i•. a akya - pustaka ilmiah universitas...

3
I. a akya STEFANUS TIM Rising dan United di depan mulut Gua Nam Lot, Laos, sebelum melakukan eksplorasi. * DRAJAT RACHMAT SANTOSO G UA Khoun X-eterletak di Desa Non Phing, berjarak kurang lebih ioo km dari Kota Thakek, melewati Distrik Boulapha, dan beberapa desa lainnya. Masyarakat sekitar menyebut gua ini dengan nama Nam Lot. Nama ini berasal dari kata "Nam" yang berarti sungai dan "Lot" yang berarti lorong. Di kawasan karst Gua Khoun Xe terdapat terusan sungai bawah tanah dari Sungai Xi Bang Fai yang merupakan anak sungai dari Sungai Mekong yang melewati perbatasan antara negara Laos dan Vietnam. Masih dengan semangat SEA Games yang berhasil dipuncaki negara kita, tim yang melakukan eksplorasi gua ini dibagi dua yaitu tim United, dengan Dwi Margo Utomo sebagai team leader dan tim rising, dengan Dwi Jaya Siregar sebagai team leader. Kedua tim bahu-membahu dan bergantian melakukan eksplorasi di dalam gua serta dibantu tim dokumentasi dan film. Hijau dan jemih air Sungai Xe Bang Fai menyambut kedatangan tim ekspedisi. Pada hari pertama Rising dan United sudah harus men- dayung + 200 meter melawan arus sungai (up- stream) untuk sampai ke downstream entrance yang berbentuk kubah dengan ukuran raksasa. Gemuruh suarajeram terdengar jelas dari gua dengan debit air terbesar di dunia ini. Perahu- perahu kemudian di-portaging (mengangkat per- ahu) untuk melewatijeramyang.mereka beri na- ma sabaidee rapid ini. Sabaidee merupakan kata sapa masyarakat Lao. Sesuai dengan maknanya jeram ini yang akan menyapa setiap penelusur yang akan melakukan penelusuran ke gua ini. Setelah berhasil melewati mulut gua, perlahan pe- STALAGMIT raksasa yang dijuluki "stairway to heaven ". * Kliping Humas unpad 2012 , ................................................................................... _ ..... _.-

Upload: vomien

Post on 09-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

•I. a akya

STEFANUS

TIM Rising dan United di depan mulut GuaNam Lot, Laos, sebelum melakukan eksplorasi. *

DRAJAT RACHMAT SANTOSO

G UA Khoun X-eterletak di Desa NonPhing, berjarak kurang lebih ioo km dariKota Thakek, melewati Distrik Boulapha,

dan beberapa desa lainnya. Masyarakat sekitarmenyebut gua ini dengan nama Nam Lot. Namaini berasal dari kata "Nam" yang berarti sungaidan "Lot" yang berarti lorong. Di kawasan karstGua Khoun Xe terdapat terusan sungai bawahtanah dari Sungai Xi Bang Fai yang merupakananak sungai dari Sungai Mekong yang melewatiperbatasan antara negara Laos dan Vietnam.

Masih dengan semangat SEA Games yangberhasil dipuncaki negara kita, tim yangmelakukan eksplorasi gua ini dibagi dua yaitu timUnited, dengan Dwi Margo Utomo sebagai teamleader dan tim rising, dengan Dwi Jaya Siregarsebagai team leader. Kedua tim bahu-membahudan bergantian melakukan eksplorasi di dalamgua serta dibantu tim dokumentasi dan film.

Hijau dan jemih air Sungai Xe Bang Faimenyambut kedatangan tim ekspedisi. Pada haripertama Rising dan United sudah harus men-dayung + 200 meter melawan arus sungai (up-stream) untuk sampai ke downstream entranceyang berbentuk kubah dengan ukuran raksasa.Gemuruh suarajeram terdengar jelas dari guadengan debit air terbesar di dunia ini. Perahu-perahu kemudian di-portaging (mengangkat per-ahu) untuk melewatijeramyang.mereka beri na-ma sabaidee rapid ini. Sabaidee merupakan katasapa masyarakat Lao. Sesuai dengan maknanyajeram ini yang akan menyapa setiap penelusuryang akan melakukan penelusuran ke gua ini.Setelah berhasil melewati mulut gua, perlahan pe-STALAGMIT raksasa yang dijuluki "stairway to heaven ".*

Kliping Humas u n p a d 2012,

................................................................................... _ ..... _.-

rahu membawa mereka meninggalkan zona re-mang ke dalam zona gelap abadi. Tak terhitungbanyaknya kelelawar yang menggantung rapi diatap gua ini. Mulailah kehidupan dalam kegelapanyang akan dilalui selama beberapa hari ke depan!Sebuah stalagmit raksasa yang dijuluki stair-

way to heaven ditemukan padajarak 1,2 kilome-ter dari mulut gua. Pertemuan dengan ornamenini semakin memicu semangat tim untuk masuklebih jauh ke gua, menanti apa yang ditemui se-lanjutnya di sana. Ternyata pertemuan selanjut-nya adalah dengan jeram yang besar, gemuruhsuara jeram terdengar jelas. Untuk memudahkancheck point penelusuran, jeram yang besar mere-ka beri namajeram ini "Cibadag". Cibadag be-rasal dari bahasa Sunda yang artinya air yang be-sar. Teknik portaging dilakukan untuk menghin-dari jeram yang berbahaya ini. Proses ini sangatmenghabiskan banyak tenaga dan waktu, tetapisafety procedure adalah hal yang mutlak.Suara gemuruh jeram Cibadag semakin tidak

terdengar saat perjalanan dilanjutkan. Di sepan-jang lorong gua, tersaji pemandangan berupaaliran-aliran mineral karbonat. Mineral karbonatyang terbawa oleh aliran air dan mengendap padabagian suatu dinding gua, di sana dapat dilihatjlowstone raksasa dengan kilaunya. Beberapaditemuijlowstone raksasa ini menggantung hing-ga menyerupai kerudung atau kanopi (canopy).Berjarak 600 meter darijeram Cibadag, tepat

di bawahjlowstone, terdapat bongkah batu yangmerapat ke dinding gua dan membentuk sepertipulau. Mereka memberinya nama "PadjadjaranIsland". Perjalanan penelusuran dilanjutkan dankembali terdengar suara gemuruh jeram. Detakjantung setiap anggota tim ekspedisi kembaliberdebar dengan keras! Ini mirip game di manakita tak tahu apa yang akan dihadapi di depan.Ternyata terdapat suatu penyempitan aliran airyang menghasilkan jeram. .Berjarak 800 meter darijeram, mereka sampai

di titik Oxbow Area. Titik ini terbentuk dari datar-an yang berada di belokan lorong utama danbongkahan-bongkahan batu besar yang dibung-kus oleh mineral kalsit. Sebagian daerah titik inimerupakan tebing dengan kemiringan hingga600. Selain karena medan untuk mencapai pun-cak tebing ini sulit, ratusan tingkat dam alamiraksasa yang berbentuk seperti teras-teras padasawah dengan posisi melintang pada suatu aliranair (goursdam) mewajibkan penelusur berhati-hati dalam melangkah agar tidak merusak ben-tukan kekayaan ornamen gua ini yang telah ter-bentuk selama berjuta-juta tahun ini.Setelah melalui tebing terjal yang setingginya

200 meter tersebut, tim sampai di puncak.Seperti sampai di puncak suatu gunung, tiupanangin sangat terasa di sini. Pada puncak tebingini dapat ditemui giant gour pool (kolam gourberukuran raksasa) berkedalaman satu meter. Dipuncak ini juga terdapat beberapa batang bambudan kayu lainnya. Dapat diduga aliran air di guaini pernah meluap sampai ke titik ini dan ~I)gilligiant gour pool.Kembali lagi ke lorong utama, penelusuran

berlanjut ke lorong yang terbilang sempit akibatpenyempitan di Oxbow Area. Suasana yang he-ning dan tinggi atap gua yang semakin meninggi,--~--~--~=-~--~----~~--------

perjalanan sejauh 600 meter dari Oxbow Areamengantarkan tim sampai kepada lorong lurussepanjang 400 meter dengan atap lorong yangberketinggian 100meter, Cathedral Passage. Be-berapajlowstone dan lembaran-lembaran gor-dyn terdapat menghiasi dinding kanan-kirilorong ini. Lorong ini merupakan bagian loronggua dengan atap tertinggi, tiupan angin jugaterasa di lorong ini. Akhir Cathedral Passage di-tandai belokan ke arah kanan menuju mulut gua(upstream entrance).Sejauh 300 meter dari belokan, tim kembali

mendengar suara gemuruh jeram yang tidak ter-lalu besar. Tim menyebutjeram ini Black RodeoRapid. Jeramnya yang tidak terlalu besar meng-akibatkan orang yang berada di perahu sepertisedang menunggangi kuda rodeo ketika melewatijeram ini. Tidak begitu sulit melewati jeram ini.Penelusuran lorong gua yang debit airnya menca-pai ratusan meter kubik ini terus berlanjut de-ngan semakin kencangnya arus yang harus di-lawan oleh perahu-perahu. Tiupan angin yangterasa semakin nyata dan menandakan bahwatidak lama lagi akan sampai ke upstream en-trance. Betapa leganya!Lorong gua yang tadi gelap gulita perlahan

menjadi remang. Mereka mulai masuk ke zonaremang upstream entrance. Selain cahaya yangmulai masuk ke bagian lorong ini, suarajeramkembali terdengar keras di sini. Terlihat lorongsempit yang merupakan asal dari ratusan kubikair yang mengalir di lorong gua ini dan beberapalorong bawah air tempat keluarnya air. Dengandiamankan seuntai tali sepanjang 50 meter yangdiikatkan ke pelampungnya, tim United mulaimenakar risiko dengan berenang melawan arusdan berhasil mencapai upstream entrance. Sete-lah sampai di sana, dia melakukan pengambilandata titik koordinat. Sementara itu, tim Risingmendokumentasikan upstream entrance terse-but. Setelah mencapai upstream entrance, yangharus dilakukan tinggallah kembali menujudownstream entrance. Perjalanan menujudownstream entrance memerlukan waktu yang"lebih singkat karena pergerakan perahu dibantudengan arah bergeraknya arus air.Momen paling menegangkan dalam

penelusuran ini adalah kala melewati jeram de-ngan kegelapan abadi di sekelilingnya. Demi ke-selamatan, beberapajeram dihindari denganmelakukan portaging yang melelahkan, tetapibeberapa tetap dilalui dengan kewaspadaan ting-gi. Salah satu pengalaman yang memicu adrena-lin adalah kala perahu tim United menyangkut dijeram dan terjepit batu. Bila tersangkut di sungaibiasa tentu hal yang biasa saja, tetapi di dalamperut bumi menjadi lain sama sekali. Merekaharus bersusah payah mengeluarkan perahutersebut. Dibantu tim Rising yang segera me-respons, akhirnya perahu bisa keluar dari jeram.Pengalamanyang bukan main!·Ketika tim ekspe-disi meninggalkan base camp di Desa Non Ping,_seikatt:!li kalun putih !@dilJg~n1illruLdQa kese-lamatan tersemat saat upacara perpisahaD.. "Ke-nakan selama tiga hari ke depan. Semoga kesela-matan selalu bersama kalian." Itulah pesan ter-akhir dari Kepala Desa dan sesepuh Ban NonPing. (Dwi Jaya Siregar) ***

[(onservasi Kaumsan. KarstMEMASUKI

Provinsi Kham-mouanedari

wilayah Thailand, suasanakarst terasa mulai'kentara dinegara Laos. Untuk mema-suki wilayah Laos dari Thai-land kita harus menyeberangiSungai Mekong yang lebarmelaluifriendship bridge daripos imigrasi NakhonPhanom, Thailand menujuKota Thakhek. Berbeda de-ngan wilayah Thailand yangseperti rata, setelah menye- .berangi Sungai Mekong, bu-kit-bukit kapur terlihat mem-bentuk kontur yang khas dikawasan ini Laos. Bukit-bukititn akan mengingatkan padakawasan karst Padalarang disekitar Bandung yang dae-rahya juga berbukit -bukit.

Namun, berbeda dengankawasan karst Padalarangyang sudah karut-marnt de-ngan wajahnya dengan pe-nambangan, karst di kawasanThakhek terlihat masih asri.Bahkan, sepertinya pemerin-tah setempat lebih menggen-jot Provinsi Khammouane iniuntuk menyerap devisa de-ngan pariwisata. Kota kecil se-perti Thakek ini pun memilikihotel-hotel yang cukup besaruntuk menampung wisatawanyang terus berdatangan dariarah Vientiane. Wisatawanasing dari negara-negara Ba-rat yang menyukai wisatabackpacking cukup banyakdijumpai di kota keeil ini.

Tak terlalu jauh dari KotaThakhek, suasana asri ini da- .pat segera dinikmati yaitu di .daerah Mahoxay. Sebuah su-ngai yang cukup besar dandalam mengalir di antara duatebing kabur yang menjulan.Aliran sungai berwarnajemihkehijauan dengan tepi-tepi-nyaditumbuhipepohonanle-bat. Sesekali terdapat perahuwarga desa yang melintas un-tuk mencari ikan. Hutan yang

. alami ini seperti tak digangguoleh aktivitas manusia sehing-ga suasana alam yang pera-wan bisa dinikmati takjauhdari ibu kota Provinsi Kham-mouaneini.

Terminologi karst berasaldari bahasa Slav, krs (dibaca:

kras), untuk menggambarkandaerah perbukitan kapur yangpanas dan gersang. Istilah inidiperkenalkan peneliti padatahun 1850-an. Bagi wargaBandung tak sulit mengenalikawasan karst ini karena ting-gal menuju arah ke Cianjur,akan melewati daerahPadalarang yang kaya olehpebukitan batu gamping dankapur. Walaupun sebagian 'buki-bukit tersebut sudahtidak utuh karena ditambang,rhasih terdapat beberapa tem-pat yang masih utuh sepertiPasir Pabeasan dan Pawon.

Kawasan karst sebetulnyamempunyai daya dukunglingkungan yang rapuhmengingat karakteristiknya.Bila sudah rusak, akan sangatsulit dipulihkan seperti se-diakala karena rusaknyalingkungan biotik dan abiotikkarst tersebut. Bisa di-bayangkan bahwa untukmendapatkan lapisan tanahsetebal satu meter di sini,dibutuhkan waktu 250 hingga750 tahun lamanya. Maka,:bila terjadi erosi lapisan tanahdi kawasan karst betapa sulitmenggantikan kerusakanyang sudah terjadi.

Kerusakan kawasan karst diIndonesia oleh aktivitasmanusia sudah sejak lamadiberitakan antara lain daripenelitian Junghuhn tahun1850-an di Wonosari dan vander Pijl tahun 1933 diPadalarang. Ketika Junghuhn,

ahli botani J erman, pertamadatang ke kawasan Gunung

. Sewu awal abad ke-to, yang ialihat adalah bentangan hutan •yang lebat dan rimbun. Na-mun, pemerintah Hindia Be-landa memerintahkan pene-bangan hutan untuk membu-ka perkebunan kopi. Alhasil,penebangan hutan yang terusberlanjut di kawasan GunungSewu ini dalam waktu yangrelatif singkat kemudianmembuat kawasan hutanlebat menjadi daerah gersangdan tandus. Upaya penghi-jauan wilayah Gunung Sewukini masih terus dilakukan dimana beberapa tempat sudahdihijaukan kembali, tetapimasih jauh dari habitataslinya dahulu, Entah kapanbisa kembali seperti dahulu.

Ekosistem di permukaan(eksokarst) dan di bawahpermukaan (endokarst)merupakan proses dinamis dikawasan karst yang salingmemengarnhi satu lainnya.Mora dan fauna yang menem-patinya pun beraneka ragamdan tinggal di atas, di bawah, •bongkahan, celah, retakan,dan sebagainya. Karakteristikini menjadikan timbulnyahabitat endemi dari ekosistemsehingga di satu daerah dapatditemui satwa yang khas danunik. Hal ini karena ruanggerak mereka yang diatasilingkungan karst membuatterjadinya evolusi dan per-ubahan morfologi. Habitat

MAYA RARA TANDIRERUNG

KAWASAN karst (bukit kapur) di daerah Thakek; Laos.Pemerintah Laos mempertahankan keberadaan dan keasriankarst tersebut untuk menyerap devisa dengan pariwisata. *

endemi ini sangat rentan pa-da kerusakan lingkungan se-hingga bisa punah bila terjadikerusakan lingkung .

Selain di Thakhek, kawasankarst yang populer sebagaitempat tujuan wisata di Laosadalah Kota Vang Vieng yangterletak sebelah utara dariVientiane. Atraksi wisata yangditawarkan kota ini di sinijauh lebih ramai dibanding-kan dengan Thakhek. Banyakturis dari negara-negaraEropa melewatkan waktuliburannya di sini, didukungpula oleh banyaknya guesthouse dan hotel yang tersedia.

Potensi wisata yangditawarkan kepada turis lebihbanyak pada wisata alam disekitar Kota Vang Vieng yangdikelilingi pegunungan di ma-na banyak terdapat gua dantebing. Beragam travel agenmemiliki paket -paket wisatauntuk mengeksplorasi alamsekitar; bukit, tebing, gua, airterjun, dan sungai. Potensiekoturismeinisangatbesarsehingga pemerintah setem-pat terlihat nyaman dWlganmembiarkan kawasan karst dibeberapa tempat terse ut te-tap teIjaga. Sebagai perban-dingan, untuk mel eks-plorasi gua yang serius ke guaKhoun Xe di Laos atau GuaSon Dong di Vietnambiayayang dipatok operator wisatakepada turis asing me capaiUSD 400- USD 900.

Ini tentunya membtF.t ma-ta kita bahwa pemanfaatankawasan karst tak saja harusdengan aktivitas yang dapatmerusak ekosistem sepertipenambangan dan pertanianekstensif, tetapi wisata meru-pakan mutiara terpendamyang sebenarnya dari ka-wasan karst. Untuk memun-culakan mutiara tersebutyang perlu dilakukan adalahmelakukan konserv .kawasan karst ini. Laos meru-pakan negara bersahaja yangekonominyajauhtertinggaldibandingkan dengan Indo-nesia, tetapi kita tak perlumalu belajar bahkan enirupengelolaan daerah wisatakarst dari mereka. (BayuBharuna) ***