kata pengantar s - badan pengawas obat dan makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf ·...

94
i esuai amanat Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Penilaian Perencanaan Pembangunan Nasional yang disusun secara periodic meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun (2005 - 2025), sebagai acuan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional. Pada saat ini memasuki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ketiga ( 2015 2019 ) dan setiap kementerian/lembaga diwajibkan untuk membuat Rencana Strategis (Renstra) untuk jangka waktu 2015-2019, serta Rencana Pembangunan Tahunan yang disebut Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga. Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil (capaian kinerja) yang ingin dicapai oleh Balai Besar POM di Pekanbaru selama kurun waktu tertentu (1 sampai dengan 5 tahun) secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Rencana Strategis yang telah disusun ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan yang berkelanjutan selama lima tahun kedepan (2015-2019) dengan target - target kinerja yang telah ditetapkan setiap tahunnya. Pekanbaru, 20 April 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru Drs. H. Indra Ginting, Apt, MM NIP. 19561227 198802 1 001 S KATA PENGANTAR

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

i

esuai amanat Undang-Undang No. 25

tahun 2004 tentang Sistem Penilaian

Perencanaan Pembangunan Nasional

yang disusun secara periodic meliputi

Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20

tahun (2005 - 2025), sebagai acuan untuk

mewujudkan cita-cita dan tujuan

pembangunan nasional.

Pada saat ini memasuki Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ketiga ( 2015 —2019 ) dan

setiap kementerian/lembaga diwajibkan untuk membuat Rencana Strategis (Renstra)

untuk jangka waktu 2015-2019, serta Rencana Pembangunan Tahunan yang disebut

Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga.

Rencana Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil (capaian

kinerja) yang ingin dicapai oleh Balai Besar POM di Pekanbaru selama kurun waktu

tertentu (1 sampai dengan 5 tahun) secara sistematis dan berkesinambungan dengan

memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

Rencana Strategis yang telah disusun ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam

perencanaan yang berkelanjutan selama lima tahun kedepan (2015-2019) dengan target -

target kinerja yang telah ditetapkan setiap tahunnya.

Pekanbaru, 20 April 2015 Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru Drs. H. Indra Ginting, Apt, MM NIP. 19561227 198802 1 001

S

KATA PENGANTAR

Page 2: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

ii

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

I.1. Kondisi Umum .............................................................. 1

I.2. Potensi dan Permasalahan .......................................... 15

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU .............. 45

II.1. Visi ............................................................................... 45

II.2. Misi .............................................................................. 47

II.3. Budaya Organisasi ....................................................... 51

II.4. Tujuan ........................................................................... 52

II.5. Sasaran Strategis .......................................................... 52

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI

DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ....................................... 58

III.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......................... 58

III.2. Arah Kebijakan dan Strategi BBPOM di Pekanbaru .... 61

III.3. Kerangka Kelembagaan ............................................... 67

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............. 70

IV.1. Target Kinerja .............................................................. 70

IV.2. Kerangka Pendanaan .................................................. . 77

LAMPIRAN

Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan BBPOM di Pekanbaru

Lampiran 2. Logical Framework Renstra BBPOM di Pekanbaru

Lampiran 3. Kamus Indikator Rentrsa BBPOM di Pekanbaru 2015-2019

DAFTAR ISI

Page 3: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. KONDISI UMUM

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional

disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra)

Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 tahun, serta Rencana

Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

yang ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 memberikan

arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen bangsa (pemerintah,

masyarakat dan dunia usaha) di dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan

nasional. Selanjutnya RPJPN ini dibagi menjadi empat tahapan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), salah satunya adalah

RPJMN 2015-2019 yang merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPN 2005-

2025. Sebagai kelanjutan RPJMN tahap kedua, RPJMN tahap ketiga ditujukan

untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang

dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia

berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus

meningkat.

Sebagaimana amanat tersebut dan dalam rangka mendukung pencapaian

program-program prioritas pemerintahBBPOM di Pekanbaru sesuai

kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra)

Page 4: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan

BBPOM di Pekanbaru untuk periode 2015-2019. Penyusunan BBPOM di

Pekanbaru ini berpedoman pada RPJMN periode 2015-2019. Proses

penyusunan Renstra BBPOM di Pekanbarutahun 2015-2019 dilakukan sesuai

dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil evaluasi

pencapaian kinerja tahun 2010-2014, serta melibatkan pemangku kepentingan

yang menjadi mitra BBPOM di Pekanbaru. Selanjutnya Renstra BBPOM di

Pekanbaru periode 2015-2019 diharapkan dapat meningkatkankinerja BBPOM

di Pekanbaru dibandingkan dengan pencapaian dari periode sebelumnya sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Adapun kondisi umum BBPOM di Pekanbaru pada saat ini berdasarkan

peran, tupoksi dan pencapaian kinerja adalah sebagai berikut:

A. Peran BBPOM di Pekanbaru berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan

Badan POMadalah sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian

(LPNK) yang bertugas mengawasi peredaran obat, obat tradisional, suplemen

kesehatan, kosmetik dan makanan di wilayah Indonesia. Tugas, fungsi dan

kewenangan Badan POMdiatur dalam Keputusan PresidenNomor 103 Tahun

2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Pemerintah non Departemen yang telah diubah terakhir

kali dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan

Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001. Sesuai amanat ini,

BBPOM di Pekanbaru menyelenggarakan fungsi: (1) pengkajian dan

penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan; (2)

pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan Obat dan Makanan; (3)

koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BBPOM di Pekanbaru;

(4) pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan

instansi pemerintah dan masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan;

(5) penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di

bidangperencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,

Page 5: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan

rumah tangga.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan POM di daerah, Balai Besar POM di

Pekanbaru melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Keputusan Kepala

Badan POM Nomor HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan atas

Keputusan Kepala Badan POM RI Nomor Nomor : 05018/SK/KBPOM tahun

2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan

Badan POM, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan

produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,

kosmetik, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya.

Sesuai dengan surat Keputusan Kepala Badan POM RI tersebut di atas, tugas

tiap bidang sebagai berikut :

1. Bidang Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional,

Kosmetik dan Produk Komplemen mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan pelaksanaan

pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang

produk terapetik Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk

Komplemen.

2. Bidang Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program,

evaluasi dan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium,

pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan dan bahan berbahaya serta

pemeriksaan laboratorium pengujian dan pengendalian mutu di bidang

mikrobiologi.

Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan dan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan

laporan pengelolaan laboratorium dan pengendalian mutu hasil

pengujian pangan dan bahan berbahaya

Page 6: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

b. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan

pengelolaan laboratorium dan pengendalian mutu hasil pengujian

mikrobiologi.

Bidang Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya dan Mikrobiologi terdiri dari :

a. Seksi Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya, mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program,

evaluasi dan laporan pengelolaan laboratorium dan pengendalian mutu

hasil pengujian pangan dan bahan berbahaya.

b. Seksi Laboratorium Mikrobiologi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan

laporan pengelolaan laboratorium dan pengendalian mutu hasil

pengujian mikrobiologi.

3. Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan pemeriksaan

setempat, pengambilan contoh untuk pengujian, dan pemeriksaan sarana

produksi, distribusi dan pelayanan kesehatan serta penyidikan kasus

pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan

zat adiktif lainnya, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan

dan bahan berbahaya.

Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana dan program pemeriksaan dan penyidikan obat dan

makanan

b. Pemeriksaan setempat pengambilan contoh untuk pengujian, dan

pemeriksaan sarana produksi, distribusi dan pelayanan kesehatan

dibidang produk terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif

lainnya, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan

bahan berbahaya.

Page 7: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

c. Pelaksanaan penyidikan kasus pelanggaran hukum di bidang produk

terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat

tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan berbahaya

d. Evaluasi dan penyusunan laporan pemeriksaan dan penyidikan obat

dan makanan.

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan terdiri dari :

a. Seksi Pemeriksaan, mempunyai tugas melakukan pemeriksaan

setempat pengambilan contoh untuk pengujian, dan pemeriksaan

sarana produksi, distribusi dan pelayanan kesehatan dibidang produk

terapetik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat

tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan bahan

berbahaya.

b. Seksi Penyidikan, mempunyai tugas melakukan penyidikan kasus

pelanggaran hukum di bidang produk terapetik, narkotika, psikotropika

dan zat adiktif lainnya, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen,

pangan dan bahan berbahaya.

4. Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen, mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan

pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu,

serta layanan informasi konsumen.

Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program sertifikasi produk dan layanan

informasi konsumen

b. Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu

c. Pelakasanaan Layanan Informasi Konsumen

d. Evaluasi dan penyusunan laporan sertifikasi produk dan layanan

informasi konsumen.

Page 8: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen terdiri dari :

a. Seksi Sertifikasi, mempunyai tugas melakukan sertifikasi produk,

sarana produksi dan distribusi tertentu

b. Seksi Layanan Informasi Konsumen, mempunyai tugas melakukan

layanan informasi konsumen.

5. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis

dan administrasi di lingkukan Balai Besar POM

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Dilihat dari fungsi BBPOM di Pekanbaru secara garis besar, terdapat 3

(tiga) inti kegiatan atau pilar lembaga BBPOM di Pekanbaru, yakni: (1)

Pengawasan Obat dan Makanan pasca beredar di masyarakat (post-market)

melalui: a) Pengambilan sampel dan pengujian; b) Peningkatan cakupan

pengawasan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan di Propinsi Riau,

termasuk Pasar Aman dari Bahan Berbahaya; c) Investigasi awal dan

penyidikan kasus pelanggaran di bidang Obat dan Makanan di Pusat dan Balai;

d) Penguatan kapasitas laboratorium BBPOM di Pekanbaru. (2) Pemberdayaan

masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi serta penguatan

kerjasama kemitraan dengan pemangku kepentingan dalam rangka

meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan di Pusat dan Balai

melalui: a) Public Warning; b) Pemberian Informasi dan

Penyuluhan/Komunikasi, Informasi, dan Edukasi kepada masyarakat dan

pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan, serta; c) Peningkatan Pengawasan

terhadap Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), peningkatan kegiatan BBPOM di

Pekanbaru Sahabat Ibu, dan advokasi kepada masyarakat.

Tugas dan fungsi tersebut melekat pada BBPOM di Pekanbaru sebagai

lembaga pemerintah yang merupakan garda depan dalam hal perlindungan

terhadap konsumen. Di sisi lain, tupoksi BBPOM di Pekanbaru ini juga sangat

penting dan strategis dalam kerangka mendorong tercapainya Agenda Prioritas

Pembangunan (Nawa Cita) yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo,

Page 9: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

khususnya pada butir 5: Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,

khususnya di sektor kesehatan; pada butir 2: Membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif demokratis dan terpercaya; pada butir3:

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara kesatuan; pada butir 6: Meningkatkan

produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; serta pada butir 7:

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan setor-sektor strategis

ekonomi domestik. Oleh karena itu, BBPOM di Pekanbaru sebagai lembaga

pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi

kelembagaan maupun kualitas sumber daya manusia, serta sarana pendukung

lainnya seperti laboratorium, sistem teknologi dan informasinya dan lain

sebagainya, untuk mendukung tugas-tugasnya tersebut.

BBPOM di Pekanbaru idealnya dapat menjalankan tugasnya secara lebih

proaktif, tidak reaktif, yang hanya bergerak ketika sudah ada kasus-kasus yang

dilaporkan.Namun, dengan luas wilayah darat dan perairan di Propinsi Riau

yang mencapai luas lebih kurang 8.915.015,09 Ha (89.150 Km2)km²,

merupakan salah satu faktor utama yang sangat sulit bagi BBPOM di Pekanbaru

melakukan fungsi pengawasan secara komprehensif. Propinsi Riauberbentuk

kepulauan yang tentu saja terdapat banyak pintu masuk bagi berbagai Obat dan

Makananke Propinsi Riau. Namun hal ini tidak menjadi hambatan, bahkan

justru menjadi tantangan tersendiri bagi BBPOM di Pekanbaru untuk

melakukan revitalisasi tehadap kinerjanya dalam hal mengawasi Obat dan

Makanan, baik produksi dalam negeri maupun impor yang beredar di

masyarakat.

Di sisi lain, tuntutan modernisasi suatu bangsa juga berpengaruh pada

pola hidup masyarakatnya. Dengan perkembangan modernisasi tersebut,

menjaga pola hidup sehat juga menjadi semakin sulit untuk dipenuhi oleh

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, terutama pemenuhan

standar kesehatan, dimana peredaran makanan yang tidak begitu baik bagi

kesehatan juga hampir-hampir tidak bisa dihindari.

Page 10: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

B. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Stuktur Organisasi dan Tata Kerja BBPOM di Pekanbaru disusun

berdasarkan Keputusan Keputusan Kepala Badan POM Nomor

HK.00.05.21.4232 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Kepala

Badan POM RI Nomor Nomor : 05018/SK/KBPOM tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan POM.

Sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada gambar 1.1, secara

garis besar unit-unit kerja BBPOM di Pekanbaru dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

Page 11: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.1.Struktur Organisasi BBPOM DI PEKANBARU

Untuk mendukung tugas-tugas BBPOM di Pekanbaru sesuai dengan

peran dan fungsinya diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan

Untuk mendukung tugas-tugas BPOM sesuai dengan peran dan fungsinya

diperlukan sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang

baik.Jumlah SDM yang dimiliki BBPOM di Pekanbaru untuk melaksanakan tugas

dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan sampai tahun 2014 adalah sejumlah

92 orang. Adapun jumlah pegawai BBPOM di Pekanbaru yang tersebar baik di

tingkat pusat maupun daerah berdasarkan tingkat pendidikan dapat dijelaskan

pada tabel 1.1 di bawah ini:

Kepala

Bidang

Pengujian

Produk Teranokoko

Bidang Sertifikasi dan

Layanan Informasi Konsumen

Sub Bagian Tata Usaha

Bidang Pemeriksaan

dan Penyidikan

Bidang

Pengujian

Pangan, BB, dan Mikrobiologi

Seksi Pengujian Pangan dan BB

Seksi Mikrobiologi

Seksi Penyidikan

Seksi

Pemeriksaan

Seksi

Sertifikasi

Seksi

LIK

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 12: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Tabel 1.1

Profil pegawai berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2013

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 S3 0

2 S2 9

3 Apoteker/ Profesi 25

4 S1 11

5 Non Sarjana 47

Total 92

0%

12%

31%

15%

42%

Profil Pegawai BBPOM di Pekanbaru

S3

S2

Apoteker/ Profesi

S1

Non Sarjana

Page 13: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.2. Profil Pegawai BBPOM di Pekanbaru berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2014

Dari Gbr.1.2DAN Tabel 1.1. di atas dapat diketahui bahwa 42%pegawai

BBPOM di Pekanbaru adalah non sarjana.

Dari komposisi SDM BBPOM di Pekanbaru sampai dengan tahun 2014

sesuai dengan tabel 1.1 di atas, dirasakan bahwa untuk menghadapi perubahan

lingkungan strategis yang semakin dinamis,khususnya perubahan lingkungan

strategis eksternal, maka perlu dilakukan peningkatan kuantitasmaupun

kualitas SDM BBPOM di Pekanbaru, agar dapat mengantisipasi perubahan

lingkungan strategis tersebut sehingga bisa mewujudkan tujuan organisasi

dalam lima tahun kedepan.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

S3 S2 Ap

t

S1 B

iolo

gi

S1 la

in

D3

Far

mas

i

D3

Um

um

SMF

SMA

K

SPK

SLTA

Um

um

SLTA

Kej

uru

an

SLTP

Um

um

SLTP

Kej

uru

an SD

Pendidikan

Jum

lah

Profil Pegawai berdasarkan pendidikan dan unit kerja

KepalaSub. Bag TUBidang Pemeriksaan dan PenyidikanBidang Pengujian Pangan, Bahan Berbahaya, dan MikrobiologiBidang Pengujian Prod. Terapetik, OT, Kosmetik dan Produk KomplemenBidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen

Page 14: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

C. Hasil Capaian Kinerja BBPOM di Pekanbaru periode 2010-2014

Sesuai dengan peran dan kewenangannya, BBPOM di Pekanbaru

mempunyai tugas mengawasi peredaran Obat dan Makanan di wilayah Propinsi

Riau. Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, maka terdapat beberapa tujuan

yang akan dicapai dalam Renstra BBPOM di Pekanbaru 2010-2014, yaitu: 1)

Post-marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium,

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum;

2) Pre-reviu dan pasca-audit iklan dan promosi produk; 3) Komunikasi,

informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik.

Adapun pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan

BBPOM di Pekanbaru tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaianindikator

kinerja utama sesuai sasaran strategis pada tabel 1.2di bawah ini.

Tabel 1.2 Capaian Kinerja BBPOM di Pekanbaruperiode 2010-2014

NO Indikator Awal

Target (%) Realisasi (%) Rasio (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014

1.

Persentase kenaikan Obat yang memenuhi standar

99.19

bas

elin

e

0.10 0.20 0.30 0.40

bas

elin

e

4,79 5,21 0.52 0.40

bas

elin

e

4.790 2.605 1.729,82 1.500

2.

Persentase kenaikan Obat tradisional yang memenuhi standar

97.86

bas

elin

e

0.40 0.60 0.80 1

bas

elin

e

5,62 6,39 -8.05 1

bas

elin

e

2.248 1.278 59,08 701

3.

kenaikan kosmetik yang memenuhi standar

98.57

bas

elin

e

0.40 0.60 0.80 1

bas

elin

e

6,79 6,72 -1.34 1

bas

elin

e

2.726 1.344 924,76 750

4.

Persentase kenaikan suplemen makanan yang memenuhi standar

97.62

bas

elin

e

0.50 1 1.5 2

bas

elin

e

1,12 1,87 -5.09 2

bas

elin

e

224 187 84,05 102,5

5.

Persentase kenaikan makanan yang memenuhi standar

83,99

bas

elin

e

6 9 12 15

bas

elin

e

0,38 7,91 2.08 15

bas

elin

e

10,13 105,47 60,89 20,3

Page 15: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Sebagaimanatabel 1.2 terkait pencapaian kinerja pada Renstra tahun

2010-2014 tersebut di atas, kinerja BBPOM di Pekanbaru telah menunjukkan

perbaikan yang semakin signifikan.Hal ini bisa dilihat dari seluruh kinerja

BBPOM di Pekanbaru sesuai dengan tugas utamanya melakukan pengawasan

Obat dan Makanan. Adapun penjelasan pencapaian masing-masing indikator

tersebut adalah sebagai berikut: Untuk indikator kinerja Obat yang beredar telah

memenuhi syarat tercapai sebesar 99,43%, sedangkan Obat Tradisional beredar

telah tercapai memenuhi syarat 80,20%, untuk kinerja Kosmetik beredar telah

memenuhi syarat sebesar 98,84%, dan kinerja Suplemen Makanan tercapai

sebesar 99,23%, dan Makanan beredar yang memenuhi syarat sebesar

83,94%.Berdasarkan hasil tersebut, pengawasan Obat dan Makanan tetap

menjadi mainstreaming di Renstra 2015-2019.Dibawah ini pada gambar 2.2

dapat dilihat secara grafik pencapaian kinerja BBPOM di Pekanbaru dari tahun

2010-2014.

Gambar 1.3 Rasio pencapaian kinerja BBPOM di Pekanbaru periode 2010-2014

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

2011 2012 2013 2014

Ratio

Persentase kenaikan Obat yang memenuhi standar

Persentase kenaikan Obat tradisional yang memenuhi standar

kenaikan kosmetik yang memenuhi standar

Persentase kenaikan suplemen makanan yang memenuhi standar

Persentase kenaikan makanan yang memenuhi standar

Page 16: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan capaian kinerja utama BBPOM di Pekanbaru sesuai dengan

tabel1.2 dan gambar1.3di atas, terlihat bahwa kinerja BBPOM di Pekanbaru

telah menunjukkan hasil yang cukup baik sesuai dengan tugas dan

kewenangannya.Sehinggahal ini menjadikan peran BBPOM di Pekanbaru harus

selalu mengalami peningkatan melalui perubahan lingkungan strategis yang

sangat dinamis.BBPOM di Pekanbaru diharapkan terus menjaga kinerja yang

telah dicapai saat ini sesuai harapan masyarakat, yaituagar pengawasan Obat

dan Makanan terus lebih dimaksimalkan untuk melindungi kesehatan

masyarakat.

D. Isu-isu Strategis sesuai dengan Tupoksi dan Kewenangan BBPOM di

Pekanbaru

Selama periode 2010-2014, pelaksanaan peran dan fungsi BBPOM di

Pekanbaru tersebut di atas telah diupayakan secara optimal sesuai dengan

target hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian, upaya tersebut masih

menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan

masyarakat, antara lain:(1) belum optimalnya pengawasan Obat dan Makanan

pasca beredar di masyarakat (post-market) dan (2) belum efektifnya

pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam

rangka meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan. Dari

permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdapat beberapa penyebab yang

dianggap sangat krusial dan strategis bagi peran BBPOM di Pekanbaru dalam

melakukan pembenahan di masa mendatang, sehingga diharapkan pencapaian

kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini pada gambar 1.4terdapat

diagram yang menunjukkan analisa permasalahan pokok dan isu-isu

strategissesuai dengan tupoksi dan kewenangan BBPOM di Pekanbaru sebagai

berikut:

Page 17: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.4: Diagram permasalahan dan isu strategis, kondisi saat ini dan dampaknya

Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas BBPOM

di Pekanbaru sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan masih perlu

terus dilakukan penguatan, baik secara kelembagaan maupun dari sisi

manajemen sumber daya manusianya, agar pencapaian kinerja di masa datang

semakin membaik dan dapat memastikan berjalannya proses pengawasan Obat

dan Makanan yang lebih ketat dalam menjaga keamanan, mutu serta

khasiat/manfaat Obat dan Makanan tersebut, yang pada akhirnya diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi pembangunan kesehatan

masyarakat.

PERAN BALAI BESAR PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI PEKANBARU

Penguatan kebijakan teknis pengawasan

(RegulatorySystem)

Pembinaan dan bimbingan kepada

pemangku kepentingan

BELUM OPTIMALNYA PERAN BBPOM DI PEKANBARU

DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN OBAT DAN

MAKANAN

Belum optimalnya sistem pengawasan Obat dan Makanan

Belum optimalnyapembinaan dan bimbingan kepada

pemangku kepentinganmelalui

Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Publik

Masih terbatasnya kapasitas

kelembagaan

Page 18: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Untuk itu, ada 3 (tiga) isu strategis dari permasalahan pokok yang

dihadapi BBPOM di Pekanbaru sesuai dengan peran dan kewenangannya agar

lebih optimal, yang perlu terus diperkuat dalam peningkatan kinerja di masa

yang akan datang sebagai berikut:

1. Penguatan sistem dalam pengawasan Obat dan Makanan,

2. Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui Kerjasama, Komunikasi,

Informasi dan Edukasi Publik dalam rangka mendorong kemandirian

pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan

serta mendorong peningkatan kemitraan dengan berbagai pemangku

kepentingan,

3. Penguatan kapasitas kelembagaan BBPOM di Pekanbaru, serta

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya.

Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, BBPOM

di Pekanbaru perlu terus melakukan perbaikan dan pengembangan secara

kelembagaan serta penguatan regulasi, khususnya peraturan perundang-

undangan yang menyangkut peran dan tugas pokok dan fungsinya. Di samping

itu, kondisi lingkungan strategis dengan dinamika perubahan yang sangat cepat,

menuntut BBPOM di Pekanbaru dapat melakukan evaluasi dan mampu

beradaptasi dalam pelaksanaan peran-perannya secara tepat dan sesuai dengan

kebutuhan zaman. Dengan etos tersebut, diharapkan mampu menjadi

katalisator dalam proses pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.

I.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Sejalan dengan dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun

global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin

kompleks. Arus besar globalisasi membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas

distribusi barang dan jasa yang berdampak pada munculnya isu-isu yang

berdimensi lintas bidang. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak

pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang

memunculkan isu perubahan iklim (climate change), ketegangan lintas-batas

antarnegara, serta percepatan penyebaran wabah penyakit, mencerminkan

rumitnya tantangan yang harus dihadapi oleh BBPOM di Pekanbaru. Hal ini

Page 19: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

menuntut peningkatan peran dan kapasitas instansi BBPOM di Pekanbaru

dalam mengawasi peredaran produk Obat dan Makanan. Konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta kemampuan

mengoptimalkan partisipasi masyarakat, akan menjamin tercapainya

penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Secara garis besar, lingkungan strategis yang bersifat eksternal yang

dihadapi oleh BBPOM di Pekanbaru terdiri atas 2(dua) isu mendasar, yaitu

kesehatan dan globalisasi. Isu kesehatan yang akan diulas disini adalah Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) dan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Sedangkan terkait globalisasi, akan diulas tentang perdagangan bebas,

komitmen internasional, post MDGs 2015, perubahan iklim dan demografi.Isu-

isu tersebut saling terkait satu dengan yang lain. Adapun lingkungan strategis

yang mempengaruhi peran BBPOM di Pekanbaru baik internal maupun

eskternal adalah sebagai berikut:

1.2.1. Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012, SKN adalah

pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa

Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Salah satu subsistem

SKN adalah sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, yang meliputi

berbagai kegiatan untuk menjamin: (i) aspek keamanan, khasiat/kemanfaatan

dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang beredar; (ii)

ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; (iii)

perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan

obat penggunaan obat yang rasional; serta (iv) upaya kemandirian di bidang

kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Subsistem ini

saling terkait dengan subsistem lainnya sehingga pengelolaan kesehatan dapat

diselenggarakan dengan berhasil guna dan berdaya guna. Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) merupakan wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan

pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia

Page 20: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan

kesehatan.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan

sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam

berbagai sistem kemasyarakatan. SKN merupakan bagian dari sistem

kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai acuan utama dalam

mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta menuntut peran aktif

masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan tersebut.

Upaya pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh semua

pihak (pemerintah daerah, swasta dan masyarakat) melalui peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Bentuk

pelayanan kesehatan tersebut berupa layanan Rumah Sakit, Puskesmas dan

kegiatan peran serta masyarakat melalui Posyandu.

Di sisi lain, menjamurnya sistem dan model serta klinik-klinik kesehatan

dan pengobatan alternatif juga makin menambah beban dan daya jangkau

BBPOM di Pekanbaru untuk makin melebarkan sayap dan menajamkan

matanya dalam melakukan pengawasan yang lebih komprehensif.

Semakin banyak pelayanan kesehatan yang disediakan, maka akan

semakin mempengaruhi kebutuhan pelayanan pendukung kepada kesehatan

masyarakat tersebut, yang antara lain tentunya adalah kebutuhan akan obat

semakin meningkat. Penjaminan mutu obat merupakan bagian yang tidak

terpisahkan juga dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Hal ini

merupakan tantangan ke depan yang akan dihadapi oleh BBPOM di Pekanbaru

dalam penyediaan obat-obatan yang aman dan bermutu.

Penjaminan mutu obat tidak terlepas dari kualitas obat tersebut.Beberapa

permasalahan lainnya yang juga memerlukan perhatian dalam penjaminan mutu

obat adalah semakin meluasnya penggunaan jamu dan obat-obat tradisional, serta

pengobatan secara tradisional di masyarakat yang memerlukan peningkatan

penelitian ilmiah lebih lanjut.

Page 21: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Di samping itu juga munculnya bibit penyakit baru atau bibit penyakit yang

dulu pernah ada dan sudah langka kasusnya sekarang, namun kini berjangkit

kembali. Penyakit ini, baik menular maupun yang tidak menular sebagai akibat dari

adanya perubahan iklim secara global, fluktuasi ekonomi, model perdagangan

bebas dan kemajuan teknologi maupun transisi dari demografi, juga turut

mengubah pola dan gaya hidup dari masyarakat di Propinsi Riau dalam

mengkonsumsi Obat dan Makanan.

Untuk itu, permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri bagi BBPOM di

Pekanbaru untuk dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam

mengkonsumsi obat yang beredar di pasaran. Dalam menciptakan rasa aman bagi

masyarakat, BBPOM di Pekanbaru selama inimelakukan pengawasan secara ketat

terhadap produk yang sudah beredar luas di masyarakat. Selain itu, BBPOM di

Pekanbaru juga dapat memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat

mengenai produk obat yang aman , bermutu, dan berkhasiat.

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru merupakan

penyelenggara subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan,

utamanya untuk menjamin aspek keamanan, khasiat/kemanfaat dan mutu Obat

dan Makanan yang beredar serta upaya kemandirian di bidang pengawasan

Obat dan Makanan. Pengawasan sebagai salah satu unsur dalam subsistem

tersebut dilaksanakan melalui berbagai upaya secara komprehensif oleh Balai

Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru, yaitu:

No

Upaya terkait jaminan aspek keamanan, khasiat/kemanfaat dan

mutu Obat dan Makanan yang beredar

No Upaya terkait kemandirian Obat dan

Makanan.

1 Pengawasan, melibatkan berbagai pemangku kepentingan yaitu pemerintah, pemerintah daerah, pelaku usaha dan masyarakat secara terpadu dan bertanggung jawab.

1 Pembinaan industri farmasi dalam negeri agar mampu melakukan produksi sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan dapat melakukan usahanya dengan efektif dan efisien sehingga mempunyai daya saing yang tinggi.

2 Pelaksanaan regulasi yang baik didukung dengan sumber daya yang memadai secara kualitas maupun kuantitas, sistem manajemen mutu, akses terhadap ahli dan referensi ilmiah, kerjasama internasional, laboratorium pengujian mutu yang

2 Pengembangan pemanfaatan obat tradisional yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, bermutu tinggi, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun digunakan dalam pelayanan kesehatan

Page 22: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

No

Upaya terkait jaminan aspek keamanan, khasiat/kemanfaat dan

mutu Obat dan Makanan yang beredar

No Upaya terkait kemandirian Obat dan

Makanan.

kompeten, independen, dan transparan.

formal.

3 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian impor, ekspor, produksi dan distribusi Obat dan Makanan. Upaya ini merupakan suatu kesatuan utuh, dilakukan melalui penilaian keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk, inspeksi fasilitas produksi dan distribusi, pengambilan dan pengujian sampel, surveilans dan uji setelah pemasaran, serta pemantauan label atau penandaan, iklan dan promosi.

4 Penegakan hukum yang konsisten dengan efek jera yang tinggi untuk setiap pelanggaran, termasuk pemberantasan produk palsu dan ilegal.

5 Perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif sebagai upaya yang terpadu antara upaya represif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

6 Perlindungan masyarakat terhadap pencemaran sediaan farmasi dari bahan-bahan dilarang atau penggunaan bahan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan persyaratan.

Beberapa upaya tersebut di atas, telah dilakukan oleh BPOM dan ke

depan harus lebih ditingkatkan melalui pembinaan, pengawasan dan

pengendalian secara profesional, bertanggungjawab, independen, transparan

dan berbasis bukti ilmiah, sesuai dengan amanat dalam SKN.

1.2.2 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

JKN merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

agar setiap rakyat dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang minimal layak

menuju terwujudnya kesejahteraan sosial yang berkeadilan bagi seluruh rakyat

Indonesia. Program JKN diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dalam JKN juga diberlakukan penjaminan mutu

Page 23: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

obat yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

Implementasi JKN dapat membawa dampak secara langsung dan tidak

langsung terhadap pengawasan Obat dan Makanan. Dampak langsung adalah

meningkatnya jumlah permohonan pendaftaran produk obat, baik dari dalam

maupun luar negeri karena industri obat akan berusaha menjadi supplier obat

untuk program pemerintah tersebut. Selain peningkatan jumlah obat yang akan

diregistrasi, jenis obat pun akan sangat bervariasi. Hal ini, disebabkan adanya

peningkatan demand terhadap obat sebagai salah satu produk yang dibutuhkan.

Sementara dampak tidak langsung dari penerapan JKN adalah terjadinya

peningkatan konsumsi obat, baik jumlah maupun jenisnya.

Tingginya demand Obat akan mendorong banyak industri farmasi

melakukan pengembangan fasilitas dan peningkatan kapasitas produksi dengan

perluasan sarana yang dimiliki. Denganadanya peningkatan kapasitas dan

fasilitas tersebut, diasumsikan akan terjadi peningkatan permohonan sertifikasi

CPOB. Dalam hal ini tuntutan terhadap peran BBPOMakansemakin besar,antara

lain adalah peningkatan pengawasan post-market melalui intensifikasi

pengawasan obat pasca beredar.

Dari sisi penyediaan (supply side) JKN, kapasitas dan kapabilitas

laboratorium pengujian BBPOM di Pekanbaru harus terus diperkuat. Begitu

pula dengan pengembangan dan pemeliharaan kompetensi SDM Pengawas Obat

dan Makanan (penguji, pengawas obat dan makanan), serta kuantitas SDM yang

harus terus ditingkatkan sesuai dengan beban kerja.

1.1.1 Agenda Sustainable Development Goals (SDGs)

Dengan akan berakhirnya agenda Millennium Development

Goals (MDGs) pada tahun 2015, banyak negara mengakui

keberhasilan dari MDGs sebagai pendorong tindakan-tindakan

untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan

masyarakat. Khususnya dalam bentuk dukungan politik. Kelanjutan

program ini disebut Sustainable Development Goals (SDGs), yang

meliputi 17 goals. Dalam bidang kesehatan, faktanya individu yang

sehat akan memiliki kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih

Page 24: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

kuat, sehingga dapat berkontribusi secara produktif dalam

pembangunan masyarakatnya.

Terkait Goal 2. End hunger, achieve food security and improved

nutrition, and promote sustainable agriculture, selain ketahanan

pangan, kondisi yang harus diciptakan antara lain adalah

masyarakat miskin, kelompok rentan termasuk bayi memiliki akses

untuk mendapatkan makanan yang aman, bergizi dengan jumlah

yang cukup sesuai kebutuhannya. Kontribusi terhadap kondisi ini

adalah tersedianya pangan dengan nilai gizi yang cukup, misalnya

pangan diet khusus mengandung Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang

cukup untuk pasien diabetes, garam dan terigu difortifikasi dengan

mikronutrisi, AKG tertentu dalam susu formula bayi dan lansia. Hal

ini hanya dapat terjadi jika produsen pangan olahan yang telah

diinspeksi dan dibina BPOM menerapkan Good Manufacturing

Practices (GMP) dan menjamin mutu produknya termasuk nilai

nutrisi sesuai dengan kebijakan teknis yang dibuat BPOM/Standar

Nasional Indonesia/standar internasional. Tantangan bagi BPOM ke

depan adalah penyusunan kebijakan teknis terkini tentang standar

gizi pangan olahan, pengawalan mutu, manfaat, dan keamanan

pangan olahan, serta KIE kepada masyarakat.

Terkait Goal 3.Ensure healthy lives and promote well-being for

all at all ages, salah satu kondisi yang harus tercipta adalah

pencapaian JKN, termasuk di dalamnya akses masyarakat terhadap

obat dan vaksin yang aman, efektif, dan bermutu. Asumsinya,

jaminan kesehatan memastikan masyarakat mendapatkan dan

menggunakan hanya obat atau vaksin yang aman, efektif, dan

bermutu untuk upaya kesehatan preventif, promotif, maupun

kuratif, sehingga kualitas hidup masyarakat meningkat. Kontribusi

untuk mencapai kondisi ini adalah ketersediaan Obat yang aman,

berkhasiat, dan bermutu di sarana pelayanan kesehatan. Hal ini bisa

tercapai hanya jika Industri Farmasiyang telah diintervensi (diawasi

dan dibina BPOM) mempraktekkan GMP dalam produksi Obat yang

Page 25: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

aman, berkhasiat, dan bermutu dan PBF serta rantai distribusi obat

menerapkan Good Distribution Practices untuk mengawal mutu Obat

JKN. Tantangan bagi BPOM ke depan adalah intensifikasi

pengawasan pre-market dan post-market, serta pembinaan pelaku

usaha agar secara mandiri menjamin mutu produknya.

1.2.3 Agenda Sustainable Development Goals (SDGs)

Dengan akan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs)

pada tahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagai

pendorong tindakan-tindakan untuk mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan pembangunan masyarakat. Khususnya dalam bentuk dukungan

politik. Kelanjutan program ini disebut Sustainable Development Goals (SDGs),

yang meliputi 17 goals. Dalam bidang kesehatan, faktanya individu yang sehat

akan memiliki kemampuan fisik dan daya pikir yang lebih kuat, sehingga dapat

berkontribusi secara produktif dalam pembangunan masyarakatnya.

Terkait Goal 2. End hunger, achieve food security and improved nutrition,

and promote sustainable agriculture, selain ketahanan pangan, kondisi yang

harus diciptakan antara lain adalah masyarakat miskin, kelompok rentan

termasuk bayi memiliki akses untuk mendapatkan makanan yang aman, bergizi

dengan jumlah yang cukup sesuai kebutuhannya. Kontribusi terhadap kondisi

ini adalah tersedianya pangan dengan nilai gizi yang cukup, misalnya pangan

diet khusus mengandung Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang cukup untuk pasien

diabetes, garam dan terigu difortifikasi dengan mikronutrisi, AKG tertentu

dalam susu formula bayi dan lansia. Hal ini hanya dapat terjadi jika produsen

pangan olahan yang telah diawasi dan dibina BBPOM di Pekanbaru menerapkan

Good Manufacturing Practices (GMP) dan menjamin mutu produknya termasuk

nilai nutrisi sesuai dengan kebijakan teknis yang dibuat BPOM/Standar

Nasional Indonesia/standar internasional. Tantangan bagi BBPOM di Pekanbaru

ke depan adalah penyusunan kebijakan teknis terkini tentang standar gizi

pangan olahan, pengawalan mutu, manfaat, dan keamanan pangan olahan, serta

KIE kepada masyarakat.

Terkait Goal 3.Ensure healthy lives and promote well-being for all at all

ages, salah satu kondisi yang harus tercipta adalah pencapaian JKN, termasuk di

Page 26: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

dalamnya akses masyarakat terhadap obat dan vaksin yang aman, efektif, dan

bermutu. Asumsinya, jaminan kesehatan memastikan masyarakat mendapatkan

dan menggunakan hanya obat atau vaksin yang aman, efektif, dan bermutu

untuk upaya kesehatan preventif, promotif, maupun kuratif, sehingga kualitas

hidup masyarakat meningkat. Kontribusi untuk mencapai kondisi ini adalah

ketersediaan Obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu di sarana pelayanan

kesehatan. Hal ini bisa tercapai hanya jika Industri Farmasiyang telah

diintervensi (diawasi dan dibina BBPOM) mempraktekkan GMP dalam produksi

Obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu dan PBF serta rantai distribusi obat

menerapkan Good Distribution Practices untuk mengawal mutu Obat JKN.

Tantangan bagi BBPOM ke depan adalah intensifikasi pengawasanpost-market,

serta pembinaan pelaku usaha agar secara mandiri menjamin mutu produknya.

1.2.4 Globalisasi, Perdagangan Bebas dan Komitmen Internasional

Globalisasi merupakan suatu perubahan interaksi manusia secara luas,

yang mencakup ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi dan lingkungan.

Proses ini dipicu dan dipercepat dengan berkembangnya teknologi, informasi

dan transportasi yang sangat cepat dan masif akhir-akhir ini dan

berkonsekuensi pada fungsi suatu negara dalam sistem pengelolaannya. Era

globalisasi dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pembangunan

kesehatan, khususnya dalam rangka mengurangi dampak yang merugikan,

sehingga mengharuskan adanya suatu antisipasi dengan kebijakan yang

responsif.

Dampak dari pengaruh lingkungan eksternal khususnya globalisasi

tersebut telah mengakibatkan Indonesia masuk dalam perjanjian-perjanjian

internasional, khususnya ekonomi yang menghendaki adanya area perdagangan

bebas (Free Trade Area). Ini dimulai dari perjanjian ASEAN-6 (Brunei

Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand), Free Trade

Area, ASEAN-China Free Trade Area, ASEAN-Japan Comprehensive Economic

Partnership (AJCEP), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), ASEAN-India

Free Trade Agreement (AIFTA)dan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade

Agreement (AANZFTA).Dalam hal ini, memungkinkan negara-negara tersebut

Page 27: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

membentuk suatu kawasan bebas perdagangan yang bertujuan untuk

meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional dan berpeluang besar

menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar

regional. Hal ini membuka peluang peningkatan nilai ekonomi sektor barang

dan jasa serta memungkinkan sejumlah produk Obat dan Makanan Indonesia

akan lebih mudah memasuki pasaran domestik negara-negara yang tergabung

dalam perjanjian pasar regional tersebut. Dalam menghadapi FTA dan

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2015, diharapkan industri

farmasi, obat tradisional, kosmetika, suplemen kesehatan dan makanan dalam

negeri mampu untuk menjaga daya saing terhadap produk luar negeri.

Propinsi Riau berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia

memungkinkan masuknya produk perdagangan bebas tersebut yang antara lain

adalah obat, kosmetik, suplemen kesehatan, dan makanan, termasuk jamu dari

negara lain, merupakan persoalan krusial yang perlu segera diantisipasi.

Realitas menunjukkan bahwa saat ini Propinsi Riau telah menjadi pasar bagi

produk Obat dan Makanan dari luar negeri yang belum tentu terjamin

keamanan dan mutunya untuk dikonsumsi. Untuk itu, masyarakat

membutuhkan proteksi yang kuat dan rasa aman dalam mengkonsumsi Obat

dan Makanan tersebut.

Perdagangan bebas juga membawa dampak tidak hanya terkait isu-isu

ekonomi saja, namun juga merambah pada isu-isu kesehatan. Terkait isu

kesehatan, masalah yang akan muncul adalah menurunnya derajat kesehatan

yang dipicu oleh perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat tanpa

diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan.

Permasalahan ini akan semakin kompleks dengan sulitnya pemerintah dalam

membuka akses kesehatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat, khususnya

untuk masyarakat yang berada di pelosok desa dan perbatasan dengan Negara

tetangga. Sebagai contoh, saat ini akses masyarakat untuk mendapatkan obat

legal dari apotek masih terbatas sehingga menyebabkan harga obat menjadi

lebih mahal. Secara nasional, jumlah apotek yang ada masih kurang, belum

semua kecamatan terjangkau dengan layanan apotek.

Page 28: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Perdagangan bebas membuat kepekaan “berbisnis” menjadi sangat

tinggi. Kebutuhan obat yang tinggi dengan ketersediaan yang rendah ditambah

lemahnya pengawasan dan penegakan hukum membuat masih ditemukan obat-

obat yang tidak memenuhi ijin edar dan mengandung bahan baku yang

berbahaya. Hal ini jelas akan sangat merugikan masyarakat. Berdasarkan data

WHO (World Health Organization), praktik pemalsuan produk obat di dunia

rata-rata mencapai 10%, dan mencapai 20-40% untuk negara berkembang

termasuk Indonesia.Tentunya hal ini menjadi tantangan yang sangat serius bagi

BBPOM di Pekanbaru sebagai lembaga negara yang bertanggung jawab terkait

dengan pengawasan atas produk Obat dan Makanan yang beredar di

masyarakat.

1.2.5 Perubahan Iklim

Ancaman perubahan iklim dunia, akan semakin dirasakan oleh sektor

pertanian khususnya produk bahan pangan di Indonesia. Perubahan iklim dapat

mengakibatkan berkurangnya ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat,

bermanfaat, dengan harga yang kompetitif.Dari sisi ekonomi makro, industri

makanan dan minuman di masa yang akan datang perannya akan semakin

penting sebagai pemasok pangan dunia.

Semakin besarnya kontribusi industri pengolahan, dengan sub-sektor

makanan, minuman dan tembakau serta sub-sektor pupuk, kimia dan barang

dari karet terhadap output nasional, maka akan semakin besar juga tugas dari

BBPOM di Pekanbaru untuk mengawasi dan menjamin keamanan proses

produksi produk makanan dari hulu hingga hilir. Selain produk makanan yang

termasuk didalamnya, terdapat industri obat-obatan, yakni obat kimia, maupun

suplemen yang berbahan baku dari herbal. Ekonom Faisal Basri dalam

Kompasiana, Nopember 2010, menyatakan bahwa industri makanan dan

minuman berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini

terlihat dari hasil ekspor-impor produk makanan dan minuman serta peringkat

pertumbuhan industri. Namun hasil peningkatan ini masih perlu didukung

dengan peran teknologi (inovasi produk, kemasan dan lainnya), infrastruktur

(logistik kebutuhan industri), institusi (peraturan yang terkait industri

Page 29: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

makanan dan minuman), health and primary education (sumber daya manusia

Indonesia). Jadi peran dan fungsi dari BBPOM di Pekanbaru akan semakin berat

dan sangat dibutuhkan dalam upaya mencegah obat dan makanan mengandung

bahan berbahaya bagi tubuh.

Selain dari sisi pangan, perubahan iklim juga dapat mengakibatkan

munculnya bibit penyakit baru hasil mutasi gen dari beragam virus. Bibit

penyakit baru tersebut diantaranya virus influenza yang variannya sekarang

menjadi cukup banyak dan mudah tersebar dari satu negara ke negara lain.

Menurut Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Research Center

for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC-UI) tahun 2013,yang

melaksanakan kajian dan pemetaan model kerentanan penyakit infeksi akibat

perubahan iklim, Indonesia merupakan wilayah endemik untuk beberapa

penyakit yang perkembangannya terkait dengan pertumbuhan vektor pada

lingkungan, misalnya Demam Berdarah Dengue dan Malaria. Jadi di Indonesia,

terdapat tiga penyakit yang perlu mendapat perhatian khusus terkait

perubahan iklim dan perkembangan vector yaitu Malaria, Demam Berdarah

Dengue (DBD) dan Diare. Selain dari ketiga jenis penyakit tersebut, masih ada

lagi penyakit yang banyak ditemukan akibat adanya perubahan iklim seperti,

Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) dan penyakit batu ginjal.

Dengan adanya potensi permasalahan serta peluang dari proses

perubahan iklim, diperlukan peranan dari BBPOM di Pekanbaru dalam

mengawasi peredaran varian produk obat yang baru dari jenis penyakit

tersebut, baik yang diproduksi di dalam negeri, maupun yang berasal dari luar

negeri. Selain dari obat, varian obat baru ini juga diikuti pula dengan jenis obat

herbal tradisional Indonesia dan Cina yang paling banyak beredar di pasar.

Kondisi ini menuntut kerja keras dari BBPOM di Pekanbaru melakukan

pengawasan terhadap perkembangan produksi dan peredaran obat tersebut.

Page 30: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

1.2.6 Perubahan Ekonomi dan Sosial Masyarakat

Kemajuan dari ekonomi Indonesia dapat dilihat dari indikator makro-

ekonomi, yakni pendapatan perkapita sebesar Rp. 68,23 juta per kapita (dengan

Migas) pada tahun 2011. Indikator ini menunjukan besarnya daya beli yang ada

pada masyarakat Indonesia. Secara teori dan fakta, bahwa semakin tinggi

pendapatan maka semakin besar pula konsumsi masyarakat terhadap Obat dan

Makanan yang memiliki standar dan kualitas.

Berdasarkan data konsumsi obat yang dilakukan masyarakat Indonesia

pada Gambar 4.1, sebagian besar penduduk masih banyak yang mengkonsumsi

obat modern dibandingkan dengan obat tradisional. Konsumsi obat modern

pada tahun 2012 mencapai 91,40%, sedangkan obat tradisional hanya sebanyak

24,33%. Beberapa penyakit degeneratif, yakni penyakit yang dimiliki para kaum

lanjut usia justru banyak menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu yang

relatif lebih lama.

Gambar 1.5

Persentase penduduk yang mengkonsumsi obat modern dan tradisional

Sumber: Susenas BPS 2009-2012

91.63% 90.76% 90.96% 91.40%

22.24%27.57%

23.63% 24.33%

0.00%

30.00%

60.00%

90.00%

2009 2010 2011 2012

Obat Modern

Obat Tradisional

Page 31: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Untuk itu, dengan banyaknya konsumsi obat modern yang dilakukan

masyarakat,maka perlu mendapatkan perhatian dan pengawasan yang serius

dari BBPOM di Pekanbaru.

1.2.7 Demografi dan Perubahan Komposisi Penduduk

Pada Tahun 2013, total Jumlah Peduduk Riau adalah 6.146.664 orang

yang terdiri dari3.159.267 orang penduduk laki-laki dan 2.987.397 orang

penduduk perempuan. Rata-ratakepadatan penduduk Provinsi

Riau adalah 67,68 jiwa per Km2.

Indonesia sebagai negara ke-4 dengan populasi lanjut usia tertinggi,

yakni 9,079 juta tahun 2010 dan akan naik pada tahun 2020 menjadi 29,047

juta (BPS Proyeksi Penduduk Indonesia tahun 2010). Maka perubahan pola

beban penyakit untuk kaum lansia dengan beban yang lebih kronik dan

membutuhkan layanan kesehatan pada jangka panjang yang lebih berkualitas.

Secara umum, bahwa transisi demografi juga akan menimbulkan efek pada

transisi kesehatan di masyarakat, sehingga terjadi peningkatan dalam

penggunaan layanan kesehatan baik secara personal, korporat maupun

masyarakat luas. Efek ini akan dapat mempengaruhi besarnya beban fasilitas

kesehatan dan sistem jaminan kesehatan masyarakat Indonesia, dan sekaligus

akan menambah beban kerja dari BBPOM di Pekanbaru sebagai pengawas di

bidang Obat dan Makanan.

Tabel 1.2

RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PER TAHUN MENURUT KABUPATEN/KOTA

BERDASARKAN SENSUS TAHUN 2011-2013

No KABUPATEN /

KOTA

JUMLAH PENDUDUK HASIL SENSUS

PENDUDUK LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

2011 2012 2013 TAHUN

2011 S/D 2012

TAHUN

2012 S/D 2013

1 Kuantan Singingi 302.674 310.060 317.265 2.44 2.32

2 Indragiri Hulu 376.578 388.196 401.201 3.28 3.16

3 Indragiri Hilir 685.698 689.938 697.814 0.62 1.14

4 Pelalawan 312.738. 332.075 352.207 6.18 6.06

5 Siak 390.359 405.850 421.477 3.97 3.85

Page 32: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

6 Kampar 713.078 739.655 766.351 3.73 3.61

7 Rokan Hulu 492.006 517.577 543.857 5.20 5.82

8 Bengkalis 516.348 530.191 543.786 2.68 2.56

9 Rokan Hilir 573.211 595.695 698.355 3.92 3.80

10 Kep. Meranti 182.662 183.135 183.912 0.26 0.42

11 Pekanbaru 930.215 964.558 999.031 3.69 3.57

12 Dumai 262.976 271.522 280.027 3.25 3.13

JUMLAH 5.738.543 5.929.172 6.125.283 100 100

Konsumsi obat baik farmasi maupun herbal serta bahan makanan akan

cukup besar pada kelompok usia produktif, karena pola hidup dan orientasi

konsumsi juga akan mengarah pada kesehatan pada jangka panjang dan juga

penampilan, sehingga vitamin dan suplemen kesehatan menjadi komponen obat

yang cukup besar konsumsinya. Hal ini menjadi tambahan tugas bagi BBPOM di

Pekanbaru untuk melakukan penilaian dan pengawasan terhadap berbagai

jenis obat dan suplemen yang semakin bervariasi dan meningkat jumlahnya.

Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin

bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, maka permintaan terhadap produk

Obat dan Makanan juga akan semakin meningkat. Jika permintaan terhadap

produk Obat dan Makanan semakin meningkat maka penawaran dari produk

Obat dan Makanan juga akan meningkat. Adanya potensi pasar membuat para

produsen baik lokal maupun internasional memproduksi Obat dan Makanan.

Bertambahnya jumlah produsen ini tentunya menuntut semakin besarnya

peranBBPOM di Pekanbaru dalam proses penilaian dan pengawasannya.

Kurangnya pemenuhan GMP (Good Manufacturing Practice) oleh produsen

dalam memproduksi Obat dan Makanan menjadi tantangan BBPOM di

Pekanbaru dalam melakukan pengawasan.

TABEL 1.3

JUMLAH & PERSENTASE PENDUDUK PEREMPUAN MENURUT

KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

Page 33: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

KELOMPO

K UMUR

(TAHUN)

KAB. KUANTAN

SINGINGI

KAB. INDRAGIRI

HULU

KAB. INDRAGIRI

HILIR KAB. PELALAWAN KAB. SIAK KAB. KAMPAR

JML % JML % JML % JML % JML % JML %

0 - 4 17.935 11.63 21.933 11.31 33.778 10.13 20.545 11.68 23.399 11.63 43.067 11.63

5 - 9 16.105 10.44 19.126 9.86 33.619 10.08 23.133 13.16 21.012 10.44 38.673 10.44

10 - 14 15.090 9.78 17.907 9.23 33.518 10.05 16.986 9.66 19.688 9.78 36.236 9.78

15 - 19 14.533 9.42 18.239 9.40 32.266 9.68 11.647 6.62 18.961 9.42 34.898 9.42

20 - 24 14.891 9.65 20.093 10.36 30.511 9.15 14.074 8.00 19.428 9.65 35.757 9.65

25 - 29 14.239 9.23 18.845 9.71 29.937 8.98 21.192 12.05 18.577 9.23 34.191 9.23

30 - 34 13.755 8.91 17.810 9.18 29.460 8.84 19.089 10.86 17.946 8.91 33.029 8.91

35 - 39 12.404 8.04 15.315 7.89 27.344 8.80 14.559 8.28 16.183 8.04 29.785 8.04

40 - 44 10.143 6.56 12.334 6.36 22.173 6.65 11.324 6.44 13.233 6.56 24.355 6.56

45 - 49 7.940 5.14 10.084 5.20 17.846 5.35 7.441 4.23 10.359 5.14 19.065 5.14

50 - 54 6.005 3.89 7.742 3.99 14.531 4.36 6.956 3.96 7.834 3.89 14.419 3.89

55 - 59 4.201 2.72 5.327 2.75 9.978 3.00 2.912 1.66 5.481 2.72 10.088 2.72

60 - 64 2.692 1.74 3.576 1.84 7.869 2.36 2.588 1.47 3.512 1.74 6.465 1.74

65 – 69 1.809 1.17 2.407 1.24 4.321 1.30 1.456 0.83 2.360 1.17 4.343 1.17

70 – 74 1.236 0.80 1.582 0.81 3.064 0.92 971 0.55 1.612 0.80 2.967 0.80

75+ 1.267 0.82 1.677 0.86 3.132 0.94 969 0.55 1.653 0.82 3.043 0.82

JUMLAH 154.243 100 193.977 100 333.347 100 175.842 100 201.238 100 370.381 100

Lanjutan……

KELOMP

OK UMUR

(TAHUN)

KAB. ROKAN

HULU KAB. BENGKALIS

KAB. ROKAN

HILIR

KAB. KEPULAUAN

MERANTI KOTA PEKANBARU KOTA DUMAI

JML % JML % JML % JML % JML % JML

0 - 4 34.757 13.27 30.694 11.69 34.834 11.63 0 - 4 34.757 13.27 30.694 11.69 34.834

5 - 9 30.082 11.48 28.963 11.03 31.280 10.44 5 - 9 30.082 11.48 28.963 11.03 31.280

10 - 14 26.342 10.06 26.927 10.26 29.309 9.78 10 - 14 26.342 10.06 26.927 10.26 29.309

15 - 19 22.482 8.58 25.903 9.87 28.227 9.42 15 - 19 22.482 8.58 25.903 9.87 28.227

20 - 24 24.918 9.51 22.905 8.72 28.921 9.65 20 - 24 24.918 9.51 22.905 8.72 28.921

25 - 29 25.388 9.69 22.802 8.68 27.655 9.23 25 - 29 25.388 9.69 22.802 8.68 27.655

30 - 34 23.609 9.01 23.377 8.90 26.715 8.91 30 - 34 23.609 9.01 23.377 8.90 26.715

35 - 39 19.890 7.59 21.275 8.10 24.091 8.04 35 - 39 19.890 7.59 21.275 8.10 24.091

40 - 44 16.064 6.13 17.387 6.62 19.699 6.56 40 - 44 16.064 6.13 17.387 6.62 19.699

45 - 49 12.495 4.77 13.471 5.13 15.420 5.14 45 - 49 12.495 4.77 13.471 5.13 15.420

50 - 54 9.514 3.63 9.955 3.79 11.662 3.89 50 - 54 9.514 3.63 9.955 3.79 11.662

55 - 59 6.309 2.41 7.019 2.67 8.160 2.72 55 - 59 6.309 2.41 7.019 2.67 8.160

60 - 64 4.024 1.54 4.640 1.77 5.229 1.74 60 - 64 4.024 1.54 4.640 1.77 5.229

65 – 69 2.624 1.00 3.281 1.25 3.513 1.17 65 – 69 2.624 1.00 3.281 1.25 3.513

70 – 74 1.651 0.63 2.190 0.83 2.400 0.80 70 – 74 1.651 0.63 2.190 0.83 2.400

75+ 1.693 0.65 1.744 0.66 2.461 0.82 75+ 1.693 0.65 1.744 0.66 2.461

JUMLAH 154.243 100 193.977 100 333.347 100 175.842 100 201.238 100 370.381 100

Peningkatan jumlah penduduk jika ditata dengan baik akan menjadi

potensi berupa sumber daya manusia bagi pembangunan ekonomi (yaitu

dengan adanya bonus demografi). Kondisi ini menjadi tantangan dan peluang

bagi pemerintah untuk dapat memanfaatkan fase Bonus Demografi di Indonesia

Page 34: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

untuk menciptakan aktivitas ekonomi yang sangat besar dan mampu

memberikan kontribusi yang besar juga dalam APBN.

Berdasarkan peta demografi, penduduk di Kota Pekanbaru dalam usia

produktif telah mencapai 60%. Penduduk ini telah memiliki daya beli lebih

tinggi ditambah dengan kenaikan jumlah penduduk kelas menengah (middle

class) yang terjadi pada tahun 2040. Laporan Mc Kinsey (2012) menunjukkan

bahwa kelompok middle class atau consuming class Indonesia naik dari waktu ke

waktu, yakni tahun 2010 hanya 45 juta orang, maka proyeksi tahun 2020 naik

menjadi 85 juta orang dan pada tahun 2030 sudah mencapai 135 juta orang.

Kelompok ini akan banyak mempengaruhi pola konsumsi Obat dan Makanan

serta gaya hidup masyarakat Indonesia.

Syarat agar Bonus Demografi dapat dimanfaatkan dengan baik adalah

dengan mempersiapkannya dari mulai perencanaan sampai dengan

implementasinya di tingkat lapangan. Persiapan ini antara lain melalui: a)

Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat termasuk jaminan mutu Obat; b)

Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan; c) Pengendalian jumlah

penduduk; d) Kebijakan ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja

danpasar, serta keterbukaan perdagangan dan tabungan nasional.

Di samping menyiapkan pemanfaatan Bonus Demografi, juga sudah

harus mulai dipikirkan permasalahan-permasalahan yang timbul pasca

berakhirnya masa Bonus Demografi,dimana jumlah lansia meningkat.

1.2.8 Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen pemerintah belum dapat

berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama lintas sektor dan dukungan

peraturan perundangan merupakan tantangan yang sangat penting dalam

mensinergikan kebijakan kesehatan khususnya dalam pengawasan obat dan

makanan. Desentralisasi di bidang kesehatan belum dapat berjalan sesuai yang

diharapkan sehingga belum secara optimal memberikan perlindungan bagi

masyarakat di Proinsi Riau.

Page 35: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Dengan perubahan paradigma sistem penyelenggaraan pemerintah yang

semula sentralisasi menjadi desentralisasi atau otonomi daerah, maka urusan

kesehatan menjadi salah satu kewenangan yang diselenggarakan secara

konkuren antara pusat dan daerah. Desentralisasi di bidang kesehatan belum

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Untuk itu kerjasama lintas sektor dan

dukungan peraturan perundang-undangan merupakan tantangan yang sangat

penting. Hal ini berdampak pada pengawasan obat dan makanan yang tetap

bersifat sentralistik dan tidak mengenal batas wilayah (borderless) sehingga

perlu adanya one line command (satu komando), apabila terdapat suatu produk

Obat dan Makanan yang tidak memenuhi syarat maka dapat segera

ditindaklanjuti.

Desentralisasi dapat menimbulkan beberapa permasalahan di bidang

pengawasan Obat dan Makanan diantaranya kurangnya dukungan dan

kerjasama dari pemangku kepentingan di Propinsi Riau sehingga tindaklanjut

hasil pengawasan Obat dan Makanan belum optimal.

Untuk itu, agar tugas pokok dan fungsi BBPOM di Pekanbaru berjalan

dengan baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan dan kerjasama yang

baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan pembangunan

kesehatan yang baik (sound governance).Pembangunan kesehatan harus

diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis

antara pemerintah pusat dan daerah, antara pemerintah dan masyarakat,

termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-

masing. Dengan berlakunya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintah Daerah, merupakan tantangan bagi BBPOM di Pekanbaru untuk

menyiapkan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria bagi Pemerintah Daerah

dalam melaksanakan kegiatan terkait Obat dan Makanan yang dilimpahkan ke

daerah.

1.2.9 Perkembangan Teknologi

Selain teknologi produksi juga didukung dengan teknologi transportasi.

Perkembangan industri transportasi baik darat, laut dan udara maupun jasa

Page 36: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

pengiriman barang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sehingga

distribusi Obat dan Makanan secara masal dapat dilakukan lebih efisien. Untuk

itu, dampak pengawasan atas peredaran Obat dan Makanan semakin tinggi,

dikarenakan distribusi Obat dan Makanan ketempat tujuan di seluruh wilayah

Indonesia semakin cepat, sehingga antipasi pengawasan obat dan makanan juga

harus sama cepatnya.

Selain itu, teknologi pangan juga semakin berkembang.Adanya

perubahan iklim juga ikut mendorong berbagai inovasi perkembangan

teknologi menciptakan rekayasa genetika dan varian makanan yang terkadang

tingkat keamanannya belum teruji. Hal ini harus menjadi perhatian dan

antisipasi BBPOM di Pekanbaru dalam menghadapi hal tersebut.

Perkembangan teknologi informasi juga dapat menjadi potensi bagi

BBPOM di Pekanbaru untuk dapat melakukan pelayanan secara online, yang

dapat memudahkan akses dan jangkauan masyarakat yang ada di

Indonesia.Namun di sisi lain, teknologi informasi juga dapat menjadi tantangan

bagi BBPOM di Pekanbaru terkait tren pemasaran dan transaksi produk

Makanan dan Obat secara online, yang tentu saja juga perlu mendapatkan

pengawasan dengan berbasis pada teknologi.

1.2.10 Implementasi Program Fortifikasi Pangan

Salah satu upaya di dalam mendukung Arah Kebijakan Nasional Perbaikan

Kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat dilakukan melalui peningkatan

peran industri dan Pemerintah daerah dalam ketersediaan pangan beragam,

aman, dan bergizi diantaranya dengan dukungan fortifikasi mikronutrien

penting.

Fortifikasi pangan merupakan salah satu cara dalam menangani

permasalahan tingginya angka kekurangan gizi mikro. Sebagai langkah awal

pemerintah menetapkan fortifikasi pada garam dan tepung terigu, mengingat

masih tingginya masalah gangguan kesehatan karena kurang yodium (GAKI).

Penerapan fortifikasi harus diiringi dengan pengawasan oleh BBPOM di

Pekanbaru. Hasil pengawasan garam beryodium dalam kurun waktu tiga tahun

terakhir (2012–2014) menunjukkan bahwa jumlah sampel yang TMS

Page 37: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

mengalami kenaikan, yaitu berkisar 18,48%- 20%. Hasil pengawasan tepung

terigu dalam kurun waktu tiga tahun terakhir (2012-2014) menunjukkan

bahwa jumlah sampel yang TMS juga mengalami kenaikan, yaitu berkisar 0% -

8,82%.

Untuk mengawal program ini, BBPOM mendapatkan mandat strategis baik

dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) maupun Rencana Aksi

Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG), utamanya pada Pokja III Bidang Mutu dan

Keamanan Pangan. Kegiatan Intensifikasi pengawasan produk fortifikasi

Nasional (tepung terigu dan garam) merupakan upaya pengawasan produk

pangan baik dalam rangka pemenuhan persyaratan (compliance) maupun

surveilan keamanan pangan. Upaya tersebut dilakukan melalui verifikasi

terhadap pemenuhan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), baik

penerapan CPPOB pada produsen pangan dan penerapan Cara Ritel Pangan

yang Baik di sarana peredaran. Selain itu juga dilakukan pengawasan terhadap

produk pangan baik di sarana produksi maupun di sarana peredaran dan

penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran di bidang pangan, pengujian

laboratorium terhadap parameter keamanan dan mutu pangan dan gizi pangan,

pengawasan terhadap kesesuaian label serta pengawasan terhadap keamanan

kemasan pangan yang beredar melalui sampling dan pengujian.

1.2.11 Jejaring Kerja

BBPOM di Pekanbaru menyadari dalam pengawasan Obat dan Makanan

tidak dapat menjadi single player. Untuk itu BBPOM mengembangkan kerjasama

dengan lembaga-lembaga terkait,baik di pusat dan daerah. Jaringan yang luas

ini sangat strategis posisinya dalam mendukungtugas-tugas BBPOM di

Pekanbaru maupun pemangku kepentingan.Beberapa jejaring kerja yang sudah

dimiliki BBPOM di Pekanbaru yaitu Jejaring Keamanan Pangan

Nasional/Daerah, Satgas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal (Pusat dan

Daerah), Indonesia Criminal Justice System (ICJS), dan Intensifikasi Pengawasan

Pangan.

1.2.12 Komitmen dalam Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Page 38: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, BBPOM

melaksanakan reformasi birokrasi (RB) sesuai PP Nomor 81 Tahun 2010

tentang Grand Design RB 2010-2025. Upaya atau proses RB yang dilakukan

BBPOM di Pekanbaru merupakan pengungkit dalam pencapaian sasaran

sebagai hasil yang diharapkan dari pelaksanaan RB. Pola pikir pelaksanaan RB

sebagaimana Gambar 1.10 di bawah ini:

Gambar 1.8 Pola Pikir Pelaksanaan RB

a. Penataan dan Penguatan Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, BBPOM di Pekanbaru merupakan

instansi UPT Badan POM di tingkat provinsi. Selain itu, untuk mendukung

pengawasan Obat dan Makanan di wilayah perbatasan dengan negara lain dan

daerah-daerah yang sulit dijangkau dari ibukota provinsi, BPOM memiliki Pos

POM. Peran BB/Balai POM dan Pos POM perlu dilakukan penataan dan

penguatan baik dari segi struktur organisasi, kompetensi dan kuantitas SDM,

sarana dan prasarana, maupun koordinasi dengan lintas sektor agar

pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan Obat dan Makanan dapat dilakukan

secara lebih optimal. Tantangan BBPOM di Pekanbaru ke depan adalah

melakukan kajian, penataan, dan evaluasi organisasi dalam rangka

meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi secara proporsional menjadi

tepat fungsi dan tepat ukuran sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan

fungsi BBPOM.

PO

LA

PIK

IR D

AN

BU

DA

YA

KE

RJ

A

PE

LA

YA

NA

N P

UB

LIK

ME

NIN

GK

AT

NY

A K

AP

AS

ITA

S

DA

N A

KU

NTA

BIL

ITA

S

KIN

ER

JA

BIR

OK

RA

SI

TERWUJUDNYA

PEMERINTAHAN

YANG BERSIH

DAN BEBAS

KORUPSI,

KOLUSI, DAN

NEPOTISME

PENGUNGKIT HASIL

INOVASI & PEMBELAJARAN

PENGAWASAN INTERNAL

PENATAAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

AKUNTABILITAS KINERJA

MENINGKAT-

NYA

KUALITAS

PELAYANAN

PUBLIK

ORGANISASI

SDMTATA

LAKSANA

Page 39: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

b. Penataan Tatalaksana

Sebagai organisasi penyelenggara pelayanan publik, BBPOM

berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari Obat dan Makanan yang

berisiko terhadap kesehatan dan secara terus-menerus meningkatkan

pengawasan serta memberikan pelayanan kepada seluruh pemangku

kepentingan. Komitmen BPOM tersebut dilakukan melalui penerapan sistem

mutu secara konsisten dan ditingkatkan secara berkelanjutan yang dibuktikan

dengan pemenuhan atau perolehan Quality Management System ISO 9001:2008;

Akreditasi Laboratorium ISO IEC 17025:2005;

Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan

juga dilakukan melalui penerapan e-government atau penggunaan teknologi

informasi di lingkungan BBPOM, di antaranya pendaftaran produk (pangan) dan

berbagai penyelenggaraan manajemen pemerintahan lainnya yang dilakukan

secara elektronik serta keterbukaan informasi publik bagi masyarakat. Berbagai

sistem mutu dan pengembangan e-government yang dapat meningkatkan

kinerja BBPOM di Pekanbaru tersebut seyogyanya dapat diintegrasikan sesuai

dengan ruang lingkupnya agar pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif

dan efisien.

c. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

Penguatan Akuntabilitas Kinerja bertujuan untuk meningkatkan

kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Untuk mencapai tujuan

tersebut, BPOM telah mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan baik,dibuktikan dengan hasil evaluasi

KemenPAN-RB tahun 2014 memperoleh nilai A.

Komitmen pimpinan yang sangat tinggi terhadap pelaksanaan SAKIP

menjadi kekuatan penting dalam upaya penguatan akuntabilitas kinerja

BBPOM. Namun, BBPOM masih perlu melakukan penyempurnaan dalam

penatausahaan manajemen pemerintahan (keuangan dan BMN) dalam

mewujudkan pemerintahan yang akuntabel. Ke depan, untuk menjawab

ekspektasi masyarakat terhadap akuntabilitas BBPOM selaku institusi

pengawasan, BBPOM telah menargetkan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

terhadap opini laporan keuangani BPK.

Page 40: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

d. Penguatan Pengawasan

Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN). Melalui

upaya pengawasan yang dilakukan BBPOM, diharapkan dapat meningkatkan

kepatuhan dan efektivitas pengelolaan keuangan negara di lingkungan BBPOM

serta menghindari tingkat penyalahgunaan wewenang.

Pengawasan yang dilakukan BBPOM antara lain melalui kebijakan

penanganan gratifikasi yang ditetapkan oleh BBPOM, penerapan Sistem

Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), pengelolaan pengaduan masyarakat,

implementasi whistle-blowing system, penanganan benturan kepentingan,

pembangunan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan

Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), dan pendayagunaan Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) dalam perencanaan dan penganggaran.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, upaya pengawasan yang

dilakukan BBPOM tersebut masih perlu dievaluasi agar dapat ditingkatkan

pelaksanaannya. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah penguatan peran

APIP dan unit pengawas fungsional (Inspektorat) sebagai internal-consultant

yang melaksanakan fungsi pembinaan, penataan, pengawasan, dan pentaatan

dengan dukungan SDM yang memadai secara kualitas dan kuantitas serta

berfokus pada pemeriksaan kinerja berbasis risiko untuk mencegah potensi

kesalahan yang mengganggu efektivitas pencapaian sasaran organisasi dan

dapat menimbulkan kerugian negara.

e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Penataan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan untuk

meningkatkan profesionalisme SDM aparatur BPOM yang didukung oleh sistem

rekrutmen dan promosi aparatur berbasis kompetensi, transparan, serta

memperoleh gaji dan bentuk jaminan kesejahteraan yang sepadan, sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(ASN). Perencanaan kebutuhan pegawai BBPOM dilakukan sesuai dengan

kebutuhan organisasi dan proses penerimaan pegawai dilakukan secara

transparan, objektif, akuntabel, dan bebas KKN serta promosi jabatan dilakukan

secara terbuka.

Page 41: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan pegawai yang dilakukan BBPOM berbasis kompetensi

yang selanjutnya capaian penilaian kinerja individu pegawai akan dijadikan

dasar untuk pemberian tunjangan kinerja. Hal ini diimbangi dengan penegakan

aturan disiplin dan kode etik serta pemberian sanksi. Seluruh aktivitas

manajemen SDM tersebut didukung oleh sistem informasi kepegawaian.

Saat ini, SDM BBPOM di Pekanbaru telah memiliki kualitas yang

memadai, namun dari sisi kuantitas SDM BPOM belum mencukupi kebutuhan

untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Sistem manajemen pemerintah

menuntut adanya ukuran keberhasilan, baik di tingkat organisasi sampai ke

level individu. Untuk saat ini, sistem manajemen kinerja belum optimal

diterapkan, sehingga perlu dilakukan penerapan sistem manajemen kinerja

yang lebih efektif dan efisien terutama dalam hal pelaksanaan evaluasi terhadap

peta dan kelas jabatan yang telah disusun. Pemanfaatan sistem informasi

kepegawaian yang telah dibangun juga perlu dioptimalisasi sebagai pendukung

pengambilan kebijakanmanajemen SDM BBPOM.

f. Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan

konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola pikir dan

budaya kerja individu atau unit kerja di dalamnya menjadi lebih baik sesuai

dengan tujuan dan sasaran RB. Untuk menggerakkan organisasi dalam

melakukan perubahan, BBPOM telah membentuk agent of change sebagai role

model serta forum bagi pembelajaran atau inovasi dalam proses perubahan

yang dilakukan. Komitmen dan keterlibatan pimpinan dan seluruh pegawai

BPOM secara aktif dan berkelanjutan merupakan unsur pendukung paling

utama dalam perubahan pola pikir dan budaya kerja dalam rangka pelaksanaan

RB.

Untuk mengurangi risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan

timbulnya resistensi terhadap perubahan dibutuhkan media komunikasi secara

reguler untuk mensosialisasikan RB atau perubahan yang sedang dan akan

dilakukan, termasuk pentingnya peran agent of change dan manfaat dari forum

pembelajaran atau inovasi.

Page 42: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Sebagaimana dinamika perubahan lingkungan strategis yang telah

dijelaskan di atas baik secara internal maupun eksternal, maka BBPOM di

Pekanbaruharus melakukan upaya-upaya agar pengaruh lingkungan khususnya

eskternal dapat menjadi suatu peluang dan meminimalkan ancaman yang dapat

mempengaruhi peran BBPOM di Pekanbaru sebagai lembaga yang

bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap Obat dan Makanan.

Atas dasar pengaruh lingkungan strategis tersebut, dilakukan identifikasi

kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan melalui analisa SWOT, sehingga

dari analisa tersebut dapat ditetapkan arah strategis dan kebijakan BBPOM di

Pekanbaru kedepan, agar dapat terwujud sesuai tujuan dan sasaran organisasi

BBPOM di Pekanbaru dalam Renstra Periode 2015-2019. Adapun hasil analisa

SWOT tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. KEKUATAN (STRENGTHS)

BBPOM di Pekanbaru saat ini memiliki kualitas SDM yang sangat

memadai, khususnya tenaga-tenaga yang terampil dalam melakukan

pengujian dan pengawasan produk Obat dan Makanan yang ada.

Pelayanan ini sangat mutlak harus memiliki integritas karena dampak

pelayanan yang diberikan oleh BBPOM di Pekanbaru terhadap

penilaian/pengujian Obat dan Makanan akan langsung dirasakan oleh

masyarakat.

Sebagai unit teknis Badan POM, BBPOM di Pekanbaru sendiri juga

memiliki jaringan (networking) yang kuat dengan lembaga-

lembagadaerah.Jaringan yang kuat dan luas ini sangat strategis posisinya

dalam mendukungtugas-tugas pokok BBPOM di Pekanbaru.Di sisi lain,

BBPOM di Pekanbaru telah memiliki Pedoman Pengawasan yang jelas

untuk acuan dalam pengawasan atas Obat dan Makanan, sehingga seluruh

kegiatan pengawasan tersebut telah memiliki standar baku, baik untuk

Obat dan Makanan, juga faktor-faktor mutu lainnya, seperti standar

produksi dari industri farmasi, standar distribusi dan standar produk

pangan lainnya.

Page 43: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Dalam mendorong pencapaian tujuan organisasi BBPOM di

Pekanbaru, komitmen pimpinan menjadi mutlak sebagai landasan untuk

mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari peran BBPOM di Pekanbaru

dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan kesehatan masyarakat.

2. KELEMAHAN (WEAKNESSES)

Saat ini SDM BBPOM di Pekanbaru belum memiliki kualitas yang

memadai begitu pula dari sisi kuantitas SDM BBPOM di Pekanbaru belum

mencukupi kebutuhan untuk menjalankan tugas dan fungsi sebagai

Pengawas Obat dan Makanan di seluruh Propinsi Riau.Sistem manajemen

pemerintah menuntut adanya ukuran keberhasilan, baik ditingkat

organisasi sampai ke level individu. Untuk saat ini, sistem manajemen

kinerja belum optimal diterapkan, sehingga perlu dilakukan penerapan

sistem manajemen kinerja yang lebih efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaan tugas pengawasan Obat dan Makanan, diperlukan

sarana dan prasarana yang sangat memadai. Hal ini juga untuk

mengimbangi peredaran Obat dan Makanan yang semakin canggih. Untuk

itu, penyiapan sarana dan prasarana yang memadai tersebut menjadi

mutlak dilakukan dalam mendukung tugas pokok dan fungsiBBPOM di

Pekanbaru. Di samping itu, untuk mendukung pelaku usaha dalam

melakukan pendaftaran (registrasi) dan penyebarluasan informasi

mengenai Obat dan Makanan perlu didukung dengan teknologi informasi

yang memadai.Peran dan kewenangan BBPOM di Pekanbaru juga harus

didukung oleh struktur organisasi dan tata kerja yang tepat. Saat ini

pembagian kewenangan atau beban kerja masih belum menunjukkan

ukuran yang sesuai. Diharapkan penataan kelembagaan ke depannya bisa

sesuai dan mengikuti prinsip structur follow function follow strategy,

sehingga struktur organisasi dan tata kerja (fungsi) dapat mewujudkan

tujuan organisasi.

3. PELUANG (OPPORTUNITIES)

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh

dukungan sistem nilai dan budaya masyarakat yang secara bersama

Page 44: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. SKN dan JKN

merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang dipergunakan

sebagai acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan

sehat serta berperan aktif masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.

Untuk itu, SKN dan JKN merupakan tantangan atau peluang bagi BBPOM di

Pekanbaru dalam mendorong upaya kesehatan masyarakat yang lebih

baik lagi dalam menghadapi pola prilaku dan lingkungan sehat khususnya

obat dan makanan.

Semakin bertambahnya penduduk dan berkembangnya varian

penyakit maka kebutuhan Obat dan Makanan akan semakin meningkat.

Hal ini mendorong pertambahan dan pertumbuhan industri Obat dan

Makanan secara pesat. Hal ini menjadi peluang dan tantangan BBPOM di

Pekanbaru dalam mengawasi Obat dan Makanan yang semakin banyak

variannya.

Kerjasama dengan Instansi terkait merupakan hal yang sangat mutlak

agar upaya pembangunan kesehatan dapat tercapai. Peluang kerjasama

dengan instansi terkait dapat mendorong efektivitas dan efesiensi

pengawasan Obat dan makanan khususnya dengan instansi aparatur

penegak hukum maupun instansi terkait lainnya.

Otonomi dan Desentralisasi bidang kesehatan dan komitmen

pemerintah belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Kerjasama

lintas sektor dan dukungan peraturan perundangan merupakan tantangan

yang sangat penting.

4. TANTANGAN (THREATS)

Pengaruh perubahan iklim dunia, khususnya untuk produk bahan

pangan di Indonesia semakin dirasakan ancamannya. Adanya gagal panen

di sejumlah daerah di Indonesia dapat mengancam ketersediaan pangan.

Dengan demikian, perubahan iklim dapat mengakibatkan berkurangnya

ketersediaan pangan yang berkualitas, sehat, bermanfaat, dengan harga

yang kompetitif sehingga permintaan akan produk pangan semakin

Page 45: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

meningkat. Hal ini akan sulit mengimbangi dan mengawasi distribusi

barang yang masuk yang sesuai dengan standardisasi kesehatan.

Tingginya arus produk Obat dan Makanan yang beredar,

mengakibatkan adanya produk-produk yang tersedia dipasar tidak

memenuhi kualifikasi standar yang dipersyaratkan. Hal ini menjadi

masalah dalam peredaran Obat dan Makanan. Di sisi lain, lemahnya

penegakan hukum terhadap pelanggaran seperti ini mengakibatkan

ancaman bagi masyarakat. Untuk itu, diharapkan penegakan hukum harus

lebih aktif lagi agar dapat meminimalkan permasalahan tersebut.Dengan

semakin tumbuhnya perekonomian Indonesia akan mempengaruhi

perubahan pola perilaku hidup sosialnya, salah satunyadalam

mengkonsumsi Obat dan Makanan. Hal ini menjadi ancaman bagi

masyarakat apabila pengunaan Obat dan Makanan tidak diantisipasi

dengan pemberian informasi, komunikasi dan edukasi atas penggunaan

Obat dan Makanan tersebut. Sisi lain, globalisasi yang mendorong lahirnya

area perdagangan bebas (free trade area) menjadikan peredaran Obat dan

Makanan juga semakin sulit untuk dikontrol. Dengan masuknya berbagai

produk Obat dan Makanan dari negara lain merupakan persoalan krusial

yang perlu diantisipasi segera. Realitas menunjukan bahwa saat ini

Indonesia telah menjadi pasar bagi produk Obat dan Makanan dari luar

negeri yang belum tentu terjamin keamanan dan kualitasnya untuk

dikonsumsi. Untukitu, masyarakat membutuhkan proteksi yang kuat dan

rasa aman dalam mengkonsumsi produk Obat dan Makanan tersebut.

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut sensus

penduduk tahun 2010, dalam sepuluh tahun terakhir sebesar 32,5 juta

jiwa (sebesar 1,49% pertahun). Sementara usia produktif antara 30-54

tahun justru menunjukkan tren meningkat dari waktu ke waktu.

Sedangkan usia 55-64 tahun dan usia di atas 65 tahun menunjukan tren

yang meningkat tetapi dengan jumlah yang berbeda. Semakin meningkat

usia harapan hidup, artinya tingkat kesehatan masyarakat juga semakin

meningkat.Perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat, jika tidak

ditata dengan baik akan menjadi potensi ancaman bagi kesehatan

Page 46: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

masyarakat. Di bawah ini, Tabel 3.1 Rangkuman Analisis SWOT sesuai

dengan pengaruh lingkungan strategis dari internal dan eskternal.

Tabel 1.3: Rangkuman Analisis SWOT

HASIL PEMBAHASAN (SWOT)

Kekuatan

(Strengths)

1. Kualitas SDM

2. Integritas Pelayanan Publik diakui secara Nasional

3. Networking yang kuat dengan lembaga-lembaga pusat/daerah/internasional

4. Pedoman Pengawasan yang jelas

5. Komitmen Pimpinan

Kelemahan

(Weaknesses)

1. Masih terbatasnya kualitas dan jumlah SDM

2. Masih belum optimalnya sistem manajemen kinerja

3. Terbatasnya sarana dan prasarana baik pendukung maupun utama

4. Masih kurangnya dukungan IT

5. Belum optimalnya struktur organisasi dan tata kerja

Tantangan

(Opportunities)

1. Adanya Program Nasional (JKN dan SKN)

2. Perkembangan Teknologi yang sangat cepat

3. Jumlah industri Obat dan Makanan yang berkembang pesat

4. Terjalinnya kerjasama dengan instansi terkait

5. Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Tantangan

(Threats)

1. Perubahan iklim dunia

2. Lemahnya penegakan hukum

3. Perubahan pola hidup masyarakat

4. Adanya Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Area)

5 Perkembangan jumlah penduduk yang sangat cepat

Page 47: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka BBPOM di

Pekanbaru perlu melakukanpenguatan organisasi dan kelembagaan, agar

faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi baik dari internal

maupun eskternal tidak akan menghambat pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi BBPOM di Pekanbaru periode 2015-2019. Dilihat dari keseimbangan

pengaruh lingkungan internal antara kekuatan dan kelemahan serta pengaruh

lingkungan eskternal antara peluang dan ancaman, posisi organisasi BBPOM di

Pekanbaru harusnya melakukan pengembangan dan perluasan organisasi agar

dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi BBPOM di Pekanbaru

periode 2015-2019.

Untuk itu, dalam melaksanakan peran dan kewenangan yang optimal

sesuai dengan peran dan kewenangan BBPOM di Pekanbaru sebagai lembaga

yang mengawasi Obat dan Makanan, maka diusulkan penguatan peran dan

kewenangan BBPOM di Pekanbaru sesuai dengan bisnis proses BBPOMuntuk

periode 2015-2019 sebagaimana pada Tabel 7.1 di bawah ini:

Gambar 1.6 : Peran dan Kewenangan BBPOMsesuai dengan Bisnis Proses Utama

Page 48: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1.7 Penjabaran Bisnis Proses Utama kepada Kegiatan Utama

BBPOM di Pekanbaru

Post Market

Pengawasan Sarana Produksi Sesuai Standar

Penyidikan dan Penegakan

Hukum

Pengawasan Sarana Distribusi

Sesuai Standar

Sampling dan Pengujian

Laboratorium

Pembinaan dan Bimbingan Kepada

Stakeholders

Komunikasi Informasi dan Edukasi Publik

termasuk Peringatan Publik

SISTEM PENGAWASAN (REGULATOR) KEMANDIRIAN STAKE

HOLDER (REGULATOR)

Kegiatan Utama Berdasarkan Bisnis Proses BBPOM di Pekanbaru

1

2

3

4

5

Page 49: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 2

BAB I PENDAHULUAN

Tabel 1.5 Penguatan Peran BBPOM DI PEKANBARUTahun 2015-2019

• Pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan sesuai standar

• Pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan sesuai standar

• Sampling dan pengujian laboratorium Obat dan Makanan

• Penyidikan dan penegakan hukum

Penguatan Sistem

Pengawasan Obat dan Makanan

• Mendorong kemitraan dan kemandirian pelaku usaha melaluiKomunikasi, Informasi dan Edukasi publik termasuk peringatan publik

• Pengelolaan data dan informasi Obat dan Makanan • Menentukan peta zona rawan peredaran Obat dan

Makanan yang tidak sesuai dengan standar • Penyebaran informasi bahaya obat dan makanan

yang tidak memenuhi standar

Kerjasama, Komunikasi,

Informasi dan Edukasi Publik

Page 50: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

45

BBBAAABBB IIIIII

VVVIIISSSIII...,,, MMMIIISSSIII,,, DDDAAANNN TTTUUUJJJUUUAAANNN BBBAAALLLAAAIII BBBEEESSSAAARRR PPPOOOMMM DDDIII

PPPEEEKKKAAANNNBBBAAARRRUUU

Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang

dihadapi ke depan sebagaimana telah dijelaskan pada Bab I, maka BBPOM di

Pekanbarusesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga

Pengawasan Obat dan Makanan dituntut untukdapat menjamin keamanan,

mutu, manfaat/ khasiat sesuaistandar yang telah ditetapkan. Untuk itu, disusun

visi dan misi serta tujuan dan sasaran BBPOM di Pekanbaru.

Gambar 2.1 : Peta Strategis BBPOM di PekanbaruPeriode2015-2019

II.1 VISI

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, BBPOM di Pekanbaru harus

memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN

2015-2019 dan RKP Tahunan, melalui penyusunan rencana strategis dan

Page 51: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 46

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

tahunan (RPJMN, RKP) yang berkualitas serta optimalisasi pengendalian dan

monitoring evaluasi atas pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan secara

efektif dan efisien serta pelaksanaan tugas-tugas lainnya dari pemerintah.

Kualitas pengawasan Obat dan Makanan dilihat dari: 1) Kualitas

kebijakan dalam penetapan Norma, Standar, Prosedurdan Kriteria terhadap

Obat dan Makanan; 2) Kualitas pengawasan Obat dan Makanan, serta 3)

Kerjasama dan Komunikasi Publik dalam mendorong peran serta masyarakat

dalam memanfaatkan produk-produk Obat dan Makanan sesuai standar.

Apabila keseluruhan hal tersebut dapat terpenuhi, maka berarti BBPOM di

Pekanbarutelah mampu berperan dalam mendukung pencapaian, target,

sasaran, misi dan visi RPJMN 2015-2019 sesuai visi, misi Presiden dan Wakil

Presiden terpilih periode 2014-2019, dan selanjutnya mendukung pencapaian

tujuan berbangsa dan bernegara sesuai amanat UUD 1945, yaitu mewujudkan

masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Adapun visi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam RPJMN 2015-

2019 adalah sebagai berikut :

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”

Misi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam RPJMN 2015-2019

adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya

maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan,

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum,

3. Mewujudkan politik luar negeri yang bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim,

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera,

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing,

Page 52: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 47

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju dan

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional, dan

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden

terpilih dalam RPJMN 2015-2019 tersebut, maka BBPOM di Pekanbaru sesuai

dengan tugas dan kewenangannya sebagai lembaga yang bertanggungjawab

dalam pengawasan Obat dan Makanan menetapkan Visi BBPOM di Pekanbaru

2015-2019 yang diambil dari visi Badan POM RI adalah sebagai berikut :

”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

dan Daya Saing Bangsa”

Penjelasan Visi :

Proses penjaminan pengawasan Obat dan Makanan harus melibatkan

masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan secara akuntabel

serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lebih baik.

Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman dan Daya Saing adalah sebagai

berikut :

Aman : Keadaan bebas dari bahaya. Semua Obat dan Makanan harus

dijamin keamanannya, agar tidak membahayakan bagi

masyarakat pengunaannya.

Daya Saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang

telah memenuhi standar, baik standar nasional maupun

internasional, sehingga adanya kesiapan suatu produk

bangsa untuk interaksi daya saing di masa depan. Agar

menjadi kompetitif, dalam arti ini adalah memiliki peluang

untuk menang bagi sejumlah pemain industri yang

menghadapi biaya tinggi.

II.2 MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata

sesuai dengan penguatan peran BBPOM di Pekanbarusebagaimana yang telah

ditetapkan dalam Bab I terhadap peran BBPOM di Pekanbaru. Adapun Misi

Page 53: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 48

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

yang akan dilaksanakan sesuai dengan peran-peran BBPOM di Pekanbaru yang

diambil dari Misi Badan POM RI untuk periode 2015-2019, adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko

untuk melindungi masyarakat

Pengawasan Obat dan Makanan merupakan satu-kesatuan fungsi

(full spectrum) standardisasi, penilaian produk sebelum beredar,

pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, sampling dan pengujian

produk serta penegakan hukum.Menyadari kompleksnya tugas yang

diemban BBPOM di Pekanbarudalam melindungi masyarakat dari produk

yang tidak aman dengan tujuan akhir adalah masyarakat sehat, serta

berdaya saing, maka perlu disusun suatu sasaran strategis khusus yang

mampu mengawalnya. Di satu sisi tantangan dalam pengawasan Obat dan

Makanan semakin tinggi, sementara sumber daya yang dimiliki terbatas,

maka perlu adanya prioritas dalam penyelenggaraan tugas. Untuk itu

pengawasan Obat dan Makanan seharusnya didesain berdasarkan analisis

risiko, hal ini untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki

secara proporsional untuk mencapai tujuan sasaran strategis ini.

2. Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan

keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan.

Masyarakat dalam hal ini sebagai konsumen mempunyai peran yang

sangat strategis untuk dilibatkan dalam pengawasan Obat dan Makanan,

utamanya pada sisi demand. Sebagai salah satu pilar pengawasan Obat dan

Makanan, masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi objek upaya

peningkatan kesadaran (awareness) untuk memilih Obat dan Makanan yang

memenuhi standar, tetapi juga diberi kemudahan akses informasi dan

komunikasi terkait Obat dan Makanan sehingga dapat berperan aktif dalam

meningkatkan pengawasan Obat dan Makanan.

Sadar dengan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, BBPOM di

Pekanbarumelakukan upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan

Page 54: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 49

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

kesadarannya dalam mendukung pengawasan. Upaya-upaya tersebut salah

satunya dilakukan melalui kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

kepada masyarakat.

Di sisi lain, arus globalisasi memberi kesempatan masuknya produk

yang tidak memenuhi standar dengan harga murah ke wilayah Indonesia.

Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai syarat keamanan produk

Obat dan Makanan menimbulkan asymmetric information yang dapat

dimanfaatkan oleh produsen nakal untuk menjual produk yang murah

namun substandar.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BBPOM di Pekanbaru tidak

dapat berjalan sendiri, sehingga diperlukan kerjasama atau kemitraan

dengan pihak lainnya. Dalam era otonomi daerah, khususnya terkait dengan

bidang kesehatan, peran daerah dalam menyusun perencanaan

pembangunan serta kebijakan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap pencapaian tujuan nasional di bidang kesehatan. Pengawasan

Obat dan Makanan bersifat unik karena tersentralisasi, yaitu dengan

kebijakan yang ditetapkan oleh Pusat dan diselenggarakan oleh Balai di

seluruh Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam

pelaksanaan tugas pengawasan, karena kebijakan yang diambil harus

disinkronkan dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah. Untuk itu, dalam

melaksanakan tugas pengawasan di daerah, BBPOM di Pekanbaruharus

bersinergi dengan lintas sektor terkait, sehingga pengawasan dapat

berjalan dengan efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan.

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM di Pekanbaru

Untuk mendorong misi pertama dan kedua, diperlukan sumber daya

yang memadai dalam mencapai kapasitas kelembagaan yang kuat.Hal ini

membutuhkan sumber daya yang meliputi 5 M (man, material, money,

method, and machine), yang merupakan modal penggerak organisasi.

Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia

dan sarana-prasarana penunjang kinerja. Ketersediaan sumber daya yang

terbatas baik jumlah dan kualitasnya, maka BBPOM di Pekanbaruharus

Page 55: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 50

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

mampu mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat

mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah

ditetapkan. Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan

efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen

organisasi.

Di samping itu, BBPOM di Pekanbarusebagai suatu LPNK yang

dibentuk pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu tidak hanya

bersifat teknis semata (techno structure), namun juga melaksanakan fungsi

pengaturan (regulating), pelaksana (executing),dan pemberdayaan

(empowering).Untuk itu, diperlukan penguatan kelembagaan/organisasi.

Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses

bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai

organisasi.

Misi BBPOM di Pekanbaru merupakan langkah utama yang

disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi BBPOM di Pekanbaru.

Pengawasan post-marketyang berstandar internasional diterapkan dalam

rangka memperkuat BBPOM di Pekanbaru menghadapi tantangan

globalisasi. Dengan penjaminan mutu produk Obat dan Makanan yang

konsisten, yaitu memenuhi standar aman,berkhasiat/ bermanfaat dan

bermutu, diharapkan BBPOM di Pekanbaru mampu melindungi masyarakat

dengan optimal.

BBPOM di Pekanbarujuga melakukan kemitraan dengan pemangku

kepentingan terkait kerja sama lintas sektor, lintas wilayah, lintas institusi

dan sebagainya yang merupakan potensi yang perlu diperkuat. Semua itu

dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran dan

pengetahuan yang baik terhadap Obat dan Makanan yang beredar di

pasaran, sehingga mampu melindungi diri sendiri dan terhindar dari

produk Obat dan Makanan yang mengandung bahan baku berbahaya dan

ilegal.

Dari segi organisasi, perlu meningkatkan kualitas kinerja dengan

tetap mempertahankan sistem manajemen mutu dan prinsip organisasi

pembelajar (learning organization). Untuk mendukung itu, maka BBPOM di

Page 56: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 51

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

Pekanbaru perlu untuk memperkuat koordinasi internal dan meningkatkan

kapasitas sumber daya manusia serta saling bertukar informasi (knowledge

sharing).

II.3. BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus

dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan

tugasnya. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh-kembang dalam organisasi

menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan

berkarya.

1. Profesional

Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas,

ketekunan dan komitmen yang tinggi.

2. Integritas

konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung

tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan

3. Kredibilitas

Dapat dipercaya, dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan

internasional.

4. Kerjasama Tim

Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang

baik.

5. Inovatif

Mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.

6. Responsif/Cepat Tanggap

Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

Page 57: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 52

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

II.4. TUJUAN

Dalam rangka pencapaian visi dan misi pengawasan Obat dan Makanan,

maka tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman,

bermanfaat, dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan

masyarakat;

2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan

global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi, atau terciptanya

iklim inovasi yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing Obat

dan Makanan di pasar lokal dan global.

Ukuran keberhasilan atau indikator kinerja untuk tujuan tersebut di atas,

diusulkan sebagai berikut :

1. Meningkatnya jaminan Obat dan Makanan aman, bermanfaat, dan

bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan

indikator:

Tingkat kepuasan masyarakat atas jaminan pengawasan BBPOM di

Pekanbaru;

2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan

global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi atau terciptanya

iklim inovasi yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing Obat

dan Makanan di pasar lokal dan global.

a. Tingkat kepatuhan pelaku usaha Obat dan Makanan dalam

memenuhi ketentuan;

b. Tingkatkepuasan pelaku usaha terhadap pemberian

bimbingan dan pembinaan pengawasan Obat dan Makanan.

II.5. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin

dicapai BBPOM di Pekanbaru, dengan mempertimbangkan tantangan masa

Page 58: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 53

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

depan dan sumber daya sertainfrastruktur yang dimiliki BBPOM di Pekanbaru.

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-2019) kedepan diharapkan BBPOM di

Pekanbaru akan dapat mencapai sasaran strategis sebagai berikut :

1. Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh

BBPOM di Pekanbaru merupakan suatu proses yang komprehensif dan

bersifat full spectrum, mencakup pengawasan post-market. Sistem itu

terdiri dari: pertama,pengawasan setelah beredar (post-market control)

yang dilakukan dengan melakukan sampling produk Obat dan Makanan

yang beredar, serta pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan

Makanan. Kedua, pengujian laboratorium. Produk yang disampling

berdasarkan risiko kemudian diuji melalui laboratorium guna mengetahui

apakah Obat dan Makanan tersebut telah memenuhi syarat keamanan,

khasiat/ manfaat, dan mutu. Hasil uji laboratorium ini merupakan dasar

ilmiah yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan produk yang

tidak memenuhi syarat dan kemudian akan ditarik dari peredaran. Ketiga,

adalah penegakan hukum di bidang pengawasan Obat dan Makanan. Dalam

bisnis Obat dan Makanan yang relatif menjanjikan keuntungan yang besar,

rentan terhadap pelanggaran dari pelaku usaha. Untuk itu diperlukan

adanya suatu penegakan hukum apabila terjadi pelanggaran terkait Obat

dan Makanan.

Untuk mengukur capaian sasaran strategis ini, maka dibuat

indikator sebagai berikut :

1. Persentase obat yang memenuhi syarat, dengan target

98% pada akhir 2019.

2. Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat, dengan

target 84% pada akhir 2019.

3. Persentase kosmetik yang memenuhi syarat, dengan target

93% pada akhir 2019.

4. Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi syarat,

dengan target 98% pada akhir 2019.

Page 59: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 54

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

5. Persentase makanan yang memenuhi syarat, dengan target

90,10% pada akhir 2019.

2. Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan

pemangku kepentingan serta partisipasi masyarakat.

Pengawasan Obat dan Makanan merupakan suatu program yang

terkait dengan banyak sektor, baik pemerintah maupun non pemerintah.

Untuk itu perlu dijalin suatu kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi

yang baik. Salah satu pilar pengawasan Obat dan Makanan adalah

masyarakat sebagai konsumen. Obat dan Makanan yang diproduksi dan

diedarkan di pasaran (masyarakat) masih berpotensi untuk tidak

memenuhi syarat, sehingga masyarakat harus lebih cerdas dalam memilih

dan menggunakan produk Obat dan Makanan yang aman, bermanfaat, dan

bermutu. Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait Obat

dan Makanan yang memenuhi syarat, BBPOM di Pekanbaruharus

memberikan kegiatan pembinaan dan bimbingan melalui Komunikasi,

layanan Informasi, dan Edukasi (KIE).

Di samping itu, pengawasan Obat dan Makanan perlu dilakukan

oleh pelaku usaha baik produsen, distributor, dan pelaku usaha lain.

Pengawasan oleh pelaku usaha sebaiknya dilakukan dari hulu ke hilir, dari

sebelum sampai sesudah produk beredar, salah satunya adalah meliputi

pengawasan Obat dan Makanan di sarana produksi dan sarana distribusi.

Produsen mempunyai peran dalam memberikan jaminan produk Obat dan

Makanan yang memenuhi syarat (aman, khasiat/bermanfaat, dan

bermutu) melalui proses produksi yang sesuai dengan ketentuan. Dari sisi

pemerintah, BBPOM di Pekanbaru bertugas dalam menyusun kebijakan

dan regulasi terkait Obat dan Makanan yang harus dipenuhi oleh pelaku

usaha.

Paradigma BBPOM di Pekanbaru sebagai lembaga pengawas dan

ditakuti oleh pelaku usaha selama ini mulai berubah, dengan adanya upaya

yang dilakukan BBPOM di Pekanbaru dalam menjalin hubungan yang lebih

harmonis dengan para pelaku usaha. Tanpa meninggalkan tugas utama

Page 60: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 55

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

pengawasan, BBPOM di Pekanbaru berupaya memberikan dukungan

kepada pelaku usaha untuk memperoleh kemudahan dalam

usahanya.Salah satunya melalui jaminan kualitas (quality assurance)

pengawasan, melalui pendampingan regulatory (regulatory assistance).

Masing-masing kedeputian di BBPOM di Pekanbaru mempunyai upaya

yang berbeda dalam memberikan dukungan regulatory, sesuai dengan

bidang lingkupnya.

Sasaran strategis ini berupaya untuk mengakomodasi kegiatan yang

mendukung pada peningkatan daya saing, yaitu melalui jaminan mutu

Obat dan Makanan.Pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan harus

didukung dalam menghadapi tantangan perdagangan bebas. Salah satunya

adalah dengan memberikan dukungan regulatory (sistem pengawasan)

kepada pelaku usaha dengan insentif. Sementara terkait dengan faktor lain

yang menjadi variabel penentu dalam meningkatkan kemudahan usaha,

adalah daya saing.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini,

maka dibuat indikatornya sebagai berikut :

1. Jumlah industri farmasi yang meningkat kemandiriannya,

2. Jumlah Industri Obat Tradisional (IOT) yang memiliki sertifikat CPOTB,

3. Jumlah industri kosmetika yang mandiri dalam pemenuhan ketentuan,

4. Persentase industri pangan olahan yang mandiri dalam rangka menjamin

keamanan pangan,

5. Peningkatan indeks kesadaran masyarakat, dan

6. Persentase pencapaian kerja sama terhadap target kerja sama yang

ditetapkan.

3. Meningkatnya Kualitas Kapasitas Kelembagaan BBPOM di

Pekanbaru

Sumber daya meliputi 5 M (man, material, money, method, and

machine) merupakan modal penggerak organisasi. Sumber daya dalam hal

ini terutama terkait dengan sumber daya manusia dan sarana-prasarana

Page 61: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 56

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

penunjang kinerja. Ketersediaan sumber daya yang terbatas baik jumlah

dan kualitasnya, maka BBPOM di Pekanbaruharus mampu mengelola

sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung

terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada

akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat

penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi.

BBPOM di Pekanbaru untuk melaksanakan tugas masih

memerlukan penguatan kelembagaan/ organisasi. Kelembagaan tersebut

meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan

efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini,

maka dibuat indikatornya adalah :

1. Capaian pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BBPOM di

Pekanbaru,

2. Opini Laporan Keuangan BBPOM di Pekanbarudari BPK,

3. Nilai SAKIP BBPOM di Pekanbarudari MenPAN dan RB,

Adapun Tabel 2.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator

Kinerja BBPOM di Pekanbaru periode 2015-2019 sesuai dengan penjelasan di

atas, adalah sebagai berikut :

Page 62: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 57

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN BBPOM DI PEKANBARU

Tabel 2.1 :

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BBPOM di Pekanbaru

Periode 2015-2019

VISI MISI TUJUAN SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa

Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat

Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman

Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan

1. Persentase obat yang memenuhi syarat;

2. Persentase obat Tradisional yang memenuhi syarat;

3. Persentase Kosmetik yang memenuhi syarat;

4. Persentase Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat;

5. Persentase makanan yang memenuhi syarat.

Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan.

Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi

Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan serta partisipasi masyarakat melaluikerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi

1. Tingkat Kepuasan Masyarakat

2. Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan memberikan alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat dan Makanan.

Meningkatkan kapasitas kelembagaan BBPOM DI PEKANBARU

Meningkatnya Kualitas Kapasitas Kelembagaan BBPOM DI PEKANBARU

1. Nilai SAKIP BBPOM/BPOM dari Badan POM

2. Opini laporan keuangan BBPOM di Pekanbaru dari BPK.

Page 63: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

58

BBBAAABBB IIIIIIIII

AAARRRAAAHHH KKKEEEBBBIIIJJJAAAKKKAAANNN,,, SSSTTTRRRAAATTTEEEGGGIII,,, KKKEEERRRAAANNNGGGKKKAAA RRREEEGGGUUULLLAAASSSIII

DDDAAANNN KKKEEERRRAAANNNGGGKKKAAA KKKEEELLLEEEMMMBBBAAAGGGAAAAAANNN

III.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Sebagaimana visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden periode 2015-

2019 pada Bab II di atas, untuk mewujudkan visi dilaksanakan 7 (tujuh) misi

pembangunan yang salah satunya adalah mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. Visi-misi ini selanjutnya dijabarkan

dalam 9 (sembilan) agenda prioritas pembangunan yang disebut NAWA CITA,

sebagaiberikut :

1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi egenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara (Perkuat peran dalam

kerjasama global dan regional),

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif demokratis dan

terpercaya (membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja

pemerintah),

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka Negara kesatuan (pengurangan ketimpangan

antar kelompok ekonomi masyarakat),

4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi system dan

penegakan hukum yang bebaskorupsi, bermartabat dan terpercaya

(pemberantasan narkotika dan psikotropika),

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (pembangunan kesehatan

khususnya pelaksanaan program Indonesia sehat),

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

(peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi),

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik (peningkatan kedaulatan pangan),

Page 64: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 59

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

8. Melakukan revolusi karakter bangsa, dan

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasisosial Indonesia

Adapun 5 (lima) prioritas pembangunan dalam Nawacita dari 9

(Sembilan) yang akan menjadi tugas dan tanggung jawab BBPOM DI

PEKANBARU pada periode 2015-2019 adalah sebagaimana Tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (NAWACITA)

Peningkatan kualitas hidup manusia tidak hanya tercermin pada

penyediaan lapangan pekerjaan dan jaminan pendapatan semata, melainkan

juga pemenuhan hak-hak dasar warga negara untuk memperoleh layanan

publik. Dalam perspektif tersebut, pembangunan manusia dimaksudkan untuk

mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, berpendidikan, berakhlak

mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab, serta berdaya saing untuk

menciptakan kemakmuran dan kesejahteran bagi seluruh bangsa Indonesia.

Kualitas SDM tercermin dari tingkat pendidikan, kesehatan, dan pendapatan

penduduk, yang menjadi komponen inti Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Page 65: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 60

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

IPM Indonesia terus mengalami peningkatan dari 71,8 pada tahun 2009

menjadi 73,8 pada tahun 2013.

Untuk mewujudkan cita-cita pembangunan di atas, perlu disertai

gerakan Revolusi Mental, dengan mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan

perilaku setiap orang, yang berorientasi pada kemajuan dan kemoderenan,

sehinga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan

bangsa-bangsa lain di dunia. Revolusi Mental mengandung nilai-nilai esensial

yang harus dinternalisasi baik pada setiap individu maupun bangsa, yaitu: etos

kemajuan, etika kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan,

berpandangan optimistis, produktif-inovatif-adaptif, kerja sama dan gotong

royong, dan berorientasi pada kebajikan publik dan kemaslahatan umum.

Berbagai indikator kefarmasian dan ketersediaan obat tingkat nasional

menunjukan permasalahan dihadapi dari sisi ketersediaan obat dan alat

kesehatan, mutu pelayanan, dan pengunaan obat di tingkat masyarakat.

Manajemen supply chain menghadapi kendala dalam kualitas fasilitas dan

sarana, serta kemampuan dan keterampilan dalam perencanaan, distribusi,

manajemen stok dan mutu serta pengelolaan persediaan di tingkat propinsi dan

kabupaten/ kota, serta sistem data dan informasi persediaan dan pengunaan

obat di gudang obat yang lemah.

Berdasarkan berbagai permasalahan, tantangan, hambatan, maupun

peluang yang dihadapi pembangunan bidang kesehatan dan gizi masyarakat

tahun 2015-2019, maka sasaran bidang yang akan dicapai diarahkan untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, antara lain

tercermin dari indikator yang juga menjadi tanggungjawab BBPOM di

Pekanbaru, sebagai berikut :

“ Meningkatnya Perlindungan Finansial, Pemerataan dan Mutu Pelayanan, serta

Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat dan Sumber Daya Kesehatan,” yang

terkait kewenangan BBPOM di Pekanbaru, indikator yang ditetapkan, yaitu :

Page 66: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 61

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

Tabel 3.2

Target Indikator Utama

No Indikator Status

Awal

Target

2019

1 Persentase obat yang memenuhi syarat 94,00 98,00

2 Persentase makanan yang memenuhi syarat 88,10 90,10

3 Persentase obat tradisional yang memenuhi syarat 80,00 84,00

4 Persentase suplemen kesehatan yang memenuhi

syarat 90,00 98,00

5 Persentase kosmetik yang memenuhi syarat 89,00 93,00

(Sumber: RPJMN 2015-2019)

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan bidang Kesehatan

dan Gizi Masyarakat tahun 2015-2019, maka salah satu arah kebijakan dan

strategi pembangunan dibidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat yang terkait

dengan BBPOM di Pekanbaru adalah “Penguatan Sistem Pengawasan Obat

dan Makanan”, melalui strategi sebagai berikut :

1. Penguatan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko;

2. Peningkatan sumber daya manusia pengawas Obat dan Makanan;

3. Penguatan kemitraan pengawasan Obat dan Makanan dengan

pemangku kepentingan;

4. Peningkatan kemandirian pengawasan Obat dan Makanan berbasis

risiko oleh masyarakat dan pelaku usaha;

5. Peningkatan kapasitas dan inovasi pelaku usaha dalam rangka

mendorong peningkatan daya saing produk Obat dan Makanan; dan

6. Penguatan kapasitas dan kapabilitas pengujian Obat dan Makanan.

III.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BBPOM di Pekanbaru

Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, arah kebijakan dan

strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis BBPOM di Pekanbaru

periode 2015-2019, adalah :

Page 67: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 62

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

Arah Kebijakan yang akan dilaksanakan :

1) Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk

melindungi masyarakat

2) Peningkatan kemitraan dengan pemangku kepentingan dalam rangka

mendorong peningkatan daya saing produk obat dan makanan.

3) Peningkatan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik dalam

rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan

keamanan obat dan makanan.

4) Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan OM melalui penataan

struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif,

budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi serta pengelolaan sumber

daya yang efektif dan efisien.

Adapun strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal :

Eksternal :

1) Penguatan kemitraan dengan lintas sector terkait pengawasan Obat dan

Makanan;

2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi

dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan

Makanan;

Internal :

3) Penguatan Regulatory System pengawasan Obat dan Makanan berbasis

risiko;

4) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja

individu/pegawai;

5) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta

diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai;

6) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di BBPOM di Pekanbaru di

tingkat pusat dan daerah secara lebih proporsional dan akuntabel;

7) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun

utama dalam mendukung tugas Pengawasan Obat dan Makanan.

Page 68: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 63

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

Strategi eksternal lebih ditekankan pada aspek kerja sama dan kemitraan

dengan lintas sektor dan lembaga (pemerintah, dunia usaha dan kelompok

masyarakat sipil). Mengingat begitu kompleksnya tantangan dari lingkungan

strategis baik internal maupun eskternal seperti yang diuraikan pada Bab I

tersebut di atas, maka dengan sendirinya menuntut penyesuaian-penyesuaian

dalam mekanisme internal organisasi dan kelembagaan BBPOM sendiri.

Sedangkan strategi internal lebih difokuskan pada pembenahan internal

organisasi dan kelembagaan serta sumber daya pegawai BPOM sendiri. Poin

penting yang harus diperhatikan di sini adalah soal SDM pegawai, karena kunci

keberhasilan sebuah lembaga sangat ditentukan dari kualitas SDM-nya.

Agar pembangunan pengawasan Obat dan Makanan menjadi tajam dan

terarah, arah kebijakan dan strategi tersebut harus dijabarkan pada

perencanaan tahunan dengan penekanan sesuai isu nasional terkini

(penjabaran tahunan Nawacita) dan atau mengacu alternatif penekanan sebagai

berikut :

– Tahun 2016 : Mendorong penguatan kelembagaan dan Pengembangan

program strategis dalam pengawasan Obat dan Makanan serta

memaksimalkan fungsi pelayanan publik. (Dalam hal ini Penguatan

Laboratorium, Sistem IT dan Dukungan Sarana Prasarana menjadi pra

syarat yang harus dipenuhi)

– Tahun 2017 : Penguatan Sistem Pemeriksaan/ Penyidikan dan penguatan

Kapasitas, Kapabilitas Laboratorium Pengawasan Obat dan Makanan untuk

memaksimalkan Fungsi Penegakan Hukum.

– Tahun 2018 : Penguatan dalam penegakan hukum di bidang pengawasan

Obat dan Makanan didukung dengan analisis dampak efektifitas

pengawasan secara ekonomi dan sosial untuk mendukung pencapaian

pembangunan nasional.

– Tahun 2019 : Percepatan pengawasan Obat dan Makanan serta evaluasi

program (Renstra 2015-2019) dalam rangka peningkatan kinerja

pengawasan Obat dan Makanan periode berikutnya.

Page 69: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 64

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga pengawas Obat

dan Makanan tersebut, BBPOM di Pekanbaru menetapkan program-programnya

sesuai RPJMN periode 2015-2019, yaitu program utama (teknis) dan program

pendukung (generik), sebagai berikut :

a. Program Teknis

Program Pengawasan Obat dan Makanan

Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama BBPOM

di Pekanbaru dalam melaksanakan pengawasan, terhadap sarana

produksi, pengawasan terhadap sarana distribusi, sampling dan pengujian

Obat dan Makanan beredar, penegakan hukum, serta pembinaan dan

bimbingan kepada pemangku kepentingan.

b. Program Generik

1) Program generik 1.

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

lainnya.

2) Program generik 2.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana BBPOM di Pekanbaru.

Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam sasaran

program BBPOM di Pekanbaru, sebagai berikut :

1) Menguatnya system pengawasan obat dan makanan.

2) Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan BBPOM di Pekanbaru.

3) Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam

mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku

kepentingan.

Untuk mendukung sasaran program dibuat sasaran kegiatan strategis

yaitu :

1. Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat

dan makanan yang beredar.

2. Meningkatnya kualitas sarana produksi yang memenuhi standar.

3. Meningkatnya kualitas sarana distribusi yang memenuhi standar.

Page 70: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 65

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

4. Meningkatnya hasil tindak lanjut penyidikan terhadap pelanggaran obat

dan makanan.

5. Meningkatnya kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi.

6. Pengadaan sarana dan prasarana yang terkait pengawasan obat dan

makanan.

7. Penyusunan perencanaan, penganggaran, keuangan dan evaluasi yang

dilaporkan tepat waktu.

Adapun logic frame penjabaran terhadap sasaran program dan kegiatan

sesuai dengan unit organisasi di lingkungan BBPOM di Pekanbaru adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1 LOG FRAME BBPOM DI PEKANBARU

Page 71: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 66

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

Tabel 3.3 :

Program, Sasaran Program, Kegiatan Strategis, Sasaran Kegiatan, Indikator Balai

PROGRAM SASARAN

PROGRAM KEGIATAN STRATEGIS

SASARAN KEGIATAN

INDIKATOR PIC

PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN

Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan

Sampling dan pengujian

Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat dan makanan yang beredar

1. Jumlah sampel yang diuji

menggunakan parameter

kritis.

2. Pemenuhan target sampling

produk obat di sektor

publik (Instalasi Farmasi

Kabupaten)

Balai Besar POMdi Pekanbaru

Pengawasan sarana produksi obat

Meningkatnya kualitas sarana produksi yang memenuhi standard

Persentase cakupan

pengawasan sarana

produksi obat dan

makanan.

Pengawasan sarana distribusi obat

Meningkatnya kualitas sarana distribusi yang memenuhi standard

Persentase cakupan

pengawasan sarana

distribusi obat dan

makanan.

Penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan

Meningkatnya hasil tindak lanjut penyidikan terhadap pelanggaran obat dan makanan

Jumlah perkara di bidang

obat dan makanan

Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan

Kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi

Meningkatnya kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi

1. Jumlah layaman publik

BBPOM di Pekanbaru

2. Jumlah komunitas yang

diberdayakan.

Meningkatnyakualitaskapasitaskelembagaan BBPOM di Pekanbaru

Melakukan Pengadaan sarana dan prasarana yang terkait pengawasan obat dan makanan

Pengadaan sarana dan prasarana yang terkait pengawasan obat dan makanan

Persentase pemenuhan

sarana prasarana sesuai

standar.

Menyusun perencanaan, penganggaran, keuangan dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

Penyusunan perencanaan, penganggaran, keuangan dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

Jumlah dokumen

perencanaan,

penganggaran, dan evaluasi

yang dilaporkan tepat

waktu.

Page 72: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 67

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

III.3. KERANGKA KELEMBAGAAN

Untuk memperkuat peran dan fungsi Badan Pengawas Obat dan

Makanan dalam melaksanakan mandat Renstra 2015-2019, maka dilakukan

beberapa inisiatif penataan kelembagaan, baik penataan dalam lingkup

intraorganisasi Badan POM (organisasi induk) maupun penataan yang bersifat

interorganisasi dalam bentuk koordinasi lintas instansi/ lembaga maupun

hubungan relasional dengan para pemangku kepentingan utama.

Penataan kelembagaan bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) dilakukan

dengan berpegang pada Peraturan Menteri PAN No. PER/18/M.PAN/ll/2008,

Tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga

Pemerintah Non Kementerian, dengan langkah penataan sebagai berikut :

a. Penguatan UPT sebagai responsibility center dalam pelaksanaan fungsi

Badan POM di daerah untuk pelaksanaan mandat pada tingkat taktikal

dan operasional, sekaligus sebagai “ujung tombak” dalam

penyelenggaraan layanan teknis dan administratif yang telah di

delegasikan dari Badan POM;

b. Upaya peningkatan kinerja kelembagaan UPT melalui penataan ulang

kriteria dan klasifikasi UPT berdasarkan unsur pokok dan unsur

penunjang;

Secara garis besar kerangka kelembagaan Badan Pengawas Obat dan

Makanan dituangkan pada Gambar 3.2. Dalam kerangka kelembagaan

tersebut tampak bahwa dalam pelaksanaan mandatnya Badan POM

menyelenggarakan fungsi produce, provide, manage, dan apply.

Page 73: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 68

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

Gambar 3.2. Kerangka kelembagaan pelaksanaan mandat Badan POM

Fungsi produce, meliputi mandat untuk perumusan dan penetapan

kebijakan (regulating), penyelenggaraan layanan publik (executing, dan

pelenksanaan fasilitasi, pengembangan kapasitas, maupun kegiatan-

kegiatan penguatan bagi pihak lain (empowering). Fungsi provide,

merupakan menyediakan keluaran untuk dimanfaatkan langsung oleh

mitra atau pengguna akhir. Untuk fungsi manage, merupakan fungsi

pengelolaan sumberdaya organsiasi agar dapat dicapai hasil yang optimal

dalam mendukung kegiatan operasional Badan POM. Sedangkan apply

adalah bentuk outreach dalam penciptaan nilai tambah dan manfaat bagi

masyarakat.

1. Penguatan lembaga-lembaga pemerintah di daerah di bidang pengawasan

Obat dan Makanan;

REGULATING Perumusan

dan penetapan kebijakan

EMPOWERING

Fasilitasi, pengembanga

n

kapsasitas

EXECUTING

Penyediaan layanan publik

Penetapan standar dan persyaratan

Pegujian lab, pemeriksaan sarana, dan penyidikan

Pengawasan pembuatan, penandaan dan informasi

Pengawasan peredaran,

promosi dan iklan

Perijinan, pengawasan peredaran obat dan

pengawasan industri farmasi

Pengelolaan anggaran Pengelolaan SDM ASN Pengelolaan

data, informasi dan

pengetahuan Pengelolaan sarana dan prasarana kerja

Tatakelola dan tatalaksana

Ketersediaan anggaran Pengukuran Kinerja Perencanaan

P R O D U C E

P R O V I D E

A P P L Y

MANAGE

Keterpaduan sistem informasi obat dan makanan

nasional

Kebijakan nasional dan pedoman pengawasan

obat dan makanan

Keterlibatan pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha dan masyarakat

dalam pengawasan obat dan makanan

Perlindungan masyarakat dari risiko obat dan makanan

yang tidak memenuhi standar dan persyaratan

Page 74: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 69

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI

2. Diperlukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait yang memiliki

tugas sama dalam rangka mewujudkan pencapaian prioritas

pembangunan kesehatan;

3. Diperlukan koordinasi dengan lembaga-lembaga terkait yang memiliki

tugas sama dalam rangka penyidikan hukum yang tergabung dalam

aparat gabungan penegak hukum. Hal ini sangat diperlukan karena

peredaran Obat dan Makanan ilegal merupakan aspek pidana yang masuk

dalam sistem peradilan pidana.

Page 75: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru

70

BAB III TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

IV.1 Target Kinerja

Sebagaimana sasaran strategis BBPOM DI PEKANBARU sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka target sesuai dengan

indikator masing-masing sasaran strategis adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja

SasaranStrategis Indikator Target Kinerja

2015 2016 2017 2018 2019

Menguatnya

Sistem

Pengawasan Obat

dan Makanan

Persentase obat yang

memenuhi syarat

meningkat

94.00 95.00 96.00 97.00 98.00

Persentase Obat

Tradisional yang

memenuhi syarat

meningkat

80 81 82 83 84

Persentase Kosmetik yang

memenuhi syarat

meningkat

89 90 91 92 93

Persentase Suplemen

Makanan yang memenuhi

syarat meningkat

90 92 94 96 98

Persentase Makanan yang

memenuhi syarat

meningkat

88.10 88.60 89.10 89.60 90,10

Meningkatnya

jaminan kualitas

pembinaan dan

bimbingan dalam

mendorong

kemandirian

pelaku usaha dan

kemitraan dengan

pemangku

kepentingan

Tingkat Kepuasan

Masyarakat

70 80 85 85 90

Jumlah Kabupaten/Kota

yang memberikan

komitmen untuk

pelaksanaan pengawasan

Obat dan Makanan dengan

memberikan alokasi

anggaran pelaksanaan

regulasi Obat dan Makanan

0 1 2 3 1

Meningkatnya

kualitas kapasitas

kelembagaan

BBPOM di

Pekanbaru

Nilai SAKIP BBPOM

dariBadan POM

A A A A A

Page 76: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 71

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

IV.1.1 Kegiatan dalam Sasaran Strategis Menguatnya Sistem Pengawasan

Obat dan Makanan

Untuk mencapai Sasaran Strategis Menguatnya Sistem Pengawasan Obat

dan Makanan dilaksanakan Program Pengawasan Obat dan Makanan melalui

Kegiatan-Kegiatan:

1. Pengawasan Obat dan Makanan di Balai Besar POM di

Pekanbaru.

Pengawasan yang dilakukan oleh BB/Balai POM mencakup

pengawasan post market. Namun dalam hal ini pre-market control

dilakukan dalam lingkup kewenangan tertentu, tidak termasuk

penyusunan standar.

Kinerja kegiatan ini diukur dengan indikator :

a) Jumlah sample yang diuji menggunakan parameter kritis, dengan

target 3000 pada tahun 2019.

b) Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (IFK),

dengan target 100% pada tahun 2019.

c) Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan

Makanan, dengan target 45% pada tahun 2019.

d) Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan

Makanan, dengan target 25% pada tahun 2019.

e) Jumlah Perkara di bidang Obat dan Makanan, dengan target 20

sampai dengan tahun 2019.

2. Pemeriksaan secara Laboratorium, Pengujian dan Penilaian

Keamanan, Manfaat dan Mutu Obat dan Makanan, serta

Pembinaan Laboratorium POM

Sebagai tulang punggung pengawasan, laboratorium mempunyai

posisi sangat penting karena hasil pengujian yang menjadi penentu

produk Obat dan Makanan memenuhi syarat atau tidak. Penguatan

sistem laboratorium BPOM yang merupakan supply side pemerintah

dilakukan di seluruh laboratorium termasuk di balai dengan

mengembangkan sistem laboratorium unggulan dan rujukan.

Page 77: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 72

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

Labotorium BPOM menjadi salah satu referensi National Regulatory

Authority (NRA). Untuk itu perlu indikator yang digunakan untuk

mengukur kinerja PPOMN, yaitu :

a) Persentase pemenuhan Laboratorium Balai Besar/Balai POM yang

sesuai persyaratan Good Laboratorium Practices (GLP), dengan

target 95% pada tahun 2019.

b) Persentase sampel uji yang ditindak lanjuti tepat waktu, dengan

target 90% pada tahun 2019.

3. Investigasi Awal dan Penyidikan terhadap Pelanggaran Bidang

Obat dan Makanan

Penyidikan merupakan hilir pengawasan Obat dan Makanan

yang dapat memberikan dampak signifikan dalam penegakan hukum

terhadap pelanggaran. Untuk memperkuat kegiatan ini, dilakukan

beberapa upaya perkuatan antara lain perkuatan operasi terpadu

dalam kerangka CJS. Peningkatan profesionalisme PPNS ditingkatkan

guna mendukung penyidikan yang lebih baik. Keberhasilan kegiatan

ini diukur dengan indikator yaitu :

a) Jumlah perkara yang ditangani oleh Balai Besar POM di

Pekanbaru terhadap tindak pidana di bidang Obat dan Makanan,

dengan target 20 pada tahun 2019.

IV.I.2 Kegiatan dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kemandirian

Pelaku Usaha, Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan dan Partisipasi

Masyarakat.

Untuk mencapai Sasaran Strategis Meningkatnya kemandirian pelaku

usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat

dilaksanakan Program Pengawasan Obat dan Makanan melalui Kegiatan-

Kegiatan. Pengawasan yang dilakukan oleh BB/Balai POM mencakup pemberian

layanan informasi dan edukasi kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat,

advokasi dan kerjasama dengan lintas sektor. Kinerja kegiatan ini diukur

dengan indikator :

Page 78: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 73

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

a) Jumlah layanan publik BBPOM, dengan target 1.010 pada tahun

2019.

b) Jumlah Komunitas yang diberdayakan, dengan target 31 pada

tahun 2019.

Selain itu untuk mendukung meningkatnya kemitraan dengan pemangku

kepentingan dilaksanakan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya melalui Kegiatan :

a. Koordinasi Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan

Perundang-undangan, Bantuan Hukum, Layanan Pengaduan

Konsumen, dan Hubungan Masyarakat.

Kegiatan ini akan mencakup komunikasi, informasi, dan edukasi

masyarakat melalui berbagai media komunikasi termasuk media sosial,

penayangan Iklan Layanan Masyarakat, dan peningkatan akses masyarakat

secara lebih terbuka dan transparan. Untuk dapat mengukur keberhasilan

kegiatan tersebut, maka dirumuskan dengan indikator sebagai berikut :

b. Jumlah layanan pengaduan dan informasi konsumen yang

ditindaklanjuti, dengan target 350 pada tahun 2019.

IV.1.3 Kegiatan dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Kapasitas

Kelembagaan BPOM

Untuk mencapai Sasaran Strategis Meningkatnya kualitas kapasitas

kelembagaan BPOM dilaksanakan :

(i) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya BPOM serta melalui Kegiatan-Kegiatan :

1. Koordinasi Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan

Perundang-undangan, Bantuan Hukum, Layanan Pengaduan

Konsumen, dan Hubungan Masyarakat.

Kegiatan ini meliputi beberapa fungsi yaitu terkait dengan

peraturan perundang-undangan pengawasan Obat dan Makanan,

layanan informasi dan pengaduan konsumen, serta kehumasan.

Terkait perkuatan legal internal akan diprioritaskan In house legal

support. Untuk dapat mengukur keberhasilan kegiatan tersebut,

maka dirumuskan dengan indikator sebagai berikut :

Page 79: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 74

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

a) Jumlah layanan bantuan hukum yang diberikan, dengan target

165 pada tahun 2019.

2. Koordinasi Perumusan Renstra dan Pengembangan Organisasi,

Penyusunan Program dan Anggaran, Keuangan serta Evaluasi dan

Pelaporan

Perencanaan mempunyai peran sangat penting dalam

keberhasilan suatu program. Kegiatan ini merupakan koordinasi

perencanaan strategis (jangka pendek, menengah, dan jangka

panjang) termasuk perencanaan penganggarannya,

pengembangan organisasi dan tatalaksana, serta pelaksanaan

evaluasi dan pelaporan. Kegiatan ini sangat terkait dengan

peningkatan kualitas SAKIP di lingkungan BPOM yang ditentukan

oleh perencanaan kinerja, serta pengukuran kinerja. Dalam upaya

peningkatan kualitas reformasi birokrasi, beberapa area

perubahan yang terkait adalah organisasi, tatalaksana, serta

manajemen perubahan termasuk dalam kegiatan ini.

Terkait penguatan penataan tatalaksana, akan diprioritaskan

pada (i) pemantapan Integrated Bottom Up Planning (Money

Follows the Function) melalui e-planning dan e-performance (ii)

implementasi akrual basis, dan (iii) Peningkatan Mutu Monitoring

Evaluasi. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan ini dirumuskan

indikator yaitu :

a) Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, keuangan dan

monitoring evaluasi yang dihasilkan, dengan target 75

dokumen sampai dengan tahun 2019.

b) Jumlah kajian Organisasi, Tata Laksana dan Reformasi

Birokrasi, dengan target 5 kajian sampai dengan tahun 2019.

3. Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas SDM Aparatur Negara.

Dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan, salah satu faktor

yang penting adalah SDM/ASN. Sejalan dengan peraturan peundang-undangan

tentang ASN, salah satu hal yang penting adalah terkait pengelolaan ASN yang

Page 80: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 75

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

mencakup pengembangan pegawai serta manajemen kinerja ASN. Untuk itu

dalam kegiatan ini diperlukan indikator yaitu :

a) Persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditingkatkan

kualitasnya melalui pendidikan S1, S2, S3, dengan target 2%

pada tahun 2019

b) Jumlah dokumen Human Capital Management, dengan target

31 dokumen sampai dengan tahun 2019;

c) Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi,

dengan target 75% sampai dengan tahun 2019;

d) Persentase SDM Aparatur BPOM yang memiliki kinerja

berkriteria baik, dengan target 85% pada tahun 2019.

4. Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BPOM,

dengan indikator :

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang terkait dengan

sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP) dengan sasaran

terselenggaranya pengawasan internal yang efektif dan efisien.

Tercapainya sasaran kegiatan ini akan berkontribusi pada

pencapaian target dari indikator Capaian pelaksanaan Reformasi

Birokrasi di BPOM; Opini Laporan Keuangan BPOM dari BPK; dan

Nilai SAKIP BPOM dari MENPAN. Untuk mengukur kinerja

kegiatan ini digunakan indikator Jumlah laporan hasil

pengawasan yang disusun tepat waktu, dengan target 164 laporan

sampai dengan tahun 2019.

5. Pelayanan Informasi Obat dan Makanan, Informasi Keracunan dan

Teknologi Informasi.

Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam

pengawasan Obat dan Makanan sangat dibutuhkan dalam rangka

mempermudah dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas

pengawasan. dengan indikator :

Page 81: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 76

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

a) Persentase infrastruktur TIK yang dikembangkan untuk

optimalisasi e-gov bisnis proses BPOM, dengan target 100%

pada tahun 2019.

b) Jumlah informasi Obat dan Makanan yang up to date sesuai

lingkungan strategis pengawasan obat dan makanan, dengan

target 750 pada tahun 2019.

(ii) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana BPOM, melalui

Kegiatan-Kegiatan :

1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPOM, dengan

indikator :

Sarana dan prasarana sebagai salah satu faktor yang penting

(machine) dalam suatu pelaksanaan program, sehingga

keberadaan dan jumlahnya sangat dibutuhkan. Disisi lain,

sebagai instansi pemerintah yang mempunyai tanggung jawab

dalam pengelolaan keuangan, salah satunya adalah pengadaan

barang dan jasa harus dilaksanakan secara akuntabel sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Untuk itu perlu diukur

kegiatan yang memberikan dukungan tersebut melalui indikator

kinerja :

Jumlah dukungan teknis pengadaan barang dan jasa, dengan

target 25 sampai dengan tahun 2019;

2. Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan Sarana dan

Prasarana Penunjang Aparatur BPOM, dengan indikator:

Selain dukungan teknis pengadaan barang dan jasa yang terkait

dengan sarana dan prasarana adalah proses pengadaannya

sendiri. Untuk mengukur jumlah sarana prasarana yang telah

dimiliki dan kesesuaiannya dengan kebutuhan, maka digunakan

indikator sebagai berikut :

a) Persentase pemenuhan sarana dan prasarana penunjang

kinerja sesuai standar, dengan target 85% pada tahun 2019;

Page 82: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 77

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

b) Persentase satker yang mampu mengelola BMN dengan baik,

dengan target 100% pada tahun 2019.

(iii) Program Pengawasan Obat dan Makanan melalui

kegiatanPengawasan Obat dan Makanan di 33 BB/Balai POM.

Sebagai satuan kerja di daerah, balai tidak hanya berperan

melaksanakan tugas teknis, tugas terkait dengan manajemen perlu

dilaksanakan dalam upaya mendukung sasaran strategis BPOM

yang terkait dengan peningkatan kapasitas kualitas kelembagaan.

Balai mempunyai peran dalam mencapai indikator terkait dengan

kualitas RB, SAKIP, serta opini BPK terhadap laporan keuangan

dan BMN.

Kinerja kegiatan ini diukur dengan indicator :

a) Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi

yang dilaporkan tepat waktu, dengan target 248 pada tahun

2019;

b) Persentase pemenuhan sarana prasarana sesuai standar,

dengan target 96% pada tahun 2019.

IV.2 KERANGKA PENDANAAN

Sesuai target kinerja masing-masing indikator kinerja yang telah

ditetapkan maka kerangka pendanaan untuk mendukung pencapaian tujuan

dan sasaran strategis BBPOM DI PEKANBARU periode 2015-2019 adalah

sebagai berikut :

Page 83: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 78

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

Tabel 4.2 Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Pendanaan

Sasaran

Strategis Indikator

Alokasi (Rp Milyar)

PIC

2015 2016 2017 2018 2019

Menguatnya

Sistem

Pengawasan

Obat dan

Makanan

3,098 3,693 3,950 4,340 4,779

Persentase obat

yang memenuhi

syarat meningkat

BBPOM di

Pekanbaru

Persentase Obat

Tradisional yang

memenuhi syarat

meningkat

BBPOM di

Pekanbaru

Persentase

Kosmetik yang

memenuhi syarat

meningkat

BBPOM di

Pekanbaru

Persentase

Suplemen

Makanan yang

memenuhi syarat

meningkat

BBPOM di

Pekanbaru

Persentase

Makanan yang

memenuhi syarat

meningkat

BBPOM di

Pekanbaru

Meningkatnya

jaminan kualitas

pembinaan dan

bimbingan

dalam

mendorong

kemandirian

pelaku usaha

dan kemitraan

dengan

pemangku

kepentingan

1.679 1.847 2.032 2.235 2.459

Tingkat Kepuasan

Masyarakat

BBPOM di

Pekanbaru

Jumlah

Kabupaten/Kota

yang memberikan

komitmen untuk

pelaksanaan

pengawasan Obat

dan Makanan

dengan

memberikan

alokasi anggaran

pelaksanaan

regulasi Obat dan

Makanan

BBPOM di

Pekanbaru

Meningkatnya

kualitas

kapasitas

kelembagaanBB

POM DI

PEKANBAU

5.532 6.085 6.693 7.363 8.099

BBPOM di Pekanbaru

Nilai SAKIP

BBPOM dariBadan

POM

A A A A A BBPOM di Pekanbaru

Page 84: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru 79

BAB IV TARGET KINERJA DAN PENDANAAN

Matriks kinerja dan pendanaan Balai Besar POM di Pekanbaru perkegiatan

sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1 Matriks Kinerja dan Pendanaan

Kementerian/Lembaga.

Page 85: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru

BAB V PENUTUP

80

BBBAAABBB VVV

PPPEEENNNUUUTTTUUUPPP

Renstra BBPOM di Pekanbaru Tahun 2015-2019 adalah panduan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBPOM di Pekanbaru untuk 5 (lima) tahun

ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun 2015-2019 sangat

ditentukan oleh kesiapan kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber

pendanaannya, serta komitmen semua struktural dan staf BBPOM di Pekanbaru.

Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Renstra Tahun 2015-

2019, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila diperlukan, dapat

dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra BBPOM di Pekanbaru, termasuk

indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan mekanisme

yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan BBPOM di Pekanbaru yaitu

meningkatkan kinerja BBPOM di Pekanbaru dengan mengacu kepada RPJMN

2015-2019.

Renstra BBPOM di Pekanbaru Tahun 2015-2019 harus dijadikan acuan

kerja bagi unit-unit kerja di lingkungan di BBPOM di Pekanbaru sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua unit kerja dapat

melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada

peningkatan kinerja BBPOM di Pekanbaru.

Pelaksanaan Renstra diharapkan berkontribusi pada pencapaian RPJMN

dan Visi Misi Presiden. Hal ini dimungkinkan karena program dan kegiatan

dalam Renstra BBPOM di Pekanbaru 2015-2019 ini telah dilengkapi dengan

target-target yang sudah ditetapkan akan dipantau dan dievaluasi secara

berkala pada pertengahan periode Rencana Strategis/RPJMN sebagai midterm

review, maupun pada akhir RPJMN sebagai impact assessment.

Evaluasi Renstra didasarkan pada Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun

2006 tentang Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Selain

sebagai bahan evaluasi, Renstra juga menjadi pedoman untuk penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai dengan

Page 86: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

RENSTRA Balai Besar POM di Pekanbaru

BAB V PENUTUP

81

Peraturan Presiden tentang SAKIP yang dikoordinasikan oleh Kementerian PAN

dan RB.

Dengan demikian, hasil pelaksanaan Renstra BBPOM di Pekanbaru

Tahun 2015-2019 dapat memberikan kontribusi terhadap visi, misi dan

program kerja Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014 - 2019, yaitu

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong”.

Page 87: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

SS 1Menguatnya sistem pengawasan Obat

dan Makanan3.098 3.693 3.950 4.340 4.779

1.1. Persentase obat yang memenuhi syarat Provinsi Riau 92.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00

1.2.Persentase obat Tradisional yang

memenuhi syarat Provinsi Riau 70 80 81 82 83 84

1.3.Persentase Kosmetik yang memenuhi

syarat Provinsi Riau 88 89 90 91 92 93

1.4.

Persentase Suplemen Kesehatan yang

memenuhi syarat Provinsi Riau 78 90 92 94 96 98

1.5.

Persentase makanan yang memenuhi

syarat Provinsi Riau 87.60 88.10 88.60 89.10 89.60 90.10

SS 2

Meningkatnya kemandirian pelaku

usaha dalam memberikan jaminan

keamanan Obat dan Makanan serta

memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan

1.679 1.847 2.032 2.235 2.459

2.1 Tingkat Kepuasan Masyarakat Provinsi Riau NA 70.00 80.00 85.00 85.00 90.00

2.2

Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan

komitmen untuk pelaksanaan pengawasan

Obat dan Makanan dengan memberikan

alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat

dan Makanan

Provinsi Riau NA 0.00 1.00 2.00 3.00 1.00

SS 3Meningkatnya kualitas kapasitas

kelembagaan BPOM5.532 6.085 6.693 7.363 8.099

3.1 Nilai SAKIP BBPOM/BPOM dari Badan POM Provinsi Riau A A A A A A

SP 1Menguatnya sistem pengawasan Obat

dan Makanan3 4 4 4 5

1.1. Persentase obat yang memenuhi syarat Provinsi Riau 92.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00

1.2.Persentase obat Tradisional yang

memenuhi syarat Provinsi Riau 70 80 81 82 83 84

1.3.Persentase Kosmetik yang memenuhi

syarat Provinsi Riau 88 89 90 91 92 93

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru

Program Pengawasan Obat dan Makanan

Lampiran 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Balai Besar POM di Pekanbaru

Program/

Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan

(Output)/IndikatorLokasi Baseline

Target Alokasi (dalam Miliar rupiah)

Page 88: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pekanbaru

Program/

Kegiatan

Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan

(Output)/IndikatorLokasi Baseline

Target Alokasi (dalam Miliar rupiah)

1.4.Persentase Suplemen Kesehatan yang

memenuhi syarat Provinsi Riau 78 90 92 94 96 98

1.5.Persentase makanan yang memenuhi

syarat Provinsi Riau 87.60 88.10 88.60 89.10 89.60 90.10

SP 2

Meningkatnya kemandirian pelaku

usaha dalam memberikan jaminan

keamanan Obat dan Makanan serta

memperkuat kemitraan dengan

pemangku kepentingan

2 2 2 2 2

2.1 Tingkat Kepuasan Masyarakat Provinsi Riau NA 70.00 80.00 85.00 85.00 90.00

2.2

Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan

komitmen untuk pelaksanaan pengawasan

Obat dan Makanan dengan memberikan

alokasi anggaran pelaksanaan regulasi Obat

dan Makanan

Provinsi Riau 0.00 0.00 1.00 2.00 3.00 1.00

SP 3Meningkatnya kualitas kapasitas

kelembagaan BPOM6 6 7 7 8

3.1 Nilai SAKIP BPOM dari Badan POM Provinsi Riau A A A A A A

10 12 13 14 15

1Jumlah sampel yang diuji menggunakan

parameter kritisProvinsi Riau 3,400.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 1.602 1.763 1.939 2.133 2.346

2Pemenuhan target sampling produk Obat di

sektor publik (IFK) Provinsi Riau 60 100 100 100 100 100 0.000 0.050 0.050 0.050 0.060

3Persentase cakupan pengawasan sarana

produksi Obat dan Makanan Provinsi Riau 36.80 58.00 63.00 63.00 63.00 63.00 0.06 0.116 0.116 0.128 0.140

4Persentase cakupan pengawasan sarana

distribusi Obat dan Makanan Provinsi Riau 22.00 25.00 26.00 28.00 30.00 32.00 0.698 0.956 0.956 1.052 1.157

5Jumlah Perkara di bidang obat dan

makananProvinsi Riau 15 16 17 19 19 20 0.735 0.808 0.889 0.978 1.075

6 Jumlah layanan publik BB/BPOM Provinsi Riau 970 980 990 1000 1000 1010 1.137 1.251 1.376 1.513 1.665

7 Jumlah Komunitas yang diberdayakan Provinsi Riau 11 15 19 23 27 31 0.542 0.596 0.656 0.722 0.794

8Persentase pemenuhan sarana prasarana

sesuai standarProvinsi Riau 65 75 78 84 90 95 4.085 4.494 4.943 5.437 5.981

9Jumlah dokumen perencanaan,

penganggaran, dan evaluasi yang

dilaporkan tepat waktu

Provinsi Riau 8 10 9 10 9 10 1.447 1.591 1.750 1.925 2.118

Kegiatan Pengawasan Obat dan Makanan di Balai Besar POM

di Pekanbaru

Meningkatnya kinerja pengawasan obat dan

makanan di seluruh Indonesia

Page 89: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

LAMPIRAN 2. LOGICAL FRAMEWORK RENSTRA BALAI BESAR POM di PEKANBARU

Menguatnya Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan

1. Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat dan makanan yang beredar

4. Meningkatnya

hasil tindaklanjut penyidikan terhadap

Pelanggaran Obat dan Makanan

2. Meningkatnya kualitas

sarana produksi yang

memenuhi standard

3. Meningkatnya kualitas

sarana distribusi

yang memenuhi standard

5. Meningkatnya kerjasama, komunikasi, informasi dan

edukasi

Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian

pelaku usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan

SS

7. Penyusunan Perencanaan, Penganggaran, Keu

angan dan Evaluasi yang

dilaporkan tepat waktu

6. Pengadaan Sarana dan

Prasarana yang Terkait

Pengawasan Obat dan Makanan

Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan

Balai BPOM

SP

SK

Menguatnya Sistem Pengawasan Obat Dan Makanan

Meningkatnya jaminan kualitas pembinaan dan bimbingan dalam mendorong kemandirian pelaku

usaha dan kemitraan dengan pemangku kepentingan

Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan

Balai BPOM

IKK1.1.Jumlah

sample yang diuji

menggunakan parameter

kritis

1.2. Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik

(Instalasi Farmasi Kabupaten)

2.1. Persentase cakupan

pengawasan sarana produksi

Obat dan Makanan

3.1. Persentase cakupan

pengawasan sarana

distribusi Obat dan Makanan

4.1.Jumlah Perkara di

bidang obat dan makanan

5.1.Jumlah layanan Publik

BB/BPOM

6.1. Persentase pemenuhan

sarana prasarana

sesuai standar

7.1.Jumlah dokumen

perencanaan, penganggaran, dan

evaluasi yang dilaporkan tepat

waktu

5.2. Jumlah Komunitas yang

diberdayakan

Page 90: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019

1 Menguatnya

sistem pengawasan

Obat dan Makanan.

1.1. Persentase obat

yang memenuhi syarat

a. obat yang mendapatkan NIE dari Badan POM.

b. Yang dimaksud dengan obat adalah obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras,

psikotropika dan narkotika (tidak termasuk OT)

c. obat Memenuhi Syarat (MS) ditetapkan melalui uji laboratorium.

d. Data baseline produk obat MS diambil dari data SBD tahun 2012

e. Kategori obat yang disampling sesuai dengan pedoman prioritas sampling.

Produk obat yang

MS pada tahun berjalan

Jumlah seluruh

obat yang diuji (sampel yang

diuji)a. Produk obat yang MS diambil

dari data SBD tahun 2012

1 Menguatnya

regulatory

system dalam

pengawasan Obat dan Makanan.

1 Meningkatnya

persentase

produk Obat yang

memenuhi syarat

Jumlah produk Obat yang aman/bermutu dibagi jumlah sampel Obat yang diuji dikali 100%

Produk Obat aman/bermutu adalah produk MS melalui uji laboratorium.

Produk Obat yang

aman/bermutu

Jumlah sampel

Obat yang

disampling dan

diuji

Persentase

produk tembakau

yang memenuhi ketentuan

a. Diukur berdasarkan jumlah label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan

dibandingkan dengan jumlah label dan iklan produk tembakau yang diawasi.

b. Target jumlah label dan iklan yang diawasi 20.000 per tahun.

jumlah label dan

iklan produk

tembakau yang memenuhi

ketentuan

jumlah label dan

iklan produk

tembakau yang diawasi

1.2. Persentase

produk Obat Tradisional yang memenuhi

syarat

a. Obat Tradisional yang memenuhi syarat ditetapkan melalui pengujian laboratorium.

b. Persentase dihitung melalui perbandingan antara jumlah Obat Tradisional yang memenuhi syarat dengan jumlah total Obat Tradisional yang disampling pada tahun berjalan (n).

Obat Tradisional

yang memenuhi syarat

Total Obat

Tradisional yang disampling pada tahun berjalan

(n)

Program

Pengawasan Obat dan

Makanan

Baseline

/2014

TARGET

PENANG

GUNG JAWAB

PRAKIRAAN MAJU

LAMPIRAN 3.KAMUS INDIKATOR RENSTRA BBPOM DI PEKANBARU 2015-2019

NOSASARAN

STRATEGIS

PROGRAM/

KEGIATANIKU/IKK DEFINISI OPERASIONAL PEMBILANG PENYEBUT

Page 91: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019

Baseline

/2014

TARGET

PENANG

GUNG JAWAB

PRAKIRAAN MAJUNO

SASARAN

STRATEGIS

PROGRAM/

KEGIATANIKU/IKK DEFINISI OPERASIONAL PEMBILANG PENYEBUT

1.3. Persentase

produk

Kosmetik yang memenuhi

syarat

a. Kosmetik yang memenuhi syarat ditetapkan melalui pengujian laboratorium.

b. Persentase dihitung melalui perbandingan antara jumlah Kosmetik yang memenuhi syarat dengan jumlah total Kosmetik yang disampling pada tahun berjalan (n).

Kosmetik yang

memenuhi syarat

Total Kosmetik

yang disampling

pada tahun berjalan (n)

1.4. Persentase

produk Suplemen

Kesehatan yang memenuhi

syarat

a.Suplemen Kesehatan yang memenuhi syarat ditetapkan melalui pengujian laboratorium.

b. Persentase dihitung melalui perbandingan antara jumlah Suplemen Kesehatan yang

memenuhi syarat dengan jumlah total Suplemen Kesehatan yang disampling pada tahun berjalan (n).

Suplemen

Kesehatan yang memenuhi syarat

Total Suplemen

Kesehatan yang disampling pada

tahun berjalan (n)

1.5. Persentase

makanan yang memenuhi syarat

a. Makanan adalah pangan olahan yang mendapatkan NIE dari Badan POM.

b. Makanan MS ditetapkan melalui uji laboratorium.

c. Data baseline makanan MS diambil dari data Badan POM tahun 2013

d.Kategori produk makanan yang diuji disesuaikan dengan kategori pangan.

Makanan yang MS

pada tahun berjalan

Jumlah seluruh

sampel Makanan yang diuji

2 2.1. Jumlah industri

farmasi yang meningkat

kemandiriannya

a. Kemandirian adalah kemampuan Industri Farmasi untuk menjaga mutu.

b. Kriteria mandiri: Tingkat kepatuhan industri farmasi secara mandiri terhadap peraturan terkait dalam

pembuatan Obat yang baikc. Berdasarkan kriteria mandiri tersebut, industri farmasi dibagi ke dalam beberapa level kemandirian (Maturity level)

2.2. Persentase

industri pangan

olahan yang mandiri dalam rangka menjamin

keamanan

pangan

Jumlah sarana industri pangan olahan berisiko tinggi dan fortifikasi wajib (kecuali garam)

yang memenuhi ketentuan Program Manajemen Risiko (PMR) dibandingkan dengan jumlah

sarana industri pangan olahan berisiko tinggi dan fortifikasi wajib

Jumlah sarana

industri pangan

olahan berisiko tinggi dan fortifikasi wajib (kecuali garam)

yang memenuhi

ketentuan Program Manajemen Risiko (PMR)

jumlah sarana

industri pangan

olahan berisiko tinggi dan fortifikasi wajib

Meningkatnya

jaminan kualitas pembinaan dan

bimbingan dalam mendorong kemandirian

pelaku usaha

dan kemitraan

dengan pemangku

kepentingan

Program

Pengawasan Obat dan

Makanan

Page 92: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019

Baseline

/2014

TARGET

PENANG

GUNG JAWAB

PRAKIRAAN MAJUNO

SASARAN

STRATEGIS

PROGRAM/

KEGIATANIKU/IKK DEFINISI OPERASIONAL PEMBILANG PENYEBUT

2.3. Jumlah pelaku

usaha industri

obat tradisional (IOT) yang

memiliki sertfikat CPOTB

Jumlah pelaku usaha industri obat tradisional (IOT) yang memiliki sertfikat CPOTB

2.4. Jumlah industri

kosmetika yang mandiri dalam pemenuhan

ketentuan

Jumlah industri kosmetika yang menerapkan CPKB

2.5. Tingkat

Kepuasan

Masyarakat

Tingkat Kepuasan Masyarakat adalah tolok ukur untuk menilai kualitas pelayanan yang

diperoleh dari hasil survei Kepuasan Masyarakat.

Tata cara pelaksanaan survei mengacu pada pedoman terkini

2.6. Jumlah Provinsi

dan

Kabupaten/Kota yang

memberikan komitmen untuk pelaksanaan pengawasan

Obat dan

Makanan

dengan

memberikan alokasi anggaran pelaksanaan

regulasi Obat

dan Makanan

Provinsi adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia yang dipimpin oleh Gubernur

Kabupaten/ Kota adalah pembagian wilayah administratifdi Indonesia setelah provinsi yang dipimpin oleh Bupati/ Kota.

Komitmen untuk pelaksanaan adalah perjanjian (keterikatan) Kota/ Kabupaten untuk melakukan pelaksanaan pengawasan obat, kosmetik, obat tradisional, pangan dan bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan, baik yang dilakukan secara mandiri dan

atau terpadu melalui pengawasan/ pemeriksaan, advokasi/ penyuluhan, pembentukan tim

terpadu, pertemuan dan kegiatan lainnya yang dapat memperkuat pengawasan.

Alokasi anggaran adalah alokasi anggaran daeran baik yang berupa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota dan lain-lain sumber pendapatan yang sah dan tidak mengikat, yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

3 3.1. Nilai SAKIP

BPOM

Nilai SAKIP diukur berdasarkan hasil penilaian SAKIP yang dilakukan oleh APIP Badan POM

Pengawasan

Obat dan

Makanan di 33 Balai Besar/Balai POM

1 Jumlah sampel

yang diuji

menggunakan parameter kritis

Parameter kritis adalah parameter uji yang bersifat sebagai penentu terhadap jaminan keamanan,

manfaat, dan mutu produk yang diuji

Parameter kritis ditetapkan dalam pedoman sampling (juga menjelaskan "penentu" terhadap jaminan keamanan, manfaat, dan mutu produk yang diuji

Jumlah sampel

yang diuji

menggunakan parameter kritis

Program

Pengawasan Obat dan Makanan

Meningkatnya

kualitas kapasitas kelembagaan BPOM

Page 93: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019

Baseline

/2014

TARGET

PENANG

GUNG JAWAB

PRAKIRAAN MAJUNO

SASARAN

STRATEGIS

PROGRAM/

KEGIATANIKU/IKK DEFINISI OPERASIONAL PEMBILANG PENYEBUT

2 Pemenuhan

target sampling

produk Obat di sektor publik

(Instalasi Farmasi Kabupaten)

Diukur berdasarkan jumlah sampel yang diambil pada IFK (termasuk gudang obat KB) dibandingkan

dengan target sampel yang harus disampling di sarana sektor publik di masing-masing balai.

Target sampel yang harus disampling di sarana sektor publik untuk masing-masing balai ditetapkan

dalam Pedoman Sampling.

jumlah sampel

yang diambil pada

IFK

target sampel

yang harus

disampling di sarana sektor

publik di masing-masing balai

…..

3 Persentase

cakupan pengawasan

sarana produksi Obat dan Makanan

a. Sarana produksi Obat dan Makanan adalah jumlah sarana produksi (Industri Farmasi, Industri Obat

Tradisional (IOT), Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Industri Kosmetika, Industri Pangan olahan MD).

b. Cakupan pengawasan sarana produksi adalah kumulatif pemeriksaan sarana produksi pertahun c. Cakupan pengawasan sarana produksi pertahun dihitung dari jumlah sarana produksi yang diperiksa dibandingkan dengan jumlah target sarana produksi yang terdapat di wilayah tersebut

d. Target sarana produksi adalah jumlah total sarana produksi yang diinspeksi sampai dengan 2019 dan ditetapkan secara statistik serta berbasis risiko

Jumlah sarana

produksi yang diperiksa

Jumlah sarana

produksi yang terdapat di

wilayah tersebut

Obat: 207 sarana

Pangan: 2700 sarana

OT:

4 Persentase

cakupan pengawasan

sarana distribusi Obat dan Makanan

Sarana distribusi Obat dan Makanan yang menjadi cakupan pengawasan termasuk tetapi tidak terbatas

pada sarana berikut:a. Sarana distribusi Obat adalah jumlah sarana distribusi Obat (PBF dan Instalasi Farmasi

Pemerintah) dan sarana Pelayanan Kesehatan (Apotek, Toko Obat Berizin, Klinik, Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan Puskesmas).b. Target sarana distribusi obat adalah jumlah total sarana distribusi yang diinspeksi sampai dengan

2019 dan ditetapkan secara statistik serta berbasis risikoc. Sarana Distribusi OT, Kosmetik, dan Suplemen Kesehatan adalah badan usaha atau perorangan

yang melakukan aktivitas importasi; penyaluran; jual beli obat tradisional; suplemen kesehatan dan/atau kosmetik.Sarana distribusi terdiri dari:

--> Distributor adalah sarana distribusi yang dalam aktivitasnya memerlukan langkah lebih lanjut

untuk menyalurkan produknya kepada konsumen, contoh: Pedagang Besar, Agen, Toko Grosir

--> Pengecer adalah sarana distribusi yang berhubungan langsung dengan konsumen, contoh: Toko

Swalayan, Apotek, Toko Obat, Toko Jamu, Depot Jamu, Toko Kosmetik, Sarana Pelayanan Kesehatan

Tradisional, Stokis MLM, Klinik Kecantikan, Salon dan Spa. d. Sarana distribusi resmi bahan berbahaya adalah distributor dan pengecer yang memiliki SIUP-B2, serta importir terdaftar bahan berbahaya, baik perusahaan induk maupun perusahaan cabang. e. Sarana Distribusi Pangan adalah tempat penjualan atau peredaran makanan (pangan olahan) di

tingkat akhir yang dapat berupa importir/distributor, toko modern atau toko tradisional. Toko

Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri (menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Departement Store, Hypermarket), atau grosir yang berbentuk perkulakan.f. Cakupan populasi sarana distribusi pangan yang diawasi adalah 1 juta sarana.(tidak termasuk P & D

(Toko Kelontong)

Sarana Distribusi yang menjual lebih dari satu komoditi tetap dihitung menjadi 1 (satu) sarana dan

jumlah temuan. Temuan komoditi lainnya pada sarana yang diperiksa dilaporkan sebagai temuan lainnya.

Jumlah sarana

distribusi yang diperiksa

Jumlah sarana

distribusi yang terdaftar di

instansi terkait di wilayah tersebut atau sarana

distribusi lain yang tidak

terdaftar yang terdapat di wilayah tersebut

Obat: 2622 PBF,

IFK 396, Apotek:

16461, Toko Obat

7320, Klinik/Balai Pengobatan: 5903Pangan: 1 jutaBB: 170 sarana

5 Jumlah Perkara di

bidang obat dan makanan

a. Perkara adalah kasus yang ditindaklanjuti secara pro justitia berdasarkan hasil gelar kasus.

b. Jumlah perkara yang dihitung adalah perkara yang telah diterbitkan SPDP-nya kepada Kejaksaan melalui Korwas PPNS

Page 94: KATA PENGANTAR S - Badan Pengawas Obat dan Makananpom.go.id/ppid/2015/rbalai/pekanbaru.pdf · pengawasan Obat dan Makanan sangat penting untuk diperkuat, baik dari sisi kelembagaan

2015 2016 2017 2018 2019

Baseline

/2014

TARGET

PENANG

GUNG JAWAB

PRAKIRAAN MAJUNO

SASARAN

STRATEGIS

PROGRAM/

KEGIATANIKU/IKK DEFINISI OPERASIONAL PEMBILANG PENYEBUT

6 Persentase

pemenuhan

sarana prasarana sesuai standar

Jumlah sarana dan prasarana yang diadakan dibandingkan dengan standar yang ditetapkan.

Gedung

Meubelairalat pengolah data

Standar Sarpras mengacu pada PEDOMAN STANDAR SARANA PRASARANA KERJADI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

Diukur dari inventarisasi pemenuhan sarana prasarana setiap tahun termasuk pengadaan alat

laboratorium sesuai standar GLP untuk 15 alat utama:1. Timbangan (Semi mikro, mikro, analitik, top loading)2. FTIR

3. HPLC4. GC

5. GCMS6. LCMSMS

7. AAS8. Alat uji disolusi9. UPLC

10. TLC System (Automatic TLC System)11. Inkubator

12. LAF13. Autoclaf14. Spektrofotometer

15. Protein Analyzer

sarana dan

prasarana yang

diadakan

standar yang

ditetapkan

7 Jumlah layanan

publik BB/BPOM

Layanan publik terdiri dari Layanan informasi dan Layanan Sertifikasi.

Layanan Informasi diukur berdasarkan jenis dan frekuensi layanan informasi dan tindaklanjut pengaduan yang dilakukan oleh Balai Besar/Balai POM baik penyuluhan langsung atau melalui media

cetak/elektronik.

Jenis layanan Informasi antara lain:Talkshow, Pameran, Penyuluhan, Bimtek, Iklan layanan masyarakat, layanan informasi, tindaklanjut

pengaduan, BB/BPOM sebagai Narasumber,

Untuk Talkshow, Pameran, Penyuluhan, Bimtek, Iklan layanan masyarakat, layanan informasi

targetnya frekuensi Untuk pengaduan targetnya jumlah pengaduan

Layanan Sertifikasi dihitung dari rekomendasi/surat hasil audit yang dikeluarkan atas permintaan pelaku usaha industri pangan MD, audit sertifikasi dalam rangka rekomendasi halal, Pemenuhan

pendirian PBF, IKOT, UMOT, Kosmetik, Laporan Hasil Pengujian Pihak Ketiga, SKI/SKE

8 Jumlah

Komunitas yang

diberdayakan

Komunitas adalah gabungan dari kelompok orang di desa/kelurahan/pasar yang diberdayakan

Program Pengawasan Obat dan Makanan.

Satu desa/kelurahan/pasar dihitung sebagai satu komunitas

Jenis pemberdayaan diatur dalam Pedoman/Juknis terkait.

115 131 131 131 131

9 Jumlah dokumen

perencanaan,

penganggaran, dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

diukur berdasarkan jumlah dokumen yang dihasilkan Balai, meliputi Renstra, RKT tahun n+1, PK

tahun n, POA/Renlak tahun n, LAKIP tahun n-1, LAPTAH tahun n-1, RKAKL/DIPA tahun n+1, laporan

keuangan tahun n-1

Jumlah dokumen …