADARAN
A. Definisi
Alam Sadar
Adalah alam yang ditandai dengan proses sensorik dan motorik
Alam Ambang Sadar
Adalah alam yang mempunyai perilaku manusia dengan ciri menurunnya kesadaran
karena proses sensorik dan motorik lamban
Alam Tak Sadar
Adalah dimana proses sensorik maupun motorik tidak ada tapi pusat saraf maupun
jantung masih bekerja
B. Tanda Alam Sadar dan Alam Tak Sadar Menurut Beberapa Tokoh Psikologi
1. Simun Freud (Fenomena gunung es)
77
Alam Sadar
Alam Ambang Sadar
Alam Tak Sadar
Super Ego
Ego
IQ
2. Carl Gustay Jung
Ketidak sadaran merupakan lingkungan primer dan hidup kejiwaan manusia dan
merupakan sumber dari kesadaran
3. Alfred Adler
a Adanya kekuatan-kekuatan pendorong dan ketidak sadaran
b Adanya salah/keliru alam tak sadar alam sadar
c Kehidupan ini sering didasari ketidak sadaran
d Tujuan yang akan dicapai adalah tujuan yang tidak disadari
C. Gangguan Kesadaran
Koma : Ketidak ingatan yang mendalam dan disertai pernapasan yang ngorok
Subkuma : Ketidak ingatan yang mendalam tapi tidak disertai pernapasan yang
ngorok
Suporus : Tidur yang dalam/nyenyak
Delirant : Melamun, hilang kesadaran dalam waktu pendek
Stupos : Tidur yang dalam
Apatis : Tidak memeperdulikan keadaan disekitarnya
Samolen : Kelemahan suka ngantuk
78
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 29 TAHUN 2004
TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang
Bahwa membangun kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagai dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945
Bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat
Bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, lisensi, serta pembinaan pengawasan, dan pemantauan agar penyelanggaraan praktik kedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Bahwa untuk memberikan perlindungan pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang praktik Kedokteran;
Mengingat
Pasal 20 dan pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
79
M E M U T U S K A N:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
Prektek kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan;
Dokter dan dokter gigi adalah dokter , dokter spesialis dokter gigi, dan dokter spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran baik di dalam maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Konsil Kedokteran Indonesia adalah suatau badan otonom, mendiri, nonstructural dan Konsil kedokteran Gigi.
Sertifikat Konpentensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan prektek kedokteran si seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi.
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki sertifikat konpetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya.
Regisrasi adalah pencatatan ulang terhadap dokter dan doktr gigi yang telah diregistrasi setelah memenuhi persyaratan yang berlaku.
Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
Surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi adalah bukti tertulis yang diberika oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dookter dan dokter gigi yang telah diregistrasi
Sarjana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedoktaran gigi.
Pasein adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.
80
Profesi kedokeran atau kedoketran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan auatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.
Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia untuk dokter dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk dokter gigi.
Kolegium kedokteran Indonesia dan kolegium kedokteran gigi Indonesia adalah badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas mengampu cabang disiplin ilmu tersebut.
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia adalah lembaga yang berwanang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sangsi.
Menteri dalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.
Pasal 5
Konsil Kedokteran Indonesia berkedudukan di ibukota negara Republik Indonesia.
Bagian Kedua
Funsi, Tugas, dan Wewenang
Pasal 6
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi peraturan, pengesaha, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.
Pasal 7
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai tugas :
Melakukan registrasi dokter dan dokter gigi.
Mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi; dan
Melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terakit sesuai dengan fungsi masing-masing.
Standar pendidikan profesi dikter dan dokter gigi yang disahkan Konsil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan bersama oleh Konsil Kedokteran Indonesia dengan kolegium kedokteran, kolegium kedokteran gigi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi, dan asosiasi rumah sakit pendidikan.
81
Pasal 8
Dalam menjalankan tugas sebagai mana dimaksud Pasal 7 Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai wewenang.
Menyetujui dan menolak peermohonan registrasi dokter dan dokter gigi;
Menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi;
Mengesahkan standar kompetensi doktrer dan dokter gigi;
Melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi;
Mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;
Melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaanetika profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.
Pasal 9
Ketentuan labih lanjut mengenai fungsi dan tugas Konsil Kedokteran Indonesia diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 10
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi diatur dengan Peraturan Konsil kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi.
Bagian Ketiga
Susunan Organisasi dan Keanggotaan
Pasal 11
Susunan Organisasi Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas :
Konsil Kedokteran; dan
Konsil Kedokteran Gigi.
Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masing-masing terdiri atas 3 (tiga) divisi, yaitu:
Divisi Registrasi;
Divisi Standar Pendidikan Profesi; dan
82
Divisi Pembinaan
Pasal 12
Pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas :
Pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia yang terdiri atas 3 (tiga) orang merangkap anggota,
Pimpinan Konsil Kedokteran dan Pimpinan Konsil Kedokteran gigi masing-masing 1 (satu) orang merangkap anggota; dan
Pimpinan divisi pada Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokter Gigi masing-masing 1 (satu) orang merangkap anggota
Pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bekerja secara kolektif.
Pimpinan konsil Kedokteran Indonesia sebagai mana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah penanggung jawaban tertinggi.
Pasal 13
Pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas seorang kedua dan 2 (dua) orang wakil ketua.
Pimpinan Konsil Kedokteran terdiri atas seseorang ketua dan 3 (tiga) orang ketua devisi
Pasal 14
Jumlah Anggota Konsil Kedokteran Indonesia 17 (tujuh belas) orang yang terdiri atas unsur-unsuryang berasal dari :
Organisasi profesi kedokteran 2 (dua) orang;
Organisasi profesi kedokteran gigi 2 (duaA) orang;
Asosiasi institusi pendidikan kedokteran 1 (satu) orang;
Asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi 1 (satu) orang;
Kolegium kedokteran 1 (satu) orang;
Kolegium kedokteran gigi 1 (satu) orang;
Asosiasi rumah sakit pendidikan 2 (dua) orang;
83
Tokoh masyarakat 3 (tiga) orang;
Departemen Kesehatan 2 (dua) orang;
Departemen Pendidikan Nasional 2 (dua) orang.
Tata cara pemilihan tokoh masyarakat sebagai mana domaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
Keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri.
Menteri dalam mengusulkan keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia harus berdasarkan usulan dari organisasi dan asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 15
Pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia, pimpinan Konsil Kedokteran, pimpinan Konsil Kedokteran Gigi, pimpinan divisi pada Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi dipilih oleh anggota dan ditetapkan oleh rapat pleno anggota.
Pasal 16
Masa bakti keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia adalah 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
Pasal 17
Anggota Konsil Kedokteran Indonesia sebelum memangku jabatan wajib mencakup sumpah/janji, menurut agamanya di hadapan Presiden
Sumpah/Janji sebagaimana dengan sungguh-sungguh bahwa saya untuk melaksanakan tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung, dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau pemberian.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya dalam menjalankan tugas ini, senantiasa menjunjung tinggi ilmu kedokteran atau kedokteran gigi dan mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan dokter atau dokter gigi.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia dan taat kepada dan akan mempertaruhkan serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang
84
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi negara Republik Indonesia.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan tugas dan wewenang saya ini dengan sungguh-sungguh seksama, obyektif, jujur, berani, adil, tidak membeda-bedakan jabatan, suku, agama, ras, jender, dan golongan tertentu dan akan melaksanakan kewajiban saya dengan sebaik-baiknya, serta serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat, bangsa dan negara.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya senantiasa akan menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhi oleh campur tangan siapapun juga dan saya akan tetap teguh melaksanakan tugas dan wewenang saya yang diamanatkan Undang-undang kepad saya".
Pasal 18
Untuk dapat diangkat sebagai anggota Konsil Kedokteran Indonesia, yang bersangkutan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Warga negara Republik Indonesia
Sehat jasmani dan rohani
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Berkelakuan baik
Berusia sekurang-kurangnya 40(empat puluh) tahun dan setinggi-tingginya 65 (enam puluh lima) tahun pada waktu menjadi anggota Konsil Kedokteran Indonesia
Pernah melakukan praktik kedokteran paling sedikit 10 (sepuluh) tahun dan memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi, kecuali untuk wakil dari masyarakat
Cakap, jujur, memiliki moral, etika dan integrasi lainnya pada saat diangkat dan selama menjadi anggota Konsil Kedokteran Indonesia
Melepaska jabatan structural dan/atau jabatan lainnya pada saat diangkat danselama menjadi anggota Konsil Kedokteran Indonesia
Pasal 19
Anggota Konsil Kedokteran Indonesia berhanti atau diberhentikan karena :
Berakhir masa jabatan sebagai anggota.
Mengundurka diri atas permintaan sendiri
85
Meninggal dunia
Bertampat timggal di luar wilayah Republik Indonesia
Tidak mampu lagi melakukan tugas secara terus-menerus selama 3 (tiga) bulan, atau
Dipindahkan karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dalam hal anggota Konsil Kedokteran Indonesia menjadi tersangka tindak podana kejahatan, diberhentikan sementara dari jabatannya.
Pemberhentiaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) bukan anggota Konsil Kedokteran Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnyha sekretaris bertanggung jawab kepada pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia.
Ketentuan fungi dan tugas sekretaris dilakukan oleh pegawai Konsil Kedokteran Indonesia
Pasal 20
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Konsil Kedokteran Indonesia dibantu sekretaris yang dipimpin oleh seorang sekretaris.
Sektretaris diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan anggota Konsil Kedokteran Indonesia.
Dalam menjalankan tugasnya sekretaris bertanggung jawab kepada pemimpinan Konsil Kedokteran Indonesia.
Ketentuan fungi dan tugas sekretaris dilakukan oleh pegawai Konsil Kedokteran Indonesia
Pasal 21
Pelaksanaan tugas secretariat dilakukan oleh pagawai Konsil Kedokteran Indonesia
Pegawai sebagai mana dimaksud pada ayat (1) untuk pada peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian.
Bagian Keempat
Tata Kerja
86
Pasal 22
Setiap keputusan Konsil Kedokteran Indonesia yang bersifat mengatur diputuskan oleh rapat pleno anggota.
Rapat Pleno Konsil Kedokteran Indonesia dianggap sah jika dihadiri oleh oaling sedikit setengah dari jumlah anggota ditambah satu.
Keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal tidak terdapat kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka dapat dilakukan pemungutan suara.
Pasal 23
Pimpinan Konsil Kedokteran Indonesia melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas anggota dan pegawai konsil agar pelaksanaan tugas dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pasal 24
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja Konsil Kedokteran Indonesia diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia
Bagian Kelima
Pembiayaan
Pasal 25
Biaya untuk pelaksanaan tugas-tugas Konsil Kedokteran Indonesia dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB IV
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEDOKETERAN DAN KEDOKTERAN GIGI
Pasal 26
Standar pendidikan profesi kedokteran dan standar pemdidikan profesi kedokteran gigi disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
Standar pendidikan profesi kedokteran dan standar pendidikan profesi kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Untuk pendidikan profesi dokter atau dokter gigi disusun oleh asosiasi institusi pendidikan kedokteran atau kedokeran gigi; dan
87
Untuk pendidikan profesi dokter spesialis atau dokter atau dokter gigi spesialis disusun oleh kkolegium kedokteran atau kedokteran gigi.
Asosiasi institusi pendidikan kedokterann atau kedokteran gigi dalam menyusun standar pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hururf a berkoordinasi dengan organisasi profesi, kolegium,asosiasi rumah sakit pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional, dan Departemen Kesehatan.
Kolegium kedokteran atau kedokteran gigi dalam menyusun standar pendidikan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berkoordinasi dengan organisasi profesi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi, asosiasi rumah sakit pendidikan, Departemen Pendidikan Nasiolan, dan Departemen Kesehatan.
BAB V
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEDOKTERAN DANNKEDOKTERAN GIGI
Pasal 27
Pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi, untuk memberikan kompetensi kepada dokter atau dokter gigi, dilaksanakan sesuai dengan pendidikan standar pendidikan profesi kedokteran atau kedokteran gigi.
Pasal 28
Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi.
Pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi profesi kedokteran atau kedokteran gigi.
BAB VI
REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI
Pasal 29
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.
Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi sebagai mana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
88
Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi harus memilih persyaratan :
Memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigi spesialis;
Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janjji dokter atau dokter gigi;
Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
Memiliki sertifikat kompetensi; dan
Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasidokter gigi berlaku selama 5 (lima) tahun dan registrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali dengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 (tiga) huruf c dan huruf d.
Ketua Konsil Kedokteran dan Kedokteran Gigi dalam melakukan registrasi ulang harus mendengar pertimbangan ketuqa divisi registrasi dan ketua divisi pembinaan.
Ketua Konsil Kedokteran dan Ketua Konsil Kedokteran Gigi berkewajiban untuk memelihara dan menjaga registrasi dokter dan dokter gigi.
Pasal 30
Dokter dan dokter gigi lulusan luar negriyang akan melaksanakan praktik kedokteran di Indonesia harus dilakukan evaluasi.
Evaluasi sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) meliputi :
Kesahan ijazah;
Kemampuan untuk melakukan praktik kedokteran yang dinyatakan dengan suarat keterangan telah mengikuti program adaptasi dan sertifikat kompetensi.
Mempunyai surat pernyataan telah megucapkan sumpah/janji dokter atau dokter gigi.
Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
Dokter dan dokter gigi warga negara asing selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga harus melengkapi surat izin kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kemampuan berbahasa Indonesia
Dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (3) diberikan surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
89
Pasal 33
Dicabut atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan;
Habis masa berlakunya dan yang bersangkutan tidak mendaftar ulang;
Atas permintaan yang bersangkutan;
Yang bersangkutan meninggal dunia; atau
Dicabut Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 34
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara registrasi, registrasi ulang, registrasi sementara, dan registrasi bersyarat diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 35
Dokter dan dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas :
Mewawncarai pasien;
Memeriksa fisik dan mental pasien;
Menentukan pemeriksaan penunjang;
Menegakkan diagnosis;
Menetukan penataletakan dan pengobatan pasien;
Melakukan tindakan kedokteran atau tindakan kedokteran gigi;
Menulis resep obat dan alat kesehatan;
Menerbitka surat keterangan dokter atau dokter gigi;
Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diijinkan; dan
Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang prektik di daerah terpencil yang tidak ada apotik.
Selain kewenangan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) kewenangan lainnya diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
90
BAB VII
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
Bagian Kesatu
Surat Izin Praktik
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat izin praktik.
Pasal 37
Surat izin praktik sebagaiman dimaksudkan dalam Pasal 36 dikeluarkann oleh pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakan.
Suatu izin peraktik dokter atau dokter gigi sebagai mana dimaksud pada ayat (1) hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.
Suatu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 38
Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, dokter atau dokter gigi harus :
memiliki surat tanda registrasi kedokteran atau surat tanda registrasi dokter gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32;
Mempunyai tempat praktik; dan
Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang :
Surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi masih berlaku; dan
Tempat izin praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat izin praktik.
Ketentuan lebih lanjut mengenai surat izin paraktik diatur Peraturan Materi.
Bagian Kedua
Palaksanaan Praktik
91
Pasal 39
Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan antara dokter atau doktrer gigi dengan pasien dalam upaya untuk memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pasal 40
Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat izin praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 wajib memasang papan nama praktik kedokteran.
Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik disarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran.
Pasal 42
Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat izin praktik untuk melakukan praktik kedokteran disarana pelayanan kesehatan tersebut.
Pasal 43
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanan praktik kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Pemberian Pelayanan
Paragaraf 1
Standar Pelayanan
Pasal 44
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
Standar pelayanan sebagaimana pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Mentri.
Paragraf 2
92
Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi
Pasal 45
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan.
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapatkan penjelasan secara lengkap.
Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :
Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
Alternatif tindakan lain dan resikonya;
Risiko dan komplikasi yang mukin terjadi; dan
Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetuajuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5) diatur dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 3
Rekam Medis
Pasal 46
Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalanka praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.
Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai meneriman pelayanan kesehatan.
Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan.
93
Pasal 47
Dokumen rekam medis sebagai mana dimaksud dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien.
Rekam medis sebagaimana simaksudkan pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 4
Rahasia Kedokteran
Pasal 48
Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi paraturan penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.
Paragraf 5
Kendali Mutu dan Kendali Biaya
Pasal 49
Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan audit medis.
Pembinaan dan pengawasan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan oleh organisasi profesi.
Paragraf 6
Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi
Pasal 50
94
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak:
Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
Memberika pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dan
Menerima imbalan jasa.
Pasal 51
Dokter atau dookter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban:
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan stanadr profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
Merujuk pasien kedokter atau kedokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kamampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.
Paragraf 7
Hak dan Kewajiban Pasien
Pasal 52
Pasien, dalam menerima pelayanan para praktik kedokteran, mempunyai hak:
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3);
Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
Menolak tindakan medis; dan
95
Mendapat isi rekam medis.
Paragraf 8
Pembinaan
Pasal 54
Dalam rangka terselenggaranya praktik kedokteran yang bermutu dan melidungi masyarakat sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, perlu dilakukan pembinaan terhadap dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran.
Pembinaan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) dilakukan oleh Konsil Kedokteran Indonesia bersama-sama dengan organisasi profesi.
BAB VIII
DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI
Bagian Kesatu
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
Pasal 55
Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
Majelis Kehormatan Disiplin Kedoktrean Indonesia merupakan lembaga otonom dari Konsil Kedokteran Indonesia.
Mejelis Kehormatan Disiplin Indonesia dalam menjalankan tugasnya bersifat independent.
Pasal 56
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia bertanggung jawab kepada Konsil Kedokteran Indonesia.
Pasal 57
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia.
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran di tingkat provinsi dapat dibentuk oleh Konsil Kedokteran Indonesia atas usul Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
96
Pasal 58
Pimpinan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia terdiri atas seorang ketua, seorang wakil, dan seorang sekretaris.
Pasal 59
Keanggotaan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia tersiri atas 3 (tiga) orang dokter dan 3 (tiga) orang dokter gigi dari organisasi profesi masing-masing, seorang dokter dan seorang dokter gigi mewakili asosiasi rumah sakit, dan 3 (tiga) orang sarjana hukum.
Untuk dapat diangkat sebagai anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia harus dipenuhi syarat sebagai berikut :
Warga negara Republik Indonesia;
Sehat jasmani dan rahani;
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia;
Berkelakuan baik;
Berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun pada saat diangkat;
Bagi dokter atau dokter gigi, pernah melakukan praktik kedokteran paling sedikit 10 (sepuluh) tahun dan memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi;
Bagi sarjana hukum, pernah melakukan praktik dibidang hukum paling sedikit 10 (sepuluh) tahundan memiliki pengetahuan di bidang hukum kesehatan; dan
Cakap, juju, memiliki moral, etika, dan integritas yang tinggi serta memiliki reputasi yang baik.
Pasal 60
Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia ditetapkan oleh Menteri atas usul organisasi profesi.
Pasal 61
Masa bakti keanggotaan Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 adalah 5 (lima) kali masa jabatan.
Pasal 62
97
Anggota Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia sebelum mengaku jabatan wajib mengucapkan sumpah/janji sesuai dengan agama masing-masing di hadapan Ketua Kedokteran Indonesia
Sumpah /janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbunyi sebagai berikut :
"Sumpah/Janji sebagaimana dengan sungguh-sungguh bahwa saya untuk melaksanakan tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung, dengan menggunakan nama atau cara apapun juga, tidak memberikan atau pemberian.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam tugas ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun juga suatu janji atau pemberian.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya dalam menjalankan tugas ini, senantiasa menjunjung tinggi ilmu kedokteran atau kedokteran gigi dan mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan dokter atau dokter gigi.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia dan taat kepada dan akan mempertaruhkan serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi negara Republik Indonesia.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya senantiasa akan menjalankan tugas dan wewenang saya ini dengan sungguh-sungguh seksama, obyektif, jujur, berani, adil, tidak membeda-bedakan jabatan, suku, agama, ras, jender, dan golongan tertentu dan akan melaksanakan kewajiban saya dengan sebaik-baiknya, serta serta bertanggung jawab sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat, bangsa dan negara.
Saya bersumpah/berjanji bahwa saya senantiasa akan menolak atau tidak menerima atau tidak mau dipengaruhi oleh campur tangan siapapun juga dan saya akan tetap teguh melaksanakan tugas dan wewenang saya yang diamanatkan Undang-undang kepada saya".
Pasal 63
Pimpinan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dipilih dan ditetapkan oleh rapat pleno anggota.
Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat :
Identitas pengadu;
Nama dan alat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan; dan
Alasan pengaduan.
98
Pengaduan sebagai dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan.
Bagian Keempat
Pemeriksaan
Pasal 67
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia memeriksa dan memberikan kepurusan terhadap pengaduan yang berkaitan dengan disiplin dokter dan dokter gigi.
Pasal 68
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika. Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan kepada organisasi profesi.
Bagian Keempat
Keputusan
Pasal 69
Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia mengikat dokter, dokter gigi, dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sangsi disiplin
Sangsi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa :
Pemberian peringatan tertulis;
Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktek; dan /atau
Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.
Bagian Kelima
Pengaturan Lebih Lanjut
Pasal 70
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi dan tugas Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia, tata cara penanganan kasus, tata cara pengaduan, dan
99
tata cara pemeriksaan serta pemberian keputusan diatur dengan Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 71
Pemerintah Pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintahan daerah, organisasi profesi membina serta mengawasi praktik kedokteran sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
Pasal 72
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 diarahkan untuk :
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter dan dokter gigi;
Melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan dokter dan dokter gigi; dan
Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
Pasal 73
Setiap orang dilarang menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/ atau surat izin praktik.
Setiap orang dilarang menggunakan alat, netode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau surat izin praktik.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang diberi kewenangan oleh peraturan prundang-undangan.
Pasal 74
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan dokter gigi yang menyelenggarakan praktik dokter dapat dilakukan audit medis.
BAB X
KETENTUAN PIDANA
100
Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dipidana penjara palikg lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Setiap dokter atau dokter gigi warganegara asing yang dengan sengaja melakukan praktiknkedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau dengan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Setiap dokter atau dokter gigi warga negara asing yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda palling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 76
Setiap dokter dan dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 77
Setiap orang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuklain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 78
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara-cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (20 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 79
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paloing banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang:
101
Dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud pada Pasal 41 ayat (1);
Dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagai mana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1); atau
Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagai mana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e.
Pasal 80
Setiap orang yang dengan sengaja memperkejakan dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dengan paling banyak Rp. 300.000.00,00 (tigaratus juta rupiah).
Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh korporasi, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah sepertiga atau dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan izin.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 81
Pada saat diundangkannya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan uang merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang berkaitan dengan pelaksanaan praktik kedokteran, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.
Pasal 82
Dokter dan dokter gigi yang telah memiliki surat penugasan dan/atau surat izin praktik, dinyatakan telah memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik berdasarkan Undang-undang ini.
Surat penugasan dan surat izin praktik sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) harus disesuaikan dengan surat tanda registrasi dokter, suraat registrasi dokter gigi, dan surat izin praktik berdasarkan Undang-Undang ini paling lama 2 (dua) tahun setelah Konsil Kedokteran Indonesia terbentuk.
Pasal 83
Pengaduan atas adanya dugaan pelanggaran disiplin pada saat belum terbentuknya Majelis Kehoramatan Disiplin Kedokteran Indonesia ditangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi di Tingkat Pertama dan Menteri pada Tingkat Banding.
102
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Menteri dalam menangani pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk Tim yang terdiri dari unsur-unsur profesi untuk memberikan pertimbangan.
Putusan berdasarkan pertimbangan Tim dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Menteri sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Pasal 84
Untuk pertama kali anggota Konsil Kedokteran Indonesia diusulkan oleh Menteri dan diangkat oleh Presiden.
Keanggotan Konsil Kedokteran Indonesiasebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku uintuk masa jabatan 3 (tiga) tahun sejak diangkat.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 85
Dengan Undang-Undang ini maka Pasal 54 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan yang berkaitan dengan dokter dan dokter gigi, dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 86
Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) harus dibentuk paling lama 6 (enam) bulan sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 87
Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 harus dibentuk paling lambat 1(satu) bulan sebelum masa jabatan keanggotaan Konsil Kedokteran Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) berakhir.
Pasal 88
Undang-Undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 6 Oktober 2004
103
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 6 Oktober 2004
SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
ttd
BAMBANG KESOWO
LEMBAGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004
NOMOR 116
104