kabarserasan edisi 03 (februari 2011)

12
Kabar Serasan EDISI 03 - TAHUN I - FEBRUARI 2011 Mari Raih Prestasi

Upload: imam-romdhoni

Post on 17-Mar-2016

234 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

TRANSCRIPT

Page 1: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Kabar Serasan

EDISI 03 - TAHUN I - FEBRUARI 2011

Mari RaihPrestasi

Page 2: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011 | KABAR SERASAN2

Penerbit:YPM Muaraenim Bangkit

Pelindung:Ir. Muzakir Sai Sohar

PU/Penanggung Jawab:Firdaus Masrun

Pemimpin Perusahaan:Asrul Hadi

Pemimpin Redaksi:Khairul Amri

Redaktur:M. Lutfi

Staf Redaksi:Muhammad Al Hadi

RezaFotografer:

RianaDesign Grafis:

A. Raghib AmirullahManajer Adm/Keu dan Sirkulasi:

Tita Zen

Alamat Redaksi :Jl Wijaya Timur Raya No 7

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (12170) Telp. (021) 2616 1894

Fax. (021) 7788 5465Email: [email protected]

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Bagi yang tulisan yang dimuat

akan diberikan uang lelah dan Tulisan maksimal 2 halaman

folio (7500 Karakter) dan tidak menyangkut SARA.

Untuk menjaga hubungan baik serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan sesama pihak yang berkepentingan. Maka kepada relasi,

instansi pemerintah, instansi swasta, bila menerima surat dari pihak maupun yang mengatasnamakan redaksi atau berhubungan dengan

Kabar Serasan agar mengkonfirmasikan kepada redaksi. Dalam tugas jurnalistiknya, wartawan kami selalu dibekali kartu pers serta surat tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dari redaksi. Wartawan Kabar

Serasan dilarang menerima dan meminta apapun dari narasumber.

Dari meja Bupati

Cegah KKN dengan Pakta IntegritasUntuk mewujudkan peme-

rintahan yang bersih (Good Governance) bukanlah suatu hal yang mudah. Na-

mun jika kita bersungguh-sungguh hal itu juga bukan sesuatu yang mustahil. Di lingkungan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah se-ring kita mendengar hal-hal yang bersifat negatif bila berurusan de-ngan birokrasi. Lalu upaya apa yang dilakukan Pemkab Muaraenim untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih?

Salah satu upaya yang dilakukan Pemkab Muaraenim adalah dengan mengajak seluruh pejabat di lngkungan Pemkab Muaraenim untuk melaksana-

kan tugas, kewajiban dan tanggung jawab sesuia dengan ketentuan yang berlaku. Dan hal ini dikuatkan dalam bentuk penandatanganan Pakta Integritas.

Penandatangan Pakta Integritas ini intinya adalah agar para pejabat di lingkungan Pemkab Muaraenim selalu bertindak jujur (honest), dapat diper-caya, menghindarkan diri dari benturan kepentingan (conflict of interest), anti KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme), anti suap, serta tidak melakukan perbuatan tercela.

“Sebagai Bupati, saya tekankan kepada semua pejabat agar dapat melak-sanakan isi yang termuat dalam Pakta Integritas yang telah ditanda tangani dengan sungguh-sungguh. Agar efektif saya akan melakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali terhadap kinerja masing-masing kepala dinas maupun pejabat lainnya. Para kepala dinas harus bisa meningkatkan kinerjanya. Jika kinerja-nya tidak bagus maka akan saya ganti,” kata Muzakir. Namun hal ini, lanjut-nya, jangan dianggap sebagai beban tapi jadikan sebagai pemacu agar kinerja para pejabat menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Langkah ini diambil, menurut Muzakir, tidak lain agar reformasi birokra-si di lingkungan Pemkab Muaraenim untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih (Good Governonce) dapat terlaksana. Sehingga proses percepatan pelaksanaan pembangunan di Muaraenim sesuai dengan harapan.

Harapan terwujudnya pemerintahan yang bersih di Bumi Serasan Sekun-dang tidak akan terjadi jika pejabat yang menandatangani menganggap pe-nandatanganan Pakta Integritas ini sebagai acara seremonial belaka. Artinya kesungguhan untuk melaksanakan Pakta Integritas sangat dibutuhkan agar Good Governance di lingkungan Pemkab Muaraenim dapat terwujud. ]

Daftar Isi:TAMBANG dan KEADILAN

...Hlm 04

Jabatan itu Amanah, Harus Dipertanggungjawabkan ...Hlm 06

RS Rabain Raih Piala Citra ...Hlm 08

Semendo Darat Tengah Terima Penghargaan Anubhawa Sasana Desa

...Hlm 09

PTBA Gandeng Perusahaan Jerman ...Hlm 10

Sekundang Bara Stadion Bertaraf Nasional ...Hlm 11

Kabar Serasan

Ir. Muzakir Sai Sohar,Bupati Muaraenim

Page 3: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

3 KABAR SERASAN | Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011

OPINI

WPR, SOLUSI(Oleh Firdaus Masrun)

Pertengahan Januari 2011 lalu masyarakat Kabupaten Muaraenim diselimuti pera-saan menggelegak. Emosi

turun naik, seperti diaduk-aduk. Lho, memangnya ada apa? Apalagi kalau bukan karena tersiarnya kabar akan ada puluhan bahkan ratusan warga yang siap tidur di rel kereta api peng-angkut batubara (KA Babaranjang; Kereta Api Batubara Rangkaian Pan-jang), demi memperjuangkan hajat mereka, minta aktivitas penambang-an batubara yang selama ini dianggap liar supaya dilegalkan.

Hal yang diperjuangkan sebagian warga itu tentu tidak serta merta ke-munculannya, tapi merupakan klimaks dari gemuruh masalah yang selama ini mengendap di bawah dan hanya berupa asap panas ke permukaan. Ibaratnya, kelamaan tersumbat asap panas itu kini mulai memercikkan api. Apalagi sumber masalahnya kalau bu-kan batubara, emas hitam yang konon cadangannya di perut bumi Kabupa-ten Muaraenim sangat besar—konon mencapai 6,25 miliar ton.

Diakui atau tidak, kekayaan po-tensi batubara yang melimpah ini, di satu sisi adalah anugerah tak ternilai

yang diberikan Tuhan kepada daerah ini. Dengan anugerah itulah biaya pem-bangunan daerah ini banyak ditopang. Tapi di sisi lain, menjadi sumber ma-salah. Tak sedikit warga masyarakat merasa cuma terkena getahnya, hanya menghirup udara kotor yang tercemar, sarana jalan banyak rusak, keuntungan yang didapat perusahaan batubara mi-lik negara pun tak membuat kehidu-pan mereka lebih baik

Hampir sepuluh tahun terakhir ada fenomena muncul di masyarakat. Beberapa pemilik lahan yang sadar di bawah tanah mereka terkandung cadangan batubara, mulai melaku-kan penambangan secara tradisional. Awalnya hanya bermodal cangkul seadanya sebatas anggota keluarga, lama kelamaan menggunakan alat berat dan mempekerjakan beberapa orang. Semula hanya menjual keteng-an, belakangan menyewa dan dikirim ke penampung di luar daerah. Makin membaiknya harga batubara dan kian terbukanya akses pasar domestik, di-lirik sebagai peluang menikmati emas hitam demi kelangsungan asap dapur mereka.

Tentu saja fenomena ini memba-hayakan jika dibiarkan. Bukan ber-maksud melarang sang pemilik tanah menikmati apa yang menjadi miliknya. Juga tidak bermaksud mengatakan bahwa aktivitas eksplorasi dan ek-sploitasi menjadi monopoli perusa-haan tertentu. Tidak, sekali lagi bukan itu maksudnya. Tapi bahwa, penting sekali mengikuti aturan yang sudah disepakati, aturan mana, dibuat peme-rintah bersama DPR tidak saja untuk menjadi tuntunan bagaimana melaku-kan penambangan yang baik dan be-nar tapi juga berisi prosedur dasar agar aktivitas penambangan itu aman, tidak saja bagi pekerjanya di lapangan

tapi juga bagi lingkungan sekitar. Se-bab, tak terhitung berapa banyak kor-ban jiwa berjatuhan di lokasi tambang tradisional yang tak berizin. Tak lelah juga para aktivis lingkungan berteriak akan banyaknya sungai yang tercemar.

Aturan itulah yang kini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4 ta-hun 2009 tentang Pertambangan dan Mineral. Regulasi ini bagaimanapun, lahir sebagai respon atas fakta makin maraknya aktivitas penambangan se-cara tradisional oleh warga, yang dalam aturan ini diarahkan untuk menjadi apa yang disebut Wilayah Penambangan Rakyat (WPR). Untuk detail dan teknis-nya, pemerintah telah pula mengeluar-kan aturan turunannya, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan dan PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelak-sanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan demiki-an bola kini ada di tangan pemerintah, termasuk pemerintah daerah yang da-lam peraturan di atas diberi kewenang-an baik dalam hal pemetaan, perizinan hingga pengawasan.

Alangkah indahnya jika dalam menterjemahkan aturan ini antara pemerintah daerah dan para penam-bang bisa duduk bersama, membahas-nya dalam semua aspek kepentingan, melihat ini sebagai masalah bersama tanpa rasa curiga. Dengan demikian tak ada rasa saling menyalahkan, apalagi berniat tidur di rel kereta api. Mari, kita melangkah dalam bingkai berfikir yang sama, untuk kemajuan daerah yang kita cintai. Agar manfaat emas hitam ini bisa dirasakan ber-sama, sebagai anugerah bukan petaka apalagi bencana pemecah belah. ]

(Penulis adalah Ketua Umum YPM Muaraenim Bangkit)

Dengan banyaknya permintaan pembaca untuk menambah halaman,mulai Edisi 04 (Maret 2011) KABAR SERASAN akan hadir 20 Halaman.

Page 4: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011 | KABAR SERASAN4

Penggunaan batubara yang terpenting adalah untuk pembangkit tenaga listrik, produksi baja, dan produksi

semen. Dalam perdagangan batu-bara dunia, sampai dua tahun lalu Indonesia tercatat sebagai produsen batubara terbesar ke enam setelah China, USA, India, Australia dan, Ru-sia. Produksi batubara yang dihasil-kan enam negara ini sekitar 90,6% dari total produksi batubara dunia. China merupakan produsen terbesar yang menyumbang hampir separuh produksi dunia, yakni 46%.

Indonesia adalah eksportir ba-tubara dengan jenis sub-bituminus yang paling banyak diekspor dan merepresentasikan produksi batu-bara Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagian besar cadangan batubara Indonesia terda-pat di Sumatera bagian selatan (Sum-bagsel) dengan kualitas beragam, dari yang rendah seperti lignit (59%) dan sub-bituminus (27%) sampai yang kualitas tinggi seperti bituminus dan antrasit (14%).

Potensi terbesar batubara di Sum-bagsel berada di wilayah Kabupaten Muaraenim dengan jumlah cadangan mencapai 6,25 miliar ton. Pemain utamanya perusahaan plat merah PT Bukit Asam Persero (PT BA). Perse-roan yang berdiri sejak 1981 ini me-megang hak Kuasa Pertambangan (KP) sebanyak 66.414 hektare meli-puti tambang batubara Tanjungenim dengan kapasitas produksi rata-rata 10 juta ton per tahun. Di luar itu Pe-merintah Kabupaten Muaraenim juga sudah mengeluarkan izin KP bagi in-vestor di lahan seluas 215 ribu hek-tare lebih, sekitar 204 ribu hektare di antaranya masih berupa KP eksplo-rasi.

Akhir-akhir ini sejumlah daerah yang memiliki potensi cadangan mi-neral dan batubara sedang meng-hadapi masalah serius—jika tak ingin disebut sangat serius, yakni dengan makin maraknya aktivitas penam-bangan tradisional oleh warga sekitar tambang. Lebih dari itu keluarnya Un-dang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara telah memicu munculnya pemain-pemain baru. Mengapa de-mikian? Karena dalam UU ini—yang teknisnya kemudian diterjemahkan melalui PP Nomor 22 Tahun 2010 ten-tang Wilayah Pertambangan dan PP Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelak-sanaan Kegiatan Usaha Pertambang-an Mineral dan Batubara keberadaan tambang tradisional mendapat porsi legalistik dalam bentuk apa yang di-sebut Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR)

Pemerintah agaknya tak bisa menutup mata akan fakta di lapang-an bahwa warga masyarakat sangat ingin ikut berperan dalam aktivi-tas penambangan, lebih-lebih pada cadangan batubara atau mineral yang berada di tanah milik mereka sendiri. Dan aturan ini dibuat bertujuan agar aktivitas penambangan oleh warga

itu tidak menimbulkan ancaman ba-haya baik bagi pekerjanya di lapang-an maupun kelestarian lingkungan. Tapi sebaliknya mendukung program ekonomi rakyat dengan tetap mem-perhatikan faktor keamanan dan ke-bersihan lingkungan dari dampak yang ditimbulkan, khususnya penam-bangan batubara.

Satu hal lagi, dengan ketentuan yang telah dibuat maka para penam-bang tradisional diarahkan tidak bisa menjual batubara dengan harga yang lebih rendah dari harga dasar yang ditetapkan.

Bukan rahasia lagi, operasi pe-nambangan batubara seringkali ditu-ding penyebab kerusakan lingkungan sebagai dampak aktivitas eksploitasi yang dilakukan. Pada beberapa area, limbah cair dibuang ke sungai ter-dekat yang pada akhirnya mencemari

Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia, konon berkontribusi terhadap sekitar 23% total energi utama dunia. Sebesar 38% energi elektrikal dunia diperoleh dari batubara. Sayangnya, eksplorasi batubara di Indonesia masih menimbulkan gesekan-gesekan. Apa pasal?

TAMBANG dan KEADILAN

Salah satu lokasi penambangan liar.

LAPUT SERASAN

Page 5: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

5 KABAR SERASAN | Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011

sumber air warga sekitar. Tak terhi-tung pula sudah berapa jiwa pekerja tambang menjadi korban, akibat teknis penambangan yang di bawah standar kelayakan. Di sinilah peran besar pemerintah yang kemudian merespon permasalahan ini dengan membuat aturan sekaligus menuntut komitmen perusahaan—tak terke-cuali para penambang, untuk meru-juk pada peraturan pemerintah me-ngenai keamanan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Memang, seiring makin majunya teknologi pengurangan emisi yang ditimbulkan dari batubara, kebutuhan akan bahan bakar ini makin mening-kat dan sudah tentu mendongkrak harga batubara di pasar, baik domes-tik maupun dunia. Kondisi itu telah memunculkan pemain-pemain baru, termasuk di kalangan penambang tradisional. Dan dengan keluarnya UU Nomor 4 Tahun 2009 aktivitas itu menjadi semakin marak. Banyak dari kalangan pengusaha—termasuk pengusaha di core business lain mu-lai mengarahkan usahanya di bidang penambangan batubara ini, dan tak sedikit pula warga yang meninggal-kan sawah dan beralih profesi menja-di penambang, karena dianggap lebih menjanjikan.

Kabupaten Muaraenim sebagai daerah dengan potensi cadangan ba-tubara yang melimpah, sangat mera-sakan efek kehadiran regulasi itu. Jauh sebelum undang-undang itu ke-luar, aktivitas penambangan batubara oleh warga sudah ada, meski dilaku-kan sembunyi-sembunyi dan terbatas

pada kalangan tertentu. Tapi sejak dua tahun terakhir, aktivitas penam-bangan itu meningkat pesat, seiring makin naiknya harga batubara dan makin terbukanya akses pasar di luar daerah. Ada yang memilih menam-bang sendiri di lahan yang mereka miliki, dan bagi yang tak didukung finansial yang memadai memilih be-kerjasama dengan pemilik modal. Tapi tak ada keputusan yang tak me-nuai risiko. Begitupun implikasi dari regulasi ini.

Pergesekan di bawah tak terelak-kan. Belum adanya aturan main da-lam bentuk peraturan daerah dan tumpang tindihnya pemberian konsesi dalam bentuk Kuasa Pertambangan (KP) dengan status kepemilikan tanah, membuat potensi masalah itu ibarat bom waktu yang tersimpan dan siap meledak jika tak disikapi dengan tepat dan bijaksana. Karena fakta di lapang-an masih banyak wilayah KP yang be-lum dibebaskan—bahkan sebagian di-kuasai pemilik tanah, termasuk yang dimiliki perusahaan besar.

Satu contoh yang terjadi di Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul. Di desa ini terdapat satu kawasan de-ngan cadangan batubara yang masih banyak dikuasai warga, aktivitas pe-nambangan tradisional sangat marak terutama di sepanjang Sungai Jemili karena beredar kabar kadar kalori batubara di lokasi ini mencapai enam ribu kalori, terbilang baik dan laku di pasaran. Tapi belakangan aktivitas yang terus meningkat itu mengkha-watirkan pihak PT BA karena mulai mengancam keberadaan usaha pe-

nambangan batubara perusahaan mereka. Tidak saja PT BA yang dibuat resah, tapi juga Pemerintah Kabu-paten Muaraenim karena berpotensi merugikan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Muaraenim. Seba-gai respon atas situasi itu Pemkab Muaraenim membentuk tim, bertu-juan menertibkan aktivitas penam-bangan tak berizin itu

Karenanya tak dipungkiri lahir-nya UU Nomor 4 Tahun 2009 seperti angin segar bagi para pemilik tanah dan pemain lokal, karena sesuai atu-ran itu aktivitas mereka berpeluang dilegalkan dan ditetapkan seba-gai Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan dibarengi pemberian Izin Pertambangan Rakyat (IPR) sebagai-mana diatur dalam Pasal 16 dan 17 undang-undang itu. Tapi menetapkan WPR dan mengeluarkan IPR bukan semata persoalan ada tidaknya la-han tapi juga terpenuhinya sejumlah persyaratan sebagaimana ditentu-kan, seperti cadangan primer dengan kedalaman maksimal 25 meter, luas maksimal 25 hektare, tidak tumpang tindih dengan WUP (Wilayah Usaha Pertambangan), dan WPN (Wilayah Pencadangan Negara), serta berada di wilayah kawasan yang peruntukannya memang untuk pertambangan dan te-lah diusahakan selama 15 tahun.

Mengacu kepada sejumlah per-syaratan itu, terhitung berat untuk dipenuhi. Apalagi jika melihat keten-tuan minimal modal usaha yang dimi-liki. Lalu pertanyaannya bagaimana jika pemerintah kabuapten belum memiliki aturan main dalam bentuk Perda soal WPR, apakah aktivitas pe-nambangan harus dihentikan? Semua pihak memang diharapkan bisa me-nyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan jika bersama menghada-pi dengan tenang dan pikiran jernih. Terpenting, UU Nomor 4 Tahun 2009 juga dibuat dalam semangat mendu-kung denyut nadi kehidupan ekono-mi rakyat, yang tak boleh dimatikan dengan aturan yang kaku. Di sisi lain semua pihak harus memahami jika Pemkab Muaraenim terkesan sangat hati-hati menyikapi situasi ini, sebe-lum kemudian mengeluarkan putu-san. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan, termasuk kelangsun-gan hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan sekitar tambang. ] Fir

Lokasi pengolahan hasil tambang.

LAPUT SERASAN

Page 6: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011 | KABAR SERASAN6

H Taufik Rahman SH (Sekda Kabupaten Muaraenim):

Jabatan itu Amanah, Harus Dipertanggungjawabkan

Pada 30 November 2010 H Taufik Rahman SH, resmi dilantik menjadi Sekeretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muaraenim menggantikan Drs HA Wahab Maharis. Gubernur Sumatera Selatan H Alex

Nurdin, dalam sambutannya mengatakan pelantikan Taufik Rahman sebagai Sekda tergolong istimewa. Karena, pelantikan tersebut dilangsungkan bertepatan dengan Sidang Paripurna DPRD

Muaraenim dalam rangka HUT ke-64 Kabupaten Muaraenim, yang dihadiri pimpinan daerah, anggota DPRD Muaraenim dan ratusan masyarakat. Dua hari setelah pelantikan, Sekda baru yang berpenampilan sederhana ini berkenan menerima wawancara Khairul Amri dari Kabar Serasan di

ruang kerjanya. Berikut petikan wawancaranya.

Apa arti jabatan ini bagi Anda?Jabatan itu menurut saya ada dua

hal, pertama kepercayaan dari pimpi-nan dan yang kedua amanat. Karena sudah diberikan kepercayaan dari pimpinan tentu saya emban dan lak-sanakan dengan sebaik-baiknya. Pa-ling tidak saat melaksanakan tugas, saya tidak mengecewakan pemberi kepercayaan. Dan sebagai amanah, tentu saya akan melaksanakan tugas seperti yang diamanatkan, karena amanah itu akan dipertanggung-jawabkan kepada pemberi amanah.

Sebagai Sekda, menurut Anda hal apa yang harus segara dibenahi di lingkungan Pemkab Muaraenim?

Kalau menggunakan istilah mem-benahi saya kira terlalu ekstrem. Mungkin yang lebih tepat penyem-purnaan dan peningkatan. Misalnya melakukan pembinaan kepada PNS. Sebagai langkah awal yang akan di-lakukan adalah bagaimana mening-katkan disiplin dan memberdayakan PNS di lingkungan Pemkab Muara-enim agar bisa bekerja secara opti-mal. Tugas pokok Sekda sendiri ada-lah membantu kepala daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pe-merintahan termasuk di dalamnya memberdayakan potensi pegawai.

Program apa saja yang akan segera Anda laksanakan?

Pertama kita akan melakukan konsilidasi terlebih dahulu. Sekda se

bagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan harus bisa melakukan koordinasi dan mensinkronkan unit

kerja yang ada untuk melaksanakan tugasnya. Selain itu melakukan pem-binaan kepegawaian di lingkungan

SOSOK SERASAN

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin melantik Sekda Muaraenim, Taufik Rahman.

Page 7: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

7 KABAR SERASAN | Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011

H Taufik Rahman SH, dilahirkan di Surabaya pada 21 Januari 1959. Setelah menamatkan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Lahat Sumatera Selatan tahun 1972, ia

melanjutkan penddikan di SMP Muhammadiyah Lahat. Di daerah yang sama Taufik menamatkan SMA pada tahun 1979. Kemudian dia merantau ke Palembang untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.

Bagi pria lulusan Hukum Tata Negara Universitas Sriwijaya ini, jabatan adalah amanah yang harus di pertanggungjawabkan. Sebelum menjabat sebagai Sekretaris Daerah, suami dari Hj Meitri S.Pd, ini telah malang melintang di berbagai posisi strategis di

lingkungan Pemkab Muaraenim. Sejak 1 Oktober 1988, Taufik mulai diperhitungkan, saat itu dia menduduki posisi sebagai Kasubbag APK.

Setelah itu karirnya semakin cemerlang. Pada 11 Maret 1995, dia dipercaya sebagai Kabag Hukum di Pemkab Muaraenim. Berbagai posisi startegis lain yang pernah diembannya antara lain, Kepala Bawasda, Sekretaris DPRD, Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Asisten Pemerintahan dan Kesra hingga akhirnya mencapai karir tertinggi PNS sebagai Sekda Kabupaten Muaraenim. Selain itu, ayah tiga orang anak ini mengikuti berbagai diklat kepemimpinan dan fungsional baik di dalam maupun di luar negeri. ]

Sekilas Profil H Taufik Rahman SH, Sekda Muaraenim.

Pemkab Muaraenim.

Sekretaris Daerah mempunyai fungsi sebagai koordinator perumusan kebijakan, penyelenggara administrasi dan pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana. Menurut Anda, yang mana yang paling sulit untuk dilaksanakan?

Sepanjang kita memilki komitmen bersama saya pikir tidak ada yang sulit. Tinggal bagaimana kita me-ma-nage-nya. Karena untuk menjalankan fungsi itu sudah ada mekanisme atau sistemnya. Semuanya sudah jelas ter-gantung komitmen itu tadi. Jadi, yang harus saya lakukan adalah memba-ngun komitmen bersama antar apara-tur pemerintah dengan tekad bulat agar bisa membantu bupati dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Menurut Anda apakah SDM di lingkungan Pemkab Muaraenim sudah cukup berkualitas?

Kalau berkualitas secara penuh saya kira belum. Tapi kalau standar secara umum sudah cukup baik.

Apa upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM di lingkungan Pemkab Muaraenim?

Kita akan melakukan pembinaan, memberikan pelatihan dan mening-katkan disiplin. Sepanjang mereka (pegawai) mempunyai komitmen yang kuat, saya pikir peningkatan kualitas pegawai akan terjadi.

Apakah akan ada reposisi jabatan

dalam waktu dekat?Saya pikir reposisi jabatan adalah

hal yang biasa terjadi. Misalnya untuk penyegaran. Tetapi dalam waktu dekat belum ada. Meskipun demikian, saya kira juga harus dipertimbangkan.

Bagaimana Anda akan menerapkan disiplin pegawai di lingkungan Pemkab Muaraenim, apakah akan ada punish and reward misalnya?

Salah satu unsur pembinaan hal itu harus dilakukan. Bagi pegawai yang berprestasi tentu akan diberi-kan reward, misalnya memperhati-kan jenjang karirnya, penempatan-nya, dan sebagainya. Sebaliknya bagi mereka yang malas atau melakukan pelanggaran tentu akan kita tindak sesuai dengan PP 30.

Bagaimana dengan penyelesaian aset Pemkab Mauaraenim yang bermasalah?

Saya sudah membicarakannya dengan para staf. Untuk langkah awal saya mengajak teman-teman untuk berkoordinasi soal aset yang ber-masalah ini. Insya Allah secara admi-nitrasi kita bisa ditertibkan agar jelas keberadaannya dan betul-betul diper-gunakan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan peruntukannya.

Bagaimana dengan penyelesaian sengketa perbatasan dengan daerah lain?

Setiap ada kesempatan berbi-cara dengan pemerintah provinsi dan DPRD provinsi maupun pemerintah pusat (Kementerian Dalam Negeri),

kita terus mendorong agar batas wilayah itu bisa segera diproses dan diselesaikan. Karena batas wilayah kabupaten/kota itu kewenangan-nya ada di provinsi. Selain itu kita juga sudah mengirim surat kepada pihak-pihak yang berwenang. Namun yang menjadi prioritas utama adalah kepentingan masyarakat yang ada di perbatasan itu sendiri. Artinya ja-ngan sampai masyarakat di daerah itu merasa dirugikan.

Secara umun potensi apa yang harus dimaksimalkan untuk kemajuan Kabupatem Muaraenim?

Untuk membangun Muaraenim ini tentu diperlukan keterlibatan se-mua pihak. Bagaimana kita mendo-rong semua pihak untuk ikut dalam mengelola potensi yang ada. Apakah itu sektor swasta, masyarakat, dan terutama PNS sebagai motor pem-bangunan. Itu yang harus kita gerak-kan. Harus kita pacu. Tidak mungkin potensi yang ada ini hanya digerak-kan oleh bupati dan wakil bupati saja. Semua pihak harus terlibat.

Untuk masyarakat Kabupaten Muaraenim sendiri harapan Anda seperti apa?

Pertama, saya mengharapkan doa dari masyarakat Muaraenim agar saya dalam menjalankan tugas seba-gai Sekda ini tetap istiqomah. Kedua, saya mengharapkan dukungan agar saya dapat melaksanakan tugas mem-bantu bupati/wakil bupati dalam menjalankan tugas-tugas pemerin-tahan. ]

SOSOK SERASAN

Page 8: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011 | KABAR SERASAN8

Sebanyak 204 Unit Pelayanan Publik (UPP) di Tanah Air menerima penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima (CPP)

dari Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden Jakarta, medio Desember 2010. Berdasarkan hasil penilaian Tim Penilai Pusat dan reko-mendasi Timpanel serta sidang Tim Panitia Penentu Akhir (Pantuhir) yang diketuai Menteri Pendayaan Apara-tur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) EE Mangindaan pada 5 Oktober 2010, penerima piala CPP ini mendapat predikat amat baik sekali.

EE Mangindaan mengatakan, pro-gram pemberian penghargaan kepada unit pelayanan publik (UPP) ini sudah dilakukan sejak 1995 dengan nama

penghargaan Abdisatyabhakti. Pada 2002, namanya diubah menjadi peng-hargaan Citra Pelayanan Prima, yang bermakna gambaran tampilan sosok kinerja pelayanan yang sangat baik.

Penentuan pemberian penghar-gaan ini dilakukan melalui meka-nisme seleksi penilaian yang transpar-an dan obyektif. Pada tahap pertama, diawali dengan usulan dari setiap pimpinan kementerian, lembaga, ke-jaksaan agung, Polri, LPNK, BUMN, dan pemerintah daerah yang diajukan kepada Kementerian PAN dan RB.

Dari 218 UPP yang dinilai, dipu-tuskan sebanyak 83 UPP layak me-nerima penghargaan berupa piala CPP, dan 121 menerima piagam Pratama dan Madya. Sementara 14 UPP dinya-takan gagal atau belum berhasil me-

nerima penghargaan.Dari 83 UPP yang berhak meneri-

ma piala CPP pada 2010, salah satunya adalah RS Rabain Muaraenim. Bupati Muaraenim Ir Muzakir Sai Sohar me-nerima langsung piala ini dari Wakil Presiden RI Boediono. Seusai acara penyerahan Muzakir mengatakan, keberhasilan RS Rabain Muaraenim meraih piala citra ini merupakan hal yang membanggakan. Namun, kata Muzakir, hal ini jangan sampai mem-buat manejemen RS Rabain menjadi terlena, tapi justru menjadi pemicu agar RS kebanggaan Muaraenim ini semakin meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.

Senada dengan Bupati, Direktur RS Rabain, Drg Defiardi MARS juga menyambut gembira keberhasilan RS yang dipimpinnya mendapat piala citra pada 2010 ini. Defiardi menga-takan, keberhasilan ini merupakan buah kerja keras seluruh jajaran RS Rabain.

Ada hal menarik yang disampaikan Defi, menurutnya manejemen RS Ra-bain tidak merasa sulit untuk mengiku-ti standar penilaian yang disyaratkan oleh Kemenpan, karena pada dasarnya apa yang disyaratkan merupakan hal yang telah dilakukan oleh Rumah Sakit Rabain. Misalnya sejak awal 2009 RS Arbain Muaraenim telah terakreditasi 12 pelayanan oleh Badan Akreditasi Rumah Sakit Nasional.

Di sisi lain RS dengan klasifikasi Type C ini saat ini memilki 135 tempat tidur. Salah satu nilai plus yang yang dimilki RS ini adalah tingkat hunian yang cukup tinggi di atas rata-rata nasional : Bed Occupancy Rate (BOR). Tingkat BOR RSUD ini mencapai 81% di atas rata-rata BOR nasional sebesar 60-70%.

Penghargaan yang diperoleh RS Rabain Muaraenim tentu merupa-kan hal yang patut kita apresiasi. Ke-berhasilan ini kita harapkan dapat memacu agar UPP-UPP lain yang be-rada di Kabupaten Muaraenim ikut meningkatkan pelayanannya. Sehing-ga pada giliranya setiap unit pelayan-an di Bumi Serasan Sekundang ini mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. ] Amr

Keberhasilan Rumah Sakit Dr HM Rabain Muaraenim meraih penghargaan Piala Citra Unit Pelayanan Publik merupakan buah kerja keras seluruh jajaran RS Rabain. Selain pelayanan yang sudah berstandar nasional rumah sakit ini juga memiliki tingkat hunian (bed occupancy rate/BOR) di atas rata-rata nasional.

RS Rabain Raih Piala Citra

Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai’ Sohar bersama Direktur RS Rabain, Drg Defiardi MARS.

INFO SERASAN

Page 9: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

9 KABAR SERASAN | Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011

Piagam penghargaan yang diberikan kepada desa sadar hukum ini diterima langsung Bupati Muaraenim Ir Muzakir

Sai Sohar di hadapan Gubernur Sum-sel Ir Alex Noerdin. Usai menerima penghargaan, Bupati Muaraenim Ir Muzakir Sai Sohar mengatakan, piag-am yang ada merupakan kerja keras semua komponen masyarakat dalam menegakkan hukum di daerah dan itu diberikan kepada desa yang ber-prestasi dalam menegakkan hukum

di daerah sebagai salah satu program sadar hukum.

“Wujud kepedulian pemerintah dalam meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Artinya, Pemkab Muaraenim melakukan pe-layanan hukum yang menyertakan pelayanan hak asasi manusia, sebagai masukan dari masyarakat akan pen-tingnya pengaduan masalah hak asasi manusia,” ujar Muzakir.

Menurut Muzakir, Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, memberi-

kan apresiasi positif kepada pelayan-an hukum yang ada di Muaraenim, dengan mensinergikan lembaga-lem-baga lainnya dalam pelayanan hukum dalam menindaklanjuti pengaduan hukum dan HAM di masyarakat.

Sementara itu, Kabag Humas dan Protokol, Zainal Arifin SH mengata-kan, penghargaan diterima karena salah satu desa di Muaraenim menjadi percontohan desa sadar hukum yakni, Desa Semende Darat Tengah (SDT).

“Ini menunjukkan bahwa kesa-daran hukum di masyarakat tumbuh dan semuanya hasil kerja keras ele-men masyarakat menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif. Sehingga masyarakat sadar diri terhadap pe-negakan hukum dan HAM yang ada,” pungkas Zainal

Kriteria ditetapkannya sebuah desa menjadi desa sadar hukum meliputi pelunasan kewajiban membayar pajak bumi dan bangunan mencapai 90%, tidak terdapat perkawinan di bawah usia berdasarkan ketentuan dalam UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Angka Kriminalitas Rendah, Rendahnya Kasus Narkoba, tingginya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Data yang diperoleh dari Kemen-terian Hukum dan HAM, sampai de-ngan tahun 2010 jumlah desa sadar hukum berjumlah 734 desa. Jumlah ini terbilang sangat kecil atau hanya satu persen dari jumlah desa di se-luruh Indonesia. Desa Sadar Hukum menjadi tolok ukur kesadaran hukum masyarakat.

Dalam rencana strategi Kemen-terian Hukum dan HAM RI tahun 2010-2014 program pemberdayaan masyarakat untuk sadar hukum di-laksanakan melalui serangkaian ke-bijakan dan kegiatan prioritas, antara lain seluruh desa di Indonesia men-jadi desa Sadar Hukum dan HAM.

Semendo Darat Tengah (SDT) yang berhasil memproleh penghargaan ini tentu patut kita apreasiasi. Dan sudah selayaknya untuk dijadikan sebagai contoh bagi desa-desa lain. Dengan kesadaran masyarakat tentang hukum dan HAM dapat menunjang program-program pemerintah sehingga pem-bangunan yang dilakukan dapat ber-jalan dengan lancar. Pada gilirannya cita-cita menuju masyarakat makmur, sejahtera dan kondusif dapat dapat terwujud. ] Amr/Rsm

Bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaraenim sepanjang 2010 merupakan tahun penghargaan. Di tahun 2011 pun sepertinya Muaraenim akan meraih kesuksesan yang sama. Buktinya, di awal 2011 Menteri Hukum dan HAM RI, Patrialis Akbar, memberikan Penghargaan Anubhawa Sasana Desa kepada salah satu desa di Bumi Serasan Sekundang.

Semendo Darat Tengah Terima Penghargaan Anubhawa Sasana Desa

Menkumham, Patrialis Akbar menyerahkan piagam penghargaan Anubhawa Sasana Desa kepada Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar.

INFO SERASAN

Page 10: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011 | KABAR SERASAN10

Potensi sumber daya alam di Kabupaten Muaraenim yang melimpah merupakan mag-net yang luar biasa bagi para

investor. Para investor terus berda-tangan untuk memanfaatkan sumber daya alam di Bumi Serasan Sekun-dang. Selain berinvestasi di sektor pertambangan batubara, mereka (in-vestor) juga melirik sektor perkebu-nan. Tidak hanya di sektor hilir tetapi juga mulai mengembangkan pada sektor hulu. Misalnya dengan mendi-rikan pabrik pengolahan kelapa sawit (Crude Palm Oil /CPO).

Membangun pabrik biasanya bukanlah hal gampang. Sulitnya per-izinan terkadang menjadi persoalan tersendiri. Belum lagi limbah yang ditimbulkan setelah pabrik itu ber-operasi. Lalu soal tenaga kerja yang akan dipekerjakan di pabrik. Hal ini ternyata disadari benar oleh PT Mah-kota Andalan Sawit (MAS) Mill. Pe-

rusahaan yang memiliki perkebunan sawit di Kabupaten Muaraenim ini mematahkan anggapan yang negatif itu. Mereka mendirikan pabrik kelapa sawit di Kecamatan Gelumbang, Ka-bupaten Muaraenim yang berorien-tasi ramah lingkungan.

Pabrik yang mereka bangun dide-sain tanpa limbah. Limbah padat maupun cair yang dihasilkan justru menjadi nilai tambah (added value) bagi perusahaan. Limbah tersebut didaur ulang menjadi kompos. Kemu-dian kompos yang dihasilkan diper-gunakan untuk perkebunan sawit mi-lik perusahaan tersebut.

Menurut Manager Pabrik PT MAS Mill Elnagowan, untuk tahap pertama pabrik tersebut baru memiliki kapa-sitas produksi sebesar 45 ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, dan selan-jutnya akan ditingkatkan hingga 90 ton TBS perjam. Dengan kapasitas saat ini, pabrik baru tersebut membu-

tuhkan buah kelapa sawit sebanyak 900 ton perhari. Suplai buah sawit se-lain dipasok dari kebun kelapa sawit milik grup PT MAS yang berada di Ka-bupaten Banyuasin seluas 6000 hek-tar dan di Kabupaten Muaraenim se-luas 8.500 hektar, pihak PT MAS juga akan membeli sawit dari perkebunan milik masyarakat.

Elgnagowan menambahkan, sejak awal pabrik yang dibangun memang didesain tanpa limbah. Limbah dari sisa pengolahan baik cair maupun limbah padat yang berupa tanda ko-song (tankos) diolah kembali menjadi pupuk kompos.

Terkait tenaga kerja, PT MAS mem-berikan kuota yang cukup besar bagi putera daerah. Sebanyak 70 persen karyawan pabrik berasal dari Suma-tera Selatan khususnya Kecamatan Ge-lumbang. Mereka dipekerjakan sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.

Dalam sambutannya pada peres-mian pengoperasian pabrik tersebut, Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai So-har, menyambut baik atas beropera-sinya pabrik tersebut. Menurut Mu-zakir dengan beroperasinya pabrik kelapa sawit tersebut, hasil kebun sawit milik masyarakat maupun pe-rusahaan swasta lain akan bisa di produksi di pabrik milik PT MAS.

Dengan diresmikannya peng-operasian pabrik CPO PT MAS, maka jumlah pabrik CPO di Muaraenim bertambah satu lagi menjadi enam perusahaan. Keberadaan pabrik ter-sebut nantinya dapat menjadi mi-tra pengelolaan hasil TBS dengan masyarakat atau kebun kelapa sawit milik petani swadaya. Sehingga dapat meningkatkan produksi CPO di Kabu-paten Muaraenim.

Muzakir berharap agar terjalin kerjasama yang saling menguntung-kan antara pihak perusahaan dan masyarakat sekitar areal pabrik. Se-hingga masyarakat dapat merasakan manfaat dengan ada-nya pabrik CPO milik PT MAS tersebut serta dapat menunjang percepatan pembangu-nan ekonomi rakyat. ] Amr/Rsm

Membangun pabrik membutuhkan seni tersendiri. Jika salah langkah, dapat menimbulkan gesekan dengan masyarakat di sekitar areal pabrik yang akan dibangun. Hal ini disadari betul oleh PT Mahkota Andalan Sawit Mill. Mereka punya cara yang cukup jitu untuk merangkul masyarakat, LSM dan pemerintah agar mendukung pembangunan pabrik mereka, dengan membangun pabrik yang berorientasi ramah lingkungan.

Pabrik CPO Tanpa Limbah Hadir di Muaraenim

BISNIS SERASAN

Page 11: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

11 KABAR SERASAN | Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011

Secara bertahap pembangu-nan sarana dan prasarana olah raga yang refresentatif di Bumi Serasan Sekundang

telah dilaksanakan. Pada 2006 pem-bangunan Gedung Olah Raga (GOR) seluas 2.914 m2 berikut sarana pe-nunjang lainnya berhasil diselesaikan dengan menghabiskan dana sekitar Rp 26 miliar. Dana untuk membangun GOR ini berasal dari APBD Kabupaten Muaraenim dan dana CSR PT. Bukit Asam (persero) Tbk (PTBA) Tanjung Enim sebesar Rp 17,382 miliar serta dana APBD Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp 8,660 miliar.

GOR yang diberi nama Pancasila ini telah dimanfaatkan sebagai tem-pat kejuaraan Sepak Takraw Yunior Tingkat Nasional dan Andalas Cup.

Setelah menyelesaikan GOR Pan-casila, Pemkab Muaraenim melanjut-kan pembangunan stadion sepak bola dengan dilengkapi fasilitas lintasan lari. Untuk keperluan pembangunan stadion yang berkapasitas 4.250 pe-nonton tersebut dana yang disiapkan mencapai Rp 34 miliar. PTBA kembali menjadi penyumbang terbesar. Peru-sahaan tambang batubara yang ber-basis di Tanjung Enim itu menggelon-torkan dana lebih dari Rp 30 miliar.

Sekretaris Perusahaan PTBA Achmad Sudarto mengatakan, pem-bangunan GOR tersebut adalah ben-tuk kepedulian PTBA terhadap fasil-tas umum terkait fasiltas olah raga di Muaraenim. Dengan adanya fasiltas tersebut PTBA berharap komunitas olahragawan di Muaraenim dan seki-tarnya dapat berprestasi lebih baik.

Ide pembangunan GOR ini sen-diri secara prinsip kata Achmad Su-darto memang berasal dari Pemkab Muaraenim dan merupakan bagian fasilatas umum yang harus disediakan Pemkab. PTBA hanya membantu dari sisi pendanaan. Dana yang dikeluar-kan untuk pembangun GOR itu menu-rut Achmad Sudarto berasal dari dari Corporate Social Responsibilty (CSR) PTBA dengan beberapa kali termijn.

Meskipun telah diresmikan pada akhir November 2010, namun sebe-tulnya fasilitas stadion ini belum sepenuhnya selesai. Menurut Kadis Cipta Karya Ramlan Suryadi untuk menyelesaikan pembangunan fasili-tas Stadion Sekundang Bara pihaknya masih memerlukan dana sekitar Rp 7 miliar. Dana tersebut akan dipergu-

nakan untuk membeli lampu stadion, scoring board outomatic, sound sys-tem dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Bu-pati Muaraenim Ir Muzakir Sai So-har. Menurut orang nomor satu di Muaraenim ini pembanguan fasilitas pendukung stadion akan diselesaikan secara bertahap.

“Untuk sarana dan prasarana akan kita lengkapi secara bertahap tergantung kebutuhan. Namun secara umum kita telah penuhi seperti tri-bun, ruang ganti, loker, ruang rapat, dan sebagainya,” jelas Muzakir.

Dengan telah tersedianya sta-dion sepak bola yang refresentatif

ini komunitas sepak bola di Kabu-paten Muaraenim telah memilki be-berapa rencana untuk meningkatkan prestasi olahraga yang paling dige-mari di dunia ini. Menurut Sekre-taris PSSI Muaraenim Ridwan Noviar yang ditemui di sela-sela pertandi-ngan persahabatan antara Persime Muaraenim dan Sriwijaya FC Palem-bang, hal yang paling penting adalah dengan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB). Menurut Ridwan dengan SSB paling tidak para pemain akan mengerti dasar-dasar sepak bola yang benar. Dengan teknik dasar yang benar diharapkan akan muncul pemain sepak bola yang handal dari Bumi Serasan Sekundang. ] Amr

Dalam rangka pembinaan dan meningkatkan prestasi olah raga di daerahnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaraenim Provinsi Sumatera Selatan, memandang perlu untuk membangun sarana dan prasarana olah raga yang memadai serta memenuhi standard nasional. Untuk mewujudkan hal itu, tak tanggung-tanggung Pemkab Muaraenim menyediakan lahan sekitar 14,7 hektaare (ha) untuk dijadikan kawasan olahraga (sport center).

Sekundang Bara Stadion Bertaraf Nasional

SERBA SERBI SERASAN

Page 12: Kabarserasan Edisi 03 (Februari 2011)

Edisi 03 | Tahun I | Februari 2011 | KABAR SERASAN12

KABAR LENSA

Penandatanganan Pakta Integritas pejabat di lingkungan Pemkab Muaraenim.

Wakil Bupati Muaraenim, H Nurul Aman saat Raker Ketahanan Pangan bersama Wapres Boediono di Kabupaten Banyuasin.

Kunjungan Bupati Muaraenim ke perairan terusan desa terluar di Kabupaten Muaraenim.

Bupati Muaraenim berkunjung kelokasi pabrik CPO tanpa limbah di daerah Kecamatan Blumbang.

Piala Citra Unit Pelayanan Publik yang diterima RSUD Dr HM Rabain Kabupaten Muaraenim.

Antusias masyarakat Muaraenim menyaksikan pertandingan persahabatan antara PERSIME Muaraenim versus Sriwijaya FC.

Bupati didampingi Wakil Bupati dan Dandim Muaraenim bersama tim PERSIME dan Sriwijaya FC.

Pelantikan H Nurul Aman sebagai Ketua Pengcab PSSI Muaraenim.