isi.docx

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan prilaku adaptif. Hasil dari prilaku adaptif ini dapat berupa semua respon dengan berusaha mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan. Kehamilan bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Pengalaman ini memberikan perasaan yang bercampur baur, antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan dialaminya semasa kehamilan. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan. Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan merupakan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. 1

Upload: shizuka-dhini

Post on 14-Jul-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: isi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam

berespon terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan dan dapat

mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang

akan menghasilkan prilaku adaptif. Hasil dari prilaku adaptif ini dapat berupa

semua respon dengan berusaha mempertahankan keseimbangan dari suatu

keadaan.

Kehamilan bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam

kehidupannya. Pengalaman ini memberikan perasaan yang bercampur baur,

antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan

dialaminya semasa kehamilan. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami

kegelisahan dan kecemasan. Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan

merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan,

dan merupakan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan.

Peristiwa kelahiran itu bukan hanya merupakan proses yang fisiologis belaka,

akan tetapi banyak pula diwarnai komponen-komponen psikologis. Jika

seandainya proses kelahiran itu hanya terjadi perubahan fisiologis saja sifatnya,

maka pasti proses persalinan akan sama saja pada setiap wanita, sedangkan pada

kenyataannya, proses persalinan tiap wanita berbeda dimana perbedaan ini

dipengaruhi oleh factor psikologis ibu.

Sehingga sangat penting untuk diperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi

pada wanita khususnya perubahan psikologis baik pada masa pra-kehamilan,

kehamilan, bersalin, nifas, menyusui, masa lansia dini dan masa lansia lanjut.

1

Page 2: isi.docx

B. TUJUAN

1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami masa kehamilan menurut teori

Reva Rubin.

2. Diharapkan mahasiswa mampu memahami masa kehamilan menurut teori

Ramona T Mercer.

3. Diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai adat kebiasaan

melahirkan.

4. Diharapkan mahasiswa mampu memahami perubahan emosi pada saat

kehamilan dan proses persalinan.

5. Diharapkan mahasiswa mampu memahami faktor somatic dan psikis yang

mempengaruhi persalinan.

6. Diharapkan mahasiswa mampu memahami reaksi wanita hipermaskulin

dalam menghadapi proses persalinan.

7. Diharapkan mahasiswa mampu memahami reaksi wanita total pasif dalam

menghadapi proses persalinan.

8.

2

Page 3: isi.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Masa Kehamilan Menurut Teori Reva Rubin

Teori ini menjelaskan mengenai peran dan penampilan peran. Diman

menurut teori ini, perubahan yang terjadi pada wanita saat kehamilan adalah :

1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga

dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan

janinnya.

2. Ibu memerlukan sosialisasi.

Dimana untuk mencapai perannya, seorang ibu harus melewani tahap-tahap

psikososial seperti anticipatory stage, honeymoon stage, plateau stage dan

disengagement. Selain itu rubin juga mengidentifikasikan 3 aspek identitas diri

peran ibu yaitu :

1. Image ideal terdiri dari semua ide yang dimiliki wanita itu sendiri

mengenai sikap dan aktifitas para wanita sebagai seorang ibu.

2. Image diri terdiri dari sikap wanita itu melihat dirinya, yang dimiliki dari

pengalamannya.

3. Body image yaitu perubahan tubuh selama kehamilan dan perubahan

nyata dari arti proses kehamilan itu ( Mufdillah, 2012 ).

B. Masa Kehamilan Menurut Teori Ramona T Mercer

Teori Mercer sangat dipengaruhi oleh Reva Rubin, dimana pokok

pembahasannya menurut Mufdillah (2012) adalah :

1. Efek stress ante-partum

Stress ante-partum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau

kondisi berisiko tinggi dan peristiwa atau pengalaman hidup. Stress ante-

partum dapat ditekan atau diminimalkan oleh karakteristik individual

3

Page 4: isi.docx

dalam keluarga dan support social yang ada. Stress dari peristiwa

kehidupan yang negative dan risiko kehamilan yang dapat diprediksi

mempunyai efek positif langsung terhadap rasa penguasaan, dimana

penguasaan berefek langsung terhadap kecemasan yang pada akhirnya

mempunyai efek negative terhadap fungsi tubuh.

2. Pencapaian peran ibu.

Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan

yang terjadi dalam waktu tertentu, dimana selama periode itu ibu menjadi

lebih dekat dengan bayinya, mampu melaksanakan tugas-tugas sebagai

seorang ibu dan mengekspresikan kepuasan dalam peran. Pencapaian

peran seorang ibu juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan

pandangan diri sendiri.

C. Adat Kebiasaan Melahirkan

Banyak orang berspekulasi tentang mudah atau sulitnya aktivitas melahirkan

bayi, dengan memperbandingkan prosesnya dengan berbagai suku bangsa yang

mempunyai bermacam-macam budaya ( Irianti, 2010 ).

Penduduk pemeluk norma-norma tradisional secara ketat, contohnya wanita-

wanita primitif memiliki toleransi lebih besar terhadap penderitaan dan rasa sakit

ketika melahirkan bayinya. Dengan demikian proses melahirkan pada wanita-

wanita primitif itu lebih mudah dan lebih cepat. Dan proses-proses reproduksi

pada mereka lebih simple dan sederhana, jika dibandingkan dengan proses

reproduksi pada wanita-wanita modern yang mengalami “proses degeneratif”

diakibatkan oleh kebudayaan yang memberikan banyak kemudahan dan

kemanjaan, yang menyebabkan tubuh dan mentalnya kurang tertempa/terlatih

untuk fungsi reproduksi atau melahirkan ( Irianti, 2010 ).

Banyak peneliti menyatakan, bahwa otot-otot panggul wanita-wanita

primitive lebih efisien dari pada otot panggul wanita modern yang serba “manja”

4

Page 5: isi.docx

sebab wanita-wanita dengan kebudayaan primitif hidupnya lebih aktif dan

kerjanya jauh lebih berat guna menghadapi tantangan alam, jika dibandingkan

dengan wanita modern yang hidup dalam kebudayaan tinggi dengan macam-

macam kemudahan dan fasilitas ( Irianti, 2010 ).

Kerja berat dan kehidupan aktif jelas memperkuat otot-otot panggul,

sehingga memudahkan proses kelahirannya. Sedang kebudayaan modern yang

tinggi sekarang ini menyebabkan timbulnya pengaruh yang sangat melemahkan

dan inhibitif terhadap otot-otot panggul juga terhadap aktifitas melahirkan anak

(Irianti, 2010 ).

D. Emosi Pada Saat Hamil Dan Proses Melahirkan

Dengan hadirnya janin dalam kandungan, terjadi berbagai peristiwa pada diri

ibu, yaitu perkembangan fungsi gelanduler, perubahan sirkulasi darah, serta

reorganisasi semua pertumbuhan somatic janin dan ibunya. Semua peristiwa itu

akan menimbulkan ketegangan fisik yang dapat memengaruhi kindisi/kehidupan

psikis wanita sehingga dapat muncul berbagai reaksi psikis yang wanita sehingga

dapat muncul berbagai reaksi psikis yang relatif bervariasi, yang disebabkan oleh

proses somatic kehamilan ( Mansur, 2011 ).

Reaksi psikologis dan emosional yang muncul pada wanita yang baru

pertama kali hamil, antara lain kecemasan,kegusaran, ketakutan, dan kepanikan.

Reaksi tersebut di picu oleh persepsi ibu bahwa kehamilan ancaman yang

menakutkan. Ia takut mengalami keguguran atau takut terjadi kelainan pada

kehamilan. Beberapa ibu membayangkan kehamilan dengan pikirannya sendiri.

Jika kehamilan merupakan peristiwa yang pertama kali, calon ibu akan

mengembangkan mekanisme kepuasan dan kebanggaan karenaia mampu

menjalani tugas, dan kewajibannya, sebagai wanita normal untuk meneruskan

generasi ( Mansur, 2011 ).

5

Page 6: isi.docx

1. Emosi Pada Saat Hamil

Menurut Mansur (2011) perubahan psikologis pada wanita yaitu :

a. Trimester I

Seringkali terlihat fluktuasi lebar pada aspek emosional ibu sehingga

beresiko tinggi menimbulkan pertengkaran atau perasaan tidak nyaman.

Ada dua tipe stress, yaitu yang negative dan positif. Kedua stress ini

dapat mempengaruhi reaksi individu. Adapula yang bersifat intrinsic dan

ekstrinsik. Stres instrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari

individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sesempurna

mungkin tujuan hidupnya, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam

kehidupan social secara professional. Stress ekstrinsik timbul karena

faktor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian, dan masa

refroduksi.

b. Trimester II

Fluktuasi emosional suadah mulai mereda dan perhatian ibu lebih

terfokus pada perubahan tubuh selama kehamilan, kehidupan seksual

keluarga, dan kebutuhan batiniah dengan bayi yang dikandungnya. Pada

tahap ini terdapat dua fase yang terjadi, yaitu :

1. Fase prequickening

Selama akhir trimester 1 dan masa prequickening pada trimester

kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek

didalamnya dengan orang tuanya (ibunya) yang telah terjadi selama

ini. Ibu menganalisis dan mengevaluasi kembali segalahubungan

interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia

mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia

akan menerima segala nilai yang telah diberikan ibunya dengan rasa

hormat, namun bilaiamenemukan segala sikap yang negative, maka ia

akan menolaknya.

6

Page 7: isi.docx

2. Fase postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan akan

muncul. Ibu hamil akan focus pada kehamilannya dan persiapan

menghadapi peran sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa

menyebabkan kesedihan bagi ibu karena telah meninggalkan peran

lamanya sebelum masa kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami

hamil pertama kali dan ibu yang menjadi wanita karier. Ibu harus

diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran

yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida,

peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan

anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti iaharus meninggalkan

rumahnya untuk sementara ketika proses persalinan.

c. Trimester III

Ibu seringkali membayangkan resiko kehamilan dan proses persalinan

yang menyebabkan sangat emosional dalam mempersiapkan atau

mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapinya. Trimester 3

seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu

ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester 3 adalah

waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan peran sebagai orang

tuaseperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Orang tua dan

keluarga mulai mengira-ngira bagaimana rupa anaknya (wajahnya akan

menyerupai siapa) dan apa jenis kelaminnya.

2. Emosi Pada Saat Persalinan

Di akhir periode kehamilan, dapat timbul interdependensi antara faktor

somatis (jasmaniah) dan faktor psikis. Perkembangan psikis dan pengalaman

emosional ibu di masa lalu dapat berpengaruh terhadap proses kelahiran.

Kontraksi yang terjadi selama persalinan ikut mengganggu harmoni antara ibu

7

Page 8: isi.docx

dan janin yang dikandungnya. Akibatnya, hubungan ibu dengan bayi menjadi

terpecah sehingga munculperspektif aku dan kamu. Aku sebagai pribadi dan

kamu sebagai bayi. Timbul dualism perasaan berupa konflik antara harapan

dan cinta kasih serta impuls permusuhan dan kebencian ( Mansur, 2011 ).

Selanjutnya, kondisi tersebut disebabkan pula oleh konflik antara

fantasi ibu tentang bayi sebagai objek kasih sayang dan pengaruh beban fisik

yang beratyang menyebabkan munculnya keinginan untuk segera

mengeluarkan bayi dari dalam kandungan. Jika konflik antara kedua tendensi

tersebut menjadi ekstrim dan patologis, kecendrungan untuk mengeluarkan

bayi menjadi lebih dominan dan ibu berkemungkinan mengalami persalinan

prematur. Sebaliknya, jika ibu merasa cemas akan keselamatan bayinya jika

sudah berada diluar rahim atau ibu merasabelum mampu memikul tanggung

jawab baru sebagai seorang ibu, akan muncul kecendrungan yang sangat kuat

untuk memperpanjang atau memperkuat kehamilannya ( Mansur, 2011 ).

Selain itu juga terjadi Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran

1. Perasaan takut mati

2. Trauma kelahiran

3. Perasaan bersalah dan berdosa terhadap ibunya

4. Ketakutan riil yang diperkuat oleh :

a. Perasaan takut jika bayi lahir dengan cacat bawaan atau kondisi

yang patologis

b. Takut jika bayi akan bernasib buruk akibat dosa-dosa ibu di masa

lalu

c. Takut akan beban hidup yang makin berat yang akan berdampak

pada kondisi ekonomi keluarga

d. Takut kehilangan bayinya yang selama ini menyatu dengan dirinya

selama dalam kandungan ( Mansur, 2011 ).

8

Page 9: isi.docx

E. Factor Somatic Dan Psikis Yang Mempengaruhi Kelahiran

Banyak faktor yang mempengaruhi proses kelahiran seorang wanita,

diantaranya menurut Bahiyatun (2010) yaitu :

1. Status kesehatan. Status kesehatan sangat mempengaruhi perubahan

psikologi wanita dalam masa kehamilannya. Pemeriksaan kesehatan

lengkap salah satu pertimbangan sebelum kehamilan untuk mengetahui

kesehatan ibu agar pada saat hamil psikologi ibu yang mengalami

perubahan kearah negatif (terlalu cemas akan kehamilannya) akan

berkurang.

2. Status gizi. Status gizi sangat berkaitan erat dengan status kesehatan. Bila

status gizi seorang ibu baik,status kesehatannya baik pula.

3. Gaya hidup. Gaya hidup berpengaruh terhadap perubahan psikologi.

Seorang wanita yang pada masa sebelum hamil merokok,merasa cemas

karena memikirkan apa yang akan terjadi pada janinnya nanti akibat dari ia

merokok. Ia cemas akan perkembangan janinnya sehingga ia akan terus

memikirkan apa yang terjadi pada janinnya nanti akibat ia merokok.

4. Stresor internal dan eksternal. Stresor ini biasanya dilihat dari kesiapan

seorang wanita akan kehamilannya ibu hamil sering tidak menyadari

adanya perubahan psikologi,adanya kekecewaan,putus asa,membutuhkan

perhatian,atau perubahan citra tubuh. Hal ini sangat besar pengaruhnya

terhadap perubahan psikologi wanita tersebut.

5. Dukungan keluarga. Dukungan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap

perubahan psikologi ibu hamil. Dukungan yang cukup dari

keluarga,terutama suami akan sangat membantu mengurangi rasa

cemas,takut,dan bingung ibu akan kehamilannya.

6. Penyalahgunaan obat.

7. Kehamilan yang diinginkan atau yang tidak diinginkan.

8. Adat dan tradisi setempat.

9. Sosial/budaya.

9

Page 10: isi.docx

10. Kepercayaan yang dianut.

11. Tingkat pendidikan.

12. Tingkat ekonomi.

F. Reaksi Wanita Hipermaskulin Menghadapi Persalinan

Wanita hipermaskulin memiliki sifat yang aktif dan kejantanan. Pada wanita

ini, sejak awal kehamilan dihadapkan pada perasaan enggan untuk melahirkan

tetapi ingin memiliki anak. Wanita seperti ini menganggap anak dapat

menghambat pekerjaan dan kariernya. Kehidupan emosional pada wanita

hipermaskulin selalu diikuti perasaan bahwa dia sangat berharap dan

mendambakan anak tetapi ada konflik batin bahwa dia juga tidak suka

mendapatkan keturunan sehingga dapat timbul ketidakpercayaan diri pada wanita

tersebut, bahkan dapat mengalami gangguan saraf seperti sakit kepala hebat pada

satu sisi saja atau migraine (Bahiyatun 2010 ).

Ketika wanita hipermaskulin mengetahui dirinya hamil, pertama kali akan

timbul konflik batin. Dia merasa seperti bermimpi. Emosi-emosi negative akan

mengikuti wanita ini. Akibatnya timbul rasa khawatir dan kecemasan yang

berlebihan. Kecemasan-kecemasan yang dirasakan diantaranya adalah :

1 Bayi yang lahir nanti dapat menghalangi kebhagiaannya.

2 Bayi itu akan menghambat karier dan mengurangi eksistensinya dalam

pekerjaan.

3 Tidak percaya diri apakah dia mampu menjadi ibu dan bisa merawat bayi.

4 Bakat dan kemampuan ibu dapat mati setelah bayi lahir.

5 Nanti dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri setelah kelahiran

bayinya.

6 Takut tidak dapat membagi waktu antara anak, karier dan keluarga.

Kecemasan-kecemasan tersebut sebenarnya bersumber dari dirinya sendiri

yang mengalami konflik batin antara dorongan feminitas dan maskulinitasnya.

10

Page 11: isi.docx

Disatu sisi dorongan feminitas mendambakan keturunan sendiri dan secara

naluri ingin menjadi ibu tetapi disisi lain ada dorongan maskulinitas yang lebih

mengutamakan karier, jabatan, prestasi dan eksistensi diri ( Bahiyatun, 2010 ).

Pada proses persalinan, wanita hipermaskulin akan berrjuang mengatasi

kecemasan dan ketakutannya tersebut. Kesakitan fisik yang dialami saat proses

persalinan misalnya saat timbulnya kontraksi, akan diatasi oleh wanita

hipermaskulin dengan usahanya sendiri. Dia akan menganggap bahwa kelahiran

bayinya adalah prestasi bagi dirinya sendiri. Tapi kadang jika usaha tersebut

muncul secara ekstrim dan cenderung bersifat masculine-agresif, pada proses

persalinan normal hal ini malah berakibat menghambat jalannya persalinan dan

dapat mempersulit kelahiran bayi. Pada keadaan selanjutnya wanita ini akan

bersifat hiper-pasive, cenderung kurang peduli dan akhiranya membiarkan dokter

untuk melakukan operasi untuk melahirkan bayinya ( Bahiyatun, 2010 ).

G. Reaksi Wanita Total Pasif Menghadapi Persalinan

Wanita total pasif adalah kebalikan dari hiperaktif, dia tidak terlalu peduli

dan mempunyai sifat pasif yang sangat ekstrim. Pada saat kehamilan, wanita ini

bahkan tidak menyadari apa yang dia alami. Dia merasa tidak bertanggungjawab

pada keadaan dirinya dan apapun yang terjadi pada dirinya. Dia hanya merasa

bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu kebetulan saja ( Bahiyatun, 2010 ).

Wanita seperti ini menganggap bahwa dia tidak bertaggung jawab atas

semua ini karena yang harus bertanggung jawab untuk proses kelahiran nanti

adalah para dokter atau tenaga kesehatan yang menolongnya. Pada wanita total

pasif, dia merasa tidak perlu tahu tentang kehamilannya. Dia tidak tahu harus

bagaimana dan harus bersikap seperti apa. Semua hal tentang kehamilannya

dianggap tidak ada gunanya. Suami atau ibunya yang harus mengurus semua ini

karena batinnya dapat terganggu kalau dia harus mengurus kehamilannya. Reaksi

yang terjadi adalah dia akan mengikuti semua nasehat orang lain. Semua hal

11

Page 12: isi.docx

yang disarankan orang lain akan selau dilakukan. Fokus wanita total pasif adalah

pada usaha mengenyahkan segala kekuatannya dan dia tidak tau mau ada

kesaitan di jasmaniah pada dirinya. Reaksi wanita total pasif menghadap

kehamilan dan persalinannya antara lain :

1. Sikapnya pasif

2. Selalu tergantung pada ibunya

3. Tingkah lakunya seperti anak kecil dan cenderung kekanak-kanakan

4. Kehamilan ini dianggap seperti permainan sehingga walau perutnya

membesar dia tetap lincah dan gembira seperti anak kecil yang punya

mainan baru dan menganggap sesuatu yang menakjubkan

5. Sering menyuruh-nyuruh suaminya untuk melakukan tugas-tugasnya

6. Seiring membesarnya perut dan kehamian makin tua dia makin tidak

sabaran dan makin pasif

7. Merasa tidak punya tanggung jawab pada kehamilannya dan cenderung

menyerahkan pada ibunya

8. Selalu mengharapkan ibunya akan terus mendampinginya saat kehamilan

maupun persalinan ( Bahiyatun, 2010 ).

12

Page 13: isi.docx

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPILAN

Kehamilan bagi seorang wanita merupakan salah satu periode krisis dalam

kehidupannya. Pengalaman ini memberikan perasaan yang bercampur baur,

antara bahagia dan penuh harapan dengan kekhawatiran tentang apa yang akan

dialaminya semasa kehamilan.

Dimana banyak orang berspekulasi tentang mudah atau sulitnya aktivitas

melahirkan bayi, dengan memperbandingkan prosesnya dengan berbagai suku

bangsa yang mempunyai bermacam-macam budaya dan Peristiwa kelahiran itu

bukan hanya merupakan proses yang fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula

diwarnai komponen-komponen psikologis. Dimana setiap wanita mengalami

perubahan psikologis yang berbeda-beda sehingga sangat penting bagi seorang

bidan untuk memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita

khususnya perubahan psikologis baik pada masa pra-kehamilan, kehamilan,

bersalin, nifas, menyusui, masa lansia dini dan masa lansia lanjut.

B. SARAN

1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami bagaiman proses kehamilan

menurut teori Reva Rubin dan Ramona T Mercer sehingga dapat

mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.

2. Diharapkan mahasiswa mampu memahami adat kebiasaan saat persalinan

dan perubahan emosi ibu saat proses persalinan sehingga dapat memberikan

asuhan yang sesuai kebutuhan.

13

Page 14: isi.docx

3. Diharapkan mahasiswa mampu memahami perbedaan kebutuhan wanita

hiper-maskulin dan wanita total pasif dalam prose persalinan sehingga dapat

memberikan asuhan yang sesuai dengan sifat dan kebutuhan wanita tersebut.

14

Page 15: isi.docx

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2010) Buku Ajar Bidan : Psikologi Ibu & Anak. Jakarta : EGC.

Irianti, I. (2010) Buku Ajar : Psikologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.

Mansur, H. (2011) Psikologi Ibu Dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika.

Mufdillah, dkk. (2012) Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika.

15