mola hidatosa

8
MOLA HIDATOSA Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang cukup bulan dan tidak cacat. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Kadang-kadang terjadi kegagalan kehamilan (reproductive failure), tergantung pada tahap dan bentuk gangguannya. Kegagalan ini bias berupa abortus, kehamilan ektopik, prematuritas, kehamilan janin dalam rahim, atau kelainan kongenital. Kesemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi, termasuk juga penyakit trofoblas. Mola hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblas. Adalah suatu kehamilan yang berkembeng tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hamper seluruh vili korialis mengalami perubahan hidropik menjadi massa gelembung-gelembungbening. Dalam hal demikian disebut mola hidatidosa atau complete mole, sedangkan bila perubahan mola hanya fokal dan tidak berlanjut disertai janin atau bagian dari janin disebut Mola parsialis atau Partial mole. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai satu atau dua sentimeter. Gambaran histopatologik yang khas dari mola adalah : edema, stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili dan proliferasi sel-sel epitel trofoblas, sedangkan gambaran sitogeniknya pada umumnya dapat berupa X 46.

Upload: fauzan-luthfi-a-m

Post on 06-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ds

TRANSCRIPT

MOLA HIDATOSA

Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang cukup bulan dan tidak cacat. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Kadang-kadang terjadi kegagalan kehamilan (reproductive failure), tergantung pada tahap dan bentuk gangguannya. Kegagalan ini bias berupa abortus, kehamilan ektopik, prematuritas, kehamilan janin dalam rahim, atau kelainan kongenital. Kesemuanya merupakan kegagalan fungsi reproduksi, termasuk juga penyakit trofoblas.

Mola hidatidosa merupakan salah satu penyakit trofoblas. Adalah suatu kehamilan yang berkembeng tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hamper seluruh vili korialis mengalami perubahan hidropik menjadi massa gelembung-gelembungbening. Dalam hal demikian disebut mola hidatidosa atau complete mole, sedangkan bila perubahan mola hanya fokal dan tidak berlanjut disertai janin atau bagian dari janin disebut Mola parsialis atau Partial mole.

Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai satu atau dua sentimeter. Gambaran histopatologik yang khas dari mola adalah : edema, stroma vili, tidak ada pembuluh darah pada vili dan proliferasi sel-sel epitel trofoblas, sedangkan gambaran sitogeniknya pada umumnya dapat berupa X 46.

Mola parsial secara makroskopik, berupa gelembung mola yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin mati pada bulan pertama tapi adapula yang hidup sampai cukup besar dan aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat vili yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan di tempat yang lain masih nampak vili yang normal.

Molahidatidosa yang khas merupakan massa besar dari vili khorionik yang mengalami pembengkakan. Kadang-kadang mengalami dilatasi kistik yang dilapisi oleh epitel korion dalam jumlah yang berbeda-beda dari jinak sampai yang atipik. Akhir-akhir ini mola dibagi dalam 2 subtipe yang berbeda yaitu mola hidatidosa komplet dan mola hidatidosa parsial. Moal hidatidos akomplet, tidak pernah mengandung janin, umbilicus atau selaput amnion. Semua jonjot korion dalam bentuk abnormal dan sel epitel korion biasanya memiliki kariotip 46 XX. Mola hidatidosa parsial, mengandung janin, umbilicus, dan selaput amnion, memiliki jonjot korion yang normal dan hamper selalu tripoid.

Kehamilan mola secara histologis di tandai oleh kelainan vili korionik yang terdiri dari proliferasi trofoblas dengan derajat bervariasi dan edema stroma vilus. Mola biasanya terletak di rongga uterus, namun kadang mola terletak di tuba Fallopi dan bahkan ovarium. Ada tidaknya janin dan unsur embrionikpernah digunakan untuk mengklasifikan mola menjadi mola sempurna (complete) dan mola parsial (in-complete).

A. Mola sempurna

Temuan histologik yang diperlihatkan ditandai oleh:

1. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma vilus

2. Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak

3. Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat yang bervariasi

4. Tidak adanya janin dan amnion

Gambaran sonografi : tampak kista theca-lutea ovarium pada wanita yang mengalami mola hidatosa

Gambaran USG Mola hidatosa A.Potongan sagital memperlihatkan uterus yang mengalami mola hidatosa komplete. Karakteristik snowstorm yang muncul disebabkan oleh masa ekogenik uterus GambaranMola parsialMola sempurna

KariotipeUmumnya 69,XXX atau 69,XXY46,XX atau 46,XY

Patologi

Janin

Amnion, sel darah merah janin

Edema vilus

Proliferasi trofoblasSering dijumpai

Sering dijumpai

Bervariasi, fokal

Bervariasi, fokal, ringan sampai sedangTidak ada

Tidak ada

Difus

Bervariasi, ringan sampai berat

Gambaran klinis

Diagnosis

Ukuran uterus

Kista teka lutein

Penyulit medis

Penyakit pascamolaMissed abortion

Kecil untuk masa kehamilan

Jarang

Jarang

Kurang dari 5-10%

Gestasi mola

50% besar untuk masa kehamilan

25-30%

Sering

20%

Dari American College of Obstetricians and Gynecologist (1993)

INSIDENSI

Prevalensi mola hidatidosa lebih tinggi di Asia, Afrika dan Amerika Latin dibandingkan dengan Negara-negara barat. Di negara-negara barat dilaporkan 1 : 200 atau 2000 kehamilan. Di Negara-negara berkembang: 100 atau 600 kehamilan. Soejoenoes dkk (1967) melaporkan 1 : 85 kehamilan; RS Dr. Cipto Mangunkusomo Jakarta 1 : 31 persalinan dan 1 : 9 kehamilan ; Luat A. Siregar (Medan) tahun 1982 : 11-16 per 1000 kehamilan; Soetomo (Surabaya) 1:80 persalinan; Djamhoe Martaadisoebrata (Bandung); 9-12 per 1000 kehamilan. Biasanya dijumpai lebih seringpada umur reproduktif (14-45 tahun) dan multipara. Jadi dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola akan lebih besar.

GEJALA KLINIS

a. Amenorrhoe dan tanda tanda kehamilan

b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. merupakan

gejala utama dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama

berapa minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan

anemia defisiensi besi.

c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia

kehamilan.

d. Tidak dirasakan tanda tanda adanya gerakan janin maupun ballotement

e. Hiperemesis,

Pasien dapat mengalami mual dan muntah cuku berat.

f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke 24

g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti

h. Tirotoksikosis

DIAGNOSA BANDING

- Kehamilan ganda

- Abortus iminens

- Hidroamnion

- Kario Karsinoma

PROGNOSIS

Kematian pada mola hidatidosa dapat disebabkan karena perdarahan, infeksi, eklampsia, payah jantung atau tirotoksikosis. Di negara maju hampir tidak ada lagi, namun di Negara berkembang masih cukup tinggi antara 2% sampai 5%. Sebagian wanita akan sehat kembali setelah jaringan dikeluarkan tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma. Proses degenerasi ganas dapat berlangsung antara tujuh hari sampai tiga tahun dengan terbanyak dalam waktu enam bulan.