harusl~ah alike kota - universitas...
TRANSCRIPT
~ibunJabar
Harusl~ahali ke Kota
podium
OlehAGUS HIDA VAT
Mahasiswa Fikom Unpad
SETELAH sempat sepiditinggalkanpenghuninya, sebentarlagi sejumlah kota besar diTanah Air kembalimenunjukkanaktivitasnya. Hiruk pikukkota, sudah mulai terasasejak di tempat-tempatkedatangan warga.Stasiun, terminal,
pelabuhan, dan bandarakembali dipenuhi lautanmanusia. Umumnya,mereka adalah parapemudik yang telahmenghabiskan hari rayabersama keluarga dikampung halaman.Namun ternyata, tidak
sedikit pula dari wargayang berdatangan kekota-kota itu adalahmereka yang barupertama kalimenginjakkan kaki. Baikpendatang yang atasinisiatif sendiri, maupunkarena ajakan keluargadan/ atau kerabat.Dalam kaca mata
awam, maraknya wargayang (kembali) ke kotamemperlihatkan kepadakita bahwa kota-kotabesar di Indonesia,terutama Jakarta, masihmenjadi magnet yang
menggiurkan bagisebagian orang. Terlebih,di tengah kondisi desayang semakin tertinggal.Selain karena kota telah
memberikan "penghidu-pan" bagi sebagian orang,kota, dengan segalapesonanya menjanjikanperbaikan hidup, sehinggamampu menarikperhatian banyak oranguntuk berdatangan.Terutama, bagi parapencari kerja.Di samping itu,
berbagai fasilitas layananmasyarakat yang lengkapdi kota-kota besar, jugamenjadi daya tariklainnya.Sehingga,halinisering dijadikan alasanbagi kaum pendatang,karena semakin banyakpilihan pekerjaan yangditawarkan, baik formal..maupun informal.Kita menyadari, kurang
meratanya pembangunandi negeri ini menjadi salahsatu penyebab derasnyaarus urbanisasi. Pemba-ngunan yang terusdijalankan di kota-kotabesar, tidak diiringidengan pembangunan di'desa-desa. Makanya,setiap tahun banyakorang yang hijrah daridesa ke kota.Secara sosiologis,
fenomena tersebutbukanlah sesuatu yangkeliru. Mengingat,sebagaimana yangdigambarkan AbrahamMaslow-dalam hierar-chy of needs-nyabahwa setiap orangsetidaknya memilikilima macamkebutuhan. Salahsatunya adalah kebu-tuhan fisiologis.Yakni, kebutuhan
dasar yang berkaitandengankeberlangsunganhidup manusia. Di. dalamnya, terdiridari kebutuhansandang, pangan,dan papan.
Kllplng Humas Un pad 2012
Yang menjadi persoalansebenarnya adalahbagaimana agar desa jugamerniliki daya tarik yangsama, seperti kota. Supayadesa juga bisa menghidupiwarganya.Sebab, fakta telah
membuktikan, bahwaketimpangan antara kotadan desa ini telahmengakibatkan dampakyang tidak kecil. Di satusisi, kota menjadi semakinsesak karena terlaluberlebihan menampungwarga.Selain itu, persaingan
hidup di kota jugasemakin tinggi. Tidakhanya persaingan dalam
mencari pekerjaan, tetapijuga bersaing untukmendapatkan fasilitashidup lainnya, seperti airbersih dan udara yangsehat.Sementara itu, di sisi
yang lain, desa menjadidaerah yang semakintertinggaL Selain karenarninirnnya pembangunanjuga karena semakinberkurangnya pemuda didesa-desa tersebut.Karena itulah, sudah
saatnya paradigmapembangunan bangsa kitaharus diarusbalikkan.Bukan lagi fokus kepadapembangunan di kota,tetapi juga turut member-dayakan segala potensiyang ada di desa-desa.Beberapa program
pemerintah yang telahdijalankan selama ini,seperti program nasionalpemberdayaan masya-rakat (PNPM) mandirimaupun program DesaPeradaban (di Jawa Barat),
~
perlU dioptimalkankembali.
"
Dalam hal ini, keduaprogram tersebut janganlagi hanya sebatas padapembangunan fisik.Melainkan, lebihdiarahkan kepada usahauntuk menopangkehidupan warga desa.Program one village one
product (OVOP) yang kinisedang dirancangpemerintah, setidaknya
- bisa menjadi alternatifuntuk ~enjawabkebutuhan masyarakat.Mengingat program yangmenekankan padakemampuan tiap desauntuk menghasilkan(minimal) satu produkkhas daerah ini, jikadiimplementasikandengan baik, bisa menjaditulang punggungperekono.mian desa.Lebih jauh, ketika
program berbasispemberdayaanmasyarakat ini berhasil,rasanya tidak perlu lagiwarga desa berduyun-duyun pergi ke kota. Inikarena desa sudahmemberikanpenghidupan yang layakbagi mereka. . JDan, istilah "kembali ke
kota", nampaknya tidakakan pernah ada dalam
kamus ma-syarakat kita.Yang ada justrudari kota"kembali kedesa".Wallahua'lam. ***