isolasi inokulasi.docx

24
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut media atau medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemarannya. Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan menumbuhkan kembali pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus diperhatikan adalah faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia yang membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia yang tidak butuh oksigen( anaerob). Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan

Upload: kelli-davis

Post on 01-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut media atau medium. Media yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemarannya. Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan menumbuhkan kembali pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus diperhatikan adalah faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia yang membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia yang tidak butuh oksigen( anaerob). Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan paling baik untuk pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme. Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah kegiatan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.Identifikasi biakan mikroorganisme sering kali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Tumbuhan yang terserang penyakit akan terdapat gejala dan tanda yang ditimbulkan, dalam satu lahan jika kita ingin mengetahui penyakit yang menyerang pada lahan tersebut maka perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi penyakit yang menyerang. Salah satu cara untuk mengidentifikasi penyakit dengan menggunakan metode Postulat Koch. Metode ini menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu.Postulat Koch ini hanya dapat digunakan dalam pembuktian jenis patogen yang bersifat tidak parasit obligat.Oleh karena itu diadakan praktikum isolasi dan inokulasi bakteri serta jamur guna memberikan pemahaman mahasiswa untuk mengisolasi dan menginokulasi bakteri dari lingkungannya di alam serta dapat mengidentifikasi penyebab penyakit yang terjadi pada tanaman.

1.2 Tujuan Praktikum1. Untuk memisahkan patogen dari jasad renik lainnya dan dari jaringan tanaman inangnya, serta menumbuhkannya sebagai biakan murni.2. Untuk mempelajari cara-cara inokulasi patogen dan berlatih melakukan inokulasi patogen berdasarkan cara masuk patogen ke dalam jaringan tanaman.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Semangun, 2000).Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting bila bekerja dengan bakteri.Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan prosedur ini adalah bunsen danlaminar air flowBila tidak dijalankan dengan tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh mikroorganisme lain sehingga akan mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari kontaminasi bakteri (Ghoni, 2013).Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara (Talaro,1999).Isolat penyebab penyakit atau patogen yang diperoleh dari tumbuhan yang sakit menunjukkan bahwa patogen adalah berupa cendawan atau fungi. Secara mikroskopis, fungi ini memiliki ciri-ciri antara lain percabangan hifa yang tampak tegak lurus, memiliki septa atau bersekat, tidak terdapat bentuk konidia atau bentuk spora serta tidak ditemukannya sambungan apit (clamp connection). Biakan fungi tumbuh dengan cepat, hanya dalam waktu tiga hari koloninya telah memenuhi cawan petri dengan media PDA (Achmad dan M. Maisaroh, 2004).Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi (Indah, 2013).Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).Teknik inokulasi memegang peranan penting dalam pengujian ketahanan varietas. inokulasi biji biasanya dilakukan untuk menguji patogenesitas patogen dan ketahanan varietas terhadap petogen tular benih dan patogen tular tanah, patogen-patogen yang menyebabkan pre dan post emergence damping off, busuk akar, busuk kaki/pangkal batang, infeksi sistemik seprti downy mildew, karat, dan patogen-patogen bibit. Macam dan kuantitas inokulum adalah penting. Biasanya inokulum berupa spora lebih baik hasilya daripada inokulum dalam bentuk miselium. Metode inokulasi yang paling sederhana adalah dengan cara melumuri benih dengan spora patogen atau suspensi kental dari miselium muda. Untuk bakteri dan cendawan yang berspora kecil, perendaman dalam suspensi patogen yang dihubungkan dengan pompa vakum yang bertekanan 150-200 mm Hg memberikan hasil yang baik (Ibrahim dkk, 2007).Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus dilakukan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril, hal ini untuk menghindari terkontaminasi, yakni masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikroba yaitu menyiapkan ruangan, karena tidak sembarang tempat dilakukan isolasi dan inokulasi dimana ruangan tersebut harus bersih dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi baik sekali bila dilakukan di dalam suatu kotak berkaca. Kemudian memindahkan dengan kawat inokulasi yang sebaiknya terbuat dari platina atau nikrom. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu metode gores, metode tebar, metode tuang, dan metode tusuk (Indah, 2013).

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan WaktuWaktu pelaksanaan praktikum Teknologi Panen dan Pascapanen ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Desember 2013 pukul 13.00 WIB sampai selesai dan hari Selasa tanggal 17 Desember pukul 09.00 sampai selasai. Tempat pelaksanaannya bertempat di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat1. Cawan petri steril2. Kertas saring3. Pinset4. Jarum inokulasi5. Mikroskop6. Cutter7. Inkubator8. Gelas ukur9. Mortar10. Cotton bad11. Lampu bunsen3.2.2 Bahan1. Daun tanaman tembakau atau simbukan yang terdapat bagian sakit.2. Tanaman tembakau yang sehat3. Alkohol4. Larutan disinfektan5. Agar tegak dan agar miring6. Serbuk karborundum7. Cairan virus8. Klorox3.3 Cara Kerja3.3.1 Cara Kerja Isolasi1. Menyiapkan media agar cawan dengan menuangkan media agar tegak yang telah dicairkan ke dalam cawan petri steril.2. Daun atau bagian tanaman sakit yang akan digunakan, dibersihkan dari kotoran3. Daun atau bagian tanaman sakit yang telah dibersihkan kemudian dipotong-potong pada batas antara yang sakit dengan yang sehat, lalu dilakukan disinfeksi permukaan dengan mencelupkan potongan-potongan daun tersebut ke dalam larutan disinfektan selama 1-2 menit. Setelah itu potongan-potongan daun dibilas atau dicuci dengan air steril sehingga bersih dari larutan disinfektans4. Secara aseptis potongan-potongan daun tersebut kemudian dipindahkan ke dalam cawan petri berisi kertas saring agar air yang terdapat pada daun mengering5. Potongan daun kemudian diletakkan ke dalam media agar cawan yang sebelumnya telah disiapkan. Kemudian media agar cawan berisi potongan jaringan tanaman diinkubasikan pada suhu ruangan atau di dalam inkubator pada suhu 20oC selama 2-4 hari6. Biakan yang tumbuh diamati dan dipindahkan ke dalam tabung biakan agar miring, dan diinkubasikan lagi selama 2-3 hari7. Biakan murni yang dihasilkan dari isolasi tersebut kemudian diperiksa/diamati secara mikroskopis. Gambar bentuk hifa, spora, konidia, atau bentuk-bentuk lain yang didapatkan. Catat ciri-ciri karakteristik patogen hasil isolasi tersebut3.3.2 Cara Kerja Inokulasi1. Membuat ekstrak daun tembakau yan menunjukkan gejala mosaik (terinfeksi TMV) dengan menghancurkan 2-5 gram daun tersebut dalam 10ml penyangga fosfat pH 7,2 dan diperas dengan kain saring untuk memperoleh cairan yang mengandung virus2. Satu atau dua daun dari bibit tembakau yang telah ditanam di pot/polibag (pilih daun yang tidak terlalu tua), permukaannya ditaburi dengan servbuk karborundum3. Cairan yang mengandung virus tersebut kemudian diinokulasikan pada bibit dengan mengoleskan pada permukaan daun yang telah ditaburi karborundum (gunakan tusuk gigi atau lidi yang salah satu ujungnya dibalut dengan kapas untuk mengoleskan cairan)4. Bibit kemudian dipelihara pada tempat yang mendapat sinar matahri cukup da selama pemeliharaan dilakukan penyiraman agar bibit tidak layu atau mati kekeringan5. Inokulasi dilakukan pada sejumlah bibit (3-5 bibit) sebagai ulangan dan untuk kontrol bibit diperlakukan sama tetapi dioles dengan air steril6. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai timbul gejala pada daun yang baru tumbuh setelah inokulasi (berkisar antara 3-7 hari setelah inokulasi) untuk menentukan masa inkubasi penyakit

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan4.1.1 Hasil Pengamatan Teknik Isolasi Tanaman SembukanNo.GambarKeterangan

1.Daun simbukan pada cawan petri setelah proses inkubasi

Jamur berbentuk seperti kapas berwarna putih dan menyebar pada sekitar jaringan. Kenampkan jamur seperti miselium. Tampak bakteri berbentuk bulat kecil berwarna hijau kehitaman, berlendir. Saat jaringan dilakukan proses inkubasi, jaringan tidak mengalami kontaminasi dari luar. Karena tidak menunjukkan adanya kontaminasi.

2.Daun simbukan pada mikroskop

Jamur yang diletakkan pada object glass tampak seperti serabut-serabut yang sangat tebal. Serabut-serabut yang berasal dari jamur tersebut bergerombol. Serabut hampir sama seperti otot-otot pada tubuh manusia. Warna yang terlihat dari jamur tersebut berwarna hijau kehitam-hitaman.

4.1.2 Hasil Pengamatan Teknik Inokulasi pada Tanaman TembakauNo.GambarKeterangan

1.Tanaman tembakau sehat

Daun tanaman tembakau terlihat masih sehat dan segar, berwarna hijau segar, permukaan daun terlihat lembut dan tidak mengkerut. Tidak terlihat tanda-tanda sakit atau cacat.

2.Tanaman tembakau sakit

Daun tanaman tembakau terlihat sudah mulai sakit dan agak layu, warna sudah mulai mengalami perubahan yaitu sedikit kekuningan, permukaan daun terlihat agak sedikit kasar, daun juga terlihat mengkerut bergelombang dan sedikit keriting pada bagian pinggir daun. Serta terlihat bercakan-bercakan halus berwarna putih yang menandakan tanaman sudah mulai terserang virus yang ditempelkan pada tanaman sehat.

4.2 Pembahasan4.2.1 Pembahasan Teknik IsolasiIsolasi mikroorganisme merupakan proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium dilaboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasiProses isolasi pada jaringan tipis pada praktikum kali ini menggunakan daun tembakau dan daun sembukan. Cara kerja atau teknik yang digunakan, yaitu menyiapkan dan menuangkan agar tegak yang dicairkan ke dalam cawan petri, lalu membersihkan bagian daun sakit yang akan digunakan, kemudian potonglah bagian dau sakit menjadi empat bagian dengan batas antara bagian yang sakit dan bagian sehat, selanjtnya celupkan potongan daun tersebut ke dalam larutan disinfektan selama 1-2 menit, setelah itu potongan daun di bilas dengan air steril. Kemudian potongan daun tersebut secara aseptis dipindahkan ke dalam cawan petri berisi kertas saring agar air pada daun mengering, selanjtnya letakkan daun ke dalam media agar cawan untuk selanjtnya dilakukan inkubasi pada inkubator dengan suhu 20oC selama tiga hari. Biakan yang tumbuh diamati dan dipindahkan ke tabung biakan agar miring, lalu di inkubasi selama 2-3 hari. Biakan murni hasil dari isolasi tersebut kemudian diamati dan mencatat ciri-ciri karakteristik dari patogen hasil isolasi tersebut.Mikroorganisme terdapat dimana-mana dan karena harus sangat berhati-hati untuk mencegah masuknya mikroorganisme yang tidak dikehendaki kedalam biakan murni. Mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki itu dapat masuk melalui kontak langsung dengan permukaan atau tangan yang tercemar, tersentuhnya media atau permukaan tabung bagian dalam yang belum tersterilkan, ataupun melalui aliran udara. Pada umumnya tumbuhan yang sakit akan menunjukkan gejala yang khas seperti nekrosis, hipoplasis,dan hiperplasis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada daun simbukan, cawan petri yang berisi potongan daun simbukan yang berpenyakit ditemukan adanya jamur yang tumbuh berbentuk seperti kapas yang letaknya menyebar pada hampir seluruh bagian cawan petri yang mengelilingi jaringan. Jamur tersebut berwarna putihdan tumbuh pada potongan daun dan sekitarnya. Kenampakan pada jamur terlihat seperti miselium. Terlihat pula tampak bakteri berbentuk bulat kecil yang berwarna hijau kehitaman. Bakteri tersebut berlendir dan letaknya disekitar daun yang sakit. Saat jaringan dilakukan proses inkubasi, jaringan tidak mengalami kontaminasi dari luar. Karena tidak menunjukkan adanya kontaminasi pada seluruh bagian jaringan yang ada pada cawan petri.Pada proses pengamatan dengan menggunakan mikroskop, diperoleh hasil dari mikroskop bahwa jamur tampak seperti serabut-serabut yang sangat tebal dan bergerombol serta menyambung. Bentuk serabut terlihat tebal, dan warnanya terlihat hijau kehitam-hitaman. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur yang terdapat pada jaringan daun simbukan sangatlah menonjol dan kasar dibandingkan dengan jamur yang dihasilkan oleh jaringan daun lain yang terlihat lebih halus.

4.2.2 Pembahasan Teknik InokulasiBeberapa tanaman dapat dijadikan indikator terjadinya infeksi virus. Tanaman indikator yang digunakan pada umumnya merupakan tanaman rentan tetapi beberapa spesies dan kultivar digunakan secara internasional. Virus pada beberapa jenis tanaman dapat bersifat toksin terhadap tanaman uji atau mengandung zat penghambat yang sering kali dapat menghambat penularan virus ke tanaman uji. Virus dapat menginfeksi inangnya melalui luka kecil pada tanaman.Pada praktikum, dilakukan teknik inokulasi pada tanaman tembakau untuk mengetahui penularan virus secara mekanis dengan menggunakan tanaman tembakau sebagai sebagai tanaman indikator. Tanaman tembakau yang telah mengalami penyakit diambil dan dilakukan proses penumbukan. Penumbukan dilakukan untuk mengeluarkan patogen-patogen yang berada di dalam jaringan daun, sehingga daun harus ditumbuk sampai halus. Saat penumbukan tidak lupa ditambahkan aquades sedikit saja, kemudian dilakukan penyaringan untuk mendapatkan ekstrak patogen dari tanaman tembakau yang berpenyakit. Kemudian tembakau yang sehat yang akan ditularkan perlu didesinfeksi terlebih dahulu permukaannya sebelum dilakukan penularan secara mekanis. Penularan secara mekanis ini dilakukan dengan cara pelukaan pada permukaan jaringan daun dengan menggunakan serbuk karborundum untuk membuat luka mikroskopis pada daun. Pelukaan ini dilakukan karena partikel virus tidak mampu menginfeksi sel tanaman secara langsung tanpa adanya luka atau ditularkan oleh vektor. Setelah terjadi pelukaan pada permukaan jaringan daun kemudian dioleskan cairan virus dari tanaman tembakau yang terinfeksi.Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan, sebelum proses inokulasi yaitu terlihat bahwa pada daun tanaman tembakau masih segar. Daun tembakau terlihat berwarna hijau. Permukaan daun bertekstur lembut, tidak mengekerut pada bagian pinggir daun serta permukaan daun tidak bergelombang. Kenampakan tersebut menunjukkan bahwa tanaman tembakau berada dalam kondisi sehat. Kemudian beberapa hari setelah dilakukan proses inokulasi terlihat ada perbedaan yang signifikan pada permukaan daun tanaman tembakau. Penularan secara mekanis (inokulasi) pada tanaman tembakau yang diinokulasi rata-rata menimbulkan gejala klorosis. Terdapat gradasi warna daun dari hijau tua, lalu hijau muda, dan lama kelamaan menjadi kuning serta bagian pinggir daun sedikit keriting dan mengkerut. Permukaan daun terlihat agak bergelombang. Pada kedua hasil pengamatan terlihat bahwa tanaman yang bisa tertular virus adalah tanaman sehat yang telah diberi perlakuan luka kemudian diolesi dengan cairan virus. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman yang sakit terinfeksi Tobacco Mosaic Virus (TMV), karena gejala yang ditimbulkan setelah inokulasi menunjukkan gejala-gejala yang ditimbulkan saat tanaman tembakau terkena Tobacco Mosaic Virus(TMV). Sehingga, penularan yang dilakukan pada tanaman tembakau sehat benar-benar murni dan sama persis gejala yang ditimbulkan dari tanaman sakit yang ditularkan kepada tanaman sehat.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Isolasi mikroorganisme merupakan proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium yang berfungsi dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, serta untuk mengetahui patogen yang menyerang pada tanaman berpenyakit.2. Teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Tanaman tembakau sehat yang dilakukan inokulasi menunjukkan bahwa patogen yang menyerang tanaman tembakau merupakan virus TMV.

5.2 SaranSebaiknya praktikum dilaksanakan lebih kondusif lagi agar hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan dan bagi praktikan lebih memperhatikan lagi pada saat praktikum dilaksanakan, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang bisa mempengaruhi hasil yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad dan M. Maisaroh. 2004. Identifikasi dan Uji Patogenisitas Penyebab Penyakit Hawar Daun pada Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal ManajemenHutan Tropika Vol. X No. 1 : 67-75.

Dwidjoseputro.2003.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.

Ghoni, Achmad.2013.Isolasi dan Inokulasi Bakteri.http://www.nvtech.ac.id/ isolasi-dan inokulasi bakteri/2007/com.(18 Desember 2013).

Ibrahim, dkk. 2007. Ketahanan Varietas dan Galur Baru Kapas terhadap Patogen Utama. [online]. Abstrak dari : Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat.

Indah. 2013. Isolasi .http://isolasi-mikroorganisme-dalam-proses.html. Diakses tanggal (18 Desember 2013).

Semangun, H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Yogyakarta: UGM Press.

Talaro K.P. 1999. Foundation Mikrobiologi Third Edition. Boston: MC Graw Hill Company.