kateter

8
Definisi Kateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik, melalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter, selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal woven slik dan silikon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menyimpan atau menampung airseni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Pemasangan kateter adalah pemaukkan selang yang terbuat dari plastik atau karet melalui uretra menuju kandung kemih (vesika urinaria) Tujuan Untuk terapi, : Kateter digunakan untuk menurunkan tekanan kantung kemih pasien dengan retensi urin akut maupun kronik yang merupakan akibat dari obstruksi vesikuler bagian bawah atau kelainan saraf pada kantung kemih. Kateterisasi dan irigasi dibutuhkan pada pasien dengan gross

Upload: zhofarini-ranuh-oviantif

Post on 27-Sep-2015

58 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

SGD LBM 4

TRANSCRIPT

DefinisiKateterisasi perkemihan adalah tindakan memasukkan selang karet atau plastik, melalui uretra atau kandung kemih dan dalam kateterisasi ada dua jenis kateterisasi yaitu menetap dan intermiten, sedangkan alat untuk kateterisasi dinamakan selang kateter, selang kateter adalah alat yang berbentuk pipa yang terbuat dari karet, plastik, metal woven slik dan silikon yang fungsi dari alat kateter tersebut ialah memasukkan atau mengeluarkan cairan. Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menyimpan atau menampung airseni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal. Pemasangan kateter adalah pemaukkan selang yang terbuat dari plastik atau karet melalui uretra menuju kandung kemih (vesika urinaria)Tujuan Untuk terapi, : Kateter digunakan untuk menurunkan tekanan kantung kemih pasien dengan retensi urin akut maupun kronik yang merupakan akibat dari obstruksi vesikuler bagian bawah atau kelainan saraf pada kantung kemih. Kateterisasi dan irigasi dibutuhkan pada pasien dengan gross hematuri untuk meghilangkan darah dan gumpalannya dari kantung kemih. Untuk diagnosis: Kateter uretra digunakan saat pengambilan sampel urin untuk dilakukan tes mikrobiologi, pengukuran urin yang keluar pada situasi kegawatdaruratan atau saat operasi, atau untuk mengukur volume residu setelah berkemih bila ultrasonography tidak tersedia.

Indikasi Kateter SementaraMengurangi ketidaknyamanan pada distensi vesika urinaria. Pengambilan urine residu setelah pengosongan urinaria. Kateter tetap jangka pendek 1. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)2. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan.3. Untuk memantau output urine Kateter tetap jangka panjang 1. Retensi urine pada penyembuhan penyakit ISK/UTI2. Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urine.3. Klien dengan penyakit terminalKontraindikasi Hematuria (Ada darah pada urine/Kencing darah)Jenis-jenis kateter

1. Kateter plastik : digunakan sementara karena mudah rusak dan tidak fleksibel2. Kateter foley adalah kateter double-lumen dan memiliki ujung yang lurus. Kateter jenis ini paling sering digunakan, biasanya untuk penggunaan atau pemakaian dalam jangka waktu sedang (kurang dari 3 minggu).3. Kateter silicon murni atau teflon : untuk menggunakan dalam jangka waktu lama 2-3 bulan karena bahan lebih lentur pada meathur uretra4. Kateter PVC : sangat mahal untuk penggunaan 4-5 minggu, bahannya lembut tidak panas dan nyaman bagi uretra.5. Kateter logam : digunakan untuk pemakaian sementara, biasanya pada pengosongan kandung kemih pada ibu yang melahirkan.

Ukuran kateter1. Anak : 8- 10 french (Fr)2. Wanita : 14-16 Fr3. Laki-laki : 16-18 FrPemasangan Kateter 1. Persiapan Alat 1. Bak instrumen2. Spuit 10 cc3. Bengkok4. Handscoon5. Aquadest6. Gunting plaster7. Perlak8. Kateter9. Kapas air10. Kasa urine bag11. Jelly/vaselin12. Selimut13. Obat : aquades, bethadine, alkohol 70%14. Prosedur1) Jelaskan prosedur pada klien2) Cuci tangan3) Pasang sampiran4) Pasang perlak5) Gunakan sarung tangan steril6) Pasang duk steril7) Melakukan desinfeksi sebagai berikut: - Pada laki-laki penis dipegang dan diarahkan ke atas atau hampir tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan urethra yang panjang dan berkelok agar kateter mudah dimasukkan . desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal, diulang sekali lagi dan dilanjutkan dengan alkohol. Pada saat melaksanakan tangan kiri memegang penis sedang tangan kanan memegang pinset dan dipertahankan tetap steril.- Pada wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( clitoris ), meatus lalu kearah bawah menuju rektum. Hal ini diulang 3 kali . deppers terakhir ditinggalkan diantara labia minora dekat clitoris untuk mempertahankan penampakan meatus urethra.8) Kateter diberi minyak pelumas/jelly pada ujungnya (kurang 12,5-17,5 cm) lalu masukkan perlahan meatus sambil anjurkan klien menarik napas dalam. 9) - Pada laki-laki : Tangan kiri memegang penis dengan posisi tegak lurus tubuh penderita sambil membuka orificium urethra externa, tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. Menaruh neirbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar sedalam 5 7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.- Pada wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita menarik nafas dalam. Kaji kelancaran pemasukan kateter, jika ada hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai pangkalnya. Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap (mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril sesuai volume yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai) dan bila intermiten tarik kembali sambil klien di minta menarik napas dalam.10) Mengambil spesimen urine kalau perlu.11) Memfiksasi kateter : - Pada Laki-Laki : Kateter difiksasi dengan plester pada abdomen- Pada Wanita : Kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha.12) Menempatkan urin bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih. 13) Rapikan alat 14) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan `15) Melaporkan pelaksanaan dan hasil tertulis pada status penderita yang meliputi: Hari tanggal dan jam pemasangan kateter, Tipe dan ukuran kateter yang digunakan, Jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan lain yang ditemukan, Nama terang dan tanda tangan pemasang.

Kateter merupakan benda asing pada uretra dan buli-buli, bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan komplikasi serius. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk merawat kateter menetap :a. Banyak minum, urin cukup sehingga tidak terjadi kotoran yang bisa mengendap dalam kateterb. Mengosongkan urine bag secara teraturc. Tidak mengangkat urine bag lebih tinggi dari tubuh penderita agar urin tidak mengalir kembali ke buli-bulid. Membersihkan darah, nanah, sekret periuretra dan mengolesi kateter dengan antiseptik secara berkalae. Ganti kateter paling tidak 2 minggu sekali

DAFTAR PUSTAKAKusyati Eni.2006. Ketrampilan Dasar dan Prosedur Laboratorium: EGCAziz, Alimul Hidayat dan Uliyah Musrifatul.2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba Medika