impetigo
TRANSCRIPT
Refleksi Kasus
IMPETIGOOleh :
Aries Rahman Hakim, S.Ked082011101017
Pembimbing :Prof. dr. Bambang Suhariyanto, Sp.KK (K)
SMF KULIT DAN KELAMIN RSD dr. SOEBANDIFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER2012
• Kulit adalah organ tubuh yang paling luar
• Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% dari
berat badan
• Bakteri, bersama-sama dengan jamur dan virus, dapat
menyebabkan banyak penyakit kulit. Infeksi bakteri pada kulit yang
paling sering adalah pioderma
• Infeksi pada kulit oleh bakteri piogenik biasanya berasal dari luar
tubuh. Bakteri yang menyerang epidermis dapat menyebabkan
impetigo.
Bab I. Pendahuluan
Definisi
• Impetigo merupakan penyakit kulit akibat infeksi oleh bakteri
• Bakteri penyebab yang terutama: Streptococcus pyogenes (Streptococcus beta hemolyticus grup A atau GABHS) dan/ atau Staphylococcus aureus.
Epidemiologi
• Lebih sering terjadi pada anak (khususnya pada
umur 2-4th) dapat juga terjadi pada orang dewasa.
Bukan merupakan penyakit yang berbahaya namun
mudah menular.
• Laki-laki = perempuan
Klasifikasi
Terdapat 2 macam impetigo:
• Impetigo bullosa
• Impetigo krustosa
Sinonim :
• Impetigo krustosa = impetigo kontagiosa, impetigo
vulgaris, impetigo Tillbury Fox, dan cacar api
• Impetigo bulosa = impetigo vesiko-bulosa dan cacar
monyet
Impetigo Krustosa
• Merupakan penyakit infeksi piogenik kulit superfisial
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan/
atau Streptococcus group A beta-hemolitikus
(GABHS), dan digambarkan dengan perubahan
vesikel berdinding tipis, diskret, menjadi pustul dan
ruptur serta mengering membentuk krusta honey-
colored dengan tepi yang mudah dilepaskan.
Faktor predisposisi
• Cuaca yang panas
• Higiene buruk / kontak secara erat
• Seseorang dengan trauma pada kulit yang merusak barier
kulit (e.g eczema, scabies, fungal skin infect, insect bite)
• Hewan peliharaan
• Diabetes Mellitus
• Immunocompromised (seperti HIV)
PatofisiologiInfeksi
(streptococcus)
Toksin
Epidermolisis
Turun ke lapisan di bawahnya
Desmosom
Sampai ke dermis
Antar sel tidak terikat Kemotaktil inflamasi
Tanda- tanda inflamasi Termasuk oedema &
rubor
Mikrolesi
Reseptor exfoliatin
Binding reseptor
Vesikel subcorneal
Bulla
Krusta
Predileksi
• Sering pada wajah, biasanya di sudut
mulut, hidung, dan belakang telinga
• Ekstrimitas dan badan
Diagnosa
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang:
- pengecatan gram
- kultur kuman
Status dermatologi :
• Vesikula/bula berdinding tipis diatas kulit yang
eritema yang cepat memecah, sehingga vesikula /
bulanya jarang terlihat.
• Khas berupa krusta berdinding tipis berwarna kuning
kecoklatan/ keemasan, seperti madu (honey
colored). Bila krusta dilepas tampak erosi di
bawahnya.
Diagnosis differensial
• Varicella• Impetigo bulosa• Dermatitis• Herpes• Pemphigus bulosa
Komplikasi
• Glomerulonephritis• Sepsis
Penatalaksanaan
• Pengobatan topikal
- krim antibiotik
- drainage : bula dan pustule dgn ditusuk
jarum steril
- kompres larutan sodium kloride 0,9%
Pengobatan sistemik
• diberikan pada kasus2 berat, lama pengobatan
paling sedikit 7-10 hari
• gol. Penisilin: kloksasilin, dikloksasilin,
eritromisin, klindamisin
Edukasi
• Menjaga kebersihan
Refleksi Kasus
• Nama : An. Z
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 13 bulan
• Alamat : Rambipuji
• Tanggal pemeriksaan : 25 Mei2012
Keluhan Utama
Timbul bintil bintil yg mengeluarkan cairan.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Ibu pasien mengeluhkan pasien terdapat luka di kaki kanan dengan bentuk luka berisi cairan 2
minggu yll. Pasien terlihat rewel dengan mengeluhkan gatal dan tampak sering menggaruk luka
tersebut. Luka diawali dgn timbulnya bintik2 kecil berwarna kemerahan yg semakin meluas
kemudian pecah dan mengeluarkan cairan setelah digaruk yg kemudian mengering dan
mengkilap berwarna kekuningan.
• Luka awalnya berisi cairan warna bening kemudian berubah menjadi agak keruh, hanya
terdapat 1 buah dan mudah pecah. Ibu pasien memberinya pengobatan dengan salep hitam
produk China kemudian luka mengering tetapi 1 minggu kemudian timbul di tempat lain yaitu di
lengan kanan dan kiri. Ibu pasien mengira pasien menderita varicella kemudian diberikan salep
Acyclovir tetapi tidak ada perubahan kemudian pasien dibawa berobat ke Poli Kulit dan Kelamin
RSD dr.Soebandi. Tidak terdapat keluhan demam, tidak pilek, nafsu makan baik dengan 3 kali
makan (habis), tidak rewel saat BAK, BAK dan BAB normal.
• Riwayat penyakit dahulu:pasien belum pernah sakit sebelumnya
• Riwayat penyakit keluarga : disangkal
• Riwayat pengobatan : pemberian salep hitam produk China dan salep acyclovir
• Riwayat alergi : disangkal
• Status generalis : dalam batas normal
• Status dermatologis:
Lesi di regio femoris anterio dex dengan eflo makula
hipopimentasi (lesi pertama)
Pada regio brachii posterior dex et sin didapatkan krusta
yang mengkilap berwarna kecoklatan dengan dasar makula
yang eritematous dan tampak juga masih ada vesikel kecil
yang belum pecah disekitarnya.
• Diagnosis kerja :- Impetigo krustosa
• Diagnosis banding :- varisela- dermatitis- pemfigus- herpes simpleks- impetigo bulosa
Penatalaksanaan
• Medika mentosa - topikal : asam fusidat
R/ Fuson cream tube No.IS u.e 2 dd I
• Non medika mentosa - higienitas
Prognosis
• Ad vitam : baik
• Ad fungsionam : baik
• Ad sanationam : baik
RESUMESeorang anak laki-laki berumur 13 bulan datang bersama ibunya ke RSD dr.Soebandi dengan keluhan utama timbul bintil-bintil berisi cairan di badannya sejak 2 minggu yll. Ibu pasien mengeluhkan pasien terdapat luka di kaki kanan dengan bentuk luka berisi cairan 2 minggu yll. Pasien terlihat rewel dengan mengeluhkan gatal dan tampak sering menggaruk luka tersebut.. Luka diawali dgn timbulnya bintik kecil berwarna kemerahan yg semakin meluas kemudian pecah dan mengeluarkan cairan setelah digaruk yg kemudian mengering dan mengkilap berwarna kekuningan. Luka awalnya berisi cairan warna bening kemudian berubah menjadi agak keruh, hanya terdapat 1 buah dan mudah pecah. Ibu pasien memberinya pengobatan dengan salep hitam produk China luka mengering tetapi 1 minggu kemudian timbul di tempat lain yaitu di lengan kanan dan kiri. Ibu pasien mengira pasien menderita varicella kemudian diberikan salep Acyclovir tetapi tidak ada perubahan kemudian pasien dibawa berobat ke Poli Kulit dan Kelamin RSD dr.Soebandi. Pasien tidak tampak demam, tidak pilek, nafsu makan baik dan BAK dan BAB normal. Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini. Tidak ada pihak keluarga yang menderita penyakit seperti pasien. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi.
Terima kasih