kasus igd
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS BANGSAL
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG
Disusun Oleh :
Fahri Trisnaryan P 2.2010.1112.00158
Pengesahan:
Residen Pendamping :
dr.Mu’amal
Dosen Penguji :
dr. Tinon M Sp.KJ
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
1
I. DATA PRIBADIc
IDENTITAS
A. Identitas Penderita
Nama : Ny I
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Suku/Warga Negara : Jawa/Indonesia
Alamat : Gajah, Demak, Jateng
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Perkebunan
Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2013
Tanggal Masuk RSJ : 12 Juni 2013
No. CM : 034760
Diperiksa oleh : Fahri Trisnaryan P
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis tanggal 10 Juni 2013 jam 12.00 dari :
1
Nama Ny.N
Alamat Gajah,Demak,Jateng
Pekerjaan Guru
Pendidikan Tamat S1
Umur 30 tahun
Agama Islam
Hubungan Adik Kandung
Lama Kenal 30 tahun
Sifat Perkenalan Akrab
2
A. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit
- Alloanamnesis : Marah-marah
- Autoanamnesis : Putus-putus ± 2 bulan, dituduh ambil uang oleh
bapakya
B. Riwayat Penyakit Sekarang
± 1 tahun Sebelum masuk rumah sakit jiwa aminogondohutomo
semarang, pasien masih beraktifitas seperti biasa, tidak pernah bicara
sendiri, tak pernah marah tanpa sebab yang jelas.. Pasien masih bisa
mengerjakan pekerjaan rumah tangga , makan, minum dan mandi atas
inisiatif sendiri. Pasien rajin solat dan mengaji. Jika ada waktu luang,
pasien memilih untuk mengobrol dengan tetangganya dan berjalan-jalan.
Pasien masih control rutin (GAF 70)
± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit jiwa aminogondohutomo
semarang , pasien beraktifitas seperti biasa, bekerja masih baik, makan,
minum , mandi atas inisiatif sendiri, waktu luang digunakan untuk
melamun. Pasien kontrol tidak rutin, tidak mau minum obat (GAF 70)
± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit jiwa Aminogondohutomo
Pasien banyak bicara, bicara kacau dan cepat. Menurut keluarga pasien,
pasien sering marah-marah sendiri , pasien merasa seluruh keluarganya
tidak menyayanginya dan membencinya, usaha melukai diri sendiri dan
orang lain tidak ada. Pasien sering melihat ular dirumahnya. Pasien masih
sudah tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring,
menyapu ,memasak . waktu luang digunakan untuk melamun, control tidak
rutin, minum obat tidak mau. (GAF 50)
Saat datang ke RSJ Aminogondhohutomo,pasien bisa bicara. Bila
diberi pertanyaan pasien mau menjawab , Makan dan minum atas inisiatif
sendiri, hubungan dengan keluarga dan tetangganya kurang baik, waktu
luang digunakan untuk membantu pekerjaan rumah, mempunyai anak dan
banyak bicara. Menurut keluarga pasien, pagi harinya pasien mengambil
3
50-41
40-31
30-21
20-11
10-1
barang milik orang yang sedang mandi di mushola, lalu bapaknya
memarahi pasien dan pasien marah-marah , pasien tidak mengakui
mengambil barang milik orang lain, pasien melempar barang dan melukai
anaknya, menurut pasien ,menurut pasien, pasien dapat menyembuhkan
orang lain. (GAF 40)
C. Riwayat Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatrik
Pada tahun 2003 pasien di RSJD Aminogondohutomo dirawat
selama ± 2 minggu karena pasien marah-marah tanpa sebab dan
diperoleh pulang karena pasien sudah membaik. Pasien control
teratur , terakhir kontrol maret 2013 (GAF 80 )
2. Riwayat penyakit medis umum
Riwayat kejang demam (-),
Riwayat epilepsi (-),
Riwayat trauma kepala (-),
Riwayat hipertensi(-),
Riwayat diabetes mellitus(-),
Riwayat asma (-),
Riwayat alergi (-),
Riwayat nyeri ulu hati / sakit maag (-),
Riwayat nyeri dada/sakit jantung(-),
Riwayat pingsan/kehilangan kesadaran (-)
3. Penggunaan Obat-obatan dan NAPZA
Pasien tidak pernah minum alkohol dan menggunakan NAPZA
Kurva GAF
4
D. Riwayat Pramorbid
1.Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan pada tahun 1980 secara spontan dengan bantuan bidan
bayi di rumah, cukup bulan, kembar, berat lahir 2600 gram, langsung
menangis. Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami sakit.
Ibu pasien melakukan pemeriksaan ante natal care dibidan sebanyak
>4x. pasien tak memiliki masalah kelainan bawaan. Imunisasi lengkap
hingga usia 9 bulan. Sejak lahir pasien diberi ASI, namun dibarengi
pisang uleg dan sayur bening hingga usia 9 bulan, setelah usia 9 bulan.
Setelah usia 6 bulan pasie diberi nasi tim, pasien tidak pernah sakit
demam berkepanjangan selama bayi .
Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun)
Pasien dirawat oleh kedua orang tuanya. Pada masa kanak awal, pasien
tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Pasien mulai
merangkak usia 2 bulan, mulai berdiri usia 10 bulan, dan mulai berjalan
usia 12 bulan. Pada usia 2 tahun pasien sudah mampu berbicara secara
lancar. Pasien cukup aktif bermain mainan dan bermain dengan teman-
temannya. Pasien juga berinteraksi dengan cukup baik dengan orang
tuanya.
5
2 bulan smrs 1 mgg smrs
1 bulan smrs
UGD 10 hari pearawatan
3 mgg smrs
2. Masa anak-anak pertengahan (3 – 7 Tahun)
Pasien sering bermain dengan teman-teman sebayanya didekat rumah.
Pasien memilki banyak teman dan sering bermain didalam rumah
bersama saudara-saudaranya. Pasien tidak bersekolah TK, karena alasan
biaya. Pasien tidak memiliki masalah dengan tidurnya.
3. Masa anak akhir dan remaja (7 – 11 tahun)
Semasa usia pasien 7-11 tahun, pasien bersekolah SD didekat rumahnya.
Pasien memiliki banyak teman bermain, baik di sekolah maupun di
lingkungan rumahnya. Pasien juga memiliki prestasi yang rata-rata di
sekolahnya, dan tidak pernah tinggal kelas.
4. Masa remaja (11 – 18 tahun )
Pada usia 11 tahun, pasien lulus SD dengan prestasi rata-rata, kemudian
pasien masuk SMP. Saat berskolah di SMP, pasien memiliki teman
cukup banyak. Pasien aktif mengikuti kegiatan di sekolah. Hubungan
pasien dengan orangtua dan orang sekitarnya juga masih baik. Pasien
menyelesaikan studi di SMP pada usia 15 tahun dengan prestasi yang
rata-rata. Pasien lalu melanjutkan sekolah ke SMA. Pada saat di SMA,
pasien memiliki cukup teman.. Selama SMA pasien merupakan anak
yang aktif, energik dan suka menolong. pasien sering membantu
pekerjaan rumah orang tua di rumah. Setelah lulus SMA pasien sempat
kuliah di IAIN .
6. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah dari SD sampai lulus SMA. Pasien bersekolah SD 6
tahun, pasien tidak pernah tinggal kelas tidak ada prestasi khusus
yang pernah dicapai, nilai rata-rata. Saat SMP prestasi dan nilai
rata-rata. Setelah lulus SMP pada usia 14 tahun, pasien masuk
SMA sampai selesai. Selama di SMA nilai rata-rata. Pasien sempat
kuliah di IAIN
b. Riwayat Pekerjaan
6
Pasien setelah tahun lulus SMA bekerja sebagai ibu rumah
tangga ,pasien dapat melakukan pekerjaan seperti mencuci piring
dan pakaian membersihkan rumah
c. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam. Sejak kecil pasien medapat ilmu agama
dan selalu dsiplin dalam mengerjakan perintah agama. Pasien
selalu menjalankan solat 5 waktu dan rajin mengaji
d. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah
e. Riwayat Kemiliteran :
Pasien belum pernah melihat atau terlibat dalam suatu peperangan
maupun mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah pelanggaran hukum.
g. Riwayat Sosial
Pasien memiliki hubungan sosial yang baik dengan para
tetangganya. Jika ada undangan acara tetangga dan kerabatnya,
pasien sering bertamu dan dating menghadirinya. Jika saudaranya
mempunyai acara, pasien sering datang untuk membantu. Pasien
sering pergi dan berkumpul untuk meghadiri acara rutin di
kampungnya.
h. Riwayat Hidup Sekarang
Pasien tinggal dengan keluarganya, belum memiliki istri dan anak,
suami bekerja serabutan ,biaya ditanggung orang tuanya, pasien
bekerja sebagai ibu rumah tangga
Kesan : sosial ekonomi cukup.
5. Riwayat Psikoseksual
- Pasien tidak ada riwayat penyimpangan atau penyiksaan atau
pelecehan seksual dari masa kanak-kanak sampai dewasa.
7
- Pasien berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.
- Pasien bergaul baik dengan lawan jenis maupun sesama perempuan.
6. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ayah dan ibu
dalam keluarga tersebut, yang mencari nafkah adalah ayah dan ibu
pasien. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Silsilah keluarga :
Keterangan:
: perempuan
: laki – laki : pasien dengan gangguan jiwa
7. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai
Pasien ingin kembali keruamh dan bekerja
III. STATUS MENTAL
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 12.00 di IGD
RSJD Amino Gondohutomo Semarang.
Deskripsi Umum
1. Penampilan :
8
Seorang wanita usia 33 tahun, tampak sesuai dengan umurnya. Kulit
sawo matang. Rambut pendek ikal. Berperawakan pendek dan kurus.
Pada saat pemeriksaan pasien tampak kebersihan cukup.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
Tingkah laku : normoaktif berkoordinasi. Sikap: kooperatif
Tingkah laku
Hiperaktif (-)
Hipoaktif (-) Streotipi (-)
Normoaktif (+) Maniceren (-)
Stupor (-) Grimaseren (-)
Gelisah (-) Ambivalensi (-)
Berkoordinasi (+) Befehls automatism (-)
Tidak berkoordiansi (-) Gerakan automatism (-)
Agresif (-) Gerakan autochlon (-)
Negativisme aktif (-) Gerakan impulsive (-)
Perseverasi (-) Gerakan kompulsif (-)
Verbigerasi (-) Kleptomania (-)
Echolalia (-) Pyromania (-)
Echopraxia (-) Poriomania (-)
Sikap
Indifferent (-) Curiga (-)
Apatis (-) Berubah-ubah (-)
Kooperatif (+) Tegang
(-)
Negativisme pasif (-) Pasif (-)
Dependent (-) Aktif (-)
Infantile (-) Katalepsi (-)
Rigid (-) Bermusuhan (-)
3. Sikap tehadap pemeriksa : kooperatif
Kontak psikis : ada, wajar dan dapat dipertahankan.
4. Mood dan Afek
9
a. Mood
Euforia (-) Anhedonia (-)
Eksaltasi (-) Poikolotimia (-)
Ekstase (-) Irritable (-)
Manik (-) Labil (-)
Euthymik (+) Hiperthymik (-)
Cemas (-) Disforik (-)
Panik (-) Berkabung (-)
Ambivalensi (-) Depresi (-)
Aleksitimia (-) Ekspansif (-)
b. Afek
Serasi (+) Datar (-)
Tidak sesuai (-) Tumpul (-)
Terbatas (-) Labil (-)
B. Pembicaraan
Bicara pasien nyambung bila diajak bicara, banyak bicara, menjawab
bila ditanya, sering menyanyi-nyanyi .intonasi teratur, volume bicara
jelas
Kualitas : cukup
Kuantitas : cukup
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi visual (+) pasien melihat ular
Halusinasi taktil (-)
Halusinasi akustik (-)
Halusinasi haptik (-)
Halusinasi olfaktorik (-)
Halusinasi kinestetik (-)
Halusinasi gustatorik (-)
10
Halusinasi autoskopi (-)
2. Ilusi
Ilusi visual (-)
Ilusi gustatorik (-) Ilusi akustik (-)
Ilusi taktil (-) Ilusi olfaktorik (-)
D. Pikiran
1. Bentuk pikir : tidak realistik
2. Arus pikir
Flight of ideas (-) Retardasi (-)
Asosiasi longgar (+) Asosiasi bunyi (-)
Inkoherensi (-) Asosiasi pengertian (-)
Tangensial (-) Blocking (-)
Sirkumstansiality (-) Preserverasi (-)
Neologisme (-) Verbigerasi (-)
Jawaban irrelevant (-) Lancar (+)
3. Isi pikiran
Waham kebesaran (+)
Waham hipokondri (-) Waham berdosa (-)
Waham magic mistic (-) Waham kejar (-)
Waham sistematis (-) Waham referensi (-)
Waham cemburu (-) Waham somatic (-)
Waham nihilistic (-) Waham curiga (-)
Fobia (-) Preokupasi (-)
Obsesif kompulsif (-) Gagasan bunuh diri
(-)
Kemiskinan isi pikir (-) Thought echo
(-)
11
Thought insertion (-) Thought withdrawal
(-)
Thought broadcasting (-) Delusion of reference
(-)
Delusion of control (-) Delusion of influense
(-)
Delusion of passivity (-) Delusion of perception
(-)
Over valued idea (-) Depersonalisasi
(-)
E. Sensorium dan Kognitif
1. Kesadaran : jernih
2. Orientasi
Tempat : baik
Waktu : baik
Personal : baik
Situasional : baik
3. Daya ingat
Segera : baik
Jangka pendek : baik
Jangka sedang : baik
Jangka panjang : baik
4. Konsentrasi : baik
5. Perhatian : normoligilitas
6. Kemampuan baca dan tulis : baik
7. Kemampuan visuospasial : baik
8. Pikiran abstrak : baik
F. Pengendalian Impuls : cukup
12
G. Tilikan
1. Penyangkalan penyakit sama sekali.
2. Agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi
dalam waktu bersamaan menyangkal penyakitnya.
3. Sadar bahwa merasa sakit tapi melampiaskan pada orang lain, pada
faktor eksternal dan organik.
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak
diketahui pada diri pasien.
5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala
atau kegagalan dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan
irrasional atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa
menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman masa depan.
6. Tilikan emosional sesungguhnya: kesadaran emosional tentang motif
dan perasaan didalam diri pasien dan orang yang dapat menyebabkan
perubahan dalam perilaku.
H. Pertimbangan : baik
I. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadaan umum : baik
Berat / Tinggi badan : 60 kg / 165 cm
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 130 / 80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : afebris
Status internum :
Kepala : Mesosefal,
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra pucat (-/-)
13
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)
Leher : Simetris, Trachea ditengah, Pembesaran nnll (-/-)
Toraks : Cor : konfigurasi jantung dalam batas normal, SI-
SII reguler, suara tambahan (-), bising (-)
Pulmo: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-),
ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal,
hepar dan lien tak membesar
Ekstremitas : superior inferior
Edema -/- -/-
Capilary refill <2”/<2” <2”/<2”
Nyeri sendi -/- -/-
Pembengkakan sendi -/- -/-
B. Status neurologis
GCS : E4M6V5
Nervus Cranialis I – XII : dalam batas normal
Motorik Extremitas Superior Inferior
Pergerakan : +N / +N +N /
+N
Kekuatan : 5-5-5 / 5-5-5 5-5-5 /
5-5-5
Tonus : N / N N / N
Trofi : E / E E / E
Lateralisasi : tidak ada
Refleks Fisiologis : +N / +N +N /
+N
Refleks Patologis : - / - - / -
Sensibilitas
14
Sensibilitas taktil : dalam batas normal
Nyeri : dalam batas normal
Koordinasi, GAIT, dan Keseimbangan
Cara berjalan : simetris
Test Romberg : -
Ataxia : -
Disdiadokokinesia : -
Rebound phenomenon : -
Dismetri : -
Gerakan-gerakan abnormal
Tremor : -
Athethose : -
Myocloni : -
Chorea : -
Alat Vegetatif
Miksi : dalam batas normal
Defekasi : dalam bataa normal
Kesan : status neurologis dalam batas normal
E. Pemeriksaan Psikometri
PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)Tanggal 30 Mei 2013
TdkAda
Min Ringan Sedang Agak berat
Berat Sgt berat
Simptom positif
P1 Waham 1 2 3 4 5 6 7P2 Kekacauan proses pikir 1 2 3 4 5 6 7P3 Perilaku halusinansi 1 2 3 4 5 6 7P4 Gaduh gelisah 1 2 3 4 5 6 7P5 Waham kebesaran 1 2 3 4 5 6 7
15
P6 Waham kejar 1 2 3 4 5 6 7P7 Permusuhan 1 2 3 4 5 6 7
Simptom NegatifN1 Afek tumpul 1 2 3 4 5 6 7N2 Penarikan emosional 1 2 3 4 5 6 7N3 Kemiskinan raport 1 2 3 4 5 6 7N4 Penarikan diri dari hubungan Sosial secara
pasif/apatis 1 2 3 4 5 6 7
N5 Kesulitan berfikir abstrak 1 2 3 4 5 6 7N6 Kurangnya spontanitas dan arus percakapan 1 2 3 4 5 6 7N7 Pemikiran stereotipik 1 2 3 4 5 6 7
Skala Psikopatologi UmumG1 Kekhawatiran somatik 1 2 3 4 5 6 7G2 Anxietas 1 2 3 4 5 6 7G3 Rasa bersalah 1 2 3 4 5 6 7G4 Ketegangan 1 2 3 4 5 6 7G5 Mannerisme & posturing 1 2 3 4 5 6 7G6 Depresi 1 2 3 4 5 6 7G7 Retradarsi motorik 1 2 3 4 5 6 7G8 Ketidakkooperatifan 1 2 3 4 5 6 7G9 Isi pikiran tidak biasa 1 2 3 4 5 6 7G10 Disorientasi 1 2 3 4 5 6 7G11 Perhatian yang buruk 1 2 3 4 5 6 7G12 Kurang daya nilai dan tilikan 1 2 3 4 5 6 7G13 Gangguan dorongan kehendak 1 2 3 4 5 6 7G14 Pengendalian impuls yang buruk 1 2 3 4 5 6 7G15 Preokupasi 1 2 3 4 5 6 7G16 Penghindaran sosial secara aktif 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (FORMULASI
DIAGNOSTIK)
Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala
yang menimbulkan suatu hendaya pada sebagian fungsi sosial dan peran sehingga
dapat disimpulkan pasien ini menderita gangguan jiwa.
16
Axis I : Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang
menunjukkan gangguan jiwa karena organik. Pada pasien tidak ditemukan adanya
ketergantungan penggunaan NAPZA sehingga gangguan mental akibat
penggunaan zat dapat disingkirkan.
Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan beberapa gejala yang bermakna
seperti : timbul penderitaan / hendaya pada berbagai fungsi peran sosial dan
penggunaan waktu luang sejak 1 minggu yang lalu, sehingga dapat disimpulkan
pasien menderita gangguan jiwa sejak 1 minggu yang lalu. Pasien lebih marah-
marah, menurut pasien, keluarga pasien tidak menyayanginya dan Terdapat
manifestasi penurunan hendaya peran berupa tidak mau mengurusi pekerjaan
rumah, makan dan minum menunggu disuruh Hendaya social mulai terganggu
dengan mulai jarang berinteraksi dengan tetangga dikampungnya. Penurunan
hendaya mulai terjadi 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Stressor karena tidak
mau minum obat, Menurut keluarga pasien, pagi sebelum masuk rumah sakit
pasien mengambil barang milik orang yang sedang mandi di mushola, lalu
bapaknya memarahi pasien dan pasien marah-marah , pasien tidak mengakui
mengambil barang milik orang lain, pasien melempar barang dan melukai
anaknya, menurut pasien Pada pemeriksaan status mental didapatkan: kesadaran
jernih, perilaku normoaktif, pembicaraan kuantitasnya cukup kualitas cukup,
kontak psikis ada, wajar dan dapat dipertahankan, sikap kooperatif terhadap
pemeriksa, mood euthymik, afek serasi . tilikan 1 .Pada pemeriksaan bentuk pikir
non realistik, isi pikir didapatkan waham kebesaran, ilusi (-) halusinasi
visual ,konsentrasi baik.
Axis II : Tidak didapatkan kelainan
Axix III : Tidak didapatkan kelainan ( berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan )
Axis I : F 20.3 Skizofrenia paranoid
DD : F 22.0 Gangguan waham menetap
Axis II : Tidak ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
17
Axis IV : Masalah keluarga : dimarahi bapaknya karena mengambil barang
orang lain
Axis V : GAF terbaik 1 tahun terakhir 70
GAF saat masuk RSJ 40
VI. DIAGNOSIS MULTI AXIAL
Menurut PPDGJ III
Axis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid
DD : F 22.0 Gangguan waham menetap
Axis II : Tidak ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah keluarga : dimarahi bapaknya karena mengambil barang
milik orang lain
Axis V : GAF terbaik 1 tahun terakhir 70
GAF saat masuk RSJ 40
VII. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi :
Fase akut
Inj Diazepam 10mg
Inj Lodomer 5mg
ECT : tidak dilakukan
Maintenance
Clorpromazine 2 x 50mg
Risperidon 2 x 5 mg
Trihexyphenidil 1 x 2 mg
B. Psikoterapi
a. Terapi Kelompok :
18
Diadakan kegiatan dimana tiap 2 hari sekali setiap ± jam 10
pagi, pasien diajak mengobrol atau berbincang-bincang dan
permainan kelompok, olahraga bersama dengan perawat atau
dengan pasien lain sehingga solusi-solusi cara menghilangkan
keluhan, gejala atau penyakit pasien dapat ditemukan.
b. Terapi Keluarga :
Seminggu sekali (biasanya tiap hari sabtu), pasien
dikumpulkan bersama keluarganya, psikiater, psikolog, perawat
sehingga bisa dilakukan sharing tentang solusi dari penyakit,
gejala atau keluhan pasien. Memberi pengertian kepada
keluarga tentang penyakit pasien yang butuh dukungan dan
pengawasan minum obat.
c. Terapi Supportif :
Yang diinginkan oleh pasien setelah keluar dari RSJ adalah
berkumpul bersama keluarga, sehingga dapat diinformasikan
kepada keluarga agar pasien dirawat bersama keluarga dan
tidak tinggal sendiri.
d. Terapi Okupasional :
Apabila kondisi pasien sudah membaik, mulai
direncanakan untuk dapat mengikuti program rehabilitasi
sesuai dengan kegemaran dan keahlian pasien.
VIII. PROGNOSIS
Prognosis arah baik Prognosis arah buruk
1. late onset
2. onset akut
3. faktor pencetus jelas
4. usia 15 – 25 tahun
5. gejala positif menonjol
6. riwayat seksual, sosial, premorbid baik
√
√
√
√
1. onset usia muda
2. onset kronik
3. faktor pencetus tidak jelas
4. usia < 15 tahun atau > 25 tahun
5. gejala negatif menonjol
6. riwayat seksual, sosial, premorbid buruk
√
√
19
7. menikah
8. sistem sosial baik
9. status ekonomi baik
10. memiliki riwayat keluarga dengan
gangguan mood
√
√
√
7. belum menikah/telah bercerai
8. sistem pendukung sosial buruk
9. status ekonomi buruk
10. kekambuhan √
- Dubia ad bonam : karena faktor-faktor prognosis ke arah baik lebih
banyak.
VIII. SARAN-SARAN
1. Keluarga Pasien:
Mengedukasi keluarga agar menjenguk pasien selama dirawat.
Memberi tahu keluarga agar tetap member dukunganterhadap pasien.
Memberi tahu keluarga agar rajin membawa pasien untuk kontrol di poli
jiwa.
Memberi tahu keluarga tentang efek samping dari obat yang diberikan.
2. Pasien :
Mengedukasi pasien untuk rajin kontrol dan rutin minum obat.
3. Lingkungan sekitar :
Mengedukasi masyarakat agar mendukung dan tidak mengucilkan pasien
dan keluarga.
Mengedukasi masyarakat agae membantu memulangkan jika pasien kabur.
Mengedukasi masyarakat agar turut menjaga keselamatan diri pasien.
20