vol. 3 no. 1 mei 2016

18

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016
Page 2: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

Page 3: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(JPPPAUD FKIP UNTIRTA)

Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

ISSN: 2355-830X

Terbit dua kali dalam setahun (Mei dan November)Berisi tulisan ilmiah hasi penelitian dan pengembangan kajian

tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Penanggung Jawab : Dr. H. Aceng Hasani, M.Pd. Redaktur : Dr. Luluk Asmawati, M.Pd. Penyunting : 1. Atin Fatimah, M.Pd.

2. Ratih Kusumawardani, M.Pd. 3. Kristiana Maryani, M.Pd. 4. Rr. Dina Kusuma Wardhani, M.Pd.

Desain Grafis : 1. dr. Tricahyani E.Y., M.PH., Sp.EM.Sekretariat : 1. Dr. Cucu Atikah, M.Pd.

2. Laily Rosidah, M.Pd.3. Tri Sayekti, M.Pd.4. Fahmi, M.Pd.

Mitra bebestari : 1. Prof. Sholeh Hidayat, M.Pd.(Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

2. Prof. Dr. Yufiarti, M.Psi.(Universitas Negeri Jakarta)

3. Dr. Neni Mahyudin, M.Pd.(Universitas Negeri Padang)

Alamat Penyunting dan Tata UsahaJurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

FKIP UNTIRTAJl. Raya Jakarta KM. 4 Pakupatan Serang

Telepon (0254)280330 Fax (0254) 281254Email: [email protected]

Page 4: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

KETENTUAN PENULISAN JPPPAUD FKIP UNTIRTA

1. Naskah belum pernah dimuat atau dipublikasikan di jurnal cetak atau onlinemanapun.

2. Naskah diketik menggunakan huruf TNR (Times New Roman) ukuran font12 pt, spasi 1,5, kertas A4 dengan batas tepi 2cm untuk setiap tepi dan naskahyang dikirim 10 s.d. 15 halaman.

3. Naskah softcopy dikirim melalui email: [email protected] naskah hardcopy dikirim ke Sekretariat Jurusan PAUD FKIP Untirta.

4. Naskah yang diterima akan melalui proses peninjauan (review) oleh TimReviewer ahli sebidang. Jika diperlukan, naskah akan melalui proses revisi.Redaksi berwenang untuk menerima, menolak, dan menyarankan kepadapenulis untuk melakukan perbaikan naskah.

5. Naskah yang dikirim meliputi tulisan tentang kebijakan, penelitian, pemikiran,kajian, analisis, dan review/teori/konsep/metodologi, resensi buku baru daninformasi lain yang secara substansi berkaitan dengan Pendidikan Anak UsiaDini.

6. Setiap tulisan harus disertai: (a) Abstrak, (b) kata kunci, (c) identitas penga-rang tanpa gelar akademik, (d) pendahuluan: latar belakang, masalah pene-litian, tujuan penelitian, (e) kajian teoritik, (f) metode penelitian, (g) hasilpenelitian, (h) pembahasan, (i) kesimpulan, (j) saran, dan (k) daftar pustaka.

7. Struktur hasil penelitian dengan sistematika persentase:a. Judul idealnya tidak melebihi 12 kata yang menggunakan Bahasa Indonesia,

10 kata yang menggunakan Bahasa Inggris.b. Identitas penulis (baris pertama: nama tanpa gelar. Baris kedua: Prodi/

Jurusan/Instansi. Baris ketiga: alamat email dan nomor HP.c. Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ditulis secara

gamblang, utuh, dan lengkap menggambarkan esensi isi keseluruhan tulisandan dibuat dalam satu paragraf.

d. Kata kunci dipilih secara cermat sehingga mampu mencerminkan konsepyang dikandung artikel terkait untuk membantu peningkatan keteraksesanartikel yang bersangkutan.

e. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian).f. Kajian teoritik dan penelitian relevan 15% (teori sesuai variabel, dan hasil

penelitian relevan).g. Metodologi Penelitian 10% (Rancangan Model, Sampel/Subjek Penelitian,

Tempat dan Waktu Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan TeknikAnalisis Data).

h. Simpulan dan Saran 15%.i. Daftar Pustaka 5%.

Page 5: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

8. Naskah artikel pemikiran, kebijakan, analisis dengan sistematika persentase:a. Judul, nama penulis tanpa gelar, abstrak, kata kunci, dan isi.b. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan).c. Kajian Teoritik dan Pembahasan 60% (teori sesuai variabel, pembahasan).d. Simpulan dan Saran 20%.e. Daftar Pustaka 10%.

9. Naskah resensi buku dengan sistematika persentase:a. Judul, nama penulis tanpa gelar, abstrak, kata kunci, dan isi.b. Pendahuluan 10% (Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan).c. Isi dan Pembahasan 70% (Menginformasikan bagian-bagian penting dari

buku yang diresensi, kelebihan dan kelemahan buku, membandingkanteori/konsep yang ada dalam buku tersebut dengan teori/konsep darisumber-sumber lain).

d. Simpulan dan Rekomendasi 10%.e. Daftar Pustaka 10%.

10. Tabel/gambar/grafik diberi nomor urut sesuai dengan pemunculannya.11. Isi tulisan sepenuhnya tanggung jawab penulis.12. Naskah dicetak dalam format warna hitam putih.

Page 6: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

PENGARUH POLA ASUH TERHADAP KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI KOTA SERANGAlis Triena Permanasari dan Ratih Kusumawardani

MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA MELALUIKEGIATAN FUN COOKING (Penelitian Tindakan pada Anak KelompokB2 di TK Negeri Pembina Pandeglang)Desri Yanti

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATA KULIAH BER-MAIN DAN PERMAINAN MELALUI KEGIATAN LESSON STUDYMutiara Magta

KETERAMPILAN SAINS ANAK USIA 4-5 TAHUN DALAM PEMBEL-AJARAN BERBASIS SENTRA DAN LINGKARAN DI TK ANDIKA KOTACILEGON BANTENRini Wahyuni

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUIKEGIATAN EKSPLORASI BARANG BEKASSiti Trisnawarsi

DAFTAR ISI

1

7

19

27

39

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI

(JPPPAUD FKIP UNTIRTA)

Volume 3 Nomor 1, Mei 2016

ISSN: 2355-830X

Terbit dua kali dalam setahun (Mei dan November)Berisi tulisan ilmiah hasi penelitian dan pengembangan

kajian tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Page 7: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI TEKNIK MENGGAMBARGRAVING PADA ANAK KELOMPOK B DI RA PERMATA IHSANSOLEAR KABUPATEN TANGERANGUlfa Nurbaeti dan Atin Fatimah

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUIMEDIA FILM ANIMASI (Penelitian Tindakan di TK Islam TirtayasaCipocok Jaya, Serang-Banten)Yuyun Suarsih

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI METODEBERCERITA PADA KELOMPOK A DI PAUD VIVEVI CERIA SERANG-BANTENZahrah Choiriah

51

59

71

Page 8: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

71VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUIMETODE BERCERITA PADA KELOMPOK ADI PAUD VIVEVI CERIA SERANG-BANTEN

Zahrah ChoiriahUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

[email protected]

ABSTRACTThis study aims to (1) understand the process of implementing storytelling in improving

emotional intelligence of children in group A PAUD VIVEVI Ceria Serang, Banten, and (2) Toknow the improving of emotional intelligence of children in group A PAUD VIVEVI CeriaSerang, Banten after using storytelling. This type of this research is Classroom ActionResearch by using Kemmis and Mc Taggart research model. Subjects were 12 children ingroup A PAUD VIVEVI Ceria Serang, Banten. The research object is emotional intelligence.Methods of data collection conducted through observation, interviews and documentation.Data analysis technique conducted in qualitatively and quantitatively. Indicators of successin this research was 65%. Based on the research results (1) stages of the storytelling pro-cess such as: storytelling preparation, implementation and evaluation storytelling. Besidesstorytelling method were interesting and fun activity, storytelling is also one methods todevelop the thought power and imagination of children, be able to develop child developmentaspect, be able to build a character or characters, giving entertainment for children as alearning method used to provide information (2) improving emotional intelligence throughstorytelling can be seen as: a child is able to express their feelings, express emotions ofanger, sadness, envy, the child is able to entertain themselves, children are able to controlthemselves from heart desires or refraining from satisfaction, the child is able to confidently,children have a sense of responsibility, the child is able to be sensitive for other peoplefeelings and children easy to sosialized with others. The results showed that emotionalintelligence of children increased to 71.59% from the pre-research of 39.37% increased firstcycle amounted 54.24% from these results we can conclude that storytelling can improveemotional intelligence in children in group A PAUD VIVEVI Ceria Serang-Banten.

Keywords: Emotional Intelligence, Storytelling Method, Children Aged 4-5 Years.

Page 9: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

72 JPP PAUD UNTIRTA

Choiriah

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses penerapan metode bercerita dalam

meningkatkan kecerdasan emosional anak di kelompok A PAUD VIVEVI Ceria Serang-Banten,dan (2) Untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosional anak di kelompok A PAUDVIVEVI Ceria Serang-Banten setelah menggunakan metode bercerita. Jenis penelitian iniadalah Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan model penelitian Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian adalah 12 anak kelompok A PAUD VIVEVI Ceria Serang-Banten.Objek penelitian yaitu kecerdasan emosional. Metode pengumpulan data dilakukan melaluiobservasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dankuantitatif. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 65%. Berdasarkan hasil penelitian(1) tahapan proses kegiatan bercerita seperti: persiapan bercerita, pelaksanaan kegiatanbercerita dan evaluasi bercerita. metode bercerita selain kegiatan yang menarik danmenyenangkan, metode bercerita juga salah satu metode yang dapat mengembangkan dayapikir dan imajinasi anak, mampu mengembangkan aspek perkembangan anak, mampumembangun watak atau karakter, memberi hiburan untuk anak dan sebagai metodepembelajaran dipergunakan untuk memberikan informasi (2) peningkatan kecerdasanemosional melalui metode bercerita dapat dilihat seperti: anak mampu mengungkapkanperasaan diri sendiri, mengekspresikan emosi marah, sedih, iri hati, anak mampu menghiburdiri sendiri, anak mampu mengendalikan diri dari keinginan hati atau menahan diri dari kepuasan,anak mampu percaya diri, anak memiliki rasa tanggung jawab, anak mampu peka terhadapperasaan orang lain serta anak mudah bergaul dengan orang lain. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kecerdasan emosional anak meningkat menjadi 71,59% dari hasil pra penelitian sebesar39,37% naik disiklus pertama sebesar 54,24% dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwametode bercerita dapat meningkatkan kecerdasan emosional pada anak kelompok A PAUDVIVEVI Ceria Serang-Banten.

Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Metode Bercerita, Anak Usia 4-5 Tahun.

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini merupakan anakyang berusia 0 bulan hingga 6 tahun,atau kelompok anak yang beradadalam proses perkembangan. Anakmemiliki perkembangan nilai-nilaiagama dan moral, fisik motorik,kognitif, bahasa, sosial emosional, danseni, yang mencakup dalam kecerdas-an intelektual (IQ), kecerdasan emo-sional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ),atau kecerdasan agama atau religius

(RQ). Kecerdasan emosional yaitu ke-mampuan untuk mengenali, meng-olah dan mengontrol emosi agar anakmampu merespons secara positifsetiap kondisi yang merangsangmunculnya emosi-emosi ini.

Anak usia prasekolah, pada usia inianak sering merasa tidak dikalahkandan siap menerima tantangan baruapa saja. Mereka mulai menunjukkanempati pada orang lain dan dapatberbicara mengenai perasaan me-reka sendiri atau orang lain. Merayu

Page 10: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

73VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

jika tidak mendapatkan apa yang di-inginkan, senang didengarkan danberbicara sendiri atau pada temankhayalan, percaya diri. Kecerdasanemosional yaitu kesadaran diri,mengelola emosi, memanfaatkanemosi secara produktif, empati, danmembina hubungan.

Namun berdasarkan hasil ober-vasi di kelompok A PAUD VIVEVI Ce-ria Serang-Banten, terdapat 9 anakdari 12 anak masih menunjukkanegoisme yang tinggi, anak kurangbisa mengekspresikan diri, interaksiantar anak tidak terjalin, dan rasapercaya dirinya rendah. Kondisi inimerupakan cerminan kecerdasanemosi yang rendah dikarenakankurangnya stimulasi emosi, sehinggaberpengaruh terhadap perkembang-an emosinya. Seharusnya anakmampu akan kesadaran diri, menge-lola emosi, memanfaatkan emosisecara produktif, empati, dan mem-bina hubungan. Situasi pembelajaranberpusat pada guru, kecerdasan emo-sional rendah karena guru sebagaipusat informasi dan lebih dominandalam kegiatan belajar mengajar se-hingga aktivitas anak menjadi ber-kurang. Anak cenderung melakukanapa yang diperintahkan oleh gurumengakibatkan anak menjadi pasifdan kurang bereksplorasi. Metodepembelajaran yang digunakan jugatidak bervariasi, guru sering meng-gunakan metode pemberian tugas dimana anak belajar secara individuwalaupun berada dalam kelompok.Dalam pelaksanaan pendidikan emosidi Paud, guru memegang perananpenting dalam kehidupan dan perkem-

bangan anak-anak yang banyak balajardari guru dalam membentuk tingkahlakunya dan mengajarkan dasar-dasarkecerdasan emosional anak.

Berdasarkan permasalahan yangterjadi di PAUD VIVEVI Ceria, penelititertarik untuk meneliti secara lang-sung pemanfaatan metode berceritasebagai salah satu cara meningkatkankemampuan kecerdasan emosionalanak dan dapat memperbaiki kondisipembelajaran yang terjadi di PAUDVIVEVI Ceria. Metode bercerita di-terapkan pada anak usia dini agar dapatmengembangkan nilai-nilai dalamproses belajar. Cerita memang menye-nangkan anak sebagai penik-matnya,karena cerita memberikan bahan laindari sisi kehidupan manusia, penga-laman hidup manusia. Bermanfaatkarena di dalam cerita banyak ter-kandung nilai-nilai kehidupan yangdapat diresapi dan dicerna oleh siapapun, termasuk oleh anak-anak. Karenadalam aktivitas bercerita bagi anakprasekolah dapat menciptakan sua-sana yang menyenangkan merupa-kan konsumsi nikmat dan relevanyang dapat mengundang keterlibatanperkembangan mental pada anak.Dengan kata lain lewat bercerita akti-vitas mental anak akan melambungtinggi melebihi apa yang didengar.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan yang

dikemukakan dalam latar belakang, pe-nelitian ini bertujuan untuk menge-tahui serta mendeskripsikan:a. Bagaimana proses penerapan me-

tode bercerita dalam meningkatkankecerdasan emosional anak di

Page 11: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

74 JPP PAUD UNTIRTA

Choiriah

kelompok A PAUD VIVEVI Ceria?b. Apakah peningkatan kecerdasan

emosional anak di kelompok APAUD VIVEVI Ceria setelah meng-gunkan metode bercerita?

3. Tujuan PenelitianTujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian:a. Untuk mengetahui proses pene-

rapan metode bercerita dalam me-ningkatkan kecerdasan emosionalanak di kelompok A PAUD VIVEVICeria.

b. Untuk mengetahui peningkatan ke-cerdasan emosional anak di kelom-pok A PAUD VIVEVI Ceria setelahmenggunkan metode bercerita.

B. KAJIAN PUSTAKA1. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah ke-mampuan lebih yang dimiliki se-seorang dalam memotivasi diri, ke-tahanan dalam mengahadapi kegagal-an, mengendalikan emosi dan me-nunda kepuasan, serta mengatur ke-adaan jiwa. Kecerdasan emosional ter-sebut seseorang mampu menempat-kan emosi secara tepat, memilah ke-puasan dan mengatur suasana hati(Goleman dalam Tridhonanto, 2009:4).

Salovey dalam Goleman (1995: 54),membagi lima aspek kecerdasanemosional, yaitu: (a) kemampuan me-ngenali emosi diri, (b) kemampuanmengelola dan mengekspresikanemosi, (c) kemampuan memotivasidiri, (d) kemampuan mengenaliemosi orang lain/empati, serta (e)kemampuan membina hubungandengan orang lain.

Ciri-ciri anak 4-5 tahun yang me-miliki kecerdasan emosi, yaitu; (a)mampu memotivasi diri sendiri, (b)mampu menghadapi frustasi, (c)mampu mengendalikan dorongan hati,(d) mampu menghibur diri sendiri (e)mampu mengatur suasana hati ataumengendalikan emosi, (f) memilikiempati atau peka terhadap perasaanorang lain, (g) bergaul dengan oranglain, (h) memiliki rasa tanggung jawab,serta (i) mengekspresikan kesedihan(Goleman, 1995:43).

Keterampilan anak usia 4-5 tahuntentang perilaku emosional yaitu ba-hasa tambahan saat marah, merayujika tidak mendapatkan apa yang di-inginkan, senang didengarkan danberbicara sendiri atau pada temankhayalan, jika tidak ada teman, per-caya diri sepenuhnya pada ke-mampuannya sendiri untuk melaku-kan segalanya (Auerbach dalamSusanto, 2011: 144).

Karakteristik emosional anak usia4-5 tahun merupakan anak cenderungmengekspresikan emosinya denganbebas dan terbuka. Sikap marah seringdiperlihatkan oleh anak pada usia ini.Iri hati pada anak usia dini ini seringterjadi. Mereka sering memperebut-kan perhatian guru. Emosi yang tinggipada umumnya disebabkan oleh psi-kologis dibanding masalah fisiologis.Orang tua hanya memperbolehkananak melakukan beberapa hal, padahalanak merasa mampu melakukan lebihbanyak lagi. Di samping itu, anak marahbila tidak dapat melakukan sesuatuyang dianggap dapat dilakukan denganmudah (Snowman dalam Susanto,2011: 149).

Page 12: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

75VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

Berdasarkan beberapa teori yangtelah diuraikan di atas dapat disimpul-kan bahwa kecerdasan emosionalpada anak usia 4-5 tahun yaitu ke-mampuan mengenali emosi mem-punyai karakteristik seperti kesadar-an diri misalnya berbicara mengenaiperasaan mereka sendiri. Kemampu-an mengelola emosi mempunyaikaraktertistik seperti mengekpresi-kan emosi misalnya sikap marah,sedih, iri hati, mampu menghibur dirisendiri dan mampu menghadapistress. Kemampuan memotivasi dirimempunyai karakteristik seperti me-ngendalikan dorongan hati misalnyamengendalikan diri dari keinginan hatiatau menahan diri terhadap kepuas-an, memiliki rasa tanggung jawab danpercaya diri. Empati mempunyaikarakteristik mengenali emosi oranglain misalnya peka terhadap perasaanorang lain. Kemampuan membinahubungan mempunyai karakteristikketerampilan sosial misalnya mudahbergaul dengan orang lain.

2. Metode BerceritaCerita atau yang disebut men-

dongeng merupakan seni atau teknikbudaya kuno untuk menyampaikansuatu peristiwa yang dianggappenting, melalui kata-kata, imaji dansuara-suara (Ismoerdijahwati dalamIzza, 2013: 4). Cerita adalah rangkaianperistiwa yang disampaikan, baikberasal dari kejadian nyata (nonfiksi) ataupun tidak nyata (fiksi)(Depdiknas, 2005: 7).

Menurut Burns dalam Depdiknas(2007: 33) cerita atau mendongeng

menggambarkan kejadian fiktif dannyata, bentuknya dapat berupalegenda, mitos, anekdot, novel ataupotongan berita. Cerita atau dongengsering di kaitkan dengan tema imaji-natif, karena cerita memberikan ke-pada penuturnya kebebasan ber-imajinatif dan berkreatif.

Metode bercerita merupakan salahsatu metode yang banyak diperguna-kan di taman kanak-kanak atau salahsatu strategi pembelajaran yang dapatmemberikan pengalaman belajar bagianak. Cerita yang dibawakan guru se-cara lisan harus menarik dan meng-undang perhatian anak dan tidaklepas dari tujuan pendidikan bagi anak(Moeslichatoen dalam Masitoh, 2011:10.3).

Metode bercerita adalah suatu caramengajar yang disampaikan melaluipenuturan atau penjelasan lisan dariseseorang kepada orang lain (Shaleh,2005: 202). Metode bercerita adalahtuturan lisan, karya bentuk tulis ataupementasan tentang suatu kejadian,peristiwa, dan sebagainya yang ter-jadi di seputar dunia anak (Musfirohet al dalam Izza, 2013: 4).

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa me-tode bercerita adalah penyampaiancerita dengan cara bertutur lisan yangmenumbuhkan seluruh potensi ke-cerdasan anak secara optimal. Metodebercerita yang dibawakan atau di-ceritakan harus menarik agar anakfokus akan jalannya cerita, ceria,santai dan dapat dimengerti, ber-tujuan agar anak mengetahui hal-halyang baru.

Page 13: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

76 JPP PAUD UNTIRTA

Choiriah

C. METODE PENELITIAN1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakanyaitu model Penelitian Tindakan Kelasyang dalam bahasa inggris adalahclassroom action research. Penelitianini merupakan salah satu upaya gurudalam bentuk berbagai kegiatan ataumelalui refleksi diri yang dilakukanuntuk memperbaiki atau meningkat-kan mutu pembelajaran di kelas. Pe-nelitian ini menggunakan model pe-nelitian dari kemmis dan taggart(Arikunto, 2006:16), yaitu berbentukspiral dari siklus yang berikutnya. Pe-nelitian ini akan dilaksanakan dalam2 siklus, dengan setiap siklus didasar-kan pada materi dan tujuan pembel-ajaran yang tercantum pada kuri-kulum, khususnya pembelajaran ber-cerita untuk meningkatkan kecerdas-an emosional anak.

2. Tempat dan Waktu PenelitianTempat yang menjadi objek pene-

litian adalah PAUD VIVEVI Ceria yangberada di Komplek Bumi Cipta RahayuBlok D5 Nomor 12 Desa KendayakanKecamatan Kragilan Kabupaten SerangBanten, peneliti telah melaksanakanprapenelitian di lembaga tersebut danmenemukan masalah perkembanganemosional anak didik yang rendah.Fokus yang akan diteliti berdasarkanpengalaman yang sedang dialami olehpeneliti, jadi peneliti akan mencarisolusi dari masalah tersebut. Penelitiandilakukan dari bulan Mei sampaidengan Juni tahun 2016.

3. Prosedur Penelitian TindakanDalam penelitian ini, penulis meng-

gunakan jenis penelitian tindak-ankelas. Penelitian kelas dalam beberapasiklus diberikan 11 kali tindakan yangmengacu pada model Kemmis danTaggart, yaitu: (1) Perencanaan, (2)Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4)Refleksi.

4. Kriteria Keberhasilan TindakanKriteria untuk mengukur tingkat

pencapaian keberhasilan tindakandalam kecerdasan emosional, peneliti-an ini merupakan kesepakatan yangtelah dibuat oleh peneliti dan guru(kolaborator). Penelitian dikatakanberhasil apabila 65% dari jumlah anakmampu menguasai indikator kecer-dasan emosional anak usia 4-5 tahun.

5. Sumber DataData penelitian yang dikumpulkan

berupa informasi tentang kemampuananak kelompok A PAUD VIVEVI Ceriadalam pembelajaran. Masing-masingdata yang diperoleh, yaitu informanatau narasumber, yaitu anak usia 4-5tahun sejumlah 12 anak yang terdiridari 9 laki-laki dan 3 perempuan, 1orang guru dan kepala sekolah.

6. Teknik Pengumpulan DataAda beberapa cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data, penelitianini menggunakan: Observasi, Wawan-cara, Dokumentasi dan CatatanLapangan.

7. Pemeriksaan Keabsahan DataUji kredibilitas data diperiksa

dengan teknik-teknik di antaranya:Perpanjangan Keikutsertaan, ke-tekunan pengamatan, Triangulasi,

Page 14: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

77VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

Analisis Kasus Negatif, Pengecekan/Diskusi Teman Sejawat, KecukupanReferensial dan Pengecekan Anggota

8. Teknik Analisis DataLangkah yang harus ditempuh se-

telah pengumpulan data adalah meng-analisis data tersebut. Baik data kuan-titatif dari hasil wawancara dan peng-amatan, keduanya harus di analisis.Data kualitatif yang berupa kalimat,ekspresi anak, tingkah laku, pandang-an anak dan kemampuan anak dapatdianalisis dengan menggunakan me-tode analisis kualitatif yaitu: reduksidata, penyajian data dan kesimpulan.

D. PEMBAHASAN1. Proses metode bercerita dalam

pembelajaran pada kelompok A diPAUD VIVEVI Ceria Serang Bantenberlangsung dengan baik karenadalam proses pembelajaran ini gurudan peneliti mempersiapkan kegiat-an yang akan dilaksanakan melaluiRencana Kegiatan Harian (RKH)dan dalam proses pembelajaranguru memberikan arahan dalammenyiapkan, melaksanakan danmengevaluasi kegiatan pembelajar-an. Metode bercerita dengan meng-gunakan berbagai media ini diberi-kan kepada anak untuk mengem-bangkan kecerdasan emosionalanak. Adapun tahapan dalam pe-nerapan metode bercerita di PAUDVIVEVI Ceria yaitu tahap persiapan,tahap pelaksanaan kegiatan ber-cerita dan tahap evaluasi bercerita.

2. Cara mengevaluasi metode ber-cerita untuk meningkatkan ke-mampuan kecerdasan emosional

anak yaitu pada tahap evaluasibercerita pada tahap ini dilakukanuntuk membahas seputar ber-cerita yang telah diceritakan. Me-ngetahui pesan positif khususnyaperkembangan kecerdasan emo-sionalnya maka perlu dilakukan halberikut ini: buat Tanya jawab se-putar cerita yang telah diceritakan,beri kesempatan kepada anakuntuk dapat menceritakan kembalicerita yang telah diceritakan, berikesempatan kepada anak untukmengungkapkan idenya. Denganmelakukannya tahap evaluasi ini,anak akan mendapatkan manfaatdari kegiatan bercerita. Dengandemikian manfaat kegiatan ber-cerita dalam tahap evalusi ini adalahmenjalin komunikasi yang akrabterhadap pendidik, mengembang-kan imajinasi dan merangsang per-kembangan kreativitas anak, mem-bantu mengembangkan aspek per-kembangan anak, menyimpulkansifat dari karakter dari beberapatokoh yang akan membentuk ke-pribadian anak secara positif danmemberi hiburan untuk anak.Dengan demikian manfaat kegiatanbercerita dalam tahap evalusi iniadalah menjalin komunikasi yangakrab terhadap pendidik, mengem-bangkan imajinasi dan merangsangperkembangan kreativitas anak,membantu mengembangkan aspekperkembangan anak, menyimpul-kan sifat dari karakter dari be-berapa tokoh yang akan mem-bentuk kepribadian anak secarapositif dan memberi hiburanuntuk anak.

Page 15: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

78 JPP PAUD UNTIRTA

Choiriah

3. Sebagaimana yang telah disampai-kan pada interpretasi analisisbahwa penelitian ini dikatakanberhasil jika adanya peningkatanperkembangan kecerdasan emo-sional anak sebesar 65%. Darihasil presentase yang didapat padasiklus II, maka peneliti dan kola-borator merasa adanya peningkat-an perkembangan terhadap ke-cerdasan emosional melalui metodebercerita pada anak usia 4-5 tahundi PAUD VIVEVI Ceria SerangBanten yang mengalami perkem-bangan yang cukup signifikan yaitusebesar 71,59% setelah diterap-kannya metode bercerita. Ber-dasarkan presentase hasil yang di-dapat pada siklus II, peneliti me-rasa bahwa peningkatan perkem-bangan pada siklus II ini meningkatsecara signifikan karena pre-sentase kanaikan sudah mencapaikriteria keberhasilan yang sudahditentukan yaitu sebesar 65%.

E. KESIMPULAN1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tin-dakan yang telah dilaksanakan darimulai tindakan awal siklus I dan siklusII, maka seluruh pembahasan dan pe-nilaian yang telah disimpulkan bahwametode bercerita merupakan upayayang dapat mengembangkan ke-cerdasan emsoional anak usia 4-5tahun, karena kegiatan bercerita se-suai dengan tahapan seperti: (1)Tahapan persiapan bercerita, (2)tahap pelaksanaan kegiatan bercerita,(3) Tahap evaluasi bercerita.a) Tahapan persiapan bercerita di-

lakukan untuk mempersiapkansegala sesuatu yang dapat men-dukung berjalannya kegiatan ber-cerita seperti: mengkondisikananak, menyiapkan cerita yang akandipersiapkan, menyiapkan pro-perti atau alat yang akan diguna-kan seperti (buku cerita, bonekaekspresi wajah, boneka wayang,boneka kokoru, papan flanel, laptopdan alat pengeras suara untuk pe-mutaran animasi, boneka jari, bo-neka tangan, boneka kain, bonekabotol yakult dan boneka kaos kaki).

b) Tahap pelaksanaan kegiatan ber-cerita, tahap ini dilakukan setelahmelakukan persiapan bercerita ke-mudian pelaksanaan kegiatan ber-cerita dapat dilakukan. Dalam tahapini guru perlu memperhatikan halberikut ini: ketika bercerita guruharus benar-benar menjiwaiperan tokoh yang akan disampai-kan kepada anak, alur cerita yangdisampaikan harus jelas danmudah dimengerti anak, guruharus memberikan kesempatankepada anak untuk ikut berperandalam kegiatan bercerita serta jeniscerita yang disampaikannya harussesuai dengan usia anak agar anaktidak mudah bosan dan mudah di-mengerti oleh anak.

c) Tahap evaluasi bercerita pada tahapini dilakukan untuk membahas se-putar bercerita yang telah dicerita-kan. Mengetahui pesan positifkhususnya perkembangan kecer-dasan emosionalnya maka perludilakukan hal berikut ini: buat Tanyajawab seputar cerita yang telah di-ceritakan, beri kesempatan kepada

Page 16: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

79VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

JPP PAUD UNTIRTA

anak untuk dapat menceritakankembali cerita yang telah dicerita-kan, beri kesempatan kepada anakuntuk mengungkapkan idenya. Se-telah tiga tahapan bercerita dapatdilakukan dengan baik maka kegiat-an bercerita akan terasan menarikdan menyenangkan untuk anak,sehingga anak antusias dan tertarikdalam mengikuti kegiatan tersebut.Berdasarkan analisis data yang di-

peroleh dapat dikatakan bahwa tin-dakan yang dilakukan oleh peneliti se-lama penelitian berlangsung mening-kat yang didasarkan pada data kondisiawal dalam pra penelitian sebelum di-berikan tindakan diperoleh presen-tase rata-rata kelas pada kondisi awalsebesar 39,37% kemudian padasiklus I meningkat menjadi 54,24% halini menunjukkan aanya peningkatanyang cukup baik pada siklus I, padasiklus II mengalami peningkatan yangsignifikan mencapai 71,59% ini me-lebihi batas kemampuan yang telahditentukan peneliti dan kolaboratoryaitu sebesar 65%. Keberhasilan per-kembangan kecerdasan emosionalmelalui metode bercerita yang di-tandai dalam lembar observasi.

Dengan penelitian ini dapat di-simpulkan bahwa metode berceritadapat meningkatkan kemampuan ke-cerdasan emosional anak usia 4-5tahun di PAUD VIVEVI Ceria SerangBanten.

2. ImplikasiBagi anak, pelaksanaan tindakan

pembelajaran menggunakan metodebercerita merupakan metode yangmenarik dan menyenangkan. Hal ini

dapat dilihat ketika anak antusias dantertarik untuk mengikuti kegiatan ini.Pembelajaran dengan menggunakanmetode bercerita membuat anaktermotivasi untuk melihat langsungdalam setiap kegiatan pembelajaransehingga dapat mengembangkan ke-cerdasan emosional.

Bagi guru, metode bercerita dapatmenambah pengetahuan bagi gurumengenai kreatif dan inovasi kegiatanpembelajaran. Guru dapat terus me-ngembangkan potensi dan kreatifitasyang dimilikinya dalam menciptakankegiatan yang menarik dan menye-nangkan bagi anak serta untuk me-ningkatnya profesional guru.

Bagi peneliti lainnya dapat dijadi-kan referensi mengenai metode ber-cerita dalam upaya meningkatkan ke-cerdasan emosional anak dan dapatmelakukan penelitian aspek yang lain-nya dalam penerapan metode ber-cerita untuk kecerdasan emosionalanak.

3. SaranKepala sekolah PAUD VIVEVI Ceria

sebagai bahan masukan dalam me-tode pembelajaran yang tepat bagianak terutama menjadi kegiatan pem-belajaran yang dapat diintegrasikanke dalam kegiatan pembelajaran me-lalui metode bercerita yang kreatifdan bervariasi.

Guru PAUD VIVEVI Ceria dapatmemberikan suasana pembelajaranyang menarik bagi anak. Mengguna-kan metode pembelajaran yang sesuaidengan usia anak, yang meningkat-kan motivasi belajarnya, moralnyadan dapat menjadikan pembelajaran

Page 17: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016

80 JPP PAUD UNTIRTA

Choiriah

lebih bermakna. Lebih menggunakanmetode-metode inovatif dan media-media yang bervariatif dalam pem-belajaran.

Bagi peneliti selanjutnya agar dapatmengembangkan aspek-aspek yangditeliti sehingga diperoleh hasil yanglebih optimal dari peningkatan nilai-nilai moral anak. Dan dapat meng-ambil pengalaman dan pengetahuanuntuk dapat menerapkan metodepembelajaran bercerita dalam me-ningkatkan nilai-nilai moral anak padatahun yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKAAisyah, Siti. Et al, 2012. Perkembang-

an dan Konsep Dasar Pengem-bangan Anak Usia Dini. TanggerangSelatan: Universitas Terbuka.

Anwar, Desy.2003. Kamus LengkapBahasa Indonesia. Surabaya: Amelia

Arikunto, Suharsimi. 2006. ProsedurPenelitian Suatu PendidikanPraktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. ManajemenPenelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2007. Strategi Pembelajar-an Kelompok Bermain Melalui Me-tode Dongeng. Bandung: Depdik-nas Balai Pengembangan Pendidik-an Sekolah dan Pemuda.

Depdiknas. 2005. Pengembangan Ke-giatan Bercerita Di Taman Kanak-Kanak Teknik dan Prosedurnya.Jakarta: Direktorat PembinaanPendidikan Tenaga Kependidikandan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Depdiknas. 2009. Optimalisasi Per-kembangan Anak Melalui Bermain.Jakarta: Direktorat PendidikanAnak Usia Dini.

Goleman, Daniel. 1995. KecerdasanEmosional (Terjemahan). Jakarta:Gramedia

Kasdu, Dini. 2004. Anak Cerdas. Depok:Puspa Swara.

Kementrian Pendidikan Nasional.(2009). Peraturan Mentri Pendidik-an Nasional Republik IndonesiaNomor 58 tahun 2009. Jakarta: Di-rektorat Pembinaan TK dan SD

Latif, Mukhtar. Et al. 2013. OrientasiBaru Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana.

Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak UsiaDini dan Strategi Pengembangan-nya. Jakarta: Prenada Media.

Masitoh.Et al. 2011. Strategi Pembelajar-an TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Moeslichaton R, Pd. 2004. Metode peng-ajaran di TK. Bandung: Rineke Cipta.

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Pe-nelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosakarya.

Mubayidh, Makmun. 2006. Kecerdas-an dan Kesehatan Emosional Anak.Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Rahmawati, Diyah. 2014. Pengembang-an Kecerdasan Emosi Melalui MetodeBercerita Musik (Penelitian Tindak-an Kelas pada Anak Kelompok B DiTK Aisyiyah Pabelan KartasuraSukoharjo). Skripsi pada Jurusan PGPAUD FKIP Universitas Muhamma-diyah Surakarta: Naskah Publikasi.

Sugiyono, 2014. Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D. Ban-dung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2011. PerkembanganAnak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Sujiono, Nurani, Yuliani. 2009. KonsepDasar Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: Indeks.

Page 18: VOL. 3 NO. 1 MEI 2016