inisiasi 4 struktu pasar

33
Struktur Pasar BMP EKMA4312 Dr. T. Sunaryo Struktur pasar merujuk pada jumlah produsen dan konsumen dalam pasar. Dalam struktur pasar bersaing sempurna terdapat banyak produsen dan banyak konsumen. Banyaknya produsen mengindikasikan bahwa hambatan masuk pasar (entry barrier) dalam industri tersebut rendah. Produsen dengan mudah keluar atau masuk pasar. Barang yang dijual produsen identik satu dengan lainnya. Dengan banyaknya produsen maka produsen secara individu tidak dapat mengubah harga pasar. Pada struktur pasar monopoli terdapat satu produsen di pasar. Kondisi ini menunjukkan adanya entry barrier yang amat tinggi dalam pasar monopoli. Pada pasar monopoli produsen dapat menentukan harga barang untuk memperoleh keuntungan maksimum. Harga barang pada pasar monopoli lebih mahal dari pasar persaingan sempurna. Pada struktur pasar oligopoli terdapat beberapa produsen. Entry barrier di pasar oligopoli lebih rendah dibanding yang ada di struktur pasar monopoli. Dalam upaya memaksimukan keuntungan, beberapa perusahan dapat melakukan kolusi sehingga dapat bertindak sebagai monopoli. Atau sebaliknya mereka akan berkompetisi untuk menguasai pasar. Adanya sedikit produsen ini memungkinkan 2 macam interaksi. Struktur pasar monopolistic competition mempunyai karakteristik monopoli dan kompetisi. Elemen

Upload: teguh990

Post on 23-Dec-2015

256 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Manaj

TRANSCRIPT

Page 1: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Struktur Pasar BMP EKMA4312

Dr. T. Sunaryo

Struktur pasar merujuk pada jumlah produsen dan konsumen dalam pasar. Dalam struktur pasar bersaing sempurna terdapat banyak produsen dan banyak konsumen. Banyaknya produsen mengindikasikan bahwa hambatan masuk pasar (entry barrier) dalam industri tersebut rendah. Produsen dengan mudah keluar atau masuk pasar. Barang yang dijual produsen identik satu dengan lainnya. Dengan banyaknya produsen maka produsen secara individu tidak dapat mengubah harga pasar.

Pada struktur pasar monopoli terdapat satu produsen di pasar. Kondisi ini menunjukkan adanya entry barrier yang amat tinggi dalam pasar monopoli. Pada pasar monopoli produsen dapat menentukan harga barang untuk memperoleh keuntungan maksimum. Harga barang pada pasar monopoli lebih mahal dari pasar persaingan sempurna.

Pada struktur pasar oligopoli terdapat beberapa produsen. Entry barrier di pasar oligopoli lebih rendah dibanding yang ada di struktur pasar monopoli. Dalam upaya memaksimukan keuntungan, beberapa perusahan dapat melakukan kolusi sehingga dapat bertindak sebagai monopoli. Atau sebaliknya mereka akan berkompetisi untuk menguasai pasar. Adanya sedikit produsen ini memungkinkan 2 macam interaksi.

Struktur pasar monopolistic competition mempunyai karakteristik monopoli dan kompetisi. Elemen monopoli muncul melalui karakteristik produk dan elemen kompetisi muncul dari entry barrier yang relatif rendah. Produk masing-masing perusahaan mempunyai ciri tertentu sehingga dibedakan antara satu dengan lainnya.

Struktur pasar bersaing sempurna mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien dan menghasilkan output yang lebih banyak dibanding dengan struktur pasar lainnya. Ini adalah esensi teori kesejahteraan ekonomi pertama yang pertama kali dikemukakan Adam Smith.

Page 2: Inisiasi 4 Struktu Pasar

1. STRUKTUR BIAYA

Dalam pembahasan struktur pasar mengasumsikan struktur biaya standar, yaitu produsen berproduksi dalam jangka pendek (short run)seperti skenario pada Modul 3. Gambar 5.1 menunjukkan struktur biaya sebuah perusahaan sumbu tegak menunjukkan biaya dan sumbu datar menunjukkan jumlah barang yang diproduksi/dijual. Law of diminishing returns membuat biaya marjinal (MC) naik semakin cepat. MC memotong biaya rata-rata (AC) pada AC minimum. MC memotong biaya rata-rata variabel (AVC) pada AVC minimum.

Gambar 5.1.Struktur Biaya

2. KURVA PERMINTAAN

Semakin banyak kompetitor, produsen akan menghadapi kurva permintaan yang semakin elastis (elastisitas harga). Artinya, penurunan harga 1%, akan meningkatkan penjualan yang relatif besar (lebih dari satu persen), lihat kembali Gambar 2.5 di Modul 2. Permintaan yang mempunyai elastisitas (harga) yang tinggi mempunyai kemiringan yang relatif kecil (datar). Produsen dalam struktur pasar bersaing sempurna menghadapi kurva permintaan dengan elastisitas tak terhingga (horizontal) , berapapun

Page 3: Inisiasi 4 Struktu Pasar

jumlah barang yang dijual tidak akan mempengaruhi harga barang dipasar (lihat Gambar 5.2.) Produsen dalam struktur pasar monopolistic competition, oligopoli dan monopoli masing-masing menghadapi kurva permintaan yang semakin curam, , dan . Perusahaan dalam

struktur pasar monopoli menghadapi permintaan yang paling inelastis.

Gambar 5.2.Kurva Permintaan yang Dihadapi Produsen

3C. PRODUSEN MENGOPTIMALKAN KEUNTUNGANNYA

Produsen mempunyai struktur biaya seperti pada Gambar 5.1 menghadapi kurva permintaan seperti pada Gambar 5.2. Berapa jumlah produksi yang optimal bagi produsen? Jumlah produksi yang optimal artinya jumlah produksi yang memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan kerugian.

Keuntungan produsen adalah:

: keuntungan : pendapatan (revenue) : biaya (costs)

q : kuantitas (quantity)

Page 4: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Perhatikan bahwa keuntungan, pendapatan dan biaya semuanya fungsi dari output.

Kondisi keuntungan optimal adalah turunan pertama keuntungan terhadap output sama dengan nol.

Jadi

Produsen akan mencapai keuntungan maksimal (kerugian minimal) bila output yang terakhir memenuhi kondisi biaya marjinal sama dengan pendapatan marjinal. Ongkos produksi output terakhir (MC) sama dengan kontribusi pendapatan dari output terakhir tersebut (MR).

Jadi, yang menjadi acuan evaluasi untuk menentukan jumlah output optimal adalah ongkos produksi output yang terakhir (MC), bukan ongkos rata-rata dari semua output.

Apabila , produsen masih bisa menikmati keuntungan dengan menambah output (q). Apabila produsen sudah dalam kondisi mengalami kerugian. Dengan mengurangi output akan menghindari kerugian dan menempatkan produsen pada keuntungan maksimal bila memenuhi kondisi . Perhatikan bahwa kondisi optimal ini sama dengan yang ada pada kasus konsumen (Modul 2) dan produsen (Modul 3). Integrasikan pemahaman Anda.

Kondisi ImplikasiTambah outputKurangi outputStop, output mencapai optimal

4D. MARGINAL REVENUE

Page 5: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Kondisi optimal memerlukan pendapatan marjinal (marginal revenue, MR), yaitu tambahan pendapatan dari tambahan sebuah penjualan. Produsen dalam struktur pasar bersaing sempurna bisa menjual berapa pun produknya dengan harga tetap. Setiap produsen menjual sebuah output, produsen selalu mendapatkan pendapatan sebesar harga produknya. Dengan demikian, kurva MR dari produsen dalam pasar bersaing sempurna sama dengan kurva permintaannya yang horizontal, lihat Gambar 5.3.

Gambar 5.3.Marginal Revenue sebuah Perusahaan dalam

Struktur Pasar Bersaing Sempurna

Secara umum, marginal revenue (MR) adalah turunan pertama pendapatan (revenue) terhadap output. Misalnya, perusahaan menghadapi kurva permintaan sebagai berikut.

Fungsi pendapatan dari perusahaan adalah:

Marginal revenue dari perusahaan adalah:

Page 6: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Perhatikan kemiringan D adalah -0,5, sedangkan kemiringan kurva MR adalah 1. MR di bawah D dan lebih curam dibanding D.

Secara umum, kurva MR dari perusahaan dalam persaingan tidak sempurna berada di bawah kurva permintaan dan mempunyai kemiringan lebih curam dibanding kurva D.

Gambar 5.4.Marginal Revenue sebuah Perusahaan dalam

Struktur Pasar Bersaing tidak Sempurna

5. PERUSAHAAN DALAM STRUKTUR PASAR BERSAING SEMPURNA

Perusahaan dalam struktur pasar bersaing sempurna menghadapi kurva permintaan pasar yang horizontal. Secara intuisi, apabila harga pasar relatif tinggi sehingga biaya rata-rata lebih kecil dari harga produknya, produsen menikmati keuntungan positif. Keuntungan ini disebut keuntungan di atas normal (super normal). Apabila harga pasar turun sehingga biaya rata-rata sama dengan harga, keuntungan produsen sama dengan nol (keuntungan normal atau normal profit). Apabila harga pasar turun lagi sehingga biaya

Page 7: Inisiasi 4 Struktu Pasar

rata-rata kurang di bawah harga produk, produsen mengalami kerugian atau keuntungan di bawah nol (sub-normal profit). Tiga kategori keuntungan bisa diilustrasikan dengan grafik.

1. Perusahaan Menikmati Keuntungan di atas Normal

Gambar 5.5.Perusahaan Menikmati Keuntungan di Atas Normal

Gambar 5.5 menggambarkan produsen mempunyai struktur biaya standar dan menghadapi kurva permintaan pasar horizontal. Produsen yang mengoptimalkan keuntungannya memenuhi kondisi MC = MR. Output optimalnya adalah 100. Dengan output 100, biaya rata-rata produk adalah 8. Tentu saja harganya 10. Produsen menikmati keuntungan sebesar 200. Ini adalah keuntungan di atas normal (super normal profit).

Keuntungan di atas normal tentu saja mengundang produsen-produsen lainnya (entries). Persediaan (supply) output di pasar meningkat dan menurunkan harga produk. Produsen baru akan tetap masuk selama masih ada super normal profit. Atau, produsen baru akan tidak mempunyai insentif untuk masuk bila super normal profit sama dengan nol. Keuntungan sama dengan nol ini disebut keuntungan normal (normal profit).

Jadi, apabila harga di atas 7 (harga yang membuat keuntungan di atas normal), harga akan turun ke 7.

Page 8: Inisiasi 4 Struktu Pasar

2. Perusahaan Menikmati Keuntungan Normal Keuntungan normal terjadi bila harga sama dengan biaya produksi rata-

rata. Gambar 5.6 menunjukkan keuntungan normal. Produsen memenuhi kondisi optimal MC = MR. Output optimal adalah 90. Harga sama dengan biaya rata-rata, yaitu 7. Keuntungan produsen adalah nol (normal profit).

Gambar 5.6.Perusahaan Menikmati Keuntungan Normal

Gambar 5.7.Perusahaan Menikmati Keuntungan di Bawah Normal (Subnormal)

Misalnya, penurunan permintaan pasar membuat harga turun hingga sama dengan 5. Produsen mengoptimalkan keuntungannya dengan

Page 9: Inisiasi 4 Struktu Pasar

memenuhi MC = MR dan memproduksi sebanyak 80. Pada saat output sama dengan 80, biaya rata-ratanya adalah 8. Produsen menderita kerugian 240 (3 80). Kerugian (keuntungan negatif) disebut

keuntungan di bawah normal (sub-normal profit). Keuntungan di bawah normal ini menstimulasi produsen untuk keluar (exits) dari pasar. Persediaan output pasar menurun, harga naik. Exits akan berhenti apabila stimulannya sudah habis, yaitu pada saat keuntungan perusahaan sama dengan nol, tidak negatif lagi. Jadi, bila harga di bawah 7 (harga yang membuat keuntungan normal), harga akan naik hingga sama dengan tujuh.

3. Perusahaan Menderita Kerugian Sebesar Biaya TetapGambar 5.7 menunjukkan bahwa bila harga sama dengan 5, produsen

rugi sebesar 240. Namun, pendapatan perusahaan 400, masih melebihi biaya variabelnya, 320. Jadi, masih sisa sebesar 80 untuk mengurangi kerugian dari biaya tetap. Apabila harga turun hingga sama dengan 3, pendapatan hanya cukup untuk membayar biaya variabel, lihat Gambar 5.8. Kompensasi untuk biaya tetap tidak ada. Kondisi ini sama dengan bila perusahaan berhenti beroperasi. Apabila perusahaan berhenti beroperasi, perusahaan rugi sebesar biaya tetap. Jadi, pada saat harga sama dengan 3, perusahaan indifferent terhadap pilihan beroperasi atau tutup (shut down). Namun, apabila harga kurang dari 3, pendapatan perusahaan tidak cukup untuk membayar biaya variabel, apalagi untuk membayar biaya tetap. Apabila harga lebih kecil dari 3, perusahaan memilih untuk berhenti beroperasi. Harga sama dengan tiga disebut shut down point.

Page 10: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Gambar 5.8. Shut down point

Bisa rugi tapi terus beroperasi

Shut down point

Rugi dan berhenti beroperasi

6. KURVA PENAWARAN

Produsen akan memproduksi apabila harga di atas biaya rata-rata variabel. Ingat bahwa syarat untuk menentukan output optimal adalah biaya marjinal sama dengan pendapatan marjinal. Oleh karena itu, kurva penawaran (supply) perusahaan adalah kurva MC di atas AVC minimum. Gambar 5.9 menunjukkan kurva penawaran individual, yaitu bagian kurva MC yang tidak terputus-putus.

Gambar 5.9.Kurva penawaran individual

Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan kurva penawaran perusahaan individual. Gambar 5.10 menunjukkan penjumlahan kurva penawaran individual S1 dan S2 menjadi kurva penawaran pasar S. Tentu saja dalam sebuah pasar terdapat banyak produsen. Prinsip penjumlahan horisontal kurva penawaran individual menjadi kurva penawaran pasar tetap sama. (Cara penjumlahan ini sama dengan yang ada pada kasus kurva

Page 11: Inisiasi 4 Struktu Pasar

permintaan, lihat Modul 2). Perhatikan kemiringan kurva penawaran (supply) adalah positif. Pemahaman kurva diutamakan.

Gambar 5.10.Kurva Penawaran Pasar

7. KONDISI LONG RUN

Keuntungan di atas normal menstimulasi entries hingga super normal profit habis. Akhirnya, keuntungan perusahaan sama dengan nol. Keuntungan di bawah normal menstimulasi exits, persediaan produk menurun, harga naik, hingga akhirnya keuntungan perusahaan tidak negatif lagi atau nol. Jadi, harga yang terlalu tinggi dan terlalu rendah merupakan kondisi tidak stabil (tidak normal). Kondisi ini disebut kondisi short run.

Kondisi short run artinya masih ada faktor yang menggerakkan harga. Kondisi short run diindikasikan dengan adanya penyesuaian harga belum selesai. Keuntungan super normal dan sub-normal adalah faktor yang menggerakkan harga menuju ke kondisi long run. Jadi, kondisi long run didefinisikan bahwa tidak ada faktor yang menggerakkan harga lagi. Atau, long run terjadi apabila penyesuaian harga sudah selesai.

Dalam kondisi long run, keuntungan perusahaan sama dengan nol. Kondisi ini adalah kondisi stabil. Artinya, harga cenderung tidak berubah. Hal yang mempunyai kapital dan jasa tenaga kerja masing-masing dibayar sesuai dengan opportunity costs-nya. Setelah itu, tidak ada yang tersisa, keuntungannya nol. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa evaluasi keuntungan adalah keuntungan ekonomi, bukan keuntungan akuntansi.

Page 12: Inisiasi 4 Struktu Pasar

A seorang tukang sayur belanja sayur sebanyak 100 ribu rupiah pada pagi hari. Sorenya A pulang membawa uang 200 ribu rupiah. Keuntungan A bukan 100 ribu rupiah! Apabila opportunity costs A adalah 100 ribu rupiah, keuntungan A adalah nol. Oportunity costs A adalah gaji A yang tertinggi dan yang mungkin bila A tidak berbisnis sayur. (Jangan lupa membayar diri sendiri.)

8. KOMENTAR TENTANG KONSEP LONG RUN

Konsep long run dan short run dalam ilmu ekonomi amat penting dan bersifat universal. Apabila masih ada faktor yang belum selesai bergerak (melakukan penyesuaian) disebut kondisi short run. Sebaliknya, apabila masih ada faktor yang belum selesai melakukan penyesuaian disebut kondisi long run. (Integrasikan pemahaman konsep short run dan long run pasar dengan yang ada di teori produksi dan teori konsumsi).

Teori ekonomi menggambarkan kondisi long run. Dalam kondisi long run, tidak ada faktor yang belum menyelesaikan penyesuaiannya. Dalam realita kondisi long run tidak atau belum terjadi. Fenomena munculnya banyak cafe setelah krisis perekonomian adalah fenomena entries dalam industri cafe. Fenomena ini adalah kondisi ini short run. Pada saat itu, industri cafe menjanjikan super normal profit. Teori ekonomi menunjukkan bahwa kondisi short run pasti menuju kondisi long run. Super normal profit menarik entries yang dengan segera “melahap” habis super normal profit tersebut. Setelah super normal profit habis (nol), entries berhenti, kondisi long run terjadi. Misalkan, tiba-tiba pemerintah menaikkan pajak makanan di cafe menjadi 50%. Shock ini membuat kondisi short run lagi. Beberapa cafe akan tutup (exit).

Sekali lagi. konsep long run dan short run amat penting dalam pemahaman teori ekonomi, namun konsep ini biasanya kurang mendapat perhatian.

Teori ekonomi menunjukkan bahwa kondisi short run pasti menuju kondisi long run di mana terlihat bahwa struktur pasar yang mengasumsikan struktur biaya yang standar dan produsen berproduksi pada pertimbangan. Struktur biaya pada kondisi permintaan dan penawaran dengan mengoptimalkan keuntungan konsep MC dan MR sehingga keuntungan normal maupun kerugian dari sejumlah biaya

Page 13: Inisiasi 4 Struktu Pasar

termasuk biaya tetap akan dapat dianalisa bentuk pasarnya yang bersaing secara sempurna atau tidak .

Konsep long run dan short run yang terdapat pada ilmu ekonomi penting dan bersifat universal. Sedangkan bila masih terdapat faktor yang belum selesai melakukan penyesuaiannya (kondisi short run). Sebaliknya, apabila masih ada faktor yang belum selesai melakukan penyesuaian dan akan melakukan pengintegrasian untuk pemahaman konsep short run dan long run, pasar ini disebut kondisi long run. Pada teori produksi dan teori konsumsi terdapat keuntungan di atas normal yang segera menstimulasi entries hingga super normal profits. Akhirnya, hingga keuntungan perusahaan mencapai atau sama dengan nol, sedangkan keuntungan yang berada di bawah normal perusahaan menstimulasi keluar dari arena (exits).

Page 14: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Pasar Bersaing tidak SempurnaAnalisis keuntungan sebuah perusahaan di pasar bersaing sempurna. Kurva penawaran perusahaan individual adalah kurva biaya marjinal di atas biaya variabel minimum. Kurva penawaran pasar adalah penjumlahan horizontal dari semua kurva penawaran perusahaan individual yang ada di pasar. Struktur pasar bersaing tidak sempurna bisa berbentuk pasar monopoli, oligopoli atau monopolistik competition. 3 bentuk pasar ADA kesamaan, yaitu bahwa produsen di ketiga pasar tersebut menghadapi kurva permintaan dengan kemiringan negatif, tidak horizontal seperti yang dihadapi perusahaan dalam struktur pasar bersaing sempurna. Namun, ketiga kurva permintaan pasar bersaing tidak sempurna mempunyai tingkat kemiringan yang berbeda. Gambar 5.2 menunjukkan kemiringan kurva permintaan pasar monopoli, oligopoli, dan monopolistic competition. mempunyai kemiringan negatif 1. PERUSAHAAN MONOPOLI MENIKMATI KEUNTUNGAN DI

ATAS NORMALDiasumsikan bahwa perusahaan monopoli mempunyai struktur biaya

standar, seperti Gambar 5.1. Perusahaan menghadapi kurva permintaan dengan kemiringan negatif. Ingat bahwa kurva MR berada di bawah D dan lebih miring, lihat Gambar 5.4. Gambar 5.11 menggambarkan produsen mempunyai struktur biaya standar menghadapi kurva permintaan D. (Gambar 5.11 ini mewakili analisis keuntungan sebuah perusahaan dalam struktur pasar monopoli, oligopoli atau monopolistic competition).

Gambar 5.11.

Page 15: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Perusahaan Menikmati Keuntungan di Atas Normal

Produsen memaksimumkan keuntungannya dengan memenuhi kondisi MC = MR. Kondisi optimal ini mengharuskan produsen untuk memproduksi 100 produk. Dengan memproduksi 100 produk, kurva permintaan menunjukkan bahwa harga produk sama dengan 10. Biaya produksi rata-rata 100 produk adalah 8. Jadi, keuntungan produsen adalah 200 (2 × 100).

Perusahaan menikmati keuntungan di atas normal sebesar 200. Apabila perusahaan tersebut adalah perusahaan monopoli, perusahaan bisa mempertahankan keuntungan di atas normalnya asalkan perusahaan bisa mempertahankan entry barrier-nya. Apabila tidak, pendatang baru masuk dan struktur pasarnya menjadi oligopoli.

2. MONOPOLI UNTUNG NORMAL

Bisakah monopoli hanya mendapatkan keuntungan normal atau keuntungan di bawah normal? Tentu saja bisa. Setiap perusahaan yang tidak efisien bisa mengalami kerugian. Monopoli yang tidak efisien bisa rugi. Kita sering mendengar perusahaan negara yang memonopoli produk tertentu menderita kerugian. Kerugian menunjukkan inefisiensi. Inefisiensi muncul dalam bentuk ongkos rata-rata (AC) yang tinggi.

Gambar 5.12 memberi ilustrasi bahwa perusahaan dalam struktur pasar bersaing tidak sempurna, misalnya monopoli, untung normal.

Page 16: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Gambar 5.12.Perusahaan Untung Normal

Apabila kurva biaya rata-rata naik maka perusahaan akan rugi (geser AC ke atas). Bahkan apabila biaya rata-rata naik secara signifikan (monopoli amat tidak efisien), perusahaan monopoli bisa gulung tikar.

1. OligopoliDalam struktur pasar oligopoli ada beberapa produsen. Beberapa yang

paling mudah adalah dua. Oleh karena itu, fokus analisis pasar oligopoli adalah duopoli. Analisis duopoli ini mewakili analisis oligopoli.

Dalam struktur pasar bersaing sempurna dan monopoli, perusahaan hanya “bermain” dengan kurva permintaannya. Dalam struktur pasar oligopoli, perusahaan mengambil keputusan dengan memperhitungkan perkiraan reaksi kompetitornya. Oleh karena itu, analisis oligopoli banyak menggunakan konsep game theory. Game theory memfasilitasi pola interaksi antara sedikit pelaku ekonomi.

Salah satu analisis pasar oligopoli adalah dengan mengasumsikan perusahaan dalam oligopoli menghadapi kurva permintaan patah (kinked demand curve). Di pasar ada dua produsen, A dan B. Apabila A menaikkan harga produknya B tidak akan mengikuti strategi A. Dengan demikian, B bisa menjual lebih banyak. Akibatnya, apabila A menaikkan harga, penjualan A akan turun besar. Jadi, apabila A menaikkan harga, A menghadapi kurva permintaan yang elastis. Dengan menaikkan harga sedikit, penjualan A turun relatif banyak. Namun, apabila A menurunkan harga, B juga ikut menurunkan harga supaya A tidak kehilangan penjualan. Akibatnya, apabila A menurunkan harga, penjualan A akan naik tapi tidak banyak karena B juga ikut menurunkan harga. Jadi, apabila A menurunkan harga, A menghadapi kurva permintaan yang tidak elastis. Gambar 5.13 mengilustrasikan produsen dalam struktur pasar oligopoli menghadapi kurva permintaan patah.

Model kinked demand curve mengasumsikan bahwa untuk kenaikan harga, produsen menghadapi kurva permintaan yang elastis; untuk penurunan harga, produsen menghadapi kurva permintaan tidak elastis.

Page 17: Inisiasi 4 Struktu Pasar

D1 : Kurva permintaan elastisD2 : Kurva permintaan tidak elastisMR1 : Marginal revenue dari D1MR2 : Marginal revenue dari D2

Gambar 5.13. Kinked Demand Curve

Apabila A akan menurunkan harga A menghadapi kurva permintaan yang tidak elastis. Akibatnya, A tidak mempunyai insentif untuk menurunkan harga. Apabila A akan menaikkan harga, A menghadapi kurva permintaan elastis. Akibatnya, A enggan untuk menaikkan harga. A cenderung untuk tidak menaikkan atau menurunkan harga produknya. Apabila A menaikkan harga, A akan kehilangan banyak pembeli. Apabila A menurunkan harga, A tidak menikmati peningkatan penjualan. Oleh karena itu, A cenderung untuk tidak mengubah harga.

Secara umum, produsen dalam struktur pasar oligopoli enggan mengubah harga produknya. Model kinked demand curve menunjukkan bahwa dalam pasar oligopoli, harga produk cenderung stabil. Gambar 5.13 menunjukkan bahwa asalkan biaya marjinal masih berada pada kisaran AB, produsen tidak akan mengubah harga produknya. Harga tetap 8. Namun, apabila biaya produksi naik secara signifikan seperti yang digambarkan dengan MC3, produsen akan menaikkan harga dari 8 ke 9.

Skenario kinked demand curve menunjukkan bahwa produsen dalam struktur pasar oligopoli tidak melakukan kolusi (non-cooperative). A dan B bisa melakukan kolusi dan bertindak seperti monopoli. Contoh klasik dari kolusi adalah kartel.

Misalkan ada 2 produsen, yaitu A dan B yang memproduksi barang yang identik melakukan kolusi sehingga keduanya menjadi monopoli atau sebuah

Page 18: Inisiasi 4 Struktu Pasar

kartel. Tujuan kartel tersebut adalah memaksimumkan keuntungan bersama, yaitu dengan menaikkan harga produknya. (Tentu saja kurva permintaan produk kartel inelastis sehingga kenaikan harga tidak mengurangi permintaan secara signifikan.)

Kartel menaikkan harga dengan mengurangi jumlah output di pasar. Untuk itu, kartel menentukan sejumlah kuota tertentu untuk A dan B. Dengan demikian, jumlah output di pasar bisa dikendalikan, begitu juga dengan harga.

Setelah kartel berhasil menaikkan harga, masing-masing produsen mempunyai insentif untuk melakukan cheating (melanggar kesepakatan) untuk meraup keuntungan yang lebih banyak lagi, yaitu A dan B secara diam-diam menambah produksinya. Akibatnya, A dan B memproduksi lebih dari kuota yang disepakati sebelumnya. Supply produk di pasar meningkat, harga turun. Kartel (kesepakatan) bubar.

Cerita ini menunjukkan bahwa dalam kartel ada faktor yang membuat kartel untuk tidak bertahan (tidak sustainable), yaitu keinginan A dan B untuk meningkatkan keuntungannya sendiri masing-masing dengan cheating. (Perhatikan bahwa cheating adalah perilaku rasional, lihat kembali konsep rasionalitas pada konsumen (Modul 2) dan produsen (Modul 3).

2. Solusi Cooperative dan Non-Cooperative dari OligopoliKartel merupakan bentuk pola interaksi cooperative dari dua (beberapa)

pelaku ekonomi. A dan B membuat kesepakatan bersama. Bila keduanya cheating, A dan B gagal menaikkan harga produknya secara bersama-sama. Harga yang terjadi akan lebih rendah dibanding harga awal sebelum pembentukan kartel.

Skenario kinked demand curve merupakan pola interaksi non-cooperative dari dua (beberapa) pelaku ekonomi. Solusi non-cooperative (persaingan) lebih natural dan bisa lebih sustainable.

Bagi A atau B, solusi terbaik pertama (first best) adalah bila A atau B berhasil melakukan cheating dalam skenario kartel. Solusi terbaik kedua (second best) bagi mereka adalah A dan B memegang komitmen (commitment) untuk tidak melakukan cheating, kartel sukses. Solusi terjelek adalah bila A dan B melakukan cheating. Perhatikan bahwa kemungkinan besar, A dan B akan jatuh ke solusi terjelek.

Bagi produsen dan konsumen secara keseluruhan, solusi terbaik yang sustainable adalah solusi non-cooperative. Skenario non-cooperative atau

Page 19: Inisiasi 4 Struktu Pasar

persaingan ini bisa menjurus pada perang harga (price war). Perang harga akan berhenti bila A dan B sudah tidak bisa menanggung kerugiannya. Dalam skenario ekstrim, perang harga bisa membuat A atau B ke luar dari industri. Namun, struktur biaya A dan B yang berada dalam satu industri tentu saja relatif sama. Apabila harga turun jauh menuju AVC perusahaan A, hal yang sama juga terjadi pada perusahaan B.

3. STRUKTUR PASAR MONOPOLISTIC COMPETITION

Pembahasan struktur pasar sebelumnya mengasumsikan bahwa produk bersifat homogen (identik). Dalam struktur pasar monopolistic competition, masing-masing produsen memproduksi produk yang saling mirip, namun tidak identik. Masing-masing produsen berkompetisi dengan menonjolkan karakteristik produknya. Orang mengenal produk Benetton karena warnanya yang khas. Kekhasan warna Benetton membuat sebagian konsumen menjadi loyal. Akan tetapi, Benetton mempunyai kompetitor, misalnya Esprit yang lebih menonjolkan model dibanding warna. Meskipun sebagian konsumen suka Benetton, namun apabila harganya naik, pelanggannya akan berpotensi melakukan substitusi ke Esprit. Tentu saja banyak substitusi Benetton selain Esprit. Oleh karena itu, differentiated product relatif cukup elastis.1

Secara grafik, kurva permintaan yang dihadapi produsen di pasar monopolistic competition lebih landai dibanding kurva permintaan yang dihadapi perusahaan di struktur pasar oligopoli, apalagi monopoli. Kemiringan kurva permintaan yang dihadapi produsen mencerminkan market power-nya. Semakin banyak substitusi produk, semakin kecil market power produsennya, semakin tidak miring kurva permintaan yang dihadapi produsen tersebut, dan semakin elastis produknya. Crest (odol) mempunyai elastisitas -7. Sebagai kelompok, cola dan kopi mempunyai elastisitas antara -5 hingga -9.2

Perilaku sebuah perusahaan di struktur pasar monopolistic competition bisa diilustrasikan seperti pada Gambar 5.11 dan 5.13. Perbedaannya hanya pada derajat kemiringan kurva permintaannya. Produsen dalam struktur pasar

1 Menurut Lancaser (1966), barang adalah bungkus satu set karakteristik, seperti kualitas, lokasi, waktu, ketersediaan, informasi tentang keberadaan barang, kualitas barang dan lain-lain. Konsumen mempunyai kesukaan terhadap karakteristik-karakteristik tersebut. Lebih jauh, Lancaster mengasumsikan bahwa konsumen hanya memperhitungkan karakteristik-karakteristik yang dibungkus oleh suatu barang.2 Angka-angka elastisitas ini diambil dari Carlton dan Perloff (1994).

Page 20: Inisiasi 4 Struktu Pasar

monopolistic competition mempunyai kemiringan yang lebih landai dibanding dengan yang dihadapi perusahaan yang ada di struktur pasar oligopoli dan monopoli, lihat Gambar 5.2.

Mengapa differentiated products muncul? Produk muncul karena diminta konsumen. Pelaku ekonomi lebih suka variasi (konveks, lihat Modul 2). Mereka lebih suka makan satu tempe dan satu tahu dibanding dengan dua tahu atau dua tempe. Mereka biasanya lebih memilih satu baju putih dan satu baju hitam dibanding dengan dua baju putih atau dua baju hitam. Oleh karena itu, differentiated products muncul.

Dalam struktur pasar oligopoli, masing-masing produsen juga sering kali diasumsikan memproduksi differentiated product. Kemudian, apa perbedaannya dengan struktur pasar monopolistic competition? Struktur pasar oligopoli mempunyai entry barriers yang lebih tinggi dibanding monopolistic competition. Oleh karena itu, jumlah produsen di oligopoli lebih sedikit dibanding monopolistic competition. Kijang, Kuda, Nontera, dan Taruna adalah differentiated products. Namun, entry barriers di industri mobil tentu saja lebih tinggi dibanding di industri. Struktur pasar mobil lebih cocok dikategorikan sebagai oligopoli. Sedangkan, struktur pasar bakmi adalah monopolistic competition.

Relatif kecilnya entry barriers (dan exits) di struktur pasar monopolistic competition mempunyai implikasi bahwa kondisi long runnya lebih cepat tercapai dibanding dengan oligopoli. Keuntungan super normal akan dieliminasi dengan relatif cepat oleh kompetisi, misalnya dengan munculnya lebih banyak lagi differentiated products. Hal ini mengakibatkan kurva permintaan yang dihadapi produsen bergeser turun. Keuntungan akan menuju ke tingkat normal, lihat Gambar 5.13.

4. ECONOMIES OF SCALE DI STRUKTUR PASAR MONOPLISTIC COMPETITIONJika diasumsikan economies of scale dalam struktur pasar monopolistic

competition, apa yang terjadi? Dengan asumsi economies of scale, produsen selain bersaing dalam karakteristik produk, mereka juga akan bersaing dalam merealisasikan economies of scale-nya. Dengan demikian, produsen dengan derajat economies of scale tertinggi akan mampu menekan harga sehingga pangsa pasarnya semakin membesar. Dalam skenario ini first mover membentuk entry barrier yang relatif tinggi sehingga produsen lain tidak mampu masuk ke pasar produk spesifik tersebut. Akibatnya, produsen lain

Page 21: Inisiasi 4 Struktu Pasar

harus memproduksi produk lainnya yang mempunyai karakteristik yang berbeda (differentiated product).

Dengan skenario adanya economies of scale di struktur pasar monopolistic competition, dalam suatu perekonomian (negara) seorang produsen cenderung akan memproduksi hanya satu jenis differentiated product. Produsen akan memproduksi differentiated product jika economies of scale bisa terealisasi. Tentu saja karakteristik tersebut harus diminta oleh pasar. Barangkali permintaan Gudeg Jogja masih terbatas pada permintaan lokal.

Implikasinya, masing-masing perekonomian (negara) akan memproduksi sejumlah differentiated products yang awalnya muncul karena permintaan domestik dan berhasil merealisasikan faktor economies of scale. Jika karakteristik produk tersebut diminta oleh konsumen negara lain maka economies of scale lebih bisa terealisasi lagi. Perdagangan internasional untuk produk-produk yang terdiferensiasi ini disebut intra industry trade. Jepang mengekspor Kenzo ke Amerika, Amerika mengekspor Arrow ke Jepang.

Intra-industry trade terjadi karena dua alasan. Pertama, perusahaan-perusahaan dalam suatu negara bisa memanfaatkan masing-masing economies of scale mereka. Akibatnya perusahaan akan memproduksi lebih sedikit macam barang dibanding kemungkinan jumlah differentiated products tersebut. Kedua, konsumen lebih suka mengonsumsi produk-produk yang bervariasi atau permintaan konsumen akan produk adalah beragam.3

Perdagangan internasional mempunyai fungsi penting, yaitu memungkinkan suatu negara memproduksi komoditas yang kurang beragam sehingga dapat merealisasikan keuntungan economies of scalenya dari komoditas-komoditas tersebut, namun tidak mengorbankan keragaman konsumsi. Dalam hal ini, economies of scale membatasi jumlah barang yang diproduksi negara. Kondisi ini mendorong suatu negara untuk melakukan perdagangan dengan negara lain.

Dalam intra-industry trade (perdagangan dalam satu industri), economies of scale merupakan pemicu perdagangan internasional, bukan keunggulan komparatif (comparative advantage). Permintaan terhadap produk yang terdiferensiasi akan tetap ada karena asumsi bahwa konsumen lebih suka variasi dalam konsumsinya atau banyak konsumen dengan

3 Meskipun konsumen secara individu tidak suka keragaman produk, tetapi karena jumlah konsumen banyak maka secara agregat permintaan produk akan beragam.

Page 22: Inisiasi 4 Struktu Pasar

kesukaan yang berbeda. Pola perdagangan intra (antar) industri tidak bisa diperkirakan. Hal yang bisa diketahui adalah bahwa masing-masing negara akan memproduksi differentiated products. Namun, kita bisa berhipotesis bahwa volume perdagangan intra industry bergantung pada kesamaan suatu negara, semakin besar kesamaan suatu negara, semakin besar volume perdagangan intraindustry-nya. Argumen ini merupakan teori perdagangan internasional yang baru, lihat Krugman dan Obstfeld 2000).

5. EFISIENSI PRODUKSIDengan struktur ongkos yang sama (AC sama), perusahaan yang berada

dalam struktur pasar bersaing sempurna akan memproduksi output lebih banyak dibanding apabila perusahaan tersebut berada salam struktur pasar yang bersaing tidak sempurna. Produsen dalam struktur pasar bersaing sempurna berproduksi dalam kapasitas penuh. Oleh karena produsen memproduksi lebih banyak output, pasar bersaing sempurna menghasilkan harga yang lebih rendah dibanding struktur pasar yang bersaing tidak sempurna.

Dalam struktur pasar bersaing tidak sempurna, pasar monopolistic competition akan menghasilkan output yang lebih besar dibanding pasar oligopoli dan monopoli. Semakin besar tingkat persaingan, semakin landai kurva permintaan, semakin banyak output yang dihasilkan. Gambar 5.14 mengilustrasikan efisiensi struktur pasar. Perbandingan dalam kondisi long run. Pasar bersaing sempurna (dicerminkan dengan kurva permintaan Dc) menghasilkan output 100. Sedangkan pasar bersaing tidak sempurna (dicerminkan dengan kurva permintaan Dnc) menghasilkan output yang lebih sedikit, yaitu 80.

Semakin miring (inelastis) kurva permintaan pasar, semakin sedikit output yang dihasilkan perusahaan dalam struktur pasar tersebut.

Page 23: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Gambar 5.14.Efisiensi Struktur Pasar

Kurva Struktur pasar monopoli mempunyai kurva permintaan yang paling tidak elastis (paling miring). Oleh karena itu, struktur pasar monopoli menghasilkan output yang paling sedikit di antara struktur pasar lainnya.

Dibanding dengan struktur pasar bersaing sempurna, struktur pasar monopolistic competition menghasilkan output yang lebih sedikit. Namun, pengurangan output tersebut mendapatkan kompensasi dalam bentuk ketersediaan produk yang beragam.

6. CONTESTABLE MARKETS4

Contestable markets adalah struktur pasar di mana entry and exit barriers dalam suatu industri adalah rendah Dalam asumsi aslinya, contestable market mengasumsikan bahwa entry dan exit adalah costless. Atau, contestable markets mengasumsikan bahwa perusahaan mempunyai kapital yang bersifat footloose. Artinya, perusahaan bisa melakukan entry atau exit dengan sangat mudah atau murah. Perusahaan baru akan masuk dalam industri bila menghasilkan keuntungan diatas normal dan ini akan mengundang perusahaan lainnya untuk masuk kedalam industri. Dengan bertambahnya perusahaan dalam industri maka harga akan turun sehingga keuntungan menjadi normal. Apabila perusahaan merasa tidak lagi menguntungkan untuk tetap dalam industri maka dengan mudah akan keluar.

Ciri-ciri contestable market adalah Perilaku perusahaan dipengaruhi oleh ancaman munculnya perusahaan

baru kedalam industri.

4 Pionir contestable markets adalah Baumol, Panzar dan Willig (1982).

Page 24: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Tidak ada hambatan masuk dan keluar dari industri.Tidak ada sunk cost.Perusahaan mungkin membuat hambatan buatan untuk mengurangi

perusahaan baru masuk kedalam industri.

Contoh klasik adalah pengusaha jasa pengumpul sampah. Jika produsen jasa pengumpul sampah tidak efisien maka new entry yang lebih efisien akan menggantikannya. Pasar bersaing sempurna dan monopolistic competition adalah struktur. Perhatikan bahwa secara natural bahwa perusahaan yang muncul dan menggantikan yang exit adalah perusahaan yang lebih efisien.

Konsep contestable kemudian diinterpretasikan sebagai kompetitor bisa masuk atau ada potential entries. Apabila pasarnya contestable, monopoli mempunyai kompetitor yang secara terus-menerus mengawasi. Kompetitor akan masuk dalam industri tersebut bila entry barrier yang dibangun monopoli menurun. “Ancaman” dari kompetitor yang belum muncul ini memacu monopoli untuk tetap meninggikan entry barrier-nya. Contoh klasiknya adalah Microsoft yang secara kontinu tetap mengembangkan produknya. Apabila Microsoft lengah, barangkali nasib Microsoft Words akan mirip seperti Word Star.

Perusahaan dalam industri dengan struktur contestable markets dapat membuat hambatan buatan untuk mengurangi minat perusahaan baru masuk kedalam indutri. Beberapa hambatan buatan yang dapat dilakukan adalah:

Kapasitas berlebih. Perusahaan dalam industri membanjiri pasar dengan produknya sehingga harga produk turun. Ini akan mengurangi ancaman masuknya perusahaan baru.

Pemasaran dan branding secara agresif. Perusahaan berusaha mengikat pasarnya untuk meningkatkan monopoly power.

Mencari cara untuk mengurangi biaya untuk meningkatkan efisiensi sehingga daya saing tetap tinggi.

Contoh lain contestablemarket adalah industri penerbangan domestik. Pada awalnya Garuda memiliki monopoly power yang cukup besar sehingga mampu menentukan harga produk yang tinggi. Tentu saja ini menarik keinginan perusahaan baru untuk masuk industri penerbangan. Setelah ijin perusahaan baru dibuka oleh pemerintah maka banyak perusahaan penerbangan baru masuk ke industri. Umumnya perusahaan penerbangan yang baru menyewa pesawat untuk memproduksi jasanya. Semakin banyak perusahaan penerbangan maka tarif penerbangan juga semakin murah.

Page 25: Inisiasi 4 Struktu Pasar

Masing-masing perusahaan akan selalu berusaha mencari berbagai cara baru untuk mengurangi biaya untuk meningkatkan efisiensi. Persahaan yang tidak efisien akhirnya keluar dari industri.

Pada dasarnya semua bentuk pasar dapat efisien. Asal struktur pasar tersebut contestable. Sekali lagi persaingan menjadi faktor penting yang mendorongt perusahaan menjadi efisien.