117579085 hernia inguinal lateralis sinistra reponible

Upload: mustika-oktarini

Post on 29-Oct-2015

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Identitas pasien

    Nama : Ny. O

    Jenis kelamin : perempuan

    Umur : 47 tahun

    Alamat : Cianjur

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Tgl Masuk RS : 20 oktober 2012

    Autoanamnesis

    KU : Benjolan di lipat paha kanan sejak 4 bulan SMRS

    RPS : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan di

    lipat paha sebelah kanan hilang timbul sejak 4 bulan SMRS. Benjolan diakui sebesar

    telur ayam. Benjolan timbul saat posisi berdiri, berjalan, saat os batuk atau saat

    beraktivitas. Benjolan menghilang saat os berbaring atau beristirahat. . Mual dan

    muntah disangkal, BAB dan BAK tidak ada keluhan. Nyeri pada benjolan dan perut

    disangkal. Penurunan berat badan disangkal.

    RPD : Belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat

    operasi disangkal. Riwayat batuk lama (+) selama 4 tahun. Riwayat trauma pada

    abdomen disangkal.

    RPK : Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

    R. Pengobatan : Pasien belum pernah berobat ke dokter atau berobat dengan

    pengobatan alternatif

    R. Psikososial :Riwayat melahirkan sebanyak 5 kali spontan pervaginam. Riwayat

    bekerja mengangkat beban yang berat disangkal.

    R. Alergi : Alergi obat dan makanan disangkal.

  • Pemeriksaan fisik

    Keadaan umum : tampak sakit sedang

    Kesadaran : composmentis

    Tanda tanda vital :

    TD : 110/70 mmHg

    Nadi : 78 x/ m

    Suhu : 36,5 C

    Pernafasan : 18 x/m

    Status Gizi :

    BB : 40 kg

    TB :150 cm

    Status generalis

    Kepala : Normochepal, rambut hitam, lurus tidak rontok

    Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/-, Refleks cahaya (+/+)

    Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)

    Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)

    Mulut : Faring tidak hiperemis

    Leher : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-), Pembesaran KGB (-)

    Thorax :

    Paru-paru

    Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka

    bekas operasi.

    Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, vokal

    fremitus sama simetris dekstra sinistra.

    Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

  • Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-), stridor

    (-/-)

    Jantung

    Inspeksi : Ictus cordis terlihat di linea midclavicula sinistra

    Palpasi : Ictus cordis teraba

    Perkusi : Batas Jantung normal

    Auskultasi : BJ I dan II murni regular, Murmur (-), gallop (-)

    Abdomen

    Inspeksi : Abdomen datar

    Auskultasi : Bising usus normal

    Palpasi : Defans muskular (-), Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan

    4 kuadran abdomen (-), tidak teraba pembesaran hepar dan limpa.

    Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen.

    Ekstremitas

    Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

    Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)

    Status lokalis

    Inspeksi : terdapat benjolan di lipat paha kanan, berbentuk lonjong , hiperemis (-)

    Palpasi : ukuran 5 x 3 cm, nyeri tekan (-), hangat (-), permukaan halus (+), batas

    tegas, tes valsava (+)

    Auskultasi : bising usus tidak terdengar

    Resume

    Wanita usia 47 tahun, datang ke RSUD Cianjur dengan keluhan terdapat benjolan di

    lipat paha kanan sejak 4 bulan. Benjolan timbul saat os berdiri, berjalan, batuk atau

    beraktivitas, benjolan menghilang saat os istirahat. Riwayat batuk lama +, riwayat

    partus spontan sebanyak 5x. Keadaan umum : tampak sakit sedang. Kesadaran :

    composmentis, tanda-tanda vital TD : 110/70 mmHg, HR : 78x/menit, RR :18x/menit,

  • Suhu : 36,5o

    C. Status generalis dalam batas normal. Status Lokalis terdapat benjolan

    pada inguinalis dextra, terdapat benjolan di lipat paha kanan, berbentuk lonjong ,

    hiperemis (-) ukuran 5 x 3 cm, nyeri tekan (-), hangat (-), permukaan halus (+),

    batas tegas, tes valsava (+), bising usus tidak terdengar

    Differential diagnosis

    Hernia inguinalis lateralis sinistra reponibel

    Hernia femoralis

    Rencana terapi

    Hernioraphy dextra

  • Hernia

    Definisi

    Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari

    dinding rongga yang bersangkutan. Terdapat beberapa poin penting dalam hernia, yaitu :

    defek/ bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia, isi hernia, dan cincin hernia

    (daerah penyempitan kantung hernia akibat defek tersebut).

    Bagian-bagian Hernia :

    Pintu hernia terdiri dari lapisan- lapisan dinding perut dan pangggul, jadi tebentuk dari

    otot, tendon, jaringan perut dan juga tulang. Penamaan berdasarkan lokasi pintu atau

    tempat masuknya.

    Kantung hernia yaitu peritoneum parietalis. Terdiri dari kolum, korpus dan basis.

    Kantung hernia dapat terdiri dari 2 kantung (bilokularis) dan salah satu kantungnya

    dapat terletak di dalam atau diantara dinding perut (Zwerchsackform).

    Kanal hernia, membentang antara cincin interna dan eksterna. Kanal ini dapat berjalan

    horizontal ataupun miring. Pada hernia inguinalis, kanalnya adalah kanalis inguinalis.

    Isi hernia, dapat bermacam-macam, misalnya usus halus, omentum, caecum, ovarium.

    Bila isinya divertikulum meckel maka disebut Hernia Littre, bila isinya sebagian

    dinding usus disebut Hernia Richler.

    Selubung hernia, merupakan lapisan-lapisan yang menyelubungi kantung hernia. Pada

    hernia inguinalis selubung hernia dibentuk oleh kantung peritoneum, lemak

    preperotoneal, fascia transversalis, m.cremaster, fascia superficialis perineal dan

    epidermis. Pengetahuan mengenai selubung hernia ini penting untuk pembedahan.

  • Epidemiologi

    Tujuh puluh lima persen dari semua hernia terjadi di inguinal. Hernia reponible lebih

    banyak dibandingkan hernia irreponible yaitu dengan perbandingan sekitar 2:1, hernia

    femoralis membuat sebuah proporsi yang jauh lebih kecil. Perbandingan hernia inguinal pada

    perempuan dengan laki-laki adalah 7:1. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan sekitar

    750.000 herniorraphies inguinal dilakukan pertahun di Amerika Serikat, dibandingkan

    dengan 25.000 untuk hernia femoralis, 166.000 untuk hernia umbilical, 97.000 untuk hernia

    insisional dan 76.000 untuk aneka hernia dinding perut.

    Etiologi

    Terdapat dua faktor predisposisi utama hernia yaitu peningkatan tekanan intrakavitas dan

    melemahnya dinding abdomen.

    Tekanan yang meningkat pada abdomen terjadi karena :

    1. Mengangkat beban berat

    2. Batuk PPOK

    3. Tahanan saat miksi BPH atau karsinoma

    4. Tahanan saat defekasi konstipasi atau obstruksi usus besar

    5. Distensi abdomen yang mungkin mengindikasikan adanya gangguan intraabdomen

    6. Perubahan isi abdomen, misalnya : adanya asites, tumor jinak atau ganas,

    kehamilan,lemak tubuh.

    Kelemahan dinding abdomen terjadi karena :

    1. Umur yang semakin bertambah

    2. Malnutrisibaik makronutrien (protein, kalori) atau mikronutrien (misalnya: Vit. C)

    3. Kerusakan atau paralisis dari saraf motorik

    4. Abnormal metabolisme kolagen.

    Seringkali, berbagai faktor terlibat. Sebagai contoh, adanya kantung kongenital yang

    telah terbentuk sebelumnya mungkin tidak menyebabkan hernia sampai kelemahan dinding

    abdomen akuisita atau kenaikan tekanan intraabdomen mengizinkan isi abdomen memasuki

    kantong tersebut.

  • Embriologi

    Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih 90%

    prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosessus

    vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya berperan beberapa

    persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten kontralateral lebih dari

    setengah, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya disimpulkan bahwa

    adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia

    tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar.

    Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi

    prostat, konstipasi dan ascites sering disertai hernia inguinalis. Insiden hernia meningkat

    dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan

    tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya. Dalam keadaan

    relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada

    keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih ventrikel,

    sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis berjalan lebih transversal

    dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis

    inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis

    dan n. Iliofemoralis setelah apendektomi.

    ANATOMI

    Abdomen

    Abdomen dapat didefinisikan sebagai daerah tubuh yang terletak di antara diafragma

    di bagian atas dan opertura pelvis superior di bagian bawah.

    Struktur dinding abdomen

    Di bagian superior dinding abdomen dibentuk oleh diaphragma, yang memisahkan

    cavitas abdomialis dari cavitas thoracis. Di bagian inferior, cavitas abdominalis melanjutkan

    diri menjadi cavitas pelvis melalui apertura pelvis superior. Di bagian anterior, dinding

    abdomen dibentuk di atas oleh bagian bawah cavea thoracis dan di bawah oleh musculus

    rectus abdominis, musculus obliqus externus abdominis, musculus obliqus internus

    abdominis, dan musculus transversus abdominis serta fascianya. Di bagian posterior, dinding

  • abdomen di garis tengah dibentuk oleh kelima vetebrae lumbales dan discus

    intervetebralisnya; bagian lateral dibentuk oleh 12 costae, bagian atas oleh os coxae,

    musculus psoas major, musculus quadratus lumborum, dan aponeurosis origo musculus

    tranversus abdominis. Musculus iliacus terletak pada bagian os coxae. Dinding abdomen

    dibatasi oleh selubung fascia dan peritoneum paarietaale.

    Struktur dinding abdomen

    Dinding anterior abdomen dibentuk oleh kulit, fascia superfisialis, fascia profunda,

    oto-otot, fascia extraperitonealis, dan peritoneum parietale.

    Kulit

    Garis garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal disekitar

    tubuh. secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan ini akan sembuh

    dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang garis-garis ini akan sembuh

    dengan jaringan parut yang menonjol.

    Persyarafan

    Persyarafan kulit dinding anterior abdomen berasal dari rami anteriores enam nervi

    thoracici bagian bawah dan nervus limbalis bagian 1. Nervi thoracici tersebut merupakan

    lima nervi intercostalis bagian bawah dan nervus subcostalis, dan nervus lumbalis 1 diwakili

    oleh nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis, cabang-cabang dari pleksus lumbalis.

    Dermatom T7 terletak pada epigastrium, tepat di atas procecus xipoideus, dermatom T10

  • meliputi umbilicus; dan dermatom L1 terletk tepat di atas ligamentum inguinale dan sympisis

    pubica.

    Pendarahan

    Kulit disekitar garis tengah diperdarahi oleh cabang-cabang arteria epigastrica

    superior 9 sebuah cabang arteria thoracica interna) dan arteria epigastrica inferior (sebuah

    cabang arteria iliaca interna). Kulit pinggang diperdarahi oleh cabang-cabang dari arteria

    intercostalis, arteria lumbalis, dan arteria circumfleksa ilium profunda.

    Darah vena dikumpulkan melalui jejaring vena yang memancar dari umbiicalis.

    Anyaman vena terseut dialirkan ke atas vena axilaris melalui vena thoracica lateralis, dan ke

    bawah ke vena femoralis melalui vena epigasrica superficialis dan vena saphena magna.

    Beberapa vena kecil, vena paraumbilicalis menghubungkan jejaring vena melalui umbilicus

    dan sepanjang ligamentum teres hepatis ke vena porta. Vena-vena tersebut membentuk

    anastomosis porta-sistemik.

    Drainase limf

    Pembuluh limf kulit di atas umbilikus bermuara ke atas ke dalam limfonodus

    aksilaris. Pembuluh di bawah umbilicus bermuara ke dalam nodus inguinalis superfisial.

  • Fascia superficialis dapat dibagi menjadi lapisan luar, panniculus adiposus (fascia

    camper) dan lapisan dalam, stratum membranosum (fascia scarpe). Panniculus adiposus

    berhubungan dengan lemak superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan mungkin sangat

    tebal (8 cm) atau lebih pada pasien obesitas.

    Stratum membranosum tipis dan menghilang di sisi lateral dan atas, tempat lapisan ini

    melanjut sebagai fascia superfisialis di daerah punggung dan thorax, berturut-turut. Dibagian

    inferior, stratum membranosum berjalan di depan paha dan di sini bersatu dengan fascia

    profunda pada satu jari di bawah ligamentum inguinale. Di garis tengah bawah, stratum

    membranosum fascia tidak melekat pada os pubis, tetapi membentuk selubung berbentuk

    tubular untuk penis (atau clitoris). Di bawah perineum stratum membranosum masuk ke

    dinding scrotum 9atau labium majus pudendi). Dari sini stratum membranosum berjalan dan

    melekat pada masing-masing sisi ke pinggir arcuspubicus; di sini stratum membranosum

    disebut fascia collesi. Di posterior, stratum membranosum bersatu dengan corpus perineale

    dan pinggir posterior membrana perinei.

    Di dalam scrotum,panniculus adiposus fascia superficialis menjadi lapisan tipis otot

    polos yang disebut musculus dartos. Stratum membranososum fascia superficialis tetap

    merupakan lapisan yang terpisah.

    Fascia profunda

    Fascia profunda pada dinding anterior abdomen hanya merupakan laisan tipis jaringan

    ikat yang menutupi otot-otot; fascia profunda terletak tepat disebelah profunda stratum

    membranosum fascia superficialis.

    Otot dinding anterior abdomen

    Otot-otot dinding abdomen anterior terdiri atas tiga lapisan otot yang lebar, tipis dan

    di depan berubah menjadi aponeurosis; otot-otot tersebut dari luar ke dalam yaitu musculus

    oblicus externus abdominis, musculus obliqus internus abdominis, musculus transversus

    abdominis. Sebagai tambahan, pada masing-masing sisi garis tengah bagian anterior terdapat

    sebuah otot vertikal yang lebar, musculus rectus abdominis. Oleh karena ketiga lapisan

    aponeurosis itu membungkus muskulus rectus abdominis dan membentuk vagina musculi

    recti abdominis. Bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin berisi sebuah otot

    kecil yang dinamakan musculus pyramidalis.

  • Musculus cremaster yang berasal dari serabut-serabut bagian bawah musculus obliqu

    internus abdominis, berjalan ke inferior sebagai pembungkus funiculus spermaticus dan

    masuk ke scorotum.

    Nama otot Origo Insertio Persyarafan kerja

    m. obliqus

    ekternus

    abdominalis

    Delapan costae

    bagian bawah

    Processus

    xipoideus, linea

    alba, crista ubica

    tuberculum

    pubicum, crista

    iliaca

    Enam nn.

    Thoracici bagian

    bawah dan n.

    Iliohypogastricus

    serta n,

    ilioingunalis

    (L1)

    Melindungi isi

    abdomen;

    menekan isi

    abdomen;

    membantu

    fleksio dan

    rotasi tubuh;

    membantu

    ekspirasi kaut;

    miksi; defekasi;

    partus dan

    muntah

    m. obliqua

    internus

    abdominalis

    Fascia

    lumbbalis, crista

    iliaca, 2/3 lateral

    ligamentum

    inguinale

    Tiga costae

    bagian bawah

    dan crtilagines

    costales,

    processus

    xipoideus, linea

    alba, symphisis

    pubis.

    Enam nn.

    Thoracici bagian

    bawah dan n.

    Iliohypogastricus

    serta n.

    Ilioinguinlis (L1)

    Sama seperti di

    atas

    M. transversus

    abdominis

    Nam

    cartilagines

    costales bagian

    bawah, fascia

    lumbalis, crista

    iliaca, 1/3 lateral

    ligamentum

    ingunale

    Procesus

    xipoideus, linea

    alba, symphisis

    pubis

    Enam nn.

    Thoracici bagian

    bawah dan n.

    Iliohypogastricus

    serta n.

    Ilioingunalis

    (L1)

    Menekan isi

    abdomen

    m. rectus Sympisis pubis Cartilagines Enam nn. Menekan isi

  • abdominis dan crista

    pubica

    costales ke 5, 6

    dan 7 processus

    xipoideus

    Thoracici bagian

    bawah

    abdomen dan

    fleksi columna

    vertebralis; otot

    tambahan

    ekspirasi

    m. pyramidalis

    (jika ada)

    Permukaan

    anterior pubis

    Linea abla Dua bela nn.

    thoracici

    Meregangkan

    line alba

    Canalis ingunalis

    Canalis ingunalis merupakan saluran oblik yang menembus bagian bawah dinding

    anterior abdomen dan terdapat pada kedua jenis kelamin. Saluran ini merupakan tempat

    lewatnya struktur-struktur yang berjalan dari testis ke abdomen dan sebaliknya pada laki-laki.

    Pada perempuan saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan dari uterus ke

    labium majus pudendi. Selain itu saluran ini dilewati oleh nervus ilioingunalis baik pada laki-

    laki mupun perempuan.

    Canalis inguinalis panjangnya sekitar 4 cm pada orang dewasa dan terbentang dari

    anulus inguinalis profundus, suatu lubang pada fascia transversalis berjalan ke bawah dan

    medial samapi anulus inguinalis superficialis, yaitu suatu lubang pada aponeurosis obliqus

    externus abdominis. Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum inguinale.

    Pada bayi baru lahir, anulus inguinalis profundus terletak hampir tepat di posterior anulus

    inguinalis superficialis sehingga canalis inguinalis sangat pendek pada usia ini. Kemudian

    sebagai akibat pertumbuhan, anulus inguinalis profundus bergeser ke lateral.

  • Dinding canalis inguinalis

    Seluruh panjang dinding anterior canalis guinlais dibentuk oleh aponeurosis musculus

    obliqua externus abdominis. Dinding anterior ini diperkuat sepertiga lateralnya oleh serabut-

    serabut origo muscuus obliqus internus abdominis yang berasal dari ligamentum inguinale.

    Oleh karena itu dinding ini paling kuat di tempat berhadapan dengan bagian yang paling

    lemah dari dinding posterior, yaitu anulus inguinalis profudus.

    Seluruh panjang dinding posterior canalis inguinalis dibentuk oleh fascia

    transversalis. Dinding posterior ini diperkuat di sepertiga medialnya oleh tendo conjungtivus,

    yaitu gabungan tendo dari insertio musculus obliqus internus abdominis dan musculus

    trasnversus abdominis yang melekat pada crista pubica dan pecten ossis pbis. Oleh karena itu

    dinding ini paling kuat di tempat berhadapan dengan bagian paling lemah dari dinding

    anterior yaitu anulus inginalis superficialis.

    Dinding inferior atau dasar canalis inguinalis dibentuk oleh lipatan pinggir bawah

    aponeurosis musculus obliqus externus abdominis yang disebut ligamentum inguinale dan

    ujung medialnya disebut ligamentum lacunare.

    Dinding superior atau atap canalis inguinalis dibentuk oleh serabut-serabut terbawah

    musculus obliqus internus abdominis dan musculus transversus abdominis yang melengkung.

    Fungsi canalis inguinalis

    Canalis inguinalis memungkinkan struktur-struktur yang terdapat di dalam funiculus

    spermaticus berjalan dari atau ke testis menuju abdomen dan sebaliknya pada laki-laki. Pada

    perempuan, canalis inguinalis yang lebih kecil emungkinkan ligamentum teres uteri berjalan

    dari uterus menuju ke labium majus. Pada laki-laki maupun pada perempuan , canalis

    inguinalis juga dilalui oleh nervus ilioinguinalis.

    Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior abdomen pada laki-laki

    dan perempuan merupakan suatu tempat lemah.

    1. Kecuali pada bayi baru lahir, canalis inguinalis merupakan saluran obliq dengan

    daerah terlemah, yaitu anulus inguinalis superficialis dan anulus inguinalis profundus,

    yang terletak pada suatu jarak tertentu.

    2. Dinding anterior canalis inguinalis diperkkuat oleh serabut-serabut musculus obliqus

    internus abdominis tepat di depan anulus inguinalis profundus.

  • 3. Dinding posterior inguinalis diperkuat oleh tendo conjungtivus yang kuat tepat

    dibelakang anulus inguinalis superficialis.

    4. Pada waktu batuk dan mengedan, seperti pada miksi, defekasi, dan partus, serabut-

    serabut paling bawah musculus obliqus internus abdominis dan musculus transversus

    abdominis yang melengkung berkontraksi sehingga atap yang melengkung menjadi

    datar dan turun mendekati lantai. Atap mungkin menekan isi canalis inguinalis ke

    arah dasar sehingga sebenarnya canalis inguinalis menutup.

    5. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan partus, secara

    alamiah orang cenderung dalam possi jongkok, articulatio coxae fleksi, an permukaan

    anterior tungksi atas mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan cara

    ini bagian bawah dinding nterior andomen dilindungi oleh tungkai atas.

    Klasifikasi Hernia

    A. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas :

    1. Hernia bawaan atau congenital

    Pada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi

    sebagaiakibat dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine

    paten prosesus vaginalis adalah salah satu contohnya.

    2. Hernia dapatan atau akuisita

    Terdapat dua tipe hernia akuisita :

    a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :

    - Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh darah

    femoralis yang melalui kanalis femoralis.

    - Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti

    pada regio lumbal

    - Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek,

    seperti pada umbilikus

    b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding,

    seperti pada laparatomi dan trauma tembus.

    B. Hernia diberi nama menurut letaknya,contohnya diafragma, inguinal, umbilical, femoral,

    dll.

  • C. Hernia menurut riwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi : Riwayat alamiah

    perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang tidak spontan. Pengecualian

    untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonatus, dimana orifisium dapat menutup beberapa

    tahun setelah lahir. Seiring berjalannya waktu, hernia membesar dan kecenderungan untuk

    terjadi komplikasi yang mengancam jiwa semakin bertambah. Hernia dapat reponibel,

    ireponibel, obstruksi, strangulasi, atau terjadi inflamasi.

    1. Hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap.

    Isinya tidak serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya

    gravitasi atau tekanan intraabdominal yang meningkat. Usus keluar jika berdiri atau

    mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada

    keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

    Gambar Hernia reponibel

    2. Hernia Ireponibel : bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga

    perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong

    hernia. Hernia ini disebut hernia akreta. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit

    dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical). Tidak ada keluhan rasa

    nyeri ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar

    untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel.

  • Gambar Hernia Ireponibel

    3. Hernia obstruksi

    Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi terjadi

    pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan

    berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya

    suplai darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Istilah

    inkarserataterkadang dipakai untuk menggambarkan hernia yang ireponibel tetapi

    tidak terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang mengalami obstruksi

    dapat juga disebut dengan inkarserata. Operasi darurat untuk hernia inkarserata

    merupakan operasi terbanyak nomor dua operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu,

    hernia inkarserata merupakan penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.

    Gambar Hernia inkarserata dengan ileus obstruksi usus

  • 4. Hernia Strangulata

    Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis selanjutnya adalah oklusi

    vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan

    lebih lanjut ; dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena. Terjadi

    perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan pembengkakan

    akhirnya mengganggu aliran arteri. Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis. Jika

    isi hernia abdominal bukan usus, misalnya omentum, nekrosis yang terjadi bersifat

    steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis

    yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel

    terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana

    menuju pembuluh darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya

    pada leher pada kantong hernia) dan cairan lumen yang mengandung bakteri keluar

    menuju rongga peritonial menyebabkan peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal

    sirkulasi dan kematian. Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus,

    hernianya disebut hernia Richter. Ileus obstruksi mungkin parsial atau total,

    sedangkan benjolan hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosis pada waktu

    laparatomi. Komplikasi hernia Richter adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi

    usus, dan pada hernia femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.

    Gambar Hernia Strangulata

    5. Hernia Inflamasi

    Isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun sebagai penyebab pada jaringan

    atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia, misalnya :

  • 1. Apendisitis akut

    2. Divertikulum Meckel

    3. Salpingitis akut

    Hampir tidak mungkin untuk membedakan hernia yang terinflamasi dengan yang

    mengalami strangulasi.

    Klasifikasi Hernia Inguinalis

    Hernia Inguinalis Medialis Hernia Inguinalis Lateralis

    Hernia masuk canalis inguinalis

    karena kelemahan dinding

    posterior dan tidak melewati

    cincin internal

    Terdapat di posterior funiculus

    spermaticus

    Tidak pernah masuk scrotum

    Jarang terjadi strangulata

    Biasanya pada pria dan usia tua

    Biasanya pada peroko dengan

    kelemahan jaringan conective

    Faktor predisposisi : aktifitas

    berat, batuk, dan ketegangan.

    Dapat mencederai

    n.illioinguinal

    Hernia melewati cincin interna

    sampai ke cincin externa

    Dapat masuk ke scrotum

    Jika kongenital dapat terjadi

    karena patent procesuss

    vaginalis

    Biasa terjadi pada pria dan

    wanita

    Pada semua umur

    Biasanya hernia inguinalis

    dextra lebih sering daripada

    hernia inguinalis sisnistra

  • DIAGNOSIS HERNIA

    A. GEJALA

    Gejala lokal termasuk :

    - benjolan yang bervariasi ukurannya, dapat hilang saat berbaring, dan timbul saat

    adanya tahanan.

    - nyeri tumpul lokal namun terkadang tajam, rasa tidak enak yang selalu memburuk di

    senja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia

    berkurang.

    Secara khas, kantung hernia dengan isinya membesar dan mengirimkan impuls yang dapat

    teraba jika pasien mengedan atau batuk.

    Gejala dari adanya komplikasi adalah :

    - obstruksi usus : colic, muntah, distensi, konstipasi

    - strangulasi : tambahan dari gejala obstruksi, rasa nyeri yang menetap pada hernia,

    demam, takikardi.

    B. TANDA

    Pertama kali pasien diperiksa dalam keadaan berbaring, kemudian berdiri untuk

    semua hernia abdominal eksterna, tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang

    bereduksi pada saat pasien berbaring. Area pembengkakan di palpasi untuk menentukan

    posisi yang tepat dan karakteristiknya. Benjolan dapat dikembalikan ke atau dapat semakin

    membesar saat batuk merupakan suatu yang khas. Semakin nyata saat pasien berdiri.

    Kontrol terhadap hernia untuk mencegah ia keluar adalah dengan menekannya dengan

    jari di titik dimana reduksi dapat dilakukan. Pasien diminta untuk batuk : jika hernia tidak

    muncul, berarti ia sudah dikendalikan dan menunjukkan letak leher dari sakus sudah tepat.

    Tanda yang berkaitan dengan adanya komplikasi :

    - Ireponibel : benjolan yang iredusibel, tanpa rasa nyeri3.

    - Obstruksi : hernia tegang, lunak, dan iredusibel. Mungkin ada distensi abdomen, dan

    gejala lain dari obstruksi usus

  • - Strangulasi : tanda-tanda dari hernia obstruksi, tetapi ketegangan semakin nyata.

    Kulit diatasnya dapat hangat, inflamasi, dan berindurasi. Strangulasi menimbulkan

    nyeri hebat dalam hernia yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan, obstruksi, dan

    tanda atau gejala sepsis. Reduksi dari hernia strangulasi adalah kontraindikasi jika

    ada sepsis atau isi dari sakus yang diperkirakan mengalami gangrenosa.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Hernia didiagnosis berdasarkan gejala klinis. Pemeriksan penunjang jarang dilakukan dan

    jarang mempunyai nilai.

    a. Pencitraan

    - Herniografi. Teknik ini, yang melibatkan injeksi medium kontras ke dalam kavum

    peritoneal dan dilakukan X-ray, sekarang jarang dilakukan pada bayi untuk

    mengidentifikasi hernia kontralateral pada groin. Mungkin terkadang berguna untuk

    memastikan adanya hernia pada pasien dengan nyeri kronis pada groin.

    - USG. Sering digunakan untuk menilai hernia yang sulit dilihat secara klinis, misalnya

    pada Spigelian hernia.

    - CT dan MRI. Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya :

    hernia obturator)

    b. Laparaskopi

    Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeri perut yang

    tidak dapat didiagnosa.

    c. Operasi Eksplorasi

    Pada beberapa bayi, dengan riwayat meyakinkan dari ibunya, namun tidak ditemukan secara

    klinis. Operasi eksplorasi dapat dilakukan.

    DIAGNOSIS DIFERENSIAL

    Tabel Benjolan lain yang harus dibedakan dari hernia pada dinding abdomen

  • Hernia inguinalis

    Faktor yang dipandang berperan kausal adalah :

    1. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka

    2. Peninggian tekanan di dalam rongga perut

    Jaringan Benjolan

    Kulit Kista sebasea atau epidermoid

    Lemak Lipoma

    Fasia Fibroma

    Otot Tumor yang mengalami hernia melalui pembungkusnya

    Arteri Aneurisma

    Vena Varikosa

    Limfe Pembesaran KGB

    Gonad Ektopik testis / ovarium

  • 3. Kelemahan otot dinding perut karena usia.

    1. Adanya prosesus vaginalis yang tetap terbuka

    Proses turunnya testis mengikuti prosesus vaginalis. Pada neonatus kurang lebih 90%

    prosesus vaginalis tetap terbuka, sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30% prosesus

    vaginalis belum tertutup Akan tetapi, kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa persen.

    Tidak sampai 10 % dengan anak dengan prosesus vaginalis paten menderita hernia. Pada

    lebih dari separuh populasi anak, dapat dijumpai prosesus vaginalis paten kontralateral, tetapi

    insidens hernia tidak melebih 20 %. Umumnya disimpulkan adanya prosesus vaginalis yang

    paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya hernia, tetapi diperlukan faktor lain,

    seperti anulus inguinalis yang cukup besar.

    Insidens hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1 dan 2 %. Kemungkinan terjadi

    hernia pada sisi kanan 60 %, sisi kiri 20-25 % dan bilateral 15 %. Kejadian hernia bilateral

    pada anak perempuan dibandingkan lelaki kira-kira sama (10%) walaupun frekuensi prosesus

    vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada perempuan.

    Anak yang pernah menjalani operasi hernia pada waktu bayi, mempunyai

    kemungkinan 16% mendapat hernia kontralateral pada usia dewasa. Insidens hernia

    inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2 %. Kemungkinan terjadi hernia bilateral dari

    insidens tersebut mendekati 10 %.

    2. Peninggian tekanan intraabdomen

    Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertropi

    prostat, konstipasi, dan asites, sering disertai hernia inguinalis. Insidens hernia meningkat

    dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan

    tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang. Hernia dapat terjadi

    setelah peningkatan tekanan intra-abdominal yang tiba-tiba dan kuat seperti waktu

    mengangkat barang yang sangat berat, mendorong, batuk, atau mengejan dengan kuat pada

    waktu miksi atau defekasi.

    3. Kelemahan otot dinding perut karena usia.

    Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus

    turur kendur. Pada keadaan itu tekanan intraabdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis

    berjalan lebih vertikal. Sebaliknya, bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis

  • berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya

    usus ke dalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat

    kerusakan n. ilioinguinalis dan n.iliofemoralis setelah apendektomi.

    Diagnosis Hernia Inguinalis

    a. Anamnesa

    Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia

    reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu

    bediri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang

    dijumpai; kalau ada biasanya dirasakan di darah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri

    viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam

    kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi

    karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

    b. Pemeriksaan Fisik

    Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat

    pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio

    inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong

    kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang

    memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar

    ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin

    teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking,

    pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus

    eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal

    hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta

    mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau

    bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Isi hernia, pada bayi

    perempuan, yang teraba seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium. Diagnosis

    ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan

    jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus. Hernia ini

  • harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang teraba dapat dipakai

    sebagai pegangan untuk membedakannya.

    Hernia Inguinalis Indirek

    Disebut juga henia inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga peritoneum melalui

    anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian

    hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan, jika cukup panjang, menonjol keluar dari

    anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum,

    ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada di dalam m.kremaster, terletak

    anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali sperma.

    Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika

    inferior. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan kanalis

    inguinalis; berbeda dengan hernia medialis yang langsung menonjol melalui segitiga

    Hasselbach dan disebut sebagai hernia direk2. Kantung dari inguinalis indirek berjalan

    melalui anulus inguinalis profunda, lateral pembuluh epigastrika inferior, dan akhimya ke

    arah skrotum.

    Pada pemeriksaan hernia lateralis, akan tampak tonjolan berbentuk lonjong sedangkan

    hernia medial berbentuk tonjolan bulat.

    Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak

    menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan testis ke

    skrotum. Hernia geser dapat terjadi di sebeblah kanan atau kiri. Hernia yng di kanan biasany

  • berisi sekum dan sebagian kolon ascendens, sedangkan yng di kiri berisi sebagian kolon

    desendens.

    Hernia inguinalis indirecta yang merupakan hernia paling sering terjadi dan dipercaya

    bersifat congenital, menonjol melalui annulus inguinalis profundus, canalis inguinalis dan

    keluar melalui annulus inguinalis superficialis ke scrotum atau labium majus. Sesuai dengan

    bentuk dan letaknya maka disebut juga hernia inguinalis obliqua/lateralis. Hernia inguinalis

    indirecta lebih sering daripada yang directa dan dua puluh kali lebih banyak pada pria

    daripada wanita, sepertiganya bilateral serta lebih sering pada sisi kanan. Sesuai dengan

    mekanisme terjadinya, diselubungi oleh ketiga lapisan ductus deferens.

    Ada dua macam hernia inguinalis indirecta, yaitu yang congenitalis dan acquisita

    (didapat). Perbedaannya secara anatomis terletak pada apakah prosesus vaginalis telah atau

    belum menutup. Pada yang congenitalis processus vaginalis belum menutup sehingga isi

    abdomen (usus) dapat mengisi sampai pada cavum scroti. Pada yang acquisita (didapat)

    kantong hernia tidak berhubungan dengan cavum scroti karena processus vaginalis telah

    menutup. Hernia inguinalis congenitalis yang sudah terjadi sejak lahir sering tidak diketahui

    sampai usia anak, atau bahkan usia dewasa. Kantong hernianya berupa peritoneum, sisa

    processus vaginalis yang telah menutup (ligamentum vaginale), lapisan-lapisan fascia

    spermatica interna, m.cremaster, dan fascia spermatica externa serta bagi yang congenitalis

    processus vaginalis tetap terbuka.

    Pada wanita dimana processus vaginalis menetap (canalis Nucki), hernia dapat

    menuju sampai labium majus. Jika tempat keluar hernia inguinalis indirecta terletak di

    sebelah lateralis dari arteria epigastrica, hernia ingunalis directa menonjol keluar melalui

    trigonum inguinale di sebelah medial dari arteria tersebut. Hernia inguinalis directa

    menembus keluar melalui annulus inginalis superficialis yang melebar menonjol ke dinding

    abdomen, ada juga yang berpendapat bahwa hernia ini tidak melalui annulus inguinalis

    superficialis, tetapi menonjol melalui conjoint tendon dan mencapai annulus.

    Kantung hernia indirek sebenarnya adalah suatu prosesus vaginalis yang berdilatasi

    secara persisten. Hernia ini berjalan melalui anulus inguinalis profunda dan mengikuti

    selubungnya ke skrotum. Pada anulus profunda, kantung mengisi sisi lateral dari korda.

    Lemak properitoneal sering kali berkaitan dengan kantung indirek dan dikenal sebagai

    lipoma dari korda, meskipun lemak tersebut bukan tumor.

  • Organ-organ retroperitoneal seperti misalnya kolon sigmoid, sekum, dan ureter dapat

    tergelincir ke dalam kantung indirek. Dalam kantung itu, organ-organ tersebut menjadi

    bagian dari dinding kantung dan rentan terhadap cedera selama perbaikan. Hernia sliding ini

    sering kali besar dan sebagian iredusibel.

    Gambaran Klinis Hernia inguinalis indirek

    Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang timbul

    pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat, dan menghilang waktu istirahat

    baring. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya

    diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak

    menangis, dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia

    strangulata.

    Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau

    labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk

    sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetri dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam

    keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan

    dapat direposisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada

    anak-anak, kadang cincin hernia dapat diraba berupa anulus inguinalis yang melebar.

    Pada hernia insipien tonjolan hanya dapat dirasakan menyentuh ujung jari di dalam

    kanalis inguinalis dan tidak menonjol keluar. Pada bayi dan anak-anak kadang tidak terlihat

    adanya benjolan pada waktu menangis, batuk, atau mengedan. Dalam hal ini perlu dilakukan

    palpasi tali sperma dengan membendingkan yang kiri dan yang kanan; kadang didapatkan

    tanda sarung tangan sutra.

    Tabel Perbedaan antara hernia inguinalis indirek dan hernia inguinalis direk

    Indirek Direk

    Usia pasien

    Usia berapapun, terutama

    muda Lebih tua

  • Penyebab Dapat kongenital Didapat

    Bilateral 20 % 50 %

    Penonjolan saat batuk Oblik Lurus

    Muncul saat berdiri

    Tidak segera mencapai

    ukuran terbesarnya

    Mencapai ukuran terbesar

    dengan segera

    Reduksi saat berbaring

    Dapat tidak tereduksi

    segera Tereduksi segera

    Penurunan ke skrotum Sering Jarang

    Oklusi cincin internus Terkontrol Tidak terkontrol

    Leher kantong Sempit Lebar

    Strangulasi Tidak jarang Tidak biasa

    Hubungan dengan

    pembuluh darah epigastric

    inferior Lateral Medial

    Tata Laksana Hernia Inguinalis

    Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

    penyangga atau penunjang utnuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi

    tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi

    dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan

    tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang

    tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur

  • dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia

    jarang terjadi dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih

    elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian

    sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk

    operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus

    dilakukan operasi segera.

    Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi

    dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun, cara yang

    sudah berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara

    ini tidak dianjurkan karena menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot

    dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-

    anak cara ini dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang

    mengandung pembuluh darah testis.

    Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis.

    Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri

    atas herniotomi dan hernioplastik.

    Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong

    dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia

    dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

    Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

    memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam

    mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode

    hernioplastik, seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus,

    menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m.transversus

    internus abdominis dan m.obliqus obliqus internus abdominis yang dikenal dengan nama

    conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan

    fasia transversa, m.transversus abdominis, m. obliqus internus abdominis ke ligamentum

    Cooper pada metode McVay.

    Metode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasi tahun 1887.

    Setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekonstruksi dasar lipat paha dengan cara

    mengaproksimasi muskulus obliqus internus, muskulus transversus abdominis, dan fasia

  • transversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. Teknik dapat diterapkan,

    baik pada hernia direk maupun indirek.

    Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi

    Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. Untuk mengatasi

    masalah ini, pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi bebas regangan.

    Pada teknik itu digunakan prostesis mesh untuk memperkuat fasia transversalis yang

    membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke inguinal.

    Pada hernia kongenital pada bayi dan anak-anak yang faktor penyebabnya adalah

    prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena anulus inguinalis

    internus cukup elastis dan dinding belakang kanalis cukup kuat.

    Terapi operatif hernia bilateral pada bayi dan anak dilakukan dalam satu tahap.

    Mengingat kejadian hernia bilateral cukup tinggi pada anak, kadang dianjurkan eksplorasi

    kontralateral secara rutin, terutama pada hernia inguinalis sisnistra. Hernia bilateral pada

    orang dewasa, dinajurkan melakukan operasi dalam satu tahap,kecuali jika ada

    kontraindikasi.

    Kadang ditemukan insufisiensi dinding belakang kanalis inguinalis dengan hernia

    inguinalis medialis besar yang biasanya bilateral. Dalam hal ini, diperlukan hernioplastik

    yang dilakukan secara cermat dan teliti. Tidak satu pun teknik yang dapat menjamin bahwa

    tidak akan terjadi residif. Yang penting diperhatikan ialah mencegah terjadinya tegangan

    pada jahitan dan kerusakan pada jaringan. Umumnya dibutukan plastik dengan bahan

    prostesis mesh misalnya.

    Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi dibandingkan dengan

    faktor konstitusi.Pada hernia inguinalis lateralis penyebab resididf yang paling sering ialah

    penutupan anulus inguinalis internus yang tidak memadai, di antaranya karena diseksi

    kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal, atau kantung hernia tidak

    ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan yang

    berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.

    Pada operasi hernia secara laparoskopi diletakkan prostesis mesh di bawah

    peritoneum dinding perut.