keluarga binaan yanti edit
DESCRIPTION
coolTRANSCRIPT
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK MADYA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
LAPORAN KELUARGA BINAAN
DIARE DAN ISPA-PNEUMONIA BERULANG
Disusun Oleh:
Nurfathanah
H1A 006 033
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM/PUSKESMAS KEDIRI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
2012
PENDAHULUAN
Keadaan sehat merupakan dambaan bagi setiap keluarga, dan upaya-upaya pelayanan
kesehatan yang dilakukan baik secara perorangan, keluarga ataupun kelompok masyarakat
adalah bertujuan untuk meningkatkan keadaan kesehatan. Sehat yang dimaksud adalah kadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (UU No. 23 tahun 1992).
Khusus untuk kesehatan keluarga, sasaran dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang
dilakukan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998). Keluarga mempunyai arti dan
kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan, antara lain adalah :
1. Masalah kesehatan keluarga akan menentukan masalah kesehatan masyarakat, karena
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat.
2. Keluarga mempunyai peranan yang amat penting dalam mengembangkan, mencegah,
mengadaptasi dan atau memperbaiki masalah kesehatan yang ada dalam keluarga.
3. Masalah kesehatan anggota keluarga saling terkait dengan berbagai masalah anggota
keluarga lainnya.
4. Keluarga adalah pusat pengambilan keputusan kesehatan yang terpenting.
5. Keluarga adalah wadah dan saluran yang dinilai paling efektif untuk melaksanakan berbagai
upaya dan atau menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
Cabang kedokteran komunitas yang memberikan perhatian khusus kepada kesehatan
keluarga sebagai sebuah unit adalah kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga (family
medicine) adalah disiplin ilmu yang menekankan pentingnya pemberian pelayanan kesehatan
yang personal, primer, komprehensif, dan berkelanjutan (continuing) kepada individu dalam
hubungannnya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungannya. Disiplin kedokteran keluarga
juga dikenal dengan nama lain, misalnya “praktik umum” (gerenal practice) atau “kedokteran
pelayanan primer” (primary care medicine). Keluarga merupakan sebab dan akibat kesehatan dan
penyakit pada individu. Masalah kesehatan pasien sering kali disebabkan oleh masalah yang
terdapat pada keluarga. Sebaliknya, masalah kesehatan pasien dapat menyebabkan masalah
kesehatan keluarga (National University of Singapore, 2004).
1
Sistem dokter keluarga merupakan antisipasi perkiraan bergesernya status puskesmas
menjadi sarana umum. Tugas puskesmas akan mengatur sanitasi dan lingkungan atau yang
bersifat Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), sedangkan dokter keluarga menjadi private good,
dokter akan menjadi bagian dari keluarga. Diharapkan dokter keluarga sebagai “ujung tombak”
dalam pelayanan kedokteran tingkat pertama dapat berkolaborasi dengan pelayanan kedokteran
tingkat kedua dan yang bersinergi dengan sistem lain (Asmah, 2008).
Terdapat beberapa nilai-nilai utama yang dianut dalam kedokteran keluarga (National
University of Singapore, 2004):
1. Pelayanan berpusat pada pasien (patient-centered care) dan perhatian khusus kepada
hubungan dokter - pasien.
2. Pendekatan holistik kepada pasien dan masalahnya; masalah penyakit pasien tidak hanya
disebabkan oleh dimensi fisik tetapi juga sosial dan psikologi (model bio-pskio-sosial
penyakit) dari pasien, keluarga, dan komunitasnya. Memberikan perhatian kepada aspek
sosial dan psikologi pasien sering kali efektif dalam memecahkan masalah fisik pasien.
Pendekatan holistik pada pasien sangat penting pada zaman sekarang ketika teknologi tinggi
kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi pelayanan kesehatan.
3. Kedokteran pencegahan; memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih panjang
daripada kedokteran kuratif.
4. Semua usia; dokter keluarga melayani orang dari segala usia, sehingga dokter keluarga
disebut sebagai “specialist in breadth”, berbeda dengan spesialis di rumah sakit yang
“specialist in depth”.
5. Dokter keluarga bersedia memberikan pelayanan tidak hanya di ruang konsultasi klinik tetapi
juga di rumah dan seting pelayanan lainnya.
Peranan keluarga sangat penting dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap
anggota keluarga dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, sehingga diperlukan pembinaan
terhadap keluarga dengan berbagai masalah kesehatan yang dimilikinya, agar keluarga tersebut
memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan keluarganya untuk
hidup sehat, serta dapat memanfaatkan fasilitas pelayanaan kesehatan secara optimal.
2
I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Data Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan
Tanggal 25 Maret 2012 diisi oleh Nama: Nurfathanah. NIM : H1A 006 033
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Puskesmas Kediri
Pasien Keterangan
Nama By. Didi Riadi Anak Ny. Muslihan
Umur / tgl. Lahir 9 bulan / 12-6-2011
Alamat Banyumulek Barat RT 8,
Kecamatan Kediri, Lombok
Barat
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan -
Pekerjaan -
Status perkawinan Belum menikah
Alergi obat -
II. IDENTITAS KELUARGA BINAAN
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga By. Didi Riadi, yang
merupakan anak pertama dari Ayah (Tn. Kamaludin) dan Ibu (Ny.Muslihan). Keluarga
inti dari By. Didi Riadi terdiri atas ayah, ibu, serta keluarga tambahan terdiri atas kakek,
nenek dan saudara perempuan dari Ny.Muslihan. Kepala keluarga dalam keluarga ini
adalah kakek pasien yaitu AQ.Sainah sebagai pemegang keputusan serta yang
bertanggung jawab terhadap keluarga ini. By. Didi Riadi tinggal dalam satu rumah di
wilayah Banyumulek Barat RT 8, Kecamatan Kediri, Lombok Barat sejak tahun 2000.
Jadi dalam keluarga binaan ini terdapat tiga orang anggota keluarga inti dan tiga orang
keluarga tambahan.
Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan
pertama (28 Maret 2012):
1
Data Anggota Keluarga:
Anggota Keluarga KeteranganNama Tn. Kamaludin Ayah By. Didi Riadi
Umur 27 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMAPekerjaan BuruhStatus Menikah
Anggota Keluarga KeteranganNama Ny. Muslihan Ibu By. Didi Riadi
Umur 22 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMA sederajatPekerjaan IRTStatus Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama AQ. Sainah Ayah Ny. Muslihan
Umur 72 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMPPekerjaan Penjual gerabahStatus Menikah
Anggota Keluarga KeteranganNama IQ. Sedah Ibu dari Ny. Muslihan
Umur 70 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SDPekerjaan IRTStatus Menikah
Anggota Keluarga KeteranganNama Nn. Murni Kakak dari Ny. Muslihan Umur 25 tahunAlamat Banyumulek Barat Agama IslamPendidikan SMPPekerjaan -Status Belum Menikah
2
Kelurga Tn. Kamaludin secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga /
ikhtisar keluarga sebagai berikut:
Ikhtisar Keluarga By. Didi:
Keterangan:
: anggota keluarga yang diperiksa
: keluarga inti
: keluarga tambahan
: laki-laki
: perempuan
: pasien
3
Anak I Anak III AnakIV
Tn.Sainah (kakek pasien) (72 thn)
Ny. Sedah (nenek pasien) (70 thn)
Ayah Tn. Kamaludin
(27 thn)
Anak II: Nn. Murni
(25 thn)
Anak V Ny. Muslihan
(22 thn)
By. Didi Riadi (9 bulan)
III. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.
Aspek
Pemeriksaan
Ayah
(Tn. K)
Ibu
(Ny. M)
Kakek
(Aq. S)
Nenek
(Iq. S)
Bibik
(Nn. M)By. Didi
TD (mmHg) 120/80 100/70 160/90 110/70 110/70 -
N 80x/mnt 72x/mnt 92x/mnt 88x/mnt 80x/mnt 138x/mnt
RR 16x/mnt 16x/mnt 20x/mnt 18x/mnt 18x/mnt 36x/mnt
T 36,8ºC 36,7ºC 36,9ºC 36,8ºC 36,8ºC 37,5ºC
IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
ANAMNESIS
(alloanamnesis dengan ibu pasien tanggal 25-27 Maret 2012 di puskesmas kediri)
Keluhan Utama:
Mencret sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien umur 9 bulan dikeluhkan mencret sejak 3 hari yang lalu. Frekuensi BAB 5-6 kali
perhari berupa kotoran seperti bubur, lendir (-) dan darah (-). Muntah (+) sejak 2 hari
yang lalu sebanyak 2 kali. Pasien juga datang dengan keluhan batuk dan pilek sejak 7 hari
yang lalu, sesak disangkal. Demam (+) sejak 5 hari yang lalu. BAK (+) 4-6x/hari. Ibu
pasien pernah membawa pasien berobat pada dokter praktek swasta untuk batuk-pilek-
demam, namun keluhan tidak membaik. Sedangkan untuk mencretnya belum pernah
dilakukan pengobatan sebelumnya.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien sering mengalami hal serupa sebelumnya. Riwayat mencret (+) sebanyak 6 kali,
batuk-pilek 5 kali dan riwayat sesak napas 3 kali (pernah dirawat inap di PKM Kediri).
Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan
Tidak ditemukan adanya anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa dengan
pasien. Tetangga pasien (balita disekitar rumah pasien) pernah mengalami keluhan serupa
dengan pasien, namun jarang terjadi.
4
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ibu pasien mengandung selama 9 bulan, ini merupakan kehamilan pertama. Selama hamil
ibu melakukan ANC sebanyak 5 kali di Posyandu. Riwayat trauma (-), riwayat
perdarahan (-), riwayat sakit dan minum obat-obatan tertentu (-). Ibu melahirkan secara
normal di Polindes, dengan berat lahir 2.100 gr. Ibu pasien tidak mempunyai keluhan
setelah melahirkan.
Riwayat Nutrisi
Selama kehamilan ibu makan sebanyak 2-3x perhari. Pantangan makanan selama hamil
tidak ada. Ibu pasien memberikan ASI selama 4 bulan kepada pasien, saat ini pasien telah
diberikan makanan tambahan berupa susu formula dan bubur. Susu formula diberikan
dengan menggunakan dot, dot dicuci bersamaan dengan peralatan makan yang lainnya
dengan menggunakan air dari sumur. Semua anggota keluarga menggunakan air dari
sumur tersebut tanpa dimasak terlebih dahulu.
Pasien kadang-kadang bermain sendiri di lantai tanpa pengawasan orang tua pasien
terutama saat orang tua ibu pasien sedang melakukan pekerjaan rumah. Pasien sering
memegang apa yang ada di dekatnya. Pasien juga sering memasukkan tangan ke
mulutnya.
Riwayat Imunisasi
Pasien telah mendapat imunisasi sesuai jadwal di posyandu, saat ini ibu pasien menunggu
jadwal imunisasi selanjutnya (campak).
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum & tanda-tanda vital :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Fungsi vital:
Nadi : 120 x/mnt
Respirasi : 56 x/menit
Suhu : 38,30 C
Status gizi:
Berat Badan : 7000 gr
5
Status Generalis
Kepala :bentuk dan ukuran normal, deformitas (-), ubun-ubun besar cekung (-).
Rambut :warna hitam, tidak mudah tercabut.
Mata :anemis (-/-),ikterus (-/-), edema palpebra (-), mata cowong (-/-).
THT :kesan normal, bentuk dan fungsi normal, serumen (-), pernafasan cuping
hidung (-), pembesaran KGB (-).
Thoraks
Inspeksi :kelainan bentuk (-), pergerakan simetris (+/+), retraksi dinding dada (-)
Auskultasi :Pulmo: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi(+/+)
Cor: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk : distensi (-), scar (-), keloid (-).
Auskultasi : Peristaltik usus : (+) 16 kali/menit
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-), turgor kembali lambat (+)
Hepar, lien, dan ginjal : tidak teraba
Perkusi : Suara timpani
Ekstremitas :
Tungkai Atas Tungkai bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral hangat + + + +
Edema - - - -
DIAGNOSIS KERJA
Diare akut dengan dehidrasi ringan/sedang
ISPA dengan Pneumonia
PENATALAKSANAAN
Terapi rawat inap:
Oralit 525 cc untuk 3 jam pertama gagal (pasien muntah)
IVFD RL 98 tetes mikro per menit selama 5 jam, maintenance: 20 tetes mikro per
menit
6
Injeksi Ampicillin 4 x 200mg
Injeksi Gentamisin 2 x 20mg
Ambroxol sirup 2 x 1/2cth
Parasetamol sirup 3 x 2/3cth
Tablet Zinc 1 X 20 mg (selama 10 hari)
PROGNOSIS PASIEN
Dubia ad Bonam
KONSELING
Konseling yang diberikan pada keluarga terutama pengasuh (ibu) pasien :
1. Memberikam ASI setiap bayi ingin menyusui atau setiap 2 jam sekali
2. Menjaga bayi tetap hangat
3. Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
4. Menjaga kebersihan lingkungan
5. Mengganti pakaian bayi bila pakaian tersebut basah
6. Lebih aktif bekerjasama dengan pusat pelayanan kesehatan.
V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
1. Keadaan Lingkungan
Keluarga By.D tinggal di Desa Banyumulek barat RT 8, Kecamatan Kediri,
Lombok Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal bersama kakek dan
nenek dari pihak ibu yang ditempati sejak tahun 2000. Luas rumah By.D kira-kira 30 m2,
dimana panjangnya 6 m dan lebarnya 5 m, dan menghadap ke selatan. Rumah By.D
berlantai keramik, beratap genteng dan terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, dan 1
teras yang merangkap menjadi dapur dapur. Kamar mandi dan jamban umum terletak ± 5
meter dibelakang rumah pasien.
Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga sebelah timur ± 0,5 meter, sebelah
barat ± 1 meter, dan sebelah utara ± 0,5 meter. Rumah pasien tidak memiliki halaman,
dimana bagian depan rumah langsung berhadapan dengan jalan umum.
7
Rumah tersebut memiliki 1 buah jendela di ruang tamu, 1 buah jendela di kamar
tidur I, dan 1 ventilasi kecil di kamar tidur II, namun semua jendela ini jarang dibuka,
sehingga kondisi di dalam rumah agak lembab. Kondisi di dalam rumah By.D agak gelap
pada siang hari karena sinar matahari lebih banyak terhalang oleh bangunan rumah
tetangganya.
Keluarga By.D memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari menggunakan air yang
diambil dari sumur bor di belakang rumahnya. Air tersebut digunakan sebagai air minum,
air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Air yang digunakan untuk minum
seluruh anggota keluarganya tidak dimasak terlebih dahulu.
Denah Rumah By.D:
Keterangan:
- - : Pintu : kamar mandi dan jamban umum
: Jendela : sumur
: Dapur : Kamar tidur
8
5 m
6 m
teras
Ruang tamu
U
Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal By. D
Ruang tamu Kamar tidur pasien
Sumur dan kamar mandi umum Dapur di teras rumah
Jamban umum Septik tank
9
2. Sosial Ekonomi
By.D adalah anak keempat dari keluarga Tn.K dan Ny.M. Penghasilan dalam
keluarga By.D diperoleh dari ayah dan kakeknya, dimana ayah pasien bekerja sebagai
buruh dengan penghasilan rata-rata perbulan sekitar Rp. 600.000, dan kakek pasien
bekerja sebagai penjual gerabah denga penghasilan sekitar Rp. 50.000 perhari.
3. Budaya
Ibu pasien mengatakan bahwa di lingkungan tempat tinggal mereka masih
terdapat beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat sekitar. Seperti by.D yang
perutnya dilingkari dengan benang oleh dukun agar tidak mudah sakit. Benang tersebut
terpasang sejak by.D berusia 2 bulan yang diganti jika lingkar perutnya bertambah.
Masyarakat disekitar tempat tinggal pasien masih menggunakan sumur sebagai
sumber air untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk kebutuhan minum yang tidak
dimasak terlebih dahulu.
VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
1. Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama terhadap
keluarga binaan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga
By.D tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
No.Anggota
Keluarga
Masalah
Kesehatan
Kemungkinan Penyebab
Masalah KesehatanKeterangan
1. Anak
(By.D)
Diare dan
ISPA-
Pneumonia
Kurangnya pengetahuan cara
merawat bayi yang benar oleh
pengasuh.
Hygiene botol susu dan
kebiasaan ibu jarang mencuci
tangan dengan menggunakan
sabun.
Kebiasaan mengkonsumsi air
minum yang tidak dimasak.
Masalah diketahui
saat kunjungan
pertama Pembina ke
rumah pasien
tanggal 28 Maret
2012
10
Lingkungan fisik rumah yang
tidak mendukung, ventilasi
kurang sehingga udara dalam
rumah lembab.
Pasien dibiarkan bermain
tanpa menggunakan baju.
Dapur terletak diteras rumah,
sehingga asap saat memasak
dapat masuk ke dalam rumah.
Kebiasaan ayah dan kakek
pasien merokok di dalam
rumah.
2. Ayah
(Tn.K)
Perokok aktif Kebiasaan merokok setiap
hari.
Minum kopi setiap hari.
Masalah diketahui
saat kunjungan
pertama pembina ke
rumah pasien.
3. Ibu (Ny.M) - - Saat kunjungan ke
rumah tidak ada
masalah kesehatan
4. Kakek
(Aq.S)
Perokok aktif
Hipertensi
Kebiasaan merokok setiap
hari.
Minum kopi setiap hari.
Masalah diketahui
saat kunjungan
pertama pembina ke
rumah pasien.
5. Nenek
(Iq.S)
- - Saat kunjungan ke
rumah tidak ada
masalah kesehatan
6. Bibik
(Nn.M)
- - Saat kunjungan ke
rumah tidak ada
masalah kesehatan
11
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama, masalah
kesehatan dialami oleh By.D, ayah (Tn.K) dan kakek (Aq.S). Dengan demikian 3 orang
dari 6 orang anggota keluarga masih memilki masalah kesehatan.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan
yang dialami oleh semua anggota keluarga By.D tersebut di atas terkait dengan
determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, aspek lingkungan, aspek
perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pasien (By.D) Diare dan ISPA-Pneumonia
Berdasarkan determinan kesehatan, By.D memiliki masalah kesehatan yang terutama
terkait pada biologis, aspek lingkungan dan aspek perilaku dari pengasuh, serta aspek
pelayanan kesehatan.
2. Ayah (Tn.K) Perokok aktif
Berdasarkan determinan kesehatan, Tn.K memiliki masalah kesehatan yang terutama
terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.
3. Kakek (Aq.S) Perokok aktif dan Hipertensi
Berdasarkan determinan kesehatan, Aq.S memiliki masalah kesehatan yang terutama
terkait pada aspek perilaku/gaya hidup.
Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi masalah kesehatan
keluarga By.D yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 28 Maret
2012. Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh masalah kesehatan
masing-masing anggota keluarga dan memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan
dilakukan.
12
2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan
NoAnggota
Keluarga
Masalah
KesehatanRencana Upaya Intervensi Keterangan
1. Anak (By.D) Diare dan
ISPA -
Pneumonia
Penyuluhan tentang cara merawat bayi dengan baik dan benar kepada
pengasuh
Menyarankan untuk pemberian ASI setiap bayi ingin menyusu atau 2
jam sekali.
Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum
memberi ASI dan memegang bayi .
Menyarankan untuk tidak memandikan By.D dengan menggunakan
air dingin, serta tidak memandikan saat menjelang malam.
Menyarankan untuk segera mengganti setiap pakaian yang basah
dengan pakaian yang bersih dan kering.
Menyarankan untuk mengikuti posyandu sesuai dengan jadwalnya.
Penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya pada bayi.
Penyuluhan mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
rumah tangga kepada pengasuh dan keluarga
Menyarankan untuk minum air yang sudah dimasak
Menyarankan untuk membuka jendela rumah agar sinar matahari
masuk dan rumah jadi tidak lembab.
Menyarankan agar ayah dan kakek pasien tidak merokok di dalam
rumah.
13
2. Ayah (Tn.K) Perokok aktif Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk
mengurangi kebiasaan merokok.
Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan
merokok hilang.
3. Kakek (Aq.S) Perokok aktif
Hipertensi
Penyuluhan mengenai bahaya merokok, menyarankan untuk
mengurangi kebiasaan merokok.
Menyarankan mengganti rokok dengan permen sampai kebiasaan
merokok hilang.
Penyuluhan mengenai HT, faktor resiko serta komplikasinya.
Menyarankan untuk mengontrol tekanan darah secara rutin ke
puskesmas.
Menyarankan untuk mengurangi konsumsi kopi dan garam.
3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga By.D bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah membawa
ke dokter peraktek umum atau langsung ke PKM Kediri.
14
VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
1. Kerangka Konsep Masalah Pasien
15
DIARE &ISPA-
Pneumonia
BIOLOGIS/PERSONAL
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
DIABETES
MELITUS
LINGKUNGANPERILAKU
PELAYANANKESEHATAN
Diare dan ISPA rentan terjadi pada usia Balita.
Riwayat BBLR.
Sumber air untuk masak
dan minum dari sumur,
air yang diminum tidak
dimasak.
Jamban tidak sehat.
Polusi udara dalam
rumah.
Kurangnya ventilasi
udara dalam rumah
lembab.
Membiarkan sampah
menumpuk dibelakang
rumah.
Sosial Ekonomi menengah kebawah
Tidak memberikan
ASI ekslusif sampai
usia 6 bulan.
Kebiasaan tidak
mencuci tangan
dengan sabun sebelum
menyusui dan
memegang bayi.
Membiarkan bayi
bermain tanpa
menggunakan baju.
Mencuci botol susu
bersamaan dengan
peralatan makan yang
lain.
Kebiasaan ayah dan
kakek merokok di
dalam rumah.
Kurangnya pemberdayaan
masyarakat mengenai tatalaksana
diare dan ISPA di rumah tangga,
serta kurangnya pemahaman
pengasuh tentang Pneumonia.
Masih terbatasnya jumlah oksigen
konsentrator di puskesmas.
2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal
Pasien dikeluhkan mencret 5-6 kali perhari sejak 3 hari yang lalu. Muntah sejak 2
hari yang lalu sebanyak 2 kali. Pasien juga datang dengan keluhan batuk dan pilek
sejak 7 hari yang lalu. Demam sejak 5 hari yang lalu. Ibu pasien pernah membawa
pasien berobat pada dokter umum untuk batuk pileknya, namun tidak membaik.
Sedangkan untuk mencretnya belum mendapat pengobatan sebelumnya. Pasien sudah
sering mengalami keluhan serupa. Harapan keluarga pasien saat ini adalah agar
pasien dapat segera sembuh dan penyakit tidak berulang kembali.
Aspek Klinik
Diare dan ISPA-Pneumonia berulang.
Aspek Risiko Internal
Pasien merupakan bayi laki-laki yang berumur 9 bulan (faktor imunitas yang belum
sempurna) dengan riwayat BBLR, sehingga rentan terkena berbagai penyakit.
Aspek Psikososial keluarga
Kurangnya pengetahuan pengasuh dan keluarga mengenai cara merawat bayi yang
baik dan benar; minum air yang tidak dimasak; kebiasaan ayah dan kakek merokok
dalam rumah; lingkungan yang tidak sehat; dan sosioekonomi menengah ke bawah.
Derajat fungsional : 1
16
3. Rencana Penatalaksanaan Pasien
No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek
personal
Evaluasi:
- Keluhan, harapan, dan kekhawatiran
keluarga pasien
Intervensi:
- Edukasi keluarga mengenai cara
merawat bayi dengan benar
keluarga
pasien
- Keluarga dan pengasuh dapat
mengetahui cara merawat
bayi dengan benar.
- Kekhawatiran ibu pasien
mengenai kondisi pasien
akan berkurang
2. Aspek klinik
Diare dan
ISPA-
Pneumonia
Evaluasi:
- Pemantauan perbaikan kondisi klinis
pasien
- Keteraturan dalam pemberian asupan
cairan dari pengasuh kepada pasien
- Keteraturan dalam pemberian obat
untuk mengatasi batuk, pilek dan
demam.
- Keteraturan dalam pemberian zinc
- Pemantauan pola pengasuhan ibu
kepada pasien.
keluarga
pasien
- Perbaikan gejala klinis
- Pemberian ASI lebih sering
- Cara merawat bayi dan pola
pengasuhan yang benar
- Dilakukan kontrol kesehatan
teratur
- Pengasuh dan keluarga
teratur dan selalu disiplin
dalam pemberian obat
kepada bayi
- Komplikasi dapat dicegah
17
Terapi:
- Non Farmakologis:
pemberian ASI setiap bayi ingin
menyusu atau tiap 2 jam sekali
segera mengganti pakaian pasien
bila pakaian tersebut basah
- Farmakologis :
paracetamol syr 3x2/3 sendok takar
kotrimoksazole syr 2x1sendok takar
ambroxol syr 2x1/2 sendok takar
tablet zinc 1x1
Edukasi:
- Menjelaskan tentang Diare dan ISPA
serta tanda bahaya, cara mencegah
dan penatalaksanaannya
- Kontrol terhadap keadaan kesehatan
bayi dan berat badan bayi
- Pentingnya terapi non farmakologis
3. Aspek Resiko
Internal
Edukasi:
- Mengenai keadaan kesehatan pada
usia tersebut
- Pentingnya status Gizi bayi dalam
keluarga
pasien
- keluarga pasien mengerti
bahwa usia pasien
merupakan usia rentan
terkena penyakit.
18
pertumbuhan dan perkembangannya
- Pentingnya posyandu sebagai sarana
awal dalam menilai kesehatan
- Keluarga pasien mengerti
berat badan rendah dapat
meningkatkan resiko terkena
penyakit
4. Aspek psikososial
Kurangnya
pengetahuan
mengenai
diare dan
ISPA
Edukasi:
Mengenai pencegahan diare dan ISPA
keluarga
pasien
- Pengasuh dan keluarga
pasien mengerti dan mampu
memahami mengenai diare
dan ISPA serta tanda
bahayanya.
Kurangnya
pengetahuan
tentang cara
merawat bayi
dengan benar.
Edukasi:
Memberikan pengetahuan tentang
bagaimana cara merawat bayi dengan
benar
keluarga
pasien
- keluarga mengetahui cara
merawat bayi dengan benar
Tidak
menerapkan
PHBS dalam
rumah tangga
Edukasi:Memberikan pengetahuan tentang PHBS dalam rumah tangga
Keluarga
pasien
- keluarga mengetahui tentang PHBS dalam rumah tangga dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
19
Lembar Follow Up Keluarga Binaan
Tanggal
kunjunganBy. D Tn. K Aq. S
28 Maret 2012 S : mencret (+) dan batuk pilek (+)
O :
KU: sedang Kes : CM
VS : HR :120x/mnt
RR : 40x/mnt
Tx : 37,5
BB : 7000 gr
A : Diare + Pneumonia
P : melanjutka terapi
S : Perokok aktif
O :
KU: baik Kes : CM
VS : TD : 120/80 mmHg
N :80x/mnt
RR : 18x/mnt
Tx : 36,8
A :
P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :
kurangi merokok, jangan merokok di
dalam rumah.
S : Perokok aktif dan Hipertensi
O :
KU: baik Kes : CM
VS : TD : 160/90 mmHg
N :92x/mnt
RR : 20x/mnt
Tx : 36,5
A : Hipertensi
P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :
kurangi merokok, jangan merokok
di dalam rumah, kurangi konsumsi
kopi dan garam.
30 Maret 2012 S : mencret (-) dan batuk pilek (+)
O :
KU: sedang Kes : CM
VS : HR :120x/mnt
S : Perokok aktif
O :
KU: baik Kes : CM
VS : TD : 120/80 mmHg
S : Perokok aktif dan Hipertensi
O :
KU: baik Kes : CM
VS : TD : 150/90 mmHg
20
RR : 36x/mnt
Tx : 37,3
BB : 7000 gr
A : ISPA-Pneumonia
P :melanjutak terapi
N :80x/mnt
RR : 18x/mnt
Tx : 36,8
A :
P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :
kurangi merokok
N :84x/mnt
RR : 20x/mnt
Tx : 36,5
A : Hipertensi
P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :
kurangi merokok
10 April 2012 S : tidak ada keluhan
O :
KU: sedang Kes : CM
VS : HR :120x/mnt
RR : 36x/mnt
Tx : 37,3
BB : 7000 gr
A :
P :
S : Perokok aktif
O :
KU: baik Kes : CM
VS : TD : 120/80 mmHg
N :80x/mnt
RR : 18x/mnt
Tx : 36,8
A :
P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :
kurangi merokok
S : Perokok aktif dan Hipertensi
O :
KU: baik Kes : CM
VS : TD : 140/80 mmHg
N :80x/mnt
RR : 20x/mnt
Tx : 36,5
A : Hipertensi
P :KIE untuk perbaiki gaya hidup :
kurangi merokok
21
KESIMPULAN
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.
Pasien merupakan anak pertama yang cukup mendapat perhatian dari seluruh anggota
keluarganya.
Pendidikan terakhir ibu SMA sehingga wawasan orang tua pasien juga memperbesar
keinginan keluarga untuk mendukung penyembuhan pasien.
Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:
Kebiasaan merokok ayah dan kakek pasien yang sulit dirubah.
Kondisi fisik rumah dan lingkungan yang tidak mendukung (kurangnya ventilasi
udara dalam rumah dan jarak antara jamban dengan sumber air < 10 meter)
Sosial ekonomi keluarga menengah kebawah.
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
Mengajak keluarga pasien untuk terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun,
Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, terutama pelayanan kesehatan dari segi
promotif dan preventif seperti :
- Terus mengikuti posyandu untuk mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap
dan mengontrol kenaikan berat badan.
- Mengikuti kelas gizi, dan
- Mengikuti penyuluhan untuk mendapatkan informasi kesehatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Asmah. 2008. Dokter Keluarga. KMPK Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.
Depkes RI. 1998. Definisi Keluarga.
National University of Singapore. 2004. Family medicine posting. Family medicine primer 2004. Singapore: Department of Community, Occupation and Family Medicine. National University of Singapore.
UU No. 23 tahun 1992. Definisi Sehat.
23