kabarserasan edisi 19 (juni 2012)

20
EDISI 19 - TAHUN 2 - JUNI 2012 Kabar Serasan MEDIA PEMBANGUNAN MUARA ENIM Muara Enim Bidik Piala Adipura Kencana

Upload: imam-romdhoni

Post on 16-Mar-2016

227 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

TRANSCRIPT

Page 1: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

EDISI 19 - TAHUN 2 - JUNI 2012

Kabar SerasanMEDIA PEMBANGUNAN MUARA ENIM

Muara Enim BidikPiala Adipura Kencana

Page 2: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)
Page 3: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Penerbit:YPM MUARA ENIM BANGKIT

Pelindung:Ir. Muzakir Sai Sohar

PU/PP/Penanggung Jawab:Firdaus Masrun

Pemimpin Redaksi:Khairul Amri

Redaktur:M. Lutfi

Staf Redaksi:Muhammad Al Hadi

Toto

Fotografer:Riana

Design Grafis:A. Raghib Amirullah

Manajer Adm/Keu dan Sirkulasi:Tita Zen

Alamat Redaksi :Perumahan Depok Maharaja B3/8 RT 01/15 Pancoran Mas - Depok- Jawa Barat Telp. (021) 2616 1894

Fax. (021) 7788 5465

Hotline: 0811926736/08176696468

Email: [email protected]

Redaksi menerima kiriman tulisan dari pembaca. Bagi yang

tulisan yang dimuat akan diberikan uang lelah

dan Tulisan maksimal 2 halaman folio (7500

Karakter) dan tidak menyangkut SARA.

Kabar Serasan

3 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

06

08

10

13

14

17

18

DARI MEJA BUPATI:Pemilukada .......................................... 4

OPINI:Adipura, Bukan Lomba ...................... 5

SOROTAN:Muara Enim Bidik Piala Adipura Kencana ................................................ 6

PEMBANGUNAN:Armudin: "Tak Pernah Membayangkan Akan Berangkat Umroh" .................... 8Bupati dan Pangdam Resmikan Taman Rekreasi Sriwijaya .............................. 10Muara Enim Bakal Punya Tiga Kecamatan Baru .................................. 11

SKPD:Pemkab Muara Enim Raih Piala Kategori Program Terbaik Pada Otonomi Expo dan Forum 2012 ........................................ 12Lagi, Kota Muara Enim Raih Piala WTN .... 13

EKBIS:Selaraskan Program, Muara Enim Bentuk Forum CSR-PKBL ............... 14

SERBA SERBI:Polres Muara Enim Gelar Lomba Mewarnai untuk Anak TK ............... 16Dinas TPH dan Bina Marga Juara Lomba Masak Ikan .......................... 17Ade Satria dan Setri Anno, Bujang & Gadis Serasan Muara Enim 2012 .... 18

RESEP NUSANTARA:Gogos Isi Ikan,Ayam Gerang Asem ........................... 19

Page 4: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN4 5 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

OPINIDARI MEJA BUPATI

No Telepon Penting di daerah Muara Enim:Polres (0734) 421-192Kodim (0734) 421-059Pemadam Kebakaran (0734) 421-113RSUD DR H M Rabain (0734) 421-192

Gangguan PLN (0734) 421-601Gangguan Telkom (0734) 421-999PDAM Tirta Lematang (0734) 421-093Askes Cab Pemb. ME (0734) 422-678

Pemilukada

Bagaimana dengan pemilihan kepala daerah? Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada Juni 2005. Kemudian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilukada merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat di setiap daerah di Indonesia.

Elemen penting dalam pemilukada langsung adalah sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal dihasilkan dalam pemilukada langsung, maka komitmen pemimpin lokal dalam

mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.

Dalam pelaksanaannya selalu saja ada masalah yang timbul. Sering kali ditemukan pemakaian ijazah palsu oleh bakal calon. Hal ini sangat memprihatinkan sekali. Seandainya calon tersebut diloloskan, bagaimana nantinya daerah tersebut, karena telah dipimpin oleh orang yang bermental korup. Karena mulai dari awal saja sudah menggunakan cara yang tidak benar.

Biaya untuk maju dalam pencalonan pemilihan kepala daerah pun pun tidak sedikit. Jika tidak didasari keikhlasan dalam memimpin daerahnya, tidak menutup kemungkinan selama menjabat kepala daerah, ia bersikeras mencari akal bagaimana caranya uangnya dapat segera kembali atau “balik modal.” Ini tentu sangat berbahaya sekali.

Pada tahun 2013 mendatang, Kabupaten Muara Enim akan melaksanakan pemilukada. Untuk itu saya mengajak mengajak seluruh pengurus partai politik (parpol) yang ada di Muara Enim untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat menjelang pelaksanaan pemilukada tahun 2013. Tujuannya agar pelaksanaan pemilukada mendatang

dapat berjalan lanjar aman, kondusif, dan demokratis.

Untuk ikut serta dalam pesta demokrasi ini, pengurus dan kader parpol maupun masyarakat harus memastikan diri benar-benar terdaftar sebagai peserta pemilih dan wajib memilih. Dengan hak yang mereka punyai, diharapkan pemilukada yang akan datang dapat berlangsung lebih demokratis.

Jangan sampai pada pemilukada mendatang, banyak masyarakat yang mempunyai hak suara namun tidak terdaftar sebagai peserta pemilih tetap. Saya menghimbau agar masyarakat memastikan diri terdaftar sebagai peserta pemilih tetap dan melakukan pemilihan di TPS yang telah ditetapkan.

Permasalahan yang sering timbul pada palaksanaan pemilukada karena masih ada masyarakat yang tidak terdaftar sebagai peserta pemilih tetap. Sehingga berdampak negatif yang pada akhirnya akan menodai pelaksanaan pemilukada tersebut. Jadi, bagi masyarakat yang mempunyai hak untuk ikut dalam pesta demokrasi ini, pastikan diri Anda terdaftar, sehingga hak demokrasi Anda dalam memilih dapat disalurkan. Ini penting, karena suara Anda dapat menentukan keberlansungan pembangunan Kabupaten Muara Enim di masa datang. ]

Ir. H. Muzakir Sai Sohar,Bupati Muara Enim

Indonesia pertama kali melaksanakan pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) pada akhir 1955 yang diikuti oleh

banyak partai maupun perseorangan. Dan pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu secara langsung untuk

memilih presiden/wakil presiden, serta wakil-wakil rakyat di DPD, DPRD, DPR/MPR RI

Adipura. Mendengar kata ini yang terbayang di benak kita semua tentulah sebentuk penghargaan bagi kota yang dianggap bersih,

baik berupa piala atau piagam. Sejak awal dilaksanakan di tahun 1993, tak pelak, seluruh kepala daerah berlomba mendapatkan jenis penghargaan ini. Pialanya dipajang mencolok di tempat yang mudah dilihat semua orang.

Ya. Piala Adipura diakui atau tidak telah menjadi simbol keberhasilan pembangunan sebuah pemerintahan. Padahal sejatinya, Adipura bukanlah perlambang keberhasilam pembangunan dalam arti keseluruhan. Adipura hanya terkait soal kebersihan, keindahan dan pola hidup sehat suatu daerah, dan pemerintah memberi penghargaan kepada daerah yang berhasil menciptakan ketiga hal itu, dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, Adipura memang bukanlah lomba, yang peraihnya adalah pemenang dan—sebaliknya, yang tak meraihnya adalah pecundang. Tidak, karena sekali lagi Adipura adalah program pemerintah,

dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakatnya menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan dengan baik. Sehingga dengan program ini kualitas lingkungan—yang pada akhirnya kualitas hidup masyarakat, akan makin membaik.

Karena itu, untuk melihat apakah prinsip pengelolaan lingkungan telah dijalankan, kualitas lingkungan telah meningkat, pemerintah melalui tim evaluasi, melakukan penilaian berdasarkan indikator-indikator yang mereka tetapkan. Peran serta masyarakat tentu saja memberi porsi nilai terbesar karena peran masyarakatlah yang menjadi tujuan akhir dari program ini.

Tingginya gengsi dan imej yang terbentuk, tak urung memacu seluruh daerah untuk mendapatkan penghargaan ini. Jadilah Adipura, seperti lomba. Semua indikator yang telah disebutkan tadi, pada akhirnya bergeser menjadi serba instan. Taruhlah misalnya dalam hal kebersihan. Saat tahu bahwa minggu ini akan ada tim evaluasi Adipura datang, maka seluruh masyarakat dikerahkan untuk kerja bakti. Semua jalan,

lingkungan, pasar, terminal, menjadi bersih. Kalau perlu semua pedagang kali lima (yang dituding menjadi biang kekotoran) libur dulu.

Jangan kaget, di saat-saat seperti itu kita akan melihat petugas tiap kelurahan men-drop komposter, tenaga pemilah sampah, bibit tanaman, dan berbagai fasilitas yang dapat mendongkrak nilai dalam evaluasi Adipura. Begitu tim evaluasi sudah pergi, maka keadaan kembali seperti semula.

Dulu—dan memang demikianlah aturan saat awalnya program ini lahir--tim evaluasi Adipura kerjanya secara rahasia dan tidak diketahui daerah. Bagaimana sekarang? Kabar kehadiran mereka mudah diketahui—atau malah mereka yang memberitahu rencana kedatangan agar tuan rumah menyiapkan segalanya. Tim dijemput, diinapkan di hotel dengan segala fasilitasnya. Kalau sudah begini, maka Adipura tidak lagi obyektif. Hanya sebagai upaya daerah untuk dapat meraih, meningkatnya kredibilitas daerah, tebar pesona.

Sudah waktunya kita melakukan reorientasi Adipura ini. Jangan dianggap sebagai lomba kebersihan, yang ujung ujungnya daerah berlomba lomba untuk meraihnya dengan segala macam cara walau sebenarnya ngapusi. Kita harus kembali memandang bahwa Adipura adalah sebuah program penanaman prinsip-prinsip pengeloaan lingkungan yang baik untuk diterapkan. Tujuan dari program Adipura adalah mengubah sikap dan pola fikir masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat, bukan untuk mendapatkan piala dan disimbolkan sebagai keberhasilan pembangunan secara keseluruhan.

Karena itu tepatlah apa yang dikatakan kepala daerah ini saat menyampaikan penghargaan ini ke masyarakat, bahwa yang paling penting dari semua penghargaan ini, adalah masyarakat harus terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dimulai dari lingkungan masing-masing. ]

(Penulis adalah Ketua Umum YPM Muara Enim Bangkit)

ADIPURA, BUKAN LOMBA(Oleh Firdaus Masrun)

Page 5: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN4 5 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

OPINIDARI MEJA BUPATI

No Telepon Penting di daerah Muara Enim:Polres (0734) 421-192Kodim (0734) 421-059Pemadam Kebakaran (0734) 421-113RSUD DR H M Rabain (0734) 421-192

Gangguan PLN (0734) 421-601Gangguan Telkom (0734) 421-999PDAM Tirta Lematang (0734) 421-093Askes Cab Pemb. ME (0734) 422-678

Pemilukada

Bagaimana dengan pemilihan kepala daerah? Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada Juni 2005. Kemudian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama Pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada. Pemilukada merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat di setiap daerah di Indonesia.

Elemen penting dalam pemilukada langsung adalah sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal dihasilkan dalam pemilukada langsung, maka komitmen pemimpin lokal dalam

mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.

Dalam pelaksanaannya selalu saja ada masalah yang timbul. Sering kali ditemukan pemakaian ijazah palsu oleh bakal calon. Hal ini sangat memprihatinkan sekali. Seandainya calon tersebut diloloskan, bagaimana nantinya daerah tersebut, karena telah dipimpin oleh orang yang bermental korup. Karena mulai dari awal saja sudah menggunakan cara yang tidak benar.

Biaya untuk maju dalam pencalonan pemilihan kepala daerah pun pun tidak sedikit. Jika tidak didasari keikhlasan dalam memimpin daerahnya, tidak menutup kemungkinan selama menjabat kepala daerah, ia bersikeras mencari akal bagaimana caranya uangnya dapat segera kembali atau “balik modal.” Ini tentu sangat berbahaya sekali.

Pada tahun 2013 mendatang, Kabupaten Muara Enim akan melaksanakan pemilukada. Untuk itu saya mengajak mengajak seluruh pengurus partai politik (parpol) yang ada di Muara Enim untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat menjelang pelaksanaan pemilukada tahun 2013. Tujuannya agar pelaksanaan pemilukada mendatang

dapat berjalan lanjar aman, kondusif, dan demokratis.

Untuk ikut serta dalam pesta demokrasi ini, pengurus dan kader parpol maupun masyarakat harus memastikan diri benar-benar terdaftar sebagai peserta pemilih dan wajib memilih. Dengan hak yang mereka punyai, diharapkan pemilukada yang akan datang dapat berlangsung lebih demokratis.

Jangan sampai pada pemilukada mendatang, banyak masyarakat yang mempunyai hak suara namun tidak terdaftar sebagai peserta pemilih tetap. Saya menghimbau agar masyarakat memastikan diri terdaftar sebagai peserta pemilih tetap dan melakukan pemilihan di TPS yang telah ditetapkan.

Permasalahan yang sering timbul pada palaksanaan pemilukada karena masih ada masyarakat yang tidak terdaftar sebagai peserta pemilih tetap. Sehingga berdampak negatif yang pada akhirnya akan menodai pelaksanaan pemilukada tersebut. Jadi, bagi masyarakat yang mempunyai hak untuk ikut dalam pesta demokrasi ini, pastikan diri Anda terdaftar, sehingga hak demokrasi Anda dalam memilih dapat disalurkan. Ini penting, karena suara Anda dapat menentukan keberlansungan pembangunan Kabupaten Muara Enim di masa datang. ]

Ir. H. Muzakir Sai Sohar,Bupati Muara Enim

Indonesia pertama kali melaksanakan pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) pada akhir 1955 yang diikuti oleh

banyak partai maupun perseorangan. Dan pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu secara langsung untuk

memilih presiden/wakil presiden, serta wakil-wakil rakyat di DPD, DPRD, DPR/MPR RI

Adipura. Mendengar kata ini yang terbayang di benak kita semua tentulah sebentuk penghargaan bagi kota yang dianggap bersih,

baik berupa piala atau piagam. Sejak awal dilaksanakan di tahun 1993, tak pelak, seluruh kepala daerah berlomba mendapatkan jenis penghargaan ini. Pialanya dipajang mencolok di tempat yang mudah dilihat semua orang.

Ya. Piala Adipura diakui atau tidak telah menjadi simbol keberhasilan pembangunan sebuah pemerintahan. Padahal sejatinya, Adipura bukanlah perlambang keberhasilam pembangunan dalam arti keseluruhan. Adipura hanya terkait soal kebersihan, keindahan dan pola hidup sehat suatu daerah, dan pemerintah memberi penghargaan kepada daerah yang berhasil menciptakan ketiga hal itu, dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, Adipura memang bukanlah lomba, yang peraihnya adalah pemenang dan—sebaliknya, yang tak meraihnya adalah pecundang. Tidak, karena sekali lagi Adipura adalah program pemerintah,

dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakatnya menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan dengan baik. Sehingga dengan program ini kualitas lingkungan—yang pada akhirnya kualitas hidup masyarakat, akan makin membaik.

Karena itu, untuk melihat apakah prinsip pengelolaan lingkungan telah dijalankan, kualitas lingkungan telah meningkat, pemerintah melalui tim evaluasi, melakukan penilaian berdasarkan indikator-indikator yang mereka tetapkan. Peran serta masyarakat tentu saja memberi porsi nilai terbesar karena peran masyarakatlah yang menjadi tujuan akhir dari program ini.

Tingginya gengsi dan imej yang terbentuk, tak urung memacu seluruh daerah untuk mendapatkan penghargaan ini. Jadilah Adipura, seperti lomba. Semua indikator yang telah disebutkan tadi, pada akhirnya bergeser menjadi serba instan. Taruhlah misalnya dalam hal kebersihan. Saat tahu bahwa minggu ini akan ada tim evaluasi Adipura datang, maka seluruh masyarakat dikerahkan untuk kerja bakti. Semua jalan,

lingkungan, pasar, terminal, menjadi bersih. Kalau perlu semua pedagang kali lima (yang dituding menjadi biang kekotoran) libur dulu.

Jangan kaget, di saat-saat seperti itu kita akan melihat petugas tiap kelurahan men-drop komposter, tenaga pemilah sampah, bibit tanaman, dan berbagai fasilitas yang dapat mendongkrak nilai dalam evaluasi Adipura. Begitu tim evaluasi sudah pergi, maka keadaan kembali seperti semula.

Dulu—dan memang demikianlah aturan saat awalnya program ini lahir--tim evaluasi Adipura kerjanya secara rahasia dan tidak diketahui daerah. Bagaimana sekarang? Kabar kehadiran mereka mudah diketahui—atau malah mereka yang memberitahu rencana kedatangan agar tuan rumah menyiapkan segalanya. Tim dijemput, diinapkan di hotel dengan segala fasilitasnya. Kalau sudah begini, maka Adipura tidak lagi obyektif. Hanya sebagai upaya daerah untuk dapat meraih, meningkatnya kredibilitas daerah, tebar pesona.

Sudah waktunya kita melakukan reorientasi Adipura ini. Jangan dianggap sebagai lomba kebersihan, yang ujung ujungnya daerah berlomba lomba untuk meraihnya dengan segala macam cara walau sebenarnya ngapusi. Kita harus kembali memandang bahwa Adipura adalah sebuah program penanaman prinsip-prinsip pengeloaan lingkungan yang baik untuk diterapkan. Tujuan dari program Adipura adalah mengubah sikap dan pola fikir masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat, bukan untuk mendapatkan piala dan disimbolkan sebagai keberhasilan pembangunan secara keseluruhan.

Karena itu tepatlah apa yang dikatakan kepala daerah ini saat menyampaikan penghargaan ini ke masyarakat, bahwa yang paling penting dari semua penghargaan ini, adalah masyarakat harus terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dimulai dari lingkungan masing-masing. ]

(Penulis adalah Ketua Umum YPM Muara Enim Bangkit)

ADIPURA, BUKAN LOMBA(Oleh Firdaus Masrun)

Page 6: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN6 7 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

SOROTANSOROTAN

foto

: Dok

. Hum

as&

Prot

okol

Pem

kab

ME

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an/A

mri

Piala Adipura itu diterima Bupati Muara Enim dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara

bersama para bupati, walikota, dan gubernur se-Indonesia pada 5 Juni 2012. Turut mendampingi bupati pada penerimaan penghargaan itu antara lain Kepala Badan Lingkungan Hidup Muara Enim, Ir H Zulkarnain Bachtiar, Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Ramlan Suryadi ST MM, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Muara Enim, Febriansyah Nang Ali ST, dan Asisten II Pemkab Muara Enim, Ir Hasanudin.

Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, usai menerima penghargaan itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Muara Enim yang telah berpartisipasi dalam menjaga kebersihan, keindahan, dan keteduhan Kota Muara Enim, sehingga kembali mendapatkan Piala Adipura yang ketujuh kali.

"Sukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah, kita berhasil mendapatkan Piala Adipura yang ketujuh kalinya. Selama saya menjabat Bupati Muara Enim, telah empat kali mendapatkan Piala Adipura. Ini artinya kesadaran masyarakat Muara Enim sudah semakin meningkat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat bahwa Piala Adipura yang kita dapatkan merupakan keberhasilan masyarakat Muara Enim," jelasnya.

Menurut bupati, ke depan pihaknya selaku kepala daerah akan lebih

meningkatkan lagi penataan kebersihan lingkungan. "Mana yang kurang baik, kita tata kembali agar lebih baik lagi seperti penataan MCK," katanya.

Selain itu, juga akan ditingkatkan penataan taman kota yang hijau, kotak sampah dan pengelolaan sampah, serta lingkungan terbuka yang hijau. Setiap lingkungan terbuka yang kosong nantinya akan ditanam pohon penghijauan.

Bupati menghimbau kepada seluruh masyarakat Muara Enim agar senantiasa tetap menjaga kebersihan lingkungan. Sebagai ucapan terima

kasih dan sekaligus sebagai reward kepada petugas kebersihan dan para lurah, orang nomor satu di Muara Enim ini akan memberangkatkan umroh kepada empat orang petugas UPTD Kebersihan yang telah bekerja di atas lima tahun. Mereka yang akan diberangkatkan umroh terdiri dari dua pria dan dua wanita dengan cara diundi.

Selain enam orang lurah, satu orang Kepala UPTD Pasar, dan satu orang UPTD Kebersihan, bupati juga berencana akan meningkatkan kesejahteraan para petugas kebersihan secara bertahap.

Selang satu hari menerima Piala Adipura, pada 6 Juni 2012, Piala Adipura tersebut diarak keliling Kota Muara Enim. Arak-arakan yang dilakukan sebagai ucapan terima kasih kepada masyarakat Muara Enim itu dimulai dari GOR dan finish di Balai Agung Serasan. Piala itu diarak oleh ribuan masyarakat Kota Muara Enim.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Muara Enim, Ir H Zulkarnain Bachtiar, menambahkan, Adipura ke-7 yang diraih Muara Enim pada tahun ini memang diperoleh dengan kerja keras semua pihak. Namun, kata Zulkarnain, titik pantau atau penilaian yang paling utama adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang pengelolaannya di bawah Dinas

Pekerjaan Umum. Pemkab Muara Enim sangat memperhatikan TPA tersebut baik fisik bangunan maupun perawatannya. Selain itu, Pemkab Muara Enim juga membangun taman-taman dan ruang terbuka hijau lainnya yang juga merupakan poin penting dalam penilaian. Dan yang tak kalah penting, tambah Zulkarnain, adalah kepedulian masyarakat yang turut aktif dalam menjaga kebersihan.

Salah satu peran serta masyarakat misalnya dalam penerapan pembuangan sampah dengan metode bank sampah. Masyarakat memilah sampah dari rumah baru kemudian dikumpulkan ke bank sampah. Hal ini tentu saja memerlukan pembinaan secara berkesinambungan.

Dalam pembinaan ini Pemkab Muara Enim akan memberikan peran lebih kepada para lurah untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat di wilayah masing-masing. Pemerintah juga tidak akan tinggal diam, akan memberikan semacam bimbingan atau pelatihan atau bahkan modal untuk bank sampah itu.

Bank sampah dirancang untuk menambah pendapatan masyarakat yang benar-benar mampu memanfaatkannya.

Menurut Zulkarnain, keberhasilan

bank sampah sangat tergantung pada kemampuan pengelola, terutama masyarakat di sekitar tempat berdirinya bank sampah tersebut.

Jika bank sampah berjalan sesuai dengan harapan, lanjutnya, seluruh sampah warga sekitarnya akan bisa teratasi. Malah tidak tertutup kemungkinan untuk mendapatkan sampah, bank sampah terpaksa harus mengimpor sampah dari wilayah maupun kota lainnya agar terus beroperasi.

Bank sampah akan menampung 12 jenis sampah yang sudah dipilah-pilah warga dan menyetornya ke pengelola. Lalu, warga yang menyetorkan sampah sesuai kriteria akan diberikan imbalan senilai dengan harga sampah yang disetor ke bank sampah.

Selain itu untuk menambahkan keindahan kota, jalan-jalan di sekitar Kota Muara Enim juga sudah ada trotoar. Selama ini sebetulnya trotoar ini sudah ada, namun karena tuntutan pelebaran jalan trotoar ini terpaksa dibongkar, dan kini sudah dibangun kembali secara bertahap.

Hebatnya dalam membangun trotoar ini, Pemkab Muara Enim bisa dikatakan tidak mengeluarkan uang sama sekali. Pembangunan trotoar ini dilakukan dengan dana CSR (Corporate Social Responsibilty) dari perusahaan yang ada di Kabupaten Muara Enim.

Dari tujuh Piala Adipura yang diraih Muara Enim, empat di antaranya diperoleh di era Muzakir Sai Sohar. Dan tentu saja ini merupakan prestasi yang membanggakan. Puas? Tentu saja belum. Muzakir berharap ke depan Muara Enim dapat memperoleh Piala Adipura Kencana.

Meski kriteria penilaian lebih ketat, dengan kerja keras semua pihak, Adipura Kencana bukan hal yang mustahil. Untuk mewujudkannya Muara Enim akan membangun hutan kota. Selain membuat kota Muara Enim semakin teduh , hutan kota ini juga sebagai nilai plus untuk kategori penilaian untuk Piala Adipura Kencana. Ayo, Muara Enim bisa! ] Amri

Muara Enim Bidik Piala Adipura Kencana

Kerja keras yang dilakukan Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, beserta jajarannya dalam mempertahankan keindahan, kebersihan, dan keteduhan Kota Muara

Enim telah membuahkan hasil yang memuaskan. Buktinya Ibu Kota Bumi Serasan Sekundang kembali mendapatkan penghargaan Piala Adipura yang ketujuh kalinya.

Bupati Muara Enim Ir H Muzakir Sai Sohar bersama Kadis Pertambangan Febriansyah Nangali, Kadis PU Cipta Karya Ramlan Suryadi, Ass II Pemkab ME Hasanudin dan Kepala BLH Zulkarnain, usai menerima Piala Adipura di Istana Negara RI, di Jakarta.

Piala Adipura ke-7 ME saat di arak keliling Kota Muara Enim.

Page 7: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN6 7 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

SOROTANSOROTANfo

to: D

ok. H

umas

&Pr

otok

ol P

emka

b M

E

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an/A

mri

Piala Adipura itu diterima Bupati Muara Enim dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara

bersama para bupati, walikota, dan gubernur se-Indonesia pada 5 Juni 2012. Turut mendampingi bupati pada penerimaan penghargaan itu antara lain Kepala Badan Lingkungan Hidup Muara Enim, Ir H Zulkarnain Bachtiar, Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang, Ramlan Suryadi ST MM, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Muara Enim, Febriansyah Nang Ali ST, dan Asisten II Pemkab Muara Enim, Ir Hasanudin.

Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, usai menerima penghargaan itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Muara Enim yang telah berpartisipasi dalam menjaga kebersihan, keindahan, dan keteduhan Kota Muara Enim, sehingga kembali mendapatkan Piala Adipura yang ketujuh kali.

"Sukur alhamdulillah kita ucapkan kepada Allah, kita berhasil mendapatkan Piala Adipura yang ketujuh kalinya. Selama saya menjabat Bupati Muara Enim, telah empat kali mendapatkan Piala Adipura. Ini artinya kesadaran masyarakat Muara Enim sudah semakin meningkat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat bahwa Piala Adipura yang kita dapatkan merupakan keberhasilan masyarakat Muara Enim," jelasnya.

Menurut bupati, ke depan pihaknya selaku kepala daerah akan lebih

meningkatkan lagi penataan kebersihan lingkungan. "Mana yang kurang baik, kita tata kembali agar lebih baik lagi seperti penataan MCK," katanya.

Selain itu, juga akan ditingkatkan penataan taman kota yang hijau, kotak sampah dan pengelolaan sampah, serta lingkungan terbuka yang hijau. Setiap lingkungan terbuka yang kosong nantinya akan ditanam pohon penghijauan.

Bupati menghimbau kepada seluruh masyarakat Muara Enim agar senantiasa tetap menjaga kebersihan lingkungan. Sebagai ucapan terima

kasih dan sekaligus sebagai reward kepada petugas kebersihan dan para lurah, orang nomor satu di Muara Enim ini akan memberangkatkan umroh kepada empat orang petugas UPTD Kebersihan yang telah bekerja di atas lima tahun. Mereka yang akan diberangkatkan umroh terdiri dari dua pria dan dua wanita dengan cara diundi.

Selain enam orang lurah, satu orang Kepala UPTD Pasar, dan satu orang UPTD Kebersihan, bupati juga berencana akan meningkatkan kesejahteraan para petugas kebersihan secara bertahap.

Selang satu hari menerima Piala Adipura, pada 6 Juni 2012, Piala Adipura tersebut diarak keliling Kota Muara Enim. Arak-arakan yang dilakukan sebagai ucapan terima kasih kepada masyarakat Muara Enim itu dimulai dari GOR dan finish di Balai Agung Serasan. Piala itu diarak oleh ribuan masyarakat Kota Muara Enim.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Muara Enim, Ir H Zulkarnain Bachtiar, menambahkan, Adipura ke-7 yang diraih Muara Enim pada tahun ini memang diperoleh dengan kerja keras semua pihak. Namun, kata Zulkarnain, titik pantau atau penilaian yang paling utama adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang pengelolaannya di bawah Dinas

Pekerjaan Umum. Pemkab Muara Enim sangat memperhatikan TPA tersebut baik fisik bangunan maupun perawatannya. Selain itu, Pemkab Muara Enim juga membangun taman-taman dan ruang terbuka hijau lainnya yang juga merupakan poin penting dalam penilaian. Dan yang tak kalah penting, tambah Zulkarnain, adalah kepedulian masyarakat yang turut aktif dalam menjaga kebersihan.

Salah satu peran serta masyarakat misalnya dalam penerapan pembuangan sampah dengan metode bank sampah. Masyarakat memilah sampah dari rumah baru kemudian dikumpulkan ke bank sampah. Hal ini tentu saja memerlukan pembinaan secara berkesinambungan.

Dalam pembinaan ini Pemkab Muara Enim akan memberikan peran lebih kepada para lurah untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat di wilayah masing-masing. Pemerintah juga tidak akan tinggal diam, akan memberikan semacam bimbingan atau pelatihan atau bahkan modal untuk bank sampah itu.

Bank sampah dirancang untuk menambah pendapatan masyarakat yang benar-benar mampu memanfaatkannya.

Menurut Zulkarnain, keberhasilan

bank sampah sangat tergantung pada kemampuan pengelola, terutama masyarakat di sekitar tempat berdirinya bank sampah tersebut.

Jika bank sampah berjalan sesuai dengan harapan, lanjutnya, seluruh sampah warga sekitarnya akan bisa teratasi. Malah tidak tertutup kemungkinan untuk mendapatkan sampah, bank sampah terpaksa harus mengimpor sampah dari wilayah maupun kota lainnya agar terus beroperasi.

Bank sampah akan menampung 12 jenis sampah yang sudah dipilah-pilah warga dan menyetornya ke pengelola. Lalu, warga yang menyetorkan sampah sesuai kriteria akan diberikan imbalan senilai dengan harga sampah yang disetor ke bank sampah.

Selain itu untuk menambahkan keindahan kota, jalan-jalan di sekitar Kota Muara Enim juga sudah ada trotoar. Selama ini sebetulnya trotoar ini sudah ada, namun karena tuntutan pelebaran jalan trotoar ini terpaksa dibongkar, dan kini sudah dibangun kembali secara bertahap.

Hebatnya dalam membangun trotoar ini, Pemkab Muara Enim bisa dikatakan tidak mengeluarkan uang sama sekali. Pembangunan trotoar ini dilakukan dengan dana CSR (Corporate Social Responsibilty) dari perusahaan yang ada di Kabupaten Muara Enim.

Dari tujuh Piala Adipura yang diraih Muara Enim, empat di antaranya diperoleh di era Muzakir Sai Sohar. Dan tentu saja ini merupakan prestasi yang membanggakan. Puas? Tentu saja belum. Muzakir berharap ke depan Muara Enim dapat memperoleh Piala Adipura Kencana.

Meski kriteria penilaian lebih ketat, dengan kerja keras semua pihak, Adipura Kencana bukan hal yang mustahil. Untuk mewujudkannya Muara Enim akan membangun hutan kota. Selain membuat kota Muara Enim semakin teduh , hutan kota ini juga sebagai nilai plus untuk kategori penilaian untuk Piala Adipura Kencana. Ayo, Muara Enim bisa! ] Amri

Muara Enim Bidik Piala Adipura Kencana

Kerja keras yang dilakukan Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, beserta jajarannya dalam mempertahankan keindahan, kebersihan, dan keteduhan Kota Muara

Enim telah membuahkan hasil yang memuaskan. Buktinya Ibu Kota Bumi Serasan Sekundang kembali mendapatkan penghargaan Piala Adipura yang ketujuh kalinya.

Bupati Muara Enim Ir H Muzakir Sai Sohar bersama Kadis Pertambangan Febriansyah Nangali, Kadis PU Cipta Karya Ramlan Suryadi, Ass II Pemkab ME Hasanudin dan Kepala BLH Zulkarnain, usai menerima Piala Adipura di Istana Negara RI, di Jakarta.

Piala Adipura ke-7 ME saat di arak keliling Kota Muara Enim.

Page 8: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN8 9 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

PEMBANGUNANPEMBANGUNAN

Komitmen Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, kepada para lurah dan petugas kebersihan

kota untuk memberikan reward kepada mereka jika Kota Muara Enim kembali mendapatkan piala adipura benar-benar terwujud. Komitmen itu langsung direalisasikan setelah orang nomor satu di Muara Enim ini pulang dari menerima Piala Adipura ke-7 kalinya dari Presiden RI di Istana Negara, 5 Juni 2012.

Dari empat orang petugas kebersihan kota yang mendapatkan kesempatan melaksanakan ibadah umroh, salah satu di antaranya adalah Armudin (56). Dia mendapatkan rezeki umroh setelah terpilih ketika diundi oleh Bupati Muara Enim.

Tentu saja hal ini membuat Armudin girang bukan kepalang. Bekerja sebagai petugas kebersihan dengan penghasilan yang pas-pasan membuatnya tidak berani membayangkan akan bisa berangkat keluar negeri, apalagi menunaikan ibadah haji ataupun umroh. Jangankan untuk berencana berangkat umroh, bermimpipun tidak pernah terlintas dalam tidurnya setelah seharian penuh bekerja menyapu sampah yang berserakan di tengah jalan.

"Terus terang dengan honor yang saya terima sebesar Rp.800 ribu setiap bulan, belum ada rencana untuk berangkat ibadah umroh, apalagi mau berangkat haji. Karena gaji yang diterima saat ini baru cukup untuk makan dan memenuhi kebutuhan anak isteri selama satu bulan, itupun terkadang masih terasa sangat kurang," jelas Amrudin kepada Kabar Serasan.

Armudin yang telah bekerja sebagai petugas kebersihan sejak 14 Maret 1993, pada 6 Juni 2012 berhasil memenangi undian untuk diberangkatkan pergi umroh oleh Pemkab Muara Enim. Hadiah umroh ini diberikan sebagai ucapan terima kasih Pemkab Muara Enim terhadap "pasukan biru" atau petugas kebersihan yang telah bekerja siang malam menjaga kebersihan kota.

Armudin yang tinggal di Jalan Kombes Soebarkah, RT 03/RW 04, Kelurahan Pasar II Muara Enim mengaku sangat bersyukur atas rezeki yang didapatkannya tersebut. "Saya bersyukur sekali kepada Allah SWT yang telah memilih dan memanggilku untuk pergi ke Tanah Suci. Saya juga sangat berterima kasih kepada Pak Bupati dan Pemkab Muara Enim yang memperhatikan pekerja honorer seperti kami ini dengan memberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah umroh," tuturnya.

Menurut Armudin, kalau berangkat dengan biaya sendiri mungkin entah kapan dia baru bisa berangkat. "Jujur saja, rasanya tidak mungkin akan bisa melihat Tanah Suci dengan biaya sendiri. Tetapi berkat perhatian bupati dan Pemkab Muara Enim, alhamdulillah saya dan tiga orang teman seprofesi saya yakni Asmidi, Rosmina, dan Rosmia, yang merupakan pegawai honorer kebersihan bisa menunaikan ibadah umroh pada bulan Juli mendatang," ujarnya.

Dia menceritakan, pada hari Rabu tersebut seluruh petugas kebersihan diminta mengikuti acara arak-arakan Piala Adipura mulai dari GOR

Pancasila hingga ke Balai Agung Serasan yang tak lain kediaman Bupati Muara Enim.

Setibanya di Balai Agung, Armudin mengaku, setelah mengambil makan siang dia duduk agak jauh dari balai. Sembari menikmati makan siang di bawah pohon beringin, dia khusuk mendengarkan rengkaian acara penyambutan Piala Adipura tersebut. Kemudian tiba pada saat dilakukan undian, yang langsung dilakukan oleh Bupati Muara Enim Ir H Muzakir Sai Sohar, betapa terkejutnya dia saat namanya disebut bupati sebagai pemenang undian yang akan diberangkatkan umroh.

"Di bawah pohon beringin tempat duduk itulah saya langsung melakukan sujud syukur dan terima kasih kepada Allah atas rezeki yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan," imbuhnya.

Dia mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan Kota Muara Enim, mulai Bupati Almarhum H Hasan Zen SH hingga Bupati Muzakir Sai Sohar. Dia tetap setia dengan pekerjaannya sebagai honorer petugas kebersihan. Karena pada saat pengangkatan PNS tahun 2005 lalu dia tidak bisa diangkat,

karena tidak tamat sekolah sehingga tidak memiliki ijazah. Meski tidak bisa diangkat PNS, namun dia masih tetap bertahan dengan status honorer. "Memang banyak teman seangkatan kerja sudah ada diangkat jadi PNS karena mereka memiliki ijazah. Tetapi alhamdulillah Pemkab masih tetap mempertahankan status honorer saya hingga saat ini," jelasnya.

Selama 20 tahun bekerja sebagai penyapu sampah di jalan, Armudin mengaku dari tahun 1993 hingga tahun 2000, ia bertugas menyapu di Jalan Pramuka IV. Kemudian pada tahun 2000 hingga sekarang bertugas di Jalan Sultan Mahmud Badarudin II.

Diakuinya bertugas sebagai penyapu jalan lintas banyak risiko yang dihadapinya. Karena banyak kendaraan batubara yang melintas, bahkan dia pernah nyaris menjadi korban. Karena di daerah tersebut menjadi tugas dan kewajibannya, dia tetap menjalani dengan ikhlas demi tetap terwujudnya Kota Muara Enim yang bersih.

Walaupun debu batubara beterbangan menerpa wajahnya, tetapi dia tetap menjalankan tugas dengan sabar. "Alhamdulillah mungkin karena sabar itu pula rezeki ini sebagai ganjarannya," katanya sembari mengusap air mata gembira atas rezeki yang menghampirinya tersebut.

Menurut Armudin saat ini dia bersama tiga rekannya yang sama-sama memenangkan undian mengaku sedang sibuk mengurus persyaratan untuk berangkat umroh pada awal Juli mendatang. Dia berharap persyaratan administrasi yang diminta bisa berjalan lancar.

Meski hanya bekerja sebagai penyapu jalan, Armudin bisa dijadikan contoh. Apa pun pekerjaan seseorang, bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, tentu akan mendapat ganjaran yang baik pula. Lebih kurang dalam hidup adalah persoalan yang mesti kita jalani. Yang terpenting bagaimana kita menjalani hidup itu sendiri, agar hidup kita menjadi berarti. ] Amri/Shr

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Kab

ME.

Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar bersama Pasukan Biru mengangkat piala Adipura yang ke-7.

Bekerja sebagai petugas kebersihan dengan penghasilan yang pas-pasan membuatnya tidak berani membayangkan akan bisa berangkat keluar negeri. Apalagi menunaikan ibadah haji ataupun umroh. Jangankan untuk berencana berangkat umroh, bermimpipun tidak pernah terlintas dalam tidurnya setelah seharian penuh bekerja menyapu sampah yang berserakan di tengah jalan.

Armudin: “Tak Pernah Membayangkan Akan Berangkat Umroh”

Armudin, salah satu petugas kebersihan yang mendapatkan kesempatan Umroh dari Bupati ME.

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Kab

ME.

Page 9: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN8 9 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

PEMBANGUNANPEMBANGUNAN

Komitmen Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, kepada para lurah dan petugas kebersihan

kota untuk memberikan reward kepada mereka jika Kota Muara Enim kembali mendapatkan piala adipura benar-benar terwujud. Komitmen itu langsung direalisasikan setelah orang nomor satu di Muara Enim ini pulang dari menerima Piala Adipura ke-7 kalinya dari Presiden RI di Istana Negara, 5 Juni 2012.

Dari empat orang petugas kebersihan kota yang mendapatkan kesempatan melaksanakan ibadah umroh, salah satu di antaranya adalah Armudin (56). Dia mendapatkan rezeki umroh setelah terpilih ketika diundi oleh Bupati Muara Enim.

Tentu saja hal ini membuat Armudin girang bukan kepalang. Bekerja sebagai petugas kebersihan dengan penghasilan yang pas-pasan membuatnya tidak berani membayangkan akan bisa berangkat keluar negeri, apalagi menunaikan ibadah haji ataupun umroh. Jangankan untuk berencana berangkat umroh, bermimpipun tidak pernah terlintas dalam tidurnya setelah seharian penuh bekerja menyapu sampah yang berserakan di tengah jalan.

"Terus terang dengan honor yang saya terima sebesar Rp.800 ribu setiap bulan, belum ada rencana untuk berangkat ibadah umroh, apalagi mau berangkat haji. Karena gaji yang diterima saat ini baru cukup untuk makan dan memenuhi kebutuhan anak isteri selama satu bulan, itupun terkadang masih terasa sangat kurang," jelas Amrudin kepada Kabar Serasan.

Armudin yang telah bekerja sebagai petugas kebersihan sejak 14 Maret 1993, pada 6 Juni 2012 berhasil memenangi undian untuk diberangkatkan pergi umroh oleh Pemkab Muara Enim. Hadiah umroh ini diberikan sebagai ucapan terima kasih Pemkab Muara Enim terhadap "pasukan biru" atau petugas kebersihan yang telah bekerja siang malam menjaga kebersihan kota.

Armudin yang tinggal di Jalan Kombes Soebarkah, RT 03/RW 04, Kelurahan Pasar II Muara Enim mengaku sangat bersyukur atas rezeki yang didapatkannya tersebut. "Saya bersyukur sekali kepada Allah SWT yang telah memilih dan memanggilku untuk pergi ke Tanah Suci. Saya juga sangat berterima kasih kepada Pak Bupati dan Pemkab Muara Enim yang memperhatikan pekerja honorer seperti kami ini dengan memberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah umroh," tuturnya.

Menurut Armudin, kalau berangkat dengan biaya sendiri mungkin entah kapan dia baru bisa berangkat. "Jujur saja, rasanya tidak mungkin akan bisa melihat Tanah Suci dengan biaya sendiri. Tetapi berkat perhatian bupati dan Pemkab Muara Enim, alhamdulillah saya dan tiga orang teman seprofesi saya yakni Asmidi, Rosmina, dan Rosmia, yang merupakan pegawai honorer kebersihan bisa menunaikan ibadah umroh pada bulan Juli mendatang," ujarnya.

Dia menceritakan, pada hari Rabu tersebut seluruh petugas kebersihan diminta mengikuti acara arak-arakan Piala Adipura mulai dari GOR

Pancasila hingga ke Balai Agung Serasan yang tak lain kediaman Bupati Muara Enim.

Setibanya di Balai Agung, Armudin mengaku, setelah mengambil makan siang dia duduk agak jauh dari balai. Sembari menikmati makan siang di bawah pohon beringin, dia khusuk mendengarkan rengkaian acara penyambutan Piala Adipura tersebut. Kemudian tiba pada saat dilakukan undian, yang langsung dilakukan oleh Bupati Muara Enim Ir H Muzakir Sai Sohar, betapa terkejutnya dia saat namanya disebut bupati sebagai pemenang undian yang akan diberangkatkan umroh.

"Di bawah pohon beringin tempat duduk itulah saya langsung melakukan sujud syukur dan terima kasih kepada Allah atas rezeki yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan," imbuhnya.

Dia mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai petugas kebersihan Kota Muara Enim, mulai Bupati Almarhum H Hasan Zen SH hingga Bupati Muzakir Sai Sohar. Dia tetap setia dengan pekerjaannya sebagai honorer petugas kebersihan. Karena pada saat pengangkatan PNS tahun 2005 lalu dia tidak bisa diangkat,

karena tidak tamat sekolah sehingga tidak memiliki ijazah. Meski tidak bisa diangkat PNS, namun dia masih tetap bertahan dengan status honorer. "Memang banyak teman seangkatan kerja sudah ada diangkat jadi PNS karena mereka memiliki ijazah. Tetapi alhamdulillah Pemkab masih tetap mempertahankan status honorer saya hingga saat ini," jelasnya.

Selama 20 tahun bekerja sebagai penyapu sampah di jalan, Armudin mengaku dari tahun 1993 hingga tahun 2000, ia bertugas menyapu di Jalan Pramuka IV. Kemudian pada tahun 2000 hingga sekarang bertugas di Jalan Sultan Mahmud Badarudin II.

Diakuinya bertugas sebagai penyapu jalan lintas banyak risiko yang dihadapinya. Karena banyak kendaraan batubara yang melintas, bahkan dia pernah nyaris menjadi korban. Karena di daerah tersebut menjadi tugas dan kewajibannya, dia tetap menjalani dengan ikhlas demi tetap terwujudnya Kota Muara Enim yang bersih.

Walaupun debu batubara beterbangan menerpa wajahnya, tetapi dia tetap menjalankan tugas dengan sabar. "Alhamdulillah mungkin karena sabar itu pula rezeki ini sebagai ganjarannya," katanya sembari mengusap air mata gembira atas rezeki yang menghampirinya tersebut.

Menurut Armudin saat ini dia bersama tiga rekannya yang sama-sama memenangkan undian mengaku sedang sibuk mengurus persyaratan untuk berangkat umroh pada awal Juli mendatang. Dia berharap persyaratan administrasi yang diminta bisa berjalan lancar.

Meski hanya bekerja sebagai penyapu jalan, Armudin bisa dijadikan contoh. Apa pun pekerjaan seseorang, bila dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, tentu akan mendapat ganjaran yang baik pula. Lebih kurang dalam hidup adalah persoalan yang mesti kita jalani. Yang terpenting bagaimana kita menjalani hidup itu sendiri, agar hidup kita menjadi berarti. ] Amri/Shr

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Kab

ME.

Bupati Muara Enim, Ir Muzakir Sai Sohar bersama Pasukan Biru mengangkat piala Adipura yang ke-7.

Bekerja sebagai petugas kebersihan dengan penghasilan yang pas-pasan membuatnya tidak berani membayangkan akan bisa berangkat keluar negeri. Apalagi menunaikan ibadah haji ataupun umroh. Jangankan untuk berencana berangkat umroh, bermimpipun tidak pernah terlintas dalam tidurnya setelah seharian penuh bekerja menyapu sampah yang berserakan di tengah jalan.

Armudin: “Tak Pernah Membayangkan Akan Berangkat Umroh”

Armudin, salah satu petugas kebersihan yang mendapatkan kesempatan Umroh dari Bupati ME.

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Kab

ME.

Page 10: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN10 11 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

PEMBANGUNANPEMBANGUNAN

Guna mewujudkan visi Kabupaten Muara Enim yang Sehat, Mandiri, Agmais dan Sejahtera (SMAS)

Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, bekerja sama dengan Komandan Rindam II Sriwijaya, Kol Inf Dudung Abdurahman, telah membangun objek tempat rekreasi. Tempat rekreasi yang berlokasi di kawasan Rindam II Sriwijaya, Desa Karang Raja, Kecamatan Kota Muara Enim itu, di dalamnya dilengkapi kolam pemancingan dan arena bermain out bond di antaranya fliying fox.

Tempat rekreasi yang baru saja selesai dibangun itu telah diresmikan Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, bersama Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Widiatomo, Sabtu, 16 Mei 2012. Peresmian tersebut ditandai dengan kegiatan lomba mancing yang diikuti ratusan peserta mancing mania. Peserta lomba

memperebutkan berbagai hadiah yang disiapkan Bupati Muara Enim.

Peresmian tempat rekreasi itu dihadiri juga para asisten dan staf Pangdam II Sriwijaya, unsur Muspida Muara Enim, klub motor besar Muara Enim, serta grup kesenian tradisional Reog Ponorogo. Pada peresmian itu, Bupati Muara Enim dan Pangdam memancing ikan dan mencoba permaianan fliying fox.

Komandan Rindam II Sriwijaya, Kol. Inf. Dudung Abdurahman, mengatakan bahwa lokasi rekreasi tersebut dulunya rawa-rawa dan semak belukar tak bertuan. Lantas pihaknya bersama para perwira Rindam sepakat menjadikan areal tersebut sebagai kolam pemancingan dan tempat rekresi. Pembangunannya dibantu Bupati Muara Enim. Kolam pemancingan yang dibuat dengan kedalaman 2 meter. Dilokasi tersebut dilengkapi juga arena bermain out

bond. Tempat rekreasi tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum.

Sementara itu, Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, mengatakan, pembangunan tempat rekreasi sebagai bentuk untuk mewujudkan visi Kabupaten Muara Enim yang sehat. Karena tempat rekreasi itu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Muara Enim yang haus akan tempat rekreasi. Tempat rekreasi itu tidak saja bermanfaat bagi Rindam tetapi bagi masyarakat.

Di tempat yang sama Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Widiatomo, mengatakan pembangunan tempat rekreasi itu sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat semua. "Tempat ini selain kolam pemancingan dan out bond, ke depan agar dilengkapi dengan joging track dengan memanfaatkan lahan yang ada," jelasnya. ] Amri

Bupati dan Pangdam Resmikan Taman Rekreasi Sriwijaya

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Pem

kab

ME

Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, bersama Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Widiatomo, meresmikan Taman Rekreasi Sriwijaya.

Page 11: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN10 11 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

PEMBANGUNANPEMBANGUNAN

Pemekaran kecamatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan lebih

memudahkan rentang kendali pemerintahan, sekaligus pemerataan pembangunan. Hal ini disampaikan Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman, saat menyampaikan penjelasan dalam sidang paripurna DPRD Muara Enim dipimpin Ketua DPRD, M

Thamrin AZ SH, pada 13 Juni 2012.

Menurutnya, dari hasil kajian, tiga kecamatan itu sudah layak dimekarkan. Pemekaran juga sudah mendapat persetujuan dan rekomendasi dari Gubernur Sumsel.

"Sudah melalui hasil kajian yang dilakukan Universitas Sriwijaya, semua kecamatan itu layak untuk

dilakukan pemekaran," jelas Nurul.

Kelayakan itu salah satunya dilihat dari luas wilayah maupun jumlah penduduk yang ada. Kecamatan Lembak memiliki jumlah penduduk 30.940 dengan luas 388,07 Km2, Kecamatan Lubay jumlah penduduk 52.773 dengan luas wilayah 984,72 Km2, dan Kecamatan Gunung Megang dengan jumlah penduduk 56.405 dan luas wilayah 666,40 Km2.

Sedangkan untuk kecamatan baru hasil pemekaran, lanjut Nurul, Kecamatan Belimbing akan memiliki 10 desa dengan luas wilayah 289,7 Km2 dengan Ibukota Kecamatan Desa Cinta Kasih, Kecamatan Belida Darat sebanyak 10 desa dengan luas wilayah 136,97 Km2 dengan Ibukota Kecamatan Desa Tanjung Kunut, dan Kecamatan Lubay sebanyak 11 desa dengan luas wilayah 485,82 Km2 dengan Ibukota Kecamatan Desa Karang Agung.

Dari delapan fraksi yang ada di DPRD Muara Enim, seluruhnya menyetujui pemekaran tiga kecamatan baru. Meski demikian masing-masing fraksi meminta eksekutif supaya menyelesaikan tapal desa maupun kecamatan yang hendak dimekarkan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Fraksi Partai Golkar melalui juru bicaranya Junidi, dalam rapat paripurna itu mengatakan sangat memahami dan mendukung untuk memekarkan tiga kecamatan tersebut. Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan publik dan mensejahterakan masyarakat, meratakan pembangunan, serta memperpendek rentang kendali pemerintahan.

Sementara Fraksi PAN lewat juru bicaranya Darmadi Suhaimi SH meminta eksekutif sebelum pemekaran kecamatan dilakukan terlebih dahulu dilakukan finalisasi batas wailayah agar tidak terjadi sengketa tapal batas.

Saat ini Kabupaten Muara Enim terdiri dari 22 kecamatan. Jika ditambah tiga kecamatan lagi (hasil pemekaran), sehingga total akan menjadi 25 kecamatan. ] Amri/Shr

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Kantor Bupati Muara Enim.

Untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kabupaten Muara Enim berencana akan menambah tiga kecamatan baru. Tiga kecamatan yang bakal dimekarkan yakni Kecamatan Belida Darat (pemekaran dari Lembak), Kecamatan Belimbing (pemekaran Gunung Megang), dan Kecamatan Lubai Ulu (pemekaran Lubai).

Muara Enim Bakal Punya Tiga Kecamatan Baru

Page 12: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN12 13 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

SKPDSKPD

Pada kegiatan Otonomi Expo & Forum 2012 in Conjunction With Asean-China Free Trade International Expo

& Forum 2012, yang dilaksanakan dari tanggal 24-27 Mei 2012 lalu, di Jakarta Convention Center (JCC), stand Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim berhasil menyabet juara II untuk kategori program terbaik. Peyerahan piagam penghargaan dan trofi untuk para pemenang Otonomi Expo & Forum 2012 in Conjunction With Asean-China Free Trade International Expo & Forum 2012 dilakukan di Hotel Arya Duta Manado, Sulawesi Utara, tanggal 30 Mei.

Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam Otonomi Expo & Forum 2012 in Conjunction With Asean-China Free Trade International Expo & Forum 2012 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) ini, tak lepas dari

usaha dan kerja keras dari seluruh dinas dan instansi yang terlibat dalam kegiatan ini. Demikian dikatakan Kepala Kantor Komunikasi dan Informatika Kabupaten Muara Enim, Jumhari Yunus, SH, MM yang juga sebagai ketua rombongan pameran.

Jumhari menambahkan, keberhasilan Pemerintah Kabupaten Muara Enim berprestasi di tingkat nasional ini bukan hanya menjadi kebanggaan Pemerintah Kabupaten Muara Enim saja, tetapi juga kebanggaan seluruh warga masyarakat.

"Ke depan, Pemerintah Kabupaten Muara Enim akan bekerja lebih optimal, sehingga nantinya akan dapat berprestasi lebih baik lagi. Tidak hanya juara II tetapi kita harapkan bisa menjadi juara pertama," kata Jumhari bertekad.

Keikutsertaan Pemerintah Kabupaten Muara Enim dalam kegiatan Otonomi Expo & Forum 2012 in Conjunction With Asean-China Free Trade International Expo & Forum 2012, untuk memberikan informasi dan promosi potensi sumber daya alam dan produk

kreativitas industri daerah yang yang ada di Kabupaten Muara Enim, yang memiliki daya saing, serta memberikan kontribusi secara signifikan bagi daya tarik investasi, untuk peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan lapangan kerja. ] Pdr

foto

: Dok

. Kom

info

Pem

kab

ME

Kepala Kantor Kominfo Kabupaten Muara Enim, Jumhari Yunus, SH, MM didampingi Salah Seorang Kasi Kominfo, Ponirin, bersama trofi dan piagam penghargaan pemenang Otonomi Expo & Forum 2012 in Conjunction With Asean-China Free Trade International Expo & Forum 2012.

Stand Pameran Pemkab Muara Enim di acara Expo & Forum 2012, Jakarta.

Pemkab Muara Enim Raih PialaKategori Program Terbaik

Pada Otonomi Expo dan Forum 2012

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an/A

mri

Page 13: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN12 13 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

SKPDSKPD

Dari 15 kabupaten/kota di Sumsel, Kabupaten Muara Enim kembali berhasil mendapatkan piala Wahana

Tata Nugraha (WTN) kategori tertib lalu lintas dari Kementerian Perhubungan RI. Piala yang kedua kalinya itu diterima Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman SH, di Jakarta, pada 30 Mei 2012 lalu.

Sebagai bentuk terima kasih kepada masyarakat Muara Enim yang telah berpartisipasi dalam melakukan tertib lalu lintas, piala tersebut diarak keliling Kota Muara Enim. Sebelum diarak, piala itu diserahkan Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman SH, kepada Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar. Selanjutnya piala itu diserahkan kepada Kepala Dinas Perhubungan Muara Enim, Drs H Fathur Rahman MH, untuk diarak keliling kota.

Upacara arak-arakan itu, dihadiri unsur Muspida Muara Enim di antaranya, Kapolres AKBP Budi Suryanto SH, Dandim 0404, Letkol Kav Siswono, Kajari, Robert Palealu, para kepala dinas, dan pejabat Pemkab lainnya.

Kepala Dinas Perhubungan Muara Enim, Drs H Fathur Rahman MH, kepala bupati mengatakan, Kabupaten Muara Enim telah mengikuti perlombaan WTN sejak tahun 1996. Selama mengikuti perlombaan mulai tahun 1996 sampai 2010, dalam perjalanannya telah delapan kali mendapatkan piagam, delapan plakat, dan

dua piala, yakni tahun 2004 dan 2012. Pada tahun ini, lanjutnya, selain mendapatkan piala juga mendapatkan piagam katagori tertib lalu lintas.

Sementara itu, Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, mengatakan, lomba tertib lalu lintas dan angkutan kota merupakan program pembinaan pembangunan transportasi kepada daerah oleh pemerintah pusat. Kegiatan ini bukan sekadar untuk memperoleh piala WTN, namun diharapkan untuk mencapai kinerja transportasi perkotaan yang tertib, aman, nyaman, dan berkelanjutan.

Menurutnya kegiatan lomba tertib lalu lintas untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota meningkatkan sistim transportasi agar menjadi lebih baik dengan melakukan pembenahan. Untuk itu bupati mengajak semua lapisan

masyarakat agar menjadikan Kota Muara Enim kawasan tertib lalu lintas.

"Saya harapkan para pengendara sepeda motor tidak ada lagi yang tidak pakai helem," himbaunya.

Dia juga memberikan motifasi kepada para tukang ojek supaya tertib lalu lintas dan mematuhi rambu jalan. Orang nomor satu di Muara Enim telah memberikan bantuan pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) gratis kepada 2.000 tukang ojek yang pembuatannya dilakukan secara kolektif.

Dijelaskan bupati, penilaian WTN ke depan akan lebih ketat lagi dari yang sekarang. Untuk itu dia akan melakukan pembenahan sistim trasportasi dan kota dan perbaikan infrastruktur angkutan dalam kota seperti perbaikan jalan. ] Amri

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Pem

kab

ME

Wakil Bupati Muara Enim, H Nurul Aman SH, menyerahkan piala WTN kepada Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar yang diterima dari Menteri Perhubungan RI, EE Mangindaan.

Lomba tertib lalu lintas dan angkutan kota merupakan program pembinaan pembangunan transportasi

kepada daerah oleh pemerintah pusat. Kegiatan ini bukan sekadar untuk memperoleh piala WTN, namun

diharapkan untuk mencapai kinerja transportasi perkotaan yang tertib, aman, nyaman, dan

berkelanjutan.

Lagi, Kota Muara Enim Raih Piala WTN

Page 14: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN14 15 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

EKBISEKBIS

Perkembangan CSR di Indonesia mulai hangat dibicarakan pada tahun 2001. Mulai saat itu banyak

perusahaan yang melaksanakan CSR untuk pemberdayaan masyarakat di sekitarnya. Beberapa perusahaan juga melaksanakan CSR untuk pemberian beasiswa, bantuan langsung dalam korban bencana alam, pemberian modal usaha, sampai pada pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat. Debut CSR ini semakin menguat setelah ditanyakan dengan tegas dalam Undang Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Peraturan lain yang menyentuh adalah UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan bahwa; "Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan." Selain itu peraturan Undang Undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU ini kemudian dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN No. 4 Tahun 2007 yang mengatur mulai besaran dana hingga tatacara pelaksanaaan CSR.

Di Indonesia, data riset Majalah SWA tehadap 45 perusahaan menunjukkan bahwa CSR bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan citra perusahaan

(37,78%), hubungan baik dengan masyarakat (16,82%), dan mendukung operasional perusahaan (10,28%).

Pembangunan di Tanah Air ini bukan semata-mata menjadi tugas dan tanggung jawab dunia usaha dan masyarakat. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki pemerintah memerlukan adanya kebersamaan dan dukungan dari dunia usaha dan masyarakat yang

secara bersinergis melaksanakan pembangunan. Untuk mencapai optimalisasi dalam sinergisitas ini diperlukan pengaturan, penyelarasan, dan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara satu dan lainnya.

Untuk mengatur, menyelaraskan, mensinergiskan tugas dan tanggung jawab tersebut, maka diperlukan suatu wadah bersama yang dibentuk oleh, dari, dan untuk pemangku

Selama ini dunia usaha sudah melakukan program CSR-nya dengan kemampuan, ukuran, cara, dan

pertimbangan masing-masing. Mengingat di Kabupaten Muara Enim terdapat sekitar sembilan BUMN, tiga

BUMD, dan 152 BUMS, maka diperlukan suatu wadah koordinasi, konsultasi, intergrasi, dan sinkronisasi yang aktif dan efisien dalam mengoptimalkan pelaksanaan

program CSR, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Selaraskan Program, Muara Enim Bentuk

Forum CSR-PKBL

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Pem

kab

ME

Pemkab Muara Enim menerima bantuan Ambulance dari Program CSR Perusahaan Gas Negara.

Page 15: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN14 15 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

EKBISEKBIS

kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan diperlukan sumberdaya memadai untuk melaksanakannya. Salah satu sumberdaya yang cukup potensial dan legal adalah sumberdaya dari dunia usaha dalam bentuk CSR.

Selama ini dunia usaha juga sudah melakukan program CSR-nya dengan kemampuan, ukuran, cara dan pertimbangan masing-masing. Mengingat di Kabupaten Muara Enim terdapat sekitar sembilan BUMN, tiga BUMD, dan 152 BUMS, maka diperlukan suatu wadah kordinasi, konsultasi, intergrasi, dan sinkronisasi yang aktif dan efisien dalam mengoptimalkan pelaksanaan program CSR, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itulah, maka perlu dibentuk Forum Corporate Social Responsilibity-Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Kabupaten Muara Enim yang disingkat Forum CSR-PKBL ME.

Menurut Kepala Bappeda Kab. Muara Enim yang juga Sekretaris Forum CSR-PKBL Muara Enim, Ir H. Abdul Nadjib MM, latar belakang lahirnya

forum ini berangkat dari adanya ketidakpuasan masyarakat dan tumpang tindihnya program antar perusahaan dengan pemerintah.

Selain itu, kata Nadjib, monitoring dan evaluasi pelaksanaan CSR masih sepihak oleh korporasi. Kemudian banyaknya usulan masyarakat yang tidak ditindaklanjuti tanpa ada penjelasan sehingga mengakibatkan terjadi saling lempar tanggung jawab antara korporasi, pemerintah, dan masyarakat. Sementara pembangunan masyarakat dan lingkungan juga menjadi tanggung jawab perusahaan.

Lebih lanjut Nadjib menjelaskan, tujuan pembentukan Forum CSR-PKBL ME dimaksudkan sebagai suatu wadah yang mempersatukan berbagai pihak yang berkepentingan untuk kordinasi, konsultasi, integratuksi, sinkronisasi, dan bertindak bersama-sama dalam implementasikan CSR agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan Kabupaten Muara Enim. Dan tak kalah penting forum ini juga bertujuan menyelaraskan, mensinergiskan, dan memberikan masukan, serta mendukung perbaikan implementasi CSR dari aspek perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasinya agar memberikan hasil yang lebih optimal dan akuntabel.

Di sisi lain Forum CSR-PKBL ME juga berperan sebagai konselor, fasilitator, mediator, pemberdaya, sekaligus pendamping bagi perusahaan dalam menyelaraskan dan mensinergiskan antar program serta melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program CSR di Kabupaten Muara Enim.

Dari sisi kepengurusan Forum CSR-PKBL ME, pengurus dan anggota forum terdiri atas pejabat eksekutif, legisatatif, pejabat korporasi, LSM, dan tokoh masyarakat. Sementara, Ketua Forum dari salah satu BUMN/BUMS, dan sekretaris dari pejabat eksekutif. Dalam melaksanakan program, Forum CSR-PKBL ME akan dibantu oleh Forum Koordinasi tingkat kecamatan.

Dengan terbentuknya Forum CSR-PKBL ME ini, diharapkan agar forum ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. CSR yang merupakan salah satu sumber daya pembangunan memang perlu dioptimalkan dan disinergikan. Sehingga program pembangunan daerah dapat bermanfaat, baik bagi pemangku kepentingan maupun bagi masyarakat di wilayah ditempat perusahaan itu berada. Sehingga akan menciptakan sinergi yang baik antara perusahaan dan masyarakat yang ada gilirannya akan menciptakan kondisi kondusif. ] Amri

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an/A

mri

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Salah satu pengrajin Furniture mitra binaan CSR PKBL PTBA.

Kepala Bappeda Kab. Muara EnimIr. H. Abdul Nadjib MM

Page 16: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN16 17 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

SERBA SERBISERBA SERBI

Puluhan murid Taman Kanak-Kanak (TK) telah memadati Aula Sat Lantas Polres Muara Enim, pada 16 Juni

2012. Mereka sedang bersiap-siap mengikuti lomba mewarnai yang diselenggarakan Satlantas Polres Muara Enim.

Anak-anak yang datang dari berbagai sekolah TK se-Kabupaten Muara Enim ini beradu kreativitas dan kecerdasan untuk mewarnai di atas kertas putih yang telah disediakan panitia. Walau gambar yang akan diwarnai bebas, namun mereka harus tetap berpedoman pada tema yang telah sisiapkan panitia. Tema yang disiapkan panitia adalah: “Lebih dekat dan mencintai polisi serta mengerti budaya tertib lalu lintas sejak usia dini.”

Kasat Lantas AKP Agung Setyo Nugroho SIK melalui Kanit Laka Iptu Indrowono mengatakan lomba yang digelar merupakan rangkaian

kegiatan Polres Muara Enim memperingati HUT Bhayangkara ke-66, 1 Juli nanti.

"Tujuannya untuk menanamkan kedisiplinan dalam rangka penegakan hukum sejak dini bagi anak-anak," ujar Indrowono.

Menurut Indrowono, anak-anak TK berlomba-lomba mewarnai gambar

yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan lomba mewarnai adalah kegiatan nasional dalam rangka meningkatkan bakat, kecerdasaran motorik anak-anak.

"Anak-anak juga butuh rasa canda, cinta, ceria, dan coret. Ini untuk menyiapkan generasi cemerlang anak Indonesia," katanya.

Bagi para pemenang lomba mewarnai dan penyerahan hadiah nantinya akan diumumkan pada 1 Juli nanti di Mapolres Muara Enim saat puncak peringatan HUT Bhayangkara.

Ajang seperti ini tentu sangat bermanfaat bagi anak-anak. Karena mereka bisa mengekspresikan bakat dan kreativitas yang dimiliki. Tentu sangat baik jika setiap instansi yang ada di Muara Enim saat melaksanakan kegiatan tak lupa membuat kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak. Semakin banyak ajang serupa tentu akan semakin baik, karena lebih banyak kreasi yang bisa tercipta. Dan ini akan berdampak pada kualitas pendidikan bagi anak-anak yang pada gilirannya akan menghasilkan anak-anak Indonesia yang semakin berkualitas yang mampu menghadapi tantangan zaman pada waktunya nanti. ] Amri

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Tujuan diadakan Lomba Mewarnai dalam rangka HUT Bhayangkara ke-66 tahun ini untuk menanamkan

kedisiplinan dalam rangka penegakan hukum sejak dini bagi anak-anak. Tema yang diusung kali ini adalah:

"Lebih dekat dan mencintai polisi serta mengerti budaya tertib lalu lintas sejak usia dini."

Polres Muara Enim Gelar Lomba Mewarnai untuk Anak TK

Page 17: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN16 17 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

SERBA SERBISERBA SERBI

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) dan Dinas PU Bina Marga Muara Enim, keluar sebagai juara

1 dan 2 pada lomba gemar memasak ikan yang dilaksanakan Tim Penggerak PKK Kabupaten Muara Enim. Lomba yang berlangsung dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK itu dibuka Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, di Gedung Kesenian Putri Dayang Rindu Muara Enim, 12 Juni 2012.

Ketua Panitia Hj Eli Yuliar mengatakan, dalam peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-40 di Kabupaten Muara Enim, diselenggarakan pula berbagai kegiatan. Kegiatan itu yakni, lomba masak menu ikan, lomba taman toga tingkat Kabupaten Muara Enim, lomba rebana, seleksi kades posyandu berprestasi, pemilihan pengurus kader PKK kecamatan yang mengabdi di atas 15 tahun, dan penyerahan simbolis bantuan sembako.

Ketua TP PKK Muara Enim, Hj Shinta Muzakir Sai Sohar, dalam sambutan mengatakan, momen peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK juga bertujuan meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam menciptakan keluarga yang sehat, bahagia dan sejahtera. "Pengurus TP PKK juga harus berperan aktif dalam membantu penyelesaian berbagai masalah sosial melalui 10 program pokok PKK yang ada," ujarnya.

Sementara Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, menekankan bahwa PKK dituntut lebih berperan aktif mendukung pemberdayaan masyarakat dalam mendayagunakan segenap potensi untuk meningkatkan ksejahteraan. "PKK, selain dapat membantu masyarakat sekaligus menjadi pilar keluarga dalam meningkatkan

kesejahteraan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, bupati juga merespon positif kegiatan PKK yang peduli terhadap keluarga kurang mampu, dan memberikan penghargaan kepada kader PKK.

Adanya kegiatan lomba masak menu ikan juga dapat memotivasi masyarakat untuk gemar memakan ikan. Hal itu, kata bupati, dapat menjadi bagian dari program perbaikan gizi masyarakat karena ikan memiliki kandungan protein tinggi dan zat lain yang bermanfaat untuk pembentukan sel otak guna meningkatkan intelegensia. ] Am

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Pem

kab

ME

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Pem

kab

ME

Momen peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK

bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam menciptakan keluarga yang sehat,

bahagia, dan sejahtera. Pengurus TP PKK juga harus

berperan aktif dalam membantu penyelesaian berbagai masalah sosial

melalui 10 program pokok PKK yang ada.

Dinas TPH dan Bina Marga Juara Lomba Masak Ikan

Ketua TPPKK Shinta Muzakir dan Wakil Ketua TPPKK Hj. Maliah Nurul Aman, menggunting pita sebagai tanda pembukaan puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-40.

Bupati Muara Enim Muzakir Sai Sohar (kiri) meninjau lomba memasak menu ikan dalam rangka hari jadi PKK.

Page 18: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

SERBA SERBI

Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012 | KABAR SERASAN18

Setelah melalui berbagai tes tanya jawab atau opini yang dilakukan para juri, di hadapan tamu undangan dan

seluruh masyarakat Muara Enim yang hadir pada malam grand final, Ade Satria Dwi Putra utusan Kec. Muara Enim dan Setri Anno utusan dari Kec. Lawan Kidul akhirnya terpilih menjadi Bujang Gadis Serasan Muara Enim 2012.

Mereka akan menjadi Duta Pariwisata Kabupaten Muara Enim dan berhak mewakili Muara Enim dalam pemilihan bujang gadis tingkat Provinsi Sumatera Selatan 2012. Selain itu, para pemenang mendapat uang pembinaan.

Malam ajang grand final pemilihan Bujang Gadis Serasan 2012 di Kabupaten Muara Enim pada 1 Juni 2012 berlangsung meriah. Acara itu dihadiri Bupati Muara Enim, Ir. H. Muzakir Sai Sohar, beserta isteri, Shinta Paramitha Muzakir, Wakil Bupati Muara Enim, Nurul Aman SH beserta isteri, Hj. Maliah, Ketua Dewan Kesenian Muara Enim, Febriansyah Nang Ali, serta ribuan masyarakat, khususnya warga Bumi Serasan Sekundang.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Muara Enim, Drs. H. Jasman Sanif MM, dalam laporannya mengatakan, ajang pemilihan Bujang Gadis Serasan Muara Enim ini bukan sekadar ajang mencari bakat, melainkan mendidik, membina, serta melestarikan budaya bangsa.

Lebih lanjut Jasman menjelaskan, pemilihan Bujang Gadis Serasan tahun ini banyak mengalami peningkatan baik dari segi kualitas dan kuantitas. Penilaian peserta tahun ini pun bernuansa berbeda, setiap finalis terlebih dahulu dilakukan seleksi ketat, meliputi kelengkapan administrasi dan syarat mutlak harus memiliki KTP Muara Enim, atau KK yang menunjukan peserta berasal dari Muara Enim meskipun tidak berdomisili di Kab. Muara Enim. Tidak hanya itu, terhadap peserta dilakukan tes awal baik tes penguasaan bahasa, unjuk bakat, interview public speaking,

wawasan tentang Kabupaten Muara Enim dan pengetahuan umum, kemudian dilakukan penilaian secara khusus dan objektif.

Dari hasil tes tersebut terpilihlah 22 pasang finalis yang berlaga di malam grand final setelah dilakukan karantina untuk pembekalan seluruh finalis pada tanggal 29-31 Mei 2012.

Bupati Muara Enim, Ir. H. Muzakir Sai Sohar, dalam sambutannya mengatakan, dirinya menyambut baik pemilihan Bujang Gadis Serasan yang dapat membawa misi daerah dan mensosialisasikannya, baik secara regional maupun nasional,

serta dapat mendukung program Muara Enim SMAS. "Terpilih menjadi Bujang Gadis Serasan Muara Enim merupakan suatu penghargaan karena akan menjadi andalan sebagai duta pariwisata dan duta daerahnya dan menjadi role mode untuk anak-anak muda di Kabupaten Muara Enim," ujar Muzakir.

Secara khusus Muzakir berharap bujang gadis itu harus menguasai tentang Muara Enim dan tentu saja mengenai Sumatera Selatan dengan segala potensinya sehingga melalui pemilihan ini dapat momentum kebangkitan pemuda dan pemudi di Muara Enim untuk lebih berkiprah dalam pembangunan. ] Wulan

foto

: Dok

. Hum

as &

Pro

toko

l Pem

kab

ME

Bujang Gadis Serasan Muara Enim diharapkan dapat membawa misi daerah dan mensosialisasikannya

dalam skala regional maupun nasional, serta dapat mendukung program Muara Enim SMAS.

Ade Satria dan Setri Anno

Bujang & Gadis Serasan Muara Enim 2012

Page 19: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

19 KABAR SERASAN | Edisi 19 | Tahun II | Juni 2012

RESEP NUSANTARA

AYAM GERANG ASEM

Cara Membuat:Cuci bersih ayam kampung, tiriskan.• Aduk ayam dengan bahan yang diiris, bumbu halus, daun salam dan • serai hingga rata.Bungkus tiap 3-4 potong ayam berikut bumbunya dengan daun pisang.• Bungkus bentuk tum. Semat dengan lidi.• Kukus dalam kukusan panas selama 45 menit hingga ayam lunak.• Angkat.• Sajikan selagi hangat.•

Bahan:1 ekor ayam kampung, potong kecil-kecil• 200 g tomat hijau, iris kasar• 8 biji belimbing sayur/belimbing wuluh, • iris kasar75 g cabai rawit merah• 1 sdm kaldu ayam bubuk• 1 batang serai, iris halus • 5 lembar daun salam• daun pisang untuk membungkus•

Olahan daging ayam ini merupakan favorit keluarga. Rasanya pedas-pedas gurih

dengan rasa asam yang lamat-lamat. Cara buatnya

mudah dan bahan-bahannya tak sulit ditemukan. Yuk, coba langsung!

Cara Membuat:Cuci bersih beras ketan, rendam beberapa jam, tiriskan. Kukus • hingga setengah matang. Tuang 375 cc santan yang sudah di beri garam, aduk hingga rata. Jika santannya sudah terisap, kukus hingga matang.Tempatkan di loyang yang telah dialasi daun pisang atau plastik, • lalu potong-potong. Beri tumisan ikan diatasnya.Buat tumisan ikan: haluskan bumbu kecuali tomat, lalu tumis • dengan sedikit minyak bersama-sama dengan tomat yang telah diiris halus. Tuangi santan, masukkan daging ikan. Masak terus sambil kadang-kadang diaduk hingga kering.

Bahan:500 gr beras ketan • 750 cc santan •

Untuk Adonan Ikan:200 gr daging ikan kakap, kukus, suwir-suwir• 250 cc santan• 3 bh cabai rawit• 3 butir bawang merah• 3 siung bawang putih• 2 btr kemiri• 1 sdt ketumbar• garam dan gula pasir secukupnya• 1 bh tomat yang masih hijau, iris halus• 1 sdm minyak goreng, untuk menumis•

Gogos atau gogoso adalah makanan tradisional khas Makassar yang mirip mirip dengan lemper dari Jawa maupun lalampa dari Menado. Bentuknya lebih panjang dan agak langsing dibandingkan dengan lemper. Gogos ada yang tanpa isian dan ada juga dengan isian. Nah yang menggunakan isian inilah dinamakan gogoso kambu atau gogos isi.

GOGOS ISI IKAN

Haluskan:8 siung bawang putih• 8 siung bawang merah• 2 cm jahe, iris tipis• 1 sdt garam•

Page 20: Kabarserasan Edisi 19 (Juni 2012)

LENSA SERASAN

Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim bersama tokoh masyarakat memegang 7 piala Adipura yang telah diraih Kota Muara Enim.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Tim Juri Pemilihan Bujang Gadis Serasan Muara Enim 2012.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Bupati Muara Enim, Ir H Muzakir Sai Sohar, menyerahkan Piala WTN kepada Kepala Dinas Perhubungan Muara Enim, Drs H Fathur Rahman MH, untuk diarak keliling kota.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Bupati Muara Enim Ir. H. Muzakir Sai Sohar dan Walikota Pagar Alam Drs. H. Djazuli Kuris,MM usai menerima Piala Adipura di Istana Negara.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Bupati Muara Enim Ir. H. Muzakir Sai Sohar melepas ikan di pemancingan Taman Wisata Sriwijaya.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Bupati Muara Enim Ir. H. Muzakir Sai Sohar didampingi Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Nugroho Widiatomo saat menggunting pita sebagai tanda peresmian Taman Rekreasi Sriwijaya.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim saat upacara penyerahan piala WTN.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an

Bupati Muara Enim Ir. H. Muzakir Sai Sohar saat memberikan sambutan pada acara Grand Final Bujang Gadis Serasan Muara Enim 2012.

foto

: Dok

. Kab

ar S

eras

an