skandal pajak jilid 11 - universitas...

2
MEDIA IND:.~NESIA ~~1 ... __ .__ ._. __ .____ .. .. __--_----_._. ___ .. _ .._. . __. -_._._. __ .. __ .. _._- - .--.- - -----:-.- .. ---.---~~='''~-:=--''=~~~~~=-/. //- C_') Senin C Seiasa () Rabu Kamis C) Jumat '.:'- Sa btu C) Minggu / 0 2 17 18 3 4 5 19 20 (jPeb .Mar 8 23 Jan 9 24 10 25 13 28 14 29 15 16 30 31' ._-- .... _ ... - / Nov Des// .._.._------_._---/ 11 26 12 27 Jut Ags Skandal Pajak Jilid 11 Romli Atmasasmita Guru Besar Emeritus unpad, Bandung \ ~ SUS skandal pajak yang memasuki jilid II berbeda dengan asus skandal pajak jilid I (kasus GT) karena di- mulai dengan laporan PPATK atas transaksi keuangan men- curigakan (TKM)dari DWdan istrinya. Mereka ketahuan me- miliki harta kekayaan senilai Rp60 miliar. Itu sangat fantas- tis untuk PNS Pajak golongan II sehingga mencurigakan dan patut diduga berasal dati kejahatan. Namun, dugaan tersebut belum terbukti sepenuhnya bahwa itu berasal dari keja- hatan. Artinya, belum cukup bukti permulaan bahwa me- reka telah melakukan tindak pidana. Hanya, Kejaksaan Agung telah menduga tindak pidana yang ditujukan terha- dap tersangka ialah tindak pidana korupsi atau tindak pidana pencucian uang. Ber- dasarkan dugaan tersebut, Kejaksaan Agung selaku peny- idik tindak pidana korupsi te- lah melakukan pemblokiran dan pencekalan. Namun lang- kah Kejaksaan terhadap DW dan istrinya penuh risiko yang tidak dapat diprediksi. Hal itu disebabkan UURIN0- mor 8Tahun 2010 (UU8/2010) . Pasal 74 membolehkan pe- nyidikan tindak pidana asal melakukan penyidikan tindak pidana pencucian uang sesuai dengan hukum acara kecuali ditentukan dalam undang-un- dang ini. Hal tersebut berarti, selain penyidik Polri, Kejaksaan juga memiliki kewenangan tersebut jika telah memper- oleh bukti permulaan cukup bahwa DW dan istrinya telah melalukan tindak pidana ko- rupsi, bukan tindak pidana lainnya. Pasal 75 UU 8/2010 bahkan menegaskan penyidik tindak pidana menggabung- kan penyidikan tindak pidana asal dengan penyidikan tin- dak pidana pencucian uang. Hal itu berarti pembentuk undang-undang sendiri tidak yakin bahwa tindak pidana pencucian uang dapat dihuk- tikan tanpa adanya bukti permulaan yang cukup ter- hadap tindak pidana asalnya. Sekalipun, Pasal 69 UU terse- but menegaskan bahwa untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan terha- dap tindak pidana pencucian uang tidak wajib dibuktikan terlebih dulu tindak pidana asalnya. Sebagai konsekuensi dari ketentuan tersebut, Pasal 71 ayat (1) huruf a UU 8/2010 membolehkan penyidik, pe- nuntut, atau hakim memerin- tahkan pemblokiran terhadap harta kekayaan setiap orang (belum menjadi tersangka) yang diketahui atau patut diduga berasal dari tindak pidana. Dalam dua kondisi hukum tersebut, ketentuan Pasal 71 ayat (1)huruf a UU8/2010tam- pak disusun atas dasar kekha- watiran seseorang, sekalipun belum ditetapkan menjadi .tersangka akan memindahtan- gankan atau menggunakan harta kekayaan yang diketa- hui atau patut diduga merupa- kan hasil tindak pidana. Namun, ketentuan pern- blokiran apalagi dilakukan penyitaan itu sangat risk an melanggar hak-hak seseorang untuk dianggap tidak bersalah atau melanggar hak privasi seseorang untuk memiliki harta kekayaan, sedangkan dalam status tersangka saja prinsip-prinsip hukum yang bersifat universal tidak boleh dilanggar. Pada Pasal 71 ayat (2) UU 8/2010 telah ditetap- I{lip ing Hum a 5 Unpad 2012 kan batas waktu pemblokiran dan harus dijelaskan tindak pidana yang dipersangkakan terha- dap DW dan istrinya. , Alat bukti permulaan Langkah kejaksaan yang proaktif dalam kasus DW dan istrinya patut diapresiasi se- bagai bentuk komitmen untuk menegakkan hukum. Akan tetapi, langkah hukum Kejak- saan selaku penyidik dalam kasus ini perlu dibuktikan kepada publik: terhadap DW dan istrinya, Kejak- saan telah memperoleh minimal dua alat bukti permulaan bahwa mereka telah melakukan tindak pi- dana korupsi; bukan peker- jaan yang mudah. Jika k'asus DWdan istrinya ini tetap dilanjutkan ke pe- nun tutan, apakah mereka da- pat dituntut telah melakukan tindak pidana pencucian uang saja tanpa ada tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana asalnya atau tidak perlu me- menuhi ketentuan Pasal 74 ayat (2) dan cukup dengan menganda lkan- ketentuan Pasal 69 UU RI Nomor 8 ra- hun 2010? Satu-satunya solusi hukum atas kasus ini ialah tergantung hakim majelis apakah dapat menerima tun-

Upload: others

Post on 08-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skandal Pajak Jilid 11 - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/...Skandal Pajak Jilid 11 RomliAtmasasmita Guru BesarEmeritusunpad, Bandung \ ~ SUS skandal

MEDIA IND:.~NESIA ~~1...__.__._.__.____.. ..._ _--_----_._.___.._.._. . __.-_._._.__..__.._._- - .--.- - -----:-.-..---.---~~='''~-:=--''=~~~~~=-/.

//- C_') Senin C Seiasa () Rabu • Kamis C) Jumat '.:'- Sa btu C) Minggu/ 0217 18

3 4 519 20

(jPeb .Mar

823

Jan

924

1025

1328

1429

15 1630 31'

._-- .... _ ... - /Nov Des//

.._ .._------_._---/

1126

1227

Jut Ags

Skandal Pajak Jilid 11Romli AtmasasmitaGuru Besar Emeritus unpad, Bandung

\

~

SUS skandal pajakyang memasuki jilidII berbeda denganasus skandal pajak

jilid I (kasus GT) karena di-mulai dengan laporan PPATKatas transaksi keuangan men-curigakan (TKM)dari DWdanistrinya. Mereka ketahuan me-miliki harta kekayaan senilaiRp60 miliar. Itu sangat fantas-tis untuk PNS Pajak golonganII sehingga mencurigakandan patut diduga berasal datikejahatan.Namun, dugaan tersebut

belum terbukti sepenuhnyabahwa itu berasal dari keja-hatan. Artinya, belum cukupbukti permulaan bahwa me-reka telah melakukan tindakpidana. Hanya, KejaksaanAgung telah menduga tindakpidana yang ditujukan terha-dap tersangka ialah tindakpidana korupsi atau tindakpidana pencucian uang. Ber-dasarkan dugaan tersebut,Kejaksaan Agung selaku peny-idik tindak pidana korupsi te-lah melakukan pemblokirandan pencekalan. Namun lang-kah Kejaksaan terhadap DWdan istrinya penuh risikoyang tidak dapat diprediksi.

Hal itu disebabkan UURI N0-mor 8Tahun 2010 (UU8/2010) .Pasal 74 membolehkan pe-nyidikan tindak pidana asalmelakukan penyidikan tindakpidana pencucian uang sesuaidengan hukum acara kecualiditentukan dalam undang-un-dang ini.Hal tersebut berarti, selain

penyidik Polri, Kejaksaanjuga memiliki kewenangantersebut jika telah memper-oleh bukti permulaan cukupbahwa DW dan istrinya telahmelalukan tindak pidana ko-rupsi, bukan tindak pidanalainnya. Pasal 75 UU 8/2010bahkan menegaskan penyidiktindak pidana menggabung-kan penyidikan tindak pidanaasal dengan penyidikan tin-dak pidana pencucian uang.Hal itu berarti pembentukundang-undang sendiri tidakyakin bahwa tindak pidanapencucian uang dapat dihuk-tikan tanpa adanya buktipermulaan yang cukup ter-hadap tindak pidana asalnya.Sekalipun, Pasal 69 UU terse-but menegaskan bahwa untukdapat dilakukan penyidikan,penuntutan dan pemeriksaandi sidang pengadilan terha-

dap tindak pidana pencucianuang tidak wajib dibuktikanterlebih dulu tindak pidanaasalnya.Sebagai konsekuensi dari

ketentuan tersebut, Pasal 71ayat (1) huruf a UU 8/2010membolehkan penyidik, pe-nuntut, atau hakim memerin-tahkan pemblokiran terhadapharta kekayaan setiap orang(belum menjadi tersangka)yang diketahui atau patutdiduga berasal dari tindakpidana.Dalam dua kondisi hukum

tersebut, ketentuan Pasal 71ayat (1)huruf a UU8/2010 tam-pak disusun atas dasar kekha-watiran seseorang, sekalipunbelum ditetapkan menjadi.tersangka akan memindahtan-gankan atau menggunakanharta kekayaan yang diketa-hui atau patut diduga merupa-kan hasil tindak pidana.Namun, ketentuan pern-

blokiran apalagi dilakukanpenyitaan itu sangat risk anmelanggar hak-hak seseoranguntuk dianggap tidak bersalahatau melanggar hak privasiseseorang untuk memilikiharta kekayaan, sedangkandalam status tersangka sajaprinsip-prinsip hukum yangbersifat universal tidak bolehdilanggar. Pada Pasal 71 ayat(2) UU 8/2010 telah ditetap-

I{ lip i n g Hum a 5 Un pad 2 0 12

kan batas waktupemblokiran dan harusdijelaskan tindak pidanayang dipersangkakan terha-dap DWdan istrinya.

•,

Alat bukti permulaanLangkah kejaksaan yang

proaktif dalam kasus DWdanistrinya patut diapresiasi se-bagai bentuk komitmen untukmenegakkan hukum. Akantetapi, langkah hukum Kejak-sa an selaku penyidik dalamkasus ini perlu dibuktikankepada publik: terhadapDW dan istrinya, Kejak-saan telah memperolehminimal dua alat buktipermulaan bahwa merekatelah melakukan tindak pi-dana korupsi; bukan peker-jaan yang mudah.Jika k'asus DWdan istrinya

ini tetap dilanjutkan ke pe-nun tu tan, apakah mereka da-pat dituntut telah melakukantindak pidana pencucian uangsaja tanpa ada tindak pidanakorupsi sebagai tindak pidanaasalnya atau tidak perlu me-menuhi ketentuan Pasal 74ayat (2) dan cukup denganm eng an d a lkan- ketentuanPasal 69 UU RI Nomor 8 ra-hun 2010? Satu-satunya solusihukum atas kasus ini ialahtergantung hakim majelisapakah dapat menerima tun-

Page 2: Skandal Pajak Jilid 11 - Universitas Padjadjaranpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/...Skandal Pajak Jilid 11 RomliAtmasasmita Guru BesarEmeritusunpad, Bandung \ ~ SUS skandal

tutanJaksaPenuntutUmurnatassuatu perkara tindak pidanapencucian uang tanpa diser-tai tuntutan terhadap tindak

pidanaasalnya.Bila me-

rujuk padabunyi Pasal 78

ayat (l)UU 8/2010,hakim diberi we-

wenang untuk memer-intahkan terdakwa (bu-kan tersangka) mem-

buktikan hartakekayaanyang ter-kait dengan

perkara, bu-

atau terkaitdengan tindak

pidana.Ketentuan ter-

sebut diperkuat de-ngan bunyi ayat (2)

pasal tersebut, yaitu ter-dakwa membuktikan bahwaharta kekayaan yang terkaitdengan perkara bukan berasalatau terkait dengan tindakpidana.

Dua ayat dari Pasal 78 terse-but secara eksplisit mensyarat-kan harus ada keterkaitan

. erat antara harta kekayaanterdakwa dan tindak pidanaasal (yang didakwakan [aksaPU).

Hal itu berarti UU8/2010 ti-dak memungkinkan pembuk-tian terbalik atas harta keka-yaan seorang terdakwa yangdiketahui atau diduga berasaldari tindak pidana tanpa adadakwaan JPU ten tang tindakpidana asalnya.

Keberhasilan pembuktianterbalik di persidangan (eksPasal 77 dan 78 UU 8/2010)terjadi pada kasus Bahasyim.Masih ada kaitan dengan dak-waan JPU bahwa Bahasyimterbukti telah melakukangratifikasi (Pasal 5 UU RI No-mor 31 Tahun 1999 yang di-ubah dengan UURINomor 20Tahun 2001.