kasus mola
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Kasus MolA
1/18
1
IDENTIFIKASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN SUAMI
Nama : Ny. R TN. A
Umur : 23 th 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Pria
Alamat : Cikajang Cikajang
Pendidikan terakhir : SMP SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Petani
Agama : Islam
Suku : Sunda
Ruang rawat : Kalimaya
Tgl Masuk RS : 18-11-2014
Tgl Keluar RS : 20-11-2014
No. CM : 72-34-XX
II. ANAMNESIS
Dikirim Oleh : dr. Dadan S, Sp.OG
Keterangan : Mola hidatidosa
Keluhan utama : perdarahan dari jalan lahir
Anamnesis khusus :
G2P1A0merasa hamil 3 bulan mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak 1 hari
SMRS. Awalnya perdarahan hanya sedikit dan tidak bergumpal, kemudian
bertambah banyak. Perdarahan menghabiskan kurang lebih 2 pembalut perhari.
Perdarahan disertai rasa mules yang hilang timbul. Riwayat keluar jaringan seperti
daging disangkal. Riwayat keluar gelembung seperti telur ikan diakui pasien.
-
8/10/2019 Kasus MolA
2/18
2
Pasien sudah 4 bulan tidak menstruasi kemudian pasien periksa ke bidandan
dinyatakan positif hamil. Gerakan janin belum dirasakan oleh pasien. Keluhan
disertai dengan adanya mual dan muntah.
III. Riwayat obstetri
Kehamilan ke 1 :
o Tempat : Rumah
o Penolong : Paraji
o Cara kehamilan : Aterm
o Cara persalinan : Spontan
o BB Lahir : 3100gr
o Jenis Kelamin : laki-laki
o Usia : 2 tahun
Kehamilan ke 2 : kehamilan saat ini
Riwayat perkawinan
Menikah pertama kali:
o Istri : 18th, SMK, IRT
o
Suami : 28th, SMP, petani
o Haid
o HPHT : 5 Agustus 2014
o Siklus Haid : teratur
o Lama haid : 5 hari
o Banyaknya Darah : biasa
-
8/10/2019 Kasus MolA
3/18
3
o Nyeri haid : tidak
o Menarche usia : 14 th
o
Kontrasepsi terakhir : Pil sejak 2013 sampai 2014 awal
o PNC : Bidan, jumlah kunjungan 2 kali
o Keluhan selama kehamilan : tidak ada keluhan
o Riwayat penyakit terdahulu :tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Status Presens
Keadaan Umum :
Kesadaran : CM
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/m
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,4 c
Kepala : conjungtiva anemis -/- Sklera ikterik : -/-
Leher : t.a.k
Jantung : BJ I dan II regular M(-) G (-)
Paru : VBS kanan=kiri Wh (-/-) Rh (-/-)
Abdomen :Cembung, lembut
Hati dan Limpa : t.a.k
Ekstrimitas edema dan varises : -/-, -
-
8/10/2019 Kasus MolA
4/18
4
V. STATUS OBSTETRI
PEMERIKSAAN LUAR
o
TFU/LP : sepusat
o Letak Anak : -
o His : -
o Djj : -
o Ballotement : -
Inspekulo : Fluxus (+) keluar dari OUE
Flour (-)
PEMERIKSAAN DALAM
o Vulva : t.a.k
o Vagina : t.a.k
o
Portio : tebal lunak
o Pembukaan : -
o Ketuban : -
o Bag. Terendah : -
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Pre Operasi 18/11/2014
Massa Perdarahan/BT : 2 menit
Massa Pembekuan/CT : 7 menit
Hemoglobin : 9,1 g/dL
Hematokrit : 25 %
Leukosit : 4.320 /mm
Trombosit : 240.000 /mm
Eritrosit : 3.54 juta/mm
-
8/10/2019 Kasus MolA
5/18
5
Post Operasi 20/11/2014
Hemoglobin : 8.3 g/dL
Hematokrit : 24 %
Leukosit : 9.600 /mm Trombosit : 190.000 /mm
Eritrosit : 3.62 juta/mm
VII. DIAGNOSIS
Mola hidatidosa
VIII.
RENCANA PENGELOLAAN
o R/ Pasang LS No. II
o R/ kuretase
IX. LAPORAN OPERASI
o Nama : Ny. R
o
Usia : 24 th
o No. CM : 7234xx
o Tanggal Operasi : 19-11-2014
o Jam Operasi Mulai : 09.15
o Jam Operasi Selesai : 09.30
o Lama Operasi : 15 Menit
o Operator : dr. Erfan
o Asisten 1 : Coas Milka
o Instrument : -
o Ahli anestesi : dr. Dadi Sp.An
o Asisten anestesi :Asti
o
Diagnosa Pra- Bedah : Molahidatidosa
-
8/10/2019 Kasus MolA
6/18
6
o Diagnosa Pasca Bedah : Molahidatidosa
o Indikasi Operasi : Molahidatidosa
o
Jenis Operasi : Kuretase
o Kategori Operasi : Operasi Kecil
o Desinfeksi kulit dengan : Povidone iodin
o Jaringan yang di eksisi : dikirim ke PA
Laporan Operasi Lengkap
- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan
sekitarnya
- Kandung kemih dikosongkan
- Dipasang spekulum bawah dan dipegang oleh asisten
- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir atas portio di identifikasi
dan dijepit dengan tenakulum
- Dilakukan tindakan kuretase secara sistematis dan hati-hati dengan
sendok kuret no. 8
- Berhasil dikeluarkan jaringan molahidatidosa sebanyak 150 gr
- Jumlah perdarahan 20cc.
Intsruksi Pasca Bedah
- Observasi : KU, Tensi, Nadi, Respirasi, Suhu, Perdarahan
sampai sadar pulih
- Infus : RL 500 mL : D5% = 15-20 gtt/m
- Analgetik : Tramadol 100mg drip RL 500 ml 15 gtt/menit
-
8/10/2019 Kasus MolA
7/18
7
- Lain-lain : O2 3 liter/menit 6 jam post operasi
- Puasa : s/d bising usus positif
-
Antibiotik : cefotaxim 2x1, metronidazol 3x1
- Lain-lain : cek Hb post op
X. FOLLOW UP
Tanggal
JamCATATAN INSTRUKSI
19/11/2014 S: Mules
O:
T= 120/80 mmHg
N= 80 x/mR= 24 x/m
S=37,2
CA -/- SI -/-
Abdomen : Cembung, lembut
TFU :sepusat
Perdarahan : (+) >>
BAB/BAK : +/+
A: Molahidatidosa
P:
- R/ Kuretase
- LS
20/12/2014 S: sakit bagian perut
O:
T= 130/80 mmHg
N= 88 x/m
R= 24 x/m
S= 37,2
CA -/- SI -/-
Abdomen : Datar, lembut
TFU : 2 jari di bawah
umbilikus
Perdarahan : (+)
-
8/10/2019 Kasus MolA
8/18
8
XI. PERMASALAHAN
a. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah benar?
b.
Apakahpengelolaan kasus ini sudah tepat?
c. Bagaimana prognosis pada pasien ini?
XII. PEMBAHASAN
a. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah benar?
Mola hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblas. Adalah suatu
kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidrofik menjadi massa
gelembung-gelembung bening.1
Pada umumnya kehamilan normal berakhir dengan lahirnya bayi yang cukup
bulan dan tidak cacat. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Kadang-kadang terjadi
kegagalan kehamilan tergantung pada tahap dan bentuk gangguannya. Salah satu
bentuk kegagalan kehamilan yang berkembang tidak normal yaitu mola
hidatidosa.1
Lima belas sampai dua puluh persen penderita mola hidatidosa dapat
berubah menjadi ganas dan dikenal dengan tumor trofoblas gestasional. Jadi yang
dimaksud dengan penyakit trofoblas gestasional adalah mola hidatidosa yang
jinak dan tumor trofoblas gestasional yang ganas.1 Penyakittrofoblas gestational
(PTG) adalah kelainan proliferasi trofoblas pada kehamilan, berupa suatu
spektrum tumor saling berhubungan tetapi dapat dibedakan secara histologis.2
Trofoblas adalah jaringan yang pertama kali mengalami diferensiasi pada masa
embrional dini kemudian berkembang menjadi jaringan ekstraembrional dan
membentuk plasenta yang merupakan interfase janin maternal. Penyakit trofoblas
dapat berupa tumor atau keadaan yang merupakan predisposisi terjadinya
tumor.2Empat tipe utama penyakit trofoblas yaitu, mola hidatidosa, mola invasif,
koriokarsinoma gestasional dan placental site trophoblastic tumor.3
-
8/10/2019 Kasus MolA
9/18
9
DIAGNOSIS1,4,5
Kehamilan mola dapat diperkirakan bila ditemukan hal-hal tersebut di bawah ini:
1.
Amenore
2.
Perdarahan pervaginam
3. Uterus lebih besar dari tuanya kehamilan
4.
Tidak ditemukan tanda pasti kehamilan. Pada palpasi tidak teraba bagian
janin dan denyut jantung janin tidak terdengar
5. Hiperemesis
6.
Kadar hCG yang tinggi
Diagnosis pasti dari mola hidatidosa biasanya dapat dibuat dengan
ultrasonografi dengan menunjukkan gambaran yang khas berupa vesikel-
vesikel (gelembung mola) dalam kavum uteri atau badai salju (snow
flake pattern).
Secara singkat gambaran diagnostik klinik mola hidatidosa adalah:
1.
Pengeluaran darah yang terus menerus atau intermitten yang terjadi
pada kehamilan kurang lebih 12 minggu
2. Pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan
3.
Pada palpasi tidak teraba bagian janin dan denyut jantung janin tidak
terdengar
4. Gambaran ultrasonografi yang khas
5. Kadar hCG yang tinggi setelah hari ke 100
6. Preeklampsi- eklampsia yang terjadi sebelum minggu ke 24
Anamnesa didapatkan :o Pasien merasa hamil 3bulan dan berarti tidak haid (amenore).
o Pasien mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS, dan telah
menghabiskan 2 pembalut perhari menandakan perdarahan dari jalan
lahir.
o Pasien mengalami mual dan muntah yang merupakan gejala dari
molahidatidosa(hiperemesis)
-
8/10/2019 Kasus MolA
10/18
10
o Perdarahan disertai keluar gelembung seperti telur ikan yang
merupakanciri khas perdarahan yang terjadi pada mola. Diagnosis
pasti pada mola.
Pada pemeriksaan lain :palpasi
o Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
o Tidak teraba bagian janin dan ballotemen juga gerakan janin .
Pada kasus ini :
o Dimana pasien merasa hamil 3bulanyang seharusnya ukuran uterus teraba
di simfisis , tapi ini teraba sepusat yang sebanding dengan umur kehamilan
22-23minggu. Hal ini membuktikan ukuran uterus lebih besar dari usia
kehamilan .
o Ballotement negatif.
KLASIFIKASI4
1. Mola Hidatidosa komplet (MHK)
Merupakan kehamilan abnormal tanpa embrio yang seluruh vili
korialisnya mengalami degenerasi hidropik yang menyerupai anggur.
Mikroskopik tampak edema stroma vili tanpa vaskularisasi disertai
hiperplasia dari kedua lapisan trofoblas. Secara sitogenik umumnya
bersifat diploid 46 XX, sebagai hasil pembuahan satu ovum, tidak berinti
atau intinya tidak aktif, dibuahi oleh sperma yang mengandung 23 X
kromosom, yang kemudian mengadakan duplikasi menjadi 46 XX. Jadi,
umumnya MHK bersifat homozigot, wanita dan berasal dari bapak
(androgenetik)Kadang-kadang pembuahan terjadi oleh dua buah sperma 23 X dan 23 Y
(dispermi) sehingga terjadi 46 XX atau 46 XY. Disini, MHK bersifat
heterozigot, tetapi tetap androgenetik dan bisa terjadi, walaupun sangat
jarang terjadi hamil kembar dizigot, yang terdiri dari satu bayi normal dan
satu lagi MHK.1
-
8/10/2019 Kasus MolA
11/18
11
2. Mola hidatidosa parsial (MHP)
Seperti pada MHK, tetapi disini masih ditemukan embrio yang biasanya
mati pada masa janin. Degenerasi hidropik dari vili bersifat setempat, dan
yang mengalami hiperplasia hanya sinsitio trofoblas saja. Gambaran yang
khas adalah crinkling atau scalloping dari vili dan stromal trophoblastic
inclusions. Kariotip umumnya adalah triploid sebagai hasil pembuahan
satu ovum oleh dua sperma (dispermi). Bisa berupa 69 XXX, 69 XXY,
atau 69 XYY.
Pada MHP embrio biasanya mati sebelum trimester pertama. Walaupun
pernah dilaporkan adanya MHP dengan bayi aterm.1
Ada tidaknya janin atau unsur embrionik pernah digunakan untuk
mengklasifikasikan mola menjadi mola sempurna (komplit) dan parsial.6
EPIDEMIOLOGI2,7
Di Asia, insidensi molahidatidosa komplit tertinggi adalah di Indonesia
yaitu 1 dari 77 kehamilan dan 1 dari 57 perempuan persalinan.2Di Jepang 2:1000
kehamilan. Di Taiwan 1 dari 125 kehamilan. Insidensi US 1 dari 1500. 5
FAKTOR RESIKO4
Sampai sekarang belum diketahui etiologi dari penyakit ini. Yang baru diketahui
adalah faktor risiko, seperti:
1. Umur
Mola hidatidosa lebih banyak ditemukan pada wanita hamil berumur di
bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun
2.
EtnikLebih banyak ditemukan pada mongoloid daripada kaukasus
3. Genetik
Wanita dengan balanced translocation mempunyai resiko lebih tinggi
4.
Gizi
Mola hidatidosa banyak ditemukan pada mereka yang kekurangan protein
-
8/10/2019 Kasus MolA
12/18
12
ETIOLOGI1
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui, banyak faktor yang dapat
menyebabkan antara lain:
Faktor ovum : ovum sudak patologik sehingga mati, tetapi terlambat
dikeluarkan
Umur dibawah 20 tahun dan di atas 40 tahun
Imunoselektif dari trofoblas
Keadaan sosioekonomi yang rendah dan defisiensi gizi; mola hidatidosa
banyak ditemukan pada mereka dengan status ekonomi yang rendah serta
diet rendah protein
Paritas tinggi
Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
PATOFISIOLOGI1
Ada beberapa teori yang menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblas:
1. Teori Missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (missed abortion), karena itu
terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi penimbunan cairan
dalam jaringan mesenkim dari vili dan akhirnya terbentuk gelembung-
gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park
Dikatakan yang abnormal adalah sel-sel trofoblas, yang mempunyai fungsi
abnormal pula, dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam
vili sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan
peredaran darah dan kematian mudigah.
Mola hidatidosa komplit berasal dari genom maternal (genotyoe 46XX
lebih sering) dan 46XY jarang, tapi 46Xxnya berasal dari replikasi haploid
sperma dan tanpa kromosom dari ovum. Mola parsial mempunyai 69
kromosom terdiri dari kromosom 2 haploid paternal dan 1 haploid
meternal (tripoid, 69XX atau 69 XY dari 1 haploid ovum dan lainnya
reduplikasi paternal dari 1 sperma atau fertilisasi disperma).
-
8/10/2019 Kasus MolA
13/18
13
GEJALA DAN TANDA4
Dapat dibagi dalm 3, yaitu:
1.
Keluhan utama
a.
Amenore
b. perdarahan per vaginam
2.
Perubahan yang menyertai
a. Uterus lebih besar dari tuanya kehamilan
b. Kadar hCG yang jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada
kehamilan biasa, kadar hCG darah paling tinggi 100.000 IU/L,
sedangkan pada mola hidatidosa bisa mencapai 5.000.000 IU/L
c.
Adanya kista lutein, baik unilateral maupun bilateral.
3. Adanya penyulit
a. Preeklamsi
b. Tirotoksikosis
c.
Emboli paru (jarang)
Disamping hal-hal tersebut mola hidatidosa juga menunjukkan
gambaran klinik, seperti kehamilan lain, misalnya mual, muntah, dan makan
kurang. MHK mempunyai keluhan dan penyulit yang lebih besar dibandingkan
MHP.
DIAGNOSIS BANDING1
1. Kehamilan multiple
2. Hidramnion
3. Abortus
4.
Mioma uteri
KOMPLIKASI1
1.
Perdarahan hebat
2. Syok
3. Infeksi
4.
Perforasi uterus
-
8/10/2019 Kasus MolA
14/18
14
5. Keganasan (PTG)
b. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?
PENATALAKSANAAN1,5,6
Terapi mola terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Perbaikan keadaan umum
Yang dimaksud usaha ini yaitu koreksi dehidrasi, transfusi darah bila
anemia (Hb 8gr/dL), jika ada gejala preeklampsia dan hiperemis
gravidarum diobati sesuai dengan protocol penanganannya. Sedangkan
bila ada gejala tirotoksikosis di konsul ke bagian penyakit dalam.
2. Pengeluaran jaringan mola
Ada 2 cara yaitu:
a. Kuretase
o Dilakukan setelah persiapan pemeriksaan selesai (pemeriksaan
darah rutin, kadar hCG serta foto thoraks) kecuali bila
jaringan mola sudah keluar spontan.
o Bila kanalis servikalis belum terbuka, maka dilakukan
pemasangan laminaria dan kuretase dilakukan 24 jam
kemudian
o Sebekum kuretase terlebih dahulu disiapkan darah dan
pemasangan infus dengan tetesan oxytocin 10 UI dalam 500cc
Dextrose 5%
o Kuretase dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval minimal 1
minggu
o
Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim ke laboratorium PA
b. Histerektomi 8
Tindakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur dan
cukup mempunyai anak. Alasan untuk melakukan histerektomi ialah
karena umur tua dan paritas tinggi merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya keganasan. Batasan yang dipakai adalah umur 35
-
8/10/2019 Kasus MolA
15/18
-
8/10/2019 Kasus MolA
16/18
16
Pada pasien ini direncanakan terapi kuretase. Tetapi OUE belum terbuka,
untuk itu diputuskan pemasangan LS dan akan dilakukan kuretase kurang lebih 24
jam kemudian.
c. Bagaimana prognosis pada pasien ini?
PROGNOSIS
Mola hidatidosa merupakan sebab kematian yang penting. Kematian disebabkan
oleh :
1. Perdarahan
2. Perforasi misalnya oleh mola destruens dimana gelembung menembus
dinding rahim sampai terjadi perforasi.
3. Infeksi, sepsis
4. Choriocarcinoma setelah mola hidatidosa antara 2-8% dan makin tinggi
pada umur tua.
Sebagian pasien mola akan segera sehat kembali setelah jaringannya
dikeluarkan, tetapi ada sekelompok perempuan yang kemudian menderita
degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma. Persentase keganasan yang
dilaporkan oleh berbagai klink sangat berbeda-beda, berkisar antara
5,56%. Bila terjadi keganasan, maka pengelolaan secara khusus pada
divisi Onkologi Ginekologi.
Sekarang, kematian karena mola hidatidosa sudah jarang sekali. Segera
setelah penderita mola hidatidosa akan kembali setelah kuretase. Bila hamil lagi,
umumnya berjalan normal. Mola hidatidosa berulang dapat terjadi, tetapi jarang.6
Prognosis Quo ad vitam pada pasien ini ad bonam karena pasien ini
mendapatkan penanganan yang adekuat.Dilihat juga dari keadaan umum dan
tanda-tanda vital pasien.
Prognosa Quo ad functionam pasien ini ad bonam karena Mola
hidatidosa berulang jarang terjadi. Kehamilan pasca mola umumnya berlangsung
normal.
-
8/10/2019 Kasus MolA
17/18
17
-
8/10/2019 Kasus MolA
18/18
18
DAFTAR PUSTAKA
1.
Fitriani, Rini. Molahidatidosa. Jurnal Kesehatan, Vol II No. 4 Tahun 2009
2. Prawirohardjo S, dkk. Penyakit trofoblas gestasional dalam Ilmu
Kandungan, Edisi ketiga, Cetakan pertama, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo,2011. p. 20813
3.
Cavaliere, Alessandro. Management of Molar Pregnancy. Journal of
Prenatal Medicine 2009; 3(1): 15-17
4.
Sastrawinata, Sulaiman. Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2004. p.
29-33
5. Syafii, dkk. Kadar -hCG Penderita Mola Hidatidosa Sebelum dan
Sesudah Kuretase. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory, Vol. 13, No. 1, Nov. 2006 : 1-3
6. Cunningham, Norman F. Gant. Penyakit Trofoblastik Gestasional. Obstetri
Williams, Edisi 21 Vol 2. Jakarta: EGC, 2005. p. 931
7. Berek S, Jonethan. Novaks Gynecology International Education, 12th Ed
1996. p.1458-9
8.
Prawirohardjo S, dkk. Mola hidatidosa dalam Ilmu Kebidanan, Edisi
keempat, Cetakan ketiga, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo,2010. p. 488-90
9. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung. Obstetri Patologi, Edisi 1984. Elstar Offset Bandung.
p. 40