paper skandal akuntansi.docx

41
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bisnis yang modern ini, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang yang profesional di bidangnya. Mereka dituntut mempunyai keahlian dan keterampilan bisnis yang melebihi keterampilan dan keahlian bisnis orang kebanyakan lainnya. Kaum professional bisnis ini dituntut untuk memperlihatkan kinerja tertentu yang berada diatas rata-rata kinerja pelaku bisnis amatir. Kinerja ini tidak hanya menyangkut aspek bisnis, manajerial, dan organisasi teknis murni, melainkan juga menyangkut aspek etis. Kinerja yang menjadi prasyarat keberhasilan bisnis ini juga menyangkut komitmen moral, integritas moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral, pelayanan, dan sikap mengutamakan mutu, penghargaan terhadap hak dan kepentingan pihak-pihak terkait yang berkepentingan (stakeholder), yang lama kelamaan akan berkembang menjadi sebuah etos bisnis dalam sebuah perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, wajah dunia seakan mendapatkan pukulan berat dari banyaknya tragedi-tragedi kemanusiaan, bisnis dan politik yang akhirnya bermuara pada derita krisis global saat ini. Banyaknya kejadian memilukan didunia ini cenderung disebabkan oleh banyaknya pengabaian etika dalam berbagai lini kehidupan masyarakat dunia. Salah satu lini kehidupan masyarakat dunia ini adalah kegiatan 1

Upload: ruri-destianty-piliang

Post on 18-Feb-2015

753 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Skandal Akuntansi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bisnis yang modern ini, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-

orang yang profesional di bidangnya. Mereka dituntut mempunyai keahlian dan

keterampilan bisnis yang melebihi keterampilan dan keahlian bisnis orang kebanyakan

lainnya. Kaum professional bisnis ini dituntut untuk memperlihatkan kinerja tertentu

yang berada diatas rata-rata kinerja pelaku bisnis amatir. Kinerja ini tidak hanya

menyangkut aspek bisnis, manajerial, dan organisasi teknis murni, melainkan juga

menyangkut aspek etis. Kinerja yang menjadi prasyarat keberhasilan bisnis ini juga

menyangkut komitmen moral, integritas moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral,

pelayanan, dan sikap mengutamakan mutu, penghargaan terhadap hak dan kepentingan

pihak-pihak terkait yang berkepentingan (stakeholder), yang lama kelamaan akan

berkembang menjadi sebuah etos bisnis dalam sebuah perusahaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, wajah dunia seakan mendapatkan pukulan berat

dari banyaknya tragedi-tragedi kemanusiaan, bisnis dan politik yang akhirnya bermuara

pada derita krisis global saat ini. Banyaknya kejadian memilukan didunia ini cenderung

disebabkan oleh banyaknya pengabaian etika dalam berbagai lini kehidupan masyarakat

dunia. Salah satu lini kehidupan masyarakat dunia ini adalah kegiatan Bisnis. Kebutuhan

hidup masyarakat dunia tidak mungkin terpenuhi tanpa adanya kegiatan bisnis.  Dalam

sepuluh tahun terakhir, cukup banyak tragedi kehancuran bisnis yang terjadi di dunia,

tragedi ini memberi dampak penderitaan yang cukup signifikan pada kehidupan

masyarakat luas dan tak sedikit korban yang berjatuhan karenanya. Sebagian besar

tragedi ini dipicu oleh adanya pengabaian etika dalam setiap kegiatan bisnis. Secara

singkat, Pengabaian etika adalah dilakukannya suatu kegiatan yang dianggap benar oleh

para pengambil keputusan, namun membawa dampak merugikan atau dianggap salah

oleh pihak lain. Contoh pengabaian etika itu sendiri antara lain adalah praktek

kecurangan dalam pembuatan laporan keuangan, penyuapan, window dressing, dan lain

sebagainya.Dinamika pengabaian etika yang seperti inilah yang akhirnya memunculkan

skandal korporasi Enron dan Arthur Andersen, WorldCom, dan lain sebagainya.

1

Page 2: Paper Skandal Akuntansi.docx

Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan

kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up,

ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber

daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh penyimpangan

etika bisnis. Krisis keuangan yang disebabkan oleh skandal keuangan juga termasuk

dalam penyimpangan etika bisnis. Hal ini mengakibatkan berubahnya persepsi mayarakat

terhadap nilai serta perilaku etika perusahaan. Pada lingkupyang kecil, skandal keuangan

mengakibatkan adanya jurang kepercayaan (expectationgap) antara persepsimasyarakat

mengenai laporan keuangan oleh akuntan serta laporan auditoleh auditor dengan apa

yang sebenarnya terjadi dengan keuangan perusahaan.Terjadinya jurang

kepercayaan tersebut pada akhirnya akan berujung pada aturan yang lebih ketat,

hukuman yang lebih besar serta penyelidikan tentan integritas, independensi

dan peranan profesi akuntan dan auditor. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas,

maka penulis tertarik untuk memilih judul:

“BELAJAR DARI KASUS SKANDAL AKUNTANSI ENRON DAN

WORLD COM”

1.2. Rumusan Masalah

Skandal keuangan mengakibatkan adanya jurang kepercayaan (expectation gap) antara

persepsi masyarakat mengenai laporan keuangan oleh akuntan serta laporan audit oleh

auditor dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan keuangan perusahaan.

Dari uraian di atas, peneliti dapat mengemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kasus Enron dan WorldCom apabila dilihat dari perspektif etika bisnis dan

professional akuntan berserta implikasinya?

2. Bagaimana dampak pada perekonomian dunia setelah adanya skandal akuntansi Enron

dan WorldCom?

3. Apakah pelajaran yang dapat kita ambil dari kasus skandal akuntansi Enron dan

WorldCom?

2

Page 3: Paper Skandal Akuntansi.docx

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Memahami dan mempelajari kasus Enron dan Worldcom dilihat dari perspektif etika

bisnis dan profesional akuntan.

2. Mempelajari dampak ekonomi yang diakibatkan kasus Enron dan Worldcom.

3. Mengambil pelajaran dari kasus skandal akuntansi Enron dan Worldcom yang

merupakan krisis ekonomi terbesar didunia.

3

Page 4: Paper Skandal Akuntansi.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Gambaran Umum Etika, Bisnis dan Moral Hazzard

2.1.1.1 Pengertian Etika

Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama

filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan

penilaian moral.  Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,

buruk, dan tanggung jawab.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan

kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak

jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk

mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika

memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah

etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku

manusia  Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku

manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik

dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the

performance index or reference for our control system“. Etika disebut juga filsafat moral.

Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia

harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini

masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan

santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundangundangan, norma agama berasal

4

Page 5: Paper Skandal Akuntansi.docx

dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari

kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.

Didalam etika Tedapat 3 hal penting :

1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk,tentang hak serta kewajiban moral atau

akhlak.

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.

2.1.1.2 Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa

kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis

dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks

individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan

pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis

dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik

dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau

kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,

misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau

institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti

ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh

pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk

melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga

penggunaan, tergantung skupnya, penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan

usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba

atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu,

5

Page 6: Paper Skandal Akuntansi.docx

misalnya “bisnis pertelevisian.” Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas

yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.

2.1.1.3 Pengertian Etika dan Bisnis

Pengertian Etika Bisnis(Velasquez  2005),Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan

mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral

sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Dalam pengertian

pengertian yang disampaikan data kita rumuskan Pengertian etika dan bisnis adalah Ilmu

yang mempelajari mengenai aturan atruran, norma-noma serta penilaian-penilaian  yang

mengatur tingkah laku manusia baik maupun buruk dan benar atau salah yang berkaitan

dengan hak dan kewajiban manusia dalam hal mengerjakan aktivitas untuk mendapatkan

keuntungan/laba.

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika

bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua

anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika

(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan

mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus

selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh

orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.

Mengapa?  Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan

pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal

ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara

semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan

hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpihak kepada apa yang

mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui

adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan

pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang

menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang

6

Page 7: Paper Skandal Akuntansi.docx

bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam

perekonomian.

2.1.1.4 Syarat-Syarat Etika Bisnis

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah:

1. Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka

masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.

Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main

curang (fraud).

2. Pengembangan tanggung jawab social (Social Responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, tanggung jawab

sosial.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya

perkembangan informasi dan teknologi

Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan

teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah

dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan

teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi

persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan

yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan

perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap

perkembangan sekitarnya.

7

Page 8: Paper Skandal Akuntansi.docx

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi

perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang (going concern).

6. Menghindari sifat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan

pengusaha ke bawah.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.

10. Menumbuh-kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa

peraturan perundang-undangan.

2.1.1.5 Pengertian Moral Hazzard

Moral hazard dapat didefinisikan menjadi empat berdasarkan kondisi yang

berbeda (Mitnick, 1996). Pertama, moral hazard terjadi karena kondisi monitoring

disability (hidden action). Prinsipal dalam kondisi ini tidak dapat mengamati atau

memonitor perilaku agen. Hal ini secara konseptual menunjukkan ketidakpastian mengenai

hubungan antara tindakan agen dengan hasil untuk prinsipal, adanya ketidaksamaan

informasi antara kedua belah pihak, kebutuhan untuk melakukan kesepakatan mengenai

masalah insentif untuk agen, ketidakmampuan membuat kontrak untuk menghilangkan

masalah (tanpa kemampuan untuk memonitor perilaku agen, kontrak yang dibuat tidak

dapat dilaksanakan).

Kedua, moral hazard terjadi karena adanya undesirable behavior production

(perilaku yang tidak diinginkan) dipandang dari perspektif prinsipal. Agen tidak

cukup menjamin bahwa tindakannya akan menguntungkan prinsipal atau bisa

mengurangi kerugian yang mungkin terjadi. Moral hazard diidentifikasi sebagai hasil

dari perilaku agen yang berisiko. Ketiga, moral hazard terjadi karena undesirable

outcome (impact) production. Moral hazard merupakan bentuk oportunisme pasca

penandatanganan kontrak. Konsekuensi atas tindakan ini tidak dapat diobservasi

8

Page 9: Paper Skandal Akuntansi.docx

secara bebas sehingga seseorang bisa memenuhi kepentingan pribadinya atas biaya pihak

lain. Keempat, moral hazard sebagai bentuk dari morals disability. Moral hazard

terjadi karena kecenderungan perilaku-perilaku yang tidak bermoral seperti

ketidakjujuran, ketidakpedulian, ketidaktahuan atau ketidaktabahan hati.

Masalah moral hazard atau perilaku oportunistik yang dilakukan oleh agen

muncul ketika prinsipal tidak dapat mengetahui tindakan agen karena ada biaya untuk

mengawasi tindakan agen dan tidak dapat menyimpulkan tindakan agen dengan melihat

hasilnya karena tidak secara lengkap dapat direpresentasikan. Lalu prinsipal

menghadapi dua kesulitan. Pertama, tidak dapat mendesain kontrak berdasarkan

observasinya pada tindakan agen karena secara umum biaya pengawasan menjadi

hambatan. Kedua, prinsipal tidak dapat mendasarkan kontrak pada hasil karena

ketidakpastian antara tindakan agen dan hasil serta agen merupakan pihak yang

netral terhadap risiko. Prinsipal tidak dapat secara kontraktual memberi tugas

kepada agen dengan segala konsekuensi atas tindakannya. Akibatnya mungkin agen

membuat keputusan yang berlawanan dengan kepentingan principal.

Moral hazard adalah perilaku tidak jujur dengan mengorbankan kepentingan pihak lain.

Moral hazard dalam perspektif teori keagenan terjadi akibat konflik kepentingan dan asimetri

informasi antara principal dan agen. Perilaku moral hazard ini dapat dikurangi melalui

mekanisme corporate governance yang mencakup kepemilikan managerial, struktur of dewan

komisaris dan audit committee. Melaui kepemilikan manajerial kepentingan antara manajer

dan pemegang saham menjadi lebih sejajar sehingga mengurangi konflik kepentingan.

Kepentingan pemegang saham adalah kepentingan manajer. Hal ini akan menjadi motivasi

manajer untuk tidak mengorbankan kepentingan pemegang saham karena dia sendiri adalah

pemegang saham. Sementara itu dewan komisaris dan komite audit merupakan pihak yang

bertanggung jawab terhadap efektifitas pengendalian internal dan kualitas

pengungkapan. Pengendalian internal yang baik akan membatasi setiap tindakan manajer

sehingga mengurangi perilaku moral hazard. Pengungkapan yang luas dan detail memaksa

manajer menjelaskan konsekuensi dari setiap keputusannya sehingga mengurangi moral

hazard.

9

Page 10: Paper Skandal Akuntansi.docx

2.1.2 Skandal Akuntansi

2.1.2.1 Pengertian Skandal Akuntansi

Skandal akuntansi atau skandal akuntansi perusahaan adalah skandal politik dan

bisnis yang muncul dengan pengungkapan kelakuan buruk para eksekutif perusahaan publik.

Kejahatan tersebut biasanya melibatkan metode kompleks untuk menyalahgunakan dana atau

menyesatkan, melebih-lebihkan pendapatan, mengecilkan biaya, melebih-lebihkan nilai aset

perusahaan atau mengurangi pelaporan terhadap besarnya kewajiban, terkadang mereka juga

melakukan kerjasama dengan pejabat di perusahaan lain atau afiliasinya.

2.1.2.2 Gambaran Umum Skandal Akuntansi Belakangan Ini

Perusahaan Olympus, produsen kamera asal Jepang mengaku telah menyembunyikan

kerugian investasi di perusahaan sekuritas selama puluhan tahun atau sejak era 1980-an.

Selama ini, Olympus menutupi kerugiannya dengan menyelewengkan dana akuisisi.

Pengumuman ini merupakan buntut dari tuntutan mantan CEO Olympus Michael Woodford

yang dipecat pada 14 Oktober 2011 silam.

Woodford meminta perusahaan yang berumur 92 tahun ini menjelaskan transaksi

mencurigakan sebesar US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 11 triliun. Presiden Direktur Olympus

Shuichi Takayama menuding Tsuyoshi Kikukawa, yang mundur dari jabatan Presiden dan

Komisaris Olympus pada 26 Oktober lalu, sebagai pihak yang bertanggung jawab. Sementara

Wakil Presiden Direktur Hisashi Mori dan auditor internal Hideo Yamada bertanggung

jawab sebagai pihak yang menutup-nutupi. Keduanya menyatakan siap jika dituntut

hukuman pidana. Presiden Direktur Olympus Shuichi Takayama menyatakan tidak

mengetahui apapun mengenai hal ini.

Ditemukan sejumlah dana mencurigakan terkait akuisisi produsen peralatan medis asal

Inggris, Gyrus, pada tahun 2008 lalu senilai US$ 2,2 miliar (Rp 18,7 triliun), yang juga

melibatkan biaya penasihat US 687 juta (Rp 5,83 triliun) dan pembayaran kepada tiga

perusahaan investasi lokal US$ 773 juta (Rp 6,57 triliun). Dana-dana tersebut ternyata

digunakan untuk menutupi kerugian investasi di masa lalu tersebut. Hal itu terlihat sangat

gamblang ketika dalam beberapa bulan kemudian, pembayaran kepada tiga perusahaan

investasi lokal itu dihapus dari buku. Kasus ini menyeret Olympus beserta para direksi dan

10

Page 11: Paper Skandal Akuntansi.docx

akuntannya kena tuntutan pidana untuk pasal manipulasi laporan keuangan dari para

pemegang sahamnya.

Ryosuke Okazaki, seorang Kepala Investasi ITC Investment Partners mengatakan “Ini sangat

serius. Olympus sudah mengaku mengisi data palsu (di laporan keuangan) untuk menutupi

kerugian selama 20 tahun. Semua pihak yang terlibat selama 20 tahun harus ikut

bertanggung jawab dan Ada kemungkinan terburuk saham Olympus bisa dikeluarkan dari

bursa. Masa depan perusahaan ini menjadi sangat suram”. Pengumuman yang mengejutkan

ini juga membuat saham Olympus jatuh 29% ke posisiterendahnya dalam 16 tahun terakhir.

Perusahaan ini sudah kehilangan 70% nilai pasarnya, setara Rp 5,1 triliun, sejak ditinggal

Woodford, yang terus mempertanyakan investasi cacat tersebut. Pihak Olympus mengaku

masih akan menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut sebelum menyatakan apakah ada pihak

lain yang ikut terlibat. Hishasi Mori sebagai wakil sudah dipecat pada hari yang sama,

sementara auditor internal sudah meminta pengunduran diri.

Kasus yang menimpa Olympus ini langsung menjadi perhatian media lokal karena

merupakan skandal penipuan perusahaan terbesar di Jepang sejak serangkaian skandal broker

di era 1990-an, salah satunya adalah broker terbesar keempat di Jepang, Yamaichi Securities

pada 1997. Olympus mengaku menyelewengkan sejumlah dana akuisisi tersebut dengan

disalurkan kebanyak perusahaan investasi supaya tidak mudah terdekteksi. Praktik yang

lazim dilakukan perusahaan-perusahaan Jepang setelah krisis ekonomi Jepang tahun 1990

lalu.

Semarak terjadinya skandal akuntansi tidak hanya dilakukan oleh perusahaan perusahaan

multinasional ataupun internasional, banyak sekali perusahaan dalam negeri atau bahkan

badan orgaisasi dari pemerintahan sebuah Negara pun ikut melakukan praktik yang tidak

sehat terutama dalam bidang akuntasi. Contoh kasus lain yang terjadi di dalam negeri adalah

keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam praktik kecurangan keuangan. KAP-KAP tersebut

ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997.

Hasil audit mengungkapkan bahwa laporan keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat krisis

menerpa Indonesia, bank-bank tersebut kolaps karena kinerja keuangannya sangat buruk.

Ternyata baru terungkap dalam investigasi yang dilakukan pemerintah bahwa KAP-KAP

tersebut terlibat dalam praktik kecurangan akuntansi. 10 KAP yang dituduh melakukan

11

Page 12: Paper Skandal Akuntansi.docx

praktik kecurangan akuntansi adalah Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche

Tohmatsu's affiliate), Johan Malonda and Partners (NEXIA International's affiliate),

Hendrawinata and Partners (Grant Thornton International's affiliate), Prasetyo Utomo and

Partners (Arthur Andersen's affiliate), RB Tanubrata and Partners, Salaki and Salaki, Andi

Iskandar and Partners, Hadi Sutanto (menyatakan tidak bersalah), S. Darmawan and Partners,

Robert Yogi and Partners.

Pemerintah pada waktu itu hanya melakukan teguran tetapin tidak ada sanksi. Satu-satunya

badan yang berhak untuk menjatuhkan sanksi adalah BP2AP (Badan Peradilan Profesi

Akuntan Publik) yaitu lembaga non pemerintah yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesa

(IAI). Setelah melalui investigasi BP2AP menjatuhkan sanksi terhadap KAP-KAP tersebut,

akan tetapi sanksi yang dijatuhkan terlalu ringan yaitu BP2AP hanya melarang 3 KAP

melakukan audit terhadap klien dari bank-bank, sementara 7 KAP yang lain bebas.

2.1.2.3 Penggolongan Kecurangan menurut The ACFE (The Association of Certified

Fraud Examiners)

The ACFE adalah Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat yang berkedudukan

di Amerika Serikat. Mereka menggolongan Kecurangan kedalam 3 jenis , yaitu:

a. Penyimpangan atas Asset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan atau pencurian aset atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan

bentuk fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau dapat diukur

atau dihitung (Defined Value).

b. Pernyataan Palsu atau Salah Pernyataan (Fraudulent Statement)

Tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi

pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan melakukan rekayasa

keuangan (financial engineering) dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh

keuntungan atau mungkin dapat dianalogikan dengan istilah window dressing

c. Korupsi (Corruption)

Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain

seperti suap dan korupsi. Fraud jenis ini yang terbanyak terjadi di negara-negara berkembang

yang penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan tata kelola yang baik

sehingga faktor integritasnya masih dipertanyakan. Korupsi sering kali tidak dapat dideteksi

12

Page 13: Paper Skandal Akuntansi.docx

karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan. Termasuk didalamnya adalah

penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery),

penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi

(economic extortion).

2.1.3 Kasus Skandal Akuntansi

2.1.3.1 Tinjauan Umum Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam

melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun

1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi

usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri

energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading

commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada

bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat

luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara

drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.

Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan

terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh

bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi

laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan

mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham

tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung

putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari

berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat penulis

kemukakan sebagai berikut:

1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)

membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan

mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di

13

Page 14: Paper Skandal Akuntansi.docx

akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan

bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.

2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing

secara total atas fungsi internal audit perusahaan.

a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula

adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.

b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.

c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.

3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan

mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko

yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil

evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.

4. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akunting

perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan

hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron

menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas

kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk

mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan.

Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal

yang serius yang perlu diperhatikan.

5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393

juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay,

menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat

baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus

(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan

hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter

kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata

berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh

CFO Enron.

14

Page 15: Paper Skandal Akuntansi.docx

6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke

pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang

perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan

pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang

dalam jumlah yang sama.

7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran

dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron (penghambatan

terhadap proses peradilan).

8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.

Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.

9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor Enron pada pertengahan juni 2002.

sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan audit oleh Enron telah berakhir

pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.

10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi

masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Februari

Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.

11. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US dollar

untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.

12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron dan

KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di

Amerika.

13. Tanggal 14 Maret 2002 Departemen Kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen

bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah

menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.

14. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan

klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan

yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.

15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk

melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen

mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk

suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.

15

Page 16: Paper Skandal Akuntansi.docx

16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari

jabatannya.

17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak

sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan

hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi kasus

KAP Andersen dan Enron.

18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai

presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.

19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah

melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

2.1.3.2 Tinjauan Umum Kasus WorldCom

Worldcom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh.

Selama tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan

telekomunikasi lain yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun

1990 menjadi $392 milyar pada 2001, yang pada akhirnya menempatkan Worldcom pada

posisi ke 42 dari 500 perusahan lainnya menurut versi majalah Fortune.

Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat Worlcom mengambil alih

perusahaan MCI yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang

telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama Worldcom membeli perusahaan

UUNet, Compuserve, dan jaringan data AOL (American Online) yang mengukuhkan posisi

Worldcom menjadi operator nomor 1 dalam infrastruktur internet.

Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada Worldcom yaitu terlalu

besarnya kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika

mengalami resesi ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang

drastis. Hal ini berimbas pada pendapatan Worldcom yang menurun drastis sehingga

pendapatan ini jauh dari yang diharapkan.padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai

investasi infrastruktur Worldcom menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.

Worldcom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pada saat itu,

perusahaan lain yang mengalami masalah keuangan antara lainQwest Communications,

16

Page 17: Paper Skandal Akuntansi.docx

Global Crossing, Adelphia, Lucent Technologies,dan Enron. Perusahaan-perusahaan

tersebuit memiliki investasi yang besar dalam bisnis internet. Seperti pada perusahaan tadi

investor di Worldcom mengalami kerugian besar. Nilai pasar saham perusahaan Worldcom

turun dari sekitar 150 milyar dollar (Januari 2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 Juli

2002). Keadaan ini mebuat pihak manajemen berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi

untuk menghindari berita buruk tersebut.

Dalam Praktek Akuntansi penyusunan laporan pada tanggal 25 Juni Worldcom mengakui

bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai

pengeluaran modal.beben jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada

perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman

pesan bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun

2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002. Berdasarkan

data Worldcom $14,7 milyar pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya.

Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcommampu menaikkan

pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih

rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai

beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih

yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut

akan didepresiasikan.secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan

perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin

antara 10 tahun bahkan lebih.

Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002 SEC

meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan Laporan

Keuangan. Termasuk didalamnya :

1. Komisi penjualan dan tagihan-tagihan yang bermasalah

2. Sanksi administrasi terhadap pendapatan yang berhubungn dengan pelanggan dalam

sekala besar

3. Kebijakan akuntansi untuk merger

4. Pinjaman kepada CEO

17

Page 18: Paper Skandal Akuntansi.docx

5. Integrasi sistem komputer Worldcom dengan MCI

6. Analisis ekspektasi pendapatan saham WC

1 Juli 2002 worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di Worldcom juga

diinvestigasi/diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-

kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak tahun depan.

Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.8 Agustus,

Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun cadangan secara tidak benar.

Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus adalah bahwa akun cadangan dikurangi

untuk menutupi biaya jaringan yang telah dikapitalisasi.

18

Page 19: Paper Skandal Akuntansi.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Dasar

3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan case explanatory

dengan pendekaan case study.

Case explanatory yaitu penelitian yang dilakukan untukmenjelaskan

jawaban atas beberapa pertanyaan dan umumnya didasarkan pada teori

yang dipakai sebagai kriteria. Case study merupakan penelitian kualitatif

untuk mengetahui permasalahan apa yang sedang dihadapi perusahaan,

mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan apa akibatnya serta memeberikan

rekomendasi atas permasalahan tersebut.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1 Study literature

Studi pustaka yang dilakukan untuk mengumpulkan teori–teori

sebagai data pemecahaan masalah dalam pembahasan. Data diperoleh

dari sumber–sumber kepustakaan dengan mempelajari buku–buku,

literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti , makalah

dan sumber–sumber dari internet yang digunakan sebagai sumber

referensi.

19

Page 20: Paper Skandal Akuntansi.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Perspektif Etika Bisnis dan Professional Akuntan Mengenai Skandal Akuntansi

Enron dan WorldCom

Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan

kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity;

pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui

meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini

bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik

(publictrust). Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta

berimplikasi negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya

investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana

pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social

impact). Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga

saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen

sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stockholder atau principal untuk

memberikan suatu fairrnessinformation mengenai pertanggungjawaban dari pihak agent

dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron

telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (selfinterestoriented) dengan

melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP

Andersen dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis?

adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak

disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.

4.2 Dampak perekonomian setelah adanya skandal akuntansi Enron dan WorldCom

Adapun dampak dari skandal akuntansi ini adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor

dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan

20

Page 21: Paper Skandal Akuntansi.docx

perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting

Oversight Board) yang bertugas:

Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan public

Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika,

independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.

Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinaryhearings, dan

mengenakan sanksi jika perlu.

Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar

professional di KAP

Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar

professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan

publik.

2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non

audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit

yang dilarang :

a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.

b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.

c) Jasa appraisal dan valuation

d) Opini fairness

e) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen

f) Broker, dealer, dan penasihat investasi

Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaansebelum melakukan audit.

Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena definisinya diperluas, yaitu

jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.

Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa

audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.

KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan

kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan

akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan manajemen perusahaan,

pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.

21

Page 22: Paper Skandal Akuntansi.docx

KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,

controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien tersebut

setahun sebelumnya.

3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi

investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu, kini

CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka

laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan

adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi semakin

banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.

4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode etik

bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut “Para

profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi

saja tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat akan

dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang

berlaku”.

5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang

KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada

perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.

6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe

SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang

yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan

terhadap pedoman corporate governance.

7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),

menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan

ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan

diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).

Terhadap Investor

Para pemegang saham (Investor) Enron melakukan gugatan class action terhadap para

biggest players di Wall Street Enron dengan tuduhan melakukan penipuan (fraud).

Gugatan itu perlu dilakukan untuk melindungi kepentingan publik. Kolapsnya Enron juga

22

Page 23: Paper Skandal Akuntansi.docx

mengguncang neraca keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar

(JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya).

4.3 Pelajaran Yang Dapat Diambil Dari Kasus Skandal Akuntansi Enron dan

WorldCom

Dari skandal akuntansi Enron dan Worldcom diatas hal ini harus menjadi sebuah

pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau prilaku yang dilandasi dengan

ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai ketidakbaikan pula termasuk kemadharatan

bagi banyak pihak.Hal ini bukan hanya berlaku di Amerika Serikat tetapi bagi semua

orang atau pihak yang ada di belahan dunia ini.Dalam system sekuler dimana moral

dinomor duakan maka akan besar peluang munculnya godaan yang mengakibatkan

kerugian bagi orang lain. Di Amerika dengan keluarnya UU Sarbanes Oxley (SOA) itu

ternyata dapat mengerem semakin terpuruknya kepercayaan publik terhadap profesi

akuntan. Di Indonesia, suap merupakan budaya yang telah turun temurun, namun kondisi

terparah dialami sejak zaman orde baru. Dengan dibukanya peluang investasi bagi

pemodal asing dan dalam negeri, menyebabkan suburnya lahan suap dan korupsi mulai

dari pemberian izin, pemberian proteksi berupa pembebasan bea masuk, penetapan saat

mualai berproduksi komersial, pemberian tax holiday, penetapan pajak, bahkan saat audit

suatu perusahaan oleh seorang auditor.

Dengan adanya penyimpangan yang dilakukan baik oleh individu maupun oleh organisasi

menuntut perlunya ditingkatkan penerapan etika dalam bermasyarakat. Praktek dan

budaya kerja organisasi juga mempunyai kontribusi terhadap perilaku etika. Jika

pimpinan utama suatu organisasi bersikap etis dan pelanggaran etika diatasi secara

langsung dan benar, maka setiap orang dalam organisasi akan memahami bahwa

organisasi mengharapkan mereka untuk bersikap etis, membuat keputusan yang etis dan

melakukan hal yang benar.

Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

Perlunya menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam melakukan setiap

kehidupan, dan menyeimbangkan antara rasa (termasuk etika) dan rasio agar

setiap prilaku senantiasa berpijak untuk kemaslahatan semua pihak.

23

Page 24: Paper Skandal Akuntansi.docx

Menghindari prilaku materialism dan hedonism, karena paham tersebut

merupakan faktor-faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berbuat

menghalalkan segala cara termasuk melakukan perilaku tidak etis dalam peran

dan kehidupannya.

Penegakan hukum oleh pihak-pihak yang berkompeten baik dalam bidang etika

bisnis, dan etika profesional, serta bidang terkait lainya (perlindungan hukum bagi

whitstleblower), disamping perbaikan peraturan (regulation) sehingga tidak ada

celah bagi siapapun untuk melakukan tindakan diluar koridor yang telah

ditetapkan.

Etika harus mendapat tempat yang penting bagi semua pihak dalam semua

kehidupan termasuk dalam dunia bisnis.

Sangat perlu untuk membangun etika setiap individu dari sejak dini (melalui

kegiatan formal maupun informal), sehingga kelak peran yang dimainkan

siapapun dan dimanapun oleh orang orang yang tidak berpikiran sempit.

24

Page 25: Paper Skandal Akuntansi.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kasus skandal akuntansi dapat kami simpulkan bahwa Enron dan KAP

Arthur Andersen serta Worldcom sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi

pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja

pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron dan Worldcom,

tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP

Arthur Andersen serta Worldcom. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap

independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah,

kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron dan Worldcom bangkrut dengan

meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakan KAP Arthur Andersen sendiri

kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP

tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana

mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.

Dalam kasus ini juga diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya

manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan

mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar

saham tetap diminati investor. Ini merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran etika

profesi Auditor yang terjadi di Amerika Serikat, sebuah negara yang memiliki perangkat

undang-undang bisnis dan pasar modal yang lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat

keegoisan satu pihak terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak-pihak yang selama ini

diuntungkan atas penipuan laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini

buah dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang

berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak

disamping proses peradilan dan tuntutan hukum. 

25

Page 26: Paper Skandal Akuntansi.docx

Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang sehat

bebas dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang

baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota

profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, klien, publik dan karyawan sendiri. Yang

harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau perilaku yang

dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai ketidakbaikan pula termasuk

kemadharatan bagi banyak pihak.

5.2. Saran

Perusahaan memerlukan dukungan dari stakeholders seperti pemegang saham, pegawai,

konsumen, kreditur, supplier, pemerintah, dan aktivis untuk dapat mencapai tujuan jangka

panjangnya. Dukungan untuk bisnis secara umum tergantung pada kredibilitas penempatan

stakeholders dalam komitmen perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan dari keunggulan

kompetitif perusahaan. Kini, stakeholder menginginkan kegiatan perusahaan akan lebih

menghargai kepentingan dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka, dalam arti luas perusahaan

diminta untuk menentukan sikap etis dalam mencapai kesuksesan. Faktor-faktornya terdiri dari

urusan lingkungan, sensitivitas moral, penilaian buruk dan aktivis, ekonomi dan tekanan

persaingan, skandal keuangan: kesenjangan ekspektasi dan kesenjangan kredibilitas, kegagalan

kepemimpinan dan penilaian resiko, peningkatan keinginan transparansi dan sinergi semua

faktor dan penguatan institusional.

a. Pihak manajemen Enron dan Worldcom telah melakukan berbagai macam pelanggaran

praktik bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,

bribery) dan keluar dari prinsipgood corporate governance. Akhirnya Enron dan

Worldcom harus menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang

milyaran dolar.

b. KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjunjung tinggi independensi, dan

profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari

tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception,

discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup

disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum

26

Page 27: Paper Skandal Akuntansi.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari Blog Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak

Alvin a. arens. 2004. AUditing dan pelahanan verifikasi edisi kesembilan jilid 1. jakarta:indeks.

http://agustinus-etikaprofesiakuntansi.blogspot.com/2009/12/etika-profesi-akuntansi-

kasus-enron-bab.html

http://bambangbima.blogspot.com/2009/11/enron-dan-arthur-cermin-yang-retak.html

http://dedik68.blogspot.com/2009/06/kasus-enron-dalam-perspektif-etika.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Enron

http://kdardika.blogspot.com/2012/03/kasus-enron.html

http://ninafoxy88.blogspot.com/2009/12/jurnal-etika-profesi-akuntansi.html

http://triyatmoko.wordpress.com/2009/02/24/lingkungan-etika-dan-akuntansi/

http://tugasprofesiakuntansi.blogspot.com/2011/12/ekspektasi-masyarakat-terhadap-

bisnis.html

http://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/

http://yvesrey.wordpress.com/2011/02/10/kasus-skandal-akuntansi-pada-worldcom/ http://

zetzu.blogspot.com/2012/03/lingkungan-etika-dan-akuntansi.html

27