hidro

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dan untuk kelangsungan hidupnya, harus tersedia air dalam bentuk cair. Manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak hidup dalam air, senantiasa mencari tempat tinggal yang berada dekat dengan sumber air agar memudah mengambil air untuk keperluan hidupnya. Air dapat digolongkan sebagai air permukaan dan air tanah. Pada dasarnya air tanah merupakan air permukaan yang tertampung dalam bumi dan terakumulasi pada lapisan-batuan pembawa air atau yang disebut sebagai akuifer, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung dari ais sungai, danau rawa, dan genangan air lainnya. Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama yang digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sampai saat ini, air permukaan sebagaian besar digunakan untuk bidang pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan keperluan domestic 1

Upload: ridofambudi

Post on 24-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hidrogeologi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAir merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dan untuk kelangsungan hidupnya, harus tersedia air dalam bentuk cair. Manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak hidup dalam air, senantiasa mencari tempat tinggal yang berada dekat dengan sumber air agar memudah mengambil air untuk keperluan hidupnya.Air dapat digolongkan sebagai air permukaan dan air tanah. Pada dasarnya air tanah merupakan air permukaan yang tertampung dalam bumi dan terakumulasi pada lapisan-batuan pembawa air atau yang disebut sebagai akuifer, air tanah dapat berasal dari air hujan, baik melalui proses infiltrasi secara langsung maupun tidak langsung dari ais sungai, danau rawa, dan genangan air lainnya.Air permukaan dan air tanah merupakan sumber air utama yang digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Sampai saat ini, air permukaan sebagaian besar digunakan untuk bidang pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan keperluan domestic lainnya. Penggunakan air tanah umumnya masih terbatas untuk air minum, rumah tangga, sebagian industry, usaha pertanian pada wilayah dan musim-musim tertentu.Peranan air tanah sebagai sumberdaya yang melengkapi air permukaan untuk pasokan air yang cendrung meningkat dapat dipahami karena beberapa keuntungan, yakni kualitas air umumnya baik, biaya investasi lebih rendah, dan pemanfaatannya dapat dilakukan di tempat yang membutuhkannya (insitu). Namun pengambilan air tanah yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap sumberdaya itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya seperti intrusi air laut, pencemaran aquifer, dan amblesan tanah (land subsidence). Agar pemanfaatan dan ketersediaan air dapat berkelanjutan, upaya yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan dan melestarikan air permukaan dan air tanah secara terpadu.

B. Identifikasi MasalahDari latar belakang masalah yang ada maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu kurangnya pemahaman tentang air permukaan dan air tanah yang menyebabkan ketidakevisienan penggunaan air permukaan dan air tanah tersebut.

C. Batasan MasalahPada makalah ini, masalah hanya dibatasi pada pengenalan air permukaan dan air tanah yang didasarkan pada siklus hidrogeologi.

D. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan kemudian batasan masalah, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: bagaimanakah keterjadian air permukaan dan air tanah yang didasarkan pada siklus hidrogeologi?

E. TujuanTujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengenalkan bagaimana proses keterjadian air permukaan dan air tanah sehingga dapat mengetahui cara pemanfaatannya dengan baik tanpa merusak lingkungan.

F. Manfaat1. Berperan serta dalam pengelolaan sumber daya air untuk kesejahteraan masyarakat.2. Menjaga dan memelihara sumber daya air untuk kelangsungan kehidupan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Siklus HidrologiAir yang kita gunakan sehari-hari telah menjalani siklus meteorik, yaitu telah melalui proses penguapan (precipitation) dari laut, danau, maupun sungai, lalu mengalami kondensasi di atmosfer, dan kemudian menjadi hujan yang turun ke permukaan bumi. Air hujan yang turun ke permukaan bumi tersebut ada yang langsung mengalir di permukaan bumi (run off) dan ada yang meresap ke bawah permukaan bumi (infiltration). Air yang langsung mengalir di permukaan bumi tersebut ada yang mengalir ke sungai, sebagian mengalir ke danau, dan akhirnya sampai kembali ke laut.Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (presipitasi) dalam bentuk hujan, salju, es. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Gambar 1. Siklus hidrologi

B. Air TanahAir tanah dapat diartikan sebagai air yang terkandung dalam tanah, mengisi pori atau rongga rongga di antara tanah dan batuan. Air tanah pada umumnya berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan kemudian terinfiltrasi ke dalam tanah yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (Suharyadi, 1984). Air tanah dapat juga didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Noer Aziz, 2000:81).Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah selain bergantung pada ruang dan waktu, juga di pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan.Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi material impermeabel, persentase air mengalir di permukaan lebih banyak daripada meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap lagi ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan (Anonim1, 2009).

1. Macam - Macam Air TanahBerdasarkan sifat dan tempat terbentuknya air tanah dapat dibedakan dalam dua tipe, antara lain air tanah dangkal dan air tanah dalam.a. Air Tanah Dangkal / Air Tanah Bebas (Unconfined Water)Air tanah dangkal kondisinya dalam posisi berhubungan dengan udara luar atau permukaan bumi dapat berhubungan langsung dengan air permukaan dan fluktasi yang berfariasi terdapat dalam tanah (soil) atau dalam celah batuan yang terbuka. Secara vertikal air tanah dangkal dapat digambarkan dalam dua zona yaitu zona aerasi dan zona saturasi. Zona aerasi merupakan daerah air tanah yang mengandung sebagian air dan sebagian udara, sedangkan zona saturasi adalah bagian tanah atau batuan yang terisi penuh oleh air dibawah pengaruh tekanan hidrostatik.b. Air Tanah Dalam / Air Tanah Tertekan (Confine Water, Artesian)Air tanah dalam terdapat dalam formasi yang mengandung akuifer, tidak berhubungan langsung dengan permukaan bumi. Posisi ideal berada di antara di bawah dan di atas batuan impermeable (kedap air). Sementara itu, air yang meresap ke bawah permukaan bumi melalui dua sistem, yaitu sistem air tidak jenuh (vadous zone) dan sistem air jenuh. Sistem air jenuh adalah air bawah tanah yang terdapat pada suatu lapisan batuan dan berada pada suatu cekungan air tanah. Sistem ini dipengaruhioleh kondisi geologi, hidrogeologi, dan gaya tektonik, serta struktur bumi yang membentuk cekungan air tanah tersebut. Air ini dapat tersimpan dan mengalir pada lapisan batuan yang kita kenal dengan akuifer (aquifer).

2. Terbentuknya Air TanahAir tanah berasal dari bermacam sumber. Air tanah yang berasal dari peresapan air permukaan disebut air meteorik (meteoric water). Selain berasal dari air permukaan, air tanah dapat juga berasal dari air yang terjebak pada waktu pembentukan batuan sedimen. Air tanah jenis ini disebut air konat (connate water). Aktivitas magma di dalam bumi dapat membentuk air tanah, karena adanya unsur hidrogen dan oksigen yamg menyusun magma. Air tanah yang berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air juvenil (juvenile water). Dari ketiga sumber air tanah tersebut air meteorik merupakan sumber air tanah terbesar.Air tanah di temukan pada formasi geologi permeabel (tembus air) yang dikenal sebagai aquifer (juga disebut reservoir air tanah, fomasi pengikat air, dasar-dasar yang tembus air) yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa. Air tanah juga di temukan pada akiklud (atau dasar semi permeabel) yaitu suatu formasi yang berisi air tetapi tidak dapat memindahkannya dengan cukup cepat untuk melengkapi persediaan yang berarti pada sumur atau mata air. Deposit glasial pasir dan kerikil, kipas aluvial dataran banjir dan deposit delta pasir semuanya merupakan sumbersumber air yang sangat baik. Berdasarkan material penyusunnya, maka terdapatnya air tanah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: Material lepas (unconsolidated materials) Material kompak (consolidated materials)Kirakira 90 % air tanah terdapat pada material lepas misalnya pasir, kerikil, campuran pasir dan kerikil, dan sebagainya. Berdasarkan daerah pembentukannya terdapat air tanah pada material lepas dapat dibedakan menjadi 4 wilayah, yaitu:a. Daerah aliran air (water course). Daerah aliran air terdiri dari aluvial yang terletak di kanan kiri sungai yang mengalir. Potensi air tanah cukup besar apabila muka air sungainya lebih tinggi dari muka air tanah. Faktor ini daerah ini sangat potensial sebab materialnya lepas dan air sungai mensuplai air tanah.b. Daerah lembah mati. Potensial air tanah di daerah ini cukup besar akan tetapi suplai air yang diterima tidak sebesar daerah aliran air.c. Daerah daratan. Daerah ini adalah dataran yang luas dengan endapan yang belum mengeras misalnya pasir, kerikil.d. Daerah lembah antar gunung. Lembah yang dikelilingi oleh pegunungan biasanya terdiri dari material lepas yang jumlahnya sangat besar, material ini berasal dari pegunungan sekitarnya. Materialnya berupa pasir kerikil dan sifatnya akan menerima air di pengisian di atasnya.Pada dataran antar gunung yang dibatasi oleh kaki-kaki gunung api akan mempunyai perbedaan besar pada butir setiap tahap kegiatan gunung api tersebut sehingga dapat menyebabkan terbentuknya kondisi air tanah tertekan, terutama yang terletak tidak seberapa jauh dari bagian kaki gunung api. Lembah tersebut dibatasi oleh lipatan, sangat perlu diperhatikan akan luasnya penyebaran litologi yang diperkirakan dapat bertindak sebagai akuifer, Akuifer karena sifatnya seperti yang disebutkan di depan merupakan lapisan batuan yang sangat penting dalam usaha penyerapan air tanah. Litologi atau penyusupan batuan di lapisan akuifer di Indonesia yang penting adalah: Endapan aluvial : merupakan endapan hasil rombakan dari batuan yang telah ada. Air tanah pada endapan ini mengisi ruang antar butir. Endapan ini tersebar di daerah dataran. Endapan Vulkanik muda : merupakan endapan hasil kegiatan gunung api, yang terdiri dari batuan-batuan lepas maupun padu. Air tanah pada endapan ini menempati baik ruang antar butir pada material lepas maupun mengisi rekah-rekah atau rongga batuan padu. Endapan ini tersebar disekitar wilayah gunung api. Batu gamping : merupakan endapan laut yang mengandung karbonat, yang karena proses geologis diangkat ke permukaan. Air tanah di sini mengisi terbatas pada rekahan rongga, maupun saluran hasil pelarutan. Endapan ini tersebar di tempat-tempat yang dahulu berwujud lautan karena proses geologis, fisik dan kimia. Di beberapa daerah sebaran endapan batuan ini membentuk suatu morfologi khas, yang disebut karst (Wuryantoro, 2007).

3. Sifat Batuan Terhadap AirtanahBerdasarkan perlakukan batuan terhadap airtanah, maka batuan (sebagai media air) dapat dibedakan menjadi empat (Hendrayana, H, 1994). yaitu :a. Akuifer yaitu batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang berarti dibawah kondisi lapangan. Dengan demikian batuan ini berfungsi sebagai lapisan pembawa air yang bersifat permeabel. Contoh : pasir, batupasir, kerikil, batugamping dan lava yang berlubang-lubang. Akuifer dikelompokan kedalam tiga macam yaitu:b. Akuitar yaitu suatu tubuh batuan yang mem-punyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan air, tetapi hanya dapat me-ngalirkan dalam jumlah yang terbatas. Dengan demikian batuan ini bersifat semi permeabel. Contoh : pasirlempungan, lempungpasiran.c. Akuiklud yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti. Dengan demikian batuan ini bersifat kebal air. Contoh : lempung, lanau, tuf halus, serpih.d. Akuifug yaitu suatu tubuh batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air. Dengan demikian batuan ini bersifat kebal air. Contoh: batuan beku yang kompak dan padat.

4. Akuifer dan Sistem AkuiferAkuifer adalah suatu unit geologi yang jenuh dan mampu memasok air kepada sumur atau mata air sehingga dapat digunakan sebagai sumber air. Ukuran pori dan jumlah pori yang terdapat dalam suatu formasi mungkin kecil atau besar, tergantung pada tipe material batuan.Berdasarkan kadar kedap air dari batuan yang melingkupi akuifer, dikenal adanya empat jenis akuifer, yaitu :a. Akuifer tertekan (confined aquifer)Akuifer tertekan adalah akuifer yang sebelah atas dan bawahnyandibatasi oleh laipsan yang nilai kelulusannya sangat kecil, sehingga tekanan pada batas atas air tanah lebih besar daripada tekanan atmosfer. Muka air dalam sumur bor yang mencapai akuifer ini menunjukkan tekanan dalam akuifer. Suatu bidang hayal yang menggambarkan tekanan pada tiap titik dalam akuifer disebut permukaan pisometrik. Pada daerah dimana ketinggian sumurnya lebih rendah daripada permukaan pisometrik ini dapat menghasilkan sumur artesis.

Gambar 2. Akuifer tertekan

b. Akuifer setengah tertekan (semi confined aquifer)Akuifer setengah tertekan adalah akuifer yang lapisan diatas atau di bawahnya masih mampu meluluskan air, tetapi sangat kecil. Bocoran (leakage) dapat terjadi antara akuifer dengan pengekangnya. Hanya saja dengan kecilnya angka kelulusan pengekang ini, maka aliran horizontal pengekang dapat diabaikan.c. Akuifer setengah tidak tertekan (semi unconfined aquifer)Akuifer jenis ini merupakan peralihan antara akuifer setengah tertekan dengan akuifer tidak tertekan. Angka kelulusan lapisan pengekang yang lebih besarm sehingga aliran horizontal dalam lapisan pengekang tidak dapat diabaikan.d. Akuifer bebas (unconfined aquifer)Pada akuifer jenis ini lapisan atasnya mempunyai kelulusan yang tinggi, sehingga tekanan udara di permukaan air sam denga atmosfer. Air tanah dari akuifer ini disebut air tanah bebas dan akuifernya sendiri sering disebut water-table aquifer.

Gambar 3. Akuifer bebas

Ada beberapa sisem akuifer yang ada di Indonesia, yang digambarkan pada gambar berikut ini:a. Sistem akuifer endapan gunung api

b. Sistem akuifer endapan aluvial

c. Sistem akuifer batuan sedimen

d. Sistem akuifer sedimen terlipat

5. Parameter AkuiferSuatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan laksana sebuah waduk dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh pori-pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan fungsinya sebagai penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific yield).Kemampuan suatu akuifer dalam kedua fungsi diatas dinyatakan dengan parameter akuifer.a. Koefisien KelulusanKoefisien kelulusan (K) adalah angka yang menunjukkan volume air per satuan waktu yang dapat melewati suatu satuan luas penampang yang tegak lurus arah aliran.b. TransmissivitasTransmissivitas adalah angka yang menyatakan laju aliran air yang dapat melewati satu satuan lebar akuifer. Harga T merupakan hasil kali K dengan tebal akuifer.

T = K x b

Dimana :b = tebal akuiferT = transmissivitas.

Nilai T dapat ditentukan dengan pengujian contoh akuifer di laboratorium, uji pemompaan atau pengkajian peta muka air tanah.c. Koefisien PenyimpananKoefisien penyimpanan adalah volume air yang keluar dari atau masuk ke akuifer per satuan luas permukaan per satuan perubahan head normal permukaan tersebut. Koefisien ini merupakan angka tanpa satuan sebagai perbandingan volume air dengan volume akuifer. Untuk akuifer harga S berkisar anata 10-1 sampai 10-66. Kualitas Air TanahKualitas air tanah dapat dipandang sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga komponen atau subsistem yaitu material (macam tanah dan batuan) macam pengaliran (transport) dan proses perubahannya (Engelen, 1981; Suharyadi 1984).Hubungan antara ion penyusun air tanah dengan mineral menurut (Davis & De Wiest;Suharyadi 1984) adalah sebagai berikut :a. Kalsium, diperoleh dari batuan endapan laut yang kaya akan mineral kalsit, dolomite, aragonite, anhydrite, gips, atau dari pelapukan batuan beku dan batuan ubahan, misalnya dari mineral apatit, wolastonit, flourit, feldspar, amfibol, piroksin dan sebagainya.b. Magnesium, diperoleh dari mineral dolomite, olivine, biotit, hornblende, augit, talk, serpentin, diopsit dan tremolit.c. Natrium diperoleh dari pelapukan mineral plagioklas, mineral lempung, nefelin, sodalit, natrolit dan glaukopan.d. Klorida, terutama berasal dari air laut purba yang terjebak pada waktu pengendapan terbentuk, mineral hasil evaporasi, penyusun air laut, minera sodalit, apatit, mika dan hornblende.e. Sulfat, diperoleh dari endapan evaporasi atau dari oksidasi mineral pirit dan gas gas pada daerah vulkanik.f. Bikarbonat, karbonat berasal dari karbonat dioksida yang berada di atmosfir, tanah atau dari pelarutan batuan karbonat.Air tanah alami hanya mengandung bahan-bahan mineral yang terlarut dari tanah di sekitarnya. Akan tetapi proses pengisian akuifer melalui air hujan, air permukaan dan sumber lain dengan cara infiltrasi, perkolasi dan dispersi, memungkinkan banyak penambahan bahan terlarut, koloid dan bahan tersuspensi lainnya yang mengakibatkan ketidakmurnian air tanah.Bahan terlarut mempunyai ukuran dalam berbagai tingkat yang akan membentuk larutan dengan ukuran partikel mulai dari ukuran satu atom tunggal 0,2 0,3 mm . bahan-bahan kimia yang terkandung dalam air tanah dalam bentuk terlarut, umumnya terdiri atas sebagian besar garam-garam anorganik, asam, basa yang di dalam larutan air terutama berbentuk ion-ionnya. Sementara itu bahan-bahan kimia organik sebagian terlarut dalam air, namun sebagian terbesar tidak larut dalam air. Oleh karenanya sebagian akan lebih banyak dalam bentuk tersuspensi atau koloid (Mahida, 1995).Gabungan beberapa proses kimia dapat terjadi secara alami di dalam air tanah; seperti oksidasi dan reduksi yang diikuti oleh pengendapan dapat terjadi di dalam keadaan ionis tertentu, ion H tertentu atau suhu tertentu. Beberapa logam berat sebagai katalisator proses kimia tertentu (Darmono, 1995). Sifat fisik dan kimia memberikan petunjuk tentang berbagai kemungkinan sifat air tanah melalui bahan-bahan yang terkandung di dalamnya. Perubahan ini sangat tergantung sifat bahan itu sendiri dan kemungkinan interaksi dengan bahan lain dalam air tanah. Inilah yang menggambarkan perubahan kualitas air tanah.Air yang kita pergunakan harus memenuhi kualitas sesuai dengan peruntukannya. Masing-masing peruntukan mempunyai baku mutu. Baku mutu untuk air minum lebih ketat daripada baku mutu untuk peruntukan yang lain, misalnya untuk industri. Air hujan mempunyai pH sedikit di bawah tujuh karena adanya CO2 yang terlarut di dalamnya dan membentuk asam lemah. Dengan makin banyaknya pembakaran bahan bakar untuk industri dan transport, emisi oksida belerang dan nitrogen dalam udara dioksidasi berturut-turut asam Sulfat dan asam Nitrat yang merupakan asam kuat. Asam itu terbawa oleh air hujan yang jatuh ke bumi sehingga pH air hujan turun. Menurunnya pH air hujan dapat juga terjadi di luar kota karena tersebarnya pencemaran udara oleh angin. Di Indonesia belum ada data tentang pH hujan di luar kota. Jika hujan asam makin luas, pH sungai, danau dan tanah dapat turun, khususnya di daerah yang mempunyai kapasitas buffer yang rendah. Asidifikasi perairan mengakibatkan kerusakan biologik, yaitu tidak dapat lagi mendukung kehidupan mikroorganisme asidifikasi (French,1996). Untuk merehabilitasinya dilakukan pengapuran perairan itu dengan biaya yang tinggi.Pencemaran air yang sangat umum ialah oleh partikel tanah yang berasal dari erosi. Pencemaran air oleh partikel tanah nampak secara visual dari air yang berwarna coklat. Pencemaran ini mengganggu peruntukan air untuk rumah tangga. Dalam keadaan tidak ada pencemaranpun orang mendapatkan Hg ke dalam tubuhnya dari makanan. Jumlah rata-rata yang didapatkan orang dari makanan ialah 0,07 mg/minggu. Air yang digunakan untuk memenuhi peruntukan tertentu memerlukan persyaratan tertentu agar penggunaannya tidak menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Air mempunyai peranan penting dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Peruntukan air minum bagi masyarakat menurut persyaratan yang tinggi karena menyangkut kehidupan manusia secara langsung tanpa peluang terjadinya penguraian atau pengurangan kadar bahan yang membahayakan. Ada dua macam akibat yang dapat terjadi kalau kendala tersebut dilewati yaitu akibat yang segera tampak (akut) dan akibat yang secara pelan-pelan penampakannya berjalan dalam waktu yang lama (kronis).Pada tahun 1990 Presiden RI menetapkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air yang disebut sebagai PP RI No. 20 tahun 1990. Dalam pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa baku mutu air adalah batas atau kadar jasad renik, zat, energy atau komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya pada sumber air tertentu sesuai dengan peruntukannya. Penggolongan air sesuai dengan peruntukannya adalah sebagai berikut :a. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.b. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum.c. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.d. Golongan D : Air yang digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

7. Teori PemodelanModel adalah penyederhanaan sistem di alam yang dapat digunakan untuk memudahkan pengambilan keputusan (suratmo, 2002). Menurut Soedijono (1995), model merupakan gambaran suatu obyek yang disusun dengan tujuan mengenali perilaku obyek dengan cara mencari keterkaitan antara unsur-unsurnya, mengadakan pendugaan untuk memperbaiki keadaan obyek serta untuk mengadakan optimisasi obyek. Fungsi suatu model adalah menggambarkan semirip mungkin keadaan obyek yang diamati sesuai dengan tujuan penyusunan model. Melalui model orang dapat mengadakan percobaan terhadap model tanpa mengganggu obyek dan dapat membuat gambaran masa depan.Muhammadi dkk (2001), mengelompokkan model menjadi model ikonik, model kuantitatif dan model kualitatif. Model ikonik adalah model yang mempunyai bentuk fisik sama dengan barang yang ditirukan, meskipun skalanya dapat diperbesar atau diperkecil, sehingga dapat diadakan percobaan untuk mengetahui gejala atau proses yang ditirukan (Eriyatno, 1998;Winardi, 1999; Muhammadi dkk., 2001). Model kuantitatif adalah model berbentuk rumus matematika dan statistik, sedangkan model kualitatif atau model analog adalah model berbentuk gambar atau diagram yang pada umumnya meminjam sistem lain yang mempunyai sifat sama dengan obyek. Model kualitatif atau analog dapat lebih menampilkan sifat dinamik obyeknya.Dewasa ini model yang paling banyak dikembangkan adalah model prediksi, yang secara umum dapat yang dapat dibagi menjadi empat kategori utama (Heyuda Rachmat dkk 1985,Gatot dan Lilik, 1988), yaitu :a. Model Aliran (flow model)Model aliran memanfaatkan parameter akuiferm kondisi batas dan parameter dari campur tangan manusia dalam memecahkan persamaan matematik untuk penentuan aspek kuantatif aliran airtanah, misalnya arah debit aliran, perubahan tinggi air, interaksi sungai-akuifer, neraca air tanah dan efek-efek sumur yang mempengaruhinya. Model ini sering digunakan untuk mensimulasikan aliran dalam akuifer.b. Model deformasi atau amblasan (deformation model)Model ini mensimulasikan gejala penurunan muka air tanah yang disebabkan oleh pemompaan air tanah yang berlebihan. Model ini dibutuhkan untuk memprediksi dampak negative dari pemompaan air tanah pada suatu daerah yang berhubungan dengan deformasi.c. Model transportasi massa (mass transport model)Model transpotasi massa berkaitan dengan kualitas air tanah. Model ini dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan, penebaran dan konsentrasi pollutan dalam akuifer.d. Model transportasi panas (heat transport model)Model transpotasi panas menghubungkan aliran panas dan air atau uap dalam masalahmasalah pembentukan energi panas bumi. Dalam penyelesaian masalah intrusi air laut ini kita dapat menggunakan pendekatan model deformasi dan transpotasi massa.

BAB IIKESIMPULAN

A. KesimpulanAir yang kita gunakan sehari-hari telah menjalani siklus meteorik, yaitu telah melalui proses penguapan (precipitation) dari laut, danau, maupun sungai, lalu mengalami kondensasi di atmosfer, dan kemudian menjadi hujan yang turun ke permukaan bumi. Air hujan yang turun ke permukaan bumi tersebut ada yang langsung mengalir di permukaan bumi (run off) dan ada yang meresap ke bawah permukaan bumi (infiltration). Air yang langsung mengalir di permukaan bumi tersebut ada yang mengalir ke sungai, sebagian mengalir ke danau, dan akhirnya sampai kembali ke laut.Air tanah dapat diartikan sebagai air yang terkandung dalam tanah, mengisi pori atau rongga rongga di antara tanah dan batuan. Air tanah pada umumnya berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan kemudian terinfiltrasi ke dalam tanah yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (Suharyadi, 1984). Air tanah dapat juga didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar atau regolith. Berdasarkan perlakukan batuan terhadap airtanah, maka batuan (sebagai media air) dapat dibedakan menjadi empat (Hendrayana, H, 1994). yaitu akuifer, akuitar, akuilud, akuifug.Kualitas air tanah dapat dipandang sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga komponen atau subsistem yaitu material (macam tanah dan batuan) macam pengaliran (transport) dan proses perubahannya (Engelen, 1981; Suharyadi 1984).Dewasa ini model yang paling banyak dikembangkan adalah model prediksi, yang secara umum dapat yang dapat dibagi menjadi empat kategori utama (Heyuda Rachmat dkk 1985,Gatot dan Lilik, 1988), yaitu model Aliran (flow model), model deformasi atau amblasan (deformation model), model transportasi massa (mass transport model), model transportasi panas (heat transport model).

DAFTAR PUSTAKA

Iskandarsyah, T. Yan W. M. 2008. Aplikasi Geologi Tata Lingkungan Untuk Daerah Pertambangan. http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/padresources/Makalah-GTL%20Pertambangan.pdf

Kodoatie, R. J. 1996. Pengantar Hidrogeologi. Yogyakarta. Andi

Suharyadi, 1984, Diktat Kuliah Geohidrologi, Jurusan Teknik Geologi, FT UGM, Yogyakarta

---, 2004b, Bab 3 Air, URL:http://www.menlh. go.id/i/bab3%20air.pdf.

---. 2009. Akuifer. http://randyweblog.blogspot.com/search/akuifer/hidrogeology.html