ppt stikes 4

Upload: poponnia

Post on 17-Jul-2015

168 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pertemuan ke-4 Kompetensi pendukung

Mahasiswa dapat memahami perbedaan komunikasi antar perbedaan kebudayaan. Pokok bahasan 1. Peran dan persepsi dalam komunikasi antar budaya 2. Komunikasi antar budaya dalam keperawatan

Peran dan persepsi dalam komunikasi antar budaya Persepsi

individu mengenai dunia sekelilingnya, orang, benda, dan peristiwa mempengaruhi berlangsungnya Komunikasi Antar-Budaya. Pemahaman dan penghargaan akan perbedaan persepsi diperlukan jika ingin meningkatkan kemampuan menjalin hubungan dengan orang yang berbeda budaya. Kita harus belajar memahami referensi perseptual mereka, sehingga kita akan mampu memberikan reaksi yang sesuai dengan ekspektasi dalam budaya mereka. Karenanya pengertian secara umum tentang persepsi diperlukan sebagai landasan memahami hubungan antara kebudayaan dan persepsi.

lanjutan Persepsi merupakan proses internal yang dilalui individu dalam menseleksi, dan mengatur stimuli yang datang dari luar.

Secara sederhana persepsi dapat dikatakan sebagai proses individu dalam melakukan kontak/hubungan dengan dunia sekelilingnya.Dengan cara mendengar, melihat, meraba, mencium dan merasa kita dapat mengenal lingkungan dan sadar apa yang terjadi di luar diri kita. Apa yang terjadi sebenarnya ialah bahwa kita menciptakan bayang-bayang internal tentang objek fisik dan sosial serta peristiwa-peristiwa yang dihadapi dalam lingkungan.

lanjutan Dalam hal ini masing-masing individu berusaha untuk memahami lingkungan melalui pengembangan struktur, stabilitas, dan makna bagi persepsinya. Pengembangan ini mencakup kegiatan-kegiatan internal yang mengubah sistem stimuli menjadi impuls-impuls (rangsangan) yang bergerak melalui sistem syaraf ke otak, serta mengubahnya lagi ke dalam pengalaman-pengalaman yang bermakna. Kegiatan internal perseptual ini dipelajari. Setiap

orang lahir sudah dengan alat-alat fisik yang penting bagi persepsi, seperti halnya dengan alat untuk mampu berjalan.Dalam hal ini orang haru belajar untuk mencapai kemampuan tersebut.

Secara umum proses persepsi melibatkan tiga aspek:1)

Struktur Jika kita menutup mata, memalingkan muka dan dan kemudian membuka mata, kita akan melihat lingkungan yanng terstruktur dan terorganisasikan. Apa yang kita hadapi mempunyai bentuk, ukuran, tekstur, warna , intensitas, dan lain-lain. Bayangan kita mengenai lingkungan merupakan hasil dari kegiatan kita secara aktif memproses informasi, yang mencakup seleksi dan kategorisasi input/masukan. Kita mngembangkan kemampuan membentuk struktur ini dengan mempelajari kategorisasikategorisasi untuk memilah-milah stimulasi eksternal.Kategorisasi untuk mengkalsifikasikan lingkungan ini dapat berbeda-beda antara orang yang satu dengan lainnya. Kategori tergantung pada sejarah pengalaman dan pengetahuan kita. Misalnya kata rumah konsep fisiknya akan berbeda antara orang asia dengan orang eskimo.

2. Stabilitas Dunia realitas yang berstruktur tadi mempunyai kelanggengan, tidak selalu berubah-ubah. Melalui pengalaman, bahwa tinggi/besar seseorang tetap , walaupun dari bayangan terfokus pada mata kita berubah seiring dengan perbedaan jarak. Walaupun alat-alat panca indera kita sangat sensitif, kita mampu untuk secara intern menghaluskan perbedaan-perbedaan dari input sehingga dunia luar tidak berubah-ubah. 3. Makna Persepsi bermakna dimungkinkan karena persepsipersepsi terstruktur dan stabil tidak terasingkan/terlepas satu sama lain, melainkan berhubungan setelah selang beberapa waktu. Jika tidak, maka setiap masukan yang sifatnya perseptual akan ditangkap sebagai sesuatu yang baru. Dan akibatnya kita akan selalu berada dalam keadaan heran/terkejut/aneh dan tidak ada yag nampak familiar bagi kita.

Dimensi-dimensi Persepsi persepsi tentang lingkungan fisik dan sosial merupakan

kegiatan internal dalam menangkap stimuli dan kemudian memprosesnya melalui sistem syaraf dan otak sampai akhirnya tercipta struktur, stabilitas, dan makna darinya. Untuk memahami bekerjanya proses tersebut, kita harus menyadari akan adanya dua dimensi pokok fundamental dari persepsi: 1) Dimensi fisik (mengatur/mengorganisasi) 2) Dimensi psikologis (menafsirkan) Kedua dimensi ini secara bersama-sama bertanggungjawab atas hasil-hasil persepsi, sehingga pengertian tentangnya akan memberi gambaran tentang bagaimana persepsi terjadi.

lanjutan1)

Dimensi Persepsi secara Fisik Sekalipun dimensi fisik ini merupakan tahap penting dari persepsi, tetapi untuk tujuan kita mempelajari KAB, hanya merupakan tahap permulaan dan tidak berapa perlu untuk terlalu didalami. Dimensi ini menggambarkan perolehan kita akan informasi tentang dunia luar. Tahap permulaan ini mencakup karateristik-karakteristik stimuli yang berupa energi, hakikat dan fungsi mekanisme penerimaan manusia (mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit) serta transmisi data melalui syaraf menuju otak,untuk kemudian diubah ke dalam bentuk yang bermakna. Bagaimana bekerjanya anggota tubuh manusia pada tahap ini dapat dikatakan sama antara satu orang dengan orang lainnya, baik yang berasal dari kebudayaan yang sama ataupun berbeda. Karena setiap orang pada dasarnya memiliki mekanisme anatomis dan biologis yang sama, yang menghubungkan mereka dengan lingkungannya

lanjutan2) Dimensi Persepsi secara Psikologis Dibandingkan dengan penanganan stimuli secara fisik, keadaan individu (seperti kepribadian, kecerdasan, pendidikan, emosi, keyakinan, nilai, sikap, motivasi dan lain-lain) mempunyai dampak yang jauh lebih menentukan terhadap persepsi mengenai lingkungan dan perilaku. Dalam tahap ini, setiap individu menciptakan struktur, stabilitas, dan makna dalam persepsinya, serta memberikan sifatyang pribadi dan penafsiran mengenai dunia luar.

Komunikasi Antar Budaya dalam Keperawatan Terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan

dengan seni dari penyembuhan (as homby dalam inta, 2005). Terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan/pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional bagi perawat.

Tujuan komunikasi terapeutik (purwanto, 1994) Membantu pasien untuk memperjelas dan

mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan Mengurangi keraguan ,membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan orang lain

Manfaat komunikasi terapeutik (christina dkk,2003) Mendorong dan mengajurkan kerja sama antara

perawat dengan pasien melalui hubungan perawatklien Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah, mengevaluasi tindakan yang dilakukan perawat

Syarat komunikasi terapeutik (stuart dan sundeen dalam christina, dkk, 2003) Semua komunikasi harus ditujukan untuk menjaga

harga diri pemberi maupun penerima pesan Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan sarana, informasi maupun masukan

Perbedaan komunikasi terapeutik dengan komunikasi sosial (purwanta, 1994) Komunikasi terapeutik Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim

kesehatan lainnya Komunikasi umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan, berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya. selain itu membantu pasien utuk melihat dan memperhatikan apa yang tidak disadarinya sebelumnya.

lanjutan Komunikasi sosial Terjadi setiap hari antar orang per orang baik

dalam pergaulan maupun lingkungan kerja Komunikasi bersifat dangkal karena tidak memiliki tujuan Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktifitas sosial, dll Pembicaraan tidak memiliki fokus tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan dan rasa senang Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak

Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik (carl rogers) Perawat harus mengenal dirinya sendiri Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling

menerima, saling percaya, dan saling menghargai Perawat harus meyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang tanpa rasa takut Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien yag memiliki motivasi untuk mengubah dirinya

lanjutan Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan

dapat mempertahankan konsistensinya Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukan dan meyakinkan orang lain tentang kesehatan

lanjutan Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila

dianggap mengganggu Altruisme untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan sesuai dengan prinsip kesejahteraan manusia Bertanggung jawab dalam dua dimensi(tanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dab tanggug jawab dalam orang lain)

Sikap komunikasi terapeutik (egan dalam kaliat, 1992) Berhadapan : arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda. Mempertahankan kontak mata: kontak mata pada level yang

sama berarti menghargai klien yang menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi Membungkuk kearah klirn : posisi ini menunjukkan keinginan untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu. Memperlihatkan sikap terbuka : tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu. Tetap rileks : tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respons kepada presiden, meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan

Teknik-teknik komunikasi terapeutik (wilson dan kneist, 1992) Mendengarkan dengan penuh perhatian.

perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Sikap yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik adalah pandangan saat berbicara, tidak menyilangkan kaki dan tangan, menghindari tindakan yang tidak perlu, anggukan kepala atau memerlukan umpan balik, dan condongkan tubuh kearah pembicara. Mendengarakan disini ada 2 macam, yaitu mendengarkan pasif (kegiatan mendengar dengan kegiatan non-vebal, seperti anggukan kepala) dan mendengar aktif (kegiatan mendengar yang menyediakan pengertauan, turut mengetahui perasaan orang lain, mengerti mengapa dia merasakan hal tersebut).

lanjutan Menunjukkan penerimaan

bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan, waspadai terhadap ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menyatakan tidak setuju seperti mengerutkan kening dan menggelengkan kepala. Menyanyakan pertanyaan yang berkaitan tujuannya untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien sebaiknya dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata yang sesuai dengan kontek sosial budaya klien.

lanjutan Pertanyaan terbuka Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban ya dan mungkin tetapi memerlukan jawaban yang luas sehingga pasien dapat mengemukakan masalahnya, perasaanya, dan informasi dengan kata-katanya sendiri. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri perawat memberikan umpan balik bahwa dia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi tetap dilanjutkan. Mengklarifikasi berusaha untuk menjelaskan dalam kata-kata, ide, atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuannya untuk menyamakan pengertian.

lanjutan Memfokuskan

untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimenerti. Menyatakan hasil observasi harus memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga klien dapat mengetahui apakah pesannya diterima dengan benar atau tidak. Menawarkan informasi memberikan tambahan informasi yang merupakan tindakan penyuluhan lkesehatan untuk klien yang tujuannya memfasilitaasi klien untuk mengambil keputusan.

lanjutan Diam (memelihara ketenangan)

memberikan kesempatan kepada perawat dan klen untuk mengorganisir pikirannya dengan memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu. Diam memungkinkan klien utuk berbicara dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikiran, dan proses informasi terutama dalam al pengambilan keputusan. Meringkas pengulangan ide pertama telah dikomunikasikan secara singkat untuk membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pembicaraan selanjutanya.

lanjutan Memberikan penghargaan

penghargaan jangan sampai menjadi beban bagi klien. Jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya. Menawarkan diri perawat menyediakan diri tanpa respon nersyarat atau respon yang diharapkan. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan memberikan kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. Jika klien merasa ragu, perawat dapt menstimulusnya untuk mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan.

lanjutan Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. Perawat mengikutu apa yang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan. Menempatkan kejadian secara berurutan mengurutkan kejadian secara teratur akan mambantu perawatan dan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan persepsinya perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien . Klien harus merasa bebas untuk menguraikan persepsinya kepada perawat.

lanjutan Refleksi

memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri untuk menemukakan pendapatnya, membuat keputusan, memikirkan dirinya sendiri. Assertive kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. Humor merupakan hal yang sangat penting dalam komunikasi verbal karena dapat mengurangi ketegangan, rasa sakit akibat stres, dan meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan. Humor merangsan produksi katekolamin sehingga seseorang akan merasa sehat yang akan meningkatkan toleransi nyeri, mengurangi kecemasan, memfasilitasi relaksasi, dan meningkatkan metabolisme.

Dimensi respon yang harus dimiliki perawat1) Kesejatian pengiriman pesan kepada orang lain tentang gambaran diri kita yang sebenarnya, yang dipengaruhi oleh kepercayaan diri, persepsi tentang orang lain, lingkungan. 2) Empati empati adalah kemampuan menempatkan diri kita kepada orang lain dimana kita memahami bagaimana perasaan orang lain tersebut yang menyebabkan reaksi mereka tanpa emosi kita terlarut dalam emosi orang lain

lanjutanAspek dari empati yaitu aspek mental, yaitu kemempuan melihat dunia orang lain dengan mengunakan paradigma orang lain tersebut secara emosional dan intelektual. Aspek verbal, yaitu pemahaman terhadap perasaan dan alasan reaksi emosi klien. Aspek verbal memerlukan keakuratan, kejelasan, kealamiahan mengecek. Aspek non-verbal, yaitu kemampuan menunjukkan kehangatan dan kesejatian. Kehangatan ditunjukkan dengan kondisi muka, kondisi postur/sikap. Kesejatian merupakan kesamaan respon non verbal dan espon verbal serta ketertarikan dan perhatian terhadap lawan bicara.

Lanjutan3)Respek/hormat, yaitu perilaku yang menunjukkan kepedulian atau perhatian, rasa suka, dan menghargai klien. Perilaku respek dapat ditunjukkan dengan cara a) Melihat kearah klien b) Memberikan perhatian yang tidak terbagi c) Memelihara kontak mata d) Senyum pada saat yang tepat e) Bergerak kearah klien f) Menentukan sapaan yang disukai g) Jabat tangan/sentuhan yang lembut.

Lanjutan4) Konkret, yaitu menggunakan terminologi spesifik da bukan abstrak pada saat mendiskusikan dengan klien mengenai perasaan, pengalaman, dan tingkah lakunya serta dapat mempertahankan respon perawat terhadap perasaan klien dengan akurat.

Kebuntuan terapeutikAdalah hambatan kemajuan hubungan antara perawat

dan klien dimana hambatan ini terjadi baik dari klien maupun dari perawat sendiri. Macam hambatan kebuntuan terapeutik Resistens upaya klien untuk tidak menyadari aspek dari penyebab cemas atau kegelisahan yang dialami.

Lanjutan Transference

respons tak sadar berupa perasaan atau perilaku terhadap perawat yang sebenarnya berawal dan berhubungan dengan orang-orang tertentu yang bermakna baginya pada waktu dia masih kecil Countertransference kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat bukan klien,seperti ketidakmampuan untuk berempati kepada klien dalam keadaan masalah tertentu, menekan perasaan selama atau sesudah sesi, dll.

lanjutan Bondary violation

Perawat perlu membatasi hubungannya dengan klien, dimana perawat berperan sebagai penolong dan klien berperan sebagai yang ditolong.

Mengatasi kebuntuan terapeutik Perawat harus mengetahui pengetahuan kebuntuan

terapeutik dan mengenali perilaku tersebut. Klarifikasi dan refleksi perasaan selanjutnya gali latar belakang perawat dan klien. Bertanggung jawab terhadap kebuntuan terapeutik dan dampak negatif proses terapeutik Tinjau kembali hubungan area kebutuhan dan masalah klien Bina kembali kerja sama perawat-klien yang konsisten

THANKS