hernia inguinal is

Upload: william-halim

Post on 14-Jul-2015

700 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS DEXTRA IREPONIBELOleh Columbus Sebastian 030.05.060

Pembimbing Dr Mozart SpB

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DR MINTOHARJO PERIODE 21 NOVEMBER-28 JANUARI 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

HERNIA INGUINALIS DEXTRA IREPONIBEL

LAPORAN KASUS Telah dipersembahkan oleh : Columbus Sebastian (030.05.060)

Tanggal Tempat

: :

Januari 2012 Poliklinik RSAL Mintohardjo

Pembimbing

Koordinator Kepaniteraan Klinik

Dr Mozart SpB

Dr Emil SpU

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah, karena dengan rahmatNya kami mampu menyelesaikan laporan kasus yang berjudul Hernia Inguinalis. Laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi syarat dalam mengikuti Program Pendidikan Profesi Bagian Ilmu Bedah RSAL Mintohardjo. Laporan ini kiranya hadir berkat bantuan berbagai pihak dan untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada Dr Mozart dan teman-teman koas sekalian. Kiranya

laporan kasus yang disajikan berikut dapat berguna terutama bagi semua pihak. Bilamana terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian kiranya mohon maaf dan menjadi sarana masukan buat saya.

Jakarta, Januari 2012

Penulis

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS DEXTRA IREPONIBEL

PENDAHULUAN Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat. Hernia dapat dijumpai pada segala usia dan lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia. Selain itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar.

IDENTITAS Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Agama Status Perkawinan Pendidikan Suku bangsa Tanggal Pemeriksaan : : : : : : : : : : Tn. S 69 tahun Pria Palmerah Jl Kemanggisan No 13 RT 007/003 JakBar Pensiunan Islam Menikah Diploma Jawa 7 Desember 2011

ANAMNESIS Kelainan utama Benjolan yang terasa nyeri di perut kanan bawah sejak 5 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Poli Kulit RSAL Mintohardjo dengan keluhan benjolan di perut kanan bawah sejak 5 bulan yang lalu. Awalnya nyeri berasal di daerah sekitar pusar sejak 1 tahun yang lalu, namun belakangan ini nyeri dirasakan berpindah ke perut kanan bawah sejak 5 bulan terakhir dan menyebar ke seluruh perut. Ketika buang air kecil pasien merasa ngilu di kandung kemih, ketika buang besarpun pasien harus mengedan meski tidak disertai rasa nyeri atau keluarnya darah. Benjolan menetap dan tidak dapat dimasukkan kembali. Pasien mengeluh sakit terutama ketika sedang beraktivitas dan berdiri, keluhan dirasa membaik ketika pasien berada pada posisi tidur atau istirahat, namun jika duduk terlalu lama juga sering menyebabkan rasa ngilu dan nyeri di perut. Ketika tidur pasien merasa lebih nyaman tidur miring ke kanan sebab jika tidur terlentang pasien suka merasakan sensasi nyeri yang muncul tiba-tiba di perut yang lokasinya tak tentu. Belakangan ini pasien juga merasa sakit kepala dan pusing Karena terus menerus merasa nyeri pasien memutuskan untuk berobat ke Poliklinik bedah RSAL Mintohardjo. Pasien makan tiga kali sehari dengan lauk seadanya. Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat mengkonsumsi obat-obatan yang menyebabkan air kencing menjadi berwarna kemerahan tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu 2 tahun yang lalu pasien pernah mengalami hal yang sama namun kemudian hilang sendiri. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan sama dengan pasien. Riwayat allergi juga disangkal

Pemeriksaan Fisik

Status generalis Keadaan umum Kesadaran Status gizi Tanda vital Tekanan darah Nadi Suhu Pernapasan : 120/90 mmHg : 80 x/menit : 37 C : 20 x/menit : Tampak sakit sedang : Compos mentis : Kesan gizi cukup

Kulit

: sawo matang, tidak ikterik, tidak pucat, tidak terdapat hipopigmentasi maupun hiperpigmentasi, adanya jaringan parut pada daerah inguinal dextra dan sinistra

Kepala

: normochepali, rambut berwarna hitam, terdistribusi merata, tidak mudah dicabut, wajah simetris, ekspresif, tidak terdapat nyeri tekan sinus, tidak teraba benjolan, tidak ada deformitas

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, kornea jernih, pupil bulat, isokor, refleks cahaya +/+

Hidung

: normosepti, tidak ada deviasi septum nasi, sekret -/-, keepitasi tidak ada

Telinga

: normotia, sekret -/-, serumen -/-

Mulut

: sianosis (-), bibir tidak kering, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1T1 tenang

Leher

: Trakhea di tengah, KGB tidak teraba membesar, JVP 5+1 cmH2O

Thorax

Paru

Inspeksi

: bentuk normal, tampak simetris dalam statis dan dinamis, retraksi suprasternal (-)

Palpasi

: vocal fremitus kanan dan kiri sama kuat

Perkusi

: sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi

: suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi

: ictus cordis tak tampak

Palpasi

: ictus cordis teraba ics V midclavicula lin sinistra

Perkusi

: redup pada batas atas

: ics II parasternal line sin

Batas kanan Batas kiri

: midsternal line : ics V midclavicula line sin

Auskultasi

: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), galop (-)

Abdomen

Inspeksi

: datar, tidak tampak gambaran usus dan vena

Palpasi

: supel, hepar dan lien tidak teraba membesar

Perkusi

: timpani

Auskultasi

: bising usus (+) normal

Genitalia eksterna

: tidak tampak tanda- tanda radang

Ekstremitas

: bentuk normal, deformitas (-), akral hangat (+), oedema (-) tanda-tanda radang/infeksi (-)

EKSTREMITAS Ekstremitas superior : Kelainan gerak (+), atrofi otot (-), oedem (-) Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-);

Sendi : nyeri (-), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-);

Kulit : tidak terdapat kelainan

Ekstremitas inferior : Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-); Kuku : onikodistrofi (-), pitting nail (-), onikolisis (-);

Sendi : nyeri (+), deformitas (-), kontraktur jari tangan (-); Kulit : tidak terdapat kelainan Status lokalis region inguinal dextra Inspeksi : tampak benjolan saat mengedan (+) bulat, warna sama dengan

kulit sekitar, 3 x 3 x 2 cm, hiperemis (-), jejas (-)

Palpasi

:

teraba benjolan dengan konsistensi lunak, batas atas tidak tegas,

batas bawah kanan kiri tegas mudah didorong masuk kembali dengan jari tangan, permukaan licin, NT(-), perabaan suhu normal

Perkusi

:

tidak dilakukan

Auskultasi

:

tidak dilakukan

Finger tip test :

teraba ujung jari menyentuh hernia saat pasien mengedan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Penunjang y Masa perdarahan o Bleeding time : 3'00" o Clotting time : 1130 ( 1 6 ) (10 16 )

y

Paket darah lengkap

o Leukosit o Eritrosit o Hemoglobin o Hematokrit o Trombosit

: 8.300/ ul : 4,81 juta/mm : 15,6 g/dl : 37 % : 239 ribu/mm33

(5.000 10.000 / ul) (4.5-5.5 juta/mm3 ) (12 - 16 g/dl) (43-51 %) (150 400 ribu/mm3)

B. Resume

Telah diperiksa seorang laki-laki usia 69 tahun, dengan keluhan benjolan pada lipat paha kanan sejak 5 bulan SMRS yang terasa mengganjal saat beraktivitas. Benjolan menetap . Pemeriksaan status lokalis ditemukan adanya benjolan berbentuk bulat, warna sama dengan kulit sekitar, ukuran 3 x 3 x 2 cm, konsistensi lunak, batas atas tidak tegas, batas bwah kanan kiri tegas mudah didorong masuk kembali dengan jari tangan, permukaan licin, nyeri tekan (), perabaan suhu normal.

C. Diagnosa Kerja Hernia inguinalis lateralis dextra ireponibel

D. Diagnosa Banding a. Hernia ingunalis dextra b. Hidrocelle c. Varicocelle

d. Limfadenopati e. Limfadenitis E. Penatalaksanaan a. Operasi : herniotomy dan hernioplasty dengan mesh

b. Pengobatan umum i. Bed rest total ii. Infuse dekstrose 5 % : RL = 3 : 1 c. Medikamentosa i. Cefadroxil 2 x 1 ii. Tramadol 3 x 1 d. Anjuran i. Bed rest ii. Diet tinggi serat setelah operasi agar BAB lancer iii. Usahakan untuk menghindari mengangkat benda benda berat iv. Usahakn untuk tidak melakukan aktivitas berat F. Prognosa i. Ad vitam ii. Ad fungsionam iii. Ad sanationam : : : bonam bonam bonam

TEKNIK OPERASI Pasien dengan posisi supine di meja operasi Dilakukan spinal analgesia Desinfeksi lapangan operasi Tutup dengan duk steril Insisi 2 jari dari sebelah atas dan sejajar dari garis inguinal Insisi kutis, subkutis, fascia Scarpae danCamperi, aponeurosis M. Oblikuss abdominis eksternus Cari funiculus spermaticus, M cremaster dipisahkan Bebaskan funiculus spermaticus lalu gantung dengan kasa Buka funiculus spermaticus, cari kantung hernia. Dengan pinset, gunting sedikit lalu lebarkan dengan Kocher. Tampak kantung hernia, lalu bebaskan dari funiculus sampai

preperitonial fat. Kantung proksimal dipisahkan dari kantung distal, diklem lalu digunting dan dijahit. Kantung distal dibiarkan Pasang mesh. Ikat mesh ke bagian medial pada conjoint tendon, lalu bagian lateral diikat ke ligamentum inguinale, bagian distal diikat ke tuberkulum pubicum Luka operasi dijahit kembali lapis demi lapis Membersihkan lapangan operasi Berikan salep antibiotic diatas luka operasi, tutup dengan kasa steril Operasi selesai

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intraabdominal (sebagian atau seluruhnya) melalui lubang atau defek dinding abdomen.

Jenis hernia inguinalis y y Hernia inguinalis direct Hernia inguinalis indirect.

Etiologi Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali congenital atau karena sebab yang didapat. hernia dapat dijumpai pada setiap usia,tetapi lebih banyak pada laki-laki daripada perempuan.berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia,pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.selain itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Faktor yang dianggap berperan causal adalah:prosesus vaginalis yang terbuka,peninggian tekanan dalam rongga perut,dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Patofisiologi Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu: y y kanalis inguinalis yang berjalan miring adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi y adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.

Gangguan pada ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Epidemiologi Insiden hernia meningkat seiring dengan bertambahnya umur.mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.

Diagnosis Tanda klinis dan pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia.pada inspeksi saat pasien mengedan,dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang bejalan dari lateral atas ke medial bawah.kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari 2 lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera,tetapi umumnya tanda ini sukar di tentukan. Kalau kantung hernia berisi organ, tergantung pada isinya; pada palpasi mungkin teraba usus,omentum, atau ovarium. Pada anak, dengan jari telunjuk atau jari kelingking, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit scrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.Dalam hal mereposisi, pada waktu jari masih berada di annulus eksternus, pasien diminta mengedan.kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis,dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya,berarti hernia inguinalis medialis.

Gambaran klinis Pada umumnya pada orang dewasa keluhannya berupa benjolan dilipatan paha yang timbul pada waktu mengedan,batuk,atau pada saat mengangkat beban berat, dan menghilang waktu istirahat baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu anak atau bayi sering gelisah, banyak menangis, dan kadang kadang perut kembung,harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulata. Pada inspeksi,perhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha,skrotum,atau labia dalam posisi berbaring dan berdiri.pasien diminta mengedan atau batuk,sehingga adanya benjolan

atau keadaan asimetri dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia,diraba konsistensinya,dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi. Diagnosis Anamnesa Benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu berdiri, menangis kuat, batuk, bersin atau pun mengedan dan hilang setelah berbaring Nyeri jarang dijumpai, kalaupun ada biasanya pada region epigastrium atau paraumbilikal, berupa nyeri visceral karena pada satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia Keluhan nyeri disertai mual dan muntah

Pemeriksaan fisik Inspeksi o Pada saat mengedan tampak benjolan di region inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah ( hernia inguinalis lateralis) o o Biasanya benjolan menghilang waktu istirahat atau berbaring Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui oleh orangtuanya. Jika hernia mengganggu dan anak sering gelisah, menangis, perut kembung maka perlu dipikirkan kemungkinan hernia strangulasi Palpasi o o o Konsistensi kenyal Dapat/ tidak dapat didorong masuk kembali (reponibel/ ireponibel) Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk, kadang cincing hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis eksternus yang melebar o o o Ada atau tidaknya nyeri tekan Testis teraba / tidak ( dd/ hidrokel) Periksa keadaan cincin hernia : melalui skrotum, jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermaticus sampai ke annulus inguinalis internus ( pada keadaan normal, ajri tidak dapat masuk). Pasien engejan dan rasakan apakah ada masa yang menyentuh jari tangan. Bila massa teraba menyentuh ujung jari maka hernia inguinalis lateralis. Jika menyentuh sisi jari maka hernia inguinalis medialis Perkusi o Tidak dilakukan

-

Auskultasi o Bising usus (-) bila isi hernia adalah usus

Pemeriksaan finger test Menggunakan jari ke 2 atau ke 5 Dimasukkan lewat skrotum melalui annulus eksternus ke kanal inguinal Penderita disuruh batuk o o Bila impuls di ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis Bila impuls di samping jari berarti hernia inguinalis medialis

Pemeriksaan Ziemen test Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan terlebih dahulu (biasanya oleh penderita) Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada o o o Jari ke 2 Jari ke 3 Jari ke 4 : : : hernia inguinalis lateralis hernia inguinalis medialis hernia femoralis

Pemeriksaan Thumb test : Annulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan Bila keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis Bila tidak keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis

Diferensial diagnosa : y Herniasi dari lemak preperitonial yang melewati kanalis inguinalis menuju funikulus spermatikus y Hernia femoralis

y y y y

Hidrokel Lymphadenopathy atau abces pada lipatan paha Varicocele Residual hematome bekas trauma

J

Penatalaksanaan 1. Konservatif a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong. b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali. c. Celana penyangga

d. Istirahat baring e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit. f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejalagejala.

2.

Pembedahan (Operatif) : a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang. b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong. c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.

Manajemen bedah1.

Perawatan pre operasi Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari pembedahan.

2.

Perawatan post operasi a. Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.

b. Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan nyeri. c. Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan resiko komplikasi post operasi.

d. Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih. e. Monitoring intake dan output. f. g. Palpasi abdomen dengan hati-hati. Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan fungsi perkemihan.

h. Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.. 3. Discharge Planning : a. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.

b. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari dan kalau perlu. c. Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat.

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah di reposisi. Satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional adalah pengobatan secara operatif. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Jenis bedah yang bisa dilakukan, adalah:

A. Open hernia repair surgery 1. Herniotomi

Operasi dengan cara ini dilakukan dengan pembebasan kantung hernia sampai ke lehernya, kantung dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.kantung hernia di jahit-ikat setinggi mungkin lalu di potong. ligasi tinggi simple (marcy repair) bassini repair (tension repair) tehnik operasi hernia dengan menjahit saccus hernia kebelakang tanpa dilengkapi dengan alat bantu untuk menguatkan hernia tersebut agar tidak mengalami protrusi kembali. Meskipun tehnik Bassini ini tidak lagi menjadi standar terapi dikarenakan angka kekambuhan hernia yang tinggi, waktu penyembuhan yang lama, dan nyeri pasca operasi, namun tehnik ini terkadang masih digunakan hingga saat ini halsted repair shouldice repair cooperligament lotheissen mcvay repair prepertoneal approach

2. Hernioplasti Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.dikenal berbagai metode hernioplastik, seperti memperkecil annulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fascia transversa, dan menjahitkan pertemuan muskulus transversus internus abdominis dan muskulus oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini,atau

menjahitkan fasia transversa,muskulus trasnversus abdominis, muskulus oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper pada metode Mc Vay. Bisa juga dilengkapi dengan syntetic mesh yaitu berupa tambalan berupa jaring-jaring sintetis yang berfungsi menguatkan regio inguinal; Beberapa tehnik yang populer diantaranya (1) Lichtenstein (mesh yang datar diletakkan di ventral defek) (2) Kugel (mesh diletakkan di dorsal defek) (3) Plug and Patch (mesh diletakkan di dorsal defek dan ditutup dengan tambalan type Lichtenstein) (4) Prolene Hernia System ( 2 lapis mesh diletakkan di ventral dan dorsal defek)Pada hernia congenital pada bayi dan anak-anak yang menjadi faktor penyebabnya adalah prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena annulus inguinalis internus cukup elastis dan dinding belakang cukup kuat. Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap. Mengingat kejadian hernia bilateral cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sinistra. Hernia bilateral pada orang dewasa, dianjurkan melakukan operasi dalam satu tahap, kecuali jika ada kontraindikasi. Yang penting diperhatikan dalam tindakan operatif ialah mencegah terjadinya tegangan pada jahitan dan kerusakan pada jaringan.

B. Laparoscopic hernia repair Beberapa tahun belakangan ini, seperti halnya bidang lain dalam ilmu bedah, tehnik operasi hernia inguinalis dengan laparoskopi telah muncul sebagai pilihan. Tehnik lap ini merupakan tension free dengan mesh diletakkan dalam ruang preperitoneal di dorsal defek. Sebuah institusi pemerintahan di Inggris, NICE melakukan perbandingan data antara laparoskopi dengan open surgey dan mendapatkan hasil bahwa tehnik laparoskopi menunjukkan masa penyembuhan yang lebih cepat, rasa sakit yang lebih ringan di hari-hari pertama pasca operasi, resiko infeksi luka yang lebih kecil, perdarahan minimal dan pembengkakan (seroma) yang lebih ringan pasca operasi, angka pasien yang menderita nyeri kronik lebih sedikit (nyeri kronik ini dapat berlangsung selama setahun dan 1 dalam 30

pasien dapat menjadi parah sekali). Baru-baru ini studi skala besar di Amerika menunjukkan angka kejadian kekambuhan dalam 2 tahun pasca laparoskopi 10% dibandingkan dengan open surgery yang hanya 4%.

Komplikasi Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia dapat tertahan dalam kantung hernia pada hernia reponible; ini dapat terjadi kalau isi hernia terlalu besar, misalnya terdapat isi omentum, organ ekstraperitoneal (hernia akreta). Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedema organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantung hernia. Timbulnya oedema menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantung hernia akan berisi transudat berupa cairan

serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Retrograde inkarserata (jarang)

KESIMPULAN

Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis. Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal. Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia obliqua. Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan. Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap terbuka). Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi strangulasi penanganan segera adalah dengan operasi.

Daftar Referensi

1. Ompusunggu M dr.SpB, Agus D dr.SpB. Pedoman Diagnosa Terapi RSUD AW Syahrani Ed.V. SMF Penyakit Bedah.2001 2. Sjamsuhidayat R, De jong Wim. Buku ajar Ilmu Bedah Ed.2. EGC. Jakarta.1996. 3. http//:www.wikimediafoundation.org. online 2006 march 11th. 4. http//:www.medselfed.com. online 2006 march 28th. 5. http//:www.webmd.com. online 2004 january 1st