keluarga binaan para

Upload: an-ordinary-k-chazwin

Post on 04-Jun-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    1/28

    1

    TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    LAPORAN KELUARGA BINAAN

    DISPEPSIA ec SUSP. GASTRITIS KRONIS

    OLEH

    Para Divia

    H1A 007 049

    DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITRAAN KLINIK MADYA

    ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAMPUSKESMAS KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT

    2013

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    2/28

    2

    I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAANData Kasus Pasien dalam Keluarga Binaan

    Tanggal : 23 Januari 2013

    Diisi oleh : Para Divia

    NIM : H1A 007 049

    Nama Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan: Puskesmas

    Kediri

    Pasien Keterangan

    Nama Ny. Bq. Silva (Ny. S)

    Umur / tgl. Lahir 25 tahun / 25-04-1987

    Alamat Jl. Kalibaba RT 06, Gelogor

    Timur, Kecamatan Kediri

    Jenis kelamin Perempuan

    Agama Islam

    Pendidikan Sarjana

    Pekerjaan Swasta

    Status perkawinan Menikah

    Kedatangan yang ke 5 Pasien datang diantar oleh suaminya

    Telah diobati sebelumnya Sudah Pasien pernah diopname di Puskesma

    Kediri dengan keluhan yang sama

    Alergi obat -

    Sistem pembayaran Umum

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    3/28

    3

    II. IDENTITAS KELUARGA BINAANKeluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Ny. Silva (Ny.S). Ny.S

    tinggal bersama keluarga suaminya. Keluarga inti dari Ny.S yaitu suaminya yang bernama Tn.

    Muslehudin (Tn.Mh), pasangan ini belum memiliki anak. Kepala keluarga Ny.S adalah

    Tn.Mh. Namun pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah Tn. Musliah (Tn.Ms) yang

    merupakan bapak mertua dari pasien. Pasien tinggal dalam satu rumah di wilayah Gelogor

    Timur, Kecamatan Kediri bersama dengan suami, bapak dan ibu mertua, serta dua orang

    saudara ipar. Jadi dalam keluarga binaan ini terdapat dua orang anggota keluarga inti dan

    empat orang keluarga tambahan. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh

    pada saat kunjungan pertama:

    Data Anggota Keluarga:

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Tn.Muslehudin (Tn.Mh) Suami Pasien

    Umur 26 tahun

    Alamat Jl. Kalibaba RT 06 Gelogor Timur

    Agama Islam

    Pendidikan Sarjana

    Pekerjaan Swasta

    Status Menikah

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Tn. Musliah (Tn.Ms) Bapak mertua pasien

    Umur 60 tahun

    Alamat Jl. Kalibaba RT 06 Gelogor Timur,

    Kecamatan Kediri, Lombok Barat

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    4/28

    4

    Agama Islam

    Pendidikan -

    Pekerjaan Petani

    Status Menikah

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Ny. Ilmah (Ny. I) Ibu Mertua Pasien

    Umur 50 tahun

    Alamat Jl. Kalibaba RT 06 Gelogor Timur

    Kecamatan Kediri, Lombok Barat

    Agama Islam

    Pendidikan SD

    Pekerjaan Dagang

    Status Menikah

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Nn. Muliana (Nn.M) Kakak Ipar pasien

    Umur 27 tahun

    Alamat Jl. Kalibaba RT 06 Gelogor Timur

    Kecamatan Kediri, Lombok Barat

    Agama Islam

    Pendidikan SMA

    Pekerjaan -

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    5/28

    5

    Status Belum Menikah

    Anggota Keluarga Keterangan

    Nama Nn. Muliatun Elmi (Nn.ME) Adik ipar pasien

    Umur 19 tahun

    Alamat Jl. Kalibaba RT 06 Gelogor Timur

    Kecamatan Kediri, Lombok Barat

    Agama Islam

    Pendidikan SMA

    Pekerjaan -

    Status Belum Menikah

    Keluarga Ny.S secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar

    keluarga sebagai berikut:

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    6/28

    6

    Ikhtisar Keluarga Ny. Silva:

    Keterangan:

    : laki-laki

    : perempuan

    : pasien

    : anggota keluarga yang diintervensi

    : keluarga inti

    : keluarga tambahan

    Tn.Musliah (mertua

    pasien/60 thn)

    Ny. Ilmah (mertua

    pasien/50 thn)

    Nn. Mulaitu

    Elmi (adik i

    pasien/19 th

    Ny. Baiq Silva

    (pasien/25 thn)

    Nn. Muliana

    (kakak ipar

    pasien/27 thn)

    Tn. Muslehudin

    (suami pasien/26

    thn)

    Tn. Muslihin

    (kakak ipar

    pasien/29 thn)

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    7/28

    7

    III.DATA STATUS KESEHATAN KELUARGAData kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan.

    Aspek

    Pemeriksaan

    Suami (Tn.

    Mh)

    Ny. S Mertua

    (Tn.Ms)

    Mertua

    (Ny.I)

    Kakak

    ipar(Nn.M)

    Adik ipar

    (Nn.ME)

    BB 55 kg 45 kg 55 kg 45 kg 44 kg 46 kg

    TB/PB 176 cm 170 cm 170 cm 145 cm 149 cm 152 cm

    TD 120/80

    mmHg

    90/60

    mmHg

    110/70

    mmHg

    140/90

    mmHg

    100/80

    mmHg

    110/70

    mmHg

    N 80 x/mnt 88 x/mnt 76 x/mnt 84 x/mnt 88 x/mnt 90 x/mnt

    RR 16 x/mnt 18 x/mnt 18 x/mnt 18 x/mnt 18 x/mnt 18 x/mnt

    T 36,40C 36,6

    0C 36,5

    0C 36,6

    0C 36,4

    0C 36,7

    0C

    IV. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAANa. Anamnesis

    Keluhan Utama:

    Muntah > 10 kali

    Riwayat Penyakit Sekarang:

    Pasien datang dengan keluhan muntah-muntah lebih dari 10 x sejak pagi, muntahan

    berisi makanan dan air yang masuk ke dalam lambungnya, darah (-). Pasien juga

    mengeluhkan nyeri dan perih pada ulu hatinya sejak pagi. Pasien merasa badannya lemas

    dan tidak bertenaga, pasien tidak bisa makan dan minum karena setiap makanan dan

    minuman yang masuk selalu dimuntahkan kembali. BAB dan BAK dalam batas normal.

    Pasien mengakui sering mengalami keluhan yang dirasakan sekarang. Dalam

    setengah tahun terakhir pasien sudah 5x datang ke IGD Puskesmas Kediri dengan keluhan

    yang sama dan selalu dirawat inap selama sekitar 2-3 hari.

    Riwayat penyakit dahulu

    Asma (-), hipertensi (-), kencing manis (-)

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    8/28

    8

    Riwayat penyakit keluarga

    Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

    Asma (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), penyakit keganasan (-)

    Riwayat Sosial

    Pasien mengakui sejak kuliah tidak teratur makan dan suka mengkonsumsi makanan yang

    pedas. Sejak bekerja, karena kesibukan pekerjaan di kantor membuat waktu makan pasien

    sering tertunda.

    b. Pemeriksaan Fisik

    Keadaan umum & tanda-tanda vital:

    Kesan Umum : Lemah

    Kesadaran : Compos Mentis

    Fungsi vital:

    Tekanan Darah : 90/60 mmHg

    Nadi : 92 x/mnt

    RR : 20 x/menit

    Tax : 36,20C

    CRT : >2 detik

    Status gizi:

    Berat Badan : 45 kg

    Tinggi Badan : 170 cm

    IMT : 15,3 (gizi kurang)

    Status Generalis

    Kepala : kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-)

    Rambut : hitam lebat, tidak mudah tercabut

    Mata : pupil : reflek cahaya +/+. isokor (+)

    Konjungtiva : anemis (-/-), ikterik (-/-)

    Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    9/28

    9

    Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal

    Leher : pembesaran KGB (-)

    Thoraks

    Inspeksi : kelainan bentuk (-), pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding

    dada (-)

    Auskultasi : Pulmo: vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonkii(-/-)

    Cor: S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

    Abdomen

    Inspeksi : Distensi (-), scar (-), massa (-)

    Auskultasi : BU (+) normal

    Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

    Palpasi : turgor kulit baik, nyeri tekan pada epigastrium.

    Urogenital

    Tidak dievaluasi

    Ekstremitas

    Kelainan bentuk : (-)

    Akral hangat : (+/+)/(+/+)

    PEMERIKSAAN PENUNJANG : (-)

    DIAGNOSIS KERJA

    Dispepsia ec Susp. Gastritis Kronis

    PENATALAKSANAAN

    Terapi rawat inap

    IVFD RL 20 tpm Inj. Metoclopramide/8 jam Ranitidin inj/8 jam B complex/24 jam

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    10/28

    10

    PROGNOSIS PASIEN

    Bonam

    KONSELING

    Konseling yang diberikan pada pasien:

    1. Pasien diminta untuk meminum obatnya secara teratur.2. Memakan makanan mulai dari yang lunak dan tidak terlalu berbumbu.3. Menjaga kebersihan makanan yang dimakan oleh pasien.4. Menghindari makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung seperti makanan

    pedas dan asam.

    5. Menjaga agar lambung tidak kosong dalam jangka waktu yang lama dengan mengisilambung dengan makanan minimal 3-4 jam sekali.

    V. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYAKELUARGA

    V.1 Keadaan Lingkungan

    Keluarga Ny.S tinggal di daerah Gelogor Timur, Kecamatan Kediri, Lombok

    Barat. Tempat tinggalnya tersebut merupakan mertua yang dibangun dan ditempati sejak

    tahun 1950an, sementara pasien baru menempati rumah tersebut sejak 7 bulan yang lalu

    setelah menikah dengan suaminya. Rumah mertua pasien terdiri dari 2 bangunan utama

    dengan kamar mandi dan dapur yang terpisah. Bangunan yang ditempati Ny.S dan

    suaminya serta kedua saudara iparnya kira-kira 20 m2, dimana panjangnya 5 m, lebarnya

    4 m, dan menghadap ke arah Utara. Sementara bangunan yang ditempati oleh mertua

    pasien terdiri atas sebuah kamar tidur dengan luas 9 m2 dan menghadap ke arah selatan.

    Bangunan yang ditempati Ny.S berlantai semen, beratap genteng dan terdiri dari 2 kamar

    tidur dan 1 kamar tamu sekaligus kamar keluarga. Dapur terletak di depan rumah dan

    berhadapan dengan kamar mandi. Kamar mandi yang ada di rumah pasien disertai dengan

    jamban.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    11/28

    11

    Rumah keluarga Ny.S tidak mempunyai halaman dan jarak masing-masing

    bangunan dengan rumah tetangga yaitu sekitar 2-3 m.

    Dinding rumah Ny.S terbuat dari batu bata yang telah diplester dan dicat. Cara

    pengaturan perabot rumah tangga tidak rapi. Rumah tersebut memiliki 2 buah jendela

    yang mengalirkan ventilasi pada ruang tamu. Namun masing masing kamar tidur pada

    bangunan yang ditempati Ny.S tidak memiliki jendela dan yang menjadi ventilasi yaitu

    lubang angin yang berukuran 40 x 30 cm. Akses masuk ke dalam bangunan melalui 2

    pintu yang terdapat di bagian depan dan samping rumah. Kondisi di dalam kamar tamu

    cukup terang karena terdapat jendela yang berukuran cukup besar dan pintu bagian

    biasanya selalu dibiarkan terbuka. Sumber penerangan pada bangunan rumah Ny.S yaitu

    lampu neon.

    Sementara itu mertua pasien tinggal pada bangunan di depan rumah Ny.S yang

    berjarak sekitar 6 m. Bangunan tersebut terdiri dari sebuah kamar tidur yang berdinding

    bedek dan beratap genteng serta beralaskan semen. Sumber penerangan berasal dari

    lampu 10 watt. Mertua pasien hanya menggunakan ruangan yang ditempati tersebut untuk

    tidur, dan mereka lebih sering berada di bangunan utama yang menjadi tempat tinggal

    Ny.S bersama suami dan saudara iparnya.

    Ny.S mengatakan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari berasal dari air PAM. Air

    tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari

    lainnya.

    Denah Rumah Ny.S:

    d

    Barat

    b

    ca

    a

    e

    a

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    12/28

    12

    Keterangan:

    a : kamar tidur

    b : ruang tamu + ruang keluarga

    c : teras

    d : dapur

    e : kamar mandi

    : jendela

    : pintu

    Dokumentasi Lingkungan Tempat Tinggal Ny. S

    Bangunan yang ditinggali Ny.S

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    13/28

    13

    Bangunan yang ditempati oleh mertua Ny.S

    Kamar mandi keluarga Ny.S

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    14/28

    14

    Dapur tempat memasak

    Ruang tamu + ruang keluarga

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    15/28

    15

    Langit-langit rumah Ny.S

    Kamar tidur Ny.S

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    16/28

    16

    V.2. Sosial Ekonomi

    Ny.S saat ini bekerja sebagai salah satu pegawai honor di kantor dinas sosial

    Mataram. Sejak menikah pasien pulang pergi kantor menggunakan sepeda motor.

    Penghasilan rata-rata perbulan Ny.S yaitu sekitar 700 ribu rupiah. Sementara suami Ny.S

    bekerja sebagai guru privat dengan penghasilan rata-rata perbulan yaitu sekitar 500 ribu

    rupiah. Ibu mertua Ny.S yang bekerja sebagai pedagang memiliki penghasilan yang tidak

    menentu yaitu berkisar 300-500 ribu rupiah. Kehidupan keluarga ini bergantung dari

    penghasilan Ny.S, Tn.Mh, dan Ny.I. Selain itu terkadang mereka mendapatkan kiriman

    dari Malaysia yang berasal dari kakak ipar pertama Ny.S yang menjadi tenaga kerja di

    Malaysia.

    V.3. Budaya

    Budaya dan adat istiadat setempat masih mengikuti daerah-daerah di Lombok

    pada umumnya. Tetangga di lingkungan tempat tinggal Ny.S masih memiliki

    kepercayaan untuk berobat ke dukun, percaya bahwa penyakit juga terkadang dikirimkan

    oleh manusia sehingga mereka meminta bantuan dukun untuk penyembuhan. Selain itu

    masyarakat di sekitar sana masih menyuguhkan tambahan garam saat makan ataupun saat

    ada acara-acara besar. Namun keluarga suami Ny.S mengakui bahwa mereka tidak

    mempercayai dukun ataupun penyakit mistis sehingga mereka selalu berobat ke pusat

    kesehatan terdekat apabila menderita penyakit.

    VI. MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN

    VI.1.Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

    Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan kedua

    terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa masalah

    kesehatan dalam keluarga Ny.S tersebut beserta dengan kemungkinan penyebab masalah

    kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:

    No. Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab

    Masalah Kesehatan

    Keterangan

    1. Pasien (Ny.S) Dispepsia Pola makan tidak teratur Kebiasaan pasien

    Masalah

    diketahui saat

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    17/28

    17

    mengkonsumsi

    makanan pedas.

    kunjungan

    pasien ke

    Puskesmas.

    No. Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab

    Masalah Kesehatan

    Keterangan

    2. Ibu mertua

    (Ny.I)

    Hipertensi Kebiasaan mencampurdan menaburkan garam

    dalam makanan sehari-

    hari sebagai tambahan

    rasa.

    Kebiasaan minum kopi(3-4 gelas perhari)

    Kebiasaanmengkonsumsi ikan

    asin dan ikan laut yang

    dikeringkan

    Masalah

    diketahui saat

    kunjungan

    pertama

    pembina ke

    rumah pasien.

    3. Kakak ipar

    (Nn.M)

    Gatal-gatal pada alat

    kelamin dan

    keputihan

    Kurang menjagakebersihan genitalia.

    Masalah

    diketahui saat

    kunjungan

    pertama

    pembina ke

    rumah pasien.

    No. Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab

    Masalah Kesehatan

    Keterangan

    4 Suami (Tn.Ml) - - Saat

    kunjungan ke

    Puskesmas dan

    ke rumah tidak

    ada masalah

    kesehatan

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    18/28

    18

    5. Bapak mertua

    pasien (Tn.Ms)

    - - Saat

    kunjungan ke

    Puskesmas dan

    ke rumah tidak

    ada masalah

    kesehatan

    6. Adik Ipar

    (Nn.M)

    - - Saat

    kunjungan

    rumah, tidak

    ada masalah

    kesehatan.

    Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama dan kedua,

    masalah kesehatan dialami oleh Ny.S, ibu mertua, dan kakak ipar pasien. Dengan

    demikian 3 orang dari 6 orang anggota keluarga masih memiliki masalah kesehatan.

    Melalui wawancara, dapat diketahui beberapa penyebab masalah yang dianggap

    menjadi kemungkinan penyebab masalah dalam keluarga tersebut.

    Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah

    kesehatan yang dialami oleh semua anggota keluarga Ny.S tersebut di atas terkait

    dengan determinan kesehatan yang ada yaitu aspek biologis/genetik, aspek lingkungan,

    aspek perilaku/gaya hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    1. Pasien (Ny.S) dispepsia suspek gastritis kronis

    Berdasarkan determinan kesehatan, Ny.S memiliki masalah kesehatan

    yang terutama terkait pada aspek perilaku pasien.2. Ibu mertua (Ny.I) Hipertensi

    Dari 4 determinan kesehatan, Ny.I memiliki masalah kesehatan yang

    terkait utama pada perilaku atau gaya hidup.

    3. Kakak Ipar pasien (Nn.M)

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    19/28

    19

    Dari 4 determinan kesehatan, Nn.M memiliki masalah kesehatan yang

    terkait terutama pada perilaku atau gaya hidup.

    Masalah kesehatan yang pertama kali diidentifikasi adalah berasal dari Ny.S yang

    datang ke Puskesmas Kediri pada tanggal 23-01-2013 dengan keluhan muntah dan nyeri

    ulu hati sehingga pasien sempat dirawat inap selama 3 hari.

    Sehari setelah pasien pulang dari Puskesmas Kediri, dilakukan kunjungan ke

    rumah tempat tinggal pasien. Dari kunjungan tersebut, pembina mulai mengidentifikasi

    masalah kesehatan keluarga Ny.S yang diperoleh melalui kunjungan ke rumah pasien

    pada tanggal 28-01-2013 dan 29-01-2013. Dari kunjungan rumah pertama dan kedua

    tersebut mulai diperoleh masalah kesehatan masing-masing anggota keluarga dan

    memperkirakan rencana upaya intervensi yang akan dilakukan.

    VI.2. Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

    N

    o.

    Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan

    Anggota Keluarga

    Rencana Upaya

    Intervensi

    Ket

    1. Pasien (Ny.S) Dispepsia ec Susp.

    Gastritis Kronis

    Melakukan edukasi pada pasienmengenai hal-hal yang dapat

    menyebabkan penyakit pasien

    kambuh, terutama yang berkaitan

    dengan perilaku pasien yaitu:

    Kebiasaan mengkonsumsimakanan yang pedas.

    Pola makan pasien yang tidakteratur (seringnya pasien

    terlambat makan).

    Memberikan penjelasan mengenaiupaya menghindari kambuhnya

    penyakit pasien:

    Membiasakan sarapan tiaphari.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    20/28

    20

    Tidak membiarkan lambungkosong dalam jangka waktu

    lama, minimal 3-4 jam sekali

    lambung harus tetap diisi

    dengan makanan. Pasien dapat

    menyiasati dengan membawa

    cemilan yang dapat

    dikonsumsi di sela-sela

    pekerjaan.

    Membatasi konsumsi makananyang pedas karena dapat

    meningkatkan produksi asam

    lambung yang dapat

    meyebabkan pasien

    mengalami dispepsia.

    Menyarankan pasien untukmelalakukan pemeriksaan

    lebih lanjut seperti endoskopi

    dan biopsi untuk mengetahuipenyebab pasti dari

    penyakitnya.

    N

    o.

    Anggota

    Keluarga

    Masalah Kesehatan

    Anggota Keluarga

    Rencana Upaya

    Intervensi

    Ket

    2. Ibu mertua

    (Ny.I)

    Hipertensi Melakukan edukasi kepada Ny.Iuntuk mengubah kebiasaan yang

    dapat menyebabkan hipertensi yaitu

    mengurangi kebiasaan makan

    makanan asin dan mengurangi

    asupan garam perharinya, serta

    mengurangi konsumsi kopi. Ny.I

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    21/28

    21

    juga dianjurkan untuk mengurangi

    makanan berlemak.

    Menyarankan Ny.I ke puskesmasuntuk mendapatkan pengobatan

    hipertensi secara tepat serta

    menganjurkan Ny.I untuk rutin

    kontrol ke puskesmas agar tekanan

    darahnya stabil.

    3. Kakak ipar

    (Nn.M)

    Gatal pada genitalia

    dan keputihan

    Nn.M dianjurkan untuk periksamengenai keluhan yang dialami

    saat ini ke rumah sakit yang

    memiliki fasilitas pemeriksaan

    swab sekret vagina.

    Mengedukasi Nn.M untuk menjagakebersihan alat genitalnya dengan

    rutin mengganti celana dalam

    menggunakan celana dalam yang

    bersih (minimal mengganti celana

    dalam 2 x sehari), menggunakancelana dalam yang berbahan

    menyerap seperti katun.

    Mengurangi kelembapan padadaerah genital dengan

    mengeringkan daerah genital

    setelah BAK menggunakan kain

    bersih, serta mengurangi

    mengenakan celana jins atau celana

    ketat karena dapat meningkatkan

    kelembapan.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    22/28

    22

    VI.3. Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

    Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Ny.S bila terdapat anggota

    keluarga yang sakit yaitu dengan mencari pengobatan. Pasien biasanya langsung menuju

    ke pusat kesehatan terdekat saat terdapat keluhan mengenai kesehatan. Pasien tidak

    pernah mencari pengobatan tradisional. Namun jika keluhan dianggap ringan biasanya

    pasien membeli obat sendiri yang dijual di warung.

    Anggota keluarga lainnya, dalam hal ini yaitu bapak mertua pasien sudah sejak

    sebulan terakhir mengkonsumsi sarang semut dari Papua, yaitu sejenis obat tradisional

    yang diseduh menggunakan air panas kemudian air seduhannya diminum. Menurut

    pasien, obat tradisional ini dipercaya dapat membuat tubuh tetap fit dan pasien merasa

    semenjak mengkonsumsi sarang semut, badannya menjadi lebih fit.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    23/28

    23

    VII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

    VII.1. Kerangka Konsep Masalah Pasien

    DISPEPSIA ec Susp

    GASTRITIS

    KRONIS

    BIOLOGIS/PERSONAL

    LINGKUNGAN

    PERILAKU

    PELAYANAN

    KESEHATAN

    USIA

    Pasien berada dalam usia

    produktif dan mengerjakan

    banyak aktivitas sehingga

    terkadang tidak terlalu

    memikirkan masalah makan.

    Kondisi lingkungan rumah

    keluarga pasien yang

    kurang bersih dapat

    memicu timbulnya infeksi.

    Kebiasaan pasien:

    1. Pola makan pasien tidakteratur sehingga sering

    telat makan.2. Kebiasaan mengkonsumsi

    makanan pedas.

    Kurangnya pengetahuan

    pasien mengenai hal-hal

    yang dapat

    menyebabkan penyakit

    pada pasien.

    Kurangnya informasi

    mengenai penyakti

    yang dialami pasien

    sehingga tidak ada

    tindakan pencegahan.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    24/28

    24

    VII.2. Diagnostik Holistik

    Aspek Personal

    Pasien datang diantar oleh suami pasien dengan keluhan utama muntah-muntah lebih dari 10

    x sejak pagi. Pasien selalu memuntahkan makanan atau minuman yang dimakan sehingga

    badan pasien terasa lemas karena tidak mengkonsumsi apapun sejak pagi Pasien juga

    mengeluh nyeri pada ulu hati dan pasien merasakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan

    terasa perih saat makan/minum. Harapan dari pasien dan keluarganya saat ini adalah agar

    pasien dapat segera sembuh dan melakukan aktivitas kembali seperti sedia kala.

    Aspek Klinik

    Dispepsia ec suspek gastritis kronis

    Aspek Risiko Internal

    Pasien adalah seorang wanita berumur 25 tahun, yang memiliki kebiasaan pola makan tidak

    teratur dan kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas. Perilaku yang dijalani oleh pasien ini

    menyebabkan pasien rentan mengalami masalah dengan pencernaannya dalam hal ini yaitu

    kosongnya lambung dalam waktu yang lama dan mengkonsumsi makanan yang bersifat

    iritatif akan meningkatkan produksi asam lambung yang dapat mengiritasi mukosa lambung.

    Aspek Psikososial keluarga

    Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien dan juga kebiasaan

    yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada pasien maupun anggota keluarga pasien

    yang lain.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    25/28

    25

    VII.3. Rencana Penatalaksanaan Pasien

    N

    o.

    Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang

    diharapkan

    1. Aspek personal Evaluasi:

    - Keluhan, harapan, dankekhawatiran pasien mengenai

    penyakitnya.

    Intervensi:

    - Edukasi kepada pasien mengenaihal-hal yang dapat memicu

    timbulnya penyakit dan beberapa

    cara yang dapat dilakukan untuk

    mencegah nya.

    pasien 1 minggu - Pasien dapatmengetahui apa

    saja yang dapat

    memicu

    penyakitnya dan

    mengetahu hal-

    hal yang dapat

    mencegah

    kekambuhan

    penyakitnya.

    2. Aspek klinik

    Dispepsia ecsuspek gastritis

    Evaluasi:- Pemantauan perbaikan kondisiklinis pasien.

    - Keteraturan dalammengkonsumsi obat yang

    diberikan dari puskesmas.

    Terapi:

    - Non Farmakologis:Istirahat yang cukup dan makan

    makanan yang tidak merangsang

    produksi asam lambung sepertimakanan pedas dan asam.

    - Farmakologis :Antasida 3x1

    Omeprazole 3x1

    Vitamin B complex 2x1

    Edukasi:

    - Mengupayakan pola makanteratur dan tidak membiarkan

    lambung kosong dalam jangkawaktu lebih dari 4 jam.

    - Menghindari makanan yangbersifat merangsang lambung

    seperti makanan pedas dan asam.

    Pasien 1 minggu -

    Pasien dapatsembuh dari

    penyakitnya dan

    dapat beraktivitas

    seperti biasa.

    3. Aspek Resiko

    Internal

    Edukasi:

    - Mengenai hal-hal yang dapatmemperberat penyakitnya.

    Pasien 1 minggu - Pasien dapatmenghindari hal-

    hal yang menjadi

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    26/28

    26

    - Mengenai kebiasaan-kebiasaanyang dapat menyebabkan

    penyakitnya kambuh.

    faktor resiko

    untuk

    penyakitnya.

    4. Aspek

    psikososial

    Edukasi:- Penjelasan mengenai penyakit

    pasien dan upaya untuk merubah

    kebiasaan pasien.

    Pasiendan

    keluarga

    nya

    1 minggu - Pasien mendapatpenjelasan lebih

    dalam mengenai

    penyakitnya dan

    dapat mencegah

    agar penyakitnya

    tidak kambuh.

    VII.4. Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

    Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya

    Kunjungan

    pertama

    (28-01-2013)

    Evaluasi:

    - Pada kunjungan pertama ini, dievaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinisdari pasien dan keteraturan meminum obat yang diberikan saat pulang dari

    puskesmas.

    Hasil :

    - Pasien tampak lebih sehat dari sebelumnya, gejala-gejala penyakit sudah mulaihilang meskipun pasien terkadang masih merasa mual.

    - Pasien meminum obat-obatan yang diberikan dari puskesmas dengan teratur.-Pembina menambahkan data-data yang belum lengkap.

    Intervensi:

    - Pada saat kunjungan pertama dilakukan pemberian informasi mengenaipenyakit pasien termasuk bagaimana proses perjalanan penyakit pasien yang

    timbul kemungkinan karena kebiasaan yang dilakukan oleh pasien semenjak

    kuliah. Selain itu dijelaskan pula mengenai hal-hal yang harus dikurangi atau

    dihindari untuk mencegah kambuhnya penyakit pasien diantaranya mengatur

    jadwal makan agar pola makan teratur sehingga lambung tidak kosong dalam

    jangka waktu lama serta mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan yang

    pedas dan asam.

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    27/28

  • 8/13/2019 Keluarga Binaan Para

    28/28

    VII.5. Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Dalam Binaan Pertama

    Diagnosis Holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama

    - Aspek personalPasien datang diantar oleh suami pasien dengan keluhan utama muntah-muntah lebih dari 10 x sejpagi. Pasien selalu memuntahkan makanan atau minuman yang dimakan sehingga badan pasien ter

    lemas karena tidak mengkonsumsi apapun sejak pagi Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati d

    pasien merasakan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan terasa perih saat makan/minum. Harapan d

    pasien dan keluarganya saat ini adalah agar pasien dapat segera sembuh dan melakukan aktiv

    kembali seperti sedia kala.

    - Aspek klinik Dispepsia ec suspek gastritis kronis

    - Aspek risiko internalPasien adalah seorang wanita berumur 25 tahun, yang memiliki kebiasaan pola makan tidak teratur d

    kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas. Perilaku yang dijalani oleh pasien ini menyebabkan pas

    rentan mengalami masalah dengan pencernaannya dalam hal ini yaitu kosongnya lambung dal

    waktu yang lama dan mengkonsumsi makanan yang bersifat iritatif akan meningkatkan produksi as

    lambung yang dapat mengiritasi mukosa lambung.

    - Aspek psikososial keluargaKurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien dan juga kebiasaan yang da

    menyebabkan timbulnya penyakit pada pasien maupun anggota keluarga pasien yang lain.

    - Derajat fungsional : 1Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

    - Rasa ingin tahu pasien yang besar terhadap sakit apa yang sebenarnya dialami oleh pasien. Selain ipasien terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina.

    - Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien.Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:

    - Kesibukan pasien di kantor pada saat-saat tertentu yang membuat pasien sering terlambat makan.Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:

    - Edukasi pasien mengenai tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk menyiasati pola makan tidteratur di tengah jadwal kerja yang padat.

    - Menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut agar dapat diketahui diagnosa papasien dan tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan pasien.