hubungan antara tingkat pendidikan dan jabatan …/hubungan...dalam proses belajar mengajar di...

81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES “YOGYAKARTA” TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh: Istichomah S540908109 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vuongtu

Post on 31-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DENGAN

KEPUASAN MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES

“YOGYAKARTA”

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

Istichomah

S540908109

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DENGAN

KEPUASAN MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES

“YOGYAKARTA”

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai

Derajat Magister

Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama: Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh:

Istichomah

S540908109

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

2010

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia – Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis

penelitian dengan judul “ HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN

JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ”

dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya. Tesis ini disusun

untuk melengkapi sebagian syarat Magister Kesehatan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penyusunan tesis ini dapat terselesaikan atas dukungan, bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis

menyampaikan ucapan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Prof. Prof.Dr.Suranto,M.Sc,Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM,M.Kes selaku Ketua Program Studi

Kedokteran KeluargaUniversitas Sebelas Maret Surakarta

4. dr. P Murdani MPEd selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. DR. Nunuk Suryani, MPd selaku sekretaris Minat Pendidikan Profesi

Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta

6. Prof.DR.dr.Ambar Mudigdo,Sp.PA Selaku Ketua Dewan Penguji

7. Prof. DR. Soenarwan M.Pd, selaku Dosen pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.

8. dr.Hari Wujoso Sp.F, MM selaku pembimbing II, yang telah memberikan

kritik dan masukan kepada peneliti demi kesempurnaan tesis ini.

9. Sri Handayani S.Kep.,Ns M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada Penulis

untuk melakukan penelitian.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

10. Mahasiswa STIKES YOGYAKARTA, yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian.

11. Kedua orang tua dan suami yang telah mambantu.

12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan

penelitian ini.

Dengan segenap kerendahan hati, Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu semua masukan yang

bersifat membangun akan Penulis terima dengan hati yang lapang dan terbuka.

Akhir kata, Penulis mengharapkan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat

untuk kita semua, Amin.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABTRAK

Istichomah, S540908109. 2009. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jabatan Fungsional Dosen Dengan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar di STIKES YOGYAKARTA 2009. Tesis : Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kualitas pelayanan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dapat dilihat dengan melakukan evaluasi program pendidikan. Adapun aspek-aspek program yang dievaluasi diantaranya adalah evaluasi proses pendidikan sebagai salah satu upaya pemantauan dan penilaian mutu proses. Salah satu evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah evaluasi dosen.

Tujuan penelitian yaitu diketahuinya hubungan secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dan jabatan fungsional dosen dengan kepuasan mahasiswa di STIKES Yogyakarta. Metode Penelitian ini merupakan observational analitic kuantitatif dengan pendekatan cross sectional karena pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada saat yang sama dan sifatnya sesaat. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran hubungan tingkat pendidikan dan jabatan fungsional dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar STIKES Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dari seluruh dosen tetap dan tidak tetap yang mengajar pada tingkat I sejumlah 12 dosen, dan mahasiswa aktif yang berada pada tingkat I tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 40 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel. Setiap satu dosen dievaluasi oleh 3-4 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Ada hubungan secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dosen dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di STIKES Yogyakarta 2009 yang ditunjukkan dengan teknik Chi Square didapatkan nilai 10,559 dengan nilai signifikansi 0.014 < 0.05 berarti secara bersama-sama tingkat pendidikan (X1) dan jabatan fungsional (X2)berhubungan dengan Kepuasan mahasiswa (Y). Koefisien determinan regresi logistik yaitu 0,788 sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi variable X1 dan X2 terhadap Y sebesar 78%.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Istichomah, S540908109. 2009. The Correlation Between The Education Degree and The Lecturer Functional Position Towards The Satisfaction of Student in The Teaching Learning Process of STIKES YOGYAKARTA 2009. Thesis: Postgraduate Program of Sebelas Maret University Surakarta The quality of educational service in the Health Study College (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) can seen by evaluating the education program. One of the evaluated program aspects is education process evaluation as one of the efforts to observe and evaluate the quality of education in Indonesia. The objective of the research is to find out the correlation between the education degree and the lecturer functional position towards the satisfaction of student in STIKES Yogyakarta simultaneously. The research method is observational analytic quantitative with cross sectional approach because the measuring of the independent variables are temporarily done at the same time. It is a descriptive research which portrays the correlation between the education degree and the lecturer functional position towards the satisfaction of student in the teaching learning process of STIKES YOGYAKARTA. The population used in the research consists of 12 regular and irregular lecturers who teach in the first semester as well as 40 active first semester student in the school year of 2009/2010. The sampling technique used in the research is total sampling which involves the entire population to become the samples. Each lecturer will be evaluated by 3-4 students. According to the research, the conclusion is : there is a simultaneous correlation between the education degree and the lecturer functional position towards the satisfaction of student in the teaching learning process of STIKES YOGYAKARTA wich is indicated with the Chi Square technique wich calculates the poin of 10,559 with the signification point of 0,014<0,05. It means the education degree (X1) and the functional position (X2) have a correlation with the satisfaction of student (Y). Since the logistic regression determinant coefficient is 0,788, the contribution of variable X1 and X2 towards Y will be 78%.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Profesionalisme tenaga kesehatan ditunjukkan dari perilaku tenaga kesehatan

yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standart pelayanan, mandiri,

bertanggung jawab dan bertanggung gugat, serta senantiasa mengembangkan

kemampuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk mendapatkan

tenaga kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan program dilakukan

melalui pendidikan tenaga kesehatan antara lain melalui penyelenggaraan

program pendidikan Diploma bidang kesehatan. Dalam era globalisasi

peningkatan mutu sumber daya manusia khususnya tenaga keperawatan yang

bekerja baik di Rumah Sakit atau Puskesmas maupun di institusi pendidikan

merupakan tuntutan pembangunan yang tidak dapat dielakkan lagi (Depkes RI

Pusdiknakes , 2009).

Dengan latar belakang pendidikan tinggi diharapkan dapat memberikan

pengalaman belajar pada peserta didik untuk menumbuhkan dan membina sikap

serta keterampilan professional yang diperlukan sebagai seorang “perawat

professional”. Pendirian Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) merupakan

hasil upaya bersama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen

Kesehatan dan lembaga terkait lain yang pada bulan Januari 1983 telah melakukan

Lokakarya Nasional Keperawatan yang menghasilkan rekomendasi untuk

pengembangan tenaga keperawatan pada jenjang sarjana (AIPNI, 2008).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Persaingan mutu pelayanan ini menjadi suatu ancaman bagi pelayanan

keperawatan yang mutu asuahan keperawatannya tidak memuaskan, sehingga

pelayanan menjadi tidak menarik minat lulusan pendidikan keperawatan terutama

lulusan sarjana keperawatan. Masalah ini dirasakan pula oleh pendidikan

keperawatan yang tidak mampu menghasilkan perawat professional yang

kompeten, seperti di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan program studi ilmu

keperawatan berbagai PT di Indonesia (http://www.fkui.edu).

Pendidikan keperawatan di Indonesia antara lain dilaksanakan oleh

institusi pendidikan tinggi yaitu Sarjana Keperawatan. Institusi pendidikan S1

Keperawatan berada di naungan pendidikan tinggi, tujuannya adalah

menghasilkan sarjana keperawatan sebagai perawat professional yang mempunyai

pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang mendukung system kesehatan

nasional serta mapu melaksanakan peran dan fungsinya (AIPNI, 2008).

Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggungjawab dan berperan

penting dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkualitas dan

berdedikasi. Sejalan dengan berkembangnya institusi pendidikan keperawatan di

Indonesia ibarat “Jamur yang tumbuh di Musim penghujan” sejak tahun 1998

Institusi pendidikan keperawatan di tanah air sudah berjumlah “Ribuan” Intitusi

keperawatan berdiri di tanah air. Motivasi dari pendirian insitusi inipun sangat

bervariasi dari alasan “Bisnis” sampai dengan “Sosial”.

Hal tersebut menjadi pertanyaan dan keganjilan karena banyaknya pemilik

dan pengelola insititusi pendidikan keperawatan ini yang sama sekali tidak

memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara disiplin ilmu

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

atau profesi. Ini menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan

keperawatan yang ada.

Pada dasarnya dua hal utama dari globalisasi yang akan berpengaruh

terhadap perkembangan pelayanan keseahtan termasuk pelayanan keperawatan

adalah : 1) tersedianya alternatif pelayanan, dan 2) persaingan penyelenggaraan

pelayanan untuk menarik minat pemakai jasa pelayanan kualitas untuk

memberikan jasa pelayanan keseahtanyang terbaik. Untuk hal ini berarti tenaga

kesehatan, khususnya tenaga keperawatan diharapkan untuk dapat memenuhi

standar global dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan. Dengan

demikian diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan profesional dengan

standar internasional dalam aspek intelektual, interpersonal dan teknikal, bahkan

peka terhadap perbedaan sosial budaya dan mempunyai pengetahuan

transtruktural yang luas serta mampu memanfaatkan alih IPTEK.

Tujuan pendidikan tinggi keperawatan dapat terwujud salah satunya adanya

kualitas dosen yang mampu menciptakan lulusan yang menjawab tantangan

jaman yaitu yang mampu memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan standar

pelayanan, mandiri, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, serta senantiasa

mengembangkan kemampuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

Semua itu dapat terjadi dengan adanya kurikulum, dan kompetensi yang jelas

untuk setiap jenjang pendidikan keperawatan.

Dari kajian tentang kurikulum sarjana keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) wilayah Yogyakarta diantaranya ditemukan beberapa mata

ajaran yang belum jelas, kompetensi yang diharapkan, Garis-garis Besar Program

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Pengajaran /GBPP yang tumpang tindih pada beberapa pokok bahasan mata

ajaran tertentu sebagian besar tidak mempunyai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), sistem bimbingan belum dilaksanakan dengan intensif dan

sistem penilaian belum komprehensif.

Tampubolon, 2001 dalam Hamalik (2008) menyatakan bahwa produk PT

yang sepenuhnya adalah jasa kependidikan tinggi, terdiri dari Jasa Kurikulum

(JK), Jasa Penelitian (JP), Jasa Pengabdian Masyarakat ( JPM) , Jasa

Administrasi (JA), Jasa Ekstrakurikuler (JE), pada jenjang S1 JK merupakan

bagian terbesar dari jasa pendidikan tinggi, sedangkan JP pada program pasca

sarjana. Jasa kurikuler meliputi : kurikulum, silabus, satuan materi, penyajian

materi, bimbingan dan evaluasi.

Untuk mengetahui kualitas pelayanan pendidikan di STIKES perlu

dilakukan evaluasi program pendidikan. Adapun aspek-aspek program yang

dievaluasi diantaranya adalah evaluasi proses pendidikan sebagai salah satu upaya

pemantauan dan penilaian mutu proses.

Salah satu evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan Indonesia adalah evaluasi dosen. Hal ini karena adanya dosen yang

belum memiliki kualifikasi seperti yang telah ditetapkan oleh undang-undang

guru dan dosen nomor 14 tahun 2003 Pasal 45 yang menyebutkan bahwa dosen

wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan

pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tujuan pendidikan nasional. Pasal 46 menyebutkan kualifikasi akademik dosen

sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 diperoleh melalui pendidikan tinggi

program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian. Dosen

memiliki kualifikasi akademik minimum: lulusan program magister untuk

program diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program

pascasarjana.

Peningkatan kualitas pendidikan tinggi tidak terlepas dari kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh sebab itu peningkatan kualitas perilaku

dan tingkah laku melalui jalur pendidikan S2 dan S3 perlu diupayakan. Selain itu

juga program pelatihan yang efektif di PT untuk meningkatkan kemampuan

anggota staf akademik dalam melaksanakan kegiatan fungsionalnya sangat

dibutuhkan. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan

pendidikan tinggi akan menjadi lembaga yang mampu menghadapi tantangan

masa depan yang efektif ( Zainudin dan Susy Puspitasari, 2005). Apabila sebuah

lembaga pendidikan memberikan jasa pelayanan pendidikan antara lain

perkuliahan yang disajikan kepada mahasiswa sebagai konsumen primernya,

maka mahasiswa akan merasa puas dengan perkuliahan yang diikutinya,dan akan

tertarik dan rajin menghadirinya (Hamalik, 2008 : 277)

Sebagaimana diketahui bahwa penjaminan mutu PT terdiri atas

penjaminan mutu internal (internal quality assurance) dan penjaminan mutu

eksternal (external quality assurance). Pada akhir tahun 2006, Ditjen.Dikti telah

menyelesaikan sebuah naskah akademik mengenai integrasi kedua jenis

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

penjaminan mutu tersebut. Sebagai salah satu sub sistem dari Perguruan Tinggi

(PT), penjaminan mutu internal yang telah diimplementasikan oleh PT di

Indonesia, perlu dievaluasi keberhasilannya dalam meningkatkan mutu PT secara

berkelanjutan.

Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diperhatikan terhadap

peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang didasari oleh tuntutan dari

pengguna jasa pelayanan pendidikan tersebut bahwa pemahaman produktifitas PT

didasarkan pada pada seluruh jasa yang diproduksi dan dihasilkan oleh PT dalam

periode yang ditentukan dan kesesuaian jasa itu dengan kebutuhan pelanggan, jadi

bukan hanya jumlah lulusan dan indeks prestasi saja tetapi juga tingkat kepuasan

mahasiswa.

Salah satu pendidikan tinggi keperawatan yang ingin melakukan evaluasi

diri pelayanan pendidikannya adalah STIKES Yogyakarta dengan tujuan untuk

mengetahui kelemahan dan kekurangan dari kualitas pelayanan pendidikan yang

diberikan agar memudahkan pihak managemen untuk mengambil langkah-

langkah perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan

seperti yang disampaikan oleh ketua STIKES Yogyakarta.

Hasil studi pendahuluan tentang kepuasan mahasiswa selama bulan

Agustus 2009 di STIKES Yogyakarta didapatkan bahwa dari 7 dosen tetap

mempunyai pendidikan S1 4 orang dan pendidikan S2 sebanyak 3 orang. Dari

ketujuh dosen tersebut dua orang mempunyai jabatan fungsional asisten ahli, satu

orang lektor, dan sisanya belum mempunyai jabatan fungsional. Ketujuh dosen

tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran hanya 2 orang yang

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

selalu datang dan mengakhiri perkuliahan dengan tepat waktu, satu orang yang

selalu melakukan evaluasi terhadap mahasiswa pada setiap pertemuannya dan

adanya dosen yang tidak selalu menggunakan alat/ media pembelajaran dalam

memberikan materi. Sedangkan dosen tidak tetap yang berjumlah 5 orang

menunjukkan kecenderungan untuk hadir tidak tepat waktu, dan cenderung lebih

banyak waktu yang tidak sesuai jadwal perkuliahan yang sudah disepakati.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, agar diketahui

bagaimana kualitas pelayanan pendidikan khususnya proses belajar mengajar

berdasarkan kepuasan mahasiswadi STIKES Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan kenerja dosen selama melakukan proses

belajar mengajar yang dilakukan di STIKES Yogyakarta pada 2009 didapatkan

bahwa pendidikan dosen yang sebagian besar masih berjenjang sarjana dan

sebagian besar dosen belum mempunyai jabatan fungsional akan menentukan

kepuasan mahasiswa tersebut.

Dari rumusan masalah di atas , maka pertanyaan penelitian yang timbul

adalah:

Apakah ada hubungan secara bersama-sama antara pendidikan dosen dan jabatan

fungsional dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di

STIKES Yogyakarta 2009?

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan :

Mengetahui hubungan secara bersama-sama antara pendidikan dosen dan

jabatan fungsional dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di

STIKES Yogyakarta 2009.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil akhir penelitian ini lebih mengarah pada manfaat teoritis atau

konfirmatif pengembangan teori serta manfaat aplikatif , antara lain:

Manfaat teoritis:

a. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan dan konsep ilmu

managemen ilmu pendidikan keperawatan khususnya melalui peningkatan

kualitas dosen.

b. Merupakan pendekatan suatu metode penelitian cross sectional dengan

pendekatan kuantitatif sederhana serta penggunaan beberapa instrument

penelitian melalui analisis uji statistik terhadap beberapa variabel sehingga

cara ini sangat diperlukan oleh peneliti lain sebagai informasi untuk

melakukan penelitian yang sama di tempat yang berbeda.

Manfaat aplikatif:

a. Diketahuinya tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses pembelajaran

maka diharapkan pemenuhan kepuasan mahasiswa dapat dilakukakan

dengan tepat oleh dosen.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Kepuasan yang tinggi dapat menjadi sarana untuk menunjukkan

penampilan kerja organisasi STIKES Yogyakarta.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan antara pendidikan dosen dan jabatan fungsional dengan

kepuasan mahasiswa.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang jelas, maka lingkup penelitian ini

sesama dosen yang mengajar, baik dosen tetap maupun tidak tetap pada STIKES

Yogyakarta dengan alasan kemudahan dan kemampuan biaya yang dimiliki

peneliti.

Data yang akan diperoleh merupakan data primer dan sekunder. Alat ukur

yang digunakan untuk memperoleh data dosen adalah lembar identitas yang diisi

oleh dosen tersebut, sedangkan data kepuasan mahasiswa dilakukan dengan check

list dengan skala Likert yang diisi oleh mahasiswa tingkat I tahun akademik

2009/2010. Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian pada bulan

oktober 2009

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tingkat Pendidikan

1. Definisi Pendidikan

Menurut Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, dan masyarakat.

2. Jenjang Pendidikan

Menurut undang –undang Republik Indonesia tahun 2003 yang dimaksud

dengan jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal dan nomorn formal.

Sedangkan pasal 14 menyebutkan bahwa yang dimaksud pendidikan terdiri atas

pendidikan dasar (Sekolah Dasar), sekolah tingkat pertama, dan pendidikan

menengah. Pelaksanaan wajib belajar ditetapkan dengan peraturan yaitu yang

berumur tujuh tahun berkewajiban mengikuti pendidikan tamat. Pendidikan

menengah diselenggarakan untuk melanjutkan pendidikan dasar serta menyiapkan

peserta didik menjadi orang yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan

timbal balik dengan lingkungan sosial , budaya dan alam sekitar. Pendidikan

tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah diselenggarakan untuk

menyiapkan peserta didik menjadi orang yang mempunyai kemampuan akademik,

mengembangkan dan atau menciptakan pengetahuan atau kesenian. Program

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

diploma terbentuk untuk menciptakan tenaga yang mempunyai keahlian tertentu.

Keahlian lulusan program diploma dapat diandalkan saling melengkapi keahlian

para sarjana.

Menurut Sudarwan Denim, (2002: 34) terdapat dua jenis tenaga

kependidikan yaitu pendidikan prajabatan dan pendidikan dalam jabatan.

Pendidikan prajabatan tenaga guru merupakan pendidikan mahasiswa untuk

meniti karir dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Menurut Page dan Thomas

(1978) pendidikan prajabatan merupakan istilah yang paling lazim digunakan

lembaga pendidikan keguruan , yang merajuk pada pendidikan dan pelatihan yang

dilakukan oleh lembaga jenjang universitas atau kolose pendidikan menyiapkan

mahasiswa yang hendak meniti karier dalam bidang pengajaran. Fungsi esensial

itu menuntut atmosfir yang kondusif dalam lembaga penyelenggara bagi

penciptaan sajian-sajian bahan ajar dengan derajat akademik dan kemampuan

praktis yang tinggi (Taylor, 1980)

Jenis pendidikan yang kedua adalah pendidikan dalam jabatan yang sering

disebut juga sebagai pendidikan, pelatihan, dan pengembangan. Pelembagaan

pendidikan, pelatihan dan pengembangan berangkat dari asumsi bahwa walaupun

karyawan telah menjalani proses orientasi ketika mulai meniti karir dan sudah

lama bekerja telah mengalami seluk beluk pekerjaan, dalam praktik tidak jarang

muncul kebiasaan buruk dan produktivitas yang rendah. Siagian (1995)

mengemukakan alasan yang sangat fundamental dari pengembangan personalia

bahwa utnuk menghadapi tuntutan tugas sekarang terutama untuk menjawab

tantangan masa depan, hal itu merupakan keharusan mutlak.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sejalan dengan hal tersebut, Flippo (1983) mengemukakan bahwa setelah

ditempatkan pada posisi tertentu, mereka harus ditingkatkan kemampuan dan

ketrampilannya agar menampilkan kinerja yang lebih baik dari sebelumya.

Dosen yang bermutu ditunjukkan dengan adanya pandangan mahasiswa

tentang kompetensi keilmuan, penguasaan metode belajar, pengendalian emosi

dan disiplin waktu yang dimiliki oleh dosen. Kualitas dosen yang bermutu

membentuk citra baik terhadap publik khususnya mahasiswa sebagai konsumen.

(Hamalik, 2008 : 22).

Siagian (1995) menyatakan bahwa disamping bermanfaat untuk kebutuhan

pribadi, kegiatan itu bermanfaat bagi kepentingan organisasi atau lembaga.

Demikian halnya dengan organisasi pendidikan, karena kecenderungan saat ini

menunjukkan bahwa rendahnya komitmen pada esensi dan eksistensi SDM masih

nampak. Menurut Rebore (1982) hal ini tidak jarang mengakibatkan tenaga

pendidikan hanya menerima sedikit rangsangan untuk mengimplementasikan ide-

ide dan ketrampilan baru dalam proses pembelajaran.

B. Jabatan Fungsional

1. Definisi Jabatan Fungsional Dosen

Jabatan fungsional dosen adalah suatu pola untuk menjamin pembinaan karier

kepangkatan, jabatan dan peningkatan profesionalisme dosen. Jabatan fungsional

dosen terdiri atas dosen pada program pendidikan akademik dan dosen pada

program pendidikan profesional. Untuk dapat diangkat dalam jabatan fungsional

dosen pertama kali untuk seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) / Dosen Tetap

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Yayasan harus memenuhi angka kredit komulatif yang ditentukan dan masa dalam

tugas mengajar (minimal 1 tahun dalam tugas mengajar) disamping hal-hal syarat-

syarat di bawah ini:

a. Berijazah serendah-rendahnya Sarjana(S1) untuk program pendidikan

akademik atau yang mempunyai ekuivalensi kesarjanaan dibidangnya.

b. Berijazah serendah-rendahnya Diploma(DIV) untuk program pendidikan

Profesional atau yang mempunyai ekuivalensi Diploma IV dibidangnya.

c. DP 3 Bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.

d. memperoleh pertimbangan senat fakultas bagi Universitas / Institut atau senat

PT bagi sekolah tinggi / Politeknik / Akademi.

e. memperoleh minimal 10 angka kredit

Disamping itu, untuk Dosen Tetap Yayasan dan Dosen Luar Biasa dimungkinkan

diusulkan untuk mendapatkan loncat jabatan fungsional setinggi-tingginya ke

Lektor Kepala dengan kriteria sebagai berikut:

a. Bagi dosen yang berijazah S3 dalam bidang yang sesuai yang belum

mempunyai jabatan fungsional dosen tetapi telah lama mengajar, minimal telah

bertungas sebagai dosen selama 7 tahun.

b. Bagi Dosen yang berijazah S1/S2 dalam bidang yang sesuai yang belum

mempunyai jabatan fungsional dosen tetapi telah lama mengajar, dapat

diusulkan apabila telah bertugas sebagai dosen.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Jenjang Jabatan Fungsional Dosen

Jenjang Jabatan Fungsional Dosen dari yang terendah sampai tertinggi,

yaitu : Dosen pada program pendidikan akademik terdiri atas :

a. Asisten Ahli

b. Lektor

c. Lektor Kepala

d. Guru Besar

Dosen pada program pendidikan profesional terdiri atas :

a. Asisten Ahli

b. Lektor

c. Lektor Kepala

Dalam Undang-Undang Nomormor 8 Tahun 1974, Jabatan adalah kedudukan

yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang dalam

rangka susunan satuan organisasi. Pengertian jabatan tersebut dapat ditinjau dari

dua sudut, yaitu dari sudut struktural yang disebut sebagai jabatan struktural dan

dari sudut fungsional yang disebut sebagai jabatan fungsional. Ditinjau dari

pelaksanaan tugasnya, jabatan fungsional dibedakan menjadi dua kelompok,

yaitu jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional khusus. Jabatan Fungsional

Umum adalah jabatan yang ada atau mungkin ada pada setiap organisasi/instansi

pemerintah. Jabatan ini bersifat fasilitatif, artinya menunjang pelaksanaan tugas

pokok suatu organisasi pemerintah, misalnya operator telepon, pengetik, pesuruh,

pembuat/penyimpan surat, sopir dan lain-lain. Jabatan Fungsional Khusus adalah

jabatan yang hanya ada pada organisasi pemerintah tertentu. Jabatan ini

Page 22: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

didasarkan atas keahlian substantif, artinya merupakan jabatan teknis sebagai

pelaksanaan tugas pokok suatu organisasi pemerintah, misalnya : peneliti,

perawat, dosen, dokter, pustakawan, analis kepegawaian,perencana, pranata

komputer, statistisi, dan lain-lain.

Jenis Jabatan Fungsional Kebijakan jabatan fungsional memberikan alternatif

lain kepada setiap pegawai untuk membina dan mengembangkan karir. Dengan

adanya jabatan fungsional maka pengembangan karir pegawai tidak terpaku hanya

kepada jabatan struktural. Pengembangan karir melalui jabatan struktural sering

mengalami hambatan dan bahkan dapat menimbulkan rasa frustasi di kalangan

pegawai, karena jumlah jabatan struktural yang ada relatif terbatas sehingga tidak

semua pegawai dapat mendudukinya. Disamping itu juga ada persyaratan tentang

keterkaitan yang sangat erat antara jabatan dan pangkat. Artinya seseorang yang

ditunjuk untuk menduduki suatu jabatan struktural haruslah mempunyai

pangkat/golongan yang sesuai dengan jabatan tersebut. (Mulyani

Sasongko,http://haisstis.com/data/buletin/03216.pdf)

Menurut keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36/D/O/2001

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen

Pasal 1 Nama dan jenjang jabatan/pangkat dosen terdiri dari :

a. Asisten Ahli, yang meliputi pangkat Penata Muda (Golongan III/a), dan

Penata Muda Tk. I (Golongan. III/b).

b. Lektor, yang meliputi pangkat Penata (Golongan III/c) dan Penata Tk. I

(Golongan III/d).

Page 23: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Lektor Kepala, yang meliputi pangkat Pembina (Golongan IV/a), Pembina

Tk.I (Golongan IV/b) dan Pembina Utama Muda (Golongan IV/c).

d. Guru Besar, yang meliputi pangkat Pembina Utama Madya (Golongan

IV/d) dan Pembina Utama (Golongan IV/e).

Untuk dapat diangkat pada masing-masing jabatan dan pangkat tersebut di

atas (pasal 3), harus memenuhi jumlah angka kredit sebagaimana tersebut dalam

Lampiran III Keputusan Menteri Negara Koordinator Pengawasan Pembangunan

dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. 38/Kep/MK.WASPAN/8/1999

tanggal 24 Agustus 1999 yaitu :

- Asisten Ahli : - Penata Muda (Golongan III/a) = 100

- Penata Muda Tk.I (Golongan III/b) = 150

- Lektor : - Penata (Golongan III/c) = 200

- Penata Tk.I (Golongan III/d) = 300

- Lektor Kepala : - Pembina (Golongan IV/a) = 400

- Pembina Tk.I (Golongan IV/b) = 550

- Pembina Utama Muda (Golongan IV/c) = 700

- Guru Besar : - Pembina Utama Madya (Golongan IV/d) = 850

- Pembina Utama (Golongan IV/e) = 1050

Kenaikan jabatan dosen dilakukan sekurang-kurangnya setelah 1 tahun dalam

jabatan dan kenaikan pangkat dilakukan sekurang-kurangnya setelah 2 tahun

dalam pangkat yang sedang dimiliki. Bagi dosen yang telah memperoleh kenaikan

jabatan setingkat lebih tinggi, namun pangkatnya masih dalam lingkup jabatan

sebelumnya, maka untuk kenaikan pangkat berikutnya tidak lagi disyaratkan

Page 24: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

angka kredit sampai pada pangkat maksimum dalam linkup jabatan tersebut

apabila jumlah angka kredit yang telah ditetapkan memenuhi.

Pengangkatan dosen ke dalam jabatan awal Asisten Ahli, baru dapat

dipertimbangkan apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut :

- Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun melaksanakan tugas utama (tugas

mengajar) sebagai dosen atau calon PNS dosen.

- Memiliki ijazah S1/DIV atau S2/Sp.I sesuai dengan penugasan.

- Telah memenuhi sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka kredit di luar

angka kredit ijazah yang dihitung sejak yang bersangkutan melaksanakan

tugas mengajar sebagai calon PNS dosen. Bagi dosen Non PNS/dosen

swasta/dosen luar biasa disyaratkan telah memiliki 25 angka kredit bagi

yang berpendidikan S1/DIV dan 10 angka kredit bagi yang berpendidikan

S2/Sp.I. Khusus untuk karya penelitian, pengabdian kepada masyarakat

dan penunjang tridharma PT yang dilaksanakan/diperoleh sebelu bertugas

sebagai dosen, dapat dihitung angka kreditnya.

- Memiliki kinerja, integritas, tanggung jawab pelaksanaan tugas dan tata

krama dalam kehidupan kampus yang dibuktikan dengan Berita Acara

Rapat Pertimbangan Senat Fakultas bagi Universitas /Institut atau Senat

PT bagi Sekolah Tinggi/ Politeknik dan Akademi.

3. Manfaat jabatan fungsional

a. Jabatan Fungsional dapat Meningkatkan Sikap Profesional

Kebijakan jabatan fungsional akan meningkatkan sikap profesional pegawai

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, karena setiap pejabat fungsional

Page 25: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

senantiasa dipacu untuk memperoleh angka kredit tertentu atas setiap

pekerjaan yang dilakukan. Sikap profesional dimaksud terutama dalam

bentuk kemampuan untuk menyelesaikan suatu beban pekerjaan dengan

tingkat produktifitas, efektifitas dan efisiensi yang tinggi, bertanggung jawab

dan memberikan hasil yang baik. Sikap profesional ini dianggap sangat

penting, sebab setiap hasil prestasi kerja yang akan diusulkan penilaian,

terlebih dahulu diperiksa oleh atasan langsungnya. Hal demikian diharapkan

dapat memberikan perkuliahan dengan lancar, sistematis dan mudah

dimengerti sehingga mahasiswa merasa simpati terhadap kegiatan kademik

dan memberi cap tersendiri bagi lembaganya.(Hamalik, 2008:23)

b. Jabatan Fungsional dapat Mempercepat Kenaikan Pangkat

Apabila pejabat fungsional memperoleh angka kredit kumulatif yang telah

ditentukan dapat dinaikkan pangkat/golongannya setingkat lebih tinggi

apabila sudah 1 (satu) tahun dalam jabatan fungsionalnya dan 2 (dua) tahun

dalam pangkat/golongan terakhirnya. Sedangkan apabila angka kredit

kumulatifnya dapat digunakan untuk kenaikan jabatan maka yang

bersangkutan dapat dinaikkan jabatan setingkat lebih tinggi dengan syarat

sudah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhirnya. Dengan demikian bagi

pejabat fungsional yang aktif, kreatif dan profesional sangat menguntungkan

dan dapat mempercepat proses pembinaan dan pengembangan kariernya.

c. Jabatan Fungsional dapat Menambah Penghasilan

Kebijakan jabatan fungsional secara langsung akan meningkatkan pendapatan

pegawai. Adanya surat koordinator kopertis, yang menyatakan bahwa orang

Page 26: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang berhak menandatangani ijasah adalah pimpinan PTS yang mempunyai

jabatan fungsional yang ditetapkan dirjen dikti. Dan setiap dosen yang

mengajar atau menguji harus mempunyai jabatan fungsional

d. Surat Dirjen Dikti Nomor 397/D4/2004, yang menyatakan bahwa beasiswa

pendidikan pasca sarjana (BPPS) Dirjen Dikti hanya diperuntukkan bagi

dosen-dosen tetap yayasan yang telah mempunyai jabatan fungsional

e. Pasal 47 UU Nomor 14 Tahun 2005 mengatakan bahwa dosen harus

mempunyai sertifikat pendidik yang didapatkan melalui sertifikasi dosen.

Untuk mengikuti sertifikasi dosen, dosen harus mempunyai jabatan fungsional

minimal asisten ahli.

(Mulyani Sasongko http://haisstis.com/data/buletin/03216.pdf)

C. Penjaminan Mutu Akademik

Pada tanggal 1 April 2003 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi telah

menetapkan Higher Education LongTerm Strategy 2003 - 2010 (disingkat

menjadi HELT 2003 –2010). Berlandaskan HELTS 2003 – 2010 ini, Direktorat

Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, telah membahas dengan berbagai

pihak terkait, merancang dan menyusun Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan

Tinggi, yang akan digunakan sebagai pedoman oleh PT untuk menjalankan proses

penjaminan mutu di PT masing-masing, atas inisiatif sendiri (internally driven).

Di samping menjalankan proses penjaminan mutu pendidikan tinggi atas inisiatif

sendiri, pada saat ini PT dapat pula menjalankan proses akreditasi melalui Badan

Akreditasi Nasional PT (BAN-PT) atau lembaga lain baik dalam atau luar negeri,

Page 27: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

serta wajib melakukan Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED)

pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Agar ketiga macam kegiatan yang

diarahkan pada pencapaian kualitas pendidikan tinggi secara berkelanjutan

(continuous quality improvement) dapat saling mendukung dan melengkapi.

Proses penjaminan mutu PT di suatu PT merupakan kegiatan mandiri dari PT

yang bersangkutan, sehingga proses tersebut dirancang, dijalankan, dan

dikendalikan sendiri oleh PT yang bersangkutan tanpa campur tangan dari

Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas.

Mengenai posisi dan arti penting penjaminan mutu pendidikan tinggi di suatu PT,

dapat dikemukakan bahwa di masa mendatang eksistensi suatu PT tidak semata-

mata tergantung pada pemerintah, melainkan terutama tergantung pada penilaian

stakeholders (mahasiswa, orang tua, dunia kerja, pemerintah, dosen, tenaga

penunjang, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan) tentang mutu pendidikan

tinggi yang diselenggarakannya. Agar eksistensinya terjamin, maka PT mau tidak

mau harus menjalankan penjaminan mutu pendidikan tinggi yang

diselenggarakannya. Perlu dikemukakan bahwa karena penilaian stakeholders

senantiasa berkembang, maka penjaminan mutu juga harus selalu disesuaikan

pada perkembangan itu secara berkelanjutan (continuous improvement).

1. Definisi Penjaminan Mutu

Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah proses

penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan

berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang berkepentingan

memperoleh kepuasan. Dengan demikian, penjaminan mutu pendidikan tinggi

Page 28: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan

tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh

kepuasan.

2. Konsep Penjaminan Mutu

Pendidikan tinggi di PT dinyatakan bermutu atau berkualitas, apabila :

a. PT tersebut mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan

misinya (aspek deduktif);

b. PT tersebut mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif),

berupa:

- kebutuhan kemasyarakatan (societal needs);

- kebutuhan dunia kerja (industrial needs);

- kebutuhan profesional (professional needs).

Dengan demikian PT harus mampu merencanakan, menjalankan, dan

mengendalikan suatu proses yang menjamin pencapaian mutu sebagaimana

diuraikan di atas.

3. Tujuan Penjaminan Mutu

Memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara

berkelanjutan, yang dijalankan oleh suatu PT secara internal untuk mewujudkan

visi dan misinya, serta untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui

penyelenggaraan Tridharma PT.

Pencapaian tujuan penjaminan mutu melalui kegiatan penjaminan mutu

yang dijalankan secara internal oleh PT, akan dikontrol dan diaudit melalui

kegiatan akreditasi yang dijalankan oleh BAN-PT atau lembaga lain secara

Page 29: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

eksternal. Dengan demikian, obyektivitas penilaian terhadap pemeliharaan dan

peningkatan mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan di suatu PT dapat

diwujudkan

4. Strategi Penjaminan Mutu

Strategi penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia adalah:

a. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas menetapkan Pedoman

Penjaminan Mutu pendidikan tinggi di PT;

b. PT menggalang komitmen untuk menjalankan penjaminan mutu pendidikan

tinggi yang diselenggarakannya;

c. PT memilih dan menetapkan sendiri standar mutu pendidikan tinggi yang

diselenggarakannya untuk tiap program studi;

d. PT menetapkan dan menjalankan organisasi berserta mekanisme kerja

penjaminan mutu pendidikan tinggi;

e. PT melakukan benchmarking mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan,

baik ke dalam maupun ke luar negeri.

5. Butir-Butir Mutu

Sebagaimana dikemukakan di atas, PT memilih dan menetapkan sendiri standar

mutu pendidikan tinggi untuk tiap program studi. Pemilihan dan penetapan

standar itu dilakukan dalam sejumlah aspek yang disebut butir-butir

mutu, di antaranya:

a) Kurikulum program studi;

b) Sumber daya manusia (dosen, dan tenaga penunjang);

c) Mahasiswa;

Page 30: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d) Proses pembelajaran;

e) Prasarana dan sarana;

f) Suasana akademik;

g) Keuangan;

h) Penelitian dan publikasi;

i) Pengabdian kepada masyarakat;

j) Tata pamong (governance) ;

k) Manajemen lembaga (institutional management)

l) Sistem informasi;

m) Kerjasama dalam dan luar negeri

6 . Manajemen Kendali Mutu

Penjaminan mutu pendidikan tinggi di PT dapat diselenggarakan melalui pelbagai

model manajemen kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat

digunakan adalah model PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan

menghasilkan pengembangan berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen

mutu pendidikan tinggi di PT. Beberapa prinsip yang harus melandasi pola pikir

dan pola tindak semua pelaku manajemen kendali mutu berbasis PDCA adalah :

a. Quality first

Semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan tinggi harus

memprioritaskan mutu.

b. Stakeholder- in

Semua pikiran dan tindakan pengelola pendidikan harus ditujukan pada

kepuasan stakeholders.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. The next process is our stakeholders

Setiap orang yang melaksanakan tugas dalam proses pendidikan tinggi, harus

menganggap orang lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai

stakeholdernya yang harus dipuaskan.

d. Speak with data

Setiap orang pelaksana pendidikan tinggi harus melakukan tindakan dan

mengambil keputusan berdasarkan analisis data yang telah diperolehnya

terlebih dahulu, bukan berdasarkan pengandaian atau rekayasa.

e. Upstream management

Semua pengambilan keputusan di dalam proses pendidikan tinggi dilakukan

secara partisipatif, bukan otoritatif. Di dalam tahap ‘check’ pada manajemen

kendali mutu berbasis PDCA, terdapat titik-titik kendali mutu (quality check-

points) dimana setiap orang pelaksana pendidikan tinggi harus mengaudit hasil

pelaksanaan tugasnya dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Sebagai

contoh tindakan tes formatif yang dilakukan pada akhir setiap pokok bahasan,

merupakan titik kendali mutu dalam proses pembelajaran, yang dilakukan

untuk mengaudit apakah standar mutu pembelajaran sebagaimana dirumuskan

dalam bentuk Tujuan Instruksional Khusus (TIK) telah dapat dicapai. Apabila

hasil audit ternyata positif dalam arti telah mencapai standar (S dalam SDCA)

mutu sebagaimana dirumuskan dalam TIK, maka pada proses perencanaan atau

Plan (P dalam PDCA) berikutnya standar mutu tersebut harus ditinggikan,

sehingga akan terjadi kaizen mutu pendidikan tinggi. Sedangkan apabila hasil

evaluasi ternyata negatif dalam arti standar mutu sebagaimana dirumuskan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dalam TIK belum atau tidak tercapai, maka harus segera dilakukan tindakan

atau Action (A dalam PDCA) agar standar mutu dapat dicapai. Sebagai contoh,

apabila Tes Formatif ternyata menunjukkan hasil di bawah TIK, maka dosen

harus melakukan Action (A dalam PDCA) yang dapat berupa pengulangan

pembahasan pokok bahasan terkait sampai TIK dapat dicapai. Oleh sebab itu,

menetapkan titik-titik kendali mutu (quality check-points) pada setiap satuan

kegiatan dalam manajemen kendali mutu berbasis PDCA, merupakan conditio

sine qua nomorn atau a must.

D. KEPUASAN MAHASISWA

Lembaga Pendidikan dikelompokkan ke dalam bisnis jasa

administrasi umum yang saat ini perkembangannya sangat pesat.

Tampubolon 2001 dikutip oleh Alma, 2008 berpendapat bahwa industri jasa

selalu berusaha menghasilkan produk berupa jasa yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen. Apabila mereka merasa puas atas layanannya maka

diharapkan jumlah konsumen akan terus meningkat dan keuntungan dalam

bebagai bentuk dengan sendirinya juga meningkat. Dapat diartikan bahwa

proses pelayanan yang terjadi dalam industri jasa mempengaruhi pikiran,

perasaan dan jasmani pengguna jasa secara positif dan hal ini dapat terjadi

sebaliknya bila kepuasan pelanggan tidak terpenuhi yang berdampak pada

kerugian lembaga usaha tersebut.

Dalam PT hal itu berlaku juga karena PT memberikan jasa pelayanan

pendidikan antara lain perkuliahan yang disajikan kepada mahasiswa sebagai

Page 33: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

konsumen. Apabila mahasiswa merasa puas dengan perkuliahan yang

diikutinya, mereka akan tertarik dan rajin menghadirinya, itu berati

mahasiswa menghayati dan menikmatinya. Kondisi tersebut akan sangat

menguntungkan karena kemampuan alumni menjadi terjamin mutu yang

berdampak positif untuk citra lembaga pendidikan yang bersangkutan

sehingga pada gilirannya menjadi terkenal dan rebutan calon mahasiswa.

Sebaliknya apabila mereka merasa tidak puas, dapat mengakibatkan

bubarnya satuan pendidikan tersebut.

Jasa pendidikan tinggi menurut tampubolon terdiri atas:

a. Jasa kurikuler-JK yaitu kurikulum, silabus, GBPP, SAP, evaluasi,

praktikum, bimbingan.

b. Jasa penelitian-JP antara lain pembimbingan penelitian, perencanaan,

pelaksanaan, dan penyediaan berbagai fasilitas

c. Jasa pengabdian masyarakat-JPM meliputi kegiatan untuk melayani

masyarakat umum dengan mengaplikasikan ilmu dan ketrampilan yang

merupakan jasa kurikulum dan jasa penelitian

d. Jasa administrasi-JA meliputi jasa administrasi akademik dan umum

e. Jasa ekstrakurikuler-JE mencakup semua jasa pelayanan mahasiswa baik

yang terkait langsung dengan JK, JP, JPM maupun tidak langsung seperti

pengembangan minat mahasiswa, pembinaan kesejahteraan mahasiswa,

dan pembimbingan hubungan dengan dunia kerja.

Melalui proses-proses produksi dan penyajian kelima jasa tersebut

jasa pendidikan tinggi ditanamkan dan dibudayakan dalam diri mahasiswa

Page 34: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

selama masa studi sehingga kemampuan serta ketrampilan akademik dan

profesionalnya terus tumbuh berkembang. Mutu jasa PT menurut

Tampubolon (Alma :278) terdapat 11 atribut jasa yaitu: relevansi, efisiensi,

efektifitas, akuntabilitas, kreativitas, situasi, penampilan, empati,

ketanggapan, produktivitas dan kemampuan akademik.

Pengukuran Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan

kepuasan, dengan timbulnya suatu kepuasan akan menimbulkan motivasi

yang baik bagi siswa serta dapat meningkatkan minat keingintahuan

terhadap pelajaran lain. Hal ini mempunyai dampak yang positif untuk dapat

mencapai prestasi belajar anak dengan baik.

Konsep tentang pengetahuan guru yang diteliti berdasarkan tingkat

kepuasan mahasiswa sebagai analogi dari skala Likert yang telah

ditetapkan, yaitu :

3.1 SAP / RPP

SAP adalah program pengajaran yang meliputi satu atau beberapa pokok

bahasan untuk diajarkan selama satu kali atau beberpa kali pertemuan. SAP

sangat bermanfaat segai pedoman bagi pengajar atau dosen, sehingga SAP

perlu dibuat oleh oleh setiap pengajar. Dosen dapat mengajar dengan baik,

tanpa kekhawatiran keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, keluar dari

strategi belajar mengajar, atau keluar dari sistem evaluasi yang seharusnya.

SAP terdiri dari:

Page 35: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

1) Tujuan instruksional umum

2) Tujuan instruksional khusus

3) Topik atau pokok bahasan

4) Sub bahasan

5) Estimasi waktu yang diperlukan pengajar dalam memberikan matri

perkuliahan setiap sub pokok bahasan

6) Sumber kepustakaan

3.2 Ketepatan waktu

Keluhan klasik dari mahasiswa bila dosen tidak hadir tepat waktu akhir-

akhir ini sudah merupakan hal yang biasa yang dapat diatasi dengan berbagai

alasan yang disampaikan oleh dosen. Tetapi hal ini sebenarnya merupakan

masalah yang harus cepat diselesaikan bila suatu institusi pendidikan ingin

meningkatkan kualitas pelayanannya.

Dalam proses belajar mengajar, waktu merupakan bagian yang penting

untuk menentukan keberhasilan suatu pendidikan. Sehingga perlu

diperhitungkan baik secara efektif dan efisiensinya sehingga tujuan mata

ajaran, tujuan instruksional dan tujuan institusional dapat tercapai.

Dapat dibayangkan bila mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

proses belajar mengajar tidak memperhatikan waktu, maka akan terjadi

gangguan bukan saja pada proses belajar mengajar di kelas, melainkan dapat

mempengaruhi seluruh sistem pendidikan yang ada dalam organisasi tersebut.

Sebagai contoh: bila dosen masuk terlambat 20 menit, maka pasti mengakhiri

Page 36: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kuliahpun menjadi pengambilan waktu dosen lain yang akan mengajar dan

seterusnya sampai sistem lainpun terpengaruh.

Penyebab terjadinya masalah waktu yang terbuang/berkurang menurut

Bachtiar Hasan, 2002 : 16 adalah sebagai berikut:

1) Hari-hari efektif yang telah ditentukan dalam kalender pendidikan banyak

berkurang oleh kegiatan-kegiatan diluar ketentuan kalender pendidikan

2) Waktu tatap muka sering berkurang karena dosen sering terlambat masuk

dan cepat mengakhiri perkuliahan, belum membudaya disiplin waktu pda

dosen

3) Proses belajar mengajar yang kurang efektif ini disebabkan dosen

mengajar tanpa program satuan pelajaran

4) Dosen sering tidak hadir mengakibatkan perkuliahan kosong

5) Dosen dalam menyusun SAP belum dipadukan dengan alat dan bahan

yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan program tersebut

Oleh sebab itu, dosen yang dapat menghargai waktu, dengan hadir tepat

waktu pada proses belajar mengajar, maka diharapan sistem pelayanan

pendidikan akan lebih baik dan mahasiswa akan merasa puas.

3.3 Kemampuan menjelaskan materi

Salah satu ciri dosen yang bermutu menurut Alma, 2008 : 22 adalah

dosen dapat menguasai ilmu dan materi yang akan diajarkan, dosen tampil

dengan penuh percaya diri, dapat memberi kuliah dengan lancar, sistematis dan

mudah dimengerti. Supaya Ilmu dan materi yang disampaikan kepada

mahasiswa dapat diterima dengan jelas diperlukan penguasaan komunikasi.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Oleh karena itu, jika dosen mampu berkomunikasi secara lebih efektif, dapat

dipastikan seorang dosen akan mampu mengelola kegiatan belajar-mengajar

secara lebih efektif pula.

Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan berarti mengorgani-

sasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencena dan sistematis,

sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh mahasiswa. Kegiatan

menjelaskan untuk :

1) Membimbing mahasiswa memahami konsep, hukum, prinsip, prosedur

2) Membimbing mahasiswa menjawab pertanyaan mengapa secara bernalar

3) Melibatkan mahasiswa untuk berpikir

4) Mendapatkan balikan mengenai pemahaman mahasiswa

5) Menomorlong mahasiswa memahami berbagai proses penalaran

a. Komponen ketrampilan mahasiswa terdiri dari:

Komponen merencanakan penjelasan, mencakup:

a) Isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara

seitematis disertai dengan contoh-contoh

b) hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan

b. Komponen menyajikan penjelasan, yang mencakup

a) Kejelasan, yang dapat dicapai dengan bahasa yang jelas, berbicara lancer,

mendefinisakan istilah-istilah teknis, dan berhenti sejenak untuk melihat

respon mahasiswa terhadap penjelasan dosen.

b) Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola induktif atau

pola deduktif

Page 38: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

c) Pemberian tekanan pada bagian yang penting dengan cara: penekanan

suara, membuat ikhtisar, mengemukakan tujuan

d) Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimic

mahasiswa atau mengajukan pertanyaan.

Dalam menerapkan ketrampilan menjelaskan, perlu memprhatikan hal-hal

sebagai berikut:

a) Penjelasan dapat diberikan di awal, tengah ataupun akhir pelajaran sesuai

dengan keperluan

b) Penjelasan harus relevan dengan tujuan

c) Materi yang dijelaskan harus bermakna

(Wardani, 2005 : 26)

3.4 Ketrampilan bertanya dan Kesempatan bertanya

Ketrampilan bertanya sangat perlu dikuasai oleh dosen karena hampir

pada setiap kegiatan belajar-mengajar dosen mengajukan pertanyaan,dan

kualitas pertanyaan dosen menentukan kualitas jawaban mahasiswa.

Dengan pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga terlibat

optimal dalam pembelajaran, disamping dapat mengecek pemahaman

mahasiswa terhadap materi yang sedang dibahas. Keterlibatan ini akan mampu

meningkatkan motivasi mahasiswa untuk belajar karena mahasiswa merasa ikut

berperan dalam pembelajaran. Perlu ditekankan, yang dimaksud dengan

pertanyaan adalah adalah semua pernyataan dosen (tidak terbatas pada kalimat

tanya) yang meminta respon dari mahasiswa. Dengan demikian, kalimat perintah

Page 39: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dan kalimat tanya dalam konteks ini termasuk ke dalam jenis pertanyaan.

Ketrampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:

1. Ketrampilan bertanya dasar, yang terdiri dari komponen sebagai berikut:

b) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, sehingga mudah

dipahami oleh mahasiswa.

c) Pemberian acuan, yaitu informasi yang diberikan sebelum mengajukan

pertanyaan. Informasi ini diperlukan untuk menjawa pertanyaan.

d) Pemusatan perhatian. Kadang-kadang dosen perlu memulai pertanyaan

dengan cakupan yang luas, kemudian memusatkan perhatian mahasiswa

pada satu tugas yang lebih sempit.

e) Penyebaran pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan dosen, hendaknya

ditujukan ke seluruh kelas, bukan kepada mahasiswa tertentu. Setelah

memberikan waktu berpikir sejenak, barulah dosen menunjuk secara acak

mahasiswa lain untuk menanggapi jawaban temannya.

f) Pemindahan giliran. Satu pertanyaan yang kompleks dapat dijawab oleh

beberapa mahasiswa, sehingga semua aktif memikirkan pertanyaan yang

diberikan.

g) Pemberian waktu berpikir. Setelah mengajukan pertanyaan, dosen

hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir,

sebelum meminta jawaban.

h) Pemberian tuntunan. Jika pertanyaan dosen tidak dapat dijawab oleh

mahasiswa, dosen hendaknya member tuntunan. Tuntunan dapat diberikan

dengan cara.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Ketrampilan bertanya lanjut, yang terdiri dari komponen berikut:

a) Mengubah tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari

tingkatan paling rendah (mengingat) ke tingkat yang lebih tinggi seperti

memahami, menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi.

b) Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai dari pertanyaan yang paling

sederhana diikuti dengan sedikit kompleks, sampai pada pertanyaan yang

paling kompleks.

c) Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti:

i) Klarifikasi, yaitu meminta penjelasan lebih lanjut atas jawaban

mahasiswa

ii) Meminta mahasiswa memberi alasan atas jawabannya

iii) Meminta kesepakatan pandangan dari mahasiswa lain

iv) Meminta ketepatan jawaban

v) Meminta jawaban yang lebih relevan

vi) Meminta contoh

vii) Meminta jawaban yang lebih kompleks

d) Peningkatan terjadinya interaksi, dengan cara meminta mahasiswa lain

memberi jawaban atas pertanyaan yang sama

Dalam menerapkan ketrampilan bertanya dosen perlu meghindari

kebiasaan berikut:

a) Mengulangi pertanyaan sendiri atau mengulangi jawaban mahasiswa

b) Menjawab pertanyaan sendiri

c) Menunjuk dahulu sebelum bertanya

Page 41: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

d) Mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak

e) Mengajukan pertanyaan ganda

Jika keseluruhan ketrampilan diatas dapat dikuasai dosen, maka ia akan

mampu bertanya secara efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan

mahasiswa dalam pembelajaran.(Wardani, 2005: 20)

3.5 Ketrampilan variasi dan komunikasi

Variasi dalam kegiatan belajar-mengajar adalah perubahan dalam proses

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para mahasiswa, serta

mengurangi kejenuhan. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Variasi dalam gaya mengajar, yang dapat dilakukan dengan cara:

a) Variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil

b) Mamusatkan perhatian

c) Membuat kesenyapan sejenak

d) Mengadakan kontak pandang

e) Variasi gerakan badan dan mimik

f) Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, ke tengah atau ke belakang

kelas

b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran yang meliputi:

a) Variasi alat dan bahan yang bisa dilihat

b) Variasi alat dan bahan yang bisa didengar

c) Variasi alat dan bahan yang bisa diraba dan dimanipulasi

c. Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan

Page 42: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Pola interaksi dapat berbentuk: klasikal, kelompok, dan perorangan sesuai

dengan keperluan, sedangkan variasi kegiatan dapat mendengarkan

informasi, menelaah materi, diskusi, latihan atau demonstrasi (Wardani

2005: 25).

3.6 Media pembelajaran

Dalam dunia pendidikan, konsep komunikasi tidak banyak berbeda kecuali

dalam konteks berlangsungnya komunikasi itu sendiri. Dalam proses

pembelajaran, sumber informasi adalah dosen, mahasiswa, orang-orang lain,

bahan bacaan dan lain sebagainya. Penerima informasi mungkin dosen,

mahasiswa atau orang lain. Dalam hal ini, media mempunyai definisi khusus

menurut Schramm, 1977 yakni : teknomorlogi pembawa pesan /informasi yang

dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sedangkan Briggs, 1977

menyebutkan “ sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran (Irawan,

pratati, 2005).

3.6.1 Manfaat media dalam proses pembelajaran

Secara umum manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar

interaksi dosen dan mahasiswa, dengan maksud membantu mahasiswa belajar

secara optimal. Kemp dan Dayton (1985) menyebutkan bahwa manfaat media

dalam pembelajaran yaitu:

a) Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan

b) Proses pembelajaran dapat lebih menarik

c) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

d) Jumlah waktu belajar- mengajar dapat dikurangi

Page 43: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

e) Kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan

f) Proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja

g) Sikap positif mahasiswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses

belajar dapat ditingkatkan

h) Peran dosen dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

Meskipun ada banyak macam media pembelajaran namun hanya sedikit sekali

yang sering digunakan dalam ruang kuliah oleh dosen. Beberapa yang tampak

sering dugunakan adalah Overhead Projector, gambar, model, dan papan tulis

serta bahan cetak lainnya.

Ada berbagai cara untuk menggolongkan media. Bretz (1971) misalnya

membagi media menjadi tiga macam yaitu media yang dapat didengar (audio),

media yang dapat dilihat (visual ) dan media yang dapat bergerak. Media bentuk

visual dibedakan menjadi tiga gambar visual yaitu gambar visual, garis, dan

symbol verbal. Selain itu Bretz juga membedakan media menjadi media transmisi

dan media rekaman. Dari semua jenis media tersebut, yang paling lengkap adalah

audio-visual gerak. Menurut Sri Anitah dalam Media Pembelajaran, 2009 : 87

prinsip-prinsi umum dalam pemilihan media pembelajaran adalah:

a) Variabel tugas

Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang

diharapkan dari pembelajar sebagai hasil pembelajaran disarankan untuk

menentukan jenis stimulus yang diinginkan sebelum melakukan pemilihan

media.

b) Variabel pebelajar

Page 44: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c) Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,

walaupun belun ada kesepakatan karakteristik mana yang penting. Namun

pendidik menyadari para pebelajar mempunyai gaya belajar yang berbeda.

d) Lingkungan belajar

e) Pertimbangan ini lebih bersifat administrative. Berbagai hal yang termasuk di

dalamnya adalah biaya sekolah, ukuran ruang kelas, kemampuan

mengembangkan materi baru, ketersediaan radio, televise, atau perlengkapan

lainnya, sikap sekolah terhadap inomorvasi dan arsitektural sekolah.

f) Lingkungan pengembangan

g) Jelas seakan sia-sia jika pengembangan sumber-sumber tidak mendukung

untuk tugas tersebut, misalnya ketersediaan waktu, pengembangan personel,

akan mempengaruhi keberhasilan penyajian.

h) Ekonomormi dan Budaya

i) Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media dapat

diterima oleh pemakai dan sesuai sumber dana serta peralatan yang tersedia.

j) Faktor-faktor praktis, diantaranya:

a. besarnya kelompok yang ditampung dalam suatu ruangan

b. jarak antara penglihatan dan pendengaran

c. seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pembelajar atau

kegiatan untuk kelengkapan umpan balik

d. adakah penyajian yang sesuai respon pembelajar

e. apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti

f. media manakah yang paling mendukung kondisi belajar

Page 45: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

g. media manakah yang lebih lengkap untuk tujuan peristiwa

pembelajaran tersebut

3.7 Evaluasi

Ralf Tyler (1950) dikutip oleh Arikunto, 2005: 3 menyebutkan bahwa

evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana ,

dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi lebih

luas dikemukakan oleh dua orang yakni Cronbach dan Stufflebeam yang

mengatakan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan

tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.

Manfaat evaluasi

a. Bagi siswa:

a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan

program secara menyeluruh

b) Merupakan penguatan/ reinforcement bagi siswa

c) Usaha perbaikan

d) Sebagai diagnomorsis

b. Bagi dosen/guru:

a) Mengetahui sejauh mana bahan yang sudah diajarkan dapat diterima oleh

mahasiswa

b) Mengetahui bagian mana dari pelajaran yang belum dipahami siswa

c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan

diberikan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

E. BELAJAR MENGAJAR

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman

(Hamalik, 2005: 27). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. Hasil belajar bukanlah suatu

penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Ada pula tafsiran lain

tentang belajar yang menyatakan, bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Pengertian ini

menitikberatkan pada interaksi individu dengan lingkungannya.

William Burton dalam Hamalik ,2005 : 31 menyimpulkan uraiannya tentang

prinsip belajar sebagai berikut:

a. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui

b. Proses melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran

yang terpusat pada tujuan tertentu

c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid

d. Pengalaman belajar bersumber pada kebutuhan dan tujuan murid sendiri

yang mendorong motivasi kontinu

e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan

f. Proses belajar dan hasil usaha belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:

a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan: siswa yang belajar melakukan

banyak hal baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar,

Page 47: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

merasakan, berpikir, kegiatan motoris, maupun kegiatan lainnya yang

diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat

b. Belajar memerlukan latihan dengan jalan: relearning, recalling, dan

reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan

pelajaran yang belum dikuasai akan lebih mudah dipahami.

c. Belajar siswa lebih berhasil, jika siswa merasa berhasil dan mendapat

kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang

menyenangkan.

d. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam

belajarnya. Keberhasilan akan mendorong belajar lebih baik , sedangkan

kegagalan akan menimbulkan frustasi.

e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman

belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan,

sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

f. Pengalaman masa lampau dan pengertian yang telah dimiliki oleh siswa,

besarnya peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan pengertian

menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman yang baru.

g. Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siapa belajar akan melakukan

kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Factor ini erat

hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan dan tugas-

tugas perkembangan.

h. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa

belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila

Page 48: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

siswa tertarik akan sesuatu sesuai dengan kebutuhannya. Namun demikian,

minat tanpa adanya usaha yang baik maka belajar akan sulit untuk

berhasil.

i. Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh

dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan

perhatian tak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna.

j. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan

belajar , karena lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan

lebih mudah mengingatnya.

2. Pengertian mengajar

Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi

antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Terdapat 4 pendapat yang

dipandang sebagai pendapat yang menomornjol.

Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik . kriteria ini

sejalan dengan pendapat dari teori pendidikan yang bersikap pada mata pelajaran

yang disebut formal atau tradisional. Implikasi dari pengertian tersebut sebagai

berikut:

a. Pengajaran dipandang sebagai persiapan hidup

b. Pengajaran adalah suatu proses penyampaian

c. Penguasaan pengetahuan adalah tujuan utama

d. Pengajar dianggap sebagai yang paling berkuasa

e. Siswa selalu dianggap sebagai penerima

f. Pengajaran hanya berlangsung di ruang kelas

Page 49: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui

lembaga pendidikan sekolah. Perumusan ini bersifat umum jika dibandingkan

dengan perumusan pertama, namun antara keduanya terdapat dalam pikiran yang

seirama. Implikasi dari rumusan ini adalah:

a. Pendidikan bertujuan membentuk manusia berbudaya

b. Pengajaran berarti suatu proses pewarisan

c. Bahan pengajaran bersumber dari kebudayaan

d. Siswa adalah generasi muda sebagai ahli waris

Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan

kondisi belajar bagi siswa. Implikasi dari rumusan tersebut adalah:

a. Pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku siswa

b. Kegiatan pengajaran adalah dalam mengorganisasi lingkungan

c. Siswa dianggap sebagai suaru organisme hidup

Mengajar atau mendidik adalah memberikan bimbingan belajar kepada

siswa. Siswa melakukan sendiri kegiatan belajar , seperti mendengarkan,

membaca, dan sebagainya dan peranan guru mengarahkan agar anak kegiatannya

berhasil. Peranannya adalah selaku konselor.

Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa menjadi warganegara

yang baik sesuai dengan tujuan masyarakat. Perumusan ini banyak didukung oleh

para ahli yang menganut pandangan bahwa pendidika berorientasi kepada

tuntutan masyarakat. Implikasinya sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan membentuk warga Negara yang baik sehingga dapat

bekerja di dalam masyarakat.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b. Pendidikan berlangsung di dalam suasana kerja.

c. Siswa dipandang sebagai calon warga Negara yang memiliki potensi untuk

bekerja

d. Guru sebagai pimpinan dan pembimbing bengkel kerja

Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

bermasyarakat sehari-hari. Implikasi sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan adalah untuk mempersiapkan siswa hidup dalam

masyarakatnya

b. Kegiatan pengajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat

c. Anak-anak bekerja secara aktif

d. Tugas guru lainnya adalah sebagai komunikator

(Hamalik, 2005).

Peran Pendidik Dalam Dunia Pendidikan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 tahun 2003 Bab

I Pasal 1 ayat 5 bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Sedangkan menurut ayat 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Profil Kemampuan Dasar Guru

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

Page 51: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

teknomorlogi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat (Undang-undang guru dan dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 1).

Seorang dosen harus mempunyai kemampuan dasar sebagai berikut (Oemar

Hamalik, 2005: 52):

a. Kemampuan menguasai bahan

b. Kemampuan mengelola program belajar mengajar

c. Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar

d. Kemampuan menggunakan media/sumber belajar

e. Kemampuan menguasai landasan-landasan pendidikan dengan

pengalaman belajar

f. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman

belajar

g. Kemampuan menilai prestasi belajar dengan pengalaman belajar

h. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan

i. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

j. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil

penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran

Page 52: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

F. Penelitian Relevan 1. I Gusti Ayu Ketut Giantari, dkk 2008, ANALISIS KEPUASAN

MAHASISWA TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PROGRAM

DIPLOMA III FE UNIVERSITAS UDAYANA. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di

Program Diploma III FE Universitas Udayana. Disamping itu untuk mengetahui

variabel yang memberikan kepuasan kepada mahasiswa serta implikasi strategis

hasil penelitian guna peningkatan kepuasan mahasiswa di masa datang. Pada

penelitian ini diambil responden sebanyak 250 orang mahasiswa Diploma III FE

Unud berdasarkan metode stratified random sampling yang terdistribusi secara

proporsional di keempat jurusan yaitu Akuntansi, Keuangan dan Perbankan,

Perpajakan serta pemasaran. Sedangkan penentuan respondennya menggunakan

undian (random). Adapun teknik analisis yang digunakan untuk memecahkan

masalah adalah teknik Analisis kepentingan-kinerja (Importance-Performance

Analysis).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan mahasiswa

Program Diploma III FE Unud secara keseluruhan termasuk klasifikasi cukup

puas. Hal ini tercermin dari hasil analisis kesesuaian antara kinerja dengan tingkat

kepentingan mahasiswa yang memberikan hasil sebesar 83,32%. Dari 25 variabel

yang dianalisis maka ada 8 (delapan) variabel yang belum memberikan kepuasan

dan 14 (empat belas) variabel yang sudah menunjukkan kepuasan.

2. Yan Martinus Asyerem, 2002, HUBUNGAN KARAKTERISTIK DOSEN

DENGAN KEPUASAN MAHASISWA DALAM PROSES BELAJAR

Page 53: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

MENGAJAR DI AKPER SUMEDANG 2002. Penelitian ini menggunakan

desaian cross sectional dengan lokasi penelitian di AKPER Sumedang. Penelitian

ini pengambilan responden dosen sebanyak 39 orang, baik dosen dalam maupun

dosen luar. Dan jumlah mahasiswa yang diambil sampel berjumlah 150 orang.

Analisa data terdiri dari analisa univariat, bivariat dan multivariat.

Hasil penelitian menunjukkan 25 orang (64,1%) dosen memiliki kemampuan

mengajar yang memuaskan mahasiswa dan tidak memuaskan mahasiswa

sebanyak 14 orang (35,9%). Dari hasil bivariat diperoleh variable yang bermakna

yaitu variabel umur (p=0,047), pendidikan (p=0,046), akta mengajar (p=0,039),

pelatihan (p= 0,038), dan masa kerja (0,024). Dan hasil multivariat diperoleh hasil

yang paling dominan adalah variabel pelatihan.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kurikulum

Dosen

Sarana/ prasarana

Laboratorium

Suasana akademik

G. KERANGKA BERPIKIR

Keterangan : = diteliti

= tidak diteliti

H. Hipotesis

Hipotesis:

Ada hubungan secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dan jabatan

fungsional dosen dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di

STIKES Yogyakarta 2009.

Kepuasan mahasiswa dalam

proses belajar mengajar

Page 55: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di STIKES Yogyakarta pada bulan Oktober 2009.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan observational analitic kuantitatif dengan

pendekatan cross sectional karena pengukuran variabel bebas dan variabel

terikat dilakukan pada saat yang sama dan sifatnya sesaat. Penelitian ini

bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran hubungan tingkat pendidikan

dan jabatan fungsional dengan kepuasan mahasiswa dalam proses belajar

mengajar STIKES Yogyakarta.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dari seluruh dosen tetap dan

tidak tetap sesuai kompetensinya yang mengajar pada tingkat I sejumlah 12

dosen, dan mahasiswa aktif yang berada pada tingkat I tahun ajaran

2009/2010 sebanyak 40 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah total sampling yaitu mengambil seluruh populasi untuk

dijadikan sampel. Setiap satu dosen dievaluasi oleh 3-4 mahasiswa.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Variabel Penelitian

Variabel bebas : tingkat pendidikan, jabatan fungsional

Variable terikat:kepuasan mahasiswa

E. Definisi operasional

a. Variabel terikat:

Kepuasan mahasiswa adalah persepsi mahasiswa terhadap seluruh mutu

pelayanan pembelajaran yang diperoleh dari dosen yang diklasifikasikan

dalam tujuh indikator yaitu: pembuatan silabus, ketepatan waktu,

pengusaan materi, penggunaan media, kesempatan bertanya, teknik

komunikasi, dan evaluasi belajar. Alat ukur: cheklist, skala kategori: tidak

puas dan puas, dengan kriteria:

(1) Pembuatan silabus adalah kegiatan yang dilakukan oleh dosen

untuk merencanakan proses belajar mengajar

(2) Ketepatan waktu adalah tepat tidaknya dosen melakukan proses

pembelajaran

(3) Penguasaan materi adalah persepsi mahasiswa tentang kemampuan

dosen dalam memahami seluruh materi yang disampaikan saat

pengajaran

(4) Penggunaan metode media adalah persepsi mahasiswa tentang

penggunaan media oleh dosen yang efektif saat pengajaran

(5) Kesempatan bertanya adalah persepsi mahasiswa tentang

kesempatan guru untuk mengajukan pertanyaan untuk mahasiswa

Page 57: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(6) Teknik komunikasi adalah persepsi mahasiswa tentang

kemampuan dosen untuk menggunakan bahasa, suara, mimic, dan

anggota gerak saat pengajaran

(7) Teknik evaluasi adalah persepsi mahasiswa tentang teknik yang

digunakan dosen untuk mengevaluasi belajar mengajar

Dikatakan: Tidak puas jika skor total < 51

Puas jika skor total 51≤

Variabel bebas

a) Tingkat pendidikan adalah kualifikasi pendidikan tertinggi yang

disandang yang diperoleh dosen dari pendidikan formal

terakhirnya, skala ordinal, skala kategori : Sarjana/S1, S2,S3.

b) Jabatan fungsional adalah ciri yang melekat pada diri seorang

dosen baik diperoleh secara alami maupun diperoleh dari

pengalaman dan pendidikan. Skala kategori: asisten ahli, lektor,

lektor kepala.

F. PENGUMPULAN DATA

Instrumen yang digunakan berupa check list yang diberikan pada

responden. Check list memuat pertanyaan yang merupakan variabel yang

akan diukur yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Check list sebelumnya

diujicobakan pada 30 mahasiswa STIKES surya global Yogyakarta yang

selanjutnya diuji validitas dan reabilitas dengan menggunakan rumus

Crombach Alpha.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. JENIS DATA

Data primer dikumpulkan melalui lembar identitas dosen yang diajukan

kepada dosen dan check list mengenai kepuasan kepada mahasiswa sebagai

evaluator dosen yang telah ditunjuk

b. PENGOLAHAN DATA

Teknik pengolahan data dilakukan secara statistik dengan analisa

kuantitatif dengan cara manual dan elektronik computer dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Editing data/memeriksa

Dilakukan setelah semua data terkumpul melalui checklist yaitu

memeriksa kembali semua checklist dengan maksud untuk melihat

apakah setiap checklist telah diisi sesuai petunjuk . untuk memudahkan

entry data, peneliti mengklasivikasikan data dan memberi kode untuk

masing-masing pertanyaan sesuai tujuan penelitian data dan memberi

kode untuk masin-masing pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan

data. Editing dikerjakan untuk meneliti setiap lembar hasil pengisisan

check list, untuk melihat kelengkapan data dan keakuratan data. Sedapat

mungkin dilakukan pada hari yang sama.

b. Coding data/memberi tanda data

Untuk memudahkan entry data, peneliti mengklasivikasikan data dan

memberi kode untuk masing-masing pertanyaan dengan tujuan

pengumpulan data

Page 59: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

c. Entry data /memasukkan data

Memasukkan data yang didapat ke dalam program computer kemudian

menganalisanya

d. Data cleaning/membersihkan data

Merupakan tindakan membersihkan data untuk mencegah kesalahan yang

mungkin terjadi.

G. ANALISA DATA

Analisa data dilakukan melalui beberapa tahap:

a. Analisa univariat

Tujuan analisa ini adalah untuk mendiskripsikan fenomormena masing-

masing variabel dengan menampilkan distribusi frekuensi responden

berdasarkan variabel yang diteliti, antara lain mengrtahui gambaran

distribusi tingkat kepuasan mahasiswa berdasarkan kemampuan dosen

dalam proses pembelajaran.

b. Analisa Multivariat

Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diwakilkan oleh huruf X1,

X2 dan Y, dimana X1 merupakan tingkat pendidikan, X2 merupakan

jabatan fungsional dan Y merupakan tingkat kepuasan mahasiswa.

Dilakukannya analisis ini untuk menganalisa hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen untuk melihat faktor yang paling

dominan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan mahasiswa. Dalam hal

ini variabel dependen adalah kepuasan mahasiswa dikategorikan, puas dan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tidak puas, sedangkan variabel independen adalah tingkat pendidikan dan

jabatan fungsional dengan data kategorik, maka uji statistik yang digunakan

pada penelitian ini adalah uji Regresi Logistik ( Nursalam, 2003:128).

Page 61: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik Responden

Karakteristik responden

Tabel 4.1 Karakteristik Dosen STIKES Yogyakarta Berdasarkan Usia

Oktober 2009 Karakteristik Responden Jumlah Persentase

Usia : a. < 35 tahun b. 35 tahun <

4 8

33% 67 %

Jumlah 12 100 % Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 12 subyek penelitian yang

diamati yang paling banyak dosen berusia lebih dari 35 tahun (67%).

Tabel 4.2 Karakteristik Dosen STIKES Yogyakarta Berdasarkan Jenis Kelamin

Oktober 2009

Karakteristik Responden Jumlah Persentase Usia :

a. Pria b. Wanita

4 8

33%

67 % Jumlah 12 100% Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 12 subyek penelitian

yang diamati yang paling banyak dosen berjenis kelamin wanita (67%).

Page 62: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

B. Hasil Penelitian

a. Tingkat Pendidikan Dosen STIKES Yogyakarta

Tenaga pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yogyakarta

setidaknya memiliki pendidikan minimal S1 Keperawatan dan berbagai bidang

keahlian. Tenaga pengajar ini ada yang berstatus sebagai dosen tetap ataupun

dosen tamu.

Sebagai gambaran tingkat pendidikan dosen yang diperoleh menunjukkan

bahwa 12 dosen yang menjadi sampel penelitian sebagian besar berpendidikan

Paska Sarjana Sebanyak 7 orang (58,3%). Gambaran distribusi tersebut lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Dosen Menurut Tingkat Pendidikan di STIKES Yogyakarta

Oktober 2009

Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase S1 4 33,3% S2 7 58,3% S3 1 8,3%

Total 12 100% Sumber : Data Primer

b. Jabatan Fungsional di STIKES Yogyakarta

Data tentang jabatan fungsional yang diperoleh dari seluruh responden

dikelompokkan menjadi belum mempunyai jabatan fungsional, asisten ahli,

lektor, lektor kepala.

Distribusi frekuensi jabatan fungsional, diperoleh sebagian besar yang

mempunyai jabatan fungsional asisten ahli sebanyak 8 orang. Gambaran

distribusi tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 63: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4.4 Distribusi Dosen Menurut Jabatan Fungsional di STIKES Yogyakarta

Oktober 2009

Jabatan Fungsional Jumlah Prosentase Belum mempunyai 3 25%

Asisten ahli 8 66,7% Lektor 1 8,3%

Lektor kepala - - Total 12 100%

c. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jabatan Fungsional dengan Kepuasan Mahasiswa dalam proses Belajar

Tabel 4.5

Tabel Silang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Jabatan Fungsional dengan Kepuasan dalam Proses Belajar Mengajar di STIKES

Yogyakarta 2009

Puas Tidak puas Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

S1 1 8,3 3 25 4 58,3

S2 6 50 1 8,3 7 33,3

S3 1 8,3 0 0 1 8,3

Belum punya jabatan

1 8,3 2 16,7 3 25

Asisten ahli 6 50 2 16,7 8 66,7

Lektor 1 8,3 0 0 1 8,3

Tabel tersebut menjelaskan bahwa dosen dengan tingkat pendidikan S2 paling

banyak memberikan kepuasan pada mahasiswa dalam proses belajar mengajar

sebanyak 6 orang (50%), sedangkan pada jabatan fungsional yang paling banyak

memberikan kepuasan adalah asisten ahli sebanyak 6 orang( 50%).

Page 64: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

d. Hasil Analisis Regresi Logistik Antara Tingkat Pendidikan, dan Jabatan Fungsional dengan Kepuasan Mahasiswa di STIKES Yogyakarta 2009

Ada beberapa tabel dalam output regresi logistik. Berikut ini akan

dijelaskan interpretasi dari masing-masing tabel:

Tabel 4.6

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step

1 Step 10,559 3 ,014 Block 10,559 3 ,014 Model 10,559 3 ,014

Korelasi bersama X1 dan X2 dan Y dengan teknik Chi Square didapat nilai Chi-

Square 10,559 dengan nilai signifikansi 0.014 < 0.05 berarti secara bersama-sama

tingkat pendidikan (X1) dan jabatan fungsional (X2)berhubungan dengan

Kepuasan mahasiswa (Y).

Tabel 4.7

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square 1

5,742 ,585 ,788

Tabel diatas menunjukkan koefisien determinan regresi logistik yaitu 0,788

sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi variable X1 dan X2 terhadap Y

sebesar 78%.

Tabel 4.8

Page 65: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Classification Table(a)

Observed Predicted

kepuasan Percentage

Correct tidak puas puas

Step 1 kepuasan tidak puas 4 1 80,0 Puas 0 7 100,0 Overall Percentage 91,7

a The cut value is ,500 Tabel di atas memperlihatkan bawa ketepatan prediksi dalam penelitian ini

adalah sebesar 91,7%.

Tabel 4.9

Pengujian secara sendiri-sendiri ternyata X1 dab X2 tidak punya pengaruh

yang signifikan terhadap Y. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansinya X1=

1.00>0,05 dan X2 =1,00>0,05.

C. PEMBAHASAN

Variables in the Equation

,000 2 1,000

-42,406 56841,443 ,000 1 ,999 ,000

-19,411 40192,969 ,000 1 1,000 ,000

,000 1 1,000

,000 46410,844 ,000 1 1,000 1,000

21,203 40192,969 ,000 1 1,000 1,6E+09

X1

X1(1)

X1(2)

X2

X2(1)

Constant

Step1

a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variable(s) entered on step 1: X1, X2.a.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1. Kepuasan Mahasiswa Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar

Dalam penelitian ini kepuasan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar dilihat atau diukur berdasarkan kemampuan dosen dalam

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar yang

meliputi, pembuatan silabus/Rencana pelaksanaan Pembelajaran, ketepatan

waktu, penguasaan materi, penggunaan media, kesempatan ebrtanya, teknik

komunikasi, dan teknik komunikasi seperti yang dijelaskan oleh Tampubolon

(2001) dalam Hamalik 2008 bahwa produk PT yang sepenuhnya adalah jasa

pendidikan tinggi terdiri dari Jasa Kurikulum (JK), Jasa Penelitian (JP), Jasa

Pengabdian Masyarakat ( JPM) , Jasa Administrasi (JA), Jasa Ekstrakurikuler

(JE), pada jenjang S1 JK merupakan bagian terbesar dari jasa pendidikan tinggi,

sedangkan JP pada program pasca sarjana. Jasa kurikuler meliputi : kurikulum,

silabus, satuan materi, penyajian materi, bimbingan dan evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 dosen STIKES Yogyakarta 2009

yang dapat memberikan kepuasan kepada mahasiswa menyatakan puas sebanyak

6 orang dan menyatakan sangat puas sebanyak 2 orang. Jadi dapat disimpulkan

bahwa dalam proses belajar mengajar yang diberikan oleh dosen STIKES

Yogyakarta memuaskan mahasiwa.

Secara lebih terperinci, kepuasan mahasiwa diukur berdasarkan indikator yang

telah ditentukan, factor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan mahasiswa

adalah:

Page 67: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a. Adanya silabus

Kepuasan mahasiswa dengan adanya silabus diasumsikan oleh peneliti bahwa

mahasiswa memang menginginkan adanya silabus sesuai penuntun atau pedoman

dalam proses belajar mengajar sehingga mahasiswa benar-benar siap dan

memiliki motivasi yang tinggi dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai teori

yang disampaikan oleh Bachtiar Hasan (2002: 22) yang menyatakan bahwa untuk

memperoleh proses belajar mengajar yang berlangsung efektif dan efisien maka

seorang guru harus merencanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang

memungkinkan murid mengalami proses belajar yang efektif dan efisien sehingga

murid memperoleh dan menikmati pengalaman serta manfaat belajar yang penuh

arti. Dalam hal ini seorang guru sudah memikirkan startegi belajar.

Didukung pula oleh teori dari Thomas Curtis dan Wilma Bidwell, 1977

(Hamalik, 2005 : 46) yang menyebutkan bahwa salah satu peranan guru adalah

sebagai perencana. Guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan

pendidikan menjadi rencana yang operasional, relevan dengan kondisi

masyarakat, kebiasaan belajar siswa, pengalaman , pengetahuan siswa, metode

belajar yang serasi dan materi pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

b. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu pada saat tatap muka yang belum memuaskan mahasiswa

menurut peneliti adalah seringnya dosen luar yang datang tidak tepat waktu,

sehingga pada jam kuliah berikutnya juga menjadi mundur atau bahwa materi

yang disampaikan tidak selesai akrena waktu yang terpotong. Kemungkinan ini

Page 68: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

karena dosen luar juga harus mengatur waktu dengan jadwal pokoknya, dan

kesibukan dosen yang bersangkutan.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Bachtiar Hasan (2002: 16) bahwa

hari-hari efektif yang telah ditentukan dalam kalender pendidikan banyak

berkurang oleh kegiatan-kegiatan diluar ketentuan kalender pendidikan, waktu

tatap muka sering berkurang karena dosen sering terlambat masuk dan cepat

mengakhiri perkuliahan, belum membudaya disiplin waktu pada dosen, proses

belajar mengajar yang kurang efektif ini disebabkan dosen mengajar tanpa

program satuan pelajaran.

Oleh sebab itu, dosen yang dapat menghargai waktu, dengan hadir tepat waktu

pada proses belajar mengajar, maka diharapan sistem pelayanan pendidikan akan

lebih baik dan mahasiswa akan merasa puas

c. Penguasaan materi

Kepuasan mahasiswa dengan dosen yang menguasai materi saat menjelaskan

materi kuliah diasumsikan oleh peneliti disebabkan karena memang dosen

tersebut benar-benar menguasai materi yang akan diberikan dan menyiapkan diri

dengan baik, apalagi mata kuliah yang diberikan sudah berkali-kali diajarkan pada

tiap semester disampaikan pada mahasiswa dan didukung dengan adanya

pelatihan atau seminar tentang kuliah tersebut.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Wardani (2005:

26 ) Dalam kaitan dengan kegiatan belajar mengajar, atau pelatihan, menjelaskan

berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana

Page 69: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh mahasiswa. Dari

definisi ini dapat dipahami bahwa ketrampilan menjelaskan mutlak dimiliki oleh

para dosen. Kegiatan menejelaskan ini mempunyai tujuan untuk membimbing

mahasiswa memahami berbagai konsep, membimbing mahasiswa menjawab

pertanyaan “mengapa” secara bernalar, melibatkan mahasiswa untuk berpikir,

mendapatkan balikan mengenai pemahaman mahasiswa serta menomorlong

mahasiswa menghayati berbagai proses penalaran.

d. Kesempatan bertanya

Kepuasan mahasiswa pada kesempatan bertanya ini menurut peneliti

disebabkan karena kesempatan bertanya banyak dilakukan oleh dosen sehingga

mahasiswa lebih banyak diam atau mahasiswa ingin menjawab tetapi takut atau

segan untuk menanyakannya atau dosen tidak menaggapi dengan baik apa yang

pernah dipertanyakan oleh mahasiswa.

Hal ini bertentangan dengan teori yang menyebutkan bahwa dosen sangat

perlu menguasai ketrampilan untuk bertanya, hampir pada setiap kegiatan belajar

mengajar dosen mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan dosen

menentukan kualitas jawaban mahasiswa (Wardani, 2005: 20)

Dengan pertanyaan dosen dapat mengaktifkan mahasiswa sehingga terlibat

optimal dalam pembelajaran, disamping dapat mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi yang sedang dibahas. Keterlibatan ini akan meningkatkan

motivasi belajar karena siswa merasa ikut berperan dalam pembelajaran.

Pertanyaan adalah semua pernyataan dosen (tidak terbatas pada kalimat tanya )

yang meminta respon dari mahasiswa. Jika ketrampilan bertanya dikuasai oleh

Page 70: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dosen maka mahasiswa akan mampu bertanya secara efektif sehingga dapat

meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran yang sekaligus dapat

meningkatkan keefektifan pembelajaran.

e. Kemampuan komunikasi dan variasi

Kepuasan mahasiswa pada komunikasi dan variasi dosen menurut peneliti

sangat dipengaruhi oleh teknik komunikasi yang digunakan oleh dosen. Hal ini

diasumsikan oleh peneliti bahwa dosen yang mengajar di STIKES Yogyakarta

telah menguasai teknik dan metode komunikasi yang efektif, misalnya dosen lebih

banyak menggunakan bahasa daerah/Jawa untuk menjelaskan hal-hal yang sulit

dijelaskan dengan bahasa Indonesia, menggunakan projector/viewer, memberikan

ilustrasi dan contoh dan juga menggunakan intonasi suara yang bervariasi.

Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Sri Anitah 2005: 8 yang

menyebutkan bahwa seringkali mahasiswa merasa jenuh melihat dan mendengar

dosen mengajar dengan gaya yang sama selama berjam-jam, denagkan mahasiswa

duduk diam di kursinya. Jika hal tersebut terjadi berulang-ulang secara rutin, akan

menimbulkan kebosanan, sehingga diperlukan variasi dalam kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas. Penggunaan variasi tersebut haruslah sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai, berkesinambungan, dan digunakan secara lancar.

Variasi ini dapat berupa variasi gaya mengajar (suara, kesenyapan, kontak

pandang, gerakan badan, posisi dosen dalam kelas), variasi media dan alat

pelajaran. Dan variasi pola interaksi kegiatan mahasiswa.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

f. Penggunaan media

Kepuasan mahasiswa dengan penggunaan media pembelajaran selama proses

belajar belajar diasumsikan oleh peneliti karena di STIKES Yogyakarta

mempunyai sarana pengajaran yang lengkap seperti audio visual yang bersifat

elektronik maupun manual. Dosen dituntut untuk mampu menggunakan sarana

dan prasarana yang ada sehingga diharapkan dosen mampu menyesuaikan dan

mengembangkan metode pengajaran yang sesuai dengan media pengajaran

tersebut. Hal ini berlangsung terus menerus sehingga dosen menjadi terbiasa dan

mahir mengunakan media dan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar.

Sesuai teori yang dikatakan Hamalik, 2005:201 bahwa penggunaan metode

komunikasi yaitu aural aids (media pendengaran) dan visual aids (media

penglihatan) mengandung manfaat tertentu bagi keberhasilan belajar siswa.

Seringkali guru mengajar menggunakan ceramah, menggunakan kata-kata saja

sehingga siswa kurang memahami hal-hal yang diajarkan. Dosen yang

menggunakan alat bantu/media akan membuat siswa akan menjadi lebih aktif dan

berpartisipasi dalam proses belajar, lebih efektif, mudah mengingat dan mudah

dipahami.

g. Evaluasi

Kepuasan mahasiswa pada penggunaan evaluasi ini menurut peneliti karena

jadwal pelaksanaan ujian Blok yang selalu dilaksanakan tepat waktu setiap 4

minggu, walaupun dosen berasal dari luar institusi. Ujian blok ini dilaksanakan

selama 4 kali dalam satu semester dan digunakan untuk mengetahui sejauh mana

Page 72: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

mahasiswa mampu menerima materi yang diajarkan di perkuliahan. Pelaksanaan

evaluasi dilakukan tidak hanya pada akhir pembelajaran, tetapi juga pada jam

perkuliahan.

Hal ini sesuai dengan teori Ralf Tyler yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto

(2005:3) yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses pengumpulan data

untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan

sudah tercapai. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Oemar Hamalik (2005:

210) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses terus menerus, bukan

hanya pada akhir pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran

dan setelah berakhirnya pengajaran.

Dari pandangan manajemen mutu, yang disampaikan oleh Tampubolon dalam

Hamalik, 2008 mengemukakan bahwa yang dihasilkan oleh PT pada dasarnya

adalah jasa kependidikan, yang disajikan kepada pelanggannya yaitu mahasiswa.

Jasa itu berupa perkuliahan. Apabila perkuliahan memuaskan mahasiswa, mereka

akan tertarik menghadirinya, menghayati dan menikmatinya. Pikiran bahkan

jasmani mahasiswa terpengaruh secara positif.

Dengan demikian variabel pendidikan yang lebih tinggi tuntutan yang harus

diperhatkan dan dilaksanakan apabila para dosen di STIKES Yogyakarta dapat

memberikan proses belajar mengajar yang memuaskan mahasiswa.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Hubungan antara tingkat pendidikan dan jabatan fungsional dengan kepuasan

mahasiswa dalam proses belajar mengajar di STIKES Yogyakarta

Setelah dilakukan uji regresi logistik dengan output omnibus test menyatakan

bahwa ada hubungan secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dosen

dengan kepuasan mahasiswa STIKES Yogyakarta 2009 yang ditunjukkan

dengan teknik Chi Square didapatkan nilai 10,559 dengan nilai signifikansi 0.014

< 0.05 berarti secara bersama-sama tingkat pendidikan (X1) dan jabatan

fungsional (X2) berhubungan dengan Kepuasan mahasiswa (Y). Koefisien

determinan regresi logistik yaitu 0,788 sehingga dapat dikatakan bahwa

kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap Y sebesar 78%.

Hasil tabel silang berdasarkan pendidikan bahwa sebagian besar dosen

berpendidikan S2 sesuai dengan kompetensinya sebanyak 6 orang yang dapat

memuaskan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, sedangkan ada satu orang

yang tidak memberikan kepuasan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan

pada jabatan fungsional didapatkan bahwa terdapat 6 orang yang mempunyai

jabatan fungsional asisten ahli yang dapat memberi kepuasan dalam proses belajar

mengajar. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Nurwati T (2000)

yang dikutip oleh Asyerem (2002) yang mengatakan bahwa latar belakang

pendidikan, umur, dan beban mengajar dosen berhubungan secara bermakna

dengan kompetensi mengajar. Penelitian ini sesuai pula dengan hasil penelitian

Mangidaan atau Boediono (1980) yang dikutip oleh Asyerem (2002) yang

menyatakan bahwa latar belakang pendidikan guru berpengaruh kuat dalam

meningkatkan prestasi belajar. H. A. Smith menyatakan bahwa efektifitas proses

Page 74: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pengajaran di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan tenaga

pengajar, sehingga semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh dosen, maka

tentu saja akan semakin tinggi kemampuan mengajarnya.

Dalam sistem kepegawaian di STIKES Yogyakarta terdapat jabatan struktural

dan fungsional. Dosen yang mempunyai jabatan struktural maupun fungsional

akan mendapatkan tunjangan selain dari gajinya. Golongan jabatan erat kaitannya

dengan penghasilan atau gaji, dimana gaji merupakan suatu penghargaan terhadap

jasa yang diberikan selama dosen melakukan kewajibannya dan gaji tersebut

yang digunakan oleh dosen untuk memenuhi kebutuhannya sehingga kehidupan

seorang dosen dapat sejahtera.

Hal ini didukung oleh pendapat Tampubolon bahwa kesejahteraan terdiri dari

kesejahteraan rohani dan jasmani. Kesejahteraan rohani berhubungan dengan

kehidupan mental dan spiritual seseorang, melalui pendidikan, pelatihan, atau

ajaran agama. Kesejahteraan jasmani berkaitan dengan material, melalui latihan

fisik, kebugaran serta penyediaan sarana sandang, pangan dan papan. Komponen

dari kesejahteraan ini adalah penggajian, kepangkatan, pengembangan karier,

penghargaan, dan lain-lain.

Tingkat pendidikan dan jabatan fungsional secara bersama-sama dapat

mempengaruhi kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini tentu

saja sangat mungkin terjadi karena setiap dosen yang sudah mempunyai jabatan

fungsional diwajibkan memenuhi Tridarma PT yang meliputi pendidikan dan

pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Seeorang yang telah

mempunyai jabatan fungsional paling tidak mempunyai pendidikan minimal

Page 75: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

sarjana dan jabatan fungsional akan terus memacu seorang dosen untuk selalu

meningkatkan jabatannya ke arah yang lebih tinggi. Hal ini akan bermanfaat pula

bagi dosen yang bersangkutan karena dengan adanya jabatan fungsional minimal

lektor, maka akan dapat memberi peluang bagi dosen tersebut mendapatkan

sertifikasi dosen. Sertifikasi dosen ini akan memberikan banyak keuntungan baik

secara materi maupun keilmuan bagi dosen tersebut. Sementara itu seorang dosen

yang akan mengajukan sertifikasi dosen minimal berpendidikan pascasarjana.

Untuk itulah seorang dosen harus memacu dirinya meningkatkan kemampuan

akademik maupun profesionalismenya sehingga mampu memberikan apa yang

sudah diperolehnya baik melalui pendidikan, penelitian maupun pengabdian

masyarakat yang sudah dialaminya kepada mahasiswanya. Dengan demikian

maka mahasiswa merasa puas dengan semua pelayanan yang diberikan oleh dosen

dalam proses belajarnya.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Ada hubungan secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dosen dengan

kepuasan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di STIKES Yogyakarta 2009

yang ditunjukkan dengan teknik Chi Square didapatkan nilai 10,559 dan dengan

nilai signifikansi 0.014 < 0.05 berarti secara bersama-sama tingkat pendidikan

(X1) dan jabatan fungsional (X2)berhubungan dengan Kepuasan mahasiswa (Y).

Koefisien determinan regresi logistik yaitu 0,788 sehingga dapat dikatakan bahwa

kontribusi variabel tingkat pendidikan dan jabatan fungsional terhadap kepuasan

mahasiswa dalam proses belajar mengajar sebesar 78%.

B. Saran

Dalam rangka membantu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar,

yang dapat memuaskan mahasiswa, dapat diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi dosen STIKES Yogyakarta 2009

a. Untuk lebih meningkatkan mutu pelaksanaan proses belajar

mengajar, saring berbagi ilmu tentang materi yang dikuasai antar

sesama dosen, mengikuti pelatihan, diskusi, yang berhubungan

Page 77: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan mata kuliah yang diajarkan, dan selalu meningkatkan

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

b. Untuk selalu menyiapkan rencana dengan membuat RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), materi yang menarik, dan peralatan

yang menunjang proses belajar mengajar.

c. Untuk menambah wawasan dengan terus menerus belajar,

menelaah buku-buku terbitan baru atau sumber informasi lain yang

berhubungan dengan mata kulaih yang diajarkan.

2. Bagi institusi STIKES Yogyakarta

a. Untuk mengadakan program beasiswa bagi dosen terutama dosen

tetap sehingga dosen merasa termotivasi untuk terus meningkatkan

jenjang pendidikannya

b. Untuk membuat kebijakan institusi tentang adanya reward dan

punishment bila dosen tidak tepat waktu dalam proses belajar

mengajar.

c. Perlu diadakan evaluasi dosen yang dilaksanakan secara berkala

untuk mengidentifikasi mutu pelayanan dan mutu hasil, melalui

survey kepuasan mahasiswa, penelitian mutu lulusan, dan lain-lain.

d. Untuk mengirim dosen ke beberapa pelatihan yang dapat

meningkatkan kemampuan dosen dalam melaksanakan proses

pembelajaran dengan baik.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. 2009. Evaluasi system penjaminan mutu internal PT 2008. http://www.dikti.go.id diakses 23 september 2009 jam 16.54

AIPNI, 2008. Kurikulum Pendidikan Sarjana Keperawatan tahun 2008. Jakarta.

Arikunto. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara hal:6.

Asyerem .2002. Hubungan Antara Karakteristik Dosen Dengan Kepuasan

Mahasiswa di AKPER PEMKAB Sumedang FKUI. Jakarta Bachtiar Hasan. 2002. Perencanaan Pengajaran Bidang Studi Bandung. hal:17-

21. Bidang DIKBUD KBRI Tokyo. Undang-undang Tentang System Pendidikan

Nasional. http://www.inherent-dikti.go.id. pada tanggal 26 september 2009 jam 21.00.

Buchari Alma, Ratih Hurriyati, 2008. Manajemen Corporate dan Strategi

Pemasaran Jasa Pendidikan : Fokus Pada Mutu dan Layanan Prima . Bandung: Alfa Beta.

Hartonomor.2009 SPSS16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian.

Yogyakarta.Pustaka Pelajar IGAK Giantari. IG Ngurah Jaya Agung Analisis Kepuasan Mahasiswa Terhadap

Proses Belajar Mengajar program D3 FE UNUD http://dikti.org/1262007125956naskah_uji_publik_ruu_bhp-_5_des_2007.pdf. diakses pada tanggal 22 September 2009 jam 20.00

Mulyani.2008.JabatanFungsional http://haisstis.com/data/buletin/03216.pdf

diakses tanggal 22 september 2009 Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta. Salemba Medika. Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar Bandung : PT Bumi Aksara hal

27-44. PAU-PPAI UT. 2005 Perencanaan Pengajaran (berdasarkan pendekatan sistem)

hal 210-213

Page 79: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Prastati & Irawan Depdiknas , 2005, Pekerti Mengajar di PT Buku : media sederhana Buku1.14 hal 4-11.

Siswanto Muhammad .2006.Reformasi Keperawatan Indonesia http://www.inna-

ppni.or.id diakses pada tanggal 22 september 2009 jam 20.14. Sudarwan Danim. 2002. Inomorvasi Pendidikan dalam upaya peningkatan

profesionalisme Tenaga Pendidikan. Bandung. Pustaka Setia hal: 34-36. Sugionomor.2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D .Alfabata

Bandung :157 Suparman , Atwi. Depdiknas . 2005. Pekerti mengajar di PT buku : garis-garis

besar program pengajaran dan satuan acara pengajaran 1.09 halm 2. Wardani. IGAK, 2005 Dasar-dasar Komunikasi dan Ketrampilan Dasar

Mengajar Buku Pekerti Mengajar di PT, Depdiknas buku 1.06, Jakarta hal:17-28

Zainudin dan Susy Puspitasari, 2005 Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Tinggi, Buku Pekerti Mengajar Di PT Buku 1.01 Jakarta: http://www.dikti.go.id Depdiknas Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

diakses pada tanggal 22 September 2009 http://ejournal.unud.ac.id/abstrac/giantari diakses pada tanggal 22 September 2009 jam 15.41 http://www.pusdiknakes.or.id Rancangan Undang-undang Republik Indonesia Badan Hukum Pendidikan . 2008 diakses pada tanggal 22 september 2009 jam 19.38 http://www.pusdiknakes.or.id. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen diakses pada tanggal 22 september 2009 jam 19.45 http://www.fik.ui.ed 2007.Informasi Fakultas diakses pada tanggal 22 September

2009 jam 20.02 22 sep 09 14.15 wib http://www.unila.ac.id Undang-undang Guru dan Dosen diakses tanggal 23 September 2009 jam 21.04

Page 80: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

LEMBAR IDENTITAS DOSEN

STIKES YOGYAKARTA

Nomor :

Nama :

Jenis kelamin :

Usia :

Pendidikan terakhir :

Jabatan fungsional :

Status dosen :

Page 81: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN JABATAN …/Hubungan...DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI STIKES YOGYAKARTA ” dengan baik dan lancar serta dapat selesai tepat pada waktunya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74