inisiasi 2

9
INISIASI II RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO akhmad susilo w pengantar ekonomi makro Titik berat penelaahan ekonomi makro adalah pendapatan nasional. Pendapatan Nasional atau lebih tepatnya Produk Nasional Bruto (PNB) bisa digunakan untuk mengukur kemakmuran material masyarakat secara kuantitatif. Sesuai namanya ekonomi makro, maka lingkup kegiatan ekonomi yang dipelajari adalah ekonomi masyarakat secara agregat, bukan secara indifidu. Untuk mempelajari PNB ini ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan pengeluaran oleh berbagai rumah tangga yang terlibat dalam kegiatan ekonomi nasional, pendekatan penerimaan oleh para pemilik factor produksi yang terlibat dalam proses produksi, dan pendekatan produksi. Pendekatan Pengeluaran.

Upload: teguh990

Post on 07-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: INISIASI 2

INISIASI II

RUANG LINGKUP EKONOMI MAKROakhmad susilo w

pengantar ekonomi makro

Titik berat penelaahan ekonomi makro adalah pendapatan nasional.

Pendapatan Nasional atau lebih tepatnya Produk Nasional Bruto (PNB) bisa

digunakan untuk mengukur kemakmuran material masyarakat secara

kuantitatif. Sesuai namanya ekonomi makro, maka lingkup kegiatan

ekonomi yang dipelajari adalah ekonomi masyarakat secara agregat,

bukan secara indifidu.

Untuk mempelajari PNB ini ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu

pendekatan pengeluaran oleh berbagai rumah tangga yang terlibat dalam

kegiatan ekonomi nasional, pendekatan penerimaan oleh para pemilik

factor produksi yang terlibat dalam proses produksi, dan pendekatan

produksi.

Pendekatan Pengeluaran.

Pengeluaran yang dimaksud dalam ekonomi makro adalah pengeluaran yang

dilakukan oleh rumah tangga individu, perusahaan, dan Negara.

Pengeluaran oleh rumah tangga individu untuk membeli kebutuhan yang

berupa barang maupun jasa disebut konsumsi (C = consumption ).

Pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk membeli barang modal

disebut Investasi ( I = Investmen).

Page 2: INISIASI 2

Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah untuk membeli barang dan jasa

dari swasta disebut pengeluaran pemerintah ( G = government

Expenditure).

Pengeluaran yang disebabkan oleh pembelian barang dan jasa oleh orang

dan badan asing disebut ekspor netto atau net esport, X - M = ekspor –

import.

Apabila dibuat rumusan maka Pendapatan Nasional dapat dituliskan sbb:

Y = C + I + G + ( X – M )Y = Pendapatan Nasional Bruto (PNB)C = Consumption ( Konsumsi oleh rumah tangga individu)I = Investement ( Investasi yang dilakukan oleh rumah tangga perusahaan)G = Government Expenditure (pegeluaran oleh pemerintah)X – M = Net Eksport (selisih antara ekspor dengan impor).

KonsumsiBesarnya konsumsi ikut menentukan besarnya PNB. Konsumsi merupakan

pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga individu atas dorongan

motif yang berasal dari dalam diri manusia dan bersifat subyektif, yakni

keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Besarnya konsumsi sangat tergantung dari pendapatan. Semakin tinggi

pendapatan maka konsumsi cenderung ikut membesar, dengan kenaikan

yang tidak proporsional.

InvestasiMerupakan pengeluaran rumah tangga perusahaan untuk membeli barang

modal baru, yang merupakan penambahan barang modal riil pada stok

barang yang sudah ada oleh perusahaan swasta domestik. termasuk

investasi antara lain pembelian mesin-mesin untuk produksi, pembuatan

Page 3: INISIASI 2

rumah baru, perubahan nilai barang cadangan akibat perubahan jumlah

maupun harga.

Pendekatan Penerimaan.PNB dari penerimaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan penghasilan

atau penerimaan yang diperoleh para pemilik factor produksi dalam suatu

masyarakat selama kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun.

Penghitungan PNB dengan cara pengeluaran maupun penerimaan

seharusnya menghasilkan angka yang sama, artinya besarnya PNB

pengeluaran = besarnya PNB penerimaan.

Dalam kegiatan ekonomi, apa yang dikeluarkan oleh salah satu rumah

tangga pasti menjadi penerimaan rumah tangga yang lain.

Termasuk PNB pendekatan penerimaan meliputi:

PenyusutanPajak tidak langsungUpah an gajiSewaLaba perusahaan peroranganDevidenPajak perseroanLaba tak dibagi.

Pendekatan Produksi PNB Pendekatan produksi (produk neto) dihitung dengan cara

menjumlahkan nilai pasar semua produk akhir yang dihasilkan oleh

masyarakat selama satu tahun. Produk akhir adalah semua barang atau jasa

yang langsung dikonsumsi oleh konsumen dan tidak diperjual belikan lagi.

Atau bisa juga dihitung dengan cara menjumlahkan semua nilai tambah

yang diperoleh setiap rumah tangga perusahaan. Nilai tambah tersebut

diperoleh setiap ada transaksi dengan cara mengurangkan nilai jual dengan

Page 4: INISIASI 2

biaya pembelian. Misalnya, contoh dalam skala kecil transaksi dan

kegiatan produksi yang akan dilalui dalam menghasilkan baju.

Jenis kegiatan nilai produksi nilai tambah

1. pembelian kapuk Rp.20.000 Rp 20.000

2. memintal jadi benang Rp 60.000 Rp 40.000

3. Mengolah jadi kain Rp 110.000 Rp 50.000

3. Mendesain dan menjahit baju Rp 160.000 Rp 50.000

4. menjual baju Rp200.000 Rp40.000,

Jumlah Rp200.000

Penjumlahan nilai tambah tersebut adalah Rp(20.000+40.000+50.000+50.000) = Rp200.000.

Sedangkan nilai produk akhir baju tersebut (harga baju) adalah juga Rp200.000.

PDB pendekatan produksi berarti menjumlahkan semua nilai tambah atau

menjumlahkan niai semua produk akhir yang ada di negara tersebut

dalam kurun waktu satu tahun.

Konsep pendapatan lain

Investasi Bruto: merupakan penambahan keseluruhan stok modal yang

ada. Misal petani X pada tahun 2009 memiliki stok modal berupa mesin

pengolah kripik sebanyak 2000 satuan, setelah satu tahun yakni pada 2010

jumlah modal ditambah sehinga menjadi 2500 satuan. Maka tambahan

sebesar (2500 – 2000) satuan = 500 unit disebut investasi bruto

Page 5: INISIASI 2

Investasi Neto: merupakan penambahan stok modal tidak termasuk

penyusutan. Misal petani A pada tahun 2010 telah memiiki mesin kripik

2500 satuan, padahal pada tahun 2009 hanya punya 2000 satuan. Selama

berproduksi antara tahun 2009 sampai 2010 melakukan perbaikan atau

penggantian komponen karena rusak dan aus senilai 100 unit.

Maka besarnya investasi neto adalah besarnya investasi bruto dikurangi

penyusutan. Jadi (500 – 100 )satuan = 400 satuan

Atau

Investasi Bruto = investasi Neto + penyusutan.

Untuk melihat perkembangan besarnya PDB dari tahun ke tahun tidak dapat

hanya diihat dari besrnya nilai PDG tahun berjalan. Sebab setia peride selalu

terjadi penurunan nili uang.

Missal tahun 1993, ada uang Rp.500, bisa untuk beli satu piring nasi goreng

dan kenyang.

Pada tahun 2000, ketika punya uang Rp5000, tidak berarti bisa beli 10

piring nasi goreng dengan 10 kali kenyang. Sebabkenyataannya harga-harga

sudah naik sehingga uang Rp 5000, hanya bisa beli 1 piring nasi dan

kenyang. Artinya uang Rp500, pada tahu 1993 niainya sama dengan Rp

5000, pada tahun 2000.

Demikian pula dalam menghitung PDB, maka pengaruh perubahan nilai

harus dihilangkan dengan cara memberikan bobot tertentu pada harga yang

digunakan. Bobot tersebut berupa indeks harga dan disebut deflator harga

PDB berdasarkan tahun tertentu, misal menggunakan tahun dasar 1993.

Untuk Indonesia dilakukan oleh BPS Pusat Jakarta.

Page 6: INISIASI 2

Missal PDB berdasar tahun berlaku pada tahun 1993 = Rp 329775,8 m,

sedangkan tahun 2000 = Rp1117342,3 m,

antara tahuun 1993 sampai 2000 terjadi kenaikan PDB sebesar

(Rp1117342,3 m – Rp 329775,8 m)/ Rp 329775,8 m x 100% = 300%

(kalau kenaikan sebesar ini tentu sangat fantastis).

Yang realistis adalah melihat kenaikan PDB berdasar harga konstan

(berdasar PDB yang telah di deflator).

Maka:PDB harga konstan 1993 = Rp 329775,8 m

PDB harga konstan 2000 = Rp 397666,3 m

Perubahan PDB 1993 sampai 2000 : (Rp 397666,3 m - Rp 329775,8 m) / Rp

329775,8 m x 100% =20,6 %

Ternyata setelah dideflator, antara tahun 1993 sampai 2000, secara realistis

PDB Indonesia hanya naik 20,6% (bukan 300 %)

PDB yang dihitung menggunakan harga berlaku sering disebut PDB

Nominal, sedangkan PDB yang dihitung menggunakan harga konstan tahun

tertentu disebut PDB Riil.