kabarserasan edisi 06 (mei 2011)

20
Kabar Serasan EDISI 06 - TAHUN I - MEI 2011 MEDIA PEMBANGUNAN MUARAENIM OFFROAD Memacu Adrenalin

Upload: imam-romdhoni

Post on 22-Mar-2016

257 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

TRANSCRIPT

Page 1: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Kabar Serasan

EDISI 06 - TAHUN I - MEI 2011

MEDIA PEMBANGUNAN MUARAENIM

OFFROADMemacu Adrenalin

Page 2: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

INFOTORIAL

Page 3: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Penerbit:YPM Muaraenim Bangkit

Pelindung:Ir. Muzakir Sai Sohar

PU/Penanggung Jawab:Firdaus Masrun

Pemimpin Perusahaan:Asrul Hadi

Pemimpin Redaksi:Khairul Amri

Redaktur:M. Lutfi

Staf Redaksi:Muhammad Al Hadi

Saptoto

Fotografer:Riana

Design Grafis:A. Raghib Amirullah

Manajer Adm/Keu dan Sirkulasi:Tita Zen

Alamat Redaksi :Jl Wijaya Timur Raya No 7

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (12170) Telp. (021) 2616 1894

Fax. (021) 7788 5465

Hotline: 0811926736/08176696468

Email: [email protected]

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Bagi yang

tulisan yang dimuat akan diberikan uang lelah

dan Tulisan maksimal 2 halaman folio (7500

Karakter) dan tidak menyangkut SARA.

Kabar Serasan

3 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

PAUD, Menyiapkan Generasi Penuh Potensi

06

Zaeleva, Anak Desa Juara Olimpiade

Matematika

08

Mengejar Target Pembangunan Nasional 2014

10

Muzakir Tinjau Proyek PLTU Gunung Raja

12

Pembinaan dan Pengawasan Kunci Keberhasilan Program PNPM14

Off Road Olahraga Memacu

Adrenalin 17

Page 4: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN4

Semua Manusia Sama di

Hadapan Hukum

Mungkin Anda pernah melihat jalannya suatu persidangan di peng-adilan, di mana terdak-

wanya tidak didampingi seorang pun pengacara. Persidangan seperti ini bi-asanya terjadi pada perkara-perkara ringan, seperti pencurian, kekerasan, dan tindakan kriminal lainnya, yang pelakunya dari kalangan kurang mampu. Jangankan si terdakwa mampu membayar pengacara untuk memberikan pembelaan hukum atas perkara yang menimpanya. Dia saja berani mencuri lantaran terdesak ke-butuhan ekonomi.

Padahal, UUD 1945 Pasal 1 Ayat (3) jelas menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Prinsip negara hukum menuntut antara lain adanya jaminan kesede-rajatan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the law). Atas dasar itu, maka prinsipnya ditentu-kan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hu-kum, sesuai bunyi Pasal 28D Ayat 1 UUD 1945 Amandemen kedua. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan, setiap warga negara sama kedudu-kannya di dalam hukum dan pemer-intahan, dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kekecualian.

Melihat isi konstitusi di atas, maka antara bantuan hukum dan negara mempunyai hubungan yang erat, apa-bila bantuan hukum dipahami sebagai hak maka dipihak lain negara mem-punyai kewajiban untuk pemenuhan hak tersebut. Seperti yang disebutkan Pasal 34 ayat (1) UUD 1945, bahwa “Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara”. Artinya, negara jelas mengakui hak ekonomi, hukum, sosial, budaya, sipil dan politik dari fakir miskin. Dalam kaitannya dengan bantuan hukum cuma-cuma untuk rakyat miskin/fa-kir, maka tugas konstitusional negara ialah dengan membiayai gerakan ban-tuan hukum (alokasi anggaran) seba-gai wujud dari tanggung jawab negara untuk melindungi nasib fakir miskin guna mengakses keadilan.

Namun saya sependapat jika pe-layanan hukum gratis itu benar-benar disasarkan kepada masyarakat mis-kin. Artinya, dana yang disediakan pemerintah, apakah itu dari APBD/APBN untuk pelayanan hukum gratis diberikan kepada masyarakat miskin yang sedang terbelit masalah hukum.

Karena itu saya sangat mendu-kung layanan bantuan hukum gra-tis yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Sumsel bersama organisasi advokat Peradi, KAI, dan LBH Palem-bang yang berlaku sejak 12 Februari 2009. Dan ini adalah terobosan pent-ing, bahkan menjadi yang pertama di Indonesia.

Guna mendukung pelayanan hu-kum gratis di Kabupaten Muaraenim, pada 2011 Pemkab telah mengang-garkan dana sebesar Rp 200 juta. Bagaimanapun, sudah menjadi kewa-jiban kita sebagai sesama insan untuk

menghormati (to respect), memenuhi (to fulfill), dan kewajiban untuk me-lindungi (to protect). Kewajiban tersebut termasuk kewajiban untuk melindungi, memenuhi dan menghor-mati hak atas bantuan hukum.

Namun demikian, dengan adanya program pelayanan hukum gratis ini, bukan berarti masyarakat malah lebih berani melanggar hukum. Justru den-gan adanya program ini, saya ingin masyarakat Muaraenim makin cerdas dengan persoalan-persoalan hukum. Sehingga mereka dapat membedakan mana yang legal dan illegal. ]

Ir. Muzakir Sai Sohar,Bupati Muaraenim

DARI MEJA BUPATI

No Telepon Pentingdi daerah Muaraenim:

Polres (0734)421-192

Kodim (0734)421-059

Pemadam Kebakaran (0734)421-113

RSUD DR H M Rabain (0734)421-192

Gangguan PLN (0734)421-601

Gangguan Telkom (0734)421-999

PDAM Tirta Lematang (0734)421-093

Askes Cab Pemb. ME (0734)422-678

Page 5: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

5 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

OPINI

T anggal 2 Mei ditetapkan seba-gai Hari Pendidikan Nasional. Bicara soal pendidikan, per-cayakah Anda bahwa masa

depan suatu negara bergantung kepada para orang tua? Boleh percaya, juga tak dilarang untuk meragukannya. Topik ini sengaja diangkat, mengingat mutu dan hasil pendidikan kita terus disorot. Berko-relasi langsung dengan pertanyaan, sudah benarkah pola pendidikan di negara kita selama ini? Pertanyaan ini menjadi pent-ing karena hasil pendidikan menentukan mutu suatu bangsa ke depan.

Kembali ke pertanyaan awal tadi, percayakah bahwa pada akhirnya kualitas bangsa ini ditentukan dari sejauh mana kualitas para orang tua. Kok bisa? Seorang anak, sejak kecil ,bahkan sejak lahir, te-lah menerima pendidikan dari orang tua, terutama dari si ibu yang paling dekat dengannya. Baik dalam bentuk sentuhan, hingga belajar tutur kata dan cara ber-sikap terhadap manusia. Keluarga adalah lembaga pendidikan paling menentukan bagi perkembangan dan masa depan ses-eorang.

Seorang anak yang lahir, tumbuh dan berkembang dari keluarga yang edukatif (menanamkan pola hidup beraturan dan mengajarkan budi pekerti) akan memiliki mental dan prilaku yang baik, demikian pula sebaliknya. Psikologi pendidikan, sebagai salah satu cabang psikolog men-empatkan keluarga sebagai lembaga pen-

didikan paling utama dan menentukan, baru setelah itu lingkungan masyarakat dan sekolah. Sangat ideal jika seorang anak lahir dan besar dari keluarga dengan orang tua yang mengerti pendidikan, tum-buh dan berkembang di lingkungan yang memberi rangsangan atas penyaluran bakat dan kemampuannya, serta berseko-lah di tempat di mana potensi akademis-nya pun terasah.

Semua keluarga memiliki kemampuan sama untuk mendapatkan situasi ideal itu. Jadi bukan hanya menjadi monopoli ke-luarga kaya. Tapi hanya bisa dicapai para orang tua berpendidikan tinggi. Karena untuk menciptakan itu dibutuhkan dua syarat, yakni waktu yang cukup dan ke-mauan orang tua untuk mendidik sendiri anaknya selama bersama di rumah.

Tak sedikit orang tua,karena ala-san ekonomi, mengabaikan pendidikan anaknya. Tenggelam dalam kesibukan mencari nafkah di luar rumah, menyer-ahkan pendidikan dan proses perkem-bangan anak kepada pengasuh. Tak ada waktu untuk bersama apalagi mengajar, karena kembali ke rumah dalam kon-disi sudah lelah fisik dan mental. Maka di kota-kota besar banyak orang tua tak sungkan memilih cara instan, memasuk-kan anak mereka ke tempat-tempat atau lembaga yang memang bergerak di bidang jasa pembinaan dan bimbingan bagi anak-anak sejak usia dini. Dari situasi itulah lahir dan marak bermunculan lembaga

PAUD (Pendidikan anak usia dini )yang dalam perkembangannya tak semata di-laksanakan masyarakat lingkungan tapi kemudian masuk dan menjadi program pendidikan oleh pemerintah,dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional.

Ada dua sebab mengapa PAUD berkembang sangat pesat di kota-kota besar. Pertama karena di kota-kota besar para orang tua sangat mengerti pent-ingnya memberi pendidikan sejak usia dini kepada anak mereka. Kedua, lem-baga pendidikan ini menjadi solusi atas keterbatasan waktu mereka memberi pendidikan langsung kepada sang anak. Harga yang tinggi, akhirnya bukan lagi jadi masalah. Tapi benarkah PAUD adalah jawaban atas semua kendala orang tua mendidik anak? Agaknya tidak juga.

Karena mendidik anak, tak sama den-gan memberi pendidikan kepada remaja atau orang dewasa. Karena terkait dengan hubungan emosi anak dan ibunya yang tak bisa diberikan oleh lembaga ini. Maka jangan kaget, di perkotaan lahir anak-anak pintar tapi kurang memiliki hubun-gan emosional dengan orang tua. Mereka generasi cerdas tapi haus kasih sayang. Kondisi dasar yang tak sehat itulah yang melahirkan anak-anak dengan karakter ego tinggi, kurang peduli dengan lingkun-gan sekitarnya, dan tak memiliki dasar moral yang kuat.

Maka jika Anda punya waktu cukup bersama anak di rumah, maksimalkan waktu itu untuk memberikan pendidikan kepada anak sejak ia bayi hingga masuk sekolah formal. Fungsikan diri Anda se-bagai guru baginya. Sebagai guru akan lebih baik jika Anda terus menambah ilmu (terutama dengan membaca) penge-tahuan sehingga bukan saja menambah bekal ilmu yang akan diajarkan, tapi juga menjadikan Anda sebagai tempatnya ber-tanya saat ia membutuhkan jawaban atas sesuatu yang tidak ia pahami. Jika itu bisa dijalankan, maka Anda telah menjadi guru terbaik bagi sang anak. Guru yang tak han-ya menanamkan pengetahuan dasar, tapi membimbing dan menyiapkan mentalnya dan yang lebih penting lagi, menanam-kan budi pekerti sebagai bekal baginya, saat memasuki dunia nyata di lingkungan masyarakat. ]

(Penulis adalah Ketua Umum YPM Muaraenim Bangkit)

PAUD, EFEKTIFKAH..?(Oleh Firdaus Masrun)

Page 6: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN6

SOROTAN

Memasuki masa depan penuh persaingan dalam percaturan dunia, Indone-sia menghadapi tantangan

menyiapkan masyarakat penuh po-tensi. Tidak bisa tidak, karena di era globalisasi yang menyentuh semua aspek kehidupan, dunia seperti tanpa jarak. Komunikasi dan transaksi di-tentukan oleh kemampuan masing-masing. Yang lemah akan tergilas, yang kuat terus bergegas, melaju maju meninggalkan yang lain. Di bidang ekonomi, di era perdagangan bebas yang mulai berlaku di dunia interna-sional, persaingan dagang dan pasar tenaga kerja bersifat multibangsa. Dan akhir dari semua itu, hanya bang-sa yang unggullah yang akan mampu bersaing.

Untuk memenuhi harapan itu, pendidikan adalah jawaban. Dan pen-didikan, harus dilakukan kepada ma-nusia sejak usia dini. Menurut UNES-CO pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Belajar untuk Tahu, Belajar untuk Berbuat, Belajar untuk Menjadi dan Belajar un-tuk Hidup Bersama). Hasil penelitian para ahli juga mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitan-nya dengan perkembangan struktur otak sejak lahir. Pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 miliar hingga 200 miliar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari lingkungan sejak awal ia tumbuh dan berkembang.

Itulah yang melatarbelakangi pemerintah membuat program Pen-didikan Anak Usia Dini (PAUD), pro-gram pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Hasil penelitian para ahli di bidang neuroscience dan psikologi membuk-tikan PAUD merupakan keharusan, menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian penting-nya masa ini sehingga disebut sebagai the golden age (usia emas).

Formula yang disusun pemerin-tah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujud-kan itu, dengan menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran, yang mendorong peserta didik secara ak-tif mengembangkan potensi dirinya. Caranya, dengan mendidik generasi yang berkualitas, sejak usia dini. De-ngan UU Sisdiknas sistem pendidikan di Indonesia tidak lagi tiga tingkatan tapi dibuat menjadi empat tingkatan yakni pendidikan anak usia dini, pen-didikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keselu-ruhannya merupakan satu kesatuan yang sistemik.

PAUD dapat diselenggarakan me-lalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal)

non formal (Kelompok Bermain/Play Group, Taman Pendidikan Anak), dan/atau informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang dise-lenggarakan oleh lingkungan. Untuk pelaksanaannya, pemerintah telah membuat kurikulum dasar dan stan-dar kompetensi anak usia dini, sebagai acuan dan berlaku secara nasional.

Pemerintah mendorong lahirnya lembaga-lembaga PAUD di masya-rakat baik dari jalur formal maupun non formal. Yang terpenting, dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini ini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip; Pertama, berorien-tasi pada kebutuhan anak. Cara-nya, dengan memperhatikan aspek

PAUD, MENYIAPKAN GENERASI PENUH POTENSI

Hasil penelitian para ahli di bidang neuroscience dan psikologi membuktikan

pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan keharusan. Formula apa saja yang masih

harus dibenahi pemerintah?

Kreatifitas anak harus dikembangkan sejak dini.

Page 7: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

7 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

SOROTANperkembangan fisik maupun psikis (intelektual, bahasa, motorik, dan so-sio emosional). Kedua, menggunakan metode belajar melalui bermain. Mi-salnya saat belajar, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, meman-faatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. Ketiga, lingkungan yang kondusif. Artinya, lingkungan diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta ke-nyamanan anak saat bermain.

Keempat, menggunakan kon-sep pembelajaran terpadu. Tentukan tema yang menarik dalam proses be-lajar, sehingga akan memancing minat anak untuk memperhatikan. Kelima, mengembangkan berbagai kecakapan. Prinsip ini dapat dilakukan melalui proses pembiasaan, agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri. Keenam, menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar. Media dan sumber pembela-jaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru. Dan terakhir, dilaksanakan se-cara bertahap dan berulang–ulang. Artinya, pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, lalu disajikan secara berulang-ulang .

Dalam pelaksanaannya, program

PAUD di Indonesia masih menghada-pi banyak masalah dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Pertama, masyarakat ekonomi lemah di negara kita masih sangat banyak. Vivi Alatas, Ekonom World Bank pernah merilis hasil penelitiannya bahwa pada akhir tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Indonesia sekitar 43,4 juta jiwa—naik sekitar 12,4 juta jiwa dibanding tahun 2009 (Sumber: Harian Seputar Indonesia 12 Desember 2010). Arti-nya, sedikitnya 43 juta lebih anak di Indonesia hidup dalam kemiskinan sehingga banyak anak-anak yang per-tumbuhan badan dan intelektualnya terhambat.

Kedua, kualitas asuhan rendah. Kondisi ekonomi lemah ditambah dengan tingkat pendidikan ibu dan calon ibu yang rendah, menyebabkan rendah pula kualitas asuhan terhadap anak usia dini. Sudah banyak kasus terjadi seorang ibu tega membuang atau membunuh bayi yang dilahir-kannya hanya karena malu atau takut tidak bisa merawatnya. Banyak pula ibu atau calon ibu yang tidak tahu bagaimana cara memberi makan, mengasuh, dan mendidik anak. Asal anaknya diam, mereka sudah puas.

Ketiga, kualitas PAUD rendah. Data dari Depdiknas menunjukkan hingga 2008, jumlah lembaga PAUD tercatat 182.201 lembaga. Dari jum-lah itu, semuanya milik masyarakat. Artinya biaya PAUD masih sangat ber-

gantung orang tua. Sehingga wajar jika biaya PAUD jauh lebih besar dari biaya di SD atau SM. Dengan kondisi ekonomi yang lemah banyak orang tua yang tidak sanggup membayar tinggi untuk pendidikan anaknya. Hal ini menyebabkan kualitas layanan PAUD tidak seperti yang diharapkan. Ini terutama banyak terjadi di daerah luar perkotaan.

Keempat, program intervensi orang tua rendah. Pos pelayanan ter-padu belum dapat mencukupi kebu-tuhan mereka. Di negara-negara maju keluarga yang tidak mampu menda-pat gaji, bantuan makanan pokok, dan susu untuk anak-anak. Bantuan serupa sangat terbatas, tidak regu-ler, dan belum bisa mencakup selu-ruh masyarakat miskin di Indonesia. Selain itu, banyak ibu hamil yang kekurangan gizi dan tidak pernah me-meriksakan diri ke dokter sehingga pertumbuhan dan perkembangan ja-ninnya kurang terawat dan tidak opti-mal. Wajar saja jika tingkat kematian bayi dan ibu sangat tinggi.

Berbagai persoalan PAUD seperti di atas harus diatasi secara terpadu. Pemerintah, masyarakat, dan pergu-ruan tinggi harus bekerja sama untuk mengembangkan PAUD. Pemerintah harus bekerja sama untuk mengem-bangkan PAUD minimal setara de-ngan pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah perlu secara bertahap mendirikan TK atau santunan pen-didikan anak usia dini agar mampu menampung minimal 80% anak usia TK. Gedung SD yang tidak berfungsi karena kekuarangan siswa dapat di-gunakan sebagai TK atau pendidikan anak usia dini. Untuk itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan komponen masyarakat dan perguruan tinggi. Per-guruan tinggi mempersiapkan guru TK yang berkualitas, baik melalui pro-gram D-2 mapun S-1.

Asosiasi PAUD perlu dikembang-kan sebagai wahana temu ilmiah dan pengembangan profesi para pemer-hati PAUD. Berbagai buku, alat per-mainan, sarana pembelajaran untuk anak usia dini perlu dikembangkan. Penelitian berskala nasional tentang kondisi gizi, pendidikan, dan pola asuh anak usia dini perlu dilakukan agar dapat digunakan sebagai acuan untuk menyusun program intervensi secara akurat. Semoga PAUD di Indo-nesia makin berkembang pesat. ] FIR

Salah satu kegiatan belajar bagi pendidikan anak usia dini.

Page 8: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN8

SOROTAN

Fasilitas pendidikan yang diper-oleh anak-anak yang menun-tut ilmu di pedesaan tentu tidak sama dengan fasilitas

yang diterima oleh anak-anak yang menuntut ilmu di perkotaan. Meski-pun demikian, tidak berarti prestasi yang mereka torehkan selalu kalah dengan anak-anak yang mendapatkan fasiltas pendidikan yang lebih baik.

Dengan segala keterbatasan fasi-litas, mereka tetap melakukan kegia-tan belajar dengan penuh semangat untuk meraih prestasi setinggi mung-kin. Dengan keinginan dan tekad yang kuat, meskipun berasal dari desa mereka ingin membuktikan bahwa mereka mampu meraih prestasi. Dan

ini terbukti.Dari 18 pelajar tingkat SD yang

mengikuti olimpiade matematika, IPA, lomba pidato, lomba kreasi daur ulang, lomba melukis dan lomba me-nyanyi, 13 orang di antaranya adalah pelajar yang berasal dari pedesaan.

Bahkan dalam lomba olimpiade tingkat SD se Kabupaten Muaraenim yang diselenggarakan Dinas Pendidi-kan Nasional (Diknas) Muaraenim da-lam rangka memperingati Hari Pen-didikan Nasional (Hardiknas), yang menjadi pemenang pertama bidang matematika justru dari desa.

Sang juara itu bernama Zaeleva Lilenia. Siswa kelas VI SD Negeri Ujan-mas, Kecamatan Ujanmas, Kabupaten

Muaraenim, ini mampu menyingkir-kan pelajar lainnya yang mengikuti lomba tersebut. Keberhasilannya ke-luar sebagai juara, tentu adalah hal yang membanggakan, dan memberi-kan kebahagian tidak hanya untuk dirinya. Kedua orang tuanya Eli San Fikri dan Erlina Rosalia dan para guru tempat dia menuntut ilmu ikut larut dalam kebahagian, dengan prestasi yang ia peroleh.

Betapa tidak dengan fasilitas sekolah yang serba terbatas, ternyata mampu menelurkan seorang bintang pendidikan di tingkat kabupaten pada olimpiade tersebut.

Setiap prestasi tentu akan selalu diikuti apresiasi. Atas keberhasilannya

Zaeleva, Anak Desa Juara Olimpiade Matematika

Tiada hari tanpa belajar. Kata-kata ini dia tanamkan pada dirinya. Sebagai seorang anak tentu saja dia juga menyempatkan diri untuk bermain dengan teman sebayanya. Di usia

yang masih belia, Zaeleva sudah mampu membagi waktu, kapan belajar dan kapan bermain. Hasilnya dia berhasil menjadi juara olimpiade matematika tingkat kabupaten.

Bupati Muara Enim menyerahkan hadiah bagi siswa juara olimpiade

Page 9: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

9 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

SOROTANmerebut juara olimpiade matematika tingkat kabupaten, Zaeleva mendap-atkan hadiah berupa bingkisan dan uang pembinaan yang diserahkan lansung oleh Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar usai peringatan Hardiknas di lapangan Merdeka.

Dengan seragam sekolah putih merah dan mengenakan topi yang juga berwarna merah berlogo Tutwuri Handayani, Zaeleva Lilenia tampak sumringah. Senyumnya mengembang terpancar kebahagian di wajahnya saat menerima bingkisan dan uang dari bupati.

Jika bagi sebagian besar siswa matematika adalah momok yang me-nakutkan, namun bagi Zaeleva justru palajaran yang menyenangkan. Bah-kan putri pertama dari dua bersau-dara ini, mengaku sebelum masuk SD

dia memang sudah menyukai pelaja-ran matematika. Karena menurutnya matematika adalah ilmu eksak yang tidak perlu memerlukan hafalan, me-lainkan membutuhkan perhitungan dan pemikiran.

Sang juara mengaku, dalam be-lajar dia tidak hanya mengandalkan dari sekolah. Selain belajar di sekolah dia juga mengikuti pelajaran tamba-han dari gurunya di luar jam pelaja-ran sekolah. Dia juga mengikuti bimb-ingan belajar dengan guru kursus secara pribadi. ”Setiap harinya saya terus belajar, pagi belajar di sekolah. Usai pulang sekolah, ada pelajaran tambahan serta mengikuti kursus se-cara privat,”ujarnya.

Baginya tiada hari tanpa belajar. Sebagai seorang anak tentu saja dia juga menyempatkan diri untuk ber-

main dengan teman sebayanya. Yang penting, kata Zaeleva, harus bisa membagi waktu, kapan belajar dan kapan bermain.

Hal ini dibenarkan oleh Sri En-dang Lestari, guru kelas VI yang setiap hari mengajar Zaeleva. Menurut Sri, anak didiknya yang satu ini memang sangat rajin belajar. Tak heran jika akhirnya Zaeleva bisa menjadi juara dalam olimpiade matematika. Dan sebagai guru, dirinya sangat bangga dengan hasil yang telah dicapai salah satu anak didiknya itu. ”Selaku guru saya sangat gembira dan bangga kare-na anak didik saya bisa keluar sebagai juara lomba olimpiade matematika tingkat kabupaten,” ungkap Sri.

Sri menuturkan, Zaeleva ada-lah satu dari 44 siswa kelas VI yang diajarnya dengan prestasinya cukup menonjol. Sejak dari kelas I dia ter-us menduduki rangking pertama di sekolah itu.

Untuk meningkatkan prestasi siswa yang didiknya, dia tidak saja memberikan pendidikan pada saat jam belajar. Tetapi juga memberikan pelajaran tambahan pada sore hari usai pulang sekolah. ”Seluruh mu-rid mengikuti pelajaran tambahan di luar jam pelajaran sekolah. Pelajaran tambahan ini merupakan kebijakan sekolah untuk meningkatkan pretasi anak-anak,” jelasnya.

Prestasi tidak datang begitu saja. Apa yang diperoleh Zaeleva tentu bisa dijadikan contoh bagi siswa-siswa yang bersekolah di pedesaan. Keter-batasan fasilitas bukanlah halangan untuk menggapai prestasi. Keteku-nan, tekad, dan kesungguhanlah yang paling penting. Meski dengan fasilitas yang cukup, jika tidak diikuti dengan kerja keras, ketekunan, dan tekad yang kuat mustahil prestasi akan bisa diraih.

Untuk melahirkan anak didik yang yang berkualitas peran para guru ten-tu saja sangat vital. Guru harus ber-peran lebih aktif, agar anak didiknya paling tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.

Selain guru, peran orang tua juga sangat penting. Dengan terjalinnya komunikasi antara orang tua murid dan guru, hasil yang capai anak-anak dalam belajar tentu akan semakin baik. Yang pada gilirannya akan bisa menghasilkan anak–anak Indonesia yang berkualitas. ] Rsm/Amr

Sang Juara Matematika Zaeleva dan gurunya Sri Endang Lestari.

Page 10: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN10

NASIONAL

Di bulan April 2011, Kabar Serasan setidaknya men-catat ada dua event penting di Tanah Air, yang berkaitan

dengan program pembangunan di In-donesia. Event pertama, yaitu Rapat Kerja Pemerintah dan Dunia Usaha membahas Rencana Induk atau Mas-ter Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di Istana Bogor, Selasa, 19 April 2011, untuk mempercepat per-tumbuhan pembangunan ekonomi di Indonesia.

Rapat Kerja MP3EI yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono, juga dihadiri jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, bebera-pa kepala daerah, serta para pelaku dunia usaha, termasuk UMKM.

Menurut Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono, MP3EI bukanlah pengganti dari semua rencana yang telah dimiliki, baik pada tingkat na-sional maupun tingkat daerah. Sebab, pemerintah telah mempunyai RPJMN (Rencana Pembangunan Jangkah Me-

nengah Nasional), RKP (Rencana Kerja Pemerintah), APBN, ada RKPD (Ren-cana Kerja Pembangunan Daerah), serta APBD yang mecakup semua sek-tor dan bidang kehidupan. Dan Presi-den SBY mengingatkan sekaligus me-minta semua program itu betul-betul dijalankan.

Presiden juga menegaskan bahwa MP3EI juga bukan subtitusi. MP3EI ini dikeluarkan karena pemerintah ingin melakukan percepatan dan perlua-san pada sektor-sektor tertentu dari ekonomi kita dengan sasaran, arah, dan time line yang jelas.

Dalam MP3EI ini tertuang jelas siapa berbuat apa, siapa berinvestasi berapa dan di mana. Presiden menan-daskan, “Keberhasilan Indonesia ada-lah keberhasilan dari semua agenda dan program yang dijalankan, ditam-bah dengan keberhasilan dari imple-mentasi MP3EI ini.”

Pemerintah mengakui, program percepatan dan perluasan pemba-ngunan ekonomi Indonesia diperkira-kan membutuhkan banyak modal.

Salah satu sumber pendanaan yang diharapkan pemerintah adalah be-rasal dari luar negeri. Kepala Ba-dan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan menyebut salah satunya berasal dari JP Morgan Chase & Co, salah satu perusahaan fi-nansial tertua di dunia.

"Tentunya diminta kalau bisa sep-erti JP Morgan memberikan atensi ka-lau bisa bantuan, karena ini kan kebu-tuhan dananya nggak kecil," ujar Gita usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima CEO JP Morgan Chase & Co Jamie Dimon di Kantor Presiden, Selasa 3 Mei 2011.

Gita mengungkapkan, BUMN su-dah diminta melakukan pembiayaan program yang disebut MP3EI itu sebe-sar USD 100 miliar dari kebutuhan Rp 835 triliun. Sumber pembiayaan lain berasal dari non-BUMN atau swasta. "Belum lagi yang dari luar negeri. Ini kan semua perlu pinjaman itu saya rasa peran dari JP Morgan," katanya.

Namun menurut Gita, dalam pertemuan tersebut, belum muncul

Mengejar Target Pembangunan Nasional 2014

Dalam dua event penting, yaitu Raker MP3EI dan Raker Musrembangnas, pemerintah pusat menekankan pentingnya dilakukan percepatan pembangunan nasional. Untuk mencapai sasaran, tentunya butuh koordinasi derajat tinggi, sarana yang cukup, serta alokasi anggaran yang memadai.

Page 11: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

11 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

NASIONALkomitmen nilai atau nominal dari JP Morgan.

Sementara Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, komitmen yang muncul dalam pertemuan ada-lah keinginan JP Morgan men-support MP3EI. Selain itu juga pendanaan da-lam bidang infrastruktur.

Hatta mengungkapkan, hampir tiap kuartal JP Morgan membawa in-vestor untuk mencari proyek di In-donesia. Jika sebelumnya hanya tiga investor dalam satu tahuan, saat ini mencapai lima investor. "Jadi kita harus banyak men-create project pembangunan kita terutama untuk infrastruktur," kata Hatta.

Meski saat ini Indonesia belum sampai pada investment grade, na-mun pasar disebut Hatta sudah meng-akuinya. "Itu sudah terbukti ketika kemarin bond-nya kita itu dikenakan rate hanya sekitar 5 persen. Bayang-kan pada beberapa dua atau tiga ta-hun lalu sampai kena 11 persen," urai Hatta. Hal itu, kata dia menunjukkan bukti Indonesia sebagai tempat in-vestasi yang baik.

Adapun event kedua di bulan April yaitu dilangsungkannya Ra-pat Kerja Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrem-bangnas) 2011 di Bidakara, Jakarta, 28 April 2011. Acara itu diseleng-garakan oleh Kementerian Perenca-naan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ini dibuka oleh Presiden Susilo Bam-

bang Yudhoyono dan dihadiri Wakil Presiden Boediono serta seluruh kepala daerah di Indonesia.

Musrembangnas 2011 diseleng-garakan sebagai upaya menyusun Rencana Kerja Pemerintah 2012. Aca-ra itu mengusung tema "Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekono-mi yang Inklusif dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat".

Raker Musrembangnas tahun ini juga dibahas pelbagai persoalan yang masih terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2010. Di bidang kesejahteraan, misalnya, pada 2010 PDB per kapita hanya US$ 3.000 (growth 6.1%), dan Indonesia masuk dalam kategori Low-er Middle Income Countries. Tercatat jumlah penduduk miskin sebanyak 31 juta orang atau 13,3% dari total jum-lah penduduk. Adapun lima provinsi paling miskin di Indonesia yaitu Pa-pua, Papua Barat, Maluku, Gorontalo, dan NTT.

Sementara dari sisi lapangan pe-kerjaan, tercatat 8,3 juta orang men-jadi pengangguran terbuka. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ter-tinggi terjadi di Banten (13,68%), dii-kuti oleh DKI Jakarta (11,05%), Jawa Barat (10,33%), Kalimantan Timur (10,10%), dan Maluku (9,97%).

Kemudian, untuk Indeks Pemba-ngunan Manusia IPM), paling rendah di Papua (64,53), diikuti NTB (64,66), NTT (66,60%), Papua Barat (68,58), dan Maluku Utara (68,58) dalam ska-la 0-100.

Untuk menekan kekurangan-kekurangan yang masih terjadi di 2010, dalam Raker Musrembangnas kali ini, pemerintah telah membuat road map penguatan pelaksanaan pembangunan 2011 serta menganti-sipasi isu-isu strategis di 2012. Pro-gram pembangunan nasional terse-but tetap berlandaskan empat pilar, yaitu Pro Growth, Pro Poor, Pro Job, dan Pro Environment. Sementara un-tuk mewujudkan empat pilar terse-but, pemerintah menggunakan kebi-jakan empat kluster penanggulangan kemiskinan. Kluster I: Bantuan dan perlindungan sosial. Kluster II: PNPM Mandiri. Kluster III: Penyaluran KUR, dan Kluster IV: Program murah.

Lantas program prioritas apa saja yang akan direalisisakan pemerintah hingga 2014? Menko Kesra Agung Laksono menyebutkan, pemerintah di masa Kabinet Indonesia Bersatu II te-lah menetapkan 11 prioritas pemba-ngunan nasional (2009-2014). Yaitu bidang reformasi birokrasi dan tata kelola, pendidikan, kesehatan, pe-nanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, infrastruktur, iklim investasi dan iklim usaha, energi, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, da-erah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik, kemudian kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.

Patut diakui, pemerintah pusat memang telah memutar otak untuk mencapai target pembangunan na-sional hingga 2014. Alangkah naif jika strategi yang dirancang peme-rintah ini tidak dapat diwujudkan. Bagaimanapun rakyat jua nantinya akan semakin susah. Karenanya, pro-gram-program yang telah dirancang pemerintah untuk pembangunan kesejahteraan rakyat, perlu didukung dengan perencanaan yang matang, koordinasi derajat tinggi, sarana yang cukup, serta alokasi anggaran yang memadai.

Pembangunan karakter bangsa sendiri diarahkan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan melibatkan berbagai pihak, sehingga koordinasi dan siner-gi harus dilakukan dengan sistematis. Sementara untuk pengembangan eko-nomi kreatif, harus didukung oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk mempercepat pencapaian sa-saran RPJMN 2009-2014, yaitu pen-duduk miskin 8-10%. ] Fie

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bersama Kepala Bappenas Armida Alisyahbana saat pembukaan Musrembangnas di Jakarta.

Page 12: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN12

EKBIS

Muaraenim salah satu ka-bupaten yang menjadi andalan Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal pa-

sokan listrik. Saat ini saja kabupaten yang memiliki luas wilayah 9.238,77 km2 dengan jumlah penduduk 638,752 jiwa itu telah memiliki dua pembangkit listrik dengan kapasitas cukup besar.

Di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU ) Bukit Asam Tan-jung Enim berkapasitas 4x65 Mega Watt (MW). Kemudian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gunung Mas di Kecamatan Ujanmas berkasi-tas 2x40 MW yang dikelola oleh PT Meppo Gen. Namun dua pembangkit listrik yang telah beroperasi yang di-salurkan melalui jaringan interkonek-si, ternyata belum mampu untuk me-menuhi kebutuhan listrik di Sumsel secara keseluruhan.

Terkait pemenuhan kebutuhan listrik tersebut, Pemkab Muaraenim melalui bantuan pemerintah pusat, menggaet investor dari negara China untuk membangun PLTU di Desa Gunung Raja, Kecamatan Rambang Dangku berkapasitas 2x113,5 MW. Pembangunan pembangkit tersebut murni dilakukan PT GH EMM Indonesia .

Untuk melihat secara dekat persia-pan penyelesaian pembangunan PLTU yang dikerjakan investor dari negera tirai bambu itu, Bupati Muaraenim, Ir Muzakir Sai Sohar bersama unsur Muspida setempat melakukan penin-jauan ke lokasi proyek.

Dalam kunjungan itu bupati mene-rima masukan berbagai kendala yang dihadapi pihak perusahaan menjelang penyelesaian pembangunan proyek.

Masalah pembebasan lahan masih menjadi kendala yang belum tersele-saikan. Misalnya proses pembebasan lahan untuk pembangunan tower jaringan transmisi dari gardu induk di Kabupaten Lahat sepanjang 100 km untuk pemasangan 178 tower be-lum juga menemui titik temu. Hal ini disebabkan karena tingginya harga ganti rugi yang diminta masyarakat yang melebihi ketentuan yang telah ditetapkan Gubernur Sumsel melalui SK nomor 25 tahun 2009. Akibatnya penarikan konduktor atau stringing belum bisa dselesaikan. Sampai saat ini pekerjaan tersebut baru mencapai sekitar 60 persen. Wilayah lahan yang

belum bisa dibebaskan di Kecamatan Gunung Megang 110 pemilik, Keca-matan Muaraenim 50 pemilik dan di areal PTPN VII.

Direktur Proyek PT GH EMM Indonesia, Mr Ghen Sang Bing, me-nyampaikan, saat ini kemajuan peker-jaan pembangkit unit I civil works 100 persen, boiler 95 persen, turbine 85 persen, generator 80 persen, dan elec-trical interconnection 90 persen. Pem-bangkit unit II civil works 95 persen, boiler 75 persen, turbine 55 persen generator 70 persen, electrical inter-conection 60 persen. Kemudian kema-juan pekerjaan kontruksi rata-rata 90 persen meski sudah ada yang 100 persen dan ada juga.

Terkait dengan permasalahan pembebasan lahan Muzakir berjanji akan membantu proses penyelesaian-nya dengan melakukan pendekatan

kepada masyarakat. Sehingga proyek nasional tersebut dapat segera sele-sai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. ”Saya bersama teman-teman di dewan (DPRD Muaraenim) akan membicakan masalah ini agar proses pembangunannya dapat di-selesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,”jelasnya.

Di satu sisi kepentingan inves-tor yang telah menanamkan modal yang sangat besar perlu diperhatikan. Di sisi lain kepentingan masyarakat juga perlu diakomodir. Kedua pihak harus mengesampingkan ego masing-masing untuk tujuan yang lebih besar. Di sini peran pemerintah daerah dan anggota dewan untuk mencari solusi. Sehingga pelaksanaan pembangun-an dapat berlangsung sementara masyarakat pun tidak merasa dirugi-kan. ] Rsm

Muzakir Tinjau Proyek PLTU Gunung RajaPemkab Muaraenim menggaet investor dari China untuk membangun PLTU berkapasitas 2x113,5 MW di Desa Gunung Raja, Kecamatan Rambang Dangku. PLTU ini juga untuk penambahan pemenuhan kebutuhan listrik di Sumsel.

Bupati Muara Enim saat meninjau pelaksanaan pembangunan PLTU Gunung Raja di Kecamatan Rambang Dangku.

Page 13: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

13 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

EKBIS

K abupaten Muaraenim yang memiliki 22 kecamatan, be-berapa di antaranya masih dikatagorikan sebagai da-

erah terpencil. Salah satu daerah terse-but adalah Kecamatan Muara Belida. Daerah ini berbatasan lansung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Sebelumnya Muara Belida meru-pakan desa yang menjadi bagian dari Kecamatan Gelumbang. Kemudian desa tersebut membentuk kecamatan tersendiri dengan membawahi dela-pan desa. Desa yang berada di daerah tersebut hampir seluruhnya berada di pinggir aliran Sungai Meriak. Tak heran jika masyarakat di kecamatan itu menjadikan perahu sebagai alat tranportasi sehari-hari.

Untuk menjangkau daerah terse-but membutuhkan waktu tempuh sekitar tujuh jam perjalanan darat dan sungai. Sebelum ada jalan darat, untuk mendatangi Muara Belida ha-rus menggunakan speedboad mela-lui Sungai Musi dari Jembatan Musi II Palembang. Sejak jalan Patratani dibuka, akses untuk menuju daerah

tersebut tidak hanya melalui jalan sungai tetapi bisa juga ditempuh de-ngan perjalanan darat.

Karena kondisi jalannya belum beraspal, hanya mobil yang bergar-dan ganda yang bisa melewati jalan tersebut. Akibat sulitnya akses untuk menjangkau Kecamatan Muara Beli-da, pemerintah pun mengalami ber-bagai kendala untuk mengembangkan daerah itu. Dibutuhkan investasi yang cukup besar agar daerah itu bisa lebih mudah dijangkau.

Di era Kabupaten Muaraenim di-pimpin H Kalamudin D SH MH (alm), rencana untuk mengembangkan da-erah di tepian sungai itu sudah diran-cang dengan membangun pelabuhan batubara. Setelah Ir Muzakir Sai So-har menjadi Bupati Muaraenim, dia pun bertekad untuk mewujudkan rencana itu.

Gayung pun bersambut. Adalah PT Dizamatra Powerindo, sebuah perusahaan yang berkecimpung di usaha penambangan batubara, me-nyambut baik rencana tersebut. Peru-sahaan yang berlokasi di Kabupaten

Lahat tersebut menyanggupi untuk membangun pelabuhan batubara. Ke-mudian Desa Patratani dipiih sebagai lokasi pelabuhan.

Perusahaan tersebut, saat ini te-lah melakukan pengerjaan land clear-ing pembukaan jalan poros menuju pelabuhan yang akan dibangun. Jalan poros yang dibangun adalah jalan eks PT Patra Tani. Sedangkan lahan yang telah dibebaskan untuk membangun dermaga itu seluas 20 hektar. Untuk memulai pembangunan dermaga tersebut, manajemen PT Dizama-tra Powerindo meminta dukungan masyarakat setempat agar pelabuhan bisa segara dapat diselesaikan.

Asisten I Pemkab Muara Enim, Drs H Bulgani Hasan atas nama Pem-kab Muaraenim dihadapan ribuan masyarakat tersebut mengatakan sangat wellcome terhadap investor yang akan menanamkan investasinya membangun pelabuhan batubara di Desa Patra Tani. Bulgani Hasan menu-turkan, rencana kegiatan pembangun-an pelabuhan tersebut telah dirintis sejak tiga tahun yang lalu, namun baru saat ini berhasil dilaksanakan.

Sementara itu Direktur PT Diza-matra Powerindo, Susilo Dwijahtoro, mengatakan pembangunan yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sa-ngat mengharapkan dukungan dari masyarakat.

”Dermaga batubara yang akan kita bangun untuk tahap pertama berka-pasitas 1-2 juta ton per tahun. Pem-bangunan pelabuhan ini kita harap-kan secepatnya selesai dilaksanakan. Dan batubara yang akan dibawa ke dermaga itu adalah milik PT Dizama-tra sendiri,” jelas Susilo.

Menurut Susilo pelabuhan ini diba-ngun untuk memperlancar angkutan batubara milik perusahaan yang memi-liki lokasi tambang di Kabupaten Lahat. Batubara tersebut nantinya diangkut dengan melalui tongkang dari dermaga itu untuk di kirim ke luar daerah.

Pembangunan pelabuhan batuba-ra di Kecamatan Muara Belida ini di-harapkan dapat lebih mempermudah akses untuk mencapai daerah itu. Ak-tivitas bongkar muat di pelabuhan itu nantinya bisa menjadi alternatif mata pencaharian penduduk setempat. Se-hingga pada gilirannya bisa menggen-jot perekonomian dan mampu mem-berikan manfaat bagi masyarakat setempat. ] Rsm

Muara Belida Bakal Punya PelabuhanPembangunan dermaga batubara di Kecamatan Muara Belida , diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan itu nantinya bisa menjadi alternatif mata pencaharian penduduk setempat.

Asisten I Pemkab Muaraenim Drs H Bulgani Hasan didampingi Asisten II Ir Hasanudin saat memberikan bingkisan peralatan sekolah kepada anak-anak desa di Kecamatan Muara Belida.

Page 14: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN14

PEMBANGUNAN

Wakil Presiden Repub-lik Indonesia Boediono mengungkapkan, setiap melakukan kunjungan

ke daerah dia selalu mengecek pelak-sanaan PNPM. Dari kunjungan terse-but dia mendapatkan kesan langsung secara spontan dari masyarakat. Yang pada intinya menyebutkan program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini disampaikan Wapres saat membuka Rapat Kerja Nasional PNPM Mandiri sosialisai program untuk tahun anggaran 2011 di Jakarta 27 April 2011 lalu.

Terkait pelaksanaan PNPM ini, Wapres juga mendapat laporan adan-ya penyelewengan dana PNPM yang dilakukan masyarakat. Meski nilai penyelewengan itu amat sangat kecil, kata wapres, hal itu harus perbaiki, lalu segera hilangkan. Jika tidak hal ini bisa menganggu program yang lain.

Untuk itu dia minta seluruh kepala daerah agar persoalan kecil-kecil itu untuk segera diselesaiakan. Jika tidak, hal itu bisa menghancurkan program PNPM Mandiri yang selama ini ber-manfaat bagi masyarakat.

Lebih lanjut Boediono berpe-

san agar program yang benar-benar dirancang langsung dari masyarakat ini terus berjalan dan manfaatnya bisa dirasakan langsung masyarakat. Sekarang dana langsung diberikan ke kecamatan, tak ada yang menyetop, dan tak ada yang menyunat."Jangan ada yang menghambat aliran dana ini. Proses birokrasi yang panjang bisa mematikan gairah masyarakat," Boe-diono menekankan.

Boediono menuturkan, program yang sebelumnya dikenal dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) ini merupakan program untuk menjaga masyarakat dari krisis mon-eter 1998 yang melanda Indonesia pada saat itu.

PNPM Mandiri Perdesaan meru-pakan program di bawah pembinaan Kementerian Dalam Negeri melalui Ditjend PMD. PNPM Mandiri Perde-saan pada 2011 mencakup 5.020 di 32 provinsi. Total alokasi dana dalam bentuk bantuan langsung masyarakat sebesar Rp8,268 triliun yang terdiri atas alokasi APBN Rp6,627 triliun dan APBD Rp1,640 triliun.

Pada tahun lalu, program ini mampu mendanai 363 ribu lebih

kelompok kegiatan ekonomi produk-tif, membangun jalan desa sepan-jang 51.731 km, membangun 6.571 jembatan, membangun 31.458 unit air bersih, 2.798 unit pasar desa, dan menyerap 4,5 juta lebih tenaga kerja. Dan telah berhasil mendapat-kan partisipasi masyarakat sebanyak 12.446.306 orang (55 % dari Rumah Tangga Miskin), dan mampu menda-nai 363 ribu lebih kelompok kegiatan ekonomi produktif.

Bupati Muaraenim Ir Muzakir Sai Sohar yang hadir sebagai peserta da-lam acara tersebut mengatakan, da-lam pelaksanaan PNPM Mandiri yang terpenting adalah unsur pembinaan dan pengawasan. Bila tanpa penga-wasan dan pembinaan maka program akan ngawur dan tidak terarah. Untuk itu pihak-pihak terkait di daerah har-us betul-betul melakukan fungsinya secara maksimal.

“Misalnya pada program pemban-gunan jalan setapak yang dilakukan oleh masyarakat, Pemkab akan meli-batkan instansi terkait, dalam hal ini Dinas Cipta karya,” jelas Muzakir.

Selain itu, Muzakir juga mengung-kapkan bahwa dana PNPM terbatas.

Pembinaan dan Pengawasan Kunci Keberhasilan Program PNPM

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri hingga saat ini telah memberikan dampak cukup baik bagi masyarakat perdesaan maupun perkotaan. Untuk itu,

pemerintah akan melanjutkan program tersebut dan menambah anggarannya.

Wakil Presiden Boediono saat membuka acara Rakernas PNPM Mandiri di Jakarta.

Page 15: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

15 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

PEMBANGUNANKarena itu, jika ada kekurangan dana dalam pelaksaan program, Pemkab tak segan-segan untuk menyuntik-kan dana. “Dananya bisa kita usaha-kan dari CSR perusahaan yang ada di Muaraenim,” imbuh Muzakir.

Muzakir menegaskan, PNPM ini untuk dan oleh masyarakat. Namun kepentingan masyarakat yang ada, tentu tidak bisa mereka selalu me-nadahkan tangan, tetapi harus juga mandiri. Misalnya dengan hasil bumi yang mereka dapatkan, masyarakat sebetulnya bisa ikut berparisipasi, jadi tidak hanya mengandalkan dari dana PNPM saja.

“Kita mengharapkan agar masyarakat juga bisa ikut perpar-tisipasi. Dengan pancingan dana PNPM ini diharapkan akan timbul kemandirian dalam masyarakat kita,” imbau Muzakir. Karena itu, kata Mu-zakir, pola hidup masyarakat yang konsumtif harus segera diubah. Mis-alnya di saat harga komuditi karet tinggi, masyarakat petani karet ser-ing lupa diri. Mereka bukannya me-nyisihkan dana untuk kepentingan desa, tapi justru melakukan hal yang kurang bermanfaat, misalnya mereka malah “nanggap“ orkes. “Seharusnya masyarakat mengutamakan kepenti-ngan desa mereka,” ujar Muzakir yang berharap dengan adanya PNPM, akan ada peningkatan kualitas pola berpikir masyarakat di daerah Muaraenim.

Muzakir menuturkan, salah satu daerah di Kabupaten Muaraenim yang dianggap berhasil melaksanakan pro-gram ini adalah Kecamatan Tanjung Agung. Dia berharap keberhasilan Ke-camatan Tanjung Agung ini, bisa mem-beri inspirasi dan motivasi pada keca-matan lain. Mereka bisa belajar dari keberhasilan ini. Paling tidak aparat Pemberdayaan Masyarakat dan Pe-merintah Daerah (PMPD) harus kon-sen, jangan hanya asal ada program, tetapi harus betul-betul yang berman-faat untuk kepentingan masyarakat. Pengawasan dan pembinaan harus di-lakukan dengan cermat.

Menurut Muzakir, salah satu in-dikator keberhasilan itu adalah men-ingkatnya kesejahteraan masyarakaat di daerah itu sendiri, sesuai dengan kemampuan daerah masing-masing. Jadi, jika setiap tahun dana bantuan yang dikucurkan semakin besar jus-tru artinya kesejahteraan masyarakat belum tercapai.

Program PNPM Mandiri ini di-harapkan sebagai pemicu agar masyarakat lebih mandiri, bukan program untuk meninabobokan masyarakat. Ini yang harus ditekan-kan pada masyarakat.

"Dengan sistem PNPM yang bot-tom up, maka dukungan masyarakat sangat dibutuhkan, agar programnya lebih efektif dan efisien. Namun kon-trol dan evaluasi tetap diperlukan agar program yang dibuat benar-benar keinginan murni masyarakat, bukan kepentingan elite," pungkas Muzakir.

Sementara Kepala Badan PMPD Kabupaten Muaraenim, Drs H Fajeri Erham MM yang mendampingi bu-pati dalam acara ini menambahkan, dengan pelaksanaan pola, sistem, dan mekanisme dari program ini, te-lah memberikan dorongan yang kuat bagi pelaksanaan sistem pembangu-nan partisipasif (bottom up planing) dan otonomi daerah. Penanganan kemiskinan dengan pendekatan pem-berdayaan masyarakat (community empowerment) adalah sebuah upaya pemerintah untuk membangun kapa-sitas masyarakat secara lebih baik.

Dari aspek pemberdayaan perem-puan, lanjut Fajeri, mereka juga ber-peran aktif dalam setiap proses per-encanaan pembanguanan desa dan antar desa. Hal ini menunujukkan kemajuan yang nyata serta mengatasi bias gender yang selama ini terjadi.

Kaum perempuan turut serta mulai dari musyawarah, mengusulkan keg-iatan sarana dan prasarana, hingga kegiatan ekonomi.

Di Kabupaten Muaraenim, PNPM Mandiri Perdesaan dimulai dari tahun 2007. Hingga 2010 telah mendapat aloksi dana BLM sebesar Rp 57,5 mi-liar untuk Sembilan kecamatan. Untuk 2011, total dana yang dialokasikan untuk program ini sebesar Rp 12 mil-iar, turun dari alokasi tahun lalu yang sebesar Rp 18 miliar.

PNPM Mandiri ini digulirkan ber-tujuan untuk menggerakkan potensi sumber daya manusia untuk meng-hasilkan manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam segala aspek pembangunan serta mendor-ong tumbuh kembang kreativitas dan aktivitas masyarakat dalam berkarya dan berketerampilan.

Dengan azaz: ”Dari, oleh dan un-tuk masyarakat”, sudah sepatutnya pelaksanaan program PNPM ini betul-betul untuk kepentingan masyarakat. Namun tetap perlu diakukan kontrol dan evaluasi agar benar-benar itu ke-inginan murni masyarakat bukan ke-pentingan elite.

Jika hal ini dilakukan dengan benar, harapan untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkat-kan taraf hidup masyarakat dapat terwujud. ] Amr

Bupati Muaraenim Ir Muzakir Sai Sohar.

Page 16: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN16

DINAMIKA

Zeno dan Sonia terpilih sete-lah melalui tahap penyelek-sian dengan menyisihkan 22 pasang finalis pada malam

Grand Final yang diselenggarakan di Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu awal April lalu. Untuk selanjutnya mereka akan menjadi duta pariwisa-ta Muaraenim dan ikut serta dalam menyampaikan program Pemerin-tah Kabupaten Muaraenim kepada masyarakat.

Wakil Bupati Muaraenim, H. Nu-rul Aman, SH dalam sambutannya me-ngatakan, selain berpenampilan baik, Bujang Gadis Serasan dituntut memi-liki wawasan yang luas, khususnya mengenai potensi yang ada di Kabu-paten Muaraenim dan harus memiliki sikap perilaku yang santun sehingga menjadi contoh bagi generasi muda di Kabupaten Muaraenim.

“Bujang Gadis Muaraenim me-rupakan representasi dari generasi muda di Kabupaten Muaraenim se-hingga haruslah memiliki pengeta-huan yang luas, terutama mengenai potensi daerah Kabupaten Muaraen-im dan memiliki perilaku yang terpuji. Tidak cukup dengan penampilan fisik yang baik saja,” ujar Nurul Aman.

Dalam malam grand final, 22 fina-lis yang berasal berbagai Kecamatan di Muaraenim ini disuguhkan pertan-yaan seputar potensi daerah Kabupa-ten Muaraenim, wawasan kebangsaan dan topik hangat yang sedang terjadi. Pertanyaan pun diberikan dalam dua versi, yaitu Bahasa Indonesia dan Ba-hasa Inggris. Materi serupa juga akan diuji pada pemilihan Bujang Gadis di tingkat provinsi nantinya.

Juara 1 Bujang Serasan Muara-enim 2011, Zeno Zasman, merupakan wakil dari Kecamatan Gelumbang, lulusan S1 Ilmu Komunikasi Univer-sitas Bengkulu yang saat ini berpro-fesi sebagai Staf Humas dan Protokol Pemkab Muaraenim. Sedangkan Juara 1 Gadis Serasan Muaraenim 2011, So-nia Chandrakinanti, merupakan wakil dari Kecamatan Muaraenim, siswi SMA Negeri 17 Palembang. Saat ini mereka sedang mempersiapkan diri untuk menampilkan yang terbaik pada pemilihan Bujang Gadis Sumatera Se-latan 2011. Mempelajari sejarah dan budaya Muaraenim dan juga Sumate-ra Selatan, termasuk berlatih menari dan menyanyikan lagu daerah.

“Insya Allah kami siap memberi-

kan yang terbaik nantinya. Saat ini kami terus mendalami budaya dan adat istiadat di Kabupaten Muara-enim, seperti adat Tunggu Tubang masyarakat Semendo, Piring Selawi dan Anak Belai di Tanjung Agung. Se-lain itu juga sejarah Candi Bumiayu, legenda Putri Dayang Rindu, objek wisata air terjun Curup Tenang, dan masih banyak lagi,” papar Sonia.

“Mohon doa dan dukungannya ke-pada masyarakat Muaraenim, semoga kami dapat tampil secara maksmimal nantinya. Sekarang kami juga sedang berlatih menari dan menyanyi daerah Muaraenim juga mendalami potensi serta adat istiadat Sumatera Selatan pada umumnya,” tambah Zeno.

Sonia dan Zeno juga menya-takan kesiapannya seandainya nanti dibutuhkan dalam mempromosikan Muaraenim dan Sumatera Selatan ke-pada tamu-tamu SEA Games 2011 bu-lan November mendatang.

Ajang pemilihan Bujang Gadis Se-rasan merupakan salah satu atraksi wisata yang bertujuan untuk meles-tarikan budaya Sumsel sekaligus se-bagai sarana pengembangan potensi, bakat, kreativitas, dan kecerdasan para generasi muda. Para Bujang Ga-dis yang terpilih tiap tahunnya akan dibina dengan maksud mengem-bangkan kebudayaan nasional pada umumnya, dan kebudayaan Bumi Se-rasan Sekundang pada khususnya.

Bujang Gadis yang terpilih di tingkat wilayah akan bertugas mendampingi bupati pada acara-acara seremonial. Sementara Bujang Gadis yang terpilih hingga tingkat Provinsi Sumatera Sela-tan akan bertugas mendampingi Guber-nur. Selain itu, para Bujang Gadis juga akan bertugas untuk mempromosikan Provinsi Sumsel kepada wisatawan do-mestik maupun mancanegara.

Muaraenim sebagai salah satu wilayah Kabupaten di Sumsel, memili-ki banyak potensi di bidang pariwisa-ta dan kebudayaan. Karenanya, peran Bujang Gadis menjadi salah satu yang dititikberatkan dalam hal ini.

Ajang kompetisi positif bagi ge-nerasi muda ini senantiasa dikem-bangkan setiap tahunnya. Kriteria penilaian dalam pemilihan pun terus ditingkatkan kualitasnya setiap tahun, dengan menitikberatkan pada keter-paduan seluruh komponen penilaian secara menyeluruh, yaitu menyangkut aspek Pengetahuan Umum Pemerin-tahan Pusat dan daerah, Pengetahuan Sejarah dan Budaya Sumsel, Penge-tahuan Pariwisata, Etika Berbusana, Bahasa, serta Psikologi dan Pengem-bangan Diri. Semuanya senantiasa juga bertujuan untuk menghasilkan bibit-bibit muda yang berkualitas dan berpotensi dalam pengaruhnya terhadap kebudayaan dan pariwisata Sumsel secara langsung atau di masa mendatang. ] HPM/Amr

Bujang Gadis Serasan Siap Wakili Muaraenim di Tingkat Provinsi

Bujang Gadis Serasan Muaraenim 2011 terpilih, Zeno Zasman dan Sonia Chandrakinanti siap mewakili Kabupaten Muaraenim dalam pemilihan Bujang Gadis Sumatera Selatan 2011. Acara tersebut rencananya digelar Juni mendatang.

Page 17: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

17 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

DINAMIKA

S elain diikuti offroader tuan rumah yang dimotori Muzakir Sai Sohar, even ini juga diikuti oleh para offroader dari luar

Provinsi Sumatera Selatan seperti dari Yoyakarta, Bengkulu, Bandung, Jambi dan dikuti pula oleh Bupati La-hat, Bupati Empat Lawang, Dirlantas Polda Sumatera Selatan, serta para offroader yang tergabung dalam IOF.

Kejuaraan semakin semarak ka-rena Ketua Tim Penggerak PKK Kabu-paten Muaraenim Shinta Paramitha Sari SH M.Hum juga ikut berkubang lumpur untuk menguji nyali melintasi rintangan sirkuit. First Lady Muara-enim yang berpenampilan sporty ini menjadi satu-satunya peserta wanita yang tampil pada kejuaraan ini dan ternyata dia cukup handal untuk me-naklukan rintangan sirkuit. Guyuran hujan menjadikan arena pertanding-an semakin menantang untuk ditak-lukkan oleh para offroader.

Bupati Muara Enim Ir. Muzakir Sai Sohar dalam kata sambutannya mengatakan, kegiatan ini digelar un-tuk menyalurkan hobi dan animo bagi masyarakat yang gemar akan tantang-an dalam berkendara khususnya ken-daraan 4 WD (Wheel Drive) dan men-cari bibit offroader muda yang akan dapat bersaing dikancah yang lebih tinggi. Selain itu, penyelenggaraan kegiatan offroader ini untuk mem-pererat tali silaturahmi antar sesama offroader dan akan memperebutkan hadiah berupa satu unit kendaraan roda empat. Dan kegiatan ini akan di-agendakan pada 2012 dengan hadiah yang lebih menarik lagi.

Bupati Muaraenim menyampai-kan apresiasinya kepada seluruh off-roader yang telah berpartisipasi dan menyemarakkan kejuaraan ini. Bupati berharap kejuaraan offroad Muzakir 4x4 ini dapat diselenggarakan pada tahun-tahun mendatang.

“Saya mengucapkan terima kasih bagi kepada seluruh peserta. Peng-hargaan yang tinggi saya berikan atas partisipasinya dalam kejuaraan ini. Semoga nantinya kejuaraan Muza-kir Offroad 4x4 dapat diselenggara-kan setiap tahunnya, sehingga dapat menjadi agenda tersendiri dalam ke-juaraan offroad di Sumatera Selatan,” ujar Muzakir.

Pada kejuaraan yang dilaksana-kan di Sirkuit Muzakir Sai Sohar Ta-lang Kerangan Talang Ubi, yang ber-

hasil menjadi juara umum kali ini adalah Tim Offroad Bengkulu. Tim Bumi Rafflesia yang diketuai oleh Agus Anshari ini berhasil menyabet Juara 1 Perorangan kelas up 2.500 cc, Juara 2 Tim kelas up 2.500 cc, Terbaik SCS 4, dan Terbaik SCS 6. Dengan ke-menangan ini, hadiah utama satu unit kendaraan roda empat, dua unit sepe-da motor akhirnya diboyong ke Kota Bengkulu.

Ketua Indonesian Offroad Federa-tion (IOF) Komda Bengkulu yang ikut berlaga dalam kejuaraan ini, Agus Anshari mengaku senang dapat me-menangi kejuaraan Offroad Muzakir 4x4 ini. Menurutnya, selain dapat me-naklukkan medan lintasan yang sulit dan menantang, dalam kejuaran ini juga dimanfaatkan sebagai ajang si-

laturahmi dengan sesama offroader lainnya.

“Kami merasa senang dapat me-menangi kejuaraan offroad ini karena mengingat medan yang cukup sulit, benar-benar menantang untuk dita-klukkan. Selain itu, di sini kami juga dapat bertemu dan bersilaturahmi dengan para offroader dari berbagai daerah,” ujar Agus.

Untuk memeriahkan acara dan menghibur masyarakat Pendopo Ta-lang Ubi, pada penutupan diadakan atraksi menggilas mobil oleh para off-roader. Sebanyak empat mobil bekas disiapkan panitia untuk dilindas oleh mobil offroader. Atraksi menegang-kan ini disaksikan langsung oleh Bu-pati Muaraenim, Ir. Muzakir Sai Sohar dan ribuan warga. ] HPM/Amr

Off Road Olahraga Memacu AdrenalinIndonesia Offroad Federation (IOF) Komisariat Daerah Sumatera Selatan menggelar lomba Offroad Muzakir bertempat di Talang Kerangan Komplek Pertamina Pendopo Kecamatan Talang Ubi. Kegiatan offroad ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 23-24 April 2011. Lomba offroad ini diikuti oleh 68 orang peserta.

Bupati Muaraenim saat melepas peserta Muzakir 4x4 Offroad Cup 2011.

Page 18: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN18

SEKTORAL

Desa Semangus merupakan desa yang berbatasan de-ngan Musi Rawas, Lahat, dan Musi Banyuasin. Dalam

hal kesejahteraan, desa ini memang masih tertinggal jauh dengan desa–desa lain yang berada di Kecamatan Talang Ubi. Meskipun sebetulnya tidak sedikit pula Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan ma-syarakat desa, terutama di bidang perkebunan. Saat ini perusahaan yang bergerak di usaha perkebunan, yakni PT MAP. Perusahaan perkebunan ini usaha utamanya adalah penanaman untuk jenis pohon akasia. Seperti kita ketahui jenis pohon ini merupakan bahan dasar untuk pembuatan kertas.

Kunjungan kali ini dimaksud-kan sebagai ajang silaturahmi Bupati Muaraenim dengan masyarakat Desa Semangus. Muzakir sengaja turun langsung ke lapangan untuk mengeta-hui permasalahan apa yang dihadapi masyarakat.

Dalam kesempatan temu wicara, Kepala Desa Semangus, Ardiansyah menyampaikan beberapa permasala-han yang terjadi di masyarakat, di antaranya permasalahan tapal batas tanah milik warga dengan PT MAP. Untuk permasalahan tapal batas ini warga berharap agar diberi kejelasan berdasarkan ketentuan hukum yang seadil-adilnya.

Selain itu Ardiansya meminta ke-pada Bupati Muaraenim agar di desa

mereka bisa didirikan Taman Pen-didikan Alqur’an (TPA) dan Sekolah Lanjutan Pertama (SMP). SMP diper-lukan karena pada saat ini sekolah terdekat ada di pusat kecamatan, yakni di Pendopo. Hal ini menyulitkan para pelajar yang ingin melanjutkan sekolah di tingkat SMP. Dengan jarak tempuh yang cukup jauh tentu saja hal ini menjadi tidak efisien. Selain waktu yang banyak terbuang, kondsi ini juga menyebabkan biaya transpor-tasi menjadi semakin besar.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Muzakir Sai Sohar dalam sambutan-nya memerintahkan dinas instansi terkait agar segera menyelesaikan permasalahan tapal batas tanah terse-but hingga mendapatkan win-win So-lution. Artinya, tidak saling merugikan

di antara kedua belah pihak. Sementa-ra permintaan masyarakat mengenai mendirikan SMP di Desa Semangus ditanggapi secara positif oleh Bupati Muaraenim, dan akan dianggarkan pada APBD tahun 2012. Bupati juga akan memperbaiki sistem transpor-tasi dan jalan menuju desa tersebut.

Dalam kesempatan ini Bupati Muaraenim, juga memberikan bantu-an langsung secara pribadi, yaitu tiga buah genset untuk masjid Al-Amin, At-Taqwa, A-Suro, ditambah dengan satu set rebana untuk majelis pengajian, dan dua set bolla volly untuk Karang Taruna Desa Semangus. Selain itu Bupati Muaraenim menjanjikan akan mendirikan sebuah TPA yang diberi nama Hj. Murayah.

] Humas & Protokol

Bupati Muaraenim Kunjungi Desa SemangusBupati Muaraenim Ir. Muzakir Sai Sohar, bersama FKPD Muaraenim yang mewakili, dan Kepala Dinas Instansi terkait di lingkup Pemkab Muaraenim, Jum’at 29 April 2011 melakukan kunjungan kerja dan temu wicara dengan warga masyarakat Desa Semangus Kecamatan Talang Ubi. Permasalahan apa saja yang ditemui bupati di lapangan?

Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar bersama Ibu Shinta didampingi Kepala Desa Semangus Ardiansyah saat menyerahkan bantuan kepada Masyarakat Desa Semangus.

Page 19: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

19 KABAR SERASAN | Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011

INFOTORIAL

Page 20: Kabarserasan Edisi 06 (Mei 2011)

Edisi 06 | Tahun I | Mei 2011 | KABAR SERASAN20

LENSA SERASAN

Bupati Muara Enim bersama Direktur Proyek PT GH EMM Indonesia, Mr Ghen Sang Bing meninjau pelaksanaan pembangunan PLTU Gunung Raja.

Bupati Empat Lawang, Antoni Aljufri ikut berpartisipasi pada lomba Offroad Muzakir Cup di Talang Ubi, Pendopo Muaraenim.

Direktur AKBID Muaraenim, Rita Kamelia SPd menyaksikan pemeriksaan Ibu hamil pada acara pengobatan gratis dalam rangka Dies Natalis 2011.

Manajemen PT Dizamatra Powerindo dan beberapa pejabat daerah Muaraenim berfoto bersama anak-anak yang mendapat bingkisan di Muara Belida, Muaraenim.

Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar melantik pengurus 10 cabang olahraga.

Bupati Muara Enim bersama unsur Muspida berpose bersama siswa juara lomba olimpiade.

Bupati Muaraenim Muzakir Sai Sohar didampingi Ibu Shinta beserta Direktur AKBID foto bersama Dr. Boyke dan Tika Bisono dalam acara Dies Natalis SPK/AKBID 2011.

Bupati Muara Enim menyerahkan pataka kepada Ketua Pengcab IPSI dengan Ketua Ny Shinta Faramitha Muzakir yang dilantik.