metodologi penelitian dan teori dalam penggunaan informasi akuntansi.docx

29

Click here to load reader

Upload: anta-doank

Post on 09-Feb-2016

1.299 views

Category:

Documents


145 download

DESCRIPTION

METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

TRANSCRIPT

Page 1: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

BAB IIMETODOLOGI PENELITIAN

DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

A. Metodologi Penelitian

Teori Akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi

penelitian. Metodologi yang biasa digunakan diantaranya adalah: (1) pendekatan deduktif; (2)

pendekatan induktif; (3) pendekatan pragmatis; (4) pendekatan etis; dan (5) pendekatan perilaku.

Selain itu, ada metode tambahan yakni metode ilmiah dalam penyelidikan, yang merupakan

penggabungan antara pendekatan induktif dan deduktif, sebagai pedoman penelitian dalam

pengembangan teori akuntansi.

A.1. Pendekatan deduktif

Pendekatan deduktif dimulai dengan pembentukan sasaran. Setelah sasaran dibuat,

kemudian dibuat asumsi dan definisi kunci. Peneliti kemudian harus mengembangkan struktur logis

untuk mencapai sasaran, berdasarkan asumsi dan definisi. Metodologi ini sering disebut sebagai

“dari yang umum ke yang spesifik”. Jika teori akuntansi dikembangkan melalui metodologi deduktif,

peneliti harus mengembangkan struktur yang melingkupi sasaran akuntansi, lingkungan dimana

akuntansi berada, asumsi dan definisi sistem, serta prosedur serta pelaksanaan, dengan mengikuti

pola yang logis.

A.2. Pendekatan induktif

Pendekatan induktif dalam penelitian adalah melakukan pengamatan kemudian membuat

kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut. Oleh karena itu, metode ini disebut “dari yang spesifik

ke yang umum”, karena peneliti menyamaratakan seluruh kejadian berdasarkan pengamatan

terbatas pada satu kejadian tertentu saja.

Accounting Principles Board Statement No.4 merupakan contoh dari hasil penelitian dengan

pendekatan induktif.

A.3. Pendekatan pragmatis

Pendekatan pragmatis dalam pengembangan teori didasarkan pada asas kegunaan atau

manfaat. Setelah masalah teridentifikasi, peneliti mencari solusi yang bermanfaat yang dapat

memecahkan masalah. Hal ini tidak berarti bahwa solusi optimal telah ditemukan atau bahwa

sasaran yang telah ditentukan akan tercapai. Oleh sebab itu, segala jawaban yang didapat dari

pendekatan pragmatis harus dianggap sebagai solusi sementara.

Sayangnya dalam akuntansi, kebanyakan praktek dan prinsip-prinsip akuntansi dihasilkan

dari pendekatan pragmatis, dan solusi yang dihasilkan telah disadur sebagai GAAP bukannya hanya

sebagai pemecahan yang berguna terhadap suatu masalah. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab I,

Pernyataan Dasar-dasar Akuntansi merupakan pendekatan pragmatis dalam pembangunan teori. 1

Page 2: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Sayangnya, pengembangan teori turunannya juga mengggunakan pendekatan pragmatis. Hasilnya,

profesi akuntansi harus secara rutin mengakui bahwa praktek akuntansi yang biasanya harus diikuti

disebabkan karena “memang begitulah kita biasa melakukannya”, alasan yang paling tidak

memuaskan, khususnya saat pertanyaan hukum terlontar.

A.4. Metode ilmiah dalam penyelidikan

Melaksanakan penelitian melalui metode ilmiah mencakup lima tahapan utama, yang

mungkin terdiri atas beberapa subtahapan.

1. Mengidentifikasikan dan menetapkan masalah untuk dipelajari

2. Menetapkan hipotesis untuk diuji

3. Mengumpulkan data yang terlihat perlu untuk menguji hipotesis

4. Menganalisis dan mengevaluasi data yang berhubungan dengan hipotesis

5. Membuat kesimpulan sementara

Walaupun langkah-langkah tersebut dibuat berurutan, dapat juga dibuat langkah mundur-

maju antara langkah-langkah tersebut. Contohnya, pada langkah menetapkan hipotesis, mungkin

diperlukan untuk mundur ke langkah pertama dan mengidentifikasi masalah yang lebih tepat.

Kemudian, saat mengumpulkan data, mungkin diperlukan untuk mengklarifikasi masalah atau

hipotesis, atau keduanya. Langkah mundur-maju ini terus berlanjut selama proses dan merupakan

faktor utama sebagai kekuatan dari metode ilmiah.

Sayangnya, metode ilmiah dalam penyelidikan mendapatkan perhatian terbatas dalam

penelitian akuntansi. Prosedur-prosedur yang mempunyai ‘kegunaan’ tersebut telah diterima secara

umum tanpa memperhatikan apakah prosedur tersebut telah diuji relevansinya terhadap hipotesis

tertentu.

A.5. Pendekatan penelitian lainnya

Beberapa penulis juga membahas pendekatan etis dan pendekatan perilaku dalam

penelitian, yang dianggap dapat digunakan dalam pengembangan teori akuntansi. Beberapa penulis

lainnya menganggap bahwa pendekatan ini hanya merupakan metode tambahan, bukannya metode

spesifik. Karenanya, mereka dapat dan harus mempengaruhi sikap peneliti tetapi tidak dapat dengan

sendirinya membuat kesimpulan yang beralasan.

Pendekatan etika, yang dipermasalahkan kepada DR Scott, menekankan konsep kebenaran,

keadilan, dan kejelasan. Tidak ada yang menentang konsep ini sebagai panduan bagi peneliti, tetapi

selalu ada pertanyaan: adil untuk siapa, untuk tujuan apa, dan dalam kejadian apa. Pertanyaan

seperti ini menyebabkan pendekatan ini mungkin sulit untuk digunakan dalam pengembangan teori

akuntansi, tetapi pendekatan ini menghasilkan metode lebih tinggi sebagai hasil dari kemunculan

perkembangan teori akuntansi model baru bernama penelitian ‘sudut pandang kritis’ yang akan

selanjutnya.

2

Page 3: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Pendekatan perilaku (Behavioral Accounting Research/BAR), adalah sebuah studi

mengenai perilaku akuntan atau perilaku nonakuntan saat mereka dipengaruhi oleh laporan dan

fungsi akuntansi yang didasarkan pada aktivitas penelitian terhadap ilmu perilaku. Karena tujuan dari

akuntansi adalah menyediakan akuntansi bagi pembuat keputusan, sepertinya diperlukan fokus

pada bagaimana penyedia dan pengguna bereaksi terhadap informasi. BAR merupakan studi yang

mempelajari masalah-masalah yang relevan, tetapi tidak memberi dampak terhadap praktek yang

seharusnya terjadi, sehingga masalah-masalah relevan tersebut menjadi penting.

B. Outcome/Hasil/manfaat Penyediaan Informasi Akuntansi

Perkembangan teori akuntansi tidak akan memecahkan semua kebutuhan pengguna

informasi akuntansi. Teori-teori akuntansi juga harus dikembangkan dengan memperkirakan reaksi

pasar terhadap informasi akuntansi dan bagaimana pengguna bereaksi pada data akuntansi. Pada

tahapan selanjutnya, akan dijelaskan kegunaan informasi akuntansi dan informasi lainnya oleh bagi

masing-masing individu, dan menampilkan beberapa teori bagaimana pengguna beraksi pada data

akuntansi.

B.1. Analisis pokok/fundamental

FASB menyatakan bahwa salah satu tujuan penyediaan informasi akuntansi adalah untuk

memberikan informasi kepada investor, informasi yang dapat dipercaya dan benar sehingga mereka

dapat menghasilkan keputusan investasi berdasarkan informasi. Proses pengambilan keputusan

yang digunakan oleh masing-masing investor dinamakan analisis pokok. Analisis pokok adalah usaha

untuk mengidentifikasi saham individual yang salah harga dengan melihat semua informasi

keuangan yang tersedia. Analisis investasi dapat juga dilakukan oleh investor itu sendiri atau lewat

analisis sekuritas.

B.2. Hipotesis pasar efisien

Pakar ekonomi telah berpendapat selama bertahun-tahun bahwa dalam ekonomi pasar

bebas dengan persaingan sempurna, harga ditentukan oleh ketersediaan pasokan (supply) dan

permintaan pasar (demand). Berdasarkan teori ini, harga produk tertentu kemudian ditentukan oleh

mekanisme pasar. Proses ini pada umumnya ditunjukan oleh diagram di bawah ini.

3

Page 4: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Sifatnya pasar efisien:

1. Semua unit ekonomi memiliki pengetahuan utuh mengenai ekonomi

2. Segala barang dan jasa seluruhnya bergerak dan dapat mudah bergeser

3. Pembeli dan penjual harus mempunyai sedikit hubungan terhadap permintaan dan

penawaran total dan tidak memiliki pengaruh terhadap harga atau permintaan

4. Tidak ada pembatasan buatan dalam permintaan, penawaran, atau harga barang dan jasa

Contoh paling sempurna dalam mekanisme penawaran dan pembelian adalah pada pasar

saham, terutama karena sistem distribusi pasar saham relatif efisien dan informasi terkait saham

tersedia berbagai bursa. Contoh sumber informasi sbb:

1. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

2. Laporan pendapatan triwulanan yang dikeluarkan di media

3. Laporan perubahan manajemen

4. Informasi keuangan pesaing perusahaan

5. Penghargaan dari pemerintah atau perusahaan swasta lain

6. Informasi yang disebarkan kepada pemilik kepentingan pada pertemuan stokholders

tahunan

Berdasarkan mekanisme permintaan dan penawaran, harga ditentukan oleh pengetahuan

konsumen atas produk yang dibelinya. Mekanisme ini di pasar saham kemudian disebut sebagai

mekanisme pasar efisien (EMH). Masalah yang dikeluarkan oleh EMH antara lain: (1) informasi apa

tentang perusahaan yang berguna bagi investor, (2) apakah pengungkapan tentang berbagai tipe

informasi perusahaan mempunyai dampak terhadap pemahaman informasi?

Pasar saham dapat dikatakan efisien jika menggambarkan semua informasi yang tersedia

dan bereaksi secara instant terhadap informasi baru. Pembahasan EMH dalam literatur akademik

memiliki bermacam definisi terhadap informasi yang tersedia dan terbagi menjadi tiga bentuk EMH,

yakni bentuk lemah, bentuk semi kuat, dan bentuk kuat.

a. Bentuk lemah

Berdasarkan teori ini, harga historis menyediakan perkiraan tidak bias mengenai harga masa

depan dari saham, dan beberapa studi mendukung pendapat ini. Hal ini menjelaskan bahwa

perubahan harga terjadi akibat pengetahuan investor mengenai pendapatan yang mungkin

didapatkan atau kesempatan investasi alternatif. Berdasarkan bentuk lemah, investor tidak bisa

mendapatkan pengembalian/keuntungan lebih berdasarkan pengetahuan sederhana atas harga

saham sebelumnya.

b. Bentuk semi kuat

Perbedaan antara bentuk lemah, semi kuat, dan kuat EMH terletak pada jumlah informasi

yang dikumpulkan dalam menentukan harga saham. Pada bentuk semi lemah, harga lampau saham

dan semua informasi yang disampaikan ke publik diperlukan dalam menentukan harga saham.

4

Page 5: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

c. Bentuk kuat

Berdasarkan bentuk kuat EMH, semua informasi termasuk trend harga saham, informasi

tersedia untuk publik, dan informasi dari dalam digunakan dalam penentuan harga saham. Bentuk

ini menyebabkan akuntan mempertimbangkan semua informasi termasuk informasi eksternal dan

internal.

Implikasi penelitian pasar efisien

Hipotesis pasar efisien berimplikasi terhadap perkembangan teori akuntansi. Para kritisi

akuntansi berpendapat bahwa ketidakseragaman prinsip akuntansi menyebabkan manajer

perusahaan dapat memanipulasi pendapatan dan mengaburkan investor. Pendapat ini disebabkan

karena asumsi bahwa laporan akuntansi adalah satu-satunya sumber informasi dalam organisasi

bisnis. Hasil dari penelitian EMH menghasilkan kesimpulan bahwa harga pasar tidak hanya

ditentukan oleh laporan akuntansi. Kesimpulan ini menyebabkan peneliti menyelidiki bagaimana

pendapatan akuntansi berhubungan dengan harga saham. Hasil dari penyelidikan tersebut adalah

bahwa pendapatan akuntansi berhubungan dengan keuntungan saham.

B.3. Model Penilaian Aset Modal (CAPM)

Investor menggunakan informasi akuntansi untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan

keuntungan. Kebanyakan investor menolak risiko. Oleh karena itu investasi yang berisiko tinggi harus

memberikan keuntungan yang lebih tinggi pula untuk memikat investor. Hal ini berarti investor

memerlukan informasi mengenai tingkat risiko dan keuntungan yang mungkin didapatkan. Rumus

tingkat keuntungan yang sebenarnya bagi investor :

Dividen + Penambahan (pengurangan) nilai

Harga beli

Karena harga saham berubah-ubah sehingga merubah ekspektasi investor mengenai arus

kas perusahaan di masa datang, saham biasa dikategorikan investasi berisiko. Risiko didefinisikan

sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang didapatkan bergeser dari yang diharapkan, dan nilai

dari perubahan itu menentukan besarnya tingkat risiko.

Asumsi dasar CAPM adalah saham yang berisiko bisa dikombinasikan menjadi portofolio

saham yang lebih rendah tingkat risikonya dibanding dengan saham biasa saja.

Terdapat dua tipe risiko yaitu risiko tidak sistematis adalah saat ketidakwajaran risiko suatu

perusahaan bisa dipecah sedangkan risiko sistematis adalah bagian yang tidak dapat dipecah yang

berhubungan dengan pergerakan keseluruhan di pasar saham dan tidak dapat dihindarkan.

Persamaan sederhana mengenai hubungan antara risiko dan keuntungan dengan menggunakan

pengembalian bebas risiko (US T-Bills):

Rs =Rf + Rp

Rs = tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham berisiko

Rf = tingkat bebas risiko

5

Page 6: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Rp = nilai risiko

Perhitungan hubungan paralel antara saham biasa tertentu dengan trend keseluruhan di

pasar saham disebut dengan (beta). dilihat sebagai perkiraan penguapan saham tertentu

terhadap pasar saham total.

Dengan menjadi

Rs = Rf + Ps(Rm-Rf)

Rs = tingkat pengembalian saham yang diharapkan

Rf = tingkat bebas risiko

Rm = tingkat pengembalian yang diharapkan pada pasar saham secara keseluruhan

Rf = beta saham, yang dihitung selama periode tertentu

CAPM membuat harga saham tidak dipengaruhi oleh risiko tidak sestematis, dan saham yang

menawarkan risiko yang lebih tinggi ( lebih tinggi) akan berharga lebih rendah dari saham yang

berisiko lebih rendah. Penelitian empiris telah mendukung bahwa lampau merupakan peramal

yang baik bagi harga saham masa depan.

CAPM relevan terhadap perkembangan teori akuntansi karena peneliti telah

menggunakannya untuk menguji hipotesis yang tergantung pada EMH yang dibahas sebelumnya.

Contohnya, peneliti telah memperkirakan pengembalian yang diharapkan dari sebuah perusahaan

menggunakan CAPM untuk mengetahui apakah informasi akuntansi memuat informasi. Keuntungan

yang diharapkan dibandingkan dengan keuntungan yang diterima, dan sisanya (perbedaan antara

harapan dan kenyataan) diuji untuk melihat apakah ada reaksi pasar atas informasi yang

dikeluarkan.

B.4. Teori positif dan normatif

Teori positif mencoba menjelaskan fenomena yang telah diamati. Perbedaan besar antara

praktek-praktek dan aplikasi akuntansi telah membuat perkembangan deskripsi komprehensif

akuntansi menjadi sulit. Akhirnya, untuk menjadi teori, deskripsi harus mempunyai nilai penjelasan.

Teori normatif didasarkan oleh tujuan-tujuan yang dibuat, tetapi tidak ada tujuan-tujuan yang

dianggap baku oleh akuntan. Teori akuntansi normatif biasanya dapat diterima hanya kepada orang-

orang yang setuju dengan asumsi yang digunakannya. Namun, kebanyakan teori akuntansi adalah

normatif karena mereka didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu suatu laporan keuangan.

B.5. Teori agensi

Asumsi dasar teori agensi adalah bahwa orang-orang memaksimalkan utilitas mereka untuk

kepentingan mereka sendiri. Suatu agensi didefinisikan sebagai hubungan antara dua pihak, dimana

pihak pertama (agen) setuju untuk bertindak atas nama pihak lainnya (prinsip). Contohnya,

hubungan antara pemegang saham dan manajer adalah sebuah teori agensi, sebagaimana hubungan

manajer dan auditor, serta pejabat tinggi atau yang lebih rendah, antara auditor dan pemegang

saham.

6

Page 7: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Risiko bawaan dalam teori agensi adalah asumsi bahwa terjadi konflik kepentingan antara

pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajer. Hubungan agensi menyebabkan biaya bagi

pihak prinsip. Biaya dari hubungan agensi dihasilkan dari penjumlahan (1) pengeluaran monitoring

oleh pihak prinsip, (2) pengeluaran ikatan oleh agen, dan (3) kerugian selisih. Watts menjelaskan

konsep tersebut sbb:

Pengeluaran monitoring adalah pengeluaran oleh pihak prinsip untuk mengontrol perilaku agen

(contoh, biaya pengukuran dan pengamatan perilaku agen, biaya kebijakan menerbitkan

kompensasi, dll). Agen mempunyai insentif melakukan pengeluaran untuk menjamin bahwa dia tidak

akan membuat tindakan tertentu yang membahayakan kepentingan pihak prinsip atau dia akan

membayar pihak prinsip jika melakukannya. Inilah biaya perikatan. Pada akhirnya, bahkan dengan

pengeluaran monitoring dan perikatan, tindakan yang dilakukan oleh agen akan berbeda dengan

tindakan yang dilakukan oleh pihak prinsip sendiri ... efek kesejahteraan yang berbeda yang

dihasilkan disebut dengan kerugian selisih.

Teori agensi dapat menjelaskan kurangnya teori akuntansi komprehensif. Teori keagenan

menyiratkan kerangka teori akuntansi tidak dapat dikembangkan karena perbedaan kepentingan

yang terlibat dalam laporan keuangan. Bagaimanapun juga, ada lagi sebuah alasan dasar tentang

kenapa teori keagenan memiliki keterbatasan dalam mempengaruhi secara langsung akuntansi

keuangan. Teori keagenan adalah teori deskripsi yang membantu menjelaskan mengapa terjadi

perbedaan dalam praktek akuntansi. Oleh karena itu, walaupun pengujian secara terus menerus

telah mendukung teori ini, teori keagenan tidak akan mengindentifikasi prosedur akuntansi yang

benar yang dapat dapat digunakan pada keadaan yang berbeda dan hasilnya praktek akuntansi

tidak akan diubah.

B.6. Pemrosesan informasi masyarakat

Pengungkapan semua informasi mengenai perusahaan dimaksudkan untuk membantu

investor dan calon investor dalam membuat keputusan beli-tahan-jual saham perusahaan.

Pendidikan yang membuat seseorang berkemampuan menggunakan informasi disebut sebagai

Penelitian Human Information Processing (HIP). Secara umum, penelitian HIP mengindikasikan

bahwa seseorang mempunyai kemampuan sangat terbatas dalam memproses informasi dalam

jumlah besar. Ringkasnya, seseorang menggunakan sistem pemrosesan informasi secara runut dan

selektif, sistem memiliki kapasitas terbatas, dan ketidakwajaran biasanya diabaikan.

Penemuan ini mempunyai implikasi pengungkapan yang dalam bagi para akuntan. Trend

saat ini dari FASB dan SEC adalah kebutuhan pengungkapan informasi secara lebih dan lebih. Tapi

saat kesimpulan sementara dari penelitian HIP sudah benar, pengungkapan tambahan mungkin

mempunyai efek terbalik dari yang diinginkan. Oleh karenanya, tujuan FASB dan SEC adalah

menyediakan semua informasi relevan sehingga orang-orang dapat membuat keputusan terhadap

7

Page 8: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

perusahaan berdasarkan informasi. Bagaimanapun, laporan tahunan mungkin telah memuat

informasi yang telah diproses yang cukup dan efisien bagi orang-orang.

Peneliti harus menjelaskan bagaimana pemrosesan secara selektif suatu informasi diproses

kepada mekanisme pasar yang dijelaskan dalam EMH dan menjelaskan informasi paling relevan yang

dimuat dalam laporan tahunan. Sekali tujuan ini tercapai, akuntan telah melakukan langkah besar

dalam menentukan informasi apa yang harus disajikan tentang entitas akuntansi

B.7. Penelitian sudut pandang kritis

Peneliti sudut pandang kritis mencoba menterjemahkan sejarah akuntansi sebagai jaringan

rumit dari ekonomi, politik, dan keterjadian tidak sengaja. Penelitian sudut pandang kritis melihat

pemikiran penelitian akuntansi yang sekarang berlaku terlalu objektif dan menganggap bahwa

variable – variable itu konstan. Penelitian dari sudut pandang didasarkan pada tiga asumsi dasar:

1. Masyarakat mempunyai potensi untuk menjadi bukan mereka

2. Tindakan manusia secara sadar dapat membentuk dunia sosial menjadi sesuatu yang lain

atau lebih baik

3. Nomor 2 dapat didukung menggunakan teori kritis

Teori ini mencari dan mendeteksi pengertian tersembunyi yang terletak dalam konteks

tersebut, dan dihubungkan dengan kekuatan perusahaan multinasional dan distribusi yang

dihasilkan keuntungan dan kerugian terhadap masyarakat. Teori kritis juga tidak menerima

pemikiran teori akuntansi bahwa organisasi bertahan karena mereka efisien secara maksimal,

sebaliknya teori ini beranggapan bahwa metode penelitian masih bias dalam mencapai kesimpulan

tersebut.

C. Hubungan antara Penelitian, Pendidikan, dan Praktek

Penelitian dibutuhkan untuk perkembangan teori yang efektif. Pada kebanyakan bidang

ilmu, saat peneliti mengindikasikan bahwa metode yang lebih baik telah ditemukan untuk

menangani situasi tertentu, metode baru kemudian diajarkan kepada siswa, yang kemudian

mengimplementasikan metode tersebut saat mereka masuk profesi tersebut. Oleh karena itu,

penelitian yang dihasilkan pada pendidikan mempengaruhi praktek.

Profesi akuntansi telah dikritik untuk tidak mengikuti model ini. Faktanya, sebelum

perkembangan FASB pada Kerangka Kerja Konseptual, teori normatif dan positif memiliki dampak

yang kecil terhadap pendidikan akuntansi. Selama periode ini, para siswa diajarkan praktek

akuntansi sebagaimana dinyatakan, metode yang lebih baik secara teori tidak pernah dibahas di

kelas. Hasilnya, penggunaan akuntansi biaya historis menerima sedikit kritik dari pengajar akuntansi

karena metode tersebut telah diterima secara praktek, walaupun hanya memiliki relevansi sedikit

terhadap pembuatan keputusan.

8

Page 9: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual dan perbaikan berbagai teori dalam hal outcome

akuntansi meningkatkan hubungan antara penelitian, pendidikan dan praktek agar lebih baik.

Contohnya, akuntansi biaya historis sekarang telah diremehkan sebagai “suatu ketika akuntansi”.

SFAS no. 115 sekarang memerlukan beberapa sekuritas yang dapat dipasarkan untuk dinilai dengan

nilai pasarnya, dan pandangan zaman baru, seperti teori sudut pandang memaksa baik pengajar dan

praktisi untuk memikirkan kembali praktek-praktek yang sebelumnya tidak dipertanyakan. Namun,

kemajuan tambahan tetap dibutuhkan. Tradisi sulit untuk mengatasi, dan para akuntan sebagai

sebuah kelompok tidak dapat menyokong perubahan drastis yang sangat besar.

D. Kesimpulan

Sejumlah pendekatan penelitian tersedia untuk membantu dalam mengembangkan teori-teori

akuntansi dan penggunaannya. Pendekatan deduktif membutuhkan penentuan sasaran dan

kemudian diteruskan ke praktek yang lebih spesifik. Pendekatan induktif diawali pengamatan dan

kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan tersebut. Pendekatan pragmatis

mengidentifikasikan masalah dan kemudian menghasilkan solusi yang berguna. Pendekatan etis

menekankan pada konsep kebenaran, keadilan dan kejelasan. Akhirnya, penelitian akuntansi

perilaku mempelajari bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh laporan dan fungsi akuntansi.

Beberapa teori mengenai outcome masalah akuntansi disajikan. Analisis fundamental mencoba agar

dapat membuat masing-masing investor mengetahui kesalahan harga saham. Penelitian Pasar

Efisien mempelajari informasi apa yang berharga bagi investor dan bentuk dampak dari

pengungkapan terhadap nilai dari informasi. Teori agensi mempelajari bagaimana keuntungan

individu dari rangkaian tertentu suatu tindakan. Model penilaian aktiva modal menjelaskan

bagaimana investor bisa meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan. Penelitian

pemrosesan informasi manusia mempelajari bagaimana masing-masing individu menggunakan dan

memproses informasi. Terakhir, penelitian sudut pandang krisis mempertanyakan beberapa asumsi

ekonomi yang telah disepakati yang didapat akuntan.

9

Page 10: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

BAB VISTRUKTUR TEORI AKUNTANSI

A. Hakikat dari Struktur Teori Akuntansi

Batasan utama dari teori akuntansi adalah sebagai pengukuran dan komunikasi data yang

mengungkapkan aktivitas ekonomi yang terdiri dari tiga elemen, yaitu:

1. Data yang mengungkapkan aktivitas ekonomi

2. Pengukuran dari data yang mengungkapkan aktivias ekonomi

3. Komunikasi dari data yang mengungkapkan aktivias ekonomi

Struktur dari teori akuntansi terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :

1. Suatu pernyataan mengenai tujuan dari laporan keuangan

2. Suatu pernyataan dari postulat-postulat dan konsep teoretis dari akuntansi yang berkaitan

dengan asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari unit akuntansi tersebut. Berbagai postulat

dan konsep teoretsi ini telah diturunkan dari tujuan yang telah dinyatakan.

3. Suatu pernyataan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dasar berdsasarkan postulat-postulat

maupun konsep teoretis tersebut.

4. Sekelompok teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.

B. Hakikat dari Postulat, Konsep Teoretis, Prinsip-Prinsip Akuntansi, dan Teknik Akuntasi

Beberapa definisi penting :

1. Postulat akuntansi (accounting postulate) adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas,

umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang

menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, social, dan lingkungan hukum dimana akuntansi

itu harus beroperasi

2. Konsep teoritis (theoretical concept) dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma

yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan

keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu

perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.

3. Prinsip-prinsip akuntansi (accounting principles) adalah aturan pegambilan keputusan umum,

yang diturunkan baik dari tujuan maupun konsep teoritis akuntansi, yang, mengatur

perkembangan teknik-teknik akuntansi.

4. Teknik akuntansi (accounting technique) adalah aturan-aturan khusus yang diturunkan dari

prinsip-prinsip akuntansi yang menerangkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian

tertentu yang dihadapi oleh entitas akuntansi tersebut.

10

Page 11: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

C. Postulat-Postulat Akuntasi

C.1. The entity postulate

Postulat entitas (entity postulate) menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit

yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan-perusahaan lain.

C.2. The going-concern postulate

Postulat kelangsungan usaha (going-concern postulate) menganggap bahwa entitas bisnis

akan terus melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan

aktivitasnya yang berkelanjutan. Postulat ini mengasumsikan bahwa entitas tersebut tidak

diharapkan akan dilikuidasi di masa depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai

periode yang tidak dapat ditentukan.

C.3. The unit-of-measure postulate

Postulat unit pengukuran (unit-of-measure postulate) menganggap akuntansi adalah proses

pengukuran dan pengakomidasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan uang.

Postulat ini memiliki keterbatasan yaitu terbatas pada prediksi dari informasi yang dinyatakan dalam

satuan uang dan tidak mencatat ataupun menginformasikan informasi nonmoneter lainnya

walaupun informasi tersebut relevan. Sedangkan nilai uang berfluktuasi tergantung pada

kemampuan dari daya beli uang tersebut.

C.4. The accounting-period postulate

Postulat periode akuntansi (accounting-period postulate) menganggap bahwa laporan

keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kekayaan perusahaan sebaiknya diungkapkan

secara periodik. Postulat ini memberlakukan adanya akrual dan deferal (tangguhan) setiap periode

dalam hal prepaid expense, uncollected revenues, unpaid wages dan depreciations expense.

D. Konsep-Konsep Teoretis dari Akuntansi

D.1. The proprietary theory (teori kepemilikan)

Menurut teori ini, entitas adalah agen, perwakilan, atau pengaturan dimana wirausahawan

individual atau pemegang saham beroperasi. Tujuan utama dari teori ini adalah penentuan dan

analisis dari kekayaan bersih pemilik. Persamaan akuntansinya adalah:

D.2. The entity theory (teori entitas)

Teori ini memandang entitas sebagai suatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang

menyediakan modal bagi entitas tersebut. Unit bisnislah, dan bukannya pemilik yang menjadi pusat

dari kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggung jawab

baik atas klaim pemilik maupun klaim kreditor. Teori entitas merupakan teori yang paling dapat

diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya.

11

ASSETS – LIABILITIES = PROPRIETOR’S EQUITY

Page 12: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Persamaan akuntansinya adalah:

D.3. The fund theory (teori dana)

Dalam teori ini, unit bisnis terdiri atas sumber daya (dana) ekonomi dan kewajiban serta

pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya tersebut. Persamaan akuntansinya

adalah :

Teori dana terutama berguna bagi pemerintah dan organisasi nirlaba. Dana (fund) dapat

didefinisikan sebagai entitas fiskal dan akuntansi yang independen dengan sekelompok akun “yang

berimbang” (self-balancing), yang mencatat kas dan/atau sumber daya lain bersama-sama dengan

seluruh kewajiban, cadangan, dan ekuitas terkait, yang dipisahkan dengan tujuan untuk

melaksanakan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai dengan regulasi, restriksi

(restriction) atau pembatasan khusus (limitation).

Jumlah dana yang digunakan oleh institusi nirlaba mana pun bergantung pada jumlah dan

jenis aktivitas atas mana restriksi hukum diberlakukan mengenai penggunaan aktiva yang

dipercayakan kepada organisasi tersebut. Delapan dana utama berikut ini direkomendasikan bagi

administrasi keuangan yang bagus dari suatu unit pemerintahan:

1. Dana Umum (general funds) untuk mempertanggungjawabkan semua transaksi yang tidak

dapat dicatat dalam dana lain.

2. Dana Pendapatan Khusus (special revenue funds) untuk mempertanggungjawabkan hasil atas

sumber penerimaan khusus atau untuk mendanai aktivitas tertentu yang diharuskan oleh

hukum atau regulasi administrative.

3. Dana Pelunasan Utang (debt service funds) untuk mempertanggungjawabkan pembayaran

bunga dan pokok pinjaman selain pungutan khusus dan obligasi pendapatan.

4. Dana Proyek Modal (capital projects funds) untuk mempertanggungjawabkan penerimaan

dan pengeluaran uang yang digunakan untuk akuisisi fasilitas modal selain yang didanai oleh

pungutan khusus dan dana perusahaan.

5. Dana Perusahaan (enterprise fund) untuk mempertanggungjawabkan pendanaan layanan bagi

masyarakat umum, dimana semua atau hampir semua biaya yang dibayarkan dalam bentuk

beban kepada pemakai jasa.

6. Dana Perwalian dan Agensi (trust and agency funds) untuk mempertanggungjawabkan aktiva

yang dimiliki oleh unit pemerintahan sebagai wali atau agen dari individu, organisasi swasta,

dan unit pemerintahan lainnya.

12

ASSETS = EQUITIES

ASSETS = LIABILITIES + STOCKHOLDERS’ EQUITY

ASSETS = RESTRICTIONS OF ASSETS

Page 13: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

7. Dana Layanan Antar Pemerintah (Intragovermental service funds) untuk

mempertanggungjawabkan pendanaan aktiva dan layanan khusus yang dilakukan oleh unit

organisasi yang telah ditunjuk dalam yuridiksi pemerintah.

8. Dana Pungutan Khusus (special assessment funds) untuk mempertanggungjawabkan

pungutan khusus yang dikenakan untuk mendanai perbaikan atau layanan umum yang

dianggap memberikan manfaat bagi property kemana pungutan tersebut dikenakan.

E. Prinsip-Prinsip Akuntansi

E.1. The cost principle (prinsip biaya)

Menurut prinsip biaya, biaya perolehan/akuisisi (acquisition cost) atau biaya historis

(historical cost) adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan

jasa, beban, biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada

tanggal akuisisi dan dicatat pada laporan keuangan pada nilai itu atau pada nilai setelah amortisasi.

Prinsip biaya dapat dibenarkan dalam hal objektivitasnya maupun postulat kelangsungan usaha.

Pertama, biaya akuisisi adalah informasi yang objektif dan dapat diverifikasi. Kedua, dalil

kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas tersebut akan melanjutkan usahanya dalam

jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga meniadakan kebutuhan untuk menggunakan nilai

sekarang atau nilai likuidasi guna penilaian aktiva.

E.2. The revenue principle (prinsip pendapatan)

Prinsip pendapatan menspesifikasi:

1. hakikat dari komponen-komponen pendapatan;

2. pengukuran pendapatan; dan

3. penentuan waktu dari pengakuan pendapatan.

Pendapatan telah diinterpretasikan sebagai:

1. arus masuk aktiva bersih yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa;

2. arus keluar barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggannya;

3. produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh usaha selama

periode waktu tertentu.

Pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi

“wajar”. Nilai ini mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang

diterima atau akan diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditransfer oleh

perusahaan kepada pelanggannya. Dua interprestasi utama yang timbul dari konsep pendapatan ini :

1. Diskon kas dan pengurangan apa pun dalam harga tetap, seperti kerugian dari piutang tak

tertagih harus dikurangi ketika menghitung pendapatan.

2. Untuk transaksi nonkas, nilai pertukaran ditetapkan setara dengan nilai pasar wajar dari

pengorbanan yang diberikan atau diterima, mana yang lebih mudah dan lebih jelas untuk

dihitung.

13

Page 14: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Pada umumnya diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh tahapan

dari siklus produksi. Dengan adanya kesulitan dalam mengalokasikan pendapatan dan laba ke

tahapan yang berbeda dari siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih

“kejadian penting” (critical event) dalam siklus tersebut untuk penentuan waktu pendapatan dan

pengakuan laba. Kejadian penting tersebut dipilih untuk mengindikasikan kapan perubahan tertentu

dalam aktiva dan kewajiban dapat dipertanggungjawabkan secara memadai.

Dasar akrual (accrual basis) untuk pengakuan pendapatan dapat mengimplikasikan bahwa

pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi (dalam kasus dimana laba dapat dihitung secara

proporsional terhadap pekerjaan yang diselesaikan atau jasa yang dilakukan), pada akhir produksi,

pada saat penjualan produk, atau pada saat penagihan penjualan.

Dasar kejadian penting (critical event basis) untuk pengakuan pendapatan dipicu oleh

kejadian penting dalam siklus operasi. Kejadian tersebut dapat berupa:

• waktu penjualan,

• penyelesaian produksi, atau

• penerimaan pembayaran setelah penjualan.

Dasar penjualan (sales basis) untuk pengakuan pendapatan dibenarkan karena :

1. harga dari produk tersebut diketahui dengan pasti;

2. pertukaran telah difinalisasi dengan pengantaran barang, sehingga mengarah pada

pengetahuan yang objektif atas biaya yang terjadi; dan

3. dalam hal realisasi, penjualan merupakan kejadian penting.

Dasar penyelesaian produksi (completion-of-production basis) untuk pengakuan

pendapatan dibenarkan ketika ada pasar yang stabil dan harga yang stabil untuk komoditas standar.

Perlakuan penyelesaian produksi sesuai untuk emas, perak, dan logam mulia lainnya, serta juga

sesuai untuk produk pertanian dan mineral yang memenuhi criteria yang disebutkan.

Dasar pembayaran (payment basis) untuk pengakuan pendapatan dibenarkan ketika

penjualan akan dibuat dan ketika penilaian yang cukup akurat tidak dapat diberikan kepada produk

yang akan ditransfer. Metode ini, yang sebenarnya merupakan penangguhan pendapatan, terutama

diidentifikasikan dengan “metode cicilan” (installment method) untuk pengakuan pendapatan.

E.3. The matching principle (prinsip pengaitan)

Prinsip pengaitan menganggap bahwa beban sebaiknya diakui dalam periode yang sama

dengan pendapatan terkait; yaitu, pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu menurut prinsip

pendapatan dan beban terkait kemudian diakui.

Hubungan antara pendapatan dan beban tergantung pada salah satu dari empat kriteria

berikut ini:

1. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatu pendapatan

(misalnya harga pokok penjualan dikaitkan dengan penjualan terkait).

14

Page 15: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

2. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada periode tersebut

(misalnya gaji pimpinan perusahaan tersebut untuk periode tersebut).

3. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut (misalnya

depresiasi)

4. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya, kecuali dapat ditunjukkan

bahwa biaya-biaya tersebut memiliki manfaat masa depan (misalnya beban iklan).

E.3.1. Biaya produksi barang jadi untuk dijual

Biaya produksi barang jadi untuk dijual umumnya meliputi bahan baku, tenaga kerja

langsung, dan overhead pabrik. Proses dua tahap digunakan untuk mempertanggungjawabkan

biaya-biaya ini antara lain:

1. Penilaian persediaan atau penentuan biaya produk yang melekat ke produk tersebut; dan

2. Penentuan laba, atau pengaitan biaya produk dengan pendapatan.

Ketika menentukan jumlah penilaian persediaan, masalahnya adalah menentukan biaya

manakah yang merupakan biaya produk (karena biaya tersebut memberikan manfaat ke masa depan

dan sebaiknya dikapitalasasi sebagai persediaan) dan biaya manakah yang merupakan biaya periode

tersebut (karena biaya tersebut hanya memberikan manfaat bagi periode berjalan saja dan

sebaiknya dibebankan terhadap laba periode berjalan).

Metode perhitungan biaya penyerapan [penuh] (absorption [full] costing) memperlakukan

semua biaya produksi sebagai biaya produk yang melekat ke produk tersebut, dibawa ke depan, dan

dilepaskan sebagai biaya periode berjalan pada saat penjualan. Metode perhitungan biaya

langsung (direct costing) hanya memperlakukan biaya produksi variabel sebagai biaya produk dan

seluruh biaya overhead manufaktur tetap sebagai biaya periode berjalan.

E.3.2. Aktiva operasi dapat didepresiasikan (depreciable operating asset)

Aktiva operasi dapat didepresiasikan diasumsikan akan memberikan manfaat lebih dari satu

periode, aktiva tersebut dikapitalisasi pada biaya akuisisinya, yang kemudian dialokasikan

menggunakan dasar logis selama umur manfaat aktiva tersebut. Proses ini dikenal sebagai depresiasi

(untuk aktiva berwujud, seperti bangunan, kendaraan, dll), deplesi (untuk aktiva yang diwakili oleh

sumber daya alam seperti deposit mineral dan lahan hutan), serta amortisasi ( untuk aktiva tidak

berwujud, seperti paten, hak cipta, hak waralaba, merek dagang,goodwill, dll).

Akuntansi depresiasi adalah sistem akuntansi yang bertujuan untuk menditribusikan biaya

atau nilai dasar lainnya dari aktiva modal berwujud (jika ada), selama estimasi masa manfaat dari

unit tersebut (yang dapat berupa sekelompok aktiva) dengan cara yang sistematis dan rasional. Hal

itu adalah proses alokasi, bukan proses penilaian.

Metode depresiasi dapat didasarkan pada :

1. Waktu, seperti metode garis lurus;

15

Page 16: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

2. Output, seperti metode jam jasa (service-hours method) dan metode unit output (unit-of-

output method);

3. Beban depresiasi yang semakin menurun, seperti metode jumlah angka tahun (sum of year’s

digit), metode presentase tetap atas jumlah dasar depresiasi yang semakin menurun (fixed

percentage on declining base amount method), metode tariff depresiasi yang semakin

menurun atas biaya (declining rate on cost method), dan metode saldo menurun ganda

(double-declining balance method).

4. Konsep investasi dan bunga, seperti metode anuitas (annuity method) dan metode cadangan

dana untuk pelunasan (sinking fund method).

E.3.3. Aktiva operasi yang tidak didepresiasikan (nondepreciable operating assets)

Aktiva ini tidak dikonsumsi selama operasi bisnis tersebut dilaksanakan sehingga disebut

juga sebagai aktiva modal permanen (permanent capital assets). Nilainya tidak dipengaruhi oleh

aktivitas produktif dan aktiva tersebut tidak memiliki dampak atas penentuan laba sampai aktiva

tersebut dijual atau dinilai kembali. Oleh karena itu, prinsip pengaitan tidak dapat diterapkan

terhadap aktiva operasi yang tidak didepresiasikan.

E.3.4. Biaya Penjualan dan Administrasi (Cost of Selling and Administrasion)

Biaya penjualan dan administrasi adalah seluruh biaya non-manufaktur yang diperlukan

untuk memelihara organisasi penjualan dan administratif dasar. Biaya tersebut diperlakukan sebagai

biaya periodik pada periode dimana biaya tersebut terjadi, baik dalam metode perhitungan biaya

langsung maupun perhitungan biaya penyerapan [penuh].

E.4. Prinsip objektivitas (objectivity principle)

Kegunaan dari informasi keuangan sangat bergantung pada keandalan dari prosedur

pengukuran yang digunakan. Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk

dilakukan, maka akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan pilihan

prosedur pengukuran. Tetapi, prinsip objektivitas memiliki interprestasi yang berbeda :

1. Pengukuran objektif adalah ukuran yang bersifat tidak memihak, dalam arti bahwa

pengukuran tersebut bebas dari bias pribadi si pengukur. Dengan kata lain, objektivitas

mengacu pada realitas eksternal yang independen dari orang yang memandangnya.

2. Pengukuran objektif adalah pengukuran variable, dalam hal bahwa pengukuran tersebut

didasarkan pada bukti.

3. Pengukuran objektif adalah hasil dari kesepakatan di antara kelompok pengamat atau

pengukur tertentu.

4. Ukuran dari penyebaran distribusi pengukuran dapat digunakan sebagai indikator dari tingkat

objektivitas sistem pengukuran tertentu.

16

Page 17: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

E.5. Prinsip konsistensi (consistency principle)

Prinsip ini menganggap bahwa kejadian ekonomi yang serupa sebaiknya dicatat dan

dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini mengimplikasikan bahwa

prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan kepada transaksi yang serupa sepanjang waktu. Oleh

karena itu, konsistensi adalah batasan pengguna untuk memfasilitasi keputusan pengguna dengan

memastikan dapat diperbandingkannya laporan keuangan dari suatu perusahaan sepanjang waktu,

sehingga meningkatkan kegunaan dari laporan tersebut.

Prinsip konsistensi tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur

akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika prosedur alternatif

lebih baik. Sesuai dengan APB Opinion No. 20, perubahan yang dibenarkan dalam prosedur adalah:

1. Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi;

2. Perubahan dalam estimasi akuntasi;

3. Perubahan dalam entitas pelaporan.

Perubahan-perubahan ini akan dicerminkan dalam akun dan dilaporkan dalam laporan

keuangan secara retroaktif untuk perubahan dalam entitas akuntansi, secara prospektif untuk

perubahan dalam estimasi akuntansi, secara umum dan sekarang untuk perubahan dalam prinsip-

prinsip akuntansi.

E.6. Prinsip pengakuan penuh (full disclosure)

Terdapat kesepakatan umum dalam akuntansi bahwa sebaiknya terdapat pengungkapan

yang penuh, adil dan memadai atas data akuntansi. Penuh mengacu pada penyajian informasi yang

lengkap dan komprehensif. Adil mengimplikasikan batasan etis yang mengharuskan perlakuan yang

adil terhadap pengguna. Memadai mengandung arti seperangkat informasi minimum yang akan

diungkapkan.

Prinsip pengakuan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk

menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan

selama periode berjalan dan mengandung informasi yang memadai sehingga tidak menyesatkan bagi

investor. Secara eksplisit, prinsip pengungkapan penuh mengimplikasikan bahwa tidak ada informasi

atas substansi atau kepentingan bagi investor yang akan dihilangkan atau disembunyikan.

Beberapa masalah yang sebaiknya menjadi subyek dari pengungkapan penuh antara lain:

1. Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian dibutuhkan dalam

penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut bersifat khusus bagi entitas pelaporan

tersebut, atau ketika metode akuntansi alternatif dapat digunakan.

2. Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk mengindikasikan hak

dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas pelaporan.

3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau metode penerapannya dan

dampak dari perubahan semacam itu.

17

Page 18: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

4. Aktiva, kewajiban, biaya dan pendapatan yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak-pihak

yang memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau pejabat yang memiliki

hubungan istimewa dengan entitas pelaporan tersebut.

5. Aktiva, kewajiban, dan komitmen kontinjen.

6. Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya terjadi setelah tanggal neraca yang memiliki

dampak material terhadap posisi keuangan entitas tersebut sebagaimana diindikasikan dalam

laporan akhir tahun.

E.7. Prinsip konservatisme (conservatism principle)

Prinsip konservatisme adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa

prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan

andal. Prinsip konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih teknik

akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling

tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik, prinsip ini

mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan pendapataan serta nilai tertinggi dari

kewajiban dan beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan.

E.8. Prinsip materialitas (materiality principle)

Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau

modifikasi. Prinsip tersebut menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak

ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat tanpa memedulikan apakah hal

tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum atau tidak. Materialitas

berfungsi sebagai pedoman implisit bagi akuntan dalam hal apa yang sebaiknya diungkapkan dalam

laporan keuangan, sehingga memungkinkan akuntan tersebut untuk memutuskan apa yang tidak

penting atau apa yang tidak menjadi masalah berdasarkan biaya pencatatan, akurasi laporan

keuangan, dan relevansi bagi pengguna.

Dua kriteria dasar yang direkomendasikan untuk menentukan materialitas adalah

pendekatan ukuran (size approach) dan pendekatan kriteria perubahan (change criterion approach).

Pendekatan ukuran mengaitkan ukuran dari transaksi ke variable relevan lainnya, seperti laba bersih.

Sedangkan pendekatan kriteria perubahan mengevaluasi dampak dari suatu transaksi trhadap tren

atau perubahan antarperiode akuntansi.

Suatu jumlah adalah tidak material semata-mata karena ukurannya, faktor-faktor berikut ini

harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan materialitas, apakah transaksi itu :

1. suatu faktor yang masuk dalam penentuan laba bersih?

2. tidak biasa atau luar biasa?

3. kontinjen terhadap suatu kejadian atau kondisi?

4. dapat ditetapkan berdasarkan pada fakta dan situasi sekarang?

5. diharuskan oleh undang-undang atau peraturan?

18

Page 19: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

Jumlah transaksi itu sendiri, dalam hubungannya dengan:

1. laporan keuangan secara keseluruhan;

2. total dari akun dimana transaksi tersebut merupakan bagiannya;

3. transaksi-transaksi yang berhubungan;

4. jumlah terkait pada tahun sebelumnya atau jumlah yang diperkirakan di tahun-tahun

mendatang.

E.9. Prinsip keseragaman dan komparabilitas (the uniformity and comparability principles)

Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi

yang berhubungan oleh perusahaan-perusahaan selama waktu tertentu. Prinsip keseragaman

mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Tujuan

yang diinginkan adalah untuk mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi

keragaman yang diciptakan oleh penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan-

perusahaan yang berbeda.

Dukungan utama untuk keseragaman adalah klaim bahwa hal itu akan :

1. mengurangi keragaman penggunaan prosedur akuntansi dan ketidakcukupan praktik-praktik

akuntansi.

2. memungkinkan perbandingan yang berarti atas laporan keuangan dari perusahaan yang

berbeda.

3. memperbaiki kepercayaan pengguna laporan keuangan.

4. mengarah pada intervensi dan peraturan pemerintah mengenai praktik akuntansi.

Dukungan utama untuk fleksibilitas adalah klaim bahwa :

1. penggunaan prosedur akuntansi yang seragam untuk mencerminkan transaksi yang sama yang

terjadi dalam banyak kasus memiliki resiko menyembunyikan perbedaan yang penting

antarkasus;

2. komparabilitas adalah suatu cita-cita yang bersifat utopia, hal tersebut tidak dapat dicapai

dengan mengadopsi aturan-aturan tetap yang tidak cukup mempertimbangkan situasi factual

yang berbeda;

3. Perbedaan dalam situasi atau variable situasi membutuhkan perlakuan yang berbeda,

sehingga pelaporan perusahaan dapat menanggapi situasi dimana transaksi dan kejadian

terjadi. Variabel-vriabel situasional (circumstancial variables) didefinisikan sebagai kondisi-

kondisi lingkungan yang bervariasi antarperusahaan dan yang mempengaruhi :

(a) kelayakan dari metode akuntansi, dan/atau

(b) objektivitas ukuran-ukuran yang dihasilkan dari penerapan metode akuntansi tersebut.

Tujuan implisit baik dari keseragaman maupun fleksibilitas adalah untuk melindungi

pengguna dan untuk menyajikan data yang berarti kepada pengguna.

19

Page 20: METODOLOGI PENELITIAN DAN TEORI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.docx

F. Kesimpulan

Aturan-aturan yang ada saat ini didasarkan pada pondasi teori akuntansi. Pondasi ini terdiri

atas elemen-elemen yang bersifat hierarki yang berfungsi sebagai kerangka referensi atau struktur

teoritis. Formulasi struktur teoritis tersebut merupakan suatu proses deduktif dan interaktif, yang

terdiri atas formulasi yang suksesif atas tujuan, postulat, konsep, prinsip, dan teknik akuntansi.

Pemahaman atas elemen-elemen ini dan hubungan dari teori akuntansi menjamin suatu

pemahaman atas rasional di balik praktik actual dan masa depan.

20