bab iii metode penelitian 3.1. -...

21
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakterisitik Subjek Penelitian Pada bab ini berisi tentang waktu, tempat dan subjek penelitian yang akan dilakukan dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi peserta didik laki-laki dan perempuan, latar belakang dan siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini. 3.1.1. Seting Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Kalicacing 02. Lokasi sekolah berada di pinggiran kota dan dekat jalan raya. Beralamatkan di Jalan LMU Adi Sucipto no 06 kelurahan Kalicacing kecamatan Sidomukti Salatiga. Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu bulan September hingga bulan Desember 2016. Bulan September persiapan membuat proposal penelitian, bulan Oktober hingga November minggu kedua merupakan perencanaan tindakan dalam melakukan penelitian dan pada bulan November minggu ketiga dan keempat pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II. Bulan Desember dan Januari minggu pertama hingga minggu kedua merupakan pengolahan data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian skripsi. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No Keterangan Waktu September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan 2 Perencanaan 3 Pelaksanaan I II 4 Pengolahan dan Pelaporan

Upload: phungdang

Post on 07-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Seting dan Karakterisitik Subjek Penelitian

Pada bab ini berisi tentang waktu, tempat dan subjek penelitian yang akan

dilakukan dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi peserta

didik laki-laki dan perempuan, latar belakang dan siapa saja yang terlibat dalam

penelitian ini.

3.1.1. Seting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Kalicacing 02. Lokasi sekolah

berada di pinggiran kota dan dekat jalan raya. Beralamatkan di Jalan LMU Adi

Sucipto no 06 kelurahan Kalicacing kecamatan Sidomukti Salatiga.

Penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu bulan September hingga

bulan Desember 2016. Bulan September persiapan membuat proposal penelitian,

bulan Oktober hingga November minggu kedua merupakan perencanaan tindakan

dalam melakukan penelitian dan pada bulan November minggu ketiga dan keempat

pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II. Bulan Desember dan Januari minggu

pertama hingga minggu kedua merupakan pengolahan data hasil penelitian,

menyusun laporan penelitian, konsultasi laporan serta persiapan ujian skripsi.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Keterangan

Waktu

September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan I II

4 Pengolahan

dan Pelaporan

28

3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 pada tahun

pelajaran 2016/2017, jumlah siswa sebanyak 18 siswa, yang terdiri dari 11 siswa

perempuan dan 7 siswa laki-laki. Banyak siswa yang kurang terpantau dalam

perkembangan belajarnya dikarenakan banyak siswa yang memiliki latar belakang

dari keluarga yang sama yaitu kurangnya perhatian dari pihak orang tua. Secara

umum karakteristik taraf kognitif siswa masih rendah. Siswa yang taraf kognitifnya

tinggi dengan siswa yang taraf kognitifnya rendah terpaut jauh.

Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif yaitu bekerja sama dengan guru

kolabor. Peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dan rekan sejawat yang ditunjuk

sebagai observer. Pelaksanaan penelitian direncanakan dengan dua sikus dalam dua

minggu. Setiap satu siklus dua pertemuan dan akan dilaksanakan siklus ketiga jika

pada pelaksanaan siklus pertama dan kedua belum mencapai indikatorkeberhasilan.

3.2. Jenis dan Desain Penelitian

Pada sub judul jenis penelitian dan desain penelitian ini akan diuraikan

menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian

akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan, sementara

desain penelitian lebih kepada model atau rancangan penelitian yang akan di

jadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan penelitian.

3.2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research), sering disingkat dengan PTK. PTK adalah penelitian

tindakan (Action Research) yang dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki

tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas sehingga diharapkan

dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Arikunto, 2009). Pada penelitian ini

peneliti bertindak sebagai guru pengajar dan yang menjadi observer adalah rekan

sejawat peneliti.

29

3.2.2. Desain Penelitian

Desain Penelitian ini direncanakan minimal dua siklus dengan

menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2010:17)

yang menggambarkan adanya tiga langkah, meliputi: 1) perencanaan, 2)

pelaksanaan dan pengamatan, dan 3) refleksi. Desain penelitian di gambarkan pada

gambar 3.1 berikut:

3.3. Rencana Tindakan

Kemmis dan Taggart dalam (Arikunto, 2010:17) yang menggambarkan

adanya tiga langkah, meliputi: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan

refleksi. Rencana tindakan penelitian ini dilaksanakan pada siklus I yang

dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan dalam dua

kali pertemuan, dengan dikenai tindakan yang sama. Namun jika tidak terjadi

peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada siklus satu dan dua maka akan

dilaksanakan siklus tiga.

Gambar 3.1

Tahapan PTK Kemmis dan Taggart

Perencanaan

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

Hasil

Siklus I

Siklus II

dan

dan

Pengamatan

30

Pada siklus I melakukan perencanaan meliputi :

a. Tahap perencanaan yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan menentukan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam

indikator. Indikator kemudian dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran.

Merumuskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan guru dengan

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS),

menetapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran yang sesuai

dengan materi. Dalam penelitian ini dibuat sebanyak dua RPP yang akan

digunakan selama dua siklus dan setiap siklus terdapat dua kali pertemuan.

Membuat lembar observasi guru dan membuat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan dan observasi, pelaksanaan merupakan

implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Serta observasi merupakan

kegiatan pembelajaran dilakukan oleh observer. Observasi dilakukan terhadap

kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam

mengelola kelas, kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan SETS dan hasil belajar peserta didik dalam evaluasi

pembelajaran.

c. Tahap ketiga yaitu tahap refleksi, dilakukan selama dan setelah tindakan

dilakukan. Semua informasi yang diperoleh dianalisis dan mengkaji hambatan,

kekurangan, kelemahan pada siklus pertama sebagai dasar penentuan dan

perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Untuk mengetahui perubahan

atas tindakan yang telah diberikan dengan membandingkan antara hasil belajar

IPA setelah diberi tindakan dengan hasil belajar IPA pada tindakan

sebelumnya. Berdasar dari hasil tersebut, diadakan tindak lanjut apabila

tindakan yang telah dilakukan tidak menghasilkan perubahan yang dapat

meningkatkan hasil belajar IPA. Kelebihan akan dipertahankan dan

kekurangan akan diperbaiki pada tindakan berikutnya yang didiskusikan oleh

peneliti dan observer.

31

Siklus II dirancang berdasarkan refleksi pada siklus I. Kegiatan yang

dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau

kekurangan pada siklus I.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu istilah yang tidak dapat dipisahkan di dalam

sebuah penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tesebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:38)

Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

3.4.1. Variabel Bebas

Variabel independent atau variabel bebas “merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable

dependen (terikat) (Sugiyono, 2012:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pembelajaran kontekstual melalui pendekatan pembelajaran Science, Environment,

Technology, and Society (SETS) yaitu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan

ilmu pengetahuan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat serta

menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society

(SETS) merupakan Hubungan yang tidak terpisahkan antara sains, lingkungan

teknologi dan masyarakat ialah suatu hubungan timbal balik yang semuanya

memiliki keterkaitan didalam kehidupan nyata, dan dapat kaji melalui manfaat-

manfaat serta kerugian yang dapat ditimbulkan.

3.4.2. Variabel Terikat

Variabel dependent adalah “variable yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2012:39)”. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah aktivitas belajar IPA dan hasil belajar IPA

siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02. Trianto (2014:143) yang menyatakan

bahwa pembelajaran IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses

32

yang diukur dengan penilaian observasi selama pembelajaran. Nawawi (2007 : 39)

yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dalam

penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah aspek kognitif berdasarkan hasil

yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir setiap siklus. Hasil belajar IPA diukur

menggunakan tes formatif. Nilai keberhasilan siswa dianalisis menurut Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) dan rata-rata nilai kelas. Sehingga dapat diketahui

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data disertai instrumennya. Teknik yang dipakai

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik

tes. Sedangkan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar

observasi dan butir soal tes dengan bentuk pilihan ganda.

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam PTK ini, teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan

observasi dan tes.

a) Observasi

“Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian

ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Hamzah 2011:90)”.

Observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan siswa

dalam menerapkan pembelajaran IPA dengan pendekatan Science, Environment,

Technology, and Society (SETS). Observasi dilakukan dalam tim kolaborator yang

terdiri dari guru sebagai pelaksana pembelajaran dan mahasiswa sebagai observer.

Penilaian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam bentuk centang atau ceklis

meliputi menilai pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan mengobservasi

keaktifan siswa secara berkelompok.

33

b) Tes

“Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan

penetapan skor angka (Hamzah 2011:104)”. Penilaian dilakukan dengan bentuk

soal pilihan ganda pada setiap siklus untuk mengukur perkembangan hasil belajar

siswa sesudah menerapkan pembelajaran IPA dengan pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS)

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar

observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan butir soal tes

digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran

Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dari awal sampai akhir

pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist

(√) sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa

pada setiap pertemuan. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan

aktivitas siswa dengan memberikan tanda checklist (√) pada keterangan “Ya” atau

“Tidak” pada aspek yang diamati.. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru

dan aktivitas siswa disajikan dalam tabel 3.2 dan table 3.3.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru

No Aspek Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

1. Pra

Pembelajaran

a. Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran

b. Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimakasih.

a. Menanyakan presensi dan keadaan

siswa.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

1

2

3

4

4

34

2. Inisiasi c. Melakukan inisiasi berupa apersepsi

dan pertanyaan-pertanyaan yang

memunculkan gagasan atau ide tentang

materi. (Science)

d. Memberikan pertanyaan terbuka

tentang materi dengan kehidupan

sehari-hari. (Science)

e. Melakukan tanya jawab untuk

menggali gagasan awal dan

mengaitkan materi dalam kehidupan

sehari-hari. (Science)

5

6

7

3

3. Pembentukan

Konsep

a. Memberi simulasi dan pertanyaan

dengan gambar untuk siswa

melengkapi keterangan pada gambar

yang telah disediakan. (Science)

b. Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society)

c. Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society)

d. Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society)

e. Meminta siswa mendiskusikan

teknologi apa yang dapat dibuat dan

dimanfaatkan berdasarkan materi.

(Society)

8

9

10

11

12

5

4 Aplikasi

Konsep

a. Meminta siswa membuat teknologi.

(Technology)

b. Meminta siswa mendemonstrasikan

teknologi yang telah dihasilkan serta

pemanfaatannya. (Society)

c. Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environmen)

13

14

15

3

5 Pemantapan

Konsep

a. Meminta siswa menganalisis

fenomena lingkungan sekitar yang

berhubungan dengan materi.

(Environmen)

b. Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari.(Science)

c. Melakukan refleksi

16

17

18

3

6 Penilaian a. Memberikan soal-soal evaluasi

kepada siswa guna mengetahui

keberhasilan dalam belajar

b. Memberikan angket guna

mengetahui keaktivan dan antusias

siwa dalam mengikuti pembelajaran.

19

20

2

35

7 Penutup a. Memberikan tindak lanjut

b. Menutup pelajaran dengan salam dan

doa.

21

22

2

22

(sumber: dikembangkan dari sintak pendekatan SETS)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Aspek Indikator Nomor

Item

Jumlah

Item

1. Pra

Pembelajaran

a. Menyiapkan perlengkapan

pembelajaran.

b. Membuka pembelajaran: dengan salam,

doa, dan menanggapi ucapan

terimakasih guru.

c. Menyampaikan presensi dan keadaan

siswa.

d. Memerhatikan guru ketika sedang

membacakan tujuan pembelajaran

1

2

3

4

4

2. Inisiasi a. Menanggapi inisiasi berupa apersepsi

dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang memunculkan gagasan atau ide

tentang materi. (Science)

b. Menjawab pertanyaan terbuka tentang

materi yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. (Science)

c. Menyusun gagasan atau pendapat dari

pertanyaan yang telah diberikan dan

mengaitkan dengan kehidupan sehari-

hari. (Science)

5

6

7

5

3. Pembentukan

Konsep

a. Melengkapi keterangan pada gambar

yang telah disediakan. (Science)

b. Membentuk sebuah kelompok belajar.

(Society)

c. Berdiskusi untuk memahami materi.

(Society)

d. Menyampaikan gagasan mengenai

materi. (Society)

e. Mendiskusikan teknologi apa yang

dapat dibuat dan dimanfaatkan

berdasarkan materi. (Society)

8

9

10

11

12

6

36

4 Aplikasi

Konsep

a. Membuat teknologi. (Technology)

b. Mendemonstrasikan produk yang telah

dihasilkan serta pemanfaatannya.

(Society)

c. Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment)

13

14

15

3

5 Pemantapan

Konsep

a. Menganalisis fenomena lingkungan

sekitar yang berhubungan dengan

materi. (Environment)

b. Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science)

c. Merespon refleksi yang diberikan oleh

guru.

16

17

18

3

6 Penilaian a. Mengerjakan soal-soal evaluasi yang

diberikan oleh guru.

b. Mengisi angket keaktivan yang

diberikan guru.

19

20

2

7 Penutup a. Merespon tindak lanjut yang diberikan

guru.

b. Menutup pelajaran dengan salam dan

doa.

21

22

2

22

(sumber: dikembangkan dari sintak pendekatan SETS)

b) Butir Soal

Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan sebagai pembanding

peningkatan hasil belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk pilihan ganda yang

diberikan pada akhir kegiatan pembelajaran tiap siklus. Kisi-kisi soal tes pada siklus

I dan siklus II adalah sebagai berikut:

37

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan II

Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator. No. Item Jumlah

item

Siklus I

1. Mengidentifikas

i fungsi organ

tubuh manusia

dan hewan.

1.3. Mengidentifi

kasi fungsi

organ

pencernaan

manusia dan

hubungannya

dengan

makanan dan

kesehatan

Menunjukan alat

pencernaan

makanan pada

manusia.

Mengurutkan

proses pencernaan

makanan pada

manusia.

Mengidentifikasi

setiap alat

pencernaan

makanan pada

manusia.

Mengidentifikasi

fungsi setiap alat

pencernaan pada

manusia.

Mengidentifikasi

macam-macam

penyakit yang

berhubungan

dengan alat

pencernaan.

Mengidentifikasi

penyebab penyakit

yang berhubungan

dengan alat

pencernaan

manusia.

Mengidentifikasi

cara merawat alat

pencernaan pada

manusia

8, 9, 18,

21

1, 3, 5,

19, 29, 2

4, 10, 13,

16, 20

6, 7, 17,

27, 28

15, 12

26, 25,

23, 14,

11

30, 24,

22

30

38

3.6. Uji Validitas dan Uji Reabilitas Instrumen

Sebelum dilaksanakan penelitian terlebih dahulu peneliti menguji instrumen

soal yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen yang akan digunakan

sebelumnya harus diuji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukarannya. Uji

validitas dan reabilitas ini di ujikan kepada siswa kelas 6 SD Negeri Kalicacing 02

yang berjumlah 12 siswa. Pengujian validitas dilakukan dikelas 6 karena kelas 6

SD Negeri Kalicacing 02 telah mendapatkan materi yang sama sebelumnya.

Siklus II

1. Mengidentifikas

i fungsi organ

tubuh manusia

dan hewan.

1.3.Mengidentifik

asi fungsi

organ

pencernaan

manusia dan

hubungannya

dengan

makanan dan

kesehatan

Mengidentifikasi zat

gizi yang diperlukan

oleh tubuh.

Mengidentifikasi

fungsi dari zat gizi

yang diperlukan oleh

tubuh.

Menunjukan berbagai

macam vitamin.

Mengkategorikan

fungsi dari setiap

vitamin.

Menunjukan macam-

macam makanan

bergizi yang

dibutuhkan oleh tubuh.

Mengidentifikasi cara

mengolah makanan

dengan

mempertahankan

gizinya.

Mengidentifikasi

jenis-jenis gangguan

atau penyakit yang

disebabkan

kekurangan atau

kelebihan zat gizi.

1, 3, 4,

18, 27,

30

2, 19

5, 6, 10

7, 8, 9

11, 13,

20, 28

12, 14,

22, 24,

25, 26

15, 16,

17, 21,

23, 29

30

39

3.6.1. Uji Validitas Instrumen

Sebelum dilakukan tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan

menyelasaikan soal maka dilakukan uji validitas sehingga nantinya akan didapatkan

butir soal yang valid. “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur” (Sugiyono, 2012:121).

Uji validitas dihitung dengan cara mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari

setiap item instrumen dengan nilai keseluruhan yang diperoleh. Besar rtabel sangat

bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahannya (a) pada N yang lebih

besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan

X dan Y lebih kecil sehingga semakin kecil rtabel yang diperlukan. Sebaliknya bila

N lebih kecil maka diperlukan rtabel yang lebih besar (Purwanto, 2013:116).

Uji validitas dilakukan menggunakan acuan toleransi kesalahan sebesar 5%

atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Pelaksanaan uji validitas dilakukan dikelas 6

SD Negeri Kalicacing 02 dengan jumlah peserta tes adalah 12 siswa, dengan jumlah

responden (N) = 12, maka nilai rtabel = 0,576 dengan taraf signifikan 5% (Sugiono,

2010:455). Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total

correlation menggunakan aplikasi Statistical Package For the Social Science

(SPSS) versi 22. Sebelum tindakan jumlah soal dibuat sebanyak 30 butir soal

pilihan ganda tiap siklus. Hasil uji validitas siklus I dan siklus II dapat dilihat pada

tabel 3.5 dan tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I

Indikator

Nomer

Soal

Sebelum

Uji

Validitas

No. Item Evaluasi Hasil

Belajar Siklus I Bentuk Soal

Instrumen

Valid

Instrumen

Tidak Valid

Menunjukan alat

pencernaan

makanan pada

manusia.

8, 9, 18,

21

8, 9, 18

21

Pilihan

Ganda

40

Mengurutkan

proses

pencernaan

makanan pada

manusia.

1, 3, 5, 19,

29, 2

1, 3, 5,

19, 29, 2

-

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

setiap alat

pencernaan

makanan pada

manusia.

4, 10, 13,

16, 20

4, 10, 13,

16, 20

-

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

fungsi setiap alat

pencernaan pada

manusia.

6, 7, 17,

27, 28

6, 7, 17,

27

28

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

macam-macam

penyakit yang

berhubungan

dengan alat

pencernaan.

12, 15 12

15

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

penyebab

penyakit yang

berhubungan

dengan alat

pencernaan

manusia.

11, 14, 23,

25, 26

26, 23,

14, 11

25

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

cara merawat

alat pencernaan

pada manusia

22, 24, 30 30, 24, 22

- Pilihan

Ganda

Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal terdapat 4 item soal yang tidak

valid yaitu item soal nomor 15, 21, 25, dan 28. Sedangkan 26 soal yang lainnya

terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 22 for Windows. Soal yang

valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I. Output

data statistik hasil uji validitas instrumen selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

41

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II

Indikator

Nomer

Soal

Sebelum

Uji

Validitas

No. Item Evaluasi Hasil

Belajar Siklus I Bentuk Soal

Instrumen

Valid

Instrumen

Tidak Valid

Mengidentifikasi zat

gizi yang diperlukan

oleh tubuh.

1, 3, 4, 18,

27, 30

3, 4, 18,

27, 30

1

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

fungsi dari zat gizi

yang diperlukan

oleh tubuh.

2, 9 2, 19

- Pilihan

Ganda

Menunjukan

berbagai macam

vitamin.

5, 6, 7 5

6, 10

Pilihan

Ganda

Mengkategorikan

fungsi dari setiap

vitamin.

7, 8, 9 7, 9

8

Pilihan

Ganda

Menunjukan

macam-macam

makanan bergizi

yang dibutuhkan

oleh tubuh.

11, 13, 20,

28

13, 20, 28

11

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

cara mengolah

makanan dengan

mempertahankan

gizinya.

12, 14, 22,

24, 25, 26

14, 22, 24

12, 25, 26

Pilihan

Ganda

Mengidentifikasi

jenis-jenis gangguan

atau penyakit yang

disebabkan

kekurangan atau

kelebihan zat gizi.

15, 16, 17,

21, 23, 29

16, 17,

21, 23, 29

15 Pilihan

Ganda

Berdasarkan hasil uji validitas 30 item soal terdapat 9 item soal yang tidak

valid yaitu item soal nomor 1, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 25, dan 26. Sedangkan 21 soal

yang lainnya terbukti valid setelah di uji menggunakan SPSS versi 22 for Windows.

Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada

siklus II. Output data statistik hasil uji validitas instrumen selengkapnya dapat

dilihap pada lampiran.

42

3.6.2. Uji Reabilitas Instrumen

Arikunto (2009:178) menyatakan bahwa “apabila data benar-benar sesuai

dengan kenyataannya, maka beberapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas

menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi

dapat diandalkan“. Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS 22. Kriteria

untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang

dikemukakan oleh George dan Marley dalam Wardani, N. S. (2010:35) pada table

3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Reliabilitas

No Indeks Interprestasi

1 α ≤ 0,7 tidak dapat diterima

2 0,7 ≤ α ≤ 0,8 dapat diterima

3 0,8 ≤ α ≤ 0,9 reliabilitas bagus

4 α > 0,9 reliabilitas memuaskan

Hasil perhitungan uji reliabilitas pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari

tabel 3.8 dan tabel 3.9 sebagai berikut:

Cronbach's Alpha N of Items

,930 26

(Sumber: hasil olahan SPSS)

Cronbach's Alpha N of Items

,914 21

(Sumber: hasil olahan SPSS)

Tabel 3.8 menunjukan bahwa pada siklus I dari 26 butir soal yang valid memiliki

nilai cronbach’s alpha sebesar 0,930. Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya

memuaskan, sehingga soal valid dan reliabel sebanyak 26 butir soal dapat

digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Tabel 3.9 menunjukan bahwa pada

siklus II dari 21 butir soal yang valid memiliki nilai cronbach’s alpha sebesar 0,914.

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

43

Hal ini menunjukan bahwa reliabilitasnya memuaskan, sehingga soal valid dan

reliabel sebanyak 21 butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian

3.7. Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas

dan reabilitas juga harus mempertimbangkan dari tingkat kesulitan soal tersebut.

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam

menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang

penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi

dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Menurut Sudjana

(2014:137) cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal

adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal;

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal;

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.

Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit

soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah

soaal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai tersebut:

a. 0,0 – 0,30 = soal kategori sukar;

b. 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang;

c. 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah.

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal siklus I dan II dapat dilihat

hasil indeks kesukaran intrumen pada table 3.10 sebagai beriku :

Tabel 3.10

Hasil Aalisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 10, 13, 24, 26, 27 5

0,31 – 0,70 Sedang 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 14, 16, 17, 20, 30 12

0,71 – 1,00 Mudah 1, 3, 5, 9, 18, 19, 22, 23, 29 9

Total

I= 𝐵

𝑁

44

Dari data tabel 3.10 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat

diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah

soal sebanyak 26 soal terdapat 5 soal dengan kategori sukar, 12 soal dengan kategori

sedang, dan 9 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II

hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.11

Hasil Aalisis Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,0 – 0,30 Sukar 2, 3, 13, 19, 22 5

0,31 – 0,70 Sedang 4, 5, 9, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 27, 29, 30 12

0,71 – 1,00 Mudah 7, 14, 23, 28 4

Total 21

Dari data tabel 3.11 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat

diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda dengan jumlah

soal sebanyak 21 soal terdapat 5 soal dengan kategori sukar, 12 soal dengan kategori

sedang, dan 2 soal dengan kategori mudah.

Mendasarkan dari uji validitas, reliabilitas dan kesukaran instrumen maka

pada penelitian ini ditetapkan 25 butir soal pada siklus I dan 20 butir soal pada

siklus II yang digunakan sebagai instrumen penelitian.

3.8.Teknik Analisis Data

Data kualitatif yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis

analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dan

refleksi dari tiap-tiap siklus, sedangkan data kuantitatif menggunakan deskriptif

komparatif yaitu membandingkan kondisi sebelum tindakan, nilai tes setelah siklus

I, nilai tes setelah siklus II

3.8.1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. “Langkah

pertama dalam proses pengolahan hasil belajar adalan pengskoran dari data mentah

berdasarkan hasil belajar siswa (Arifin, 2009:221)”. Selanjutnya angka-angka hasil

45

penilaian diubah menjadi nilai-nilai untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai

hasil belajar siswa.

Cara pemberian skor terhadap tes hasil belajar pada penelitian ini dengan

memberikan skor pada soal bentuk pilihan ganda.

a. Penskoran soal bentuk pilihan ganda

Cara penskoran tes bentuk pilihan ganda menurut Zaenal Arifin (2009:229)

ada tiga macam yaitu “penskoran tanpa koreksi, penskoran ada koreksi, dan

pengskoran dengan butir beda bobot”. Peneliti menggunakan teknik penskoran

tanpa koreksi yaitu penskoran dengan cara setiap butir soal yang dijawab benar

mendapat nilai satu (tergantung pada bobot butir soal). Menurut Zaenal Arifin

(2009:229) skor peserta didik diperoleh dengan cara menghitung banyaknya butir

soal yang dijawab benar dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

B = jumlah jawaban benar

N = jumlah soal

Skala = 0-100

b. Menghitung rata-rata hasil belajar menggunakan rumus menurut (Sudjana,

2014):

keterangan :

X = rata-rata (mean).

∑X = jumlah seluruh skor.

N = banyaknya subjek.

c. Menentukan batas minimal ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika proporsi

jawaban benar siswa ≥ 70.

Skor = 𝐵

𝑁 X 100

X = ∑𝑋

𝑁

46

3.8.2. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi terhadap kinerja guru dan

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi

aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dan II. Observasi

aktivitas guru dan aktivitas siswa digunakan untuk mengukur apakah guru dan

siswa sudah baik dalam menerapkan pembelajaran IPA dengan pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS). Lembar observasi aktivitas guru

terdiri dari 22 penyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, inisiasi,

pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep, penilaian dan lembar

aktivitas siswa terdiri dari 22 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra

pembelajaran inisiasi, pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep,

serta penilaian. Observer mengamati aktivitas guru selama 2 siklus. Setelah itu skor

yang diperoleh dapat dihitung dengan rumus menurut (Purwanto, 2013):

Keterangan :

S = skor yang dicari

R = skor mentah yang diperoleh

N = skor maksimum-ideal dari tes yang bersangkutan

SM = Standard Mark (besarnya skala penilaian yang dikehendaki) 1-100 (%)

3.9.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V

SD Negeri Kalicacing 02 dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui

pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) pada

pembelajaran IPA meliputi indikator aktivitas dan hasil. Indikator aktivitas dan

hasil dijabarkan sebagai berikut:

3.9.1. Indikator Aktivitas Belajar

Indikator aktivitas merupakan indikator keberhasilan dari aktivitas

pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui

S = 𝑅

𝑁 x SM

47

penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment,

Technology, and Society (SETS). Pada penelitian ini aktivitas guru dan aktivitas

siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan pembelajaran Science,

Environment, Technology, and Society (SETS) dapat dikatakan berhasil apabila

mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10%.

3.9.2. Indikator Hasil

Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu peningkatan aktivitas belajar IPA

dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science,

Environment, Technology, and Society (SETS) dikatakan dapat meningkatkan hasil

belajar IPA apabila siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 secara signifikan

mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 70 dan

mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata hasil belajar

IPA meningkat minimal 75 nilai dari KKM ≥ 70 yang ditentukan oleh sekolah atau

ketuntasan belajar secara klasikal sebesar ≥ 90% dari 18 siswa (kriteria sangat baik)

dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan pembelajaran Science, Environment,

Technology, and Society (SETS).