jurnal rina yanti

13
PENGAYAAN NUTRISI PADA MEDIA VACIN DAN WENT TERHADAP PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK Dendrobium spectabile Oleh: Rina Yanti NPM. 0910005301063 Pembimbing : Milda Ernita, SSi, MP dan Ediwirman, SP, MP Program Studi Agroteknologi ABSTRAK Percobaan tentang pengaruh Pengayaan Nutrisi Pada Media Vacin dan Went terhadap pertumbuhan Planlet Anggrek Dendrobium spectabile telah dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Lubuk Minturun Padang. Percobaan mulai bulan Juni sampai Agustus 2013, bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan ekstrak yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit anggrek. Percobaan menggunakan Rangcangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. yaitu Air Kelapa (A), ekstrak buah pisang (B), ekstrak nenas (C), ekstrak tomat (D), ekstrak pepaya (E) dengan 15 satuan percobaan. Hasil pengamatan diuji dengan analisis sidik ragam, jika F hitung besar dari f tabel 5% dilanjutkan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5 %. Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah tinggi planlet, saat muncul tunas, jumlah tunas, jumlah akar, panjang akar, jumlah daun/planlet, berat basah planlet/botol, persentase planlet yang hidup. Hasil percobaan menunjukan, pemberian air kelapa dan beberapa ekstrak buah yang ditambahkan pada media Vacin dan Went memberikan pengaruh yang berbeda nyata, dimana penberian ekstrak tomat 100 g/1 media menunjukan pertumbuhan planlet anggrek lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Untuk mendapatkan pertumbuhan planlet yang baik sampai umur 8 minggu pada media Vacin dan Went dapat digunakan ekstrak buah tomat 100 g/l media. Kata kunci : Ekstrak buah anggrek dendrobium,media VWI. PENDAHULUAN A. Latar belakang Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias tropik yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman anggrek memiliki 2500-30.000 species dari jumlah tanaman berbunga di dunia (Hendaryono, 2000). Bunga anggrek memiliki warna yang menarik, dan tahannya lebih lama dibanding bunga potong lainnya seperti mawar, anyelir dan gladiol. Anggrek biasa digunakan sebagai bunga potong. Anggrek tidak dipengaruhi musim dan dapat berbunga sepanjang tahun, oleh sebab itu banyak yang menyebut bunga anggrek sebagai bunga abadi. Pengembangan anggrek di Indonesia menghadapi berbagai masalah diantaranya penyediaan bibit yang terbatas, kualitas bibit yang masih rendah dan teknik budidaya yang belum dilakukan dengan baik. Teknik perbanyakan secara in vitro dapat menghasilkan bibit anggrek jumlah banyak dalam waktu singkat, mutu bibit bebas dari penyakit. Anggrek D. spectabile termasuk tanaman langka karena warna dan bentuk bunganya bervariasi, tangkai bunga yang lentur sehingga mudah di rangkai. Meningkatnya keinginan masyarakat akan keindahan bunga anggrek dan

Upload: cicakterbang

Post on 21-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

lklk

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Rina Yanti

PENGAYAAN NUTRISI PADA MEDIA VACIN DAN WENT TERHADAP

PERTUMBUHAN PLANLET ANGGREK Dendrobium spectabile

Oleh: Rina Yanti

NPM. 0910005301063

Pembimbing : Milda Ernita, SSi, MP dan Ediwirman, SP, MP

Program Studi Agroteknologi

ABSTRAK

Percobaan tentang pengaruh Pengayaan Nutrisi Pada Media Vacin dan

Went terhadap pertumbuhan Planlet Anggrek Dendrobium spectabile telah

dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Lubuk Minturun Padang.

Percobaan mulai bulan Juni sampai Agustus 2013, bertujuan untuk mengetahui

dan mendapatkan ekstrak yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit anggrek.

Percobaan menggunakan Rangcangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3

ulangan. yaitu Air Kelapa (A), ekstrak buah pisang (B), ekstrak nenas (C),

ekstrak tomat (D), ekstrak pepaya (E) dengan 15 satuan percobaan. Hasil

pengamatan diuji dengan analisis sidik ragam, jika F hitung besar dari f tabel 5%

dilanjutkan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5 %.

Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah tinggi planlet, saat muncul

tunas, jumlah tunas, jumlah akar, panjang akar, jumlah daun/planlet, berat basah

planlet/botol, persentase planlet yang hidup. Hasil percobaan menunjukan,

pemberian air kelapa dan beberapa ekstrak buah yang ditambahkan pada media

Vacin dan Went memberikan pengaruh yang berbeda nyata, dimana penberian

ekstrak tomat 100 g/1 media menunjukan pertumbuhan planlet anggrek lebih baik

dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Untuk mendapatkan pertumbuhan planlet

yang baik sampai umur 8 minggu pada media Vacin dan Went dapat digunakan

ekstrak buah tomat 100 g/l media.

Kata kunci : Ekstrak buah anggrek dendrobium,media VWI.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias tropik yang digemari

oleh masyarakat Indonesia. Tanaman anggrek memiliki 2500-30.000 species dari

jumlah tanaman berbunga di dunia (Hendaryono, 2000). Bunga anggrek memiliki

warna yang menarik, dan tahannya lebih lama dibanding bunga potong lainnya

seperti mawar, anyelir dan gladiol. Anggrek biasa digunakan sebagai bunga

potong. Anggrek tidak dipengaruhi musim dan dapat berbunga sepanjang tahun,

oleh sebab itu banyak yang menyebut bunga anggrek sebagai bunga abadi.

Pengembangan anggrek di Indonesia menghadapi berbagai masalah diantaranya

penyediaan bibit yang terbatas, kualitas bibit yang masih rendah dan teknik

budidaya yang belum dilakukan dengan baik. Teknik perbanyakan secara in vitro

dapat menghasilkan bibit anggrek jumlah banyak dalam waktu singkat, mutu

bibit bebas dari penyakit.

Anggrek D. spectabile termasuk tanaman langka karena warna dan bentuk

bunganya bervariasi, tangkai bunga yang lentur sehingga mudah di rangkai.

Meningkatnya keinginan masyarakat akan keindahan bunga anggrek dan

Page 2: Jurnal Rina Yanti

kesegaran lingkungan, permintaan akan bunga anggrek meningkat, maka sangat

tepat anggrek dibudidayakan untuk tujuan keindahan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dalam perbanyakan anggrek secara in vitro adalah

media tanam. Media dasar yang digunakan seperti VW, MS dan Kudson yang

memiliki komposisi yang berbeda. (Zulkarnain, 2009). Media dasar perbanyakan

secara in vitro pada anggrek yang digunakan adalah media Vacin dan Went.

Media ini diformulasikan dan diperkenalkan oleh E. Vacin dan F. Went sejak

tahun1949 kandungan media VW terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam

bentuk garam-garam anorganik dengan jumlah yang sesuai untuk pertumbuhan

tanaman khususnya anggrek, oleh karena itu medium ini tidak cocok digunakan

untuk media tumbuh tanaman (Iswanto, 2002).

Anggrek yang diperbanyak secara In Vitro membutuhkan nutrisi yang

penting bagi pertumbuhan planlet selain nutrisi, juga dapat menanmbahkan

hormon tumbuh yang dibutuhkan bagi pertumbuhan planlet, sumber nutrisi yang

dapat mengantikan peran ZPT yang mahal. Sumber Nutrisi berasal dari Ekstrak

buah dan air kelapa. Ekstrak buah yang digunakan antara lain buah pisang, nenas,

tomat dan pepaya.

Keunggulan dari ekstrak buah antara lain harga lebih murah, tidak

merusak tanaman serta mengandung nutrisi untuk pertumbuhan tanaman.

Penggunaan ekstrak dan air kelapa memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

anggrek secara In Vitro. Hasil penelitian Mardianis (2003) perbanyakan anggrek

secara in vitro menggunakan ekstrak tomat lebih baik untuk pertumbuhan planlet

anggrek D. wongleng. Konsentrasi ektrak tomat 10% atau 100 g/l media dapat

berpengaruh jumlah eksplan dalam botol dan mempercepat pertumbuhan akar.

Selanjutnya Soeryowinoto (2007) menyatakan bahwa penambahan ekstrak pisang

ambon pada perbanyakan secara in Vitro memberikan pengaruh baik terhadap

tinggi planlet anggrek Phalaenopsis amabilis jumlah planlet, jumlah akar,

panjang akar karena vitamin yang terdapat pada pisang ambon digunakan dalam

metabolisme planlet. Menurut Nurmalinda dan Widiastoety (2010) ektrak pisang

dapat menunjang pertumbuhan tinggi planlet karena mengandung karbohidrat,

vitamin, Ca, P dan Fe. Penambahan ektrak pisang 100 g/l menghasilkan panjang

akar planlet anggrek dan tektur kalus yang dihasilkan berwarna hijau. (Setiawan,

2002).

Menurut (Widiastoety 1997) pemberian air kelapa pada pembuatan media

Vacin dan Went mampu menstimulasi pembelahan sel dan pertumbuhan anggrek

Bulan. Penggunaan ekstrak buah dilakukan karena ekstrak buah mengandung

karbohidrat, protein, lemak dan vitamin serta unsur hara yang berfungsi sebagai

sumber energi yang berguna untuk pertumbuhan planlet. Berdasarkan uraian di

atas maka telah dilakukan penelitian tentang "Pengaruh ekstrak buah terhadap

pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium spectabile pada media Vacin dan

Went.

B. Tujuan

Mengetahui dan mendapatkan ekstrak buah yang terbaik terhadap

pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium spectable.

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Page 3: Jurnal Rina Yanti

Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Unit

Pelaksanaan Teknik Dinas Balai Benih Induk Tanaman Padi, Palawija dan

Hortikultura (UPTD BBI TPPH) di Lubuk Minturun Padang Sumatera Barat.

Pelaksanaan percobaan dimulai dari Juni sampai Agustus 2013. Jadwal kegiatan

penelitian pada Lampiran 1.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah planlet anggrek Dendrobium spectabile

umur 180 hari dengan jumlah daun 3 helai, media dasar kultur yaitu komposisi

media Vacin dan Went, (disajikan pada lampiran 2), ekstrak buah pisang, ekstrak

nenas, ekstrak tomat, ekstrak pepaya, agar, sukrosa, aquades steril, alkohol 70%,

kapas, kertas saring, aluminium foil dan pH meter. Alat yang digunakan adalah

botol balsem, pipet, pinset, tabung reaksi, petridish, lampu bunsen, timbangan,

elemeyer, pH meter, kompor, termometer, blender, autoklaf, laminar air flow,

lampu UV, kultur, silotip bening, aluminium foil , kertas label, tisue dan alat tulis.

C. Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 5 macam sumber nutrisi dan 3 ulangan. Perlakuan

tersebut adalah air kelapa (A), estrak Pisang (B), ekstrak nenas (C), ekstrak tomat

(D) dan ekstrak pepaya (E) dengan sampel tiap botol media berisikan 1 plantlet,

setiap perlakuan membutuhkan 10 botol dan 10 planlet, sehingga semua

berjumlah 150 botol, Sampel berjumlah 6 botol.

Data pengamatan dirata-ratakan dan analisis sidik ragam, jika F hitung

besar dari F Tabel 5 % dilanjutkan dengan Duncan's Multiple Range Test

(DMRT) pada taraf nyata 5 % yang disajikan dalam bentuk tabel.

D. Pelaksanaan

1. Persiapan Bahan Tanaman

Bahan tanaman yang digunakan adalah berupa planlet yang diambil dari

hasil sub kultur ke 3 (umur 180 hari) yang tingkat keseragaman yang sama terdiri

dengan 3 helai daun serta tidak menunjukkan gejala kontaminasi.

2. Persiapan dan Sterilisasi Alat

Botol kultur, pinset dan petridish yang akan digunakan dicuci bersih dan

disterilisasi dalam autoklaf, pada suhu 121° C dan tekanan 17,5 psi selama 30

menit.

3. Pembuatan Media

Media Vacin dan Went dibuat dalambentuk larutan stok dengan kode A

dan B. Larutan stok zat kimia penyusun media dilarutkan dengan aguades, Untuk

Ca3(PO4) merupakan garam yang sukar larut di dalam air, namun mudah larut

dalam suasana asam. Oleh karena itu garam ini dilarutkan dalam HCL 1N.

Fe(C4H4O6)3, dilarukan dengan aquades diaduk dan dipanaskan pada Hot plate

pada suhu 80° C. Semua larutan diaduk homogen yang telah dicampur sesuai stok,

setiap larutan stok volumenya menjadi 1 liter. Masukan 50 ml stok A dan 50 ml B

ke dalam gelas piala diaduk sampai homogen, tambahkan 20 g gula pasir yang

telah dilarutkan dalam aquades aduk masukan agar 7 g dan masukan ekstrak buah

masing-masing sebanyak 100 g/ l di cukupkan 1 liter. Selanjutnya atur pH media

5,8 apabila pH terlalu tinggi ditambahkan beberpa tetes HCl 1 N, apabila pH

terlalu rendah tambahkan NaOH 1 N. Media selanjutnya dipanaskan dengan

kompor sampai 100° C dan dituangkan kedalam botol kultur masing-masing 20

Page 4: Jurnal Rina Yanti

ml. Botol ditutup dengan aluminium foil dan media disterilkan dalam auto klaf

pada suhu 121° C tekanan 17,5 psi selama 30 menit.

4. Pembuatan Ekstrak Buah

Ekstrak dari buah pisang , nenas, tomat dan pepaya yang diambil dengan

cara mengahancurkan masing-masing bahan tersebut dengan blender kemudian

disaring dan di ambil filtratnya sebanyak 100 g/l media. Sedangkan untuk air

kelapa dari kelapa tua diambil 100 ml/ l media.

5. Penanaman

Penanaman dilakukan dalam laminar air flow. Botol kultur yang telah diisi

media, alat tanam, botol tempat aquades steril dan alkohol, aquades steril dan

lampu spritus yang akan digunakan disemprot dengan alkohol 70 % dan

dimasukkan ke dalam laminar air flow. Eksplan yang berupa planlet ditanam

dalam botol kultur yang telah disiapkan sebanyak 1 planlet untuk tiap botol. Botol

kultur yang telah berisi planlet tersebut ditutup dengan aluminium foil dan dibalut

dengan silotip bening.

E. Pengamatan

1. Persentase Planlet Hidup Persentase planlet hidup di hitung dengan rumus :

= Planlet yang hidup x 100 %

Jumlah Planlet

2. Tinggi Planlet

Pengukuran tinggi planlet dilakukan mulai dari pangkal leher akar sampai

ke titik tumbuh tanaman, pengukuran dilakukan 8 minggu setelah tanam (mst).

3. Saat muncul tunas

Penghitungan saat muncul tunas dilakukan dengan menghitung semua

tunas yang tumbuh pada setiap planlet.

4. Jumlah tunas

Penghitungan jumlah tunas dilakukan dengan menghitung semua tunas

yang tumbuh, penghitungan dilakukan 8 minggu setelah tanam.

5. Jumlah Akar

Penghitungan jumlah akar planlet dilakukan dengan menghitung jumlah

akar yang muncul pada setiap planlet.

6. Panjang akar Pengukuran panjang akar planlet dilakukan mulai dari leher akar sampai

ujung akar, pengukuran dilakukan pada akhir percobaan yaitu 8 minggu setelah

tanam.

7. Jumlah daun

Penghitungan jumlah daun planlet dilakukan dengan menghitung semua

daun yang tumbuh pada setiap planlet, penghitungan dilakukan pada akhir

percobaan.

8. Bobot Basah Planlet Penimbangan bobot basah planlet dilakukan dengan menimbang semua

planlet, penimbangan dilakukan pada akhir percobaan yaitu 8 minggu setelah

tanam.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persentase planlet hidup

Page 5: Jurnal Rina Yanti

Sidik ragam persentase planlet hidup anggrek Dendrobium spectabile

dengan pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went

berpengaruh tidak nyata (Lampiran 6a). Persentase planlet hidup disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Persentase planlet hidup anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian air kelapa dan beberapa ekstrak buah pada media Vacin

dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Persentase planlet hidup

(%)

Air kelapa 94,44

Ekstrak pisang 100,00

Ekstrak buah nenas 100,00

Ekstrak tomat 100,00

Ekstrak pepaya 100,00

KK = 4,35 %

Angka pada lajur presentase planlet hidup berbeda tidak nyata pada uji F pada

taraf 5%.

Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada

media Vacin dan Went menghasilkan persentase planlet hidup yang relatif sama.

Hal ini disebabkan karena bahan planlet berasal dari subkultur anggrek yang

kondisi planlet stabil pada media sebelumnya. Komposisi Nutrisi ekstrak buah

yang diberikan (disajikan pada lampiran 4) sesuai dengan pertumbuhan planlet

anggrek. Pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went

menghasilkan persentase planlet hidup yaitu berkisar 94,44 sampai 100%. Hal

ini disebabkan masing-masing ekstrak mengandung komposisi hara yang

mengandung karbohidrat, Ca, P, Fe, K dan Vitamin yang sesuai untuk

pertumbuhan tanaman. Iswanto, 2002).

B. Tinggi planlet

Sidik ragam tinggi planlet anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh tidak

nyata (Lampiran 6b). Rata-rata tinggi planlet disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tinggi planlet anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian air

kelapa beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Tinggi planlet

(cm)

Air kelapa 3,87

Ekstrak pisang 4,39

Ekstrak buah nenas 3,99

Ekstrak tomat 4,97

Ekstrak pepaya 4,01

KK = 12,06%

Angka pada lajur tinggi planlet berbeda tidak nyata pada uji F pada taraf 5%.

Page 6: Jurnal Rina Yanti

Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada

media Vacin dan Went menghasilkan tinggi planlet yang relatif sama berkisar

3,87 sampai 4,97 cm. Menurut Rahayu dan Suyanto (2004) Peningkatan tinggi

planlet disebabkan ekstrak buah dapat meransang pertumbuhan vegetatif

tanaman karena nutrisi yang dikandung ekstrak buah tersebut seperti protein,

lemak, karbohidrat, vitamin, Ca, P, Fe, dan K dalam jumlah yang cukup untuk

pertumbuhan sel, Tersedianya nutrisi dalam jumlah yang cukup maka energi yang

dihasilkan cukup untuk mendorong pemanjangan sel akan merangsang

pertumbuhan. Demikian juga dengan vitamin yang terdapat dalam ekstrak buah

tomat mampu mendorong aktivitas enzim-cnzim dalam proses metabolisme

schingga menyokong terbentuknya senyawa pembentuk sel baru. Sel baru yang

terbentuk berkaitan dengan peran hara, K yang tinggi dalam ekstrak buah yang

berperan dalam pembentukan protein serta pembelahan sel.

Menurut Hendaryono (1998), pengaruh Kalium dapat terlihat jelas pada

pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu ketegaran batang, bulb dan daun serta daya

hisap air oleh akar. Selain mengandung hara K, ekstrak buah tomat menurut

Surachman (2011), yang mengandung IAA (Asam Indol Asetat) yang berfungsi

untuk menstimulir pertumbuhan. Diduga kandungan auksin dalam ekstrak buah

tomat akan meningkatkan konsentrasi auksin didalam tanaman mendorong

terjadinya proses pembelahan sel dan pemanjangan jaringan yang terdiri dari sel-

sel yang di dominansi pucuk daan mendorong pertumbuhan tinggi tanaman.

C. Saat muncul tunas

Sidik ragam saat muncul tunas anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh tidak

nyata (Lampiran 6c). Rata-rata saat muncul tunas disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Saat muncul tunas anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian air

kelapa beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Saat muncul tunas

(hari)

Air kelapa 22,39

Ekstrak pisang 20,22

Ekstrak buah nenas 19,67

Ekstrak tomat 18,78

Ekstrak pepaya 20,39

KK = 14,58 %

Angka pada saat muncul tunas berbeda tidak nyata pada uji F pada taraf 5%.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada

media Vacin dan Went tidak berpengaruh terhadap saat muncul tunas, hal ini

disebabkan planlet yang berasal dari hasil sub kultur yang sudah ada tunas

sehingga tidak diberikan ekstrak buah tetap ada tunas. Pemberian ekstrak buah

pada media Vacin dan Went memperlihatkan muncul tunas tercepat berkisar 18,78

sampai 20,39 hari. Menurut Mursidawati (2007), vitamin yang sering digunakan

dalam media kultur jaringan adalah vitamin Bi (thiamin), B6 (pyridoxin) dan

niacin beberapa milligram per liter media dapat merangsang pertumbuhan eksplan

pada fase-fase akhir.

Page 7: Jurnal Rina Yanti

D. Jumlah tunas

Sidik ragam jumlah tunas anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh nyata

(Lampiran 6d). Hasil uji lanjut jumlah tunas disajikan pada Tabel 5.

Tabel 4. Jumlah tunas anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian air

kelapa dan beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Jumlah tunas

(batang)

Air kelapa 4,39 b

Ekstrak pisang 4,89 b

Ekstrak buah nenas 5,45 b

Ekstrak tomat 9,89 a

Ekstrak pepaya 5,83 b

KK = 9,18%

Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut

DMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah tomat pada

media Vacin dan Went berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas, pemberian

ekstrak buah pada media Vacin dan Went dapat meningkatkan jumlah tunas

berkisar 4,39 sampai 9,89. Pemberian ekstrak tomat berbeda nyata terhadap

jumlah tunas Hal ini disebabkan karena vitamin A dan B (Komposisi nutrisi

disajikan pada lampiran 4) pada tomat tinggi disampaing itu planlet juga

mendapatkan suplai nutrisi vitamin dari ekstrak buah yang diberikan. Pemberian

air kelapa, ekstrak buah nenas, ekstrak pisang, dan ekstrak papaya pada media

Vacin dan Went tidak berbeda terhadap peningkatan jumlah tunas. Menurut

Panjaitan dan Ernitha (2005), Peningkatan jumlah tunas menunjukan bahwa

kandungan bahan organik, anorganik dan ZPT yang terdapat di dalam ekstrak

buah tomat mampu mendorong pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan

tunas, karena ekstrak tomat mengandung vitamin A dan B serta Vitamin C.

E. Jumlah akar

Sidik ragam jumlah akar anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh nyata

(Lampiran 6e). Hasil uji lanjut jumlah akar disajikan pada Tabel 8.

Tabel 5 Jumlah akar anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian air kelapa

dan beberapa ekstrak buah 8 mst

Sumber Nutrisi Media Jumlah akar

(helai)

Air kelapa 0,73 b

Ekstrak pisang 0,70 b

Ekstrak buah nenas 0,77 b

Ekstrak tomat 1,43 a

Ekstrak pepaya 0,86 b

KK = 10,56 %

Page 8: Jurnal Rina Yanti

Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut

DMRT pada taraf 5%.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada

media Vacin dan Went berpengaruh nyata terhadap jumlah akar, pemberian

ekstrak tomat pada media Vacin dan Went dapat meningkatkan jumlah akar yaitu

berkisar 0,70 sampai 1,43 helai. Pemberian ekstrak tomat berbeda nyata terhadap

jumlah akar ini disebabkan planlet yang diambil telah berakar, juga karena

kandungan Phospor yang tinggi pada tomat (disajikan pada lampiran 4).

Pemberian air kelapa, ekstrak buah nenas, ekstrak pisang dan ekstrak pepaya pada

media Vacin dan Went berpengaruh tidak nyata terhadap peningkatan jumlah

akar. Jumlah akar terbanyak dihasilkan pada pemberian ekstrak buah tomat.

Menurut Gunadi (1979) phospor yang ada di dalam ekstrak tomat mampu

merangsang sistem perakaran dalam menyerap air dan mengabsorbsi garam-

garam nutrisi. Menurut Hindayani (2007), peran dari Niacin mendorong

perpanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan xylem pada akar.

Disamping itu unsur P merupakan unsur makro yang dapat merangsang

perkembangan akar, karena anggrek mengandalkan akar-akarnya sebagai bagian

dari tubuhnya untuk mengisap air. Hal ini sesuai dengan sifat anggrek

dihabitatnya yang cendrung masuk kedalam media tumbuh.

F. Panjang akar

Sidik ragam panjang akar anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh nyata

(Lampiran 6f). Hasil uji lanjut panjang akar disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Panjang akar anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian air

kelapa dan beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Panjang akar

(cm)

Air kelapa 3,83 b

Ekstrak pisang 3,45 b

Ekstrak buah nenas 3,65 b

Ekstrak tomat 5,12 a

Ekstrak pepaya 5,06 a

KK = 9,63 %

Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut

DMRT pada taraf 5%.

Tabel 6 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada

media Vacin dan Went berpengaruh nyata terhadap panjang akar, pemberian

ekstrak buah pada media Vacin dan Went dapat meningkatkan panjang akar

berkisar 3,45 sampai 5,12 cm karena ekstrak buah mampu meransang

perakaran. Pemberian air kelapa, ekstrak buah nenas dan ekstrak pisang, pada

media Vacin dan Went berpengaruh tidak nyata, tapi berbeda nyata terhadap

pemberian ekstrak tomat dan pepaya. Unsur Ca dan Kalium yang terdapat dalam

ekstrak buah dapat merangsang pembentukan akar dan memperkuat serabut akar

(Zulkarnain, 2009).

Page 9: Jurnal Rina Yanti

G. Jumlah daun

Sidik ragam jumlah daun anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh nyata

(Lampiran 6g). Hasil uji lanjut jumlah daun disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah daun anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian air

kelapa dan beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Jumlah daun

(helai)

Air kelapa 5,94 b

Ekstrak pisang 7,72 a

Ekstrak buah nenas 5,05 b

Ekstrak tomat 8,00 a

Ekstrak pepaya 5,17 b

KK = 6,41 %

Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut

DMRT pada taraf 5%.

Tabel 7 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada media

Vacin dan Went berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, pemberian ekstrak

buah pada media Vacin dan Went dapat meningkatkan jumlah daun berkisar 5,05

sampai 8,00 helai, karena untuk mendorong pertumbuhan daun dibutuhkan nutrisi

yang cukup, hal ini berkaitan dengan pertumbuhan akar.Pemberian air kelapa,

ekstrak buah nenas dan ekstrak pepaya pada media Vacin dan Went berpengaruh

tidak nyata, tetapi berrpengaruh nyata pada pemberian pada ekstrak pisang dan

ekstrak tomat. Hal ini disebabkan kandungan Pospor (P) dalam ekstrak tomat dan

ekstrak pisang tersedia dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan daun demikian

pula ekstrak buah yang lain mengandung nutrisi yang dapat merangsang

pertumbuhan daun.

Menurut Prasetyo (2009) Daun merupakan organ yang berasal dari sel

sistematis yang mengalami pembelahan sehingga membentuk kuncup daun yang

berkembang dan hasil akhirnya membentuk daun yang jumlahnya tertentu pada

suatu tanaman.

H. Bobot basah planlet

Sidik ragam bobot basah planlet anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went berpengaruh nyata

(Lampiran 6h). Hasil uji lanjut berat basah planlet disajikan pada Tabel 4.

Tabel 8. Bobot basah planlet anggrek Dendrobium spectabile dengan pemberian

air kelapa dan beberapa ekstrak buah pada media Vacin dan Went 8 mst

Sumber Nutrisi Media Berat basah planlet

(g)

Air kelapa 0,58 b

Ekstrak pisang 0,79 ab

Ekstrak buah nenas 0,88 ab

Ekstrak tomat 1,04 a

Ekstrak pepaya 0,57 b

Page 10: Jurnal Rina Yanti

KK = 24,03 %

Angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut

DMRT pada taraf 5%.

Tabel 8 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa ekstrak buah pada

media Vacin dan Went berpengaruh nyata terhadap bobot basah planlet, Bobot

basah yaitu berat basah semua planlet anggrek Dendrobium spectabile dengan

pemberian air kelapa dan beberapa ekstrak buah. Pemberian air kelapa dan

ekstrak buah pada media Vacin dan Went dapat meningkatkan bobot basah

planlet berkisar 0,58 sampai 1,04 gram. Bobot basah planlet diketahui dengan cara

menimbang semua planlet pada akhir percobaan. Pemberian air kelapa dan ekstrak

pepaya berpengaruh tidak nyata, namun berbeda pada pemberian ekstrak buah

tomat. Pemberian ekstrak pisang dan ekstrak nenas berpengaruh tidak nyata

terhadap bobot basah planlet. Hal ini disebabkan dimana pertumbuhan akar yang

baik dan jumlah daun mempengaruhi bobot basah planlet anggrek. Menurut

Parera (1997), auksin berperan pula dalam penyerapan air yang akan mendorong

pemanjangan sel dan pembesaran sel yang dapat meningkatkan bobot basah

tanaman.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan ekstrak

buah tomat 100 g/l media menghasilkan pertumbuhan planlet anggrek

Dendrobium spectabile yang terbaik pada media vacin dan went.

A. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan disarankan untuk mendapatkan pertumbuhan

planlet anggrek Dendrobium spectabile yang baik disarankan menggunakan

ekstrak tomat 100 g/l pada media vacin dan went.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayani. 2007. Mengenal dan Bertanam anggrek Armico Bandung Hal 9-21

Iswanto. H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. PT. Agro Media Pustaka.

Jakarta 33 hal

Hendaryono. S. 2000. Pembibitan Anggrek dalam Botol Kanisius Yogyakarta.

Mursidawati. 2007. Asosiasi Mikoriza di alam Konservasi anggrek alam Buletin

kebun Raya Indonesia vol 10 No. 1 Hal. 20-24

Mardianis. 2003. Pengaruh Ekstrak Buah terhadap Pertumbuhan Planlet

Anggrek Dendrobium Wongleng Media Knudson C Skripsi Fakultas

Universitas Tamansiswa 32 hal (tidak dipublikasikan)

Nurmalinda dan Widiastoety. 2010. Pengaruh Suplemen Non sintetik

pertumbuhan planlet Anggrek Vanda Hort.hal 60-66

Parera. 1997. Pengaruh Tingkat Konsentrasi Pertumbuhan Perbanyakan

Tanaman Anggrek Dendrobium melalui Teknik Kultur Jaringan.hal 57-

64

Panjaitan dan Ernitha. 2005. Respon Pertumbuhan Anggrek (Dendronium Sp)

terhadap Pemberian BAP dan NAA secara In Vitro Jurnal Medan.

Fakultas Pertanian UMI. 42 hal

Rahayu dan Suyanto. 2004. Peningkatan Kualitas Anggrek Dendrobium hibrid

dengan pemberian Kolkhisin .Agric. Ilmu Pertanian hal 13-21.

Page 11: Jurnal Rina Yanti

Setiawan. H. 2002. Usaha Pembesaran Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

88 hal.

Surachman. 2011. Teknik Pemanfaatan Air Kelapa untuk Perbanyakan Nilam

secara In Vitro Hal. 31-33

Widiastoety. 1997. Peningkatan Produktivitas dan Mutu Bunga Anggrek. Balai

Penelitian Tanaman Hias. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. Jakarta hal 60 – 61

Zulkarnaian. 2009. Perbanyakan Tanaman Budidaya Kultur Jaringan Tanaman.

Bumi Aksara Jakarta 248 hal

Page 12: Jurnal Rina Yanti
Page 13: Jurnal Rina Yanti