kasus igd

30
LAPORAN KASUS BANGSAL RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Disusun Oleh : Fahri Trisnaryan P 2.2010.1112.00158 Pengesahan: Residen Pendamping : dr.Mu’amal Dosen Penguji : dr. Tinon M Sp.KJ FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: fahri-trisnaryan-pratama

Post on 27-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus IGD

LAPORAN KASUS BANGSAL

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH AMINO GONDOHUTOMO

SEMARANG

Disusun Oleh :

Fahri Trisnaryan P 2.2010.1112.00158

Pengesahan:

Residen Pendamping :

dr.Mu’amal

Dosen Penguji :

dr. Tinon M Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2013

1

Page 2: Kasus IGD

I. DATA PRIBADIc

IDENTITAS

A. Identitas Penderita

Nama : Ny I

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 33 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SMA

Suku/Warga Negara : Jawa/Indonesia

Alamat : Gajah, Demak, Jateng

Status Perkawinan : Belum Menikah

Pekerjaan : Perkebunan

Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2013

Tanggal Masuk RSJ : 12 Juni 2013

No. CM : 034760

Diperiksa oleh : Fahri Trisnaryan P

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Alloanamnesis tanggal 10 Juni 2013 jam 12.00 dari :

1

Nama Ny.N

Alamat Gajah,Demak,Jateng

Pekerjaan Guru

Pendidikan Tamat S1

Umur 30 tahun

Agama Islam

Hubungan Adik Kandung

Lama Kenal 30 tahun

Sifat Perkenalan Akrab

2

Page 3: Kasus IGD

A. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit

- Alloanamnesis : Marah-marah

- Autoanamnesis : Putus-putus ± 2 bulan, dituduh ambil uang oleh

bapakya

B. Riwayat Penyakit Sekarang

± 1 tahun Sebelum masuk rumah sakit jiwa aminogondohutomo

semarang, pasien masih beraktifitas seperti biasa, tidak pernah bicara

sendiri, tak pernah marah tanpa sebab yang jelas.. Pasien masih bisa

mengerjakan pekerjaan rumah tangga , makan, minum dan mandi atas

inisiatif sendiri. Pasien rajin solat dan mengaji. Jika ada waktu luang,

pasien memilih untuk mengobrol dengan tetangganya dan berjalan-jalan.

Pasien masih control rutin (GAF 70)

± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit jiwa aminogondohutomo

semarang , pasien beraktifitas seperti biasa, bekerja masih baik, makan,

minum , mandi atas inisiatif sendiri, waktu luang digunakan untuk

melamun. Pasien kontrol tidak rutin, tidak mau minum obat (GAF 70)

± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit jiwa Aminogondohutomo

Pasien banyak bicara, bicara kacau dan cepat. Menurut keluarga pasien,

pasien sering marah-marah sendiri , pasien merasa seluruh keluarganya

tidak menyayanginya dan membencinya, usaha melukai diri sendiri dan

orang lain tidak ada. Pasien sering melihat ular dirumahnya. Pasien masih

sudah tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring,

menyapu ,memasak . waktu luang digunakan untuk melamun, control tidak

rutin, minum obat tidak mau. (GAF 50)

Saat datang ke RSJ Aminogondhohutomo,pasien bisa bicara. Bila

diberi pertanyaan pasien mau menjawab , Makan dan minum atas inisiatif

sendiri, hubungan dengan keluarga dan tetangganya kurang baik, waktu

luang digunakan untuk membantu pekerjaan rumah, mempunyai anak dan

banyak bicara. Menurut keluarga pasien, pagi harinya pasien mengambil

3

Page 4: Kasus IGD

50-41

40-31

30-21

20-11

10-1

barang milik orang yang sedang mandi di mushola, lalu bapaknya

memarahi pasien dan pasien marah-marah , pasien tidak mengakui

mengambil barang milik orang lain, pasien melempar barang dan melukai

anaknya, menurut pasien ,menurut pasien, pasien dapat menyembuhkan

orang lain. (GAF 40)

C. Riwayat Sebelumnya

1. Riwayat Psikiatrik

Pada tahun 2003 pasien di RSJD Aminogondohutomo dirawat

selama ± 2 minggu karena pasien marah-marah tanpa sebab dan

diperoleh pulang karena pasien sudah membaik. Pasien control

teratur , terakhir kontrol maret 2013 (GAF 80 )

2. Riwayat penyakit medis umum

Riwayat kejang demam (-),

Riwayat epilepsi (-),

Riwayat trauma kepala (-),

Riwayat hipertensi(-),

Riwayat diabetes mellitus(-),

Riwayat asma (-),

Riwayat alergi (-),

Riwayat nyeri ulu hati / sakit maag (-),

Riwayat nyeri dada/sakit jantung(-),

Riwayat pingsan/kehilangan kesadaran (-)

3. Penggunaan Obat-obatan dan NAPZA

Pasien tidak pernah minum alkohol dan menggunakan NAPZA

Kurva GAF

4

Page 5: Kasus IGD

D. Riwayat Pramorbid

1.Masa Prenatal dan Perinatal

Pasien dilahirkan pada tahun 1980 secara spontan dengan bantuan bidan

bayi di rumah, cukup bulan, kembar, berat lahir 2600 gram, langsung

menangis. Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami sakit.

Ibu pasien melakukan pemeriksaan ante natal care dibidan sebanyak

>4x. pasien tak memiliki masalah kelainan bawaan. Imunisasi lengkap

hingga usia 9 bulan. Sejak lahir pasien diberi ASI, namun dibarengi

pisang uleg dan sayur bening hingga usia 9 bulan, setelah usia 9 bulan.

Setelah usia 6 bulan pasie diberi nasi tim, pasien tidak pernah sakit

demam berkepanjangan selama bayi .

Masa Kanak Awal (Sampai usia 3 Tahun)

Pasien dirawat oleh kedua orang tuanya. Pada masa kanak awal, pasien

tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Pasien mulai

merangkak usia 2 bulan, mulai berdiri usia 10 bulan, dan mulai berjalan

usia 12 bulan. Pada usia 2 tahun pasien sudah mampu berbicara secara

lancar. Pasien cukup aktif bermain mainan dan bermain dengan teman-

temannya. Pasien juga berinteraksi dengan cukup baik dengan orang

tuanya.

5

2 bulan smrs 1 mgg smrs

1 bulan smrs

UGD 10 hari pearawatan

3 mgg smrs

Page 6: Kasus IGD

2. Masa anak-anak pertengahan (3 – 7 Tahun)

Pasien sering bermain dengan teman-teman sebayanya didekat rumah.

Pasien memilki banyak teman dan sering bermain didalam rumah

bersama saudara-saudaranya. Pasien tidak bersekolah TK, karena alasan

biaya. Pasien tidak memiliki masalah dengan tidurnya.

3. Masa anak akhir dan remaja (7 – 11 tahun)

Semasa usia pasien 7-11 tahun, pasien bersekolah SD didekat rumahnya.

Pasien memiliki banyak teman bermain, baik di sekolah maupun di

lingkungan rumahnya. Pasien juga memiliki prestasi yang rata-rata di

sekolahnya, dan tidak pernah tinggal kelas.

4. Masa remaja (11 – 18 tahun )

Pada usia 11 tahun, pasien lulus SD dengan prestasi rata-rata, kemudian

pasien masuk SMP. Saat berskolah di SMP, pasien memiliki teman

cukup banyak. Pasien aktif mengikuti kegiatan di sekolah. Hubungan

pasien dengan orangtua dan orang sekitarnya juga masih baik. Pasien

menyelesaikan studi di SMP pada usia 15 tahun dengan prestasi yang

rata-rata. Pasien lalu melanjutkan sekolah ke SMA. Pada saat di SMA,

pasien memiliki cukup teman.. Selama SMA pasien merupakan anak

yang aktif, energik dan suka menolong. pasien sering membantu

pekerjaan rumah orang tua di rumah. Setelah lulus SMA pasien sempat

kuliah di IAIN .

6. Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien sekolah dari SD sampai lulus SMA. Pasien bersekolah SD 6

tahun, pasien tidak pernah tinggal kelas tidak ada prestasi khusus

yang pernah dicapai, nilai rata-rata. Saat SMP prestasi dan nilai

rata-rata. Setelah lulus SMP pada usia 14 tahun, pasien masuk

SMA sampai selesai. Selama di SMA nilai rata-rata. Pasien sempat

kuliah di IAIN

b. Riwayat Pekerjaan

6

Page 7: Kasus IGD

Pasien setelah tahun lulus SMA bekerja sebagai ibu rumah

tangga ,pasien dapat melakukan pekerjaan seperti mencuci piring

dan pakaian membersihkan rumah

c. Riwayat Keagamaan

Pasien beragama Islam. Sejak kecil pasien medapat ilmu agama

dan selalu dsiplin dalam mengerjakan perintah agama. Pasien

selalu menjalankan solat 5 waktu dan rajin mengaji

d. Riwayat Perkawinan

Pasien sudah menikah

e. Riwayat Kemiliteran :

Pasien belum pernah melihat atau terlibat dalam suatu peperangan

maupun mengikuti kegiatan militer.

f. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat masalah pelanggaran hukum.

g. Riwayat Sosial

Pasien memiliki hubungan sosial yang baik dengan para

tetangganya. Jika ada undangan acara tetangga dan kerabatnya,

pasien sering bertamu dan dating menghadirinya. Jika saudaranya

mempunyai acara, pasien sering datang untuk membantu. Pasien

sering pergi dan berkumpul untuk meghadiri acara rutin di

kampungnya.

h. Riwayat Hidup Sekarang

Pasien tinggal dengan keluarganya, belum memiliki istri dan anak,

suami bekerja serabutan ,biaya ditanggung orang tuanya, pasien

bekerja sebagai ibu rumah tangga

Kesan : sosial ekonomi cukup.

5. Riwayat Psikoseksual

- Pasien tidak ada riwayat penyimpangan atau penyiksaan atau

pelecehan seksual dari masa kanak-kanak sampai dewasa.

7

Page 8: Kasus IGD

- Pasien berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.

- Pasien bergaul baik dengan lawan jenis maupun sesama perempuan.

6. Riwayat keluarga

Pasien adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ayah dan ibu

dalam keluarga tersebut, yang mencari nafkah adalah ayah dan ibu

pasien. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

Silsilah keluarga :

Keterangan:

: perempuan

: laki – laki : pasien dengan gangguan jiwa

7. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai

Pasien ingin kembali keruamh dan bekerja

III. STATUS MENTAL

Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 12.00 di IGD

RSJD Amino Gondohutomo Semarang.

Deskripsi Umum

1. Penampilan :

8

Page 9: Kasus IGD

Seorang wanita usia 33 tahun, tampak sesuai dengan umurnya. Kulit

sawo matang. Rambut pendek ikal. Berperawakan pendek dan kurus.

Pada saat pemeriksaan pasien tampak kebersihan cukup.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotor :

Tingkah laku : normoaktif berkoordinasi. Sikap: kooperatif

Tingkah laku

Hiperaktif (-)

Hipoaktif (-) Streotipi (-)

Normoaktif (+) Maniceren (-)

Stupor (-) Grimaseren (-)

Gelisah (-) Ambivalensi (-)

Berkoordinasi (+) Befehls automatism (-)

Tidak berkoordiansi (-) Gerakan automatism (-)

Agresif (-) Gerakan autochlon (-)

Negativisme aktif (-) Gerakan impulsive (-)

Perseverasi (-) Gerakan kompulsif (-)

Verbigerasi (-) Kleptomania (-)

Echolalia (-) Pyromania (-)

Echopraxia (-) Poriomania (-)

Sikap

Indifferent (-) Curiga (-)

Apatis (-) Berubah-ubah (-)

Kooperatif (+) Tegang

(-)

Negativisme pasif (-) Pasif (-)

Dependent (-) Aktif (-)

Infantile (-) Katalepsi (-)

Rigid (-) Bermusuhan (-)

3. Sikap tehadap pemeriksa : kooperatif

Kontak psikis : ada, wajar dan dapat dipertahankan.

4. Mood dan Afek

9

Page 10: Kasus IGD

a. Mood

Euforia (-) Anhedonia (-)

Eksaltasi (-) Poikolotimia (-)

Ekstase (-) Irritable (-)

Manik (-) Labil (-)

Euthymik (+) Hiperthymik (-)

Cemas (-) Disforik (-)

Panik (-) Berkabung (-)

Ambivalensi (-) Depresi (-)

Aleksitimia (-) Ekspansif (-)

b. Afek

Serasi (+) Datar (-)

Tidak sesuai (-) Tumpul (-)

Terbatas (-) Labil (-)

B. Pembicaraan

Bicara pasien nyambung bila diajak bicara, banyak bicara, menjawab

bila ditanya, sering menyanyi-nyanyi .intonasi teratur, volume bicara

jelas

Kualitas : cukup

Kuantitas : cukup

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

Halusinasi visual (+) pasien melihat ular

Halusinasi taktil (-)

Halusinasi akustik (-)

Halusinasi haptik (-)

Halusinasi olfaktorik (-)

Halusinasi kinestetik (-)

Halusinasi gustatorik (-)

10

Page 11: Kasus IGD

Halusinasi autoskopi (-)

2. Ilusi

Ilusi visual (-)

Ilusi gustatorik (-) Ilusi akustik (-)

Ilusi taktil (-) Ilusi olfaktorik (-)

D. Pikiran

1. Bentuk pikir : tidak realistik

2. Arus pikir

Flight of ideas (-) Retardasi (-)

Asosiasi longgar (+) Asosiasi bunyi (-)

Inkoherensi (-) Asosiasi pengertian (-)

Tangensial (-) Blocking (-)

Sirkumstansiality (-) Preserverasi (-)

Neologisme (-) Verbigerasi (-)

Jawaban irrelevant (-) Lancar (+)

3. Isi pikiran

Waham kebesaran (+)

Waham hipokondri (-) Waham berdosa (-)

Waham magic mistic (-) Waham kejar (-)

Waham sistematis (-) Waham referensi (-)

Waham cemburu (-) Waham somatic (-)

Waham nihilistic (-) Waham curiga (-)

Fobia (-) Preokupasi (-)

Obsesif kompulsif (-) Gagasan bunuh diri

(-)

Kemiskinan isi pikir (-) Thought echo

(-)

11

Page 12: Kasus IGD

Thought insertion (-) Thought withdrawal

(-)

Thought broadcasting (-) Delusion of reference

(-)

Delusion of control (-) Delusion of influense

(-)

Delusion of passivity (-) Delusion of perception

(-)

Over valued idea (-) Depersonalisasi

(-)

E. Sensorium dan Kognitif

1. Kesadaran : jernih

2. Orientasi

Tempat : baik

Waktu : baik

Personal : baik

Situasional : baik

3. Daya ingat

Segera : baik

Jangka pendek : baik

Jangka sedang : baik

Jangka panjang : baik

4. Konsentrasi : baik

5. Perhatian : normoligilitas

6. Kemampuan baca dan tulis : baik

7. Kemampuan visuospasial : baik

8. Pikiran abstrak : baik

F. Pengendalian Impuls : cukup

12

Page 13: Kasus IGD

G. Tilikan

1. Penyangkalan penyakit sama sekali.

2. Agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi

dalam waktu bersamaan menyangkal penyakitnya.

3. Sadar bahwa merasa sakit tapi melampiaskan pada orang lain, pada

faktor eksternal dan organik.

4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak

diketahui pada diri pasien.

5. Tilikan intelektual : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala

atau kegagalan dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh perasaan

irrasional atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa

menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman masa depan.

6. Tilikan emosional sesungguhnya: kesadaran emosional tentang motif

dan perasaan didalam diri pasien dan orang yang dapat menyebabkan

perubahan dalam perilaku.

H. Pertimbangan : baik

I. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internus

Keadaan umum : baik

Berat / Tinggi badan : 60 kg / 165 cm

Kesadaran : composmentis

Tekanan darah : 130 / 80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

RR : 20 kali/menit

Suhu : afebris

Status internum :

Kepala : Mesosefal,

Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva palpebra pucat (-/-)

13

Page 14: Kasus IGD

Telinga : discharge (-/-)

Hidung : discharge (-/)

Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)

Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-)

Leher : Simetris, Trachea ditengah, Pembesaran nnll (-/-)

Toraks : Cor : konfigurasi jantung dalam batas normal, SI-

SII reguler, suara tambahan (-), bising (-)

Pulmo: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-),

ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal,

hepar dan lien tak membesar

Ekstremitas : superior inferior

Edema -/- -/-

Capilary refill <2”/<2” <2”/<2”

Nyeri sendi -/- -/-

Pembengkakan sendi -/- -/-

B. Status neurologis

GCS : E4M6V5

Nervus Cranialis I – XII : dalam batas normal

Motorik Extremitas Superior Inferior

Pergerakan : +N / +N +N /

+N

Kekuatan : 5-5-5 / 5-5-5 5-5-5 /

5-5-5

Tonus : N / N N / N

Trofi : E / E E / E

Lateralisasi : tidak ada

Refleks Fisiologis : +N / +N +N /

+N

Refleks Patologis : - / - - / -

Sensibilitas

14

Page 15: Kasus IGD

Sensibilitas taktil : dalam batas normal

Nyeri : dalam batas normal

Koordinasi, GAIT, dan Keseimbangan

Cara berjalan : simetris

Test Romberg : -

Ataxia : -

Disdiadokokinesia : -

Rebound phenomenon : -

Dismetri : -

Gerakan-gerakan abnormal

Tremor : -

Athethose : -

Myocloni : -

Chorea : -

Alat Vegetatif

Miksi : dalam batas normal

Defekasi : dalam bataa normal

Kesan : status neurologis dalam batas normal

E. Pemeriksaan Psikometri

PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)Tanggal 30 Mei 2013

TdkAda

Min Ringan Sedang Agak berat

Berat Sgt berat

Simptom positif

P1 Waham 1 2 3 4 5 6 7P2 Kekacauan proses pikir 1 2 3 4 5 6 7P3 Perilaku halusinansi 1 2 3 4 5 6 7P4 Gaduh gelisah 1 2 3 4 5 6 7P5 Waham kebesaran 1 2 3 4 5 6 7

15

Page 16: Kasus IGD

P6 Waham kejar 1 2 3 4 5 6 7P7 Permusuhan 1 2 3 4 5 6 7

Simptom NegatifN1 Afek tumpul 1 2 3 4 5 6 7N2 Penarikan emosional 1 2 3 4 5 6 7N3 Kemiskinan raport 1 2 3 4 5 6 7N4 Penarikan diri dari hubungan Sosial secara

pasif/apatis 1 2 3 4 5 6 7

N5 Kesulitan berfikir abstrak 1 2 3 4 5 6 7N6 Kurangnya spontanitas dan arus percakapan 1 2 3 4 5 6 7N7 Pemikiran stereotipik 1 2 3 4 5 6 7

Skala Psikopatologi UmumG1 Kekhawatiran somatik 1 2 3 4 5 6 7G2 Anxietas 1 2 3 4 5 6 7G3 Rasa bersalah 1 2 3 4 5 6 7G4 Ketegangan 1 2 3 4 5 6 7G5 Mannerisme & posturing 1 2 3 4 5 6 7G6 Depresi 1 2 3 4 5 6 7G7 Retradarsi motorik 1 2 3 4 5 6 7G8 Ketidakkooperatifan 1 2 3 4 5 6 7G9 Isi pikiran tidak biasa 1 2 3 4 5 6 7G10 Disorientasi 1 2 3 4 5 6 7G11 Perhatian yang buruk 1 2 3 4 5 6 7G12 Kurang daya nilai dan tilikan 1 2 3 4 5 6 7G13 Gangguan dorongan kehendak 1 2 3 4 5 6 7G14 Pengendalian impuls yang buruk 1 2 3 4 5 6 7G15 Preokupasi 1 2 3 4 5 6 7G16 Penghindaran sosial secara aktif 1 2 3 4 5 6 7

Jumlah

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (FORMULASI

DIAGNOSTIK)

Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan

psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala

yang menimbulkan suatu hendaya pada sebagian fungsi sosial dan peran sehingga

dapat disimpulkan pasien ini menderita gangguan jiwa.

16

Page 17: Kasus IGD

Axis I : Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang

menunjukkan gangguan jiwa karena organik. Pada pasien tidak ditemukan adanya

ketergantungan penggunaan NAPZA sehingga gangguan mental akibat

penggunaan zat dapat disingkirkan.

Dari autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan beberapa gejala yang bermakna

seperti : timbul penderitaan / hendaya pada berbagai fungsi peran sosial dan

penggunaan waktu luang sejak 1 minggu yang lalu, sehingga dapat disimpulkan

pasien menderita gangguan jiwa sejak 1 minggu yang lalu. Pasien lebih marah-

marah, menurut pasien, keluarga pasien tidak menyayanginya dan Terdapat

manifestasi penurunan hendaya peran berupa tidak mau mengurusi pekerjaan

rumah, makan dan minum menunggu disuruh Hendaya social mulai terganggu

dengan mulai jarang berinteraksi dengan tetangga dikampungnya. Penurunan

hendaya mulai terjadi 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Stressor karena tidak

mau minum obat, Menurut keluarga pasien, pagi sebelum masuk rumah sakit

pasien mengambil barang milik orang yang sedang mandi di mushola, lalu

bapaknya memarahi pasien dan pasien marah-marah , pasien tidak mengakui

mengambil barang milik orang lain, pasien melempar barang dan melukai

anaknya, menurut pasien Pada pemeriksaan status mental didapatkan: kesadaran

jernih, perilaku normoaktif, pembicaraan kuantitasnya cukup kualitas cukup,

kontak psikis ada, wajar dan dapat dipertahankan, sikap kooperatif terhadap

pemeriksa, mood euthymik, afek serasi . tilikan 1 .Pada pemeriksaan bentuk pikir

non realistik, isi pikir didapatkan waham kebesaran, ilusi (-) halusinasi

visual ,konsentrasi baik.

Axis II : Tidak didapatkan kelainan

Axix III : Tidak didapatkan kelainan ( berdasarkan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan )

Axis I : F 20.3 Skizofrenia paranoid

DD : F 22.0 Gangguan waham menetap

Axis II : Tidak ada diagnosis

Axis III : Tidak ada diagnosis

17

Page 18: Kasus IGD

Axis IV : Masalah keluarga : dimarahi bapaknya karena mengambil barang

orang lain

Axis V : GAF terbaik 1 tahun terakhir 70

GAF saat masuk RSJ 40

VI. DIAGNOSIS MULTI AXIAL

Menurut PPDGJ III

Axis I : F 20.0 Skizofrenia paranoid

DD : F 22.0 Gangguan waham menetap

Axis II : Tidak ada diagnosis

Axis III : Tidak ada diagnosis

Axis IV : Masalah keluarga : dimarahi bapaknya karena mengambil barang

milik orang lain

Axis V : GAF terbaik 1 tahun terakhir 70

GAF saat masuk RSJ 40

VII. PENATALAKSANAAN

A. Farmakoterapi :

Fase akut

Inj Diazepam 10mg

Inj Lodomer 5mg

ECT : tidak dilakukan

Maintenance

Clorpromazine 2 x 50mg

Risperidon 2 x 5 mg

Trihexyphenidil 1 x 2 mg

B. Psikoterapi

a. Terapi Kelompok :

18

Page 19: Kasus IGD

Diadakan kegiatan dimana tiap 2 hari sekali setiap ± jam 10

pagi, pasien diajak mengobrol atau berbincang-bincang dan

permainan kelompok, olahraga bersama dengan perawat atau

dengan pasien lain sehingga solusi-solusi cara menghilangkan

keluhan, gejala atau penyakit pasien dapat ditemukan.

b. Terapi Keluarga :

Seminggu sekali (biasanya tiap hari sabtu), pasien

dikumpulkan bersama keluarganya, psikiater, psikolog, perawat

sehingga bisa dilakukan sharing tentang solusi dari penyakit,

gejala atau keluhan pasien. Memberi pengertian kepada

keluarga tentang penyakit pasien yang butuh dukungan dan

pengawasan minum obat.

c. Terapi Supportif :

Yang diinginkan oleh pasien setelah keluar dari RSJ adalah

berkumpul bersama keluarga, sehingga dapat diinformasikan

kepada keluarga agar pasien dirawat bersama keluarga dan

tidak tinggal sendiri.

d. Terapi Okupasional :

Apabila kondisi pasien sudah membaik, mulai

direncanakan untuk dapat mengikuti program rehabilitasi

sesuai dengan kegemaran dan keahlian pasien.

VIII. PROGNOSIS

Prognosis arah baik Prognosis arah buruk

1. late onset

2. onset akut

3. faktor pencetus jelas

4. usia 15 – 25 tahun

5. gejala positif menonjol

6. riwayat seksual, sosial, premorbid baik

1. onset usia muda

2. onset kronik

3. faktor pencetus tidak jelas

4. usia < 15 tahun atau > 25 tahun

5. gejala negatif menonjol

6. riwayat seksual, sosial, premorbid buruk

19

Page 20: Kasus IGD

7. menikah

8. sistem sosial baik

9. status ekonomi baik

10. memiliki riwayat keluarga dengan

gangguan mood

7. belum menikah/telah bercerai

8. sistem pendukung sosial buruk

9. status ekonomi buruk

10. kekambuhan √

- Dubia ad bonam : karena faktor-faktor prognosis ke arah baik lebih

banyak.

VIII. SARAN-SARAN

1. Keluarga Pasien:

Mengedukasi keluarga agar menjenguk pasien selama dirawat.

Memberi tahu keluarga agar tetap member dukunganterhadap pasien.

Memberi tahu keluarga agar rajin membawa pasien untuk kontrol di poli

jiwa.

Memberi tahu keluarga tentang efek samping dari obat yang diberikan.

2. Pasien :

Mengedukasi pasien untuk rajin kontrol dan rutin minum obat.

3. Lingkungan sekitar :

Mengedukasi masyarakat agar mendukung dan tidak mengucilkan pasien

dan keluarga.

Mengedukasi masyarakat agae membantu memulangkan jika pasien kabur.

Mengedukasi masyarakat agar turut menjaga keselamatan diri pasien.

20