pengkajian keluarga binaan
TRANSCRIPT
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN
Tanggal pengkajian : 16 Desember 2011
I. Data Umum
1. Inisial Kepala Keluarga (KK) : Bpk. B
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pekerjaan : Buruh Bangunan
4. Pendidikan : SMA
5. Alamat : Dusun II Desa Sungai Rambutan
6. Komposisi Keluarga :
N
oNama
J
K
Hubungan
KeluargaUmur
Pendi
didkan
Status ImunisasiStatus
KesehatanBC
GPolio
DP
THP Campak
1 Nenek
N
P Ibu
Kandung
Tn.B
80 th Tidak
Sekolah
Punya
riwayat
Hipertensi
2 Bpk.B L Suami 36 th SMA Sehat
3 Ibu.Y P Istri 29 th SMA Sehat
4 An.B L Anak
Kandung
10 th SD√ √ √ √ √
Sehat
5 An.J L Anak
Kandung
5 th Belum
Sekolah√ √ √ √ √
Flu sudah
3 hari ini
Komposisi Keluarga Sebagai Berikut
Genogram :
1
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis pernikahan
: Garis keturunan
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
7. Tipe Keluarga : Keluarga besar (extendeed family) yang terdiri dari Ayah, Ibu, 2 orang Anak dan
1 orang Nenek
8. Suku Bangsa : Bpk. B berasal dari desa Sungai Rambutan, sedangkan Ibu Y berasal dari
Jakabaring Palembang.
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga : Berpenghasilan ekonomi menengah kebawah. Bpk. B
bekerja sebagai buruh bangunan di daerah Jakabaring palembang. Dengan penghasilan rata-rata
perbulan Rp. 1.500.000,-. Ibu Y bekerja sebagai ibu rumah tangga dan juga sebagai penjaga
sekaligus pemilik toko kelontongan sederhana miliknya. Sedangkan Nenek S merupakan istri dari
pensiunan pegawai PT Kereta Api yang punya penghasilan sendiri dari gaji pensiunan almarhum
suaminya yang berkisar Rp. 900.000,-
11. Aktivitas rekreasi : Kalau akhir sabtu minggu, anak-anak dari Tn B kadang bermain di rumah
mertua Tn.B di Jakabaring. Kalau saat berkumpul bersama di rumah, keluarga juga kadang pergi
jalan-jalan ke kota Palembang untuk berbelanja atau pergi ke tempat rekreasi seperti Water Fun
di Jakabaring. Anak-anak juga biasanya bermain di sekitar rumah.
12. Kesimpulan poin 10-11 : Keluarga Bapak B termasuk keluarga sejahtera tahap I
II. Riwayat Dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bapak B termasuk dalam keluarga anak usia sekolah
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini
Semua sudah terpenuhi, hanya saja ada yang belum terlaksana dengan optimal seperti
menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan.
2
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ibu Y mengatakan seluruh anggota keluarga saat ini dalam keadaan sehat semua. Hanya saja
An.J yang mengalami gangguan kesehatan yaitu flu sudah 3 hari ini. Karena anak J sering mandi
di air rawa depan rumahnya. Sehari kadang 3x. Walaupun sudah di marah oleh Ibu Y masih saja
Anak J bermain dan mandi di rawa tersebut. Nenek S sekarang mengalami penurunan fungsi
pendengaran, jadi diperlukan suara yang cukup keras untuk berbicara dengannya. Dulunya
Nenek S menderita hipertensi, tetapi sekarang tekanan darahnya sudah dalam batas normal.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Terdapat riwayat penyakit keturunan dari pihak mertua (Nenek S) yang memiliki riwayat penyakit
keturunan, yaitu hipertensi. Tapi sekarang kondisi tekanan darah Nenek S sudah dalam batas
normal.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah:
Luas rumah yang ditempati : ± 300 m2
Jumlah ruangan dan kamar : 2 kamar tdur, 1 dapur, 1 ruang tamu, 1 ruang santai untuk
menonton TV keluarga.
Ventilasi dan pencahayaan : terdapat jendela di ruang keluarga, ruang tamu, dan kamar
tidur serta dapur. Ventilasi/jendela cukup untuk penerangan karena jumlahnya yang
banyak dan selalu dibuka pada pagi hari sehingga pencahayaan di rumah cukup terang
dan sirkulasi udara juga cukup baik.
Sumber air : sumur
Lantai rumah : terbuat dari kayu
Kondisi rumah : merupakan rumah panggung (atap rumah terbuat dari seng dengan
dinding rumah terbuat dari kayu)
Kondisi lingkungan sekitar rumah : Rumah keluarga Bapak B memiliki WC yang terletak
disamping rumah. Memiliki sumur yang terletak dibelakang rumah, sekaligus tempat untuk
mandi. Disamping rumah juga terdapat bekas kandang sapi, tapi sekarang sudah tidak
terawat lagi. Di depan rumah terdapat toko kelontongan miliknya dan bersebelahan
dengan rawa yang kadang dijadikan tempat mandi dan bermain anak-anaknya.
3
Denah rumah :
Ruang Tamu
Ruang Keluargatidur Kamar tidur
Kamar tidur Dapur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas:
Rata-rata jarak antar satu rumah dengan rumah lainnya sekitar 5-10 meter. Hampir semua rumah
keluarga memiliki sumur buatan dan dikelilingi dengan air rawah yang kualitas airnya kotor. Kalau
dimusim hujan terkadang sumur mereka terendam karena ketinggiannya sama rata dengan air
rawa. Kalau terjadi seperti itu mereka mengandalkan air galon yang mereka beli yang digunakan
baik untuk minum maupun untuk keperluan lainnya seperti mandi.
Komunitas yang ada didusun 2 rata-rata mempunyai pekerjaan semua. Para pria mayoritas
bekerja sebagai buruh pabrik minyak dan pegawai Kereta Api. Sedangkan para wanita baik itu ibu
rumah tangga dan remaja putri bekerja sebagai petani.
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari pemukiman adalah puskesmas pembantu yang jaraknya
tidak terlalu jauh ± 700 m.
3. Mobilitas geografis keluarga:
Keluarga Bpk B menetap di dusun II sungai rambutan, yang merupakan rumah milik kedua
orangtuanya. Tapi kalau hari sabtu dan minggu keluarga Bpk B kadang pergi ke Jakabaring
Palembang menuju rumah mertuanya (orang tua dari Ibu Y).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Bpk B termasuk keluraga yang berperan aktif dalam masyarakat. Itu terbukti dari Ibu Y
yang telibat sebagai kader posyandu dan Ketua Pokjakes yang dibentuk oleh mahasiswa praktikan
ners 2007 baru-baru ini.
5. Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung keluarga adalah Bpk B (kepala keluarga) sebagai pengambil keputusan
masalah yang ada di keluarga. Tapi bila ada masalah dalam keluarga akan selalu dibicarakan
untuk didiskusikan solusinya secara bersama-sama dengan istri dan Nenek S.
4
Tempat
dudu
IV. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga:
Ibu Y mengatakan dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Keluarga mengatakan
komunikasi dilakukan secara 2 arah. Dan selalu didiskusikan secara bersama-sama dalam
memecahkan masalah. Bapak B sebagai kepala keluarga berperan untuk mengambil keputusan.
Nenek S sesekali juga dilibatkan dalam pemecahan masalah walaupun diperlukan suara yang
cukup keras tiap kali mau berbicara dengannya, karena Nenek S sudah mengalami penurunan
fungsi pendengaran.
2. Struktur kekuatan keluarga:
Ibu Y mengatakan pemegang keputusan keluarga adalah Bapak B, tetapi tetap saja
berkomunikasi atau meminta pendapat dengan Ibu Y dan Nenek S.
3. Struktur peran:
Bapak B adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai buruh pabrik. Bekerja dari pagi sampai sore
untuk mencari nafkah. Ibu N adalah seorang ibu rumah tangga yang mengasuh dan mendidik
anak di rumah, sekaligus bersama nenek S menjaga toko miliknya sehingga mempunyai peran
ganda karena ikut mencari nafkah untuk keluarga. Anak B dan J berperan sebagai anak. Anak B
sudah bersekolah SD, sedangkan Anak J belum bersekolah.
4. Nilai dan norma budaya:
Keluarga Bapak B menerapkan aturan-aturan yang sesuai dengan nilai agama yang dianut dan
norma yang berlaku di masyarakat tempat tinggalnya. Bila ada anggota keluarga yang sakit maka
tindakan pengobatan yang dilakukan pertama kali adalah membeli obat di toko, bila penyakit tidak
dapat diatasi atau tidak membaik baru akan dibawa ke puskesmas atau bidan terdekat.
IV. Fungsi keluarga
1. Fungsi ekonomi
Bapak. B bekerja sebagai buruh pabrik. Setiap hari pergi bekerja dari pagi sampai sore. Ibu Y
mengatakan penghasilan yang didapatkan dari Bapak B cukup untuk memenuhi keperluan
sehari-hari. Ibu N juga membantu mencari penghasilan tambahan dengan menjual barang-barang
sembako dari toko miliiknya. Ibu Y mengaku peghasilan mereka selama ini cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk liburan, berobat dan kegiatan lainnya. Sedangkan
Nenek S mempunyai penghasilan sendiri yaitu memanfaatkan gaji pensiunan almarhum
suaminya yang merupakan pensiunan pegawai PT Kereta Api.
2. Fungsi sosialisasi
5
Fungsi sosialisasi dari keluarga Bapak B sangat baik, karena mereka berperan aktif dalam
kegiatan di masyarakat. Keluarga bapak B tidak pernah melarang anak-anak untuk bermain di
luar rumah dan disekitar rumahnya dengan teman-teman mereka. Ibu R mengatakan keluarga
mereka mempunyai hubungan yang baik dengan tetangga dan warga sekitar.
3. Fungsi pendidikan
Keluarga Bapak B menekankan pentingnya pendidikan. Anak B (sulung) bersekolah di bangku
SD kelas 4. Sedangkan anak R (bungsu) belum mendapatkan kesempatan untuk bersekolah
karena belum cukup umur untuk sekolah SD. Sebenarnya Ibu Y ingin sekali memasukkan Anak J
kedalam PAUD, tetapi terkendala yang sangat jauh jarak antara rumah dan PAUD, PAUD nya
terletak di dusun I Sungai Rambutan. Sehingga tidak memungkinkan menyekolahkan anaknya di
PAUD tersebut.
4. Fungsi afektif
Semua anggota Bapak B saling menyayangi satu sama lain, jika ada yang sakit atau mengalami
kesusahan maka akan saling membantu dan bila keadaan tidak terlalu bak maka akan segera
dibawa ke puskesmas dan bidan terdekat.
5. Fungsi perawatan keluarga
1) Mengenal masalah kesehatan
Ibu Y mengatakan anaknya sering terkena batuk pilek dan demam. Ibu Y anaknya sering
mandi dan bermain di air rawa depan rumahnya. Ibu Y sudah sering mengingatkan anaknya
untuk tidak mandi disana, karena kondisi airnya sangat kotor, tidak baik untuk kesehatan
tetapi masih saja anaknya mandi dan bermain di air rawa tersebut. Ibu Y juga berperan
sebagai kader posyandu dan Ketua Pokjakes sehingga sedikit banyak Ibu Y juga mengetahui
tentang masalah kesehatan terutama penyakit yang sering diderita anaknya. Ibu Y juga
mengatakan anak B sulit untuk makan. Anak B sering jajan, makan makanan kecil yang ada
di toko miliknya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan
Jka ada anggota keluarga yang sakit, maka ibu Y memberikan obat yang tersedia pada
anggota keluarga yang sakit. Tentunya obat tersebut adalah obat yang biasa dan familiar di
keluarga Ibu Y, seperti Ibu Y sudah hapal kalau anaknya batuk dan flu dikasih coldrexin. Jika
tidak sembuh, baru dibawa ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat misalnya
pustu atau bidan terdekat. Bidang yang sering dikunjugi biasanya bidan yang ada di
timbangan. Ibu Y juga pernah berniat membawa Anak J kalau sakit terus ke Dokter spesialis
anak di Kertapati Palembang, tapi anak J tidak mau, jadi hanya di bawa ke bidan di
Timbangan.
6
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Menurut pengakuan Ibu Y, jika anggota keluarga sakit maka Ibu Y yang merawat dan
menjaga. Apalagi ibu Y merupakan kader posyandu, jadi sedikit banyak mengetahui
permasalahan umum penyakit anaknya seperti batuk pilek. Bila tidak sembuh atau tidak
membaik baru dibawa ke puskesmas atau bidan.
4) Kemampuan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Ibu N mengaku dia rajin membersihkan rumahnya. Setiap hari dia menyapu rumah.
Membuang sampah pada tempatnya dan selalu membersihkan lingkungan sekitar rumahnya.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
Menurut pengakuan ibu N, saat kedua anaknya masih kecil selalu dibawa ke posyandu dan
diberi imunisasi lengkap. Apalagi ibu Y merupakan kader posyandu dan ketua Pokjakes.
Selain itu bila ada anggota keluarga yang sakit dan keadaannya tidak membaik walaupun
telah diberi obat maka baru ibu N akan membawa anggota keluarga yang sakit ke pustu atau
bidan terdekat.
6. Fungsi religious
Semua anggota Keluarga Bapak B beragama islam. Tetapi dalam menjalankan ibadah sholat lima
waktu terkadang tidak lengkap (jarang menjalankan ibadah sholat lima waktu).
7. Fungsi rekreasi
Kalau akhir sabtu minggu, anak-anak dari Tn B kadang bermain di rumah mertua Tn.B di
Jakabaring. Kalau saat berkumpul bersama di rumah, keluarga juga kadang pergi jalan-jalan ke
kota Palembang untuk berbelanja atau pergi ke tempat rekreasi seperti Water Fun di Jakabaring.
Anak-anak juga biasanya bermain di sekitar rumah. .
8. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga Bapak B saling perhatian satu sama lain, saling menyayangi dan
menghargai. Bila ada keluarga yang sakit keluarga akan berusaha mengobati atau membawa ke
tempat pelayanan kesehatan.
V. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Ibu Y mengatakan bahwa dia belum banyak tahu mengenai penyakit yang dialaminya. Hanya
penyakit yang umu saja dia ketahui, seperti kalau anaknya batuk pilek dikasih coldrexin. Dia
berharap semua anggota keluarga dalam keadaan sehat.
7
2. Stressor jangka panjang
Ibu Y mengatakan bahwa dirinya ingin kehidupan yang lebih baik dan dia berharap bisa punya
rumah sendiri bersama keluarga kecilnya.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga, keluarga selalu berusaha untuk mengatasainya selalu
berbicara bersama untuk menyelesaikan masalah mereka.
4. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu berusaha untuk menerima cobaan atau masalah dengan jiwa besar,
menggunakan cara musyawarah bersama anggota keluarga yang lain dalam menyelesaikan
masalah.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Dari pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah kesehatan
secara maladaptif.
VI. Harapan Keluarga
Ibu Y berharap semua anggota keluarganya tidak mengalami gangguan kesehatan apapun,
karena dia berharap ingin membesarkan anak-anaknya dan mejadikan mereka orang-orang yang sukses
nantinya. Dan dia juga mengatakan senang karena ada mahasiswa dibidang kesehatan yang sedang
praktik yang tentunya membawa perubahan pengetahuan dan prilaku kearah yang lebih baik lagi.
VII. Data Tambahan
1. Nutrisi :
Ibu Y mengatakan keluarganya makan 3x sehari nasi kombinasi dengan berbagai macam lauk
pauk. Untuk nutrisi anak-anaknya sekarang Ibu Y memberikan susu bendera untuk kedua
anaknya.
2. Eliminasi
Kesemua anggota keluarga tidak mempunyai gangguan eliminasi yang berarti. BAK 6-8x/hari.
Dan BAB 1-2x/hari.
3. Istirahat dan Tidur
Ibu Y mengatakan keluarganya mempunyai waktu istirahat malam sekitar 7-8 jam. Jam 8 malam
biasanya sudah tertidur. Kadang juga tidur siang sekitar 2 jam.
8
4. Aktifitas sehari-hari
Bapak B bekerja ke pabrik dari pagi sampai sore. Ibu Y sehari-hari membersihkan rumah,
merawat dan menjaga anak-anaknya bermain dan juga menjaga toko miliknya dibantu oleh
Nenek S.
5. Merokok
Bapak B merupakan perokok aktif. Sehari biasa menghabiskan sekitar 8-10 batang rokok.
VI. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksa
anNenek S Bapak B Ibu Y Anak B Anak J
Kepala Rambut hitam,
terdapat
lumayan banyak
uban.
Bersih. Mudah
dicabut
Rambut hitam,
kulit kepala
bersih, tidak
mudah dicabut.
Rambut hitam
kekuning-
kuningan (di cat),
kulit kepala
bersih, tidak
mudah dicabut.
Rambut hitam,
kulit kepala
bersih, tidak
mudah dicabut.
Rambut hitam,
kulit kepala
bersih, tidak
mudah dicabut.
TTV TD : 130/80
mmHg
RR : 22 x/menit
N : 86 x/menit
T : 36,3 C
TD : 120/80
mmHg
RR : 20x/menit
N : 78 x/menit
T : 36,2 C
TD : 110/70
mmHg
RR : 20 x/menit
N : 82 x/menit
T : 36,4 C
TD : 80/60
mmHg
N : 62 x/menit
RR : 28 x/menit
T : 36,7 C
TD : 70/50
mmHg
N : 68 x/menit
RR : 36 x/menit
T : 36,9 C
BB, TB BB : kg
TB : cm
BB : 60 kg
TB : 158 cm
BB : 65 kg
TB : 153 cm
BB : 25 kg
TB : cm
BB : 16 kg
TB : cm
Mata Tidak anemis
Sekret tidak ada
Sclera tidak
ikterik
Tidak anemis
Sekret tidak ada
Sclera tidak
ikterik
Tidak anemis
Sekret tidak ada
Sklera tidak ikterik
Tidak anemis
Sekret tidak ada
Sklera tidak
ikterik
Tidak anemis
Sekret tidak ada
Sklera tidak
ikterik
Hidung Tidak bersekret
Tidak ada
kelainan
penciuman
Tidak bersekret
Tidak ada
kelainan
penciuman
Ada secret
Tidak ada
kelainan
penciuman
Tidak bersekret
Tidak ada
kelainan
penciuman
Bersekret
Tidak ada
kelainan
penciuman
Mulut Mukosa lembab
Tidak ada
Mukosa lembab
Tidak ada
Mukosa lembab
Tidak ada
Mukosa lembab
Tidak ada
Mukosa lembab
Tidak ada
9
keluhan sulit
menelan,
Gigi tinggal
sedikit, kekuning
kuningan
keluhan sulit
menelan,
Gigi rapi bersih
keluhan sulit
menelan,
Gigi rapi bersih
keluhan sulit
menelan,
Gigi rapi bersih.
keluhan sulit
menelan,
Gigi susu, ada
karang gigi
Telinga Fungsi
pendengaran
sudah menurun
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Tidak ada
keluhan
Leher Tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe,
Tidak ada
benjolan
Tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe,
Tidak ada
benjolan
Tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe,
Tidak ada
benjolan
Tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe,
Tidak ada
benjolan
Tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe,
Tidak ada
benjolan
Dada Bunyi jantung
dan paru normal
Bunyi jantung
dan paru normal
Bunyi jantung dan
paru normal
Bunyi jantung
dan paru normal
Bunyi jantung
dan paru normal
Abdomen Tidak kembung,
datar
Tidak kembung,
datar
Tidak kembung,
datar
Tidak kembung,
datar
Tidak kembung,
datar
Tangan Tidak ada
pembengkakan,
Turgor kulit jelek
Tidak ada
pembengkakan,
Turgor kulit baik
Tidak ada
pembengkakan,
Turgor kulit baik
Tidak ada
pembengkakan,
Turgor kulit baik
Tidak ada
pembengkakan,
Turgor kulit baik
Kaki Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan,
hanya di kaki kiri
ada luka akibat
tertusuk
pecahan kaca
Keadaan
Umum
Baik Baik Baik Baik Baik
Sens CM CM CM CM CM
10
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Analisa data dan sintesa data serta perumusan diagnosis keperawatan
ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan Penyebab
DS :
Ibu Y mengatakan anak
J sudah batuk pilek
sudah 3 hari ini
Ibu Y mengatakan Anak
J sering bermain dan
mandi di air rawa depan
rumahnya
DO :
tampak adanya sekret
dalam hidung anak J
RR 36x / menit
Bunyi nafas reguler
Data mayor :
Batuk tak efektif atau
tidak ada batuk
Ketidakmampuan untuk
mengeluarkan sekresi
jalan nafas
Data minor :
Bunyi nafas abnormal
Frekuensi, irama,
kedalaman pernafasan
abnormal
DS :
Ibu Y mengatakan anak J
mau berteman dengan
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
Resiko terhadap perubahan
pertumbuhan dan
Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota
keluarga yang sakit khususnya
anak J
Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang
11
teman-teman di sekolah.
Ibu Y juga mengatakan
hanya tau kalau tugas
anaknya J hanya bermain
DO :
Anak J tampak senang
dan menikmati permainan
bersama teman-
temannya
Data mayor :
Ketidakmapuan atau
kesulitan melakukan
keterampilan dan/atau
perilaku khusus pada
kelompok usianya (sesuai
tugas perkembangan
anak usia 5-11 thn)
Perubahan pertumbuhan
fisik : berat badan
tertinggal dibanding tinggi
badan dengan standar
deviasi: pola persentil
tinggi dan berat badan
menunjukkan adanya
penurunan dalam pola.
Data minor :
Ketidakmampuan
melakukan perawatan diri
atau kontrol diri dalm
beraktivitas sesuai usia
Afek datar, malas,
penurunan respons,
respons sosial lambat,
menunjukkan terbatasnya
tanda-tanda kepuasan
pada pemberian asuhan,
perkembangan sakit khususnya anak J
12
memperlihatkan kontak
mata yang terbatas,
kurang nafsu makan,
letargis, peka rangsang,
regresi dalam defekasi
dan regresi untuk makan
sendiri.
DS :
Nenek S mengatakan
dulu ia menderita
penyakit hipertensi,
pernah tensinya
230/180 mmHg
Nenek S mengatakan
sekarang tensinya udah
turun sekitar 1 bulan yg
lalu
DO :
TTV :
TD : 130/80 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,3 C
Resiko terjadi kekambuhan
penyakit (hipertensi)
Ketidakmampuan keluarga
mengenal dan merawat anggota
keluarga yang sakit khususnya
Nenek S
2. Penilaian (Skoring) Diagnose Keperawatan
13
PEMBOBOTAN MASALAH
”SKORING”
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
No Kriteria Perhitunga
n
Skor Pembenaran
1 Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat
3/3 x 1 1 Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif yang
sedang dialami anak J sangat menganggu
aktifitasnya apalagi terkait dengan tugas
perkembangannya yaitu bermain dengan
teman sebayanya, sehingga memerlukan
tindakan dan pengobatan yang lebih lanjut.
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah :
Sebagian
1/2 x 2 1 Perawat : Masalah untuk diubah adalah
sebagian karena membutuhkan pengetahuan
baik itu untuk pencegahan, tindakan
perawatan maupun untuk pengobatan dari
ISPA tersebut.
3 Potensial masalah untuk
dicegah :
Tinggi
3/3 x 1 1 Keluarga : Potensial masalah dapat dicegah
tinggi karena Ibu Y merupakan kader
posyandu yang aktif dan ketua pokjakes
sehingga sangat memungkinkan pencegahan
dan perawatan anak J untuk lebih baik
4 Menonjolnya masalah :
Ada masalah harus
segera diatasi
2/2 x 1 1 Masalah yang dialami oleh anak harus segera
diatasi karena apabila dibiarkan nanti
berakibat kesehatan anak yang lebih buruk.
Total skore 4
2. Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan
14
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah :
Resiko / Ancaman
kesehatan
2/3 x 1 2/3 Masalah perubahan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak J dapat menjadi
aktual apabila kesehatan anak J terganggu
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah :
Sebagian
1/2 x 2 1 Perawat : Masalah mungkin untuk diubah
sebagian karena perawat harus mengerti
tentang pertumbuhan ideal dan tugas-tugas
perkembangan anak J yang dihadapi
sekarang
3 Potensial masalah untuk
dicegah :
Tinggi
3/3 x 1 1 Keluarga : Potensial masalah dapat
dicegah tinggi karena Ibu Y merupakan
kader posyandu yang aktif dan ketua
pokjakes sehingga sangat memungkinkan
Ibu Y sedikit banyak mengetahui tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak J
4 Menonjolnya masalah :
Masalah tidak dirasakan
0 x 1 0 Keluarga tidak merasakan masalah yang
dihadapi, apalgi anak J sudah memasuki
usia 5 tahun lebih.
Total skore 2 2/3
3. Resiko terjadi kekambuhan penyakit (hipertensi)
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah :
Ancaman kesehatan
2/3 x 1 2/3 Masalah penyakit hipertensi sering kambuh
apabila tidak dilakukan tindakan
pencegahan dan perawatan
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah :
Sebagian
1/2 x 2 1 Perawat : Masalah untuk diubah adalah
sebagian karena tersedianya sarana
kesehatan yang mudah dijangkau oleh
keluarga dan penanganan penyakit
hipertensi yang sudah biasa ditengah
masyarakat.
3 Potensial masalah untuk
dicegah :
Tinggi
3/3 x 1 1 Keluarga : Potensial masalah dapat
dicegah tinggi karena salah satu anggota
keluarga yaitu Ibu Y merupakan kader
15
posyandu yang aktif dan ketua pokjakes
sehingga memungkinkan Ibu Y sedikit
banyak mengetahui tentang pencegahan
hipertensi, serta Nenek S juga sering
mengontrol ke pelayanan kesehatan untuk
berobat sehingga sudah sering mendapat
pendidikan kesehatan tentang cara
pencegahan kekambuhan penyakit
hipertensi asalkan ada kemauan untuk
mencegah penyakit tersebut.
4 Menonjolnya masalah :
Ada masalah, tapi tidak
perlu ditangani
1/2 x 1 1/2 Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani
karena Nenek S sebenarnya sudah
mengetahui cara penanganan dan
pencegahan kekambuhan dari penyakit
hipertensi, hanya dibutuhkan kemauan
untuk mencegah penyakit tersebut.
Total skore 2 7/6
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
16
Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif di keluarga Bapak B (36 tahun)
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit khususnya anak J (5 tahun)
4
2 Resiko terjadi kekambuhan penyakit (hipertensi) di keluarga Bapak
B (36 tahun) berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal dan merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
Nenek S (80 tahun)
2 7/6
3 Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan di
keluarga Bapak B (36 tahun) berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit khususnya anak J (5 tahun)
2 2/3
PATOFLOW
17
Keluarga Bapak B
Fungsi keluarga
Keluarga kurang memperhatikan kesehatan dan banyaknya media-media penyebaran kuman dan
mikrooorganisme
Tubuh rentan terhadap penyakit
18
Anak B sering bermain dan mandi di air rawa depan rumahnya
Mempermudah mediator penyebaran kuman-kuman dan mikroorganisme menginfeksi ke dalam tubuh
Keluarga belum mampu secara optimal merawat anak J yang terkena ISPA
Masuknya droplet-droplet penyebab penyakit ISPA
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada Anak J
Kebiasaan Nenek S dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan jarang berolahraga
Keluarga belum mampu secara optimal mengenal dan merawat anak J terkait pertumbuhan dan perkembangannya
Mengancam perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat anak mengalami gangguan kesehatan
Resiko terjadi kekambuhan penyakit hipertensi pada Nenek S
Keluarga belum mampu secara optimal mengenal dan merawat anak Nenek S terkait penyakit hipertensi yang dideritanya
Resiko terjadi perubahan pertumbuhan dan perkembangan Anak J