ilmu akuntansi.docx

37
Bidang Usaha Menurut Akuntansi November 20, 2013 by M Mustafa Bidang Usaha Menurut Akuntansi. Dalam ilmu akuntansi, perusahaan di kelompokkan dalam 3 bidang usaha. Bidang usaha tersebut pada dasarnya memiliki system atau sebuah siklus akuntansi yang sama. Yang berbeda hanya pada beberapa proses saja seperti proses pembelian, proses persediaan dan laporan Harga Pokok Penjualan (HPP). Ketiga bidan usaha menurut akuntansi tersebut adalah : Perusahaan manufaktur (Produksi/Industri) Perusahaan manufaktur adalah perasahaan yang bergerak di bidang pengolahan barang baku menjadi bahan jadi. Perusahaan type ini juga di biasa di sebut Produsen atau pembuat sebuah produk. Pada perusahaan Manufaktur akan memunculkan beberapa proses akuntansi yang tidak di miliki oleh perusahaan bidang lain. Perusahaan manufaktur memunculkan bidang akuntansi Akuntansi Biaya Akuntansi Persediaan Perusahaan Dagang Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang yang memperoleh barang dari suplier / penjual lain dan menjual kembali dengan mendapatkan penghasilan dari selisih penjualan. Perusahaan dagang memunculkan bidang akuntansi Akuntansi persediaan Perusahaan Jasa Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa. Produk perusahaan ini biasanya tidak wujud atau tak memiliki bentuk. Sedangkan produknya hanya dapat dilihat dari hasil yang mengereka kerjakan.

Upload: andini-adin

Post on 22-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Akuntansi.docx

Bidang Usaha Menurut Akuntansi⌚ November 20, 2013 by M Mustafa

Bidang Usaha Menurut Akuntansi. Dalam ilmu akuntansi, perusahaan di kelompokkan dalam 3 bidang

usaha. Bidang usaha tersebut pada dasarnya memiliki system atau sebuah siklus akuntansi yang sama. Yang

berbeda hanya pada beberapa proses saja seperti proses pembelian, proses persediaan dan laporan Harga Pokok

Penjualan (HPP).

Ketiga bidan usaha menurut akuntansi tersebut adalah :

Perusahaan manufaktur (Produksi/Industri)

Perusahaan manufaktur adalah perasahaan  yang bergerak di bidang pengolahan barang baku menjadi bahan

jadi. Perusahaan type ini juga di biasa di sebut Produsen atau pembuat sebuah produk. Pada perusahaan

Manufaktur akan memunculkan beberapa proses akuntansi yang tidak di miliki oleh perusahaan bidang lain.

Perusahaan manufaktur memunculkan bidang akuntansi

Akuntansi Biaya

Akuntansi Persediaan

Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang yang memperoleh barang dari

suplier / penjual lain dan menjual kembali dengan mendapatkan penghasilan dari selisih penjualan.

Perusahaan dagang memunculkan bidang akuntansi

Akuntansi persediaan

Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa. Produk perusahaan ini

biasanya tidak wujud atau tak memiliki bentuk. Sedangkan produknya hanya dapat dilihat dari hasil yang

mengereka kerjakan.

Perusahaan jasa memunculkan bidang akuntansi

Akuntansi perbankan

Page 2: Ilmu Akuntansi.docx

Dapun dalam beberapa kasus terjadi sebuah penggabungan perusahaan yaitu antara perusahaan jasa dan

perusahaan dagang. Misalnya perusahaan bengkel kendaraan yang juga menjual sparepart kendaraan. Namun

tidak ada yang rumit dalam melakukan pembukuan atas semua transaksi keangan dan menyajikan sebuah

laporan keuangan.

Page 3: Ilmu Akuntansi.docx

Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang, Manufaktur dan Jasa⌚ November 5, 2013 by M Mustafa

Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang, Manufaktur dan Jasa.  Katika anda bertanya apakah sama

antara Akutansi yang di terapkan pada perusahaan Dagang, Perusahaan Jasa dan Perusahaan Manufaktur

(Produksi). Maka saya akan menjawab sama saja, akuntansi yang di terapkan kecuali hanya pada produk

persediaan jenis bidang usaha tersebut.

Intinya pada produk itulah perusahaan itu berbeda, mari kita lihat :

Perusahaan dagang memperoleh produk persediaan dari supplier dalam bentuk bahan jadi untuk di jual

kembali. Perusahaan ini hanya melakukan penjualan kembali dan mengambil selisih penjualan sebagai

keuntungan usaha.

Perusahaan manufaktur memperoleh produk persediaan yang dibuat dari bahan mentah/baku menjadi bahan

baku atau bahan jadi. Jadi tidak mutlak perusahaan jenis ini mengolah bahan baku menjadi bahan jadi tetapi

bisa saja mengolah kembali memproduksi bahan baku untuk perusahaan lain.

Perusahaan Jasa tidak memiliki persediaan barang untuk di pasarkan. Tetapi produk mereka bersifat tidak

wujud seperti perusahaan dagang atau manufaktur. Produk mereka terlihat berupa hasil jasa mereka.

Jadi untuk perbedaan system akuntansi mereka itu akan terlihat hanya pada bagian Persediaan dan pembelian

saja.

1. Perusahaan dagang

1. Persediaan barang Dagangan

2. Pembelian

3. Ada Harga Pokok Produksi (HPP)

2. Perusahaan Manufaktur (Produksi)

1. Persediaan Bahan Baku

2. Persediaan Dalam Proses Produksi

3. Persediaan Bahan Pembantu

4. Persediaan Barang Jadi

Page 4: Ilmu Akuntansi.docx

5. Pembelian

6. Ada Harga Pokok Penjualan (HPP)

7. Ada Akuntansi Biaya

3. Perusahaan Jasa

1. Tidak Memiliki Persediaan

2. Pembelian langsung di masukkan dalam Peralatan atau perlengkapan

3. Tidak ada Harga Pokok Penjualan (HPP)

Dari gambaran di atas terlihat sangat jelas sekali Perbedaan Akuntansi Perusahaan Dagang, Manufaktur dan

Jasa.

Kemudian muncul kasus yang terkadang membuat orang bingung, misanya bagaimana dengan perusahaan

servis kendaraan (Bengkel) yang juga menjual sperpart kendaraan.

Itu mudah saja, tinggal memasukkan apa yang menjadi bagian dari perusahaan dagang ke perusahaan jasa

tersebut. Menggabungkan biaya yang timbul dan melakukan perhitungan Harga pokok penjualan. Dan untuk

hasil dari jasa service memiliki pos terpisah sehingga dalam usaha tersebut ada 2 penghasilan yaitu hasil

penjualan barang dan pendapatan jasa service.

Page 5: Ilmu Akuntansi.docx

Buku Besar Akuntansi⌚ October 30, 2013 by M Mustafa

Buku Besar Akuntansi. Mungkin sobat sudah pada tau tentang Buku Besar Akuntansi ? yaitu tempat untuk

mengelompokkan transaksi keuangan sejenis yang terjadi dalam satu usaha, secara sederhana pengertiannya

demikian. Yang artinya bahwa Buku Besar adalah sebuah catatan tentang satu akun secara khusus yang

memberikan informasi tentang posisi dari saldo akun tersebut. Buku besar juga di kenal dengan istilah General

Ledger

Pembuatan buku besar adalah proses berikutnya setelah kegiatan Pen-jurnal-an. Beberapa bentuk dari Buku

besar ada beberapa macam, misalnya :

Bentuk 1Tgl No akun Keterangan Ref Jumlah (Dr) No akun Keterangan Ref Jumlah (Cr)

Bentuk di atas adalah salah satu bentuk dasar kolom dari Bentuk Buku Besar. Bentuk ini adalah yang biasanya

di perkenalkan ketika awal mempelajari sebuah pendidikan Akuntansi Dasar. Pada kolom jumlah saya sengaja

tambahkan Dr dan Cr pada bagian belakang, format aslinya tidak ada. Hal itu hanya penegasan posisi di

mana Dr berarti Debet dan Cr Berarti Kredit.

Mari kita coba menggunakan Buku Besar Tersebut di atas:

Ibu Ani Menyetor uang tunai 10.000.000 sebagai modal mendirikan salon. Maka Jurnalnya adalah :

Kas                         Rp. 10.000.000

Modal                                   10.000.000

Coton Buku besarnya :

Buku Besar : KAS

Tgl No akun Keterangan Ref Jumlah (Dr) No akun Keterangan Ref Jumlah (Cr)

Setoran Modal10.000.000

Page 6: Ilmu Akuntansi.docx

Buku Besar : Modal

Tgl No akun Keterangan Ref Jumlah (Dr) No akun Keterangan Ref Jumlah (Cr)

Setoran Modal10.000.000

Kemudian beberapa perusahaan atau lembaga akuntansi melakukan penyederhanaan seperti bentuk kolom

berikut berikut ini :

Bentuk 2

Tgl No akun Keterangan Ref Debet Kredit

Saldo

Kredit Kredit

Tabel di atas juga merupakan bentuk buku besar yang di sederhanakan kolomnya agar tidak terlalu panjang

dan tetap memilki fungsi yang sama dan memberikan informasi yang di butuhkan. Sesuai dengan transaksi di

atas mari kita coba masukkan dalam bentuk buku besar seperti di atas.

Buku Besar : KAS

Tgl No akun Keterangan Ref Debet Kredit

Saldo

Kredit Kredit

Setoran Modal 10.000.000 10.000.000

Buku Besar : MODAL

Tgl No akun Keterangan Ref Debet Kredit

Saldo

Kredit Kredit

10.000.000 10.000.000

Kemudian beberapa perusahaan kembali melakukan bentuk penyerderhanaan terhadap kolom buku besar

seperti ini :

Bentuk 3

Tgl No akun Keterangan Ref

Saldo

Kredit Kredit

Page 7: Ilmu Akuntansi.docx

Tabel atau kolom buku besar di atas jega memiliki fungsi yang sama, bedanya informasi saldo ditulis pada

bagian akhir atau bawah kolom. Coba kita gunakan untuk membukukan jurnal Ibu Ani Di atas.

Buku Besar : Kas

Tgl No akun Keterangan Ref

Saldo

Kredit Kredit

Setoran Modal 10.000.000

    Saldo   10.000.000 

Buku Besar : Modal

Tgl No akun Keterangan Ref

Saldo

Kredit Kredit

Setoran Modal 10.000.000

    Saldo     10.000.000

Dalam beberapa kasus bahkan masih ada yang menyederhanakan bentuk buku besar tersebut. Jadi ketiga

bentuk buku besar di atas atau ada bentuk lainnya tidak usah untuk di perdebatkan yang mana yang benar,

yang jelasnya keputusan perusahaan dalam manajemen keuangan mereka utamanya tentang Buku Besar adalah

keputusan internal perusahaan yang tidak bisa di ganggu gugat. Yang jelasnya ketika anda di suguhi sebuah

buku besar dengan berbagai bentuk di atas, tidak usah kaget ketika menemui sebuah buku besar yang tidak

sesuai dengan yang ada pelajari. Dan informasi yang di butuhkan dalam buku besar dapat di peroleh dan di

pahami asal sumbernya.

Page 8: Ilmu Akuntansi.docx

Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Kali ini kita coba untuk membahas tentang cara membuat laporan keuangan sederhana. Atau bisa di katakan

laporan keuangan yang kita akan buat ini adalah sebuah Sistem Akuntansi untuk UKM yang modalnya kecil-

kecilan.

Sebagaimana yang saya sebutkan bahwa kita harus melihat terlebih dahulu tentang sifat dari bisnis yang kita

jalankan. Apakah usaha kita berbentuk Bidang Usaha Manufaktur (Produksi) atau bergerak di Bidang Usaha

Perdagangan atau bergerak di bidang jasa. Setelah mengetahui usaha kita bergerak di bidang mana maka kita

sudah bisa memulai melakukan pencatatan.

Mungkin untuk mudah memahami Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana kami akan menjelaskan

dengan menggunakan langkah-langkah, yang Insya Allah akan kami upayakan ada contoh yang bisa di

gunakan dalam mempelajari materi ini.

Ada pun susunan atau tahapan Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana dapat di lihat sebagai berikut :

Langkah I : Melakukan Cek List

Langkah II : Pengumpulan Bukti Transaksi

Langkah III : Membentuk Perkiraan ( Akun)

Langkah IV : Membuat Jurnal (Jurnal Umum)

Langkah V : Input Data Buku Besar Dari Jurnal Umum

Langkah VI : Membuat Neraca Saldo

Langkah VII : Melakukan Penyesuaian (Jurnal Penyeuaian)

Langkah VIII : Input Data Buku Besar Dari Jurnal Penyesuaian (Dalam Pembuatan)

Langkah IX : Membuat Neraca Lajur (work Sheet) (Dalam Pembuatan)

Langkah X : Membuat HPP (Harga Pokok Penjualan) (Dalam Pembuatan)

Langkah XI : Membuat Laporan Keuangan (Dalam Pembuatan)

Langkah XII : Menutup Perkiraan (Dalam Pembuatan)

Langkah XIII : Membalik Perkiraan  (Dalam Pembuatan)

Page 9: Ilmu Akuntansi.docx

Untuk langkah XII dan XIII adalah untuk intern pengelola keuangan (bagian keuangan) dimaksudkan untuk

membentuk neraca baru yang akan di jadikan neraca awal siklus berikutnya. Kemudian melakukan penutupan

terhadap semua akun yang mempengaruhi laporan Harga Pokok Penjualan, Laporan Perubahan modal,

penutupan akumulasi (akun amortisasi) untuk menampilkan harga sebenarnya dari akun yang di susutkan

seperti kendaraan, Gedung dan inventaris.

Mungkin terlihat sangat ribet dan anda pasti mengatakan bahwa ini bukan Cara Membuat Laporan Keuangan

Sederhana, namun Insya Allah, dalam waktu dekat kita akan coba membuat sebuah contoh laporan keuangan

sederhana Lengkap satu siklus.

Page 10: Ilmu Akuntansi.docx

Melakukan Check List (Inventarisir)⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Mula-mula adakan cek list terhadap semua asset usaha anda, seperti menghitung jumlah barang persediaan

yang di jual, harga inventaris seperti kaca etalase, rak barang, kulkas minuman dan sebagainya dengan

memberi nilai nominal (rupiah). Kemudian lakukan penilaian atas bangunan anda diluar nilai tanah, dan jika

bangunan tersebut adalah sewa, hitung sisa sewa yang belum jatuh tempo. Lihat harta usaha anda yang lain

seperti jumlah kas (uang tunai) perlengkapan usaha dan lain sebagainya.

Selanjutnya adalah lihat apa anda punya utang atau tidak kemudian catat jika ada. Dan periksa apa anda punya

piutang (kredit orang terhadap anda) kemudian catat bila ada. Jika ada kendaraan apakah anda akan

memasukkan sebagai asset usaha atau asset pribadi. Jika asset usaha catat nilainya sekarang (bukan harga

waktu di beli) dan jika kendaraan kredit, hitung sisa berapa yang belum di bayar lalu catat.

Dari proses tersebut di atas lakukan pengelompokkan menjadi 3 bagian yaitu :

1. Kelompok harta

Mulai dari uang tunai, piutang orang, perlengkapan usaha, persediaan barang, peralatan (kalau ada), Inventaris,

Kendaraan, Bangunan (jika Milik Sendiri) atau sewa di bayar di muka jika di kontrak, kemudian tanah (jika

bangunan dan tanah bukan kontrak).

2. Kelompok Kewajiban

Berapa Jumlah Utang Dagang anda (hutang karena beli barang) kemudian berapa hutang kredit Bank anda

(Utang Bank kalau ada) kemudian berapa Utang Kredit Kendaraan (Utang Kredit Kendaraan kalau) atau utang

pada pihak ketika (pinjam ke saudara, atau keluarga yang di jadikan tambahan modal usaha)

3. Kelompok Modal

Untuk mengetahui jumlah dari modal anda adalah sisa melakukan pengurangan antara Kelompok Harta di

kurangi Kelompok Kewajiban maka itulah nilai nominal modal anda.

Page 11: Ilmu Akuntansi.docx

Namun jika ada baru berniat membuka sebuah usaha baru dengan melakukan setoran tunai maka itu mudah

saja langusng saja di buat Kas Rp. Xxx dan Modal Rp. Xxx. Tapi perlu di ingat bawah penyerahan uang

tersebut dari anda sebagai pemilik modal kepada anda sendiri sebagai pengelola usaha harus ada tanda bukti

sekurang-kurangnya kwitansi tetapi yang lebih baik dengan berita acara !

Ada satu hal yang mungkin harus anda ketahui yaitu, mulailah untuk melakukan pemisahaan antara uang

pribadi anda dengan uang kas usaha anda. Jangan di satukan dan kalau perlu tetapkan gaji untuk diri anda

sendiri. Atau cara kedua adalah dengan memasukkan semua pengambilan anda sebagai prive (pengambilan

pribadi) tapi cara ini akan sulit anda pahami. Sebagian pengusaha lebih senang menggunakan cara yang

pertama.

Dari kegiatan ini anda akan menghasilkan satu Neraca yang di sebut Neraca Awal

Contoh Neraca Awal

Back To Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana

Page 12: Ilmu Akuntansi.docx

Pengumpulan Bukti Transaksi⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Pengumpulan Bukti Transaksi. Jika anda telah melakukan langkah I, kegiatan selanjutnya adalah melakukan

pengumpulan bukti transaksi. Bagi yang telah lama berusaha dan baru membuat pembukuan, bukti transaksi

yang di kumpulkan adalah Bukti transaksi setelah melakukan Cek list (Langkah I) dan bukti sebelumnya tidak

berlaku lagi.

Bagi yang baru ingin melakukan usaha silahkan mengumpulkan bukti transaksi sejak di buatkannya berita

acara / kwitansi penyerahan modal.

Untuk mengetahui definisi bukti transaksi baca artikel : Contoh Bukti Transaksi Keuangan.

Bukti transaksi ini di kumpulkan selama satu priode tertentu seperti masa satu bulan, 3 bulan, 6 bulan atau satu

tahun. Tetapi proses pencatatan sebaiknya di lakukan tiap bulan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan

usaha tiap bulan.

Jadi proses akuntansi itu tidak di kerjakan tiap hari, tetapi hanya satu kali satu bulan tetapi mengumpulkan

bukti transaksi itulah yang di kerjakan tiap hari.

Hal selanjutnya adalah melengkapi bukti transaksi yang di kumpulkan. Contohnya saja anda melakukan

pembelian barang tetapi tidak ada nomor nota-nya, silahkan isi sendiri, tidak usah repot pergi ke toko tempat

membeli dan meminta di kasih nomor. Terus periksa tanggal, bulan dan tahunnya, lengkapi jika kosong.

Kemudian lengkapi Nama Toko atau pemilik toko dan alamat tokonya, karena jangan sampai di kuatirkan

pembelian anda adalah dengan cara kredit (Utang) sehingga data anda tidak lengkap. Begitu pun dengan bukti

yang lain seperti Nota Penjualan, pastikan anda punya copy nota-nya sebagai data untuk anda.

Atau mungkin jika anda melakukan pembayaran gaji karyawan, upayakan anda punya bukti pembayaran baik

secara kolektif (sekaligus untuk semua karyawan) atau dengan slip gaji yang ada copy-nya untuk data

keuangan anda.

Saya kira sampai di sini kita sudah cukup paham bahwa data transaksi itu harus benar-benar jelas dan

mengandung informasi antara lain : Nomor, Tanggal, Nama, Alamat, Jenis pembayaran, jumlah nominal.

Karena yang di jadikan bukti transaksi keuangan itu adalah yang memiliki nilai nominal saja. Artinya walau

data dalam bukti tersebut lengkap tapi tidak punya nilai nominal maka tidak bisa dijadikan/sebut bukti

transaksi.

Page 13: Ilmu Akuntansi.docx

Membentuk Perkiraan ( Akun)⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Membentuk Perkiraan ( Akun). Proses selanjutnya adalah embentuk perkiraan atau yang biasa disebut dengan

AKUN. Caranya acukup mudah yaitu dengan melihat bukti transaksi dan apa yang ada pada Langkah I diatas.

Dari Langkah Pertama kita telah memiliki beberapa akun yaitu :

Kas, Piutang, Perlengkapan, Persediaan, Peralatan, Inventaris Toko, Kendaraan,  Gedung (sewa Dibayar

Dimuka jika Kontrak), Tanah, Utang Usaha, Utang Kredit Bank, Utang Kredit Kendaraan, Utang Pihak

Ketiga, dan Modal.

Selanjutnya kita melihat bukti transaksi yang kita kumpulkan selama sebualan ternyata ada Pembelian Barang

(Pembelian) terus ada penjualan Barang (Penjualan), Bayar Ongkos Angkut (Beban Angkut Pembelian), Bayar

Lirtrik (Beban Listrik), Bayar Gaji Karyawan (Beban Gaji), Bayar Air (Beban Air) Ada Bunga Bank (Beban

Bunga Bank).

Jadi dengan melihat bukti transaksi maka menjadi dasar dari pembentukan perkiraan (Akun). Namun bukan

berarti pula bahwa tiap bukti transaksi itu harus di buatkan akun, misalnya saja, anda menemukan nota

pembelian dalam sebulan ada 4 kali pembelian, bukan berarti anda membuat 4 akun dengan memberi nama

Pembelian 1, pembelian 2 dst. Tetapi satu akun itulah yang akan di gunakan untuk mencatat semua pembelian

yang terjadi begitupun dengan bukti transaksi lainnya.

Selain itu hal lain yang mungkin prlu untuk di selesaikan dalam langkah ini adalah memberi nomor

perkiraan/akun. Karena pada kali ini kita membuat tentang usaha dagang maka kelompok akun (terdiri atas

beberapa akun) di bagi sebagai berikut :

Aktiva : 100 – 199

Kewajiban : 200 – 299

Modal : 300 – 399

Penjualan : 400 – 499

Page 14: Ilmu Akuntansi.docx

Pembelian : 500 – 599

Beban : 600 – 699

Format diatas biasanya menggunakan angka 5 digit (00100) biasanya untuk aktiva tetapi kita sederhanakan.

Laba atau rugi biasanya di masukkan dalam kelompok modal.

Cara penggunaan Kode akun di atas misalnya

1. Kas : 101

2. Piutang : 102

3. Inventaris Toko : 110

4. dst

Bisa dilihat pada Artikel Chart Of Account sebagaimana Di atas terlihat bahwa semua adalah kelompok aktiva,

hanya dengan melihat bahwa awal angka adalah 100 up. Atau dengan kata lain, perkiraan apapun yang masih

dalam angka 100 sampai 199 masih merupakan kelompok harta. Dalam artikel lain akan kita bahas tetan

pengkodean akun dan jenis kode aku

Saya yakin anda sudah paham untuk langkah membentuk perkiraan atau akun ini, dana kita bisa memasuki

langkah berikutnya.

Chart Of Account (Daftar Rekening)⌚ November 4, 2013 by M Mustafa

Chart Of Account (Daftar Rekening). Istilah ini terdengar sangat keren dan di bayangkan akan sangat susah

sekali. Kalau mau di artikan secara bahasa chart bisa berarti, tabel, daftar, diagram, bagan. Tapi bagaimana kita

memahami ini dalam pengertian yang lebih sederhana saja hingga tidak perlu untuk di buat pusing oleh istilah

yang satu ini.

Baiklah, coba kita lihat dari chart of account lalu mengambil sebuah kesimpulan yang di jadikan definisi bagi

kita untuk mudah di pahami. Lalu kita kaitkan dengan definisi yang sebenarnya.

Kita lihat Daftar di bawah ini :

1. Asset/Aktiva

2. Hutang/Liability

Page 15: Ilmu Akuntansi.docx

3. Modal/Equity

4. Income/pendapatan

5. Cost of sales (HPP/Harga Pokok Penjualan)

6. Biaya/Expense

7. Other Income

8. Other Expense

Dari kelompok di atas kita akan buatkan Kode dengan menggunakan Angka 5 digit (0000).

1 Asset/Aktiva 100001 10100 : Aktiva Lancar

1 10101 : Kas2 10102 : Piutang Usaha3 10103 : Persediaan …. dst

2 10200 : Aktiva Tetap1 10201 : Inventaris2 10202 : Kendaraan3 10202.1 : Akumulasi Penyusutan Kendaraan4 10204 : Tanah …. dst

2 Hutang/Liability 200001 20100 : Utang Jangka Pendek

1 20101 : Utang Dagang2 20200 : Utang Jangka Panjang

1 20201 : Investasi Pihak Ketiga3 Modal/Equity 30000

1 30100 : Modal2 30200 : Prive … dst

4 Income/pendapatan 400001 40100 : Pendapatan2 40200 : Laba Tahun berjalan

5 Cost of sales (HPP/Harga Pokok Penjualan) 500001 50100 : Pembelian

1 50102 : Ongkos Angkut Pembelian2 50200 : HPP …. dst

6 Biaya/Expense 600001 60100 : Biaya Kantor

1 60101 : Biaya Gaji Karyawan Kantor2 60102 : Biaya ATK

2 60200 : Biaya operasional1 60201 : Biaya gaji Karyawan2 60202 : Biaya Sewa Gedung… dst

7 Other Income 700001 70100 : Bungan Bank

1 70101 : Bunga Tabungan2 70102 : Bunga Deposito

2 70200 : Bunga Investasi .. dst8 Other Expense 80000

1 80100 : Beban Pajak1 80101 : Pajak Penghasilan2 80102 : Pajak Bumi dan Bangunan

Page 16: Ilmu Akuntansi.docx

2 80200 : Beban Invesatasi ..dst

Dari contoh di atas maka kita akan menemukan beberapa informasi yang mudah untuk di baca hanya melalui

dari nomornya saja. Misalnya ketika kita melihat kode akun yang di mulai dengan angka 6 maka kita sudah tau

itu adalah biaya, dan melihat angka berikutnya adalah 01 maka kita bisa mendapat informasi itu biaya kantor

dan jika kode 02 maka itu adalah biaya Operasional. Begitupun untuk selanjutnya dalam membaca table

tersebut.

Sekarang kita akan kembali pada pembahasan sesuai dari Chart Of Account dengan melihat tebel di atas. Dari

table di atas maka dapat di simpulkan bahwa  Definisi Chart Of Account (Daftar Rekening / Perkiraan / Akun)

adalah daftar yang tersusun dalam struktur tertentu yang terdiri dari unsure-unsur rangkaian kode dan nama

akun secara sistematis.

Ada juga yang menggunakan kode huruf dan angka decimal, baca artikel : Definisi dan Kode Akun Perkiraan

Definisi dan Kode Akun / Perkiraan Akuntansi⌚ November 2, 2013 by M Mustafa

Definisi dan Kode Akun / Perkiraan Akuntansi.  Ada yang bertanya pada kami tentang akun dan perkiraan,

apa yang beda dari kedua istilah tersebut. Saya piker ini wajar saja bagi kita yang baru belajar tetang akuntansi.

Dari kedua hal tersebut sama sekali tidak ada perbedaan kecuali cara penyebutan saja.

Akun / perkiraan adalah suatu daftar yang di gunakan dalam system akuntansi untuk menggambarkan posisi

saldo akun dan transaksi yang mempengaruhinya.

Sedangkan Kelompok akun sendiri adalah suatu kumpulan akun yang memiliki status dan sifat yang sama.

Biasanya kelompok akun di bagi atas : Harta, Kewajiban, Modal, Penjualan, Pembelian, Biaya.

Jadi dari penjelasan tersebut kita sudah mendapat gambaran bahwa Harta tidak bisa di sebut Akun, tetapi

Kelompok akun, yang termasuk akun adalah Kas, Pituang dan sebagainya.

Kita juga melihat bahwa dalam sebuah akun biasanya di sertai dengan nomor tertentu. Biasa di sebut sebagai

kode perkiraan atau nomor Akun.

Page 17: Ilmu Akuntansi.docx

Jadi kalau di lihat maka definisi kode akun adalah sebuah kode yang di gunakan untuk menandai satu

perkiraan / akun dalam kegiatan akuntansi.

Ada beberapa cara yang di pakai untuk memberikan suatu kode atau nomot terhadap akun yaitu :

1. Numerial : Hal ini di di maksudkan dengan menggunakan angka sebagai kode yang dipilih contoh :

1. Akun Kas : 1.1

2. Piutang : 1.2

2. Mnemonic : Nemonik adalah menggunakan huruf alphabet sebagai kode yang diplih contoh :

1. Akun Kas : A.a

2. Piutang : A.b

3. Sistem Desimal : Sistem desimal adalah menggunakan dasar angka digit sebagai kode, contoh :

1. Akun Akumulasi Penyusutan Peralatan : 121.1

2. Akun Akumulasi Penyusutan Kendaran : 122.1

Silahkan baca artikel : Chart Of Account untuk memahami lebih lengkap.

Dari penjelasan tersebut saya harap anda sudah paham dan mengerti tentang pengertian akun atau perkiraan

dan cara pengkodean akun. Ketika anda menemukan ada kode yang menggunakan sistem Numerial atau

Mnemonic tidak usah terlalu di permasalah kan yang penting anda pahan dengan kode tersebut dan cara

penggunaannya.

Page 18: Ilmu Akuntansi.docx

Membuat Jurnal (Jurnal Umum)⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Membuat Jurnal (Jurnal Umum). Proses berikutnya adalah melakukan Pen-jurnal-an terhadap semua bukti

transaksi pada akhir bulan / akhir priode. Setelah melakukan langkah-langkah sebelumnya, pada akhir bulan

kita akan memasuki sebuah poses akuntansi yaitu penjurnalan.

Pen-jurnal-an biasanya di maksudkan untuk mencatat semua bukti transaksi tersebut dalam satu lembar kerja

yang di sebut dengan nama Jurnal Umum.

Untuk memahami tentang cara penjurnalan agar tidak bingung, silahkan Pahami terlebih dahulu

tentang :Memahami Debet dan Kredit

Jadi perhatikan ini baik-baik “Pen-jurnal-an adalah melakukan pencatatan semua bukti transaksi yang di

kumpulkan dalam satu priode tertentu (misal 1 bulan) kedalam satu lembar kerja yang di sebut JURNAL

UMUM”.

Inilah langkah awal pencatatan dari sebuah kegiatan akuntansi. Caranya cukup mudah untuk melakukan

penjurnalan dengan memahami logika sederhana dari pembuatan jurnal.

Kita ambil bukti transaksi paling awal (sesuai tanggal) misalnya bukti transaksi awal berupa pembelian barang

di Toko A. Kita sudah dapat informasi yang di butuhkan dalam nota tersebut yang berbunyi, pada tanggal 1

anda melakukan PEMBELIAN barang dengan total Rp. 5.150.000 dan cap lunas.

Pembelian bertambah dan di lunasi dengan uang kas, maka jurnalnya adalah:

Pembelian          Rp. 5.150.000

Kas                                         Rp. 5.150.000

Begitupun dengan bukti transaksi selanjutnya, apa itu rekening listrik dan sebagainya. Tehnik menjurnal itu

sangat mudah sekali apalagi ketika melihat bukti transaksi. Tehniknya adalah dengan melakukan pemeriksaan

atas bukti transaksi apa ada kaitan dengan kas ?, karena jarang sekali ada sebuah bukti transaksi yang tidak

terkait dengan Kas (uang tunai). Makanya Kas menjadi tujuan kita yang pertama dalam melakukan sebuah

penjurnalan.

Page 19: Ilmu Akuntansi.docx

Selanjutnya memikirkan apakah transaksi tersebut mengurangi atau menambah Kas ?. Jika menambah berarti

jurnal kas adalah debet dan jika mengurangi maka di kredit. Jadi tugas kita sisa satu yaitu mencari akun

pasangan dari Kas tersebut. Sebagai bahan praktek untuk di pelajari bisa melihat artikel Contoh Soal Jurnal

Umum

Memahami Debet dan Kredit⌚ October 30, 2013 by M Mustafa

Memahami debet dan Kredit. Sebenarnya ketika awal mengenal akuntansi, saya juga mengalami kebingungan

persoalan yang satu ini yaitu tentang memahami Debet dan Kredit suatu akun. Anggapan pertama saya adalah

semua hal itu jika bertambah maka akan di debet dan semua yang berkurang itu akan di kredit, inilah yang

biasa juga di kenal dengan istilah Dasar Akuntansi Debet Kredit.

Ternyata tidak semua akun atau perkiraan itu menganut prinsip, jika bertambah akan di debet dan jika

berkurang akan di kredit. Contoh kecilnya adalah Akun Penjualan.

Mari kita buat sebuah contoh kasus untuk mudah di pahami.

Tn. Yani melakukan penjualan atas Toko miliknya secara tunai yaitu sebesar Rp. 1.000.000. Coba buat jurnal-

nya.

Penjualan            Rp. 1.000.000

Persediaan Barang                          Rp. 1.000.000

Perhatikan baik-baik bahwa jurnal tersebut di atas adalah SALAH. Padahal Jika kita melakukan analisa secara

logika jurnal di atas adalah benar barang berkurang senilai Rp. 1.000.000 dan terjadi penjualan bertambah

sebesar Rp. 1.000.000. Namun kita lupa bahwa proses penjualan tersebut kita juga menerima uang tunai

sebesar Rp. 1.000.000.

Sekarang kita akan buat jurnal lain sehubungan dengan penerimaan Kas uang 1 juta rupiah tersebut.

Kas                        Rp. 1.000.000

Page 20: Ilmu Akuntansi.docx

Persediaan Barang                          Rp. 1.000.000

Sekali lagi saya katakan bahwa jurnal tersebut masih SALAH. Secara logika jurnal tersebut benar. Kita

menerima uang cash Rp. 1.000.000 dan barang juga berkurang Rp. 1.000.000. Tetapi kenapa jurnal ini juga

SALAH ?. Karena kita menjual berarti mempengaruhi akun Penjualan, tapi kok dalam jurnal itu tidak ada akun

penjualan ?.

Ketika kita coba untuk menjurnal Kas Debet, Penjualan Debet dan Persediaan Kredit masing-masing Rp.

1.000.000 kok malah tidak seimbang Debet dan kredit-nya di mana debet ada Rp. 2.000.000 dan kredit hanya

Rp. 1.000.000, dimana letak kesalahannya.

Maka jawabannya adalah letak kesalahannya adalah terletak pada Akun persediaan Barang dimana akun

persediaan barang hanya akan terpengaruh saat Jurnal penyesuaian yang mana perhitungan persediaan barang

dagangan akan di lakukan pada satu akhir proide siklus Akuntansi. (Nanti kita akan bahas tetang Akun-Akun

Special)

Maka jurnal yang BENAR adalah :

Kas                        Rp. 1.000.000

Penjualan                            Rp. 1.000.000

Dari contoh diatas maka kita akan melihat bahwa penjualan bertambah malah di kredit bukannya di debet.

Maka kesimpulannya, tidak semua hal yang bertambah itu akan di debet dan tidak semua yang berkurang itu

akan di kredit. Contoh untuk transaksi yang di debet padahal mengurangi adalah Modal Usaha.

Contoh : Ty. Yani membukukan tokonya dan menemukan terjadi kerugian sebesar 15.000.000.

Modal                   Rp.  15.000.000

Rugi / Laba                                          Rp. 15.000.000

Kita melihat Modal di debet yang sebenarnya hal tersebut mengurangi modal maka untuk Memahami Debet

dan kredit suatu akun adalah dengan melihat tabel Kelompok Akun (Terdiri atas beberapa akun-akun) dibawah

ini :

KELOMPOK AKUN JIKA JIKA

Harta Bertambah = Debet Berkurang = Kredit

Page 21: Ilmu Akuntansi.docx

Utang Bertambah = Kredit Berkurang = Debet

Modal Bertambah = Kredit Berkurang = Debet

Penjualan Bertambah = Kredit Berkurang = Debet

Pembelian Bertambah = Debet Berkurang = Kredit

Biaya Bertambah = Debet Berkurang = Kredit

Kelompok akun adalah sebuah kumpulan akun-akun yang memiliki sifat yang sama, maka dari tabel tersebut

saya kira mudah untuk di pahami contohnya :

cara membaca tabel tersebut contoh pada harta “Ketika Harta bertambah maka akan di debet dan jika Harta

berkurang maka akan di kredit” begitu pun selanjutnya.

Kelompok akun di atas adalah kelompok akun yang biasa di gunakan oleh perusahaan dagang dan perusahaan

manufaktur (Produksi) sedangkan untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa, Penjualan atas jasa tidak

tulis sebagai Penjualan tetapi langsung di jadikan sebagai pendapatan usaha,

Mudah-mudahan informasi di atas dapat bermanfaat bagi anda yang ingin Memahami Debet dan Kredit suatu

akun.

Contoh Soal Jurnal Umum⌚ November 3, 2013 by M Mustafa

Contoh Soal Jurnal Umum.  Sebelum kita membuat Jurnal umum, kita coba untuk terlebih dahulu

mengetahui definisi dari Jurnal Umum. Pengertian Jurnal Umum adalah Jurnal (dalam bahasa

InggrisJournal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan

untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet

maupun yang di Kredit (Wikipedia).

Dari pengertian tersebut di ketahui bahwa prses siklus akuntansi dimulai pada pase Jurnal Umum ini. Jurnal

umum juga biasa di kenal dengan istilah catatan harian berupa formulir yang berisi catatan aktifitas keuangan

harian suatu perusahaan sesuai urutan tanggal transaksi.

Dalam kasus Ibu Rina pada artikel Contoh soal persamaan dasar akuntansi sebelumnya akan kita jadikan

sebagai contoh kasus dalam Contoh Soal Jurnal Umum :1/10/13 Ibu Reni menyetor uang tunai sebesar  100.000.000 sebagai modal awal membuat usaha Toko Sembako

Page 22: Ilmu Akuntansi.docx

Kas 100.000.000

Modal Usaha  100.000.000

2/10/13 Ibu Rina mengontrak sebuah ruko kecil dengan sewa  5.000.000 pertahun dan langsung di bayarkan selama 5 tahun.

Sewa Dibayar Dimuka 25.000.000

Kas  25.000.000

4/10/13 Ibu Rina melakukan pembelian etalase dan rak dalam melengkapi toko tersebut sebesar  10.000.000 yang di bayar tunai

Inventaris Toko  10.000.000

Kas  10.000.000

6/10/13 Ibu Rina membeli sebuah Komputer dan meja kerja senilai  6.000.000 masing-masing 5.000.000 untuk computer di kredit dan 1.000.000 untuk meja yang di bayar tunai

Inventaris Kantor  6.000.000

Kas  1.000.000

Utang Dagang  5.000.000

7/10/13 Ibu Rina kembali melakukan pembelian barang dagangan sebesar  65.000.000 dengan rincian 40.000.000 di bayar tunai dan selebihnya di kredit.

Pembelian 65.000.000

Kas  40.000.000

Utang Dagang  25.000.000

9/10/13 Setelah buka ibu rina memperoleh pelanggan pertamanya dengan pembelian 1.500.000 di bayar tunai

Kas  1.500.000

Penjualan  1.500.000

11/10/13 Ibu rina kembali menjual dengan penjualan yang banyak sekitar  5.000.000 di bayar tunai

Kas 5.000.000

Penjualan 5.000.000

12/10/13 Penjualan hari ini sebesar 10.000.000, namun 2.500.000 di lakukan secara kredit

Kas 5.000.000

Piutang Dagang 5.000.000

Penjualan  10.000.000

14/10/13 Ibu Rina berhasil menjual lagi dengan penjualan sebesar 10.000.000 secara tunai

Page 23: Ilmu Akuntansi.docx

Kas 10.000.000

Penjualan 10.000.000

16/10/13 Ibu rina melakukan pembelian barang sebesar 20.000.000 dan membayar hutangnya sebesar  5.000.000

Pembelian 20.000.000

Utang 5.000.000

Kas 25.000.000

18/10/13 Ibu rina kembali menjual dengan nilai  10.000.000 dan kali ini hanya memperoleh penjualan tunai sebesar 2.500.000 dan selebihnya di kredit.

Kas 2.500.000

Piutang Dagang 7.500.000

Penjualan 10.000.000

20/10/13 Ibu Rina menjual lagi dengan penjualan sebesar 5.000.000 tunai.

Kas 5.000.000

Penjualan 5.000.000

21/10/13 Ibu Rina menerima piutang sebesar 5.000.000.

Kas 5.000.000

Piutang Dagang 5.000.000

23/10/13 Ibu rina kembali menjual  10.000.000 dan kali ini tunai sebesar  5.000.000

Kas 5.000.000

Piutang Dagang 5.000.000

Penjualan 10.000.000

25/10/13 Ibu rina membayar beban Listrik sebesar  150.000 dan Air sebesar  50.000

Beban Lsitrik 150.000

Beban Air 50.000

Kas 200.000

27/10/13 Ibu rina Melakukan pembelian sebesar 30.000.000 dan membayar hutangnya sebesar  5.000.000

Pembelian 30.000.000

Utang Dagang 5.000.000

Kas 35.000.000

29/10/13 Ibu Rina kembali memperoleh piutang sebesar  2.500.000

Page 24: Ilmu Akuntansi.docx

Kas 2.500.000

Piutang 2.500.000

30/10/13 Ibu rina kali ini berhasil menjual lagi sebesar  5.000.000 secara kredit

Piutang Dagang 5.000.000

Penjualan 5.000.000

Jika jurnal tersebut di atas dalam Kertas Jurnal Umum maka akan terlihat pada garbar berikut :

Jurnal Umum Akuntansi

Mudah-mudahan artikel Contoh Soal Jurnal Umum ini bisa di mengerti dengan mudah karena kami telah

mencoba untuk menyajikan dalam bentuk yang paling mudah untuk di pahami, jika masih kurang paham

silahkan baca artikel Membuat Jurnal Umum. Jika ada pertanyaan bisa menggunakan form komentar !

Page 25: Ilmu Akuntansi.docx

Input Data Buku Besar Dari Jurnal Umum⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Input Data Buku Besar Dari Jurnal Umum. Melanjutkan dari proses sebelumnya tentang membuat jurnal.

Kita melanjutkan ke proses Input data ke dalam buku besar. Tujuan dari buku besar adalah membuat

pengelompokan terhadap semua transaksi yang terjadi dalam satu priode.

Adapun bentuk-bentuk buku besar dan cara penggunaannya dapat dilihat pada artikel :  Buku Besar Akuntansi.

Dari artikel tersebut akan anda peroleh beberapa bentuk buku besar yang dapat anda gunakan dan boleh

memilih satu yang menurut anda lebih mudah di pahami dan di gunakan.

Buku besar yang di butuhkan adalah sejumlah akun yang ada dalam jurnal Umum yang telah di buat. Cara

melakukan input pun cukup mudah misalnya jurnal umum menunjukkan ayat jurnal :

Kas                         Rp. 1.500.000

Penjualan                                            Rp. 1.500.000

Sisa memasukkan keduanya pada buku besar masing-masing. Lengkapi semua informasi yang harus di

masukkan ke dalam buku besar seperti Tanggal transaksi, Keterangan, Referensi, dan posisi saldo.

Contoh Buku Besar

Kita lihat di atas bahwa saldo awal kas ada (sesuai langkah I) kemudian penjualan saldonya tidak ada. Karena

memang awal pembukuan, Penjualan itu bersaldo nol sedangkan kas kebanyakan memiliki saldo.

Page 26: Ilmu Akuntansi.docx

Di sini perlu untuk di adakan kehati-hatian, dimana biasanya sering terjadi kesalan input. Yang paling umum

terjadi adalah lupa memasukkan salah satu data pada akun atau biasa salah menempatkan saldo. Makanya

pengerjaan buku besar ini memakan waktu yang sedikit lama. Kecuali jika anda telah memiliki sebuah sebuah

table khusus yang di rancang dalam program Microsoft Excel. (Insya Allah nanti saya bagikan).

Pastikan untuk tidak melewatkan satu jurnal. Biasanya sering juga terjadi kasus satu jurnal hilang atau satu

transaksi tidak tercatat dalam buku besar, sehingga pada saat neraca saldo di buat, posisi debet kredit

seimbang, padahal ada satu jurnal yang lupa di bukukan dalam buku besar.

Jadi saya harap bisa di mengerti dan dan memeperhatikan hal di atas tentang seringnya terjadi kesalan

pembukuan. Dan berikutnya kita akan melanjutkan ke langkah berikutnya !

Buku Besar Akuntansi⌚ October 30, 2013 by M Mustafa

Buku Besar Akuntansi. Mungkin sobat sudah pada tau tentang Buku Besar Akuntansi ? yaitu tempat untuk

mengelompokkan transaksi keuangan sejenis yang terjadi dalam satu usaha, secara sederhana pengertiannya

demikian. Yang artinya bahwa Buku Besar adalah sebuah catatan tentang satu akun secara khusus yang

memberikan informasi tentang posisi dari saldo akun tersebut. Buku besar juga di kenal dengan istilah General

Ledger

Pembuatan buku besar adalah proses berikutnya setelah kegiatan Pen-jurnal-an. Beberapa bentuk dari Buku

besar ada beberapa macam, misalnya :

Bentuk 1Tgl No akun Keterangan Ref Jumlah (Dr) No akun Keterangan Ref Jumlah (Cr)

Bentuk di atas adalah salah satu bentuk dasar kolom dari Bentuk Buku Besar. Bentuk ini adalah yang biasanya

di perkenalkan ketika awal mempelajari sebuah pendidikan Akuntansi Dasar. Pada kolom jumlah saya sengaja

tambahkan Dr dan Cr pada bagian belakang, format aslinya tidak ada. Hal itu hanya penegasan posisi di

mana Dr berarti Debet dan Cr Berarti Kredit.

Mari kita coba menggunakan Buku Besar Tersebut di atas:

Ibu Ani Menyetor uang tunai 10.000.000 sebagai modal mendirikan salon. Maka Jurnalnya adalah :

Page 27: Ilmu Akuntansi.docx

Kas                         Rp. 10.000.000

Modal                                   10.000.000

Coton Buku besarnya :

Buku Besar : KAS

Tgl No akun Keterangan Ref Jumlah (Dr) No akun Keterangan Ref Jumlah (Cr)

Setoran Modal10.000.000

Buku Besar : Modal

Tgl No akun Keterangan Ref Jumlah (Dr) No akun Keterangan Ref Jumlah (Cr)

Setoran Modal10.000.000

Kemudian beberapa perusahaan atau lembaga akuntansi melakukan penyederhanaan seperti bentuk kolom

berikut berikut ini :

Bentuk 2

Tgl No akun Keterangan Ref Debet Kredit

Saldo

Kredit Kredit

Tabel di atas juga merupakan bentuk buku besar yang di sederhanakan kolomnya agar tidak terlalu panjang

dan tetap memilki fungsi yang sama dan memberikan informasi yang di butuhkan. Sesuai dengan transaksi di

atas mari kita coba masukkan dalam bentuk buku besar seperti di atas.

Buku Besar : KAS

Tgl No akun Keterangan Ref Debet Kredit

Saldo

Kredit Kredit

Setoran Modal 10.000.000 10.000.000

Buku Besar : MODALTgl No akun Keterangan Ref Debet Kredit Saldo

Page 28: Ilmu Akuntansi.docx

Kredit Kredit

10.000.000 10.000.000

Kemudian beberapa perusahaan kembali melakukan bentuk penyerderhanaan terhadap kolom buku besar

seperti ini :

Bentuk 3

Tgl No akun Keterangan Ref

Saldo

Kredit Kredit

Tabel atau kolom buku besar di atas jega memiliki fungsi yang sama, bedanya informasi saldo ditulis pada

bagian akhir atau bawah kolom. Coba kita gunakan untuk membukukan jurnal Ibu Ani Di atas.

Buku Besar : Kas

Tgl No akun Keterangan Ref

Saldo

Kredit Kredit

Setoran Modal 10.000.000

    Saldo   10.000.000 

Buku Besar : Modal

Tgl No akun Keterangan Ref

Saldo

Kredit Kredit

Setoran Modal 10.000.000

    Saldo     10.000.000

Dalam beberapa kasus bahkan masih ada yang menyederhanakan bentuk buku besar tersebut. Jadi ketiga

bentuk buku besar di atas atau ada bentuk lainnya tidak usah untuk di perdebatkan yang mana yang benar,

yang jelasnya keputusan perusahaan dalam manajemen keuangan mereka utamanya tentang Buku Besar adalah

keputusan internal perusahaan yang tidak bisa di ganggu gugat. Yang jelasnya ketika anda di suguhi sebuah

buku besar dengan berbagai bentuk di atas, tidak usah kaget ketika menemui sebuah buku besar yang tidak

sesuai dengan yang ada pelajari. Dan informasi yang di butuhkan dalam buku besar dapat di peroleh dan di

pahami asal sumbernya.

Page 29: Ilmu Akuntansi.docx
Page 30: Ilmu Akuntansi.docx

Membuat Neraca Saldo⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Membuat Neraca Saldo. Neraca saldo merupakan neraca yang terbentuk dari hasil melakukan input padabuku

besar. Semua saldo buku besar di buat dalam bentuk scontro (bersusun ke bawah) tidak seperti neraca pada

awal (Langkah I) yang biasa di sebut bentuk staffel.

Dari neraca saldo ini akan memperlihatkan saldo semua akun dalam buku besar. Dan neraca saldo ini harus

dalam posisi seimbang (Balance) antara Debet dan Kredit.

Jika tidak seimbang, periksa kembali buku besar, apa saldo yang dimasukkan sudah benar, Jika semua sudah

benar maka periksa apakah tidak ada ayat jurnal umum yang di lewatkan. Makanya ketika melakukan input

buku besar, saya telah memperingatkan untuk mewaspadai 2 hal yaitu, mungkin salah satu dari akun buku

besar lupa posting dari jurnal atau ada jurnal yang terlewatkan.

Itulah mengapa sangat penting sekali melakukan input dengan system kehati-hatian, karena sekali saja ada

kesalahan, maka anda akan melakukan pemeriksaan dari awal. Namun untuk memeriksa hal tersebut

sebenarnya bisa di lihat pada neraca saldo yang tidak seimbang tersebut. Perhatikan apakah ada perkiraan /

akun yang nominal saldonya tidak wajar ?. Jika kamu menemukan sebuah saldo yang tidak wajar, maka

periksa buku besarnya dan jurnalnya, apa sudah benar atau ada kekeliruan.

Jika tidak menemukan masalah pada neraca saldo yang di buat (Dalam artian seimbang debet kredit-nya) maka

kita bisa melakukan langkah selanjutnya yaitu melakukan penyesuaian (Membuat Jurnal Penyesuaian)

terhadap beberapa akun. Yang paling penting untuk di ketahui bahwa penyesuaian biasanya dilakukan untuk

beberapa perkiraan seperti sisa persediaan, penyusutan (Amortisasi) terhadap aktiva tetap (Inventaris,

Kendaraan dan gedung) sendangkan tanah tidak di susutkan karena tanah tiap tahun semakin naik harganya.

Tapi perlu untuk di ketahui bahwa neraca saldo ini belumlah bisa di sebut sebagai laporan keuangan meski

telah berbentuk neraca dan sudah bisa di hitung rugi labanya, karena ada sebagian orang menganggap bahwa

neraca saldo adalah Laporan akhir.

Saya kira anda sudah paham dengan masalah neraca saldo ini dan jika ada yang ingin di tanyakan bisa melalui

kolom komentar di sediakan.

Page 31: Ilmu Akuntansi.docx

Membuat Penyesuaian (Jurnal Penyesuaian)⌚ November 1, 2013 by M Mustafa

Membuat Penyesuaian (Jurnal Penyesuaian). Memasuki proses berikutnya adalah melakukan penyesuai

terhadap beberapa perkiraan atau akun. Contohnya akun persediaan yang setiap kali terjadi penjualan, tidak

pernah di kurangi padahal persediaan berkurang. Disinilah pentingnya untuk membuat catatan stock barang.

Dimana setiap kali terjadi pembelian barang dan penjualan barang selalu di catat.

Dalam cacatan stock barang memuan informasi tentang jenis barang yang terjual dan yang di beli. Bedanya

ketika terjadi pembelian atau penjualan yang di catat bukan nilai nominalnya tetapi jenisnya saja. Karena yang

di jadikan sebagai nominal persediaan adalah :

Persediaan barang awal + Pembelian – Penjualan

Yang di hitung adalah jenisnya, kemudian sisa barang tersebut di kalikan dengan harga perolehan (pembelian)

masing masing tiap item kemudian di jumlah total. Maka itulah nilai persediaan akhir. Saya harap ini bisa di

mengerti. Karena sering terjadi kasus Nominal Persediaan awal + nominal pembelian – Nominal penjualan.

Kalau ini terjadi maka persediaan akhir anda pasti akan sangat kurang nominalnya. Selanjutnya diLaporan

Harga Pokok penjualan, keuntungan anda akan kecil.

Untuk memahami ini kita buat contoh

Persediaan awal :

10 dos Mie instan @ Rp. 1.750  = Rp. 17.500

Pembelian

20 dos mie instan @ Rp. 1.750  = Rp. 35.000

Penjualan :

15 dos mie instan @ Rp. 2.000  = Rp. 30.000

Page 32: Ilmu Akuntansi.docx

Jika anda menggunakan nilai nominalnya untuk mengetahui persediaan akhir maka akan di temukan hasil

17.500 + 35.000 – 30.000 = 22.500 ( Persediaan akhir = 22.500 )

Jika anda menggunakan rumus ini untuk mengukur persediaan maka anda Salah ! Yang benar adalah :

10 dos + 20 dos – 15 dos = 15 dos ( Persediaan akhir = 15 dos x 1.750 = 26.500 )

Kemudian dalam pencatatan dalam jurnal penyesuaian ada 2 metode yang di gunakan untuk mencatat jurnal

yaitu :

1. Metode rugi laba (sistim perpetual) :

HPP                                        Rp. xxx

Persediaan barang                          Rp. xxx

Dibuka akun baru yaitu HPP (harga Pokok Pembelian)

2. Metode Pembelian (sisten periodic) :

Persediaan Barang          Rp. Xxx

Pembelian                                          Rp. Xxx

Ongkos Angkut Pembelian          Rp. Xxx

HPP                        Rp. Xxx

Persediaan Barang                          Rp. Xxx

Yang membedakan dari metode ini adalah pebelian dan ongkos angkut pembelian di tutup saat penyesuaian,

sehingga saldo buku besar nantinya pada akun pembelian dan ongkos angkut, akan menjadi Nol Rupiah dan

persediaan bertambah.

Dalam kesempatan mendatang kita akan melakukan praktek untuk contoh kasus ini dan menjelaskan kedua

metode di atas dengan terperinci.

Page 33: Ilmu Akuntansi.docx

Kami telah berupaya untuk anda dapat mengetahui sistem ini dan mudah-mudahan dapat di mengerti secara

mudah dan selanjutnya kita akan memasuki input buku besar setelah penyesuaian !