edisi 4 februari 2013

12
Email Redaksi: [email protected] @kabarmaduranews TWITTER Wacana Obituari KM/TABRI S. MUNIR TAK DICUKUR: Dikawal dua pemain Persiwa Wamena, Issac Y.M. Djober (7) menggiring bola di rumput lapangan Stadion Pendidikan yang cukup tinggi. @kabarmaduranews @k b d TWITTER Cuaca Panas-Dingin, Takluk 2-0 WAMENA- Hingga pertandin- gan ketiganya kemarin (3/2), trend kekalahan masih terus menyelimuti Persepam Madura United (P-MU). Melakoni pertandingan di Stadion Pendidikan Wamena, Laskar Sape Kerap dihempas Tim Badai Pegu- nungan –julukan Persiwa Wamena. Bertanding di stadion yang terke- nal angker bagi tim tamu, Zainal Arif dan kawan-kawan masih belum mampu memberi hadiah poin bagi klub kebanggaan warga Madura tersebut. Usai berjuang 2 x 45 menit, mereka harus menyerah dengan skor 2-0 (1-0). Analisis Politik Pilgub Jatim 2013 SUMENEP-Pemilihan Guber- nur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2013 setidaknya tinggal 6 bulan lagi. Bursa pasangan calon pun terus menggelinding. Begitu pula di kalangan warga Nah- dliyin, khususnya di Madura. Se- lain pilihan Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul yang di- anggap tidak konsisten membela kepentingan warga Nahdliyin, sebagian masyarakat justru se- makin simpatik dengan Khofifah Indar Parawansa. Belakangan, muncul wacana di kalangan warga Nahdliyin menggandeng- kan Khofifah dengan Fuad Amin atau Ra Fuad yang akan segera melepas jabatannya sebagai Bu- pati Bangkalan. Khofifah Indar Parawansa dianggap sejumlah kalangan salah satu kader NU yang san- gat potensial. Politisi perem- puan kelahiran Surabaya itu tidak hanya memiliki popu- laritas, namun juga mempun- yai elektabilitas yang tinggi, sehingga komitmen untuk maju dalam Pilgub Jatim 2013 men- datang diyakini mampu bersa- ing bahkan bisa mengalahkan pasangan KarSa (Soekarwo dan Saifullah Yusuf). ”Jika mengacu pada pemilihan pilgub kemarin, Insyaallah Kho- fifah menang melawan Soekar- wo-Gus Ipul, karena Khofifah bukan hanya memiliki populari- tas tapi juga dengan elektabili- tasnya. Hanya saja butuh wakil yang bisa mendongkrak dukun- gan dari masyarakat,” ungkap Rahbini, Wakil Sekretaris Pen- gurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sumenep, Minggu (3/2) kepada Kabar Madura. WAMENA-Jan ji warga Madura yang bermukim di Wamena un- tuk mendukung tim kebanggaan Madura dibuktikan kala P-MU menantang tuan rumah Persiwa Wamena, Minggu (3/2). Tidak banyak memang jumlah warga Madura yang datang lang- sung ke tribun Stadion Pendidi- kan Wamena, kemarin. Dukungan yang Membahagiakan PAMEKASAN-Publik penggila bola di Madura, khususnya di Ka- bupaten Pamekasan bisa sedikit bersuka hati terkait dengan kelan- jutan pembangunan stadion sepak- bola yang hingga kini belum tuntas 100 persen. Pembangunan stadion tersebut akan dapat diselesaikan sesuai target awal. Bahkan, untuk pengerjaan pembangunan stadion tersebut pada tahun 2013 telah dianggarkan senilai Rp 7,5 miliar. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Disporabud) Kab. Pamekasan Jon Yulianto mengungkapkan pembangunan stadion sepakbola tersebut tidak akan mangkrak, karena pemban- gunan tersebut akan ada penger- jaan tahap selanjutnya. Pembangunan Tahap II Dianggarkan Rp 7,5 M KM/FATHOR RAHMAN OPTIMISTIS: Stadion sepakbola Pamekasan yang hingga saat ini masih dalam tahap pengerjaan. KM/TABRI SYAIFULLAH MUNIR BERSARUNG DAN KOPIAH: Para warga Madura yang tinggal di Wamena saat mendatangi penginapan pemain P-MU di Hotel Baliem Pilamo. J Bersambung ke Hal 6 SIRAM: Warga kampung ketangan setiap tahun menyelengarkan Tradisi Rokat Jalan yang disleengarakan bersamaan dengan perayaan maulid nabi. (3/1) Tradisi Rokat Jalan Warga Kampung Ketengan, Burneh Bangkalan Digelar Saat Maulid, Wujud Doa agar Tidak Ada Kecelakaan KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI HUJAN baru saja reda setelah kurang lebih 3 jam mengguyur sebagaian wilayah Bangkalan, kemarin (3/2) siang. Seolah berlomba dengan hujan yang terus mengguyur, sejumlah warga di sepanjang jalan raya Ketengan tergesa-gesa membawa bera- gam bingkisan. Jalan Raya Ketengan di Kab. Bangkalan dikenal sebagai jalan dengan arus lalu lintas padat di Bangkalan, bahkan terma- suk salah satunya di Pulau Madura. Wajar saja jika jalan pintu masuk kota Bangkalan sering terjadi kecelakaan. Karena itulah di lokasi tersebut, warga kampung Ketengan menggelar Rokat (selamatan-red.) Jalan. FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 Krampon Layak Jadi Pusat Kota Sampang SAMPANG–Seiring dengan sering- nya banjir melanda ibukota Kabupaten Sampang, makin marak usulan untuk memindahkan ibukota Sampang yang sekarang ke sejumlah daerah keca- matan lainnya. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 Mantan Birokrat, Dikenal Pribadi Komprehensif SUMENEP-Segenap pimpinan dan anggota DPRD Sumenep tentu berdu- ka cita terhadap meninggalnya Sekre- taris Komisi A, Drs H Hasan Mudhari. Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang beberapa hari lalu sempat kaget ketika wawancara dengan Kabar Madura, terkait dengan kasus yang menimpa Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq (LHI), kini telah meninggal dunia, Minggu (3/2) kemarin. KM/BUSRI THAHA HASAN MUDHARI Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Kini, SGB Tidak Seramai Dulu Akibat Penerapan Retribusi Parkir Kota Tidak Layak Jadi Ibukota Langganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan MLSB Terus Tagih Janji Camat dan Bulog Perihal Data Distribusi Raskin Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo 10 Nama Telah Diusulkan 4 Februari 2013 SENIN Pemain Minta Maaf pada Suporter

Upload: teguh-santoso

Post on 26-Mar-2016

270 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

kabar madura

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

@kabarmaduranewsTWITTER

Wacana

Obituari

KM/TABRI S. MUNIR

TAK DICUKUR: Dikawal dua pemain Persiwa Wamena, Issac Y.M. Djober (7) menggiring bola di rumput lapangan Stadion Pendidikan yang cukup tinggi.

@kabarmaduranews@k b dTWITTER

Cuaca Panas-Dingin, Takluk 2-0WAMENA-Hingga pertandin-

gan ketiganya kemarin (3/2), trend kekalahan masih terus menyelimuti Persepam Madura United (P-MU).

Melakoni pertandingan di Stadion Pendidikan Wamena, Laskar Sape Kerap dihempas Tim Badai Pegu-nungan –julukan Persiwa Wamena.

Bertanding di stadion yang terke-nal angker bagi tim tamu, Zainal

Arif dan kawan-kawan masih belum mampu memberi hadiah poin bagi klub kebanggaan warga Madura tersebut. Usai berjuang 2 x 45 menit, mereka harus menyerah dengan skor 2-0 (1-0).

Analisis Politik Pilgub Jatim 2013

SUMENEP-Pemilihan Guber-nur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2013 setidaknya tinggal 6 bulan lagi. Bursa pasangan calon pun terus menggelinding. Begitu pula di kalangan warga Nah-dliyin, khususnya di Madura. Se-lain pilihan Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul yang di-

anggap tidak konsisten membela kepentingan warga Nahdliyin, sebagian masyarakat justru se-makin simpatik dengan Khofifah Indar Parawansa. Belakangan, muncul wacana di kalangan warga Nahdliyin menggandeng-kan Khofifah dengan Fuad Amin atau Ra Fuad yang akan segera melepas jabatannya sebagai Bu-pati Bangkalan.

Khofifah Indar Parawansa dianggap sejumlah kalangan

salah satu kader NU yang san-gat potensial. Politisi perem-puan kelahiran Surabaya itu tidak hanya memiliki popu-laritas, namun juga mempun-yai elektabilitas yang tinggi, sehingga komitmen untuk maju dalam Pilgub Jatim 2013 men-datang diyakini mampu bersa-ing bahkan bisa mengalahkan pasangan KarSa (Soekarwo dan Saifullah Yusuf).

”Jika mengacu pada pemilihan

pilgub kemarin, Insyaallah Kho-fifah menang melawan Soekar-wo-Gus Ipul, karena Khofifah bukan hanya memiliki populari-tas tapi juga dengan elektabili-tasnya. Hanya saja butuh wakil yang bisa mendongkrak dukun-gan dari masyarakat,” ungkap Rahbini, Wakil Sekretaris Pen-gurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sumenep, Minggu (3/2) kepada Kabar Madura.

WAMENA-Jan ji warga Madura yang bermukim di Wamena un-tuk mendukung tim kebanggaan Madura dibuktikan kala P-MU menantang tuan rumah Persiwa Wamena, Minggu (3/2).

Tidak banyak memang jumlah warga Madura yang datang lang-sung ke tribun Stadion Pendidi-kan Wamena, kemarin.

Dukungan yang Membahagiakan

PAMEKASAN-Publik penggila bola di Madura, khususnya di Ka-bupaten Pamekasan bisa sedikit bersuka hati terkait dengan kelan-jutan pembangunan stadion sepak-bola yang hingga kini belum tuntas 100 persen. Pembangunan stadion tersebut akan dapat diselesaikan sesuai target awal. Bahkan, untuk pengerjaan pembangunan stadion tersebut pada tahun 2013 telah dianggarkan senilai Rp 7,5 miliar.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Disporabud) Kab. Pamekasan Jon Yulianto mengungkapkan pembangunan stadion sepakbola tersebut tidak akan mangkrak, karena pemban-gunan tersebut akan ada penger-jaan tahap selanjutnya.

Pembangunan Tahap II Dianggarkan Rp 7,5 M

KM/FATHOR RAHMAN

OPTIMISTIS: Stadion sepakbola Pamekasan yang hingga saat ini masih dalam tahap pengerjaan.

KM/TABRI SYAIFULLAH MUNIR

BERSARUNG DAN KOPIAH: Para warga Madura yang tinggal di Wamena saat mendatangi penginapan pemain P-MU di Hotel Baliem Pilamo.

Bersambung ke Hal 6

SIRAM: Warga kampung ketangan setiap tahun menyelengarkan Tradisi Rokat Jalan yang disleengarakan bersamaan dengan perayaan maulid nabi. (3/1)

Tradisi Rokat Jalan Warga Kampung Ketengan, Burneh Bangkalan

Digelar Saat Maulid, Wujud Doa agar Tidak Ada Kecelakaan

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

HUJAN baru saja reda setelah kurang lebih 3 jam mengguyur sebagaian wilayah Bangkalan, kemarin (3/2) siang. Seolah berlomba dengan hujan yang terus mengguyur, sejumlah warga di sepanjang jalan raya Ketengan tergesa-gesa membawa bera-gam bingkisan.

Jalan Raya Ketengan di Kab. Bangkalan dikenal sebagai jalan dengan arus lalu

lintas padat di Bangkalan, bahkan terma-suk salah satunya di Pulau Madura. Wajar saja jika jalan pintu masuk kota Bangkalan sering terjadi kecelakaan. Karena itulah di lokasi tersebut, warga kampung Ketengan menggelar Rokat (selamatan-red.) Jalan.

FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Krampon Layak Jadi Pusat Kota Sampang

SAMPANG–Seiring dengan sering-nya banjir melanda ibukota Kabupaten Sampang, makin marak usulan untuk memindahkan ibukota Sampang yang sekarang ke sejumlah daerah keca-matan lainnya.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Mantan Birokrat, Dikenal Pribadi KomprehensifSUMENEP-Segenap pimpinan dan

anggota DPRD Sumenep tentu berdu-ka cita terhadap meninggalnya Sekre-taris Komisi A, Drs H Hasan Mudhari. Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang beberapa hari lalu sempat kaget ketika wawancara dengan Kabar Madura, terkait dengan kasus yang menimpa Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq (LHI), kini telah meninggal dunia, Minggu (3/2) kemarin.

KM/BUSRI THAHA

HASAN MUDHARI

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Kini, SGB Tidak Seramai DuluAkibat Penerapan Retribusi Parkir

Kota Tidak Layak Jadi IbukotaLangganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan

MLSB Terus Tagih Janji Camat dan BulogPerihal Data Distribusi Raskin

Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo10 Nama Telah Diusulkan

4 Februari 2013SENIN

Pemain Minta Maaf pada Suporter

Page 2: Edisi 4 Februari 2013

Akibat Penerapan Retribusi Parkir

KOTA-Sejak pemberlakuan retribusi parkir bagi setiap kendaraan bermotor yang ma-suk ke halaman parkir Stadion Gelora Bangkalan (SGB) per 27 Januari lalu, kawasan luas yang selama ini menjadi salah satu objek kunjungan masyara-kat Bangkalan kondisinya tidak lagi seramai dulu.

Bahkan pada waktu akhir pekan, kunjungan masyarakat terlihat menurun jika diband-ingkan dengan akhir pekan se-belumnya. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Bangkalan selaku pihak penarik retribusi parkir, mengaku hal tersebut dilakukan untuk meningkat-kan pendapatan asli daerah (PAD) Bangkalan.

Budi, seorang penjual es di halaman SGB mengeluh-kan kondisi sekitar stadion yang sepi pengunjung sejak pemberlakuan retribusi parkir tersebut. ”Jumlah pengunjung

saat ini sedikit. Otomatis ber-pengaruh terhadap omzet dan pendapatan para pedagang. Kondisi ini berlangsung sejak sepekan lalu saat pengunjung

ditarik parkir,” tegasnya.Kepala Dishubkominfo Bang-

kalan, Abdul Hamed, melalui Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Zainal Arifin, men-

gatakan bahwa pemberlakuan retribusi parkir di halaman parkir SGB sesuai dengan Per-aturan Daerah (Perda) Bangka-lan Nomor 9 tahun 2010 tentang

Retribusi Tempat untuk Parkir.Menurut Zainal, hal tersebut

dilakukan sebagai salah bentuk persiapan sebelum pemindah-an Pusat Makanan Rakyat (Pu-mara) dari tempat yang lama ke tempat baru. ”Ini sudah sesuai dengan perda dan untuk per-siapan pemindahan pumara ke tempat baru. Segalanya perlu persiapan yang matang,” ujar Zainal saat ditemui di Gedung DPRD Bangkalan, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, banyaknya pengunjung yang berada di halaman parkir SGB meru-pakan potensi untuk mening-katkan PAD Bangkalan. ”Ini merupakan juga potensi untuk meningkatkan PAD Bangkalan. Jadi kita harus maksimalkan pengelolaannya,” jawabnya.

”Area parkir SGB harus dike-lola secara maksimal agar pen-gaturan parkir menjadi ter-tib mengingat SGB merupakan salah satu tempat yang sering di-kunjungi masyarakat Bangkalan. Apalagi jika ada even-even yang dapat menyita perhatian publik seperti sepakbola dan konser musik,” pungkas Zainal. (jos/rr)

SENIN 4 Februari 20132

Email Redaksi: [email protected]

KR IM INAL

”Kami berharap dengan ditangkapnya Soleh bisa

menjadi pintu masuk untuk mengungkap

jaringan curanmor di Bangkalan dan Madura pada umumnya. Kami yakin Soleh memiliki

jaringan karena hampir seluruh kasus curanmor

melibatkan kelompok dan jaringan.”

KOMPOL. BUDI SANTOSOWakapolres Bangkalan

LABANG-Hujan deras dis-ertai angin kencang berke-cepatan 70-80 kilometer per jam, Minggu (3/2) siang sekira pukul 12.00 membuat pen-gelola Jembatan Suramadu memutuskan untuk menutup total sementara kendaraan yang melintas.

Dengan alasan sangat ber-bahaya bagi kendaraan yang melintas di atas Jembatan Suramadu, pengelola menutup hingga sekitar 20 menit. ”Tadi ditutup sekitar pukul 12.00 dan 20 menit kemudian kami buka karena kecepatan angin su-dah mulai melemah,” ungkap Suharyono, Kepala Gerbang Tol Suramadu, kepada Kabar Madura.

Penutupan sementara jem-batan yang menghubungkan pulau Madura dan Jawa terse-but berimbas pada kemac-etan kendaraan yang hendak melintas, baik di sisi Bangka-lan maupun Surabaya. ”Un-tuk roda empat, antreannya mencapai 700 meter di sisi Madura dan 1 kilometer di sisi Surabaya. Sementara untuk motor antreannya sekitar 100-150 meter di kedua sisi,” detail

Suharyono.Setelah kecepatan angin

mereda, jembatan terpanjang di Indonesia tersebut kembali dibuka dan kondisi lalu lintas berangsur normal. ”Jembatan dibuka setelah kecepatan an-gin menurun hingga 36 km/jam,” tandas Suharyono.

Sejumlah pengendara yang hendak melintas mengaku per-jalanan mereka terganggu. Na-mun mereka menilai apa yang dilakukan pengelola Jembatan Suramadu merupakan langkah tepat demi keselamatan peng-endara, terutama pengendara sepeda motor.

”Saya pernah melintas Jem-batan Suramadu waktu angin bertiup kencang. Motor saya oleng ke samping akibat ter-dorong angin,” ungkap Rasi, 37, pengendara motor yang hendak melakukan perjalanan menuju Surabaya.

Penutupan Jembatan Sura-madu, kemarin, merupakan kali ketiga yang dilakukan pengelola dalam tahun 2013. Sebelumnya dua kali penutupan dilakukan pada bulan Januari lalu dengan alasan yang sama, yakni angin yang bertiup kencang. (fir/rr)

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

DEMI KESELAMATAN: Ratusan kendaraan roda dua terpaksa menghentikan perjalanan mereka di pintu gerbang Jembatan Suramadu sisi Madura karena pengelola menutup akses akibat angin yang bertiup kencang.

Angin Kencang, Suramadu Ditutup

KM/DOK

MILIKI JARINGAN: Tersangka Soleh tergolek tidak berdaya setelah ditembus tiga timah panas aparat kepolisian. Kini polisi sedang mengembangkan kasus tersebut.

Kasus Soleh Terus Dikembangkan

KOTA-Kasus pencurian kendaraan ber-motor (curanmor) yang dilakukan oleh Soleh, gembong curanmor yang dihadiahi tiga timah panas oleh aparat Kepolisian Resor Bangkalan, terus dikembangkan oleh petugas.

Petugas berusaha mengungkap jaringan Soleh dalam kasus curanmor di Bangkalan dan Madura pada umumnya. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan bakal ada tersangka baru dan barang bukti baru hasil pengembangan dari kasus tersebut.

“Kami terus kembangkan kasus ini karena tersangka Soleh dalam melancarkan aksin-ya tidak hanya di satu TKP saja, melainkan lebih. Tapi kami masih belum mengungkap identitas jaringan Soleh karena khawatir mereka me-larikan diri,” terang Waka-polres Bang-kalan, Komis-a r i s P o l i s i Budi Santoso, Minggu (3/2).

Terkait kon-d i s i S o l e h y a n g s a a t i n i m a s i h mendekam di balik terali besi tahanan Ma-polres Bang-kalan, Budi menjelaskan jika kondisi Soleh yang m e n e r i m a ‘hadiah’ tiga kali tembakan sudah mem-baik. Bahkan, Soleh sudah bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim penyidik.

Dari jawaban yang diberikan Soleh saat penyidikan, petugas sudah bisa meraba beberapa nama yang akan dijadikan target operasi (TO) pengembangan kasus ini. Petugas meyakini bahwa kasus curanmor tidak mungkin dilakukan secara sendiri, melainkan melibatkan jaringan yang me-miliki tugas berbeda-beda.

”Kami berharap dengan ditangkapnya Soleh bisa menjadi pintu masuk untuk mengungkap jaringan curanmor di Bang-kalan dan Madura pada umumnya. Kami yakin Soleh memiliki jaringan karena hampir seluruh kasus curanmor melibat-kan kelompok dan jaringan,” ungkap Budi.

Untuk mengantisipasi meningkatnya angka curanmor di Bangkalan, Polres setempat berusaha mempertipis ruang gerak pelaku kejahatan dengan mengge-lar operasi sikat mulai 23 Januari hingga 5 Februari dengan sasaran 3C (curas, curat dan curanmor, red) dan senjata tajam serta senjata api.(ful/rr)

Kini, SGB Tidak Seramai Dulu

KM/AGUS JOSIANDI

OMZET TURUN: Sejumlah pedagang di halaman parkir SGB mengeluhkan sepinya pengunjung meski saat akhir pekan dampak dari dipungutnya retribusi parkir oleh Dishubkominfo.

KM/ABDUR ROHIM

SIMULTAN: Master Internasional Ronny Gunawan menghadapi 30 pecatur Madura dalam acara launching Adipoday Chess Club di Bangkalan, kemarin.

KOTA-Tercatat mulai Minggu (3/2), Madura memiliki sekolah catur yang bertujuan mengembangkan bakat dan minat generasi muda terhadap olahraga catur.

Adipoday Chess Club, nama sekolah catur terse-but, memilih Bangkalan sebagai kawah candra-dimuka pecatur-pecatur muda Madura yang diper-siapkan untuk mengharum-kan nama Madura di dunia catur regional dan nasional.

Bertempat di lantai III Bangkalan Plaza, acara launching Adipoday Chess Club dihadiri sejumlah pej-abat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalandan, KONI Bangkalan, Ketua Pengprov Percasi Jawa Timur, Ke-pala Dinas Pendidikan Bangkalan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Bangkalan, Kepala Sekolah di Bangkalan, dan Pengurus Cabang (Pengcab) Percasi se-Madura.

Di sela sambutannya, Ketua Peng-prov Percasi Jawa Timur, Henky Kur-niadi, mengutarakan kebanggaannya terhadap Adipoday Chess Club yang peduli mencari dan memupuk bibit-bibit pecatur muda Madura dan Jawa Timur pada umumnya.

”Pecinta catur Bangkalan dan Madura sekarang boleh berbangga! Hari ini (kemarin, red) Adipoday Chess Club telah resmi dibuka untuk membina atlet-atlet catur muda Bang-kalan dan Madura,” tutur Fahri Arif, Ketua Adipoday Chess Club, di sela launching.

Ia menjelaskan, sebenarnya banyak bibit-bibit muda catur di Bangka-lan yang perlu diberi wadah untuk menjembatani minat dan bakatnya sehingga keahlian dan skill mereka

bisa terus diasah sehingga menghasilkan atlet catur muda baru yang bisa bersa-ing di tingkat regional dan nasional.

”Adipoday Chess Club adalah yang pertama di Mad-ura. Itulah tekad dan upaya kami untuk mengharumkan nama daerah, syukur-syukur bisa mengharumkan nama bangsa,” tegasnya lagi.

Launching Adipoday Chess Club menjadi semakin leng-kap dengan kehadiran Mas-ter Internasional (MI) Ronny

Gunawan sebagai bintang tamu. Ronny mengajak 30 pecatur terbaik Madura untuk bertanding secara si-multan sekitar enam jam.

Fahri berharap, Adipoday Chess Club yang berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto No.82-A nantinya bisa lebih dikenal sebagai lembaga pendi-dikan dan pelatihan olahraga catur se-hingga output yang dihasilkan adalah atlet-atlet catur muda yang handal, berkompeten, dan berprestasi.

“Launching Adipoday Chess Club ini juga sebagai momen rekruitmet siswa. Dalam salah satu program ini,

kami akan memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi,” tutupnya. (roh/rr/adv)

Adipoday Chess Club, Sekolah Catur Pertama di Madura

KM/ABDUR ROHIM

FAHRI ARIFKetua Adipoday Chess Club

Pemula (Basic) Sabtu (13.00 WIB)

Level 1 (Intermediate) Minggu (09.00 WIB)

Level 2 (Advance) Menyesuaikan

WAKTU PEMBELAJARAN

PILIHAN PROGRAM

Page 3: Edisi 4 Februari 2013

KOTA-Minimnya pemasukan dari sektor pariwisata di Kabupaten Sampang ternyata dibarengi minim-nya suntikan dana untuk memugar beberapa situs bersejarah yang berpotensi wisata. Salah satunya adalah Makam Aji Gunung. Tiga kali pengajuan anggaran pemugaran, mulai tahun 2010 hingga 2013, ma-sih belum ada tanda-tanda realisasi.

Saat ini Makam Raden Kobul yang lebih dikenal oleh masyarakat sampang dengan sebutan Buju’ Aji Gunung, sebagai salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Sampang, kondisinya sudah cukup memprihat-inkan, dibandingkan dengan Makam Rato Ebuh dan Panji Laras yang sudah mendapat jatah pemugaran terlebih dahulu.

Raden kabul yang dikenal dengan nama Aji Gunung itu, adalah salah satu penyebar agama Islam di Madu-ra, khususnya Kabupaten Sampang. Setelah meninggal, jenazahnya di-makamkan di Desa Aji Gunung.

Pemugaran ini seharusnya men-

jadi salah satu penunjang sektor pariwisata. Pihak Disbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata dan

Olahraga) sejak 3 tahun lalu sudah melakukan pengajuan anggaran pemugaran, namun tak kunjung

terealisasi.Kepada Kabar Madura, Jumat (1/2),

Kabid Kebudayaan Disbudparpora Sampang, AG Wadud mengatakan, pada tahun 2013 ini pihaknya men-gajukan kembali rencana pemugaran Makam Aji Gunung. “Karena itu adalah salah satu bagian dari sektor pariwisata yang potensial,” katanya.

Rencana pemugaran ini sudah ada dalam RAPBD Sampang yang saat ini masih dalam tahap verifikasi oleh Gubernur Jawa Timur. Menurut Wadud, Pemprov seharusnya meng-abulkan rencana Pemkab itu. “Jan-gan sampai rencana ini dicoret lagi. Kalau dari DPRD Sampang sudah setuju ya kita tunggu saja bagaimana dari gubernur,” kata Wadud.

Dikatakan, saat ini pengunjung di Makam Aji Gunung terhitung besar. Dengan pemugaran tersebut diren-canakan akan disertakan pembangu-nan lahan parkir sehingga bisa ditarik retribusi. “Nantinya kita kembangakan juga tempat parkirnya, supaya ada retribusinya,” tandasnya. (waw/yoe)

3SENIN 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

I B U M E L A H I R K A N

Langganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan

KOTA-Selain dikenal se-bagai kota santri, Sampang juga dikenal dengan nama kota banjir. Sebutan tersebut tidak berlebihan mengingat Sampang sudah menjadi langganan banjir sejak za-man dahulu.

B a n j i r y a n g k e r a p menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Sam-pang membuat daerah terse-but dipertanyakan jika akan dijadikan ibukota kabupaten. Banyak kalangan yang meni-lai jika Kecamatan Sampang tidak layak dijadikan sebagai ibukota kabupaten.

Banjir kiriman yang biasa datang dari Kali Kamoning memang mengalir deras ke satu sungai yang melewati tengah kota. Akibatnya air meluap hingga menggenan-gi perumahan warga.

Secara ekologis, Keca-matan Kota sudah tidak lagi mampu mempertahankan kelestarian lingkungan. Hutan-hutan kota banyak ditebang untuk dijadikan sesuatu yang kurang bernilai terhadap lingungan.

Affandi, warga Kecamatan Kota sudah berdomisili di sana selama 30 tahun, men-gaku tidak setuju jika Keca-matan Kota dijadikan sebagai ibukota kabupaten dengan alasan menjadi langganan banjir setiap tahunnya.

Sebagai warga Kecamatan Kota, ia melihat ada kesan dipaksakannya daerah tersebut sebagai ibukota kabupaten. Selain alasan ekologis, secara geografis Kecamatan Kota juga merupakan daerah yang terendah dari daerah lainnya di Sampang. ”Lebih baik mencari daerah yang lebih tinggi dan aman dari bencana maupun segi lainnya,” ulasnya.

Hidayati, warga Jalan Ba-hagia Kelurahan Rongten-gah Kecamatan Kota, yang selama ini dinyatakan seb-agai salah satu daerah kan-tong banjir, mengatakan jika

Kecamatan Kota tidak layak apabila dijadikan sebagai ibukota kabupaten.

Selain dari persoalan banjir, banyak persoalan lainnya yang masih belum terpecah-kan di Kecamatan Kota. ”Ibu-kota kabupaten kok sering kebanjiran? Bagaimana pemerintahan bisa berja-lan dengan baik jika selalu disibukkan dengan urusan banjir? Sebaiknya mencari tempat lain yang bebas ban-jir,” ungkapnya saat ditemui Kabar Madura, Minggu (3/2).

Sebagai masyarakat yang menempati jantung kota Sampang, dara yang masih menempuh bangku SMA tersebut menganggap wa-cana Kecamatan Kota yang akan dijadikan sebagai ibu-kota kabupaten dirasakan kurang tepat.

Masalah kependudukan menjadi sorotan bagi perem-puan yang akrab disapa Yati tersebut. ”Saat ini sudah ja-rang ada tanah kosong di (Ke-camatan) Kota karena banyak pembangunan rumah yang saling berdempetan,” ungkap siswi kelas III tersebut.

Terpisah, Suryadi, pen-datang di Kecamatan Kota yang berasal dari Sumenep, mengatakan jika Kecamatan Kota masih dapat layak jika akan dijadikan sebagai ibu-kota kabupaten. Ia menilai berdasar banyaknya sarana dan prasarana pemerintahan yang berdiri di kawasan Ke-camatan Kota.

”Apabila nanti ada daerah lain yang dijadikan ibukota kabupaten, misalnya di (Ke-camatan) Torjun, apakah semua gedung pemerintah di sini mau direlokasi ke sana? Tentunya akan mem-butuhkan waktu panjang dan dana yang tidak sedikit,” tanyanya.

Sejauh ini masyarakat Sam-pang pada umumnya meng-inginkan penentuan ibukota kabupaten harus melalui penalaran dan pemikiran dari berbagai segi sehingga nantinya, keputusan penen-tuan tersebut dapat diper-tanggungjawabkan secara materiil dan moril. (sya/rr)

Kota Tidak Layak Jadi Ibukota

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

Wabah Diare Intai Masyarakat HUJAN yang hampir setiap hari mengguyur Sampang sejak beberapa bulan terakhir membuat sebagian wilayah kabupaten berjuluk

kota bahari tersebut terendam banjir. Penyakit kulit dan diare diperkirakan mulai mengintai warga karena genangan air hujan yang sem-pat merendam rumah warga. (sya/rr)

KOTA-Gua Lebar dan jalan menuju ke sana masih sering dimanfaatkan untuk memadu kasih sehingga rawan terjadi aktivitas maksiat yang dapat merusak moral generasi muda. Untuk itu, sejumlah masyara-kat setempat meminta sepan-jang kawasan jalan tersebut dipasang lampu jalan.

Pada malam hari kondisi di kawasan tersebut sangat gelap sehingga kerap dijadi-kan lokasi pacaran bahkan hingga kelewat batas. Seperti yang terekam dalam kamera Kabar Madura, Minggu (3/2) sore. Tampak beberapa motor terparkir di beberapa tempat.

Namun saat di lokasi Gua Lebar, hanya terlihat beber-apa orang saja yang duduk-duduk di bebatuan gua. ”Kalau malam hari banyak anak-anak muda yang pacaran karena

suasana di sini gelap,” kata Umam, warga sekitar saat ditemui Kabar Madura.

Menurutnya, kondisi kurang-nya penerangan jalan tersebut memancing siapa saja yang berpacaran di sana untuk ber-buat maksiat. Ditambah minim-nya kendaraan yang melintasi jalan tersebut. ”Jarang ada kendaraan lewat sini sehingga sering dijadikan kesempatan untuk pacaran,” tambahnya.

Kegelisahan serupa juga di-ungkap Iswantoro, warga se-tempat. Ia mengaku prihatin dengan tingkah laku oknum yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan Gua Lebar. Pemuda yang baru saja menamatkan pendidikan SMA-nya tersebut juga menyebut jika kawasan tersebut kerap dijadi-kan transaksi maksiat lainnya.

Warga sekitar sering men-

jumpai pasangan yang sedang memadu kasih dan kemudian digerebek. Kebanyakan mer-eka merupakan remaja yang sedang berpacaran. ”Hampir semua yang datang ke sini berpasangan,” ucapnya.

Ia menuturkan, banyak pula pelajar yang memanfaatkan Gua Lebar untuk melakukan suatu kegiatan di hari libur. Hanya saja, masih ada pe-lajar yang datang ke tempat tersebut ketika jam pelajaran berlangsung dan masih men-genakan seragam.

”Saya harapkan ada petugas dari Dinas Pendidikan atau instansi lainnya yang meman-tau tempat ini jika jam belajar berlangsung sehingga para pelajar yang membolos lar-inya tidak ke sini. Kami semua warga juga risih melihat ulah mereka itu,“ ujarnya. (sya/rr)

Makam Aji Gunung, Tak Kebagian Dana Pemugaran

Angka Kematian MenurunKOTA-Kematian ibu melahirkan di Sam-

pang tahun 2012 mengalami penurunan. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sam-pang, di tahun 2011 tercatat sebanyak 24 ibu yang meninggal saat melahirkan. Jumlah tersebut menurun di tahun lalu menjadi 10 kasus.

”Jika membandingkan dengan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 lalu dengan angka tahun 2012, men-galami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 lalu ibu meninggal saat melahirkan jumlahnya hanya 10 orang,” kata Asrul Sani, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), Dinkes Sampang.

Dinkes sejauh ini melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus kematian ibu melahirkan, salah satunya dengan melakukan pendidikan kepada masyara-kat melalui kader-kader kesehatan di tiap-tiap desa.

Asrul menambahkan, tahun ini Dinkes memprioritaskan agar angka kematian ibu di kota bahari bisa ditekan hingga mendekati nol kasus. Menurutnya, selain mengalami anemia, kematian ibu melahir-kan bisa terjadi lantaran saat melahirkan mengalami preeklamsia atau yang juga disebut toxemia atau keracunan kehamilan.

Ia menambahkan, salah satu faktor pent-ing untuk mencegah kematian ibu mela-hirkan adalah deteksi sejak dini. ”Perlu dideteksi dini terlebih dahulu,” ucapnya.

Berdasarkan data yang berhasil dihim-pun, sebelum mengelami penurunan, angka kematian ibu yang melahirkan tersebut mengalami kenaikan sejak 3 tahun sebelumnya.

Seperti pada tahun tahun sebelumnya angka absolut atau kematian ibu di Sam-pang mengalami peningkatan secara signifikan, yakni pada tahun 2009 men-capai 18 orang. Tahun 2010 mencapai 20 orang dan tahun 2011 meningkat drastis sebanyak 24 orang.(sya/rr)

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

PHOTO SESSION: Selain sering digunakan sebagai tempat pacaran, Gua Lebar juga sering dijadikan tempat berfoto dengan pemandangan Kota Sampang.

Warga Gua Lebar Minta Penerangan Jalan

K O T A - P e n g e m b a n g a n wilayah kota sampang diren-canakan akan bergeser ke arah barat. Hal ini dilakukan atas rencana pengembangan wilayah industrialisasi di Mad-ura, terlebih kabupaten Sam-pang, salah satunya adalah akses jalan menuju Sampang .

Akses jalan ini rencananya akan dipindah dari bersifat alter-natif menjadi jalan utama. Saat ini jalan utama sebelum mema-suki Sampang harus melalui

Kecamatan Blega, Bangkalan. Jalan tersebut dinilai tidak rep-resentatif dalam hal percepatan pengembangan wilayah.

Jalan protokol atau jalan provinsi tersebut dinilai berbe-lok-belok dan jaraknya cukup jauh. Dari Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, hingga Sampang, terhitung menem-puh jarak 70 kilometer dan harus melewati perbukitan di Kecamatan Blega.

”Jalan yang ada saat ini ceder-

ung berbelok-belok dan melewati perbukitan. Jarak dari Sampang sampai ke Tangkel Suramadu bisa mencapai 70 kilometer,” kata Wahyu Prihartono, Kepala Bidan Perumahan dan Penataan Ling-kungan Dinas PU Cipta Karya Sampang, Minggu (3/2).

Nantinya jalan utama akan dialihkan ke wilayah selatan, mulai Suramadu masuk ke Kecamatan Kwanyar, Bang-kalan, masuk ke Sampang sampai Kecamatan Sreseh,

Pangarengan, dan berakhir di Kecamatan Kota. Menurut Wa-hyu, selain jalan utama akan dibangun satu paket dengan jalur lingkar selatan.

”Termasuk Terminal Sam-pang akan dialihkan ke jalur tersebut. Juga dibangun jem-batan terbang yang menghun-bungkan Kecamatan Sreseh, Sampang, dan wilayah Bang-kalan. Selain itu termasuk pelabuhan dok kapal sehingga jarak tempuhnya hanya 40 ki-

lometer sampai ke Suramadu,” tambahnya.

Dengan adanya Jembatan Serpang (Sreseh-Sampang) yang saat ini sedang dibangun, jaraknya akan terpangkas lagi menjadi 22 kilometer hingga Suramadu. ”Sekarang kalau hendak pergi ke Kecamatan Sreseh harus melingkar mele-wati Kecamatan Blega. Den-gan jembatan itu jaraknya tinggal 22 kilometer,” pungkas Wahyu. (waw/rr)

Ubah Jalan Protokol Melalui Sreseh

Page 4: Edisi 4 Februari 2013

SENIN 4 Februari 20134

Email Redaksi: [email protected]

PERTAN IAN

Perihal Data Distribusi RaskinTLANAKAN-Pihak MLSB (Masyarakat

Larangan Slampar Bersatu) terus mende-sak pihak-pihak berwenang terkait ma-salah distribusi beras untuk masyarakat miskin (Raskin) di Desa Larangan Slam-par, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.

Belum lama ini, MLSB juga telah men-emui jajaran legislatif untuk memberikan kejelasan raskin yang hanya dibagikan sebanyak 9 kali dalam tiga tahun. Pihak Dewan sendiri telah memastikan akan memberikan rekomendasi, jika kasus tersebut akan di bawa ke ranah hukum oleh MLSB. Saat itu,

pihak MLSB dan berbagai elemen yang menghadiri rapat yang digelar oleh de-wan menyetujui.

Selain itu, MLSB juga mendatangi kantor Kecamatan Tlanakan dan kantor Bulog Pa-mekasan untuk meminta data sebagai bukti bahwa raskin tersebut didistribusikan dari pihak keduanya yang sama-sama terlibat pendistribusian.

“Beberapa hari yang lalu, saya sudah mendatangi kantor Kecamatan Tlanakan dan kantor Bulog, tujuan kami untuk meminta data sesuai dengan janji mereka memberikan data, bahwa pendistribusian raskin sudah dijalankan,” ujar warga Desa Larangan Slampar yang juga koor-dinator MLSB, Zainullah, pada Kabar Madura, Minggu (3/2).

Namun pada saat melakukan aksi, pihak MLSB menurut Zainullah tidak mendapat-kan berkas sebagaimana yang telah dijan-jikan oleh kecamatan dan Bulog.

Sedangkan dari Camat sendiri meminta waktu untuk memberikan berkas yang diminta pihak MLSB, dan dari Bulog bersikokoh harus melalui prosedur yang telah ditentukan, sebab data tersebut merupakan dokumen negara.

“Kalau pihak MLSB menginginkan doku-men ini, ada prosedur yang harus dilalui, jadi saya tidak bisa memberikan data ini, namun bila pihak penyidik yang menginginkan ini untuk keperluan penyidikan, maka data ini kami kasih dengan tanpa syarat,” pungkas

perwakilan Bulog, Moh. Yani.“Padahal, kedua elemen tersebut, terma-

suk pihak bulog memastikan dan berjanji untuk memberikan berkas tersebut kepada kami, akan tetapi setelah kami tagih, berkas tersebut tidak diberikan,” tukas Zainullah.

Untuk saat ini, MLSB masih belum melaporkan kasus tersebut ke Kejari (Ke-jaksaan Negeri) Pamekasan, sebab semua berkas masih belum didapatkan sebagai bukti bahwa raskin sudah didistribusikan.

“Nanti kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi bersama masyarakat Desa Larangan Slampar, ke kantor kecamatan dan bulog untuk mendapatkan data terse-but sesuai dengan janji mereka,” imbuhnya.

Pihak MLSB akan terus berusaha untuk mendapatkan berkas tersebut dan menagih janji pada pihak Bulog untuk memberikan berkas tersebut. “Selain itu, pihak kami se-dang melakukan koordiasi dengan masyara-kat dan pihak-pihak terkait untuk mengawal kasus ini, sehingga nantinya kami tidak salah orang untuk terus mengawal kasus ini,” katanya. (Ong/h4d)

KM/FATHOR RAHMAN

KASUS RASKIN: Perwakilan warga Desa Larangan Slampar ketika menggelar pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan terkait kasus raskin, belum lama ini.

MLSB Terus Tagih Janji Camat dan Bulog

KOTA-Sebuah rumah sakit umum, seharusnya ditunjang fasilitas memadai terutama untuk memberikan kenyaman-an pasien dan keluarganya. Meskipun tidak mewah, namun fasilitas seperti air bersih seha-rusnya tersedia dengan baik.

Pantauan Kabar Madura, Minggu (3/2), menjumpai be-berapa keluarga pasien Rumah Sakit Umum (RSU) dr Slamet Martodirdjo yang menggu-nakan layanan di kelas eko-nomi memilih mandi, buang air besar, mencuci di sungai yang airnya keruh dan kotor yang berada tepat di belakang rumah sakit berplat merah tersebut.

Salah satu keluarga pasein yang mengaku berasal dari Ke-camatan Waru menuturkan, leb-ih memilih sungai karena toilet

yang ada di dalam rumah sakit baud an airnya sedikit. “Jadi, enak di sini (sungai, red) kalau mau mandi dan semacamnya,” ujarnya kepada Kabar Madura, Minggu (3/2).

Usut punya usut, kondisi ka-mar mandi RSU dr. Slamet Mar-todirdjo memang sering dike-luhkan keluarga pasien. Hal itu disebabkan karena minimnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, salat dan kebutuhan lainnya.

Jailani, warga Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan kepada Kabar Madura, Min-ggu(3/2) menuturkan, krisis air yang terjadi di rumah sakit milik daerah ini tidak hanya terjadi satu atau dua hari saja. Namun bisa dipastikan setiap harinya pasti kekurangan air.

Dirinya bersama keluarga pasien lain merasa kesulitan ke-tika hendak melakukan aktivitas penting. Dalam setiap harinya air yang mengalir untuk kamar mandi pasien sangat sedikit.

“Mungkin setiap hari, hanya mengalir 10-20 liter saja, semen-tara pasien dan keluarga pasien sangat banyak, ini menjadi kendala aktifitas penting yang harus dikerjakan, seperti salat dan kebutuhan pasien sendiri,” keluh Jailani.

Semestinya, pelayanan dari rumah sakit berplat merah itu kata Jailani harus lebih baik ketimbang rumah sakit milik swasta. Sebab itu semua demi kenyamanan masyarakat uta-manya pasien itu sendiri.

Tidak hanya dirinya, kelu-arga pasien lain juga kerap kali

mempertanyakan pelayanan dari rumah sakit, terutama pe-menuhan air sebagai kebutu-han vital masyarakat. “Yang saya miris juga, ketika pasein sendiri yang membutuhkan air. Sementara airnya tidak ada,” katanya seraya usap dada.

Salah satu pegawai rumah sakit yang tidak mau namanya dikorankan saat ditanya Kabar Madura mengatakan, dirinya tidak memiliki kewenangan masalah air yang menjadi ke-luhan itu. “Maaf mas, saya bu-kan yang menangani masalah air,”katanya singkat.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr. Slamet Mar-todirdjo Pamekasan Iri Agus Subaidi, hinga berita ini ditu-runkan, belum bisa dikonfir-masi. (jck/h4d)

LARANGAN-Minimnya sel-okan menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di beberapa daerah. Salah satunya yang terjadi di Jalan Raya Larangan tepatnya di Simpang Tiga Slempek, Pamekasan.

Di daerah ini, setiap kali turun hujan dipastikan akan terjadi genangan air sampai mengganggu pengguna jalan. Tak jarang ditemui sepeda motor harus didorong oleh pemiliknya karena macet.

Waris, salah satu warga seki-tar menuturkan, pada saat hujan turun bisa dipastikan genangan air di jalan tersebut terjadi. Hal itu disebabkan karena kecilnya selokan yang ada di samping jalan itu.

“Disini juga termasuk air kiri-man dari arah utara, sehingga setiap kali hujan turun, air yang ada di selokan ini meluap tidak mampu menampung debit air,”tuturnya sembari menunjuk selokan dimaksud.

Semenjak musim hujan ta-hun ini, lanjut Waris, selokan tersebut tidak bisa menampung daya air karena hujan besar. Sementara perbaikan selokan

selama ini belum juga terlihat.Semestinya, program dalam

memperbaiki fasilitas umum menjadi agenda utama pemer-intah, supaya masyarakat tidak selalu menjadi korban atas ketidaknyamanan itu.

Karena tambah Waris , genangan air yang terjadi di daerah tersebut tidak hanya satu atau dua tahun saja me-lainkan telah menjadi agenda tahunan yang belum juga tertangani.

“Ini butuh pelebaran selokan, supaya tidak terjadi seperti ini (genangan, red) terus. Tentu-nya ini menjadi tugas pemer-intah untuk segera memper-baikinya,” ungkapnya.

Pantauan Kabar Madura, disamping ada genangan air hingga betis orang dewasa, ja-lan tersebut juga terlihat rusak karena sering dimakan air yang meluap dari selokan tersebut.

Terpisah, Kepala Dinas Pe-kerjaan Umum (PU) Pame-kasan, Totok Hartono men-egaskan, pelebaran selokan dan perbaikan jalan provinsi itu sudah menjadi agenda tahun 2013 ini.

Pihaknya akan melakukan pendampingan ketikan proyek tersebut dilakukan, karena perbaikan itu merupakan program pemerintah provinsi Jawa Timur.

“Hasil koordinasi dengan balai pelaksana jalan nasional, bahwa lanjutan peningkatan jalan, khususnya di wilayah Kabupaten Pamekasan tahun 2013 adalah, lanjutan overlay dan pelebaran dari depan kan-tor kecamatan Tlanakan sam-pai ke jalan Larangan Tokol,” ungkapnya.

“Lalu peninggian jalan di sekitar Slempek sebagaimana yang anda maksud, dimana sering kali terjadi genangan setiap kali musim hujan. Itu merupakan kegiatan APBN. Sedangkan pada APBD Ka-bupaten Pamekasan akan mendampingi untuk normal-isasi saluran pembuang menu-ju laut. Namun demikian kami sangat mengharapkan du-kungan masyarakat, pemilik lahan yang nantinya mungkin terkena normalisasi,” im-buh Totok melalui Blackberry Messenger-nya.(jck/h4d)

Krisis Air, Keluarga Pasien RSU Pilih Sungai

KM/ANWAR NURIS

TERSERANG HAMA: Hendri menunjukkan tanaman jagung di kebunnya seluas setengah hektare di Kecamatan Larangan yang sedang terserang hama, Minggu (3/2).

Hama Serang Tanaman JagungLARANGAN-Sekitar 20 hektare tana-

man jagung di Kecamatan Galis dan La-rangan mulai diserang hama Tenggerek batang. Kondisi ini membuat petani kha-watir jika nanti mengalami gagal panen.

Henri, salah satu petani jagung di Keca-matan Larangan, Minggu (3/2) menjelas-kan, hama Tenggerek batang dapat menyerang tanaman jagung yang akan berbuah atau sudah berbuah yang dapat menyebabkan tanaman jagung kering dan buahnya berwarna putih. Bahkan, imbuh Henri, hama ini juga dapat mematikan batang pohon jagung tersebut.

Terpisah Kepala Dinas Pertanian Pa-mekasan, Isye Windarti kepada sejumlah wartawan mengatakan, hama Tenggerek batang sendiri bisa membuat batang dan buah jagung kering dan bisa mati jika tidak segera ditangani. “Sejauh ini hama telah menyerang sebanyak 20 hektare pertanian yang tersebar di 3 kecamatan, yakni 12 hektare di kota, 4 hektare di Kecamatan Galis dan Larangan,” ungkapnya.

Ia berharap petani bersangkutan segera melapor ke petugas penyuluh pertanian, yakni Pengamat Hama Penyakit (PHP) yang ada di masing-masing Kecamatan untuk dilakukan penyemprotan dengan obat hama Reagen dan Bolidor.

“Saya harap para petani yang jag-ungnya terserang hama tersebut untuk segera melapor ke petugas penyuluh pertanian Pengamat Hama Penyakit (PHP) yang ada di setiap kecamatan,” himbaunya. (KM 12/h4d)

KOTA-Para pedagang di beberapa pasar di Pame-kasan dikejutkan dengan kenaikan retribusi dan pelay-anan pasar yang mendadak naik seratus persen. Sontak, hal itu membuat pedagang mengeluh.

Sebab, kenaikan retribusi dan pelayanan pasar ini ti-dak ada pemberitahuan jauh hari sebelumnya. Apalagi kenaikan tersebut tidak ada kesepakatan dengan peda-gang yang ada di pasar itu sendiri.

Agus Sumantri , salah seorang pedagang sandal di Pasar Kolpajung menutur-kan, sebagian besar peda-gang di pasar saat ini men-geluhkan karena kenaikan retribusi tanpa pemberita-huan sebelumnya.

“Kenaikannya pun terlalu mahal, yaitu seratus persen, jika retribusi semula sebesar Rp 2 ribu, maka sekarang harus membayar Rp 4 ribu. Ini sangat memberatkan, seandainya kenaikannya secara bertahap, yang jelas pedagang tidak mengeluh seperti ini,” keluh Agus, Minggu (3/2).

Dia menyentil, jika wakil rakyat yang saat ini sedang duduk di kursi empuknya tidak pernah memikirkan kondisi masyarakat yang se-benarnya. Itu terlihat dengan tanpa adanya pengecekan langsung ke bawah.

Karena, tambah Agus, kebi-

jakan tersebut tidak semata mata dibuat tanpa adanya persetujuan dari wakil rakyat yang ada di gedung DPRD. “Kalau seperti ini seakan DPR tidak pro rakyat, selama ini mereka tidak pernah turun ke bawah,” tegasnya.

Perwakilan pedagang akan mengadakan audiensi den-gan DPRD Pamekasan untuk menyikapi masalah tersebut. Sebab bagaimana pun kebi-jakan itu sangatlah member-atkan pedagang.

“Kami perwakilan peda-gang akan mendatangi kan-tor DPRD, dalam hal ini komisi B untuk mengklarifi-kasi atas kenaikan retribusi yang naik mendadak ini. Pedagang tidak akan men-geluh jika kenaikan tersebut dilakukan secara bertahap dan jauh sebelumnya sudah diinformasikankan,” tan-dasnya.

Dikonfirmasi via telepon, Ketua Komisi B DPRD Pa-mekasan Husnan Ahmadi mengatakan, kenaikan re-tribusi itu tidak lain demi kemajuan pembangunan di Pamekasan, tentunya hal itu juga akan kembali kepada kepentingan rakyat Pame-kasan pula.

“Nanti kami akan memang-gil perwakilan dari para peda-gang untuk mengetahui suara dari bawah. Sebab kenaikan itu juga demi kemajuan eko-nomi masyarakat Pamekasan,” dalih Husnan. (jck/h4d)

KM/MARZUKIY

MENDADAK NAIK: Retribusi pasar di Pamekasan mendadak naik tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Hal ini membuat para pedagang di Pasar Kolpajung mengeluh, Minggu (3/2).

Retribusi Pasar Mendadak Naik 100%

Selokan Kurang Lebar Picu Banjir

KM/ANWAR NURIS

MEMPRIHATINKAN: Salah satu keluarga pasien RSU dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan berwudhu’ dan sebagian ada yang mandi, buang air besar dan mencuci pakaian keluarganya menggunakan air sungai di belakang rumah sakit, Minggu (3/2).

KM/MARZUKIY

TERGENANG: Jalan raya Larangan yang menjadi langganan banjir setiap kali hujan turun, Minggu(3/2).

Page 5: Edisi 4 Februari 2013

54 Februari 2013SENIN

Email Redaksi: [email protected]

PENDIDIKAN

KM/DOK

DARUL HASYIM FATH

10 Nama Telah DiusulkanKOTA – Status kelembagaan

Komisi Informasi Publik (KIP) yang sebentar lagi akan dibentuk masih belum ada kepastian. Apak-ah akan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah naungan Pimpinan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) atau tidak, hingga kini masih belum diketahui.

Untuk memperjelas status terse-but, Komisi A DPRD Sumenep akan segera mengundang Pimpi-nan Diskominfo Sumenep. Ren-cana pemanggilan tersebut untuk mengklarifikasi posisi kelem-

bagaan Komisi In-formasi Publik (KIP) Kabupaten, yang saat ini sudah masuk pada tahap seleksi.

Anggota Komisi A DPRD Sumenep, Da-rul Hasyim Fath men-gatakan, Diskominfo sudah mengusulkan 10 nama untuk ditetap-kan 5 orang menjadi Komisioner dan juga telah dilakukan tahap wawancara oleh Komi-si A DPRD Sumenep beberapa waktu lalu. Namun mengenai sta-tus kelembagaan KIP serta posisi

strukturalnya, masih belum diketahui ke Komisi A.

Menurutnya, un-dangan terhadap Dis-kominfo sangat pent-ing dilakukan untuk mendiskusikan persoa-lan tersebut sebelum melakukan Fit and Proper Test (uji kepat-utan dan kelayakan) terhadap 10 nama calon Komisioner KIP Sumenep. Kejelasan,

lanjutnya, status kelembagaan KIP Kabupaten itu penting untuk me-mastikan independensi lembaga

tersebut untuk mengawal Undang-Undang Nomer 10 Tahun 2008 ten-tang Keterbukaan Informasi Publik sekaligus menyelesaikan sejumlah sengketa informasi di Sumenep.

”Kami ingin posisi KIP ini di-perjelas dulu. Apa di bawah de-partemen tertentu, atau indipen-den seperti komisi ombudsmen atau komisi-komisi indipenden lain. Itu perlu kami ketahui, kare-na juga terkait dengan budgeting KIP yang akan segera terbentuk,” tegas Darul Hasyim Fath, politisi dari PDI Perjuangan.

Dia menjelaskan, khawatir in-dependensi KIP mengawal ket-erbukaan informasi publik tidak

optimal. Bahkan, pihaknya meng-khawatirkan akan terjadi relasi disfungsional jika posisi lembaga tersebut menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) jika berada dinaun-gan SKPD tertentu.

Seharusnya, KIP dapat berfungsi sebagai pendorong agar instansi dilingkungan Pemkab Sumenep khususnya menjadi lembaga pe-nyaji informasi terhadap masyarakat luas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan, adalah lembaga tersebut harus benar-benar Independent.

Politisi asal Kepulauan Masa-lembu ini menegaskan, jika KIP tersebut menjadi UPT dan berada dinaungan departemen tertentu,

maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi disfungsi kelembagaan dalam mengawal informasi publik yang menjadi hak masyarakat luas. Namun, pihaknya tidak bisa lang-sung memutuskan sebelum men-getahui kehendak dari Diskominfo.

”Saya kira penting sebelum melakukan Fit And Proper Test terhadap 10 calon Komisioner itu, Komisi A mendiskusikan masalah ini dengan Diskominfo. Maka, mengenai sikap Komisi mengenai kelembagaan itu, belum diputuskan sebelum mengetahui keinginan Diskominfo. Makanya, kami akan diskusikan terlebih dahulu dengan Diskominfo,” pungkasnya. (bus/h4d)

Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo

Warga Tuding PU Cipta Karya Tidak Becus

KOTA- Hujan deras sekitar 2 Jam lebih yang mengguyur kota Sumenep, menyebabkan banjir di berbagai dae-rah. Terutama di pusat perkotaan, em-pat perumahan yang padat penduduk seperti di Perumahan Satelit, Asabri, Bapertarum, dan Bumi Sumekar hingga Pukul 19.20 WIB masih terus di datangi banjir bandang. Bahkan, banjir yang datang saat ini sudah mu-lai masuk ke rumah-rumah penduduk.

Kedatangan banjir tersebut mem-buat masyarakat setempat berang. Se-cara tegas, Hambali, warga yang ting-gal di perumahan Satelit, mengatakan masyarakat saat ini sudah menjadi

korban dari kegagalan dinas PU Cipta Karya dalam membangun drainase kota. Menurutnya, banjir yang datang akibat dari luapan saluran air yang ti-dak mampu menampung derasnya air hujan. ”Kami sudah menjadi korban ketidakbecusan pemerintah dalam membuat saluran air. Makanya terjadi banjir,” keluhnya.

Hambali menambahkan, hingga jam 19.20 wib, perkembangan banjir ma-kin meresahkan warga. Masyarakat yang tinggal perumahan Satelit masih terus waspada dengan kedatangan banjir susulan yang sudah mulai masuk ke rumah-rumah penduduk. ”Ya ini terjadi karena dinas PU Cipta Karya telah gagal dalam membuat dreinase kota menjadi satu,” tambah Hambali kecewa.

Di sekitar lokasi perumahan, hingga kini sudah banyak jalan yang ditutup karena dikhawatirkan terjadi kemac-etan. Sebab, jalan raya di 4 perumahan itu sudah terbenam oleh kedatangan banjir yang meresahkan warga sekitar.

Di lain tempat, sebanyak 22 rumah di Desa Pabean kecamatan kota juga terserang banjir. Berdasarkan keteran-gan dari BPBD, banjir tersebut terjadi karena kedangkalan kali marengan. Sehingga permukaan air meluap dan masuk ke rumah-rumah warga.

”Penyebab utamanya memang dan-gkalnya Kali Marengan. Masalah ini kami akan berkoordinasi dengan dinas PU Pengairan dan PU Bina Marga, Biar ada pengerukan kembali lagi untuk Kali Marengan ini,” terang Syaiful Arifin, Kabid Pencegahan dan

Kesiapsiagaan BPBD Sumenep saat di temui di lokasi banjir.

Lebih lanjut Syaful memaparkan, Khusus warga Pabean, Kota. Dia mencatat ada sekitar 22 rumah yang mesti dibantu. Hanya saja, dia ti-dak menjelaskan lebih rinci tingkat kerusakan yang di alami warga yang terserang banjir tersebut. ”Kami sudah mengamati di beberapa titik banjir, ada sekitar 22 rumah yang memang butuh dibantu,” kata Syaiful, Minggu (3/2).

Informasi yang dihimpun Kabar Madura, kejadian banjir di Desa Pabean merupakan pertama kalinya terjadi. Banjir datang setelah desa tersebut didera hujan sekitar 2 jam lebih. Sekitar pukul 10.00 hingga jam 12.00 WIB. Ketinggian air mencapai 1 meter. (aqu/h4d)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

TERGENANG: Sejumlah wilayah di Desa Pabean, Kota Sumenep terkena banjir yang baru terjadi kali ini, Minggu (3/2). Air dengan ketinggian rata-rata mencapai 1 meter ini juga masuk ke rumah-rumah penduduk.

Banjir Terjang Empat Perumahan

BATANG-BATANG-Harga sapi di pasaran mengalami kenaikan sejak dua minggu lalu. Kenaikan ini terbi-lang cukup menggembirakan karena mencapai dua kali lipat. Jika sebe-lumnya harga sapi betina dewasa hanya Rp 3 juta, kini bisa sampai Rp 6-6,5 juta.

Seperti yang dituturkan Sunaryo (40) seorang pedagang sapi asal Desa Banuaju Timur, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep. Ia mengaku saat ini peternak sapi mulai bisa terse-nyum dan tumbuh kembali semangat memelihara sapi karena harga sapi naik dua kali lipat.

”Ukuran harga sapi Rp 3 juta, seka-rang bisa mencapai Rp 6 bahkan 6,5 juta per ekor. Itu untuk sapi betina yang normal. Namun khusus sapi yang ukurannnya besar dan gemuk, bisa mencapai Rp 8-9 juta. Padahal, seandainya di jual pada pertengahan tahun 2012 maksimal hanya Rp 4-5 juta ” tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan Syam-sul Jamal, salah satu petani yang tekun ini mengaku senang ketika harga sapi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab dengan demikian, tambah Jamal, kenaikan itu sebanding dengan harga barang lainnya.

”Yang saya amati, harga sapi mu-lai naik sejak awal tahun ini, dan sekarang semakin naik. ini kabar yang menggembirakan untuk para peternak,” tuturnya.

Sumenep diketahui merupakan salah satu wilayah yang memiliki populasi hewan ternak sapi yang sangat besar. Bahkan di beberapa

daerah seperti Kecamatan Dungkek dan Batang-batang, setiap rumah pasti memiliki peliharaan sapi.

Sunaryo menjelaskan, harga sapi turun pada pertengahan tahun 2012.

Kondisi ini membuat masyarakat rugi memelihara sapi karena tidak sebanding dengan harga kebutuhan setiap hari.

”Tahun lalu masyarakat merasa rugi

memelihara sapi, karena dari harga sapi yang sangat murah tidak bisa menutupi kebutuhan mereka dalam kepentingan tertentu,” ungkap Su-naryo, Minggu (3/2).

Pria yang sudah 10 tahun bergelut di bisnis sapi ini mencontohkan, ketika masyarakat ingin membeli barang yang membutuhkan dana cukup besar seperti membeli sepeda motor atau barang lainnya, dananya selalu tidak mencukupi.

”Di pertengahan tahun 2012 harga sapi buruk. Saat masyarakat ingin membeli sepeda motor yang seharga Rp 12, 5 juta misalnya, harus menjual 4-5 ekor sapi. Ini jumlah yang sangat banyak.

Tapi kalau sekarang, bagi mereka yang memiliki 2 ekor sapi yang luma-yan besar sudah bisa memenuhi ke-butuhan yang seperti itu,” terangnya.

Menurutnya, yang menjadi andalan keuangan masyarakat tani adalah sapi. Ketika harga sapi rendah maka secara otomatis, keinginan petani terkendala.

”Misalnya saat kena musibah dan harus masuk rumah sakit, kalau tidak punya sapi, biasanya masyara-kat petani itu kebingungan untuk mendapatkan uang yang mencapai jutaan. Tapi kalau ada sapi, mer-eka masih punya harapan untuk memenuhi kebutuhan seperti itu. Karena bagi kami sapi itu simpanan uang yang sewaktu-waktu dibutuh-kan dalam jumlah besar. Kalau tidak punya sapi kita akan repot,” ungkap pria asal Desa Longos Kecamatan Gapura itu. (rei/h4d)

KOTA – Pemerintah Ka-bupaten Sumenep terus melakukan pembenahan di berbagai sektor untuk me-macu pendapatan asli dae-rah (PAD). Dalam rencana terbaru, pemkab akan mem-benahi pengelolaan pasar-pasar yang ada di kepulauan. Sejauh ini, pengelolaan pasar kepulauan tidak jelas dan tidak masuk kas daerah.

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sumenep, Carto menyampaikan, pi-haknya sedang merencanakan pasar kepulauan dikelola se-cara terpadu, sehingga retribu-si pasar bisa menambah PAD.

Untuk sampai pada tahap itu, jelas Carto, langkah yang dilakukan pemerintah dalam waktu dekat ini adalah ter-lebih dahulu merencanakan peraturan yang bisa melingku-pi pengelolaan pasar di pulau.

”Pertama kita masih mem-buat landasan hukum atau Peraturan Bupati (Perbub) tentang paten pelayanan terpadu kecamatan. Nanti kerjasama kita dengan organ-isasi,” terang Carto.

Selanjutnya, pemerintah akan menginventarisir pas-ar yang ada di kepulauan. Sebab selama ini, pasar yang ada di kepulauan oleh

pemerintah tidak terjangkau.”Langkah kedua, kita akan

kirim surat ke kecamatan un-tuk menginventarisasi. Kemu-dian kita simpulkan di rapat dan melakukan pendekatan kepada pasar yang sudah ada. Ini karena kita tidak tahu persis mana pasar yang dike-lola desa atau perseorangan,” terangnya lebih lanjut.

Namun, rencana pemerin-tah untuk membangun dan mengelola pasar di pulau yang selama ini sama sekali tidak memberikan kontribusi ke PAD Sumenep belum diketahui kapan akan teralisasi. Carto hanya berharap, 2014 rencana tersebut dapat terwujud.

”Surat dalam waktu dekat kita luncurkan ke camat untuk melakukan inventa-risir. Karena perencaan ini prosesnya panjang, sehingga 2014 diharapkan terealisasi,” tandasnya.

Sementara itu, Komisi B DPRD Sumenep menyika-pi rencana pemerintah itu dengan respon positif. Jika agenda pemerintah kabupaten Sumenep ini dianggap akan lebih menguntungkan ter-hadap PAD.” Saya kira bagus kalau hal itu bisa menguntung-kan PAD kita” ungkap Dwita Andriyani, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumenep. (rei/h4d)

DPRD Awasi Eks RSBIKOTA - Setelah Ditetapkan menjadi

sekolah seguler, bekas Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) akan sama seperti sekolah pada umumnya. Dengan demikian, tidak ada lagi iuran bagi siswa dan akan setara dengan seko-lah biasa. Mantan sekolah RSBI harus menaati keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan undang-undang pendidikan yang berlaku.

DPRD Sumenep akan mengawasi perkembangan eks RSBI yang ada di Ka-bupaten Sumenep. Iuran yang selama ini dinilai memberatkan orang tua siswa tidak boleh terjadi karena sekolah sepenuhnya di tanggung pemerintah, sama dengan sekolah umum lainnnya.

”Karena secara aturan sama dengan sekolah lain, maka tidak boleh memun-gut iuran lagi. Dan kita akan memanfat-kan kunjungan dan sidak secara intensif ke sekolah-sekolah. Dana apabila masih ada praktek iuran, Dinas Pendidikan ha-rus mempertanyakan,” kata Nur Asyur, Anggota Komisi D DPRD Sumenep, Minggu (3/2).

Dewan dari fraksi PKS itu juga meminta kepada eks RSBI untuk mengumpul-kan orangtua siswa untuk melakukan sosialisasi aturan main sekolah RSBI setelah dibubarkan oleh MK pada 8 Jan-uar i kemarin. Sehingga semua orangtua siswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana aturan baru serta pengelolaan sekolah ke depan.

”Sosialisasi dan pengkondisian kepada siswa dan orang tua akan status RSBI. Kita harapkan sekolah yang sebelumnya berstatus RSBI mengumpulkan walinya untuk menyampaikan aturan-aturan baru ketika RSBI berubah menjadi reguler ,” harapnya.

Terkait mutu sekolah, pria asal kepu-lauan itu menilai wajar jika eks RSBI mempertahankankualitas selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan tidak membebani orang tua siswa.

Sementara itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) juga akan melakukan pengawasan terhadap proses pendidikan yang berlangsung di RSBI. Sekolah tersebut harus mengikuti apa yang telah menjadi kebijakan pemerintah.

”Setelah ajaran tahun baru, tidak boleh ada iuran yang ditarik dari siswa. Dan kami akan terus pantau perkembangan itu. Intinya sekolah itu harus menyusaikan dengan sekolah yang ada, harus dipatuhi keputusan itu,” ungkap, Jamaluddin, Sekretaris DPKS, Minggu (3/2).(rei/h4d)

Pemkab Bidik PAD dari Pasar Kepulauan

KM/DOK

PASAR BANGKAL: Sejak dua minggu yang lalu, harga ternak sapi mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Hal ini membuat para petani dan peternak lega karena andalan mereka adalah ternak sapi.

Harga Sapi Naik Dua Kali Lipat

Page 6: Edisi 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

6 SENIN 4 Februari 2013

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI

TANDA PENGENAL, DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-

RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Syaiful Islam, Agus Josiandi, Abdur Rohim. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufi q Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Selain itu, keyakinan Rah-bini terhadap Khofifah mela-wan pasangan KarSa dari segi gerakannya. Menurut alumnus UNY Yogyakarta ini, gerakan Khofifah sangat massif terutama di organisasi Muslimat yang dipimpin-nya saat ini. Mantan menteri pemberdayaan perempuan di masa mendiang Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur itu konsisten dalam sikap politiknya, tidak seperti Gus Ipul.

”Perempuan itu sangat kuat, terutama di kaum hawa me-lalui Muslimat. Gerakannya massif, karena programnya bagus. Dia akan mengganti-kan gaya-gaya Jokowi, orang-nya merakyat,” klaim Rahbini.

Dia juga menyampaikan, Khofifah akan mendapat du-kungan yang kuat dari warga Nahdliyin, sebab selama ini, Ketua Muslimat itu sangat jelas garis keperpihakannya terhadap NU. Sementara menurut penilaian Rahbini, Gus Ipul cenderung opor-tunis.

”Gus Ipul dan Khofifah, jauh lebih baik Khofifah, garis keperpihakan terha-dap NU luar biasa, Gus Ipul oportunis. Kontribusinya ter-hadap masyarakat Nahdliyin tidak jelas, dia juga dikenal

politisi batu loncat, cari se-lamat terus,” kritiknya.

Selain itu, popularitas dan elektabilitas Khofifah dibandingkan Gus Ipul, lanjut Rahbini, lebih baik. Meskipun sama-sama memi-liki popularitas yang tinggi namun elektabilitas di antara kedua-duanya, masih ung-gul Khofifah

”Gus Ipul populer tapi elek-tabiltasnya di bawah Kho-fifah, hal itu terlihat dari kebijakan selama ini. Kalau masyarakat melihat track record Gus Ipul tidak akan memilih, kalau bilang tahu, semua orang pasti tahu siapa Gus Ipul,” imbuhnya.

Analisa yang disampaikan Rahbini, wakil yang harus menjadi pasangan Khofifah dalam pemilukada men-datang melawan pasangan KarSa adalah Fuad Amin Imron. Pilihan itu didasar-kan pada karisma yang ada di diri Ra Fuad sebagai ke-turunan Kyiai Syaichona Kholil Bangkalan.

D a l a m a n a l i s a p o l i -tiknya, Sekretaris PC Ansor Sumenep itu, memprediksi Khofifah akan semakin kuat manakala berdampingan dengan Ra Fuad. Bagaimana kalau dipasangkan dengan salah satu tokoh anggota DPR RI MH Said Abdullah? Rahbini mengatakan tidak

akan memberikan kontribusi apa-apa untuk mendulang suara yang banyak.

Rahbini mengatakan, Said Abdullah di daerah pemili-han 11 saja hampir kalah. “Kepopulernya tidak se-banding dengan elektabiltas. Lebih baik Ra Fuad. Bupati Bangkalan itu masih kuat karena keturunannya. Un-tuk daerah tapal kuda, sep-erti Banyuwangi, Situbondo, Jember, Bondowoso bahkan Jombang akan melirik dan mempertimbangkan figur itu. Kita tahu Kyiai di Jawa itu tetap percaya barokah, sementara semua Kyiai di Jawa itu mayoritas santri Kyiai Mat Khalil Bangkalan, seperti Kyiai Hasyim Asy’ari (alm) PP Jombang dan Kiai As’ad (Alm), pesantren Sokerejo. Jadi karisma Ra Fuad itu masih tinggi di Jawa Timur” ulasnya men-coba menganalisa peta poli-tik Jawa Timur mendatang.

Sebelumnya, sejumlah pi-hak menilai, di kalangan ma-syarakat Madura masih sulit figur yang pas bagi calon gubernur sejak almarhum Mohammad Noer. Sejumlah pengamat melihat masyara-kat Madura masih cender-ung memilih figur daripada kader NU, sehingga calon itu di luar dari kader NU maka sulit untuk bisa memperoleh

dukungan yang maksimal. Menurut Tsabit, pemerhati

politik alumnus STAIN Pa-mekasan, kondisi ini terlihat dalam Pilgub Jatim sebel-umnya. ”Kalau kita cermati pemilukada daerah Kabu-paten di Madura, semuanya dimenangkan oleh kalangan kiai dan warga Nahdiyin. Itu salah satu cermin bahwa ke-cenderungan politik masyara-kat Madura masih menguat pada basisnya yaitu NU dan kaum kiai” urai Tsabit.

Tasbit mengatakan, se-jumlah nama tokoh yang digadang-gadang masuk bur-sa Pilgub 2013-2018, seperti MH Said Abdullah (DPRD RI), Fuad Amin atau Ra Fuad kalau dilihat dari segi kapa-biltasnya pantas maju. Namun menurutnya, belum tentu bisa mendapatkan dukungan yang maksimal. ”Kecuali berada di wakilnya dengan calon yang kuat seperti Khofifah,” imbuhnya.

Tak hanya analisis pen-gamat, sejumlah elemen mahasiswa di Madura juga meyoroti tentang penting-nya tokoh Madura dalam Pilgub 2013. Badan Ekse-kutif Mahasiswa Sumenep (Bemsu) menggelar diskusi yang berkesimpulan had-irnya tokoh Madura dalam Pilgub sudah menjadi kebu-tuhan. (rei/aqu/zis)

Mengawali pertandingan sebagai pemegang bola, skuad asuhan Daniel Roekito langsung tampil menyerang. Berbagai peluang mulai tercipta dari serangan yang dibangun anak-anak P-MU. Sayangnya, berbagai pelu-ang yang tercipta selalu membentur kebijakan wasit yang sering membunyikan peluit ketika pemain P-MU mendapatkan peluang.

Memasuki menit ke-18, Alvonsius Kevlan yang di-tunjuk sebagai kiper utama P-MU pada pertandingan kemarin harus memungut bola dari dalam gawangnya. Itu setelah Nke Ondoau Cruy Junior melesakkan tendangan kerasnya. 1-0 un-tuk keunggulan tuan rumah terus bertahan hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, dengan menarik Edison Ro-maropen dan memasukkan Camara Sekou, Persiwa mulai menaikkan tensi serangan-nya. Namun tetap saja be-lum bisa membongkar bari-san pertahanan P-MU yang dibangun Fachruddin Wahyu Aryanto dan kawan-kawan.

Sebaliknya, P-MU sendiri terus meningkatkan inten-sitas serangannya hingga menusuk jantung pertah-anan Persiwa. Sayangnya, lagi-lagi wasit kerap men-geluarkan kebijakan yang seakan sengaja mengun-tungkan tim tuan rumah. Je-galan keras yang dilakukan pemain belakang Persiwa di kotak penalti tak pernah ber-buahkan hukuman penalti. Bahkan, ketika salah seorang pemain belakang Persiwa, Isak Konon, nyata-nyata tangannya menyentuh bola

di area terlarang, juga tak berbuah hukuman penalti.

Tak heran, atas sejumlah kebijakan wasit tersebut, Daniel Roekito mengaku pertandingan kemarin sep-erti pertandingan sepak bola badut yang lucu. Terutama ketika handsball nyata-nyata terjadi.

”Saya tidak mau mengo-mentari wasit. Tetapi Anda lihat sendiri kan bagaimana wasit memimpin pertand-ingan seakan sepak bola badut,” jelas Daniel Roekito usai pertandingan.

Apa yang disampaikan Daniel memang benar adan-ya. Pasalnya, memasuki me-nit 54, Isak Konon memang nyata-nyata menghalangi bola dengan tangannya. Bahkan sejumlah suporter Persiwa yang berdiri tepat di belakang gawangnya Per-siwa sudah berteriak hands. Sayangnya, teriakan tersebut diabaikan wasit.

Tertekan dengan sikap wasit, konsentrasi pemain P-MU terpecah. Sehingga tak heran, empat menit ber-selang, yakni pada menit ke-60, lagi-lagi Nke Ondoau Cruy Junior kembali mena-klukkan Alvonsius Kevlan. 2-0 untuk keunggulan tuan rumah Persiwa, dan itu ber-tahan hingga usainya per-tandingan.

Catatan khusus terhadap pertandingan kemarin, upa-ya untuk tampil terhormat di Papua benari-benar di-lakukan oleh skuad P-MU. Pertandingan kemarin yang berlangsung sangat keras meghasilkan lima kartu kun-ing dan satu kartu merah. Firly Apriyansyah dan Kwon Jun harus menerima kartu kuning pertamanya. Semen-tara tim tuan rumah harus

rela gigit jari setelah dinilai kurang sportif oleh wasit me-nyusul Camara mendapat-kan dua kartu kuning, untuk kemudian dihadiahi kartu merah.

Secara khusus, Firly Apri-yansyah yang pernah ber-main di Persiwa Wamena mengaku sangat kecewa dengan kepemimpinan wa-sit . ”Lihat sendiri kan, bagaimana wasit memimpin pertandingan. Ini sudah ket-erlaluan,” ujar Firly, pemain yang pada pertandingan ke-marin dikartu kuning karena merebut bola dari kaki Fred Fernando Mote.

Jalannya pertandingan kemarin sebenarnya men-jadi momok bagi pemain. Pasalnya cuaca saat ber-langsungnya laga betul-betul tidak berpihak kepada pemain P-MU. Pada babak pertama, tim P-MU harus mendapat tempat yang lang-sung menghadap terik sinar matahari. Akibatnya, selain harus berjibaku dengan si-launya matahari Wamena, pemain P-MU juga harus berhadapan dengan cuaca yang sangat panas.

Sementara memasuki ba-bak kedua, cuaca berubah drastis. Sebab cuaca berubah sangat dingin. Angin ber-hembus disertai kabut tipis. Akibatnya, M. Husen yang turun pada laga kemarin sempat kram.

”Ini sangat berat. Kami saja tidak tahan dengan panas dan dingin yang tiba-tiba berubah,” ujar Husen di ru-ang ganti usai laga kemarin.

Kondisi cuaca yang san-gat ekstrem bagi pemain P-MU tersebut, membuat sebagian besar pemain P-MU mual-mual dan ter-batuk-batuk. (bri/ed)

Jon Yulianto mengatakan, jadi untuk pembangunan ta-hap pertama memang sudah dinyatakan selesai sejak 17 Januari lalu.

“Sedangkan untuk tahap dua, dana untuk pembangu-nan stadion sudah dicanan-gkan dari APBD Pamekasan sebesar Rp 7,5 miliar yang dikhususkan untuk lapangan ini, dan biaya tahap kedua tersebut akan kami maksi-malkan agar stadion ini ses-uai dengan harapan,” jelas Jon Yulianto kepada Kabar Madura, Minggu (3/2).

Sejak 8 Januari 2013 lalu, tambah Jon, anggaran untuk tahap kedua pembangunan stadion sepakbola tersebut sudah ditentukan, yaitu sejak disahkannya tahun anggaran 2013 oleh DPRD Pamekasan.

“Untuk pembangunan stadion sepakbola ini, bi-ayanya murni dari APBD Pamekasan, memang untuk saat ini masih dilanjutkan pekerjaannya, karena masih

menunggu proses selanjut-nya, yang tentunya anggaran tersebut masih dalam proses administrasi,” tukas pria yang juga ikut menjadi salah satu pengurus Persepam Madura United (P-MU).

Jon Yulianto mengatakan, pekerjaan yang saat ini dilakukan adalah pemeli-haraan dan sisanya masih pekerjaan tambal sulam dan sambil menunggu proses lelang selanjutnya dengan pihak pekerja yang akan mengerjakan stadion.

“Pekerjaan berikutnya menunggu lelang berikutnya pada tahun 2013 ini, mudah-mudahan proses yang saat ini sedang dilakukan cepat selesai sehingga nantinya pekerjaan lapangan dan tam-bal sulam untuk pekerjaan selanjutnya, seperti instalasi kalau kiranya nantinya lebih mendesak dan menyambung tribun penonton,” imbuhnya.

Pasalnya, pekerjaan sta-dion lapangan tersebut ma-sih akan memakan waktu yang cukup lama, karena

semuanya tergantung pada biaya yang dikeluarkan oleh APBD. Dan lebih dari itu, stadion tersebut masih belum ditentukan target selesainya. “Saya tidak bisa memastikan kapan selesainya stadion ini dan tahun berapa akan selesai, karena semuanya tergantung pada biayanya,” katanya.

Ditanya soal nama stadion yang masih dalam pekerjaan tersebut, pihak Disporabud masih belum bisa mengung-kapkan, karena sejauh ini masih belum ada. “Kalau masalah nama masih be-lum ada, karena pekerjaan-nya masih belum selesai, mungkin untuk hal itu masih jauh,” katanya.

Dengan hal itu, harapan masyarakat pulau Garam untuk menyaksikan secara langsung di daerah sendiri laga Indonesia Super League (ISL) masih harus bersabar sambil menunggu selesainya pembangunan stadion yang dinilai masih akan lama se-lesainya. (ong/zis)

Tetapi kehadiran mereka setidaknya memperlihatkan antusiasme yang begitu tinggi. Tentu saja keha-diran warga Madura yang merantau di Wamena ini mampu memacu motivasi permainan yang ditampil-kan Laskar Sape Kerap.

Sehari sebelumnya, ketika pemain P-MU menjajal la-pangan Stadion Pendidikan Wamena (2/3), sejumlah war-ga Madura dan Probolinggo yang juga menggunakan Bahasa Madura, menyem-

patkan hadir di stadion. Terkait dukungan tersebut,

Mahfud (47), pria asal Desa Aeng Sare, Kecamatan Kota Sampang ini mengatakan se-bentuk solidaritas atas keha-diran simbol sukunya. ”Kami diberitahu oleh warga lokal jika masyarakat kami bermain di sini (Wamena, Red),” ujar Mahfud.

Tak hanya memberi dukun-gan di lapangan, sejumlah warga Madura di Wamena sempat hadir ke Hotel Baliem Pilamo, tempat menginapnya pemain P-MU. Selama di ho-tel tersebut, selain bercerita banyak tentang kehidupan-

nya selama di Wamena, mer-eka juga bercerita banyak hal tentang pertarungan tim-tim sepak bola di Wamena.

”Hasil akhir 0-0 saja, sudah dianggap menang jika ber-main di sini,” jelas Mahfud.

Sayangnya, Mahfud yang sangat berharap bisa me-makai jersey suporter P-MU di Wamena harus tertunda. Pasalnya, jersey suporter yang dibawa tim P-MU su-dah habis ketika di Jayapura. ”Sayang ya, padahal saya in-gin membelinya. Karena itu kebanggaan bagi kami yang ada di sini,” tandas Mahfud.

Dalam aktivitas sehari-harinya, sebagian warga Madura ini sama sekali ti-dak sungkan menunjukkan ciri khas layaknya warga Madura, seperti memakai sa-rung dan kopiah kemanapun mereka pergi.

Bahkan ketika mengun-jungi penginapan pemain P-MU, Mahfud dengan san-tainya juga mengenakan sa-rung dan kopiah. Tak pelak pemandangan kontras pun terlihat manakala mereka duduk di hotel yang dibalut dengan suasana eksotisme alam Papua tersebut. (bri/ed)

Salah satu wacana wilayah yang mencuat adalah Desa Krampon Kecamatan Torjun. Desa Krampon merupakan wilayah hunian bagi warga Belanda pada zaman pemer-intahan Hindia Belanda, karena lokasinya yang ada di dataran tinggi. Sementara kota Sampang yang saat ini menjadi ibukota kabupaten hanyalah dijadikan tempat perkantoran residen.

Sekarang bangunan pening-galan Belanda tersebut masih tersisa, adalah bekas taman, kafe, penampungan air, la-pangan bola dan beberapa rumah eks karyawan PN Ga-ram. Rumah-rumah yang dibangun dengan ciri khas arsitektur Belanda tersebut masih utuh. Rumah-rumah kuno tersebut masih utuh jumlahnya pun masih sama dengan sejak pembangunan-nya.

Sebanyak 62 rumah terse-but 15 di antaranya adalah rumah kelas utama yang dihuni orang-orang Be-landanya. Setelah peruma-

han ditinggalkan oleh warga Belanda, kemudian dilanjut-kan dengan ditinggali eks karyawan PN Garam. Warga Belanda tersebut memang tinggal di sana hingga tahun 1967. Mereka meninggalkan Krampon setelah pembuba-ran PN Garam sebagai pe-rusahaan yang menguasai produksi garam saat itu.

Sementara itu, Wahyu Pri-hartono selaku pejabat PU Cipta Karya yang membidangi Tata Ruang, mengatakan kota Sampang yang saat ini menjadi lokasi hunian tidak cocok men-jadi kota. Pada zaman Belanda wilayah ini hanya sebagai lo-kasi perkantoran keresidenan. Seperti yang ada di seitar pen-dopo Bupati, di wilayah bagian utara dulunya adalah bangu-nan tempat penampungan air yang langsung mengarah ke sungai kemuning namun saat ini justru sudah penuh dengan perumahan. “Dulu di utaranya pendopo kan ada bozem tem-pat penampungan air sekarang jadi rumah, sebenarnya dulu untuk menampung air yang naik lalu mengalir ke sungai kemuning” ujarnya. (lebih

lengkap baca halaman Kabar Khusus)

Sementara itu, Putu Rudi Ketua Ikatan Ahli Peren-canaan Jawa Timur men-gatakan, Jika Sampang dianggap tidak layak se-bagai lokasi hunian lalu ada perencanaan pengem-bangan dengan mengge-ser pusat pemukiman baru harus berbarengan dengan permindahan pusat perda-gaangan, fasilitas umum. Namun menurutnya hal itu sangat sulit karena sama saja dengan memindahkan kehidupan, selain itu perlu biaya yang cukup tinggi.

P u t u m e n i l a i u n t u k pengembangan kota lang-kah yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten adalah memang dengan dengan menggeser beberapa fasilitas umum sepeti ter-minal, pasar kota dan juga termasuk pemukiman ke pinggiran kota, “terminal antar kota tempatnya bukan ditengah kota, termasuk juga dengan pusat perdagangan seperti Pasar Kota”, pung-kasnya. (waw/zis)

Meninggalnya H Hasan Mudhari sungguh mengag-etkan banyak pihak. Sejumlah wartawan pun ikut berduka cita. Sebab, pria yang dikenal bersahaja itu, meski dalam kondisi badan kurang enak, selalu menerima dan mem-berikan jawaban ketika media massa melakukan wawancara.

Edisi terakhir ketua Fraksi Keadilan Demokras (FKD) itu melakukan wawancara dengan harian Pagi Ka-bar Madura, terbitan Jumat (1/2) terkait dengan Pene-tapan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq, sebagai ter-

sangkas kasus dugaan suap Impor Daging. Waktu itu, Almarhum Hasan Mudhari, mengaku sangat kaget dan mengatakan tidak mungkin LHI melakukan tindakan yang dilarang agama.

Anggota Komisi A DPRD Sumenep, Darul Hasim Fath, mengaku sangat berduka cita terhadap meninggalnya almarhum Hasan Mudhari yang dikenal sebagai pribadi menyenangkan di Komisi A. Diakuinya, almarhum bu-kanlah pribadi yang pelit un-tuk menyebarkan ilmu dan pengetahuannya di Komisi A. ”Beliau sebagai priba-di yang menyenangkan,”

terang Darul Hasyim Fath, usai melayat ke rumah duka.

Menurutnya, almarhum mantan pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) selalu mampu memberikan warna dalam segala hal positif di Komisi A. ”Bapak Haji Hasan Mudhari , meru-pakan politisi yang kompre-hensif. Mampu memberi-kan warna berbeda dalam setiap dinamika di Komisi. Sebagai mantan birokrat, sangat memahami kondisi-kondisi apapun di Komisi A,” ujar politisi dari PDI Perjuangan tersebut.

Demikian juga pengakuan

Rukminto, anggota Komisi A DPRD Sumenep. Menu-rut politisi dari Partai Gol-kar ini, almarhum Hasan Mudhari dikenal sebagai sosok pribadi yang mum-puni dan sukses. Sebab, figur almarhum memang san-gat membanggakan, bukan hanya bagi anggota komisi, tetapi juga seluruh anggota DPRD Sumenep.

Sekedar diketahui, al-marhum Hasan Mudhari meninggal dunia Rumah Sakit Daerah Moh Anwar, pukul 12.29 WIB, Minggu (3/1). Informasinya, Jenazah akan dikebumikan, Senin (4/2) di Sumenep. (bus/zis)

Mereka menyerahkan bing-kisan yang mereka bawa dari rumah masing-masing menu-ju tenda yang di bangun tepat di samping jalan Ketengan. Di sana sudah berkumpul ra-tusan orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Tampak juga tetua kampung berkumpul dan segera memu-lai acara yang telah rutin mereka selenggarakan sejak belasan tahun lalu.

“Mumpung tidak hujan lagi mas, Rokat Jalan mau dimulai” ungkap Zainal Alim, 42, salah seorang tokoh masyarakat kampung Keten-gan pada Kabar Madura.

Tradisi Rokat Jalan atau Selamatan Jalan merupakan tradisi yang tergolong baru diselenggarakan masyarakat Bangkalan, namun dalam tradisi ini mengandung ban-yak makna dan ditunggu oleh masyarakat karena su-dah mendarah daging di masyarakat. Bahkan agenda Rokat Jalan ini selalu di-

nanti masyarakat kampung Ketengan setiap tahunnya. Terutama saat bulan Mau-lid atau tepat saat perayaan kelahiran Nabi Muhamamd SAW diselenggarakan seb-agaian besar umat Islam di seluruh dunia.

Tradisi Rokat Jalan ini konon muncul dari rasa prihatin masyarakat setempat akibat sering terjadinya kecelakaan yang terjadi daerah tersebut bahkan sampai merenggut korban jiwa yang tidak se-dikit. “Awalnya karena di sini sering kecelakaan mas, warga berinisiatif untuk mengada-kan selamatan/rokat jalan agar tidak terjadi kecelakaan lagi,” beber Zainal.

Sayangnya, banyak warga yang lupa awal pelaksa-naan Rokat Jalan tersebut. Sejumlah sesepuh kampung yang Kabar Madura temui mengaku tradisi Rokat Jalan yang dilakukan warga antara tahun 2000-2002.

“Kami tidak ingat pasti mas, perkiraan antara tahun 2000 sampai 2002,” ungkap

Zainal. Lebih lanjut Zinal menjelaskan, kegiatan se-benarnya dilakukan tahunan tersebut sengaja diseleng-garakan saat bulan Maulud agar sekalian bisa melakukan kegiatan Maulid Nabi Saw dan menambah guyub an-tar masyarakat di kampung tersebut. Dan kenyataannya, kegiatan tersebut terbukti mujarab ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tampak tumpah ruah di sebuah tenda yang diban-gun tepat disisi jalan, bah-kan warga dengan sukarela membawa beragam makanan dari rumah masing-masing sebagai buah tangan kepada seluruh orang yang hadir di lokasi tersebut.

“Alhamdulillah masyarakat di sini sangat senang dengan kegiatan ini, bahkan mereka dengan sukarela membawa makanan dari rumah mas-ing-masing”, ungkap Zainal.

Hampir semua kegiatan yang dilakukan selama Ro-kat Jalan tidak jauh berbeda dengan kegiatan perayaan

Maulid Nabi yang biasa di-lakukan masyarakat. Seperti pembacaan doa dan shala-wat yang diiringi dengan tabuhan hadrah dari sejum-lah warga. Yang agak berbe-da dari tradisi masyarakat di daerah lain adalah lokasinya yang berada tepat di ping-gir jalan sehingga meng-haruskan sejumlah warga harus mengatur lalu lintas, agar tradisi yang dilakukan tersebut tidak mengganggu pengendara yang lewat.

Setelah semua kegiatan dilaksanakan, tradisi Rokat Jalan ditutup dengan me-nyiramkan belasan liter air kembang yang telah didoai di sepanjang jalan Ketengan. Secara bergantian warga menyiramkan air kembang yang telah dipersiapkan, dan disiramkan ke jalan dengan harapan dan doa kepada yang Maha Kuasa agar se-tiap pengguna kendaraan yang melintas di jalan terse-but terjauh dari marabahaya dan dapat selamat hingga tujuan. (zis)

Khofi fah-Ra Fuad Bakal Saingi KarSa II

Mantan Birokrat, Dikenal Pribadi Komprehensif

Dikerjai Wasit, Dihempas Badai Pegunungan

Digelar Saat Maulid, Wujud Doa agar Tidak Ada Kecelakaan

Pembangunan Tahap II Dianggarkan Rp 7,5 M

Krampon Layak Jadi Pusat Kota Sampang

Dukungan yang Membahagiakan

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Page 7: Edisi 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

SENIN 4 Februari 2013 7

PRESTASI Persepam Madura United (P-MU) menjadi juara III Divisi Utama 2011-2012 PT. Liga Indonesia, memberikan harapan bagi masyarakat Pamekasan untuk terus berprestasi dalam bidang sepak bola. Keberhasilan untuk naik ke kasta tertinggi Liga Indo-nesia menjadikan P-MU sebagai klub sepak bola pertama di Madura yang berhasil merumput di Indone-sia Super League (ISL).

Tentu tidak mudah untuk mam-pu mengukir prestasi hingga menjadi juara ketiga Divisi Uta-ma. Kerja keras para pemain, manajemen yang baik, serta du-kungan masyarakat yang tinggi adalah kunci keberhasilan P-MU. Semangat para supporter untuk terus melorengkan stadion dima-na P-MU berlaga adalah pemacu semangat para pemain untuk terus membobol gawang lawan sehingga mampu menyingkirkan klub-klub yang lain.

Berlaga di Indonesia Super

League tentu tidak semudah berlaga di Divisi Utama, per-juangan yang lebih melelahkan akan di hadapi di liga paling bergengsi itu. Klub-klub besar akan menjadi lawan berat. Tapi tidak serta merta lawan berat itu menyurutkan semangat untuk terus mengukir prestasi yang lebih besar. Laga demi laga di Divisi Utama tentu menjadi pelajaran ber-harga untuk mengoreksi kelemah-an di berbagai lini untuk perbaikan kekuatan P-MU kedepannya.

Sebagai klub sepak bola profes-sional pertama di Madura yang berhasil hinggake ISL. Maka besar harapan agar kesempatan ini tidak disia-siakan oleh pihak yang yang terkait. Agar Madura, khususya Pamekasan tidak dipandang se-belah mata oleh kota/kabupaten yang lain. Setelah berhasil men-jadi kabupaten pertama di Indo-nesia yang berhasil meraih label Kabupaten Pendidikan dan telah

memiliki prestasi akademik hingga ke mancanegara. Tentu kita ingin Pamekasan

juga meraih sukses dalam bidang olahraga, terutama sepak bola.

Kita berharapP-MU bias meng-harumkan Pamekasan di tataran persebakbolaan nasional. Kita men-ginginkan nantinya ada pemain asal Pamekasan yang dipanggil untukmemperkuat Tim Nasional Indonesia. Hal itu bias dilakukan apabila pemerintah mulai memikir-kan pendidikan sepak bola sejak dini untuk para generasi muda Pamekasan. Kita juga mengig-inkan kekuatan P-MU tidak hanya didominasi oleh pemain asing tapi diperkuat oleh pemain lokal.

Pembangunan fasilitas olah-raga juga harus menjadi pri-oritas utama Pemerintah, Karena bagaimanapun fasilitas itu meru-pakan kebutuhan utama yang mendukung keberhasilan para atlet. Pembangunan stadion yang

berlansung saat ini harus benar-benar mendapatkan perhatian semua pihak agar terlepas dari praktek korupsi seperti yang kerap terjadi di dalam setiap pembangunan fasilitas olahraga di Negara kita sehingga mampu dimanfaatkan dengan baik untuk berlatih dan berlaga.

Akhirnya, kita harus menyadari bahwa pamekasan memang me-miliki potensi yang cukup be-sar untuk menjadi kabupaten yang diperhitungkan di kancah nasional melalui sepak bola, pendidikan, budayadan lain se-bagainya. Potensi yang besar itu akan mampu meraih sukses apa-bila didukung oleh penanganan yang baik oleh stakeholders yang memiliki tanggung jawab dalam setiap bidangnya.

*) Mahasiswa Pendidikan Matematika Unira, Guru Matema-

tika MTs Nahdlatun Nasyiin IV. Asal Pegantenan, Pamekasan.

Harapan Masyarakat Pamekasan Untuk P-MU

SAHABATKU memulai keheni-ngan dengan menutup kata. Entah kita hari ini merasakan kesakitan yang teriris-iris. Jangankan me-lihat langsung pada kondisi Tini yang sedang melekat bagaikan satu kembar dengan papan ran-jang. Ia tengah berbaring pasrah memulai tangisan manusia. kami tidak dapat berbuat apa-apa selain mengelus dada bibi Rasita, kami hanya sahabat Tini yang saat ini ikut menangis seiring bibi Ra-sita mengeluarkan kepedihan air matanya.

”Andaikan Tini sehat, dan bersa-ma kita di kelas. Berarti, ia sedang gembira karena akhir tahun ke-naikan kelas. Para siswa ingin me-nagih janji orang tua, apabila rapor plus.” Sayang ia tinggal berharap dan memohon, sedang memeluk Tuhan. Mungkin lebih baik ia mengikuti jalan satu itu. Kalau berharap janji dari orang, itu sama saja menunggu ketidakpastian.

Bibi Rasita memang butuh perto-longan banyak orang, tapi siapa? Penyakit di kepalanya sekarang me-makan banyak daging Tini. Hanya tulang dan rambut yang terlihat bila orang sedang menjenguknya. Bahkan orang tidak akan percaya kalau Tini menyatu dengan gelap, ditambah gelapnya rumah yang tak pernah tersentuh lampu kota.

Di hamparan kota yang selalu orang perebutkan ini menjadi ke-sekian kalinya menjadi tandingan otot, kadang orang suka menjadi hewan yang tak punyak akal me-makan kesekian dari pemiliknya. Tidak peduli apakah ia berdosa. Yang penting esok keluarga mereka sendiri menemukan masa depan.

Menjadi janda miskin memang menakutkan. Siapa yang berani memuja-muja dirinya kala budaya begitu mengekang persahabatan wanita. Ilmu tidak dikuasai dan menjadi bodoh seumur hidup. Paling tidak janda itu mainan ke-hidupan. Banyak orang tidak men-gakui sekaligus antipati persoalan kemiskinan. Padahal kota ini baru seumur jagung membentangkan cakar-cakarnya.

Di tempat gedung menjulang itu dulu tempat bermain kita dan Tini. Anginnya masih sepoi kala berteduh di pohon. Tapi entah, setelah pemekaran pohon kecin-taan kami mengepul asap pabrik. Sungai pun yang setiap hari kami hangatkan sekeluarga kini bau amis kotoran pabrik.

Kami (Alexi Candra, Jondoi Bun-ga, Juintoe Tomae, Fira Aliensetia, Bobo Fernando) setiap hari menga-malkan ajaran yang kami dapatkan dari guru agama.

”Meringankan saudara yang se-dang musibah dapat pahala di sisi tuhan.” Kami datang usai sekolah tanpa mengenakan baju seragam atau baju main, kami mengenakan baju ngaji agar Tini berbangga. Ia punyak pilihan setelah akhir ke-hidupan ini, makna pasrah mung-kin selalu ia artikan sebagian dari kepercayaan. Kepercayaan setelah orang-orang mengakui ada ke-hidupan abadi ini. Ada yang lebih sempurna setelah bersama-sama bermain mengarungi kehidupan. Kami memaknai kedatangan ini sebelum kepercayaanya.

Kami sebentar lagi kelas enam, dan kami mempunyai persepsi dari Pak Sortdjomo kalau pendidikan itu harus dijadikan untuk mem-baca lingkungan. Harus mempedu-likan bagian-bagian yang akan mengekang setelah dewasa. Nasib

itu bukan pilihan, tapi pesanan dari siapa yang punyak akses. Seperti nasib Bibi Rasita hari ini. Meski ia tidak terlambat ditolong orang. Kadang maknai takdir itu sulit untuk kita hakimi. Yang kami tahu semua yang kita alami menjadi takdir Tuhan.

Malam sudah menghentikan bising kendaraan. Mobil metro memasuki pagar rumah berlantai tiga. Mereka sedang lelah dan ingin cepat-cepat merebahkan pegal di atas kasur empuk. Aktivitas sehar-ian menambah berat badan dan urat saraf untuk memikirkan kemajuan perusahaan. Besok pagi mereka akan bergegas melanjutkan daftar pembangunan yang lebih maju. Atau meninjau langsung tanah mana yang akan ditempati. Apa-lagi dalam waktu ini semua orang sedang berlomba menapaki popu-laritas, hanya kesenangan pribadi dan keluarga. Kehidupan ini sudah kewajiban yang tidak bisa berubah, siapa meyakini ia dapat mengganti rumah berkali-kali.

Bibi Rasita menggenggam tangan tini. ”Sebenarnya ibu tidak mau menghukum kamu dalam kondisi janda. Sehingga kamu sekarang tak mampu menatap masa depan. Ibu bertambah dosa.”

Di luar air mata ibu yang satu ini, banyak kepedihan yang para janda nikmati untuk membang-gakan keluarga, meski sebenarnya merasakan sangat teriris. Sesung-guhnya dalam dada masing-masing memakan hatinya, dan pengor-banan itu pertanda akhir dari suatu yang berkepanjangan dalam batin

sendiri. Mereka akan dilempar setelah kemenangan tiba. Hanya para penguasa yang akan tertawa di sudut kota ini. Meski ia lebih peduli, itu artinya kuasa yang merajalela.

”Kalau ibu menjadi pelacur itu berarti mencarikan masa depanmu yang terhina. Ibu masih punya kepedulihan pada agama. Ibu me-nyakini jika menghindar akan lebih baik, meskipun harus menderita secara fisik. Yang ibu takutkan adalah keadaan memaksa ibu untuk berbuat, kecuali jalan berba-haya. Di depan mata ibu sebangsa ini sudah biasa terjadi di tanah ini. Katanya tahun demi tahun pe-mimpin sudah mengamankan para pengamin, pengemis. Atau yang dilakukan mereka. Rumah yang ti-dak layak seperti ini diratakan dan orang-orang berlarian ke kolong jembatan. Demi stabilitas dan pen-ertiban popularitas pribadi.”

”Di tanah ini, nasib kamu men-jadi penyamun kebaikan sesaat belaka, Nak.”

Pagi yang menjelma malaikat se-dang mengitari pekarangan rumah Rasita. Ia mengintip kenangan pemimpin Umar ketika menyamar menemui rakyat. Di sudut sama yang terlupakan itu menjadi ke-pedihan berganti-ganti antara suara ibu dan kepedihan Tini.

”Suaramu mengaung seiring ang-ing kencang melanda negeri ini. Pe-cundang berkedok manis menatap ke arah suara. Mungkin ke langit

atau mengikuti suara melanda.”Sembari malaikat melihat dari

kejauhan, tertandas air mata.Persembunyian langit ke tujuh

kini mengalirkan air duka atas dahaganya kehidupan ini. Sudut yang ditempati nabi merekam nafsu jahanam. Wajahnya mem-erah mulai mengepalkan angkara murka. Elusan sutra yang ia semat-kan dalam dada manusia membabi buta dari tipuan penggangu, iblis dan sebangsa api yang murka pada Tuhan. Mereka akan selamanya mengakui kuasa sebangsa ciptaan Tuhan, atas pengakuan silam mu-suh keimanan itu sudah menem-pati hati manusia yang suci.

Wajah abad baru tinggal menun-gu inci. Semua akan bersorak suci, wajah iblis, api atau murka men-empati pesanan makanan, tempat tidur, dan pakaian manusia. Mer-eka mengatur kebaikan manusia supaya tidak menempati posisinya. Orang-orang akan percaya peruba-han yang di silau angka-angka ini.

”Hanya keabadian yang mewakili Rasita dan Tini.”

Semua dalam genggaman imaji mereka. Kota Merkuri dimana ber-gantungan nama-nama kehausan. Nama Bibi Rasita dan Tini hanya jadi mangsanya.

Sebuah kota penuh harapan dan cita-cita. Suatu hari nama ini akan disembunyikan lagi, hanya dalam angan para penguasa. Mereka lebih suka tertawa di atas meja, menawar-kan segudang keuntungan tanah ini.

*) Samsul Arifin: Lahir di Kan-gean. Kini Menetap di Sumenep.

KANTOR Pos, sebagai salah satu tempat pelayanan publik (kalau tak salah BUMN) sangat disayangkan masih ada pungutan uang parkir bagi para konsumen/pengunjung.

Pengunjung Kantor Pos, +6285257636889.

YA KAPAN P_MU akan menang. Tunjukan nyalimu Saiful Tanjung Bumi Bangkalan,

+6285708112712

SEMANGAT terus, jangn pantang menyerah PMU. Kamu pasti menang. Aku selalu mendukungmu Badrialamsyah Lancar, +6287850324812

P_MU keok sama rajanya ISL Persipura dengan skor 4 gol dan Persiwa 2-0 tanpa balas. Laga selanjutnya, menjamu Persidafon dan Persira di kandang sendiri. Semoga dari laga kandang tersebut bisa memetik kemenangan. Bravo Trètan Paseser Manèa PMU. . . . !

Arwah LB3 +6282332831860

SELAMA Madura di dadamu, ayolah bangkit PMU. Ta-jamkan mainmu seperti celurit Madura.

Fendi Taretan Mania, +6281939323687

AYO kalahkan SFC dengan 5-3Raihan di Bangkalan, +6287750937122

P-MU kobarkan semangatmu. Kalahkan mereka dengan celuritmu. Berikan gol yang tajam dengan ujung sadhekmu.

Zainal Abidin, +6281937270604 TARAAAA... P-MU, aku datang untuk mendukungmu

jangan pantang menyerah yah. Pintu masih terbuka lebar untuk menjadi juara. Lupakan yang telah terlewati. Sambut yang akan dihadapi

Chachaa Iichaa C-Bink Jakarta Utara, +6287850115359

BANG Daniel Roekito, bagaimana mainnya PMU kok ngak bagus. Ayo Bang Daniel, tunjukkan kehebatan mu. PMU jelek!

+6281939236794

PMU pemain asing atau pemain lokalnya kurang pen-galaman di ISL.

+6281939236794

CAR Free Day di Pamekasan sangat bagus sebagai sa-rana hiburan & rekreasi keluarga setiap hari Minggu pagi. Namun, perlu diperhatikan masalah sampah. Mestinya disediakan tempat sampah yang lebih bnyak & tersebar di stiap sudut areal Arek Lancor. Sehingga membantu merin-gankan petugas kebersihan. Kasihan, mereka juga manusia.

By Arya Tang, +6283850078000.

MUSTOPA

Oleh:

Sudut Duka Tini

SAMSUL ARIFIN

Oleh:

Page 8: Edisi 4 Februari 2013

SUMENEP-Memilih sosok pemimpin merupakan salah satu hal terberat, sebab kita tidak boleh memilih pemimpin tanpa banyak pertimbangan.

Terutama bagaiamana memilih pe-mimpin yang memiliki track record tidak tercela, dan dapat benar-benar menjadi penyambung kebutuhan rakyat dengan

rangkaian program kerja yang pro-rakyat. itulah yang diungkapkan Aminatul Hus-niyah, mahasiswi Universitas Brawijaya asal Bangkalan.

Dara kelahiran Sumenep, 27 April 1991 itu, mengatakan, memilih pemimpin harus benar-benar sosok yang sudah terbukti dan teruji kemampuanya dalam memimpin, dengan beragam kriteria yang sekiranya dapat menggambarkan kualitas kempemimpinan mereka.

“Memilih pemimpin tidak boleh asal, harus benar-benar ideal,” ungkapnya.

Lebih lanjut gadis yang menggemari olahraga basket itu mengatakan, walau-pun dewasa ini memilih pemimpin yang ideal sangat sulit, namun dia tetap opti-mis masih ada manusia-manusia tangguh Indonesia yang dapat menjad pemimpin yang pantas menjadi pemimpin. Hanya saja, mereka umumnya tidak terlihat dan tidak haus akan publisitas.

“Masih banyak pemimpin di luar sana yang mampu memimpun, namun mereka tidak dikenal banyak orang,” tuturnya.

Untuk itu dia berharap masyarkat yang memiliki hak pilih, dan nantinya akan memilih pemimpin, harus benar-benar cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan hanya karena bujuk rayu dan janji-janji manis yang disampaikan tim sukses, membuat pemilih salah menentu-kan pilhannya. Apalagi pilihan tersebut akan sangat erat kaitanya dengan segala permasalahan yang akan dirasakan lang-sung masyarakat.

“Jangan tertipu bujuk rayu, itu hanya terli-hat manis di depan saja,” serunya. (fir/yoe)

SENIN 4 Februari 20138

Email Redaksi: [email protected]

Kami sangat optimis bahwa

Pemkab Bangkalan akan

melakukan keterbukaan

informasi publik sesuai dengan

aturan.”

ABDUL SYUKURDirektur BCW

PAMEKASAN-Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pamekasan di Jalan Trunojoyo, tak ubahnya aquarium yang tiada berisi ikan dan air, Minggu (3/2). Tak satupun anggota Panwaslu beserta stafnya masuk kantor.

Pasalnya, kantor penyelenggara pemilu tersebut disegel oleh oleh massa Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera), sehari sebel-umnya. Pantauan Kabar Madura, hingga matahari terbenam, kondisi kantor tetap dihalangi dengan kayu besar lengkap dengan tulisan di karton yang mengecam Panwaslu.

Mengetahui hal itu, Panwas ke-camatan (Panwascam) meradang. Tanpa aling-aling rasa gentar, mer-eka mengecam tindakan Ampera sebagi suatu hal yang kurang baik.

Syamsul Arifin, Ketua Panwas-cam Palengaan menegaskan, mas-sa Ampera terbilang tidak mengerti kinerja Panwaslu sedari awal. “Mereka hanya bisa melihat dari luar. Tidak mempelajari bagaimana proses kebijakan Panwaslu selama ini,” terangnya.

Kendati demikian, Syamsul Arifin tidak berani menyalahkan Ampera. Syamsul berdalih, massa Ampera punya hak menyampaikan aspirasi secara terbuka.

“Kalau kita cermati, tentu kita mesti bertanya mengapa baru sekarang Panwaslu dipersoalkan? Kenapa terlambat? Mestinya mer-eka mengerti proses demokrasi,” tekannya.

Tidak hanya itu, Syamsul bahkan menuding aksi Ampera yang sam-pai menyegel Kantor Panwaslu, salah alamat. “Salah satu gugatan-nya ialah menolak hasil Pemilu-kada (Pamekasan). Seharusnya, itu disuarakan kepada KPU selaku pencetus kebijakan,” tekannya.

Lebih dari itu, Syamsul men-curigai ada yang menunggangi di balik aksi tersebut. “Saat aksi pertama, saya sempat bertanya ke-pada peserta aksi akan kelambatan tersebut. Menurut pendemo, ala-sannya karena menunggu instruksi dari kandidat bupati. Supaya, nantinya dilihat oleh MK (Mah-kamah KOnstitusi) melalui media massa,” tudingnya.

Qodar, anggota Panwascam Pa-kong menguatkan pernyataan Syamsul di atas. Dia menyatakan, tahapan pemilukada sudah sele-sai. “Demo yang tidak mendasar sangatlah bukan solusi. Selaku

pendemo, harusnya mengerti mau ke mana tujuannya,” tandas Qodar.

Berikutnya Qodar berujar, demo Ampera dipandang wajar. Mengin-gat, Ampera tidak mungkin datang ke MK yang saat ini menangani sengketa Pemilukada Pamekasan.

“Sebagai catatan, Ampera itu perlu dikaji ulang: apakah murni dari masyarakat dan mahasiswa atau bagaimana,” katanya agak mengambang.

Sementara itu, massa Ampera menegaskan bahwa pihaknya melakukan aksi dan menyegel Kantor Panwaslu tiada lain karena kecewa kepada kinerja Panwaslu.

“Dapat dilihat sendiri, betapa Panwaslu terkesan main-main. Ia pernah mengeluarkan rekomen-dasi bahwa semua kandidat Pemi-lukada tidak layak bersaing karena cacat administrasi,” tekan korlap Ampera, Zainal Abidin.

Selain menyinggung persoalan rekomendasi Panwaslu, massa Am-pera juga meneguhkan dua tuntut-an. Yakni, menolak hasil Pemilukada Pamekasan dan “Kepada Bawaslu Pusat, agar memecat Panwaslu Pamekasan karena tidak netral dan tidak profesional,” tegas Hasan Basri dalam orasinya tanpa memberikan alasan lebih lanjut. (anm/yoe)

KM/HAIRUL ANAM

SALAH ALAMAT: Dua orang bocah, Minggu (3/2), menunjukkan Kantor Panwaslu Pamekasan di Jalan Trunojoyo, yang disegel oleh massa Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera).

PAMEKASAN-Sebanyak 1.500 bilik suara yang dip-injam KPU Pamekasan dari KPU Pamekasan, sudah dikembalikan. Pengem-balian itu, dilakukan KPU Pamekasan usai penetapan hasil Pemilukada Pame-kasan, beberapa waktu lalu.

Demikian ditegaskan ang-gota KPU Pamekasan, Agus Kasiyanto, saat dihubungi Kabar Madura, Minggu (3/2). Menurutnya, tak satu pun bi-lik suara itu bersisa di gudang KPU Pamekasan. “Semuan-ya sudah beres. Sudah di Sumenep,” tandasnya.

Berikutnya Agus men-gatakan, berkaitan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, pihaknya masih belum punya rencana lebih jauh. Pas-alnya, Agus dan anggota KPU lainnya menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Di mana, salah satu calon bu-pati menggugat ke MK.

“Dan gugatannya ialah agar Pemilukada diulang.

Namun, kami optimis ti-dak akan diulang. Sebab, materi gugatan Kompak (Kholilurrahman-Masduki untuk Pamekasan Kondusif) lemah,” jelasnya.

Terlepas dari itu, Sekretaris KPU Pamekasan Akhmad Zaini, dalam suatu kesempa-tan menjelaskan, pihaknya sudah sedikit banyak me-nyikapi persiapan Pemilihan Gubernur Jawa Timur.

“Jadi mulai Maret 2013 nan-ti, KPU kabupaten sudah mu-lai melakukan tahapan, berupa pendataan pemilih, dan ber-bagai persiapan administrasi lainnya,” terang Zaini.

Saat ini, kata dia, KPU juga mulai melakukan sosialisasi terkait tahapan pemilu, terma-suk tahapan Pemilu Gubernur (Pilgub) 2013 yang akan dige-lar pada Agustus ini.

Ditambahkan Zaini, khusus untuk tahapan Pilgub Jatim, saat ini KPU Kabupaten Pa-mekasan telah melakukan pengecekan daftar pemilih

sementara (DPS), melalui panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemun-gutan suara (PPS). “Kalau KPU Jatim, mulai saat ini kita melakukan tahapan,” katanya.

Untuk diketahui, pada Pi-leg 2014, ada 10 parpol yang telah ditetapkan KPU Pusat sebagai peserta pemilu. Ke-sepuluh parpol itu adalah, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan nomor urut 1, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan nomor urut 2, Partai Keadilan Se-jahtera (PKS) dengan nomor urut 3 dan Partai Demokra-si Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan nomor urut 4.

Selanjutnya Partai Golkar dengan nomor urut 5, Partai Gerindra dengan nomor urut 6, Partai Demokrat dengan nomor urut 7, Partai Amanat Nasional dengan nomor urut 8, PPP dengan nomor urut 9, serta Partai Hanura dengan nomor urut 10. (anm/yoe)

1.500 Bilik Suara Kembali ke Sumenep

Terkait Kasus Dugaan Suap Daging Impor

SUMENEP-Kasus dugaan suap daging impor yang menimpa Pres-iden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq (LHI) – kini sudah ditahan KPK – mendapat respon berbeda di tingkat bawah.

Kalangan mahasiswa Sumenep menilai, ditangkapnya LHI oleh KPK ibarat fenomena gunung es, yang tidak tertangkap jauh lebih besar.

Penilaian tersebut berangkat dari keyakinan bahwa partai politik merupakan bagian dari mesin ke-jahatan sosial yang menyebabkan korupsi di negeri ini.

Pernyataan tersebut dilontarkan langsung oleh Eko Wahyudi, Koor-dinator BEM (Badan Eksekutif Ma-hasiswa) Sumenep. Dia mengatakan, tertangkapnya LHI yang diduga ter-libat dalam kasus suap daging impor merupakan fenomena yang wajar. Sebab, partai politik memang mem-butuhkan uang yang banyak untuk membiayai kegiatan politiknya.

”Bagi saya, partai politik menjadi bagian dari penyebab terjadinya korupsi di negeri ini. Tekanan par-tai terhadap anggotanya yang ada di parlemen, bisa menjadi faktor mereka untuk mengorupsi uang negara. Dan saya kira, itu tidak hanya terjadi di PKS, tetapi di tu-buh parpol yang lain,” paparnya.

Menurut Eko, untuk menjadi partai besar, saat ini tidak hanya membutuhkan figur dan slogan partai yang bisa menarik simpati massa, tetapi juga harus di ikuti dengan banyaknya uang yang akan dikeluarkan.

Dalam setiap pesta demokrasi, pi-dato-pidato politik seringkali menis-cayakan adanya pengucuran uang yang harus di keluarkan oleh partai.

”Pragmatisme yang sudah mew-abah di tingkat bawah, sepertinya memaksa partai ber-money politic untuk dapat tampil sebagai partai kuat. Nah, kalau tidak dengan cara korupsi, dengan jalan apalagi?” ujarnya, dengan nada menyudutkan.

“Meski sudah ada larangan untuk tidak menggunakan politik uang, tetap saja mangkel, dengan alasan itu biaya kampanye, bukan money politic. Saya rasa, dalam hal

ini, partai pun juga harus punya usaha sendiri untuk membiayai kegiatan politiknya,” tambahnya.

Pengamat politik lulusan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, Aji Muddin menilai, idealnya partai politik memang demikian. Memi-liki usaha mandiri untuk membi-ayai kegiatan politiknya.

Hanya saja, usaha itu harus di kelo-la dengan cara profesional. ”Dengan catatan, tidak dijadikan sebagai me-sin penggilas alias lembaga pemeras bagi badan usaha lain,” tuturnya.

Akan tetapi, yang menjadi per-soalan, kata Aji, dari mana harus mendapatkan modal pertama yang akan dijadikan usaha? Sebab, seringkali iuran di partai politik tertentu tidak berjalan.

Input dari dari kader partai yang ada di DPR, habis untuk biaya oprasional dan gaji karyawan. ”Itulah yang saat ini menjadi per-soalan,” tandasnya.

Sedikit berbeda, Ali Tsabit meni-lai, keberadaan badan usaha yang dimiliki partai justru akan makin memperluas jaringan praktik ko-rupsi. Sebab, selama pencatatan keuangan partai masih amburadul, tidak jelas juntrungannya.

Mengharuskan partai memiliki usaha mandiri menurutnya ibarat menaikkan gaji kepala dinas atau menteri untuk meningkatkan kerja mereka agar tidak lagi melakukan pemotongan dalam proyek. ”Tapi faktanya, nihil. Sebab akar perso-alannya bukan itu,” katanya.

”Bagi saya yang terpenting adalah semangat masyarakat yang ikut partai itu harus diluruskan. Seperti di PKS, iuran anggotanya berjalan, sehingga dananya pun besar. Meski presidennya tersandung kasus, teta-pi coba tanyakan, kalau memang itu terbukti, berapa persen dari uang yang dikorup itu yang diberikan ke partai. Saya kira tidak akan sampai 15 persen,” ujar anggota Partai Demokrat itu, Ahad kemarin (3/2).

Lebih lanjut ia memaparkan, ada semacam kesalahpahaman tepatnya kesalahan niat dalam mengikuti partai politik. Menurut Ali, banyak masyarakat yang ma-suk partai tujuannya untuk meraih kekuasaan, lebih-lebih mendapat-kan uang. Padahal, partai meru-pakan mesin perjuangan rakyat dalam rumah demokrasi. (aqu/yoe)

Parpol Harus Punya Usaha

Segel Kantor Panwaslu, Ampera Tuai Kecaman

BANGKALAN-Kasus dugaan suap daging impor yang menimpa mantan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaq, menjadi tamparan keras bagi seluruh kader partai berlam-bang padi diapit dua bulan sabit itu. Lantas bagaimanakah respon para kader PKS di lapisan bawah?

Kabar madura mencoba ber-tanya pada pimpinan PKS di Kabupaten bangkalan. Menurut pernyataan mereka, pihaknya sama sekali tak terpengaruh dengan gonjang-ganjing yang dikabarkan media, terlebih saat mendengar pernyataan Anis Mat-ta, presiden baru partai mereka.

Ditemui di kediamannya, KH Toha Holili, ketua DPD PKS Bangkalan seusai melakukan rapat dengan para ketua DPC dan DPRa partainya, mengaku, kader partainya masih solid walaupun pihaknya mengakui masalah yang menimpa partainya tersebut bukanlah masalah yang ringan.

”Saya akui masalah ini bukan-lah masalah yang ringan, akan tetapi saya tegaskan PKS Bang-kalan pasca kejadian itu langsung merapatkan barisan. Kami terus

memastikan bahwa semua kader mulai DPRa, DPC dan DPD masih solid,” tandasnya.

“Dan perlu juga anda ketahui, sedikitpun kami tidak meragukan integritas pimpinan PKS. Namun demikian terkait kasus dugaan suap tersebut, kami menyerah-kan sepenuhnya pada proses hukum,” jelas Toha.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Moestamin, Wakil Ketua DPD PKS Bangkalan berupaya menepis tudingan yang me-nyatakan, PKS bukan lagi sebagai partai “bersih” setelah kejadian itu. “Bersih itu luas artinya mas, bersih itu harus dimiliki setiap kader. Tidak lantas ketika ada 1 noda itu mewakili keseluruhan,” jelasnya singkat.

Ditanya terkait wacana taubat nasional yang dimunculkan oleh Anis Matta, presiden baru PKS, DPD PKS Bangkalan mengatakan, taubat nasional tersebut akan diwujudkan dalam bentuk istig-hotsah akbar yang akan dilakukan dalam waktu dekat, bersamaan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. (jos/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

TETAP SOLID: KH Toha Holili, Ketua DPD PKS Bangkalan (kiri), dan Ahmad Moestamin, Wakil Ketua DPD PKS Bangkalan, menyatakan, tak terpengaruh dengan gonjang-ganjing di pusat.

PKS Bangkalan Rapatkan Barisan

KM/HAIRUL ANAM

AMAN: Sebanyak 1.500 bilik suara yang dipinjam KPU Pamekasan ke KPU Sumenep, sudah dikembalikan beberapa waktu lalu.

Rincian APBD Termasuk Informasi Publik

BANGKALAN-Rincian anggaran belanja dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) merupakan informasi ter-buka, bukan yang dikecualikan. Sehingga PPID yang menerima permohonan informasi tentang hal tersebut, diharuskan segera memberikannya kepada pemohon.

“Agenda sidang sengketa antara BCW den-gan 35 SKPD hari Jumat kemarin (1/2), adalah pembacaan putusan. Dan akhirnya Komisi Infor-masi mangabulkan per-mintaan pemohon atau kami,” ungkap Direktur Bangkalan Corruption Watch (BCW), Abdul Syu-kur, kemarin (3/2).

Dia menjelaskan, sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), putusan ajudikasi menye-butkan, rincian anggaran belanja APBD adalah in-formasi terbuka, atau bukan yang dikecualikan.

Dari hasil putusan ajudikasi di KI Bang-kalan tersebut, BCW masih memberikan kesempatan kepada PPID di 35 SKPD dan 18 Kecamatan untuk memberikan data. Sebelum putusan tersebut disampaikan ke Pengadilan Negeri (PN).

“Kami berharap PPID mematuhi UU 14 Tahun 2008. Kami sangat optimis bahwa Pemkab Bangkalan akan melakukan ket-erbukaan informasi publik sesuai dengan aturan,” ungkapnya.

Abdul Syukur yakin, keterbukaan tersebut memudahkan masyarakat untuk mengakses semua Informasi terkait APBD, maupun data lain-nya. Dengan keterbukaan informasi, imbuh Abdul Syukur, dapat mengantisipasi praktik korupsi yang selama ini menjadi tren di Indonesia. (ful/yoe)

R E G U L A S I

Cerdas Memilih Pemimpin

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

AMINATUL HUSNIYAHMahasiswi

Page 9: Edisi 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

9SENIN 4 Februari 2013

KEPALA Bidang (Kabid) Perumahan dan Penataan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Sampang, Wahyu Prihartono mengatakan Kota Sampang sulit menghindari ancaman banjir. Bahkan termasuk lokasi pendopo Bupati Sampang pun juga terancam banjir.

Wahyu mengatakan, wilayah sebelah utara pendopo Kabupaten Sampang atau yang saat ini di kenal dengan jalan Nuri adalah wilayah penampungan air. “Waktu zaman belanda dulu, tempat itu jadi bozem tempat penam-pungan air, sekarang jadi rumah semua,” ungkap Wahyu Prihartono.

Menurut Wahyu Prihartono, wilayah di kota Sampang merupakan dataran rendah yang tidak tepat sebagai lokasi hunian apalagi kan-tor pemerintahan. Dikatakanya, lokasi yang ada di sekitar monumen Sampang adalah wilayah yang sangat rendah di Sampang dan hanya sebagai penampungan air yang meluap dari sungai, dimana disekitarnya saat ini sudah dijadikan pemukiman penduduk.

Pada zaman Belanda lokasi di sekitar sun-gai Kamoning adalah rawa-rawa dan sungai kecil pada saat musim penghujan sebagai penampungan air jika debit air kiriman dari wilayah utara Sampang. “Dulu tempat itu

hanya sebagai penampung air saat ada kiri-man air dari utara,” lanjut Wahyu.

Kawasan tersebut saat ini menjadi lokasi dengan langganan banjir setiap tahun karena tak ada penampungan air, sehingga saat datang hujan yang tidak terlalu deras pun sudah ada genangan air yang cukup besar. “Ya sekarang tempat itu menjadi langganan banjir, wong penampungannya tidak ada” tandasnya.

Dari segi demografi, kota Sampang yang saat ini dijadikan sebagai ibukota kabu-paten sebenarnya tidak layak terhitung pen-duduknya paling padat dari 13 kecamatan lainnya.

Terpisah, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Jawa Timur Putu Rudi mengatakan kalau me-mang Sampang dianggap tidak layak sebagai lokasi hunian lalu ada perencanaan pengem-bangan dengan menggeser pusat pemukiman baru harus berbarengan dengan permindahan pusat perdagangan, fasilitas umum.

Menurut Putu Rudi, hal itu sangat sulit karena sama saja dengan memindahkan ke-hidupan, selain itu perlu biaya yang cukup tinggi. “Karena menggeser beberapa fasilitas umum sepeti terminal, pasar kota dan juga termasuk pemukiman ke pinggiran kota, “

kata Rudi. “Terminal antar kota tempatnya bukan ditengah kota, termasuk juga dengan pusat perdagangan seperti Pasar Kota”, ujarnya.

Terkait daerah di Campang yang sekiranya pantas dijadikan ibukota karena lokasinya yang tidak mudah tergeng banjir dan juga strategis, Wahyu Prihartono menyebut Desa Krampon Kecamatan Torjun adalah salah satunya. Wilayah ini paling tepat untuk dija-dikan sebagai lokasi hunian selain lokasinya yang strategis. Desa ini secara geografis mempunyai dataran yang lebih tinggi daripa-da kota Sampang. Tak hanya, pada sejumlah wilayah desa ini dilalui jalan raya Provinsi yang menghubungkan Sumenep-Surabaya.

Sekadar diketahui, di era penjajahan Belan-da, Desa krampon ini sempat dipilih sebagai hunian oleh pemerintahan Hindia Belanda karena lokasinya yang cukup tinggi, selain itu alasan tidak rawan banjir dan longsor. Kota Sampang sendiri oleh pemerintah Hindia Belanda hanya dijadikan sebagai rumah res-iden tepatnya di sekitar monumen Sampang.

“Sebenarnya yang cocok di jadikan ibukota itu Desa Krampon karena datarannya tinggi, kalau di Kota Sampang saat ini dataran rendah dan rawan banjir,” ujar Wahyu berwacana. (waw)

Sulit Ditanggulangi, Relokasi Pilihannya

SOLUSI mengatasi banjir yang di-lakukan selama ini terbilang klasik dan selalu dilakukan dari tahun ke tahun. Dinas PU Pengairan Kabu-paten Sampang sebagai salah satu instansi terkait hanya memberikan solusi dengan cara melakukan pengerukanterhadap sejumlah ruas Kali Kamoning.

Susanta, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU Pengairan Kab. Sampang, mengatakan, kali pi-haknya akan berupaya semaksimal mungkin agar sungai Kamoning satu-satunya kali yang menampung debit air yang melintas di kota Sampang agar tidak meluap.

“Pada musim hujan kali ini, pihak kami sudah melakukan beberapa langkah antisipasi di antaranya dengan melakukan pengerukan sedalam 2 meter dan pembua-

tan tebing di pinggir sungai di Kali Kamoning. Selain melakukan pembangunan penampungan air hujan,’’ ujar Susanta.

Selain pengerukan, juga sudah diupayakan secara proaktif untuk bersih-bersih selokan di sejumlah jembatan tempat menumpuknya sampah. “Pembersihan sampah di sejumlah selokan dan sungai sudah kita lakukan guna mengantisipasi banjir dan juga genangan air, mu-dah-mudahan upaya kami dengan apa yang sudah kami lakukan ini bisa menghindari terjadinya banjir yang selalu menghantui masyara-kat khususnya yang berada di kota Sampang,” imbuhnya

Selain itu pihaknya juga men-gungkapkan para penjaga pintu air yang terletak di beberapa titik di kota Sampang seperti Dalpenang,

Jalan Delima, jalan Bahagia. Susanta mengatakan, karena lo-

kasi kota sampang yang berada di bawah permukaan laut, pemerintah setempat membuat resorvoar agar bisa menghambat dan mengurangi debit dan volume air yang mengalir melalui kali Kamoning.

Namun demikian, Susanta men-gatakan, antisipasi pembenahan infrastuktur yang ada tidak akan optimal jika tidak didukung oleh partisipasi masyarakat. “Memang kalau Kota Sampang dibilang ter-bebas dari banjir hingga saat ini masih belum bisa seratus persen. Tapi saya yakin kalau untuk mengurangi volume banjir, hal itu pasti bisa tentunya harus di-barengi dengan dukungan semua lapisan masyarakat,”paparnya.(waw/fan/sya/zis)

Keruk Sungai, Solusi Klasik

Bukan cerita baru kalau kota Sampang direndam banjir. Setiap

tahun, sudah bisa dipastikan pusat kota Sampang kebanjiran. Secara

geografi s sudah bisa dipastikan, kota Sampang merupakan dataran

rendah yang rentan banjir. Selain berbagai upaya pencegahan,

wacana pemndahan ibukota Sam-pang menjadi salah satu alternatif

yang dipertimbangkan. Berikut Kabar Khusus edisi kali ini.

HUJAN selama tiga jam meng-guyir wilayah Sampang, Jumat (1/2). Sejumlah wilayah di Sam-pang pun tergenang banjir. Hujan yang mulai mengguyur kota Sam-pang sejak pukul 10.00 hingga

pukul 12.00 WIB merendam be-berapa titik rawan banjir.

Genangan air setinggi betis orang dewasa juga terjadi pada sejumlah jalan-jalan protokol seperti di Jalan Jamaludin tepat-nya di depan Mapolres Sampang. Akibat genangan air yang terjadi di sejumlah ruas jalan itu, para pengendara yang umumnya roda dua harus mendorong kendaraan-nya karena mogok. Farik, salah seorang warga desa Banyumas yang motornya mogok di seki-tar jalan Jamaludin, mengaku genangan air itu sudah setinggi lutut orang dewasa yang kemu-dian masuk ke busi kendaraan-nya. “Daerah ini memang biasa tergenang, tapi barusan kali ini genangannya setinggi ini sampai-sampai airnya masuk ke busi,” kata pria berusia 29 tahun ini.

Genangan air setinggi betis orang dewasa juga terjadi beber-apa halaman kantor, di antaranya Dinas PU Cipta Karya, Bapemas bahkan membuat menjadikan kantor Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan seperti di tengah sungai karena terendam air banjir. Ketiga kantor tersebut berada di jalan Jaksa Agung Suprapto kota Sampang.

Hujan benar-benar reda baru sekitar pukul 15.00 WIB, namun demikian air tidak segera menyu-sut. Penyebabnya air tidak bisa keluar karena saluran pembuan-gan tersumbat sampah. Tak hanya di jalan tersebut, pantauan Kabar Madura, genangan air setinggi lutut juga terjadi di jalan Kusuma Bangsa, jalan Imam Bonjol dan juga jalan Rajawali kota Sampang.

Begitulah kondisi kota Sam-

pang kalau hujan deras turun. Karena itu tak heran kalau ada yang memlesetkan kota Sam-pang juga kota banjir. Soal penyebab, banjir yang melanda kota Sampang biasa datang dari Kali Kamoning memang men-galir deras ke satu sungai yang melewati tengah kota. Akibatnya air meluap hingga menggenangi perumahan warga. Secara ekolo-gis, Kecamatan Kota sudah tidak lagi mampu mempertahankan kelestarian lingkungan. Hutan-hutan kota banyak ditebang.

Dengan kondisi yang seperti ini, warga kota Sampang sepertinya tidak ingin kalau ibukota kabupaten mereka sesuai dengan plesetan kota banjir. ”Lebih baik mencari daerah yang lebih tinggi dan aman dari bencana maupun segi lainnya,” kata Affandi, warga Kecamatan Kota

sudah berdomisili selama 30 tahun.Begitupula dengan Hidayati.

Warga Jalan Bahagia Kelurahan Rongtengah Kecamatan Kota, yang selama ini dinyatakan sebagai salah satu daerah kantong ban-jir, mengakui kalau daerah yang ditinggalinya tidak layak apabila dijadikan sebagai ibukota kabu-paten. Selain dari persoalan banjir, banyak persoalan lainnya yang masih belum terpecahkan di Keca-matan Kota. ”Ibukota kabupaten kok sering kebanjiran? Bagaimana pemerintahan bisa berjalan dengan baik jika selalu disibukkan dengan urusan banjir? Sebaiknya mencari tempat lain yang bebas banjir,” un-gkap Hidayati.

Lain halnya dengan Suryadi, pria pendatang di Kecamatan Kota yang berasal dari Sumenep. Ia mengatakan jika Kecamatan

Kota masih layak jika akan dijadikan sebagai ibukota ka-bupaten. Ia menilai berdasar banyaknya sarana dan prasarana pemerintahan yang berdiri di kawasan Kecamatan Kota. ”Apa-bila nanti ada daerah lain yang dijadikan ibukota kabupaten, misalnya di (Kecamatan) Torjun, apakah semua gedung pemer-intah di sini mau direlokasi ke sana? Tentunya akan membu-tuhkan waktu panjang dan dana yang tidak sedikit,” tanyanya.

Sejauh ini masyarakat Sampang pada umumnya menginginkan penentuan ibukota kabupaten harus melalui penalaran dan pemikiran dari berbagai segi sehingga nantinya, keputusan penentuan tersebut dapat di-pertanggungjawabkan secara materiil dan moril. (waw/sya/zis)

Banjir Kota Sampang : Bertahan atau Relokasi KM/AHMAD SYAIFUL RAMADHAN

PEMANDANGAN LEPAS: Pemandangan kota Sampang dari ketinggian. Lokasi Kota Sampang saat ini berada di dataran rendah. Tak hanya itu, lokasi kota Sampang juga berada di bawah permukaan laut sehingga membuatnya begitu mudah banjir meski hujan sebentar. Selain upaya pengerukan yang selama ini dilakukan, perlu dipertimbangkan wacana relokasi ibukota Sampang berada di tempat yang lebih tinggi sehingga tidak terus diplesetkan sebagai kota banjir.

KM/DOK

SESUAI DESAIN: Desa Krampon yang terletak di Kecamatan Torjun dinilai layak sebagai ibukota kabupaten karena lokasinya strategis dan sudah pasti berada di tempat tinggi yang membuat ibukota tidak dijuluki kota banjir.

SUDAH LANGGANAN:SUDAH LANGGANAN: Beginilah Kota Beginilah Kota Sampang setiap tahun saat musim Sampang setiap tahun saat musim hujan tiba. Warga yang tinggal di kota hujan tiba. Warga yang tinggal di kota sudah pasti mengalami banjir yang sudah pasti mengalami banjir yang tidak kenal ‘korban’ nya ini. tidak kenal ‘korban’ nya ini.

KM/DOK

Page 10: Edisi 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

SENIN 4 Februari 201310

PAMEKASAN-Ribuan alum-nus Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan menye-saki halaman Kantor Bakorwil, Minggu (3/2). Mereka merajut kebersamaan atas prakarsa Ika-tan Alumni Ponpes Miftahul Ulum Bettet (IKTABET).

Tak sekadar kumpul-kumpul temu kangen, ribuan alumnus Bettet yang datang dari seluruh penjuru Nusantara itu, juga ma-manjatkan tahlil, serta istighotsah atau doa bersama. Para alumnus tersebut, datang dari Jakarta, Malang, Kalimantan, Lampung, Bogor, Jogjakarta, Bandung, Sa-marinda, dan sebagainya.

Acara yang persiapannya me-makan waktu tiga bulan itu,

bertemakan, “Merajut ukhawah, menyatukan langkah dan men-gukir amaliyah dalam rangka amar makruf nahi mungkar.”

Ketua Umum IKTABET, KHRP Syaifuddin Syam menegaskan, se-lain mendoakan Indonesia, acara itu juga bertujuan untuk memper-erat silaturahmi antar-alumni.

“Kami mendoakan Indonesia secara keseluruhan agar bebas dari korupsi, bencana, dan seb-againya,” tegasnya.

Dikatakan, merebaknya korupsi serta mencuatnya bencana di Indone-sia tidak lepas dari perilaku manusia yang belum berlandaskan ajaran Islam. Imbuh Syaifuddin, pesantren memiliki peran besar untuk me-nyikapinya secara arif dan bijaksana.

Dalam sambutannya, KHRP Syaifuddin Syai menyatakan bah-wa pihaknya dalam waktu dekat ini berencana menggelar acara yang bersifat lintas pesantren. “Acara reuni seperti ini penting kita laku-kan. Supaya, jalinan ukhawah Islamiyah terkuatkan secara utuh dalam diri kita,” tegasnya.

Bupati Pamekasan Kholilur-rahman turut hadir sebagai udangan kehormatan, dan juga memberikan sambutan dalam acara tersebut. ”Kami sangat mengapresiasi acara reuni ini. Dalam rangka menjalin dan menyambung tali silaturrahmi. Semoga persaudaraan ini akan kekal sampai kapanpun,” ujar Kholilurrahman. (anm/yoe/adv)

KM/HAIRUL ANAM

RAJUT KEBERSAMAAN: Ribuan alumni Pondok Pesantren Bettet se-Nusantara melangsungkan pertemuan di Kantor Bakorwil Pamekasan, Senin (03/02).

Ribuan Alumni Bettet Doakan Indonesia

PAMEKASAN-Untuk men-cari bibit-bibit cendekiawan muda di bidang, Matema-tika, Fisika, Biologi dan Ba-hasa Inggris, Amfibi Plus ke-15 kembali digelar oleh SMAN 3 Pamekasan.

Hal itu tentunya untuk men-gukur kompetensi anak didik se-Jawa Timur dalam bidang tersebut. Tak heran jika se-lama ini SMAN 3 Pamekasan yang beralamat Jalan Pintu Gerbang, Pamekasan itu, selalu menerbitkan peserta didiknya di pentas nasional atau bahkan internasional.

Kepala SMAN 3 Pame-kasan, Dra Tien Farihah MSi kepada Kabar Madura, Minggu (3/2) kemarin, me-nuturkan, pelaksanaan Am-fibi Plus tersebut merupakan kegiatan tahunan untuk me-nyaring siswa yang berbakat di bidang tersebut.

Program bergengsi itu su-dah berjalan selama 15 ta-hun, dan bertujuan mencari bibit baru yang berkualitas untuk pendidikan di negeri ini. “Ini merupakan selek-si siswa berbakat se-Jawa Timur di bidang Matema-tika, Fisika, Biologi dan Ba-hasa Inggris,” ungkapnya.

Ditambahkan Tien Farihah, proses penilaian Amfibi Plus tersebut dilaksanakan secara terbuka, dan penilaian terbuka pula, supaya setiap lembaga pendidikan yang mendel-egasikan siswanya bisa me-

lihat dan menilai sendiri ke-mampuan yang dimiliki oleh peserta didik masing-masing.

Sebab kata Tien Farihah, pelaksanaan tersebut tidak ada maksud lain kecuali untuk mencari tunas bangsa yang berbakat demi kema-juan Pamekasan sebagai kota Pendidikan dan Indo-nesia secara umum.

“Enam besar, nanti mem-peroleh tiket gratis untuk masuk di SMAN 3 Pame-kasan, dan juara di setiap mata pelajaran mempunyai kesempatan juga untuk ma-suk ke SMAN 3 ditambah lagi nanti siswa unggul berprestasi,”tutur sosok yang sebelumnya menakhodai SMAN Galis tersebut.

Dia berharap, hasil dari pelaksanaan Amfibi Plus terse-but benar-benar menuai hasil yang memadai dan mumpuni di bidang tersebut, tentunya sebagai amunisi terhadap SMAN 3 Pamekasan yang se-lama ini telah menjadi sekolah unggulan di Pamekasan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan Achmad Hidayat juga mengatakan, pihaknya bersyukur atas terselenggaranya Amfibi Plus ke-15 tersebut. Sebab hal itu demi kemajuan pendidikan di Pamekasan sendiri.

“Selamat saya ucapkan ke-pada seluruh juara, mudah-mudahan ilmu yang didapat bisa bermanfaat, dan perlu

diingat, bahwa di atas langit masih ada langit. Jadi jangan puas atas hasil yang diperoleh di SMAN 3 (Pamekasan) ini,” harap sosok karismatik itu.

Perlu diketahui, terdapat 1.400 lebih peserta Ambi-fi Plus tahun ini. Mereka datang dari seluruh kabu-paten di Madura dan se-bagian kabupaten di Jawa

Timur. Dari angka tersebut tercatat enam juara dalam pelaksanaan Amfibi plus ke-15 ini semuanya disabet Kabupaten Pamekasan.

Juara pertama diraih Ah-mad Faishol Huda dari SMPN 2 Pamekasan, disu-sul Aufatush Shabrina dari SMPN 1 Waru Pamekasan, dan juara tiga diraih Agus

Andrianto Alfariridzi del-egasi SMPN 2 Pamekasan.

Sementara juara harapan pertama, Muhammad Ja’far Shodiq dari SMPN 1 Pade-mawu. Disusul Wildy Fachrizal dari SMPN 5 Pamekasan. Se-dangkan juara harapan tiga di-raih Thirza Nabila SY, delegasi dari SMP Plus Nurul Hikmah Pamekasan. (jck/yoe/adv)

SUMENEP-Meski sudah disurvei pihak Kemenag Sumenep, namun mema-suki bulan kedua 2013 ini MI Alhasanat yang terletak di Dusun Pangelen, Desa Prenduan, Kecamatan Kota Sumenep, belum mendapat-kan bantuan apa-apa dari pemerintah. Hampir satu bulan, anak didik MI itu, masih tetap mengungsi di musala tetangga.

Moh Musleh Tirta Hafid, salah satu pengurus MI Al-hasanat mengaku, sampai saat ini masih belum ada kejelasan tentang bantuan perbaikan gedung untuk memperbaiki ruang kelas yang sudah ambruk. Tidak adanya ruang kelas untuk tempat belajar siswa-siswin-ya menurut Musleh, dirasa sangat mengganggu terha-dap Kegiatan Belajar Men-gajar (KBM) di sekolahnya.

”Mengganggu KBM, (me-mang) iya. Sebab konsentra-si anak-anak belajar semakin terkurangi. Musala yang ditempati itu kan sidikit ter-buka. Jadi anak-anak sering nolah-noleh saat materi pe-lajaran itu disampaikan,” papar Musleh kemarin.

Musleh menambahkan, hilangnya satu ruang kelas itu sangat menyulitkan pihak lembaga untuk mendirikan gedung baru. Sebab, tingkat ekonomi masyarakat yang menengah ke bawah, mem-buat ketua yayasan tidak tega untuk menarik sumbangan dari walimurid. ”Kuat me-nyekolahkan anaknya saja sudah untung,” tuturnya.

Sementara itu, Kasi Mapen-da Kemenag Sumenep, sebe-lumnya sudah angkat tangan terkait dengan bantuan dana perbaikan ruang untuk lem-baga tersebut. (aqu/yoe)

Terima Buku Dana Ad Hoc, Mengaku Sudah Lupa

PAMEKASAN-Kasus dugaan korupsi bantuan buku di lingkun-gan Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, yang telah ditetapkan enam tersangkanya, juga menyeret dua lembaga pendidikan yang be-rada di bawah naungan dua ormas Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

Kedua lembaga pendidikan itu adalah SMA Wachid Hasyim Pa-mekasan, yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU; dan SMA Muham-madiyah 1 Pamekasan, di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah Muhammadiyah Pamekasan.

Beberapa waktu lalu, pihak SMA Muhammadiyah 1 Pame-kasan, berani berterus terang menyatakan, telah menerima bantuan buku-buku yang diduga bermasalah hukum itu. Malahan,

Kepala SMA MUhammadiyah mengaku, dia telah dipanggil tiga kali sebagai saksi dalam kasus bantuan pengadaan buku pada 40 lembaga sekolah dari tingkat SMP sampai tingkat SMA itu.

Namun, tak seperti pihak SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, pihak SMA Wachid Hasyim Pa-mekasan, di Jl Parteker 1 Pame-kasan itu pilih bungkam seribu bahasa. Bahkan menyatakan, sudah berupaya melupakan ka-sus dugaan korupsi senilai Rp 1,9 miliar tersebut.

“Kalau saya, menganggap uru-san itu (kasus dugaan korupsi ad hoc, red) sudah selesai. Dan pihak kami tidak terlalu mengikuti perkembangan selanjutnya dalam kasus tersebut,” pungkas Kepala SMA Wachid Hasyim, Abu Jasid, saat ditemui Kabar Madura.

Akan tetapi pihak sekolah SMA Wachid Hasyim tidak memungkiri bahwa sekolahnya mendapatkan bantuan buku tersebut. “Buku-bu-ku tersebut masih ada dan sempat kami manfaatkan, utamanya oleh

para siswa. Dan buku tersebut diletakkan di perpustakaan seko-lah,” ujarnya.

Ditanya lebih jauh lagi men-genai bantuan pengadaan buku yang dinilai menjadi sasaran ko-rupsi beberapa pejabat tersebut,

termasuk di lingkungan Disdik Pamekasan, Abu Jasid mengaku, sudah lupa. Agaknya dia tak menginginkan sekolahnya dikait-kaitkan dengan kasus tersebut.

Abu Jasid juga enggan mem-beberkan secara detail berkaitan

dengan bantuan buku yang telah diterimanya tersebut. Hanya saja dia memastikan, lembaga pendidikan pimpinannya telah menerima bantuan buku tersebut dan telah dimanfaatkan.

“Sudah lama sekali kejadian itu mas (pendistribusian buku, red), jadi kami sidah anggap selesai dan tidak mau terlibat serta sudah melupakan semuanya, termasuk yang berkaitan dengan buku-buku tersebut,” katanya.

Sekadar mengingatkan, kasus bantuan buku yang dibiayai dari dana ad hoc itu, memicu masalah hukum lantaran buku-buku yang diberikan, tidak sesuai standar. Sasarannya adalah siswa SMP dan SMA, tapi buku-bukunya untuk tingkat SD.

Rekanan Disdik Pamekasan yang memenangi tender pen-gadaan buku tersebut, adalah UD Insan Cita. SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan yang berlokasi di Jl Masjid Patemon Pamekasan, mengaku menerima buku-buku bantuan tersebut dari UD Insan

Cita, yang bergerak di bidang distributor buku pelajaran.

“Kami memang telah menerima program pengadaan dan ban-tuan buku tersebut dari salah satu rekanan. Banyaknya buku kurang lebih sekitar 350 eksemplar yang terbagi ke dalam 17 kardus,” ung-kap Kepala SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, Mohammad Wardi kepada Kabar Madura, Selasa pekan lalu (29/1).

Menurut Mohammad Wardi, materi pelajaran dalam buku-buku yang mereka terima, ma-sih sesuai dengan kebutuhan sekolahnya, karena buku yang diterima memang bukan buku materi dan sesuai dengan kebu-tuhannya, buku tersebut adalah buku pelengkap saja.

“Yang namanya buku pelengkap, bukan buku pokok materi pelaja-ran, apa pun isinya pasti diman-faatkan oleh sekolah kami serta tetap sesuai. Buku-buku tersebut ada di ruang perpustakaan dan banyak yang digunakan oleh siswa,” ujarnya, saat itu. (ong/yoe)

SMA Wachid Hasyim Pamekasan Bungkam

Tak Terserap Dunia KerjaSAMPANG-Pada umumnya lulusan

perawat menginginkan pekerjaan setelah menyelesaikan studinya di bidang keper-awatan. Empat kabupaten di Madura, masing-masing mempunyai sekolah di bidang keperawatan, dengan demikian, jumlah lulusannya pun membeludak.

Dari banyaknya lulusan tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pe-kerjaan yang tersedia, sampai-sampai mereka menyatakan siap dipekerjakan meski tanpa harus dibayar. “Pada umum-nya lulusan perawat kan ingin langsung bekerja, kadang mereka mengabaikan bayaran pokoknya bekerja,” ungkap salah satu perawat RSUD Sampang, Muhidin Karnojianto, Minggu (3/2).

Akhirnya, dengan minimnya tenaga perawat yang ada di RSUD Sampang, kemauan tinggi para perawat untuk bekerja dimanfaatkan untuk dipekerjakan di satu-satunya rumah sakit di Sampang itu. Selain alasan itu, pelamar dari lulusan akademi perawat pun cukup besar.

Muhidin yang juga Ketua PPNI Komisariat RSUD Sampang, menyatakan, dalam hal ini pihaknya hanya bisa memfasilitasi lulusan perawat yang ingin bekerja di rumah sakit. “Kami hanya memfasilitasi keinginan per-awat untuk bekerja dirumah sakit,” ujarnya.

Kondisi demikian dimanfaatkan pihak rumah sakit untuk melakukan penam-bahan jumlah tenaga medis, sehingga penanganan terhadap pasien dapat lebih maksimal. Di samping itu mampu men-gurangi lulusan keperawatan yang belum memperoleh pekerjaan sesuai dengan ke-ahliannya, ditambah lagi RSUD Sampang juga kekurangan tenaga perawat.

Humas RSUD Sampang, dr Yuliono men-gakui, RSUD Sampang masih kekurangan tenaga perawat, tidak sebanding dengan jumlah pasien yang harus ditangani. “Setelah mereka diterima, sudah ada per-janjian dengan pihak rumah sakit bahwa tidak ada gaji,” tandasnya.(waw/yoe)

KM/FATHOR RAHMAN

CUCI TANGAN: SMA Wachid Hasyim Pamekasan, salah satu lembaga sekolah yang menerima bantuan pengadaan buku dana ad hoc.

SUMENEP- Meningkatnya kriminalitas anak di Sumenep mengundang perhatian khu-sus dari banyak kalangan. Terutama pengamat sekaligus para tokoh pesantren yang tersebar di wilayah Sumenep.

Makin tingginya angka kenakalan remaja tersebut dinilai merupakan kega-galan lembaga pendidikan dalam menciptakan generasi muda yang memiliki morali-tas yang kuat.

Penilayan tersebut selaras dengan pernyataan ketua Dewan Pendidikan Kabu-paten Sumenep (DPKS) M Kamali Ersyad. Dia me-nyatakan, sudah terjadi pergeseran nilai dari lem-baga pendidikan yang men-jamur di negeri ini.

Menurut Kamali, semangat mendirikan lembaga pendidi-kan atau sekolah, bukan lagi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang ber-moral, tetapi karena kepentin-gan ekonomi yang berlebihan.

Menyikapi kenakalan remaja tersebut, Nyi Mila Karomi Al-Khos, penga-suh muda Pesantren Istifa-dah Gingging mengatakan, pesantren menjadi lembaga alternatif sebagai lembaga pendidikan moral. Sebab selama 24 jam, kegiatan para peserta didik yang berada di pesantren itu terkontrol.

”Apalagi, tekanan per-aturan di pesantren itu me-mang mengarah kepada terciptanya insan kuat se-cara agama. Bagi saya, ini merupakan mementum bagi pesantren untuk kembali mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga kuat dalam hal spiritualnya,” paparnya.

Lebih lanjut dia menjelas-kan, kesibukan orangtua yang tidak meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak mereka bisa dibantu dengan memondokkan anaknya ke pesantren. (aqu/yoe)

Belum Dapat Bantuan,KBM MI Alhasanat Terganggu

Kenakalan Remaja Marak, Pesantren Alternatifnya

Amfi bi Plus SMAN 3 Jaring Siswa Berbakat

L U L U S A N S E K O L A H

KM/MARZUKIY

CENDEKIAWAN: Para juara Amfi bi Plus ke-15, (dari kanan ke kiri) Ahmad Faishol Huda, Aufatush Shabrina, Agus Andrianto Alfaridzi diapit Kepala SMA 3 Pamekasan, Dra Tien Farihah MSi, dan Kepala Disdik) Pamekasan Achmad Hidayat.

KM/DOK

BERSABAR: Siswa-siswi MI Alhasanat hingga saat ini belum memiliki ruang kelas, sejak ruang belajar mereka direnggut hujan lebat yang disertai angin kencang, 13 Januari lalu.

Page 11: Edisi 4 Februari 2013

SENIN 4 Februari 2013 11SEPAK POJOK

Email Redaksi: [email protected]

Nus Yadera Siapkan Kiat Khusus

BANGKALAN-Laga perdana yang akan dilakoni oleh se-buah tim dalam satu musim kompetisi, memang selalu menjadi sorotan. Beberapa tim bahkan terlihat mengalami syndrome saat melakoni laga pembuka tersebut.

Target berat yang diusung untuk memenangkan pertandin-

gan, ditengarai menjadi penye-bab utama hinggapnya tersebut. Selain demam panggung yang biasa juga men-giringinya. Akibatnya, tak sedikit tim besar yang harus menyerah dari tim medioker, bah-kan tim papan bawah.

Hal ini yang saat ini ada di benak Pelatih Ke-pala Perseba Super Bangka-lan (PSB), Nus Yadera. Pelatih berdarah Maluku itu cukup

mewaspadai tekanan yang akan diterima anak asuhnya

saat menjalani partai pem-buka melawan PSBK Biltar, 6 Februari mendatang. Apalagi Danilo Fernando dan kawan-kawan akan bermain di bawah

tekanan suporter tuan rumah PETA Mania.

Namun bukan Nus namanya apabila tidak mempunyai kiat khusus. Pelatih yang musim

lalu berhasil mengantarkan PSBK Blitar ke babak 8 besar itu mengaku sudah memper-siapkan resep tersendiri untuk mengantisipasi demam pang-gung yang berpotensi mew-abahi timnya tersebut.

”Pemain sepak bola juga kan manusia yang memiliki perasaan. Demam panggung itu juga kendala yang hanya menghinggapi perasaan pe-main. Jadi bisa kami antisipa-si,” terang pelatih 46 tahun itu.

Saat masih melatih di klub lain, beberapa kali cara yang dipakainya terbilang berhasil. Buktinya, hasil positif selalu diraih tim asuhan Nus saat menjalani partai perdananya.

Namun saat ditanya kunci yang digunakannya tersebut, Nus memilih merahasiakannya. Pelatih yang identik dengan Gelora Dewata itu mengaku percaya bahwa di PSB musim ini, kiat tersebut masih cukup ampuh untuk diulangi. (bai/ed)

BANGKALAN-Uji tanding perdana dilakoni tim sepak bola Bangkalan yang diproyeksi ke arena Porprov IV/2013 mendatang. Tak tanggung-tanggung, lawan yang dipilih adalah Perseba Super Bangkalan (PSB), tim yang kini bersiap melakoni laga perdananya di kasta kompetisi pro-fesional Divisi Utama 2012-2013. Partai tersebut telah dilangsungkan di Stadion Gelora Bangkalan (2/2).

Melawan PSB, memang terbi-lang sangat berat bagi Tim Porprov Bangkalan. Selain karena status lawan yang sekian level di atas-nya, persiapan yang dilakukan tim besutan trio pelatih Afiv Subarkah-Petir Khan-Jumali itu juga terbilang sangat minim. Bayangkan, setelah

rampung seleksi, Zuhri-yanto dan kawan-kawan hanya berkesempatan menjalani sekali latihan sebelum meladeni per-mainan PSB.

Namun bedanya, per-siapan dan status tim tak membuat pemain-pe-main muda Bangkalan itu mau dipecundangi begitu saja. Meskipun terbilang baru terbentuk, tim yang akan bermain di Pra-Porprov Wilayah Madura di Sumenep, 17 Feb-ruari itu, sempat merepotkan pemain-pemain PSB.

Kendati harus menerima gelontoran lima gol, namun satu gol balasan Tim

Porprov Bangkalan oleh Risky “Batak” Marsuki di pertengahan babak II, men-jadi tanda bahwa semangat bertanding yang mereka usung bukanlah main-main.

Dalam beberapa kali duel yang terjadi, Tim Pelatih Perseba Super bahkan sem-pat memberikan pujian. Ke-cepatan yang dimiliki oleh beberapa pemain Porprov Bangkalan menjadi salah

satu penyebab datangnya pujian tersebut.

”Cukup berani untuk sekelas tim Porprov. Kecepatan yang mereka mi-liki juga lumayan bagus,” ujar Asisten Pelatih PSB, Ashari. (bai/ed)

Laga Perdana Tak Pernah Mudahg

iKe

tru

PSB Optimistis Dulang 3 PoinSiang Ini Ngongghai Kandang PSBK

BANGKALAN-Perjuangan Perseba Super Bangkalan (PSB) mengarungi Kompetisi Divisi Utama telah dimulai. Stadion Soepriyadi Blitar menjadi des-tinasi pertama dalam merebut 3 poin kemenangan.

Seluruh masyarakat Bangkalan sebagai basis pendukung utama pun menunggu kiprah PSB di kompetisi liga profesional terse-but. Tak ayal, Danilo F ernando dan kawan-kawan harus mem-bawa serta spanduk kemenan-gan menjelang keberangkatan tim ke kota PETA tersebut.

Menyongsong duel melawan PSBK Blitar pada 6 Februari itu, usai latihan pagi hari ini, rencananya tim PSB akan lang-sung bertolak ke Blitar. Dengan menempuh jalur darat, perjala-

nan sekitar tiga sampai empat jam akan dilewati rombongan, sebelum tiba di Blitar.

Dalam pertandingan perdana tersebut, dua pemain anyar Perseba yaitu Ferry Aman Saragih dan striker asal Libe-ria, Ferry N. Somah juga turut dalam rombongan. Keduanya diperkirakan akan langsung turun dalam pertandingan yang menurut rencana akan ditayang-kan live di salah satu stasiun televisi swasta itu.

Sementara itu, pernyataan ber-nada optimistis dari sang pelatih, Nus Yadera, turut mengiringi perjuangan PSB. Pelatih 46 ta-hun itu mengatakan, menjelang pertandingan yang akan dilang-sungkan hari Rabu itu, dirinya sudah sangat mempercayai kom-posisi pemain yang dimilikinya.

”Kita yakin aja dengan materi pemain yang ada,” ucap Nus.

Selain itu, menghadapi tim

yang diasuhnya musim lalu, Nus bahkan tak ragu-ragu untuk mematok kemenangan. ”Tanpa bermaksud meremehkan tim lawan, kami optimistis bisa men-curi poin,” imbuh pelatih yang pernah menukangi Persewangi Banyuwangi, Deltras Sidoarjo, Mitra Kukar dan PSBK Blitar itu.

Sementara itu, kepulangan George Dakar Mitchell pasca mengurus izin kerjanya tak diperpanjang, membuat sedikit kesedihan dalam tim. Pem-bawaan yang ramah membuat beberapa legiun Laskar Sura-madu cukup merasa kehilangan sosok pemain yang pulang kam-pung, setelah masa berlaku visa kerjanya habis itu.

”Meskipun di lapangan begitu garang, tapi George sebenarnya sangat ramah. Kami cukup kehilangan dengan kepergian George,” ungkap salah seorang pemain. (bai/ed)

BERGABUNG: Ferry Aman Saragih dengan kostum loreng merah-putih khas PSB jelang merumput di lapangan SGB, kemarin (2/2).

Dari Jayapura, rombongan P-MU menuju Sentani untuk

kemudian terbang ke Wame-na. Unik dan menarik. Itulah

gambaran singkatnya. Apa saja yang terasa unik dari perjalanan Kabar Madura

bersama dengan rombongan Laskar Sape Kerap?

TABRI S. MUNIR, Wamena

WAMENA adalah dataran rendah yang berada di lembah pegunun-gan Trikora dan Jayawijaya. Salah satu distrik di Kabupaten Jayawi-jaya tersebut menjadi pusat transit berbagai warga. Itu karena pesawat terbang dari Sentani lebih banyak mendarat di Bandara Wamena.

Bagi warga Jayapura, jika ingin ke Wamena mereka biasa menye-butnya dengan istilah naik. Itu biasa mereka sebutkan karena untuk menuju Wamena memang harus naik hingga ribuan meter dari permukaan laut.

Di Wamena, curah hujan ter-masuk tinggi. Bedanya dengan Bandung yang juga berada berada di pegunungan, hujan di Wamena biasa terjadi pada malam harinya. Sementara di Bandung hujan biasa terjadi memasuki sore. Jika pertandingan di Wamena di gelar

pada malam hari atau pukul 19.00 waktu setempat, tuan rumah sudah pasti sangat diuntungkan. Pasal-nya, selain sudah terbiasa dengan lapangan stadion, mereka juga su-dah terbiasa berjibaku di lapangan pada situasi yang sangat dingin.

Belum lagi jika hujan turun, praktis pemain yang terbiasa dengan cuaca panas akan ber-jalan kaku karena kedinginan. Untungnya, pertandingan P-MU melawan tuan rumah Persiwa Wa-mena digelar sore harinya.

Untuk yang biasa menggunakan Air Condisoner (AC), jangan ber-harap hotel dan mall di Wamena akan menyediakannya. Sebab di sana, tanpa AC-pun cuaca benar-benar dingin hingga menusuk tulang. Selain jaket, siapkan kaos kaki jika sudah memasuki pukul 21.00 malam.

Sebab rasa dingin tersebut ma-kin menjadi-jadi hingga pukul sembilan pagi. Suasana dingin di Wamena, biasanya mulai terasa pukul 15.00. Pada jam-jam terse-but, pendatang biasanya sudah harus mulai menyiapkan jaket untuk bisa beradaptasi dengan cuaca setempat.

Berbeda halnya dengan warga se-tempat. Mereka dengan santainya memakai baju tipis, bahkan ada yang berjalan dengan tanpa meng-gunakann alas kaki. Apalagi bagi penduduk pegunungan asli, yakni suku Hobi, selaku suku terbesar di

Wamena. Mereka justru dengan santainya berjalan hanya meng-gunakan koteka sebagai penutup kemaluan. Aktivitas keseharian mereka memang tak pernah meng-gunakan alas kaki dan baju. Pada-hal, rombongan P-MU sebagian besar sudah memakai jaket.

Persiwa Wamena biasa diju-luki dengan Badai Pegunungan. Menurut Umar, selaku Low Offi-cer (LO) setempat, sebutan terse-but karena memang sesekali di

Wamena yang biasa disebut Lem-bah Baliem, sering terjadi badai angin timur yang mereka sebut dengan Badai Kurima. Jika angin ini sudah berhembus, menurut penuturan warga setempat, din-ginnya bisa menusuk tulang.

”Kalau sudah ada Badai Kuri-ma, kita orang tak berani keluar rumah. Itupun kita orang harus pakai beberapa jaket sekaligus,” ujar Lucas Homei, salah satu ang-gota suku Hobi.

Bagaimana penduduk Wamena bisa tahan terhadap dingin? Sebab mereka memang dianugerahi fisik yang tangguh, termasuk karena anatomi tubuh mereka lebih ban-yak ditumbuhi bulu. Penduduk se-tempat juga biasa mengatasi din-gin dengan mengunyah pinang.

Untuk bisa mengkonsumsi pinang tersebut, mereka harus mendatangkan dari wilayah pan-tai. Seperti Sentani, Abepura dan Jayapura. Cuma harganya

memang lebih mahal dari tempat asalnya. Jika di Jayapura satu pa-ket yang berisi dua buah pinang, satu sirih dan satu bungkus kapur, biasa dijual Rp 1.000, di Wamena harganya mencapai Rp 5.000. Fantastis memang harganya. Se-bab barang-barang tersebut harus diangkut menggunakan pesawat.

Iseng-iseng Kabar Madura men-coba bertanya berapa ongkos kirim jika menggunakan pesawat. Ala-mak..., satu kilo gram ongkosnya Rp 8.000. Harga tersebut adalah harga standar. Makanya, tidak heran jika harga semen di Jayapura yang Rp 100 ribu, di Wamena bisa Rp 450 ribu untuk semen packing 50 Kg.

Untuk bahan bakar, harganya memang tergolong mahal. Itu-pun sangat terbatas untuk bisa mendapatkannya. Setiap pemilik mobil, baik itu mobil angkutan umum (MPU) maupun mobil pribadi, harus mendapatkan kupon pembelian BBM terlebih dahulu di Kantor Dinas Perdagangan. Kupon tersebut hanya untuk pembelian 25 liter BBM untuk satu minggu bagi mobil pribadi dan 20 liter BBM untuk jatah tiga hari bagi MPU. Pembelian dengan kupon tersebut harganya sama dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 4.500. Tapi jika ada kekurangan dari jatah ku-pon tersebut harus membeli di kios BBM. Berapa harganya? Alamak... Rp 20 ribu per liternya. (ed)

KM/ACHMAD BAIQUNI

BERJIBAKU: Salah satu aksi laga uji tanding antara PSB lawan Tim Porprov Bangkalan di SGB (2/2).

Tim Porprov Bangkalan Menjanjikan

MELENGGANG: Dua penggawa P-MU, Khoirul Mashuda (kiri) dan Fachruddin Wahyu Aryanto, berpapasan dengan penduduk asli suku Hobi di tengah ruas jalan Distrik Wamena.

Menjelajahi Papua Bersama Laskar Sape Kerap (2-Bersambung)

Distrik Wamena, Dingin dan Harga-Harga Mahal

Ultah, Tuai Ucapan Selamat

BANGKALAN-Peringatan hari jadi K-Conk Mania Korwil Adventure Kecamatan Kota Bangkalan, menuai banyak pujian. Selain selebrasi yang berhasil menyedot banyak undangan, komunitas yang me-miliki basis rocker tersebut mulai bisa menciptakan kedekatan antara komunitas suporter dengan komunitas musisi rock. Meskipun mayoritas beranggotakan ABG, namun K-Conk Adventure tak kalah ide untuk terus mempromosikan spanduknya.

Fajar Ariyanto, pendiri K-Conk Adven-ture mengaku sangat bangga dengan capaian yang telah ditunjukkan oleh kor-wilnya tersebut. Meskipun dirinya sudah tidak menjabat sebagai ketua sejak beber-apa bulan lalu dengan alasan pekerjaan, namun Fajar tetap memberikan perhatian penuh bagi anak-anak Adventure.

”Sangat senang dengan pencapaian ini. Di ultah pertama kita sudah bisa membuat acara semeriah ini. Semoga bisa dipertah-ankan untuk tahun-tahun mendatang” ungkap Fajar.

Sementara itu, Presiden K-Conk Ma-nia Jimhur Saros juga tak ketinggalan dalam menyemangati anak-anak asuhnya tersebut. Dalam pernyataannya di depan audiens, pria yang berprofesi sebagai pengacara itu memberi motivasi untuk terus meningkatkan kreasivitas. (bai/ed)

Cukup berani untuk sekelas tim Porprov.

Kecepatan yang mereka miliki juga lumayan bagus.”

ASHARIAsisten Pelatih PSB

KM/TABRI S. MUNIR

KM/AHMAD BAIQUNI

SOUVENIR: Fajar menerima cindera mata dari perwakilan K-Conk Sorbejeh.

Page 12: Edisi 4 Februari 2013

Email Redaksi: [email protected]

12 SENIN 4 Februari 2013

Tak Bisa Bawa Poin dari Tur PapuaDUA kali kekalahan P-MU di

Papua, yakni meladeni Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena, membuat penggawa Laskar Sape Kerap merasa sangat terbebani. Sebab mereka tak bisa memenuhi harapan besar suporter Madura. Yakni, minimal bisa memetik poin dari tur Papua tersebut.

Tak heran, Alvonsius Kevlan yang dipercaya sebagai kiper utama dalam dua pertandingan tersebut, meminta maaf secara khusus kepada suporter. Itu disampaikannya melalui Kabar

Madura seusai pertandingan mela-wan Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, kemarin (3/2).

”Saya betul-betul minta maaf terhadap suporter. Karena kali ini saya tidak bisa mempertahankan gawang saya hingga kebobolan enam gol,” ujar Alvonsius Kelvan.

Senada, permintaan maaf disampaikan Zainal Arif, Kap-ten Tim P-MU pada laga kemarin. Pria asal Bandung tersebut merasa bersalah terhadap suporter P-MU, karena tidak bisa memberi hadiah poin sebagai oleh-oleh dari tur Papua.

”Atas nama kapten tim saat ini,

saya meminta maaf kepada suporter. Semoga kami diberi kekuatan agar pada pertandingan selanjutnya, teru-tama di kandang, bisa meraih poin penuh,” ujar Zainal Arief.

Atas pernyataan kesatria para pemain P-MU, sejumlah warga

Madura yang berada di Wa-mena mengaku sangat terke-

san terhadap pemain P-MU. ”Memang sangat sulit untuk bisa menang di sini (Wamena, Red). Selain dikerjai wasit,

cuaca yang sangat ektrem menjadi titik lemah tim tamu. Saya saja bangga karena P-MU hanya kalah 2-0 di Wamena,” ujar Yanto, pria asal Pabean, Sumenep. (bri/ed)

Bersiap Menjamu Dua Tim Papua LainnyaWAMENA-Usai melakoni

dua laga terberatnya, Laskar Sape Kerap pulang kampung.

Untuk kemudian memper-siapkan diri melakoni dua laga kandangnya. Yakni men-jamu Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat.

Rencana kepulangan rom-bongan sebanyak 21 orang

tersebut, akan bertolak dari Bandara Wamena sekitar pukul 08.00 Waktu Indone-sia Timur. Perjalan tersebut harus melalui tiga kali tran-sit. Yakni di Bandara Sen-tani, Bandara Hasanuddin

Makassar, untuk kemudian mendarat di Bandara Juanda Surabaya.

Menilik dari jadwal per-jalanan yang telah diren-canakan, waktu penerban-gan dari Wamena ke Ban-dara Sentani akan memakan waktu 55 menit. Untuk ke-mudian reservasi di Bandara Sentani sekitar 1,5 jam.

Jika penerbangan lancar, dimungkinkan rombongan akan menjalani penerbangan terlama menuju Makassar pada pukul 11.30 WIT. Dari Sentani menuju Makassar biasa ditempuh selama 3,5 jam. Jika lancar, perjalanan ke Makassar akan sampai pukul 14.00 Waktu Indone-sia Tengah (WITA).

Perjalanan menuju Suraba-ya yang biasanya hanya akan ditempuh selama 1,5 jam, akan dilalui oleh rom-bongan. Cuma sebelumnya, sebagaimana disampaikan sumber internal agen per-jalanan, waktu transitnya dimungkinkan selama dua jam. Jika itu betul-betul terjadi, kemungkinan besar rombongan akan terbang dari Makassar pada pukul 16.00 WITA. Sedang menda-rat di Surabaya dimungkink-an pukul 16.30 WIB.

Sementara itu, jika tidak aral melintang, rombongan dijad-walkan merapat ke Pame-kasan malam ini pukul 21.00.

Di Madura, usai tur berat ke Papua, Laskar Sape Kerap akan langsung dihadapkan pada materi latihan yang telah direncakan tim pelatih P-MU. Sebagaimana dis-ampaikan Daniel Roekito, meraka akan langsung ber-siap melakoni pertandin-gan kandang pertamanya di Bangkalan dalam rangka meladeni dua tamunya, yang juga berasal Papua. Masing-masing Persidafon Dafonso-ro dan Persiram Raja Ampat.

Pertandingan yang ren-cananya akan digelar 9 Feb-ruari tersebut akan menjadi titik balik bagi skuad P-MU untuk membuktikan ke-bangkitannya di hadapan publiknya sendiri. (bri/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

PASUKAN LENGKAP: Starting eleven P-MU saat menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan kemarin.

PEMAIN MINTA MAAF PADA SUPORTER

lan

-a

pe

”bR