archives / 3. vol. 06, no. 03, mei 2018
TRANSCRIPT
2. Archives /
3. Vol. 06, No. 03, Mei 2018
Published: 2018-05-21
Articles
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PEREDARAN MIE INSTAN
KADALUARSA DI KOTA DENPASAR
I Gst. Ag. Ngr. Nata Wibawa, I Wayan Novy Purwanto
1-15
o PDF
IMPLEMENTASI HUKUM UNTUK PERLINDUNGAN SALES COUNTER BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA NOMOR 1 TAHUN 1970
Deviera Dika Putri Harlapan, Komang Pradnyana Sudibya
1-15
o PDF
TANGGUNG JAWAB PENJAMIN TERHADAP DEBITUR YANG TIDAK DAPAT MEMENUHI
PRESTASI KEPADA KREDITUR
Cok Istri Ratih Dwiyanti Pemayun, Komang Pradnyana Sudibya
1-14
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM LAGU YANG DIUNGGAH TANPA IZIN PENCIPTA DI SITUS
YOUTUBE
P. Dina Amanda Swari, I Made Subawa
1-15
o PDF
AKIBAT HUKUM PELAKU USAHA TERHADAP PENDISTRIBUSIAN PRODUK MAKANAN
TIDAK BERSERTIFIKASI HALAL
Angelina Putri Suhartini, I Ketut Markeling
1-15
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENUMPANG ATAS HILANG ATAU RUSAKNYA BARANG
DALAM PENGANGKUTAN UDARA
Dewa Ayu Putri Sukadana, Marwanto .
1-14
o PDF
EKSISTENSI TINDAKAN RESELLER BERBASIS ONLINE SHOP DALAM TRANSAKSI
PERDAGANGAN MELALUI E-COMMERCE DI INDONESIA
I Gusti Agung Ayu Patrecia Marthavira, Ida Ayu Sukihana
1-16
o PDF
PELAKSANAAN KETENTUAN HUKUM TENTANG PERJANJIAN KONSINYASI ANTARA
DISTRIBUTION OUTLET DENGAN SUPPLIER DI DENPASAR SELATAN
Anak Agung Ngurah Dharma Jaya, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Anak Agung Sagung Wiratni
Darmadi
1-17
o PDF
PELAKSANAAN OVER CONTRACT RUMAH SEWAAN DI KOTA DENPASAR
I Dewa Gede Angga Windhu Wijaya, Komang Pradnyana Sudibya
1-16
o PDF
PENYALAHGUNAAN PENYEWAAN PENGINAPAN DI KABUPATEN BADUNG
Ni Putu Rika Efriyanti, Komang Pradnyana Sudibya
1-15
o PDF
AKIBAT HUKUM TERHADAP PERBEDAAN HARGA BARANG PADA LABEL (PRICE TAG)
DAN HARGA KASIR
A.A. Sagung Agung Sintia Maharani, I Ketut Markeling
1-15
o PDF
UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN HAK MEREK
Kadek Yoni Vemberia Wijaya, I Gusti Ngurah Wairocana
1-6
o PDF
PENETAPAN BOEDEL PAILIT DAN PENGELUARAN BENDA DARI BOEDEL PAILIT (Analisis
Yuridis terhadap Putusan Nomor : 5 / Pdt. Sus. Gugatan Lain-lain/ 2017 / PN. Niaga. Sby Jo. No. 2 /
Pdt. Sus. Pailit / 2017 / PN. Niaga Sby)
Bendesa Gede Mas Indriyanigraha Arjaya, I Gusti Ketut Ariawan
o PDF
PELAKSANAAN OUTSOURCING PADA BANK BRI KANTOR CABANG PEMBANTU UNIT
JIMBARAN
Putu Dian Junintya Dewi, I Wayan Wiryawan, I Made Dedy Priyanto
1-12
o PDF
PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA
BAGI PEKERJA PADA HOTEL RAMADA BALI SUNSET ROAD KUTA
Cokorda Gde Wiyarta, I Ketut Markeling, I Nyoman Darmadha
o PDF
Eksistensi Asas Kebebasan Berkontrak Berkaitan Dengan Klausula Eksonerasi Dalam Perjanjian Baku
Marsha Angela Putri Sekarini, I Nyoman Darmadha
o PDF
PENERAPAN TENTANG BATASAN WAKTU PEKERJA ASING UNTUK BEKERJA PADA PT.
HARUM INDAH SARI TOUR & TRAVEL DI DENPASAR DI TINJAU DARI UNDANG-
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
Luh Intan Putri Wulandari, I Nyoman Wita
1-15
o PDF
KEDUDUKAN KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK MILIK
ATAS TANAH BERDASARKAN UNDANG – UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG
HAK TANGGUNGAN BESERTA BENDA – BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH
Kadek Septian Dharmawan Prastika, Marwanto Marwanto, A.A Ketut Sukranatha
1-13
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGGUNAKAN JASA
REKREASI WAHANA AIR DI CIWA SEMPURNA KECAMATAN KUTA SELATAN
Ida Bagus Widnyana, I Made sarjana, I Made Dedy Priyanto
1-14
o PDF
PENGELOLAAN WILAYAH PANTAI OLEH PIHAK SWASTA BERDASARKAN PERJANJIAN
DENGAN PEMERINTAH TERKAIT DENGAN PASAL 33 AYAT (3) UUD NRI 1945 YANG
MELINGKUPI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL
Andre Julio, Ida Bagus Surya Dharmajaya
1-5
o PDF
KEDUDUKAN SERIKAT PEKERJA/BURUH DALAM MELAKUKAN PERUNDINGAN
PEMBENTUKAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA*
Anak Agung Istri Widya Prabarani, I Gusti Ngurah Wairocana
1-13
o PDF
TANGGUNGJAWAB INDUK PERUSAHAAN SEBAGAI PENANGGUNG (CORPORATE
GUATANTEE) ANAK PERUSAHAAN DALAM PERJANJIAN KREDIT JIKA TERJADI
WANPRESTASI
Ketut Gde Dannu Mertha Wiguna, I Gede Artha
1-14
o PDF
PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN SEBAGAI ANALISIS DALAM PEMBERIAN KREDIT
PADA PT. BPR GIANYAR PARTASEDANA
I Dewa Gede Cahaya Dita Darmaangga, Dewa Gde Rudy, A.A Gede Agung Darmakusuma
1-13
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS TINDAKAN PENGAMBILAN
PAKSA KENDARAAN BERMOTOR OLEH LEMBAGA PEMBIAYAAN DI KOTA DENPASAR
A.A Ngr Gde Oka Mahajaya, A.A. Sri Indrawati, Ida Bagus Putu Sutama
1-16
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN AKIBAT KEHILANGAN KENDARAAN
DALAM AREA PARKIR (Studi Kasus Pasar Umum Desa Pakraman Sukawati)
I Komang Gde Arya Dinatha, Ida Bagus Putu Sutama
1-12
o PDF
KETIDAKJUJURAN PELAKU USAHA TERHADAP STRUK BELANJA MENURUT UNDANG-
UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Putri Nabella Tuntama, I Ketut Tjukup
1-5
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN TERKAIT PRODUK KOSMETIK TANPA
KOMPOSISI BAHAN
Luh Putu Dianata Putri, A.A Ketut Sukranatha
1-14
o PDF
IMPLIKASI HUKUM PEMBUBARAN KOPERASI YANG DIPUTUS PAILIT
Ni Nyoman Ratih Kemala Sandy, Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati
1-16
o PDF
PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG TIDAK
DIDAFTARKAN AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN
Ni Ketut Satya Narayani, I Ketut Sudantra
1-16
o PDF
PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT) PADA VILLA THE
SEMINYAK OASIS
Made Nadya Pradnya Sari, I Made Udiana, I Nyoman Mudana
o PDF
ANALISIS KEWENANGAN KPPU MELAKUKAN PENYELIDIKAN DAN/ATAU
PEMERIKSAAN YANG DIATUR DALAM PASAL 36 UU NO.5 TAHUN 1999
Izabella Wulandari, Ibrahim R
1-14
o PDF
PELAKSANAAN PROGRAM BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL JAMINAN
PENSIUN TERHADAP PEKERJA KONTRAK DI PDAM KABUPATEN TABANAN
I Putu Aris Udiana Putra, I Made Udiana, I Nyoman Mudana
o PDF
EFEKTIFITAS PENGAWASAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP
PEDAGANG MAKANAN TRADISIONAL YANG MENGGUNAKAN ZAT PEWARNA
BERBAHAYA DI PASAR BADUNG, KOTA DENPASAR*
I Gusti Ngurah Gede Bayu Brahmantara, I Wayan Wiryawan, A.A. Sri Indrawati
1-17
o PDF
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEREDARAN
MAKANAN YANG TELAH KADALUARSA DI PASAR KERENENG DENPASAR
I Made Cahyadi, I Wayan Wiryawan, A.A. Sri Indrawati
1-14
o PDF
RISIKO HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK KAITANNYA DENGAN
PERLINDUNGAN NASABAH
Ferdian Nickolas Pasangka, R.A. Retno Murni, A.A. Ketut Sukranatha
o PDF
PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI LEMBAGA KEUANGAN
NON BANK BERBASIS FINANCIAL TECHNOLOGY JENIS PEER TO PEER LENDING
I Wayan Bagus Pramana, Ida Bagus Putra Atmadja, Ida Bagus Putu Sutama
1-14
o PDF
PERTANGGUNGJAWABAN PENGUSAHA ATAS TIDAK TERPENUHINYA PEMBERIAN
UPAH MINIMUM BAGI TENAGA KERJA
Ridita Aulia, I Made Mahartayasa
1-14
o PDF
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGGUNAKAN JASA
TRANSPORTASI PT. GOJEK INDONESIA DI KOTA DENPASAR
Elvina Esmerelda Fanani, Suatra Putrawan, Ida Bagus Putu Sutama
1-14
o PDF
PIHAK YANG BERWENANG MENGAJUKAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT
TERHADAP DEBITUR DALAM KREDIT SINDIKASI
I Gusti Ngurah Krisna Aditya Putra, I Nyoman Darmadha
1-16
o PDF
LEGALITAS E-MONEY SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN YANG SAH DALAM MEMASUKI
JALAN BEBAS HAMBATAN
I Dewa Made Krishna Wiwekananda, Made Nurmawati
1-15
o PDF
SUATU PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA KONSUMEN MENGENAI PERJANJIAN SEWA
MAUPUN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR PADA DEALER PT CAHAYA SURYA BALI INDAH
DENPASAR
I Komang Ari Wijayantara, Marwanto Marwanto
1-14
o PDF
PELAKSANAAN PENCATATAN KAIN SONGKET DESA GELGEL KABUPATEN
KLUNGKUNG
Cahaya Putra Wardana, I Wayan Wiryawan
1-10
o PDF
TANGGUNG JAWAB YAYASAN WIDYA KUSUMA SARI TERHADAP TENAGA KERJA
YANG MENGALAMI KECELAKAAN KERJA YANG TIDAK IKUT DALAM PROGRAM BPJS
PADA TAMAN PENITIPAN ANAK HEPI KIDS DENPASAR
I Gusti Agung Oka Prami Dewi, A.A Gede Agung Dharmakusuma
1-15
o PDF
WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PIHAK DEBITUR DALAM PELAKSANAAN
PERJANJIAN KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA PUTRA DALEM BATUBULAN
KABUPATEN GIANYAR
I Dewa Agung Ayu Mas Puspitaningrat, A.A.Gede Agung Dharmakusuma
1-12
o PDF
AKTIVITAS JUAL-BELI PRODUK REFURBISH SECARA KOMERSIAL PADA PONSEL
BERMEREK APPLE DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI
INDONESIA
Ngurah Manika Arya Putra, I Ketut Wirawan
1-18
o PDF
Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Pemegang Hak Jaminan Fidusia Terhadap Musnahnya Objek
Jaminan Fidusia
I Made Yudatama, I Nyoman Darmadha
1-12
o PDF
1
PENYALAHGUNAAN PENYEWAAN PENGINAPAN DI KABUPATEN BADUNG*
Oleh:
Ni Putu Rika Efriyanti**
Komang Pradnyana Sudibya, SH.,M.Si*** Program Kekhususan Hukum Bisnis
Fakultas Hukum Universitas Udayana
Abstract
Lately often encounter many innkeepers who abuse their lodging for rent to unlawful parties to rent lodging, such as couples who are not married couples used as a place to commit adultery and prostitution practices, young people who rent lodging for using drugs. This happens because the innkeeper does not seem to want to know who rented his lodging, but only thinking about the benefits of his business without regard to the negative impact it caused. The purpose of writing a scientific paper is to find out what are the factors that cause abuse of lodging rental in Badung regency and how the efforts can be made in the settlement of abuse cases of lodging rental in Badung regency. The method used in the writing of a scientific work is empirical juridical method is a method that is done by conducting research directly to down the field or the way of observation in order to obtain an accurate truth and facts. The act of the innkeeper who rents the inn to the tenants who rent the lodging for abuse in running their business is generally prohibited because it has negative impacts in the community. Although prohibited, but not a few innkeepers who continue to give permission to rent his lodging to the tenants who abuse his inn. Key words: leasing, lodging, abused.
Abstrak Belakangan ini sering dijumpai pemilik penginapan yang
menyalahgunakan penginapan miliknya untuk disewakan kepada
pihak-pihak yang tidak pantas untuk menyewa penginapan, seperti pasangan yang bukan merupakan suami istri yang digunakan sebagai tempat berbuat zina dan praktek prostitusi,
anak-anak muda yang menyewa penginapan untuk memakai narkoba. Hal ini terjadi karena pemilik penginapan tersebut
seakan-akan tidak mau tahu siapa yang menyewa penginapan milikinya, melainkan hanya memikirkan keuntungan usahanya
*Ringkasan Diluar Skripsi **Penulis Pertama ***Penulis Kedua
2
tanpa memperhatikan dampak negative yang ditimbulkannya. Tujuan dari penulisan sebuah karya ilmiah ini yaitu untuk
mengetahui faktor apa yang menyebabkan penyalahgunaan penyewaan penginapan di Kabupaten Badung dan bagaimanakah
upaya yang dapat dilakukan dalam penyelesaian kasus penyalahgunaan penyewaan penginapan di Kabupaten Badung. Metode yang dipergunakan dalam penulisan suatu karya ilmiah
ini adalah metode yuridis empiris yaitu merupakan suatu metode yang dilakukan dengan melakukan penelitian secara langsung untuk turun kelapangan atau cara observasi agar mendapatkan
suatu kebenaran dan fakta-fakta yang akurat. Perbuatan pemilik penginapan yang menyewakan penginapan kepada pihak
penyewa yang menyewa penginapan untuk disalahgunakan dalam menjalankan usahanya secara umum dilarang karena menimbulkan dampak negative dalam masyarakat. Meskipun
dilarang, akan tetapi tidak sedikit pemilik penginapan yang tetap memberikan izin untuk menyewakan penginapannya pada pihak
penyewa yang menyalahgunakan penginapan miliknya tersebut. Kata kunci: penyewaan, penginapan, disalahgunakan.
3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peraturan hukum merupakan sebuah aturan yang di
jadikan pedoman prilaku oleh semua orang dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara untuk menjalankan suatu
hubungan sosial. Belakangan ini sering kita jumpai berita-berita
mengenai maraknya penyalahgunaan penyewaan penginapan
yang dilakukan oleh pasangan yang belum sah sebagai suami
istri untuk melakukan perzinahan atau praktek prostitusi dan
menjadikannya tempat untuk memakai narkoba. Penyewaan
penginapan tersebut biasanya dilakukan oleh anak-anak muda
yang belum sah baik secara agama maupun secara hukum dan
juga belum cukup umur. Khususnya di Kabupaten Badung,
banyak dan sering terjadi penggerebekan penginapan yang
dimana disaat penggerebekan selalu dijumpai pasangan-
pasangan yang bukan suami istri ada dalam satu kamar
penginapan dan anak-anak muda yang mengadakan pesta
narkoba dipenginapan tersebut.
Harga penginapan yang cenderung murah dan rentanya
persyaratan penginapan dalam penerimaan pengunjung
merupakan suatu peluang bagi mereka yang merupakan pihak
yang tidak pantas untuk menyewa kamar penginapan. Oleh
karena itu banyak penginapan-penginapan yang disalahgunakan
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam suatu
sewa menyewa, barang-barang yang disewakan pada pihak
penyewa tersebut tidaklah dimiliki, tetapi hanya untuk dipakai
dan dinikmati kegunannya saja. Perjanjian sewa menyewa
merupakan suatu persetujuan yang dimana pihak yang satu
mengikatkan diri untuk memberikan suatu kenikmatan atas
barang kepada pihak lain selama waktu yang ditentukan dan
4
dengan perbayaran terhadap suatu harga yang telah disanggupi
oleh pihak penyewa tersebut†††. Pada umumnya, pemilik
penyewaan penginapan adalah pelaku usaha yang bersaing ketat
dengan pelaku usaha pesaingnya dalam menjalankan usahanya
untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pelaku
usaha pesaingnya. Karena persaingan tersebutlah yang
mengakibatkan pemilik penyewaan penginapan dengan bebas
memberikan kamar penginapan sewaannya tersebut kepada
pengunjungnya tanpa memikirkan apakah pengunjungnya
tersebut pantas atau tidak untuk menyewa penginapannya
tersebut. Hal ini terjadi juga karena diakibatkan oleh pemilik
penginapan yang menyalahgunakan penginapan miliknya,
padahal pebuatan tersebut melanggar dan tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yaitu pada Pasal 3 ayat (1) huruf
a Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 6 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Pelacuran yang menyatakan bahwa
setiap orang atau badan hukum dilarang menyediakan tempat
kegiatan perbuatan tuna susila dan atau pelacuran.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan sebuah karya ilmiah ini yaitu untuk
mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan penyewaan penginapan di Kabupaten Badung
dan bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan dalam
penyelesaian kasus penyalahgunaan penyewaan penginapan di
Kabupaten Badung.
†††A.A. Indah Kusuma Dewi, Made Suksma Prijandhini Devi Salain,
2016, “Perjanjian Sewa Menyewa Rumah Antara Pihak Menyewakan Dan Pihak Penyewa Di Kota Denpasar”, Kherta Semaya, Nomer 04, Volume 04, Juli
2016,
http://ojs.unud.ac.id/index.php/Khertasemaya/article/view/21821/14446,
diakses pada tanggal 10 Mei 2017, pukul 01.32 WITA, h. 2.
5
II. ISI MAKALAH
2.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini
adalah metode yuridis empiris, yaitu merupakan suatu metode
yang dilakukan dengan melakukan penelitian secara langsung
untuk turun kelapangan atau cara observasi agar mendapatkan
suatu kebenaran dan fakta-fakta yang akurat. Masalah yang
timbul dalam makalah ini ditinjau dan dikaji berdasarkan suatu
kenyataan, adapun jenis pendekatan hukum yang digunakan
dalam penulisan makalah ini adalah pendekatan perundang-
undangan dan kumpulan fakta-fakta.
2.2. Hasil dan Analisis
2.2.1.Faktor yang mempengaruhi Penyalahgunaan Penyewaan
Penginapan Di Kabupaten Badung
Dalam Pasal 1549 KUHPerdata dinyatakan bahwa semua
jenis barang baik barang yang bergerak dan yang tidak bergerak
bisa disewakan‡‡‡, dalam karya ilmiah ini yang menjadi barang
yang disewakan adalah kamar penginapan. Tetapi ironisnya,
fasilitas penyewaan penginapan yang seharusnya disediakan
untuk memudahkan seseorang yang akan melakukan wisata
malah digunakan untuk hal-hal yang tidak sepantasnya
dilakukan di penginapan tersebut oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Banyak kalangan penyewa yang
menyalahgunakan keberadaan penginapan tersebut untuk
berbuat mesum dan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya
seperti orang-orang yang melakukan atau memakai obat-obatan
terlarang seperti narkoba. Adapun faktor-faktor yang
‡‡‡Y.S. Marjo, 1996, Konsep Aneka Perjanjian, Penerbit ACI, Jakarta, h.
76.
6
menyebabkan terjadinya penyalahgunaan penyewaan
penginapan, yaitu:
1. Faktor intern, yaitu:
Faktor persaingan usaha, yaitu karena adanya
persaingan usaha, maka dari pihak pemilik penginapan
secara tidak langsung hanya mencari keuntungan dari
usahanya saja, tanpa memikirkan larangan-
larangngannya.
Faktor biaya, yaitu biaya yang murah, menyebabkan
penginapan menjadi salah satu tempat yang
disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Faktor lingkungan penginapan, yaitu kurangnya suatu
aturan dalam penyewaan penginginapan, rentanya
suatu pengawasan dalam penyewaan penginapan,
rentanya suatu persyaratan dalam suatu penyewaan
untuk menyewa penginapan.
Faktor pemilik penginapan, yaitu pemilik penginapan
yang dalam menjalankan usaha penyewaan
penginapannya tidak menelusuri siapa yang pantas dan
tidak pantas untuk menyewa penginapannya, pemilik
penginapan hanya mencari keuntungannya saja.
2. Faktor ekstern, yaitu:
Faktor individu/diri sendiri, yaitu keingintahuan yang
besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir
panjang mengenai akibatnya dari penyewaan
penginapan yang tidak difungsikan sebagaimana
semestinya, seperti untuk melakukan perbuatan mesum
dan pemakaian obat-obatan terlarang, keinginan untuk
bersenang-senang, keinginan untuk mengikuti tren atau
7
gaya, dan lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan
hidup.
Faktor lingkungan hidup, yaitu mereka yang tinggal
dilingkungan yang bisa dibilang kurang sehat dalam
pergaulannya dapat mengakibatkan terpengaruhnya
seseorang untuk melakukan hal-hal yang kurang baik
juga.
Faktor pergaulan, pergualan merupakan faktor yang
paling mempengaruhi sifat seseorang, apabila
pergaulannya negatife, maka tidak menutup
kemungkinan bahwa orang yang ada dalam pergaulan
tersebut akan terpengaruh.
Faktor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan penginapan
tidak difungsikan sebagaimna mestinya oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab. Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Kabupaten Badung, berdasarkan wawancara dengan AKP I Made
Pramasetya,S.H,S.I.K. pada tanggal 3 februari 2018 disebutkan
bahwa memang permasalahan sosial mengenai penyalahgunaan
penyewaan penginapan ini sampai sekarang belum dapat
ditangani karena berbagai macam alasan. Misalnya dengan
melakukan razia pada penginapan yang ada di Kabupaten
Badung, karena semua itu ada aturannya maka pihak kepolisian
tidak bisa menangani masalah ini apabila tidak ada laporan dari
masyarakat. Kendalanya, polisi sebagai penegak hukum tidak
bisa melakukan razia pada penginapan tersebut karena tidak ada
pihak yang melaporkan masalah penyalahgunaan penyewaan
penginapan tersebut. Jika polisi melakukan razia pada
penginapan tersebut dengan sendirinya, dan ternyata di lokasi
tidak ditemukan apa yang dicari maka itu artinya polisi telah
mengganggu ketenangan umum. Terlebih lagi keberadaan
8
beberapa penginapan tersebut ternyata telah diberikan izin
pemerintah. Seperti misalnya dalam sebuah kasus yang terjadi di
salah satu penginapan di daerah Jimabaran kabupaten Badung,
akhir-akhir ini polisi mendapatkan laporan dari masyarakat
setempat bahwa salah satu penginapan di daerah tersebut ada
yang disalahgunakan yang dipakai sebagai tempat mesum oleh
pasangan-pasangan yang tidak bisa menunjukan kartu nikah.
Karena ada laporan tersebut maka polisi bisa melakukan razia
dipenginapan tersebut.
2.2.2.Upaya Penyelesaian Penyalahgunaan Penyewaan
Penginapan Di Kabupaten Badung
Penginapan merupakan suatu tempat peristirahatan yang
sangat diminati oleh sebagian orang yang ingin mendapatkan
suatu pelayanan dan kenyamanan. Akan tetapi, belakangan ini
penginapan sering digunakan atau difungsikan sebagai tempat
yang seharusnya bukan fungsinya. Hal ini dikarenakan oleh
pemilik penginapan yang menyewakan kamar penginapannya
tanpa terlebih dahulu menelusuri siapa yang akan menjadi pihak
penyewa penginapannya tersebut. Khususnya bagi pasangan
yang bukan sah sebagai suami istri yang ingin berbuat zina dan
praktek prostitusi dan anak-anak muda yang melakukan pesta
narkoba, pemilik penginapan tanpa berpikir panjang untuk
memberikan tamu tersebut menyewa kamar penginapannya,
yang terpenting bagi pemilik penginapan yaitu pihak penyewa
bersedia membayar harga sewa penginapan yang telah
ditentukan oleh pemilik penginapan.
Didalam suatu perbuatan sewa-menyewa, terdapat empat
syarat yang harus terpenuhi supaya perbuatan sewa-menyewa
yang dibuat para pihak dapat dipertanggung jawabkan dan
9
bersifat sah§§§. Untuk sahnya suatu perbuatan sewa-menyewa,
syarat-syarat yang harus terpenuhi yaitu****:
a. Adanya kata sepakat diantara pihak;
b. Adanya kecakapan tertentu;
c. Adanya suatu hal tertentu;
d. Adanya suatu sebab yang halal.
Mengenai syarat dari kata sepakat dan kecakapan tertentu
diartikan sebagai suatu syarat yang bersifat subjektif, karena
mencakup dari subjeknya atau orang-orang yang akan
mengadakan suatu perjanjian††††. Sedangkan mengenai syarat
dari suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal diartikan
sebagai syarat yang bersifat objektif, karena mencakup objek
perjanjian dan perbuatan hukum yang dilakukan para pihak‡‡‡‡.
Syarat adanya suatu kecapakan artinya setiap orang adalah
cakap untuk membuat suatu perikatan-perikatan, jika ia oleh
undang-undang tidak dinyatakan tak cakap, penjelasan ini
diatur dalam Pasal 1329 KUHPerdata§§§§. Yang dimaksud tidak
cakap disini, diatur dalam Pasal 1330 KUHPerdata, yaitu:
1. Orang yang belum dewasa;
2. Mereka yang berada dibawah pengampuan;
3. Orang-orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan
undang-undang, dan semua orang kepada siapa UU
telah melarang membuat perjanjian tertentu*****.
§§§Abdulkadir Muhamad, 1990, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, h. 78. ****Richard Burton Simatupang, 2007, Aspek Hukum Dalam Bisnis, PT.
Asdi Mahasatya, Jakarta, h. 28. ††††Abdulkadir Muhamad, 1980, Hukum Perjanjian, Terjemahan, Alumni,
Bandung, h. 54. ‡‡‡‡Ibid. §§§§R. Subekti, 1976, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, h. 381. *****Ahmad Miru, 2007, Hukum Kontrak, Perancangan Kontrak, Raja
Grafindo Perkasa, Jakarta, h. 67.
10
Secara umum, seseorang yang bukan merupakan sah
sebagai suami istri dilarang untuk menyewa sebuah kamar
penginapan yang dijadikan tempat untuk berzina dan melakukan
praktek prostitusi dan kamar penginapan juga dilarang untuk
digunakan sebagai tempat untuk pesta narkoba. Meskipun
dilarang, tetapi masih banyak pemilik penginapan yang tetap
memberikan izin kepada mereka yang ingin melakukan hal
negative untuk menyewa kamar penginapannya, hal itu
bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan dalam usaha
yang dimilikinya. Pemilik penginapan tidak meminta identitas
dari pihak penyewa, padahal seharusnya pemilik penginapan
tersebut harus mengetahui identitas dari pihak penyewa guna
untuk menjaga keamanan dari penginapan tersebut.
Guna untuk memberantas penyalahgunaan penyewaan
penginapan yang terjadi di Kabupaten Badung, pemilik
penginapan seharusnya membuat suatu peraturan-peraturan
khusus yang diberlakukan dalam lingkungan penginapannya
tersebut, adapun beberapa upaya-upaya yang dapat dilakukan
yaitu upaya interen dan upaya eksteren, diantaranya yaitu:
a. Upaya intern, dapat dilakukan oleh pemilik penginapan, yiatu:
1. Pemilik penginapan harus membuat aturan-aturan
khusus dan syarat-syarat tertentu kepada tamu dalam
proses penyewaan penginapannya.
2. Pemilik penginapan dalam menjalankan suatu
usahanya diwajibkan untuk memberikan perlindungan
terhadap tamu dan perlindungan terhadap keamanan
penginapannya.
3. Pemilik penginapan tidak menggunakan usaha
penginapannya untuk dijadikan tempat perjudian,
penyalahgunaan narkoba, serta kegiatan-kegiatan yang
11
melanggar kesusilaan seperti perbuatan zina dan
praktek prostitusi.
4. Pemilik penginapan harus mencatat dan mendata
identitas tamu secara rinci dan memeriksa barang
bawaan tamu yang akan menyewa penginapannya
tersebut guna menjaga keamanan dan ketertiban
lingkungan penginapannya.
5. Pemilik penginapan harus mengambil tindakan
terhadap tamunya yang melanggar ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam penginapannya guna menjaga
keamanan dan ketertiban lingkungan penginapannya.
6. Untuk menyelenggarakan perlindungan kepada tamu,
pemilik penginapan harus mencegah penjualan dan
dilarang menyediakan dan menjual minuman keras dan
obat-obatan terlarang.
7. Pemilik penginapan harus menjaga kesehatan
lingkungan penginapan untuk menjamin kepentingan
dan keselamatan umum.
8. Pemilik penginapan harus mewajibkan tamunya untuk
selalu melapor kepada pemilik penginapan apabila ada
kerabat tamu yang ingin berkunjung kepenginapannya
guna untuk mendata tamu yang ada didalam
penginapan.
b. Upaya ekstern, dapat dilakukan oleh masyarakat dan
pemerintah, yaitu:
1. Masyarakat harus selalu mengawasi tentang aktifitas-
aktifitas terlarang yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab.
2. Masyarakat harus selalu melaporkan ke pihak yang
berwajib apabila terdapat penyalahgunaan penginapan
12
yang digunakan sebagai tempat mesum, pesta narkoba,
perjudian dan perbuatan terlarang lainnya.
3. Pemerintah seharusnya lebih ketat dalam memberikan
izin pengoprasian penginapan dan juga memberikan
suatu aturan-aturan khusus terhadap pemilik
penginapan yang harus diberlakukan di lingkungan
penginapannya guna mencegah terjadinya
penyalahgunaan penginapan.
Upaya-upaya diatas akan sangat membantu untuk
memberantas penyalahgunaan penyewaan penginapan yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti
pasangan yang bukan sebagai suami istri yang ingin berbuat
mesum atau berzina dan orang-orang yang ingin melakukan
pesta narkoba atau memakai obat-obatan terlarang, perjudian
dan perbuatan terlarang lainnya. Akan tetapi kembali lagi kepada
pemilik penginapan, jika pemilik penginapan tetap dalam
menjalankan usaha penginapannya hanya mencari keuntungan
saja tanpa memikirkan efek atau dampak dari perbuatannya,
maka pemberantasan penyalahgunaan penyewaan penginapan
akan susah teratasi. Khususnya di Kabupaten Badung, adapun
akibat hukum bagi pemilik penginapan yang menyalahgunakan
penginapannya yang apabila penginapannya dijadikan tempat
mesum bagi pasangan-pasangan yang bukan suami istri yaitu
pemilik penginapan akan dikenakan sanksi administrative dan
juga hukuman kurungan sesuai dengan Pasal 7 ayat (1)
Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 6 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Pelacuran yang menyatakan bahwa
setiap orang yang melanggar ketentuan yang tercantum dalam
Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan dan
denda sebanyak-banyaknya lima juta rupiah. Selain itu, usaha
13
penginapannya juga akan ditutup sementara oleh pihak yang
berwajib karena menyediakan suatu tempat untuk terjadinya
suatu kegiatan perbuatan zina dan praktek prostitusi yang
dimana perbuatan tersebut bertentangan dengan Pasal 3 ayat (1)
huruf a Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 6 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Pelacuran yang menyatakan bahwa
setiap orang atau badan hukum dilarang menyediakan tempat
kegiatan perbuatan tuna susila dan atau pelacuran.
14
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
penyalahgunaan penginapan yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor dari dalam lingkungan
penginapannya tersebut yaitu faktor persaingan usaha yang
dilakukan oleh pemilik penginapan dengan usaha pesaingnya
dan faktor biaya yang cenderung murah. Sedangkan faktor
ekstern adalah faktor dari luar penginapan yaitu faktor
lingkungan hidup dan faktor pergaulan masyarakat. Kemudian
adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan hotel, yaitu upaya intern dan upaya ekstern.
Upaya intern adalah upaya yang dapat dilakukan oleh pemilik
penginapan, sedangkan upaya ekstern adalah upaya yang dapat
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.
3.2. Saran
Pemilik penginapan seharusnya menerapkan suatu
ketentuan/aturan khusus dilingkungan penginapannya yang
berkaitan dengan ketertiban, keamanan, dan kenyamanan. Disisi
lain pihak penyewa seharus juga tidak melakukan hal-hal yang
tidak sepantasnya dilakukan dilingkungan penginapan. Dan
didalam memberikan izin pengoprasian penginapan, pemerintah
seharusnya memberikan suatu persyaratan tertentu terhadap
penginapan yang akan diberikan izin tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdulkadir Muhamad, 1980, Hukum Perjanjian, Terjemahan,
Alumni, Bandung.
_________, 1990, Hukum Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung. Ahmad Miru, 2007, Hukum Kontrak, Perancangan Kontrak, Raja
Grafindo Perkasa, Jakarta.
R. Subekti, 1976, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung. Richard Burton Simatupang, 2007, Aspek Hukum Dalam Bisnis,
PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Y.S. Marjo, 1996, Konsep Aneka Perjanjian, Penerbit ACI, Jakarta. Jurnal:
A.A. Indah Dewi Kusuma, Made Suksma Prijandhini Devi Salain,
2016, “Perjanjian Sewa Menyewa Rumah Antara Pihak Menyewakan Dan Pihak Penyewa Di Kota Denpasar”, Kertha Semaya, Nomer 4, Volume 04, Juli 2016, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/21821/14446.
Perundang-Undangan:
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 6 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Pelacuran